drs. riyanto, m.sc. - dosen fakultas biologidrs. riyanto, m...

33
UJI TOKSISITAS (LC 50 – 24 JAM) EKSTRAK KULIT JENGKOL (Pithecellobium jiringa) TERHADAP LARVA UDANG (Artemia salina Leach.) PROPOSAL INDAH SINAGA 11 870 0001 FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA MEDAN

Upload: others

Post on 28-Jul-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Drs. Riyanto, M.Sc. - Dosen Fakultas BiologiDrs. Riyanto, M ...riyanto.blog.uma.ac.id/.../81/2015/03/PROPOSAL-INDAH.docx · Web viewEkstrak etanol kulit jengkol dapat dimanfaatkan

UJI TOKSISITAS (LC50 – 24 JAM) EKSTRAK KULITJENGKOL (Pithecellobium jiringa) TERHADAP

LARVA UDANG (Artemia salina Leach.)

PROPOSAL

INDAH SINAGA11 870 0001

FAKULTAS BIOLOGIUNIVERSITAS MEDAN AREA

MEDAN2014

Page 2: Drs. Riyanto, M.Sc. - Dosen Fakultas BiologiDrs. Riyanto, M ...riyanto.blog.uma.ac.id/.../81/2015/03/PROPOSAL-INDAH.docx · Web viewEkstrak etanol kulit jengkol dapat dimanfaatkan

UJI TOKSISITAS (LC50 – 24 JAM) EKSTRAK KULITJENGKOL (Pithecellobium jiringa) TERHADAP

LARVA UDANG (Artemia salina Leach.)

PROPOSAL

INDAH SINAGA11 870 0001

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar sarjana Sains pada Fakultas Biologi Universitas Medan Area

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

(Drs. Riyanto, M.Sc) (Rosliana Lubis S.Si, M.Si)

Page 3: Drs. Riyanto, M.Sc. - Dosen Fakultas BiologiDrs. Riyanto, M ...riyanto.blog.uma.ac.id/.../81/2015/03/PROPOSAL-INDAH.docx · Web viewEkstrak etanol kulit jengkol dapat dimanfaatkan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Uji

Toksisitas Ekstrak Kulit Jengkol Pithecellobium jiringa) Terhadap Larva Udang

Artemia salina Leach.”. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia

Universitas Medan Area.

Ucapan terimakasih penulis kepada semua pihak yang banyak membantu

dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama Kepada Bapak Drs. Riyanto, M.Sc selaku

Pembimbing I, Ibu Rosliana Lubis, S.Si, M,Si selaku pembimbing II dan sekertaris

komisi pembimbing Bapak Ferdinand susilo, S.Si, M.Si yang memberikan masukan

dan saran yang sangat berguna dalam penulisan proposal ini. Serta ucapan

terimakasih kepada bapak/ibu dosen dan staf Fakultas Biologi Universitas Medan

Area, motivasi dari kedua orangtua tercinta dan keluarga besar saya, juga kepada

teman mahasiswa/i Fakultas Biologi Universitas Medan Area.

Penulis menyadari bahwa dalam proposal ini masih terdapat kesalahan, oleh

karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan penulisan proposal ini.

Akhirnya penulis berharap, kiranya proposal ini dapat bermanfaat untuk

pengembangan ilmu pengetahuan penulis dan pembaca, Amin.

Medan, 8 November 2014

Penulis

Page 4: Drs. Riyanto, M.Sc. - Dosen Fakultas BiologiDrs. Riyanto, M ...riyanto.blog.uma.ac.id/.../81/2015/03/PROPOSAL-INDAH.docx · Web viewEkstrak etanol kulit jengkol dapat dimanfaatkan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. iDAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar belakang............................................................................................ 11.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 31.3 Tujuan Penelitian........................................................................................ 31.4 Manfaat Penelitian...................................................................................... 3

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman jengkol Pithecellobium jiringa).................................................. 42.1.1 Klasifikasi Tumbuhan Jengkol............................................................. 52.1.2 Komponen Senyawa Bioaktif............................................................... 6

2.2 Udang Artemia salina Leach.).................................................................... 62.2.1 Morfologi Artemia salina L.................................................................. 72.2.2 Klasifikasi Artemia salina L................................................................. 82.2.3 Habitat Artemia salina L....................................................................... 82.2.4 Siklus Hidup Artemia salina L............................................................. 9

2.3 Uji Toksisitas.............................................................................................. 10

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian..................................................................... 113.2 Bahan dan Alat Penelitian........................................................................... 113.3 Metode Penelitian....................................................................................... 113.4 Populasi dan Sampel................................................................................... 11

