e-health kelompok 6 sistem informasi kesehatan kelas a

38
TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH SISTEM INFORMASI KESEHATAN E-HEALTH Oleh: Nama NIM Shella Puspawinaya G1B012057 Adinda Permatasari G1B012058 Rahmah Martiyasih G1B012061 Faza Khairani Batubara G1B012062 Rikky Permana S.P G1B012063 Yuana Riski Purwanti G1B012064 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI

Upload: rahmah-martiyasih

Post on 17-Jan-2016

60 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tugas Sistem Informasi Kesehatan

TRANSCRIPT

Page 1: E-health Kelompok 6 Sistem Informasi Kesehatan Kelas A

TUGAS TERSTRUKTUR

MATA KULIAH SISTEM INFORMASI KESEHATAN

E-HEALTH

Oleh:

Nama NIM

Shella Puspawinaya G1B012057

Adinda Permatasari G1B012058

Rahmah Martiyasih G1B012061

Faza Khairani Batubara G1B012062

Rikky Permana S.P G1B012063

Yuana Riski Purwanti G1B012064

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGIUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKATPURWOKERTO

2015

Page 2: E-health Kelompok 6 Sistem Informasi Kesehatan Kelas A

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Internet saat ini sudah menjadi sarana komunikasi yang penting dan

efektif di seluruh dunia dan banyak bidang yang menggunakannya. Aplikasi

e-learning dalam bidang pendidikan, e-commerce dalam bidang bisnis, dan e-

government dalam bidang pemerintahan sudah banyak diimplementasikan

dan terbukti memberi manfaat untuk masyarakat. Bidang kesehatan pun kini

sudah melirik potensi internet ini. Sekarang ini, internet menjadi sarana

pembelajaran dan pertukaran informasi yang berguna untuk penyedia layanan

kesehatan (provider) dan pengguna layanan kesehatan (consumer).

Berdasarkan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat akan

akses layanan kesehatan yang praktis dan efisien, lahirlah konsep e-Health

sebagai jawaban atas tuntutan tersebut. Di negara lain, seperti Amerika

Serikat, Jerman, atau Australia, e-Health sudah diimplementasikan dan terus

berkembang. Bahkan di Eropa, e-Health sudah mulai dikembangkan sejak

tahun 1989 (Liikanen, 2004).

Indonesia dalam upaya peningkatan kapasitas pelayanan di bidang

kesehatan berusaha mengembangkan dan memaksimalkan program tele-

Health atau e-Health, yaitu pelayanan kesehatan jarak jauh. Secara umum,

konsep e-Health meliputi 5 bagian, yaitu pengambilan data medis dari tubuh

pasien, transmisi medis penyimpanan data, analisa medis dan penanganan

medis. Dengan adanya teknologi informasi yang sekarang memungkinkan

seluruh proses tersebut tidak harus dilakukan secara langsung (bertemu). Pada

skala yang paling sederhana tele-Health ini bersifat lokal atau hanya

menjangkau area tertentu.

E-Health sendiri termasuk ke dalam upaya untuk meningkatkan

pelayanan kesehatan. Berikut ini beberapa hal untuk meningkatkan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat menurut Supriyatno dan Romzi (2006):

Page 3: E-health Kelompok 6 Sistem Informasi Kesehatan Kelas A

1. Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010,

sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

574/Menkes/SK/IV/2000.

2. Kemunculan dan pertumbuhan teknologi komunikasi dan informasi,

menyentuh banyak lapisan hidup. Ini dicerminkan di dalam Millennium

Development Goals (MDG), terutama pada target 18: “In cooperation

with the private sector, make available the benefits of new technologies,

especially information and communications”.

3. e-Health for All pada tahun 2012 (3rd e-Health European Ministerial

Conference, Tromsoe, Norway), merupakan target dari bagi WHO.

4. WHO sudah bertahun-tahun mengerjakan aktivitas dengan menggunakan

teknologi informasi untuk pelayanan kesehatan dan tujuan medis.

Sebagai contoh, konferensi internasional yang diadakan oleh WHO

(Desember 1997) memberikan masukan tentang “Telematics” yang

dimasukkan pada kebijakan WHO.

5. Negara Anggota WHO sedang menyusun strategi untuk mengembangkan

e-Health, dan organisasi lain sudah mempersiapkan strategi untuk

teknologi komunikasi dan informasi. E-Health adalah salah satu topik

yang dibahas pada Pertemuan Puncak Dunia Masyarakat Informasi.

B. Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian e-Health

2. Untuk mengetahui sejarah e-Health

3. Untuk memahami konsep e-Health

4. Untuk memahami manfaat e-Health

5. Untuk mengetahui sistem e-Health

6. Untuk mengetahui produk dan layanan e-Health

7. Untuk mengetahui perkembangan dan prospek aplikasi e-Health di

Indonesia

Page 4: E-health Kelompok 6 Sistem Informasi Kesehatan Kelas A

BAB II

ISI

A. Pengertian E-Health

E-Health (electronic Health) adalah penggunaan teknologi informasi

dan komunikasi (termasuk pula elektronika, telekomunikasi, komputer,

informatika) untuk memproses (dalam arti yang luas) berbagai jenis informasi

kedokteran, guna melaksanakan pelayanan klinis (diagnosa dan terapi),

administrasi serta pendidikan (Soegijoko, 2010). E-Health juga di definisikan

sebagai penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung

bidang kesehatan dan hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, termasuk

pelayanan kesehatan, pengawasan kesehatan, literatur kesehatan, pendidikan

kesehatan, pengetahuan dan penelitian (Blaya, 2010).

Menurut WHO, e-Health adalah penggunaan teknologi informasi dan

komunikasi (ICT) untuk kesehatan. E-Health adalah pengembangan teknologi

yang luas seperti internet, telepon, komunikasi nirkabel dan akses langsung

ke penyedia layanan kesehatan, manajemen keperawatan, pendidikan dan

kesehatan. Teknologi yang didalamnya terdapat catatan pasien secara

elektronik, sistem telehealth dan telecare, sumber pengetahuan yang didapat

secara online, web berbasis informasi pasien dapat dikatakan sebagai e-

Health (Cheeseborough, 2010).

