ear

Upload: melda-amalia-sikumbang

Post on 06-Jan-2016

237 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

resume about development ear

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah embriologi manusia dengan judul Pembentukan Telinga. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Embriologi Manusia diampu oleh dr. Vaulin Basyir, S.poG (K), pada program pascasarjana ilmu kebidanan Universitas Andalas Padang.

Makalah ini membahas tentang Pembentukan Telinga. Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan sumber informasi lebih lanjut mengenai bahasan tersebut oleh tenaga kesehatan khususnya tenaga kependidikan bidan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang ini.

Padang, Oktober 2015

Penulis DAFTAR ISI

iKATA PENGANTAR

iiDAFTAR ISI

1BAB I PENDAHULUAN

11.1 Latar Belakang

11.2 Tujuan Penulisan

2BAB II PEMBAHASAN

22.1 Telinga

BAB III KESIMPULAN.......................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Embriologi merupakan studi tentang proses perkembangan yang mencerminkan integrasi luar biasa dari suatu fenomena yang semakin kompleks yaitu dari sebuah sel menjadi seorang bayi dalam 9 bulan. Kajian dari embriologi mencakup faktor molekular, selular, dan struktural yang berperan dalam pembentukan suatu organisme.

Proses perkembangan dari satu sel melalui periode pembentukan primordia organ disebut masa embriogenesis, periode dari tahap ini hingga lahir disebut masa janin, yaitu masa disaat diferensiasi berlanjut sementara janin tumbuh dan bertambah beratnya.

1.2 Tujuan PenulisanTujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang perkembangan telinga dan mata yang terjadi pada masa embriogenesis.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Telinga

Telinga bagian berasal dari sepasang permukaan placodes sensorik (placodes otic) yang muncul dalam pembangunan manusia selama minggu 4 di daerah kepala tergeletak di belakang faring lengkungan kedua

Perkembangan telinga embrio terbagi tiga : (a) telinga luar, organ pengumpul bunyi; (b) telinga tengah, konduktor bunyi dari telinga luar ; dan (c) telinga dalam, menukar ombak bunyi menjadi impuls saraf dan mengidentifikasi sembarang perubahan pada keseimbangan. Berikut merupakan gambaran perkembangan telinga yang dimulai dari minggu ke-3 perkembangan intrauterine yang ditandai dengan tampaknya plakode auditori berinvaginasi membentuk lubang (pit) auditori sepanjang minggu ke-4 yang kemudian menjadi vesikula auditori. Indikasi pertama perkembangan telinga dapat ditemukan pada usia janin kira-kira 22 hari dimana terdapat tampilan penebalan permukaan ektoderma di masing-masing sisi rhombencephalon.

Gambaar 1. Awal Perkembangan Telinga

Telinga Dalam

Gambar 2. Rhombencephalon region:otic placode , otic pit and otic vesicle

Gen pembentukkan telinga dalam terletak disegmentasi otak belakang terjadi pada saat yang sama muncul placode.Otocyst berdekatan dengan rhombomere 5 sehingga dapat mempengaruhi perkembangan. Hoxa1, Kreisler, Fgf3

gen yang mengatur sel pial neural (neural gen)

Pax2 Ko mempengaruhi koklea dan ganglion spiral, tapi aparat tidak vestibular

nerogenin 1 mempengaruhi kedua ganglia

Petunjuk pertama adanya perkembangan telinga dapat ditemukan pada mudigah berumur kurang lebih 22 hari sebagai penebalan ektoderm permukaan pada kedua sisi rombensefalon. Penebalan ini, plakoda telinga melakukan invaginasi dan membentuk vesikula otika atau auditorik (otocyst). Selama perkembangan selanjutnya, setiap vesikula terbentuk menjadi :

Unsur ventral yang membentuk sacculus dan ductus cochlearis

Unsur dorsal yang membentuk utrikulus, canalis semicircularis dan endolymphaticus

Semua unsur bersama-sama struktur epitel ini membentuk labirin membranosa. Secara umum perkembangan telingan dalam terbagi 2 bagian yaitu :

Bagian dalam labirin yang terdiri dari :

Cochlea - Otic vesicle - Otic placode (ectoderm)

Semicircular canals - Otic vesicle - Otic placode (ectoderm)

Saccule and utricle - Otic vesicle - Otic placode (ectoderm) Cranial Nerve VIII

Auditory component - Otic vesicle and neural crest (ectoderm)

Vestibular component - Otic vesicle and neural crest (ectoderm)

Sakulus, Koklea, dan Organ Corti

Pada perkembangan minggu ke-6, sacculus membentuk suatu kantung keluar berbentuk tubulus pada kutub bawahnya. Pertumbuhan keluar ini, ductus cochlearis, menembus mesenkim di sekitarnya secara spiral hingga pada akhir minggu ke-8, hingga menyelesaikan 2,5 putaran kemudian bersama sacculus menjadi sempit yang disebut duktus reuniens.

