duka_aceh,_luka_sabuga[1]

3
Duka Aceh, Luka Sabuga, Lara Kita! By attock SHT Negara ini benar-benar diuji, silih berganti musibah, bencana, insiden, dan petaka lainnya mengiringi kondisi kekinian. Di saat sedang sibuk-sibuknya bangsa ini menggelar pesta politik (pilkada), dan di kala ummat islam terluka oleh adanya insiden penista kitab sucinya, sehingga dinamika kebangsaan berskalasi tinggi tapi terkendali, meskipun demonstrasi besar-besaran meletus dimana-mana terutama di Ibukota, mulai dari G411, Aksi Islam Jilid II, hingga Aksi 212 menuntut keadilan. tatkala negara ini sedang galau, bimbang memikirkan kebhinnekaannya, karena kebakaran jenggot dengan aksi tersohor sepanjang masa di republik ini yakni 212, yang meskipun sangat terencana, aksi moral, aksi solidaritas, massifnya hingga jutaan peserta, yang tadinya dicurigai, ditengarai, dituduh akan melakukan makar, nyatanya sangat santun, tertib dan sangat nasionalis. Meskipun berujung damai, aman dan sangat tertib, tetapi tetap masih ada juga yang tidak tenang, tidak nyaman dan tidak mau menerima, dengan membuat aksi PKI 412 (PARADE KITA INDONESIA). Sebuah aksi galau, gerakan tak moral, dan tentu gerakan tidak nasionalislah!. Entah apa maksudnya 412 itu, jika dia aksi tandingan 212 maka bisa dipastikan bahwa sebagai penantang, mestinya lebih menghentak, lebih simpatik, lebih tertib dan lebih berwibawa. Tapi, sekali lagi, sepertinya aksi 412 bukanlah lawan tanding 212, kelas 412 hanya kelas teri, para inspirator, motors enggeneersnya harus belajar dulu pada GNPF. Tapi, sudahlah, biarkan waktu yang menjawab semua aksi tersebut, siapakah yang benar-benar mencintai indonesia atau paling indonesia, dan siapa yang hanya mencari keuntungan dan kekuasaan di republik ini, waktulah yang bicara kemudian. Mendingan kita berpaling sejenak dari problematika 212 dan gerakan lainnya, dan menyempatkan waktu kita untuk mengurai benang kusut kebangsaan lainnya.

Upload: attock-suharto

Post on 12-Apr-2017

6 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Duka_Aceh,_Luka_Sabuga[1]

Duka Aceh, Luka Sabuga, Lara Kita!

By attock SHT

Negara ini benar-benar diuji, silih berganti musibah, bencana, insiden, dan petaka lainnya mengiringi kondisi kekinian. Di saat sedang sibuk-sibuknya bangsa ini menggelar pesta politik (pilkada), dan di kala ummat islam terluka oleh adanya insiden penista kitab sucinya, sehingga dinamika kebangsaan berskalasi tinggi tapi terkendali, meskipun demonstrasi besar-besaran meletus dimana-mana terutama di Ibukota, mulai dari G411, Aksi Islam Jilid II, hingga Aksi 212 menuntut keadilan. tatkala negara ini sedang galau, bimbang memikirkan kebhinnekaannya, karena kebakaran jenggot dengan aksi tersohor sepanjang masa di republik ini yakni 212, yang meskipun sangat terencana, aksi moral, aksi solidaritas, massifnya hingga jutaan peserta, yang tadinya dicurigai, ditengarai, dituduh akan melakukan makar, nyatanya sangat santun, tertib dan sangat nasionalis.

Meskipun berujung damai, aman dan sangat tertib, tetapi tetap masih ada juga yang tidak tenang, tidak nyaman dan tidak mau menerima, dengan membuat aksi PKI 412 (PARADE KITA INDONESIA). Sebuah aksi galau, gerakan tak moral, dan tentu gerakan tidak nasionalislah!. Entah apa maksudnya 412 itu, jika dia aksi tandingan 212 maka bisa dipastikan bahwa sebagai penantang, mestinya lebih menghentak, lebih simpatik, lebih tertib dan lebih berwibawa. Tapi, sekali lagi, sepertinya aksi 412 bukanlah lawan tanding 212, kelas 412 hanya kelas teri, para inspirator, motors enggeneersnya harus belajar dulu pada GNPF. Tapi, sudahlah, biarkan waktu yang menjawab semua aksi tersebut, siapakah yang benar-benar mencintai indonesia atau paling indonesia, dan siapa yang hanya mencari keuntungan dan kekuasaan di republik ini, waktulah yang bicara kemudian. Mendingan kita berpaling sejenak dari problematika 212 dan gerakan lainnya, dan menyempatkan waktu kita untuk mengurai benang kusut kebangsaan lainnya.

Luka Sabuga!

