e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · web viewsasaran yang akan dicapai dalam...

153
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

Upload: others

Post on 23-Jun-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

TAHUN 2019

Page 2: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Bidang Pencegahan dan

Pengendalian Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan disusun untuk memenuhi Instruksi

Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan

LAKIP ini berpedoman kepada Peraturan Menteri PAN/RB no 12 Tahun 2015 tentang Pedoman

Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang

Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah.

Tujuan dari penyusunan LAKIP adalah melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan dan

program kerja yang diselenggarakan sebagai wujud pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan

fungsi serta kewenangan dan kebijakan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu

laporan ini disusun dalam rangka menyampaikan hasil evaluasi dan analisis realisasi kinerja

kegiatan dari pelaksanaan kebijakan dan program Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan serta hambatan dan permasalahan yang dihadapi

dalam Tahun Anggaran 2019.

Penyusunan LAKIP ini diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas publik.

Provinsi, Februari 2020

Tanda tangan kadinkes

Dra. Lesty Nuraini, Apt, M.Kes

NIP. 19620703 198902 2002

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 2

Page 3: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahuna

n berisi pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah dalam mencapai tujuan/sasaran strateg

is. Pencapaian sasaran menyajikan informasi tentang : pencapaian tujuan dan sasaran organisasi,

realisasi pencapaian indikator kinerja utama organisasi, penjelasan yang memadai atas pencapaia

n kinerja dan perbandingan capaian indikator kinerja sampai dengan tahun berjalan dengan targe

t kinerja 5 (lima) tahunan yang direncanakan.

Secara garis besar Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan telah berhasil

melaksanakan tugas pokok, fungsi dan misi yang diembannya dalam pencapaian kinerja tahun 20

19 dengan capaian rata-rata sasaran strategis sebesar 93,17% meskipun di satu sisi ada yang mel

ebihi target dan ada yang tidak mencapai target yang direncanakan.

Walau pencapaian Penetapan Kinerja Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera

Selatan sudah dianggap cukup baik, namun dalam pelaksanaannya masih dirasakan ada beberapa

hal belum sesuai dengan harapan. Perencanaan yang kurang matang dalam mengimplementasika

n rencana kerja merupakan salah satu permasalahan yang mengakibatkan salah satu target penet

apan kinerja tidak tercapai.

Pencapaian sasaran strategis Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan har

us ditingkatkan untuk tahun anggaran selanjutnya, sehingga beberapa perbaikan dan tindak lanju

t mutlak diperlukan. Keberhasilan pencapaian target sendiri disamping ditentukan oleh kinerja fa

ktor internal juga ditentukan oleh dukungan eksternal, seperti kerjasama dengan unit-unit lain di

lingkungan DInas Keseshatan Provinsi sera institusi terkait lainnya. Semoga ke depannya, kinerja

Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan yang sudah relatif baik ini dapat terus dip

ertahankan dan dapat memberikan dampak yang signifikan dalam rangka menurunnya angka

kesakitan dan angka kematian penyakit menular dan tidak menular serta meningkatkan kesehata

n jiawa.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 3

Page 4: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................................2

RINGKASAN EKSEKUTIF......................................................................................................................................3

DAFTAR ISI ................................................................................................................................................................4

DAFTAR TABEL........................................................................................................................................................ 5

DAFTAR GAMBAR...................................................................................Error! Bookmark not defined.

DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................................................................7

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................... 8

1.1. Latar Belakang.........................................................................Error! Bookmark not defined.

1.2. Visi dan Misi...........................................................................................................................................10

1.3. Tugas Pokok dan Fungsi...................................................................................................................13

1.4. Sumber Daya Manusia.......................................................................................................................17

1.5. Sistematika Penulisan........................................................................................................................19

BAB II PERENCANAAN KINERJA................................................................................................... 21

2.1. Perencanaan Kinerja..........................................................................................................................21

2.2. Perjanjian Kinerja................................................................................................................................26

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA...............................................................................................29

3.1. Capaian kinerja.....................................................................................................................................29

3.2. Realisasi Anggaran...........................................................................................................................100

BAB IV PENUTUP............................................................................................................................. 111

4.1. Kesimpulan..........................................................................................................................................111

4.2 Tindak Lanjut.......................................................................................................................................112

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 4

Page 5: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Distribusi Sumber Daya Manusia Bidang P2P Dinkes Prov. Sumsel Berdsarkan Pendidikan Tahun 2019...........................................................................................................7

Tabel 1.2. Distribusi Pegawai Bidang P2P Dinkes Prov. Sumsel Berdasarkan Jabatan Fungsional Tahun 2019............................................................................................................8

Tabel 3.1. Distribusi Penemuan Kasus Kusta Baru Menurut Kabupaten/Kota di Prov. Sumsel Tahun 2019.................................................................................................................................24

Tabel 3.2. Capaian Penemuan Kasus TB di Prov. Sumsel Tahun 2017-2019.....................27

Tabel 3.3. Persentase Puskesmas Yang Melaksanakan Pengendalian Terpadu PTM (PANDU PTM) di Prov. Sumsel Tahun 2019..................................................................................31

Tabel 3.4. Persentase Puskesmas Yang Melaksanakan Pengendalian Terpadu PTM (PANDU PTM) di Prov. Sumsel Tahun 2017-2019......................................................................33

Tabel 3.5. Persentase Perempuan Usia 30-50 Tahun Yang Dideteksi Dini Kanker Serviks dan Payudara di Prov. Sumsel Tahun 2015-2019...............................................................35

Tabel 3.6. Persentase Kabupaten/ Kota, Puskesmas Yang Melaksanakan Deteksi Dini Rujukan Katarak di Prov. Sumsel Tahun 2019............................................................38

Tabel 3.7. Realisasi Anggaran Dana Dekonsentrasi Bidang Pencegahan dan Pengendalian Persentase Penyakit di rak di Prov. Sumsel Tahun 2019.......................................42

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 5

Page 6: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1. Distribusi Pegawai Bidang P2P Dinkes Prov. Sumsel Berdasarkan Pendidikan Tahun 2019.................................................................................................................................................. 7

Grafik 1.2. Distribusi Pegawai Bidang P2P Dinkes Prov. Sumsel Berdasarkan Jabatan Fungsional Tahun 2019............................................................................................................8

Grafik 3.1. Distribusi Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) Menurut Kabupaten/ Kota di Prov. Sumsel Tahun 2017-2019.........................................................................................13

Grafik 3.2. Kinerja SKDR Prov. Sumsel Tahun 2018 dan 2019...................................................16

Grafik 3.3. Jumlah Suspek Malaria Diperiksa Mikroskopis dan Malaria Positif Prov. Sumsel Tahun 2018 dan 2019............................................................................................................19

Grafik 3.4. Jumlah Positif Malaria di Provinsi Sumsel Tahun 2019..........................................20

Grafik 3.5. Persentase Positif Malaria Yang Diobati Standar di Provinsi Sumsel Tahun 201920

Grafik 3.6. Cakupan POPM Filariasis di Provinsi Sumsel Tahun 2019....................................21

Grafik 3.7. Cakupan POPM Filariasis di Provinsi Sumsel Tahun 2017-2019........................21

Grafik 3.8. Angka Keberhasilan Pengobatan (Succes Rate) di Prov. Sumsel Tahun 2017-2019 ...............................................................................................................................................28

Grafik 3.9. Cascading ODHA on ART di Prov. Sumsel Tahun 2019 ...........................................29

Grafik 3.10. Positif Rate HIV/AIDS di Prov. Sumsel Tahun 2015-2019 ....................................29

Grafik 3.11. Persentase Puskesmas Yang Melaksanakan Pengendalian Terpadu PTM (PANDU PTM) di Prov. Sumsel Tahun 2019 ..................................................................................32

Grafik 3.12. Persentase Kelurahan/Desa Yang Memiliki Posbindu PTM di Prov. Sumsel Tahun 2019 ...............................................................................................................................................34

Grafik 3.13. Persentase Perempuan Usia 30-50 Tahun Yang Dideteksi Dini Kanker Serviks Dan Payudara di Prov. Sumsel Tahun 2016-2019 ....................................................36

Grafik 3.14. Persentase Puskesmas Yang Melaksanakan Deteksi Dini dan Rujukan Katarak di Prov. Sumsel Tahun 2019 ....................................................................................................38

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 6

Page 7: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

DAFTAR LAMPIRAN

Perjanjian Kinerja TA 2019

Laporan Realisasi Anggaraan

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 7

Page 8: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

BAB I PeENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan tahun 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan

sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya

kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial

dan pemeratan pelayanan kesehatan. Sasaran yang akan dicapai dalam Program

Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN 2015-

2019) adalah: 1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak; 2) meningkatnya

pengendalian penyakit; 3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan

rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan; (4) meningkatnya

cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas

pengelolaan SJSN Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan

vaksin; serta (6) meningkatkan responsivitas sistem kesehatan. Program Indonesia Sehat

dilaksanakan melalui Pendekatan Keluarga dan GERMAS.

RPJMN 2015-2019 telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden nomor 2 tahun

2015 dan Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019 melalui Keputusan Menteri

Kesehatan nomor HK.02.02/2015, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit (P2P) telah menyusun Rencana Aksi Program P2P tahun 2015 – 2019 yang

merupakan jabaran kebijakan Kementerian Kesehatan dalam Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Ditjen P2P termasuk

langkah-langkah antisipasi tantangan program selama lima tahun mendatang. Dalam

perkembangannya Renstra yang telah disusun memerlukan penyesuaian terkait dengan

GERMAS, PIS PK dan SPM sehingga pada tahun 2018 dilakukan revisi Renstra

Kementerian Kesehatan dengan nomor HK.01.07/MENKES/422/2017. Sesuai amanat

Menteri Kesehatan, dengan diterbitkannya Renstra Revisi, maka unit utama harus

menjabarkan dalam Rencana Aksi Program Direktorat Jenderal P2P. Pada revisi RAP

Ditjen P2P Tahun 2018 terjadi perubahan indikator dan telah dituangkan dalam

Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.

Sesuai dengan nomenklatur Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) Provinsi

Sumatera Selatan, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan

Provinsi Sumatera Selatan mempunyai tugas pokok dan fungsi dalam pencegahan dan

pengendalian penyakit yang meliputi penyakit menular, penyakit tidak menular,

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 8

Page 9: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

surveilans, imunisasi dan bencana. Dengan lingkup tugas diatas, maka program kesehatan

yang menjadi tanggung jawab Bidang P2P cukup banyak dengan berbagai permasalahan

yang masih dihadapi. Permasalahan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit tidak

terlepas dari determinan utama yaitu kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat serta

ketersediaan pelayanan kesehatan. Intervensi terhadap determinan utama tersebut

menjadi bagian yang sangat penting dalam menekan angka kejadian penyakit menular

dan tidak menular. Diharapkan dengan perbaikan kondisi lingkungan yang lebih sehat

dan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat terutama dengan

menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta ketersediaan fasilitas

pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas akan berkontribusi dalam keberhasilan

dalam mencapai target-target program pencegahan dan pengendalian penyakit di

Provinsi Sumatera Selatan.

Sampai saat ini berbagai permasalahan penyakit menular dan tidak menular masih

menjadi masalah kesehatan masyarakat di Provinsi Sumatera Selatan yang belum

sepenuhnya dapat diatasi. Kebijakan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit

dilakukan melalui penyusunan kebijakan yang dapat menampung kebutuhan program

dan strategi implementasi program yang lebih terarah dan berdasarkan bukti (evidence

based) dengan tetap berpedoman kepada rencana strategis pembangunan kesehatan,

pedoman teknis program, manajemen dan tatalaksana kasus melalui proses perencanaan

yang baik, terfokus dan terintegrasi. Untuk penyakit menular, prioritas yang dihadapi

masih terkait dengan penyakit malaria, HIV/AIDS, Tuberkulosis, Demam Berdarah dan

penyakit neglected diseases lainnya seperti Filariasis, Kusta dan lain-lain yang belum

sepenuhnya dapat diatasi, walaupun untuk beberapa penyakit menular sudah

menunjukkan trend penurunan kasus. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

(PD3I) seperti campak, difteri, pertusis, hepatitis B dan tetanus masih terjadi walaupun

dari tahun ke tahun angka kematian dan kesakitan karena penyakit PD3I ini dapat

diturunkan sejalan dengan cakupan program Imunisasi yang dapat dipertahankan tetap

tinggi. Sementara untuk penyakit tidak menular pada saat ini juga mengalami

kecenderungan meningkat, seperti kanker, diabetes mellitus, hipertensi dan lain

sebagainya. Hal ini tidak jauh berbeda dengan kondisi nasional, dimana masalah penyakit

tidak menular menambah beban permasalahan kesehatan di Indonesia yang dibuktikan

dengan meningkatnya angka kesakitan dan kematian karena penyakit menular serta

tingginya biaya yang dikeluarkan untuk pelayanan kesehatan penyakit tidak menular ini.

Masalah kesehatan jiwa, terutama dengan meningkatnya Orang Dengan Masalah Kejiwaan

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 9

Page 10: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

(ODMK) dan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dan masih adanya kasus ODGJ yang

mengalami pemasungan masih harus mendapat perhatian yang serius untuk segera dapat

diatasi. Dengan latar belakang permasalahan penyakit diatas, maka sangat dibutuhkan

intervensi program kesehatan yang terarah, lokal spesifik, terintegrasi dan berbasis data

agar dapat memberikan dampak yang signifian dalam menurunkan angka kesakitan dan

kematian karena penyakit menular dan penyakit tidak menular.

Laporan kinerja ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban Dinas Kesehatan

Provinsi Sumatera Selatan atas pelaksanaan tugas dan fungsi selama Tahun 2018.

Disamping itu, laporan kinerja ini merupakan pelaksanaan amanat peraturan perundang-

undangan terkait, yakni Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negera dan Reformasi Birokrasi Nomor 53

Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara

Reviu atas Laporan Kinerja Pemerintah. Laporan kinerja ini juga sekaligus menjadi alat

atau bahan evaluasi guna peningkatan kinerja Kementerian Kesehatan di masa depan.

1.2 Visi dan Misi

Visi dan Misi Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 mengikuti Visi dan Misi

Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan

Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong”. Upaya untuk mewujudkan visi ini

dilaksanakan melalui 7 misi pembangunan yaitu:

1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,

menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim

dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan

negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai

negara maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan

berbasiskan kepentingan nasional, serta

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 10

Page 11: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang ingin

diwujudkan yakni:

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan

memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan

yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan

desa dalam kerangka negara kesatuan.

4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan

hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis

ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa.

9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan berkonstribusi dalam tercapainya

seluruh Nawa Cita terutama dalam meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

Terdapat dua tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019, yaitu: 1)

meningkatnya status kesehatan masyarakat dan; 2) meningkatnya daya tanggap

(responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di

bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua

kontinum siklus kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja,

kelompok usia kerja, maternal, dan kelompok lansia.

Tujuan indikator Kementerian Kesehatan bersifat dampak (impact atau outcome)

dalam peningkatan status kesehatan masyarakat melalui indikator yang akan dicapai

yakni sebagai berikut:

1. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup (SP 2010),

346 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012).

2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup.

3. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%.

4. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan

masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 11

Page 12: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

5. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.

Peran Ditjen P2P dalam mendukung pencapaian indikator Kementerian Kesehatan

yakni menyelenggarakan pencegahan dan pengendalian peyakit secara berhasil-guna dan

berdaya-guna dalam mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya melalui kegiatan surveilans dan karantina kesehatan, pencegahan dan

pengendalian penyakit menular langsung, pencegahan dan pengendalian penyakit tular

vektor dan zoonotik, pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, pencegahan

dan pengendalian masalah kesehatan jiwa dan dukungan manajemen dan pelaksanaan

tugas teknis lainnya pada Program P2P.

Sejalan dengan peran Ditjen P2P diatas serta visi dan misi Kementrian Kesehatan RI,

maka maka Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan juga mempunyai tugas untuk ikut

menyukseskasn visi dan misi Gubernur Sumatera Selatan periode tahun 2018 – 2023.

Visi merupakan gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang

ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yang akan datang. Visi Dinas

Kesehatan merujuk pada visi Gubernur dan Wakil Gubernur dalam RPJMD 2019-

2023. Rumusan Visi Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan 2019-2023

adalah sebagai berikut:

“Sumatera Selatan Maju untuk Semua”

Misi merupakan rumusan mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan

untuk mewujudkan visi. Dalam perencanaan Misi ini penting untuk memberikan

kerangka dalam mencapai tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Misi tersebut adalah :

1. Membangun Sumsel berbasis ekonomi kerakyatan, yang didukung sektor

pertanian, industri, dan UMKM yang tangguh untuk mengatasi pengangguran

dan kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan;

2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), baik laki-laki maupun

perempuan, yang sehat , berpendidikan, profesional, dan menjunjung tinggi

nilai-nilai keimanan, ketaqwaan, kejujuran, dan integritas;

3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bebas Korupsi, Kolusi dan

Nepotisme dengan mengedepankan transparansi dan akuntabilitas yang

didukung aparatur pemerintahan yang jujur, berintegritas, profesional, dan

responsif;

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 12

Page 13: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

4. Membangun dan meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur,

termasuk infrastruktur dasar guna percepatan pembangunan wilayah

pedalaman & perbatasan, untuk memperlancar arus barang dan mobilitas

penduduk, serta mewujudkan daya saing daerah dengan mempertimbangkan

pemerataan dan keseimbangan daerah;

5. Meningkatkan kehidupan beragama, seni, dan budaya untuk membangun

karakter kehidupan sosial yang agamis & berbudaya, dengan ditopang fisik

yang sehat melalui kegiatan olahraga, sedangkan pengembangan pariwisata

berorientasi pariwisata religious;

1.3 Tugas Pokok dan Fungsi

A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan

Berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 14 Tahun 2016

tentang Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan pasal 4,

maka tugas Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan adalah melaksanakan

kewenangan daerah provinsi dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada daerah

Provinsi.

Sesuai dengan pasal 4 Peraturan Gubernur Nomor 76 tahun 2016, Fungsi Dinas

Kesehatan adalah :

1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat,

pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, kefarmasian, alat

kesehatan serta sumber daya kesehatan;

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan

pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, kefarmasian, alat kesehatan serta

sumber daya kesehatan;

3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan masyarakat, pencegahan

dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, kefarmasian, alat kesehatan

serta sumber daya kesehatan;

4. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan

administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Dinas Kesehatan

Provinsi/Kabupaten/Kota;

5. Pengelolaan Barang Milik Negara yang menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 13

Page 14: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Provinsi;

6. Pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya;

7. Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh Kepala Daerah terkait dengan bidang

kesehatan.

B. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 76 Tahun 2016,

Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan seperti bagan

dibawah ini :

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 14

Page 15: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

KEPALA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT

H. FERY FAHRIZAL, SKM., M.KM.NIP. 196802101990031001 (IV/a)

Dra. LESTY NURAINY, Apt.,M.Kes PEMBINA TK.I IV/b

NIP. 196207031989032002

B BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS KESEHATAN

PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2017

KEPALA BIDANG SUMBER DAYA KESEHATAN

Drs. MUHAMMAD RIZAL, Apt.NIP. 196212291989031008 (IV/b)

KEPALA SEKSI KEFARMASIAN

Ir. DAVID SIMANJUNTAK, M.Si.NIP. 196109181985011002 (IV/a)

SEKRETARIS

dr.H. TRISNAWARMAN, M.Kes.NIP. 196609092006041006

(IV/a)

KEPALA SEKSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

YUSNITA SATYAFITRI, SKM., M.M.NIP. 197506061999032002 (III/c)

KEPALA SEKSI ALAT KESEHATAN

TERRY SUCIATI NINGRUM, ST., M.Si.NIP. 197406061998032003 (III/d)

KEPALA SEKSIPELAYANAN KESEHATAN PRIMER

dr. UKE VERONIKANIP. 197802232006042012 (III/d)

KEPALA SEKSI PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN

M. IFAN FAHRIANSYAH, SKM.NIP. 198102272005011005 (III/c)

KEPALA SEKSI PELAYANAN KESEHATAN

TRADISIONAL

dr. WIDYA ANGGRAINI, MARS. NIP. 197604062009022004 (III/c)

KEPALA SUB BAGIANPERENCANAAN,

EVALUASI DAN PELAPORAN

DEDY IRAWAN, SKM., M.KM.NIP. 198202152005011003

(III/c)

KEPALA BIDANG PELAYANAN KESEHATAN

dr. WIDYA ANGGRAINI, MARS. NIP. 197604062009022004 (III/c)

KEPALA DINAS

KEPALA BIDANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

FERRY YANUAR, SKM., M.Kes.NIP. 197607132009021002 (III/d)

............................................

KEPALA SEKSI KESEHATAN KELUARGA DAN GIZI

MASYARAKAT

dr. LISA MARNIYATI, M.KM.NIP. 198203102006042008 (III/d)

KEPALA SEKSI SURVEILANS DAN IMUNISASI

H. YUSRI, SKM.NIP. 197605221996031002 (III/c)

KEPALA SEKSI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

PENYAKIT MENULAR

MARTINDRA MIRLANSYAH, SKM.NIP. 196603201988021001 (III/d)

KEPALA SEKSI PROMOSI KESEHATAN DAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

H.IMAM SUBROTO, SKM., M.Kes.NIP. 197610071996031001 (III/d)

KEPALA SEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN,

KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA

H. MUYONO, S.Sos., M.Kes.NIP. 196607151988031008 (IV/a)

KEPALA SEKSI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

PENYAKIT TIDAK MENULAR DAN KESEHATAN JIWA

dr.H. ICON HARIZONNIP. 198407032009021004 (III/c)

LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR SUMSE NOMOR : 76 TAHUN 2016 TANGGAL : 14 DESEMBER 2016

KEPALA SUB BAGIAN KEUANGAN

Hj. NISMALA DEWI,S.Sos., M.Si.

