ed spa 315 - pengidentifikasian dan penilaian risiko salah saji material melalui pemahaman atas...

64
EXPOSURE DRAFT STANDAR PERIKATAN AUDIT (“SPA”) 315 PENGINDENTIFIKASIAN DAN PENILAIAN RISIKO SALAH SAJI MATERIAL MELALUI PEMAHAMAN ATAS ENTITAS DAN LINGKUNGANNYA Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Profesi Institut Akuntan Publik Indonesia Tanggapan tertulis atas exposure draft ini diharapkan dapat diterima paling lambat tanggal 20 Mei 2012 ke Sekretariat IAPI Jl. Kapten P. Tendean No. 1 Lt. 1 Jakarta 12710 atau melalui fax (021) 2525-175 atau email ke [email protected] atau [email protected] EXPOSURE DRAFT INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA Indonesian Institute of Certified Public Accountants

Upload: epon-sufelah-belian-zan

Post on 25-Nov-2015

210 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

standar perikatan audit

TRANSCRIPT

  • EXPOSURE DRAFT

    STANDAR PERIKATAN AUDIT

    (SPA) 315

    PENGINDENTIFIKASIAN DAN PENILAIAN RISIKO

    SALAH SAJI MATERIAL MELALUI PEMAHAMAN

    ATAS ENTITAS DAN LINGKUNGANNYA

    Exposure draft ini diterbitkan oleh

    Dewan Standar Profesi Institut Akuntan Publik Indonesia

    Tanggapan tertulis atas exposure draft ini diharapkan

    dapat diterima paling lambat tanggal 20 Mei 2012

    ke Sekretariat IAPI Jl. Kapten P. Tendean No. 1 Lt. 1

    Jakarta 12710 atau melalui fax (021) 2525-175 atau email

    ke [email protected] atau [email protected]

    EXPO

    SU

    RE D

    RA

    FT

    INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA

    Indonesian Institute of Certified Public Accountants

  • INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA

    DEWAN STANDAR PROFESI

    2008 2012

    Kusumaningsih Angkawidjaja Ketua

    Handri Tjendra Wakil Ketua

    Dedy Sukrisnadi Anggota

    Fahmi Anggota

    Godang Parulian Panjaitan Anggota

    Johannes Emile Runtuwene Anggota

    Lolita R. Siregar Anggota

    Renie Feriana Anggota

    Yusron Fauzan Anggota

  • STANDAR PERIKATAN AUDIT 315

    PENGINDENTIFIKASIAN DAN PENILAIAN RISIKO SALAH SAJI MATERIAL MELALUI

    PEMAHAMAN ATAS ENTITAS DAN LINGKUNGANNYA

    (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau

    setelah tanggal 1 Januari 2013)

    Paragraf

    Pendahuluan

    Lingkup SPA ini .............................................................................................. 1

    Tanggal Efektif .................................................................................................. 2

    Tujuan ................................................................................................................ 3

    Definisi .............................................................................................................. 4

    Ketentuan

    Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait ................................................. 5-10

    Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya yang Diharuskan, termasuk Pengendalian

    Internal Entitas................................................................................................. 11-24

    Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Salah Saji Material .............................. 25-31

    Dokumentasi ...................................................................................................... 32

    Materi Penerapan dan Penjelasan Lain

    Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait ................................................. A1-A16

    Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya yang Diharuskan, termasuk Pengendalian

    Internal Entitas .................................................................................................. A17-A104

    Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Salah Saji Material ............................. A105-130

    Dokumentasi ...................................................................................................... A131-134

  • Lampiran 1: Komponen Pengendalian Internal

    Lampiran 2: Kondisi dan Peristiwa yang Dapat Menunjukkan Risiko Salah Saji Material

    Standar Perikatan Audit (SPA 315), Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Salah Saji Material

    Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya harus dibaca bersamaan dengan SPA

    200, Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar

    Perikatan Audit.

  • Pendahuluan

    Lingkup SPA ini

    1. Standar Perikatan Audit (SPA) ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk

    mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material dalam laporan keuangan, melalui

    pemahaman atas entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal entitas.

    Tanggal Efektif

    2. SPA ini efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode mulai pada atau setelah

    tanggal 1 Januari 2013.

    Tujuan

    3. Tujuan auditor adalah untuk mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material, apakah

    karena kecurangan atau kesalahan, pada tingkat laporan keuangan dan asersi, melalui

    pemahaman atas entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal entitas, oleh

    karena itu menyediakan suatu dasar untuk merancang dan mengimplementasikan respons

    terhadap risiko yang ditetapkan atas salah saji material tersebut.

    Definisi

    4. Untuk tujuan SPA ini, istilah berikut memiliki makna sebagai diuraikan di bawah ini:

    a. AsersiRepresentasi oleh manajemen, secara eksplisit atau dengan cara lain, yang

    terkandung dalam laporan keuangan, yang dipakai oleh auditor untuk

    mempertimbangkan berbagai jenis salah saji potensial yang mungkin terjadi.

    b. Risiko bisnisSuatu risiko sebagai akibat dari kondisi, peristiwa, keadaan, tindakan

    atau tidak adanya tindakan signifikan yang dapat berdampak negatif terhadap

    kemampuan entitas dalam mencapai tujuannya dan dalam melaksanakan strateginya,

    atau dari penetapan sasaran dan strategi yang tidak tepat.

    c. Pengendalian internalProses yang dirancang, diimplementasikan, dan dipelihara oleh

    pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, manajemen, dan personel lain untuk

    menyediakan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan suatu entitas yang

    berkaitan dengan keandalan pelaporan keuangan, efisiensi dan efektivitas operasi, dan

    kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Istilah pengendalian mengacu

    pada setiap aspek dari satu atau lebih komponen pengendalian internal.

  • d. Prosedur penilaian risikoProsedur audit yang dilaksanakan untuk memperoleh suatu

    pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal entitas,

    untuk mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material, apakah karena kecurangan

    atau kesalahan, pada tingkat laporan keuangan dan asersi.

    e. Risiko signifikanSuatu risiko salah saji material yang diidentifikasi dan dinilai yang,

    dalam pertimbangan auditor, memerlukan pertimbangan audit khusus.

    Ketentuan

    Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait

    5. Audtior harus melaksanakan prosedur penilaian risiko untuk menyediakan suatu dasar bagi

    pengidentifikasian dan penilaian risiko salah saji material pada tingkat laporan keuangan

    dan asersi. Namun, prosedur penilaian risiko semata tidak menyediakan bukti audit yang

    cukup dan tepat sebagai dasar opini audit. (Ref: Para. A1-A5)

    6. Prosedur penilaian risiko harus mencakup berikut:

    a. Permintaan keterangan dari manajemen, dan personel lain dalam entitas yang menurut

    pertimbangan auditor kemungkinan memiliki informasi yang mungkin membantu dalam

    mengidentifikasi risiko salah saji material karena kecurangan atau kesalahan. (Ref:

    Para. A6)

    b. Prosedur analitis. (Ref: Para. A7-A10)

    c. Observasi dan inspeksi. (Ref: Para. A11)

    7. Auditor harus mempertimbangkan apakah informasi yang diperoleh dari proses penerimaan

    atau keberlanjutan hubungan dengan klien relevan untuk mengidentifikasi risiko salah saji

    material.

    8. Jika rekan perikatan telah melaksanakan perikatan lain untuk entitas tersebut, rekan

    perikatan harus mempertimbangkan apakah informasi yang diperoleh relevan untuk

    mengidentifikasi risiko salah saji material.

    9. Jika auditor bermaksud untuk menggunakan informasi yang diperoleh dari pengalaman

    sebelumnya dengan entitas tersebut dan dari prosedur audit yang dilaksanakan dalam audit

    sebelumnya, auditor harus menentukan apakah informasi tersebut relevan dengan audit

    kini. (Ref. Para. A12-A13)

    10. Rekan perikatan dan anggota kunci tim perikatan harus mendiskusikan kerentanan laporan

    keuangan entitas terhadap salah saji material, dan penerapan kerangka pelaporan

    keuangan yang berlaku terhadap fakta dan keadaan entitas tersebut. Rekan perikatan harus

  • menentukan hal mana yang dikomunikasikan kepada anggota tim perikatan yang tidak

    terlibat dalam diskusi. (Ref: Para, A14-A16)

    Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannnya yang Diharuskan, Termasuk Pengendalian

    Internal Entitas

    Entitas dan Lingkungannya

    11. Auditor harus memperoleh suatu pemahaman berikut:

    a. Faktor-faktor industri, peraturan, dan eksternal lain termasuk kerangka pelaporan

    keuangan yang berlaku. (Ref: Para. A17-A22)

    b. Sifat entitas, termasuk:

    (i) Operasinya

    (ii) Struktur kepemilikan dan tata kelolanya

    (iii) Jenis investasi yang dilakukan dan yang rencananya akan dilakukan oleh entitas,

    termasuk investasi dalam entitas bertujuan khusus; dan

    (iv) Cara entitas tersebut distrukturisasi dan bagaimana entitas tersebut dibelanjai,

    untuk memampukan auditor memahami golongan transaksi, saldo akun, dan

    pengungkapan yang diharapkan ada dalam laporan keuangan. (Ref: Para A23-A27)

    c. Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi oleh entitas, termasuk alasan

    perubahannya. Auditor harus mengevaluasi apakah kebijakan akuntansi entitas adalah

    tepat untuk bisnisnya dan konsisten dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku

    dan kebijakan akuntansi yang digunakan dalam industri yang relevan. (Ref: Para. A28)

    d. Tujuan dan strategi entitas, dan risiko bisnis terkait yang dapat menimbulkan risiko salah

    saji material. (Ref: Para. A29-A35)

    e. Pengukuran dan penelahaan atas kinerja keuangan entitas. (Ref: Para. A36-A41)

    Pengendalian Internal Entitas

    12. Auditor harus memperoleh suatu pemahaman atas pengendalian internal yang relevan

    dengan audit. Meskipun sebagian besar pengendalian yang relevan dengan audit

    kemungkinan berhubungan dengan pelaporan keuangan, namun tidak semua pengendalian

  • yang berhubungan dengan pelaporan keuangan relevan dengan audit. Ini merupakan hal

    yang berkaitan dengan pertimbangan profesional auditor apakah suatu pengendalian,

    secara individual atau bersama-sama dengan yang lain, merupakan hal yang relevan

    dengan audit. (Ref: Para A42-A65)

    Sifat dan Luas Pemahaman atas Pengendalian yang Relevan

    13. Pada waktu memperoleh suatu pemahaman tentang pengendalian yang relevan dengan

    audit, auditor harus mengevaluasi rancangan pengendalian tersebut dan menentukan

    apakah pengendalian tersebut telah diimplementasikan, dengan melaksanakan prosedur

    sebagai tambahan terhadap permintaan keterangan dari personel entitas. (Ref: Para. A66-

    A68)

    Komponen Pengendalian Internal

    Lingkungan pengendalian

    14. Auditor harus memperoleh suatu pemahaman atas lingkungan pengendalian. Sebagai

    bagian dari pemerolehan pemahaman ini, auditor harus mengevaluasi apakah:

    (a) Manajemen, dengan pengawasan dari pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola,

    telah menciptakan dan memelihara suatu budaya jujur dan perilaku etis; dan

    (b) Kekuatan dalam unsur lingkungan pengendalian secara kolektif menyediakan fondasi

    yang semestinya untuk komponen lain pengendalian internal, dan apakah komponen

    lain tersebut tidak dirusak oleh defisiensi dalam lingkungan pengendalian (Ref: Para.

