edisi 07 april - juni 2014 lensa...

12
LENSA PRIORITAS Media Komunikasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik di Jawa Tengah Edisi 07 April - Juni 2014 USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan, dan Siswa LENSA PRIORITAS Newsletter LENSA PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIORITAS-Jawa Tengah sebagai sarana komunikasi dan media penyebarluasan praktik pendidikan yang baik untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar di Jawa Tengah Tunjukkan Keberhasilan: USAID PRIORITAS Jawa Tengah Pamerkan Hasil Pendampingan Semarang. Berbagai inovasi dan kreativitas hasil pendampingan USAID PRIORITAS di Jawa Tengah bidang pendidikan dipamerkan dalam acara lokakarya keberhasilan program USAID PRIORITAS Provinsi Jawa Tengah di Hotel Gumaya, Selasa (22/4). Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi dan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad PhD hadir dalam acara. “Inovatif dan menginspirasi, model pendidikan seperti ini yang harus dikem- bangkan di Jawa Tengah,” terang Wagub Jateng. Kalimat tersebut disampaikan setelah melihat dan ikut berpartisipasi dalam demonstrasi yang dilakukan oleh siswa MI NU 2 Tangkisan, Purbalingga. Mereka tampil memukau dengan media Gabil Basing atau singkatan dari garis bilangan batang singkong. Wagub Jateng Drs H Heru Sujatmoko MSi bercanda hangat serta mengapresiasi media pembelajaran dan permainan matematika Gabil Basing (garis bilangan batang singkong) karya guru MI NU 2 Tangkisan, Purbalingga, yang dimainkan oleh siswa-siswa dengan ceria.Terbukti media ini menjadi magnet tersendiri bagi siswa yang belajar operasi bilangan positif negatif. (22/4) Dirjen Dikdas Kemendikbud Hamid Muhammad PhD sedang asyik dalam demontrasi arus listrik dari jeruk nipis bersama siswa MTsN Sragen dalam lokakarya keberhasilan program USAID PRIORITAS (22/4). yang dinamai Gabil Basing (garis bilangan batang singkong). Terlihat siswa MI di pucuk gunung ini fasih menggunakan permainan dalam belajar matematika. Bahkan, untuk membuktikannya, salah seorang peserta diajak untuk naik dan belajar singkat. Semarang, “Program USAID PRIORITAS sesuai dengan semangat kurikulum 2013, mulai dari saintifik, penilaian yang bersifat otentik, pembelajaran tematik sampai dengan pembelajaran berbasis proyek,” terang Dirjen Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad PhD dalam acara Lokakarya Keberhasilan Program USAID PRIORITAS Jawa Tengah di Hotel Gumaya, Semarang (22/4). Beliau mencontohkan demonstrasi yang baru saja dilakukan siswa MI Ma’arif NU 2 Tangkisan, Kabupaten Purbalingga, yang memanfaatkan batang singkong sebagai media pembelajaran matematika USAID PRIORITAS Sesuai Semangat Kurikulum 2013 Memanfaatkan bandul sederhana untuk belajar getaran Tahu cara merawat hewan dan tumbuhan Lebih bermakna dengan mengenal tumbuhan di lingkungan nyata 9 10 Aku buat kartunya, aku buat aturannya. Asyik.. 11 Baca Lokakarya... hal 6 Baca Kurikulum... hal 6 10 Modul II Dukung Implementasi Kurikulum 2013 Yogyakarta. 204 orang fasilitator daerah tingkat SD/MI dan SMP/MTs dari 6 Kabupaten mitra USAID PRIORITAS yaitu Purbalingga, Semarang, Banjarnegara, Batang, Sragen, dan Karanganyar dilatih untuk memperkuat kemampuan dalam implementasi kurikulum 2013 di Hotel Eastparc,Yogyakarta. Pelatihan dilakukan dalam dua gelombang. Gelombang pertama untuk tingkat SD/MI (29/4-4/5), dan gelombang kedua untuk tingkat SMP/MTs (19-24/5). Baca Modul II... hal 3 Peserta pelatihan Modul II berdiskusi dalam kelompok untuk pengembangan materi ajar.

Upload: ngoxuyen

Post on 30-Jan-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Edisi 07 April - Juni 2014 LENSA PRIORITASprioritaspendidikan.org/file/LensaPrioritas_Edisi_7.pdf · berputar dan menyentuh dinding kaleng sehingga bisa berbunyi ... Alat hitung ini

LENSA PRIORITASMedia Komunikasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik di Jawa Tengah

Edisi 07 April - Juni 2014

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa

LENSA PRIORITASNewsletter LENSA PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIORITAS-Jawa Tengah sebagai sarana komunikasi dan media penyebarluasan praktik pendidikan yang baik untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar di Jawa Tengah

Tunjukkan Keberhasilan: USAID PRIORITAS Jawa Tengah Pamerkan Hasil Pendampingan

Semarang. Berbagai inovasi dan kreativitas hasil pendampingan USAID PRIORITAS di Jawa Tengah bidang pendidikan dipamerkan dalam acara lokakarya keberhasilan program USAID PRIORITAS Provinsi Jawa Tengah di Hotel Gumaya, Selasa (22/4). Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi dan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad PhD hadir dalam acara.

“Inovatif dan menginspirasi, model pendidikan seperti ini yang harus dikem-bangkan di Jawa Tengah,” terang Wagub Jateng. Kalimat tersebut disampaikan setelah melihat dan ikut berpartisipasi

dalam demonstrasi yang dilakukan oleh siswa MI NU 2 Tangkisan, Purbalingga. Mereka tampil memukau dengan media Gabil Basing atau singkatan dari garis bilangan batang singkong.

Wagub Jateng Drs H Heru Sujatmoko MSi bercanda hangat serta mengapresiasi media pembelajaran dan permainan matematika Gabil Basing (garis bilangan batang singkong) karya guru MI NU 2 Tangkisan, Purbalingga, yang dimainkan oleh siswa-siswa dengan ceria. Terbukti media ini menjadi magnet tersendiri bagi siswa yang belajar operasi bilangan positif negatif. (22/4)

Dirjen Dikdas Kemendikbud Hamid Muhammad PhD sedang asyik dalam demontrasi arus listrik dari jeruk nipis bersama siswa MTsN Sragen dalam lokakarya keberhasilan program USAID PRIORITAS (22/4).

yang dinamai Gabil Basing (garis bilangan batang singkong). Terlihat siswa MI di pucuk gunung ini fasih menggunakan permainan dalam belajar matematika. Bahkan, untuk membuktikannya, salah seorang peserta diajak untuk naik dan belajar singkat.

Semarang, “Program USAID PRIORITAS sesuai dengan semangat kurikulum 2013, mulai dari saintifik, penilaian yang bersifat otentik, pembelajaran tematik sampai dengan pembelajaran berbasis proyek,” terang Dirjen Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad PhD dalam acara Lokakarya Keberhasilan Program USAID PRIORITAS Jawa Tengah di Hotel Gumaya, Semarang (22/4).

Beliau mencontohkan demonstrasi yang baru saja dilakukan siswa MI Ma’arif NU 2 Tangkisan, Kabupaten Purbalingga, yang memanfaatkan batang singkong sebagai media pembelajaran matematika

USAID PRIORITAS Sesuai Semangat Kurikulum 2013

Memanfaatkan bandul

sederhana untuk

belajar getaran

Tahu cara merawat hewan dan tumbuhan

Lebih bermakna dengan mengenal tumbuhan di lingkungan nyata

9

10

Aku buat kartunya, aku buat aturannya. Asyik..

11

Baca Lokakarya... hal 6

Baca Kurikulum... hal 6

10

Modul II Dukung Implementasi

Kurikulum 2013

Yogyakarta. 204 orang fasilitator daerah tingkat SD/MI dan SMP/MTs dari 6 Kabupaten mitra USAID PRIORITAS yaitu Purbalingga, Semarang, Banjarnegara, Batang, Sragen, dan Karanganyar dilatih untuk memperkuat kemampuan dalam implementasi kurikulum 2013 di Hotel Eastparc, Yogyakarta. Pelatihan dilakukan dalam dua gelombang. Gelombang pertama untuk tingkat SD/MI (29/4-4/5), dan gelombang kedua untuk tingkat SMP/MTs (19-24/5).

Baca Modul II... hal 3

Peserta pelatihan Modul II berdiskusi dalam kelompok untuk pengembangan materi ajar.

Page 2: Edisi 07 April - Juni 2014 LENSA PRIORITASprioritaspendidikan.org/file/LensaPrioritas_Edisi_7.pdf · berputar dan menyentuh dinding kaleng sehingga bisa berbunyi ... Alat hitung ini

LENSA PRIORITAS

Berita Foto Unjuk Karya

Semarang.”Penataan guru sudah menjadi keharusan bagi setiap daerah, USAID PRIORITAS telah membantu. Bila ada kesulitan, buat proposal penataan guru dan ajukan kepada Kemendikbud,” pesan Dirjen Dikdas Kemendikbud Hamid Muhammad PhD kepada seluruh pemangku kepentingan yang hadir dalam diskusi koordinasi penataan dan pemerataan guru Provinsi Jawa Tengah.

