draft laporan magang obboy

69
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Asia Tenggara pada saat ini merupakan kawasan strategis yang mengalami pertumbuhan signifikan dalam satu dekade ini. 1 Oeh karena alasan inilah banyak Negara-negara besar terstimulus untuk menjadikan kawasan Asia Tenggara ataupun organisasi ASEAN sendiri sebagai partner maupun tujuan pasar. Salah satunya adalah China, China sejauh ini menjadi Negara yang sangat jelas menunjukkan komitmennya terhadap ASEAN. Hal ini ditunjukkan dengan aktifnya China di berbagai kerjasama yang sifatnya multilateral bahkan bilateral. Hubungan diplomatik ASEAN – China telah dimulai secara informal pada tahun 1991. China dikukuhkan menjadi mitra wicara penuh ASEAN pada ASEAN Ministerial 1 Potensi Strategis Hugungan China-ASEAN http://indonesianvoices.com/index.php/component/components/com_com ment/components/components/com_fireboard/template/default_ex/ images/components/com_comment/index.php? option=com_content&view=article&id=159:potensi-hubungan-china- asean&catid=43:isu-asean&Itemid=62 . dikutip pada tangga 27 Juli 2010 pukul 19.14 Wib. 1

Upload: pantex1234

Post on 01-Jul-2015

2.954 views

Category:

Documents


53 download

TRANSCRIPT

Page 1: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Asia Tenggara pada saat ini merupakan kawasan strategis yang mengalami

pertumbuhan signifikan dalam satu dekade ini.1 Oeh karena alasan inilah banyak

Negara-negara besar terstimulus untuk menjadikan kawasan Asia Tenggara

ataupun organisasi ASEAN sendiri sebagai partner maupun tujuan pasar. Salah

satunya adalah China, China sejauh ini menjadi Negara yang sangat jelas

menunjukkan komitmennya terhadap ASEAN. Hal ini ditunjukkan dengan

aktifnya China di berbagai kerjasama yang sifatnya multilateral bahkan bilateral.

Hubungan diplomatik ASEAN – China telah dimulai secara informal pada

tahun 1991. China dikukuhkan menjadi mitra wicara penuh ASEAN pada ASEAN

Ministerial Meeting ke-29 yang bertempat di Jakarta tahun 1996.2 Pada tanggal

26-28 Februari 1997 ASEAN pertama kalinya melakukan sebuah kerangka

kerjasama dengan China lewat ASEAN-China Joint Cooperation Committee

(ACJCC), yang mana pada waktu itu China diwakili oleh Kementerian Luar

Negeri, Komisi Perencanaan Negara, Komisi Nasional untuk Pengetahuan dan

Teknologi, Kementerian Perdagangan dan Kerjasama Ekonomi, Kementerian

Keuangan, Kementerian Pertanian, Agensi Perlindungan Lingkungan Nasional,

1 Potensi Strategis Hugungan China-ASEAN http://indonesianvoices.com/index.php/component/components/com_comment/components/components/com_fireboard/template/default_ex/images/components/com_comment/index.php?option=com_content&view=article&id=159:potensi-hubungan-china-asean&catid=43:isu-asean&Itemid=62. dikutip pada tangga 27 Juli 2010 pukul 19.14 Wib.

2 Kerjasama ASEAN-China dan Stabiitas Kawasana Asia Timur. http://tabloiddiplomasi.com/index.php/previous-isuue/36-juni-2009/106-kerjasama-asean-china-dan-stabilitas-kawasan-asia-timur.html dikutip pada tanggal 26 Jui 2010 puku 19.16 Wib.

1

Page 2: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

Administrasi Pariwisata Nasional, Dewan Negara untuk Promosi Perdagangan

Internasional, dan 7 (tujuh) negara anggota ASEAN (Brunei Darussalam,

Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam) serta ASEAN

Sekretariat menghadiri pertemuan tersebut.

Dalam pertemuan di atas membahas tentang ASEAN-China Cooperative

Relationship yang disetujui lewat perkembangan yang diciptakan kerjasama China

dengan Negara-negara anggota ASEAN. Untuk isu high level ditempatkanlah

ekonomi dan perdagangan dalam mengembangkan ke isu-isu selanjutnya. Dialog

politik juga berada di high level mengingat isu ekonomi dan perdagangan sama

pentingnya dengan mekanisme kerjasama teknologi yang berjalan secara perlahan.

Dalam pertemuan tersebut membahas tentang mekanisme dialog antara keduanya,

yaitu disepakatinya 5 (lima) mekanisme paralel yang menjadi keseluruhan dialog

kerjasama antara ASEAN dan China, antara lain: ASEAN-China Senior Officials

Political Consultations, ASEAN-China Joint Cooperation Committee (ACJCC),

ASEAN-China Joint Committee on Economic and Trade Cooperation, ASEAN-

China Joint Science and Technology. ASEAN-China Joint Cooperation

Committee (ACJCC) sendiri menjadi kordinator keseluruhan dari mekanisme

ASEAN dan China dan menjadi Manajemen China dalam menangani kerjasama

keuangan dalam kerangka kerja yang telah disepakati. ASEAN dan China saat ini

tengah melakukan finalisasi draft Memorandum of Understanding (MoU)

pendirian ASEAN-China Center, yang nantinya akan berperan untuk mendorong

kerjasama ASEAN-China dalam berbagai bidang.3

3 Ibid

2

Page 3: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

Kerjasama kemitraan ASEAN dan China semakin meningkat ditandai

dengan diadopsinya beberapa dokumen penting, antara lain: the Joint Statement of

the Heads of State/Government of the Member Countries of ASEAN and the

President of the People’s Republic of China (1997), Joint Declarationof the

Heads of State/Government of the Association of Southeast Asian Nations and the

People’s Republic of China on Strategic Partnership for Peace and Prosperity

pada KTT ke-7 ASEAN-China di Bali tahun 2003, kemudian Plan of Action of the

ASEAN-China Joint Declaration on Strategic Partnership for Peace and

Prosperity di Vientiane tahun 2004 serta Joint Statement of ASEAN-China

Commemorative Summit di Nanning tahun 20064.

Plan of Action of the ASEAN-China Joint Declaration on Strategic

Partnership for Peace and Prosperity (PoA) yang ditandatangani di Vientiane

tahun 2004 akan segera berakhir masa berlakunya pada tahun 2010. Untuk itu,

ASEAN dan China saat ini tengah menyusun draft PoA periode 2011-2015 yang

diharapkan draft PoA tersebut baru dapat disahkan pada KTT ke-13 ASEAN-

China di Ha Noi, Vietnam pada bulan Oktober 2010.

Beberapa mekanisme kerjasama ASEAN-China adalah ASEAN-China

Summit, Post Ministerial Conference+1 Session with China, ASEAN-China Senior

Officials’ Consultations dan ASEAN-China Joint Cooperation Committee

(Committee of Permanent Representatives/ CPR). Selain itu, terdapat pula

berbagai konsultasi/pertemuan sektoral di bidang politik dan keamanan, ekonomi

dan sosial budaya.

4 Mitra Wicara Penuh ASEAN. http://www.deplu.go.id/Pages/Asean.aspx?IDP=2&l=id. Dikutip pada tangga 26 Jui 2010 pukul 19.18 Wib.

3

Page 4: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

Pada tahun 2010 ini ASEAN dan China menetapkan tahun 2010 sebagai

“Tahun Kerjasama Persahabatan Antara China dan ASEAN” di Nanning, China,

untuk memperingati 15 Tahun Kerjasama Dialog antara ASEAN dan China.

Dalam peringatan tahun ke-15 antara keduanya, ASEAN dan China percaya

bahwa hubungan kerjasama tersebut merupakan dasar kerjasama solid untuk

kerjasama yang akan datang.