    A69-A78)

    Proses penilaian risiko entitas

    15. Auditor harus memperoleh suatu pemahaman tentang apakah entitas memiliki suatu proses

    untuk:

    (a) Mengidentifikasi risiko bisnis yang relevan dengan tujuan laporan keuangan;

    (b) Mengestimasi signifikansi risiko;

    (c) Menentukan kemungkinan terjadinya risiko tersebut; dan

    (d) Memutuskan tentang tindakan untuk menangani risiko tersebut. (Ref: Para. A79)

  • 16. Jika entitas telah menetapkan proses tersebut di atas (disebut selanjutnya sebagai proses

    penilaian risiko entitas), auditor harus memperoleh pemahaman tentang proses tersebut

    dan hasilnya. Jika auditor mengidentifikasi risiko salah saji material yang gagal diidentifikasi

    oleh manajemen, maka auditor harus mengevaluasi apakah terdapat suatu jenis risiko yang

    diharapkan oleh auditor akan teridentifikasi oleh proses penilaian risiko entitas tersebut. Jika

    terdapat risiko semacam itu, maka auditor harus memperoleh pemahaman tentang

    mengapa proses tersebut gagal mengindentifikasinya, dan mengevaluasi apakah proses

    tersebut sudah tepat atau menentukan apakah terdapat suatu defisiensi signifikan dalam

    pengendalian internal yang berkaitan dengan proses penilaian risiko entitas.

    17. Jika entitas belum menetapkan proses tersebut di atas atau memiliki suatu proses ad hoc,

    maka auditor harus mendiskusikan dengan manajemen tentang apakah risiko bisnis yang

    relevan dengan tujuan pelaporan keuangan telah diidentifikasi dan bagaimana risiko

    tersebut ditangani. Auditor harus mengevaluasi apakah ketiadaan proses penilaian risiko

    yang didokumentasi sudah tepat sesuai dengan kondisinya, atau menentukan apakah

    ketiadaan tersebut merupakan suatu defisiensi signifikan dalam pengendalian internal (Ref.

    Para. A80)

    Sistem informasi, termasuk proses bisnis yang terkait, yang relevan dengan pelaporan

    keuangan, dan komunikasi

    18. Auditor harus memperoleh pemahaman tentang sistem informasi, termasuk proses bisnis

    yang terkait, yang relevan dengan pelaporan keuangan, termasuk hal-hal sebagai berikut:

    (a) Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan tehadap laporan keuangan;

    (b) Prosedur, baik dalam teknologi informasi maupun sistem manual, yang olehnya

    transaksi dimulai, dicatat, diproses, dan dikoreksi sebagaimana mestinya, ditransfer ke

    buku besar, dan dilaporkan dalam laporan keuangan.

    (c) Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun spesifik dalam laporan keuangan

    yang digunakan untuk memulai, mencatat, memproses, dan melaporkan transaksi; hal

    ini mencakup koreksi terhadap informasi yang salah dan bagaimana informasi tersebut

    ditransfer ke buku besar. Catatan tesebut dapat dalam bentuk manual atau elektronis.

    (d) Bagaimana sistem informasi menangkap peristiwa dan kondisi (selain transaksi) yang

    signifikan terhadap laporan keuangan;

    (e) Proses pelaporan keuangan yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan entitas,

    termasuk estimasi akuntansi dan pengungkapan yang signifikan; dan

  • (f) Pengendalian di sekitar entri jurnal, termasuk entri jurnal nonstandar yang digunakan

    untuk mencatat transaksi yang tidak berulang atau tidak biasa, atau penyesuaian. (Ref:

    Para. A81-A85)

    19. Auditor harus memperoleh suatu pemahaman tentang bagaimana entitas

    mengomunikasikan peran dan tanggung jawab pelaporan keuangan serta hal-hal signifikan

    yang berkaitan dengan pelaporan keuangan, termasuk: (ref: Para. A86-A87)

    (a) Komunikasi antara manajemen dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola;

    dan

    (b) Komunikasi eksternal, seperti dengan otoritas pengatur.

    Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit

    20. Auditor harus memperoleh suatu pemahaman tentang aktivitas pengendalian yang relevan

    dengan audit, yaitu aktivitas pengendalian yang dipandang perlu oleh auditor untuk

    dipahami agar dapat menilai risiko salah saji material pada tingkat asersi dan merancang

    prosedur audit lebih lanjut yang responsif terhadap risiko yang dinilai. Suatu audit tidak

    membutuhkan suatu pemahaman tentang seluruh aktivitas pengendalian yang terkait

    dengan setiap golongan transaksi signifikan, saldo akun, dan pengungkapan dalam laporan

    keuangan atau tentang setiap asersi yang relevan dengannya. (Ref: Para. A88-A94)

    21. Dalam memahami aktivitas pengendalian entitas, auditor harus memperoleh suatu

    pemahaman tentang bagaimana entitas telah merespons terhadap risiko yang timbul dari

    teknologi informasi. (Ref: Para. A95-A97)

    Pemantauan atas pengendalian

    22. Auditor harus memperoleh suatu pemahaman tentang aktivitas utama yang digunakan oleh

    entitas untuk memantau pengendaian internal atas pelaporan keuangan, termasuk yang

    berkaitan dengan aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit, dan bagaimana entitas

    melaksanakan tindakan perbaikan terhadap defisiensi dalam pengendaliannya. (Ref: Para.

    A98-A100).

  • 23. Jika entitas memiliki fungsi audit internal,1 maka auditor harus memperoleh suatu

    pemahaman tentang hal-hal di bawah ini untuk menentukan apakah fungsi tersebut

    kemungkinan relevan dengan audit:

    (a) Sifat tanggung jawab fungsi audit internal dan bagaimana fungsi tersebut cocok dengan

    struktur organisasi entitas; dan

    (b) Aktivitas yang dilakukan atau yang akan dilakukan oleh fungsi audit internal. (Ref: Para.

    A101-A103)

    24. Auditor harus memperoleh suatu pemahaman tentang sumber informasi yang digunakan

    dalam aktivitas pemantauan entitas, dan dasar bagi manajemen untuk mempertimbangkan

    apakah informasi tersebut cukup dapat diandalkan untuk tujuan tersebut.

    Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Salah Saji Material

    25. Auditor harus mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material pada:

    (a) Tingkat laporan keuangan; dan (Ref: Para A105-A108)

    (b) Tingkat asersi untuk golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan, (Ref: Para.

    A109-A103) untuk menyediakan suatu basis bagi perancangan dan pelaksanaan

    prosedur audit lebih lanjut.

    26. Untuk tujuan ini, auditor harus:

    (a) Mengidentifikasi risiko sepanjang proses pemerolehan pemahaman tentang entitas dan

    lingkungannya, termasuk pengendalian relevan yang berkaitan dengan risiko, dan

    dengan mempertimbangkan golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan dalam

    laporan keuangan. (Ref: Para A114-A115)

    (b) Menilai dan mengidentifikasi risiko, serta mengevaluasi apakah risiko tersebut berkaitan

    secara lebih pervasif terhadap laporan keuangan secara keseluruhan dan secara

    potensial memengaruhi banyak asersi.

    (c) Menghubungankan risiko yang diidentifikasi dengan apa yang bisa menjadi salah (what

    could go wrong) pada tingkat asersi, dengan memperhitungkan pengendalian relevan

    yang hendak diuji oleh auditor; dan (Ref: Para. A116-A118)

    1 Istilah fungsi audit internal didefinisikan dalam paragraf 7a dari SPA 610, Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal, sebagai: Suatu aktivitas penilaian yang ditetapkan atau disediakan sebagai suatu fungsi jasa bagi entitas.

    Fungsinya mencakup, antara lain, pemeriksaan, pengevaluasian, dan pemantauan kecukupan dan efektivitas

    pengendalian internal.

  • (d) Mempertimbangkan kemungkinan salah saji, termasuk kemungkinan salah saji multipel,

    dan apakah potensi salah saji yang besar tersebut dapat mengakibatkan suatu salah

    saji material.

    Risiko yang Membutuhkan Pertimbangan Audit Khusus

    27. Sebagai bagian dari penilaian risiko sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 25, auditor

    harus menentukan apakah risiko yang diidentifikasi adalah, menurut pertimbangan auditor,

    suatu risiko yang signifikan. Dalam melakukan pertimbangan tersebut, auditor harus tidak

    memperhitungkan pengaruh pengendalian yang diidientifikasi terkait dengan risiko tersebut.

    28. Dalam melakukan pertimbangan atas penentuan suatu risiko sebagai risiko yang signifikan,

    auditor harus mempertimbangkan paling tidak hal-hal sebagai berikut:

    (a) Apakah risiko tersebut merupakan suatu risiko kecurangan;

    (b) Apakah risiko tersebut terkait dengan perkembangan terkini yang signifikan dalam

    bidang ekonomi, akuntansi, atau lainnya, dan oleh karena itu, membutuhkan perhatian

    spesifik;

    (c) Kompleksitas transaksi;

    (d) Apakah risiko tersebut melibatkan transaksi signifikan dengan pihak yang berelasi;

    (e) Derajat subjektivitas dalam pengukuran informasi keuangan yang berkaitan risiko,

    terutama pengukuran yang melibatkan ketidakpastian pengukuran yang luas; dan

    (f) Apakah risiko tersebut melibatkan transaksi signifikan yang terjadi di luar kegiatan bisnis

    normal entitas, atau yang tampaknya tidak biasa. (Ref. Para. A119-A123)

    29. Jika auditor telah menentukan bahwa terdapat suatu risiko signifikan, auditor harus

    memperoleh suatu pemahaman tentang pengendalian entitas, termasuk aktivitas

    pengendalian yang relevan dengan risiko tersebut. (Ref: Para. A124-A126)

    Risiko ketika Prosedur Subtantif Semata Tidak Menyediakan Bukti Audit yang Cukup dan Tepat

    30. Sehubungan dengan beberapa risiko, auditor dapat memutuskan bahwa adalah tidak

    mungkin atau tidak praktis untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat hanya dari

    prosedur substantif. Risiko seperti itu dapat berkaitan dengan pencatatan yang tidak akurat

    atau tidak lengkap atas golongan transaksi atau saldo akun yang rutin dan signifikan, yaitu

    yang karakteristiknya sering memperbolehkan pengolahan dengan otomatisasi yang tinggi

    dengan sedikit atau tanpa intervensi manual. Dalam kasus tersebut, pengendalian entitas

  • atas risiko tersebut adalah relevan dengan audit, dan auditor harus memperoleh suatu

    pemahaman tentang hal tersebut. (Ref. Para. A127-A120)

    Revisi Penilaian Risiko

    31. Penilaian risiko auditor atas risiko salah saji material pada tingkat asersi dapat berubah

    selama pelaksanaan audit, sejalan dengan diperolehnya bukti audit tambahan. Dalam

    kondisi ketika auditor memperoleh bukti audit dari pelaksanaan prosedur audit lebih lanjut,

    atau ketika informasi baru diperoleh, yang kedua bukti tersebut tidak konsisten dengan bukti

    audit awal yang menjadi dasar penilaian, auditor harus merevisi penilaian tersebut, dan

    oleh karena itu, memodifikasi prosedur audit lebih lanjut yang direncanakan sebelumnya.