Mesenkim memadat disekitar membaran yang labirin. Perubahan ini menjadi tulang rawan/kartilago untuk membentuk kapsul otic. Ruang antara kapsul optic dan labirin membaran labirin disebut ruang perilymphatic. Tulang rawan dari kapsul otic diubah menjadi tulang untuk membentuk tulang labirin. Pada minggu ke-10 selubung kartilaginosa mengalami vakuolisasi dan terbentuklah dua ruang perilimfe, yakni scala vestibuli dan scala tympani. Ductus cochlearis kemudian dipisahkan dari scala vestibuli oleh membrana vestibularis dan scala tympani oleh membrana basilaris.

Dinding lateral ductus cochlearis tetap melekat pada tulang rawan(kartilago) disekitarnya oleh ligamentum spirale, sedangkan sudut mediannya berhubungan dengan dan sebagian ditunjang oleh sebuah prosesus tulang rawan(kartilago) yang panjang, modiolus yang kelak menjadi sumbu tulang cochlea.

Mula-mula sel-sel epitel ductus cochlearis pada mulanya sama. Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya sel-sel ini membentuk dua buah bubungan: inner ridge yang akan menjadi limbus spiralis untuk pelengkap membaran tectoria dan outer Ridge. Out ridge membentuk satu baris sel rambut yang merupakan sel-sel sensorik sistem pendengaran. Sel-sel ini dilapisi oleh membrana tektoria, substansi gelantinosa fibrilar yang melekat pada limbus spiralis dan ujungnya terletak disel rambut. Sel sensorik dan membrana tektoria bersama-sama membentuk organ corti.

Jika membran tectoria menyentuh sel rambut , sel rambut kemudian menghasilkan gelombang suara dalam bentuk getaran yang dibawa keotak melalui saraf pendengaran. Impuls yang diterima oleh organ ini dihantarkan ke ganglion spirale dan kemudian kesistem saraf melalui serabut-serabut pendengaran dari saraf otak VIII.

Utrikulus dan Kanalis Semisirkularis

Selama perkembangan minggu keenam, Canalis semicircularis tampak sebagai kantong luar gepeng dari bagian utriculus vesikula otika. Tiga setengah lingkaran kanal berkembang sebagai outpouchings dari utrikulus. Salah satu ujung setiap duktus melebarkan membentuk ampula , sedangkan yang ujung lainnya tetap sempit (tidak melebar) untuk membentuk crus nonampula .Crus ampullare dari anterior dan posterior setengah lingkaran kanal kering . Akibatnya , tiga setengah lingkaran kanal berkomunikasi dengan utrikulus oleh lima crura yang memasuki utriculus yaitu tiga dengan ampula dan dua tanpa ampulla. Sel-sel di ampullare crus membentuk puncak yang disebut crista ampullaris berfungsi sebagai reseptor sensorik keseimbangan. Krista ampullare reseptor sensorik untuk keseimbangan kinetik.

Hal yang sama , maculae austacea ( reseptor sensorik untuk statis keseimbangan / gravitasi ) berkembang di medial dinding utrikulus dan sakulus. Impuls yang dibangkitkan pada sel sensorik crista dan macula sebagai akibat perubahan sikap tubuh dihantarkan ke otak oleh serabut vestibuler saraf otak VIII. Selama pembentukan vasikula otika, sekelompok kecil sel memisahkan diri dari dindingnya dan membentuk ganglion statoakustikus. Sel lain di dalam ganglion ini berasal dari crista neuralis. Selanjutnya ganglion terbagi menjadi bagian cochlearis dan vestibularis yang masing-masing memberikan sel sensorik pada organ corti dan pada sacculus, utriculus dan canalis semicircularis.