Isu lingkungan saat ini tengah menjadi permasalahan kontemporer dan

menjadi perhatian dunia internasional. Pada dasarnya Negara-negara di dunia

saling terkait, karena adanya saling ketergantungan untuk mencapai kebutuhan

dan tujuan nasionalnya. Hubungan Internasional terjadi karena adanya saling

ketergantungan (interdepedensi) serta semakin kompleksnya kehidupan manusia

dalam masyarakat internasional sehingga tidak memungkinkan adanya suatu

Negara yang menutup diri terhadap dunia luar.5

Isu lingkungan masuk ke dalam daftar isu prioritas sejak

ditandatanganinya Joint Statement KTT ke-11 ASEAN-China Summit pada

tanggal 20 November 2007 yang mana para pemimpin ASEAN dan China

menyetujui bahwa diperlukannya isu lingkungan sebagai prioritas isu ke-11 dalam

kerangka kerjasama yang sudah dijalani.6 Para pemimpin ASEAN

mempersilahkan China untuk melanjutkan dukungannya terhadap proses

kerjasama regional ASEAN termasuk ASEAN Plus Three, East Asia Summit,

ASEAN Regional Forum dan lain sebagainya sebagai komitmen China yang

5 Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochammad Yani, pengantar Ilmu Hubungan Internasional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), Hal : 2-3.

6 Hubungan ASEAN-China. http://oseafas.wordpress.com/2010/02/09/hubungan-asean-%E2%80%93-cina/. Dikutip pada tanggal 26 Juli 2010 pukul 19.24 Wib.

4

Page 5: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

terbuka dalam pembangunan komunitas regional. Pada isu lingkungan, di dalam

KTT tersebut terdapat rencana yang diagendakan bahwa para pemimpin ASEAN

dan China merumuskan program an ASEAN-China Environmental Protection

Cooperation Strategy dan juga menetapkan Pertemuan Menteri ASEAN-China

dalam Proses untuk mendiskusikan terkait dengan isu lingkungan dan Pusat

Perlindungan Lingkungan ASEAN-China.

Terkait isu lingkungan, ASEAN tidak hanya mengadakan kerjasama

dengan China semata. ASEAN masih memiliki Negara Mitra Wicara lain yang

mana tergabung di dalam kerangka ASEAN Plus Three, meliputi Jepang dan

Korea Selatan. Dalam permasalahan ini, Negara-negara ASEAN Plus Three

melakukan kerjasama yang hampir sama dengan kerjasama yang tengah

dilaksanakan oleh China. Pada KTT ke-11 November 2007 lalu, merupakan

momentum yang sangat penting bagi ASEAN dan Negara Plus Three sebab tahun

itulah mereka merayakan 10 tahun kerjasama ASEAN Plus Three berlangsung.

Ketiga Negara tersebut mengkaji kembali signifikansi yang telah

dilakukan selama ini pada dekade yang lalu dan membicarakan rencana akan

datang yang akan dilakukan. ASEAN Plus Three akan melanjutkan untuk tetap

mendukung pencapaian integrasi ASEAN dalam mewujudkan ASEAN

Community dan memainkan peran nya di dalam membangun komunitas regional.

Dalam kegiatan yang saling melengkapi dalam East Asia Summit (EAS), ASEAN

Regional Forum, Asia-Pacific Economic Cooperation dan forum regional lainnya,

negara Plus Three juga berusaha untuk membagikan sudut pandang tentang East

Asia Summit itu sendiri dan East Asia Study Group (EASG) dalam jangka panjang.

5

Page 6: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

Negara Plus Three akan memasukkan isu-isu regional juga isu internasional yang

dapat dikonsentrasikan bersama dan menyetujui untuk dilakukan bersama seperti

isu climate change, terorisme, isu keamanan tradisional maupun non-tradisional,

penyakit menular dan bencana alam.

1.2. TUJUAN DAN MANFAAT

Melalui kegiatan magang ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami,

mempelajari, menambah pengetahuan, serta mengimplementasikan pengetahuan

serta wawasan akademik maupun wawasan umum yang dimilikinya di dalam

dunia kerja. Sebagai mahasiswi jurusan Ilmu Hubungan Internasional, penulis

memilih untuk melakukan magang di Kementerian Luar Negeri Republik

Indonesia karena secara garis besar sangat relevan dengan jurusan Ilmu Hubungan

Internasional dan mendukung ketersediaan data untuk penelitian serta tugas akhir

yang akan penulis kerjakan.

Dengan diadakannya kegiatan magang diharapkan agar para mahasiswa

dapat memahami dan mempelajari bagaimana suatu proses pelaksanaan kegiatan,

serta menambah kemampuan mahasiswa dalam menganalisa sebuah isu atau

permasalahan, menambah kemampuan mahasiswa dalam mengambil keputusan

dan penyusunan keputusan strategis, serta mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan

teori yang di dapat di bangku perkuliahan ke dalam dunia kerja.

Magang ini juga bertujuan untuk menumbuhkan sikap professional,

memperkenalkan dunia kerja nyata kepada mahasiswa agar nantinya siap terjun ke

dunia kerja setelah menyelesaikan studinya. Selain itu, meningkatkan

6

Page 7: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

kemampuan dalam beradaptasi dengan lingkungan kerja sesuai dengan program

studi yang dijalani agar nantinya terbiasa dalam menghadapi tantangan dunia

kerja. Melalui magang ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat dalam

pengetahuan, wawasan serta pengalaman bagi mahasiswa agar menjadi tenaga

kerja yang handal dan professional setelah menyelesaikan masa studi di jenjang

pendidikan Sarjana (S1).

1.3. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN MAGANG

Dalam pelaksanaan magang di Kementerian Luar Negeri Republik

Indonesia, penulis ditempatkan di Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN c.q

Direktorat Kerjasama Fungsional ASEAN.

Pelaksanaan kegiatan magang berjalan dengan lancar sesuai dengan aturan

yang berlaku di Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (KEMLU RI).

Penulis memulai kegiatan magang di Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia

terhitung selama kurang lebih tiga bulan dimana penulis mulai aktif hari Senin,

tangal 24 Mei 2010 dan berakhir pada hari Senin, tanggal 26 Juli 2010. Dalam

jangka waktu tersebut, penulis hadir sebanyak 32 kali pada setiap hari jam kerja.

Penulis hadir pada hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat, sesuai dengan jam

kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS). Dalam satu kali pertemuan penulis hadir

sekitar 5 (lima) jam kerja yaitu terhitung dari pukul 10.00 sampai pukul 16:00

wib.

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN MAGANG

7

Page 8: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

Untuk memberikan pemahaman mengenai isi dari laporan magang secara

menyeluruh, maka laporan magang dibagi dalam 4 (empat) bab yang terdiri dari

bab dan sub bab yang saling berkaitan satu sama lainnya. Bab-bab tersebut antara

lain:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan mengenai latar belakang topik yang dibahas dan

kaitannya dengan lokasi magang. Dalam bab ini juga berisikan sub bab yang

menjelaskan tentang tujuan dan manfaat, beserta tempat dan waktu pelaksanaan

magang.

BAB II : PROFIL KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK

INDONESIA

Bab ini menjelaskan secara lengkap mengenai latar belakang sejarah

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, selain itu juga berisi struktur

organisasi dan uraian mengenai visi dan misi dari Kementerian Luar Negeri RI,

serta tujuan dan fungsi dari Kementerian Luar Negeri RI, dan satuan kerja

Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN Kementerian Luar Negeri Republik

Indonesia, dan juga berisi objek dari pelaksanaan magang.

BAB III : PEMBAHASAN PELAKSANAAN MAGANG

Bab ini membahas dan mendeskripsikan mengenai tugas dan kegiatan apa

saja yang penulis lakukan selama melakukan magang. Selain itu juga membahas

mengenai hambatan dan tantangan dalam proses magang di Kementrian Luar

8

Page 9: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

Negeri Republik Indonesia, serta penyelesaian hambatan yang dihadapi penulis

dalam melaksanakan magang tersebut.