PopulasiSampel

3.5 Prosedur Kerja............................................................................................ 12Pembuatan Ekstrak Kulit JengkolPenyediaan larva Artemia salina L.ObservasiEksploratoryFull Scale TestAklimasi Hewan Uji

3.6 Analisis Data............................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 17

Page 5: Drs. Riyanto, M.Sc. - Dosen Fakultas BiologiDrs. Riyanto, M ...riyanto.blog.uma.ac.id/.../81/2015/03/PROPOSAL-INDAH.docx · Web viewEkstrak etanol kulit jengkol dapat dimanfaatkan

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai salah satu negara tropis yang kaya sumber daya hayati, Indonesia

memiliki ± 30.000 spesies tumbuhan, dan baru ± 7000 spesies di antaranya yang

dikenal sebagai tumbuhan berkhasiat obat. Dengan kata lain masih banyak spesies

tumbuhan di Indonesia yang belum dikenal manfaatnya, sehingga berpeluang untuk

diteliti lebih lanjut. Sejak tahun 1993 telah dikembangkan organic farming yang

lebih ramah lingkungan, karena tidak menggunakan bahan-bahan kimia sintetis

(Kardinan, 2001). Salah satu prospek yang bisa dikembangkan adalah pemanfaatan

limbah, khususnya limbah nabati. Pemanfaatan limbah nabati memberi keuntungan

yaitu mudah mencari bahan mentahnya, murah, dan juga membantu dalam

penanggulangan sampah (Tjokronegoro, 1998).

Kulit Jengkol (Pithecellobium jiringa) selama ini tergolong limbah organik

yang berserakan dipasar tradisional dan sampai saat ini masih merupakan limbah

yang tidak termanfaatkan dan tidak memberikan nilai ekonomis. Sampah organik ini

mengotori lingkungan dan parahnya memberi kontribusi pada banjir yang terjadi

didaerah Medan (Hutasuhut, 2012). Tidak hanya di propinsi Sumatera Utara, di

propinsi lain juga sampah organik ini tidak dimanfaatkan. Bahkan daerah Pontianak

mengeluarkan peraturan untuk menangkap masyarakat yang membuang kulit jengkol

sembarangan. Hal tersebut menunjukan bahwa perhatian akan kulit jengkol masih

sangat kurang, terbukti dengan dikategorikannya sampah organik yang mengganggu

(lay, 2009). Padahal kulit jengkol disinyalir mengandung beberapa senyawa

allelokimia dan berpeluang untuk dapat digunakan sebagai bioinsektisida. Senyawa

Page 6: Drs. Riyanto, M.Sc. - Dosen Fakultas BiologiDrs. Riyanto, M ...riyanto.blog.uma.ac.id/.../81/2015/03/PROPOSAL-INDAH.docx · Web viewEkstrak etanol kulit jengkol dapat dimanfaatkan

kimia yang khas dalam tanaman jengkol adalah asam jengkolat. Senyawa ini

merupakan asam amino alifatik yang mengandung sulfur dan bersifat toksik. Selain

asam jengkolat di dalam tanaman jengkol terdapat minyak atsiri, saponin, alkaloid,

terpenoid, steroid, tannin, glikosida, protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, serta

vitamin A dan B1 (Hyeronimus, 2008).

Namun, sebenarnya sudah ada penelitian yang dilakukan terhadap jengkol

maupun kulitnya. Para peneliti mencoba memanfaaatkan kandungan dalam jengkol

maupun kulitnya untuk digunakan dalam kehidupan. Ekstrak etanol kulit jengkol

dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri terhadap Streptococcus mutans, dan

Eschericia coli (Nurussakinah, 2010). Petani di daerah Ciwidey Jawa Barat pernah

menggunakan ekstrak buah jengkol untuk menghadapi serangan wereng. Ekstrak

kulit jengkol juga bersifat toksik terhadap larva Plutella xylostella dan pada nimfa

Nilaparvata lugens (Pitojo, 1995).

Uji toksisitas merupakan uji pendahuluan yang dilakukan untuk mengetahui

efek toksik dan ambang batas penggunaan suatu tumbuhan sebagai obat. Uji

toksisitas dapat dilakukan dengan menggunakan larva udang Artemia salina Leach.

