draft juknis bos pesantren 2019

60
i KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 6931 TAHUN 2018 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH PADA PONDOK PESANTREN TAHUN ANGGARAN 2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM, Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan akuntabilitas dan simplifikasi pelaksanaan Bantuan Operasional Sekolah pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2019, perlu Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2019; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2019; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 5. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); Direktur PD Pontren Sesditjen Pendis

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

i

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

NOMOR 6931 TAHUN 2018 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH PADA PONDOK PESANTREN TAHUN ANGGARAN 2019

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM, Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan akuntabilitas dan

simplifikasi pelaksanaan Bantuan Operasional Sekolah pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2019, perlu Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2019;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2019;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

5. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601);

Direktur PD Pontren Sesditjen Pendis

Page 2: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

ii

6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2017 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2018 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 233, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6138);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4769);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4863);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423);

11. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

12. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

13. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 168);

14. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2017 tentang Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non Tunai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 156);

15. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 851);

16. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1191);

Direktur PD Pontren Sesditjen Pendis

Page 3: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

iii

17. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Islam (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 822);

18. Peraturan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 2014 tentang Satuan Pendidikan Muadalah pada Pondok Pesantren (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 972);

19. Peraturan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 2014 tentang Pejabat Perbendaharaan Negara Pada Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1740) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 63 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 2014 Tentang Pejabat Perbendaharaan Negara Pada Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2098);

20. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1340) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1745);

21. Peraturan Menteri Agama Nomor 67 Tahun 2015 tentang Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1655) sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 62 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 67 Tahun 2015 tentang Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2097);

22. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1495);

23. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 32/PMK.02/2018 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2019.

Direktur PD Pontren Sesditjen Pendis

Page 4: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

iv

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH PADA PONDOK PESANTREN TAHUN ANGGARAN 2019

KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2019 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA : Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2019 sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU merupakan acuan dalam Pelaksanaan Bantuan Operasional Sekolah pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2019.

KETIGA : Pelaksanaan Bantuan Operasional Sekolah pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2019 yang dilaksanakan sebelum Keputusan ini ditetapkan dinyatakan tetap berlaku, dan untuk selanjutnya tunduk kepada ketentuan dalam Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2019 sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU.

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 12 Desember 2018 DIREKTUR JENDERAL, TTD KAMARUDDIN AMIN

Direktur PD Pontren Sesditjen Pendis

Page 5: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

1

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 6931 TAHUN 2018 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH PADA PONDOK PESANTREN TAHUN ANGGARAN 2019

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan dan peningkatan mutu serta relevansi pendidikan untuk menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Pada Pasal 34 ayat 2 menyebutkan pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya, sedangkan dalam ayat 3 menyebutkan bahwa wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat. Konsekuensi dari amanat undang-undang tersebut adalah pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat dasar (SD/MI, SMP/MTs, dan sederajat). Kementerian Agama yang menangani pendidikan Madrasah dan Pesantren memiliki tanggungjawab yang sama dengan lembaga pendidikan lain dalam melaksanakan amanat UU tersebut. Usaha untuk memenuhi amanat undang-undang tersebut dilakukan melalui program wajib belajar 9 tahun. Program yang telah dimulai dari tahun 1994 tersebut berhasil dituntaskan dengan indikator Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs sederajat mencapai 98,2% pada tahun 2010. Konsekuensi dari keberhasilan program Wajib Belajar 9 Tahun tersebut adalah meningkatnya jumlah siswa lulusan MTs/sederajat yang harus ditampung oleh pendidikan menengah. Pusat Data Statistik Pendidikan atau PDSP Kemdikbud tahun 2011 menyatakan bahwa dari 4,2 juta lulusan MTs/sederajat, hanya sekitar 3 juta yang melanjutkan ke Sekolah Menengah (SM) dan sisanya sebesar 1,2 juta tidak melanjutkan. Sementara pada waktu yang bersamaan, sekitar 159.805 siswa SM mengalami putus sekolah yang sebagian besar disebabkan karena alasan ketidakmampuan membayar biaya pendidikan. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, Pemerintah mencanangkan program Wajib Belajar 12 Tahun yang rintisannya dimulai pada tahun 2012 dengan Program Menengah Universal. Salah satu dari tujuan program tersebut adalah memberikan kesempatan

Page 6: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

2

kepada masyarakat terutama yang tidak mampu secara ekonomi untuk mendapatkan layanan pendidikan menengah yang terjangkau dan bermutu. Untuk mencapai tujuan Program Wajib Belajar 12 Tahun tersebut, Pemerintah telah menyiapkan anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang akan disalurkan kepada SMA/SMK/MA/sederajat negeri dan swasta, termasuk juga kepada satuan pendidikan diniyah formal, satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren, serta pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah yang diselenggarakan oleh pondok pesantren di seluruh Indonesia. Tujuan digulirkannya program BOS ini adalah secara bertahap membantu siswa miskin memenuhi kebutuhan biaya pendidikan dalam rangka Wajib Belajar 12 Tahun. Pemberian BOS bagi satuan pendidikan diniyah formal, satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren, serta pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah yang diselenggarakan oleh pondok pesantren, dilaksanakan dalam bentuk program Bantuan Operasional Sekolah pada Pondok Pesantren. Untuk memberikan acuan dalam Pelaksanaan Bantuan Operasional Sekolah pada Pondok Pesantren tahun anggaran 2019, telah disusun Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2019 yang ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2019. Dalam rangka peningkatan akuntabilitas dan simplifikasi pelaksanaan Bantuan Operasional Sekolah pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2019, dipandang perlu untuk menyusun Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2019.

B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud

Penyusunan Petunjuk Teknis ini dimaksudkan untuk Untuk memberikan acuan dalam Pelaksanaan Bantuan Operasional Sekolah pada Pondok Pesantren pada tahun anggaran 2019.

2. Tujuan Penyusunan Petunjuk Teknis ini bertujuan untuk mengatur mekanisme pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2019 agar tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

C. Asas

Asas yang digunakan sebagai acuan penggunaan Wewenang bagi Pejabat Pemerintahan dalam mengeluarkan Keputusan dan/atau Tindakan dalam penyelenggaraan administrasi pemerintahan sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, yaitu asas legalitas, asas perlindungan

Page 7: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

3

terhadap hak asasi manusia, serta asas umum pemerintahan yang baik (AUPB) yang mencakup asas kepastian hukum, asas kemanfaatan, asas ketidakberpihakan, asas kecermatan, asas tidak menyalahgunakan wewenang, asas keterbukaan, asas kepentingan umum, dan asas pelayanan yang baik.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Petunjuk Teknis ini meliputi: Pendahuluan, Pelaksanaan BOS Pondok Pesantren, Laporan Pertanggungjawaban, Ketentuan Perpajakan, Larangan dan Sanksi, Tugas dan Tanggungjawab Organisasi, Pengendalian dan Pengawasan, serta Penutup.

E. Pengertian Umum

1. Bantuan Operasional Sekolah Pada Pondok Pondok Pesantren, yang selanjutnya disebut BOS Pondok Pesantren adalah program pemerintah untuk penyediaan pendanaan biaya operasional non personalia bagi satuan pendidikan diniyah formal, satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren, serta pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah yang diselenggarakan oleh pondok pesantren.

2. Pendidikan keagamaan Islam adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama Islam dan/atau menjadi ahli ilmu agama Islam dan mengamalkan ajaran agama Islam.

3. Pondok Pesantren yang selanjutnya disebut Pesantren adalah Lembaga Pendidikan Keagamaan Islam yang diselenggarakan oleh masyarakat yang menyelenggarakan Satuan Pendidikan Pesantren dan/atau secara terpadu dengan jenis pendidikan lainnya.

4. Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh Warga Negara Indonesia atas tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah.

5. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

6. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

7. Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan pada jalur pendidikan formal yang melandasi jenjang pendidikan menengah, yang diselenggarakan pada satuan pendidikan berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta menjadi satu kesatuan kelanjutan pendidikan pada satuan pendidikan yang berbentuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat.

Page 8: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

4

8. Pendidikan Menengah adalah jenjang pendidikan pada jalur pendidikan formal yang merupakan lanjutan pendidikan dasar, berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat.

9. Pendidikan diniyah formal adalah lembaga pendidikan keagamaan Islam yang diselenggarakan oleh dan berada di dalam pesantren secara terstruktur dan berjenjang pada jalur pendidikan formal.

10. Satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren yang selanjutnya disebut satuan pendidikan muadalah adalah Satuan Pendidikan Keagamaan Islam yang diselenggarakan, oleh dan berada pada Pesantren dengan mengembangkan kurikulum sesuai kekhasan Pesantren dengan basis kitab kuning atau Dirasah Islamiyah dengan pola pendidikan mu’allimin secara berjenjang dan terstruktur yang dapat disetarakan dengan jenjang pendidikan dasar dan menengah pada Kementerian Agama.

11. Pendidikan kesetaraan merupakan program pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan umum setara SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA yang mencakupi program Paket A, Paket B, dan Paket C serta pendidikan kejuruan setara SMK/MAK yang berbentuk Paket C Kejuruan.

12. Pendidikan kesetaraan tingkat ula adalah pendidikan kesetaraan jenjang pendidikan dasar pada Pondok Pesantren Salafiyah yang setara dengan SD/MI.

13. Pendidikan kesetaraan tingkat wustha adalah pendidikan kesetaraan jenjang pendidikan dasar pada Pondok Pesantren Salafiyah setara dengan SMP/MTs.

14. Pendidikan kesetaraan tingkat ulya adalah pendidikan kesetaraan jenjang pendidikan menengah pada Pondok Pesantren Salafiyah yang setara dengan SMA/MA/SMK/MAK.

15. Madrasah adalah satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan umum dan kejuruan dengan kekhasan agama Islam yang mencakup Raudhatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).

16. Pendidikan Menengah Universal yang selanjutnya disebut PMU adalah program pendidikan yang memberikan layanan seluas-luasnya kepada seluruh warga negara Republik Indonesia untuk mengikuti pendidikan menengah yang bermutu.

17. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disingkat DIPA adalah Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang digunakan sebagai acuan Pengguna Anggaran dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN).

Page 9: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

5

18. Pengguna Anggaran Kementerian Agama yang selanjutnya disebut PA adalah Menteri Agama sebagai pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran pada Kementerian Agama.

19. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian dari kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Agama.

20. Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah unit organisasi yang melaksanakan kegiatan Kementerian Agama yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran.

21. Biaya non personalia adalah biaya untuk bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya tidak langsung berupa daya, air, jasa, telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain-lain sebagaimana ketentuan peraturan perundang-undangan.

22. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran belanja negara.

23. Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren adalah Direktorat pada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI yang melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, standardisasi, bimbingan teknis serta evaluasi di bidang pendidikan diniyah dan pondok pesantren.

24. Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren/TOS adalah bidang pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi yang melaksanakan pelayanan, bimbingan, pembinaan dan pengelolaan sistem informasi di bidang pendidikan diniyah dan pondok pesantren.

25. Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren/TOS adalah seksi pada Kantor Kementerian Agama Kab/Kota yang melaksanakan pelayanan, bimbingan teknis, pembinaan serta pengelolaan data dan informasi di bidang pendidikan diniyah dan pondok pesantren.

26. Aparat Pengawas Intern Pemerintah adalah pengawas internal pada institusi lain yang selanjutnya disebut APIP yang melakukan pengawasan melalui audit, review, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.