Pengertian e-Health yang diungkapkan beberapa ahli merujuk pada

satu kesimpulan, yaitu e-Health adalah pemanfaatan TIK di sektor kesehatan

terutama untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.

B. Sejarah E-Health

Kata e-Health “e(electronic)” yang berarti electronic dan “health”

yang berarti kesehatan masyarakat secara umum. Istilah e-Health mulai

muncul pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Teknologi

telekomunikasi yang digunakan pada mulanya adalah teknologi telepon

analog, yang digunakan untuk komunikasi antar pasien dan dokter, layanan

rumah sakit, dan pertukaran data electrodiagrams. Pada masa ini, teknologi

Page 5: E-health Kelompok 6 Sistem Informasi Kesehatan Kelas A

tersebut kemudian dikenal dengan istilah telemedicine. Telemedicine atau

telemedika adalah pelayanan kesehatan jarak jauh yang mengandung semua

aktivitas medik, yaitu diagnosa, pemeriksaan, pencegahan wabah penyakit,

pendidikan kesehatan berkesinambungan, serta penelitan dan evaluasi

(Cipolat and Geiges, 2003).

Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dalam Global Information Society

Watch (GISW) 2007, meminta negara anggota menerapkan TIK dalam

infrastruktur pembangunan yang terintegrasi. Sistem informasi yang

dikembangkan meliputi seluruh aspek kehidupan negara baik, e-Goverment,

e-Business, e-Learning (e-Education), e-Health, e-Employee, e-Environment,

e-Agriculture, bahkan e-Science (United Nations, 2007). Proses

pengembangan infrastruktur terintegrasi tersebut tidak bisa dijalankan

perseorangan sehingga PBB membuka saluran informasi dan koordinasi

melalui badan-badan yang fokus terhadap kegiatan tersebut.

WHO (World Health Organization) sebagai badan yang menangani

masalah kesehatan dunia mendukung GISW dalam pengembangan e-Health

(telemedicine) melalui program Global Observatory for e-Health (GOe).

Tujuan program tersebut adalah mendukung negara-negara dalam

pengembangan sistem kesehatan dengan peningkatan akses, kualitas, dan

efisiensi melalui penggunaan TIK. Program ini diaplikasikan dalam sebuah

resolusi WHA 58.28 (World Health Assembly Resolution on eHealth, Mei

2005) yang mengandung penggunaan TIK untuk mendukung permasalahan

kesehatan yang meliputi pelayanan perawatan, pengawasan, literatur,

pendidikan, pengetahuan, dan penelitian kesehatan.

Terciptanya e-Health tidak lepas dari tokoh atau pemeran utamanya.

Menurut JC Healy (2008) pemeran utama dalam ligkungan e-Health adalah:

1. Agensi dari PBB dan Badan Internasional yang berhubungan dengan

kesehatan, komunikasi, dan perdagangan

2. Otoritas pemerintah tingkat nasional sampai daerah yang berhubungan

dengan kesehatan dan telekomunikasi

3. Institusi pendidikan dan riset

4. Para professional di bidang kesehatan beserta asosiasinya

Page 6: E-health Kelompok 6 Sistem Informasi Kesehatan Kelas A

5. Para pelanggan, pasien dan asosiasinya

6. Organisasi non pemerintah

7. Pihak industri kesehatan dan telekomunikasi

8. Media massa

C. Konsep E-Health

E-Health adalah aplikasi internet atau teknologi lain yang berkaitan di

industri pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan akses,

efisiensi, efektivitas, dan kualitas dari proses medis dan bisnis, yang

melibatkan organisasi pelayanan medis (rumah sakit atau klinik), praktisi

medis (dokter atau terapis), laboratorium, apotek, asuransi, dan pasien sebagai

konsumen. Aplikasi atau solusi e-Health meliputi produk, sistem dan

pelayanan yang menjadi lebih sederhana dengan aplikasi berbasis internet. E-

Health meliputi aplikasi untuk para profesional dan otoritas kesehatan yang

lebih baik daripada sistem kesehatan pribadi untuk masyarakat dan pasien.

Sebagai contoh adalah health information networks, electronic medical

records, telemedicine services, personal wearable and portable

communicable systems, health portals, dan banyak teknologi komunikasi dan

informasi lain yang bertujuan membantu pencegahan, diagnosa, perawatan,

monitoring kesehatan, dan manajemen gaya hidup (Supriyatno dan Romzi,

2006).

E-Health dapat dilihat sebagai solusi enterprise dalam bidang

kesehatan yang melibatkan dukungan seluruh aspek tatanan pemerintahan,

seperti rumah sakit, puskesmas, dinas kesehatan, industri farmasi, institusi

pendidikan tinggi (yang berhubungan dengan kesehatan), poliklinik dan

sebagainya. Jika e-Health ini di dukung sepenuhnya oleh pihak

kependudukan dan administrasi masyarakat dalam lingkup daerah, kota,

provinsi dan nasional, maka e-Health akan menjadi sebuah aplikasi masa

depan cerah dalam rangka optimalisasi sistem kesehatan masyarakat. Oleh G

Eysenbach (2001) awalan “e” tidak hanya menunjuk elektronik, tetapi

dijabarkan sebagai berikut :

Page 7: E-health Kelompok 6 Sistem Informasi Kesehatan Kelas A

1. Efisiensi, salah satu tujuan ditetapkannya e-Health adalah efisiensi

kesehatan, menurunkan biaya kesehatan, seperti menurunkan biaya untuk

diagnosa atau konsultasi antara dokter dengan pasien.

2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, dengan informasi–informasi

yang berkualitas dan sumber yang sudah dipercaya di harapkan informasi

yang diperoleh pasien lebih tepat.

3. Berbasis bukti, dimana semua informasi harus berdasakan penelitian

ilmiah.

4. Pemberdayaan konsumen dan pasien, dengan informasi pengetahuan

tentang kedokteran, pengobatan, dan catatan elektronik pribadi,

diharapkan pelayanan kesehatan dapat berpusat pada pasien.

5. Menciptakan hubungan baru antara pasien dan profesional kesehatan,

menuju kemitraan sejati, dimana keputusan yang dibuat secara bersama.