(Meyer et al. 1982). Artemia salina Leach. merupakan udang-udangan primitif dan

pertama kali ditemukan di Lymington, Inggris pada tahun 1755 dan termasuk family

crustaceae tingkat rendah dari phylum arthropoda (Purwakusuma, 2007). Larva

udang ini merupakan organisme sederhana dari biota laut yang sangat kecil dan

mempunyai kepekaan yang cukup tinggi terhadap toksik (Pujiati et al., 2002). Bila

bahan yang diuji memberikan efek toksik terhadap larva udang, maka hal ini

merupakan indikasi awal dari efek farmakologi yang terkandung dalam bahan

Page 7: Drs. Riyanto, M.Sc. - Dosen Fakultas BiologiDrs. Riyanto, M ...riyanto.blog.uma.ac.id/.../81/2015/03/PROPOSAL-INDAH.docx · Web viewEkstrak etanol kulit jengkol dapat dimanfaatkan

tersebut. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa A. salina memiliki korelasi positif

terhadap ekstrak yang bersifat bioaktif. Metode ini juga banyak digunakan dalam

berbagai analisis biosistim seperti analisis terhadap residu pestisida, miko-toksin,

polusi, senyawa turunan morfin, dan karsinogenik dari phorbol ester (Meyer et al.,

1982). Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mencoba memanfaatkan ekstrak kulit

jengkol sebagai zat toksik terhadap larva udang Artemia salina Leach.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah berapakah kadar toksisitas (LC50–24 jam) ekstrak

kulit jengkol (Pithecellobium jiringa) terhadap larva udang Artemia salina Leach.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya kadar toksikan

(LC50–24 jam) ekstrak kulit jengkol (Pithecellobium jiringa) terhadap larva udang

Artemia salina Leach.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai sumber informasi tentang besarnya

kadar toksikan (LC50–24 jam) ekstrak kulit jengkol (Pithecellobium jiringa) terhadap

larva udang Artemia salina Leach.

Page 8: Drs. Riyanto, M.Sc. - Dosen Fakultas BiologiDrs. Riyanto, M ...riyanto.blog.uma.ac.id/.../81/2015/03/PROPOSAL-INDAH.docx · Web viewEkstrak etanol kulit jengkol dapat dimanfaatkan

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Jengkol (Pithecellobium jiringa)

Tanaman jengkol (Pithecollobium jiringa) dikenal masyarakat luas sebagai

salah satu tanaman dengan buah yang berbau unik. Apalagi bagi para penggemar

wisata kuliner nusantara, dipastikan tidak ada yang tidak menggenal buah yang satu

ini. Karena jengkol ini sering dijadikan sebagai masakan khas yang unik sehingga

banyak masyarakat yang menggilainya. Tetapi tidak sedikit pula masyarakat yang

menjauhinya karena tidak menyukai aroma khasnya tersebut.

Tumbuhan Jengkol termasuk dalam family Fabaceae (suku biji-bijian).

Tumbuhan ini memiliki nama latin Pithecellobium jiringa dengan nama sinonimnya

yaitu A.jiringa, Pithecellobium lobatum Benth., dan archindendron pauciflorum.

Tumbuhan jengkol merupakan tumbuhan khas di wilayah Asia Tenggara.

Tumbuhan ini memiliki akar tunggang, buahnya berwarna coklat kotor, batang tegak,

bulat, berkayu, banyak percabangan. Daun majemuk, anak daun berhadapan,

berbentuk lonjong, panjang 10-20 cm, lebar 5-15 cm, tepi rata, ujung runcing,

pangkal membulat, pertulangan menyirip, berwarna hijau tua. Bunga majemuk,

berbentuk tandan, terletak di ujung batang, dan ketiak daun, berwarna ungu, kelopak

berbentuk mangkok, benang sari dan putik berwarna kuning, mahkota berbentuk

lonjong berwarna putih kekuningan. Buah berbentuk bulat pipih, berwarna coklat

kehitaman. Biji berbentuk bulat pipih, berkeping dua, dan berwarna putih kekuningan

Pohon jengkol sangat bermanfaat dalam konservasi air di suatu tempat hal ini di

karenakan ukuran pohonnya yang sangat tinggi (Hutahuruk, 2010).

Page 9: Drs. Riyanto, M.Sc. - Dosen Fakultas BiologiDrs. Riyanto, M ...riyanto.blog.uma.ac.id/.../81/2015/03/PROPOSAL-INDAH.docx · Web viewEkstrak etanol kulit jengkol dapat dimanfaatkan

2.1.1 Klasifikasi Tumbuhan Jengkol

Menurut (Nurussakinah, 2010) jengkol di klasifikasikan sebagai berikut:

Kerajaan : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dycotiledonae

Bangsa : Rosales

Suku : fabaceae

Genus : Pithecellobium

Spesies : Pithecellobium jiringa.

Gambar 1. Jengkol (Pithecellobium jiringa)(Sumber: Elysa, 2011).

