draft · web viewdraft peraturan presiden republik indonesia nomor ... tahun ... tentang komisi...
TRANSCRIPT
DRAFTPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ... TAHUN ...TENTANG
KOMISI NASIONAL DISABILITAS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang :bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 1 angka 16, Pasal 131, Pasal 132, Pasal 133, Pasal 134, dan Pasal 149 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Komisi Nasional Disabilitas;
Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on the Rights of Person with Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-hak Penyandang Disabilitas)
3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas
MEMUTUSKAN :Menetapkan
: PERATURAN PRESIDEN TENTANG KOMISI NASIONAL DISABILITAS
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan :
1. Komisi Nasional Disabilitas yang selanjutnya disebut KND adalah lembaga nonstruktural yang bersifat independen.
2. Penyandang Disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam
jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak.
3. Aksesibilitas adalah kemudahan yang disediakan untuk Penyandang Disabilitas guna mewujudkan Kesamaan Kesempatan.
4. Akomodasi yang Layak adalah modifikasi dan penyesuaian yang tepat dan diperlukan untuk menjamin penikmatan atau pelaksanaan semua hak asasi manusia dan kebebasan fundamental untuk Penyandang Disabilitas berdasarkan kesetaraan.
5. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
6. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
BAB IITUJUAN DAN ASAS
Pasal 2Dalam rangka memastikan dan memantau pelaksanaan penghormatan, pelindungan, pemenuhan, dan pemajuan hak Penyandang Disabilitas dibentuk KND yang bersifat independen.
Pasal 3Tujuan KND adalah sebagai berikut,a. memastikan dan memantau penghormatan, pelindungan, pemenuhan,
dan pemajuan hak Penyandang Disabilitas dapat dilaksanakan dengan baik diseluruh wilayah Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, dan perundang-undangan;
b. mengembangkan konsep penghormatan, pelindungan, pemenuhan, dan pemajuan hak Penyandang Disabilitas dalam tataran kebijakan; dan
c. menyebarluaskan paradigma baru dalam upaya penghormatan, pelindungan, pemenuhan, dan pemajuan hak Penyandang Disabilitas.
Pasal 4KND berkedudukan di Ibukota negara Republik Indonesia.
BAB IIIFUNGSI, TUGAS, DAN WEWENANG
Pasal 5KND menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana kegiatan KND dalam upaya pelaksanaan Penghormatan, Pelindungan, dan Pemenuhan hak Penyandang Disabilitas;
b. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Penghormatan, Pelindungan, dan Pemenuhan hak Penyandang Disabilitas;
c. advokasi pelaksanaan Penghormatan, Pelindungan, dan Pemenuhan hak Penyandang Disabilitas; dan
d. pelaksanaan kerja sama dalam penanganan Penyandang Disabilitas dengan pemangku kepentingan terkait.
Pasal 6KND mempunya tugas sebagai berikut,a. menyusun rencana kegiatan penghormatan, pelindungan, dan
pemenuhan hak penyandang disabilitas;b. memantau pelaksanaan penghormatan, pelindungan, pemenuhan, dan
pemajuan hak Penyandang Disabilitas;c. melakukan evaluasi pelaksanaan penghormatan, pelindungan,
pemenuhan, dan pemajuan hak Penyandang Disabilitas d. melakukan sosialisasi dan edukasi kepada Pemerintah, pemerintah
daerah, dan/atau masyarakat terkait dengan penghormatan, pelindungan, dan pemenuhan hak Penyandang Disabilitas.
e. menerima dan menindaklanjuti pengaduan dari masyarakat perihal dugaan pelanggaran atas penghormatan, pelindungan, dan pemenuhan hak Penyandang Disabilitas;
f. menyelenggarakan mediasi untuk menyelesaikan permasalahan antara pejabat yang berwenang dengan pemangku kepentingan lainnya;
g. memberikan rujukan kepada lembaga keahlian untuk menyelesaikan permasalahan yang mendesak berdasarkan pengaduan;
h. mengkaji dan meneliti isu disabilitas; dani. membantu Pemerintah dalam menyusun laporan pelaksanaan
pemenuhan hak penyandang disabilitas di Indonesia.