Diskusi dihelat dalam rangkaian

lokakarya keberhasilan program USAID PRIORITAS Jawa Tengah (22/4). Dinas pendidikan beserta staf bidang tenaga kependidikan dan badan kepegawaian daerah dari 15 daerah mitra USAID PRIORITAS hadir untuk saling memberi masukan.

Dirjen Kemendikbud juga menyampaikan perlunya landasan hukum sebelum menyampaikan proposal tersebut.”Perlu ada payung hukum seperti peraturan bupati dan peraturan teknis bagaimana regulasi penataan guru,” tegasnya.

Beliau menambahkan, guru sudah semakin sadar pentingnya pelayanan maksimal dalam pembelajaran. Apalagi dengan tuntutan sertifikasi, yaitu 24 jam mengajar dalam seminggu, guru akan mencari sendiri kekurangan-kekurangan jam mengajarnya. Tuntutan lain ialah rasio siswa per rombel sejumlah 20 orang yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru

yang akan di implementasikan pada tahun 2016. Bila tidak terpenuhi, konsekuensinya adalah tunjangan sertifikasi akan ditahan.

Dalam kesempatan itu, Spesialis Bidang Manajemen dan Pemerintahan USAID PRIORITAS Jawa Tengah Hari Riyadi memaparkan bahwa saat ini di lima Kabupaten mitra (Purbalingga, Banjarnegara, Semarang, Sragen, dan Batang) yang telah didampingi, penyebaran guru tidak merata. Guru rata-rata di daerah perkotaan. Rasio guru rombel juga masih belum seimbang. Masih banyak sekolah kecil pada daerah-daerah tertentu. Karena itu, menurut dia, perlu dilakukan beberapa hal. Di antaranya, regrouping, guru mobilitas, dan multigrade.

“Paradigma yang perlu ditanamkan saat ini adalah orientasi penataan guru adalah kebutuhan murid, bukan kebutuhan guru,” pungkasnya. [hr/arz]

Dirjen Dikdas Kemendikbud Hamid Muhammad PhD(kiri) memberikan pengarahan dalam diskusi koordinasikebijakan penataan dan pemerataan guru (22/4).

Buat Proposal Penataan Guru dan Ajukan ke Kemendikbud

1 2

(1) Wagub Drs Heru Sudjatmoko MSi mencoba alat pendeteksi banjir yang dibuat SDN Tangkil 3, Sragen. Alat bekerja dengan prinsip gaya pegas dan gaya dorong. Ketika ember penuh, air naik ke dalam kaleng dan mendorong bola di dalamnya. Bola yang terdorong akan menyentuh alat yang dililit dengan karet dan melepaskan alat tersebut hingga berputar dan menyentuh dinding kaleng sehingga bisa berbunyi keras.

(2) Siswa SMPN 1 Tanon memperagakan kotak konveksi gas kepada direktur USAID PRIORITAS. Alat tersebut digunakan dalam pembelajaran IPA kelas VII. Prinsip kerja berdasarkan perbedaan berat jenis untuk membuktikan terjadinya angin.

3

(3) Stuart Weston mengamati katrol listrik dan bel listrik arus DC. Alat ini digunakan pada pembelajaran IPA kelas IX. Prinsip kerja berdasarkan sistem elektromagnetik.

4

(4) Bapak Hamid Muhammad PhD mencermati proses kinerja dari simulasi Gunung Merapi. Alat ini digunakan dalam pembelajaran di MI Alfattah Banjar-negara pada pembelajaran IPA kelas V.

5

6

7

8

(5) Alat hitung ini dibuat menggunakan botol minuman besar yang dilubangi. Tiap lubang diberikan pralon yang ditempeli angka 1-10. Cara kerjanya dengan memasukan kelereng ke dalam lubang pralon yang diberi angka sesuai dengan penjumlahan atau perkalian yang

diinginkan. Hasil diketahui dengan mengeluarkan semua kelereng yang telah dimasukan dan menghitung jumlahnya. Alat ini digunakan untuk pembelajaran siswa kelas IV SDN Tengaran I Semarang.

(6) Demonstrasi uji kandungan alkohol ini memukau Direktur USAID PRIORITAS Stuart Weston dan Ibu Mimy Santika dari USAID Indonesia. Dengan percaya diri siswa SMP Taman Siswa, Banjarnegara, mempresentasikannya.

(7) Bermain sambil belajar, Pak Dirjen sedang memainkan media pembelajaran matematika dengan siswa SDN Sumowono 2 Semarang. Alat bantu yang digunakan adalah segitiga sama sisi dan lingkaran kecil yang ditulisi angka. Misalnya untuk mendapatkan hasil penjumlahan 9 maka siswa mencoba meletakan 3 angka pada masing masing sudut segitiga, sehingga bisa ditemukan beberapa pola penjumlahan 3 bilangan dengan hasil 9.

(8) Memanfaatkan kaleng bekas untuk simulasi pembelajaran tekanan udara pada pembangkit tenaga uap. Inilah yang dilakukan oleh guru dan siswa di SD Negeri Panican 1, Purbalingga untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan kontekstual dengan lingkungan sekitar.

LENSA PRIORITAS - Edisi 07, April-Juni 2014

Page 3: Edisi 07 April - Juni 2014 LENSA PRIORITASprioritaspendidikan.org/file/LensaPrioritas_Edisi_7.pdf · berputar dan menyentuh dinding kaleng sehingga bisa berbunyi ... Alat hitung ini

LENSA UTAMA

3 Edisi 07, April-Juni 2014 - LENSA PRIORITASLENSA PRIORITAS

Beberapa materi dalam kurikulum 2013 yang diperkuat di antaranya adalah cara mengembangkan kompetensi inti, mendesain pembelajaran tematik, menerapkan pendekatan saintifik, dan melakukan penilaian otentik. Empat materi itu menjadi tajuk utama dalam implementasi kurikulum 2013 karena dinilai merupakan kemampuan praktis yang melandasi implementasi.

R. Sarjita, spesialis pelatihan bidang SD/MI USAID PRIORITAS Jawa Tengah, menyampaikan bahwa pada tahun 2014 sekolah-sekolah akan menerapkan kurikulum 2013. Banyak fasilitator dari USAID PRIORITAS yang menjadi instruktur nasional dan narasumber dalam kurikulum 2013. Karena itu, dukungan USAID PRIORITAS dalam penguatan elemen-elemen penting kurikulum tersebut akan memperkuat implementasinya di sekolah/madrasah mitra sekaligus sekolah lain pada umumnya.

“Pokok utama pelatihan tetap pada pengembangan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) serta pembelajaran kontekstual. Namun, dalam modul II, fasilitator ditambahi bekal kamampuan tentang kurikulum 2013 dan suplemen-suplemen lain,” tuturnya.

Pada Modul II, USAID PRIORITAS memperkaya materi pelatihan. Di antaranya, kaji ulang penerapan pembelajaran hasil pelatihan, pengelolaan pembelajaran secara aktif, pemahaman kurikulum 2013, pelayanan perbedaan individu dalam pembelajaran, pertanyaan tingkat tinggi dan lembar kerja, penilaian otentik, gender di sekolah, literasi lintas kurikulum, persiapan dan praktik mengajar, serta menyusun rencana tindak lanjut dalam pembelajaran.

[sar/arz]

Peserta pelatihan modul II merencanakan media untuk praktik mengajar.

Pak Wasis dalam kelompok, sedang berlatihmembuat pertanyaan tingkat tinggi dari sebuahjeruk (proses saintifik) dalam kelompoknya.

”Pelatihan ini aplikatif, tidak banyak teori, dan langsung pada apa yang seharusnya dilaksanakan. Pada waktu praktik mengajar, semua fasilitator yang dilatih tampak antusias dan membuat perencanaan yang matang. Yang menarik, USAID PRIORITAS mulai membiasakan pertanyaan tingkat tinggi mulai jenjang sekolah dasar. Mereka juga menggunakan berbagai metode dan pendekatan PAKEM. Saya lihat semua siswa menikmatinya,” terang Ibu Cendanawangi, perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, yang terlihat menikmati proses pelatihan selama enam hari. Mulai pelatihan membuat pertanyaan berpikir tingkat tinggi sampai rencana tindak lanjut.

Pertanyaan tingkat tinggi memacu guru dan siswa untuk berinovasi dan berkreativitas dalam pembelajaran. Pertanyaan tersebut mengembangkan pembelajaran menjadi saintifik. Bentuk pertanyaan dapat dikembangkan dari tahap apersepsi, lembar kerja, sampai pembuatan rubrik untuk menilai kemampuan siswa baik dalam unjuk kerja sampai dengan aktivitas penilaian yang lain. [Shs/arz]

Membiasakan Pertanyaan Tingkat Tinggi Mulai Jenjang Sekolah Dasar

Ibu Cendanawangi (dua dari kiri), perwakilan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, ikut berdiskusidalam kelompok.