    (Ref: Para. A130)

    Dokumentasi

    32. Auditor harus memasukkan ke dalam dokumentasi audit:2

    (a) Diskusi di antara tim perikatan sebagaimana diharuskan oleh paragraf 10, dan

    keputusan signifikan yang dicapai;

    (b) Unsur kunci atas pemahaman yang diperoleh tentang setiap aspek entitas dan

    lingkungannya yang tercantum dalam paragraf 11 dan setiap komponen pengendalian

    internal yang tercantum dalam paragraf 14-24; sumber informasi yang dari situ

    pemahaman tersebut diperoleh; dan prosedur penilaian risiko yang dilaksanakan;

    (c) Risiko salah saji material yang diidentifikasi dan dinilai pada tingkat laporan keuangan

    dan pada tingkat asersi sebagaimana yang diharuskan oleh paragraf 25; dan

    d. Risiko yang teridentifikasi, dan pengendalian yang berkaitan yang atasnya auditor telah

    memperoleh suatu pemahaman, sebagai hasil dari ketentuan dalam paragraf 27-30. (Ref.

    Para. A131-A134)

    ***

    2 SPA 230, Dokumentasi Audit, paragraf 8-11, dan A6

  • Penerapan dan Materi Penjelasan Lainnya

    Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas yang Berkaitan (Ref: Para. 5)

    A1. Pemerolehan suatu pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, termasuk

    pengendalian internal entitas (selanjutnya disebut sebagai pemahaman entitas)

    merupakan suatu proses pengumpulan, pemutakhiran, dan penganalisisan informasi

    secara berkelanjutan dan dinamis sepanjang audit. Pemahaman menetapkan suatu

    kerangka acuan yang di dalamnya auditor merencanakan audit dan melaksanakan

    keputusan profesional sepanjang audit, sebagai contoh, ketika:

    Penilaian risiko salah saji material laporan keuangan;

    Penentuan materialitas berdasarkan SPA 320.3

    Pertimbangan ketepatan pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi, dan

    kecukupan pengungkapan laporan keuangan;

    Pengidentifikasian bidang-bidang yang mungkin memerlukan pertimbangan khusus,

    sebagai contoh, transaksi pihak yang berelasi, ketepatan manajemen dalam

    menggunakan asumsi kelangsungan hidup, atau pertimbangan atas tujuan bisnis

    transaksi.

    Pengembangan ekspektasi untuk digunakan ketika melakukan prosedur analitis;

    Respons terhadap penilaian risiko salah saji material, termasuk perancangan dan

    pelaksanaan prosedur audit lebih lanjut untuk memperoleh bukti audit yang cukup

    dan tepat; dan

    Pengevaluasian atas kecukupan dan ketepatan bukti audit yang diperoleh, seperti

    ketepatan asumsi dan representasi tertulis maupun tidak tertulis dari manajemen.

    A2. Informasi yang diperoleh dari pelaksanaan prosedur penilaian risiko dan aktivitas terkait

    dapat digunakan oleh auditor sebagai bukti audit untuk mendukung penilaian risiko salah

    saji material. Di samping itu, auditor dapat memperoleh bukti audit tentang golongan

    transaksi, saldo akun, atau pegungkapan, dan asersi yang terkait, serta tentang

    efektivitas operasi pengendalian, meskipun prosedur tersebut tidak secara spesifik

    direncanakan sebagai prosedur substantif atau sebagai pengujian pengendalian. Auditor

    juga dapat memilih untuk melaksanakan prosedur substantif atau pengujian

    pengendalian secara bersamaan dengan prosedur penilaian risiko karena adalah efisien

    untuk melaksanakan hal tersebut.

    3 SPA 320, Materialitas dalam Perencanaan dan Pelaksanaan Suatu Audit.

  • A3. Auditor menggunakan pertimbangan profesional untuk menentukan luas pemahaman

    yang diharuskan. Pertimbangan utama auditor adalah apakah pemahaman yang telah

    diperoleh tersebut adalah cukup untuk memenuhi tujuan yang dinyatakan dalam SPA ini.

    Kedalaman pemahaman secara keseluruhan yang dituntut dari auditor adalah lebih

    rendah daripada yang dimiliki oleh manajemen entitas dalam pengelolaan entitas.

    A4. Risiko yang harus dinilai mencakup baik risiko karena kesalahan maupun risiko karena

    kecurangan, dan keduanya dicakup dalam SPA ini. Namun, signifikansi kecurangan

    adalah sedemikian penting sehingga ketentuan dan panduan lebih lanjut dimasukkan

    dalam SPA 240 yang berkaitan dengan prosedur penilaian risiko dan aktivitas terkait

    untuk memperoleh informasi yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko salah saji

    material karena kecurangan.4

    A5. Meskipun auditor dituntut untuk melaksanakan semua prosedur penilaian risiko yang

    dijelaskan dalam paragraf 6 dalam pelaksanaan pemerolehan pemahaman entitas yang

    diharuskan (lihat paragraf 11-24), auditor tidak dituntut untuk melaksanakan semua

    prosedur untuk setiap aspek pemahaman tersebut. Prosedur lain dapat dilaksanakan jika

    informasi yang harus diperoleh dari prosedur tersebut kemungkinan bermanfaat dalam

    mengidentifikasi risiko salah saji material. Contoh prosedur tersebut meliputi:

    Penelaahan atas informasi yang diperoleh dari sumber eksternal seperti jurnal

    ekonomi dan perdagangan; laporan analis, bank, atau lembaga pemeringkat; atau

    publikasi badan pengatur dan publikasi keuangan.

    Permintaan keterangan dari penasihat hukum ekternal entitas atau pakar valuasi

    yang digunakan oleh entitas.

    Permintaan Keterangan dari Manajemen dan Personel Lain dalam Entitas (Ref: Para. 6a)

    A6. Banyak informasi yang didapat dari permintaan keterangan oleh auditor diperoleh dari

    manajemen dan personel yang bertanggung jawab atas pelaporan keuangan. Namun,

    auditor dapat juga memperoleh informasi, atau suatu perspektif yang berbeda dalam

    mengidentifikasi risiko salah saji material, melalui permintaan keterangan dari personel

    lain dalam entitas dan karyawan lain dari berbagai tingkat wewenang. Sebagai contoh:

    4 SPA 240, Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan, paragraf 12-24

  • Permintaan keterangan yang ditujukan kepada pihak yang bertanggung jawab atas

    tata kelola dapat membantu auditor untuk memahami lingkungan tempat laporan

    keuangan disusun.

    Permintaan keterangan yang ditujukan kepada personel audit internal dapat

    menyediakan informasi tentang prosedur audit internal yang dilaksanakan selama

    tahun terkait yang berhubungan dengan rancangan dan efektivitas pengendalian

    internal entitas dan apakah manajemen telah merespons dengan memuaskan

    temuan dari prosedur tersebut.

    Permintaan keterangan dari karyawan yang terlibat dalam penginisiasian,

    pengolahan, atau pencatatan transaksi yang kompleks atau tidak biasa dapat

    membantu auditor untuk mengevaluasi ketepatan pemilihan dan penerapan

    kebijakan akuntansi tertentu.

    Permintaan keterangan yang ditujukan kepada penasihat hukum internal dapat

    menyediakan informasi tentang hal-hal seperti litigasi, kepatuhan terhadap peraturan

    perundang-undangan, pengetahuan tentang kecurangan atau dugaan kecurangan

    yang memengaruhi entitas, warranties, kewajiban pasca penjualan, pengaturan

    (seperti joint venture) dengan rekan bisnis dan makna persyaratan kontrak.

    Permintaan keterangan yang ditujukan kepada personel pemasaran atau penjualan

    dapat menyediakan informasi tentang perubahan dalam strategi pemasaran, tren

    penjualan, atau pengaturan kontraktual entitas dengan pelanggannya.

    Prosedur Analitis (Ref: Para. 6b)

    A7. Prosedur analitis yang dilaksanakan sebagai prosedur penilaian risiko dapat

    mengidentifikasi aspek-aspek dalam entitas yang tidak disadari oleh auditor dan dapat

    membantu dalam menilai risiko salah saji material agar menyediakan suatu basis untuk

    perancangan dan pengimplementasian respons terhadap risiko yang dinilai. Prosedur

    analitis yang dilaksanakan sebagai prosedur penilaian risiko dapat mencakup baik

    informasi keuangan maupun informasi nonkeuangan, sebagai contoh, hubungan antara

    penjualan dengan luas tempat penjualan atau dengan kuantitas barang yang dijual.

    A8. Prosedur analitis dapat membantu auditor untuk mengidentifikasi eksistensi transaksi

    atau peristiwa, serta jumlah, rasio, dan tren yang tidak biasa, yang dapat

    mengindikasikan hal-hal yang memiliki implikasi audit. Hubungan yang tidak biasa atau

    yang tidak diharapkan yang teridentifikasi dapat membantu auditor dalam

  • mengidentifikasi risiko salah saji material, terutama risiko salah saji material yang

    diakibatkan oleh kecurangan.

    A9. Namun, ketika prosedur analitis tersebut menggunakan data yang diagregasi secara

    garis besar (high level) (situasi seperti ini kemungkinan ditemukan dalam prosedur

    analitis yang dilaksanakan sebagai prosedur penilaian risiko), hasil prosedur analitis

    tersebut hanya menyediakan suatu indikasi awal yang luas tentang apakah suatu salah

    saji material kemungkinan ada. Oleh karena itu, dalam kasus seperti itu, pertimbangan

    atas informasi lain yang telah dikumpulkan ketika mengidentifikasi risiko salah saji

    material bersama dengan hasil prosedur analitis tersebut dapat membantu auditor dalam

    memahami dan mengevaluasi hasil prosedur analitis tersebut.

    Pertimbangan Spesifik bagi Entitas yang Lebih Kecil

    A10. Beberapa entitas yang lebih kecil mungkin tidak memiliki informasi keuangan interim atau

    bulanan yang dapat digunakan untuk tujuan prosedur analitis. Dalam kondisi ini,

    meskipun auditor mungkin dapat melaksanakan prosedur analitis terbatas untuk tujuan

    perencanaan audit atau memperoleh beberapa informasi melalui permintaan keterangan,

    auditor mungkin perlu merencanakan pelaksanaan prosedur analitis untuk

    mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material ketika draft awal laporan keuangan

    entitas tersedia.

    Observasi dan Inspeksi (Ref: Para. 6c)

    A11. Observasi dan inspeksi dapat mendukung permintaan keterangan dari manajemen dan

    pihak lain, serta dapat juga menyediakan informasi tentang entitas dan lingkungannya.

    Contoh prosedur audit tersebut mencakup observasi atau inspeksi atas hal-hal sebagai

    berikut:

    Operasi entitas.

    Dokumen (seperti rencana dan strategi bisnis), catatan, dan manual pengendalian

    internal.

    Laporan yang disusun oleh manajemen (seperti laporan manajemen triwulanan dan

    laporan keuangan interim) dan oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola

    (seperti risalah rapat dewan komisaris).

    Gedung dan fasilitas pabrik entitas.

  • Informasi yang Diperoleh dalam Periode Lalu (Ref: Para. 9)

    A12. Pengalaman sebelumnya auditor dengan entitas dan prosedur audit yang dilaksanakan

    dalam audit sebelumnya dapat menyediakan bagi auditor informasi tentang hal-hal

    seperti berikut:

    Salah saji periode lalu dan apakah salah saji tersebut telah dikoreksi secara tepat

    waktu.

    Sifat entitas dan lingkungannya, dan pengendalian internal entitas (termasuk

    defisiensi dalam pengendalian internal).

    Perubahan signifikan yang kemungkinan telah terjadi dalam entitas atau operasinya

    sejak periode keuangan lalu, yang dapat membantu auditor dalam memperoleh

    suatu pemahaman yang cukup tentang entitas untuk mengidentifikasi dan menilai

    risiko salah saji material.