Pasal 7KND mempunyai wewenang sebagai berikut,a. menyampaikan rekomendasi kepada pejabat yang berwenang terkait
dengan penyelesaian pelanggaran dan/atau pembaharuan dan pengembangan kebijakan atas penghormatan, pelindungan, dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas;
b. mengeluarkan penilaian atas kinerja Pemerintah dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan penghormatan, pelindungan, dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas;
c. memanggil pejabat yang berwenang langsung dengan suatu sektor untuk dimintai penjelasan mengenai pengaduan masyarakat untuk memastikan pelaksanaan penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak penyandang disabilitas;
d. memberikan laporan kepada publik dan Presiden atas ketidakhadiran pejabat yang dimintai penjelasan dan hasil penjelasan pejabat yang tidak menjalankan rekomendasi Komisi Nasional Disabilitas;
Pasal 8(1) Dalam menjalankan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud
dalam pasal 5 dan Pasal 6, KND wajib mengedepankan aspek pelayanan dan pelibatan masyarakat Penyandang Disabilitas.
(2) Dalam menjalankan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 dan Pasal 6, KND berkoordinasi dengan KDD.
(3) Pelaksanaan tugas dan wewenang KND diatur lebih lanjut dengan peraturan KND.
Pasal 9(1)Pelaksanaan tugas sosialisasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 5
huruf d dapat bekerjasama dengan Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat
(2)Pelaksanaan tugas sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa seminar, pelatihan, dan/atau penyebarluasan informasi terkait penghormatan, pelindungan, dan pemenuhan hak penyandang disabilitas
Pasal 10(1)Pengaduan sebagaimana diatur dalam Pasal 5 huruf e dapat dilakukan
secara langsung, surat, hubungan telepon, atau online(2)Pengaduan secara langsung dilakukan di kantor KND(3)Pengaduan melalui surat dikirim dengan tujuan kepada kantor KND(4)Pengaduan melalui hubungan telepon dilakukan dengan menghubungi
nomor telepon yang akan ditentukan oleh KND(5)Pengaduan online dilakukan melalui website atau surat elektronik KND(6)KND wajib mensosialisasikan tata cara pengaduan kepada masyarakat
Pasal 11(1)Pengaduan sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (1) dilakukan
dengan tata cara:a. Pengadu memberikan keterangan paling sedikit:
i. Identitas pengaduii. Informasi mengenai kronologis dugaan pelanggaran iii. Waktu dan tempat terjadinya dugaan pelanggaraniv. Pihak terkait dalam dugaan pelanggaran
b. Keterangan disampaikan kepada Petugas KNDc. Petugas KND melakukan verifikasi dan validasi pengaduand. Petugas KND meminta kelengkapan data dari pengadu apabila
dianggap belum cukupe. Apabila pengaduan sudah lengkap, petugas KND membuat
resume hasil pengaduanf. Resume hasil pengaduan menjadi dasar pelaksanaan penelaahan
terhadap substansi pengaduan g. Penelaahan terhadap substansi pengaduan dapat menghasilkan
kesimpulan sebagai berikut:i. Pengaduan terbukti
1. Pelanggaran administrasi2. Tindak pidana
ii. Pengaduan tidak terbuktih. Hasil penelaahan sebagaimana diatur pada huruf g disampaikan
kepada pengadu dan pihak-pihak yang diadukan(2)Penerimaan pengaduan perihal dugaan pelanggaran sebagaimana
diatur dalam ayat (1) huruf a wajib menyediakan akomodasi yang layak
(3)Akomodasi yang layak sebagaimana diatur pada ayat (1) mencakup:a. Penyediaan penerjemah bahasa isyarat;b. Penyediaan pendamping;c. Penyediaan petugas KND yang bertugas mempermudah
pelaksanaan pengaduand. Tempat yang dapat diakses oleh pengadue. Tempat yang dilengkapi oleh informasi audio dan visual
(4)Pelaksanaan Pengaduan diatur lebih lanjut dengan peraturan Komisi Nasional Disabilitas.