Semangat Literasi dalam Modul IIDalam kurikulum 2013, yang digunakan adalah pendekatan saintifik. Pendekatan ini mengarahkan siswa untuk berpikir ilmiah

dengan tahap mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan menyampaikan informasi. Tahapan-tahapan tersebut pada dasarnya mengajak siswa untuk menalar dan proses penalaran membutuhkan banyak pengalaman dari sumber-sumber di lingkungan siswa.

”Kegiatan menalar membutuhkan kemampuan literasi, khususnya dalam mengasosiasi dan mengolah informasi. Jika kemampuan literasinya masih kurang, kemampuan untuk menghasilkan output yang baik dan proses berpikir tingkat tinggi juga kurang maksimal,” terang Suroto, salah seorang fasilitator dari Kabupaten Sragen.

Dalam modul II, sekolah akan difasilitasi untuk membiasakan semangat literasi baik di dalam pembelajaran maupun di luar kelas. Salah satu pembiasan yang didorong adalah budaya baca. Kegiatan ini difasilitasi komite, kepala sekolah, dan guru untuk mendorong budaya baca di sekolah.

”Setelah kami membaca senyap kurang lebih 15 menit dan merekfleksi kegiatan tersebut,

ternyata kami bisa merasakan nikmat dan efek baiknya. Bila ini dibiasakan di sekolah,

manfaatnya akan sangat terasa pada kemampuan akademis siswa,” ucap Heri Nurwantoro,

pengawas dan fasilitator dari Kabupaten Banjarnegara. [shs/dk]Selama 15 menit peserta diajak untuk membacasenyap, kemudian merefleksikannya.

Modul II

Page 4: Edisi 07 April - Juni 2014 LENSA PRIORITASprioritaspendidikan.org/file/LensaPrioritas_Edisi_7.pdf · berputar dan menyentuh dinding kaleng sehingga bisa berbunyi ... Alat hitung ini

LENSA PRIORITAS - Edisi 07, April-Juni 2014 LENSA PRIORITAS

Salatiga - Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) memiliki salah satu program perkuliahan pendidikan yang bernama program pengalaman lapangan (PPL). Program ini mengharuskan

mahasiswa calon guru untuk mengajar langsung di sekolah mitra yang telah bekerja sama dengan LPTK. Mahasiswa yang praktik didampingi seorang guru atau guru pamong.

Melihat pentingnya peran guru pamong, delapan universitas mitra USAID PRIORITAS (Unnes, UNY, IAIN Walisongo, IKIP PGRI Semarang, STAIN Pekalongan, STAIN Purwokerto, dan UNS) dalam pertemuan konsorsium (24-25/4) di Grand Wahid Salatiga sepakat untuk mendorong dan menguatkan guru pamong dengan pembelajaran aktif, baik PAKEM maupun pembelajaran kontekstual, menggunakan modul 1 dan 2 USAID PRIORITAS.

”Saat guru pamong belum mengenal pembelajaran aktif, banyak yang tidak membolehkan mengajar dengan model tersebut sehingga mahasiswa PPL akan menuruti guru pamong dan menerapkan model lama,” terang Saminanto MSc, perwakilan IAIN Walisongo, menjelaskan urgensi kegiatan tersebut.

Supartinah MPd menambahkan, UNY juga akan melatih dosen pendamping dan sekolah mitra LPTK menjadi sekolah yang memiliki keunggulan dalam bidang pembelajaran aktif. Salah satunya, pendampingan yang telah dilakukan UNY bersama USAID PRIORITAS.

”Kami berharap sekolah mitra yang sudah dilatih dan

didampingi dengan menggunakan modul 1 akan meningkat

kualitas pembelajarannya. Dengan demikian, ketika menjadi

tempat PPL, sekolah tersebut akan menjadi tempat praktik

yang baik untuk mahasiswa,” ucapnya. [af/arz]

Dalam mengimplementasikan kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan dukungan berupa buku guru dan buku siswa yang akan dipakai selama proses belajar mengajar. Buku tersebut merupakan buku wajib yang dipakai selama kurang lebih enam bulan dan hanya terbatas pada beberapa buku.

”Buku-buku tersebut akan dicoreti oleh siswa, dipakai dalam keseharian. Saya berharap guru-guru menambah koleksi buku yang digunakan. Kalau buku yang digunakan terbatas pada buku-buku itu saja, yang terjadi guru-guru di Indonesia tidak akan mencapai level hight thinking atau mencapai level berpikir tingkat

tinggi,” terang Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Prof Rahmad Wahab dalam pertemuan nasional LPTK mitra USAID PRIORITAS (15/4).

”Bila gurunya belum mencapai level tersebut, bagaimana siswa-siswa yang diajarkannya. Karena itu, saya berharap guru-guru memanfaatkan semua kesempatan untuk meluangkan waktu, mendukung gerakan literasi, dan menggiatkan budaya baca di sekolah. Bukan hanya siswa, gurunya juga harus gemar membaca,” ucapnya.

”Indonesia adalah negara yang sama majemuknya dengan Amerika, baik dari keanekaragaman bahasa, suku, agama, penduduk, maupun pulau-pulaunya. Selayaknya Amerika, guru dan pendidik harus mengajarkan demokrasi kepada siswa-siswa karena siswa-siswa kita akan hidup dengan kemajemukan itu,” terang Dirjen Pendidikan Tinggi Kemdikbud Prof Dr Djoko Santoso.

Prof Djoko menambahkan, pendidikan demokrasi sudah diawali oleh USAID PRIORITAS. ”Contoh pendidikan demokrasi ada dalam pembelajaran PAKEM dan pendekatan student center. Guru diarahkan untuk mengaktifkan siswa, diajak belajar dalam kelompok atau cooperatif learning. Menghargai pendapat dan bekerja dalam perbedaan. Semua itu sudah dimulai oleh USAID PRIORITAS,” jelasnya saat pertemuan nasional LPTK mitra USAID PRIORITAS di Gedung Direktorat Pendidikan Tinggi Kemdikbud Jakarta (15/4). Acara tersebut juga dihadiri pimpinan dan perwakilan dari universitas mitra USAID PRIORITAS.

Pendidikan Demokrasi untuk Indonesia yang Majemuk

Literasi Guru

4

Salatiga - Rektor IAIN Walisongo Prof Muhibbin Noor MPd yang hadir dalam pertemuan konsorsium (25/4) memaparkan beberapa oleh-oleh yang didapat saat kunjungan sekolah ke Amerika bersama USAID PRIORITAS. ”Guru di sekolah yang saya kunjungi memiliki target setiap bulan. Misalnya, guru kelas awal untuk siswa mempunyai target tiga bulan lancar membaca

pemahaman. Jika dalam waktu tiga bulan siswa tidak mampu membaca pemahaman, guru tersebut mendapatkan konsekuensi dari sekolah,” tuturnya.

Beliau menjelaskan, guru bisa dikatakan profesional bila

menjalankan tanggung jawab keprofesionalan tersebut. Salah

satunya, pencapaian kemajuan belajar siswa. ”Ukurannya

jangan satu tahun atau satu semester, namun harus diperinci

setiap bulan. Perincian tersebut membuat target-target

terpetakan secara jelas. Bila tidak tercapai dalam bulan

tersebut, dapat dilakukan remidial lebih awal,” katanya.

Penguatan Guru Pamong PPL dengan Pembelajaran Aktif

Guru Harus Memiliki Target Bulanan

Prof. Dr. Rahmad Wahab, M.Pd

Prof. Dr. Muhibbin Noor M.Pd

Perwakilan Unnes dan UKSW Salatiga berdiskusimembicarakan program pengembangan LPTK

Prof. Dr. Djoko Santoso

Dukung Kurikulum 2013

Page 5: Edisi 07 April - Juni 2014 LENSA PRIORITASprioritaspendidikan.org/file/LensaPrioritas_Edisi_7.pdf · berputar dan menyentuh dinding kaleng sehingga bisa berbunyi ... Alat hitung ini

LENSA PRIORITASEdisi 07. April-Juni Tahun 2014

Penanggung Jawab:Nurkolis

Editor:Anang Ainur Roziqin

Tim Redaksi:Afifuddin, Hari Riyadi, Dyah Karyati,

R. Ahmad Sarjita, Saiful H. Shodiq, Wahyu Daryono, Anton W. Gerhana, Dewajani S, Da laela, M. Lutfi HR,

Agus Danarta, Nur Jannah, Ardi W., Sarwa Eka

Alamat:Jl. Candi Makmur No.2A

Karanganyar Gunung, Candisari, Semarang. Email: [email protected]

5

USAID PRIORITAS Dorong Kebijakan Pembiayaan Pendidikan Kabupaten Batang

Batang - USAID PRIORITAS Jawa Tengah berhasil mengantarkan Pemerintah Kabupaten Batang untuk menerbitkan kebijakan pendanaan pendidikan melalui Peraturan Bupati Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pendanaan Pendidikan. Kebijakan tersebut merupakan kelanjutan dari penghitungan biaya operasional satuan pendidikan (BOSP) yang difasilitasi tim USAID PRIORITAS Jawa Tengah pada 17 dan 20 Mei 2013.