    A13. Auditor diharuskan untuk menentukan apakah informasi yang diperoleh dalam periode

    lalu tetap relevan, jika auditor bermaksud untuk menggunakan informasi tersebut untuk

    tujuan audit periode kini. Hal ini karena perubahan dalam lingkungan pengendalian,

    sebagai contoh, dapat memengaruhi relevansi informasi yang diperoleh dalam tahun

    sebelumnya. Untuk menentukan apakah perubahan telah terjadi yang dapat

    memengaruhi relevansi informasi tersebut, auditor dapat meminta keterangan dan

    melaksanakan prosedur audit yang tepat lainnya, seperti walk-through sistem yang

    relevan.

    Pembahasan di Antara Tim Perikatan (Ref: Para. 10)

    A14. Diskusi di antara tim perikatan tentang kerentanan laporan keuangan entitas terhadap

    salah saji material:

    Menyediakan suatu peluang untuk anggota tim perikatan yang lebih

    berpengalaman, termasuk rekan perikatan, dalam berbagi wawasan mereka

    berdasarkan pengetahuan mereka tentang entitas.

    Memungkinkan anggota tim perikatan untuk bertukar informasi tentang risiko bisnis

    yang terkait dengan entitas dan tentang bagaimana dan pada bagian mana dari

    laporan keuangan kemungkinan rentan terhadap salah saji material yang

    diakibatkan oleh kecurangan atau kesalahan.

  • Membantu anggota tim perikatan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik

    tentang salah saji material yang potensial pada laporan keuangan dalam bidang

    spesifik yang ditugaskan kepada mereka, dan untuk memahami sejauh mana

    prosedur audit lebih lanjut yang dilaksanakan oleh mereka dapat memengaruhi

    aspek lain dari audit, termasuk keputusan tentang sifat, waktu, dan luas prosedur

    audit lebih lanjut.

    Menyediakan suatu basis bagi anggota tim perikatan untuk mengomunikasikan dan

    berbagi informasi baru yang diperoleh selama audit yang dapat memengaruhi

    penilaian risiko salah saji material atau prosedur audit yang dilaksanakan untuk

    merespons risiko tersebut.

    SPA 240 menyediakan ketentuan dan panduan lebih lanjut tentang diskusi di antara

    anggota tim perikatan tentang risiko kecurangan.5

    A15. Tidak selalu perlu atau praktis dalam diskusi untuk mengikutsertakan seluruh anggota

    tim perikatan dalam suatu diskusi tunggal (seperti, sebagai contoh, dalam suatu audit

    lokasi multipel), atau juga tidak selalu perlu bagi semua anggota tim perikatan untuk

    diinformasikan mengenai seluruh keputusan yang dihasilkan dalam diskusi tersebut.

    Rekan perikatan dapat mendiskusikan hal-hal dengan anggota kunci tim perikatan,

    termasuk, jika dipandang tepat, personel dengan keahlian atau pengetahuan spesifik,

    dan personel yang bertanggung jawab atas audit komponen, sementara mendelegasikan

    diskusi kepada personel lain, dengan memperhitungkan luas komunikasi yang dipandang

    perlu di seluruh tim perikatan. Suatu rencana komunikasi, yang disepakati oleh rekan

    perikatan, dapat bermanfaat.

    Pertimbangan Spesifik untuk Entitas yang Lebih Kecil

    A16. Banyak audit yang dilakukan terhadap entitas yang lebih kecil dilaksanakan seluruhnya

    oleh rekan perikatan (yang kemungkinan berupa praktisi tunggal). Dalam situasi seperti

    itu, rekan perikatan, yang telah melaksanakan sendiri perencanaan audit, bertanggung

    jawab untuk mempertimbangkan kerentanan laporan keuangan entitas terhadap salah

    saji material yang diakibatkan oleh kecurangan atau kesalahan.

    5 SPA 240, paragraf 15

  • Pemahaman yang Diharuskan atas Entitas dan Lingkungannya, Termasuk Pengendalian

    Internal Entitas

    Entitas dan Lingkungannya

    Faktor Industri, Regulasi, dan Eksternal Lainnya. (Ref: Para. 11a)

    Faktor Industri

    A17. Faktor industri yang relevan mencakup kondisi industri seperti lingkungan yang

    kompetitif, hubungan dengan pemasok dan pelanggan, dan perkembangan teknologi.

    Contoh hal-hal yang dapat dipertimbangkan oleh auditor mencakup:

    Pasar dan kompetisi, termasuk permintaan, kapasitas, dan kompetisi harga.

    Aktivitas yang terjadi berdasarkan siklus atau yang bersifat musiman.

    Teknologi produk yang berkaitan dengan produk entitas.

    Ketersediaan dan biaya energi.

    A18. Industri tempat entitas beroperasi dapat menimbulkan risiko salah saji material yang

    spesifik yang disebabkan oleh sifat bisnis atau ketatnya regulasi. Sebagai contoh,

    kontrak jangka panjang dapat melibatkan estimasi signifikan atas pendapatan dan biaya

    yang menyebabkan risiko salah saji material. Dalam kasus tersebut, adalah penting

    bahwa tim perikatan mencakup anggota dengan pengetahuan dan pengalaman relevan

    yang cukup.6

    Faktor Regulasi

    A19. Faktor regulasi yang relevan mencakup lingkungan regulasi. Lingkungan regulasi

    mencakup, antara lain, kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan lingkungan

    politik dan hukum. Contoh hal-hal yang dapat dipertimbangkan oleh auditor mencakup:

    Prinsip akuntansi dan praktik spesifik industri.

    Kerangka regulasi untuk industri yang diregulasi.

    Legislasi dan regulasi yang secara signifikan memengaruhi operasi entitas,

    termasuk aktivitas yang di supervisi langsung.

    Perpajakan (korporasi dan lainnya)

    6 SPA 220, Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan, paragraf 14.

  • Kebijakan pemerintah yang saat ini memengaruhi kegiatan bisnis entitas, seperti

    kebijakan moneter, termasuk pengendalian nilai tukar mata uang, fiskal, insentif

    keuangan, dan tarif, atau kebijakan pembatasan perdagangan.

    Ketentuan lingkungan yang memengaruhi industri dan bisnis entitas.

    A20. SPA 250 mencakup beberapa ketentuan spesifik yang terkait dengan kerangka hukum

    dan regulasi yang berlaku terhadap entitas dan industri atau sektor tempat entitas

    beroperasi.7

    Pertimbangan spesifik terhadap entitas sektor publik

    A21. Untuk audit entitas sektor publik, peraturan perundang-undangan atau otoritas lain dapat

    memengaruhi operasi entitas. Unsur tersebut esensial untuk dipertimbangkan ketika

    melakukan pemerolehan pemahaman atas entitas dan lingkungannya.

    Faktor Eksternal Lain

    A22. Contoh faktor eksternal lain yang memengaruhi entitas yang dapat dipertimbangkan oleh

    auditor mencakup kondisi ekonomi umum, tingkat bunga, dan ketersediaan pendanaan,

    serta inflasi atau revaluasi mata uang.

    Sifat Entitas (Ref: Para. 11b)

    A23. Suatu pemahaman tentang sifat suatu entitas memungkinkan auditor untuk memahami

    hal-hal seperti:

    Apakah entitas memiliki suatu struktur yang kompleks, sebagai contoh, entitas yang

    memiliki anak perusahaan atau komponen lainnya di berbagai lokasi. Struktur yang

    kompleks sering menuntun pada isu-isu yang dapat mengakibatkan risiko salah saji

    material. Isu-isu tersebut dapat mencakup apakah goodwill, joint ventures, investasi,

    atau entitas bertujuan khusus telah dicatat dengan tepat.

    Kepemilikan dan hubungan antara pemilik dengan pihak lain atau entitas lain.

    Pemahaman tersebut membantu auditor dalam menentukan apakah transaksi pihak

    7 SPA 250, Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan, paragraf 12.

  • yang berelasi telah diidentifikasi dan dicatat dengan tepat. SPA 550 8menetapkan

    ketentuan dan menyediakan panduan tentang pertimbangan auditor yang relevan

    dengan pihak yang berelasi.

    A24. Contoh hal-hal yang dapat dipertimbangkan oleh auditor ketika memperoleh suatu

    pemahaman tentang sifat entitas mencakup:

    Operasi bisnis seperti:

    o Sifat sumber pendapatan, produk atau jasa, dan pasar, termasuk

    keterlibatan dalam perdagangan elektronis seperti aktivitas penjualan dan

    pemasaran melalui internet.

    o Kegiatan operasi (sebagai contoh, tahapan dan metode produksi, atau

    aktivitas yang terpapar dengan risiko lingkungan).

    o Aktivitas aliansi, joint ventures, dan outsourcing.

    o Penyebaran geografik dan segmentasi industri.

    o Lokasi fasilitas produksi, gudang, dan kantor, serta lokasi dan kuantitas

    persediaan.

    o Pelanggan utama dan pemasok penting atas barang dan jasa, pengaturan

    ketenagakerjaan (termasuk eksistensi kontrak serikat pekerja, pensiun dan

    manfaat pasca kerja lainnya, opsi saham atau pengaturan bonus insentif,

    dan peraturan pemerintah yang terkait dengan hal-hal ketenagakerjaan).

    o Aktivitas dan pembelanjaan untuk riset dan pengembangan.

    o Transaksi dengan pihak yang berelasi.

    Investasi dan aktivitas investasi seperti:

    o Akuisisi atau divestasi yang direncanakan atau yang baru dilaksanakan.

    o Investasi dan pelepasan efek dan pinjaman.

    o Aktivitas investasi modal.

    o Investasi pada entitas nonkonsolidasian, termasuk persekutuan, joint

    ventures, dan entitas bertujuan khusus.

    Pendanaan dan aktivitas pendanaan seperti:

    o Anak perusahaan dan entitas asosiasian utama, termasuk struktur

    konsolidasian dan nonkonsolidasian.

    8 SPA 550, Pihak Berelasi.

  • o Struktur hutang dan persyaratan yang terkait, termasuk pengaturan

    pendanaan dan sewa di luar neraca (off-balance-sheet financing and lease

    arrangements).

    o Pemilik yang memperoleh manfaat (lokal, asing, reputasi bisnis, dan

    pengalaman bisnis) dan pihak yang berelasi.

    o Penggunaan instrumen keuangan derivatif.

    Pelaporan keuangan seperti:

    o Prinsip akuntansi dan praktik spesifik industri, termasuk kategori signifikan

    spesifik industri (sebagai contoh, pinjaman dan investasi untuk bank, atau

    riset dan pengembangan untuk perusahaan farmasi).

    o Praktik pengakuan pendapatan.

    o Akuntansi untuk nilai wajar.

    o Aset, hutang, dan transaksi dalam mata uang asing.

    o Akuntansi untuk transaksi yang tidak biasa atau kompleks, termasuk

    transaksi dalam bidang yang kontroversial atau baru (sebagai contoh,

    akuntansi untuk kompensasi berbasis saham).

    A25. Perubahan signifikan dalam entitas dari periode lalu dapat menyebabkan atau mengubah

    risiko salah saji material.

    Sifat Entitas Bertujuan Khusus

    A26. Entitas bertujuan khusus (kadang-kadang disebut sebagai kendaraan bertujuan khusus)

    adalah suatu entitas yang umumnya didirikan untuk suatu tujuan yang khusus dan telah

    didefinisikan dengan jelas, seperti untuk tujuan sewa atau sekuritisasi aset keuangan,

    atau untuk melaksanakan aktivitas riset dan pengembangan. Hal ini dapat mengambil

    bentuk suatu korporasi, wali amanat, persekutuan, atau entitas yang tidak terinkorporasi.