Pasal 12Tindak lanjut dari pengaduan dapat dilakukan dengan mediasi atau pemberian rujukan
Pasal 13(1)Mediasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf f merupakan
tindak lanjut dari pengaduan sebelum masuk kepada pemberian hukuman
(2)Mediasi bersifat tertutup kecuali para pihak menghendaki lain(3)Mediasi dapat dilakukan secara langsung atau melalui media audio
visual yang memungkinkan para pihak mengikuti dan berpartisipasi aktif dalam pertemuan
(4)Cara mediasi sebagaimana diatur dalam ayat (3) memperhatikan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas
(5)Para pihak wajib menghadiri secara langsung pertemuan Mediasi dengan atau tanpa penasihat hukum
(6)Kehadiran Para Pihak melalui komunikasi audio visual jarak jauh sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dianggap sebagai kehadiran langsung.
(7)Ketidakhadiran Para Pihak secara langsung dalam proses Mediasi harus didasari alasan sah yang disampaikan kepada mediator
(8)Mediasi diselenggarakan di kantor KND atau di kantor jejaring KND di daerah dimana mediasi dilaksanakan.
(9)Pelaksanaan mediasi tidak dikenakan biaya(10) Pelaksanaan Pengaduan diatur lebih lanjut dengan peraturan Komisi
Nasional Disabilitas.
Pasal 14Mediasi dilakukan dengan tata cara sebagai berikut:
a. Pimpinan KND menentukan mediator yang akan bertugasb. Mediator menentukan tanggal mediasic. Mediator melakukan pemanggilan kepada para pihak untuk hadir
pada waktu mediasid. Pemanggilan pihak yang tidak hadir pada sidang pertama dapat
dilakukan pemanggilan satu kali lagi.e. Mediator wajib menjelaskan Prosedur Mediasi kepada Para Pihak,
yang meliputi, i. pengertian dan manfaat Mediasi; ii. kewajiban Para Pihak untuk menghadiri langsung
pertemuan Mediasi berikut akibat hukum atas perilaku tidak beriktikad baik dalam proses Mediasi;
iii. pilihan menindaklanjuti Kesepakatan Perdamaian melalui Akta Perdamaian; dan
iv. kewajiban Para Pihak untuk menandatangani formulir penjelasan Mediasi.
f. Pembahasan materi mediasig. Penentuan kesepakatan akhir mediasi
Pasal 15(1)Jika Mediasi berhasil mencapai kesepakatan, Para Pihak dengan
bantuan Mediator wajib merumuskan kesepakatan secara tertulis
dalam Kesepakatan Perdamaian yang ditandatangani oleh Para Pihak dan Mediator.
(2)Mediator wajib melaporkan secara tertulis keberhasilan Mediasi kepada Pimpinan KND dengan melampirkan Kesepakatan Perdamaian.
(3)Mediator dapat menyatakan mediasi tidak berhasil mecapai kesepakatan atau tidak dapat terselenggara dan melaporkannya kepada Pimpinan KND
(4)Ketentuan lebih lanjut terkait dengan pelaksanaan mediasi diatur dalam Peraturan KND.
Pasal 16(1)Pemberian rujukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf g
merupakan tindak lanjut dari pengaduan atau pemantauan(2)Pemberian rujukan dilakukan melalui surat resmi dari KND(3)Lembaga yang dirujuk melakukan tindak lanjut untuk menyelesaikan
pengaduan(4)Lembaga yang dirujuk menyampaikan perkembangan dari tindak lanjut
pengaduan kepada KND (5)Penyampaian perkembangan tindak lanjut sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak surat resmi rujukan dari KND diterima
Pasal 17(1)KND aktif melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan
penghormatan, pelindungan, dan pemenuhan, hak Penyandang Disabilitas yang menjadi tugas Pemerintah, pemerintah daerah, dan swasta
(2)Pemantauan pelaksanaan penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak penyandang disabilitas sebagaimana dimaksud ayat (1) termasuk tindak lanjut dari hasil pengaduan sampai rekomendasi atau proses hukum selesai dilaksanakan.