6. Pendidikan bagi para dokter dan pasien dari sumber online.

7. Memungkinkan standarisasi pertukaran dan komunikasi antara

perusahaan yang bergerak di bidang industri kesehatan.

8. Memperluas cakupan pelayanan kesehatan secara global, karena

teknologi komunikasi sudah dapat mewujudkannya dengan teknologi

internet.

9. Etika, adanya tantangan baru dalam etika profesi dan privasi pasien.

10. Ekuitas, pelayanan kesehatan selanjutnya dapat menjangkau semua orang

dari berbagai golongan.

E-Health mungkin sering terdengar dikaitkan dengan telemedika.

Telemedika (telemedicine) dan e-Health merupakan dua bidang cakupan

teknik biomedika, yang juga bersifat multidisiplin. Istilah telemedika

kebetulan telah diperkenalkan lebih awal dibandingkan dengan istilah e-

Health, namun sebenarnya telemedika adalah bagian dari e-Health. Bedanya,

telemedika lebih menitikberatkan pada fungsi transfer (mengirim dan/atau

menerima), sedangkan e-Health memproses informasi (dalam arti yang luas).

Page 8: E-health Kelompok 6 Sistem Informasi Kesehatan Kelas A

D. Manfaat E-Health

Manfaat e-Health sebagai layanan aplikasi medis mencakup tiga aspek

yang saling terkait, yaitu pasien, rumah sakit, dan dokter. Manfaat langsung

bagi pasien adalah percepatan akses pasien ke pusat-pusat rujukan,

mendapatkan pertolongan pertama sambil menunggu pertolongan langsung

dari dokter pribadi, pasien merasakan tetap dekat dengan rumah di mana

kerabat dapat memberikan dukungan, serta menyeleksi pasien yang perlu

rawat inap dan yang tidak. Manfaat bagi rumah sakit adalah jaminan

pelayanan berkualitas (service quality assurance) bagi publik dengan sistem

operasional manajemen rumah sakit yang terotomasi. Sedangkan bagi dokter

(atau paramedis) adalah percepatan transformasi informasi sehingga

memudahkan dalam pengambilan keputusan serta kedekatan dengan pasien

yang tak terbatas.

E-Health diterapkan dalam aplikasi sektoral, regional, maupun

nasional. Aplikasi sektoral hanya terbatas untuk satu subdisiplin ilmu

kedokteran atau bidang layanan kesehatan. Aplikasi regional mencakup

keseluruhan bidang layanan kesehatan terbatas pada wilayah tertentu dalam

suatu negara. Sedangkan aplikasi nasional mencakup seluruh bidang layanan

kesehatan di seluruh wilayah suatu negara.

Mengembangkan layanan e-Health akan membantu pihak-pihak

penyedia layanan kesehatan termasuk pemerintah untuk menanggulangi biaya

pelayanan kesehatan, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan. E-Health

akan memberikan kesempatan kepada semua pihak untuk melakukan

kolaborasi, pengumpulan dan analisa data kesehatan yang melampaui batasan

fisik dan waktu. Sebagai contoh, e-Health dapat diterapkan untuk membantu

pemerintah mengembangkan program yang membantu dokter, perawat, dan

tenaga kesehatan lainnya saling bertukar infomasi secara elektronik,

mengambil data rekam medis pasien kapan dan dimana diperlukan, dan

melakukan kolaborasi dengan memberi layanan jasa kesehatan lainnya secara

real-time melalui internet. Layanan kesehatan seperti ini akan memberikan

banyak sekali penghematan dari sisi biaya dokumen dan administrasi layanan

Page 9: E-health Kelompok 6 Sistem Informasi Kesehatan Kelas A

dan memberikan keuntungan pemberian keputusan layanan kesehatan yang

terbaik kepada pasien dengan lebih cepat (Wahyudin, 2009).

Pemberi layanan jasa kesehatan, seperti dokter dan rumah sakit, juga

dapat mengembangkan layanan jasa kesehatan berbasis internet. Program

Dokter Keluarga yang tengah diperkenalkan oleh Ikatan Dokter Indonesia

(IDI) misalnya; berupaya untuk mengembangkan konsep dokter sebagai

pengelola data kesehatan masyarakat. Tujuan program dokter keluarga adalah

memberikan peranan lebih besar kepada dokter untuk menjaga kesehatan

masyarakat, ketimbang untuk mengobati. Dengan memanfaatkan basis data

kesehatan masyarakat yang dilayaninya, seorang dokter keluarga dapat

menentukan program kesehatan apa yang paling tepat untuk masyakarat

tersebut karena dengan melakukan analisa data kesehatan masyakarat, dapat

diketahui pola dan kecenderungan penyakit yang mungkin terjadi dan dapat

dilakukan analisa sebab dan akibat. Untuk itulah dalam program dokter

keluarga, komputer dikatakan sebagai stetoskop kedua para dokter.

Pertukaran jasa layanan kesehatan melalui internet juga harus

didukung oleh infrastruktur komunikasi pita lebar karena data yang

dipertukarkan tidak hanya berupa teks, tetapi berupa data multimedia. Pada

akhirnya, pelayanan jasa kesehatan dengan TIK, atau e-Health memerlukan

komitmen dari penyelenggara jasa kesehatan untuk melakukan modernisasi

dari perangkat dan infrastruktur yang digunakannya. Dalam tahapan awal,

memang hal tersebut akan merupakan investasi dari sisi biaya, namun dalam

tahapan berkelanjutan, penerapan e-Health akan memberikan keuntungan dari

penghematan biaya-biaya (Wahyudin, 2009).

E. Sistem E-Health

Sistem e-Health dituntut mampu mengintegrasikan proses dunia

medis yang sangat luas dan kompleks dan harus mengakomodasi kepentingan

semua pihak yang tergabung dalam sistem. Alur informasi diantara

stakeholder sistem ini sangat kompleks, artinya rumah sakit tidak hanya dapat

berkomunikasi antar rumah sakit, tetapi juga harus dapat berkomunikasi

Page 10: E-health Kelompok 6 Sistem Informasi Kesehatan Kelas A

dengan dokter secara privat, dimana dokter juga harus dapat berkomunikasi

dengan apotek, laboratorium, dan penanggung jawab biaya.