Berdasar hasil perhitungan biaya operasional tersebut, dinas pendidikan pemuda dan olahraga membuat kajian akademis yang berisi kajian teori, kajian praktis empiris, kajian filosofis, kajian sosiologis, dan kajian yuridis. Selanjutnya, kajian akademis tersebut dijadikan dasar oleh Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Batang untuk menyusun perbup.

Kepala Subbagian Perencanaan Suwarta SPd menyampaikan, terkait fasilitasi BOSP dari USAID PRIORITAS, Disdikpora Kabupaten Batang telah menelaah hasilnya, kemudian menyandingkan dengan amanat dalam Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2013. Lalu disusunlah Peraturan Bupati Nomor 16 Tahun 2014tentang Pendanaan Pendidikan.

Kajian BOSP dengan USAID PRIORITAS dijadikan bagian kebijakan pemda yang mengalokasikan kekurangan biaya operasional satuan pendidikan, khususnya nonpersonalia, untuk dimasukkan dalam kebijakan pemberian BOSDA. ”Contohnya, untuk sekolah dasar, pemerintah daerah harus mencukupi kekurangan sebesar Rp 117 ribu per siswa per tahun. Disdikpora optimistis karena sudah masuk dalam peraturan bupati yang harus segera dilaksanakan,” tegasnya.

LENSA PRIORITAS

Sebagaimana tertuang dalam pasal 7 Peraturan Bupati Batang bahwa pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, dan masyarakat. Pasal berikutnya menjelaskan, pemerintah daerah mengalokasikan paling sedikit 20 persen dari APBD untuk fungsi pendidikan. Selain itu, pemerintah daerah mengalokasikan sebagian dana pendidikan untuk memberikan bantuan biaya pendidikan dan beasiswa kepada peserta didik sesuai ketentuan.

Pemangku kepentingan pendidikan menyambut baik keluarnya peraturan bupati tersebut. Salah satunya, Kepala SDN Sukomangli 2 Reban Sular SPd. ”Hasil penghitungan BOSP pendidikan dasar cukup melegakan bagi kami. Apalagi, pemerintah daerah mengalokasikan dana bantuan BOS daerah untuk memenuhi kekurangan yang diberikan pemerintah dan pemerintah provinsi dalam sebuah peraturan bupati,” tuturnya.

Rasa senang juga dinyatakan Kepala SMPN 6 Batang Sunarso SPd. ”Kekurangan BOS provinsi dan BOS pusat yang akan dipenuhi oleh pemerintah daerah

sangat membantu kami dalam penyelenggaraan pendidikan, mengingat di masyarakat sudah tertanam pengertian sekolah gratis,” ucapnya.

Dengan adanya peraturan bupati tentang pendanaan pendidikan di Kabupaten Batang, diharapkan sekolah semakin sejahtera. Dengan begitu, kualitas pendidikan lebih meningkat. Sebagaimana harapan Ketua Dewan Pendidikan Batang H Yunan Thoha NHD yang menyatakan bahwa sekolah sekarang tidak harus memikirkan kebutuhan keuangan karena sudah dicukupi oleh BOS pusat, provinsi dan daerah. Tinggal kini sekolah mulai berbenah untuk meningkatkan kriteria ketuntasan minimal yang seharusnya meningkat dari tahun ke tahun. [Nk/Dnr]

Gambar Proses Penghitungan BOSP di Kabupaten Batang

LENSA Daerah Mitra

Edisi 07, April-Juni 2014 - LENSA PRIORITAS

SD_MI SMP_MTs SMA_MA IPA SMK Teknik

BOSP 2013 BOSP Pusat

735.520

580.000

1.087.101

710.000

1.688.544

1.000.000 1.000.000

2.292.936

Perbandingan hasil hitungan dengan BOS

Latar belakang

Tujuan kegiatan

BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang diberikan oleh Pemerintah Pusat tidak cukup untuk memenuhi biaya operasional sekolah

1. Mengetahui biaya operasional sekolah (SD, SMP, SMA, SMK)2. Mengetahui dana APBD untuk mendampingi BOS

1. Format Penghitungan

2. FCD Menghitung

Awal

3. VaiidasiVolume dan

harga

4. BandingkanBOS_hasil

4. AlokasiDana APBD

Langkah kegiatan

Kebutuhan APBD untuk Pendidikan

Gratis

Jenjang BOSP 2013 BOSP Pusat BOSP Prov Defisit Jml Siswa Total

SD_MI

SMP_MTS

SMA_MA IPA

SMK Teknik

738.520

1.087.101

1.688.544

2.292.936

580.000

710.000

1.000.000

1.000.000

30.000

50.000

0

0

128.520

327.101

688.544

1.292.936

78.582

31.632

7.728

8.209

10.099.358.640

10.346.858.832

5.321.068.032

10.613.711.624

Total 36.380.997.128

MENGHITUNG PENDIDIKAN GRATIS DI KABUPATEN BATANG

Dokumen Perda tentang Pengelolaan dan Penyelanggaraan Pendidikan dan Perda Pendanaan Pendidikan di Kabupaten Bantang

Page 6: Edisi 07 April - Juni 2014 LENSA PRIORITASprioritaspendidikan.org/file/LensaPrioritas_Edisi_7.pdf · berputar dan menyentuh dinding kaleng sehingga bisa berbunyi ... Alat hitung ini

6 LENSA PRIORITAS

Media pembelajaran hasil kreativitas Khasbi Istanto, salah satu guru di madrasah tersebut menggunakan batang singkong sebagai media untuk mengajarkan operasi bilangan positif maupun negatif kepada siswa-siswanya.

“Pada waktu Bapak sekolah dulu, belum ada media seperti ini, Bapak hanya menggunakan hafalan untuk menghitung,” kenang Wagub. Melihat hasil dan dampak dari program USAID PRIORITAS Pak Heru menyatakan tertarik dengan program USAID PRIORITAS dan siap menindaklanjutinya.

”Program ini sangat bagus untuk disebarluaskan. Saya berharap Dinas Pendidikan Provinsi segera menindaklanjuti dengan program-program yang mendorong penyebarluasan,” pesannya.

Lokakarya keberhasilan atau unjuk karya praktik yang baik merupakan rangkaian program USAID PRIORITAS untuk meningkatkan akses pendidikan

berkualitas di Jawa Tengah. Berbagai temuan ilmiah dan inovatif ditampilkan oleh 20 sekolah. Mereka mewakili lebih dari 121 sekolah yang menjadi mitra di lima kabupaten, yaitu Semarang, Batang, Purbalingga, Banjarnegara, dan Sragen. Semuanya menunjukkan perubahan positif, baik dalam pembelajaran aktif maupun manajemen berbasis sekolah.

Perubahan-perubahan tersebut dikemas apik dalam pameran hasil-hasil pendampingan. Beragam praktik yang baik bertema pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar menjadi fokus kreativitas di sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Selain itu, dipamerkan pula hasil-hasil pendampingan dari tiga LPTK mitra, yaitu Universitas Negeri Semarang, IAIN Walisongo, dan Universitas Negeri Yogyakarta. Melengkapi pameran dari sekolah dan LPTK, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang terpilih mewakili dinas kabupaten mitra untuk menampilkan hasil pendampingan penataan guru. [arz]

Dengan media belajar tersebut konsep penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan positif ataupun negatif konsepnya lebih mudah dipahami siswa.

Setelah melihat demontrasi tersebut, Dirjen Dikdas menyampaikan bahwa proses pembuatan media, pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran, serta proses mengetahui sampai mempresentasikan siswa merupakan proses saintifik yang ada pada kurikulum 2013. “Saya berharap pembelajaran model seperti ini terus dikembangkan oleh USAID PRIORITAS dan disebarluaskan ke daerah-daerah lain,” pesannya.

Keterpukauan pada program juga ditunjukkan pada sesi demonstrasi siswa MTsN Sragen yang mendemostrasikan lampu pijar hanya dengan menggunakan buah jeruk nipis. Dalam demonstrasi bersama tersebut, beliau berlama-lama dengan siswa dan rasanya belum puas dengan jawaban yang lugas dari siswa dan ingin menggali lebih jauh tentang proses tersebut.