27. Swakelola adalah Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya direncanakan, dikerjakan dan/atau diawasi sendiri oleh K/L/D/I sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain dan/atau kelompok masyarakat.

28. Kelompok Masyarakat (POKMAS) adalah sekumpulan orang yang dibentuk oleh masyarakat untuk mewujudkan kesamaan maksud dan tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, pendidikan agama dan pendidikan keagamaan, dan kemanusiaan yang tidak membagikan keuntungan kepada anggotanya.

Page 10: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

6

29. Surat Perjanjian yang selanjutnya disebut Kontrak adalah perjanjian tertulis antara PPK dengan Kelompok masyarakat.

30. Kuitansi adalah lembar bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan disahkan oleh PPK.

31. Pakta Integritas adalah surat pernyataan kesanggupan melaksanakan BOS Pondok Pesantren secara akuntabel, efektif, efisien dan bebas dari korupsi.

32. Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah perhitungan perkiraan biaya pekerjaan yang disusun oleh Tim Perencana, dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan serta digunakan oleh Tim Pelaksana untuk melaksanakan BOP Pondok Pesantren.

33. Jadwal Pelaksanaan adalah jadwal yang menunjukkan kebutuhan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan pembangunan, terdiri atas tahap pelaksanaan yang disusun secara logis, realistik dan dapat dilaksanakan

Page 11: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

7

BAB II PELAKSANAAN BOS PONDOK PESANTREN

A. Tujuan BOS Pondok Pesantren

1. Meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu, menuju program wajib belajar 12 tahun pada layanan Pendidikan Keagamaan Islam.

2. Membebaskan segala jenis biaya pendidikan bagi seluruh santri miskin pada satuan pendidikan diniyah formal, satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren, serta pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah yang diselenggarakan oleh pondok pesantren.

3. Meringankan beban biaya operasional sekolah pada satuan pendidikan diniyah formal, satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren, serta pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah yang diselenggarakan oleh pondok pesantren.

4. Memberikan kesempatan yang setara (equal opportunity) bagi santri untuk mendapatkan layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu.

B. Pengelolaan BOS Pondok Pesantren

1. Pengelola BOS Pondok Pesantren berbentuk Tim Pelaksana Kegiatan yang terdiri dari unsur pusat dan unsur daerah.

2. Unsur Pusat terdiri dari Pegawai Negeri Sipil pada Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, serta unsur Non-Pegawai Negeri Sipil sebagai Pelaksana Teknis.

3. Unsur Daerah terdiri dari Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, serta unsur Non-Pegawai Negeri Sipil sebagai Pelaksana Teknis.

4. Tugas unsur pusat Pengelola BOS pada Pondok Pesantren: a. menyusun rancangan program; b. menetapkan alokasi dana dan sasaran BOS tiap provinsi; c. menyusun petunjuk teknis BOS pondok pesantren; d. melakukan sosialisasi petunjuk teknis BOS pondok

pesantren; e. merencanakan dan melaksanakan monitoring dan

evaluasi; f. memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan

masyarakat; g. memonitor perkembangan penyelesaian penanganan

pengaduan yang dilakukan oleh pengelola BOS pondok pesantren dari unsur daerah; dan

h. melaporkan setiap kegiatan yang dilakukan kepada instansi terkait.

Page 12: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

8

5. Tugas unsur daerah Pengelola BOS pada Pondok Pesantren: a. mengangkat Pejabat Pembuat Komitmen yang berwenang

mencairkan dana BOS; b. Kantor Wilayah Kementerian Agama menetapkan alokasi dana

BOS untuk setiap Pondok Pesantren penerima BOS pada tiap Kabupaten/Kota;

c. merencanakan, melakukan sosialisasi, dan pelatihan program BOS di tingkat wilayah;

d. melakukan pendampingan kepada pondok pesantren; e. melakukan pendataan Pondok Pesantren penerima BOS; f. menyalurkan dana BOS ke pesantren sesuai dengan

kebutuhan; g. merencanakan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi; h. memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan

masyarakat; i. bertanggungjawab terhadap kasus penyimpangan penggunaan

dana BOS di tingkat wilayah; dan j. melaporkan realisasi dana BOS kepada Tim Pusat pengelola

BOS pada Pondok Pesantren; 6. Dalam melaksanakan tugasnya, Pengelola BOS Pondok Pesantren

dari unsur pusat berkoordinasi dengan Pengelola BOS Pondok Pesantren dari unsur daerah.

7. Pengelolaan BOS Pondok Pesantren pada masing-masing pondok pesantren dilaksanakan oleh tim yang dibentuk oleh satuan pendidikan diniyah formal, satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren, atau pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah yang bertugas untuk: a. mengirimkan data santri sebagai dasar penetapan dana BOS

Pondok Pesantren pada tiap semester (Formulir BOS-02); b. melakukan verifikasi jumlah dana yang diterima dengan data

santri yang ada, dan apabila jumlah dana yang diterima melebihi dan atau kekurangan dari yang semestinya, maka harus segera memberitahukan kepada Pengelola BOS Pondok Pesantren dari unsur daerah;

c. mengidentifikasi santri miskin yang akan dibebaskan dari segala jenis iuran (Formulir BOS-03);

d. mengelola dana BOS secara transparan dan bertanggungjawab;

e. mengumumkan rencana penggunaan dana BOS Pondok Pesantren menurut komponen dan besar dananya;

f. mengumumkan besar dana BOS yang digunakan Pondok Pesantren;

g. membuat laporan pertanggungjawaban dana BOS pada Pondok Pesantren secara lengkap;

h. bertanggungjawab terhadap penyimpangan penggunaan dana BOS di pondok peantren;

Page 13: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

9

i. memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat; dan

j. menyimpan bukti-bukti pengeluaran asli dengan baik dan terarsip dengan rapih.

C. Alokasi Anggaran

1. Anggaran Dana BOS Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2019 dialokasikan dalam DIPA Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi atau dalam DIPA Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

2. Anggaran Dana BOS Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2019 disalurkan dalam bentuk Bantuan Pemerintah jenis Bantuan Operasional, dan yang bertindak sebagai Pemberi Bantuan adalah Satker yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran BOS Pondok Pesantren.

3. Mekanisme Alokasi Dana BOS Pondok Pesantren a. Unsur pusat Pengelola BOS Pondok Pesantren mengumpulkan

data jumlah santri sebagai dasar penetapan dana BOS pada tiap Kabupaten/Kota dari unsur daerah Pengelola BOS Pondok Pesantren.

b. Data jumlah santri harus dikirimkan dengan format yang ditetapkan oleh Sistem Informasi dan Manajemen Pendidikan (EMIS/Education Management Information System) Pendidikan Islam.

c. Atas dasar data jumlah santri Pondok Pesantren pada tiap Kabupaten/Kota tersebut, Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren menetapkan alokasi dana BOS Pondok Pesantren pada tiap provinsi yang dituangkan dalam DIPA Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi atau Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

d. Setelah menerima alokasi dana BOS dari Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota melakukan verifikasi ulang data jumlah santri tiap Pondok Pesantren sebagai dasar dalam menetapkan alokasi di tiap Pondok Pesantren;

e. Kanwil Kementerian Agama Provinsi atau Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota menetapkan lembaga Pondok Pesantren yang bersedia menerima dana BOS melalui Surat Keputusan (SK) yang ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi atau Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, dilampiri daftar nama Pondok Pesantren dan besar dana bantuan yang diterima sebagaimana Formulir BOS-01.

f. unsur daerah Pengelola BOS Pondok Pesantren mengirimkan SK alokasi dana BOS dan lampirannya tersebut kepada Pondok Pesantren penerima dana BOS Pondok Pesantren

Page 14: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

10

g. Pondok Pesantren yang bersedia menerima dana BOS Pondok Pesantren harus menandatangani Perjanjian Kerjasama sebagaimana pada Formulir BOS-06;

h. Dalam menetapkan alokasi dana BOS tiap Pondok Pesantren penerima dana BOS, perlu dipertimbangkan bahwa dalam satu tahun anggaran terdapat dua periode tahun pelajaran yang berbeda, sehingga perlu acuan sebagai berikut: 1) Alokasi dana BOS Pondok Pesantren untuk periode

Januari-Juni 2019 didasarkan pada jumlah santri semester kedua tahun pelajaran 2018/2019.

2) Alokasi dana BOS untuk periode Juli-Desember 2019 didasarkan pada data jumlah santri semester pertama tahun pelajaran 2019/2020, oleh karena itu setiap pondok pesantren diminta agar mengirimkan data jumlah santri kepada unsur daerah Pengelola BOS Pondok Pesantren, segera setelah masa pendaftaran santri baru tahun 2019/2020 selesai.

4. Anggaran biaya operasional kegiatan yang meliputi biaya pengelolaan, biaya pelaporan, biaya penyaluran dana manfaat, biaya koordinasi, biaya sosialisasi, biaya monitoring evaluasi, dan pengawasan, biaya pengendalian program, serta biaya pengadaan barang dan jasa, dialokasikan berdasarkan kebutuhan dalam DIPA Direktorat Jenderal Pendidikan Islam serta dalam DIPA Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan/atau dalam DIPA Satker Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

5. Pelaksanaan anggaran dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

D. Sasaran dan Kriteria 1. Sasaran

Sasaran penerima dana BOS Pondok Pesantren adalah satuan pendidikan diniyah formal, satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren, serta pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah yang diselenggarakan oleh pondok pesantren.

2. Kriteria Kriteria satuan pendidikan diniyah formal, satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren, serta pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah yang diselenggarakan oleh pondok pesantren penerima BOS Pondok Pesantren adalah: a. Memiliki izin operasional; dan b. Memiliki santri penerima BOS yang tidak terdaftar sebagai

siswa pada sekolah atau madrasah.

E. Besaran Dana BOS Pondok Pesantren 1. Besaran dana BOS Pondok Pesantren ditentukan berdasarkan

jumlah santri pada kategori jenjang pendidikan yang diikuti, yang ditetapkan pada setiap tahun anggaran, dan berlaku secara nasional;

Page 15: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

11

2. Kategori jenjang pendidikan yang diikuti sebagaimana dimaksud pada angka 1 meliputi: a. Kategori Kesatu, apabila memenuhi salah satu dari kriteria

berikut: 1) Pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah

tingkat Ula; 2) Satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren

setingkat madrasah ibtidaiyah (MI); atau 3) Satuan pendidikan diniyah formal tingkat ula.

b. Kategori Kedua, apabila memenuhi salah satu dari kriteria berikut: 1) Pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah

tingkat Wustha; 2) Satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren

setingkat madrasah tsanawiyah (MTs); atau 3) Satuan pendidikan diniyah formal tingkat wustha.

c. Kategori Ketiga, apabila memenuhi salah satu dari kriteria berikut: 1) Pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah

tingkat ulya; 2) Satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren

setingkat madrasah aliyah (MA); atau 3) Satuan pendidikan diniyah formal tingkat ulya.

3. Besaran Dana BOS Pondok Pesantren per-santri per-tahun untuk Tahun Anggaran 2019 ditetapkan sebagai berikut: a. Kategori Kesatu, sebesar Rp. 800,000.- (delapan ratus ribu

rupiah). b. Kategori Kedua, sebesar Rp. 1,000,000- (satu juta rupiah). c. Kategori Ketiga, sebesar Rp. 1,400,000- (satu juta empat ratus

ribu rupiah).