E-Health memiliki karakteristik yang unik baik pada tipe interaksi,

tipe data, maupun perangkatnya (Briggs, 2004). Tipe interaksi telemedika

bersifat real-time dan store-and-forward, artinya proses arus informasi

berlangsung saat itu juga di manapun dan kapan pun serta data yang ada

disimpan dan diteruskan dalam bentuk informasi. Tipe data menunjukkan

bentuk-bentuk data yang ditransfer apakah berbentuk teks, suara, gambar,

ataupun kombinasi ketiganya. Jenis tipe data ini akan menentukan saluran

informasi yang layak digunakan dengan perangkat jaringan yang ada baik

untuk tujuan umum ataupun khusus. Aplikasi dasar yang ada dalam e-Health

antara lain pencatatan dan pelaporan data pasien, basis data dan evaluasi

pelayanan kesehatan, pencatatan dan pelaporan data obat, telekoordinasi,

telekonsultasi sederhana, dan pendidikan medis jarak jauh (Soegijoko et. al.,

2006).

1. Diagram Blok Sederhana Sistem e-Health

Suatu sistem e-Health yang disederhanakan dapat terdiri atas

sebuah komputer (PC) berikut paket perangkat lunak aplikasi, sesuai

dengan tujuan yang hendak dicapai. Selanjutnya komputer tersebut dapat

diperluas menjadi jaringan komputer dengan berbagai jenis konfigurasi

jaringan. Dengan demikian dapat diperoleh suatu sistem e-Health yang

makin kompleks dengan aplikasi yang makin beragam. Suatu sistem e-

Health dapat pula terdiri atas sejumlah “Stasiun Medis” (Medical

Station) yang satu sama lain dihubungkan dalam suatu jaringan

(network).

Suatu stasiun medis dapat terdiri atas: sebuah komputer (dengan

perangkat lunak aplikasi yang sesuai), sebuah antar-muka pasien,

sejumlah instrumen biomedika (tergantung keperluan), sebuah antar

muka pengguna (berikut alat input-output yang diperlukan), sebuah

antar-muka telekomunikasi (telecommunication interface) yang sesuai,

serta jaringan telekomunikasi yang tersedia. Pada dasarnya, setiap stasiun

medis (atau terminal) dapat berhubungan dengan terminal lainnya secara:

Page 11: E-health Kelompok 6 Sistem Informasi Kesehatan Kelas A

a. Real-time (secara Sinkron, synchronous)

b. Store-and-Forward (asynchronous), pengiriman informasi dan

pembacaannya tidak pada saat yang sama.

Gambar 2.1. Diagram Blok Sederhana suatu Sistem e-Health/Telemedika(Sumber: Soegijoko, 2010)

Suatu sistem telemedika yang bersifat sinkron (real-time),

misalnya digunakan dalam telekonsultasi antara dokter umum dengan

dokter spesialis mengenai kasus darurat seorang pasien. Contoh sistem

yang bersifat store-and-forward: misalnya dapat digunakan dalam

penyampaian laporan singkat tentang rekapitulasi jumlah pasien (maupun

laporan lengkap) di suatu puskesmas (selama sebulan) berikut informasi

penting secara singkat.

2. Stakeholder dalam Sistem E-Health

Stakeholder atau aktor pada sistem e-Health dibagi menjadi tiga

bagian berdasarkan fungsionalitasnya, yaitu (Andhini, 2007):

a. Penerima servis (service receivers)

Penerima servis adalah aktor yang mendapatkan layanan e-Health

atau konsumen. Yang bertindak sebagai penerima servis dalam

sistem e-Health adalah pasien.

Page 12: E-health Kelompok 6 Sistem Informasi Kesehatan Kelas A

b. Penyedia servis (service providers)

Penyedia servis adalah aktor yang menyediakan layanan dan produk

medis. Yang bertindak sebagai penyedia servis dalam sistem e-

Health yaitu rumah sakit, dokter, laboratorium, apotek, industri

farmasi, terapis, dan fasilitator medis lainnya.

c. Penanggung jawab biaya / pembayar (paying authorities)

Penanggung jawab biaya adalah aktor yang membiayai keseluruhan

atau sebagian biaya dari layanan e-Health yang telah diterima. Yang

bertindak sebagai penanggung jawab biaya dalam sistem e-Health

adalah pasien, perusahaan/institusi, asuransi, atau asosiasi dokter.

Conceptual RelationshipInformation

Gambar 2.2 Stakeholder dalam sistem e-health(Sumber: Andhini, 2007)

F. Produk dan Layanan E-Health

Produk dan layanan e-Health dikategorikan ke dalam 4 kategori, yang

disebut 4C yaitu (Meyers dalam Andhini, 2007):

1. Content (Isi).

Content dari e-Health adalah informasi kesehatan yang bisa

ditransmisikan dan informasi kesehatan ini merupakan content utama yang

biasa ditawarkan oleh situs e-Health. Untuk memenuhi kebutuhan pasien

Services receivers:Patients Receives

Playing authorities:Private HIStatutory HIOther InsurancePatients

Pays

Playing authorities:Hospitalsdoctors, dentistcare facilitiespharmaciespharmaceutical industryother therapists

Provides

Minimalinformation

flows

Page 13: E-health Kelompok 6 Sistem Informasi Kesehatan Kelas A

akan informasi kesehatan, e-Health menyediakan berbagai macam

informasi tentang kesehatan, seperti: informasi penyakit baru, kamus

gejala penyakit, informasi gaya hidup sehat. Informasi ini diusahakan

akurat, lengkap, dapat dipercaya, dan berguna bagi kesehatan pasien.