“Kedua jeruk nipis itu diberi tembaga dan logam seng sehingga menghasilkan aliran listrik,” kata Intan Mailan siswa kelas IX. Dia mengatakan, setiap jeruk nipis mengandung zat nitrat sebesar 0,95 volt. “Apabila dihubungkan tembaga dan seng, yakni plus dan minus, akan menghasilkan listrik dan mampu membuat sebuah bola lampu menjadi hidup,” paparnya. [arz]

Lokakarya Kurikulum

Tugas Jadi Intruktur Nasional Lebih Mudahsetelah Ikut Pelatihan USAID PRIORITAS

Wagub Jawa Tengah didampingi Dirjen Dikdas Kemendikbud, Perwakilan USAID Indonesia dan Direktur USAID PRIORITAS memukul gong penanda acara lokakaryakeberhasilan program USAID PRIORITAS dibuka (22/4).

(Dari kiri) Perwakilan PPTK Kemendikbud, Handoko Widagdo, Pak Jamun Efendi, dan Bapak Tri Handoyo dalam diskusi kebijakan penataan dan pemerataan guru (22/4)

Ibu Wahyuning Widhiati bersama tim fasilitator instruktur nasional sedang mendampingi peserta pelatihan kurikulum 2013 (6-7/14)

Banjarnegara. “Saya beruntung sebagai fasilitator Kabupaten Banjarnegara yang ikut pelatihan modul II USAID PRIORITAS. Sebab, setelah menjadi intruktur nasional (IN) dan menfasilitasi diklat kurikulum 2013 terasa lebih mudah. Metode yang saya gunakan saya variasikan dengan materi dari USAID PRIORITAS karena sangat efektif. Peserta mengaku senang dan tidak bosan,” ucap Wahyuning Widhiati, fasilitator USAID PRIORITAS yang juga guru bahasa Inggris SMP Negeri 2 Banjarnegara.

Materi kurikulum 2013 diberikan kepada fasilitator USAID PRIORITAS sebagai bekal dan penguatan saat implementasi di lapangan. Beberapa materi yang diperkuat ialah mengembangkan kompetensi inti, mendesain pembelajaran tematik,

melakukan penilaian otentik, dan menerapkan pendekatan saintifik. Fasilitator juga diajak untuk menerapkan langsung dalam pembelajaran nyata. Dengan begitu, masalah umum yang muncul dalam implementasi bisa disolusikan.

“Inovasi dan variasi pelatihan yang saya lakukan pertama-tama saya sampaikan dengan teman IN yang lain. Kemudian kami mendiskusikan bentuk pelatihan yang akan kami lakukan. mulai ice breaking, mengefektifkan slide powerpoint, sampai bentuk lembar kerja yang digunakan untuk melatih peserta. Kami merancang diklat dengan model PAKEM dan berjalan secara efektif. Materi bisa diserap oleh peserta dengan baik, proses lebih menyenangkan, dan banyak diskusi/kerja kelompok,” ujarnya. [Nj/arz]

LENSA Daerah Mitra

LENSA PRIORITAS - Edisi 07, April-Juni 2014

Page 7: Edisi 07 April - Juni 2014 LENSA PRIORITASprioritaspendidikan.org/file/LensaPrioritas_Edisi_7.pdf · berputar dan menyentuh dinding kaleng sehingga bisa berbunyi ... Alat hitung ini

7

Karanganyar, ”Tidak menyangka, melebihi ekspektasi kami,” terang Plt Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar Agus Hariyanto MM setelah mendengar alokasi dana untuk pendidikan gratis yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar.

Dirinya mengakui, setelah menghitung biaya operasional satuan pendidikan non personalia ideal bersama USAID PRIORITAS tanggal 7-8 November 2013 lalu, tim dari Dinas Pendidikan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, baik dengan BKD, bappeda, DPRD, bagian hukum, dan bupati Karanganyar. Mendengar usulan yang baik dari Dinas Pendidikan dan sejalan dengan visi dan misi pendidikan gratis 12 tahun yang diusung oleh bupati dan DPRD Kabupaten Karanganyar, semua pihak tersebut mendukung implementasi anggaran ini.

“Awalnya, untuk 2014, kami hanya mengajukan Rp 28 milyar untuk mengganti kebutuhan yang selama ini ditanggung oleh masyarakat. Namun, ternyata yang diberikan adalah anggaran ideal hasil penghitungan kami yaitu 50,2 milyar,” tutur Pak Agus.

Dinas pendidikan merasa dana tersebut terlalu besar dan belum siap untuk mengelola. Namun, demi kemajuan pendidikan, dinas pendidikan menerima dana tersebut.”Konsekuensi dari besaran dana yang langsung diberikan adalah pertanggungjawabannya. Oleh karena itu kami mengawasi dengan sekuat tenaga agar bisa dipertanggungjawabkan,” ungkapnya.

Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Karanganyar Hardyanto Tanjung mengatakan, banyak warga kurang mampu mengharapkan pendidikan gratis sehingga masyarakat yang awalnya sekolah di luar Karanganyar mulai berbondong-bondong

LENSA PRIORITAS

USAID PRIORITAS Inisiasi Anggaran

masuk lagi. “Kabar baiknya, siswa-siswa yang kurang mampu sudah berangsur-angsur bersekolah. Siswa yang sekolah di luar Karanganyar juga mulai berkurang. Kami berharap Program Pendidikan Gratis 12 tahun di Karanganyar mengurangi kesenjangan pendidikan,” terangnya.

“Pelatihan penghitungan BOSP dengan USAID PRIORITAS mengajarkan kami bagaimana menghitung biaya secara ideal. Alhamdulillah, dalam tindak lanjutnya sudah banyak yang menikmati pendidikan gratis di Karanganyar. Saya berterima kasih kepada USAID PRIORITAS karena melatih kami dan mengawali jalan kebijakan pendidikan gratis 12 tahun di Karanganyar yang mulai diterapkan bulan Januari 2014,” kata Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Kebakkramat Karanganyar Sri Lestari MPd setelah mengikuti pelatihan BOSP dan terimplementasikannya hasil penghitungan yang dilakukan dirinya bersama dinas pendidikan dan USAID PRIORITAS. [Ds/arz]

LENSA Daerah Mitra

Edisi 07, April-Juni 2014 - LENSA PRIORITAS

Revitalisasi Komite Sekolah, Lakukan Pengukuhan untuk PercontohanWonosobo - SDN 1 Jengkol, SDN 2 Jengkol, SDN Siwuran, dan SDN Kuripan menyadari pentingnya peran dan fungsi komite sekolah setelah mendapatkan pelatihan manajemen sekolah dari USAID PRIORITAS (29-31/3). Peran tersebut ialah sebagai pemberi pertimbangan, pendukung, pengontrol, dan mediator. Menyadari hal tersebut, sekolah merevitalisasi pengurus komite setelah sebelumnya mengalami kebekuan.

Bertempat di pendapa Kecamatan Garung dilaksanakanlah pengukuhan pengurus komite sekolah (26/6). Acara itu dihadiri oleh ketua Dwan Pendidikan Kabupaten Wonosobo, camat Garung, kepala UPTD Kecamatan Garung, dan koordinator USAID PRIORITAS Kabupaten Wonosobo.

Pak Slamet, fasilitator daerah yang juga pengawas TK/SD Kecamatan Garung, yang mendampingi ke empat SD mitra tersebut. Pak Slamet sebagai pembina melihat bahwa

selama ini keberadaan komite di sekolah kurang diberdayakan secara optimal. Padahal, potensi komite sekolah cukup besar. Beliau mengawali dengan mengumpulkan kepala sekolah dan perwakilan komite sekolah yang mengikuti pelatihan MBS. Dalam setiap pendampingan, Pak Slamet memberikan motivasi betapa pentingnya peran komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan.

Pak Slamet sengaja menggelar kegiatan tersebut sedemikian rupa agar menjadi contoh bagi sekolah dan madrasah di Kecamatan Garung. Dengan terbentuknya pengurus komite sekolah yang baru, diharapkan menjadi awal bagi sekolah untuk melibatkan komite sekolah secara optimal dalam melaksanakan perencanaan, mengawal kegiatan, monitoring dan evaluasi, serta pelaporan. [Se]

Anggota Komite Sekolah menerima ucapan selamat dari camat Garung, dewan pendidikan kabupaten, kepala UPTD Kecamatan Garung, dan koordinator USAID PRIORITAS Kabupaten Wonosobo

50,2 Milyar untuk Pendidikan Gratis

Plt Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar Agus Hariyanto MM

APBN APBD I APBD II

1 SD/SDLB/MI 580,000

30,000

100,000

710,000

81,652

8,165,200,000

2 SMP/SMPLB/MTs 710,000

50,000

307,500

1,067,500

37,341

11,482,357,500

3 SMA/SMALB/MA 1,000,000

774,000

1,774,000

10,795

8,355,330,000

4 SMK 1,000,000

1,300,000

2,300,000

13,452

17,487,600,000

5 PAUD/TK 5,000,000

943

4,715,000,000

50,205,487,500

Jumlah

No Jumlah Siswa Jumlah BOSDa JumlahBantuan Pemerintah

Jenjang

Jumlah Kebutuhan Dana Operasional Sekolah dari BOS Daerah Tahun 2014

Page 8: Edisi 07 April - Juni 2014 LENSA PRIORITASprioritaspendidikan.org/file/LensaPrioritas_Edisi_7.pdf · berputar dan menyentuh dinding kaleng sehingga bisa berbunyi ... Alat hitung ini

8

LENSA Praktik yang Baik

LENSA PRIORITAS

Sebanyak 13 kabupaten mitra USAID PRIORITAS di Jawa Tengah telah dua tahun lebih bekerjasama. Banyak program yang didiseminasikan mulai dari bidang manajemen sekolah, pembelajaran aktif baik PAKEM atau Pembelajaran kontekstual dan manajemen di tingkat daerah yaitu program penataan dan pemerataan guru, serta penghitungan biaya operasional satuan pendidikan (BOSP).