    Entitas yang membentuk, dan diwakili oleh, entitas bertujuan khusus sering dapat

    mentransfer aset kepada entitas bertujuan khusus tersebut (sebagai contoh, sebagai

    bagian dari suatu transaksi penghentian pengakuan yang melibatkan aset keuangan),

    memperoleh hak untuk menggunakan aset atau memberikan jasa kepada entitas

    bertujuan khusus, sementara pihak lain dapat menyediakan pendanaan kepada entitas

    bertujuan khusus. Seperti yang diindikasikan oleh SPA 550, dalam beberapa kondisi,

  • suatu entitas bertujuan khusus mungkin merupakan suatu pihak yang berelasi dengan

    entitas.9

    A27. Kerangka pelaporan keuangan sering menjabarkan kondisi detail yang dipandang

    mengendalikan, atau kondisi-kondisi yang menjadi pertimbangan untuk mengkonsolidasi

    entitas bertujuan khusus. Interpretasi tentang ketentuan kerangka tersebut sering

    menuntut suatu pengetahuan detail tentang perjanjian yang relevan yang melibatkan

    entitas bertujuan khusus.

    Pemilihan dan Penerapan Kebijakan Akuntansi Entitas (Ref: Para. 11c)

    A28. Suatu pemahaman tentang pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi entitas dapat

    meliputi hal-hal seperti:

    Metode yang digunakan oleh entitas untuk mencatat transaksi yang signifikan dan

    tidak biasa.

    Pengaruh kebijakan akuntansi signifikan dalam bidang yang kontroversial atau baru

    dimana tidak terdapat panduan atau konsensus dari pihak yang memiliki otoritas.

    Perubahan dalam kebijakan akuntansi entitas.

    Standar pelaporan keuangan dan peraturan perundang-undangan yang baru bagi

    entitas, serta kapan dan bagaimana entitas akan mengadopsi ketentuan tersebut.

    Tujuan dan Strategi Bisnis, serta Risiko Bisnis yang Terkait (Ref: Para. 11d)

    A29. Entitas melaksanakan bisnisnya dalam konteks faktor industri, faktor regulasi, serta faktor

    internal dan eksternal lainnya. Untuk merespons faktor-faktor ini, manajemen atau pihak

    yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas mendefinisikan tujuan, yang merupakan

    rencana keseluruhan entitas. Strategi adalah pendekatan yang melaluinya manajemen

    bermaksud untuk mencapai tujuannya. Tujuan dan strategi entitas dapat berubah dari

    waktu ke waktu.

    A30. Risiko bisnis adalah lebih luas daripada risiko salah saji material dalam laporan

    keuangan, meskipun risiko bisnis mencakup risiko salah saji material tersebut. Risiko

    bisnis dapat timbul dari perubahan atau kompleksitas. Suatu kegagalan dalam mengakui

    9 SPA 550, paragraf A7.

  • perlunya perubahan dapat juga menimbulkan risiko bisnis. Risiko bisnis dapat timbul,

    sebagai contoh, dari:

    Pengembangan produk atau jasa baru yang kemungkinan gagal;

    Suatu pasar yang, bahkan jika dikembangkan dengan sukses, adalah tidak cukup

    untuk mendukung suatu produk atau jasa; atau

    Cacat dalam suatu produk atau jasa yang dapat mengakibatkan adanya kewajiban

    dan risiko reputasi.

    A31. Suatu pemahaman tentang risiko bisnis yang dihadapi oleh entitas meningkatkan

    kemungkinan pengidentifikasian risiko salah saji material, karena sebagian besar risiko

    bisnis pada akhirnya akan memiliki konsekuensi keuangan dan, oleh karena itu, memiliki

    pengaruh terhadap laporan keuangan. Namun, auditor tidak bertanggung jawab untuk

    mengidentifikasi atau menilai seluruh risiko bisnis karena tidak seluruh risiko bisnis

    menyebabkan risiko salah saji material.

    A32. Contoh hal-hal yang dapat dipertimbangkan oleh auditor ketika memperoleh suatu

    pemahaman tentang tujuan dan strategi bisnis entitas, serta risiko bisnis yang terkait,

    yang dapat mengakibatkan risiko salah saji material dalam laporan keuangan mencakup:

    Perkembangan industri (suatu risiko bisnis terkait yang potensial dapat berupa,

    sebagai contoh, entitas tidak memiliki personel atau pakar untuk menghadapi

    perubahan dalam industri).

    Produk dan jasa baru (suatu risiko bisnis terkait yang potensial dapat berupa,

    sebagai contoh, terdapat peningkatan kewajiban terhadap produk yang dihasilkan).

    Ekspansi bisnis (suatu risiko bisnis terkait yang potensial dapat berupa, sebagai

    contoh, permintaan atas produk atau jasa belum diestimasi secara akurat).

    Ketentuan akuntansi baru (suatu risiko bisnis terkait yang potensial dapat berupa,

    sebagai contoh, implementasi yang tidak lengkap atau tidak tepat, atau biaya yang

    meningkat).

    Ketentuan regulasi (suatu risiko bisnis terkait yang potensial dapat berupa, sebagai

    contoh, meningkatnya keterpaparan entitas dalam bidang hukum).

    Persyaratan pendanaan periode kini dan masa yang akan datang (suatu risiko bisnis

    terkait yang potensial dapat berupa, sebagai contoh, kehilangan pendanaan yang

    diakibatkan oleh ketidak mampuan entitas dalam memenuhi persyaratan

    pendanaan).

    Penggunaan teknologi informasi (suatu risiko bisnis terkait yang potensial dapat

    berupa, sebagai contoh, sistem dan proses yang tidak cocok).

  • Pengaruh pengimplementasian suatu strategi, terutama setiap pengaruh yang akan

    menuntun pada ketentuan akuntansi baru (suatu risiko bisnis potensial yang terkait

    dapat berupa, sebagai contoh, implementasi yang tidak lengkap atau tidak tepat).

    A33. Suatu risiko bisnis dapat memiliki suatu konsekuensi langsung terhadap risiko salah saji

    material untuk golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan pada tingkat asersi

    atau tingkat laporan keuangan. Sebagai contoh, risiko bisnis yang timbul dari basis

    pelanggan yang sedang berkontraksi dapat meningkatkan risiko salah saji material yang

    terkait dengan penilaian piutang. Namun, risiko yang sama, terutama ketika terjadi

    bersamaan dengan ekonomi yang sedang berkontraksi juga dapat memiliki konsekuensi

    jangka panjang, yang dipertimbangkan oleh auditor ketika menilai ketepatan asumsi

    keberlanjutan usaha. Oleh karena itu, apakah suatu risiko bisnis dapat mengakibatkan

    risiko salah saji material, harus dipertimbangkan sesuai dengan kondisi entitas. Contoh

    kondisi dan peristiwa yang dapat mengindikasikan risiko salah saji material disajikan

    dalam Lampiran 2.

    A34. Biasanya manajemen mengidentifikasi risiko bisnis dan mengembangkan pendekatan

    untuk merespons risiko tersebut. Proses penilaian risiko tersebut merupakan bagian dari

    pengendalian internal dan dibahas dalam paragraf 15 dan paragraf A79-A80

    Pertimbangan Spesifik terhadap Entitas Sektor Publik

    A35. Untuk audit atas entitas sektor publik, tujuan manajemen dapat dipengaruhi oleh

    kepedulian atas akuntabilitas publik dan dapat mencakup tujuan yang bersumber dari

    peraturan perundang-undangan atau otoritas lainnya.

    Pengukuran dan Penelahaan atas Kinerja Keuangan Entitas (Ref: Para. 11e)

    A36. Manajemen dan pihak lainnya dalam entitas akan mengukur dan menelaah hal-hal yang

    dipandang penting oleh mereka. Parameter kinerja, apakah bersifat eksternal atau

    internal, menciptakan tekanan terhadap entitas. Tekanan tersebut, pada gilirannya, dapat

    memotivasi manajemen untuk mengambil tindakan dalam meningkatkan kinerja bisnis

    atau untuk menyajikan laporan keuangan secara salah. Oleh karena itu, suatu

    pemahaman tentang parameter kinerja entitas membantu auditor dalam

    mempertimbangkan apakah tekanan untuk mencapai target kinerja mengakibatkan

    tindakan manajemen yang meningkatkan risiko salah saji material, termasuk risiko yang

  • diakibatkan oleh kecurangan. Lihat SPA 240 untuk ketentuan dan panduan yang

    berkaitan dengan risiko yang diakibatkan oleh kecurangan.

    A37. Pengukuran dan penelahaan atas kinerja keuangan tidak sama dengan pemantauan atas

    pengendalian (dibahas sebagai suatu komponen pengendalian internal dalam paragraf

    A98-A104), meskipun kemungkinan terjadi duplikasi dalam tujuan mereka:

    Pengukuran dan penelaahan atas kinerja diarahkan pada apakah kinerja bisnis

    memenuhi tujuan yang telah ditetapkan oleh manajemen (atau pihak ketiga).

    Pemantauan pengendalian dihubungkan secara khusus dengan operasi yang efektif

    atas pengendalian internal.

    Namun, dalam beberapa kasus, indikator kinerja juga menyediakan informasi yang

    memungkinkan manajemen untuk mengidentifikasi defisiensi dalam pengendalian

    internal.

    A38. Contoh informasi yang dihasilkan secara internal yang digunakan oleh manajemen untuk

    mengukur dan menelaah kinerja keuangan, dan yang dapat dipertimbangkan oleh

    auditor, mencakup:

    Indikator kinerja utama (keuangan dan nonkeuangan), serta rasio, tren, dan statistik

    operasi utama.

    Analisis kinerja keuangan dari periode ke periode.

    Anggaran, prakiraan, analisis penyimpangan, informasi segmen dan divisi, dan

    laporan kinerja tingkat departemen atau tingkat lainnya.

    Pengukuran kinerja karyawan dan kebijakan kompensasi insentif.

    Perbandingan kinerja entitas dengan kompetitor.

    A39. Pihak eksternal dapat juga mengukur dan menelaah kinerja keuangan entitas. Sebagai

    contoh, informasi eksternal seperti laporan analis dan laporan badan pemeringkat kredit

    dapat merupakan informasi yang berguna bagi auditor. Laporan-laporan tersebut sering

    dapat diperoleh dari entitas yang sedang diaudit.

    A40. Parameter internal dapat memperlihatkan hasil atau tren yang tidak diharapkan yang

    menuntut manajemen untuk menentukan penyebabnya dan melaksanakan tindakan

    korektif (termasuk, dalam beberapa kasus, deteksi dan koreksi salah saji secara tepat

    waktu). Parameter kinerja dapat juga mengindikasikan kepada auditor tentang adanya

    risiko salah saji material pada informasi laporan keuangan yang terkait. Sebagai contoh,

    parameter kinerja dapat mengindikasikan bahwa entitas memiliki pertumbuhan atau

    profitabilitas yang cepat dan tidak biasa ketika dibandingkan dengan entitas lain dalam

    industri yang sama. Informasi tersebut, terutama jika digabungkan dengan faktor lain

  • seperti bonus berbasis kinerja atau remunerasi insentif, dapat mengindikasikan risiko

    potensial atas keberpihakan manajemen dalam penyusunan laporan keuangan.

    Pertimbangan Spesifik terhadap Entitas yang Lebih Kecil

    A41. Entitas yang lebih kecil sering tidak memiliki proses untuk mengukur dan menelaah

    kinerja keuangan. Permintaan keterangan dari manajemen mengungkapkan bahwa

    manajemen tersebut mengandalkan indikator utama tertentu untuk mengevaluasi kinerja

    keuangan dan melakukan tindakan yang tepat. Jika permintaan keterangan tersebut

    mengindikasikan ketiadaan pengukuran atau penelaahan kinerja, maka kemungkinan

    terdapat risiko yang meningkat atas salah saji yang tidak terdeteksi dan terkoreksi.