2. Connectivity (Hubungan).

Untuk memudahkan interaksi antar praktisi medis dan pihak-pihak

yang berhubungan dengan proses pelayanan medis, e-Health menyediakan

beberapa fasilitas yang dapat digunakan, seperti:

a. e-Health menangani pendaftaran online dimana pasien dapat

mengetahui jadwal dokter pilihan mereka dan mendapat nomor antrian

serta jam pemeriksaan, sehingga pasien tidak perlu membuang banyak

waktu untuk menunggu giliran konsultasi. Pendaftaran online

mencakup pendaftaran konsultasi dengan dokter dan pendaftaran

pemeriksaan laboratorium.

b. e-Health mengirim medical record pasien, diagnosis dari dokter,

tindakan medis yang perlu diambil oleh pasien, resep obat, dan hasil

laboratorium, serta rekapitulasi biaya melalui website. Pasien hanya

perlu login dan mendapatkan seluruh informasi tersebut setelah

pemeriksaan yang dilakukan.

c. Setelah mendapatkan hasil pemeriksaan, pasien dapat melakukan

konsultasi online dengan dokter tanpa perlu mengunjungi rumah sakit

atau tempat praktik dokter secara langsung.

d. e-Health memiliki hubungan dengan laboratorium sehingga interaksi

pasien dengan laboratorium dapat disederhanakan melalui e-Health.

Pasien dapat melihat daftar laboratorium dan memilih laboratorium

yang akan dituju serta mendaftar untuk pemeriksaan laboratorium

e. e-Health memiliki hubungan dengan apotek, yaitu dengan memberikan

resep obat yang ditulis oleh dokter ke apotek dan apotek mengirim

informasi kembalian berupa biaya obat.

f. e-Health memiliki hubungan dengan asuransi, sehingga proses

pembayaran yang melibatkan asuransi dapat dilakukan dengan mudah.

Page 14: E-health Kelompok 6 Sistem Informasi Kesehatan Kelas A

3. Care (Perawatan).

Untuk mendukung penanganan kesehatan pasien, e-Health

memberikan informasi letak rumah sakit/tempat pengobatan/dokter

spesialis yang paling dekat atau paling tepat bagi pasien. Selain itu, e-

Health juga selalu meng-update medical record pasien dan memberikan

informasi jenis treatment baru yang potensial.

4. Commerce (Bisnis).

Untuk mempermudah pembayaran administrasi pasien, e-Health

merekapitulasi seluruh biaya yang harus dibayar oleh pasien (sudah

termasuk biaya obat, biaya laboratorium, dan biaya administrasi, dipotong

dengan biaya yang ditanggung asuransi) dan mengirimkan tagihan

terperinci kepada pasien. e-Health juga memberikan keuntungan bagi

rumah sakit, dokter, apotek, laboratorium, dan asuransi dari segi bisnis.

G. Perkembangan dan Prospek Aplikasi E-Health di Indonesia

Seiring dengan kemajuan pesat dalam teknologi pendukungnya, dalam

beberapa tahun terakhir ini, telah terjadi perkembangan yang sangat pesat

dalam telemedika dan e-Health. Perkembangan yang sangat pesat dalam

sistem telekomunikasi bergerak (wireless mobile telecommunication) dan

sistem telekomunikasi satelit, serta tersedianya infrastruktur yang disediakan

oleh berbagai penyelenggara jaringan telekomunikasi, telah memungkinkan

pengembangan berbagi jenis mobile telemedicine systems dan m-Health

systems. Kemajuan dalam teknologi pendukung, termasuk perangkat keras

dan perangkat lunak komputer telah mendorong berbagai pengembangan

sistem telemedika dan e-Health untuk berbagai jenis aplikasi.

Banyaknya masalah dan tantangan dalam pelayanan kesehatan

masyarakat di Indonesia, justru dapat memberikaan peluang menarik untuk

melakukan pengembangan sistem e-Health yang dapat membantu pemecahan

masalah tersebut. Beberapa contoh masalah misalnya adalah belum

meratanya kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan, masih relatif tingginya

angka kematian ibu melahirkan dan bayi, berbagai masalah dalam

penanganan pasien tuberkulosis, dan penyakit lainnya. Selain itu,

perkembangan teknologi wearable sensors and systems, telah pula

Page 15: E-health Kelompok 6 Sistem Informasi Kesehatan Kelas A

mendoronng pengembangan sistem ubiquitous health (uhealth) (Soegijoko,

2010).

Masalah dan tantangan pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia

sangat banyak dan beragam. Dengan jumlah puskesmas di seluruh Indonesia

lebih dari 8600 buah yang diperkirakan melayani lebih dari 50% penduduk,

maka tantangan (dan peluang) penggunaan e-Health dan telemedika dalam

membantu memecahkan masalah pelayanan kesehatan masyarakat menjadi

makin besar. Berikut ini akan dibahas secara singkat beberapa contoh sistem

telemedika dan e-Health dengan bermacam-macam aplikasi, yang telah

dilakukan di Indonesia.

1. Sistem Telemedika Puskesmas

Sistem e-Health/telemedika puskesmas ini pada dasarnya terdiri

atas sejumlah “terminal” (stasiun medis) berupa sejumlah PC berikut

paket perangkat lunak yang sesuai dengan fungsi sistem yang

dikehendaki, serta dihubungkan dengan suatu jaringan lokal (LAN)

dan/atau global (misalnya jaringan internet). Suatu puskesmas dapat

mempunyai sistem e-Health yang terdiri atas sebuah stasiun medis, atau

sampai ke suatu sistem e-Health/telemedika yang terdiri atas sejumlah

stasiun medis. Fungsi-fungsi yang dapat dilakukan misalnya adalah:

pencatatan dan pelaporan, telekonsultasi, tele-koordinasi, tele-diagnosis

sederhana. Paket perangkat lunak yang diperlukan sangat bervariasi,

tergantung pada fungsi sistem yang dikehendaki (Soegijoko, 2009).

Sistem telemedika/e-Health puskesmas ini dapat dikembangkan

menjadi sistem e-Health/telemedika untuk klinik atau rumah sakit kecil.

Sistem semacam ini dapat digunakan secara sinkron (real-time) maupun

secara asinkron (store-andforward) (Norris, 2002).

2. Sistem Telemedika untuk Pengelolaan Wabah

Untuk membantu pelaksanaan pengelolaan (manajemen) wabah

(outbreak management, biosurveillance), dapat digunakan sistem e-

Health: berbasis web (internet), berbasis jaringan telepon selular, dan

kombinasi keduanya. Setelah memahami seluruh proses manajemen

wabah yang telah dilaksanakan secara manual selama ini dengan baik,

Page 16: E-health Kelompok 6 Sistem Informasi Kesehatan Kelas A

maka dapat dikembangkan suatu sistem e-Health/ telemedika

pengelolaan wabah, yang terutama terdiri atas sebuah stasiun monitor

(komputer dengan perangkat lunak aplikasi dan basis data), sejumlah

stasiun pelapor, serta jaringan telekomunikasi (berupa jaringan internet

dan/atau jaringan telepon selular) (Soegijoko et. al., 2009).

