juknis bos provinsi 2013-final

80
PETUNJUK TEKNIS BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PROVINSI TAHUN 2013 JENJANG PENDIDIKAN DASAR PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN BIDANG PENDIDIKAN DASAR JL.DR. RAJIMAN NO. 6 - BANDUNG

Upload: satria-pratama

Post on 20-Jan-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH

(BOS) PROVINSI TAHUN 2013

JENJANG PENDIDIKAN DASAR

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN

BIDANG PENDIDIKAN DASARJL.DR. RAJIMAN NO. 6 - BANDUNG

Page 2: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

KATA PENGANTAR

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi pembangunan suatu bangsa, karena itu semua bangsa di dunia menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama dalam program pembangunan nasional mereka, sumber daya manusia yang bermutu yang merupakan produk pendidikan merupakan kunci keberhasilan pembangunan suatu negara.

Membangun kualitas sumber daya manusia adalah melalui pendidikan dengan berbagai kondisi status sosial, ekonomi, budaya serta geografisnya yang memerlukan pemikiran, perencanaan yang matang dan biaya yang tidak sedikit agar dapat tercapai tujuan dan sasaran yang optimal.

Peran serta komitmen dan kontribusi instansi terkait mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, sekolah dan masyarakat luas sangatlah diperlukan, pola kesamaan visi dan misi agar dapat dibangun kerjasama yang baik, terpadu dan sinergis sehingga seluruh unsur terkait merasa “memiliki”dan bertanggungjawab sertamendukung dengan sungguh-sungguh untuk tercapainya hasil pendidikan yang optimal.

Dalam lingkup regional, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menetapkan Visi dan Misi yang mengupayakan proses pembangunan pendidikan. Visi tersebut menyatakan sebuah cita-cita dan kehendak yang kuat untuk mensejahterakan masyarakat Jawa Barat yaitu : “Tercapainya Masyarakat Jawa Barat Mandiri, Dinamis dan Sejahtera”.

Dalam rangka visi tesrebut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan kebijakan prioritas yang menjadi perhatian dan fokus dari semua gerak dan dinamika pembangunan di Jawa Barat dalam upaya meningkatkan Kualitas dan Produktivitas Sumber Daya Manusia, untuk itu Bidang Pendidikan menjadi prioritas utama.

Page 3: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

Salah satu upaya pencapaian visi dan misi gunamewujudkan tujuan dengan kesungguhan hati dan kerja keras serta layanan prima,Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tahun anggaran 2013 akan meluncurkan BOS Provinsi Untuk Jenjang Pendidikan Dasar baik untuk sekolah negeri maupun sekolah swasta.

Untuk kelancaran pengelolaan seluruh program secara terencana dan terpadu, maka disusunlah “Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Provinsi”.

Dengan demikian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak.

Bandung,Januari 2013Kepala Dinas Pendidikan

Provinsi Jawa Barat

PROF. DR. H. MOH. WAHYUDIN ZARKASYI, CPA.

Pembina Utama MadyaNIP. 195708071986011001

Page 4: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………................................................................DAFTAR ISI……………………………………...........................................................................BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………............................................................

B. Tujuan ………………………………..........................................................................

C. Sasaran Program dan Besar Bantuan …………….......................................

D. Landasan Hukum ………………………….............................................................

E. Waktu Penyaluran …………………………...........................................................

BAB II PROGRAM BOS PROVINSIA. Biaya Pendidikan

………………………………………………...................................

B. Terminologi Program BOS Provinsi ……...................................................

C. Sekolah Penerima BOS Provinsi ………………………....................................

D. Ketentuan Yang Harus Diikuti oleh Sekolah.........................................

E. Program BOS Provinsi Dalam Gerakan Masyarakat Peduli

iiii

13346

91010111112

15151618

19202021

2526

Page 5: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

Pendidikan...................F. Program BOS Provinsi dalam Program Wajar

Dikdas……………….....

BAB III ORGANISASI PELAKSANAANA. Tim

Pengarah......................................................................................................