(3)Dalam pelaksanaan pemantauan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) KND dapat membangun jejaring dengan organisasi disabilitas dan/atau masyarakat di berbagai daerah
(4)KND wajib mempublikasikan hasil pemantauan sebagaimana dimaksud ayat (1) setiap satu tahun
Pasal 18(1)Pengkajian isu disabilitas sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 5
huruf h bertujuan untuk pengembangan kebijakan Pemerintah dan pemerintah daerah dalam penghormatan, pelindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas
(2)Dalam melaksanakan pengkajian isu disabilitas sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat bekerja sama dengan Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau organisasi masyarakat disabilitas.
(3)KND wajib menyampaikan rekomendasi yang dihasilkan dari kajian kepada Pemerintah, pemerintah daerah dan/atau swasta yang terkait
(4)KND wajib mempublikasikan hasil dan tindak lanjut kajian sebagaimana dimaksud ayat (1) setiap satu tahun
Pasal 19(1)KND wajib mempublikasikan seluruh hasil pelaksanaan tugas dan
kewenangannya kepada masyarakat(2)Publikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling sedikit
dalam website resmi KND dalam satu tahun sekali(3)Website resmi KND sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus
memperhatikan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas
Pasal 20(1)Rekomendasi yang diberikan KND sebagaimana dimaksud pada Pasal 6
huruf a berbentuk surat resmi yang ditujukan kepada Pemerintah, pemerintah daerah, atau pihak swasta terkait, dan ditembuskan kepada Presiden.
(2)Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjelaskan mengenai permasalahan dan solusi yang harus ditindaklanjuti oleh penerima rekomendasi
(3)Rekomendasi mencantumkan jangka waktu penerima rekomendasi harus menyampaikan perkembangan tindaklanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Pasal 21(1)Penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b dilakukan
dalam jangka waktu satu tahun sekali(2)Penilaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) menggunakan
metode yang akuntabel dan transparan(3)KND menyampaikan penilaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
kepada Presiden(4)Metode sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dalam peraturan
KND
Pasal 22(1)Pemangilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c dilakukan
dengan surat resmi yang harus diterima paling singkat 3 (tiga) hari sebelum tanggal mediasi
(2)Apabila pejabat yang berwenang tidak memenuhi panggilan, dilakukan pemanggilan kedua dalam jangka waktu paling singkat 7 (tujuh) hari sejak tanggal mediasi yang tercantum pada surat panggilan pertama.
(3)Apabila pejabat yang berwenang tidak memenuhi 2 (dua) kali panggilan dengan alasan yang sah, dapat dilakukan pemanggilan ketiga dalam jangka waktu paling singkat 7 (tujuh) hari sejak tanggal mediasi yang tercantum pada surat panggilan kedua.
(4)Dalam hal pejabat yang berwenang tidak memenuhi 3 (tiga) kali panggilan dengan alasan yang sah atau tidak memenuhi 2 (dua) kali panggilan tanpa alasan yang sah, pejabat yang berwenang dianggap tidak menggunakan haknya untuk memberikan keterangan.
(5)Dalam hal pejabat yang berwenang tidak menggunakan haknya sebagaimana dimaksud pada ayat (4), mediator dapat memberikan rekomendasi berdasarkan data yang diperoleh.
Pasal 23Surat panggilan kepada pejabat yang berwenang ditembuskan kepada Presiden
Pasal 24(1)Laporan KND kepada Presiden tentang laporan kepada publik
dilaksanakan setap 1 (satu) tahun sekali(2)Laporan KND kepada Presiden tentang ketidahadiran pejabat
dilaksanakan paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah waktu pemanggilan
BAB IVORGANISASI
Bagian KesatuStruktur Organisasi
Pasal 25KND mempunyai struktur yang terdiri dari:
a. pimpinan; dan b. sub komisi.
Pasal 26(1) Dalam menjalankan tugasnya, KND dibantu oleh sekretariat jenderal.(2) Sekretariat Jenderal KND sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dipimpin oleh seorang sekretaris jenderal yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas rekomendasi KND.