Keterangana : Kulit jengkolb : Biji jengkol

Page 10: Drs. Riyanto, M.Sc. - Dosen Fakultas BiologiDrs. Riyanto, M ...riyanto.blog.uma.ac.id/.../81/2015/03/PROPOSAL-INDAH.docx · Web viewEkstrak etanol kulit jengkol dapat dimanfaatkan

2.1.2 Komponen Senyawa Bioaktif

Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa kandungan senyawa kimia yang

terdapat didalam kulit jengkol (terpenoid, saponin, asam fenolat serta alkaloid)

ampuh untuk melindungi tanaman dari serangan hama. Unsur tannin dan flavonoid

dalam kulit jengkol ternyata sama ampuhnya dengan tannin pada tumbuhan berkayu

dan herba yang berfungsi untuk memproteksi diri dari hama. Dengan adanya

kandungan tannin ini, kulit jengkol kemudian memiliki potensi untuk digunakan

sebagai bioinsektisida (Nurussakinah, 2010).

2.2 Udang (Artemia salina Leach.)

Artemia salina L. merupakan spesies perairan sejenis udang primitif dari

phylum Arthropoda. Pertama ditemukan di Lymington, inggris pada tahun 1755.

Artemia salina bisa ditemukan di pedalaman danau air asin di seluruh dunia, tetapi

tidak ditemukan di samudra. Udang ini toleran terhadap selang salinitas yang sangat

luas, mulai dari nyaris tawar hingga jenuh garam. Mereka berkerabat dekat dengan

zooplankton lain seperti copepode dan daphnia (kutu air). Oleh Linnaeus pada tahun

1778, Artemia diberi nama Cancer salinus. Kemudian pada tahun 1819 diubah

menjadi Artemia salina oleh Leach. Artemia yang dikenal dengan baik dan

dikembangkan yaitu dari spesies Artemia salina. Artemia secara umum tumbuh

dengan baik pada kisaran suhu 25-30 derajat celcius . Kista Artemia kering tahan

terhadap suhu -273 hingga 100 derajat celcius. Artemia dapat ditemui di danau

dengan kadar garam tinggi, disebut dengan brain shrimp. Untuk artemia yang mampu

menghasilkan kista membutuhkan kadar garam diatas 100 ppt (Anonim, 2009).

Page 11: Drs. Riyanto, M.Sc. - Dosen Fakultas BiologiDrs. Riyanto, M ...riyanto.blog.uma.ac.id/.../81/2015/03/PROPOSAL-INDAH.docx · Web viewEkstrak etanol kulit jengkol dapat dimanfaatkan

2.2.1 Morfologi Artemia salina L.

A. salina Leach. dewasa memiliki panjang tubuh umumnya sekitar 8-10 mm

bahkan mencapai 15 mm tergantung lingkungan. Tubuhnya memanjang terdiri

sedikitnya 20 segmen dan dilengkapi kira-kira 10 pasang phyllopodia pipih, yaitu

bagian tubuh yang menyerupai daun yang bergerak dengan ritme teratur. A. salina

Leach. dewasa berwarna putih pucat, merah muda, hijau, atau transparan dan

biasanya hanya hidup beberapa bulan. Memiliki mata pada kedua sisi bagian kepala,

antena berfungsi untuk sensori Pada jenis jantan antena berubah menjadi

alat penjepit (muscular grasper), sepasang penis terdapat pada bagian belakang tubuh.

Pada jenis betina antena mengalami penyusutan. (Emslie, 2003). Telur A. salina

Leach. berbentuk bulat berlekuk dalam keadaan kering dan bulat penuh dalam

keadaan basah. Warnanya coklat dan diselubungi oleh cangkang yang tebal dan kuat.

Cangkang ini berfungsi untuk melindungi embrio terhadap pengaruh kekeringan,

benturan keras, sinar ultraviolet dan mempermudah pengapungan (Opinion, 2008).

Gambar 2. A. salina Leach.(Sumber : Abatzopoulos et al., 1996 dalam skripsi Tri reskiyanti aras, 2013)

Page 12: Drs. Riyanto, M.Sc. - Dosen Fakultas BiologiDrs. Riyanto, M ...riyanto.blog.uma.ac.id/.../81/2015/03/PROPOSAL-INDAH.docx · Web viewEkstrak etanol kulit jengkol dapat dimanfaatkan

2.2.2 Klasifikasi Artemia salina Leach.

Menurut (Kanwar, 2007) klasifikasi Artermia salina Leach adalah sebagai

berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Anthropoda

Kelas : Crustacea

Ordo : Anostraca

Family : Artemiidae

Genus : Artemia

Spesies : Artemia salina Leach.