B. Tim Pengelola BOS Provinsi ………………………............................................

C. Tim Pengelola BOS Provinsi Kabupaten/Kota ………….........................

D. Tingkat Sekolah/Madrasah/Ponpes ……………………................................

BAB IV MEKANISME PELAKSANAANA. Mekanisme Penetapan Alokasi

……………………………………………........B. Mekanisme Penyaluran

………………………………………….............................C. Pegambilan Dana

………………………………………………………..………….……D. Penggunaan Dana

………………………………………………………………….....…

BAB V MONITORING DAN PELAPORANA. Monitoring oleh Tim Manajemen BOS Provinsi

….................................B. Monitoring oleh Tim Manajemen BOS

Kabupaten/Kota ...............................

BAB VI PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN

A. Pelaporan …………………………………..................................................

2735

4142

43

45

Page 6: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

................B. Perpajakan

……………………….............................................................................

BAB VII PENGAWASAN, PEMERIKSAAN DAN SANKSIA. Pengawasan

……………………………………………………………………………….

B. Sanksi …………………………………………………………………………………………..

BAB VIII PENUTUP

LAMPIRAN (FORMULIR BOS PROVINSI)

Page 7: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSebagaimana kita maklumi bahwa amanat Pembukaan UUD’45

alinea ke 4 berbunyi:”.…Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, ….”. Untuk mewujudkan amanat tersebut khususnya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa maka kebijakan pendidikan nasional diarahkan pada tiga pilar kebijakan yaitu perluasan dan pemerataan akses pendidikan, peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan, serta peningkatan tata kelola, akuntabilitas dan citra publik.

Implementasi pilar pertama yang perlu mendapat perhatian pemerintah, dan pemerintah daerah, sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 11 ayat (2) : “Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia 7 sampai dengan 15 Tahun”, dan selanjutnya pasal 34 ayat (2) yang berbunyi ”Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya”. Sebagai konsekuensi dari amanat undang-undang tersebut, maka pemerintah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs serta satuan pendidikan yang sederajat).

Untuk itu prioritas pembangunan pendidikan saat ini harus berupa peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan dasar yang lebih berkualitas melalui peningkatan pelaksanaan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan pemberian akses yang lebih besar kepada kelompok masyarakat yang selama ini kurang dapat menjangkau layanan pendidikan dasar.

Page 8: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

Kondisi masyarakat Indonesia dewasa ini yang ditandai dengan menurunnya kemampuan daya beli masyarakat, khususnya masyarakat miskin dengan sendirinya akan menghambat upaya penuntasan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun karena masyarakat miskin merupakan kelompok masyarakat yang paling merasakan sulitnya pemenuhan kebutuhan biaya pendidikan, oleh karena itu pemerintah dan pemerintah daerah harus berupaya keras agar program wajar dikdas 9 tahun dapat segera dituntaskan dengan memberikan ruang seluas-luasnya kepada masyarakat miskin untuk dapat menyekolahkan anaknya, sehingga hambatan yang dirasakan selama ini masih rendahnya angka partisipasi anak usia 13-15 tahun dapat ditingkatkan.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar dan PP No. 48 Tahun 2008 tentang Pem-biayaan Pendidikan, yang menyatakan : bahwa pembiayaan pendidikan dasar merupakan kewajiban pemerintah.

Sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2013, pemerintah mempunyai keinginan kuat untuk meningkatkan layanan pendidikan yang berkualitas sehingga akan berimplikasi pada meningkatnya Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Sederajat, dan Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Sederajat sebagai komponen pengungkit Rara-rata Lama Sekolah (RLS) dan Angka Melek Huruf (AMH) yang merupakan indikator peningkatan Indeks Pendidikan (IP), yang pada akhirnya akan berpengaruh pada peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Barat.

Dengan demikian maka langkah yang dianggap paling tepat untuk meningkatkan angka partisipasi murni dan angka partisipasi kasar, sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap kenaikan Indeks Pendidikan yaitu dengan memberikan akses seluas luasnya kepada masyarakat yang selama ini belum menikmati akses layanan pendidikan khususnya jenjang pendidikan dasar,melalui penyediaan BOS Provinsi bagi SD/SDLB/MI/Salafiah Ula, Sekolah

Page 9: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

Keagamaan Non Islam dan SMP/SMPLB/SMPT/ MTs/Salafiah Whusta, Sekolah Keagamaan Non Islam yang dimaksudkan pada pendampingan/penguatan BOS Pusat untuk meringankan biaya operasional sekolah pada jenjang pendidikan dasar.