BAB IV : PENUTUP

Bab ini merupakan akhir dari bab yang berisikan kesimpulan dan saran

dari laporan magang ini.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL KERJASAMA ASEAN

9

Page 10: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

DIREKTORAT KERJASAMA FUNGSIONAL ASEAN

2.1 SEJARAH KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA

1945-1950 :

Tugas utama Kementerian Luar Negeri melalui diplomasi :

1. Mengusahakan simpati dan dukungan masyarakat internasional,

menggalang solidaritas teman-teman di segala bidang dan dengan berbagai

macam upaya memperoleh dukungan dan pengakuan atas kemerdekaan

Indonesia.

2. Melakukan perundingan dan membuat persetujuan :

Persetujuan Linggarjati – pengakuan atas RI meliputi Jawa dan Madura;

1948 Perjanjian Renville – pengakuan atas RI meliputi Jawa dan Sumate-

ra;

1949 Perjanjian KMB – Indonesia dalam bentuk negara Federal pada

tahun 1950;

Diplomasi Indonesia berhasil mengembalikan keutuhan wilayah RI den-

gan membatalkan Perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB). Masa 5 (lima)

tahun pertama kemerdekaan Indonesia merupakan masa yang menentukan dalam

perjuangan penegakan kemerdekaan yang merupakan bagian sejarah yang

menentukan Karakter atau Watak politik luar negeri Indonesia. Semangat Diplo-

10

Page 11: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

masi Perjuangan yang memungkinkan Indonesia pada akhirnya meraih dukungan

luas masyarakat internasional di PBB pada tahun 1950.

1966-1998 :

Tugas diplomasi Kementerian Luar Negeri yang menonjol antara lain :

1. Pengakuan Irian Barat;

2. Pengakuan terhadap Indonesia sebagai negara kepulauan dalam perjuan-

gan hukum laut - UNCLOS (United Nation Convention on Law of the

Sea);

3. Meningkatkan Kerjasama ASEAN;

4. Mencari Pengakuan internasional terhadap Timor Timur;

5. Ketua Gerakan Non Blok untuk memperjuangkan kepentingan negara-

negara berkembang;

6. Ketua APEC (Asia Pacific Economic Cooperation) dan G-15 (Group-15);

7. Meningkatkan kerjasama pembangunan.

1998 – Sekarang :

Tugas utama Kementerian Luar Negeri diarahkan untuk :

1. Memagari potensi disintegrasi bangsa;

2. Upaya membantu pemulihan ekonomi;

3. Upaya peningkatan citra Indonesia;

11

Page 12: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

4. Meningkatkan kualitas pelayanan dan perlindungan WNI (Warga Negara

Indonesia).

2.2.1 PROFIL KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar

Negeri ditetapkan bahwa Menteri Luar Negeri menyelenggarakan sebagian tugas

umum pemerintah dan pembangunan dalam bidang Hubungan Luar Negeri dan

Politik Luar Negeri. Hal yang sama juga ditegaskan dalam Pasal 31 Peraturan

Presiden RI Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan

Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, bahwa

Departemen Luar Negeri mempunyai tugas membantu Presiden dalam

menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang politik dan hubungan

luar negeri.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 31, dalam

Pasal 32 Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2005 ditetapkan bahwa

Departemen Luar Negeri menyelenggarakan fungsi-fungsi sebagai berikut:

1. Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan dan kebijakan

teknis di bidang politik dan hubungan luar negeri.

2. Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya.

3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung

jawabnya.

4. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya.

5. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan di bidang

tugas dan fungsinya kepada Presiden.

12

Page 13: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, Departemen Luar Negeri

mempunyai kewenangan:

1. Penetapan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara

makro.

2. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya.

3. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi

tenaga profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidangnya.

4. Pengaturan penerapan perjanjian atau persetujuan internasional yang

disahkan atas nama negara.

5. Penetapan kebijakan sistem informasi nasional di bidangnya.

6. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku, yaitu:

a. Pengaturan dan pelaksanaan hubungan sosial, politik, ekonomi,

budaya dan penerangan luar negeri serta,

b. Pengaturan dan pelaksanaan protokol dan konsuler.

Berdasarkan telaah Rapat Keppri (Kepala Perwakilan RI) tahun 2004

tersebut, paling tidak terdapat 3 (tiga) arah kebijakan luar negeri yang penting

dijalankan Kementerian Luar Negeri saat ini yakni:

a. Meningkatkan kualitas diplomasi Indonesia dalam rangka

memperjuangkan kepentingan nasional.

13

Page 14: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

b. Melanjutkan komitmen Indonesia terhadap pembentukan identitas dan

pemantapan integrasi regional, serta

c. Melanjutkan komitmen Indonesia terhadap upaya-upaya pemantapan

perdamaian dunia.

Karena itu, dalam konteks yang lebih luas, Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2004-2009 meletakkannya ke dalam 3 (tiga)

program utama nasional kebijakan luar negeri yang harus segera dilakukan yaitu:

1. Pemantapan Politik Luar Negeri dan Optimalisasi Diplomasi Indonesia

dalam penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar

negeri. Tujuan pokok dari upaya tersebut adalah meningkatkan kapasitas

dan kinerja politik luar negeri dan diplomasi dalam memberikan kontribusi

bagi proses demokratisasi, stabilitas politik dan persatuan nasional.

Langkah ini sejalan dengan pidato Bung Hatta pada tanggal 15 Desember

1945 yang menyatakan bahwa “Politik luar negeri yang dilakukan oleh

pemerintah mestilah sejalan dengan politik dalam negeri”. Seluruh rakyat

harus berdiri dengan tegaknya dan rapatnya di belakang pemerintah

Republik Indonesia. “Persatuan yang sekuat-kuatnya harus ada, barulah

pemerintah dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya dalam diplomasi

yang dijalankan”. 

2. Peningkatan kerjasama internasional yang bertujuan memanfaatkan secara

optimal berbagai peluang dalam diplomasi dan kerjasama internasional

terutama kerjasama ASEAN di samping negara-negara yang memiliki

14

Page 15: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

kepentingan yang sejalan dengan Indonesia. Langkah mementingkan

kerjasama ASEAN dalam penyelenggaraan hubungan luar negeri dan

pelaksanaan politik luar negeri merupakan aktualisasi dari pendekatan

ASEAN sebagai concentric circle utama politik luar negeri Indonesia. 

3. Penegasan komitmen Perdamaian Dunia yang dilakukan dalam rangka

membangun dan mengembangkan semangat multilateralisme dalam

memecahkan berbagai persoalan keamanan internasional. Langkah

diplomatik dan multilateralisme yang dilandasi dengan penghormatan

terhadap hukum internasional dipandang sebagai cara yang lebih dapat

diterima oleh subjek hukum internasional dalam mengatasi masalah

keamanan internasional. Komitmen terhadap perdamaian internasional

relevan dengan tujuan hidup bernegara dan berbangsa sebagaimana

dituangkan dalam alinea IV Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

2.2.2 VISI DAN MISI KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK

INDONESIA

Visi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia sebagai berikut:

“Melalui diplomasi total, ikut mewujudkan Indonesia yang bersatu, lebih aman,

adil, demokratis dan sejahtera”. Diplomasi total adalah instrumen dan cara yang

digunakan dalam diplomasi dengan melibatkan seluruh komponen stakeholder,

memanfaatkan seluruh lini kekuatan (multi-track diplomacy). Mewujudkan adalah

keinginan untuk merealisasikan atau menuntaskan gagasan/ide dan sesuatu yang

belum ada atau masih tengah berjalan. Indonesia yang bersatu menggambarkan

15

Page 16: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

keinginan kuat untuk tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Lebih aman, adil, demokratis dan sejahtera adalah konsep agenda

utama yang dituangkan Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dalam masa 5

(lima) tahun mendatang.7

Adapun 7 (tujuh)  pernyataan misi yang disebut  “Sapta Dharma Caraka”

sebagai penjabaran dalam rangka mengemban visi tersebut di atas, adalah sebagai

berikut:

1. Memelihara dan meningkatkan dukungan internasional terhadap keutuhan

wilayah dan kedaulatan Indonesia.

2. Membantu pencapaian Indonesia sejahtera melalui kerjasama

pembangunan dan ekonomi, promosi dagang dan investasi, kesempatan

kerja dan alih teknologi.