    Pengendalian Internal Entitas (Ref: Para. 12)

    A42. Suatu pemahaman atas pengendalian internal membantu auditor dalam mengidentifikasi

    tipe-tipe salah saji yang potensial dan faktor-faktor yang memengaruhi risiko salah saji

    material, serta dalam merancang sifat, waktu, dan luas prosedur audit lebih lanjut.

    A43. Materi penerapan pengendalian internal di bawah ini disajikan dalam empat bagian

    sebagai berikut:

    Sifat dan Karakteristik Umum Pengendalian Internal

    Pengendalian yang Relevan dengan Audit.

    Sifat dan Luas Pemahaman tentang Pengendalian yang Relevan

    Komponen Pengendalian Internal

    Sifat dan Karakteristik Umum Pengendalian Internal

    Tujuan Pengendalian Internal

    A44. Pengendalian internal dirancang, diimplementasikan, dan dipelihara untuk merespons

    risiko bisnis yang teridentifikasi yang mengancam pencapaian setiap tujuan entitas yang

    berkaitan dengan:

    Keandalan pelaporan keuangan entitas;

    Efektivitas dan efisiensi operasi entitas; dan

    Kepatuhan entitas terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  • Pengendalian internal dirancang, diimplementasikan, dan dipelihara melalui berbagai

    cara yang bergantung pada ukuran dan kompleksitas entitas.

    Pertimbangan spesifik terhadap entitas yang lebih kecil

    A45. Entitas yang lebih kecil dapat menggunakan cara yang kurang terstruktur serta proses

    dan prosedur yang lebih sederhana untuk mencapai tujuan mereka.

    Keterbatasan Pengendalian Internal

    A46. Pengendalian internal, terlepas bagaimanapun efektifnya, hanya dapat memberikan

    suatu keyakinan memadai bagi entitas tentang pencapaian tujuan pelaporan keuangan

    entitas. Kemungkinan pencapaian tujuan tersebut dipengaruhi oleh keterbatasan inheren

    pengendalian internal. Keterbatasan tersebut mencakup realitas bahwa pertimbangan

    manusia dalam pembuatan keputusan dapat salah dan kelemahan (breakdowns) dalam

    pengendalian internal dapat terjadi karena kesalahan manusia. Sebagai contoh,

    kemungkinan terdapat suatu kesalahan dalam rancangan atas, atau dalam perubahan

    pada, suatu pengendalian. Sama halnya, operasi suatu pengendalian kemungkinan tidak

    efektif, seperti ketika informasi yang dihasilkan untuk tujuan pengendalian internal

    (sebagai contoh, suatu laporan penyimpangan) tidak digunakan secara efektif karena

    individu yang bertanggung jawab untuk menelaah informasi tersebut tidak memahami

    tujuan informasi tersebut atau gagal dalam melakukan tindakan tepat.

    A47. Selain itu, pengendalian dapat dielakkan dengan kolusi oleh dua orang atau lebih atau

    pengabaian pengendalian internal yang tidak semestinya oleh manajemen. Sebagai

    contoh, manajemen dapat membuat perjanjian tambahan dengan pelanggan yang

    mengubah persyaratan dan kondisi kontrak penjualan standar entitas, yang dapat

    mengakibatkan pengakuan pendapatan yang tidak benar. Di samping itu, pengecekan

    atas hasil editan dalam suatu program perangkat lunak yang dirancang untuk

    mengidentifikasi dan melaporkan transaksi yang melebihi batas kredit yang ditentukan

    dapat diabaikan dengan sengaja atau dibuat tidak berfungsi.

    A48. Lebih lanjut, dalam merancang dan mengimplementasikan pengendalian, manajemen

    dapat membuat pertimbangan tentang sifat dan luas pengendalian yang dipilih untuk

    diimplementasikan, serta sifat dan luas risiko yang diasumsikan.

  • Pertimbangan spesifik bagi entitas yang lebih kecil

    A49. Entitas yang lebih kecil sering memiliki jumlah karyawan yang lebih sedikit yang dapat

    membatasi luas pemisahan tugas yang selayaknya diterapkan. Namun, dalam suatu

    entitas kecil yang dikelola oleh pemilik, pemilik-pengelola kemungkinan memiliki

    kemampuan untuk melaksanakan pengawasan yang lebih efektif daripada dalam suatu

    entitas yang lebih besar. Pengawasan ini dapat mengompensasi keterbatasan dalam

    pemisahan tugas.

    A50. Selain itu, pemilik-pengelola kemungkinan lebih memiliki kemampuan untuk

    mengabaikan pengendalian karena sistem pengendalian internal kurang terstruktur. Hal

    ini diperhitungkan oleh auditor ketika mengidentifikasi risiko salah saji material yang

    diakibatkan oleh kecurangan.

    Pembagian Pengendalian Internal ke dalam Komponen

    A51. Untuk tujuan SPA, pembagian pengendalian internal ke dalam lima komponen di bawah

    ini menyediakan suatu kerangka yang bermanfaat bagi auditor untuk mempertimbangkan

    bagaimana berbagai aspek pengendalian internal yang berbeda pada entitas dapat

    memengaruhi audit:

    (a) Lingkungan pengendalian;

    (b) Proses penilaian risiko entitas;

    (c) Sistem informasi yang relevan dengan pelaporan keuangan, termasuk proses bisnis

    yang terkait, dan komunikasi;

    (d) Aktivitas pengendalian; dan

    (e) Pemantauan terhadap pengendalian.

    Pembagian tersebut belum tentu mencerminkan bagaimana suatu entitas merancang,

    mengimplementasikan, dan memelihara pengendalian internal, atau bagaimana entitas

    mengklasifikasikan komponen tertentu. Auditor dapat menggunakan terminologi atau

    kerangka yang berbeda untuk menjelaskan berbagai aspek pengendalian internal, dan

    pengaruhnya terhadap audit daripada yang digunakan dalam SPA ini, selama seluruh

    komponen yang dijelaskan dalam SPA ini dicakup.

    A52. Materi penerapan yang berkaitan dengan lima komponen pengendalian internal yang

    berhubungan dengan audit atas laporan keuangan disajikan dalam paragraf A69-A104 di

  • bawah ini. Lampiran 1 menyediakan penjelasan lebih lanjut tentang komponen-

    komponen pengendalian internal tersebut.

    Karakteristik Unsur-Unsur Pengendalian Internal Manual dan Terotomatisasi yang Relevan

    dengan Penilaian Risiko Auditor

    A53. Sistem pengendalian internal suatu entitas mengandung unsur-unsur manual dan sering

    juga mengandung unsur-unsur terotomatisasi. Karakteristik unsur-unsur manual atau

    terotomatisasi relevan dengan penilaian risiko auditor dan prosedur audit lebih lanjut

    yang didasarkan pada penilaian risiko tersebut.

    A54. Penggunaan unsur-unsur pengendalian internal manual atau terotomatisasi juga

    memengaruhi cara transaksi dimulai, dicatat, diolah, dan dilaporkan:

    Pengendalian dalam suatu sistem manual dapat mencakup prosedur-prosedur

    seperti persetujuan dan penelaahan atas transaksi, serta rekonsiliasi dan tindak

    lanjut terhadapnya. Sebagai alternatif, entitas dapat menggunakan prosedur-

    prosedur yang terotomatisasi untuk memulai, mencatat, mengolah, dan melaporkan

    transaksi, yang dalam hal ini mencatat transaksi dalam format elektronis yang

    menggantikan dokumen kertas.

    Pengendalian dalam sistem teknologi informasi terdiri dari kombinasi pengendalian

    terotomatisasi (sebagai contoh, pengendalian yang terpasang pada program

    komputer) dan pengendalian manual. Lebih lanjut, pengendalian manual dapat

    bersifat independen dari teknologi informasi, dapat menggunakan informasi yang

    dihasilkan oleh teknologi informasi, atau mungkin terbatas pada pemantauan

    terhadap berfungsinya teknologi informasi dan pengendalian terotomatisasi secara

    efektif, dan menangani penyimpangan. Ketika teknologi informasi digunakan untuk

    memulai, mencatat, mengolah, atau melaporkan transaksi, atau data keuangan

    lainnya untuk dimasukkan ke dalam laporan keuangan, sistem dan program dapat

    mencakup pengendalian yang terkait dengan asersi yang sesuai untuk akun yang

    material atau penting untuk berfungsinya secara efektif pengendalian manual yang

    bergantung pada teknologi informasi. Kombinasi unsur-unsur manual dan

    terotomatisasi dalam pengendalian internal suatu entitas bervariasi sesuai dengan

    sifat dan kompleksitas penggunaan teknologi informasi oleh entitas tersebut.

  • A55. Pada umumnya, teknologi informasi bermanfaat bagi pengendalian internal suatu entitas

    yang memungkinkan entitas untuk:

    Secara konsisten menerapkan aturan bisnis yang telah ditentukan dan

    melaksanakan perhitungan yang kompleks dalam mengolah transaksi atau data

    dengan volume yang besar;

    Meningkatkan ketepatan waktu, ketersediaan, dan keakuratan informasi;

    Memfasilitasi analisis tambahan atas informasi;

    Meningkatkan kemampuan untuk memantau pelaksanaan aktivitas serta kebijakan

    dan prosedur entitas;

    Mengurangi risiko bahwa pengendalian akan dielakkan; dan

    Meningkatkan kemampuan untuk mencapai pemisahan tugas yang efektif dengan

    cara mengimplementasikan pengendalian keamanan dalam aplikasi, basis data,

    dan sistem operasi.

    A56. Teknologi informasi juga memiliki risiko spesifik terhadap pengendalian internal entitas,

    termasuk, sebagai contoh:

    Pengandalan terhadap sistem atau program yang mengolah data secara tidak

    akurat, mengolah data yang tidak akurat, atau keduanya.

    Akses tidak terotorisasi terhadap data yang dapat mengakibatkan kerusakan data

    atau perubahan yang tidak seharusnya terhadap data, termasuk pencatatan

    transaksi tidak terotorisasi atau yang tidak terjadi, atau pencatatan yang tidak

    akurat atas transaksi. Risiko tertentu dapat timbul ketika banyak pemakai

    mengakses suatu basis data bersama.

    Kemungkinan personel teknologi informasi memperoleh keistimewaan akses

    melampaui yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya, sehingga merusak

    pemisahan tugas.

    Perubahan tidak terotorisasi terhadap data dalam master file.

    Perubahan tidak terotorisasi terhadap sistem atau program.

    Kegagalan untuk membuat perubahan yang diperlukan terhadap sistem atau

    program.

    Intervensi secara manual yang tidak seharusnya.

    Potensi kehilangan data atau ketidakmampuan untuk mengakses data ketika

    dibutuhkan.

  • A57. Unsur manual dalam pengendalian internal kemungkinan lebih cocok ketika

    pertimbangan dan kebijaksanaan dibutuhkan seperti dalam kondisi-kondisi sebagai

    berikut:

    Transaksi yang besar jumlahnya, tidak biasa, atau tidak berulang.

    Kondisi ketika kesalahan sulit untuk didefinisikan, diantisipasi, atau diprediksi.

    Dalam kondisi yang mengalami perubahan yang membutuhkan suatu respons

    pengendalian di luar ruang lingkup pengendalian terotomatisasi yang ada.

    Dalam memantau efektivitas pengendalian terotomatisasi.