F. Penyaluran dan Pengambilan Dana BOS Pondok Pesantren 1. Penyaluran dana BOS Pondok Pesantren dilakukan melalui

mekanisme Pembayaran Langsung (LS) ke rekening bank satuan pendidikan diniyah formal, satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren, atau pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah yang diselenggarakan oleh pondok pesantren.

2. Untuk memudahkan pengendalian, satuan pendidikan diniyah formal, satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren, atau pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah yang diselenggarakan oleh pondok pesantren dihimbau untuk membuat rekening bank untuk BOS Pondok Pesantren yang terpisah dengan rekening bank yang lain.

Page 16: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

12

3. Penetapan Pejabat Perbendaharaan. a. Dalam hal DIPA dana BOS Pondok Pesantren dialokasikan

pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi, Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atas DIPA dimaksud dapat menetapkan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) khusus pencairan dana BOS lebih dari 1 (satu) orang pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi melalui Surat Keputusan.

b. Dalam hal DIPA dana BOS Pondok Pesantren dialokasikan pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atas DIPA dimaksud dapat menetapkan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) khusus pencairan dana BOS lebih dari 1 (satu) orang sesuai kebutuhan melalui Surat Keputusan.

4. Syarat penyaluran dana BOS Pondok Pesantren. a. Dalam pengajuan pencairan dana BOS pada tiap tahap

pencairan, pondok pesantren harus menyampaikan Rencana Kegiatan dan Anggaran Pondok Pesantren (RKAP).

b. PPK menerbitkan Surat Keputusan tentang Penetapan Pondok Pesantren Penerima Bantuan Operasional Sekolah yang disahkan oleh KPA pada tiap tahap.

c. Atas nama KPA, PPK membuat Perjanjian Kerjasama dengan kepala satuan pendidikan diniyah formal/satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren, atau kepala/penanggung jawab pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah sebagai penerima dana BOS, yang memuat hak dan kewajiban antara kedua belah pihak, dan jika terjadi perubahan isi kerjasama, maka perlu dilakukan adendum antara kedua belah pihak.

d. PPK melakukan pencairan dana BOS kepada Pondok Pesantren berdasarkan permohonan penerima bantuan yang dilampirkan dengan RKAP, Perjanjian Kerjasama yang sudah ditandatangani kedua belah pihak dan kuitansi/bukti penerimaan yang sudah ditandatangani oleh kepala satuan pendidikan diniyah formal/satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren, atau kepala/penanggung jawab pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah;

e. Pencairan pada tiap tahap (tahap I dan II), dilampiri Kuitansi/bukti penerimaan uang yang sudah ditandatangani oleh kepala satuan pendidikan diniyah formal/satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren, atau kepala/pimpinan pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah dan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTB);

f. PPK melakukan pengujian dokumen permohonan pencairan dana BOS yang diajukan Pondok Pesantren sesuai dengan Petunjuk Teknis.

Page 17: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

13

g. Dalam hal pengujian tidak sesuai dengan Petunjuk Teknis, PPK menyampaikan informasi kepada Pondok Pesantren untuk melengkapi dan memperbaiki dokumen permohonan.

5. Penyaluran dana BOS Pondok Pesantren a. Pada Tahun Anggaran 2019, dana BOS akan diberikan selama

12 bulan untuk periode Januari sampai Desember 2019, yaitu semester 2 tahun pelajaran 2018/2019 dan semester 1 tahun pelajaran 2019/2020, dilakukan pada setiap semester.

b. Mekanisme pencairan dana BOS untuk Pondok Pesantren menggunakan mekanisme pembayaran langsung (LS) dalam bentuk uang kepada Pondok Pesantren melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Pencairan dana BOS dengan mekanisme pembayaran langsung dilakukan melalui dua tahap: 1) Tahap I sebesar 50% (lima puluh persen) dari

keseluruhan dana setelah syarat penyaluran telah selesai/lengkap, dibayarkan paling lambat minggu ke-empat bulan April, dengan dilampiri: a) Rencana Kegiatan dan Anggaran Pondok Pesantren

(RKAP); b) Perjanjian Kerjasama yang telah ditandatangani oleh

kepala satuan pendidikan diniyah formal/satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren, atau penanggung jawab pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah, serta PPK; dan

c) Kuitansi/bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh kepala satuan pendidikan diniyah formal/satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren/penanggung jawab pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah.

2) Tahap II sebesar 50% (lima puluh persen) dari keseluruhan dana, apabila dana pada tahap I telah dipergunakan sekurang-kurangnya sebesar 80% dan setelah syarat penyaluran telah selesai/lengkap, dibayarkan paling lambat minggu ke-empat bulan September dengan dilampiri : a) Rencana Kegiatan dan Anggaran Pondok Pesantren

(RKAP); b) Kuitansi/bukti penerimaan uang yang telah

ditandatangani oleh kepala satuan pendidikan diniyah formal/satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren/penanggung jawab pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah; dan

c) Surat Pernyataan Tanggungjawab Belanja (SPTB). c. PPK menerbitkan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) setelah

semua syarat penyaluran dana BOS sudah lengkap dan selesai dilaksanakan.

Page 18: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

14

d. PPSPM menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) yang ditujukan kepada KPPN berdasarkan pengajuan SPP dari PPK.

e. Penyampaian laporan pertanggungjawaban dana BOS dari Pondok Pesantren sesuai dengan surat perjanjian kerjasama setelah pekerjaan selesai atau pada akhir tahun anggaran meliputi : 1) Laporan jumlah dana yang diterima dan yang telah

digunakan. 2) Pernyataan bahwa pekerjaan telah selesai dilaksanakan

dan bukti-bukti pengeluaran telah disimpan. 3) Jika terdapat sisa dana BOS Pondok Pesantren pada

akhir tahun anggaran melampirkan bukti surat setoran sisa dana ke rekening Kas Negara.

G. Komponen Pembiayaan

1. Penggunaan dana BOS Pondok Pesantren harus didasarkan pada kesepakatan dan keputusan bersama antara kepala satuan pendidikan diniyah formal/satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren, atau kepala/pimpinan pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah, Dewan Guru/Asatidz, dan pimpinan pondok pesantren.

2. Dana BOS Pondok Pesantren, dapat digunakan untuk membiayai komponen kegiatan-kegiatan berikut:

No Komponen Pembiayaan

Item Pembiayaan

Penjelasan

1 Pengembangan

Perpustakaan

• Membeli atau

menggandakan buku teks

pelajaran umum sebanyak jumlah siswa

• Mengganti buku teks yang

rusak/ menambah kekurangan untuk

memenuhi rasio satu siswa

satu buku

• Membeli buku referensi

• Membeli buku teks

pelajaran agama

• Membeli kitab kuning

• Pembelian kitab suci

Al-Qur’an

• Langganan publikasi berkala

• Pemeliharaan buku/koleksi

perpustakaan

• Pengembangan database perpustakaan

• Dalam pembelian buku

pegangan guru maupun

buku teks pelajaran diutamakan dalam

menunjang kurikulum

Pondok Pesantren penyelenggara wajib

belajar. Apabila buku

tersebut sudah dibiayai

dari sumber dana yang lain, maka pembelian yang

bersumber dari dana BOS

bersifat melengkapi dari kekurangan yang ada.

• Untuk Pengembangan/

Pengadaan Data Base Perpustakaan tidak bersifat

rutinitas tahunan, kecuali

pemeliharaan (maintenance)

Page 19: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

15

No Komponen Pembiayaan

Item Pembiayaan

Penjelasan

2. Kegiatan dalam rangka

penerimaan

santri baru

• Penggandaan formulir

pendaftaran

• Pembuatan spanduk dalam

hal penerimaan santri baru

• Konsumsi dan honor panitia

• Transport untuk berkoordinasi ke

instansi/lembaga lain

• kegiatan lainnya yang menurut sifatnya terkait

dengan penerimaan santri

baru

Standar pembiayaan mengacu kepada standar

Biaya Masukan (SBM)

Kementerian Keuangan

3. Kegiatan

pembelajaran

dan ekstra kurikuler

• Pengembangan pendidikan

karakter

• Pembelajaran remedial

• Pembelajaran pengayaan

• Pemantapan persiapan ujian

• Pramuka

• Olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, dan palang

merah remaja

• Pendidikan lingkungan hidup

• Organisasi kesantrian

• UKS

• Pembiayaan lomba-lomba

yang tidak dibiayai atau sebagian dibiayai dari dana

pemerintah/pemerintah

daerah dan kegiatan ekstra kurikuler lainnya

Termasuk untuk:

• Honor jam mengajar

tambahan di luar jam pelajaran dan/atau biaya

transportasinya

• Biaya transportasi dan

akomodasi santri/ustadz dalam rangka mengikuti

lomba

• Biaya pendaftaran mengikuti lomba

• Membeli alat olah raga, alat

kesenian dan perlengkapan ekstra kurikuler lainnya

• Konsumsi asatidz dalam

kegiatan pembelajaran di

malam hari

4. Kegiatan

Ulangan dan Ujian

• Ulangan harian

• Ulangan Tengah Semester

• Ulangan Akhir

Semester/ulangan kenaikan

kelas

• Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK)

• Ujian Sekolah Berstandar

Nasional (USBN) untuk Pendidikan Kesetaraan.

• Ujian Akhir Satuan

Pendidikan Muadalah

• Ujian Akhir PDF Berstandar Nasional

(UNPDFBN)/Imtihan Wathani

• Fotocopy/penggandaan soal

dan lembar jawaban

• Biaya koreksi untuk ujian

sekolah/kepesantrenan

• Biaya mengawas ujian

sekolah/kepesantrenan atau ujian nasional selama

tidak dibiayai/dianggarkan

dari sumber dana yang lain (APBN/D)

• Biaya transport pengawas

ujian di luar pondok tempat mengajar yang tidak

dibiayai oleh

pemerintah/pemerintah

daerah

Page 20: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

16

No Komponen Pembiayaan

Item Pembiayaan

Penjelasan

• Pembiayaan Berdasarkan

Standar Biaya Masukan (SBM)

5. Pembelian

bahan-bahan habis pakai

• Buku tulis, kapur tulis,

pensil, spidol, kertas, bahan praktikum, buku induk

siswa, buku inventaris,

buku raport, administarsi guru dan siswa, Alat Tulis

kantor (termasuk tinta

printer, CD dan flasdisk) dan belanja bahan kegiatan

lainnya

• Air minum mineral sesuai galon/kemasan

• Pengadaan suku cadang

alat kantor

• Alat-alat kebersihan Pondok Pesantren

• Belanja barang berprinsip kewajaran dan kepatuhan

6. Langganan

daya dan jasa

• Listrik, air, telepon, internet

(fixed/mobile modem), baik dengan cara berlangganan

maupun prabayar

• Pembiayaan penggunaan listrik, air, telepon, internet

termasuk untuk

pemasangan baru

• Membeli genset atau jenis

lainnya yang lebih cocok di

daerah tertentu misalnya

panel surya, jika di pondok tidak ada jaringan listrik

• Pembayaran iuran

kebersihan

Penggunaan layanan Internet

dapat dilakukan untuk maksimal sebesar Rp.