3. Meningkatkan peran dan kepemimpinan Indonesia dalam proses integrasi

ASEAN, peran aktif di Asia Pasifik, membangun kemitraan strategis baru

Asia-Afrika serta hubungan antar sesama negara berkembang.

4. Memperkuat hubungan dan kerjasama bilateral, regional dan internasional

di segala bidang dan meningkatkan prakarsa dan kontribusi Indonesia

dalam pencapaian keamanan dan perdamaian internasional serta

memperkuat multilateralisme.

5. Meningkatkan citra Indonesia di masyarakat internasional sebagai negara

demokratis, pluralis, menghormati hak asasi manusia, dan memajukan

perdamaian dunia.

7 http://www.deplu.go.id/Pages/Polugri.aspx?IDP=20&l=id. Diakses pada tanggal 26 Juli 2010 pukul 19.32 Wib

16

Page 17: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

6. Meningkatkan pelayanan dan perlindungan Warga Negara Indonesia di

luar negeri serta melancarkan diplomasi kemanusiaan guna mendukung

tanggap darurat dan rekonstruksi Aceh dan Nias dari bencana gempa dan

tsunami.

7. Melanjutkan benah diri untuk peningkatan kapasitas kelembagaan, budaya

kerja dan profesionalisme pelaku diplomasi serta peran utama dalam

koordinasi penyelenggaraan politik dan hubungan luar negeri.8

2.2.3 TUJUAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Dalam rangka mewujudkan pencapaian pengelolaan kebijakan politik luar

negeri secara efisien dan efektif, maka misi Departemen Luar Negeri Republik

dijabarkan dalam beberapa tujuan strategis sebagai berikut 9:

1. Mewujudkan dukungan masyarakat internasional terhadap keutuhan dan

kedaulatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

2. Meningkatkan penyelesaian masalah perbatasan wilayah Indonesia dengan

negara tetangga secara diplomatis.

3. Mengembangkan kerjasama ekonomi, perdagangan, investasi, alih

teknologi dan bantuan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat Indonesia.

4. Meningkatkan fasilitasi bagi perluasan kesempatan kerja di luar negeri.

8 http://www.deplu.go.id/Pages/Polugri.aspx?IDP=18&l=id. Diakses pada tanggal 26 Juli 2010 pukul 20.11 Wib.

9 http://www.deplu.go.id/Pages/Polugri.aspx?IDP=19&l=id. Diakses pada tanggal 26 Juli 2010 pukul 20.19 Wib

17

Page 18: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

5. Mewujudkan kepemimpinan Indonesia dalam proses integrasi ASEAN

Community dan penanganan kejahatan lintas negara di kawasan.

6. Memperkuat hubungan dan kerjasama Indonesia dengan negara-negara

kawasan Asia Pasifik.

7. Mewujudkan kemitraan strategis baru Asia-Afrika.

8. Memantapkan dan memperluas hubungan dan kerjasama bilateral.

9. Memperkuat kerjasama di forum regional dan multilateral.

10. Meningkatkan dukungan dan kepercayaan masyarakat internasional

terhadap Indonesia yang demokratis, aman, damai adil dan sejahtera.

11. Meningkatkan komitmen terhadap perdamaian dunia.

12. Meningkatkan pelayanan dan perlindungan warga negara Indonesia dan

badan hukum Indonesia di luar negeri.

13. Meningkatkan upaya diplomasi kemanusiaan dalam menangani bencana

alam, khususnya rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh dan Sumatera Utara.

14. Mewujudkan organisasi Kementerian Luar Negeri yang profesional,

efektif dan efisien.

15. Meningkatkan koordinasi dan sinergi dalam penyelenggaraan hubungan

luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri.

2.2.4 PROGRAM KEMENTERIAN LUAR NEGERI RI

18

Page 19: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

Berdasarkan visi dan misi dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Deplu

2004-2009 dan sebagai penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2006,

Deplu melaksanakan program operasional sebagai berikut:10

A. PEMANTAPAN KAPASITAS POLITIK LUAR NEGERI DAN

OPTIMALISASI DIPLOMASI INDONESIA

Dalam upaya menjamin pencapaian hasil dari pelaksanaan program pokok

penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri

Republik Indonesia, maka dijabarkan program-program operasional Departemen

Luar Negeri dalam kategori sebagai berikut:

1. Penguatan dukungan terhadap kedaulatan dan keutuhan NKRI.

2. Penyelesaian masalah perbatasan melalui diplomasi.

3. Penggalangan dukungan bagi pencalonan Indonesia di berbagai

organisasi/badan internasional.

4. Peningkatan citra Indonesia.

5. Penguatan diplomasi dan politik luar negeri.

6. Peningkatan pelayanan dan perlindungan WNI/BHI di luar negeri.

7. Penguatan diplomasi kemanusiaan.

8. Pemantapan organisasi Departemen Luar Negeri dan Perwakilan RI di luar

negeri.

9. Pemanfaatan perjanjian-perjanjian internasional dan hukum internasional

bagi kepentingan Indonesia.

10 http://www.deplu.go.id/Pages/Polugri.aspx?IDP=11&l=id diakses tanggal 26 Juli 2010 pukul 20.24 wib.

19

Page 20: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

10. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana.

11. Peningkatan koordinasi antara Departemen Luar Negeri dan instansi pe-

merintah pusat dan daerah dalam penyelenggaraan hubungan luar negeri

dan pelaksanaan politik luar negeri.

12. Penguatan sistem informasi dan diplomasi publik.

13. Peningkatan dukungan publik dalam penyelenggaraan hubungan luar

negeri dan pelaksanaan politik luar negeri.

14. Peningkatan peran serta masyarakat dalam proses perumusan kebijakan

penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri;

15. Peningkatan kualitas diplomasi publik di Indonesia. 

16. Peningkatan kualitas perumusan kebijakan penyelenggaraan hubungan

luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri.

17. Pemantapan keamanan diplomatic.

18. Peningkatan kualitas sumber daya manusia. 

19. Peningkatan pelayanan keprotokolan, fasilitas diplomatik dan

kekonsuleran.

B. PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

Dalam upaya menjamin pencapaian hasil dari pelaksanaan program pokok

penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri

Republik Indonesia, maka dijabarkan program-program operasional Departemen

Luar Negeri dalam kategori ini sebagai berikut:

1. Peningkatan kerjasama perdagangan, ekonomi dan investasi.

20

Page 21: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

2. Peningkatan kerjasama teknik dan alih teknologi.

3. Peningkatan fasilitasi kerjasama ketenagakerjaan.

4. Pengembangan kerjasama ASEAN. 

5. Peningkatan kerjasama penanganan kejahatan lintas batas negara.

6. Peningkatan kerjasama ekstradisi negara-negara ASEAN.

7. Peningkatan hubungan dan kerjasama dengan negara-negara Asia Pasifik.

8. Peningkatan kerjasama strategis Indonesia dengan negara-negara Asia dan

Afrika.

9. Peningkatan kerjasama sosial budaya.

10. Pengamanan kepentingan Indonesia dan peningkatan kerjasama dalam

penanggulangan kejahatan internasional.

C. PENEGASAN TERHADAP KOMITMEN PERDAMAIAN

INTERNASIONAL

Dalam upaya menjamin pencapaian hasil dari pelaksanaan program pokok

penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri

Republik Indonesia, maka dijabarkan program-program operasional Departemen

Luar Negeri dalam kategori ini sebagai berikut:

1. Penguatan multilateralisme dan demokratisasi PBB;

2. Pengembangan kerjasama regional dan multilateral dalam berbagai

bidang;

3. Peningkatan peran dan kontribusi Indonesia dalam memelihara keamanan

dan perdamaian dunia;

21

Page 22: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

4. Pemantapan dan perluasan kerjasama politik;

5. Peningkatan peran dan kontribusi Indonesia dalam perumusan kebijakan

organisasi-organisasi internasional.