B. TujuanSecara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun yang bermutu.Secara khusus program BOS Pusatbertujuan untuk:

1. Membebaskan pungutan bagi seluruh siswa SD negeri dan SMP negeri terhadap biaya operasi sekolah;

2. Membebaskan pungutan seluruh siswa miskin dari seluruh pungutan dalam bentuk apapun, baik di sekolah negeri maupun swasta;

3. Meringankan beban biaya operasi sekolah bagi siswa di sekolah swasta.

Mengingat hal tersebut diatas, Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Provinsi bertujuan untuk pendampingan/penguatan BOS Pusat dan meringankan biaya operasional pada jenjang pendidikan dasar, menuju Jawa Barat Bebas Putus Jenjang Sekolah, sehingga dapat berimplikasi terhadap peningkatan angka partisipasi, rata-rata lama sekolah serta Indeks Pendidikan sebagai indikator komposit pendukung Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Barat.

C. Sasaran Program dan Besar BantuanSasaran program BOS Provinsi adalah semua sekolah

SD/SDLB/MI/Salafiah Ula, Sekolah Keagamaan Non Islam dan SMP/SMPLB/ SMPT/MTs/Salafiah Whusta, Sekolah Keagamaan Non Islam baik negeri maupun swasta di Jawa Barat. Sedangkan besar dana BOS Provinsi yang diterima dihitung berdasarkan jumlah siswa pada setiap sekolah/madrasah/pondok pesantren yaitu :

1. Untuk tingkat SD/SDLB/MI/Salafiah Ula, Sekolah

Page 10: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

Keagamaan Non Islam setara SD sebesar Rp. 25.000,-/siswa/tahun yang disalurkan per Semester;

2. Untuk tingkat SMP/SMPLB/SMPT/MTs/Salafiah Whusta, Sekolah Keagamaan Non Islam setara SMP Rp. 127.500,-/siswa/tahun disalurkan per semester.

D. Landasan HukumLandasan hukum dalam pelaksanaan program BOS Provinsi

Tahun 2013 meliputi semua peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain sebagai berikut:

1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 4 ayat (1).

2. Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang “Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

3. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

4. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

5. Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara.

6. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

7. Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

8. Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 1998.

9. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 1998.

10. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang

Page 11: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom.

11. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

12. Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2008 Tentang Wajib Belajar.

13. Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 Tentang Pendanaan Pendidikan.

14. Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara.

15. Surat Keputusan Bersama antara Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama No. 1/U/KB/2000 dan No. MA/86/2000, tentang Pondok Pesantren Salafiyah sebagai Pola Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun.

16. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah.

17. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 060/U/2002 tentang Pedoman Pendirian Sekolah.

18. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 2008 tentang Buku Teks Pelajaran.

19. Surat Edaran Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23/MPN/KU/2009 tentang Kebijakan Pendidikan Gratis bagi Pendidikan Dasar;

20. Surat Edaran Dirjen Pajak Departemen Keuangan Republik Indonesia No. SE-02/PJ./2006, tentang Pedoman Pelaksanaan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Sehubungan dengan Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) oleh Bendaharawan atau Penanggungjawab Pengelolaan Penggunaan Dana BOS di Masing-Masing Unit Penerima BOS.

21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Page 12: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

Indonesia No.76 Tahun 2012, tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Laporan Keuangan Bantuan Operasional Sekolah Tahun Anggaran 2013.

22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No.62 Tahun 2011, tentang Panduan Pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

E. WAKTU PENYALURANPada tahun anggaran 2013, Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Provinsiakan diberikan selama 12 bulan yaitu untuk periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013, dan penyalurannya akan dilakukan per triwulan dalam tahun anggaran berjalan, dengan ketentuan sebagai berikut:

Penyaluran dana BOS Provinsi untuk Triwulan I (periode Januari – Maret 2013) akan disalurkan pada bulan Februari 2013;

Penyaluran dana BOS Provinsi untukTriwulan II (periode bulan April – Juni 2013) akan disaluran pada bulan Mei 2013;

Penyaluran dana BOS Provinsi untuk Triwulan III (periode bulan Juli – September 2013) akan disalurkan pada bulan Agustus 2013; dan

Penyaluran dana BOS Provinsi untuk Triwulan IV (periode bulan Oktober – Desember 2013) akan disalurkan pada bulan Nopember 2013.