1.250.000,00 per bulan

7 Perawatan

Pondok

Pesantren

• Pengecatan, perbaikan atap

bocor, perbaikan pintu dan

jendela

• Perbaikan mebeler,

perbaikan sanitasi pondok

(kamar mandi dan WC), perbaikan lantai

ubin/keramik dan

perawatan fasilitas pondok

lainnya

• Pemeliharaan perabot perpustakaan

• Pemeliharaan dan peralatan dan AC perpustakaan

• Kamar mandi dan WC

santri harus dijamin berfungsi dengan baik

• Penggunaan dana BOS untuk perawatan Pondok

Pesantren tidak lebih dari

Rp. 10.000.000,00 untuk setiap item kegiatan

Page 21: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

17

No Komponen Pembiayaan

Item Pembiayaan

Penjelasan

8 Pembayaran honorarium

bulanan

guru/ustadz

honorer dan tenaga

kependidikan

honorer.

• Guru/ustadz honorer Pegawai administrasi

• Pegawai perpustakaan

• Tenaga Laboran

• Penjaga/wali asrama Pondok Pesantren

• Satpam

• Pegawai kebersihan

• Tenaga operator data

Pondok Pesantren selama tidak dibiayai dari sumber

dana lainnya (APBN/D)

-

9. Pengembangan profesi pendidik

dan tenaga

kependidikan

• KKG/MGMP

• FKPP/MKPPP/FKPKPS

• Forum atau Pokja yang

terkait dengan Pondok Pesantren

• Menghadiri

seminar/pelatihan yang terkait langsung dengan

peningkatan mutu pendidik

dan tenaga kependidikan

yang ditugaskan oleh Pondok Pesantren

• Pondok Pesantren dapat

mengadakan pengembangan profesi guru atau

peningkatan tenaga

kependidikan satu kali/tahun selama tidak

dibiayai dari sumber dana

lainnya (APBN/D)

• Biaya pendaftaran, akomodasi dan transport

seminar/pelatihan yang dilakukan oleh

instansi/lembaga lain

apabila tidak dibiayai oleh instansi/lembaga tersebut

sebagai penyelenggara

10. Membantu

santri miskin

yang belum menerima

bantuan

program lain

seperti KIP

• Pemberian tambahan

bantuan biaya transportasi

bagi santri miskin yang menghadapi masalah biaya

transport dari dan ke

Pondok Pesantren

• Membeli alat transportasi sederhana bagi santri

miskin yang akan menjadi

barang inventaris Pondok Pesantren (misalnya sepeda,

perahu penyeberangan, dll)

• Membantu membeli seragam, sepatu dan alat

tulis.

Tidak diperkenankan adanya

pembiayaan ganda dari dana

PIP atau sumber dana lainnya.

Page 22: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

18

No Komponen Pembiayaan

Item Pembiayaan

Penjelasan

11. Pembiayaan pengelolaan

BOS

• Penggandaan, surat-

menyurat, insentif bagi bendahara dalam rangka

penyusunan laporan BOS

dan biaya transportasi dalam rangka mengambil

dana BOS

• Biaya transportasi rapat koordinasi terkait program

BOS

• Penyusunan RKP/RKAP berdasarkan evaluasi

Pondok Pesantren

12. Pembelian dan perawatan

perangkat

komputer

• Desktop/work station

• Membeli laptop

• Membeli proyektor

• Printer

• Scanner

• Printer 1 unit/tahun

• Desktop/workstation

maksimum 3 unit untuk

setingkat Ula dan 5 unit

untuk setingkat Wustha dan Ulya

• Laptop 1 unit dengan harga

maksimum Rp. 8 juta dan dibeli di toko resmi

• Proyektor maksimum 2 unit

denga harga tiap unit maksimum Rp. 6 juta dan

dibeli di toko resmi

• Peralatan tersebut harus

dicatat sebagai inventaris Pondok Pesantren

13. Pembelian

peralatan ibadah

• Pembelian mukena,

sajadah, dan sarung untuk disimpan di mesjid atau

mushola pesantren

14. Biaya lainnya jika seluruh

komponen 1 s.d

13 telah terpenuhi

sesuai

kebutuhan pendanaannya

dari dana BOS

• Alat peraga/media pembelajaran

• Mesin ketik

• Peralatan UKS

• Pembelian meja dan kursi

jika meja dan kursi yang

ada sudah rusak

berat/tidak layak pakai

• Pengadaan perangkat

CBT/jaringan komputer

sesuai kebutuhan terkait UNBK

Penggunaan dana untuk komponen ini harus

dilakukan melalui rapat

dengan dewan Asatidz dan Wali Santri

Page 23: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

19

3. Mekanisme Pembelian Barang/Jasa Pembelian barang/jasa dilakukan oleh pondok pesantren, atau satuan pendidikan diniyah formal/satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren/pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah dilakukan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut: a. Menggunakan prinsip keterbukaan dan ekonomis dalam

menentukan barang dan tempat pembeliannya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, dengan cara membandingkan harga penawaran dari penyedia barang/jasa dengan harga pasar dan melakukan negosiasi;

b. Memperhatikan kualitas barang/jasa, ketersediaan, dan kewajaran harga;

c. Membuat laporan singkat tertulis tentang penetapan penyedia barang/jasa;

d. Diketahui oleh Pimpinan Pondok Pesantren; e. Terkait dengan biaya untuk rehabilitasi ringan/pemeliharaan

bangunan Pondok Pesantren, Pondok Pesantren harus: 1) Membuat rencana kerja; 2) Memilih satu atau lebih pekerja untuk melaksanakan

pekerjaan tersebut dengan standar upah yang berlaku di masyarakat.

4. Prioritas utama penggunaan dana BOS Pondok Pesantren adalah untuk kegiatan operasional satuan pendidikan diniyah formal/satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren, atau pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah.

5. Penggunaan dana BOS Pondok Pesantren untuk belanja pegawai (honor asatidz/tenaga kependidikan honorer dan honor-honor kegiatan) yang lebih besar dari 50% dari total dana BOS yang diterima dalam satu tahun diperkenankan atas dasar persetujuan tertulis dari PPK berdasarkan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Page 24: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

20

BAB III PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN, KETENTUAN PERPAJAKAN,

SERTA LARANGAN DAN SANKSI

A. Pertanggungjawaban dan Pelaporan

1. Tingkat Pondok Pesantren a. Rencana Kegiatan dan Anggaran Pondok Pesantren (RKAP)

1) Rencana Kegiatan dan Anggaran Pondok Pesantren (RKAP) harus memuat rencana penerimaan dan rencana penggunaan uang dari semua sumber dana yang diterima.

2) RKAP ini harus ditandatangani oleh kepala satuan pendidikan diniyah formal/satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren, atau penanggungjawab pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah, serta diketahui oleh Pimpinan Pondok Pesantren.

3) Dokumen asli diserahkan ke PPK dan salinan dokumen disimpan di Pondok Pesantren.

b. Pembukuan Pondok Pesantren diwajibkan membuat pembukuan dari

dana yang diperoleh untuk program BOS, baik dengan tulis tangan atau menggunakan komputer. Buku yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Buku Kas Umum (Formulir BOS K-2) a) Buku Kas Umum disusun untuk masing-masing

rekening bank yang dimiliki oleh Pondok Pesantren. b) Pembukuan dalam Buku Kas Umum meliputi semua

transaksi eksternal, yaitu yang berhubungan dengan pihak ketiga yang meliputi: § Kolom Penerimaan: dari penyalur dana (BOS

atau sumber dana lain), penerimaan dari pemungutan pajak, dan penerimaan jasa giro dari bank.

§ Kolom Pengeluaran: pembelian barang dan jasa, biaya administrasi bank, pajak atas hasil dari jasa giro dan setoran pajak.

c) Buku Kas Umum ini harus diisi pada tiap transaksi, yaitu segera setelah transaksi tersebut terjadi dan tidak menunggu terkumpul satu minggu/bulan.

d) Formulir yang telah diisi ditandatangani oleh Bendahara BOS, serta kepala satuan pendidikan diniyah formal/satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren/penanggungjawab pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah.

Page 25: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

21

2) Buku Pembantu Pajak (Formulir BOS K-3) Buku Pembantu Pajak mempunyai fungsi untuk

mencatat semua transaksi yang harus dipungut pajak serta memonitor atas pungutan dan penyetoran pajak yang dipungut selaku pungut pajak.

3) Terkait dengan pembukuan dari dana yang diperoleh Pondok Pesantren untuk program BOS, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a) Pembukuan terhadap seluruh penerimaan dan

pengeluaran dapat dilakukan dengan tulis tangan atau menggunakan komputer, serta tidak diperkenankan menggunakan alat tulis pinsil.

b) Dalam hal pembukuan dilakukan dengan komputer, bendahara wajib mencetak Buku Kas Umum dan Buku Pembantu Pajak sekurang-kurangnya sekali dalam satu bulan dan menatausahakan hasil cetakan Buku Kas Umum dan Buku Pembantu Pajak bulanan yang telah ditandatangani oleh Bendahara BOS, serta diketahui oleh kepala satuan pendidikan diniyah formal/satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren, atau penanggungjawab pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah.

c) Semua transaksi penerimaan dan pengeluaran dicatat dalam Buku Kas Umum dan Buku Pembantu Pajak yang relevan sesuai dengan urutan tanggal kejadiannya.

d) Setiap akhir bulan, Buku Kas Umum dan Buku Pembantu Pajak ditutup oleh Bendahara BOS, serta diketahui oleh kepala satuan pendidikan diniyah formal/satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren, atau penanggungjawab program pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren;

e) Uang tunai yang ada di Kas Tunai tidak lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

f) Apabila ada kesalahan atas penulisan angka/huruf, maka yang salah agar dicoret dengan dua garis rapih, sehingga tulisan yang semula salah masih dapat dibaca kemudian diparaf.

g) Apabila dalam satu bulan berjalan tidak/belum terjadi transaksi pengeluaran/penerimaan, maka tetap ada pembukuan dalam bulan tersebut dengan uraian NIHIL yang ditandatangani oleh Bendahara BOS, serta diketahui oleh kepala satuan pendidikan diniyah formal/satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren/penanggungjawab pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah.

Page 26: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

22

h) Apabila Bendahara BOS meninggalkan tempat kedudukannya atau berhenti dari jabatannya, Buku Kas Umum dan Buku Pembantu Pajak serta bukti-bukti pengeluaran harus diserahterimakan kepada pejabat yang baru dengan Berita Acara Serah Terima yang diketahui oleh kepala satuan pendidikan diniyah formal/satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren/penanggungjawab pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah.

c. Bukti Pengeluaran 1) Setiap transaksi pengeluaran harus didukung dengan

bukti kuitansi yang sah; 2) Bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus

dibubuhi materai yang cukup sesuai dengan ketentuan bea materai. Untuk transaksi dengan nilai sampai Rp. 250.000,00 tidak dikenai bea meterai, sedang transaksi dengan nilai nominal antara Rp. 250.000,00 sampai dengan Rp1.000.000,00 dikenai bea meterai dengan tarif sebesar Rp. 3.000,00 dan transaksi dengan nilai nominal lebih besar dari Rp. 1.000.000,00 dikenai bea meterai dengan tarif sebesar Rp. 6.000,00;

3) Uraian pembayaran dalam kuitansi harus jelas dan terinci sesuai dengan peruntukkannya;

4) Uraian tentang jenis barang/jasa yang dibayar dapat dipisah dalam bentuk faktur sebagai lampiran kuitansi;

5) Setiap bukti pembayaran harus disetujui Kepala /Pimpinan Satuan Pendidikan Mu’adalah/PDF /Pendidikan Kesetaraan dan lunas dibayar oleh Bendahara BOS;

6) Segala jenis dokumen pelaporan dan bukti pengeluaran aslinya harus disimpan oleh Pondok Pesantren sebagai bahan bukti dan bahan pelaporan.

d. Realisasi Penggunaan Dana BOS 1) Realisasi Penggunaan Dana BOS disusun berdasarkan

Buku Kas Umum dari semua sumber dana yang dikelola oleh Pondok Pesantren penerima BOS pada periode yang sama.