Penyelenggaraan hubungan luar negeri, pelaksanaan politik luar negeri

serta peranan diplomasi akan terlihat semakin mengemuka di masa depan. Oleh

karena itu dunia diplomasi Indonesia tidak hanya membutuhkan pengelolaan dan

koordinasi antar berbagai state actors melainkan juga dukungan dari semua pihak

pelaku hubungan internasional. Dalam hubungan ini, Undang-Undang Nomor 37

Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri dan Undang-Undang Nomor 24

Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional, telah menegaskan kedudukan De-

partemen Luar Negeri untuk memainkan peranan utama dalam membantu tugas-

tugas Presiden menyelenggarakan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik

luar negeri.

 Kedudukan itu menjadi penting mengingat tantangan pelaksanaan politik

luar negeri dan diplomasi Indonesia saat ini sangat kompleks dengan segala varian

perubahan dinamis hubungan internasional. Karena itu, Departemen Luar Negeri

menyadari pentingnya memfokuskan kebijakan politik luar negeri pada langkah-

langkah yang mampu mewujudkan kepentingan nasional yang diperjuangkan

bersama. Upaya tersebut hanya dapat dilakukan optimal dan efektif jika didukung

oleh kemantapan dan kualifikasi sumber daya manusia yang dibutuhkan sesuai

dengan strategi kebijakan yang dilaksanakan. Saat ini, Departemen Luar Negeri

akan terus melanjutkan proses benah diri yang juga mencakup pengembangan

22

Page 23: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

kualitas Sumber Daya Manusia sebagai penyelenggara diplomasi utama yang han-

dal dan professional. Pengembangan Sumber Daya Manusia dan pembinaan karir

diplomat merupakan hal yang perlu memperoleh perhatian dan dukungan besar

serta dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Diperlukan langkah-langkah

pengembangan dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia secara terus-

menerus dan komprehensif.

 2.2.5 STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN LUAR NEGERI RI

23

Page 24: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

Sumber: www.deplu.go.id

2.2.6 STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL

KERJASAMA ASEAN

24DIREKTUR JENDERAL KERJASAMA ASEANDIREKTORAT

POLITIK DAN KEAMANAN

ASEAN

DIREKTORAT KERJASAMA

EKONOMI ASEAN

DIREKTORAT MITRA

WICARA DAN ANTAR

KAWASAN

DIREKTORAT KERJASAMA FUNGSIONAL

ASEAN

Page 25: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

2.2.7 STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL

KERJASAMA FUNGSIONAL ASEAN

2.2.7 TUGAS POKOK DAN FUNGSI DIREKTORAT JENDERAL

KERJASAMA ASEAN

25

DIREKTUR KERJASAMA FUNGSIONAL ASEAN

SUBDIT KERJASAMA

SDM & YAYASAN

ASEAN

SUBDIT PENERANGAN KEBUDAYAAN & PENDIDIKAN

SUBDIT PEMBANGUNAN

SOSIAL

SUBDIT IPTEK &

LINGKUNGAN HIDUP

KEPALA SUB BAGIAN TU

SEKRETARIAT DIREKTORAT

JENDERAL KERJASAMA ASEAN

Page 26: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

Adapun tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN adalah

sebagai berikut:

Tugas Pokok:

Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di

bidang kerjasama ASEAN.

Fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan Kementerian Luar Negeri di bidang

kerjasama ASEAN;

b. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang

kerjasama ASEAN;

c. Pelaksanaan dan evaluasi kebijakan di bidang kerjasama ASEAN, baik

kerjasama ekonomi, kerjasama fungsional, politik dan keamanan, hingga

Mitra wicara ASEAN;

d. Pemberian bimbingan dan supervisi teknis serta perjanjian di bidang ker-

jasama ASEAN;

e. Administrasi dan manajemen Direktorat Jenderal.

2.2.8 TUGAS POKOK DAN FUNGSI DIREKTORAT KERJASAMA

FUNGSIONAL ASEAN

26

Page 27: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

TUGAS DAN FUNGSI:

Dasar Hukum:

1. Undang-undang RI No. 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri

(Lembaran Negara RI Tahun 1999 No. 156; Tambahan Lembaran Ne-

gara RI No. 3882).

2. Peraturan Presiden (Perpres) RI No. 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan,

Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Nega-

ra RI, sebagaimana diubah dengan Perpres RI No. 62 Tahun 2005.

3. Peraturan Presiden (Perpres) RI No. 10 Tahun 2005 tentang Unit Orga-

nisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara RI sebagaimana telah

keempat kali diubah terakhir dengan Perpres RI No. 66 Tahun 2006.

4. Keputusan Presiden RI No. 108 Tahun 2003 tentang Organisasi Per-

wakilan RI di Luar Negeri.

5. Kepmenlu No. SK.06/A/OT/VI/2004/01 tahun 2004 tentang Organ-

isasi dan Tata Kerja Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri.

6. Peraturan Menteri Luar Negeri RI Nomor 02/A/OT/VIII/2005/01

Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Luar

Negeri, sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Luar Negeri RI

Nomor 01/A/OT/I/2006/01 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Departemen Luar Negeri.

7. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara RI No.

KP/46/M.Pan/4/2004 Tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Pen-

27

Page 28: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

gawasan Melekat (Waskat) dalam Penyelenggaraan Pemerintahan se-

bagai pengganti SK Menpan No. 30 tahun 1994.

Tugas:

Direktorat Kerja Sama Fungsional ASEAN mempunyai tugas

melaksanakan sebagian tugas Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN

dalam melaksanakan visi dan misi berdasarkan Rencana Strategi (Renstra)

Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN di bidang sumber daya manusia,

yayasan ASEAN, penerangan, kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan,

teknologi, lingkungan hidup dan pembangunan sosial.

Fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang

hubungan dan politik luar negeri RI dalam rangka kerja sama fung-

sional ASEAN mengenai sumberdaya manusia, yayasan ASEAN, pen-

erangan, kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi,

lingkungan hidup dan pembangunan sosial;

b. Pengkoordinasian internal dan eksternal dan pelaksanaan kebijakan

dan standarisasi teknis di bidang hubungan dan politik luar negeri RI

dalam rangka kerja sama fungsional ASEAN mengenai sumber daya

manusia, yayasan ASEAN, penerangan, kebudayaan, pendidikan, ilmu

pengetahuan teknologi, lingkungan hidup dan pembangunan sosial;

28

Page 29: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

c. Pelaksanaan persidangan dan pengkoordinasian serta pengevaluasian

tindak lanjut hasil sidang ASEAN dalam rangka kerja sama fungsional

ASEAN di bidang sumber daya manusia, yayasan ASEAN, peneran-

gan, kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, lingkun-

gan hidup dan pembangunan sosial;

d. Pengarahan dan penyiapan materi/bahan atau perumusan terkait den-

gan kebijakan atau posisi kerja sama fungsional dalam menghadapi

sidang-sidang tingkat Menteri dan Pejabat Tinggi, Senior Official

Meeting on Social Wealthfare Development (SOMSWD), Senior Offi-

cial Meeting on Rural Development and Poverty Eradication (SOM-

RDPE), Senior Official Meeting on Health Development (SOMHD),

Senior Labour Official Meeting (SLOM), Senior Official Ministry of

Youth (SOMY), ASEAN Committee on Culture and Information

(ASEAN COCI), ASEAN Committee on Education (ASCOE), ASEAN

Minister of Education (ASED), Senior Official Meeting on Education

(SOMED), Committee on Science and Technology (COST), ASEAN

Committee on Disaster Management (ACDM), ASEAN Meeting on

Drugs (ASOD), ASEAN Committee for Women and Child (ACW) dan

ASEAN Committee on Civil Service Matters (ACCSM);

e. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang

hubungan dan politik luar negeri RI dalam rangka kerja sama fung-

sional ASEAN mengenai sumber daya manusia, yayasan ASEAN,

penerangan, kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi,

29

Page 30: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

lingkunan hidup dan pembangunan sosial;

f. Pemberian pengawasan, pembimbingan dan pengevaluasian pelak-

sanaan kegiatan, program kerja sama maupun hasil-hasil kesepakatan

sidang ASEAN di bidang sumber daya manusia, yayasan ASEAN,

penerangan, kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi,

lingkungan hidup dan pembangunan sosial;

g. Pemberian bimbingan teknis, informasi, eveluasi, dan pelaporan di

bidang hubungan dan politik luar negeri RI dalam rangka kerja sama

fungsional ASEAN mengenai sumber daya manusia, yayasan ASEAN,

penerangan, kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi,

lingkunan hidup dan pembangunan sosial;

h. Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan/tugas lain yang diberikan oleh

pimpinan;

i. Pelaksanaan administrasi Direktorat.