Perkembangan Telinga Dalam

Usia Kehamilan Perkembangan

Minggu ke-4Permukaan ectodermal menebal membentuk berpasangan rostro-caudally di daerah kepala.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa semua placodes sensorik mungkin timbul dari panplacodal primordial asal sekitar pelat saraf, dan kemudian memiliki perkembangan yang berbeda.

Setiap pasang placodes sensorik kemudian akan memberikan kontribusi komponen kunci dari masing-masing indra khusus (pendengaran, penglihatan, bau dan rasa).

Otic placode - bagian pertama membentuk dan memberikan kontribusi struktur telinga bagian dalam.

Optic (Lens) placode - terletak di permukaan, berdekatan dengan outpocketing dari sistem saraf (yang akan untuk retina) dan akan membentuk lensa.

Nasal placode - 2 komponen (medial dan lateral) dan akan membentuk epitel hidung olefactory.

Tahap 13 - yang placode otic telah tenggelam dari permukaan ektoderm untuk membentuk bola berongga epitel, otocyst yang (vesikel otic), yang sekarang terletak di bawah permukaan dikelilingi oleh mesenkim (mesoderm dan neural crest).

Epitel bervariasi dalam ketebalan dan mulai mendistorsi, pada akhirnya akan membentuk telinga bagian dalam labirin berselaput.

bentuk otocyst

cabang membentuk dan menghasilkan saluran endolymphatic dan kantung

membentuk vestibular (dorsal) dan koklea (ventral) daerah

diferensiasi vesikel otic ke labirin membran

entrolateral pandangan seluruh embrio dengan 5-mm bar skala. Pada tahap perkembangan ini tidak ada struktur telinga tengah atau eksternal yang jelas dan akan diturunkan kemudian dari lengkungan faring satu dan dua (berlabel).

Tahap ini menunjukkan ukuran dan posisi vesikel otic.Pada tahap perkembangan dalam mesenkim kepala belakang faring lengkungan satu dan dua dan posisi dekat dengan otak belakang berkembang.Perhatikan posisi penutupan vesikel otic ke rhombomeres, otak belakang lipatan yang mewakili segmentasi awal otak belakang. Juga ditampilkan sedang mengembangkan tengkorak ganglia dan pembuluh darah tergeletak berdekatan dengan vesikel otic.Dinding vesikel otic pada tahap ini adalah epitel sederhana.

Minggu ke-7

Minggu ke-8telinga eksternal yang dikembangkan dengan baik dengan struktur dewasa disederhanakan dan membuka meatus sempit.Cross-bagian kepala di bidang dasar tengkorak dan rongga mulut ke atas. Kapsul otic baik dibentuk oleh tahap ini mengandung semua struktur labirin berselaput. Hal ini masih struktur ventral tulang rawan pada batang otak dan terletak di belakang rongga mulut. Lidah menempati lantai rongga mulut dengan rak palatal disatukan berbaring lateral dan tabung pendengaran jelas ditunjukkan di atas dinding posterior. Telinga eksternal terlihat di sisi kanan kepala dengan sebuah band dari tulang rawan (noda gelap) dalam daun telinga.

kotak abu-abu menunjukkan wilayah ini: detail pembangunan telinga bagian dalam dan tengah. Rongga telinga tengah belum terbentuk dan ossicles (maleus ditampilkan) tertanam dalam mesenkim yang hilang. Otot tensor tympani yang membedakan dalam mesenkim yang berdekatan. Telinga bagian dalam labirin berselaput telah membentuk struktur eksternal dewasa. Bagian melalui bergantian dari saluran koklea menunjukkan struktur koklea internal masih terbelakang; Sebaliknya, wilayah keseimbangan lebih berkembang

Minggu ke-10Perkembangan Koklea

Vaskularisasi Telinga Dalam

Telinga dalam mendapat vaskularisasi dari arteri labirin cabang dari arteri serebralis anterior-inferior tetapi dapat juga sebagai cabang langsung dari arteri basilaris. Arteri ini masuk ke meatus akustikus internus dan terpisah menjadi arteri vestibularis anterior dan arteri koklearis komunis yang bercabang pula menjadi arteri koklearis dan arteri vestibulokoklearis. Arteri vestibularis anterior memperdarahi vestibularis anterior memperdarahi vestibularis, utrikulus dan sebagian duktus semisirkularis.