    A58. Unsur manual dalam pengendalian internal kemungkinan menjadi kurang dapat

    diandalkan daripada unsur terotomatisasi karena unsur manual tersebut dapat lebih

    mudah di-bypass, diabaikan, atau di-overridden, dan unsur manual tersebut juga lebih

    memiliki kecenderungan untuk terabaikannya kesalahan dan kekeliruan sederhana. Oleh

    karena itu, konsistensi penerapan unsur pengendalian manual tidak dapat diandalkan.

    Unsur pengendalian manual kemungkinan kurang cocok dalam kondisi-kondisi sebagai

    berikut:

    Transaksi dengan volume yang tinggi atau berulang, atau dalam situasi ketika

    kesalahan yang dapat diantisipasi atau diprediksi, dapat dicegah, atau dideteksi

    dan dikoreksi, oleh parameter pengendalian yang diotomatisasi.

    Aktivitas pengendalian yang di dalamnya terdapat cara-cara tertentu untuk

    melaksanakan pengendalian dapat dirancang dan diotomatisasi secara memadai.

    A59. Luas dan sifat risiko terhadap pengendalian internal bervariasi tergantung dari sifat dan

    karakateristik sistem informasi entitas. Entitas merespons risiko yang timbul dari

    penggunaan teknologi informasi atau dari penggunaan unsur manual dalam

    pengendalian internal dengan menetapkan pengendalian yang efektif dengan

    mempertimbangkan karakteristik sistem informasi entitas.

    Pengendalian yang Relevan dengan Audit

    A60. Terdapat hubungan langsung antara tujuan entitas dengan pengendalian yang

    diimplementasikan oleh entitas untuk menyediakan keyakinan memadai tentang

    pencapaian tujuan tersebut.Tujuan entitas, termasuk pengendalian internal entitas,

    berkaitan dengan pelaporan keuangan, operasi, dan kepatuhan; namun, tidak semua

    tujuan dan pengendalian tersebut relevan dengan penilaian risiko auditor.

  • A61. Faktor-faktor yang relevan dengan pertimbangan auditor tentang apakah suatu

    pengendalian, baik secara individu maupun bersama dengan pengendalian lain, adalah

    relevan dengan audit dapat mencakup hal-hal sebagai berikut:

    Materialitas.

    Signifikansi risiko yang terkait.

    Ukuran entitas.

    Sifat bisnis entitas, termasuk karakteristik organisasi dan kepemilikannya.

    Keberagaman dan kompleksitas operasi entitas.

    Ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku.

    Kondisi dan komponen pengendalian internal yang berlaku.

    Sifat dan kompleksitas sistem yang merupakan bagian pengendalian internal

    entitas, termasuk penggunaan organisasi jasa.

    Apakah, dan bagaimana, suatu pengendalian tertentu, baik secara individu atau

    bersama dengan pengendalian lain, mencegah, atau mendeteksi dan mengoreksi,

    salah saji material.

    A62. Pengendalian terhadap kelengkapan dan keakuratan informasi yang dihasilkan oleh

    entitas dapat menjadi relevan dengan audit jika auditor bermaksud untuk menggunakan

    informasi tersebut dalam merancang dan melaksanakan prosedur lanjutan. Pengendalian

    yang berkaitan dengan tujuan operasi dan kepatuhan dapat juga menjadi relevan dengan

    audit jika pengendalian tersebut berkaitan dengan data yang dievaluasi atau digunakan

    oleh auditor dalam menerapkan prosedur audit.

    A63. Pengendalian internal atas pengamanan aset terhadap pemerolehan, penggunaan, atau

    pelepasan tidak terotorisasi dapat mencakup pengendalian yang berkaitan dengan tujuan

    pelaporan keuangan dan tujuan operasi. Pada umumnya, pertimbangan auditor atas

    pengendalian tersebut terbatas pada pengendalian yang relevan dengan keandalan

    pelaporan keuangan.

    A64. Pada umumnya, suatu entitas memiliki pengendalian yang berkaitan dengan tujuan yang

    tidak relevan dengan audit, dan oleh karena itu, tidak perlu dipertimbangkan. Sebagai

    contoh, suatu entitas dapat mengandalkan pada suatu sistem pengendalian

    terotomatisasi yang canggih untuk menyediakan operasi yang efisien dan efektif (seperti

    sistem pengendalian terotomatisasi pada maskapai penerbangan untuk mengatur jadwal

    penerbangan), tetapi pengendalian tersebut pada umumnya tidak relevan dengan audit.

    Selain itu, meskipun pengendalian internal berlaku bagi entitas secara keseluruhan atau

    bagi setiap unit operasi atau proses bisnis entitas, pemahaman atas pengendalian

  • internal yang berkaitan dengan setiap unit operasi dan proses bisnis entitas kemungkinan

    tidak relevan dengan audit.

    Pertimbangan Spesifik terhadap Entitas Sektor Publik

    A65. Auditor sektor publik sering memiliki tanggung jawab tambahan sehubungan dengan

    pengendalian internal, sebagai contoh, untuk melaporkan kepatuhan terhadap

    seperangkat aturan praktik yang telah ditetapkan. Auditor sektor publik dapat juga

    memiliki tanggung jawab untuk melaporkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-

    undangan atau wewenang lain. Sebagai akibatnya, penelaahan mereka atas

    pengendalian internal dapat menjadi lebih luas dan lebih detail.

    Sifat dan Luas Pemahaman atas Pengendalian yang Relevan (Raf: Para. 13)

    A66. Pengevaluasian atas rancangan suatu pengendalian melibatkan pertimbangan atas

    apakah pengendalian tersebut, baik secara individu maupun bersama dengan

    pengendalian lain, dapat secara efektif mencegah, atau mendeteksi dan mengoreksi,

    salah saji material. Impelementasi suatu pengendalian berarti bahwa pengendalian

    tersebut ada dan digunakan oleh entitas. Penilaian terhadap pengimplementasian suatu

    pengendalian yang tidak efektif kurang bermakna, dan oleh karena itu, pertimbangan

    atas rancangan suatu pengendalian harus dilakukan lebih dahulu. Suatu pengendalian

    yang dirancang secara tidak tepat dapat mengakibatkan suatu defisiensi signifikan dalam

    pengendalian internal.

    A67. Prosedur penilaian risiko untuk memperoleh bukti audit tentang rancangan dan

    implementasi pengendalian yang relevan dapat mencakup:

    Meminta keterangan dari personel entitas.

    Mengamati penerapan pengendalian tertentu.

    Menginspeksi dokumen dan laporan.

    Menelusuri transaksi melalui sistem informasi yang relevan dengan pelaporan

    keuangan.

    Namun, tujuan tersebut di atas tidak dapat dicapai hanya dengan melakukan permintaan

    keterangan.

  • A68. Pemerolehan suatu pemahaman tentang pengendalian suatu entitas tidak cukup untuk

    menguji efektivitas operasi pengendalian tersebut, kecuali terdapat beberapa otomatisasi

    yang menyediakan operasi pengendalian yang konsisten. Sebagai contoh, pemerolehan

    bukti audit tentang pengimplementasian suatu pengendalian manual pada suatu waktu

    tidak menyediakan bukti audit tentang efektivitas operasi pengendalian pada waktu lain

    selama periode yang diaudit. Namun, karena konsistensi bawaan dari pengolahan

    teknologi informasi (lihat paragraf A55), pelaksanaan prosedur audit untuk menentukan

    apakah suatu pengendalian terotomatisasi telah diimplementasikan dapat berfungsi

    sebagai suatu pengujian terhadap efektivitas operasi pengendalian tersebut, tergantung

    dari penilaian dan pengujian auditor atas pengendalian tersebut, seperti yang dilakukan

    terhadap perubahan program. Pengujian terhadap efektivitas operasi pengendalian

    dijelaskan lebih lanjut dalam SPA 330.10

    Komponen Pengendalian InternalLingkungan Pengendalian (Ref: Para. 14)

    A69. Lingkungan pengendalian mencakup fungsi tata kelola dan manajemen, serta sikap,

    kesadaran, dan tindakan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan manajemen

    atas pengendalian internal entitas dan pentingnya pengendalian tersebut dalam entitas.

    Lingkungan pengendalian menetapkan arah organisasi yang memengaruhi kesadaran

    pengendalian personel organisasi tersebut.

    A70. Unsur-unsur lingkungan pengendalian yang mungkin relevan ketika memperoleh suatu

    pemahaman atas lingkungan pengendalian mencakup hal-hal sebagai berikut:

    (a) Komunikasi dan penegakan integritas dan nilai etikaIni merupakan unsur-unsur

    esensial yang memengaruhi efektivitas rancangan, pengelolaan, dan pemantauan

    pengendalian.

    (b) Komitmen terhadap kompetensiHal-hal seperti pertimbangan manajemen tentang

    tingkat kompetensi untuk pekerjaan tertentu dan bagaimana tingkat-tingkat tersebut

    diterjemahkan ke dalam keahlian dan pengetahuan yang disyaratkan.

    (c) Partisipasi oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelolaAtribut pihak yang

    bertanggung jawab atas tata kelola adalah:

    Independensi mereka dari manajemen.

    Pengalaman dan reputasi mereka.

    10 SPA 330, Repons Auditor terhadap Risiko yang Dinilai.

  • Seberapa luas keterlibatan mereka dan informasi yang diterimanya, dan inspeksi

    atas aktivitas.

    Ketepatan tindakan mereka, termasuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan sulit

    kepada manajemen dan mengejar jawabannya, serta interaksi mereka dengan

    auditor internal dan eksternal.

    (d) Filosofi dan gaya operasi manajemenKarakteristik manajemen seperti:

    Pendekatan dalam pengambilan dan pengelolaan risiko bisnis.

    Sikap dan tindakan terhadap pelaporan keuangan.

    Sikap terhadap pengolahan informasi dan fungsi akuntansi serta personel.

    (e) Struktur organisasiKerangka yang di dalamnya aktivitas entitas untuk mencapai

    tujuan entitas direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dan ditelaah.

    (f) Pemberian wewenang dan tanggung jawabHal-hal seperti bagaimana wewenang

    dan tanggung jawab atas aktivitas operasi diberikan dan bagaimana hubungan

    pelaporan dan hierarki otorisasi ditetapkan.

    (g) Kebijakan dan praktik sumber daya manusiaKebijakan dan praktik yang berkaitan

    dengan, sebagai contoh, rekrutmen, orientasi, pelatihan, evaluasi, konseling,

    promosi, kompensasi, dan tindakan perbaikan.

    Bukti Audit untuk Unsur-Unsur Lingkungan Pengendalian

    A71. Bukti audit yang relevan dapat diperoleh melalui suatu kombinasi permintaan keterangan

    dan prosedur penilaian risiko lainnya seperti permintaan keterangan pendukung melalui

    observasi atau inspeksi atas dokumen. Sebagai contoh, melalui permintaan keterangan

    dari manajemen dan karyawan, auditor dapat memperoleh suatu pemahaman tentang

    bagaimana manajemen mengomunikasikan kepada karyawan pandangan manajemen

    atas praktik bisnis dan perilaku etis. Auditor kemudian dapat menentukan apakah

    pengendalian yang relevan telah diimplementasikan dengan mempertimbangkan,

    sebagai contoh, apakah manajemen memiliki kode etik tertulis dan apakah mereka

    bertindak sesuai dengan kode etik tersebut.