2.2.3 Habitat Artemia salina Leach.

Artemia hidup diperairan dengan kadar garam yang tinggi (antara 300-500 per

mil) dan bersifat planktonik. Suhu yang cocok untuk kelangsungan hidup Artemia

berkisar antara 26-31 °C. Dengan kadar pH sekitar 7,3-8,4 dengan oksigen terlarut

sekitar 3 mg/L. Artemia sebagai plankton memiliki keistimewaan yaitu memiliki

kemampuan beradaptasi dan mampu mempertahankan diri pada kisaran kadar garam

yang sangat luas. Pada kadar garam yang sangat tinggi dimana hewan lain tidak ada

yang mampu bertahan hidup namun Artemia dapat mentolelirnya. Artemia menjadi

dewasa setelah menetas dari telurnya selama 14 hari. Artemia dewasa dapat

menghasilkan telur sebanyak 50-300 butir setiap harinya. Terlebih jika kondisi

lingkungan memungkinkan untuk perkembangbiakan ovovivipar menghasilkan

individu baru lebih cepat sehingga jumlah larva yang dihasilkan oleh setiap individu

bisa lebih banyak (Atmoko dan Ma’ruf, 2009).

Page 13: Drs. Riyanto, M.Sc. - Dosen Fakultas BiologiDrs. Riyanto, M ...riyanto.blog.uma.ac.id/.../81/2015/03/PROPOSAL-INDAH.docx · Web viewEkstrak etanol kulit jengkol dapat dimanfaatkan

2.2.4 Siklus hidup Artemia salina Leach.

A. salina Leach. dibedakan menjadi dua golongan berdasarkan cara

berkembangbiaknya, antara lain perkembangbiakan secara biseksual dan

partenogenetik. Keduanya dapat terjadi secara ovipar maupun ovovivipar. Pada jenis

ovovivipar, anakan yang keluar dari induknya dinamakan naupli. Sedangkan pada

ovipar, yang keluar dari induknya berupa telur bercangkang tebal yang dinamakan

siste (Mudjiman, 1995; Kanwar, 2007). Siklus hidup artemia dimulai dari saat

menetasnya kista atau telur. Setelah 15-20 jam pada suhu 25°C kista akan menetas

manjadi embrio (Instar I). dalam waktu beberapa jam embrio ini masih akan tetap

menempel pada kulit kista. Pada fase ini embrio akan tetap menyelesaikan

perkembangannya kemudian berubah menjadi naupli yang akan bisa berenang bebas.

Pada awalnya naupli bewarna orange kecoklatan karena masih mengandung kuning

telur. Artemia yang baru menetas tidak akan makan, karena mulut dan anusnya belum

terbentuk dengan sempurna. Setelah 12 jam menetas, Artemia akan ganti kulit dan

memasuki tahap larva kedua. Dalam fase ini Artemia akan mulai makan, dengan

pakan berupa mikroalga, bakteri dan detritus organik lainnya. Pada dasarnya Artemia

tidak memilih jenis pakan yang dikonsumsinya selama bahan tersebut tersedia dalam

air dengan ukuran yang sesuai. Naupli akan berganti kulit sebanyak 15 kali sebelum

menjadi dewasa dalam kurun waktu 1-3 minggu. Artemia dewasa rata –rata

berukuran sekitar 8 mm. meskipun demikian pada kondisi yang tepat mereka dapat

mencapai ukuran sampai dengan 20 m (Pitoyo, 2004).

Page 14: Drs. Riyanto, M.Sc. - Dosen Fakultas BiologiDrs. Riyanto, M ...riyanto.blog.uma.ac.id/.../81/2015/03/PROPOSAL-INDAH.docx · Web viewEkstrak etanol kulit jengkol dapat dimanfaatkan

Gambar 3. Siklus hidup Artemia salina L.(Sumber : Abatzopoulos et al., 1996 dalam skripsi Tri reskiyanti aras, 2013).

2.3 Uji Toksisitas

Uji toksisitas merupakan pemberian suatu senyawa kepada hewan uji untuk

menentukan efek toksik. Pengujian ini dapat menunjukan organ sasaran yang

mungkin dirusak dan efek toksik spesifiknya, serta memberikan petunjuk tentang

dosis yang sebaiknya digunakan dalam pengujian yang lebih lama. Metode yang

dipakai dalam uji toksisitas terdiri atas LC (Lethal Consentration), ED (Efective

Dosis) dan ET (Efective Time) (http://www.fk.unair.ac.id, 2006).

Lethal Concentration (LC50) merupakan suatu konsentrasi bahan yang

menyebabkan kematian 50% hewan uji. Lethal Dosis (LD50) merupakan dosis efektif

untuk 50% hewan uji yang digunakan, sedangkan Lethal Time (LT50) merupakan

waktu yang diperlukan untuk mematikan hewan uji pada ambang konsentrasi tertentu,

contoh 24h-LT50 artinya waktu yang diperlukan oleh suatu bahan toksik untuk

mematikan 50% hewan uji dalam waktu pengamatan 24 jam (http://kesmas-

unsoed.com, 2011).