NIP. 196001011983032016 (IV/a)

KEPALA SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN

H. SIRWAN SANUSI, SE., M.Si.NIP. 196311151983121001

(IV/a)

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 15

Page 16: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 16

Page 17: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

1.4 Sumber Daya Manusia

Pada tahun 2019, jumlah pegawai di Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi

Sumatera Selatan sebanyak 40 orang dengan distribusi pegawai di Seksi Surveilans dan

Imunisasi sebanyak 13 orang, Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular 15

orang, dan Seksi Penyakit Tidak Menular, Kesehatan Jiwa dan Napza sebanyak 11 orang.

Total jumlah tersebut sudah termasuk seluruh struktural dan staf di bidang P2P serta

pegawai honor daerah sebanyak 2 orang.

Distribusi frekuensi pegawai di Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera

Selatan berdasarkan tingkat pendidikan dan jabatan fungsional dapat dilihat sebagai

berikut :

a. Grafik Distribusi Pegawai Berdasarkan Pendidikan

Tabel 1.1. Distribusi Sumber Daya Manusia Bidang P2P Dinkes Prov Sumsel

Berdasarkan Pendidikan Tahun 2019

SMA D3 S1 S2

1 P2PM 1 1 6 7 2 Surv. & Imunisasi - - 7 5 3 PTM, Keswa dan NAPZA 1 6 5

1 2 19 17

NO SEKSI/UNITPENDIDIKAN

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar pendidikan

terakhir pegawai di Bidang P2P adalah lulusan Sarjana (S1) sebanyak 19 orang

(48,72%) dan lulusan Pasca Sarjana (S2) sebanyak 17 orang (43,59%). Dengan

kondisi ini, secara umum tingkat pendidikan seluruh pegawai sudah sangat baik.

Pada saat ini ada 2 (dua) orang staf yang sedang melaksanakan tugas belajar

untuk jenjang pendidikan Pasca Sarjana.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 17

Page 18: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Grafik 1.1. Distribusi Pegawai Bidang P2P Dinkes Prov. SumselBerdasarkan Pendidikan Tahun 2019

SMA D3 S1 S2PENDIDIKAN

-

1

2

3

4

5

6

7

8

1 P2PM2 Surv. & Imunisasi3 PTM, Keswa dan NAPZA

b. Grafik Distribusi Pegawai Berdasarkan Jabatan Fungsional

Tabel 1.2. Distribusi Pegawai Bidang P2P Dinkes Prov. SumselBerdasarkan Jabatan Fungsional Tahun 2018

JFU JFT

1 P2PM 5 8 2 Surv. & Imunisasi 4 8 3 PTM, Keswa dan NAPZA 7 5

16 21

NO SEKSI/UNITJABATAN FUNGSIONAL

Berdasarkan tabel diatas, total terdapat 37 orang pegawai yang menduduki

jabatan fungsional di Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan.

Sebagian besar jabatan fungsional pegawai yang dimiliki adalah Jabatan Fungsional

Tertentu sebanyak 21 orang (56,76%). Sementara sisanya sebanyak 16 orang

merupakan pegawai yang menduduki Jabatan Fungsional Umum (JFU). Jabatan

Fungsional Tertentu yang saat ini ada di Bidang P2P adalah Jabatan Fungsional

Penyuluh Kesehatan Masyarakat (PKM) sebanyak 8 orang dan Jabatan Fungsional

Epidemiologi (3 orang), Jabatan Fungsional Entomologi sebanyak 2 orang, Jabatan

Fungsional Administrasi Kesehatan sebanyak 6 orang. Dengan kondisi ini masih

dibutuhkan tenaga untuk mengisi beberapa jabatan fungsional tertentu yang sangat

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 18

Page 19: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

dibutuhkan di Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, seperti

Jabatan Fungsional Entomologi yang sampai saat ini belum dimiliki. Untuk itu masih

dibutuhkan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai Bidang P2P untuk dapat

mengisi jabatan fungsional tertentu tersebut.

Grafik 1.2. Distribusi Pegawai Bidang P2P Dinkes Prov. Sumsel Berdasarkan Jabatan Fungsional Tahun 2018

P2PM Surv. & Imunisasi PTM, Keswa dan NAPZA

1 2 3

-

1

2

3

4

5

6

7

8

9

JABATAN FUNGSIONAL JFUJABATAN FUNGSIONAL JFT

1.5 Sistematika Penulisan

1. Bab I Pendahuluan

Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada

aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issue) yang sedang

dihadapi organisasi.

2. Bab II Perencanaan Kinerja

Bab ini menguraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja Kementerian Kesehatan

Tahun 2019.

3. Bab III Akuntabilitas Kinerja

a. Capaian Kinerja Organisasi

Sub bab ini menyajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan

kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja

organisasi.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 19

Page 20: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

b. Realisasi Anggaran

Sub bab ini menguraikan tentang realisasi anggaran yang digunakan dan telah

digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen

Perjanjian Kinerja

4. Bab IV Penutup

Bab ini menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah

di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan

kinerjanya.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 20

Page 21: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1. Perencanaan Kinerja

Perencanaan kinerja merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang

ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun secara sistematis dan

berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau

yang mungkin timbul. Perencanaan kinerja instansi pemerintah terdiri atas tiga dokumen

Perencanaan yaitu Rencana Strategis (Renstra) yang merupakan perencanaan 5 tahunan,

Rencana Kerja (Renja), dan Perjanjian Kinerja (PK) yang merupakan perencanaan tahunan.

Perencanaan 5 tahunan Dinas Kesehatan Provinsi khususnya dana Dekonsentrasi berasal

dari Rencana Strategis Kementerian Kesehatan, Rencana Aksi Program Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit, Rencana Aksi Kegiatan Direktorat pada Ditjen P2P dan Rencana

Kerja (Renja) Ditjen P2P. Sasaran dan indikator kinerja sasaran kemudian dituangkan

dalam Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi.

Rencana Aksi Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2015 - 2019

adalah sebagai berikut:

1. Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap

2. Persentase respon penanggulangan terhadap sinyal kewapadaan dini kejadian luar biasa

(KLB) untuk mencegah terjadinya KLB di kabupaten/kota

3. Jumlah Kabupaten/Kota yang mampu melaksanakan pencegahan dan pengendalian

penyakit lnfeksi Emerging

4. Persentase kasus malaria positif yang di obati sesuai standar

5. Jumlah Kabupaten/Kota endemis Filariasis yang melakukan POPM

6. Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat

7. Persentase kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar

8. Persentase kasus HIV yang diobati

9. Persentase Kab/Kota yang melaksanakan deteksi dini hepatitis B dan C pada kelompok

beresiko

10. Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)

minimal 50% sekolah

11. Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu

12. Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 21

Page 22: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

(Posbindu) PTM

13. Persentase puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan

leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun

14. Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan katarak

15. Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian

masalah penyalahgunaan NAPZA di Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)

16. Persentase layanan dukungan manajemen dan pelaporan satker dekonsentrasi

Rencana Aksi Program tersebut selanjutnya diturunkan dalam indikator untuk

Direktorat dan Dinas Kesehatan Provinsi dengan penjabaran sebagai berikut :

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 22

Page 23: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Tabel 2.1.

Cascading Indikator RAP, RAK dan Dana Dekonsentrasi

Tahun 2019

Indikator Kinerja pada RAP

Ditjen P2P

Indikator Kinerja pada RAK

Direktorat/Setditjen P2P

Indikator Kinerja Dana Dekonsentrasi

Dinas Kesehatan Provinsi

1. Persentase cakupan keberhasilan pengobatan TB/Success Rate

1. Persentase Kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar

1. Persentase Kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar

2. Prevalensi HIV 2. Persentase kasus HIV yang diobati 2. Persentase kasus HIV yang diobati

3. Jumlah provinsi dengan eliminasi kusta

3. Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat

3. Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat

4. Jumlah kabupaten/kota mencapai eliminasi malaria

4. Jumlah Kabupaten/Kota dengan API <1 per 1.000 penduduk

4. Persentase kasus malaria positif yang di obati sesuai standar

5. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi filariasis

5. Jumlah Kabupaten/Kota endemis Filaria berhasil menurunkan angka Mikrofilaria menjadi 1%

5. Jumlah Kabupaten/Kota endemis Filariasis yang melakukan POPM

6. Persentase Penurunan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) tertentu

6. Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap

6. Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap

7. Persentase anak usia 12-24 bulan yang mendapatkan imunisasi DPT-HB-Hib Lanjutan

8. Persentase Kab/Kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50%

8. Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu

8. Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu

9. Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM

9. Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 23

Page 24: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Indikator Kinerja pada RAP

Ditjen P2P

Indikator Kinerja pada RAK

Direktorat/Setditjen P2P

Indikator Kinerja Dana Dekonsentrasi

Dinas Kesehatan Provinsi

Terpadu (Posbindu) PTM

10. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun

10. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun

11. Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan kasus katarak

11. Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan kasus katarak

12. Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50% sekolah

13. Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50% sekolah

12. Persentase Kabupaten / Kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

12. Persentase respon penanggulangan terhadap sinyal kewaspadaan dini kejadian luar biasa (KLB) untuk mencegah terjadinya KLB di kabupaten/kota

14. Persentase respon penanggulangan terhadap sinyal kewaspadaan dini kejadian luar biasa (KLB) untuk mencegah terjadinya KLB di kabupaten/kota

13. Jumlah Kabupaten/kota yang mampu melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi emerging

15. Jumlah Kabupaten/kota yang mampu melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi emerging

14. Jumlah kab/kota yang memiliki puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa dan / atau Napza

14. Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di lnstitusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)

16. Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di lnstitusi

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 24

Page 25: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Indikator Kinerja pada RAP

Ditjen P2P

Indikator Kinerja pada RAK

Direktorat/Setditjen P2P

Indikator Kinerja Dana Dekonsentrasi

Dinas Kesehatan Provinsi

Penerima Wajib Lapor (IPWL)

- 15. Persentase Satker Program P2P yang memperoleh nilai SAKIP dengan hasil minimal AA

17. Persentase layanan dukungan manajemen dan pelaporan satker dekonsentrasi

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 25

Page 26: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

2.2. Perjanjian Kinerja

Perjanjian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi dengan Direktorat Jenderal Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit merupakan dokumen pernyataan dan kesepakatan kinerja antara

Dinas Kesehatan Provinsi dengan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

untuk mewujudkan target-target kinerja sasaran Ditjen P2P pada akhir Tahun 2019.

Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi disusun berdasarkan pada indikator yang

tertuang dalam RAK dan Renja serta telah mendapat persetujuan anggaran. Target-target

kinerja sasaran kegiatan yang ingin dicapai Dinas Kesehatan Provinsi dalam dokumen

Perjanjian Kinerja Tahun 2018 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1. Perjanjian Kinerja

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2019

No Sasaran Indikator Kegiatan Target Realisasi

1. Bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap

Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap

93% 99.4%

2. Kabupaten/Kota yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB

Persentase respon penanggulangan terhadap sinyal kewapadaan dini kejadian luar biasa (KLB) untuk mencegah terjadinya KLB di kabupaten/kota

80% 99.7%

3. Kabupaten/Kota yang mampu melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi emerging

Jumlah Kabupaten/Kota yang mampu melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit lnfeksi Emerging

12 141.66%

4. Kabupaten/Kota di pintu masuk negara yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

Jumlah Kabupaten/Kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

1 100%

5. Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic

Persentase kasus malaria positif yang di obati sesuai standar

95% 97.6%

6. Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic

Jumlah Kabupaten/Kota endemis Filariasis yang melakukan POPM

4 100%

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 26

Page 27: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

7. Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic

Jumlah Kabupaten/Kota intervensi stunting yang melakukan POPM Cacingan dengan cakupam > 75%

2 100%

8. Menurunnya penyakit menular langsung

Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat

91% 92.30%

9. Menurunnya penyakit menular langsung

Persentase kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar

79% 85%

10. Menurunnya penyakit menular langsung

Persentase kasus HIV yang diobati 55% 58.54%

11. Menurunnya penyakit menular langsung

Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan kegiatan deteksi dini Hepatitis B dan C pada kelompok beresiko

100% 100%

12. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular; Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular

Persentase Kab/ Kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50% sekolah

60% 76.47%

13. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular; Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular

Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu

50% 93%

14. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular; Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular

Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM

50% 77.2%

15. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular; Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular

Persentase puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun

50% 86.2%

16. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular; Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular

Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan kasus katarak

30% 75.8%

17. Meningkatnya kesehatan jiwa dan meningkatnya pencegahan penyalahgunaan napza

Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di lnstitusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)

17 94.12%

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 27

Page 28: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

18. Meningkatnya Dukungan Managemen dan Pelaksanaan Tugas Tehnis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Persentase layanan dukungan manajemen dan pelaporan satker dekonsentrasi

100% 100%

Pada Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2019

telah dialokasikan anggaran sebesar Rp. 8.828.357.000,- (Delapan milyar delapan ratus

dua puluh delapan juta tiga ratus lima puluh tujuh ribu rupiah) dan pencapain kinerja rata -

rata adalah 93.17%.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 28

Page 29: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Capaian Kinerja

Pada BAB ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja

sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk

setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja per

setiap indikator. Capaian kinerja Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan

pada tahun 2018, sesuai dengan Perjanjian Kinerja yang sudah ditetapkan adalah sebagai

berikut :

Tabel Perjanjian KinerjaDinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2019

No Sasaran Indikator Kegiatan Target Realisasi Kinerja

1. Bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap

Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap

93.0% 99.4% 106.9%

2. Kabupaten/Kota yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB

Persentase respon penanggulangan terhadap sinyal kewapadaan dini kejadian luar biasa (KLB) untuk mencegah terjadinya KLB di kabupaten/kota

80.0% 99.7% 124.6%

3. Kabupaten/Kota yang mampu melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi emerging

Jumlah Kabupaten/Kota yang mampu melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit lnfeksi Emerging

12 17 141.7%

4. Kabupaten/Kota di pintu masuk negara yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

Jumlah Kabupaten/Kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

1 1 100.0%

5. Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic

Persentase kasus malaria positif yang di obati sesuai standar

95.0% 97.6% 102.7%

6. Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic

Jumlah Kabupaten/Kota endemis Filariasis yang melakukan POPM

4 4 100.0%

7. Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic

Jumlah Kabupaten/Kota intervensi stunting yang melakukan POPM Cacingan dengan cakupam > 75%

2 2 100.0%

8. Menurunnya penyakit menular langsung Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat

91.0% 92.3% 101.4%

9. Menurunnya penyakit menular langsung Persentase kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar

79.0% 85.0% 107.6%

10. Menurunnya penyakit menular langsung Persentase kasus HIV yang diobati

55.0% 58.5% 106.4%

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 29

Page 30: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

11. Menurunnya penyakit menular langsung Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan kegiatan deteksi dini Hepatitis B dan C pada kelompok beresiko

80% 100% 125.0%

12. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular; Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular

Persentase Kab/ Kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50% sekolah

60.0% 76.4% 127.3%

13. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular; Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular

Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu

50.0% 93.0% 186.0%

14. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular; Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular

Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM

50.0% 77.2% 154.4%

15. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular; Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular

Persentase puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun

50.0% 86.2% 172.4%

16. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular; Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular

Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan kasus katarak

30.0% 75.8% 252.7%

17. Meningkatnya kesehatan jiwa dan meningkatnya pencegahan penyalahgunaan napza

Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di lnstitusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)

17 11 64.7%

18. Meningkatnya Dukungan Managemen dan Pelaksanaan Tugas Tehnis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Persentase layanan dukungan manajemen dan pelaporan satker dekonsentrasi

100% 100% 100.0%

Jumlah Rata- Rata 126.3%

Pada Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2019

telah dialokasikan anggaran sebesar Rp. 8.828.357.000,- (Delapan milyar delapan ratus

dua puluh delapan juta tiga ratus lima puluh tujuh ribu rupiah) dan pencapain kinerja rata -

rata adalah 126.3%.

1. Indikator : Persentase Anak Usia 0-11 Bulan Yang Mendapat Imunisasi Dasar Lengkap

1) Definisi Operasional: Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi

dasar lengkap meliputi 1 dosis Hep B pd usia kurang dari 24 jam, 1 dosis BCG, 4

dosis Polio, 3 dosis DPT-HB (atau DPT-HB-Hib), serta 1 dosis campak selama

kurun waktu 1 tahun.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi

dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah seluruh

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 30

Page 31: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

bayi yang bertahan hidup (surviving infant) di suatu wilayah pada kurun waktu

yang sama di kali 100%.

3) Capaian Indikator

NO INDIKATORTARGET

2019CAPAIAN KINERJA

1 Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap 95% 99.4%

106%

4) Analisa Indikator

Grafik Capaian Persentase Anak Usia 0 Sampai 11 Bulan Yang Mendapat Imunisasi Dasar Lengkap Di Provinsi Sumsel Tahun 2017-2019

2017 2018 20190

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Target (%) IDL (%)

Grafik 3.2. Distribusi Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap(IDL) Menurut Kabupaten/Kota di Prov. Sumsel Tahun 2017 – 2019

OKU OKI

M EnimLa

hatMura

MubaB asin

OKUSOKUT OI

E Lwg

PALI

M.Tara PlgPrabu

P AlamL L

gg

PROVINSI0.0

20.0

40.0

60.0

80.0

100.0

120.0

Caku

pan

(%)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 31

Page 32: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Program imunisasi telah terbukti memberikan kontribusi yang

cukup besar dalam peningkatan Human Development Index (HDI) terkait dengan

salah satu komponennya yaitu angka umur harapan hidup, karena dapat

menghindari kematian yang tidak diinginkan. Dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 dan Rencana Strategis

Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015-2019, program imunisasi termasuk dalam

program prioritas pemerintah dimana target capaian yang ditetapkan pada tahun

2019 adalah persentase anak usia 0-11 bulan mendapatkan imunisasi dasar

lengkap sebesar 93%. Dalam hal mencapai target imunisasi dimaksud tentunya

diperlukan berbagai upaya inovatif dan peran serta dari seluruh komponen baik

dari pemangku kepentingan dalam hal ini Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah

maupun kalangan masyarakat.

Pembangunan bidang kesehatan menekankan pada upaya

promotif dan preventif tanpa mengesampingkan kepada upaya kuratif dan

rehabilitatif. Salah satu upaya preventif adalah dilaksanakannya program

imunisasi. Imunisasi merupakan upaya untuk menimbulkan/meningkatkan

kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat

terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit

ringan. Pemberian imunisasi merupakan upaya kesehatan yang terbukti paling

cost effective dalam menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat

Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD31), serta berdampak positif

untuk mewujudkan derajat kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Imunisasi tidak

hanya melindungi seseorang tetapi juga masyarakat dengan memberikan

perlindungan komunitas atau yang disebut dengan herd immunity.

Kegiatan Imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas

Kementerian Kesehatan. sebagai satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk

mencapai berbagai target kesehatan baik secara global maupun nasional. Dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 2019,

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2017-2018 dan Rencana Strategis Kementerian

Kesehatan RI Tahun 2015-2019, program imunisasi termasuk dalam program

prioritas nasional dimana target capaian yang ditetapkan pada tahun 2019 adalah

persentase anak usia 0-11 bulan mendapatkan imunisasi dasar lengkap sebesar

93%, serta persentase anak usia 12-24 bulan yang mendapatkan imunisasi DPT-

HB-Hib lanjutan sebesar 95%.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 32

Page 33: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Untuk mencapai target imunisasi dasar lengkap dan imunisasi

lanjutan sebagaimana ditetapkan dalam RPJMN, RKP dan Renstra Kementerian

Kesehatan tersebut diperlukan berbagai upaya inovatif dan peran serta dari

seluruh komponen baik dari pemangku kepentingan , dalam hal ini Pemerintah

Pusat , Pemerintah Daerah, maupun kalangan masyarakat.

Untuk dapat memantau hasil capaian program secara Provinsi dan

di tiap Kabupaten / Kota, maka diperlukan upaya-upaya agar dapat

mempertahankan serta meningkatkan cakupan imunisasi dalam waktu dekat

dengan melakukan suatu sarana evaluasi, bimbingan teknis, koordinasi lintas

program dan lintas sektor dan juga diperlukan perencanaan kegiatan tahun

kedepan agar program dapat berlangsung on the track dan mencapai target yang

telah ditetapkan secara merata.

Salah satu indikator pencapaian pelaksanaan kegiatan program imunisasi

adalah cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) pada bayi dan persentase

kabupaten/kota yang mencapai minimal 80% sasaran bayinya mendapat IDL.

Meskipun pada tahun 2019 pencapaian 1DL dan persentase kab/kota telah

mencapai target yang telah ditetapkan, akan tetapi capaian ini belum merata di

semua daerah hingga tingkat yang paling rendah. Pada tahun 2017, pencapaian

IDL sebesar 99% dan meningkat pada tahun 2018 dan tahun 2019 sebesar 99,4%.

Untuk persentase anak usia 12-24 bulan yang mendapatkan imunisasi DPT-HB-

Hib lanjutan pada tahun 2018 sebesar 61,3% belum mencapai target yang telah

ditetapkan sebesar 70%, begitu juga pada tahun 2019 capaian sebesar 72,9 jauh

dibawah target 95%.