2) Realisasi Penggunaan Dana BOS dibuat per semester yang ditandatangani oleh oleh kepala satuan pendidikan diniyah formal/satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren, atau kepala/pimpinan pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah, serta diketahui oleh Pimpinan Pondok Pesantren.

3) Laporan ini harus dilengkapi dengan surat pernyataan tanggungjawab yang menyatakan bahwa dana BOS yang diterima telah digunakan untuk membiayai kegiatan

Page 27: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

23

operasional sebagaimana yang tercantum dalam petunjuk teknis ini.

e. Pertanggungjawaban Dalam setiap pencairan dan penggunaan dana BOS

tersebut, setiap satuan pendidikan diniyah formal/satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren, atau pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah wajib mempertanggungjawabkan dana BOS, baik dalam bentuk bukti-bukti fisik atas penggunaan dana maupun laporan dalam bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan.

Bukti-bukti fisik penggunaan dana BOS tersebut meliputi:

No Jenis

Belanja Contoh Bukti Fisik

1. Belanja

Barang/

Jasa

− ATK

− Buku

− Perangkat komputer

− Pembayaran listrik, air,

telpon, internet

− Biaya lainnya yang

bersifat pembelian barang

− Kuitansi/bukti

pembayaran/ bukti pembelian

− Nota/bukti penerimaan barang/jasa

− Bukti lainnya (Foto fisik) untuk rehab ringan atau

perawatan

− Faktur pajak dan SSP

2. Belanja

Kegiatan − Kegiatan PPDB

− Kegiatan ekstra kurikuler

− Ulangan dan ujian

− Pelatihan, workshop, bagi guru/tenaga

kependidikan

− Perlombaan siswa

− Kegiatan lainnya yang membutuhkan

kepanitiaan

− Kuitansi/bukti

pembayaran/ bukti pembelian

− Nota/bukti penerimaan barang/jasa dan bukti

lainnya (foto fisik)

− Daftar hadir peserta

− Biodata peserta, nara sumber, dll

− Bukti akomodasi, seperti kuitansi hotel,

penginapan

− Bukti foto fisik kegiatan

− Faktur pajak dan SSP

3. Belanja Pegawai

− Honor bulanan guru dan tenaga kependidikan

− Honor panitia/petugas kegiatan

− Insentif bagi bendahara BOS

− SK honor guru/ustadz dan tenaga kependidikan

honorer beserta lampiran nama dan besaran

nominatifnya

− SK honor panitia/petugas beserta lampiran nama

dan besaran nominatifnya

− Daftar tanda terima pembayaran honor

panitia/ petugas

− Faktur pajak dan SSP

Page 28: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

24

No Jenis

Belanja Contoh Bukti Fisik

− SK penetapan bendahara BOS

− Daftar hadir guru

− Tanda terima honor

4. Belanja Bansos

− Pembelian seragam, sepatu, alat tulis untuk

siswa miskin

− Pemberian bantuan

transport untuk siswa miskin

− Kuitansi

− Bukti pembayaran

− Bukti pembelian

− SK Pimpinan Pondok tentang penetapan

Siswa Miskin

5. Belanja Perjalanan

Dinas

− Transportasi pengambilan dana BOS

− Transportasi kegiatan ekstrakurikuler

− Transportasi kegiatan pelatihan, workshop,dll

− Transportasi kegiatan ulangan dan ujian

− Biaya transport yang dibuktikan dengan tiket,

karcis, bukti pembayaran transport

− Bukti akomodasi yang dibuktikan dengan

kuitansi hotel atau

penginapan

− Surat tugas dari

pimpinan pondok

f. Pelaporan

1) Setiap kegiatan wajib dibuatkan laporan hasil pelaksanaan kegiatannya;

2) Laporan penggunaan dana BOS meliputi laporan realisasi penggunaan dana dan surat pernyataan tanggung jawab yang menyatakan bahwa dana BOS telah diterima dan digunakan sesuai dengan peruntukan dana BOS.

3) Buku Kas Umum dan Buku Pembantu Pajak beserta dokumen pendukung bukti pengeluaran dana BOS (kuitansi/faktur/nota/bon dari vendor/toko/supplier) wajib diarsipkan sebagai bahan bukti untuk audit.

4) Seluruh arsip data keuangan, baik yang berupa laporan-laporan keuangan maupun dokumen pendukungnya, disimpan dan ditata dengan rapi dalam urutan nomor dan tanggal kejadiannya, serta disimpan di suatu tempat yang aman dan mudah untuk ditemukan setiap saat.

2. Tingkat Daerah a. Pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. b. Pelaporan unsur daerah Pengelola BOS Pondok

Pesantren: 1) Rekapitulasi penyaluran dana BOS pada tiap Pondok

Pesantren dengan menggunakan formulir BOS K-5. 2) Rekapitulasi jumlah lembaga, jumlah santri, dan jumlah

dana BOS yang telah dicairkan.

Page 29: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

25

3) Rekapitulasi realisasi dana BOS tiap Kabupaten/Kota (Formulir BOS-K6).

4) Rekapitulasi realisasi dana BOS Pondok Pesantren pada setiap tahapan.

5) Pertanggungjawaban penggunaan dana BOS Pondok Pesantren untuk setiap satuan pendidikan diniyah formal/satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren, atau pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah di wilayah masing-masing.

6) Rekapitulasi laporan pertanggungjawaban penggunaan dana BOS Pondok Pesantren di wilayah masing-masing.

7) Penanganan pengaduan masyarakat yang berisi informasi tentang jenis kasus, skala kasus, kemajuan penanganan, dan status penyelesaian.

8) Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pelaksanaan program BOS Pondok Pesantren, misalnya kegiatan sosialisasi, pelatihan, hasil kegiatan monitoring dan evaluasi, dan kegiatan lainnya yang menggunakan anggaran safeguarding.

3. Tingkat Pusat a. Pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. b. Pelaporan unsur pusat Pengelola BOS Pondok Pesantren:

1) Rekapitulasi jumlah lembaga, jumlah santri, dan jumlah dana BOS yang telah dicairkan.

2) Hasil monitoring dan evaluasi. 3) Penanganan pengaduan masyarakat yang berisi informasi

tentang jenis kasus, skala kasus, kemajuan penanganan, dan status penyelesaian.

4) Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pelaksanaan program BOS Pondok Pesantren, misalnya kegiatan sosialisasi, pelatihan, rapat koordinasi, hasil monitoring dan evaluasi, dan kegiatan lainnya yang menggunakan anggaran safeguarding.

B. Ketentuan Perpajakan Penerima BOS Pondok Pesantren wajib membayarkan pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

C. Larangan dan Sanksi

1. Larangan Dana BOS Pondok Pesantren dilarang untuk:

a. Disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud dibungakan.

b. Dipinjamkan kepada pihak lain. c. Membeli Lembar Kerja Siswa (LKS) dan bahan/peralatan yang

tidak mendukung proses pembelajaran;

Page 30: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

26

d. Membeli software/perangkat lunak untuk pelaporan keuangan BOS.

e. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas setiap satuan pendidikan diniyah formal/satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren, atau pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah dan memerlukan biaya besar, misalnya studi banding, studi tour (karya wisata) dan sejenisnya.

f. Membayar bonus dan transportasi rutin untuk ustadz. g. Membeli pakaian/seragam/sepatu bagi ustadz/santri untuk

kepentingan pribadi (bukan inventaris pesantren), kecuali untuk santri miskin penerima PIP;

h. Digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat. i. Membangun gedung/ruangan baru. j. Membeli bahan/peralatan yang tidak mendukung proses

pembelajaran. k. Investasi saham/reksadana. l. Membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana

pemerintah pusat atau pemerintah daerah secara penuh. m. Membiayai kegiatan penunjang yang tidak ada kaitannya

dengan operasional setiap satuan pendidikan diniyah formal/satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren, atau pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah, misalnya iuran dalam rangka perayaan hari besar nasional dan upacara keagamaan/acara keagamaan.

n. Membiayai kegiatan dalam rangka mengikuti pelatihan/sosialisasi/pendampingan terkait program BOS/perpajakan program BOS yang diselenggarakan lembaga di luar Kementerian Agama.

2. Sanksi

Segala bentuk pelanggaran atas pengelolaan BOS Pondok Pesantren yang tidak sesuai dengan ketentuan akan diberikan sanksi menurut peraturan perundang-undangan.

Page 31: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

27

BAB IV PENGENDALIAN, PENGAWASAN, DAN LAYANAN PENGADUAN MASYARAKAT

A. Pengendalian

KPA menyelenggarakan pengendalian intern terhadap pelaksanaan pengelolaan dana BOS Pondok Pesantren.

B. Pengawasan

1. Kegiatan pengawasan yang dimaksud adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi atau menghindari masalah yang berhubungan dengan penyalahgunaan wewenang, kebocoran dan pemborosan keuangan negara, pungutan liar dan bentuk penyelewengan lainnya.

2. Pengawasan program BOS meliputi pengawasan melekat (Waskat), pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat.

3. Pengawasan Melekat a. Pengawasan melekat adalah pengawasan yang dilakukan oleh

pimpinan masing-masing instansi kepada bawahannya, baik di tingkat pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota maupun tingkat Pondok Pesantren.

b. Prioritas utama dalam program BOS adalah pengawasan yang dilakukan oleh Kantor Wilyah Kementerian Agama Provinsi kepada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota serta dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota kepada Pondok Pesantren penerima BOS.

4. Pengawasan Fungsional Internal a. Instansi pengawas fungsional yang melakukan pengawasan

program BOS secara internal adalah Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI.

b. Instansi tersebut bertanggungjawab untuk melakukan audit sesuai dengan kebutuhan lembaga atau atas permintaan instansi yang akan diaudit.

5. Pengawasan Eksternal a. Instansi pengawas eksternal yang melakukan pengawasan

program BOS adalah Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

b. Instansi ini bertanggungjawab untuk melakukan audit sesuai dengan kebutuhan lembaga tersebut atau permintaan instansi yang akan diaudit.

6. Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sesuai dengan

kewenangannya dapat melakukan pemeriksaan terhadap program BOS Pondok Pesantren.

Page 32: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

28

7. Pengawasan Masyarakat a. Dalam rangka transparansi pelaksanaan program BOS,

program ini juga dapat diawasi oleh unsur masyarakat dan unit-unit pengaduan masyarakat yang terdapat di tingkat Pondok Pesantren, Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Pusat.

b. Lembaga tersebut melakukan pengawasan dalam rangka memotret pelaksanaan program BOS di Pondok Pesantren penerima BOS, namun tidak melakukan audit.

c. Apabila terdapat indikasi penyimpangan dalam pengelolaan BOS, dapat segera dilaporkan kepada instansi pengawas fungsional atau lembaga berwenang lainnya.

Page 33: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

29

BAB V PENUTUP

Petunjuk Teknis BOS pada Pondok Pesantren Tahun 2019 disusun dan ditetapkan dalam rangka simplikasi pelaporan dana BOS yang akuntabel dan sebagai acuan bagi pihak terkait pada setiap Satker dan satuan pendidikan diniyah formal/satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren, atau pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah dalam mengelola dana BOS Pondok Pesantren. Ketentuan lebih lanjut mengenai hal-hal yang perlu dijabarkan lebih dalam secara khusus disusun berdasarkan ketentuan dalam petunjuk teknis ini.