Arteri vestibulokoklearis sampai di modiolus di daerah putaran basal koklea terpisah menjadi cabang terminal vestibular dan cabang koklear. Cabang vestibular memperdarahi sakulus, sebagian besar kanalis semisirkularis dan ujung basal koklea. Cabang koklear memperdarahi ganglion spiralis, lamina spiralis ossea, limbus dan ligamen spiralis. Arteri koklearis berjalan mengitari nervus akustikus di kanalis akustikus di kanalis akustikus internus dan di dalam koklea mengitari modiolus.

Vena dialirkan ke vena labirintin yang diteruskan ke sinus petrosus inferior atau sinus sigmoideus. Vena-vena kecil melewati akuaduktus vestibularis dan koklearis ke sinus petrosus superior dan inferior (Wright, 1997).

Perekembangan Pembuluh Darah

Perkembangan Keterangan

Endolymphatic Sac

kantung endolimfatik diisi dengan cairan endolymphatic

dengan komposisi yang unik kalium tinggi dan rendah ion natrium

Vestibular Sac

menghasilkan 3 ekspansi - bentuk setengah lingkaran saluran

bentuk sisa utrikulus

lapisan epitel menghasilkan - sel-sel rambut, krista ampullary, makula utricular

Vestibular - Otoconia, otoconin- biominerals telinga bagian dalam

Koklea Sac

menghasilkan melingkar duktus koklea (manusia 2 1/2 bergantian)

bentuk sisa saccule

lapisan epitel menghasilkan

sel-sel rambut

struktur organ corti

makula saccular

Media scala

scala tympani

scala vestibule

(Latin, medius = tengah) spiral duktus koklea tengah terbaring antara vestibule scala dan scala tympani, mengandung endolymph.

(Latin, tympanon = Drum) duktus koklea spiral bawah lamina spiral, mengandung perilymph dan berakhir di jendela bulat di dekat membran timpani.

(Latin, vestibulum = rongga pada awal kanal) duktus koklea spiral di atas lamina spiral, mengandung perilymph, mulai dekat vestbule dan berakhir di mana ia berkomunikasi dengan timpani scala di helicotrema tersebut.

endolymph

cairan ekstraseluler yang disekresikan oleh vaskularis stria.kalium adalah kation utama yang diperlukan untuk depolarisasi arus listrik di sel-sel rambut.

perilymph

cairan ekstraseluler komposisinya sama dengan baik plasma atau cairan serebrospinal.

natrium adalah kation utama.

Stria vaskularis

Pada orang dewasa stria yang vaskularis fungsi untuk mensintesis dan mengeluarkan endolymph. Ketiga jenis sel utama dalam stria yang memiliki asal-usul embriologis yang berbeda dan dihubungkan oleh berbagai bentuk persimpangan sel.

Persarafan Telinga Dalam

Nervus vestibulokoklearis (nervus akustikus) yang dibentuk oleh bagian koklear dan vestibular di dalam meatus akustikus internus bersatu pada sisi lateral akar nervus fasialis dan masuk ke batang otak antara pons dan medulla oblongata. Sel sel sensoris vestibularis dipersarafi nervus koklearis dengan ganglion vestibularis (Scarpa) terletak di dasar meatus akustikus internus. Sel-sel sensoris pendengaran dipersarafi nervus koklearis dengan ganglion spiralis Corti terletak di modiolus, pada dasar meatus akustikus internus terletak ganglion vestibulare (Donaldson, 1991).

Telinga Tengah

Telinga tengah ( kavum timpani ) berkembang dari bagian distal dari recessus tubotympanicus, terutama perkembangan dari bagian dorsal pertama saluran faring dengan kontribusi kecil dari saluran kedua faring. Kavitas Timpani dan Tuba Auditiva

Cavum tympani berasal dari endoderm. Rongga ini berasal dari kantong faring pertama. Kantong ini tumbuh dengan cepat kearah lateral dan berkontak dengan dasar celah faring pertama. Bagian distal kantong ini, recessus tubotympanicus, melebar dan membentuk cavum tympani primitif, sedangkan bagian proksimal tetap sempit dan membentuk tuba auditiva atau tuba eustachii. Yang terakhir ini merupakan saluran yang menghubungkan cavum tympani dengan nasofaring.

Tulang-tulang Pendengaran (maleus, inkus, dan stapes)ossicles telinga ( maleus , inkus , dan stapes ) berkembang sebagai berikut : (a) maleus dan inkus berkembang dari tulang rawan dari faring pertama lengkungan -tulang rawan (b) stapes berkembang dari tulang rawan dari kedua faring lengkungan - tulang rawan .

