drama abad 18 & 19

16
DRAMA ABAD 18 & 19

Upload: mevista-astrianti

Post on 30-Jul-2015

102 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Drama abad 18 & 19

DRAMA

ABAD 18 & 19

Page 2: Drama abad 18 & 19

NEOKLASIK

Drama di Perancis merupakan penerus drama abad

pertengahan, yaitu drama yang mementingkan pertunjukan

dramatik, bersifat seremonial dan ritual kemasyarakatan.

Beberapa kelompok drama amatir yang eksis pada masa itu

dikelola oleh para pengusaha seperti Confrerie de la Passion yang

memiliki gedung pementasan yang tetap di Paris sekitar tahun

1400. Kelompok ini memiliki monopoli di bawah lindungan istana

hingga tahun 1598 sebelum akhirnya disewa oleh rombongan Les

Comedians du Roi.

Page 3: Drama abad 18 & 19

Drama zaman Prancis memiliki konsep penulisan naskah yang cenderung

menggabungkan drama-drama klasik dengan tema-tema sosial yang dikaitkan

dengan budaya pikir kaum terpelajar. Perubahan besar terjadi sekitar tahun 1630-

an, ketika teori neoklasik dari Italia masuk ke Prancis. Pada waktu itu di Prancis

teori ini amat dipegang teguh dan dipatuhi lebih dari negara manapun.

Dramawan Perancis yang terkenal pada waktu itu adalah Pierre Corneille

(1606–1684) dengan karya-karya: Horace, Cinna, Polyceucte, dan Rodogune; Jean

Racine (1639-1699) dengan karya-karya: La Thebaide, Alexandre, Les Plaideurs;

Moliere (1622-673) dengan karya-karyanya yang sudah diterjemahkan ke dalam

bahasa Indonesia: Sekolah Istri, Dokter Gadungan, Cacad Bayangan, dan

sebagainya.

Page 4: Drama abad 18 & 19

Dasar dari teori neoklasik itu adalah:

a) Hanya ada 2 bentuk drama, yaitu tragedi

dan komedi yang keduanya tak boleh

dicampur.

b) Drama harus berisi ajaran moral yang

disajikan secara menarik.

c) Karakter harus menggambarkan sifat umum,

yang universal dan bukan individual.

d) Mempertahankan kesatuan waktu, tempat, dan kejadian.

Page 5: Drama abad 18 & 19

DRAMA ABAD 18

Pada abad ke-18 teater Italia memiliki struktur-struktur bangunan dan

panggung-panggung arsitektural. Panggung-panggung itu dihiasi setting-setting

perspektif yang dilukis. Letak panggung dipisahkan dengan auditorium oleh

lengkung prosenium. Di Inggris dan Spanyol, tidak terdapat pemain wanita

dalam pementasan teater mereka. Tradisi tersebut berlangsung sampai kira-

kira 1587. Di abad ke-18, perusahaan-perusahaan seni peran Perancis dan

Inggris mulai menambahkan wanita ke dalam rombongan-rombongan

pertunjukan mereka. Di Amerika, teater kolonial baru mulai muncul. Mereka

menggunakan sandiwara-sandiwara dan aktor-aktor Inggris. Abad ke-18 adalah

masa agung pertama teater untuk kaum bangsawan.

Page 7: Drama abad 18 & 19

Pada abad 18, teater di Perancis dimonopoli oleh pemerintah

dengan comedie francaise-nya. Secara tetap mereka mementaskan

komedi dan tragedi, sedangkan bentuk opera drama pendek

dipentaskan oleh rombongan teater Italia Comedie Italienne yang

biasanya pentas di pasar-pasar malam. Sampai akhir abad 17

Perancis menjadi pusat kebudayaan Eropa. Drama Perancis yang

neoklasik menjadi model di seluruh Eropa. Kecenderungan neoklasik

menjalar ke seluruh Eropa.

 

Page 8: Drama abad 18 & 19

Selama abad 18 Italia berusaha mempertahankan

bentuk commedia dell’arte. Penulis besarnya ialah Carlo Goldoni.