Hasil analisa menunjukkan kendala terbesar yang menyebabkan

angka cakupan imunisasi dasar lengkap dan imunisasi lanjutan tetap rendah pada

beberapa daerah antara lain disebabkan tingginya angka drop-out. Hal ini

dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu, kurangnya sosialisasi terkait jadwal dan

pentingnya imunisasi kepada masyarakat, kekhawatiran adanya efek samping

imunisasi, serta isu halal haram vaksin di tengah tengah masyarakat. Akumulasi

anak yang rentan karena status imunisasi yang tidak lengkap akan meningkatkan

risiko terjadinya KLB. Selain itu, rendahnya kompetensi petugas, minimnya

pelatihan, serta belum maksimalnya fungsi pembinaan ataupun pendampingan

teknis, dapat mempengaruhi rendahnya pencapaian UCI desa/kelurahan.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 33

Page 34: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

5) Upaya Yang Dilakukan

NO KEGIATAN DEKON PAGU REALISASI PERSENTASE REALISASI

1 Layanan Imunisasi Rutin di Kab/Kota

953.604.000 896.070.000 94%

Dalam rangka tercapainya keberhasilan program imunisasi didukung

dengan berbagai kegiatan yaitu pada tahun 2019 adalah sebagai berikut :

No Kegiatan Dana Jumlah Dana

1. Validasi Data Program Imunisasi APBD 43.470.000

2.Surveilans KIPI (Kejadian Ikutan Pasca

Imunisasi)APBD 33.695.000

3.Monitoring EVM (Effective Vaccine

Management)A

PBD 33.695.000

4.Peningkatan SDM Pengelola Program

ImunisasiA

PBD 35.496.000

5.Konsultasi dan Koordinasi dengan Pusat

dalam rangka pelaksanaan ImunisasiA

PBN12.696

.000

6.Pelatihan pelaksanaan imunisasi rutin

tingkat provinsiA

PBN106.016.000

7.Orientasi pelaksanaan imunisasi rutin

tingkat kab/kota regional IA

PBN 185.522.000

8.Orientasi pelaksanaan imunisasi rutin

tingkat kab/kota regional IIA

PBN240.33

3.000

9.Orientasi dalam rangka imunisasi di

Fasyankes SwastaA

PBN200.27

7.000

10.Supervisi Supportif Pengelola Imunisasi

Provinsi dan Kab/KotaA

PBN113.08

0.000

11.Surveilans Kejadian Ikutan Pasca

Imunisasi (KIPI)A

PBN50.240

.000

12. Distribusi Logistik untuk ImunisasiA

PBN45.440

.000

13.Validasi Imunisasi Rutin, Lanjutan, dan

Logistik ImunisasiB

OK101.52

0.000

14.Monitoring dan Evaluasi Imunisasi

Measles RubellaB

OK64.0

00.000

15.Advokasi, Sosialisasi dan Koordinasi

Pelaksanaan Imunisasi Campak RubellaG

AVI186.019

.000

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 34

Page 35: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

16.Pertemuan Koordinasi Teknis dalam rangka Menjangkau Seluruh Sasaran Imunisasi

GAVI

206.019.000

6) Kendala Yang Dihadapi

Masih adanya perbedaan dalam data sasaran (denominator)

Laporan yang tidak tepat waktu, menunggu hingga semua puskesmas lengkap

baru mengirimkan laporan

Masih ada yang selalu melakukan update data laporan dari bulan Januari

sehingga sistem pencatatan perlu ditelaah

Masih dilakukannya pengisian data tanpa ditelaah dengan cermat sehingga

masih adanya data yang janggal

Kurangnya pemantauan cakupan program secara berjenjang hingga ke tingkat

puskesmas/posyandu

Kurang optimalnya koordinasi dengan lintas program (KIA dan Promkes)

untuk mendukung peningkatan capaian

Program Imunisasi merupakan Program Prioritas, namun sebagian besar

Petugas Kabupaten/Kota belum menganggarkan untuk program imunisasi

Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) masih belum dimanfaatkan

Adat beberapa wilayah masih tidak memperbolehkan bayi <40 hari untuk

diimunisasi

Sasaran tidak datang kembali untuk imunisasi lanjutan setelah imunisasi dasar

selesai

Pergantian petugas yang tinggi

Masih ada fasyankes swasta tidak dapat langsung memberikan vaksinasi

karena tidak menyediakan stock Vaksin HB0

7) Pemecahan Masalah

Sasaran program imunisasi memakai data sasaran dari pusdatin

Dibuat jadwal tanggal kirim laporan secara berjenjang, kemudian ada umpan

balik laporan

Pembinaan rutin dan berjenjang

Secara rutin melakukan validasi data secara berjenjang dan melakukan Data

Quality Self-Assesment (DQS) agar kualitas data dapat terjamin

Monitoring dan evaluasi secara berjenjang dari pusat, provinsi, kabupaten/kota

dan puskesmas

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 35

Page 36: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dg Lintas Program (KIA dan Promkes)

Optimalisasi anggaran dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan

imunisasi, dan melakukan kontrol terhadap realisasi kegiatan program

imunisasi baik yg dibiayai APBN, APBD maupun PHLN

Meningkatkan kapasitas petugas dalam melakukan pengisian dan analisa data

cakupan

Meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui media KIE dan Iklan Layanan

Imunisasi.

Promosi kesehatan yang gencar

Penataan kembali SK Jurim

Mengkoordinir persediaan vaksin di fasyankes yang  melayani imunisas

2. Indikator: Presentase respon penanggulangan terhadap sinyal kewapadaan dini Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk mencegah terjadinya KLB di kabupaten/kota

1) Definisi Operasional: Persentase respon atas sinyal kewaspadaan dini pada

Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) Puskesmas oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota dan/atau puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah sinyal kewaspadaan dini yang direspon oleh

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau puskesmas dalam kurun waktu satu

tahun dibagi Jumlah sinyal kewaspadaan dini yang muncul pada Sistem

Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) Puskesmas di kab/kota tersebut di atas

di kali 100%.

3) Capaian Indikator

NO INDIKATORTARGET

2019 CAPAIANKINERJA

1 Persentase respon penanggulangan terhadap sinyal kewapadaan dini kejadian luar biasa (KLB) untuk mencegah terjadinya KLB di kabupaten/kota

>80% 99,7% 124,6%

4) Analisa Indikator

Grafik Capaian Persentase Respon Penanggulangan Terhadap Sinyal Kewapadaan Dini Kejadian Luar Biasa (KLB) Untuk Mencegah Terjadinya KLB Di

Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumsel Tahun 2017-2019

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 36

Page 37: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

2017 2018 20190

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Target (%) Respon (%)

Di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2019, ketepatan dan

kelengkapan laporan sistem kewaspadaan dini dan respon di 17

kabupaten/kota sudah diatas target (> 80%) nasional dan provinsi. Sedangkan

untuk tingkat Provinsi Sumatera Selatan sendiri ketepatan laporan sudah

mencapai 99,5 % dan untuk kelengkapan laporan sudah mencapai 99,6 %.

Artinya capaian indikator ini sudah sangat baik dan cenderung untuk terus

meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Capaian indikator ini sangat

ditentukan oleh ketepatan dan kelengkapan laporan yang dikirim dari tingkat

Puskesmas dan Kabupaten/Kota dan selanjutnya segera mendapatkan

verifikasi.

Kinerja surveilans kewaspadaan dini dan respon terhadap

penyakit yang berpotensi KLB dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 37

Grafik Persentase Kinerja Kelengkapan, Ketepatan dan Respon Alert Sistem Kewaspadaaan Dini dan Respon (SKDR) Tahun 2017-2019

Page 38: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Kelengkapan Ketepatan Respon Alert0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

10098.3

91.9

99.499.5 97.9 98.999.5 99.2 99.7

2017 2018 2019

Grafik diatas menunjukkan bahwa kinerja SKDR di Provinsi

Sumatera Selatan tahun 2019 menunjukkan peningkatan kinerja dari tahun 2018

yaitu untuk kelengkapan menjadi 99,5%, ketepatan menjadi 99,2%. Dan untuk

respon terhadap alert yang muncul naik menjadi 99, 7%. Nilai ini telah memenuhi

semua target indikator yang diharapkan.

Untuk lebih jelasnya pencapaian kinerja secara kelengkapn laporan

Kabupaten/Kota dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Grafik diatas menunjukkan bahwa kinerja kelengkapan laporan SKDR di

Kabupaten/Kota tahun 2019 menunjukkan bahwa hampir semua kabupaten/kota

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 38

Page 39: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

terjadi peningkatan kinerja dari tahun 2018. Terdapat satu kabupaten yang

mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu Kabupaten OKU Timur

menjadi 99,83%. Namun hal ini telah memenuhi target indikator yang

diharapakan yaitu sebesar 80%.

Untuk lebih jelasnya pencapaian kinerja secara kelengkapn laporan

Kabupaten/Kota dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Grafik diatas menunjukkan bahwa kinerja ketepatan laporan SKDR di

Kabupaten/Kota tahun 2019 menunjukkan bahwa hampir semua kabupaten/kota

terjadi peningkatan kinerja dari tahun 2018. Hal ini telah memenuhi target

indikator yang diharapakan yaitu sebesar 80%.

Pencapaian kinerja respon alert Kabupaten/Kota dapat dilihat pada grafik berikut

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 39

Page 40: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Grafik diatas menunjukkan bahwa kinerja respon alert di laporan SKDR

di Kabupaten/Kota tahun 2019 menunjukkan bahwa hampir semua

kabupaten/kota telah mencapai indikator yang diharapkan yatiu diatas 80%.

Namun ada beberapa kabupaten yang mengalami penurunan dari tahun

sebelumnya yaitu kabupaten : Empat Lawang, MUBA, MURA, PALI dan

Prabumulih.

Kinerja Respon alert yang muncul di web SKDR dan harus diverifikasi

oleh Kabupaten/Kota perihal laporan kasus yang muncul di puskesmas secara

umum semua Kabupaten/Kota telah memenuhi indikator yang telah

ditetapkan. Namun ada beberapa Kabupaten yang mengalami penurunan

kinerja dari tahun sebelumnya.

5) Upaya Yang Dilakukan

Anggaran yang mendukung kegiatan di tahun 2019 yaitu sebagai berikut

:

NO KEGIATAN PAGU REALISASIPERSENTASE

REALISASI1 Layanan kewaspadaan

dini penyakit berpotensi KLB

337.419.000 319.481.000

95%

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 40

Page 41: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Pada tahun 2016 capaian respon alert yaitu 83,6%. Jika dilihat trend

respon alert selama 3 tahun cenderung meningkat. Capai respon alert di

provinsi Sumatera Selatan dari tahun 2017 – 2019 sudah diatas target nasional

yaitu sebesar 80%. Tercapainya indikator tersebut tidak terlepas dari hal-hal

sebagai berikut :

Peran aktif aktif petugas yang terus dimonitor tiap minggu

Pengawasan dan komitmen pimpinan dan pengelola program dari tiap

jenjang adminitrasi mulai dari puskesmas, dinkes kab/kota dan dinkes

provinsi serta dukungan dari pusat.

Peran media sosial melelui wa group sebagi sarana dalam monitoring dan

evaluasi kinerja SKDR sangat efektif dalam meningkatkan kinerja SKDR.

6) Kendala Yang Dihadapi

Kinerja pelaporan sudah mengalami peningkatan namun kinerja di

lapangan yaitu penyelidkan epidemiologi terhadap setiap kasus yang muncul

sebagai alert atau signal KLB belum optimal, hal ini dipengaruhi oleh beberapa

hal, yaitu :

Belum semua kasus dilakukan PE oleh puskesmas mengingat dukungan

dana operasional yang bersumber dari BOK Puskesmas belum optimal

Tingginya mutasi tenaga baik ditingkat Puskesmas maupun Dinkes

Kab/kota sangap mempengaruhi kinerja SKDR.

7) Pemecahan Masalah

Untuk itu perlu diupayakan hal-hal sebagai berikut :

Dukungan dana operasional yang optimal,

Monev dan komitmen pimpinan secara berjenjang,

Pengangatan atau regulasi formasi jabatan fungsional epidemiolog

terutama puskesmas menjadi kunci keberhasilan program yang konsisten.

Pelatihan untuk tenaga pengelola, baik ditingkat Puskesmas dan Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota masih terus dibutuhkan, terutama sebagai

antisipasi dengan tingginya pergantian pegawai/tenaga pengelola (turn

over) di Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

3. Indikator: Jumlah Kabupaten/Kota yang mampu melaksanakan pencegahan

dan pengendalian penyakit lnfeksi Emerging.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 41

Page 42: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

1) Definisi Operasional: Jumlah Kabupaten/Kota yang memiliki TGC aktif,

melakukan pengamatan mingguan dan atau penilaian risiko berkala, memiliki

NSPK penanggulangan PIE dan memiliki pembiayaan penanggulangan PIE.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah Kabupaten/Kota yang mampu melaksanakan

pencegahan dan pengendalian penyakit lnfeksi Emerging.

3) Capaian Indikator

NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN KINERJA

1 Jumlah Kabupaten/Kota yang mampu melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit lnfeksi Emerging

12 17 141,7%

Jumlah Kabupaten/Kota yang mampu melaksanakan pencegahan

dan pengendalian penyakit lnfeksi Emerging sudah mencapai target yaitu 17

Kabupaten/Kota. Capaian ini jika dibandingkan dengan jumlah kabupaten/kota di

Provinsi Sumatera Selatan telah mencapai semua 17 kabupaten/kota yang ada di

Provinsi Sumatera Selatan.

4) Analisa Indikator

Grafik Jumlah Kabupaten/Kota Yang Mampu Melaksanakan Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Infeksi Emerging

Tahun 2017-2019

2017 2018 20190

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Target Kab/Kota

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 42

Page 43: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

KESIAPSIAGAAN TIM TGC KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

TAHUN 2019

No

KAB / KOTA

MEMILIKI SK TIM TGC AKTIF

MELAKUKAN

PENGAMATAN MINGGUAN

PELATIHAN TIM TGC

SUDAH

BELUM

1 KAB. BANYUASIN Ada Ya Ya2 KAB. E. LAWANG Ada Ya Be

lum3 KAB. LAHAT Ada Ya Ya4 KAB. MUARA ENIM Ada Ya Ya5 KAB. MUBA Ada Ya Ya6 KAB. MUSI RAWAS Ada Ya Ya7 KAB. MURATARA Ada Ya Be

lum8 KAB. OGAN ILIR Ada Ya Ya9 KAB. OKI Ada Ya Ya1

0 KAB. OKU Ada Ya Belum

11 KAB. OKUS Ada Ya Be

lum1

2 KAB. OKUT Ada Ya Belum

13 KAB. PALI Ada Ya Ya

14 KOTA L. LINGGAU Ada Ya Ya

15 KOTA PAGAR ALAM Ada Ya Ya

16 KOTA PALEMBANG Ada Ya Ya

17 KOTA PRABUMULIH Ada Ya Ya

5) Upaya Yang Dilakukan

Anggaran yang mendukung kegiatan di tahun 2019 yaitu sebagai berikut

:

NO KEGIATAN PAGU 2019 REALISASIPERSENTASE

REALISASI1 Pencegahan dan

pengendalian penyakit lnfeksi Emerging

0 0

0

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 43

Page 44: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Pada tahun 2016 capaian respon alert yaitu 83,6%. Jika dilihat trend

respon alert selama 3 tahun cenderung meningkat. Capai respon alert di

provinsi Sumatera Selatan dari tahun 2017 – 2019 sudah diatas target nasional

yaitu sebesar 80%. Tercapainya indikator tersebut tidak terlepas dari hal-hal

sebagai berikut :

Peran aktif aktif petugas yang terus dimonitor tiap minggu

Pengawasan dan komitmen pimpinan dan pengelola program dari tiap

jenjang adminitrasi mulai dari puskesmas, dinkes kab/kota dan dinkes

provinsi serta dukungan dari pusat.

Peran media sosial melelui wa group sebagi sarana dalam monitoring dan

evaluasi kinerja SKDR sangat efektif dalam meningkatkan kinerja SKDR.

6) Kendala Yang Dihadapi

Kinerja pelaporan sudah mengalami peningkatan namun kinerja di

lapangan yaitu penyelidkan epidemiologi terhadap setiap kasus yang muncul

sebagai alert atau signal KLB belum optimal, hal ini dipengaruhi oleh beberapa

hal, yaitu :

Belum semua kasus dilakukan PE oleh puskesmas mengingat dukungan

dana operasional yang bersumber dari BOK Puskesmas belum optimal

Tingginya mutasi tenaga baik ditingkat Puskesmas maupun Dinkes

Kab/kota sangap mempengaruhi kinerja SKDR.

7) Pemecahan Masalah

Untuk itu perlu diupayakan hal-hal sebagai berikut :

Dukungan dana operasional yang optimal,

Monev dan komitmen pimpinan secara berjenjang,

Pengangatan atau regulasi formasi jabatan fungsional epidemiolog

terutama puskesmas menjadi kunci keberhasilan program yang konsisten.

Pelatihan untuk tenaga pengelola, baik ditingkat Puskesmas dan Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota masih terus dibutuhkan, terutama sebagai antisipasi

dengan tingginya pergantian pegawai/tenaga pengelola (turn over) di

Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Indikator pada tahun 2019 yaitu 17 kab/kota yang mampu melaksanakan

pencegahan dan penaggulangan PIE. Hal ini telah tercapai, namun hal yang

harus menjadi perhatian yaitu sebagai berikut :

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 44

Page 45: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Kriteria indikator yaitu tersedianya tenaga Tim Gerak Cepat (TGC) dan

sudah dilatih tentang penyakit infeksi emerging (PIE) belum dapat

dilakukan

Pada tahun 2018 tidak tersedia dana yang bersumber dari dekonsentrasi

untuk pelatihan tenaga TGC untuk 5 kab/kota yang belum dilatih. Demikian

pula di tahun 2019 ini. Sedangkan dana APBD provinsi belum bisa

dianggarkan untuk membiayai kabupaten/kota berupa mengikuti pelatihan.

Indikator ini akan terus ditingkatkan sehingga pada tahun 2021 menjadi

17 kabupaten/ kota, untuk itu upaya yang akan dilakukan adalah sebagai

berikut :

Perencanaan kegiatan akan diusulkan melalui pendanaan dekonsentrasi pada

tahun 2021.

4. Indikator: Jumlah Kab/kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam

penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

1) Definisi Operasional: Jumlah Kab/Kota yang menyusun kebijakan

kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat

yang berpotensi wabah berupa dokumen rencana kontijensi.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah Kab/Kota yang menyusun kebijakan

kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat

yang berpotensi wabah berupa dokumen rencana kontijensi.

3) Capaian Indikator

NO INDIKATORTARGET

2019 CAPAIANKINERJA

1 Jumlah Kab/kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

1 1 100

4) Analisa Indikator

Jumlah Kab/kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 45

Page 46: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

adalah satu Kab/Kota yaitu Kota Palembang, Capaian Kab/Kota tahun 2017-

2019 yaitu sebagai berikut :

Grafik Jumlah Kab/Kota Yang Mempunyai Kebijakan Kesiapsiagaan Dalam Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Berpotensi

WabahTahun 2017-2019

2017 2018 20190

1 1 1

Kab/Kota

Pada tahun 2019 capaian indikator jumlah kab/kota yang mempunyai kebijakan

kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang

berpotensi wabah tetap sama tetap sama dari tahun 2015 – 2019 yaitu 1

kab/kota.

5) Upaya Yang Dilakukan

Anggaran yang mendukung kegiatan di tahun 2019 yaitu sebagai berikut

:

NO KEGIATAN PAGU 2019 REALISASI PERSENTASE REALISASI

1 Jumlah kab/kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

0 0

Pada tahun 2019 belum ada dana yang tersedia untuk kegiatan

jumlah kab/kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam

penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 46

Page 47: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Di Provinsi Sumatera Selatan terdapat 17 kab/kota dan hanya 2 kota yang

baru mempunyai bandara dan 1 bandara internasional, yaitu Bandara Sultan

Mahmud Badaruddin II. Bandara di Kota Palembang yang sudah melayani

penerbangan internasional langsung, sementara pelabuhan laut/sungai yang

ada kapal dari luar negeri yaitu kota Palembang dan provinsi Sumatera

Selatan tidak berbatasan langsung dengan negara lain. Berdasarkan kajian

tersebut untuk indikator diatas tidak mengalami perubahan.

6) Kendala Yang Dihadapi

Beberapa kendala yang dihadapi dalam kesiapsiagaan penanggulangan

kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah di Provinsi

Sumatera Selatan adalah sebagai berikut :

Kota Palembang sudah memiliki dokumen kontigensi sehubungan dengan

kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat

yang berpotensi wabah, namun dokumen tersebut belum pernah direview

apakah masih sesuai dengan kondisi yang ada.

Selain itu koordinasi yang belum optimal mengenai ancaman penyakit dari

luar yang berpotensi menimbulkan KKMD, terutama Jemaah umroh yang

merupakan potensi ancaman yang kepulangannya ke tanah air belum

termonitor dengan baik.

7) Pemecahan Masalah

Upaya pemecahan masalah dalam kesiapsiagaan penanggulangan

kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah di Provinsi

Sumatera Selatan adalah sebagai berikut

Meningkatan kerjasama lintas program dan sektor yang terkait, terutama

dengan unit/instansi yang berperan untuk menjaga lalu lintas penyakit di

pintu masuk/pelabuhan/bandara.

Menyusun dokumen rencana kontijensi untuk Kota Lubuk Linggau pada

tahun 2020

Mengusulkan untuk dilakukan review dokumen rencana kontijensi di

Kota Palembang

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 47

Page 48: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

5. Indikator : Persentase kasus malaria positif yang di obati sesuai standar

1) Definisi Operasional: Persentase pasien positif malaria yang mendapatkan peng

obatan sesuai standar tatalaksana malaria.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah pasien positif malaria yang mendapatkan pen

gobatan sesuai tatalaksana dibagi jumlah pasien positif malaria dikali 100%.

3) Capaian Indikator

NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN KINERJA

1 Persentase kasus malaria positif yang di obati sesuai standar

95% 97,6% 102%

Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standard adalah

proporsi penderita positif yang diobati dengan ACT dibandingkan dengan jumlah

penderita positif. Angka ini digunakan untuk melihat kualitas pengobatan kasus

malaria apakah sesuai dengan standar nasional atau tidak.

4) Analisa Indikator

Target penggunaan ACT ini adalah 90%. ACT merupakan obat yang

efektif untuk membunuh parasit malaria, sementara obat malaria lama yang

masih beredar yaitu klorokuin telah resisten. Penggunaan ACT yang harus

berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium merupakan salah satu upaya

mencegah terjadin

terjadinya resistensi. Persentase penderita malaria positif yang diobati

ACT pada tahun 2019 adalah sebesar 97,6 %. Hasil pengobatan dengan standard

ACT ini sudah lebih tinggi dari target yang ditetapkan. Sepanjang tahun 2019, ada

624 Kasus positif malaria yang terlaporkan melalui E-Sismal dan sebanyak 609 k

asus sudah diobati dengan menggunakan ACT.