DIREKTUR JENDERAL, TTD KAMARUDDIN AMIN

Page 34: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

30

KEPUTUSAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI………. / KANTOR KEMENAG KABUPATEN/KOTA ………..

NOMOR : TENTANG

PENETAPAN PONDOK PESANTREN PENERIMA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH

TAHUN 2019

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pembangunan nasional melalui

peningkatan mutu pendidikan di Pondok Pesantren dan upaya penuntasan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun dan pendidikan menengah universal;

b. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan proses belajar mengajar di Pondok Pesantren diperlukan dana operasional pendidikan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen tentang Penetapan Pondok Pesantren Penerima Bantuan Operasional Sekolah Tahun2017;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

Formulir BOS–01

Ditandatangani oleh

Pejabat Pembuat Komitmen

KOP SURAT SATKER

Page 35: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

31

5. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601);

6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2017 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2018 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 233, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6138);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4769);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4863);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423);

11. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

12. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 168);

13. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2017 tentang Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non Tunai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 156);

14. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 851);

15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1191);

Page 36: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

32

16. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Islam (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 822);

17. Peraturan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 2014 tentang Satuan Pendidikan Muadalah pada Pondok Pesantren (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 972);

18. Peraturan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 2014 tentang Pejabat Perbendaharaan Negara Pada Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1740) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 63 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 2014 Tentang Pejabat Perbendaharaan Negara Pada Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2098);

19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1340) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1745);

20. Peraturan Menteri Agama Nomor 67 Tahun 2015 tentang Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1655) sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 62 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 67 Tahun 2015 tentang Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2097);

21. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1495);

22. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 32/PMK.02/2018 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2019.

Page 37: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

33

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PENETAPAN PONDOK PESANTREN PENERIMA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH TAHUN 2019.

KESATU : Menetapkan Pondok Pesantren Penerima Bantuan

Operasional Sekolah Tahun 2019, dengan susunan terlampir;

KEDUA : Pondok Pesantren sebagai penerima dana BOS Tahun

2019 mempunyai kewajiban : a. Penggunaan dana BOS sesuai ketentuan pada Petunjuk

Teknis BOS; b. Memperkuat akuntabilitas pelaporan dana BOS; c. Menyerahkan laporan pertanggungjawaban atas

penggunaan dana BOS kepada PPK; KETIGA : Semua biaya sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan ini

dibebankan ke dalam DIPA ................. Tahun 2019; KEEMPAT : Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di ......................... Pada tanggal .................. 2019 PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN KANWIL KEMENAG PROVINSI....

/KANTOR KEMENAG KAB/KOTA ...............

................................................... NIP. ............................................

DISAHKAN OLEH KUASA PENGGUNA ANGGARAN

.....................................................

Page 38: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

34

LAMPIRAN

KEPUTUSAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN NOMOR : ............................................

TENTANG

PENETAPAN PONDOK PESANTREN PENERIMA

BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH TAHUN 2019

NO

NAMA PONDOK

PESANTREN ALAMAT

NILAI BANTUAN

NOMOR REKENING

NAMA BANK

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. . . . . .

Dst

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

................................................

DISAHKAN OLEH KUASA PENGGUNA ANGGARAN

.....................................................

Page 39: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

35

SURAT PERNYATAAN

JUMLAH SANTRI PPS ULA/SEDERAJAT Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Jabatan : Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa: Nama Pondok Pesantren : NSPP : Alamat Pondok Pesantren : Semester/T. Pelajaran : Kabupaten/Kota : Provinsi : Memiliki jumlah santri Ula sebagai berikut:

Jumlah Santri

Jenjang Kelas Jenis Kelamin

bab 1 2 3 4 5 6

Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr <7 Th 7-12 Th 13 - 15 Th

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya agar dapat digunakan sebagaimana mestinya

Kepala/Pimpinan Satuan Pendidikan Mu’adalah/PDF/Pendidikan Kesetaraan

Materai

6000

Formulir BOS 02A

Dibuat oleh Pondok Pesantren Dikirim ke Pejabat Pembuat

Komitmen

Page 40: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

36

SURAT PERNYATAAN JUMLAH SANTRI PPS WUSTHA/SEDERAJAT

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Jabatan : Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa: Nama Pondok Pesantren : NSPP : Alamat Pondok Pesantren : Semester/T. Pelajaran : Kabupaten/Kota : Provinsi : Memiliki jumlah santri Wustha sebabagi berikut:

Jumlah Santri

Jenjang Kelas Jumlah Jenis Kelamin

Usia 7 8 9

Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr <I3 Th 13-15 Th 16 - 20 Th

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya agar dapat digunakan sebagaimana mestinya

Kepala/Pimpinan Satuan Pendidikan Mu’adalah/PDF/Pendidikan Kesetaraan

Materai 6000

Formulir BOS 02B

Dibuat oleh Pondok Pesantren Dikirim ke Pejabat Pembuat

Komitmen

Page 41: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

37

SURAT PERNYATAAN JUMLAH SANTRI PPS ULYA/SEDERAJAT

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Jabatan : Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa: Nama Pondok Pesantren : NSPP : Alamat Pondok Pesantren : Semester/T. Pelajaran : Kabupaten/Kota : Provinsi : Memiliki jumlah santri Ulya sebabagi berikut:

Jumlah Siswa

Jenjang Kelas Jumlah Jenis Kelamin

Usia (tahun) 10 11 12

LK Pr LK Pr LK Pr Lk Pr <I6 Th 16-18 Th 19 - 25 Th

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya agar dapat digunakan sebagaimana mestinya

Kepala/Pimpinan Satuan Pendidikan Mu’adalah/PDF/Pendidikan Kesetaraan

Materai 6000

Formulir BOS 02C

Dibuat oleh Pondok Pesantren Dikirim ke Pejabat Pembuat

Komitmen

Page 42: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

38

FO

RM

UL

IR B

OS

03

Dib

uat o

leh

Pon

dok

Pes

antr

en

Dik

irim

ke

Tim

Man

ajem

en B

OS

Kab

/Kot

a

Ala

mat

Ora

ng T

ua

……………………

..,ta

ngga

l………………………

.

…………………………………………………………

NIP

Pek

erja

an O

rang

Tua

………………………

..(L)

Nam

a O

rang

Tua

………

...(P

)

Kel

asN

ama

San

tri

No

NIP

.

Kep

ala/

Pim

pina

n S

atua

n P

endi

dika

n M

u'ad

alah

/PD

F/P

endi

dika

n K

eset

araa

n

Kec

amat

an

Pro

vins

i

Kab

upat

en/K

ota

DA

FTA

R S

AN

TR

I YA

NG

DIB

EB

AS

KA

N D

AR

I SE

GA

LA

JE

NIS

PU

NG

UTA

N

Nam

a P

ondo

k P

esan

tren

Pim

pina

n P

ondo

k P

esan

tren

………………………………………………

..

Rat

a-ra

ta Iu

ran

San

ri Ti

ap B

ulan

Rat

a-ra

ta N

ilai U

N/U

AS

Jum

lah

San

tri To

tal

Ala

mat

Pon

dok

Pes

antr

en

: : : : : : : : :

Page 43: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

39

SURAT PERNYATAAN PENGIRIMAN NOMOR REKENING PONDOK PESANTREN

Pada hari ini, tanggal ..........……………................ kami kirimkan salinan halaman pertama Buku Tabungan Bank ................................. alamat Bank ....................................................... atas nama Pondok Pesantren : Nama Ponpes : .................................................................................................................................................. NSP : .................................................................................................................................................. Alamat Ponpes : Jalan ........................................................................................................................................

Kel/Desa .................................................................................................................................. Kecamatan ............................................................................................................................... Kab/Kota ..................................................................................................................................

No Rekening : ..................................................................................................................................................

Atas Nama : 1. Jabatan .................................................................................................................................. 2. Jabatan ...................................................................................................................................

Nomor telepon yang bisa dihubungi jika fax yang kami kirimkan kurang jelas : 1. No. .............................................................. Telp. ........................................................................................................... 2. No. ............................................................. Telp. ........................................................................................................... 3. No. ............................................................. Telp. ...........................................................................................................

Yang Mengirimkan

( ........................................ )

Formulir BOS – 04

Dibuat oleh Pondok Pesantren Dikirim ke Pejabat Pembuat

Komitmen

Page 44: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

40

1 2 1 2 1 2

Nam

a Re

keni

ng

(Nam

a Le

mba

ga ti

dak

Bole

h Re

keni

ng P

ribad

i)

NIP.

FORM

ULIR

BO

S-05

NSP

Nam

a Po

ndok

Pes

antre

nBa

nk C

aban

g

………

..tan

ggal

,…………………

..

Kant

or K

emen

teria

n Ag

ama

Kab/

Kota……………

Kabu

pate

n/Ko

ta

:

Prov

insi

:

Nom

orRe

keni

ng

REKA

PITU

LASI

NAM

A DA

N NO

MO

R RE

KENI

NG P

ONP

ES P

ENER

IMA

DANA

BO

S TI

NGKA

T KA

B/KO

TA

Kepa

la S

eksi

PK.

Pont

ren

Men

geta

hui,

Pena

ndat

anga

n (2

ora

ng)

Kant

or K

emen

teria

n Ag

ama

Kab/

Kota……………

..

…………………………………………………………………………

Kepa

la S

ubba

gian

Tat

a Us

aha

Dibu

at o

leh

Tim

Man

ajem

en B

OS

Kab/

Kota

Diki

rim k

e Ti

m M

anaj

emen

BO

S Pr

ovin

si

No

NIP

………………………………………………………………

..

Page 45: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

41

PERJANJIAN KERJASAMA

ANTARA

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA/ KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN/KOTA

DENGAN

PONDOK PESANTREN SALAFIYAH PENYELENGGARA PROGRAM WAJIB BELAJAR/ SATUAN PENDIDIKAN MUADALAH/PENDIDIKAN DINIYAH FORMAL

TENTANG

PEMBERIAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH

NOMOR : ................................................ NOMOR : ................................................

Pada hari ini ………. tanggal ……… bulan……… tahun dua ribu sembilan belas, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : ……………………. NIP : ……………………. Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen, berdasarkan Keputusan Kuasa

Pengguna Anggaran No. ….. tanggal ……….. Alamat : …………………….

Bertindak untuk dan atas nama Kantor wilayah Kementerian Agama Provinsi ………. / Kantor Kementerian Agama Kabupaten ………. / Kota ……….., selanjutnya disebut PIHAK KESATU;

2. Nama : ……………………. Jabatan : Penanggung Program Wajar Dikdas Ula/Wustha/Pimpinan

Satuan Pendidikan Muadalah/ Pimpinan Satuan Pendidikan Muadalah Pondok Pesantren …………..berdasarkan Surat Ketua Yayasan / Organisasi Penyelenggara Pendidikan yang Berdasarkan Hukum No : ,,,,,,,, Tanggal ……….