Page 15: Drs. Riyanto, M.Sc. - Dosen Fakultas BiologiDrs. Riyanto, M ...riyanto.blog.uma.ac.id/.../81/2015/03/PROPOSAL-INDAH.docx · Web viewEkstrak etanol kulit jengkol dapat dimanfaatkan

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan Januari

2015 di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area.

3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : kulit jengkol, larva

Artemia salina Leach., dan methanol.

Alat-alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : Cawan petri,

Beaker glass, gelas ukur, spatula, pipet tetes, neraca analitik, pisau, mortal dan alu,

saringan, kertas label, stopwatch, dan alat dokumentasi.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental yaitu dengan pengujian

ekstrak kulit jengkol terhadap hewan uji yaitu larva udang Artemia salina Leach.

Penelitian ini terdiri dari 3 tahapan yaitu : observasi, eksploratory, dan full scale test

untuk mendapatkan nilai LC50.

3.4 Populasi dan Sampel

Populasi

Populasi penelitian ini adalah larva Artemia salina Leach.

Sampel

Larva Artemia salina Leach. berumur 48 jam sebagai hewan uji.

Page 16: Drs. Riyanto, M.Sc. - Dosen Fakultas BiologiDrs. Riyanto, M ...riyanto.blog.uma.ac.id/.../81/2015/03/PROPOSAL-INDAH.docx · Web viewEkstrak etanol kulit jengkol dapat dimanfaatkan

3.5 Prosedur Kerja

Penyediaan ekstrak kulit jengkol

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit jengkol yang cukup

tua yang diperoleh dari tumpukan sampah kulit jengkol di Jalan Kolam Medan. Kulit

jengkol segar ditimbang terlebih dahulu sebanyak 100 gram. Kulit jengkol mula-mula

dibersihkan, dicuci dengan air, dan dipotong kecil-kecil. Lalu dikeringkan dengan

cara diletakkan ditempat terbuka. Kulit jengkol yang sudah kering kemudian

dihaluskan. Setelah dihaluskan ekstrak disaring dan di endapkan dalam beakerglass

dengan penambahan methanol 100 ml selama 1 jam. Kemudian lapisan atas ekstrak

diambil 100 ml yang akan digunakan untuk uji toksisitas.

Penyediaan larva Udang Artemia salina Leach

Larva udang Artemia salina Leach. diperoleh dari Balai Karantina Dinas

Perikanan kampung Nelayan Belawan.

Aklimasi Hewan Uji

Larva udang Artemia salina diaklimatisasi selama 4 jam yang bertujuan untuk

adaptasi larva, pada setiap petri digunakan 20 larva.

Observasi

Tahapan pertama yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu observasi.

Observasi bertujuan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak yang menyebabkan

mortalitas hewan uji 50 % selama 24 jam. Variasi konsentrasi yang digunakan yaitu

5%, 10%, 15%. Pada observasi ini digunakan 1 media sebagai kontrol dengan volume

tiap petri 100 ml. seperti pada gambar 4 bagan berikut ini. Pengamatan dilakukan

selama 24 jam dengan selang waktu satu jam.

Page 17: Drs. Riyanto, M.Sc. - Dosen Fakultas BiologiDrs. Riyanto, M ...riyanto.blog.uma.ac.id/.../81/2015/03/PROPOSAL-INDAH.docx · Web viewEkstrak etanol kulit jengkol dapat dimanfaatkan

Gambar 4. Bagan Observasi

Keterangan : P0 (Kontrol) = 100 ml Aquades

P1 (5%) = 5 ml ekstrak + 95 ml Aquades

P2 (10%) = 10 ml ekstrak + 90 ml Aquades

P3 (15%) = 15 ml ekstrak + 85 ml Aquades

Eksploratory

Setelah tahap observasi dilakukan akan didapatkan data yang mendekati

mortalitas 50%, maka dengan mempersempit konsentrasi dilanjutlkan dengan tahapan

kedua yaitu Eksploratory. Pada tahap ini digunakan 5 variasi konsentrasi yaitu 1%,

2%, 3%, 4%, 5% dan kontrol dengan volume tiap petri 100 ml. pengamatan

dilakukan selama 24 jam dengan selang waktu 1 jam, dapat dilihat pada gambar 5

bagan berikut ini.