Jika dibandingkan dengan data tahun sebelumnya, maka persentase kasu

s malaria positif yang diobati sesuai standard di Provinsi Sumatera Selatan secar

a konsisten terus mengalami peningkatan dari 95% pada tahun 2018. Meningkat

nya capaian indikator ini tidak terlepas dari upaya sosialisasi kepada seluruh fasi

litas pelayanan kesehatan dan dukungan organisasi profesi untuk pengobatan m

alaria sesuai standard serta ketersediaan obat yang terjamin dan mudah untuk di

peroleh. Secara keseluruhn dalam tiga tahun terakhir jumlah kasus positif malari

a di Provinsi Sumatera Selatan juga terus mengalami penurunan. Sampai saat ini,

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 48

Page 49: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

dari 17 Kabupaten/Kota, terdapat 8 Kabupaten/Kota yang sudah mendapatkan s

ertifikat eliminasi malaria. Berikut disampaikan jumlah suspek malaria, kasus ma

laria positif dan jumlah kasus malaria yang diobat sesuai dengan standard dalam

tiga tahun terakhir.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 49

Page 50: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

5) Upaya Yang Dilakukan

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 50

Page 51: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

NO KEGIATAN DEKON PAGU REALISASI PERSENTASE REALISASI

1 Layanan Capaian Eliminasi Malaria

411.750.000 356.220.600 87%

6) Hambatan Yang Dihadapi

Pada tahun 2019, beberapa Fasyankes terutama Rumah Sakit masih

ditemukan belum menggunakan ACT dalam pengobatan malaria. Penggunaan

Sulfadoxyn dan Klorokuin telah dianjurkan utnuk tidak digunakan sejak

ditemukan adanya resistensi obat tersebut.

7) Pemecahan Masalah

Untuk meningkatkan capaian penggunaan ACT dalam tatalaksana malaria

maka direncanakan pada tahun 2020 dilakukan pertemuan dan kunjungan oleh

tim Dinkes Prov. Sumsel dan Konsulen Penyakit Infeksi Tropis RS Muhammad

Husin Palembang ke Rumah Sakit Derah yang belum 100 % menggunakan ACT.

Diharapkan dengan upaya tersebut dapat memberikan masukan untuk

meningkatkan capaian indikator tatalaksana.

6. Indikator: Jumlah Kabupaten/Kota endemis Filariasis yang melakukan POPM

1) Definisi Operasional: Jumlah Kabupaten/Kota endemis yang melakukan

Pemberian Obat Pengobatan Massal (POPM) Filariasis baik tahun

pertama/kedua/ketiga/keempat/kelima

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah kabupaten/kota endemis yang melakukan

Pemberian Obat Pengobatan Massal (POPM) Filariasis pada tahun tersebut

3) Capaian Indikator

NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN KINERJA

1 Jumlah Kabupaten/Kota endemis Filariasis yang melakukan POPM

4 4 100%

Pencapaian indikator yaitu jumlah kabupaten/kota endemis filariasis

yang melakukan POPM telah tercapai dari target yang diharapkan. Dari target

4 kabupaten yang berhasil melakukan POPM yaitu 4 kabupaten (Kabupaten

OKU, OKU Timur, Musi Rawas dan Lahat) dengan realisasi 100%.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 51

Page 52: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Grafik 1 Jumlah Kabupaten/Kota Endemis Filariasis Yang Melakukan POPM

Target Realisasi0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

4 4

Grafik 2. Cakupan POPM Filariasis Tahun 2019

Grafik 3. Cakupan POPM Filariasis Tahun 2018

Lahat Oku Musi Rawas Okut 0

20

40

60

80

100

120

87 88 8881

94 98 9790

Cakupan POPM Filariasis Tahun 2018

sasaran penduduk

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 52

Page 53: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Grafik 4. Cakupan POPM Filariasis Dari Tahun 2016 - 2019

BA MUBA ME PALI OKI OKU OKUT MURA LAHAT PROV80

82

84

86

88

90

92

94

96

98

100

87

97

95

98

9495

93

95

97

94

97

95

9795

96

88

96

93

95

98

90

97

94 95

Cakupan POPM Filariasis Provinsi Sumatera Selatan

2016 2017 2018

4) Analisa Indikator

Tahun 2018 dari target 9 kabupaten yang melaksanakan POPM

Filariasis, yang telah selesai POPM 5 tahun berturut - turut ada 4 kabupaten

dan semuanya dinyatakan lulus TAS 1 dan Mikrofilaria rate nya <1%.

Sedangkan pada tahun 2019 ada 4 kabuputen yang melaksanakan POPM dan

hanya 3 kabupaten yang akan melaksanakan Pre Tas pada bulan April dan

masih ada 1 kabupaten yaitu Kabupaten Lahat yang akan melaksanakan POPM

NO KEGIATAN DEKON PAGU REALISASI PERSENTASE REALISASI

1 Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan

1.840.000.000

1.806.735.760

98%

ke 5 pada tahun 2020. Adapun capaian cakupan POPM Provinsi

Sumatera Selatan tahun 2019 dari jumlah penduduk sebesar 85%, sedangkan

dari jumlah sasaran sebesar 93%. Jika dibandingkan dengan tahun

sebelumnya, pada tahun 2017 capaian sebesar 95% dan tahun 2018 sebesar

95%. Dari tahun 2016 sampai tahun 2019 tidak terlalu besar terjadi kenaikan

cakupan karena cakupan sudah sangat baik dari taregt nasional yaitu 65% dari

jumlah penduduk dan 85% dari jumlah sasaran. Sedangkan untuk Pencapaian

Kinerja Tahun 2017 dan 2018 capaian 100%.1806735760

5) Upaya Yang Telah Dilakukan

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 53

Page 54: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

NO KEGIATAN DEKON PAGU REALISASI PERSENTASE REALISASI

1 Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan

1.840.000.000

1.806.735.760

98%

Adapun Kegiatan dan dana yang dianggarkan pada tahun 2019

NO KEGIATAN DANAJUMLAH

DANA

REALISASI

FISIK

REALISASI

DANA

1 Sosialisasi dan Monev

Filariasis dan Kecacingan

APBN 245.590.000 100 % 95 %

2 Sosialisasi dan Advokasi

Kecacingan Pada Daerah

Intervensi Stunting

APBN 218.324.000 100 % 95 %

3 Monitoring dan Evaluasi

Pelaksanaan POPM

Filariasis dan Kecacingan

APBN 809.322.000 100 % 97 %

4 Pelaksanaan POPM

Filariasis dan Kecacingan

APBN 566.764.000 100 % 96 %

5 Survey Kecacingan Pada

Daerah Fokus Stunting

APBDP 298.500.000 100% 85%

Dalam rangka tercapainya keberhasilan program filariasis didukungoleh berbagai

kegiatan yaitu :

Advokasi dan Sosialisasi Filariasis Dalam Rangka Peningkatan Cakupan

Minum Obat

Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan POPM

Refreshing Kader Filariasis

Pendataan Sasaran POPM

Transport Petugas Pelaksana POPM

Pelacakan Kejadian Ikutan Pasca POPM

Sweeping Dalam Rangka Peningkatan Cakupan Minum Obat

Keberhasilan program filariasis di Provinsi Sumatera Selatan sangat

dipengaruhi oleh peran dinas kesehatan kabupaten/kota, puskesmas, kader

serta peran serta lintas sektor dan lintas program yang tekait terutama Dinas

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 54

Page 55: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Pendidikan dan Kementrian Agama serta seluruh komitmen penyelenggara

kesehatan di Provinsi Sumatera Selatan.

6) Kendala atau Masalah Yang Dihadapi

Belum semua tenaga medis yang memberikan obat ke masyarakat

Pengetahuan masyarakat yang masih kurang tentang penanggulangan

filariasis

Masih kurangnya pengawasan dalam pemberian obat

Belum semua kabupaten memiliki SK Komda Tingkat Kabupaten

Penganggaran daerah yang belum optimal dalam memfasilitasi kegiatan-

kegiatan terkait pengendalian filariasis

Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat untuk pengendalian

filariasis

7) Pemecahan Masalah

Optimalisasi dukungan komitmen lintas sektor dan lintas program

melalui upaya advokasi dan sosialisasi dalam upaya peningkatan cakupan

minum obat

Lebih ditingkatkan lagi dalam sosialisasi tentang filariasis sampai ke level

desa

Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam pengendalian

filariasis

Pemberian obat sebaiknya diberikan oleh petugas kesehatan

Pengawasan dalam pemberian obat lebih ditingkatkan lagi dan dilakukan

oleh petugas kesehatan

Lakukan penemuan dan pelacakan kasus

Mengoptimalkan sistem pencatatan pelaporan agar data yang diterima

valid

Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan bahaya

filariasis

7. Indikator: Jumlah Kabupaten/Kota Intervensi Stunting Yang Melakukan POPM

Cacingan Dengan Cakupan > 75 % Dari Sasaran Minum Obat

1) Definisi Operasional: Jumlah Kabupaten/Kota intervensi stunting yang

melakukan Pemberian Obat Pengobatan Massal (POPM) Cacingan baik tahun

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 55

Page 56: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

pertama/kedua/ketiga/keempat/kelima

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah kabupaten/kota intervensi stunting yang

melakukan Pemberian Obat Pengobatan Massal (POPM) Cacingan dengan

cakupan >75% dari sasaran minum obat

3) Capaian Indikator

NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN KINERJA

1 Jumlah Kabupaten/Kota intervensi stunting yang melakukan POPM Cacingan dengan cakupan > 75 % dari sasaran minum obat

2 2 100%

Pencapaian indikator yaitu jumlah kab/kota intervensi stunting yang

melakukan POPM Cacingan dengan cakupan >75% dari sasaran minum obat

telah mencapai target dari 2 Kabupaten yaitu Kabupaten OKI dan Muara Enim.

ME OKI SUMSEL

92

95

93

95

96 96

Cakupan POPM Kecacingan Daerah Intervensi Stunting Tahun 2019

APRIL OKT

4) Analisa Indikator

Indikator program yang masuk pada rencana strategis Program

Pengendalian Cacingan adalah jumlah kab/kota intervensi stunting yang

melakukan POPM Cacingan dengan cakupan >75% dari sasaran minum obat

dan melaksanakan POPM sebanyak 2 kali yaitu bulan April dan Oktober, untuk

tahun 2019 dari target 2 kabupaten yang melaksanakan POPM Cacingan

intervensi stunting yaitu Kabupaten OKI dengan cakupan bulan April 95%

sedangkan Bulan Oktober 96%, Kabupaten Muara Enim cakupan Bulan April

92% dan Bulan Oktober 95%. Ada kenaikan cakupan

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 56

Page 57: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

5) Upaya Yang Dilakukan

NO KEGIATAN DEKON PAGU REALISASI PERSENTASE REALISASI

1 Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan

1.840.000.000

1.806.735.760

98%

Advokasi dan Sosialisasi Kecacingan Pada Daerah Intervensi Stunting

Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan POPM

Pendataan Sasaran POPM

Transport Petugas Pelaksana POPM

Pelacakan Kejadian Ikutan Pasca POPM

Sweeping Dalam Rangka Peningkatan Cakupan Minum Obat

Survey Kecacingan Pada Daerah Fokus Stunting

6) Kendala atau Masalah Yang Dihadapi

Belum semua tenaga medis yang memberikan obat ke masyarakat

Pengetahuan masyarakat yang masih kurang tentang penanggulangan

kecacingan

Masih kurangnya pengawasan dalam pemberian obat

Belum semua kabupaten memiliki SK Komda Tingkat Kabupaten

Penganggaran daerah yang belum optimal dalam memfasilitasi kegiatan-

kegiatan terkait pengendaliankecacingan

Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat untuk pengendalian

kecacingan

Masih kurangnya media KIE

7) Pemecahan Masalah

Optimalisasi dukungan komitmen lintas sektor dan lintas program

melalui upaya advokasi dan sosialisasi dalam upaya peningkatan cakupan

minum obat

Lebih ditingkatkan lagi dalam sosialisasi tentang cacingan sampai ke level

desa

Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam pengendalian

kecacingan

Pemberian obat sebaiknya diberikan oleh petugas kesehatan

Pengawasan dalam pemberian obat lebih ditingkatkan lagi dan dilakukan

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 57

Page 58: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

oleh petugas kesehatan

Mengoptimalkan sistem pencatatan pelaporan agar data yang diterima

valid

Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan bahaya

kecacingan

Tersdia media KIE yang cukup agar bisa di sebarkan ke masyarakat

8. Indikator: Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat.

1) Definisi Operasional: Jumlah kasus baru kusta tanpa cacat yang (cacat tingkat 0)

diantara total kasus baru yang ditemukan di suatu wilayah dalam periode waktu

1 (satu) tahun.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah kasus baru kusta tanpa cacat yang ditemukan

(cacat tingkat 0) dibagi jumlah kasus baru yang ditemukan dalam periode 1

tahun di kali 100%.

3) Capaian Indikator

NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN KINERJA

1 Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat

91% 92.30% 101%

4) Analisa Indikator

Berikut disampaikan distribusi penemuan kasus kusta di Provinsi

Sumatera Selatan pada tahun 2019 :

Grafik Penemuan Kasus Kusta baru Menurut Kabupaten/KotaDi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017-2019

2017 2018 20190

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Kusta Baru Tanpa Cacat (%)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 58

Page 59: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Tabel Distribusi Penemuan Kasus Kusta baru Menurut Kabupaten/KotaDi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2019

No Kab/Kota Populasi Penduduk

JLH Penderita Dalam Pengobatan

Jlh Kasus baru Cacat Tk.2 Jlh Kasus Anak Penderita MB Penderita PB

PR < 1 / 10.000 Pddk

Abs

CDR < 5 / 100.000 Pddk

Abs

< 5 % dari Pend.Baru

Abs < 5 % dari Pend.Baru Abs % Abs % Abs

1 Ogan Ilir 425.032 0,24 10 2,4 10 10,0 1 - 0 90 9 10 1

2 P.Mulih 184.425 0,49 9 4,3 8 0,0 0 - 0 87,5 7 12,5 1

3 Banyu Asin 844.175 0,41 35 3,9 33 0,0 0 3,0 1 87,9 29 12,1 4

4 OKI 819.570 0,23 19 2,3 19 10,5 2 5,3 1 100 19 - 0

5 OKU 363.617 0,36 13 2,8 10 10,0 1 10,0 1 100 10 - 0

6 P.Alam 137.909 0,00 0 0,0 - 0,0 0 - 0 - 0 - 0

7 Lht 405.524 0,05 2 1,0 4 0,0 0 - 0 100 4 - 0

8 E. Lawang 247.285 0,28 7 2,8 7 0,0 0 14,3 1 100 7 - 0

9 L.Linggau 229.224 0,04 1 0,4 1 100,0 1 - 0 - 1 - 0

10 M,Enim 627.818 0,51 32 4,0 25 12,0 3 4,0 1 96 24 4 1

11 Mura 399.075 0,18 7 2,3 9 0,0 0 11,1 1 55,6 5 44,4 4

12 Pali 187.281 0,80 15 6,9 13 0,0 0 7,7 1 100 13 - 0

13 OKUT 670.272 0,34 23 3,4 23 0,0 0 4,3 1 87,0 20 13 3

14 Muba 638.625 0,47 30 6,0 38 7,9 3 23,7 9 76,3 29 23,7 9

15 Palembang 1.643.488 0,21 35 1,6 27 0,0 0 - 0 88,9 24 11,1 3

16 OKUS 357.105 0,20 7 2,0 7 42,9 3 - 0 100 7 - 0

17 Muratara 189.895 0,00 0 0,0 - 0,0 0 - 0 - 0 - 0

Total Propinsi 8.370.320 0,29 245 2,80 234 6,0 14 7,3 17 89 208 11,1 26

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 59

Page 60: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Dari tabel diatas penemuan kasus baru kusta dengan CDR > dari

5/100.000 penduduk adalah di Kabupaten/Kota : Pali dan OKUT masing-mabing

(6,9 dan 6,0) per 100.000 penduduk Data ini menggambarkan bahwa masih

banyak penderita di masyarakat yang belum terjangkau (Baclog) sehingga

menjadi sumber penularan.

Prevalensi Rate (PR) sudah mencapai target yaitu kurang dari 1 per

10.000 penduduk. Angka Cacat tk 2 yang masih tinggi di beberapa Kabupaten a.l :

OKUS (25,0 %), Muara Enim (12,0 %), Ogan Ilir, OKI dan OKU masing-masing

(10,0 %). Data ini menggambarkan bahwa terjadi keterlambatan penemuan dan

pengobatan penderita, juga karena kurangnya kesadaran masyarakat utk

memeriksakan diri ke Puskesmas hal ini disebabkan karena gejala awal

penderita kusta tidak merasa terganggu dan hanya terdapat kelainan kulit

berupa bercak putih atau kemerahan seperti panu.

Demikian juga halnya denga penderita anak yang masih tinggi (>5 %)

terdapat pada Kabupaten/Kota : Muba (23,7 %) Empat Lawang (14,3 %) Mura

(11,1%) OKU (10,0 %) danPali (7,7%) hal ini menggambarkan masih tingginya

rantai penularan di masyarakat, akibat kurangnya kegiatan penemuan dini

seperti : pemeriksaan kontak Rapid Village Survey (RVS) survey School /

pemeriksaan anak sekolah.

CASE DETACTION RATE (CDR) PROVINSI SUMATERA SELATAN

TAHUN 2010 - 2019

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 60

Page 61: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Grafik di atas menunjukkan Penemuan penderita baru (CDR) terjadi

fluktuasi / turun naik .hal ini disebabkan antara lain tingginya rotasi atau

pergantian pengelola program di Kabupaten maupun Puskesmas juga disebabkan

dukungan dana dari APBD, APBN dan donor yg belum stabil. Penemuan tertinggi

adalah pada tahun 2015, sebesar 4,07 per 100.000 penduduk disusul pada tahun

2014 dan 2012 masing-masing 4,03 dan 4,0 per 100.000 penduduk, dan

terendah pada tahun 2013 yaitu sebesar 2,63 per 100.000 penduduk.

PREVALENSI RATE (PR) THN 2010 - 2019

Provinsi Sumatera telah mencapai eliminasi Kusta tingkat Nasional

(angka prevalensi <1/10.000 penduduk) pada tahun 2010. Namun demikian

Grafik di atas menunjukkan bahwa penderita yang dalam pengobatan belum

stabil / masih turun naik, hal ini sangat di tentukan angka penemuan penderita

baru (CDR) dan angka kesembuhan (RFT Rate)

CACAT TK.2 dan PROPORSI KASUS BARU PADA ANAK

PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2010 – 2019

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 61

Page 62: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Grafik diatas menunjukkan cacat tk II dan penderita anak antara tahun

2010 s.d 2019. Cacat tingkat II (grafik biru) menunjukkan proporsi yang masih

tinggi yaitu masih diatas 5 % dari penderita baru yg ditemukan dengan angka

tertinggi pada tahun 2012 dan 2011 masing-masing 37,37 dan 35,02 %,

Penyumbang terbesar angka cacat tk 2 adalah RSK Rivai Abdullah dimana pada

saat itu petugas poli belum mendapat pelatihan kusta sehingga terlalau longgar

dalam menentukan tingkat cacat. Pada tahun 2013, Dinas Kesehatan Provinsi

Sumatera Selatan mengikutsertakan petugas kusta dari RSK Rivai Abdullah untuk

mengikuti Pelatihan di Provinsi sehingga pada tahun 2014 terjadi penurunan yg

signifikan.

Grafik coklat menunjukkan proporsi penderita anak, dengan proporsi

tertinggi pada tahun 2017 sebesar 8,3 %, tahun 2015 sebesar 8,0 %, dan

terendah pada tahun 2013 sebesar 3.57 %. Dari penderita baru yg ditemukan.

Tingginya proporsi kasus anak disebabkan masih berlangsungnya rantai

penularan di masyarakat akibat pemeriksaan kontak yang belum maksimal

bahkan tidak dilakukan sama sekali. Sesuai dgn Program, setiap penemuan

penderita baru harus dilakukan pemeriksaan kontan + 20 kontak (Kontak

serumah, tetangga dan Kontak sosial) yang dimaksud dgn kontak sosial adalah

kontak yg berhubungan dgn penderita lebih dari 20 jam per minggu seperti

teman dekat, sekolah, kerja bersosialisasi selama 2-5 tahun kebelakang.

Penderita yg sudah dinyatakan RFT (Sembuh) juga kontaknya harus di periksa

paling tidak 1 kali dal satu tahun.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 62

Page 63: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

5) Upaya Yang Dilakukan

NO KEGIATAN DEKON PAGU REALISASI PERSENTASE REALISASI

1 Intensifikasi Penemuan Kasus dalam Upaya Pencegahan dan Pengendalian

450.000.000 431.963.200 96%

6) Hambatan Yang Dihadapi

Hambatan yang dihadapi dalam program kegiatan kusta ini adalah

sebagai berikut :

Masyarakat belum sepenuhnya mendapat informasi tentang kusta dan

mempunyai asumsi bahwa kusta tdk dpt disembuhkan karena melihat

disablitas /cacat yg ditimbulkan.

Kurangnya kemampuan petugas di semua level (Provinsi, Kab/Kota dan

Puskesmas) dlm deteksi dini dan tata laksana penderita kusta

Kurangnya keterlibatan lintas program dan lintas sektor dalam

penanggulangan kusta

Stigma dan diskriminasi masih tinggi

Belum semua Kab/Kota mengangkar dana utk kusta

7) Pemecahan Masalah

Upaya yg akan dilakukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi adalah

sebagai berikut :

Memberikan Informasi yang benar kpd Masyarakat melalui Penyuluhan dan

Selebaran (Poster, Leaflet dll)

Perlu adanya Pelatihan bagi petugas yg belum terlatih / On The Job Training

Advokasi Lintas Program dan Lintas Sektor

Memberikan Edukasi kepada masyarakat tentang kusta

9. Indikator: Persentase kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar.

1) Definisi Operasional: Semua kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar

(penegakan diagnosis dan pengobatan sesuai standar) diantara semua kasus TB

yang diobati dan dilaporkan.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar

(penegakan diagnosis dan pengobatan sesuai standar) dibagi jumlah semua

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 63

Page 64: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

kasus TB yang ditemukan dan diobati.