3. Sistem Resep Elektronik (e-Prescription System)

Perangkat keras sistem resep elektronik dapat terdiri atas sebuah

komputer PC sampai ke suatu jaringan komputer dengan sejumlah PC

yang terhubung dalam suatu jaringan lokal (local area network, LAN).

Sistem resep elektronik ini pada dasarnya berfungsi sebagai sistem

pencatatan, pengolahan dan pelaporan data pasien dan data obat

(electronic medical record = EMR), diintegrasikan dengan suatu modul

perangkat lunak resep elektronik. Perangkat lunak modul resep elektronik

terutama berfungsi untuk memberikan informasi farmakologi tentang

setiap obat yang tersedia, melakukan test reaksi obat merugikan,

melakukan test duplikasi obat, membantu perhitungan dosis obat,

melakukan proses administrasi penggunaan dan pelaporan obat

(Soegijoko, 2010).

4. Sistem e-Health untuk Manajemen Penyakit TBC

Sistem ini merupakan modul perangkat lunak dengan tiga fungsi

utama, yaitu: pencatatan dan pelaporan data pasien, basis data pasien

tuberkulosis, dan sistem pengiriman pesan singkat (SMS = short

messaging service) melalui jaringan telepon selular. Untuk pengelolaan

pasien TBC digunakan prosedur baku yang telah ditetapkan di Indonesia

(dan kebanyakan negara di dunia), yaitu DOTS (Directly Observed

Treatment Short-course) (Soegijoko et. al., 2010).

Sistem perangkat keras dapat terdiri atas sebuah (atau beberapa

buah PC dalam suatu jaringan lokal) serta sebuah modem atau telepon

selular yang dihubungkan ke PC. Pesan singkat (SMS) yang telah

disiapkan sebelumnya, dapat dikirimkan ke satu atau sejumlah pasien,

sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya. Ini merupakan

upaya agar jumlah pasien yang tidak melanjutkan tahap pengobatan

Page 17: E-health Kelompok 6 Sistem Informasi Kesehatan Kelas A

(treatment) dapat ditekan menjadi sangat kecil. Dengan demikian,

diharapkan seluruh pasien TB yang berobat, dapat menyelesaikan secara

tuntas tahapan pengobatannya.

5. Sistem Telemedika Bergerak (Mobile Telemedicine System with Multi

Communication Links)

Sistem telemedika bergerak (mobile telemedicine system) terdiri

atas dua bagian, yaitu: base unit (misalnya dipasang di suatu rumah-

sakit) dan mobile unit (misalnya dipasang di suatu ambulans yang

bergerak, atau di suatu puskesmas keliling). Adanya modul arbiter

memungkinkan sistem telemedika tersebut dapat memilih jaringan selular

dengan karakteristik terbaik pada suatu saat tertentu. Selain digunakan

dalam suatu kendaraan yang sedang bergerak (misal ambulans), sistem

telemedika bergerak dengan multi communication links tersebut dapat

pula dimanfaatkan sebagai puskesmas keliling atau sistem telemedika

yang mudah dipindah-pindahkan sesuai dengan keperluan di daerah

terpencil (Sutjiredjeki et. al., 2009).

6. Sistem e-Psychology (Cyber Psychology)

E-Psikologi (juga disebut Cyber-Psikologi, e-Psikologi, Tele-

Psikologi, Virtual Psikologi) merupakan hal baru di dunia elektronik,

komputer, informasi, dan teknologi telekomunikasi (yang biasanya

dikenal sebagai ICT, Teknologi Informasi dan komunikasi), untuk

pertukaran informasi psikologis dalam bentuk teks alfanumerik, audio,

statis dan/atau gambar dinamis), untuk tujuan pengumpulan informasi,

konsultasi, analisis, diagnosis dan/atau tujuan pengobatan dalam

psikologi. E-Psikologi juga dapat dianggap sebagai alternatif dari telepon

yang ada konseling. Dalam istilah sederhana, konseling melalui telepon

dapat didefinisikan sebagai layanan dimana konselor terlatih bekerja

dengan klien, atau sekelompok klien, melalui telepon, untuk

mengaktifkan atau mengeksplorasi situasi pribadi, masalah atau krisis

dalam satu waktu atau dalam hubungan terapi jangka panjang (Witriani

dan Soegijoko, 2009).

Page 18: E-health Kelompok 6 Sistem Informasi Kesehatan Kelas A

7. Sistem m-Health (Mobile e-Health)

Sistem e-health jenis ini mengutamakan penggunaan jaringan

telepon selular, yang di banyak negara makin berkembang pesat, dengan

jumlah pengguna yang terus meningkat, serta biaya yang makin

terjangkau. Peningkatan jumlah dan jenis aplikasi telepon selular di sisi

teknologi, dapat memberikan berbagai jenis inovasi untuk pengembangan

aplikasi pelayanan kesehatan masyarakat. Kunci utama pengembangan

sistem m-health ini adalah: pemahaman yang baik tentang pelayanan

kesehatan berikut permasalahannya, fasilitas (features) teknologi dan

infrastruktur jaringan yang tersedia, kerjasama sinergis berbagai pihak,

serta inovasi yang dikembangkan secara konsisten dan berkelanjutan.

Berbagai jenis aplikasi yang telah dikembangkan berbagai pihak

misalnya: portable & ambulatory ECG, EEG, temperatur; berbagai

aplikasi berbasis SMS, sistem pencatatan & pelaporan dan monitoring.

Selain itu, juga berbagai jenis aplikasi sistem m-Health untuk pengelolan

kesehatan ibu dan anak, serta Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan

Masyarakat (SIPKM) (Soegijoko et. al., 2010).

8. Sistem e-Health berbasis Pengolahan Citra

Banyak kegiatan pengembangan dan penerapan teknologi

pengolahan citra (image processing &medical imaging) serta

memanfaatkannya dalam bidang e-Health untuk mendapatkan manfaat

yang lebih besar bagi peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat.