Page 13: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

WAKTUPENYALURAN BOS PROVINSI

TAHUN 2013

JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES

ALUR PENYALURAN DANA :

Biro Keuangan Setda Prov.Jabar

Biro Keuangan Setda Prov.Jabar

Sekolah Penerima BOS Provinsi

Sekolah Penerima BOS Provinsi

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

Dinas Pendidkan Provinsi

Dinas Pendidkan Provinsi

Penyaluran Dana BOS Provinsi

Triwulan I

Penyaluran Dana BOS Provinsi

Triwulan I

Penyaluran Dana BOS Provinsi Triwulan III

Penyaluran Dana BOS Provinsi Triwulan III

Penyaluran Dana BOS Provinsi Triwulan IV

Penyaluran Dana BOS Provinsi Triwulan IV

Penyaluran Dana BOS Provinsi Triwulan II

Penyaluran Dana BOS Provinsi Triwulan II

Page 14: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

Keterangan :1. Sekolah Penerima BOS Provinsi

menyampaikan data jumlah siswa berikut nomor rekening sekolah ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

2. Dinas Pendidikan dan Kantor Kementerian Agama Tingkat Kabupaten/Kota membuat Daftar Sekolah Penerima BOS Provinsi yang memuat rekap nama sekolah, jumlah siswa, jumlah dana berikut nomor rekening tiap sekolah untuk diusulkanke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

3. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat selanjutnya membuat NaskahPerjanjian Hibah Daerah (NPHD)untuk jenjang SD-SMP Sederajat yang ditanda tangani oleh Kepala Dinas PendidikanKabupaten/Kota dan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) untuk jenjang MI-MTs Sederajat yang ditanda tangani oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

4. NPHD memuat jumlah sekolah, jumlah siswa dan jumlah dana BOS Provinsi yangakan diterima oleh tiap sekolah.

5. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat membuat Surat Permohonan Pencairan Dana BOS Provinsikepada Gubernur Jawa Barat melalui Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Barat sesuai jumlah yang tercantum dalam NPHD masing-masing Kabupaten/Kota dengan dilampiri Daftar Sekolah Penerima BOS Provinsi yang telah ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten/Kota.

6. Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Barat melakukan penatausahaan keuangan dan pemindah bukuan Dana BOS Provinsi ke Rekening masing-masing sekolah di tiap Kabupaten/Kota.

Page 15: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

7. Penyaluran dana BOS Provinsi dari Kas Umum Daerah Provinsi Jawa Barat ke sekolah penerima dilaksanakan sesuai aturan dan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IIBIAYA PENDIDIKAN

DAN TERMINOLOGI BOS PROVINSI

A. Biaya PendidikanSebagaimana Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008

tentang Pendanaan Pendidikan, dijelaskan bahwa Biaya Satuan Pendidikan (BSP) adalah besarnya biaya yang diperlukan rata-rata tiap siswa tiap tahun, sehingga mampu menunjang proses belajar mengajar sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan. Dari cara penggunaannya, biaya satuan pendidikan dibedakan menjadi biayainvestasi, biayaoperasi, bantuan biaya pendidikan dan beasiswa.

Biayainvestasi adalah biaya yang dikeluarkan setiap siswa dalam satu tahun untuk pembiayaan sumberdaya yang tidak habis pakai dalam waktu lebih dari satu tahun, seperti pengadaan tanah, bangunan, buku, alat peraga, media, perabot dan alat kantor. Sedangkan biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan setiap siswa dalam satu tahun untuk pembiayaan sumber daya pendidikan yang habis pakai dalam satu tahun. Biayaoperasional mencakup biaya personalia dan biaya nonpersonalia.

Biaya personalia meliputi biaya untuk kesejahteraan (honor Kelebihan Jam Mengajar (KJM), Guru Tidak Tetap (GTT), Pegawai Tidak Tetap (PTT), uang lembur) dan pengembangan profesi guru Pendidikan dan Latihan Guru, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), Kelompok Kerja Guru (KKG), dan lain-lain.

Biaya non personalia adalah biaya untuk penunjang Kegiatan

Page 16: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

Belajar Mengajar (KBM), evaluasi/penilaian, perawatan/ pemeliharaan, daya dan jasa, pembinaan kesiswaan, rumah tangga sekolah dan supervisi.Selain dari biaya-biaya tersebut, masih terdapat jenis biaya personal yang ditanggung oleh peserta didik, misalnya biaya transportasi, konsumsi, seragam, alat tulis, kesehatan dan sebagainya.