Gambar 5. Bagan Uji Eksploratory

P0 P 2P 1 P 3

U1

P0P 1 P 2 P 5P 3 P 4

P 1U2

P0P 2 P 5P 4P 3

P 5P 4P 3P 2P 1U3

P0

Page 18: Drs. Riyanto, M.Sc. - Dosen Fakultas BiologiDrs. Riyanto, M ...riyanto.blog.uma.ac.id/.../81/2015/03/PROPOSAL-INDAH.docx · Web viewEkstrak etanol kulit jengkol dapat dimanfaatkan

Keterangan :

U1P0 = Ulangan 1(Kontrol) = 100 ml Aquades

P1 (1%) = 1 ml ekstrak + 99 ml Aquades

P2 (2%) = 2 ml ekstrak + 98 ml Aquades

P3 (3%) = 3 ml ekstrak + 97 ml Aquades

P4 (4%) = 4 ml ekstrak + 96 ml Aquades

P2 (5%) = 5 ml ekstrak + 95 ml Aquades

U2P0 = Ulangan 2 (Kontrol) = 100 ml Aquades

P1 (1%) = 1 ml ekstrak + 99 ml Aquades

P2 (2%) = 2 ml ekstrak + 98 ml Aquades

P3 (3%) = 3 ml ekstrak + 97 ml Aquades

P4 (4%) = 4 ml ekstrak + 96 ml Aquades

P2 (5%) = 5 ml ekstrak + 95 ml Aquades

U3P0 = Ulangan 3 (Kontrol) = 100 ml Aquades

P1 (1%) = 1 ml ekstrak + 99 ml Aquades

P2 (2%) = 2 ml ekstrak + 98 ml Aquades

P3 (3%) = 3 ml ekstrak + 97 ml Aquades

P4 (4%) = 4 ml ekstrak + 96 ml Aquades

P2 (5%) = 5 ml ekstrak + 95 ml Aquades

Full scale test

Tahapan ketiga yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu full scale

test, berdasarkan hasil uji eksploratory maka akan didapatkan konsentrasi yang paling

dekat misalnya 3%. Pada konsentrasi ini kemudian dipersempit yaitu mengambil 2

Page 19: Drs. Riyanto, M.Sc. - Dosen Fakultas BiologiDrs. Riyanto, M ...riyanto.blog.uma.ac.id/.../81/2015/03/PROPOSAL-INDAH.docx · Web viewEkstrak etanol kulit jengkol dapat dimanfaatkan

titik konsentrasi dibawah dan diatas 3% yaitu 2,6%, 2,8%, 3%, 3,2%, 3,4% dan

kontrol dengan volume 100 ml dan tiga ulangan, seperti pada bagan berikut ini.

Pengamatan dilakukan selama 24 jam dengan selang waktu 1 jam.

Gambar 6. Bagan Full Scale test

Keterangan :

U1P0 = Ulangan 1 (Kontrol) = 100 ml Aquades

P1 (2,6%) = 2,6 ml ekstrak + 97,4 ml Aquades

P2 (2,7%) = 2 ml ekstrak + 97,3 ml Aquades

P3 (3%) = 3 ml ekstrak + 97 ml Aquades

P4 (3,2%) = 3,2 ml ekstrak + 96,8 ml Aquades

P5 (3,4%) = 3,4 ml ekstrak + 96,6 ml Aquades

U2P0 = Ulangan 2 (Kontrol) = 100 ml Aquades

P1 (2,6%) = 2,6 ml ekstrak + 97,4 ml Aquades

P2 (2,7%) = 2 ml ekstrak + 97,3 ml Aquades

P3 (3%) = 3 ml ekstrak + 97 ml Aquades

U1

P0P 1 P 2 P 3 P 4 P 5

U1

P0P 3P 2P 1 P 5P 4

P 2P 1 P 3 P 4 P 5U3

P0

Page 20: Drs. Riyanto, M.Sc. - Dosen Fakultas BiologiDrs. Riyanto, M ...riyanto.blog.uma.ac.id/.../81/2015/03/PROPOSAL-INDAH.docx · Web viewEkstrak etanol kulit jengkol dapat dimanfaatkan

P4 (3,2%) = 3,2 ml ekstrak + 96,8 ml Aquades

P5 (3,4%) = 3,4 ml ekstrak + 96,6 ml Aquades

U3P0 = Ulangan 3 (Kontrol) = 100 ml Aquades

P1 (2,6%) = 2,6 ml ekstrak + 97,4 ml Aquades

P2 (2,7%) = 2 ml ekstrak + 97,3 ml Aquades

P3 (3%) = 3 ml ekstrak + 97 ml Aquades

P4 (3,2%) = 3,2 ml ekstrak + 96,8 ml Aquades

P5 (3,4%) = 3,4 ml ekstrak + 96,6 ml Aquades

3.6 Analisis data

data hasil penelitian akan diolah dan disajikan dalam bentuk table dan grafik.

Data dari uji toksisitas tersebut akan dianalisis dengan analisis probit menggunakan

SPSS 15.0 for windows untuk mengetahui harga LC50.