Malleus dan incus berasal dari tulang rawan (kartilago) arkus faring pertama dan stapes berasal dari kartilago arkus kedua. Walaupun tulang-tulang pendengaran mulai tampak selama paruh pertama masa kehidupan janin, namun tulang-tulang ini masih tertanam di dalam mesenkim hingga bulan kedelapan, saat jaringan sekitarnya menghilang.

Lapisan epitel endoderm cavum tympani primitif kemudian meluas sepanjang dinding ruang yang baru terbentuk. Kini cavum tympani sedikitnya dua kali dari luas sebelumnya. Ketika tulang-tulang pendengaran ini sudah bebas sama sekali dari mesenkim yang disekitarnya, epitel endoderm menghubungkan tulang-tulang tersebut kedinding ruangan ini, seakan-akan seperti mesenterium. Ligamentum penunjang tulang pendengaran ini berkembang kemudian di dalam mesenterium. Oleh karena malleus berasal dari arkus faring pertama, ototnya m. tensor tympani dipersyarafi oleh ramus mandibularis nervus trigeminus. M.stapedius yang melekat pada stapes dipersarafi oleh nervus facialis saraf untuk arkus faring kedua.

Selama kehidupan janin lanjut, cavum tympani meluas ke dorsal yang melalui vaskuolisasi jaringan sekitar untuk membentuk anthrum tympani. Setelah lahir, epitel kavitas timpani menginvasi tulang prosesus mastoideus yang sedang terbentuk, dan terbentuk kantong udara mastoid terhubung dengan antrum dan kavitas timpani. Perluasan radang telinga tengah kedalam anthrum dan sel udara mastoid merupakan komplikasi yang agak sering terjadi pada infeksi telinga tengah.

Telinga Luar

Meatus Akustikus Eksternus (liang telinga luar)Liang telinga luar (Meatus Akustikus Eksternal) berkembang dari ectodermal bagian dorsal celah faring pertama. Pada awal bulan ketiga, sel-sel epitel pada dasar liang ini berproliferasi sehingga membentuk suatu lempeng epitel padat, sumbat liang telinga (meatal plug). Dalam bulan ketujuh, sumbat ini menghilang dan epitel yang melapisi lantai liang ini kemudian ikut membentuk gendang telinga definitif. Kadang-kadang sumbat meatus tetap ada hingga lahir sehingga menyebabkan tuli bawaan.

Gendang Telinga atau Membrana Timpanika

Gendang telinga dibentuk dari lapisan epitel ektoderm di dasar meatus acusticus, lapisan epitel endoderm cavum tympani, dan lapisan tengah dari jaringan ikat yang membentuk stratum fibrosum. Sebagian besar gendang telinga melekat erat pada tangkai malleus sedangkan bagian lainnya membentuk sekat pemisah antara liang luar dan cavum tympani.

Aurikula (Daun Telinga)

Daun telinga berkembang dari enam buah proliferasi mesenkim yang terletak diujung dorsal lengkung faring pertama dan kedua yang mengelilingi celah faring pertama. Tonjol-tonjol ini (tonjol daun telinga), masing-masing tiga buah pada setiap sisi liang telinga luar, kelak menyatu dan membentuk daun telinga tetap. Oleh karena penyatuan tonjol-tonjol daun telinga berlangsung agak rumit, kelainan perkembangan daun telinga sering terjadi. Pada mulanya, telinga luar terletak di daerah leher bawah, tetapi dengan berkembangnya mandibula, mereka bergerak naik kesamping kepala setinggi mata.

2.2. Fisiologi Pendengaran Proses mendengar diawali dengan dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang koklea. Getaran tersebut menggetarkan membran timpani diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong.

Energi getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap lonjong sehingga cairan perilimfe pada skala vestibuli bergerak. Getaran diteruskan melalui membrana Reissner yang mendorong cairan endolimfe sehingga akan menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsangan mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmiter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius lalu dilanjutkan ke nukleus auditorius lalu dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis (Brake, K.C et all, 2004).