Struktur Direktorat Kerja sama Fungsional ASEAN:

a. Subdirektorat Kerja sama Sumber Daya Manusia dan Yayasan

ASEAN;

b. Subdirektorat Penerangan, Kebudayaan dan Pendidikan;

c. Subdirektorat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Lingkungan

Hidup;

30

Page 31: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

d. Subdirektorat Pembangunan Sosial;

e. Sub Bagian Tata Usaha.

2.2.9 OBJEK PELAKSANAAN MAGANG

Direktorat Kerjasama Fungsional ASEAN (KFA) memiliki unsur-unsur

bidang kajian strategi yang bersifat komprehensif dalam semua aspek yang terkait

dengan hal politik, keamanan, ekonomi, dan sosial budaya. Direktorat Kerjasama

Fungsional ASEAN (KFA) berperan dalam hal pengaturan agenda menyeluruh

serta inisiasi politik ataupun kebijakan luar negeri Indonesia di kawasan Asia

Tenggara yang menjadi lingkar konsentris pertama Indonesia. Isu lingkungan

yang penulis angkat dalam laporan ini merupakan permasalahan yang fenomenal

dan menjadi perbincangan dunia internasional.

Sejauh ini, kerjasama fungsional sosial dan politik antar negara-negara

ASEAN telah menunjukkan peningkatan dengan adanya dialog secara reguler

baik di pertemuan tingkat tinggi, pejabat senior, maupun tingkat kelompok kerja

terkait implementasi dari tiga pilar yang menjadi acuan kerjasama ASEAN, yakni

pilar Keamanan, Ekonomi dan Sosial Budaya.

BAB III

PEMBAHASAN PELAKSANAAN MAGANG

3.1 DESKRIPSI PELAKSANAAN MAGANG

Dalam pelaksanaan magang di Kementerian Luar Negeri Republik

Indonesia, penulis ditempatkan di Direktorat Kerjasama Fungsional ASEAN

31

Page 32: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

(KFA), Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN, Kementerian Luar Negeri

Republik Indonesia.

Direktorat Kerjasama Fungsional ASEAN secara garis besar menangani

dan mengagendakan kerjasama fungsional ASEAN secara komprehensif, baik

dalam hal kesehatan, pendidikan, kepemudaan, narkotika, IPTEK,

ketenagakerjaan, pengentasan kemiskinan, kebudayaan, human resources

development, lingkungan hidup dan bencana alam.

Di luar itu semua, agenda reguler Direktorat Kerjasama Fungsional

ASEAN adalah mempromosikan ASEAN melalui blueprint 3 pilar ASEAN ke

universitas-universitas yang ada di Indonesia melalui kegiatan seminar, pemilihan

Duta Muda ASEAN, English Speech Competition tingkat Sekolah Menengah

Atas, Public Speaking untuk tingkat Mahasiswa, ASEAN Goes to School di

Sekolah Menengah Atas di seluruh Indonesia, pertukaran siswa Sekolah

menengah Atas ke negara Mitra Wicara, seperti Jepang lewat JENESYS

Programme (Japan - East Asia Network of Exchange for Students and Youths).

Kembali ke dalam keseharian aktifitas penulis selama pelaksanaan

magang, penulis juga melakukan serta membantu staff Direktorat Kerjasama

Fungsional ASEAN yang bersifat teknis, seperti: mempersiapkan materi untuk

seminar Sosialisasi dan Tindak Lanjut Terbentuknya Komisi ASEAN untuk

Pemajuan dan Perlindungan Hak Wanita dan Anak ACWC (ASEAN Commission

on the Promotion and Protection on the Rights of Women and Children) yang

bertempat di Hotel Aryaduta Jakarta pada tanggal 2 Juni 2010. Kemudian

penyelenggaraan JENNESYS Programme yang diadakan oleh Kementerian Luar

32

Page 33: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

Negeri, penulis membantu mendokumenkan segala administrasi peserta yang ikut

dalam kegiatan tersebut. Terkait dengan HUT ASEAN yang jatuh pada tanggal 8

Agustus 2010 mendatang, penulis membantu dalam pelaksanaan Car Free Day

lewat membagikan goody bag ASEAN di Bundaran Hotel Indonesia yang

direncanakan pada tanggal 8 Agustus 2010 bersama Duta Muda ASEAN 2009,

menghubungi kedutaan negara-negara Mitra Wicara ASEAN dan mitra ASEAN

untuk meminta konfirmasi kedatangan Duta Besar dan delegasi institusi

pemerintahan dalam acara Seminar Sehari dan Gala Dinner HUT ASEAN yang

diadakan oleh Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN bertempat di

Intercontinental Hotel pada tanggal 9 Agustus 2010.

Selama Pelaksanaan Magang di Direktorat Kerjasama Fungsional

ASEAN, Kementerian Luar Negeri RI, penulis sangat merasakan kemudahan

dalam hal mendapatkan data dan informasi yang penulis inginkan sebagai bahan

laporan dari beberapa Direktorat-Direktorat yang ada, mulai dari Subdit Sumber

Daya Manusia dan Yayasan ASEAN, Subdit Penerangan Kebudayaan dan

Pendidikan, Subdit IPTEK dan Lingkungan Hidup dan Subdit Pembangunan

Sosial serta Direktorat Mitra Wicara ASEAN.

Selama pelaksanaan magang, penulis tentunya juga prepare untuk

kebutuhan penelitian ataupun tugas akhir yang akan penulis tempuh di semester

berikutnya. Dalam hal ini, penulis lebih berkonsentrasi dalam perkembangan

kerjasama ASEAN-China, khususnya kerjasama lingkungan. Alasannya adalah

minat penulis sendiri yang ingin meneliti lebih jauh tentang China.

33

Page 34: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

3.2 REVIEW KERJASAMA LINGKUNGAN ASEAN - CHINA

Dalam pelaksanaan magang, penulis dibimbing untuk mempelajari dan

mencari tau tentang mekanisme kerjasama lingkungan ASEAN. Dari semua isu

yang berkaitan dengan kerjasama fungsional ASEAN, penulis lebih fokus dalam

mencari tahu tentang peran dan upaya ASEAN pada kerjasama dalam proteksi

lingkungan ASEAN dan China yang mana permulaan kerjasama antara ASEAN-

China sudah dilakukan sejak tahun 1997.

Berdasarkan pada dasar kerjasama ASEAN dan China meliputi area

sumber daya alam, struktur industri dan teknologi, dan juga memfokuskan serta

memperluas area kerjasama yang meliputi kerjasama ekonomi, perdagangan,

pengetahuan alam dan teknologi, pariwisata dan kerjasama fungsional lainnya.

Perluasan kerjasama ASEAN-China dimulai dari 5 (lima) hingga 10 (sepuluh)

prioritas, antara lain: pertanian, informasi teknologi dan komunikasi,

pembangunan sumber daya manusia, investasi dua arah, pembangunan Sungai

Mekong, transportasi, energy, kebudayaan, pariwisata dan kesehatan publik, dan

yang terakhir adalah isu lingkungan menjadi pelengkap prioritas kerjasama antara

ASEAN dan China. Mekanisme kerjasama ASEAN-China memiliki 10+1

prioritas yang salah satunya adalah kerjasama di bidang proteksi lingkungan.