Mengurai soal Sabuga, saya pun berharap agar semua pihak tidak mengait-ngaitkan kasus ini dengan almaidahgate, tidak membaurkan masalah ini ke dalam soal penistaan agama, dan semoga tidak menimbulkan asumsi, persepsi dan konklusi yang mengarah pada tudingan terhadap aksi balas dendam ummat islam. Jangan!

Sabugagate, adalah sebuah insiden yang perlu ditangani terpisah dari yang lain. Bahwa sebagai warga negara Indonesia, tidak ada yang mengharapkan musibah itu terjadi. Semua orang mengecam (termasuk Saya) karena itu sangat bertentangan dengan karakteristik bangsa kita yang sedari awal sangat toleran, terbangun dari perbedaan suku, agama, dan antar golongan.

Page 2: Duka_Aceh,_Luka_Sabuga[1]

Insiden Sabuga harus diusut tuntas dan memenjarakan pelakunya sesuai prosedur hukum, agar menjadi pelajaran bagi yang lain untuk tidak melakukan suatu tindakan yang bertentangan dengan falsafah hidup bangsa Indonesia.

Namun demikian, kasus Sabuga pun jangan serta merta mengeneralisir dengan menyebut ummat islam pelakunya, karena meskipun (misalnya) pelakunya bergama islam tapi tidak mewakili ummat islam, itu hanya oknum yang tidak inhern dengan ummat islam. Juga, kasus ini harus diusut tuntas supaya terkuak muasal kejadiannya. Karena tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api, sehingga perlu ada penanganan serius. Jika memungkinkan MUI pun harus turun tangan untuk mengurai kasus ini dan meyakinkan ummat kristiani bahwa ummat islam pun merasa terluka akibat dari insiden bejat itu. Pasalnya, itu bisa menjadi konflik berkepanjangan, jika tidak diselesaikan dengan baik, yang pada gilirannya bangsa ini kembali gaduh dan memungkinkan meletus aksi berbalas aksi, dendam membara dan tidak terkendali, yang memaksa memperhadap-hadapkan sesama anak bangsa (islam-kristen)untuk perang saudara. Padahal, kita semua sama, kita semua satu dan kita mestinya saling menghargai dan saling toleran. Jangan sampai bangsa ini habis waktunya disibukkan oleh konflik tak berarti. Masih banyak perkara lain yang mesti diselesaikan secara bersama-sama, masih ada musibah lain yang menggugah kemanusian kita.

Duka Aceh!

Entah hikmah apa di balik semua tragedi kebangsaan kita. Belum kering keringat para pejuang 212 setelah berjuang membela agamanya, juga belum "habis logistik" 412 yang digelontorkan pada aksi parade kita indonesia. Dan belum kering air mata saudara kita di Bandung yang telah dipaksa berjibaku dengan gerombolan liar di Acara KKRnya, kini bangsa ini kembali dirundung musibah kemanusiaan setelah Aceh kembali terkoyak akibat hantaman gempa berkekuatan 6.5 skala richter yang menewaskan puluhan orang dan melukai ratusan orang. Sebuah musibah yang amat memilukan lantaran 12 tahun silam, daerah serambi mekah itu belum pulih dari luka gempa dan tsunami 7.4 skala richter, harus terusik ketenangannya di subuh hari akibat gempa lagi.

Semoga, saudara-saudara kita di Aceh diberikan kekuatan dan kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi musibah ini. Dan diharapkan semua pihak dari kita sebagai satu bangsa agar tidak membiarkan Aceh menghadapi musibahnya sendiri, tidak membiarkan Aceh menangis sendiri.

Selayaknya kasus Aceh harus diprioritaskan sebagaimana negara memberikan perhatian penuh dan perlindungan kepada kasus pelaku penista agama. Mestinya pemerintah harus reaktif, tanggap dan gelar solusi terhadap duka Aceh, sebagaimana negara rekatif terhadap rencana aksi 411 dan 212 dengan berbagai aafari politik dan atraksi gelar pasukannya serta memaintanance 412 dengan dalih save NKRI, jaga Bhinneka Tungga Ika. Kayaknya, kasus Aceh lebih layak bagi negara untuk memberikan perhatian dan perlindungan, karena Gempa Aceh lebih menguji kemanusiaan kita, menggugah solidaritas kebangsaan kita, melestarikan kebhinnekaan kita, daripada negara sibuk bikin rencana parade kita indonesia yang tidak jelas ujung pangkalnya.

Page 3: Duka_Aceh,_Luka_Sabuga[1]

Akhirnya, semoga semua musibah di tanah air adalah musibah kita, bukan musibah dia, bukan musibah mereka, bukan musibah kami, tapi mau SABUGA, ACEH dan lainnya adalah MUSIBAH KITA, MUSIBAH INDONESIA!

Wallahu A'lam bissawwab[]

Sulawesi Selatan, 07 Desember 2016