Dalam hal ini kegiatan dapat mencakup: akuisisi citra medis diikuti

dengan konversi ke format digital, berbagai jenis pemrosesan citra

(dalam arti yang luas, misalnya: pemrosesan awal, kompresi citra),

pengiriman dan penyimpanan, de-kompresi citra, interpretasi citra medis,

serta tindak lanjut. Hal penting yang perlu dicatat adalah, bahwa dalam

setiap tahap proses, tidak boleh terjadi kesalahan dan/atau kehilangan

informasi kedokteran; ini perlu ditunjukkan melalui sejumlah uji-coba

klinis (Soegijoko, 2010).

Berbagai contoh aplikasi sistem e-health yang termasuk dalam

kelompok ini, antara lain adalah: pencatatan dan identifikasi pasien

Page 19: E-health Kelompok 6 Sistem Informasi Kesehatan Kelas A

berbasis biometrik, deteksi dini osteoporosis dan osteoarthritis (banyak

metoda), deteksi diabetic retinopathy, tele-diagnosis katarak,

teledermatologi, tele-radiologi, studi tentang gait analysis,

pengembangan algoritma dan perangkat lunak pengolahan citra untuk

berbagai fungsi pendukung tahap diagnosa (Kelompok Keahlian Teknik

Biomedika dalam Soegijoko, 2010).

9. Sistem Open EHR, Open MRS

Sistem e-health ini memanfaatkan perangkat lunak yang bersifat

open source dengan beberapa pengembang berbeda [EHR = electronic

health record; MRS = medical record system]. Untuk membuat suatu

sistem e-health dengan EMR (electronic medical record) yang

mempunyai format tertentu, kita harus memilih sejumlah modul tertentu

dan menyusunnya sehingga menghasilkan “paket perangkat lunak”

bersifat open source yang dikehendaki. Dengan sistem tersebut

diharapkan dapat dihasilkan suatu sistem e-health dapat “bekerja-sama”

dengan sistem lain dengan format medical record yang berbeda

(Soegijoko, 2010).

Page 20: E-health Kelompok 6 Sistem Informasi Kesehatan Kelas A

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

1. Pengertian e-Health yang diungkapkan beberapa ahli merujuk pada satu

kesimpulan, yaitu e-Health adalah pemanfaatan TIK di sektor kesehatan

terutama untuk meningkatkan pelayanan kesehatan termasuk,

pengawasan kesehatan, literatur kesehatan, pendidikan kesehatan,

pengetahuan dan penelitian.

2. Istilah e-Health mulai muncul pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-

20. Terciptanya e-Health tidak lepas dari tokoh atau pemeran utama

dalam lingkungan e-Health yaitu agensi dari PBB dan Badan

Internasional yang berhubungan dengan kesehatan, komunikasi, dan

perdagangan; Otoritas pemerintah tingkat nasional sampai daerah yang

berhubungan dengan kesehatan dan telekomunikasi; Institusi pendidikan

dan riset; Para professional di bidang kesehatan beserta asosiasinya; Para

pelanggan, pasien dan asosiasinya; Organisasi non pemerintah; Pihak

industri kesehatan dan telekomunikasi; Media massa.

3. E-Health meliputi aplikasi untuk para profesional dan otoritas kesehatan

yang lebih baik daripada sistem kesehatan pribadi untuk masyarakat dan

pasien. Sebagai contoh adalah health information networks, electronic

medical records, telemedicine services, personal wearable and portable

communicable systems, health portals, dan banyak teknologi komunikasi

dan informasi lain yang bertujuan membantu pencegahan, diagnosa,

perawatan, monitoring kesehatan, dan manajemen gaya hidup. Huruf “e”

dalam e-Health berarti efisiensi, meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan dengan informasi–informasi yang berkualitas dan sumber yang

sudah dipercaya di harapkan informasi yang diperoleh pasien lebih tepat,

berbasis bukti, pemberdayaan konsumen dan pasien, menciptakan

hubungan baru antara pasien dan profesional kesehatan, pendidikan bagi

para dokter dan pasien dari sumber online, memungkinkan standarisasi

Page 21: E-health Kelompok 6 Sistem Informasi Kesehatan Kelas A

pertukaran dan komunikasi antara perusahaan yang bergerak di bidang

industri kesehatan, memperluas cakupan pelayanan kesehatan secara

global, etika dan ekuitas.

4. Manfaat e-Health sebagai layanan aplikasi medis mencakup tiga aspek

yang saling terkait, yaitu pasien, rumah sakit, dan dokter. Manfaat

langsung bagi pasien adalah percepatan akses pasien ke pusat-pusat

rujukan, mendapatkan pertolongan pertama sambil menunggu

pertolongan langsung dari dokter pribadi, pasien merasakan tetap dekat

dengan rumah di mana kerabat dapat memberikan dukungan, serta

menyeleksi pasien yang perlu rawat inap dan yang tidak. Manfaat bagi

rumah sakit adalah jaminan pelayanan berkualitas (service quality

assurance) bagi publik dengan sistem operasional manajemen rumah

sakit yang terotomasi. Sedangkan bagi dokter (atau paramedis) adalah

percepatan transformasi informasi sehingga memudahkan dalam

pengambilan keputusan serta kedekatan dengan pasien yang tak terbatas.

5. E-Health memiliki karakteristik yang unik baik pada tipe interaksi, tipe

data, maupun perangkatnya. Tipe interaksi telemedika bersifat real-time

dan store-and-forward, artinya proses arus informasi berlangsung saat itu

juga di manapun dan kapan pun serta data yang ada disimpan dan

diteruskan dalam bentuk informasi. Stakeholder atau aktor pada sistem e-

Health dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan fungsionalitasnya, yaitu

penerima servis (pasien), penyedia servis (rumah sakit, dokter,

laboratorium, apotek, industri farmasi, terapis, dan fasilitator medis

lainnya) dan penanggung jawab biaya/pembayar (pasien,

perusahaan/institusi, asuransi, atau asosiasi dokter).