3) Capaian Indikator

NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN KINERJA

1 Persentase kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar

79% 85% 107%

4) Analisa Indikator

Presentase kasus TB yang ditataksana sesuai standar Tahun 2017-

2019

2019 2018 2017

85% 82% 84%

15% 18% 16%

Tatalaksana Standar Tatalaksana Tidak Standar

Tahu

n

Tatalaksana standar Tatalaksana tidak

standar

Absolu

t

Pres

entase

Absolu

t

Pres

entase

2019 19.112 85

%

3.372 15%

2018 13.891 82

%

2.878 18%

2017 13.032 84

%

2.471 16%

Target Persentase kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar di

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2019 sebesar 79% dan Realisasi kinerja

sebesar 85%. Hal ini menunjukkan bahwa capaian Target Persentase kasus TB

yang ditatalaksana sesuai standar di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2019

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 64

Page 65: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

sudah melampaui target.Realisasi kinerja Tahun 2019 sebesar 85% dan capaian

pada tahun 2018 dan 2017 sebesar 90%. Hal ini dikarenakan pada Tahun 2019

Penyisiran kasus TB di Rumah Sakit dan Dokter Praktik Mandiri maksimal

dilaksanakan dan banyak ditemukan kasus pengobatan tidak standar di Rumah

Sakit dan Dokter Praktik Mandiri.

Realisasi Kinerja Pada Tahun 2019 didapat Pengobatan Standar 85%

dan Pengobatan tidak standar 15%. Hal ini dipengaruhi oleh data yang didapat

melalui penyisiran di Rumah Sakit dan klinik masih ada ditemukan pengobatan

TB yang belum standar. Angka Case Detection Rate sebesar 67% untuk capaian

kinerja masih kurang 12% dari Target 79% dan untuk Target sampai 2020 terus

meningkat sampai 95%. Target Persentase kasus TB yang ditatalaksana sesuai

standar di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2019 sebesar 79% dan Realisasi

kinerja sebesar 85%. Hal ini menunjukkan bahwa capaian Target Persentase

kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar di Provinsi Sumatera Selatan Tahun

2019 sudah melampaui target. Berdasarkan perhitungan dari Subdit TB, target

penemuan kasus TB secara nasional mengalami peningkatan, dimana untuk

Provinsi Sumatera Selatan, target CDR TB menjadi 79% atau sekitar lebih dari

26.000 kasus TB. Berdasarkan perhitungan baru tersebut, perkiraan jumlah

kasus TB baru setiap tahunnya mencapai 33.733 kasus baru per tahun.

5) Upaya Yang Dilakukan

NO KEGIATAN DEKON PAGU REALISASI PERSENTASE REALISASI

1 Layanan Pengendalian Penyakit TBC

387.850.000 341.285.000 88%

Penyebab keberhasilan progam dikarenakan peran lintas sektor yang

optimal dan usaha seluruh penyelenggara kesehatan di wilayah Provinsi

Sumatera Selatan. Keterbatasan sumber daya merupakan suatu tantangan dalam

program pengendalian tuberkulosis di Provinsi Sumatera Selatan.Dukungan

anggaran dari APBN, APBD, dan donor sangat membantu dalam keberhasilan

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 65

Page 66: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

program TB di Provinsi Sumatera Selatan. Adapun upaya-upaya yang dilakukan

dalam program pengendalian tuberkulosis di Provinsi Sumatera Selatan adalah

dengan pelaksanaan deteksi dini, surveilans aktif TBC, peningkatan kapasitas

SDM/pelatihan, wajib notifikasi kasus TB, dan peningkatan kerjasama lintas

sektor, penguatan fasilitas pelayanan kesehatan dalam pengendalian penyakit

TB serta meningkatkan dukungan organisasi profesi.

Keberhasilan program tuberkulosis di Provinsi Sumatera Selatan

dipengaruhi oleh peran serta lintas sektor dan seluruh komitmen penyelenggara

kesehatan di Provinsi Sumatera Selatan. Kendala/masalah yang dihadapi.

Adapun kendala – kendala yang dihadapi adalah terbatasnya kegiatan karena

minimnya dukungan anggaran.Pemecahan masalah melalui advokasi sosialisasi

sehingga semua elemen terlibat dalam pengendalian tuberculosis di Provinsi

Sumatera Selatan.

Capaian penemuan kasus Baru atau Case Detection Rate Program TB

Tahun 2019 di Provinsi Sumatera Selatan didapat 1 kabupaten/kota telah

melampaui target 79%, antara lain : Kota Prabumulih. Sedangkan 13

Kabupaten/Kota lainya belum mencapai target. Untuk Capaian Provinsi

Sumatera Selatan dari Tahun 2017 sampai dengan 2019 menunjukkan

peningkatan yang signifikan dengan angka CDR Tahun 2017 sebesar 44%,

Tahun 2018 sebesar 49% dan Tahun 2019 sebesar 67% dengan angka absolute

22.485 kasus. Pada Tahun 2017 CDR Provinsi Sumatera Selatan telah melebihi

dari target 40% namun pada Tahun 2018 peningkatan kasus yang terjadi masih

belum melampaui target yakni 55%. Rincian capaian penemuan kasus menurut

kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

6) Hambatan Yang Dihadapi

Pengobatan standar mencapai 85% dikarenakan masih banyak klinisi

yang di Rumah Sakit maupun klinik mendiagnosa terduga TB menggunakan

rontgen tanpa melakukan pemeriksaan sputum dan penemuan kasus baru

masih rendah karena untuk didaerah yang jauh dari sarana pelayanan kesehatan

banyak terduga TB tidak dating ke fasyankes dan ada juga setelah terduga TB

dating ke fasyankes di tatalaksana tidak sesuai standard an terduga TB dating ke

fasyankes dan ditatalaksana sesuai standar sampai sembuh tetapi tidak tercatat

di sisten surveilans Dinas Kesehatan.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 66

Page 67: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

7) Pemecahan Masalah

Diperlukannya Komitmen stakeholder di semua level dalam upaya untuk

meningkatkan presentase pengobatan standar, dukungan dana dari pusat

provinsi dan daerah. Regulasi dari pusat yang berpihak ke daerah dan sistem

surveilans yang bermutu.

10. Indikator: Persentase kasus HIV yang diobati

1) Definisi Operasional: Orang dengan positif HIV dan masih dalam terapi

pengobatan ARV.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah orang positif HIV dan masih dalam terapi

pengobatan ARV dibandingkan dengan jumlah orang positif HIV dan memenuhi

syarat untuk memulai terapi pengobatan ARV.

3) Capaian Indikator

NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN KINERJA

1 Persentase kasus HIV yang diobati 55% 58.54% 106%

Program HIV-AIDS dan IMS merupakan program nasional yang masuk

kedalam SDGs dan juga Standar Pelayanan Minimal untuk Pemerintah

Kabupaten/ Kota. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan pada Program

HIV-AIDS dan IMS telah melakukan berbagai upaya di tahun 2019 ini baik

dukungan APBD, APBN dan juga dari Global Fund.

Komponen AIDS Sumatera Selatan sudah bekerjasama dengan lintas

sektor dan lintas program terkait dalam rangka untuk pencapaian Indikator

program dalam menurunkan penyakit menular langsung. Indikator program

yang masuk pada rencana strategis Program Pengendalian HIV/ AIDS dan IMS

adalah persentase kasus HIV yang diobati, capaian Provinsi Sumatera Selatan

tahun 2019 sudah mencapai target yaitu sebesar 58.54 % (target 55 %)

dikarenakan adanya penerapan kebijakan Test and treat dan akselerasi ARV

yang dilaksanakan di seluruh layanan pengobatan ARV, semua yang terinfeksi

HIV wajib kita terapi tanpa menunggu hasil pemeriksaan laboratorium lainnya

dan juga adanya pelacakan kasus yang lost to follow up selama terapi ARV dan

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 67

Page 68: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

home visite bagi temuan baru positif HIV yang belum mau terapi ARV. Jika

dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2017 capaian sebesar 46

% (target 50%) dan pada tahun 2018 capaian sebesar 50 % (target 52 %). Dari

tahun 2017 sampai tahun 2019 telah terjadi peningkatan capaian indikator yang

cukup baik walaupun masih terdapat kendala di keberhasilan program.

Grafik 3.1

Pada grafik berikut disampaikan cascading ART sampai dengan tahun

2019 di Provinsi Sumatera Selatan. Dari total 3.654 kasus HIVdan AIDS yang

ditemukan, ODHA yang sampai saat ini masih dalam pengobatan ARV hanya

sebanyak 1.383 orang.

Grafik Cascade ART Provinsi Sumatera Selatan sd tahun 2019

Grafik 3.4. Cascading ODHA on ART di Provinsi Sumatera SelatanTahun 2019

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 68

Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

50 52 5546 50

58.5

% KASUS HIV YANG DIOBATI TAHUN 2017-2019

Target (%) Capaian (%)

Page 69: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Capaian program belum maksimal disebabkan karena beberapa hal yaitu

jumlah layanan pengobatan ODHA masih belum sesuai dengan seluruh jumlah

faskes yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. Jumlah layanan yang sudah

melakukan skrining HIV sebanyak 225 layanan, layanan yang mampu melakukan

diagnosa HIV sebanyak 178 layanan, sedangkan untuk layanan Perawatan

Dukungan Pengobatan (PDP) hanya berjumlah 17 layanan. Penyebab selanjutnya

adalah masih tingginya jumlah pasien yang lost to follow up (LFU), hal ini

dikarenakan masih ada pasien yang sulit mengakses layanan PDP, pasien pindah

setelah tahu status HIV nya, masih adanya stigma di masyarakat walaupun

berbagai upaya telah dilakukan dengan bekerja sama dengan tim layanan PDP

dan LSM maupun kader. Kendala selanjutnya masih belum maksimal penerapan

identitas pasien, penggunaan nomor KTP (Kartu Identitas Penduduk), ini masih

menjadi kendala karena terkadang ada pasien tidak memiliki identitas dan ada

juga yang tidak mau menunjukan identitasnya. Padahal dengan menggunakan

nomor KTP bisa mengurangi dobel identitas dan menurunkan pasien lost to

follow up.

Grafik Positif Rate HIV/AIDS Provinsi Sumsel Tahun 2011 - 2019

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 69

Page 70: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

4) Analisa Indikator

Sasaran Strategis Program HIV-AIDS dan IMS adalah menurunkan angka

kesakitan dan kematian akibat Penyakit HIV/ AIDS sedangkan Sasaran sesuai dengan

Permenkes RI No.21 tahun 2013 yaitu pada kelompok populasi kunci antara lain :

Pengguna Napza Suntik (Penasun/ Injecting Drug User’s)

Pekerja Seks (Pria Pekerja Seks, Wanita Pekerja Seks Langsung, dan Wanita

Pekerja Seks Tidak Langsung)

Gay, Waria, dan Laki-Laki seks dengan sesama laki-laki (LSL)

Pasangan Seksual

Kelompok Populasi beresiko terdiri dari Pasangan ODHA dan Warga Bina

Pemasyarakatan, Populasi rentan terdiri dari Ibu hamil, Pasien TB, Pasien IMS dan

Balita gizi buruk sedangkan yang terakhir adalah populasi umum yaitu masyarakat

atau penduduk diatas usia 15 tahun.

Indikator Target Program HIV-AIDS ini yang tercantum dalam target Rencana

Aksi Daerah dan Rencana Strategis Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2019 adalah :

Prevalensi HIV < 0,5 (target 2019)

Pelayanan Kesehatan pada orang yang beresiko terinfeksi virus yang

melemahkan daya tahan tubuh manusia (HIV) (target SPM 423.692).

Persentase Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) yang diobati sebanyak 55 % (target

2019).

Analisa Situasi Epidemi HIV-AIDS dan Infeksi Menular Seksual di Sumatera

Selatan dari tahun 1995 sampai dengan tahun 2019, sebagai berikut :

1). Data Januari sampai dengan Desember 2019

a. Infeksi HIV : 414 kasus

b. Penderita AIDS : 214 Penderita

2). Data Kumulatif dari 1995 sampai dengan Desember 2019 :

a. Pengidap HIV : 1.773 Pengidap

b. Penderita AIDS : 1.895 Penderita

c.

Grafik 4.1

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 70

Page 71: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Grafik 4.2

Pada tahun 2011 sampai 2019 penemuan infeksi baru HIV/ AIDS cenderung

mengalami kenaikan dikarenakan jumlah layanan pemeriksaan HIV sudah bertambah

di RS dan di Puskesmas sehingga rujukan PDP juga dapat cepat dan terjangkau untuk

di akses tetapi belum diketahui sejak dini sehingga pada stadium 3 atau stadium 4

baru diketahui di Fasyankes rawat inap.

5) Upaya Yang Dilakukan

NO KEGIATAN SUMBER

DANA

JUMLAH DANA

1 Pertemuan Validasi data APBN Rp. 54.811.000

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 71

Page 72: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

2 Pengiriman logistik Pusat dari Provinsi

ke Kab/Kota

APBN Rp .16.848.000

3 Pemantauan Pemanfaatan Logistik

Program HIV AIDS

APBN Rp. 34.080.000

4 Peningkatan kapasitas pengelola

HIV/AIDS dan PIMS Prov Sumsel

APBN Rp. 170.497.000

5 Workshop Perluasan Layanan HIV AIDS APBD Rp. 87.025.000

6 Penemuan dan Pelacakan Kasus

HIV/AIDS dan Penjangkauan Populasi

Kunci

APBD Rp. 145.000.000

7 Pengadaan Reagen Pemeriksaan HIV APBD Rp. 240.000.000

8 Mentoring Klinis Layanan HIV AIDS dan

PIMS

APBD Rp. 50.000.000

6) Hambatan Yang Dihadapi

Layanan Pengoatan HIV masih terbatas, baru ada 17 layanan di Provinsi

Sumatera Selatan

SDM Kesehatan yang sudah dilatih belum memulai aktivasi pengobatan HIV

dengan alasan administratif yang belum terpenuhi

Rotasi dan mutasi petugas di Puskesmas dan RS yang cepat

Belum semua pemeriksaan HIV yang dilakukan dilaporkan melalui SIHA

Lost to follow up ARV yang cukup tinggi dikarenakan pendampingan ODHA

masih terbatas

7) Pemecahan Masalah

Upaya Pemecahan Masalah yang dilakukan untuk pencapaian indikator

HIV adalah sebagai berikut :

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 72

Page 73: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Perencanaan peningkatan SDM berupa Pelatihan bagi pengelola program

HIV/ AIDS dan IMS kab/ kota

On The job Training petugas puskesmas dan rumah sakit mengenai

pemeriksaan HIV dan pengobatan ARV sehingga bisa setup layanan di

puskesmas dan Rumah sakit

Menset up layanan HIV/AIDS dan IMS di 17 kab/kota, minimal 1 layanan di

setiap kab/kota dengan bantuan dana APBD II dan sharing dengan APBD I

Meningkatkan kemampuan petugas untuk melakukan konseling baik pra tes

maupun pasca tes serta konseling adherence (kepatuhan minum obat)

sehingga pasien bisa tetap rutin terpi ARV

Pengadaan dan pendistribusian logistik program HIV/AIDS dan IMS dari

Kabupaten/ Kota

Meningkatkan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektoral

mengenai pengendalian HIV/ AIDS dan IMS di Provinsi Sumatera Selatan

Mengurangi ODHA yang putus obat ARV melalui Mendekatkan akses ARV di

puskesmas, menggunakan Nomor Identitas Kependudukan (NIK) dalam

pencatatan pasien untuk melacak pasien jika putus obat dan Memperkuat

dukungan keluarga dalam pengawasan minum obat.

Meningkatkan kerjasama dengan LSM terkait untuk penjangkauan,

penemuan dan pendampingan bagi ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) serta

dengan memberikan dukungan psikososial pada ODHA.

11. Indikator: Persentase Kab/Kota yang melaksanakan deteksi dini Hepatitis B

dan C Pada kelompok beresiko.

1) Definisi Operasional: Jumlah Kabupaten/Kota yang melakukan kegiatan deteksi

dini hepatitis B dan atau C pada ibu hamil dan kelompok beresiko lainnya.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah Kabupaten/Kota yang melakukan kegiatan

deteksi dini hepatitis B dan atau C dibagi jumlah total kabupaten/kota yang ada

3) Capaian Indikator

NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN KINERJA

1 Persentase Kab/Kota yang melaksanakan deteksi dini hepatitis B dan C pada kelompok

80 % 100% 120%

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 73

Page 74: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

beresiko

4) Analisa Indikator

Grafik Persentase Jumlah Kabupaten/Kota Yang Telah Melakukan Kegiatan Deteksi Dini Hepatitis B Dan Atau C Di Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2018-2109

2018 20190

20

40

60

80

100

120

Kab/Kota Deteksi (%)

Jumlah Kabupaten/Kota yang telah melakukan kegiatan

deteksi dini hepatitis B dan atau C di Provinsi Sumatera Selatan sudah

mencapai target 100 % yaitu 17 kab/kota. Jika dibandingkan dengan tahun

2018 (target 60%), capaian Sumsel baru 58,82%, maka capain target Sumsel

di 2019 meningkat dua kalinya. Namun jika dilihat dari persentase ibu hamil

yang telah dilakukan deteksi dini hepatitis B, maka semua kab/kota belum

ada yang mencapai 80% ibu hamil diperiksa. Hal ini dikarenakan belum

semua sasaran ibu hamil terjaring dalam kegiatan deteksi dini dan juga ada

fasyankes yang melakukan kegiatan deteksi dini namun tidak melapor.

PERSENTASE BUMIL DIPERIKSA DDHB PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2019

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 74

Page 75: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

PLG

OKU

ME

LLG

PALI

BA

OKI

LHT

OKUS

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

Walaupun persentase kab/kota yang melaksanakan sudah 100%, namun

jika dilihat dari persentase ibu hamil yang telah dilakukan deteksi dini hepatitis

B, maka semua kab/kota belum ada yang mencapai 80% ibu hamil diperiksa. Hal

ini dikarenakan belum semua sasaran ibu hamil terjaring dalam kegiatan deteksi

dini dan juga ada fasyankes yang melakukan kegiatan deteksi dini namun tidak

melapor. Oleh karena itu capaian persentase jumlah ibu hamil yang dilakukan

deteksi dini hepatitis B dan atau C akan lebih ditingkatkan kembali di tahun-

tahun mendatang seperti melalui penguatan jejaring di fasyankes baik tingkat

pertama maupun di rumah sakit serta peningkatan kapasitas petugas dalam tata

laksana dan pencatatan pelaporan.

5) Upaya Yang Dilakukan

NO KEGIATAN DEKON PAGU REALISASI PERSENTASE REALISASI

1 Program P2 Hepatitis dan Penyakit ISP di Provinsi (Dekonsentrasi)

256.236.000 242.811.800 95%

6) Hambatan Yang Dihadapi

a. Belum semua kab /kota menyediakan anggaran khusus untuk pengendalian

penyakit Hepatitis

b. Reagen, bahan dan alat periksa laboratorium untuk hepatitis di puskesmas

masih mengandalkan dari Dropping Pusat

c. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas yang masih banyak masalah

seperti tidak tepat waktu, tidak valid dan sering berubah-ubah tiap bulannya

bahkan ada yan tidak melapor sama sekali

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 75

Page 76: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

d. Motivasi, pemahaman dan pengetahuan petugas yang kurang dalam

program hepatitis

7) Pemecahan Masalah

1. Advokasi dan Sosialisasi program Hepatitis lebih ditingkatkan terutama

pada pemangku kebijakan di kab/kota

2. Perlunya peningkatan kapasitas petugas puskesmas tentang SKD serta

DDHB dan C di semua fasyankes wilayah kerja Kab/Kota

3. Kegiatan Bimtek serta Monev Hepatitis tetap dilakukan agar tatalaksana

kasus Hepatitis serta Pencatatan dan Pelaporan juga berjalan baik dan

lancar

4. Agar media KIE dan logistik hepatitis dapat dianggarkan di Kab/Kota untuk

mengoptimalkan program P2 Hepatitis di daerah

5. Perlunya dilakukan OJT capor hepatitis terhadap petugas

puskesmas/kabupaten/kota

12. Indikator: Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan kebijakan

Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50% sekolah.

1) Definisi Operasional: Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan kebijakan

Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50% sekolah adalah kabupaten/kota

yang telah melaksanakan kebijakan KTR yang dinilai dari minimal telah

menerapkan KTR di 50% sekolah/madrasah sesuai dengan peraturan

perundangan yang mengatur tentang Kawasan Tanpa Rokok dibagi dengan

jumlah kab/kota di Sumatera Selatan.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah Kabupaten/Kota yang melaksanakan

kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50% sekolah di bagi Jumlah

Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan di kali 100%.

3) Capaian Indikator

NO INDIKATORTARGET

2019CAPAIAN KINERJA

1 Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50% sekolah

50% 76.47% 127.3%

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 76

Page 77: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

4) Analisa Indikator

Grafik Persentase Kabupaten/Kota Yang Melaksanakan Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Minimal 50% Sekolah

Di Provinsi Sumsel Tahun 2017-2019

2017 2018 20190

10

20

30

40

50

60

70

80

Target (%) KTR Kab/Kota (%)

OKU OKI MELA

HATMURA

MUBA

BANYUASINOKU

SOKU

T OI

EMPAT LAWANG PALI

MURATARA

PALEMBANG

PRABUMULIH

PAGAR ALAM

LINGGAU

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

Grafik Kab/Kota Yang Melakukan Kebijakan KTR Tahun 2018,2019

2018 2019

Dari tabel di atas di bandingkan tahun 2018 dengan tahun 2019 terjadi

peningkatan yang signifikan untuk kabupaten/kota yang melakukan kebijakan

KTR tetapi belum semua kab/kota yang melakukan kebijakan KTR

5) Upaya Yang Dilakukan

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 77

Page 78: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

NO KEGIATAN PAGU REALISASI PERSENTASE REALISASI

1 Peningkatan Kapasitas SDM implementasi KTR dan Konseling UBM di Daerah

233.660.000 205.466.000 88%

Kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2019 adalah Peningkatan

kapasitas SDM dan Implementasi KTR dan konseling UBM di puskesmas dan

sekolah dengan menggunakan dana APBN sebesar Rp. 233.660.000,-

6) Kendala Yang Dihadapi

Masih kurangnya dukungan Pemerintah daerah dalam memberikan dana

untuk kegiatan pembinaan, sosialisasi maupun pelatihan

Masih banyaknya masyarakat yang belum disiplin tentang KTR

Tenaga kesehatan yang terlatih dipindahkan bertugas di tempat lain,

melanjutkan sekolah dan promosi jabatan.

7) Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah kerja sama melibatkan lintas program dan lintas

sektor agar mendapatkan perhatian yang lebih banyak dari semua pihak untuk

melakukan kebijakan KTR

13. Indikator: Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM

terpadu.

1) Definisi Operasional: Jumlah Puskesmas yang telah melaksanakan minimal

tatalaksana penyakit Hipertensi dan DM dan atau telah melakukan pembinaan

Posbindu PTM di wilayahnya.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah Puskesmas yang melaksanakan pengendalian

PTM terpadu di bagi Jumlah seluruh Puskesmas di Indonesia di kali 100%.

3) Capaian Indikator

NO INDIKATORTARGET

2019CAPAIAN KINERJA

1 Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu.

50% 93% 186%

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 78

Page 79: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

4) Analisa Indikator

Grafik Capaian Persentase Puskesmas Yang Melaksanakan Pengendalian PTM Terpadu Di Provinsi Sumsel Tahun 2017-2019

2017 2018 20190

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Target (%) PTM Terpadu Kab/Kota (%)

OKU OKIM

E

LAHAT

MURA

MUBA

BANYUASINOKUS

OKUT OI

EMPA

T LAW

ANGPALI

MURATARA

PALE

MBANG

PRABUMULIH

PAGAR ALA

M

LINGGAU

SUMSEL

0.0020.0040.0060.0080.00

100.00120.00140.00160.00180.00200.00

Grafik Jumlah Posbindu PTM Tahun 2017,2018,2019

2017 2018 2019

TABEL Persentase Puskesmas yang melaksanakan Pengendalian terpadu PTM (PANDU PTM) Tahun 2019

NO KAB/KOTAJUMLAH

PUSKESMAS

Persentase Puskesmas yang melaksanakan Pengendalian terpadu PTM (PANDU PTM)

TARGET (%)PUSKESMAS

PANDUCAPAIAN (%)

1 OKU 18 50 18 100

2 OKI 31 50 31 100

3 MUARAENIM 22 50 19 86

4 LAHAT 33 50 33 100

5 MUSI RAWAS 19 50 19 100

6 MUSI BANYUASIN 28 50 28 100

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 79

Page 80: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

7 BANYUASIN 33 50 33 100

8 OKU SELATAN 19 50 12 63

9 OKU TIMUR 22 50 22 100

10 OGAN ILIR 25 50 13 52

11 EMPAT LAWANG 10 50 10 100

12 PALI 7 50 7 100

13 MURATARA 8 50 8 100

14 PALEMBANG 41 50 41 100

15 PRABUMULIH 9 50 9 100

16 PAGARALAM 7 50 7 100

17 LUBUK LINGGAU 9 50 9 100

SUMSEL 341 50 316 93%

Grafik Pesentase Kabupaten Kota, Puskesmas Yang Melaksanakan Pelayanan Terpadu

Dari tabel dan grafik 3.2 Pesentase kabupaen kota, puskesmas yang

melaksanakan pelayanan terpadu penyakit tidak menular (PANDU PTM) rata

rata hampir 100% semua kabupaten kota sudah melaksanakan PANDU PTM

hanya ada beberapa kabupaten kota yang masih belum mencapai 100 % yaitu

kabupaten muaraenim hanya 86%, lalu kabupaten OKU Selatan 63% dan

kabupaten Ogan Ilir 52,0 %, tetapi kalau diliat dari target capaian berdasarkan

RENSTRA Program P2PTM tahun 2019 yang target capaiannya 50% ditahun

2019 semua kabupaten kota sudah menunjukan angka capaian yang melebihi

dari 50 % ditahun 2019 ini, Jadi Persentase Capaian Provinsi Sumatera Selatan

untuk Pengendalian Terpadu Penyakit tidak Menular (PANDU PTM) tahun 2019

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 80

Page 81: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

adalah 93 %.

Tabel Persentase Puskesmas Yang Melaksanakan Pengendalian PTM Terpadu

2016 2017 2018 2019Target Capaian target capaian target capaian target capaian

20% 26,77% 30% 91,70% 40% 91,70%50% 93%

Tabel di atas menunjukan capaian Provinsi Sumatera dalam

pelaksanaan Pandu PTM di provinsi Sumatera Selatan. Data di atas menunjukan

peningkatan yang baik dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2019. Hal ini

disebabkan karena sebagian besar petugas puskesmas dan petugas kabupaten

kota telah dilatih mengenai pelaksanaan pandu PTM. Dalam tabel diatas terlihat

peningkatan jumlah Puskesmas yang melaksanakan pelayanan Pandu PTM yang

signifikan pada tahun 2017. Pada tahun 2017 ini, Dinas Kesehatan Provinsi telah

melakukan pelatihan Pandu PTM bagi Puskesmas.

5) Upaya Yang Dilakukan

NO KEGIATAN PAGU REALISASI PERSENTASE REALISASI

1 Pelatihan Pandu PTM di FKTP 194.800.000 186.775.800 96%

Kegiatan yang sudah dilakukan di tahun 2019 yaitu Pelatihan Pandu

PTM dengan menggunakan dana APBN sebesar Rp. 194.800.000,-

6) Kendala Yang Dihadapi

Permasalahan masih ada beberapa puskesmas lagi yang belum

melaksanakan pengendalian terpadu PTM dikarenakan belum mempunyai poli

PTM

7) Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah, pengendalian terpadu PTM harus tetap di

laksanakan di puskesmas walaupun belum mempunyai poli PTM, bisa

bergabung dengan poli umum yang sudah ada.

14. Indikator: Persentase Desa/Kelurahan Yang Melaksanakan Kegiatan Pos

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 81

Page 82: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM.

1) Definisi Operasional: Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos

Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan

Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM dibagi Jumlah Desa/Kelurahan di

Indonesia di kali 100%.

3) Capaian Indikator

NO INDIKATOR TARGET 2019

CAPAIAN KINERJA

1 Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM

50% 77,2% 154%

4) Analisa Indikator

Grafik Capaian Persentase Desa/Kelurahan Yang Melaksanakan Kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM Di Provinsi Sumsel Tahun 2017-2019

2017 2018 20190

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Target (%) Kab/Kota (%)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 82

Page 83: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

OKU OKI MELAHAT

MURAMUBA

BANYUASIN OKUSOKUT OI

EMPAT LAWANG PALI

MURATARA

PALEMBANG

PRABUMULIH

PAGAR ALAMLIN

GGAUSUMSEL

0

20

40

60

80

100

120

Grafik Pandu PTM Tahun 2017,2018,2019

2017 2018 2019

Tabel. Jumlah Kelurahan / Desa yang memiliki Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (POSBINDU PTM)

NO KABUPATEN/KOTAJUMLAH

DESAJML DESA

BERPOSBINDUJUMLAH

POSBINDUPERSENTASE (%)

1Kabupaten Oku

157 83 134 85

2Kabupaten Oki

314 190 232 74

3Kabupaten Muaraenim

306 117 142 46

4Kabupaten Lahat

379 230 235 62

5Kabupaten Musi Rawas

199 187 212 106

6Kabupaten Musi Banyuasin

243 157 183 75

7Kabupaten Banyuasin

304 231 278 91

8Kabupaten Oku Selatan

259 232 239 92

9Kabupaten Oku Timur

332 217 245 74

10Kabupaten Ogan Ilir

241 219 114 47

11Kabupaten Empat Lawang

156 6 73 47

12Kabupaten Pali

71 47 76 107

13 Kabupaten Muratara 88 88 92 104

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 83

Page 84: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

14Kota Pagaralam

107 `107 118 110

15Kota Lubuk Linggau

37 17 37 100

16Kota Palembang

67 27 76 113

17Kota Prabumulih

37 31 61 164

JUMLAH3297 2079 2547 77,2

Grafik. Persentase capaian Provinsi Sumatera Selatan untuk jumlah desa /kelurahan yang memiliki Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak Munulara (POSBINDU

PTM)

Dari tabel dan grafik 3.3 Jumlah Kelurahan / Desa yang memiliki Pos

Binaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (POSBINDU PTM) dari target capaian

berdasarakan Renstra Program P2PTM tahun 2019 yaitu 50 %, diliat dari tabel

diatas ada beberapa kabupaten kota yang belum mencapai target 50% desa

Berposbindu PTM di tahun 2019 yaitu Kabupaten Empat Lawang hanya 47%

Jadi Persentase capaian Provinsi Sumatera Selatan untuk jumlah desa

/kelurahan yang memiliki Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak Munulara

(POSBINDU PTM) ditahun 2019 adalah 77,2 %.

Persentase Desa Atau Kelurahan Yang Melaksanakan Kegiatan Posbindu

PTM

2016 2017 2018 2019Target Capaian target capaian target capaian target capaian

20% 22,23% 30% 39,49% 40% 63,17%50% 77,2%

Tabel di atas menunjukan capaian Posbindu PTM yang ada di

Provinsi Sumatera Selatan dari tahun 2016 sampai dengan 2019. Dari hasil data

kumulatif yang ada menunjukan peningkatan jumlah capaian posbindu PTM

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 84

Page 85: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

yang ada di provinsi Sumatera Selatan. Peningkatan yang cukup signifikan dari

tahun 2016 22,23% menjadi 77,2% pada tahun 2019 tidak terlepas dari adanya

pelatihan yang dilaksanakan terus menerus setiap tahunnya dan pengelola

program di kabupaten kota yang terus memberikan motivasi kepada petugas di

puskemas dalam pelaksanaan posbindu PTM.

5) Upaya Yang Dilakukan

NO KEGIATAN PAGU REALISASI PERSENTASE REALISASI

1 Pelatihan Posbindu PTM dan SI PTM

120.390.000 110.604.800 92%

Kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2019 yaitu Pelatihan

posbindu PTM dan SI PTM dengan menggunakan dana APBN sebesar

120.390.000,- serta Peningkatan Posbindu PTM dengan menggunakan dana

APBD sebesar Rp. 150.000.000,-

6) Kendala Yang Dihadapi

Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan posbindu PTM

di daerah antara lain karena adanya kekurangan alat dan bahan dalam

pelaksanaan Posbindu PTM. Selain itu sosialisasi yang dilakukan juga masih

belum terlalu optimal dilaksanakan sehingga masyrarakat belum banyak tahu

pentingnya pelaksanaan posbindu ptm terhadap kesehatan.

7) Pemecahan Masalah

Solusi yang dilakukan selain terus melakukan sosialisasi juga harus

melibatkan lintas program serta lintas sektor agar lebih banyak mendapatkan

dukungan sehingga program PTM dapat berjalan lancar.

15. Indikator: Persentase Puskesmas Yang Melaksanakan Kegiatan Deteksi Dini

Kanker Payudara Dan Leher Rahim Pada Perempuan Usia 30-50 Tahun

1) Definisi Operasional: Persentase perempuan usia 30 – 50 tahun yang dideteksi

dini kanker payudara dengan CBE/SADANIS dan deteksi dini kanker leher rahim

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 85

Page 86: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

dengan metode IVA dan atau Papsmear.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah perempuan usia 30 - 50 tahun yang dilakukan

deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim dibagi Jumlah perempuan

usia 30 – 50 tahun di suatu wilayah dikali 100%.

3) Capaian Indikator

NO INDIKATOR TARGET 2019

CAPAIAN KINERJA

1 Persentase puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun

50% 86,2% 172%

4) Analisa Indikator

Grafik Capaian Persentase Puskesmas Yang Melaksanakan Kegiatan Deteksi Dini Kanker Payudara Dan Leher Rahim Pada Perempuan Usia 30-50 Tahun Di Provinsi

Sumsel Tahun 2017-2019

2017 2018 20190

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Target (%) Kab/Kota (%)

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 86

Page 87: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

OKU OKIME

LAHAT

MURAMUBA

BANYUASINOKUS

OKUT OI

EMPAT LAWANG PALI

MURATARA

PALEMBANG

PRABUMULIH

PAGAR ALAM

LINGGAU

SUMSEL0

20

40

60

80

100

120

Grafik Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini kanker serviks dan CBE Tahun 2017, 2018, 2019

2017 2018 2019

Tabel. Persentase Perempuan Usia 30-50 Tahun Yang DideteksiDini Kanker Serviks Dan Payudara Tahun 2015 S/D 2019

No

Kab/KotaJumlah

Puskesmas

Persentase Perempuan Usia 30-50 Tahun Yang Dideteksi Dini Kanker Serviks Dan Payudara Tahun 2015 S/D 2019

Target (%) Absolut Yang Diperiksa Capaian (%)

1 Muara Enim 18 50 9,297 36.36

2 Prabumulih 31 50 14,267 24.62

3 Banyuasin 22 50 10,745 24.35

4Lubuk Linggau

3350 10,272 34.75

5 Muratara 19 50 74,869 260.45

6 Oku 28 50 12,187 28.76

7 Okus 33 50 19,468 32.80

8 Okut 19 50 130,795 518.56

9 Pagaralam 22 50 11,914 24.54

10 Lahat 25 50 16,893 56.46

11 Musi 10 50 1,052 6.09

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 87

Page 88: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Banyuasin

12 Ogan Ilir 7 50 20,696 167.95

13 Musi Rawas 8 50 4,855 37.24

14 Pali 41 50 41,333 34.43

15Empat Lawang

950 24,143 179.94

16 Oki 7 50 5,799 57.16

17 Palembang 9 50 3,965 24.30

Sumsel 341 50 412,550 69.46

Grafik. Persentasi Perempuan Usia 30 -50 Tahun Yang Didektesi Dini Kaker Serviks Dan Kanker Payudarah Rentang Waktu Dari Tahun 2015 –

2018

Dari tabel dan grafik 3.4 Persentasi Perempuan Usia 30 -50 Tahun

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 88

Page 89: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

yang didektesi dini kaker serviks dan kanker payudarah rentang waktu dari

tahun 2015 – 2019 di setiap kabupaten kota mengalami peningkatan dalam hal

jumlah yang di periksa, tetapi untuk target capaian berdasarakan RENSTRA

Program P2PTM tahun 2015 -2019, ditahun 2019 seharusnya target capaian

untuk pemeriksaan kanker services dan kanker payudara adalah 50 % kalau

diliat dari tabel diatas, masih banya kabupaten kota yang belum mencapai target

yang di tentukan, ada 6 kabupaten kota yang mencapai bahkan melebihi target

di tahun 2019 yaitu Kabupaten Musi Rawas dengan Capain pemeriksaan 260%,

kabupaten OKU Selatan dengan capaian pemeriksaan 519%, kabupaten Ogan Ilir

dengan capaian pemeriksaan yaitu 56%, Kabupaten PALI dengan capaian

pemeriksaan yaitu 168%, Untuk Sumsel 69%

Dalam pelaksanaannya, pemeriksaan IVA dan Sadanis secara

rutin masih belum berjalan dengan baik di fasilitas pelayanan kesehatan,

terutama ditingkat Puskesmas. Hal ini disebabkan karena kesadaran masyarakat

yang masih rendah untuk pemeriksaan IVA dan Sadanis secara rutin, masih

kurangnya sosialisasi dan edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya deteksi

dini penyakit kanker untuk pencegahan dan penemuan kasus kanker sedini

mungkin sehingga akan meningkatkan keberhasilan pengobatan, masyarakat

yang masih malu untuk diperiksa walaupun sudah disampaikan bahwa seluruh

pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan wanita. Selama ini, peningkatan

capaian pemeriksaan IVA dan Sadanis masih sangat tergantung kepada event

atau kegiatan screening yang dilakukan terutama oleh instansi pemerintahan

dengan mengajak serta masyarakat. Misalnya pemeriksaan IVA dan Sadanis

yang dilakukan oleh PKK, Bhayangkari Polri, Dharma Wanita Kejaksaan dan lain

sebagainya.

Oleh sebab itu, sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat

terutama tentang pentingnya skreening IVA dan Sadanis untuk deteksi dini

kanker perlu terus dilakukan dengan melibatkan tokoh agama dan tokoh

masyarakat, peningkatan kemampuan tenaga kesehatan untuk pemeriksaan IVA

dan Sadanis secara rutin masih diperlukan (pelatihan dan penyegaran).

Pemanfaatan seluruh media informasi sangat penting untuk mendukung

keberhasilan program ini.

Persentase Puskesmas Yang Melaksanakan Kegiatan Deteksi Dini Kanker Payudara Dan Leher Rahim

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 89

Page 90: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

2016 2017 2018 2019

Target Capaian target capaian target capaian target capaian

30% 30% 40% 40% 50% 50 %50% 86%

Data di atas menunjukan puskesmas yang melaksanakan

pemerikasaan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode Inspeksi Visual

Asam Asetat (IVA) dan Kanker payudara dengan Sadanis. Semua puskesmas

melaksanakan pemeriksaan detekesi dini terhadapa kanker leher rahim dan

kanker payudara. Ini juga karena pelatihan dan sosialisasi sudah dilaksanakan

ke puskesmas yang ada di dinas kesehatan provinsi sumatera selatan dan dinas

kesehatan kabupaten/ kota di Sumatera Selatan.

5) Upaya Yang Dilakukan

NO KEGIATAN PAGU REALISASI PERSENTASE REALISASI

1 Pelatihan Deteksi Dini Kanker Payudara dan Kanker Serviks di Daerah Prov

186.043.000 182.503.000 98%

Kegiatan yang dilakukan di tahun 2019 Pelatihan deteksi dini kanker

payudara dan kanker serviks di daerah Prov Sumsel dengan menggunakan dana

APBN Rp. 186.043.000,- serta kegiatan Peningkatan deteksi dini kanker serviks

dan payudara melalui IVA dan CBE dengan menggunakan dana APBD sebesar

Rp. 150.000.000,-

6) Kendala Yang Dihadapi

Kendala yang dihadapi masih masih tingginya stigma di masyarakat

terhadap pemeriksaan yang dilakukan dan sosialisasi yang belum optimal

dimasyarakat terhadapa pentingnya deteksi dini kanker ini. Selain itu juga perlu

diadakan refreshing bagi petugas terlatih agar dapat terus melaksanakan

pemeriksaan yang baik.

7) Pemecahan Masalah

Solusi yang dilakukan dengan terus melakukan sosialisasi terhadapa

deteksi dini kanker cerviks dan kanker payudara. Bekerjasama dengan lintas

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 90

Page 91: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

sektor terutama dengan tim penggerak PKK untuk meningkatkan capaian

pemeriksa IVA dan Cbe, mengingat capaian rutin untuk pemeriksaan IVA dna

Cbe ini masih sangat rendah. Kebanyakan pemeriksaan yang dilakukan karena

ada even pemeriksaan masal yang tentu saja terbatas dari segi jumlah dan dana

yang ada.

16. Indikator: Persentase Puskesmas Yang Melaksanakan Deteksi Dini Dan

Rujukan Kasus Katarak

1) Definisi Operasional: Puskesmas yang melakukan deteksi dini oleh tenaga

kesehatan terlatih di Puskesmas berupa tes fisik mata dengan menggunakan

senter dan ophthalmoscope, lalu pemeriksaan visus mata dengan menggunakan

Snelen Chart, dilanjutkan dengan tes bayangan (Shadow Test) menggunakan pen

light, serta mampu melakukan rujukan kasus katarak ke Fasilitas Kesehatan

Tingkat Lanjut.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah puskesmas yang melakukan deteksi dini dan

merujuk kasus katarak dibagi Jumlah seluruh puskesmas di Indonesia dikali

100%.

3) Capaian Indikator

NO INDIKATOR TARGET 2019

CAPAIAN KINERJA

1 Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan kasus katarak

30% 82% 252.7%

4) Analisa Indikator

Grafik Capaian Persentase Puskesmas Yang Melaksanakan Deteksi Dini Dan Rujukan Kasus Katarak Di Provinsi Sumsel Tahun 2017-2019

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 91

Page 92: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

2017 2018 20190

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Target (%) Kab/Kota (%)

OKU OKIME

LAHAT

MURAMUBA

BANYUASINOKUS

OKUT OI

EMPAT LAW

ANGPALI

MURATARA

PALEMBANG

PRABUMULIH

PAGAR ALAM

LINGGAU

SUMSEL0

20

40

60

80

100

120

Grafik Puskesmas Yang Melakukan Deteksi Dini Dan Ru-jukan Katarak Tahun 2018,2019

2018 2019

Tabel. Pesentase Kabupaten / Kota, Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini rujukan katarak tahun 2019

No Kab/KotaJumlah

PuskesmasTarget (%)

Puskesmas Yang Melaksanakan Deteksi Dini Dan Rujukan

KatarakCapaian (%)

1 Oku 18 30 13 72

2 Oki 31 30 20 65

3 Muaraenim 22 30 20 91

4 Lahat 33 30 20 61

5 Musi Rawas 19 30 19 100

6 Musi Banyuasin 28 30 22 79

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 92

Page 93: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

7 Banyuasin 33 30 33 100

8 Oku Selatan 19 30 8 42

9 Oku Timur 22 30 22 100

10 Ogan Ilir 25 30 25 100

11 Empat Lawang 10 30 5 50

12 Pali 7 30 7 100

13 Muratara 8 30 6 75

14 Palembang 41 30 41 100

15 Prabumulih 9 30 8 89

16 Pagaralam 7 30 6 86

17 Lubuk Linggau 9 30 4 44

Sumsel 341 30 279 82%

Grafik. Pesentase Kabupaten / Kota, Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini rujukan katarak tahun 2019

Dari tabel 3.6 Pesentase Kabupaten / Kota, Puskesmas yang

melaksanakan deteksi dini rujukan katarak tahun 2019 sudah semua

kabupaten/kota sudah mencapai diatas 30% sudah melakukan deteksi dini dan

rujukan katarak, sedangkan untuk capaian Sumsel 82%

Persentase Puskesmas Yang Melaksanakan Deteksi Dini Dan Rujukan

Kasus Katarak

2016 2017 2018 2019

Target Capaian target capaian target capaian target capaian

0% 0 20% 39,49% 30% 42,81%30% 82%

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 93

Page 94: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Tabel di atas menunjukan persentase puskesmas yang

melaksanakan deteksi dini dan rujukan kasus katarak. Data di atas menunjukan

peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2016 s.d 2019. Peningkatan ini

tidak telepas dari kegiatan yang dilakukan pada tahun 2017 dan 2019 terkait

indera. Pada tahun 2017 dilaksanakan operasi katarak massal yang dilakukan

oleh kementerian kesehatan RI di provinsi sumatera selatan dengan melibatkan

lintas sektor dari TNI dan di dahului dengan kegiatan sosialisasi kepada

masyarakat sehingga target pada tahun 2017 tercapai. Pada tahun 2019

sosialisasi dan advokasi di lakukan kepada setiap kabupaten kota untuk

mengejar indikator ini sehingga dapat meningkat pada tahun 2019 menjadi

82%. Disamping itu juga ada kegiatan sosialisasi yang dilakukan ke Puskesmas-

puskesmas di kota Palembang dalam rangka skreening kebutaan akibat katarak.