    Pengaruh Lingkungan Pengendalian terhadap Penilaian Risiko Salah Saji Material

    A72. Beberapa unsur lingkungan pengendalian suatu entitas memiliki pengaruh pervasif

    terhadap penilaian risiko salah saji material. Sebagai contoh, kesadaran pengendalian

  • entitas dipengaruhi secara signifikan oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata

    kelola, karena salah satu peran mereka adalah untuk mengimbangi tekanan terhadap

    manajemen sehubungan dengan pelaporan keuangan yang dapat timbul dari permintaan

    pasar atau skema remunerasi. Oleh karena itu, efektivitas rancangan lingkungan

    pengendalian dalam hubungannya dengan partisipasi oleh pihak yang bertanggung

    jawab atas tata kelola dipengaruhi oleh hal-hal seperti:

    Independensi mereka dari manajemen dan kemampuan mereka untuk

    mengevaluasi tindakan manajemen.

    Tingkat pemahaman mereka atas transaksi bisnis entitas.

    Luas evaluasi mereka terhadap kesesuaian laporan keuangan dengan kerangka

    pelaporan keuangan yang berlaku.

    A73. Suatu dewan komisaris yang aktif dan independen dapat memengaruhi filosofi dan gaya

    operasi manajemen senior. Namun, unsur-unsur lain mungkin lebih terbatas

    pengaruhnya. Sebagai contoh, meskipun kebijakan dan praktik sumber daya manusia

    diarahkan untuk mempekerjakan personel keuangan, akuntansi, dan tekonologi informasi

    yang kompeten dapat mengurangi risiko kesalahan dalam pengolahan informasi

    keuangan; unsur-unsur lain tersebut belum tentu dapat memitigasi penyimpangan yang

    kuat oleh manajemen puncak dalam meninggikan pendapatan entitas.

    A74. Eksistensi lingkungan pengendalian yang baik merupakan suatu faktor positif ketika

    auditor menilai risiko salah saji material. Meskipun lingkungan pengendalian yang baik

    dapat membantu mengurangi risiko kecurangan, hal itu bukan merupakan pencegah

    absolut terhadap kecurangan. Sebaliknya, defisiensi dalam lingkungan pengendalian

    dapat merusak efektivitas pengendalian, terutama yang berkaitan dengan kecurangan.

    Sebagai contoh, kegagalan manajemen dalam menyediakan sumber daya yang cukup

    untuk merespons risiko keamanan teknologi informasi dapat berdampak buruk terhadap

    pengendalian internal dengan memperbolehkan perubahan yang tidak semestinya

    terhadap program komputer atau data, atau transaksi tanpa otorisasi diolah. Seperti yang

    dijelaskan dalam SPA 330, lingkungan pengendalian juga memengaruhi sifat, waktu, dan

    luas prosedur audit lebih lanjut auditor.11

    A75. Lingkungan pengendalian tidak dengan sendirinya mencegah, atau mendeteksi dan

    mengoreksi suatu salah saji material. Namun, lingkungan pengendalian dapat

    memengaruhi evaluasi auditor atas efektivitas pengendalian lain (sebagai contoh,

    11 SPA 330, paragraf A2-A3

  • pemantauan terhadap pengendalian dan operasi aktivitas pengendalian tertentu) dan

    oleh karena itu, akan memengaruhi penilaian auditor atas risiko salah saji material.

    Pertimbangan Spesifik bagi Entitas yang Lebih Kecil

    A76. Lingkungan pengendalian pada entitas kecil kemungkinan besar berbeda dari

    lingkungan pengendalian pada entitas yang lebih besar. Sebagai contoh, pihak yang

    bertanggung jawab atas tata kelola mungkin tidak mencakup anggota independen atau

    dari luar entitas, dan peran tata kelola mungkin dilakukan secara langsung oleh pemilik-

    pengelola jika tidak ada pemilik lainnya. Sifat lingkungan pengendalian dapat juga

    dipengaruhi oleh signifikansi pengendalian lain atau tidak adanya pengendalian lain.

    Sebagai contoh, keterlibatan aktif dari seorang pemilik-pengelola dapat memitigasi risiko

    tertentu yang timbul dari tidak adanya pemisahan tugas dalam entitas kecil; namun, hal

    ini dapat meningkatkan risiko lain, sebagai contoh, risiko pengabaian pengendalian.

    A77. Selain itu, bukti audit untuk unsur-unsur lingkungan pengendalian pada entitas yang lebih

    kecil mungkin tidak tersedia dalam bentuk dokumen, terutama ketika komunikasi antara

    manajemen dengan personel lain bersifat informal, meskipun efektif. Sebagai contoh,

    entitas kecil mungkin tidak memiliki kode etik tertulis, tetapi memiliki suatu budaya yang

    menekankan pentingnya integritas dan perilaku etis melalui komunikasi lisan dan contoh

    oleh manajemen.

    A78. Sebagai konsekuensinya, sikap, kesadaran, dan tindakan manajemen atau pemilik-

    pengelola merupakan hal penting bagi pemahaman auditor atas lingkungan

    pengendalian pada entitas yang lebih kecil.

    Komponen Pengendalian InternalProses Penilaian Risiko Entitas (Ref: Para.15)

    A79. Proses penilaian risiko entitas membentuk suatu basis bagi manajemen untuk

    menentukan bagaimana risiko dikelola. Jika proses tersebut sudah tepat sesuai dengan

    kondisinya, termasuk sifat, ukuran, dan kompleksitas entitas, maka hal ini membantu

    auditor dalam mengidentifikasi risiko salah saji material. Ketepatan atas kesesuaian

    proses penilaian risiko entitas dengan kondisinya ditentukan oleh pertimbangan auditor.

  • Pertimbangan Spesifik untuk Entitas yang Lebih Kecil (Reg: Para.17)

    A80. Kemungkinan besar tidak ada proses penilaian risiko yang formal dalam suatu entitas

    kecil. Dalam kasus tersebut, kemungkinan besar manajemen akan mengidentifikasi risiko

    melalui keterlibatan langsung manajemen dalam bisnis. Namun, tanpa menghiraukan

    kondisi tersebut, permintaan keterangan tentang risiko yang teridentifikasi dan

    bagaimana risiko tersebut direspons oleh manajemen tetap diperlukan.

    Komponen Pengendalian Internal Sistem Informasi, Termasuk Proses Bisnis yang Terkait,

    Pelaporan Keuangan yang Relevan, dan Komunikasi.

    Sistem Informasi, Termasuk Proses Bisnis yang Terkait, yang Relevan dengan Pelaporan

    Keuangan (Ref: Para. 18)

    A81. Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang mencakup

    sistem akuntansi, terdiri dari prosedur dan catatan yang dirancang dan ditetapkan untuk:

    Menginisiasi, mencatat, mengolah, dan melaporkan transaksi entitas (dan juga

    peristiwa dan kondisi) serta memelihara akuntabilitas aset, liabilitas, dan ekuitas

    yang terkait.

    Memperbaiki dan menuntaskan pengolahan transaksi yang salah, sebagai contoh,

    dokumentasi sementara (suspense files) yang terotomatisasi dan prosedur yang

    diikuti untuk meniadakan dokumentasi sementara tersebut secara berkala dan tepat

    waktu;

    Mengolah dan mempertanggungjawabkan sistem yang diabaikan atau bypass

    terhadap pengendalian;

    Mentransfer informasi dari sistem pengolahan transaksi ke buku besar;

    Menangkap informasi yang relevan dengan pelaporan keuangan untuk peristiwa

    dan kondisi selain transaksi, seperti depresiasi dan amortisasi aset dan perubahan

    dalam pemulihan piutang; dan

    Menjamin informasi (yang diharuskan untuk diungkapkan oleh kerangka pelaporan

    keuangan yang berlaku) dikumpulkan, dicatat, diolah, diikhtisarkan, dan dilaporkan

    dengan tepat dalam laporan keuangan.

  • Entri jurnal

    A82. Sistem informasi pada suatu entitas umumnya mencakup penggunaan entri jurnal

    standar yang dibutuhkan secara berulang untuk mencatat transaksi. Sebagai contoh,

    entri jurnal untuk mencatat penjualan, pembelian, dan pengeluaran kas dalam buku

    besar, atau untuk mencatat estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen secara

    berkala, seperti perubahan dalam estimasi penyisihan piutang tak tertagih.

    A83. Proses pelaporan keuangan suatu entitas juga mencakup penggunaan entri jurnal

    nonstandar untuk mencatat transaksi atau penyesuaian yang tidak berulang dan tidak

    biasa. Sebagai contoh, penyesuaian untuk konsolidasi dan entri untuk kombinasi bisnis

    atau penghapusan atau estimasi yang tidak berulang seperti penurunan nilai suatu aset.

    Dalam sistem buku besar yang bersifat manual, entri jurnal nonstandar dapat

    diidentifikasi melalui inspeksi buku besar, jurnal, dan dokumen pendukung. Ketika

    prosedur terotomatisasi digunakan untuk memelihara buku besar dan menyusun laporan

    keuangan, entri tersebut mungkin hanya tersedia dalam bentuk elektronis dan oleh

    karena itu dapat lebih mudah diidentifikasi melalui teknik audit berbantuan komputer.

    Proses Bisnis yang Berkaitan

    A84. Proses bisnis suatu entitas adalah aktivitas yang dirancang untuk:

    Mengembangkan, membeli, memproduksi, menjual, dan mendistribusikan produk dan

    jasa suatu entitas;

    Menjamin kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan; dan

    Mencatat informasi, termasuk informasi akuntansi dan pelaporan keuangan.

    Proses bisnis menghasilkan transaksi yang dicatat, diolah, dan dilaporkan oleh sistem

    informasi. Pemerolehan suatu pemahaman tentang proses bisnis entitas, yang meliputi

    bagaimana transaksi diawali, membantu auditor dalam memperoleh suatu pemahaman

    tentang sistem informasi entitas yang relevan terhadap pelaporan keuangan dengan cara

    yang tepat sesuai dengan keadaan entitas.

    Pertimbangan spesifik terhadap entitas yang lebih kecil

    A85. Sistem informasi dan proses bisnis yang relevan dengan pelaporan keuangan pada

    entitas kecil kemungkinan tidak serumit hal yang sama dalam entitas yang lebih besar,

    namun signifikansi perannya tetap sama. Entitas kecil dengan keterlibatan aktif

  • manajemen kemungkinan tidak memerlukan deskripsi luas tentang prosedur akuntansi,

    catatan akuntansi yang kompleks, atau kebijakan tertulis. Oleh karena itu, pemahaman

    terhadap sistem dan proses entitas dapat lebih mudah pada suatu audit atas entitas yang

    lebih kecil, dan dapat lebih bergantung pada permintaan keterangan daripada

    penelaahan atas dokumentasi. Namun, kebutuhan untuk memperoleh suatu pemahaman

    tetap penting.

    A86. Komunikasi oleh entitas tentang peran dan tanggung jawab pelaporan keuangan dan hal-

    hal signifikan yang berkaitan dengan pelaporan keuangan mencakup penyediaan

    pemahaman peran dan tanggung jawab individu terkait dengan pengendalian internal

    atas pelaporan keuangan. Hal ini mencakup hal-hal seperti seberapa luas pemahaman

    personel tentang bagaimana aktivitas mereka dalam sistem informasi pelaporan

    keuangan berkaitan dengan pekerjaan personel lain dan cara untuk melaporkan

    penyimpangan kepada tingkat lebih tinggi yang tepat dalam entitas. Komunikasi dapat

    mengambil bentuk seperti pedoman kebijakan dan pedoman pelaporan keuangan.

    Saluran komunikasi yang terbuka membantu untuk menjamin bahwa penyimpangan

    dilaporkan dan ditindaklanjuti.

    Pertimbangan spesifik terhadap entitas yang lebih kecil

    A87. Komunikasi mungkin saja kurang terstruktur dan lebih mudah terjadi dalam suatu entitas

    kecil daripada dalam suatu entitas yang leb