(3) Sekretaris jenderal sebagaimana dimaksud ayat (2) setara dengan pejabat esselon 1 (satu)
Bagian KeduaPimpinan
Pasal 27(1)Pimpinan adalah pemegang kekuasaan tertinggi di KND.(2)Pimpinan terdiri dari seluruh komisioner KND.(3)Pimpinan KND setara dengan esselon 1 (satu)(4)Pimpinan menetapkan Peraturan Tata Tertib, Program Kerja, dan
Mekanisme Kerja KND.
Pasal 28Susunan pimpinan KND terdiri dari :
a. Ketuab. Wakil Ketuac. Anggota
Pasal 29(1)Pimpinan KND berasal dari masyarakat. (2)Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari
penyandang disabilitas dan bukan penyandang disabilitas.(3)Pimpinan Komisi Nasional Disabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) bekerja secara kolektif.
Pasal 30(1)Pimpinan Komisi Nasional Disabilitas paling banyak berjumlah 9
(sembilan) orang. (2)Paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah pimpinan KND berasal dari
masyarakat Penyandang Disabilitas.(3)Sebanyak 1/3 (satu per tiga) dari jumlah pimpinan KND dapat berasal
dari masyarakat bukan penyandang disabilitas.(4)Pimpinan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) mewakili
berbagai keragaman disabilitas.(5)Pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit 30%
(tiga puluh persen) perempuan.(6)KND wajib menyediakan akomodasi yang layak bagi pimpinan KND
yang berasal dari penyandang disabilitas.
Pasal 31(1) Masa keanggotaan pimpinan KND 5 (lima) tahun terhitung sejak
pengucapan sumpah/janji dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
(2) Ketua dan wakil ketua KND dipilih melalui mekanisme internal berdasarkan musyawarah mufakat.
(3) Ketua Komisi Nasional Disabilitas berasal dari pimpinan unsur Penyandang Disabilitas sebagaimana diatur dalam Pasal 29 ayat (2).
(4) Wakil Ketua Komisi Nasional Disabilitas terdiri dari paling banyak 3 (tiga) orang
Pasal 32Ketentuan mengenai pimpinan Komisi Nasional Disabilitas ditetapkan lebih lanjut dalam Peraturan Tata Tertib Komisi Nasional Disabilitas.
Bagian KetigaSub Komisi
Pasal 33(1)Dalam melaksanakan tugasnya, pimpinan KND dapat membentuk sub
komisi sesuai dengan kebutuhan.(2)Masing-masing Sub Komisi terdiri dari paling banyak 3 (tiga) pimpinan
KND. (3)Keanggotaan Sub Komisi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dipilih
dari pimpinan KND. (4)Ketentuan mengenai tugas dan tata cara pengangkatan keanggotaan
sub komisi diatur lebih lanjut dalam Peraturan Ketua KND.
Bagian KeempatSekretariat Jenderal
Pasal 34(1)Sekretariat Jenderal memberikan pelayanan administratif bagi
pelaksanaan kegiatan KND.(2)Sekretariat Jenderal dipimpin oleh Sekretaris Jenderal dengan dibantu
oleh unit kerja dalam bentuk biro.(3)Sekretaris Jenderal dijabat oleh seorang Aparatur Sipil Negara yang
bukan anggota KND.(4)Sekretaris Jenderal diusulkan oleh pimpinan KND dan ditetapkan
dengan Keputusan Presiden.
(5)Kedudukan, tugas, tanggung jawab, dan susunan organisasi Sekretariat Jenderal ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
Bagian KelimaPersyaratan
Pasal 35Syarat untuk menjadi pimpinan KND adalah sebagai berikut,a. warga negara Indonesia;b. berintegritas; c. pada saat pendaftaran berusia paling rendah 35 (tiga puluh lima)
tahun;d. memiliki latar belakang pendidikan paling rendah SMA atau yang
sederajat;e. memiliki pengalaman dan keahlian di bidang disabilitas;f. mempunyai kompetensi dan pengalaman di bidang penyelenggaraan
penghormatan, pelindungan, dan pemenuhan hak Penyandang Disabilitas sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun;
g. mengikuti perkembangan pemikiran tentang isu disabilitas di itngkat nasional dan internasional;
h. memiliki pemahaman mendalam tentang Konvensi Hak Penyandang Disabilitas dan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang disabilitas;
i. tidak sedang dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;
j. bersedia bekerja penuh waktu; dank. bersedia tidak menduduki jabatan politik dan jabatan publik selama
masa keanggotaan setelah terpilih.