Alamat : ……………………. Bertindak untuk dan atas nama Pondok Pesantren ……………………..,

selanjutnya disebut PIHAK KEDUA; PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut PARA PIHAK, menerangkan terlebih dahulu bahwa berdasarkan : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tamabahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

KOP SURAT SATKER

Formulir BOS–06

Ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan

Pihak Pondok Pesantren

Page 46: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

42

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Pertimbangan Keuangan Antar pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, tambahan Lembaran Negara RepubliK Indonesia Nomor 4438);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tantang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lemabran Negara Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

10. Peraturan pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 90, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4863);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tamabahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157); Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No. 5 Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia No. 4355);

13. Peraturan Pemerintah Noa. 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

14. Peraturan Menteri Keuangan No. 173/PMK. 05/2016 tentang Perubahan Peraturan Menteri Keuangan No. 168 /PMK. 05/2016 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga;

15. Akte Pendirian Pondok Pesantren ……… beserta perubahannya : 16. Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen Nomor ……… tanggal ………. Tentang

Penetapan Penerima Dana Bantuan Operasional Sekolah; 17. DIPA Satker …… Tahun Anggaran 2019 Nomor : SP DIPA : ……. tanggal …….. PARA PIHAK menyepakati hal-hal sebagai berikut :

1. PIHAK KESATU memberikan Dana Bantuan Operasional Sekolah kepada PIHAK KEDUA untuk melaksanakan Program penuntasan wajib belajar sebagaimana diatur dalam Petunjuk Teknis Palaksanaan Bantuan Operasional Sekolah Untuk Pondok Pesantren;

2. PIHAK KEDUA menerima tugas yang diberikan PIHAK KESATU sebagaimana dimaksud butir 1 di atas;

3. Dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Kontrak ini : a. Addendum Kontrak; b. Perubahan RKAM.

PARA PIHAK sepakat dan setuju mengikatkan diri dalam suatu perjanjian dengan syaratdan ketentuan sebagai berikut:

Page 47: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

43

Pasal 1 MAKSUD DAN TUJUAN

(1) Maksud dibuatnya perjanjian ini adalah untuk mengatur pelaksanaan

penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah yang dananya berasal dari DIPA Satker ………Tahun Anggaran 2019.

(2) Tujuan dibuatnya perjanjian ini adalah agar pelaksanaan penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah dilakukan secara lebih efektif, efisien dan akuntabel.

Pasal 2 NILAI BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH

(1) Nilai Bantuan Operasional Sekolah yang dituangkan dalam perjanjian ini

adalah sebesar Rp. ……… (….. dengan huruf ……). (2) Nilai bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam daftar

perhitungan sebagaimana lampiran perjanjian ini yang merupakan satuan kesatuan dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan perjanjian ini.

Pasal 3

PEMBEBANAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH

Penyaluran Dana Bantuan Operasional Sekolah dibebankan pada DIPA Satker Tahun Anggaran 2019 dengan kode pembebanan ……….

Pasal 4

TATA CARA PENYALURAN

(1) Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah dilakukan dengan pengajuan Surat Perintah Membayar kepada KPPN …….. oleh PIHAK KESATU untuk selanjutnya diterbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang ditujukan langsung kepada rekening PIHAK KEDUA melalui Bank … Rekening No. … atas nama Pondok Pesantren…………..

(2) Pencairan pembayaran dilakukan dua tahap setelah PIHAK KEDUA mengajukan syarat-syarat penyaluran kepada PIHAK KESATU dengan dilampiri: 1. Rencana Kegiatan dan Anggaran Pondok Pesantren dalam satu tahun

anggaran; 2. Perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan

PPK; 3. Kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh

Penanggungjawab program Wajar Dikdas/kepala Satuan Mu’adalah/PDF; 4. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja pada pencairan tahap dua.

(3) PIHAK KESATU memproses tagihan dan menerbitkan Surat Perintah Membayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterima tagihan dari PIHAK KEDUA secara benar dan lengkap.

Pasal 5

HAK DAN KEWAJIBAN

(1) Hak dan Kewajiban PIHAK KESATU meliputi : a. PIHAK KESATU berhak melakukan monitoring penggunaan dana Bantuan

Operasional Sekolah yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA; b. PIHAK KESATU berhak meminta laporan periodik mengenai pelaksanaan

Bantuan Operasional Sekolah yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA; PIHAK KESATU berkewajiban menyalurkan Dana Bantuan Operasional Sekolah kepada PIHAK KEDUA setelah dipenuhi syarat-syarat penyaluran dana bantuan;

Page 48: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

44

(2) Hak dan Kewajiban PIHAK KEDUA meliputi : a. PIHAK EKDUA berhak untuk menerima Dana Bantuan Operasional Sekolah

sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 2, setelah dipenuhinya seluruh syarat dan ketentuan penyaluran dana bantuan kepada PIHAK KESATU;

b. PIHAK KEDUA berkewajiban menggunakan Dana Bantuan Operasional Sekolah sesuai Petunjuk Teknis Pelaksanaan Bantuan Operasional Sekolah TAhun 2018 pada Pondok Pesantren;

b. PIHAK KEDUA berkewajiban melaporkan penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah Secara Periodik kepada PIHAK KESATU;

c. PIHAK KEDUA berkewajiban menyetorkan ke Kas Negara sisa dana bantuan Operasional Sekolah yang tidak digunakan sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2018 paling lambat tanggal 31 Desember 2018;

d. PIHAK KEDUA berkewajiban menyampaikan keterangan-keterangan serta bukti-bukti yang diperlukan untuk pengawasan/pemeriksaan yang dilakukan oleh PIHAK KESATU.

Pasal 6 PERNYATAAN KESANGGUPAN

Dengan menandatangani perjanjian ini, PIHAK KEDUA menyatakan kesanggupan untuk : 1. Menggunakan Bantuan Operasional Sekolah sesuai dengan petunjuk Teknis

Pelaksanaan Bantuan Operasional Sekolah pada Pondok Pesantren; 2. Menyetorkan ke Kas Negara sisa dana Bantuan Operasional Sekolah yang tidak

digunakan sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2019 paling lambat tanggal 31 Desember 2019.

Pasal 7 SANKSI

Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan sebagian atau seluruhnya isi perjanjian ini, PIHAK KESATU akan mengenakan sanksi berupa sanksi administratif dan/atau sanksi lainberupa penghentian penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah pada tahun berikutnya, termasuk dan tidak terbatas melaporkan kepada pihak berwajib apabila ditemukan unsur tindak pidana.

Pasal 8 LAPORAN BERKALA PENGGUNAAN DANA

PIHAK KEDUA berkewajiban melaporkanpenggunaan dana Bantuan Operasional sekolah setiap tahap kepada PIHAK KESATU.

Pasal 9 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN AKHIR TAHUN

PIHAK KEDUA pada akhir tahun anggaran berkewajiban menyampaikan laporan pertangunggjawaban penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah Tahun Anggaran 2018 kepada PIHAK KEDUA paling lambat pada tanggal 8 Januari 2018.

Pasal 10

PENGAKHIRAN PERJANJIAN KERJASAMA

(1) Perjanjian ini berakhir sampai dengan 31 Desember 2019. (2) Surat perjanjian dapat diakhiri oleh salah satu kondisi antara lain :

a. Ada ketentuan perundang-undangan dan/atau kebijakan perintah yang tidak memungkinkan berlangsungnya Surat Perjanjian ini; dan

b. Salah Satu Pihak mengakhiri Surat Perjanjian ini karena adanya Peristiwa Wanprestasi terhadap ketentuan Hak dan Kewajiban sebagaimana diatur pada Pasal 6 Surat Perjanjian ini.

Page 49: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

45

(3) PIHAK yang berkehendak untuk mengakhiri Surat Perjanjian ini sebagaimana dimaksud pada ayat (2) b. dengan ketentuan sebagai berikut : a. Harus memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK lainnya dalam waktu

30 (tiga puluh) hari kalender sebelum tanggal pengakhiran yang dikehendaki;

b. Tidak memberitahukan hak, kewajiban dan tanggunjawab masing-masing pihak yang masih harus dilakukan dan/atau diselesaikan terhadap pihak lainnya berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam Surat Perjanjian ini;

c. PARA PIHAK sepakat dan setuju utnuk mengenyampingkan ketentuan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum perdata, sehingga pengakhiran Surat Perjanjian ini secara sah cukup dilakukan dengan pemberitahuan tertulis dari masing-masing pihak dan tidak memerlukan penetapan atau putusan pengandalan; dan

d. Pihak yang akan mengakhiri surat perjanjian setelah terlebih dahulu melaporkan kepada Menteri keuangan selaku wakil pemerintah yang memberikan penugasan.

Pasal 11

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(1) PARA PIHAK berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh menyelesaikan secara damai semua perselisihan yang timbul dari atau berhubungan dengan Surat perjanjian ini.

(2) Penyelesaian secara damai dapat dilakukan melalui musyawarah secara langsung antara PARA PIHAK atau melalui perantaraan pihak ketiga yang disepakati oleh Para Pihak dalam bentuk mediasi.

(3) Apabila penyelesaian perselisihan tidak dapat dilakukan oleh PARA PIHAK secara musyawarah, Para Pihak menetapkan Pengadilan Negeri …..sebagai tempat penyelesaian perselisihan.

Pasal 12 PENUTUP

(1) PARA PIHAK menyatakan telah menyetujui untuk melaksanaan perjanjian ini sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Perjanjian ini terdiri dari 7 (tujuh) halaman yang merupakan satu kesatuan dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan Perjanjian ini yang dibubuhi paraf pada setiap halaman kecuali pada halaman terakhir dan halaman lampiran yang ditandatangani oleh PARA PIHAK.

(3) Perjanjian ini dibuat dalam rangka2 (dua) terdiri dari 2 (dua) asli bermaterial cukup untuk PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA.

(4) Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : …………… Tanggal : …………. 2019

Untuk dan atas nama Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi ….. /Kantor Kementerian Agama Kabupaten ……../Kota ………. PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN, ………………………… NIP …………………..

Untuk dan atas nama Pondok Pesantren ………… KEPALA/PIMPINAN SATUAN PENDIDIKAN MU’ADALAH/ PDF/PENDIDIKAN KESETARAAN …………………………

Catatan: klausul SPK di atas dapat ditambah/disesuaikan atas kebijakan PPK

Page 50: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

46

SURAT PERNYATAAN

TANGGUNG JAWAB BELANJA Nama Pondok Pesantren : ……………………………………………………

Nama Penanggungg Jawab : ……………………………………………………

Pendidikan Kesetaraan/Pimpinan Satuan Mu’adalah/PDF

Alamat Pondok Pesantren : …………………………………………………… ……………………………………………………

Nama Bantuan : Bantuan Operasional Sekolah Tahun 2019

Berdasarkan Surat Keputusan Nomor …………………………….dan Perjanjian Kerja Sama Nomor ………………….. mendapat kan Bantuan Operasional sekolah sebesar Rp. ………………… (…..dengan uruf……). Dengan ini menyatakan bahwa :

a. sampai dengan bulan ………………….. telah menerima pencairan Tahap ke ……….. dengan nilai nominal sebesar Rp. ………………………… (…..dengan huruf……),dengan perincian sebagai berikut :

a. Jumlah total dana yang diterima : Rp. ………. (…..dengan huruf…..) b. Jumlah total dana yang dipergunakan : Rp. ………. (…..dengan huruf…..) c. Jumlah total sisa dana : Rp. ………. (…..dengan huruf…..)

b. Persentase jumlah dana Bantuan Operasional Sekolah yang telah digunakan adalah sebesar ………..%

c. Bertanggung jawab penuh atas pengeluaran yang telah dibayar lunas kepada yang berhak menerima;

d. Bersedia menyimpan dengan baik seluruh bukti pengeluaran belanja yang telah dilaksanakan;

e. Bersedia untuk dilakukan pemeriksaannya terhadap bukti-bukti pengeluaran oleh aparat pengawas fungsional pemerintah.

f. Apabila dikemudian hari, pernyataan yang saya buat ini mengakibatkan kerugian Negara maka saya bersedia dituntut penggantian kerugian Negara dimaksud sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya.