BOS Pusat adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar.

Sehubungan dengan dana BOS Pusat yang digulirkan oleh pemerintah pusat, maka dana BOS Provinsi berperan sebagai dana pendamping/penguat kegiatan yang tidak terakomodir oleh dana BOS Pusat.

B. Terminologi Program BOS Provinsi Program BOS Provinsi dilaksanakan mulai tahun 2009,

diperuntukan membiayai Biaya Satuan Pendidikan sebagai pendamping/penguat BOS Pusat.Oleh karena itu penggunaan dana BOS Provinsi mengacu pada ketentuan yang tercantum pada PERMENDIKBUD No. 76 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Bantuan Operasional Sekolah Tahun 2013.

C. Sekolah Penerima BOS Provinsi 1. Semua sekolah negeri dan swasta berhak memperoleh BOS

Provinsi. Khusus sekolah/madrasah/ponpes swasta harus memiliki ijin operasional (piagam penyelenggaraan pendidikan). Sekolah/madrasah/ponpes yang menerima BOS Provinsi bersedia untuk tidak memungut biaya apapun kepada orangtua siswa atau menggratiskan seluruh biaya pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan meringankan siswa tidak mampu pada jenjang pendidikan menengah.

2. Sekolah yang mampu secara ekonomi mempunyai hak untuk menolak BOS, sehingga tidak wajib untuk melaksanakan

Page 17: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

ketentuan seperti sekolah/madrasah/ ponpes penerima BOS. Keputusan atas penolakan BOS Provinsi harus melalui persetujuan orang tua siswa dan komite sekolah/madrasah. Bila di sekolah/madrasah/ponpes yang mampu tersebut terdapat siswa miskin, maka sekolah/madrasah/ ponpes harus menggratiskan biaya pendidikan dan tetap menjamin kelangsungan pendidikan siswa miskin tersebut.

D. Ketentuan yang harus diikuti Sekolah Penerima BOS Provinsi

Sekolah yang telah menyatakan menerima BOS Provinsi dibagi menjadi 3 (tiga) katagori, dengan hak dan kewajiban sebagai berikut.

1. Apabila di sekolah/madrasah/ponpes tersebut terdapat siswa miskin, maka sekolah/madrasah/ponpes diwajibkan membebaskan segala jenis pungutan/sumbangan/iuran seluruh siswa miskin atau menggratiskan seluruh biaya sekolah. Dengan demikian sekolah/madrasah/ponpes tersebut menyelenggarakan pendidikan gratis terbatas.

2. Bila dana BOS Pusat dan BOS Provinsi cukup untuk membiayai seluruh kebutuhan sekolah/madrasah/ponpes, maka otomatis sekolah/madrasah/ ponpes tersebut dapat menyelenggarakan pendidikan gratis.

3. Bagi sekolah/madrasah/ponpes yang tidak mempunyai siswa miskin, maka dana BOS Pusat dan BOS Provinsi digunakan untuk mensubsidi seluruh siswa, sehingga dapat mengurangi pungutan/sumbangan/iuran yang dibebankan kepada orang tua siswa, minimum senilai dana BOS Pusat dan BOS Provinsi yang diterima sekolah/madrasah/ponpes.

E. Program BOS Provinsi dan dalam Gerakan Masyarakat Peduli Pendidikan

Dalam melaksanakan program BOS Provinsi yang diarahkan pada penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun melalui sekolah gratis dibutuhkan dukungan dari semua stakeholder

Page 18: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

pendidikan mulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan seluruh masyarakat, dukungan tersebut dapat direaliasaikan dalam bentuk bantuan biaya pendidikan, fisik dan non materi. Untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pendidikan perlu adanya sebuah gerakan yang dilakukan secara bersama-sama mulai dari tingkat provinsi, kabupaten/kota, tingkat sekolah melalui peranan komite sekolah dan masyarakat.

Melalui program BOS Pusat dan BOS Provinsi diharapkan masyarakat dapat lebih berpartisipasi dan peduli terhadap pendidikan dengan memperhatikan hal-hal berikut:

1 . BOS Pusat dan BOS Provinsi harus menjadi pendorong untuk meningkatkan partisipasi masyarakat secara sukarela dalam rangka gerakan masyarakat peduli pendidikan.