Bagian KeenamPengangkatan
Pasal 36(1) Presiden membentuk keanggotaan tim seleksi untuk menetapkan
calon pimpinan KND.(2) Anggota tim seleksi berjumlah 7 (tujuh) orang yang terdiri atas unsur
pemerintah dan masyarakat.(3) Anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) 5 (lima) orang
diantaranya adalah penyandang disabilitas dengan memperhatikan ragam disabilitas.
(4) Pemerintah wajib menyediakan akomodasi yang layak bagi anggota tim seleksi yang berasal dari penyandang disabilitas.
(5) Anggota tim seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi persyaratan:
a. Pernah menjabat sebagai pengurus organisasi disabilitas minimal 5 tahun
b. memiliki pengetahuan dan keahlian di bidang disabilitas;c. mengikuti perkembangan pemikiran tentang isu disabilitas di
tingkat nasional dan internasional; d. memiliki pemahaman mendalam tentang Konvensi Hak
Penyandang Disabilitas dan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang disabilitas; dan
e. memiliki kredibilitas dan integritas.
Pasal 37(1) Timsel bertugas untuk melakukan pemilihan calon Anggota KND(2) Proses pemilihan Anggota KND terdiri dari tahap pendaftaran calon,
tahap seleksi, dan tahap pelaporan hasil pemilihan(3) Timsel wajib menyediakan akomodasi yang layak bagi calon pimpinan
anggota KND(4) Anggaran pelaksanaan pemilihan Anggota KND berasal dari APBN
Pasal 38(1)Timsel membuka pendaftaran calon Anggota KND selama 20 (dua
puluh) hari kerja secara terus menerus(2) Pendaftaran calon Anggota KND dipublikasikan di media cetak dan
elektronik selama masa pendaftaran(3) Pendaftaran calon Anggota KND dapat dilakukan langsung atau
melalui pengusulan(4) Timsel mengumumkan kepada masyarakat untuk mendapatkan
tanggapan terhadap nama calon sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
(5) Tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disampaikan kepada Timsel paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal diumumkan.
(6) Timsel menentukan nama calon Anggota KND sejumlah lowongan yang tersedia.
(7) Timsel melaporkan nama calon pimpinan KND terpilih kepada Presiden(8) Pelaporan calon pimpinan KND terpilih sebagaimana dimaksud pada
ayat (7) dilakukan paling lambat 6 (enam) bulan terhitung sejak berakhirnya masa pendaftaran calon pimpinan KND.
Pasal 39
(1) Presiden melantik anggota KND terpilih paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya nama pimpinan Komisi Nasional Disabilitas terpilih dari timsel.
(2) Pengesahan pimpinan KND terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
Bagian KetujuhPemberhentian
Pasal 40(1) pimpinan KND berhenti dengan hormat apabila:
a. meninggal dunia;b. telah berakhir masa keanggotaannya; atauc. mengundurkan diri dengan alasan yang dapat diterima.
(2) pimpinan KND diberhentikan dengan tidak hormat apabila:a. dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap;b. melanggar sumpah atau janji jabatan dan/atau kode etik;c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota KND; dan/ataud. tidak dapat melaksanakan tugas selama 3 (tiga) bulan secara
berturut-turut tanpa alasan yang sah. (3) Pemberhentian pimpinan KND ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
Pasal 41(1)Pengganti anggota KND sebagaimana dimaksud Pasal 40 berasal dari
calon anggota KND yang tidak terpilih dan menempati urutan tertinggi setelah calon anggota KND terpilih
(2) Pengganti anggota KND sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Presiden.
(3) Anggota KND pengganti menjalankan sisa masa jabatan anggota KND yang digantikannya.
(4) Penggantian anggota KND sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dilakukan apabila sisa masa jabatan anggota KND yang diberhentikan kurang dari 1 (satu) tahun.