………….... , ………………......... 2019 Kepala/Pimpinan Satuan Pendidikan

Mu’adalah/PDF/Pendidikan Kesetaraan

Materai Rp. 6.000, ……………………………………

KOP SURAT LEMBAGA

Formulir BOS-07

Dibuat oleh Pondok Pesantren

Dikirim ke Pejabat Pembuat Komitmen

Page 51: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

47

LAMPIRAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Pondok Pesantren : ……………………………………………………

Nama Penanggungg Jawab : ……………………………………………………

Pendidikan Kesetaraan/Kepala Satuan Mu’adalah/PDF

Alamat Pondok Pesantren : …………………………………………………… Nama Bantuan : Bantuan Operasional Sekolah Tahun 2019

Berdasarkan Surat Keputusan Nomor ………………. dan Perjanjian Kerja sama

Nomor …………… telah menerima Bantuan Operasional Sekolah dengan nilai nominal sebesar Rp. ……………… (…..denagn huruf…..).

Sehubungan dengan hal tersebut, dengan ini Saya menyampaikan laporan

pertanggungjawaban bantuan sebagai berikut : 1. Laporan penggunaan jumlah dana :

a. Jumlah total dana yang diterima : Rp. ………. (…..dengan huruf…..) b. Jumlah total dana yang dipergunakan : Rp. ………. (…..dengan huruf…..) c. Jumlah total sisa dana : Rp. ………. (…..dengan huruf…..)

2. Telah menyelesaikan seluruh pekerjaan 100% Bantuan Operasional Sekolah berdasarkan perjanjian Kerja Sama tersebut di atas.

Berdasarkan hal tersebut di atas, saya dnegan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa : 1. Bukti-bukti pengeluaran penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah

sebesar Rp. …………. (……dengan huruf……) telah kami simpan sesuai dengan ketentuan untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pangawas fungsional.

2. Telah menyetorkan sisa dana bantuan ke Kas Negara sebesar Rp. ………..(…..dengan huruf…..) sebagaimana Bukti Penerimaan Negara (BPN) terlampir.

3. Apabila di kemudian hari, atas penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah mengakibatkan kerugian Negara maka saya bersedia di tuntut penggantian kerugian Negara dimaksud sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Demikian laporan pertanggunjawaban Bantuan Operasional Sekolah ini kami buat

dengan sesungguhnya dan penuh tanggung jawab .

…………. , ……………… 2019 Kepala/Pimpinan Satuan Pendidikan

Mu’adalah/PDF/Pendidikan Kesetaraan materai Rp. 6.000,00 ……………………………………

Formulir BOS–08 Dibuat oleh Pondok Pesantren Dikirim Ke

Pejabat Pembuat Komitmen

KOP SURAT LEMBAGA

Page 52: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

48

Formulir BOS–09

Dibuat oleh Pondok Pesantren

Dikirim Ke Pejabat Pembuat

Komitmen

KUITANSI/BUKTI PEMBAYARAN

Nomor : …………………… Sudah terima dari : Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat komitmen Satker Jumlah Uang : Rp. …………………………………………………………………... Terbilang : ………………………………………………………………….......... Untuk Pembayaran : Penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah Tahun 2019

Berdasarkan Surat Perjanjian Kerjasama Penerima Dana BOS No. ………………….. Tanggal ……………….

Tempat, ……….tanggal…………. Kepala/Pimpinan Satuan Pendidikan Mu’adalah/PDF/ Pendidikan Kesetaraan Tanda Tangan, stempel di atas Materai Rp. 6.000 (Nama Jelas……………………..)

Setuju dibebankan pada mata anggaran berkenaan a.n. Kuasa Pengguna Anggaran Pejabat Pembuat Komitmen Tanda Tangan dan Stempel (Nama Jelas………………..) NIP. ………………………..

Page 53: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

49

LEMBAR PENCATATAN PENGADUAN MASYARAKAT

1. Identitas Pengadu a. Nama ................................................................................................. : b. Alamat ................................................................................................. :

2. Tanggal Terima Pengaduan : ..................................................................... 3. Lokasi Kejadian

a. RT/RW/Dusun ..................................................................................... : b. Desa/Keluarahan .................................................................................. : c. Kabupaten/Kota ................................................................................... : d. Provinsi : .......................................................................................

4. Uraian Pengaduan :

.................................................................................................................. .................................................................................................................. ..................................................................................................................

5. Tanggal Penyelidikan Dilakukan : 6. Penyelidik : .............................................................................................. 7. Temuan :

................................................................................................................ ................................................................................................................ ................................................................................................................

8. Keputusan/Rekomendasi : ................................................................................................................ ................................................................................................................ ................................................................................................................ 9. Pelaksanaan Keputusan :

................................................................................................................ ................................................................................................................ ................................................................................................................

10. Tanggal pemberitahuan kepada Pengadu tentang keputusan/dan pelaksanaan keputusan : .............................................................................................

11. Dokumen yang diterima: ................................................................................................................ ................................................................................................................ ................................................................................................................ ................................................................................................................

............................................. 2019 Kanwil Kemenag Prov. Kankemenag Kab/Kota/Pondok Pesantren,

......................................................

FORMULIR BOS-10

Diisi oleh Kanwil Kemenag Provinsi atau Kantor Kemenag Kab/Kota atau

Pondok Pesantren

Page 54: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

50

II 6

I 5

Jumlah

dalam(R

p)

43

21

Taha

p

Provinsi

Kabu

paten/Ko

ta

Desa/Kecam

atan

Nam

aPo

ndokPesantren

Uraian

No.Kod

eNo.Urut

……………………………………..

PimpinanPo

ndokPesantren

TAHU

NANGG

ARAN

……………………

RENCA

NAKE

GIAT

ANDAN

ANGG

ARAN

PONDO

KPE

SANTR

EN(R

AKP)

……………………………………………

Men

getahu

i,

Men

yetujui,

SatuanPen

didikanMu'adalah/PDF

/Pen

didikanKe

setaraan

Kepala/Pim

pinan

FORM

AT B

OS K

-1

Di

isi o

leh

Pond

ok P

esan

tren

Dikir

im k

e PP

K

: : : :

Page 55: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

51

Saldo

8

Pen

geluaran

(Kredit)

7

Pen

erim

aan(Deb

et)

6

Uraian

5

No.B

ukti

4

No.K

ode

3

Tanggal

2

No.

1

………………………………………………….

Ben

daharanBOSPo

ndokPe

santren

………………………………………………,20…

……..

BUKUKASUMUM

……………………………………………

Men

getahui,

Kepala/PimpinanSatuanPen

didkan

Mu'adalah/PDf/Pe

ndidikanKesetaraan

Kabupaten

/Kota

Provinsi

:………………………………………………….

:………………………………………………….

:………………………………………………….

:………………………………………………….

Nam

aPo

ndokPe

santren

Desa/Ke

camatan

FOR

MA

T B

OS

K-2

Diis

i ole

h P

enge

lola

Keu

anga

n P

ondo

k P

esan

tren

Dis

impa

n di

Pon

dok

Pes

antre

n

Page 56: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

52

87

65

Jum

lah

Pen

erim

aan

43

21

Ben

daha

ra B

OS

…………………………………

.

Dis

impa

n di

PP

S

…………………………………

.

Men

geta

hui

No.

Buk

tiN

o. K

ode

……………

..,…………………

.

: ……………………………

Pen

angg

ungj

awab

/ P

impi

nan

BU

KU

PEM

BA

NTU

PA

JAK

No.

Tang

gal

Ura

ian

PP

N

FOR

MAT

K-3

Diis

i ole

h B

enda

hara

PP

S

Jum

lah

PP

h 21

Nam

a P

PS

Des

a/K

ecam

atan

Kab

upat

en

Pro

vins

i

: ……………………………

: ……………………………

: ……………………………

Page 57: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

53

FORMULIR BOS K-4

Diisi oleh Pondok Pesantren

KUITANSI / BUKTI PEMBAYARAN

Tahun Anggaran : …………………….. Nomor Bukti : ……………………..

Sudah terima dari : Pimpinan Pondok Pesantren Pondok Pesantren : ………………………………………………….……. Desa / Kecamatan : ………………………………………………….……. Kabupaten : ………………………………………………….……. Provinsi : ………………………………………………….……. Jumlah Uang : Rp. .…………………………………………………. Terbilang : …………………………………………………….…. Untuk Pembayaran : ……………………………………………………….. Sumber Dana : Dana BOS Tahun 2019 Periode Tahap .…….

Penerima Uang Tanda Tangan (Nama jelas )

Menyetujui : Lunas dibayar tanggal ……… Kepala/Pimpinan Bendahara BOS Pondok Pesantren Satuan Pendidikan Muadalah /PDF/Pendidikan Kesetaraan Tanda Tangan dan Stempel Tanda Tangan (Nama Jelas ) (Nama Jelas )

Page 58: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

54

Dan

aS

antri

Dan

aS

antri

T O

T A

L

1 2 3 4 5 6 dst

REK

API

TULA

SI P

ENYA

LUR

AN

DA

NA

BO

S

Kec

amat

anN

ama

Pon

dok

Pes

antre

n

Perio

de B

ulan

:

……………………

s.d

……………………

.

FOR

MAT

BO

S K

-5

Diis

i ole

h P

PK

Ala

mat

Des

aJu

mla

h

Taha

p I

Taha

p II

Kab

upat

en/

K

ota

PRO

VIN

SI

: ………………………

NIP

. ……………………………

.

Pej

abat

Pem

buat

Kom

itmen

(………

..…………………………

)

No.

Page 59: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

55

Rea

lisas

iP

agu

Rea

lisas

iP

agu

Rea

lisas

iP

agu

Rea

lisas

iP

agu

T O

T A

L

1 2 3 4 5 6 dst

REK

API

TULA

SI R

EALI

SASI

DA

NA

BO

S

Prov

insi

: ………………………

Kab

upat

en/K

ota

Ula

/Sed

eraj

at

Perio

de B

ulan

: ……………………

s.d

……………………

.

(……………………………………

)

NIP

. ……………………………

.

No.

Pen

yalu

ran

Wus

tha/

Sed

eraj

atU

lya/

Sed

eraj

atJu

mla

h%

Sis

a D

ana

FOR

MAT

BO

S K

-6

Diis

i ole

h P

PK

Pej

abat

Pem

buat

Kom

itmen

Page 60: Draft Juknis BOS Pesantren 2019

56

Rea

lisas

iP

agu

Rea

lisas

iP

agu

Rea

lisas

iP

agu

Rea

lisas

iP

agu

T O

T A

L

1 2 3 4 5 6 dst

(……………………………………

)

NIP

. ……………………………

.

No.

Ula

/Sed

eraj

at

REK

API

TULA

SI R

EALI

SASI

DA

NA

BO

S

Pej

abat

Pem

buat

Kom

itmen

Pro

vins

i%

Jum

lah

Uly

a/S

eder

ajat

Wus

tha/

Sed

eraj

at

Pen

yalu

ran

Sis

a D

ana

Perio

de B

ulan

: ……………………

s.d

……………………

.

FOR

MAT

BO

S K

-7

Diis

i ole

h P

PK