Memasuki tahun ketiga, tujuh kabupaten (Blora, Grobogan, Jepara, Demak, Kudus, Boyolali, Purworejo, dan Karanganyar) melanjutkan kemitraan dengan USAID PRIORITAS sampai dengan pertengahan tahun 2015. Lima kabupaten

lainnya, yaitu Banjarnegara, Semarang, Purbalingga, Batang, dan Sragen, siap untuk mendiseminasikan program yang telah di latihkan selama satu tahun.

Untuk memfasilitasi progam diseminasi tersebut diadakan pertemuan di 13 kabupaten tersebut mulai tanggal 16 Juni sampai dengan 10 Juli 2013. Banyak kesepakatan yang diambil untuk memeratakan progam praktik yang baik yang telah difasilitasi oleh USAID PRIORITAS, baik melalui modul I, modul 2, atau modul-modul yang digunakan pada program decentralized basic education (DBE).

Semua kabupaten sepakat bahwa program yang diawali oleh USAID PRIORITAS adalah praktik yang baik, sehingga pemangku kepentingan di kabupaten akan menyebarkan agar semua daerah merasakan manfaatnya.

Komitmen itu disampaikan oleh pemangku kepentingan di setiap daerah. Di antaranya, Kasi SMP Disdikpora Kabupaten Jepara Muhammad Syifa. “Sudah disiapkan dana Rp 100 juta pada dana alokasi khusus untuk implementasi kurikulum 2013 tahun 2014. Kami berharap dari USAID PRIORITAS menjadi

pendamping dan pendukung implementasi tersebut,” ujarnya dalam diskusi (16/6).

“Kabupaten Blora tempo hari telah sepakat dengan USAID PRIORITAS untuk menata guru melalui program penataan dan pemerataan guru. Kami sudah siapkan anggaran 50 juta sebagai dana pendamping kegiatan itu,” tambah Bapak Achmad Wardoyo, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah raga dalam diskusi perencanaan diseminasi di Kabupaten Blora (20/6).

Koordinator USAID PRIORITAS Provinsi Jawa Tengah Dr Nurkolis MM menjelaskan, program kerjasama tahun kedua akan diawali dengan diskusi perencanaan diseminasi dan dilanjutkan dengan melatih fasilitator daerah mitra dengan modul 2. Selanjutnya, untuk program manajemen daerah, USAID PRIORITAS juga telah menyiapkan fasilitator dari service provider yang terdiri dari dosen LPTK Mitra dan LPMP Jawa Tengah.

“USAID PRIORITAS menyiapkan anggaran Rp 100 juta untuk melakukan diseminasi di setiap kabupaten. Regulasinya sesuai aturan di USAID PRIORITAS dan cara kerja sama silakan dikoordinasikan dengan masing-masing koordinator kabupaten,” jelasnya. [arz]

Daerah Mitra USAID PRIORITAS Jawa Tengah Siap Diseminasikan Program

LENSA PRIORITAS - Edisi 07, April-Juni 2014

Maksimalkan Pelayanan Pendidikan dengan Penataan Guru

Sragen. Kabupaten Sragen terpilih oleh USAID PRIORITAS menjadi pilot program implementasi penataan dan penataan guru (PPG). Mengawali kegiatan implementasi, Kabupaten Sragen telah didampangi untuk membuat perencanaan kebijakan. Di antaranya, penggabungan sekolah (regrouping) jenjang sekolah dasar, dan guru mobilitas untuk guru mapel di SD dan SMP.

“Regrouping untuk tahun 2014 menjadi satu kebijakan yang wajar kalau dilakukan bila melihat hasil analisis data yang dilakukan bersama USAID PRIORITAS,” papar Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen Ibu Endang Handayani MM di hadapan undangan pembahasan kebijakan program PPG (23/4)

Dalam implementasi kebijakan penataan guru di Kabupaten Sragen, dinas pendidikan bersama USAID PRIORITAS terlebih dahulu berkoordinasi dan berdiskusi dengan badan kepegawaian daerah, badan perencanaan daerah,

DPPKAD, PGRI, dewan pendidikan dan DPRD untuk merencanakan formula yang paling sesuai. Setelah tersepakati tindakan yang akan dilakukan kemudian dilaporkan kepada bupati.

“Setelah mendapat ijin dari Pak Bupati, kemudian kami mengumpulkan Kepala UPTD Pendidikan untuk memberikan usulan sekolah dasar yang potensi untuk dilakukan penggabungan. Data dari Kepala UPTD Pendidikan di kecamatan kemudian kami sinkronkan dengan data olahan SIMPK Dapodik yang telah diolah bersama-sama USAID PRIORITAS,” jelas Plt kepala dinas pendidikan yang juga menjabat asisten II ini.

Setelah kegiatan dilakukan di Sragen, selanjutnya akan dilaksanakan di Kabupaten Batang, Banjarnegara, dan Purbalingga. Mark Heyward advisor bidang manajemen dan pemerintahan USAID PRIORITAS menjelaskan bahwa model yang sudah dibuat di Sragen akan dipakai oleh seluruh kabupaten mitra USAID

PRIORITAS di Indonesia. “Kami senang program ini sudah dapat

diterima dan diimplementasikan di Sragen. Pogram ini merupakan upaya memaksimalkan sumber daya manusia pendidikan untuk pelayanan terbaik bagi siswa. Pengalaman di Sragen akan kami jadikan bahan untuk implementasi ke daerah mitra lain di Indonesia.” katanya.

Gambar atas: Tim USAID PRIORITAS yang bertemu bupati Sragen (tengah) menyampaikan programpenataan guru. Gambar bawah. Fasilitator dari LPMP memfasilitasi kepala UPTD se-Kabupaten Sragen.

Peserta diskusi perencanaan diseminasi SD/MI KabupatenBlora sedang berdiskusi dipandu R. Sarjita

Page 9: Edisi 07 April - Juni 2014 LENSA PRIORITASprioritaspendidikan.org/file/LensaPrioritas_Edisi_7.pdf · berputar dan menyentuh dinding kaleng sehingga bisa berbunyi ... Alat hitung ini

LENSA Praktik yang Baik

Memanfaatkan Bandul Sederhana

9LENSA PRIORITAS

Yogyakarta - Guru memulai dengan meminta satu siswa untuk memperagakan empat ayunan dengan panjang tali dan massa yang berbeda. Kemudian guru bertanya “ayunan mana yang akan ikut berayun, jika ayunan tertentu digetarkan. Mengapa hal itu bisa terjadi?” tanya guru menanyakan gerakan tersebut. Pertanyaan selanjutnya yang diberikan yaitu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi getarannya. Setelah siswa termotivasi kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan bersama dengan siswa.

Kegiatan selanjutnya yang dilakukan yaitu membentuk kelompok secara heterogen menjadi 6 kelompok. Lalu guru membagi Lembar Kerja Kegiatan (LKK) dan membimbing siswa memahami petunjuk kerja dalam LKK. Setiap keompok menyiapkan alat dan bahan untuk eksperimen. Kali ini mereka

menggunakan alat sederhana dari penghapus, tutup botol minuman, dan pemberat lain. Pemberat ini diikatkan pada bangku yang ditata sedemikian rupa. Setiap kelompok terlihat bekerjasama sesuai petunjuk kerja dalam LK. Setelah Kelompok memasukkan data hasil eksperimen dan menganalisis data. Guru membimbing dalam kegiatan analisis data tersebut.

Guru memberikan kesempatan masing-masing siswa membuat laporan eksperimen secara individu setelah data dianalisis secara bersama-sama. Kemudian memberikan kesempatan kepada kelompok untuk mempersiapkan presentasi yang kemudian dilanjutkan dengan perwakilan masing-masing kelompok untuk menyampaikan kesimpulan hasil diskusi kepada kelompok lain.

Setelah sesi pesentasi, guru memberikan konfirmasi untuk meluruskan konsep atau teori yang telah

Dukung Penataan Guru dengan Peraturan Bupati

Semarang - Kebijakan penataan dan pemerataan guru menjadi kewajiban kabupaten setiap tahun untuk melaporkannya kepada pemerintah provinsi berdasar peraturan bersama lima menteri. Salah satu kebijakan untuk menata guru berupa penggabungan sekolah atau regrouping.