Kerjasama ASEAN-China di bidang lingkungan secara umum berlum

mencapai goal nya, karena kerjasama di bidang lingkungan itu sendiri baru saja

dirintis pada KTT ke-11 China-ASEAN Summit tahun 2007. Berikut adalah

program kerjasama antara ASEAN-China dalam 10 (sepuluh) prioritas meliputi:

1. Permasalahan Lingkungan Global.

34

Page 35: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

2. Kebakaran hutan dan yang berkaitan dengan bumi serta kabut asap.

3. Lingkungan laut.

4. Manajemen tata kelola hutan.

5. Manajemen tata kelola taman natural dan cadangan oksigen.

6. Manajemen tata kelola penyediaan air bersih.

7. Kepedulian publik dan pendidikan lingkungan.

8. Mempromosikan lingkungan.

9. Manajemen dan improvisasi lingkungan urbanisasi.

10. Mengawasi, melaporkan dan koordinasi data yang berkelanjutan.

Dari perspektif regional Asia Tenggara sendiri, ASEAN sebagai organisasi

regional mengidentifikasikan 12 prioritas dalam pengelolaan lingkungan hidup

yang berkelanjutan dikawasan, yaitu:

1. Memperkuat kapasitas nasional dan regional dalam

menindaklanjuti kesepaktaan-kesepakatan di bidang lingkungan,

yang dicapai pada tingkat global seperti perubahan iklim (climate

change) serta penanganan produk kimia dan limbah kimia;

2. Memperkuat kerjasama dalam penanganan polusi dan lingkungan

lintas batas serta polusi limbah berbahaya lintas batas;

3. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan arti

pentingnya lingkungan;

4. Mempromosikan pengembangan dan pemanfaatan teknologi yang

ramah lingkungan;

35

Page 36: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

5. Memperbaiki pengelolaan lingkungan perkotaan sekaligus

memperkuat good governance di kawasan perkotaan;

6. Memperkuat upaya pengawasan, laporan, serta harmonisasi

kebijakan sehingga pembangunan dapat dilaksanakan secara

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan;

7. Meningkatkan pengelolaan kawasan pantai dan bahari yang ramah

lingkungan (coastal and marine environment);

8. Memperkuat konservasi alam dan keanekaragaman hayati;

9. Mempromosikan tersedianya sumber air bersih bagi semua

penduduk;

10. Memperkuat pemanfaatan lahan secara ramah lingkungan;

11. Mempromosikan pengelolaan hutan secara lestari dan melakukan

harmonisasi antara kebijakan ekonomi, sosial dan lingkungan;

12. Memperkuat kerjasama dalam pemanfaatan sumber daya mineral

secara lestari.11

Sejauh ini, isu lingkungan hidup masih berada di dalam kerangka ASEAN

Plus Three, yang artinya kontribusi China disini masih dalam kerjasama Plus

Three bersama dengan Jepang dan Korea Selatan. Kontribusi China terkait dalam

hal lingkungan belum berjalan sebagaimana mestinya karena masih dalam proyek

capacity building serta belum adanya pertemuan tingkat menteri lingkungan

Negara-negara ASEAN.

11 Lihat ASEAN Selayang Pandang, edisi 2008 . Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN Departemen Luar Negeri Republik Indonesia 2008. Hal 93.

36

Page 37: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

3.2.1 PROSPEK KERJASAMA ASEAN-CHINA DI BIDANG

LINGKUNGAN HIDUP

Ada 4 (empat) prospek yang dapat diidentifikasi oleh ASEAN dalam

kerangka kerjasama bidang lingkungan hidup, antara lain:

1. Antara ASEAN dan China memiliki kesamaan permasalahan yang

dihadapi di bidang lingkungan.

2. Antara ASEAN dan China sedang giat melaksanakan pembangunan yang

berdampak pada lingkungan, misalnya industri dapat menyebabkan

degradasi lingkungan.

3. Antara ASEAN dan China sangat rentan terhadap bencana, yaitu banjir,

gempa bumi, dampak perubahan iklim dan angin topan.

4. Antara ASEAN dan China sama-sama berpenduduk besar.

Keempat variabel di ataslah yang mendorong ASEAN dan China

melalukan kerjasama di bidang lingkungan hidup. Peluang ASEAN dalam bidang

lingkungan adalah, pertama, karena ASEAN dan China memiliki tantangan yang

sama. Kedua, dari segi ekonomi, China jauh lebih maju dari ASEAN. Aspek

ekonomi inilah yang membuat China efektif dalam melaksanakan Clean

Development Mechanism (CDM), dari hal inilah ASEAN mencoba belajar melalui

bantuan China baik dalam bentuk dana maupun expertise (keahlian) untuk

menggolkan proyek-proyek dari CDM itu sendiri.

Isu lingkungan sangat sensitif, karena saat ini Negara maju cenderung

menggunakan isu lingkungan dalam upayanya untuk menekan negara-negara

berkembang. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa China melakukan antisipasi

37

Page 38: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

dengan komitmennya terhadap kerjasama lingkungan hidup agar tekanan negara-

negara maju dapat diredam. Pada saat UNFCCC (United Nations Framework

Conventionon Climate Change) dan COP (Conference of Parties), ASEAN dan

beberapa negara berkembang lain memiliki leverage (posisi tawar) lewat

kerjasama pada tingkat multilateral, untuk membangun posisi yang sama sesama

negara berkembang.

Negara-negara ASEAN berada di kelompok 77 plus China. Negara-negara

Barat saat ini menganggap bahwa China sudah tidak lagi bisa dianggap sebagai

Negara berkembang. Kita tahu, bahwa peningkatan industri China yang pesat

membuat China menjadi salah satu negara polutan yang menghasilkan polusi

dalam skala besar. Akan tetapi, China cenderung ingin tetap dekat dengan Negara-

negara berkembang agar posisinya sama dengan Negara berkembang tersebut

sebagai antisipasi serta demi menjaga kepentingan nasionalnya

Setiap Negara berkembang memiliki right development, yang artinya

setiap Negara memiliki hak untuk melakukan pembangunan. Apabila Negara

tersebut sudah maju, sebuah negara harus memperhatikan isu lingkungan.

Permasalahan dari Negara berkembang sendiri adalah tidak adanya dana untuk

mengimplementasikan proyek-proyek terkait isu lingkungan. Maka dari itu

diadakanlah CDM (Clean Development Mechanism) yaitu sebuah penghargaan

yang diberikan untuk industri-industri dalam melaksanakan aktifitas yang

memperhatikan lingkungan akan tetapi tetap ada mekanisme yang mengatur

permasalahan ini, misalnya carbon trading.

38

Page 39: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

Dan jika kita melihat tantangan yang dihadapi adalah, posisi China

memang berada di atas ASEAN. Dari segi industry, hal ini terlihat nyata sekali.

Namun ASEAN selalu kalah karena mekanisme China lebih efektif dan efisien.

ASEAN mencoba untuk lesson and learn, artinya ASEAN mencoba mempelajari

kemajuan dari perekonomian China. Hambatan yang dirasakan selama ini tidak

terlalu berarti. Indonesia sebagai salah satu negara ASEAN memiliki hutan, dan

kontribusi inilah yang membuat Indonesia ikut berpartisipasi dalam memproduksi

oksigen dunia dengan kepemilikan hutan Indonesia yang dinilai terbesar setelah

Brazil. Saran ke depannya adalah, China merupakan negara yang maju tidak

hanya di satu sektor saja, namun China dalam hal lingkungan mulai menciptakan

teknologi yang ramah lingkungan. China sendiri memiliki national plan, yang

mana national plan tersebut digunakan untuk mengatasi climate change, polusi.

Untuk ASEAN, itulah yang dapat kita pelajari dari keberhasilan China.

3.3 HAMBATAN DAN TANTANGAN PELAKSANAAN MAGANG

Hambatan yang penulis hadapi selama pelaksanaan magang adalah di

Kementerian Luar Negeri RI, Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN, Direktorat

Kerjasama Fungsional ASEAN (KFA) adalah kesulitan penulis dalam beradaptasi

dengan para staff dan pegawai KFA di awal pelaksanaan magang. Hal ini

dikarenakan kesibukan para staff terkait dengan banyaknya agenda yang harus

39

Page 40: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

diselesaikan Direktorat KFA. Hal ini menjadi hambatan tersendiri bagi penulis

dalam melakukan interaksi dengan para pegawai di Direktorat KFA. Selain itu,

dokumen dan data-data yang tidak tersusun rapi juga menjadi salah satu hambatan

karena untuk memperoleh data yang dibutuhkan, penulis cukup merasa kesulitan

untuk mencari file-file yang kiranya dibutuhkan sebagai referensi penulisan

laporan.