2 . Bagi siswa tidak mampu harus dibebaskan dari segala jenis pungutan/gratis. Namun demikian masyarakat dan orangtua siswa yang mampu diharapkan tetap berpartisipasi dalam pengembangan sekolah.

3 . Sekolah dapat melaksanakan semua kegiatan secara lebih profesional, transparan, mandiri, kerjasama, dan dapat dipertanggungjawabkan.

4 . Masyarakat melalui komite sekolah dapat berperan aktif untuk mengembangkan sekolah.

F. Program BOS Provinsi dalam Program Wajar Dikdas 9 Tahun menuju Jawa Barat Bebas Putus Jenjang Sekolah

Dalam rangka penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun, banyak program yang telah, sedang dan akan dilakukan. Program-program tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu 1). Pemerataan dan perluasan akses pendidikan. 2). Peningkatan mutu, relevansi,dan daya saing serta. 3).Tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik. Salah satu program yang diharapkan berperan besar terhadap percepatan penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun yang bermutu adalah program BOS. Meskipun tujuan utama program

Page 19: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

BOS adalah untuk pemerataan dan perluasan akses pendidikan, program BOS juga merupakan program untuk peningkatan mutu, relevansi dan daya saing serta untuk tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik.

Melalui program BOS Pusat ditambah dengan BOS Provinsi yang terkait dengan gerakan percepatan penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun, maka target Jawa Barat bebas putus jenjang sekolah melalui sekolah gratis harus memperhatikan hal-hal berikut:1 . BOS Pusat dan BOS Provinsi harus menjadi sarana penting

untuk mempercepat penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun sehingga Provinsi Jawa Barat bebas putus jenjang sekolah.

2 . Melalui BOS Pusat dan BOS Provinsi bagi siswa tidak mampu harus dibebaskan dari segala jenis pungutan/gratis. Namun demikian masyarakat dan orangtua siswa yang mampu diharapkan tetap berpartisipasi dalam pengembangan sekolah.

3 . Melalui BOS Pusat dan BOS Provinsi, tidak boleh ada siswa miskin putus jenjang sekolah karena tidak mampu membayar iuran/pungutan yang dilakukan oleh sekolah/madrasah/ ponpes.

4 . Anak lulusan sekolah setingkat SD/SDLB/MI, harus diupayakan kelangsungan pendidikannya ke sekolah setingkat SMP/SMPLB/SMPT/MTs.

5 . Kepala sekolah/madrasah/ponpes harus berupaya dan memfasilitasi serta mengajak siswa SD/SDLB/Ml yang akan lulus dan berpotensi tidak melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya untuk ditampung di SMP/SMPLB/SMPT/MTs setempatbila teridentifikasi ada anak putus sekolah.

Page 20: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

BAB IIIORGANISASI PELAKSANA

Organisasi Pelaksana program BOS Provinsi Jawa Barat pengelolanya diatur sebagai berikut :

A. Tim Pengarah1. Tingkat Provinsi

Gubernur Wakil Gubernur Sekretaris Daerah

2. Tingkat Kabupaten/Kota Bupati/Walikota Sekretaris Daerah

B. Tim Pengelola BOS Provinsi1. Tim Provinsi

Penanggungjawaba) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi b) Kepala Kanwil Depag Provinsi

Tim Pelaksanaa) Ketua Tim/Kuasa Pengguna Anggaranb) Sekretaris/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatanc) Seksi Pendataand) Seksi Monev dan Penyelesaian Masalahe) Seksi Publikasi/Humas

Tim Pengelola BOS Provinsi tingkat Provinsi ditetapkan melalui SK Gubernur.

Page 21: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

2. Tugas dan Tanggungjawab Tim Pengelola BOS Provinsi

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menetapkan Pedoman Operasional Sekolah (BOS) Provinsi Jawa Barat Pada Jenjang Pendidikan Dasar.

Menyetujui dan meneruskan usulan sekolah penerima BOS Provinsi yang telah divalidasi oleh Dinas Pendidikan dan r Kantor Kementrian Agama tiap kabupaten/kota.

Mempersiapkan sekretariat dan perlengkapannya di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi.

Mempersiapkan Dokumen Pelaksana Anggaran (DPA) sesuai dengan dana dan kegiatan yang telah ditetapkan dan melakukan sosialisasi program di tingkat Provinsi.