Kabupaten Semarang telah menerapkan kebijakan penggabungan sekolah dasar negeri. Untuk mendukung kebijakan tersebut, dibuatkan peraturan bupati tentang penggabungan sekolah dasar negeri.

”Peraturan daerah perlu dibuat untuk menata dan membuat regulasi baku kebijakan penataan guru, khususnya kebijakan regroup sekolah dasar negeri. Isi peraturan ini ialah pedoman teknis dan alur proses regrouping dilakukan, kriteria sekolah yang akan di-regroup, aset sekolah, sampai pihak-pihak yang terlibat dalam kebijakan tersebut. Tujuan akhir kebijakan ini adalah memaksimalkan pelayanan sekolah kepada peserta didik,” terang Drs Supandi MPd, Kabid Sekolah Dasar Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Semarang.

Hari Riyadi, spesialis bidang manajemen

dan pemerintahan USAID PRIORITAS

Jawa Tengah, dalam pertemuan

pembahasan perbup tersebut (13/6)

menyampaikan perlu adanya bab yang

secara khusus membahas pengembangan

sekolah. ”Sekolah dasar negeri hasil

penggabungan perlu ditata dan

dikembangkan agar menjadi lebih baik.

Pengembangan dilakukan baik pada aspek

manajemen sekolah, sarana prasarana

sekolah, pendidik dan tenaga

kependidikan, pembelajaran, serta aspek

peserta didik. Bentuk pengembangan

dapat berupa pembangunan fisik, pelatihan

dan pendampingan, serta bentuk capacity

building lain yang disepakati oleh dinas

pendidikan,” katanya [hr/arz]

Edisi 07, April-Juni 2014 - LENSA PRIORITAS

untuk Belajar Getarandipresentasikan oleh siswa dilanjutkan dengan bersama siswa menyimpulkan hasil eksperimen dan mengecek pencapaian tujuan pembelajaran. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang bekerja dengan baik dan dilanjutkan dengan meminta masing-masing kelompok memajangkan hasil kerja di LK.

Di akhir pembelajaran guru bersama siswa menyimpulkan tentang fekuensi, periode getaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. “Saya senang sekali belajar dengan model ini. ternyata belajar konsep tidak selalu harus di dalam Lab dan dengan alat sederhana pun sudah bisa mempelajari tentang proses getaran benda,” terang Anis Siswa kelas VIIID dalam refleksi seusai pembelajaran. [arz]

(Dari kiri) Kabid Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang Drs Supandi MPd bersama tim USAID PRIORITAS membahas rancangan peraturan bupati tentang penggabungan sekolah dasar negeri (13/6)

Pak Joko dan salah seorang siswa melakukan apersepsi

Siswa mengukur frekuensi dan getarandengan alat sederhana

Siswa menganalisis data Siswa mempresentasikan hasilpengukuran

* Pelaku: Joko Arifin, S.Pd peserta dari SMPN I Bukateja Purbalingga dalam praktik mengajar TOT Modul II SMP/MTs di SMPN I Yogyakarta

Page 10: Edisi 07 April - Juni 2014 LENSA PRIORITASprioritaspendidikan.org/file/LensaPrioritas_Edisi_7.pdf · berputar dan menyentuh dinding kaleng sehingga bisa berbunyi ... Alat hitung ini

Yogyakarta - Kegiatan diawali dengan menyiapkan fisik dan psikis anak dalam mengawali kegiatan pembelajaran lewat pemainan menatap warna dan mencium wangi bunga. Siswa diminta menebak isi kotak misterius yang berisi berbagai warna bunga mawar. Kemudian siswa diberi pertanyaan penggiring, yaitu ciri benda dan bagian-bagian yang ada dalam tumbuhan. Beberapa topik pertanyaan tersebut ialah tanaman, indah, dan harum. Pertanyaan itu diberikan sambil menunjuk gambar bunga mawar.

Seluruh siswa berdiri dan menyanyikan lagu Lihat Kebunku. Mereka terlihat asyik sambil menggoyang-goyangkan badan. Setelah bernyanyi bersama, siswa mewarnai bunga dan daun secara individu. Pak Umar dan Bu Gusni telah menyiapkan setiap potongan yang akan diwarnai dan ditempel. Setelah mewarnai, siswa menempelkan bunga dan daun secara berkelompok sampai membentuk sebuah tanaman. Siswa bersuka ria membuatnya. Pak Umar dan Bu Gusni dengan telaten mendampingi.

Selang 20 menit, siswa dipandu untuk membaca teks dan menirukan teks secara klasikal. Mereka melakukannya dengan membaca berpasangan, lalu membaca bergantian. Dirasa mampu memahami teks, siswa mengisi lembar kerja 1 dan dilanjutkan memberi saran LK siswa lain serta mengisi lembar kerja 2. Setelah selesai, mereka memajangkan LK 1 dan LK 2.

Setelah kegiatan pemajangan selesai, siswa mengukur panjang tanaman secara individu, kemudian menjawab pertanyaan di lembar kerja. Ini dilakukan sebagai bagian dari materi matematika. Setelah Pak Umar dan Bu Gusni memeriksa hasil pekerjaan siswa, terlihat siswa mampu menyelesaikan soal dengan baik.

Kegiatan selanjutnya ialah menyayangi hewan. Kegiatan dilakukan dengan bernyanyi dan menirukan gerakan hewan. Bu Gusni memutarkan lagu ceria bertema binatang, lalu mengajak siswa menari menirukan gerakan yang diperagakan seperti gerakan bebek, burung, penguin, dan banyak hewan lain. Bu Gusni juga mengajak siswa menirukan suara, cara merawat, dan melestarikan binatang tersebut

Pada akhir pembelajaran, siswa

menyampaikan refleksi lisan.

Setelah itu Pak Umar

memantapkan pembelajaran

melalui tanya jawab dan

refleksi

LENSA Praktik yang Baik

10

LENSA Praktik yang Baik

LENSA PRIORITAS

Lebih Bermakna dengan Mengenal Tumbuhan di Lingkungan Nyata

Banjarnegara – ”Saya sangat senang dengan pembelajaran IPA karena dapat belajar langsung di alam,” tutur Hilmy, siswa kelas VI MI Muhammadiyah Watubelah, setelah belajar IPA. ”Saya jadi tahu ciri khusus tumbuhan,” tambah Yusup.

Dengan mengajak siswa langsung ke alam, siswa benar-benar dapat mengenali, memeriksa, menyentuh, serta memahami jenis tumbuhan tersebut. Tujuannya, membawa siswa dari konsep menuju realita. Hal tersebut yang saya yakini dalam membelajarkan siswa, khususnya dalam pelajaran IPA tema ciri khusus tumbuhan di madrasah.

Kegiatan pagi itu saya mulai dengan mengajak siswa untuk menyanyikan lagu Naik-Naik ke Puncak Gunung, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran dan membagi siswa menjadi empat kelompok. Setiap kelompok diberikan tugas yang sama dengan jenis tumbuhan yang berbeda. Setelah paham akan tugas masing-masing kelompok dalam lembar kerja, siswa berjalan ke luar kelas menuju lingkungan sekitar sekolah untuk mengamati tumbuhan serta mengumpulkan sampel tumbuhan yang telah ditentukan dalam Lembar Kerja.

Sekitar 15 menit berlalu, siswa kembali masuk ke dalam kelas untuk mengerjakan lembar kerja, berdiskusi, dan mengeksplorasi dengan bahan bacaan yang sudah ada di meja mereka. Mereka juga dengan sigap membuat bahan untuk presentasi kepada kelompok lain.

Selang setelah 30 menit berlalu, saya memandu siswa untuk mempresentasikan kepada kelompok lain. Banyak pertanyaan yang muncul dalam diskusi antarkelompok. Setelah selesai presentasi ke masing-masing kelompok, mereka menuliskan poin-poin yang belum mereka pahami untuk kemudian mereka tanyakan di akhir pembelajaran. Setelah sesi presentasi selesai, ketua kelompok memajangkan hasil karyanya di papan pajang dan dilanjutkan dengan kunjung karya ke kelompok lain.

Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan melakukan tanya jawab hal-hal yang belum dipahami siswa. Setelah tidak ada pertanyaan, saya memandu siswa untuk membuat kesimpulan. Kesimpulan pada hari itu adalah setiap tumbuhan ternyata memiliki ciri khusus yang berbeda antara satu dan yang lain. Setelah siswa paham akan apa yang dipelajari, saya memberikan lembar evaluasi untuk masing-masing individu.*

* Penulis dan pelaku: Sugeng Priyanto, S.Pd.I Guru MI Muhammadiyah Watubelah Pagedongan Banjarnegara

Tahu Cara Merawat Hewan dan Tumbuhan

LENSA PRIORITAS - Edisi 07, April-Juni 2014

Siswa sedang melakukan pembelajarandi lingkungan madrasah.

Siswa mendiskusikan daun yang didapat dari lingkungan madrasah.