Hambatan lainnya adalah masalah waktu pelaksanaan magang. Penulis

mengalami keterlambatan di hari Rabu karena terkait dengan masih adanya

kegiatan perkuliahan di hari tersebut hingga pukul 10.30, sehingga waktu di hari

tersebut terbuang akibat jadwal kuliah serta perjalanan yang lumayan jauh dari

kampus UPN ”Veteran” Jakarta yang beralamat di Jl. RS Fatmawati Jakarta

Selatan menuju gedung Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia yang

beralamat di Jl. Taman Pejambon Jakarta Pusat.

3.4 PENYELESAIAN HAMBATAN PELAKSANAAN MAGANG

Hambatan yang penulis alami selama melakukan kegiatan magang di

Direktorat Kerjasama Fungsional ASEAN (KFA), Direktorat Jenderal Kerjasama

ASEAN, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia merupakan sebuah

tantangan serta motivasi tersendiri bagi penulis. Di samping melatih kemampuan

beradaptasi, hambatan-hambatan tersebut dapat menjadi pembelajaran dan

pengalaman baru bagi penulis. Dalam menyelesaikan hambatan tersebut penulis

harus aktif dalam interaksi serta tidak sungkan untuk bertanya dan meminta

bimbingan.

40

Page 41: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

Tersedianya fasilitas yang sangat mencukupi seperti meja kerja dan

komputer yang terhubung langsung dengan sambungan internet memberikan

kenyamanan bagi penulis dalam melakukan kegiatan magang. Kenyamanan serta

kemudahan tersebut membuat kegiatan magang yang dilaksanakan penulis

menjadi ringan, efektif, dan berkualitas. Alasannya adalah penulis sama sekali

tidak merasa dibedakan dengan para staff atau pegawai negeri lainnya di

Direktorat KFA karena memperoleh fasilitas yang sama. Selain itu, keramahan

para staff dan pembimbing juga sangat membantu penulis dalam menyelesaikan

tugas-tugas kegiatan magang serta penyelesaian laporan magang.di Direktorat

Kerjasama Fungsional ASEAN.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Dalam pelaksanaan kegiatan magang, penulis menjalani aktifitas di

Direktorat Kerjasama Fungsional ASEAN, Direktorat Jenderal Kerjasama

41

Page 42: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

ASEAN, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia selama kurang lebih tiga

bulan. Setelah menyelesaikan kegiatan magang, penulis dapat menyimpulkan

bahwa:

a. Selama pelaksanaan magang di Direktorat Kerjasama Fungsional ASEAN,

isu serta agenda yang di bahas bersifat spesifik dan komprehensif mulai

dari kerjasama Sumber Daya Manusia, penerangan, kebudayaan,

pendidikan, IPTEK dan lingkungan hidup, serta pembangunan sosial.

b. Isu politik, ekonomi, dan keamanan merupakan aspek-aspek yang saling

terkait dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya.

Didasari bahwa hubungan antar negara yang dibangun atas dasar saling

percaya dan menghormati dapat meredam potensi konflik. Namun

lebarnya jurang antar negara maju dan negara berkembang terutama di

bidang ekonomi dapat menjadi satu kesenjangan antar negara dalam

menjalin hubungan antar bangsa.

c. Dalam menjalankan fungsinya, Direktorat Kerjasama Fungsional ASEAN

menyusun setiap agenda dalam koridor sosialisasi atas blueprint tiga pilar

ASEAN serta perumusan program kebijakan yang bersifat teknis dan non

teknis, rekomendasi, serta masukan terkait posisi Indonesia dalam setiap

kerjasama fungsional ASEAN.

d. Setiap Subdit di Direktorat Kerjasama Fungsional ASEAN memiliki mitra

wicaranya masing-masing dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya.

e. Sistem birokrasi yang sangat teratur di Kemlu yang berawal dari Sub Dit

yang memberikan laporan kepada Direktorat, kemudian dilaporkan ke

42

Page 43: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

Ditjen dan memberikan masukan kepada Menteri untuk menjadikan

laporan tersebut sebagai pertimbangan kebijakan.

4.2 SARAN

Dalam pelaksanaan magang, penulis mendapat beberapa hambatan.

Namun, hambatan tersebut juga ditutupi dengan kemudahan yang juga didapat

oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut:

Pertama, file-file serta dokumen-dokumen yang ada di Direktorat

Kerjasama Fungsional ASEAN (KFA), Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN,

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia seharusnya lebih tersusun rapi,

sehingga tidak membutuhkan banyak waktu untuk mencari dokumen yang

dibutuhkan.

Kedua, Direktorat KFA dalam menjalankan fungsinya sebaiknya

melakukan sosialisasi yang lebih intens kepada masyarakat umum. Khususnya

dalam mensosialisasikan Blueprint dari tiga pilar ASEAN (2009-2015).

Ketiga, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri

seharusnya mampu menjadi negara dominan di kawasan Asia Tenggara

mengingat orientasi politik luar negeri Indonesia lebih memprioritaskan peran di

ranah kawasan Asia Tenggara sebagai lingkar konsentris pertama Indonesia.

Tidak hanya itu, polugri tersebut tentunya dapat diefektifkan dan dimaksimalkan

karena kantor Sekretariat ASEAN yang bertempat di Jakarta, Indonesia.

Demikianlah saran yang dapat penulis sampaikan, semoga bisa bermanfaat

dalam perkembangan kajian hubungan internasional khususnya di kawasan Asia

43

Page 44: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

Tenggara. Dapat menjadi sedikit masukan bagi peningkatan peran, fungsi, dan

mekanisme kerja di Direktorat Kerjasama Fungsional ASEAN, Direktorat

Jenderal Kerjasama ASEAN, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN. 2008. ASEAN Selayang Pandang.

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.

44

Page 45: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

Perwita, Anak Agung Banyu dan Yayan Mochammad Yani. 2005. Pengantar

Ilmu Hubungan Internasional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Internet

Hubungan Luar Negeri RI.

http://www.tempointeraktif.com/hg/luarnegeri/2006/11/14/brk,2006111487

701,id.html.

Isu-isu Khusus, Kejahatan Lintas Negara.

http://www.deplu.go.id/Pages/IIssueDisplay.aspx?IDP=20&l=id

Kementerian Luar Negeri: Tentang ASEAN

http://www.deplu.go.id/Pages/Asean.aspx?IDP=6&l=id

Kenali ASEAN kita.

http://www.deplu.go.id/Pages/Asean.aspx?IDP=6&l=id

Kerjasama ASEAN-China dan Stabiitas Kawasana Asia Timur.

http://tabloiddiplomasi.com/index.php/previous-issue/36-juni-2009/106-

kerjasama-asean-china-dan-stabilitas-kawasan-asia-timur.html

45

Page 46: DRAFT LAPORAN MAGANG obboy

Misi Kementerian Luar Negeri.

http://www.deplu.go.id/Pages/Polugri.aspx?IDP=18&l=id

Potensi Strategis Hugungan China-ASEAN

http://indonesianvoices.com/index.php/component/components/

com_comment/components/components/com_fireboard/template/

default_ex/images/components/com_comment/index.php?

option=com_content&view=article&id=159:potensi-hubungan-china-

asean&catid=43:isu-asean&Itemid=62

Program Kementerian Luar Negeri. http://www.deplu.go.id/Pages/Polugri.aspx?

IDP=11&l=id

Tujuan Politik Luar Negeri.

http://www.deplu.go.id/Pages/Polugri.aspx?IDP=19&l=id

Visi Kementerian Luar Negeri. http://www.deplu.go.id/Pages/Polugri.aspx?

IDP=20&l=id

46