Page 21: Drs. Riyanto, M.Sc. - Dosen Fakultas BiologiDrs. Riyanto, M ...riyanto.blog.uma.ac.id/.../81/2015/03/PROPOSAL-INDAH.docx · Web viewEkstrak etanol kulit jengkol dapat dimanfaatkan

DAFTAR PUSTAKA

Abatzopoulos, Th. J., Beardmore, J. A., Clegg, J.S., dan Sorgeloos, P. 1996. Biology of Aquantic Organism: Artemia-Basic and Applied Biology. http://www.captain.at/artemia/ [25 Agustus 2009].

Anonim, 2009. Petroleum Ether. http://www.jtbaker.com/msds/englishhtml/P1696.htm.Diakses Tanggal 28 November 2009.

Atmoko ,T dan A, Ma’ruf. 2009. Uji Toksisitas Dan Skrining Fitokimia Ekstrak Tumbuhan Sumber Pakan Orang Utan Terhadap Larva Artemia salina Leach. Jurnal penelitian Hutan Dan Konservasi Alam VI (1): 39.

Emslie, S 2003. Artemia salina Leach.-Brine Shrimp-Ses Monkeys. http://www.animaldiversity.ummz.umich.edu/site/accounts/information/Artemia_salina.html [21 April 2009].

Hutahuruk, J.E., (2010), Isolasi Senyawa Flavonoida Dari Kulit Buah Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth.), Skripsi, FMIPA, USU

Hutasuhut, A.B., (2012), Banjir, Jengkol, Rahudman, http://www.hariansumutpos.com/2012/01/23377/banjir-jengkol-rahudman.html, 13 Maret 2012.

Hyeronimus S.B 2008. Ragam dan Khasiat Tanaman Obat. 1st ed. Agro Media. Jakarta.

Kanwar, A.S. 2007. Brine Shrimp (Artemia salina) a Marine Animal for Simple and Rapid Biological Assays. Chinese Clinical Medicine 2 (4): 35-42.

Kardinan, A. 2001. Pestisida nabati, ramuan, dan aplikasi. PT Penebar Swadaya, Jakarta.

Lay, A., (2009), Pembuang Kulit Jengkol sedang Diintai, http://www.borneotribune.com/pontianak-kota/pembuang-kulit-jengkol-sedang diintai.html, Jumat, 6 Maret 2009, 14:58

Meyer, B.N., N.R. Ferrighni, J.E. Put-nam, L.B. Jacobson, D.E. Nichols and J.L McLaughlin, 1982. Brine Shrimp: A Convenient General Bioassay for Active Plant Constituent. Planta Me-dica. 45 : 31-34.

Mudjiman, A. 1995. Makanan Ikan. Jakarta: PT. Penerbit Swadaya.

Page 22: Drs. Riyanto, M.Sc. - Dosen Fakultas BiologiDrs. Riyanto, M ...riyanto.blog.uma.ac.id/.../81/2015/03/PROPOSAL-INDAH.docx · Web viewEkstrak etanol kulit jengkol dapat dimanfaatkan

Nurussakinah, (2010), Skrinning Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Tanaman Jengkol (Pithecellobium jiringa (Jack) Prain) Terhadap Bakteri Streptococcus mutans, Staphylococcus aureus, dan Eschericia coli, Skripsi, Fakultas Farmasi, USU, Medan

Opinion. 15 Januari 2008. Artemia, Pakan Alami Berkualitas untuk Ikan dan Udang. http://www.opinion.com/MembangunIndonesia.htm [27 April 2009]

Pitojo, S. 1995. Jengkol, Budidaya, dan Pemanfaatannya. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Pitoyo, 2004.Artemia salina(kegunaan, Biologi dan Kulturnya). INFIS Manual Seri No.12. Direktorat Jendral Perikanan dan International Development Research Centre.

Pujiati, I., S. Ningsih, S. Palupi dan Tri Windono, 2002. Uji toksisitas ter-hadap larva Artemia salina Leach. Dari fraksi n-heksan, khloroform, etil asetat dan air ekstrak etanol rimpang temumangga (Curcuma mangga VaL). Prosiding Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia XXI. Universitas Surabaya, Surabaya : 109-115.

Purwakusuma, Wahyu, (2007), Artemia salina (Brine Shrimp). http://www.ofish.com/PakanIkan/artemia.php. 30 Oktober 2007.

Tjokronegoro, R.K., Sofjatin, T., Supatmijati, J.1998. Pemanfaatan Kulit Jengkol Sebagai Insektisida : isolasi dan Identifikasi Pemula dari Senyawa-senyawa Aktif. Laporan Penelitian (tidak dipublikasikan). FMIPA Universitas Padjadjaran, Bandung.