Pasal 42(5) Dalam melaksanakan tugas anggota KND mendapatkan hak keuangan
dan pelayanan kesehatan setingkat pejabat eselon I Kementerian/Lembaga untuk anggota, Ketua dan Wakil.
(6) Dalam hal Anggota KND berhenti atau telah berakhir masa jabatannya, tidak diberikan pensiun dan/atau pesangon.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai hak pelayanan kesehatan dan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai Peraturan Perundang-undangan.
BAB VKODE ETIK DAN DEWAN ETIK KND
Pasal 43(1)Setiap anggota KND wajib mematuhi Kode Etik KND(2)Pengaturan terkait Kode Etik ditetapkan dalam Peraturan KND
Pasal 44(1)KND wajib menyusun Kode Etik yang berisi norma yang harus
dipatuhi oleh Anggota KND dalam menjalankan tugasnya untuk menjaga integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, dan negarawan.
(2)Untuk menegakkan Kode Etik Anggota KND sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibentuk Dewan Etik KND.
(3)Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Etik KND berpedoman pada:
a. Kode Etik; b. tata beracara persidangan Dewan Etik KND; dan c. norma dan peraturan perundang-undangan.
(4)Dewan Etik KND dapat menerima pengaduan dari masyarakat atas pelanggaran kode etik yang dilakukan pimpinan KND
(5)Tata beracara persidangan Dewan Etik KND sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b memuat mekanisme penegakan Kode Etik dan jenis sanksi.
(6)Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat berupa: a. teguran tertulis; b. pemberhentian sementara; atau c. pemberhentian.
(7)Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan, organisasi, dan tata beracara persidangan Dewan Etik KND diatur dalam Peraturan KND.
Pasal 45Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan, organisasi, dan tata beracara persidangan Dewan etik KND diatur dalam Peraturan KND.
BAB VIKOMISI DISABILITAS DAERAH (KDD)
Pasal 46(1)Pemerintah Daerah dapat membentuk KDD atau lembaga lainnya
yang sejenis (2)KDD atau lembaga sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertugas melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan advokasi pelaksanaan Penghormatan, Pelindungan, dan Pemenuhan hak Penyandang Disabilitas di daerah.
(3)Pembentukan KDD atau lembaga lainnya yang sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan kepada peraturan daerah yang mengatur tentang disabilitas di daerah tersebut.
Pasal 47(1)KDD atau lembaga lainnya yang sejenis dapat meminta bimbingan
dan konsultasi kepada KND tentang penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan advokasi terhadap penghormatan, pelindungan dan pemenuhan hak Penyandang Disabilitas.
(2)Dalam menjalankan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (2) KDD berkoordinasi dengan KND
(3)Pemberian bimbingan dan konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup aspek perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
BAB VIIMEKANISME KERJA
Pasal 48(1)Setiap unsur dalam lingkungan KND bertanggungjawab kepada
pimpinan KND.(2)Setiap unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, baik dalam lingkungan KND, maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah/lembaga baik pusat maupun daerah, termasuk dengan mesyarakat.
Pasal 49KND wajib menyusun alur proses yang menggambarkan tata hubungan kerja yang efektif dan efisien unsur dalam lingkungan KND dan hubungan kerja KND dengan lembaga lain yang terkait.
BAB VIII
PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENDANAAN
Pasal 50(1) Dalam menjalankan tugasnya Komisi Nasional Disabilitas bertanggung
jawab kepada Presiden. (2) Komisi Nasional Disabilitas menyampaikan laporan kinerja tahunan
kepada Presiden dan masyarakat secara berkala setiap 1 (satu) tahun.
Pasal 51(1)Sumber pendanaan KND dibebankan kepada Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara.(2)Sumber pendanaan KDD dibebankan kepada Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah.(3)Selain dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, pendanaan dapat berasal dari sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
BAB IXKETENTUAN PENUTUP
Pasal 52Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Jakarta,Pada tanggal ... 2017
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIATTDJOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta,Pada Tanggal ... 2017
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIATTD
YASONA LAOLI