5) Upaya Yang Dilakukan

NO KEGIATAN PAGU REALISASI PERSENTASE REALISASI

1 Orientasi Layanan Kesehatan Inklusi Disabilitas

7.260.000 7.260.000 100%

Kegiatan Gangguan Indera dan Pendengaran yang telah dilakukan di

tahun 2019 yaitu Orientasi Layanan kesehatan inklusi disabilitas dengan

menggunakan dana APBN sebesar Rp. 7.260.000,-

6) Hambatan Yang Dihadapi

Kendala yang dihadapi adalah masih belum optimalnya sosialisasi dan

integrasi ke posbindu PTM. Selain itu pelatihan bagi tenaga kesehatan terkait

gangguan indera dan kebutaan masih sangat kurang. Sehingga sangat

diperlukan advokasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait gangguan indera

dan kebutaan ini secara lebih luas dan pelatihan terhadapa nakes untuk

meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan yang dimiliki.

7) Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah perlu pelatihan bagi tenaga kesehatan baik di

kabupaten/kota maupun di puskesmas terkait gangguan Indera dan

Pendengaran, sehingga indikator program gangguan Indera dan Pendengaran

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 94

Page 95: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

ini dapat tercapai.

17. Indikator: Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya

pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di lnstitusi

Penerima Wajib Lapor (IPWL).

1) Definisi Operasional: Jumlah Kab/Kota dengan IPWL aktif yakni IPWL yang

melakukan upaya promotif, preventif dan rehabilitasi dalam pencegahan

penyalahgunaan Napza serta melaporkan kegiatan terkait program wajib

lapor pecandu narkotika dan penyalahguna Napza lainnya (ada atau tidak ada

pasien) setiap 6 bulan sekali.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah kumulatif Kab/Kota dengan IPWL aktif.

3) Capaian Indikator

NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN KINERJA

1 Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di lnstitusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)

17 11 64.7%

4) Analisa Indikator

Grafik Jumlah Kumulatif Kab/Kota Dengan IPWL Aktif Di Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2017-2109

2017 2018 20190

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Target Kab/Kota IPWL

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 95

Page 96: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Tahun 2017 capaian Kab/Kota yang mempunyai IPWL yang aktif masih

belum tercapai 100%, tahun 2018 capaiannya lebih dari target dan tahun 2019

belum mencapai mencapai target.

IPWL yang ada di Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 59 terdiri dari

Puskesmas, Rumas Sakit Umum Daerah dan Lapas Wanita. Namun dalam

pelaksanaannya di tahun 2019 baru 19 IPWL yang melakukan rehabilitasi

medis bagi Penyalahguna Napza. Kendala-kendala dalam kegiatan pelayanan

rehabilitasi medis bagi Penyalahguna Napza adalah tidak mempunyai tenaga

kesehatan yang sudah terlatih dikarenakan pindah tugas atau melanjutkan

tugas belajar sehingga layanan yang sudah di SK kan menjadi layanan IPWL

tidak dapat berfungsi, masih rendahnya sosialisasi kepada masyarakat tentang

fungsi IPWL dan masih kurangnya koordinasi dengan lintas sector terkait

dalam penanganan NAPZA di daerah., belum kuatnya kegiatan karena tidak

adanya regulasi sepeti Peraturan Daerah mengenai penanganan penyalahguna

napza. Prevalensi Penyalahguna Napza di provinsi Sumatera Selatan ( BNN,

2019) untuk laki-laki 5,9 % dan perempuan 0,6 % dari jumlah penduduk

produktif, sehingga dapat dihitung jumlah Penyalahguna Napza Provinsi

Sumatera Selatan tahun 2019 lebih kurang sebanyak 30.980 untuk jenis

kelamin perempuan dan 304.641 jenis kelamin laki-laki. Sementara jumlah

pengguna Napza yang mendapatkan layanan rehabilitasi masih sangat sedikit.

Kabupaten/Kota yang mempunyai IPWL yang aktif :

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 96

No Kab/Kota IPWL L P Tot KETERANGAN

1 Musi Banyuasin Tebing Bulang 176 10 186 shabu, alkohol2 Banyuasin Sukajadi 61 0 61 shabu, inex, ganja, alkohol3 Muratara Bingin Teluk 64 0 64 shabu, alkohol4 Pali Air Itam 48 0 48 shabu5 Muara Enim Gunung Megang 9 0 9 shabu, ganja, alkohol

Tanjung Agung 4 0 46 Prabumulih Prabumulih Timur 0 0 07 Lahat Jarai 15 1 16 ganja,shabu, ekstasi

Bandar Jaya 3 0 3 aibon8 Pagar Alam 38 2 409 Lubuk Linggau Citra Medika 5 0 5 ganja , shabu

Perumnas 2 0 2 ganja, shabuTaba 1 0 1 ganjaSimpang Periuk 4 0 4 ganja, shabu

10 Musi Rawas Muara Kelingi 2 0 shabu11 Palembang Kertapati 25 4 29 ganja, shabu

Boom Baru 5 5 10 ganja, shabuLapas Wanita 39 39 sedatif, shabu, ekstasiRS Bhayangkara 0 0 0 -RS Erba- rawat jalan 243 10 253- rawat inap 108 7 115

JUMLAH 813 78 889

Page 97: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Total yang melakukan rehabiitasi medis di IPWL dari rawat jalan dan

rawat inap yang aktif sebanyak 889. Capaian Penyalahguna Napza yang sudah

melakukan rehabilitasi medis di IPWL untuk jenis kelamin perempuan 0,2 %

dan 0,3 % jenis kelamin laki-laki.

5) Upaya Yang Dilakukan

NO KEGIATAN PAGU REALISASI PERSENTASE REALISASI

1 Pelatihan Deteksi Dini dan Penatalaksanaan Gangguan Jiwa Bagi Dokter dan Nakes

153.838.000 146.731.600 95%

Namun, tidak ada dana dekon terkait pelatihan assesmen bagi

penyalahguna napza

6) Kendala Yang Dihadapi

Masih kurangnya dukungan Pemerintah daerah dalam memberikan dana

untuk kegiatan pembinaan, sosialisasi maupun pelatihan

Masih banyaknya masyarakat yang belum mengetahui IPWL

Tenaga kesehatan yang terlatih dipindahkan bertugas di tempat lain,

melanjutkan sekolah dan promosi jabatan.

7) Pemecahan Masalah

Memberikan anggaran untuk pembinaan kepada IPWL, melatih nakes dan

sosialisasi

Memberikan MoU untuk nakes yang terlatih agar tidak berpindah tugas

minimal 2 tahun.

18. Indikator: Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen Dan Tugas Teknis

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 97

Page 98: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Lainnya

1) Definisi Operasional: Dokumen Dukungan Manajemen pada Program

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebanyak 4 Dokumen antara lain

RKAKL/DIPA, Laporan Keuangan, e monev DJA, e monev Bappenas.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas

teknis lainnya yang dihasilkan satker dalam satu tahun.

3) Capaian Indikator

NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN KINERJA

1 Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya

100% 100% 100%

4) Analisa Indikator

Grafik Persentase Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen Dan Tugas Teknis Lainnya Di Provinsi Sumsel Tahun 2017-2019

2017 2018 20190

20

40

60

80

100

120

Target (%) Dukman (%)

Capaian indikator untuk dukungan manajemen pada Program

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada tahun 2019 sesuai dengan tabel

diatas sudah mencapai 100%. Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka

pencapaian indikator adalah rapat koordinasi teknis Program P2P, penyusunan

laporan keuangan Satker 05, penyampaian laporan monitoring dan evaluasi

program dan keuangan melalui E-Monev DJA dan Bappenas. Jika dibandingkan

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 98

Page 99: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

dengan capaian indikator pada tahun sebelumnya, maka capaian indikator tahun

2019, sama dengan capaian tahun 2016, 2017 dan 2018, yaitu sebesar 100%.

Dari hasil capaian indikator diatas, maka secara keseluruhan dalam pencapaian

indikator tersebut tidak ada kendala yang dihadapi.

5) Upaya Yang Dilakukan

NO KEGIATAN PAGU REALISASI PERSENTASE REALISASI

1 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program

389.500.000 384.327.144 99%

6) Kendala Yang Dihadapi

Masih terdapatnya sisa anggaran yang tidak dapat direalisasikan

Kegiatan perjalanan dinas untuk sewa penginapan atau hotel masih tidak

sesuai dengan nilai pagu (SBK) dengan pengeluaran riil di daerah

7) Pemecahan Masalah

Kegiatan harus disesuaikan dengan pagu yang sudah ditetapkan

Diharapakan untuk ditinjau ulang kebijakan SBK di setiap kegiatan agar

tidak terjadi sisa anggaran yang terlalu besar.

3.2 Realisasi Anggaran

Berdasarkan laporan keuangan dana Dekonsentrasi 05 pada Dinas Keseh

atan Provinsi Sumatera Selatan, realisasi anggaran pada tahun 2019 mencapai 85% at

au sebesar Rp. 7.510.740.074,- dengan realisasi fisik kegiatan mencapai 100% dari tot

al pagu sebesar Rp 8.828.357.000. Masih terdapatnya sisa anggaran yang tidak dapat

direalisasikan terutama berasal dari selisih nilai kontrak kegiatan dengan pagu anggar

an yang ada, sisa anggaran perjalanan dinas terutama untuk sewa penginapan/hotel d

imana nilai pagu (SBK) diatas pengeluaran riil yang ada di daerah.

Detail realisasi anggaran dana Dekonsentrasi Bidang Pencegahan dan Pengend

alian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun Anggaran 2019 berd

asarkan program dan kegiatan sebagai berikut :

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 99

Page 100: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

LAPORAN REALISASI

DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

Bulan : Desember

Kode Uraian Pagu Realisasi Persen Selisih Realisasi Des Sisa Dana

[register - Beban -jnsban- Cr Tarik - KPPN - Lokasi - Kabkota]

08 Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 8.828.357.000 7.510.740.074 85% 1,317,616,926 1,145,083,0001.317.616.926

2058 Surveilans dan Karantina Kesehatan 1.405.923.000 1.329.360.000 95% 76,563,000 53,310,000 76.563.000

2058.004 Layanan kewaspadaan dini penyakit berpotensi KLB 337.419.000 319.481.000 95% 17,938,000 38,000,000 17.938.000

2058.004.002Layanan kewaspadaan dini penyakit berpotensi KLB di kab/kota 337.419.000 319.481.000 95% 17,938,000 38,000,000 17.938.000

051 Surveilans PD3I 147.110.000 137.182.000 93% 9,928,000 38,000,000 9.928.000

APelacakan Kasus Discarded Campak, AFP dan PD3I Lainnya 49.500.000 49.500.000 100% - 5,500,000 0

053Workshop petugas dalam rangka kewaspadaan dini dan respon 163.989.000 159.001.000 97% 4,988,000 - 4.988.000

058 Verifikasi sinyal kewaspadaan dini 26.320.000 23.298.000 89% 3,022,000 - 3.022.000

2058.005.002 Layanan Respon KLB dan Wabah di kab/kota 114.900.000 113.809.000 99% 1,091,000 3,000,000 1.091.000

051 Penyelidikan Epidemiologi KLB dan Wabah 114.900.000 113.809.000 99% 1,091,000 3,000,000 1.091.000

A Penyelidikan Epidemiologi KLB dan Wabah 114.900.000 113.809.000 99% 1,091,000 3,000,000 1.091.000

522191 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Lainnya 14.310.000 14.180.000 99% 130,000 3,000,000 130.000

524111[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Biasa 59.640.000 59.129.000 99% 511,000 - 511.000

524113[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Transport Dalam Kota 40.950.000 40.500.000 99% 450,000 - 450.000

2058.006 Layanan Imunisasi 953.604.000 896.070.000 94% 57,534,000 12,310,000 57.534.000

2058.006.004 Layanan Imunisasi Rutin di Kab/Kota 953.604.000 896.070.000 94% 57,534,000 12,310,000 57.534.000

051Advokasi, Sosialisasi dan Koordinasi Pelaksanaan Imunisasi 12.696.000 0 0% 12,696,000 - 12.696.000

052 Pelatihan/ Workshop Pelaksanaan Imunisasi Rutin 732.148.000 722.796.000 99% 9,352,000 - 9.352.000

054Bimbingan Teknis dan Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Imunisasi 163.320.000 140.724.000 86% 22,596,000 12,310,000 22.596.000

ASupervisi Supportif Pengelola Imunisasi Provinsi dan Kabupaten/Kota 113.080.000 98.558.000 87% 14,522,000 12,310,000 14.522.000

524111[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Biasa 91.480.000 76.958.000 84% 14,522,000 12,310,000 14.522.000

524113[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Transport Dalam Kota 21.600.000 21.600.000 100% - - 0

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 100

Page 101: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

B Surveilans Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) 50.240.000 42.166.000 84% 8,074,000 - 8.074.000

524111[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Biasa 45.440.000 37.366.000 82% 8,074,000 - 8.074.000

524113[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Transport Dalam Kota 4.800.000 4.800.000 100% - - 0

057 Distribusi logistik untuk Imunisasi 45.440.000 32.550.000 72% 12,890,000 - 12.890.000

A Distribusi Logistik untuk Imunisasi 45.440.000 32.550.000 72% 12,890,000 - 12.890.000

524111[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Biasa 45.440.000 32.550.000 72% 12,890,000 - 12.890.000

2059Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik 2.251.750.000 2.162.956.360 96% 88,793,640 33,858,000 88.793.640

2059.005 Layanan Capaian Eliminasi Malaria 411.750.000 356.220.600 87% 55,529,400 7,020,000 55.529.400

2059.005.002Layanan Pelaksanaan Pengendalian Malaria Di Kabupaten/Kota 365.000.000 329.620.600 90% 35,379,400 7,020,000 35.379.400

051 Diagnosa dan Tatalaksana pengobatan Malaria 138.163.000 136.890.600 99% 1,272,400 - 1.272.400

A Penguatan Kapasitas Tatalaksana Malaria 138.163.000 136.890.600 99% 1,272,400 - 1.272.400

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 2.000.000 1.950.000 98% 50,000 - 50.000

522151 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Profesi 18.300.000 18.300.000 100% - - 0

524114[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan DInas Paket Meeting Dalam 117.863.000 116.640.600 99% 1,222,400 - 1.222.400

052 Penguatan Surveilans malaria 226.837.000 192.730.000 85% 34,107,000 7,020,000 34.107.000

A Penguatan Surveilans dan sistem informasi malaria 130.197.000 127.089.000 98% 3,108,000 - 3.108.000

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 916.000 750.000 82% 166 - 166.000

522151 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Profesi 18.300.000 18.300.000 100% - - 0

524114[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan DInas Paket Meeting Dalam 110.981.000 108.039.000 97% 2,942,000 - 2.942.000

B Pre Assesment Eliminasi Malaria 61.392.000 51.455.000 84% 9,937,000 7,020,000 9.937.000

524111[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Biasa 51.120.000 43.695.000 85% 7,425,000 7,020,000 7.425.000

524113[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Transport Dalam Kota 10.272.000 7.760.000 76% 2,512,000 - 2.512.000

C Penyelidikan Epidemiologi (PE) 1-2-5 35.248.000 14.186.000 40% 21,062,000 - 21.062.000

524111[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Biasa 28.400.000 9.530.000 34% 18,870,000 - 18.870.000

524113[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Transport Dalam Kota 6.848.000 4.656.000 68% 2,192,000 - 2.192.000

2059.005.U02Sediaan darah mikroskop yang diuji silang ( % sensitivitas, spesifitas, akurasi 3.000.000 0 0% 3,000,000 - 3.000.000

100 Sediaan darah mikroskop yang di uji silang 3.000.000 0 0% 3,000,000 - 3.000.000

A tanpa sub komponen 3.000.000 0 0% 3,000,000 - 3.000.000

522191 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Lainnya 3.000.000 0 0% 3,000,000 - 3.000.000

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 101

Page 102: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

2059.005.U03 Survei Darah Massal Malaria (angka parasite rate) 43.750.000 26.600.000 61% 17,150,000 - 17.150.000

100 Survei darah massal malaria (angka parasite rate) 43.750.000 26.600.000 61% 17,150,000 - 17.150.000

A tanpa sub komponen 43.750.000 26.600.000 61% 17,150,000 - 17.150.000

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 2.500.000 2.500.000 100% - - 0

524111[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Biasa 41.250.000 24.100.000 58% 17,150,000 - 17.150.000

2059.008Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan 1.840.000.000 1.806.735.760 98% 33,264,240 26,838,000 33.264.240

2059.008.010Pelaksanaan Pemberian Obat Pencegahan Massal Filariasis dan Kecacingan di 1.840.000.000 1.806.735.760 98% 33,264,240 26,838,000 33.264.240

051Sosialisasi dan Monev POPM Filariasis dan Kecacingan 1.273.236.000 1.256.829.760 99% 16,406,240 - 16.406.240

ASosialisasi dan Advokasi POPM Filariasis Dalam Rangka Peningkatan Cakupan 245.590.000 243.632.360 99% 1,957,640 - 1.957.640

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 750.000 750.000 100% - - 0

522151 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Profesi 18.300.000 18.300.000 100% - - 0

524114[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan DInas Paket Meeting Dalam 226.540.000 224.582.360 99% 1,957,640 - 1.957.640

BSosialisasi dan Advokasi Kecacingan Pada Daerah Intervensi Stunting 218.324.000 216.209.000 99% 2,115,000 - 2.115.000

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 750.000 750.000 100% - - 0

522151 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Profesi 23.700.000 23.700.000 100% - - 0

524114[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan DInas Paket Meeting Dalam 193.874.000 191.759.000 99% 2,115,000 - 2.115.000

CMonitoring dan Evaluasi Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan 809.322.000 796.988.400 98% 12,333,600 - 12.333.600

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 3.750.000 3.750.000 100% - - 0

522151 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Profesi 82.500.000 82.500.000 100% - - 0

524114[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan DInas Paket Meeting Dalam 723.072.000 710.738.400 98% 12,333,600 - 12.333.600

053 Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan 566.764.000 549.906.000 97% 16,858,000 26,838,000 16.858.000

A Transport Petugas Pelaksana POPM 48.480.000 45.473.000 94% 3,007,000 - 3.007.000

524111[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Biasa 34.080.000 31.137.000 91% 2,943,000 - 2.943.000

524113[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Transport Dalam Kota 14.400.000 14.336.000 100% 64,000 - 64.000

B Pendataan Sasaran 48.480.000 45.473.000 94% 3,007,000 - 3.007.000

524111[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Biasa 34.080.000 31.137.000 91% 2,943,000 - 2.943.000

524113 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan 14.400.000 14.336.000 100% 64,000 - 64.000

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 102

Page 103: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Transport Dalam Kota

CPelacakan kejadian ikutan pasca POPM Supervisi oleh petugas provinsi dan 48.480.000 45.473.000 94% 3,007,000 13,419,000 3.007.000

524111[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Biasa 34.080.000 31.137.000 91% 2,943,000 9,323,000 2.943.000

524113[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Transport Dalam Kota 14.400.000 14.336.000 100% 64,000 4,096,000 64.000

DSweeping dalam rangka peningkatan cakupan minum obat 48.480.000 45.473.000 94% 3,007,000 13,419,000 3.007.000

524111[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Biasa 34.080.000 31.137.000 91% 2,943,000 9,323,000 2.943.000

524113[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Transport Dalam Kota 14.400.000 14.336.000 100% 64,000 4,096,000 64.000

E Refreshing Kader 369.604.000 368.014.000 100% 1,590,000 - 1.590.000

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 3.464.000 3.464.000 100% - - 0

522151 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Profesi 66.000.000 66.000.000 100% - - 0

524114[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan DInas Paket Meeting Dalam 300.140.000 298.550.000 99% 1,590,000 - 1.590.000

F Distribusi Obat 3.240.000 0 0% 3,240,000 - 3.240.000

522191 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Lainnya 3.240.000 0 0% 3,240,000 - 3.240.000

2060Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung 1.367.294.000 1.283.277.070 94% 84,016,930 40,276,200 84.016.930

2060.500Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit HIV AIDS 273.208.000 267.217.070 98% 5,990,930 4,646,200 5.990.930

2060.500.003Layanan Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS di Provinsi (Dekon) 273.208.000 267.217.070 98% 5,990,930 4,646,200 5.990.930