2.3 Faktor penyebab ketulian pada neonatus Secara garis besar faktor penyebab terjadinya gangguan pendengaran dapat berasal dari genetik maupun didapat:

1. Faktor genetik Gangguan pendengaran karena faktor genetik pada umumnya berupa gangguan pendengaran bilateral tetapi dapat pula asimetrik dan mungin bersifat statis maupun progresif. Kelainan dapat bersifat dominan, resesif, berhubungan dengan kromosom X (contoh: Hunters syndrome, Alport syndrome, Norries disease) kelainan mitokondria (contoh: Kearns-Sayre syndrome), atau merupakan suatu malformasi pada satu atau beberapa organ telinga (contoh: stenosis atau atresia kanal telinga eksternal serind dihubungkan dengan malformasi pinna dan rantai osikuler yang menimbulkan tuli konduktif).

2 Faktor didapat (aquired) Dapat disebabkan oleh :

Infeksi Rubela kongenital, Cytomegalovirus, Toksoplasmosis, virus herpes simpleks (tabel 1), meningitis bakteri, otitis media kronik purulenta, mastoiditis, endolabirintitis, kongenital sifilis. Toksoplasma, Rubela, Cytomgalovirus, menyebabkan gangguan pendengaran pada 18% dari seluruh kasus gangguan pendengaran dimana gangguan pendengaran sejak lahir akibat infeksi Cytomegalovirus sebesar 50%, infeksi Rubela kongenital 50%, dan Toksoplasma kongenital 10%-15%, sedangkan untuk infeksi herpes simpleks sebesar 10%. Gangguan pendengaran yang terjadi bersifat tuli sensorineural. Penelitian oleh Rivera menunjukan bahwa 70% anak yang mengalami infeksi sitomegalovirus konegenital mengalami gangguan pendengaran sejak lahir atau selama masa neonatus. Pada meningitis bakteri melalui laporan post-mortem dan beberapa studi klinis menunjukan adanya kerusakan di koklea atau saraf pendengaran, sayangnya proses patologis yang terjadi sehingga menyebabkan gangguan pendengaran masih belum dapat dipastikan.

Obat ototoksik Obat-obatan yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran adalah: Golongan antibiotika: Erythromycin, Gentamicin, Streptomycin, Netilmicin, Amikacin, Neomycin (pada pemakaian tetes telinga), Kanamycin, Etiomycin, Vancomycin, golongan diuretika: furosemide. Trauma Fraktur tulang temporal, pendarahan pada telinga tengah atau koklea, dislokasi osikular, trauma suara.

Neoplasma Tumor yang sering terjadi seperti

1. Bilateral acoustic neurinoma (neurofibromato), 2. Cerebellopontine tumor, tumor pada telinga tengah (contoh: rhabdomyosarcoma, glomus tumor. (Mishra MJ et all 2009)

BAB IIIKESIMPULAN

Telinga terdiri dari tiga bagian yang memiliki asal berbeda-beda, tetapi berfungsi sebagai satu unit. Telinga dalam berasal dari vesikula otika yang pada minggu keempat perkembangan terlepas dari ektoderm permukaannya. Vesikula ini terbagi menjadi komponen ventral yang membentuk sakulus dan duktus koklearis, dan komponen dorsal yang membentuk utrikulus, kanalis semisirkularis, dan duktus endolimfatikus. Karena itu, struktur epitel yang terbentuk dikenal secara keseluruhan sebagai labirin membranosa dan berperan dalam keseimbangan.

Telinga tengah yang terdiri dari kavitas timpani dan tuba auditiva, dilapisi oleh epitel yang berasal dari endoderm dan berasal dari kantong faring pertama. Meatus akustikus eksternus terbentuk dari celah faring pertama dan dipisahkan dari kavitas timpani oleh membrana timpanika (gendang telinga). Aurikula (daun telinga) terbentuk dari enam tonjolan mesenkim di sepanjang arkus faring pertama dan kedua.

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, FG, dkk. (2010). Obstetri Williams. Edisi 23. Volume 1. Jakarta : EGC

Guyton, AC & Hall, JE. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC.

Rohen, JW. (2009). Funktionelle Embryologie. New York : Schattauer GmbH

Sadler, TW. (2012). Langmans Medical Embryology. 10th Edition. USA : Lippincott Williams.

Sherwood, L. (2012). Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Jakarta : EGC.

http://translate.google.com/translate?sl=auto&tl=in&js=n&prev=_t&hl=en&ie=UTF-8&u=https://embryology.med.unsw.edu.au/index.php?title=Hearing_-_Inner_Ear_Development&act=urlSigh, Vishram. 2013. Text book Clinical Embriology. www.cambodiamed.blogspot.com

32