Pak Umar mendampingi siswa mengerjakanlembar kerja I

Lembar Kerja 1

Bu Gusni peserta pelatihan mengajaksiswa menirukan gerakan binatang.

* Pelaku: Umar Samadi, M.Pd., Dosen PGSD Unnes dan Sri Gusni peserta perwakilan Modernisator dalam ToT Modul II

Page 11: Edisi 07 April - Juni 2014 LENSA PRIORITASprioritaspendidikan.org/file/LensaPrioritas_Edisi_7.pdf · berputar dan menyentuh dinding kaleng sehingga bisa berbunyi ... Alat hitung ini

11

LENSA Praktik yang Baik

LENSA PRIORITAS

Aku Buat Kartunya, Aku Buat Aturannya. Asyik..

Banjarnegara - Dari penjajakan dan pre-test materi dasar matematika pada siswa kelas 7 MTs Negeri 2 Banjarnegara didapatkan fakta bahwa 78 persen siswa belum menguasai perkalian bilangan antara 1 sampai 10, sebanyak 15 persen belum lancar, dan hanya tujuh persen yang menguasai perkalian dengan baik.

Untuk mengatasi masalah tersebut, saya berinisiatif melatih siswa dengan melakukan permainan kartu perkalian dan pembagian. Tahap awal, saya membagi 45 siswa kelas 7B dalam kelompok kecil dengan anggota 4-5 siswa. Setiap kelompok menerima seratus lembar kartu kosong. Kemudian ketua kelompok membagi tugas kepada anggotanya untuk menuliskan perkalian bilangan antara 1 sampai 10 tanpa ada hasil perkaliannya (untuk lima kelompok) dan lima kelompok lain membuat soal pembagian di bawah seratus. Setelah 20 menit, kartu yang sudah dibuat dikumpulkan dan dikocok secara acak.

Tahap kedua, selama 15 menit tiap kelompok merancang sebuah bentuk permainan yang dianggap menarik, kemudian menuliskan aturan permainannya pada selembar kertas HVS. Tahap ketiga, selama 15 menit kelompok mengadakan simulasi permainan kartu sebelum dipresentasikan di kelompok lain. Selanjutnya, selama 15 menit ketua kelompok membawa kartunya pada kelompok lain dan mempresentasikan penggunaan kartu yang dimilikinya, kemudian dicobakan pada kelompok yang dikunjungi. Tahap keempat, permainan kartu berakhir tiap siswa kembali pada kelompoknya.

Suasana menjadi ramai dan menyenangkan ketika permainan ini dicoba. Berbagai strategi dimunculkan siswa, ada yang berpasangan, ada juga yang berkelompok. Salah satunya yang dilakukan Andini dan kelompoknya. Permainan yang diciptakan Andini ialah membuat pertanyaan sebanyak-banyaknya dan digilir dari pemain satu ke pemain yang lain. Yang giliran mendapat permainan membuat pertanyaan dan yang pertama menjawab sesuai giliran berhak untuk menaruh kartu yang dipegangnya.

Ada juga kelompok berpasangan yang bermain cepat-cepatan dalam menjawab

dan menghabiskan kartu yang dipegangnya. Semakin cepat dan benar jawabannya, kartu yang dipegangnya akan habis dan menjadi pemenang.

Pembelajaran ini tidak hanya dilakukan dalam kelas saat itu. Saya dan siswa juga membuat komitmen bersama untuk melakukannya di sela-sela waktu kosong, baik istirahat, pergantian jam, maupun di rumah. Bentuk penilaian juga berkembang menjadi progres setiap pembelajaran matematika berlangsung. Siswa yang belum maksimal dalam memahami operasi bilangan saya minta sering bermain kartu ini dan mereka senang melakukannya.

Tahap terakhir, semua siswa menulis jurnal refleksi dari pembelajaran yang berlangsung. Di luar dugaan, yang tadinya 90 persen siswa tidak suka pelajaran matematika, setelah selesai pembelajaran seratus persen siswa menyatakan sangat suka pelajaran matematika. Alasannya, matematika itu asyik dan menyenangkan. Siswa kompak bertanya, ”Besok pelajarannya apa lagi ya, Bu? Apa yang harus saya lakukan untuk menyiapkannya?”

Sejak itu saya selalu dijemput siswa setiap ada jam pelajaran matematika. Selama dua minggu, setiap ada waktu istirahat saya melihat adanya permainan kartu tersebut di dalam kelas. Hal ini menunjukkan bahwa minat dan motivasi belajar matematika pada siswa kelas 7 mulai tumbuh. Tinggal menjaga dan memupuk kemauan mereka menjadi modal utama dalam mencapai keberhasilan belajar matematika.

Setelah dua minggu, 80 persen siswa

mempunyai nilai di atas 60 pada

ulangan harian pertama. Ternyata,

ketika membuat sendiri kartunya dan

menciptakan sendiri aturannya,

mereka lebih merasa memilki

pemainan ini. Saya lihat mereka terus

mengembangkan model dan strategi

bermainnya. *

PRIORITAS - Praktik yang Baik

Siswa kelas 7B asyik membuat kartu perkalian dan pembagian

Siswa dalam kelompok, merancang strategi permainankartu perkalian

Simulasi memainkan kartu di kelompok

Manfaatkan waktu istirahat untuk bermain kartu perkalian dan pembagian

* Penulis dan pelaku: Agung Sumaryati, S.Pd, Guru Matematika MTs Negeri 2 Banjanegara dan Fasilitator USAID PRIORITAS Kabupaten Banjarnegara

Edisi 07, April-Juni 2014 - LENSA PRIORITAS

Page 12: Edisi 07 April - Juni 2014 LENSA PRIORITASprioritaspendidikan.org/file/LensaPrioritas_Edisi_7.pdf · berputar dan menyentuh dinding kaleng sehingga bisa berbunyi ... Alat hitung ini

BINGKAI LENSA PRIORITAS

Dapatkan Informasi tentang berbagai praktik

pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil,

penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, dan diskusi online forum sekolah di

www.prioritaspendidikan.org

LENSA PRIORITASUSAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students LENSA PRIORITAS

1 2 3 4

Dalam Acara Lokakarya Keberhasilan Program USAID PRIORITAS di Jawa Tengah (22/4), 20 Sekolah mewakili 5 Kabupaten dan 3 LPTK Mitra serta 1 stand PPG Dinas Pendidikan memamerkan pencapaian program selama 1 tahun kerjasama. Terpilih empat sekolah terbaik diantara yang terbaik. Yakni, tingkat SD/MI (1) Terbaik 1 dari MI Ma’arif Panican Purbalingga (2) Terbaik II dari SDN Sojomerto 1 Batang. Tingkat SMP/MTs (3) Terbaik 1 dari SMPN 7 Batang, dan (4) Terbaik II dari MTs Ma’arif Mandiraja Banjarnegara.

5 6

7 8

9 10

11 12

Keterangan: (5) Dua siswa sedang mengerjakan kegiatan membuat perahu dari barang bekas. Kegitan tesebut memperhatikan perbedaan gender dalam kelas. (6) Sekelompok siswa sedang mengerjakan tugas di lingkungan sekolah, praktik memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran. (7) Bu Elmi mengajak siswa belajar membuat jus dalam rangkaian tema. (8) Pelajaran olahraga ternyata bisa dipadukan dengan berbagai mata pelajaran lain. (9) Belajar tidak hanya dilakukan dalam kelas, itulah yang dilakukan peserta pelatihan bersama guru kelas untuk mengajarkan siswa tentang jenis-jenis daun. (10) Pak Agus mengajak siswa memahami ciri-ciri binatang. (11) dan (12) Kegiatan membaca dan literasi merupakan bagian penting dalam membentuk pengalaman siswa, karena itu selama 15 menit peserta diajak untuk membaca senyap dan merefleksikannya.

Praktik yang Baik jenjang SMP/MTsPraktik yang Baik jenjang SD/MI

(16) dan (17) Ibu Supartinah dan Pak Agung, dosen PGSD UNY, mendampingi guru SD Golo Yogyakarta dalam pembelajaran PAKEM dan Manajemen Berbasis Sekolah. Guru dan staf pendidik secara terbuka berdiskusi dan merefleksikan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I pendampingan.

(14) Peserta pelatihan mendampingi siswa memahami petunjuk lembar kerja dalam kegiatan memahami bahan kimia dari kemasan makanan dan minuman.

(13) Peserta sedang mempesentasikan hasil diskusi kelompok tentang film inspiratif dalam kurikulum 2013.

(15) Dr. Sri Sulistyorini peserta pelatihan sedang praktik mengajar tentang teknologi sederhana dan modern pada

13

14

15

17

16

Pendampingan Sekolah Lab

Modul II USAID PRIORITAS dilatihkan kepada fasilitator mitra USAID PRIORITAS untuk tingkat SD/MI (29/4-4/5) dan tingkatSMP/MTs (19-24/5) di Hotel Eastparc, Yogyakarta. Berikut gambaran praktik yang baik dalam pelatihan.