051 Validasi data 126.122.000 123.582.000 98% 2,540,000 - 2.540.000

APertemuan Evaluasi dan Validasi Data Tingkat Provinsi 126.122.000 123.582.000 98% 2,540,000 - 2.540.000

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 500.000 500.000 100% - - 0

522151 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Profesi 12.900.000 12.900.000 100% - - 0

524114[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan DInas Paket Meeting Dalam 112.722.000 110.182.000 98% 2,540,000 - 2.540.000

052 Distribusi logistik pusat ke Kab/Kota 15.552.000 14.834.070 95% 717,930 4,646,200 717.930

ABiaya Pengiriman Logistik Pusat dari Provinsi ke Kab/Kota 15.552.000 14.834.070 95% 717,930 4,646,200 717.930

522191 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Lainnya 15.552.000 14.834.070 95% 717,930 4,646,200 717.930

053 Peningkatan Kapasitas SDM 131.534.000 128.801.000 98% 2,733,000 - 2.733.000

A Pelatihan Tata Laksana Penanggulangan HIV AIDS 131.534.000 128.801.000 98% 2,733,000 - 2.733.000

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 560.000 560.000 100% - - 0

522151 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Profesi 18.300.000 18.300.000 100% - - 0

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 103

Page 104: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

524114[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan DInas Paket Meeting Dalam 112.674.000 109.941.000 98% 2,733,000 - 2.733.000

2060.502 Layanan Pengendalian Penyakit TBC 387.850.000 341.285.000 88% 46,565,000 28,610,000 46.565.000

2060.502.001Layanan Deteksi Dini dan Pemantauan Keberhasilan Kasus TBC ( Dekosentrasi) 387.850.000 341.285.000 88% 46,565,000 28,610,000 46.565.000

052 Deteksi dini TBC 387.850.000 341.285.000 88% 46,565,000 28,610,000 46.565.000

APelaksanaan Deteksi Dini TBC meliputi kegiatan Kontak investigasi/ kontak 97.728.000 83.206.000 85% 14,522,000 12,310,000 14.522.000

524111[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Biasa 90.880.000 76.358.000 84% 14,522,000 12,310,000 14.522.000

524113[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Transport Dalam Kota 6.848.000 6.848.000 100% - - 0

B Surveilans Aktif TBC 283.210.000 258.079.000 91% 25,131,000 16,300,000 25.131.000

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 2.588.000 2.350.000 91% 238,000 - 238.000

522151 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Profesi 24.400.000 24.400.000 100% - - 0

524111[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Biasa 113.600.000 97.044.000 85% 16,556,000 16,300,000 16.556.000

524114[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan DInas Paket Meeting Dalam 142.622.000 134.285.000 94% 8,337,000 - 8.337.000

C Distribusi Logistik Sarpras TB 6.912.000 0 0% 6,912,000 - 6.912.000

522191 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Lainnya 6.912.000 0 0% 6,912,000 - 6.912.000

2060.503 Intensifikasi Penemuan Kasus Kusta 450.000.000 431.963.200 96% 18,036,800 7,020,000 18.036.800

2060.503.001 tanpa sub output 450.000.000 431.963.200 96% 18,036,800 7,020,000 18.036.800

059Intensifikasi Penemuan Kasus dalam Upaya Pencegahan dan Pengendalian 450.000.000 431.963.200 96% 18,036,800 7,020,000 18.036.800

AOrientasi Petugas Puskesmas/ Dokter/ Petugas Laboratorium Program Kusta 165.072.000 159.885.000 97% 5,187,000 - 5.187.000

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 1.400.000 1.400.000 100% - - 0

522151 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Profesi 30.500.000 30.500.000 100% - - 0

524114[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan DInas Paket Meeting Dalam 133.172.000 127.985.000 96% 5,187,000 - 5.187.000

BKegiatan Intensifikasi Penemuan Kasus Kusta dan Frambusia 102.324.000 97.320.000 95% 5,004,000 7,020,000 5.004.000

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 6.204.000 6.204.000 100% - - 0

522141 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Sewa 4.500.000 4.500.000 100% - - 0

522151 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Profesi 16.200.000 16.200.000 100% - - 0

524111[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Biasa 51.120.000 46.116.000 90% 5,004,000 7,020,000 5.004.000

524113 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan 24.300.000 24.300.000 100% - - 0

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 104

Page 105: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Transport Dalam Kota

CPertemuan Validasi Data Kohort Provinsi Program P2P Kusta dan Frambusia 182.604.000 174.758.200 96% 7,845,800 - 7.845.800

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 1.500.000 1.500.000 100% - - 0

522151 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Profesi 23.700.000 23.700.000 100% - - 0

524114[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan DInas Paket Meeting Dalam 157.404.000 149.558.200 95% 7,845,800 - 7.845.800

2060.505Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Hepatitis 256.236.000 242.811.800 95% 13,424,200 - 13.424.200

2060.505.001 tanpa sub output 256.236.000 242.811.800 95% 13,424,200 - 13.424.200

055Program P2 Hepatitis dan Penyakit ISP di Provinsi (Dekonsentrasi) 256.236.000 242.811.800 95% 13,424,200 - 13.424.200

APertemuan Validasi Hepatitis dan ISP Data Tingkat Provinsi 91.161.000 89.136.800 98% 2,024,200 - 2.024.200

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 1.650.000 1.650.000 100% - - 0

522151 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Profesi 12.900.000 12.900.000 100% - - 0

524114[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan DInas Paket Meeting Dalam 76.611.000 74.586.800 97% 2,024,200 - 2.024.200

BPeningkatan Kapasitas SDM dalam P2 Hepatitis dan PISP di Kab. OKUS 27.087.000 25.087.000 93% 2,000,000 - 2.000.000

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 5.537.000 5.537.000 100% - - 0

522141 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Sewa 3.000.000 2.500.000 83% 500,000 - 500.000

522151 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Profesi 6.100.000 6.100.000 100% - - 0

524111[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Biasa 4.950.000 3.450.000 70% 1,500,000 - 1.500.000

524113[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Transport Dalam Kota 7.500.000 7.500.000 100% - - 0

CPeningkatan Kapasitas SDM dalam P2 Hepatitis dan PISP di Kab. OKUT 28.378.000 26.693.000 94% 1,685,000 - 1.685.000

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 5.743.000 5.743.000 100% - - 0

522141 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Sewa 3.500.000 3.300.000 94% 200,000 - 200.000

522151 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Profesi 6.100.000 6.100.000 100% - - 0

524111[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Biasa 4.935.000 3.450.000 70% 1,485,000 - 1.485.000

524113[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Transport Dalam Kota 8.100.000 8.100.000 100% - - 0

DPeningkatan Kapasitas SDM dalam P2 Hepatitis dan PISP di Kab. MURA & 31.670.000 30.305.000 96% 1,365,000 - 1.365.000

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 6.845.000 6.845.000 100% - - 0

522141 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Sewa 3.500.000 3.500.000 100% - - 0

522151 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Profesi 6.100.000 6.100.000 100% - - 0

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 105

Page 106: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

524111[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Biasa 5.175.000 3.810.000 74% 1,365,000 - 1.365.000

524113[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Transport Dalam Kota 10.050.000 10.050.000 100% - - 0

EPeningkatan Kapasitas SDM dalam P2 Hepatitis dan PISP di Kab. LAHAT 33.606.000 32.106.000 96% 1,500,000 - 1.500.000

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 7.656.000 7.656.000 100% - - 0

522141 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Sewa 3.500.000 3.500.000 100% - - 0

522151 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Profesi 6.100.000 6.100.000 100% - - 0

524111[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Biasa 4.950.000 3.450.000 70% 1,500,000 - 1.500.000

524113[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Transport Dalam Kota 11.400.000 11.400.000 100% - - 0

FPeningkatan Kapasitas SDM dalam P2 Hepatitis dan PISP di Kabupaten Empat 21.223.000 19.023.000 90% 2,200,000 - 2.200.000

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 3.628.000 3.628.000 100% - - 0

522141 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Sewa 2.000.000 1.300.000 65% 700,000 - 700.000

522151 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Profesi 6.100.000 6.100.000 100% - - 0

524111[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Biasa 5.145.000 3.645.000 71% 1,500,000 - 1.500.000

524113[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Transport Dalam Kota 4.350.000 4.350.000 100% - - 0

GPeningkatan Kapasitas SDM dalam P2 Hepatitis dan PISP di Kabupaten OKI 23.111.000 20.461.000 89% 2,650,000 - 2.650.000

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 4.646.000 4.646.000 100% - - 0

522141 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Sewa 3.500.000 1.750.000 50% 1,750,000 - 1.750.000

522151 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Profesi 6.100.000 6.100.000 100% - - 0

524111[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Biasa 2.715.000 1.815.000 67% 900,000 - 900.000

524113[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Transport Dalam Kota 6.150.000 6.150.000 100% - - 0

2061Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular 2.998.563.000 1.952.038.100 65% 1,046,524,900 990,078,800

1.046.524.900

2061.509Layanan Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Fungsional 7.260.000 7.260.000 100% - - 0

2061.509.001 Tanpa Sub Output 7.260.000 7.260.000 100% - - 0

056Pengembangan Wilayah Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM) 7.260.000 7.260.000 100% - - 0

A Orientasi Layanan Kesehatan Inklusi Disabilitas 7.260.000 7.260.000 100% - - 0

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 1.560.000 1.560.000 100% - - 0

522151 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Profesi 2.700.000 2.700.000 100% - - 0

524113 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan 3.000.000 3.000.000 100% - - 0

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 106

Page 107: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Transport Dalam Kota

2061.515SDM Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular yang Meningkat 186.043.000 182.503.000 98% 3,540,000 99,203,000 3.540.000

2061.515.002SDM P2PTM yang Meningkat Kualitasnya di Daerah 186.043.000 182.503.000 98% 3,540,000 99,203,000 3.540.000

051Pelatihan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim 186.043.000 182.503.000 98% 3,540,000 99,203,000 3.540.000

BPelatihan Deteksi Dini Kanker Payudara dan Kanker Serviks di Daerah Prov. 186.043.000 182.503.000 98% 3,540,000 99,203,000 3.540.000

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 11.591.000 11.531.000 99% 60,000 11,531,000 60.000

522141 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Sewa 2.200.000 2.200.000 100% - 2,200,000 0

522151 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Profesi 22.200.000 20.800.000 94% 1,400,000 20,800,000 1.400.000

524113[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Transport Dalam Kota 3.080.000 2.800.000 91% 280,000 2,800,000 280.000

524114[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan DInas Paket Meeting Dalam 146.972.000 145.172.000 99% 1,800,000 61,872,000 1.800.000

2061.516 Deteksi dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular 2.571.600.000 1.556.809.100 61% 1,014,790,900 890,875,8001.014.790.900

2061.516.002Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular di Daerah 2.571.600.000 1.556.809.100 61% 1,014,790,900 890,875,800

1.014.790.900

051Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular di Daerah 2.256.410.000 1.259.428.500 56% 996,981,500 704,100,000 996.981.500

A Pengadaan BHP 320.710.000 320.642.500 100% 67,500 - 67.500

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 320.710.000 320.642.500 100% 67,500 - 67.500

BSosialisasi gerakan deteksi dini FR PTM di tingkat Kecamatan 370.000.000 234.686.000 63% 135,314,000 - 135.314.000

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 70.000.000 40.000.000 57% 30,000,000 - 30.000.000

522151 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Profesi 28.000.000 28.000.000 100% - - 0

524111[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Biasa 182.000.000 76.686.000 42% 105,314,000 - 105.314.000

524113[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Transport Dalam Kota 90.000.000 90.000.000 100% - - 0

C Pembekalan kader tingkat Kecamatan 420.700.000 380.100.000 90% 40,600,000 380,100,000 40.600.000

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 158.700.000 118.100.000 74% 40,600,000 118,100,000 40.600.000

521213[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Honor Output Kegiatan 12.000.000 12.000.000 100% - 12,000,000 0

522151 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Profesi 64.000.000 64.000.000 100% - 64,000,000 0

524113[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Transport Dalam Kota 186.000.000 186.000.000 100% - 186,000,000 0

D Deteksi dini di Desa 1.145.000.000 324.000.000 28% 821,000,000 324,000,000 821.000.000

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 665.000.000 180.000.000 27% 485,000,000 180,000,000 485.000.000

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 107

Page 108: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

524113[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Transport Dalam Kota 480.000.000 144.000.000 30% 336,000,000 144,000,000 336.000.000

053 Pelatihan Pandu PTM di FKTP 194.800.000 186.775.800 96% 8,024,200 186,775,800 8.024.200

A Pelatihan Pandu PTM 194.800.000 186.775.800 96% 8,024,200 186,775,800 8.024.200

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 2.950.000 2.950.000 100% - 2,950,000 0

522141 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Sewa 2.424.000 2.424.000 100% - 2,424,000 0

522151 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Profesi 36.000.000 30.400.000 84% 5,600,000 30,400,000 5.600.000

524114[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan DInas Paket Meeting Dalam 153.426.000 151.001.800 98% 2,424,200 151,001,800 2.424.200

054 Pelatihan Posbindu PTM dan SI PTM 120.390.000 110.604.800 92% 9,785,200 - 9.785.200

A Pelatihan Posbindu Institusi 120.390.000 110.604.800 92% 9,785,200 - 9.785.200

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 3.518.000 3.518.000 100% - - 0

522151 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Profesi 24.000.000 18.800.000 78% 5,200,000 - 5.200.000

524114[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan DInas Paket Meeting Dalam 92.872.000 88.286.800 95% 4,585,200 - 4.585.200

2061.517 Layanan Pengendalian Konsumsi Rokok 233.660.000 205.466.000 88% 28,194,000 - 28.194.000

2061.517.002Layanan Pencegahan dan Pengendalian Rokok di Daerah 233.660.000 205.466.000 88% 28,194,000 - 28.194.000

051Peningkatan Kapasitas SDM implementasi KTR dan Konseling UBM di 233.660.000 205.466.000 88% 28,194,000 - 28.194.000

APelatihan bagi Tenaga Kesehatan dan tenaga pendidik dalam Upaya 233.660.000 205.466.000 88% 28,194,000 - 28.194.000

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 6.122.000 4.040.000 66% 2,082,000 - 2.082.000

522151 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Profesi 33.300.000 25.700.000 77% 7,600,000 - 7.600.000

524114[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan DInas Paket Meeting Dalam 194.238.000 175.726.000 90% 18,512,000 - 18.512.000

2063Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program 389.500.000 384.327.144 99% 5,172,856 27,560,000 5.172.856

2063.970 Layanan Dukungan Manajemen Satker 389.500.000 384.327.144 99% 5,172,856 27,560,000 5.172.856

2063.970.001 tanpa Sub Output 389.500.000 384.327.144 99% 5,172,856 27,560,000 5.172.856

051Penyusunan rencana program dan Penyusunan rencana anggaran 70.278.000 70.093.244 100% 184,756 2,550,000 184.756

APembahasan, Penajaman dan Penelaahan Usulan Dokumen Perencanaan dan 70.278.000 70.093.244 100% 184,756 2,550,000 184.756

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 970.000 970.000 100% - - 0

521811[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 4.300.000 4.300.000 100% - 2,550,000 0

524111[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Biasa 65.008.000 64.823.244 100% 184,756 - 184.756

052 Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi 178.308.000 177.724.300 100% 583,700 - 583.700

A Pertemuan Evaluasi Perencanaan dan Laporan 178.308.000 177.724.300 100% 583,700 - 583.700

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 108

Page 109: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

Pelaksanaan Program P2P /

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 1.300.000 1.300.000 100% - - 0

522151 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Profesi 20.400.000 20.000.000 98% 400,000 - 400.000

524114[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan DInas Paket Meeting Dalam 156.608.000 156.424.300 100% 183,700 - 183.700

053 Pengelolaan keuangan dan perbendaharaan 140.914.000 136.509.600 97% 4,404,400 25,010,000 4.404.400

AVerifikasi dan Rekonsiliasi LK UAPPA E-1 Dekon Tahun 2018 dan Semester 1 42.994.000 38.589.600 90% 4,404,400 850,000 4.404.400

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 1.200.000 1.200.000 100% - - 0

521811[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 9.290.000 9.290.000 100% - 850,000 0

524111[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Biasa 32.504.000 28.099.600 86% 4,404,400 - 4.404.400

BHonor Pejabat Perbendaharaan dan Pengelola Keuangan 97.920.000 97.920.000 100% - 24,160,000 0

521115[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Honor Operasional Satuan Kerja 97.920.000 97.920.000 100% - 24,160,000 0

5837Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA 415.327.000 398.781.400 96% 16,545,600 - 16.545.600

5837.002Sumber Daya Manusia yang berkualitas bidang Pencegahan Dan Pengendalian 415.327.000 398.781.400 96% 16,545,600 - 16.545.600

5837.002.004SDM berkualitas bidang pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan 415.327.000 398.781.400 96% 16,545,600 - 16.545.600

051Pelatihan Deteksi Dini dan Penatalaksanaan Ganguan Jiwa bagi Nakes di 176.558.000 168.951.600 96% 7,606,400 - 7.606.400

APelatihan Deteksi Dini dan Penatalaksanaan Gangguan Jiwa Bagi Dokter dan 153.838.000 146.731.600 95% 7,106,400 - 7.106.400

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 9.846.000 9.242.000 94% 604,000 - 604.000

522141 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Sewa 4.400.000 4.400.000 100% - - 0

522151 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Profesi 34.800.000 28.300.000 81% 6,500,000 - 6.500.000

524114[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan DInas Paket Meeting Dalam 104.792.000 104.789.600 100% 2,400 - 2.400

B Evaluasi Pasca Pelatihan 22.720.000 22.220.000 98% 500,000 - 500.000

524111[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan Biasa 22.720.000 22.220.000 98% 500,000 - 500.000

052pelatihan bagi Nakes tentang pemberdayaan orang tua dalam pencegahan 75.097.000 74.521.000 99% 576,000 - 576.000

APelatihan Pemberdayaan Orang Tua Pencegahan Penyalahgunaan Napza 75.097.000 74.521.000 99% 576,000 - 576.000

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 2.612.000 2.487.000 95% 125,000 - 125.000

522151 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Profesi 9.000.000 8.600.000 96% 400,000 - 400.000

524114 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan 63.485.000 63.434.000 100% 51,000 - 51.000

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 109

Page 110: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

DInas Paket Meeting Dalam

053Pelatihan Skrining Penyalahgunaan Napza dengan instrumen ASSIST 163.672.000 155.308.800 95% 8,363,200 - 8.363.200

A Pelatihan Skrining Persedian Menggunakan ASSIST 163.672.000 155.308.800 95% 8,363,200 - 8.363.200

521211 [00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Bahan 4.450.000 3.950.000 89% 500,000 - 500.000

522151 [00000000-A-0-0-014-11-00] Beban Jasa Profesi 21.000.000 16.800.000 80% 4,200,000 - 4.200.000

524114[00000000-A-0-0-014-11-00] Belanja Perjalanan DInas Paket Meeting Dalam 138.222.000 134.558.800 97% 3,663,200 - 3.663.200

# = Terdapat Pengembalian Belanja [Sisa Dana = Pagu-(Blokir+SKPA Keluar+realisasi)+Pengembalian Belanja]

BAB IVPENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Pencapaian kinerja Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun

2019 telah berjalan baik sesuai dengan Perjanjian Kinerja yang telah ditetapkan

dengan rata –rata capaian kinerja sebesar 126.3 %.

2. Berdasarkan pengukuran indikator kinerja Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi

Sumatera Selatan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2019, dari 18 Indikator kinerja

sasaran Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2019, sebanyak 17

indikator telah mencapai target yang ditetapkan, sedangkan ada 1 indikator tidak

mencapai target yaitu Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 110

Page 111: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di lnstitusi Penerima

Wajib Lapor (IPWL) dengan pencapaian sebesar 11 kab/kota dari target 17 kab/kota.

3. Laporan keuangan dana Dekonsentrasi 05 pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera S

elatan, realisasi anggaran pada tahun 2019 mencapai 85% atau sebesar Rp. 7.510.740.

074,- dengan realisasi fisik kegiatan mencapai 100% dari total pagu sebesar Rp 8.828.

357.000.

4. Berdasarkan pengukuran efisiensi sumber daya, dari 18 indikator, terdapat 17

indikator telah berjalan dengan efisien dimana capaian kinerja dapat mencapai atau

melebihi target dengan anggaran yang lebih rendah dan semua kegiatan telah

dilaksanakan dengan baik.

5. Mengingat penyakit tidak mengenal batas wilayah administrasi, pemerintahan,

maupun negara, maka penyelenggaraan penanggulangan penyakit secara nasional

dilakukan dengan prinsip konkuren, yaitu dilakukan bersama-sama antara unsur

pemerintahan di pusat dan pemerintah daerah. Dengan demikian, setiap

permasalahan penyakit dan faktor risikonya yang timbul di suatu wilayah perlu

ditangani secara bersama antara unsur pusat dan daerah, sedangkan untuk pintu

masuk negara dilakukan upaya khusus melalui upaya kekarantinaan kesehatan dalam

rangka cegah tangkal penyakit antar negara sebagai bentuk komitmen kesehatan

dalam menjaga kedaulatan negara.

4.2 Tindak Lanjut

1. Tahun 2019 merupakan tahun terakhir RPJMN, Renstra Kementerian Kesehatan, RAP

P2P, dan RAK Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan periode tahun 2015 – 2019

sehingga akan dilakukan review untuk mengevaluasi capaian target akhir tahun

perencanaan, menilai keberhasilan dan pembelajaran yang dihasilkan.

2. Akan dilakukan penyusunan dan pembahasan target RPJMN, Renstra Kementerian

Kesehatan, RAP P2P, RAK Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan periode tahun

2020 – 2024. Penetapan target indikator mengacu pada tantangan dan capaian

indikator periode sebelumnya, isu strategis dan hasil mid term evaluation.

Demikian Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana

Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 disusun sebagai bahan masukan untuk penyusunan

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 111

Page 112: e-renggar.kemkes.go.id › ... › 1-119014-2tahuna… · Web viewSasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN

perencanaan tahun berikutnya.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 | 112