6. Produk dan layanan e-Health dikategorikan ke dalam 4 kategori, yang

disebut 4C yaitu content (isi) berupa informasi kesehatan); connectivity

(hubungan) seperti pendaftaran online, mengirim medical record pasien,

diagnosis dari dokter, tindakan medis yang perlu diambil oleh pasien,

resep obat, dan hasil laboratorium, serta rekapitulasi biaya melalui

website, konsultasi online dengan dokter, interaksi pasien dengan

laboratorium lebih sederhana, memberikan resep obat lebih mudah,

Page 22: E-health Kelompok 6 Sistem Informasi Kesehatan Kelas A

proses pembayaran yang melibatkan asuransi dapat dilakukan dengan

mudah; care (perawatan) berupa informasi letak rumah sakit/tempat

pengobatan/dokter spesialis yang paling dekat atau paling tepat bagi

pasien serta meng-update medical record pasien dan memberikan

informasi jenis treatment baru yang potensial; commerce (bisnis) untuk

mempermudah pembayaran administrasi pasien.

7. Dengan jumlah puskesmas di seluruh Indonesia lebih dari 8600 buah

yang diperkirakan melayani lebih dari 50% penduduk, maka tantangan

(dan peluang) penggunaan e-Health dan telemedika dalam membantu

memecahkan masalah pelayanan kesehatan masyarakat menjadi makin

besar. E-health di Indonesia dapat dmaksimalkan melalui sistem

telemedika Puskesmas, sistem telemedika untuk pengelolaan wabah,

sistem resep elektronik (e-prescription system), sistem e-health untuk

manajemen penyakit TBC, sistem telemedika bergerak (mobile

telemedicine system with multi communication links), sistem e-

psychology (cyber psychology), sistem m-health (mobile e-health),

sistem e-health berbasis pengolahan citra serta sistem open EHR, open

MRS.

B. Saran

1. Penerapan e-Health diharapkan dapat mencakup seluruh wilayah di

Indonesia.

2. Pemerintah terus mengembangkan aplikasi e-Health yang dapat

meningkatkan pelayanan di sektor kesehatan.

3. Untuk memaksimalkan e-Health perlu juga dilakukan pelatihan terhadap

petugas kesehatan di daerah selain mempekerjakan petugas kesehatan

yang memang ahli di bidang teknologi, informasi, dan komunikasi.

Page 23: E-health Kelompok 6 Sistem Informasi Kesehatan Kelas A

DAFTAR PUSTAKA

Andhini, Sri Reviyanti. 2007. Rancang Bangun Perangkat Lunak E-Health. Proyek Akhir Jurusan Teknik Teknologi Informasi. Surabaya: Institut Teknologi Surabaya.

Blaya, J.A., Fraser, H.S.F., Holt, B. 2010. E-Health Technologies Show Promise In Developing Countries. Health Affairs 29 (2): 244-521.

Briggs, Jim. 2004. Telemedicine and E-Health ICT To Make People Better More Quickly. University of Portsmouth.

Cheeseborough, J., Wallis, A., Casey, A. 2010. In excellent e-health. Nursing Manajement Volume 17 (5): 13.

Cipolat, Claudio., Geiges, Michael. 2003. Telemedicine and Teledermatology. Chapter The History of Telemedicine. Switzerland: Karger.

Eysenbach, G. 2001. What is e-health?. Journal of Medical Internet Research Vol 3(2).

Healy, Jean Claude. 2008. “Implementing e-Healthin developing Countries: Guidance and Principles”. International Telecomunication Uniom.

Liikanen, Erkki. 2004. “EHealth - making healthcare better for European citizens: An action plan for a European e-Health Area”. COM: European Economic and Social Committee ; European Parliament ; Committee of the Regions ; Council of the European Union.

Norris. 2002. Essentials of Telemedicine and Telecare. USA: John Wiley & Sons.

Soegijoko, Soegijardjo. 2009. “ICT Applications in e-Health: Improving Community Healthcare Services Towards Achieving the MDGs”, United Nations Roundtable on ‘Governance and Applications of ICT for Achieving the MDGs’. The United Conference Centre, Bangkok (Thailand), 9 – 10 December 2009.

___________________. 2010. Perkembangan Terkini Telemedika dan E-Health serta Prospek Aplikasinya di Indonesia. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2010 (SNATI 2010). Yogyakarta: Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (TI FTI UII).

Soegijoko Soegijardjo, J. Hasugian, T.S. Barkah. 2009. “Internet and Mobile Phone – Based eHealth Systems for Outbreak Management and Safe Motherhood Program in Community Health Center Environment”, Med-e-Tel 2009, Luxembourg, 1 – 4 April 2009.

Page 24: E-health Kelompok 6 Sistem Informasi Kesehatan Kelas A

Soegijoko Soegijardjo, Puspitasari M.I, Octovia L.I, Jani, I.D. 2010. “An m-Health System with Integrated e-Prescription, Tuberculosis Management and Family Planning Promotion for Primary Health Care Level in Indonesia”. SHOPS & m-Health Alliance Online Conference’, 5 May 2010.

Soegijoko Soegijardjo, Yoke, S.I., Ediana Sutjiredjeki. 2006. Sistem Telemedika Berbasis Teknologi Informasi & Komunikas untuk Melayani Kesehatan Masyarakat Indonesia. Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia, 3-4 Mei 2006.

Supriyatno, A dan Romzi, M. 2006. E-Health Solusi Enterprise Bidang Kesehatan Berbasiskan Open Source. Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia: 261-265

Sutjiredjeki E., Soegijardjo Soegijoko, Mengko T.R., Tjondronegoro S., Astami K., Muhammad H.U., Suherman. 2009. “Application of A Mobile Telemedicine System with Multi Communication Links for Disaster Reliefs in Indonesia”. World Congress on Medical Physics and Biomedical Engineering 2009, Munich (Germany), September 2009

United Nations. 2007. Global Information Society Watch. Uruguay: APC and iTem.

Wahyudin, 2009. E-Health dalam Dunia Kesehatan. Bandung: UPI.

Witriani S., Soegijardjo Soegijoko. 2009. “Preliminary Evaluations of Internet – based System for e-Psychology Applications in Indonesia” Med-e-Tel 2009, Luxembourg, 1– 4 April 2009.