Karya-karyanya berupa komedi yang kebanyakan agak sentimental

tetapi tergolong bermutu. Penulis naskah yang lain adalah Carlo

Gozzi. Ia tidak meneruskan tradisi commedia dell’arte tetapi

menciptakan sendiri komedi-komedi fantasi dengan adegan-adegan

penuh improvisasi. Commedia dell’arte sendiri mulai merosot dan

tidak populer di Italia pada akhir abad 18. Sedang dalam tragedi,

penulis Italia abad itu yang menonjol hanya Vittorio Alfieri.

Page 9: Drama abad 18 & 19

DRAMA ABAD 19

Abad 19 merupakan babak baru bagi proses

perkembangan drama. Perpindahan orang-orang

berkelas ke kota karena Revolusi Industri turut

menyebabkan perubahan pada seni drama. Di Inggris,

sebuah drama kloset atau naskah lakon yang

sepenuhnya tidak dapat dipentaskan sekarang mulai

bermunculan. Seperti drama romantisme dan melodrama

Page 11: Drama abad 18 & 19

ROMANTISME

Romantisme dianggap sebagai aliran yang lebih mementingkan

penggunaan bahasa yang indah, mengawang ke alam mimpi. Pengalaman

romantisme adalah pengalaman yang hanya terjadi dalam angan-angan, seperti

lamunan muda-mudi dengan kekasihnya.

Aliran romantisme ini menekankan kepada ungkapan perasaan sebagai

dasar perwujudan pemikiran pengarang sehingga pembaca tersentuh emosinya

setelah membaca ungkapan perasaannya. Untuk mewujudkan pemikirannya,

pengarang menggunakan bentuk pengungkapan yang seindah-indahnya dan

sesempurna-sempurnanya. Aliran romantisme biasanya dikaitkan dengan masalah

cinta karena masalah cinta memang membangkitkan emosi. Tetapi anggapan

demikian tidaklah selamanya benar.

Page 12: Drama abad 18 & 19

Intinya, romantisme adalah sebuah aliran seni yang

menempatkan perasaan manusia sebagai unsur yang paling

dominan. Dan karena cinta adalah bagian dari perasaan yang

paling menarik, maka lambat laun istilah ini mengalami

penyempitan makna. Sastra romantis pun diartikan sebagai genre

sastra yang berisi kisah-kisah asmara yang indah dan penuh oleh

kata-kata yang memabukkan perasaan.

 

Page 13: Drama abad 18 & 19

Ciri-ciri pertunjukan teater Romantik adalah:

Menggunakan naskah dengan struktur yang bersifat longgar

dengan karakter tokoh yang berubah-ubah di setiap episode.

Setiap bagian plot cerita memiliki episodenya sendiri (plot

episodik).

Inti cerita adalah masalah kebebasan memberontak pada fakta

dan aturan yang bersifat klasik.

Membawakan cerita kesejarahan yang memuat adegan perang,

pemberontakan, pembakaran istana, perang tanding dan

sebagainya.

Panggung dihiasi dengan gambar-gambar yang sangat indah.

Setting perspektif diganti dengan lukisan untuk layar

sayap panggung dan sayap belakang dan bentuk skeneri

ditampilkan bergantian.

Page 14: Drama abad 18 & 19

MELODRAMA

 

Melodrama merupakan jenis drama komedi. Tetapi nilainya lebih

rendah, bahkan sukar untuk dikatakan sebagai drama yang baik,

disebabkan mengekploitasi emosi penonton yang kurang kritis dengan

menyuguhi adegan horor, memancing perasaan belas kasihan secara

berlebian, dan tidak memeprlihatkan hubungan logis antara sebab akibat.

Oleh sebab itu melodrama tidak pernah akan berhasil bila ia tidak

berlandaskan tujuan-tujuan yang baik.

Page 15: Drama abad 18 & 19

Ciri-ciri melodrama:1. Mengetengahkan suatu tokoh atau subyek yang

serius tetapi tokoh itu merupakan tokoh yang

diadakan tidak outentik2. Mata rantai sebab-akibatnya tidak dapat

dipertanggungjawabkan, dalam arti bahwa

sesuatu itu muncul secara kebetulan.3. Emosi yang ditimbulkan cennderung untuk

berlebihan bahkan mengarah pada

sentmentalis.4. Sang pahlawan senantiasa memenangkan

perjuangan.

Page 16: Drama abad 18 & 19

TERIMA KASIH ^^