Mengajukan pencairan dana BOS Provinsi kepada Gubernur melalui Biro Keuangan Sekertariat Daerah Provinsi Jawa Barat sesuai jumlah alokasi Dana tiap Kabupaten/Kota.

Merencanakan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi penggunaan dana BOS Provinsi.

Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat.

C. Tim Pengelola BOS Kabupaten/Kota1. Tim Kabupaten/Kota

Penanggungjawaba) Bupati/Walikota

Ketua a) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kotab) Kepala Kandepag Kabupaten/Kota

Tim Pelaksana Pengelola BOS Provinsi ditingkat Kabupaten/Kota terdiri dari :

Page 22: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

a) Ketua Tim Manajemen BOS Provinsi Tingkat Kabupaten/Kota

b) Seksi Pendataan (2 orang)c) Seksi Monitoring, Evaluasi dan Penyelesaian Masalah (1

orang)d) Seksi Publikasi/Humas (1 orang)

Pengelola BOS Provinsi Tingkat Kabupaten/Kota terdiri dari unsur Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan unsur Kantor Kementrian Agama Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota atau minimal Sekretaris Daerah.Tim Manajemen BOS Provinsi tingkat Kabupaten/Kota ditetapkan melalui SK Bupati/Walikota atau Sekretaris Daerah.

2. Tugas dan Tanggungjawab Tim Pengelola BOS Provinsi Tingkat Kabupaten/Kota dan Kandepag Kabupaten/Kota Mengusulkan alokasi dana untuk setiap sekolah/madrasah/

ponpes.

Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan kepada sekolah/madrasah/ponpes penerima BOS Provinsi.

Melakukan koordinasi dengan Tim Pengelola BOS Provinsi dan lembaga penyalur dana, serta dengan sekolah/ madrasah/ponpes dalam rangka penyaluran dana.

Merencanakan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi penggunaan dana BOS Provinsi.

Melaporkan pelaksanaan program kepada Tim pengelola BOS Provinsi di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Mengumpulkan data dan laporan dari sekolah/madrasah/ ponpes dan lembaga penyalur dana.

Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat.

Page 23: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

Menindaklanjuti kasus penyalahgunaan dana BOS Provinsi di tingkat sekolah/madrasah/ponpes.

Melaporkan setiap kegiatan yang dilakukan di Kabupaten/Kota kepada Tim Pengelola BOS Provinsi tingkat Provinsi dan instansi terkait.

D. Tingkat Sekolah/Madrasah/Ponpes1. Penanggungjawab

Kepala Sekolah/Madrasah/Salafiyah/Penanggungjawab Program Wajar Dikdas.

Kepala Sekolah/Madrasah/Salafiyah/Penanggungjawab Program Wajar Dikdas menunjuk guru/bendahara yang akan bertanggungjawab dalam mengelola dana BOS Provinsi di tingkat sekolah/madrasah/ponpes.

2. Tugas dan Tanggungjawab Sekolah/Madrasah/Ponpes Melakukan verifikasi jumlah dana yang diterima dengan data

siswa yang ada. Bila jumlah dana yang diterima melebihi dari data siswa sesungguhnya, makakelebihan dana tersebut tetap di simpan di rekening sekolah. Selanjutnya sekolah harus melaporkan kelebihan dana yang diterima ke Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota. Kelebihan dana akan diperhitungkan pada penyaluran BOS provinsi triwulan/semester berikutnya.

Bersama-sama dengan Komite Sekolah/Madrasah/ Pengasuh Ponpes, mengidentifikasi siswa miskin yang akan dibebaskan dari segala jenis iuran.

Mengelola dana BOS Provinsi secara bertanggungjawab dan transparan.

Bertanggungjawab terhadap penyimpangan penggunaan dana di sekolah/madrasah/ponpes.

Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat.

Page 24: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

Melaporkan penggunaan dana BOS Provinsi kepada Tim Pengelola BOS Provinsi tingkat Kabupaten/Kota.

BAB IVMEKANISME PELAKSANAAN

A. Mekanisme Penetapan Alokasi dana BOS Provinsia. Tim Pengelola BOS Provinsi tingkat

Kabupaten/Kota melakukan pendataandan memverifikasi jumlah siswa tiap sekolah/madrasah/ponpes yang menjadi dasar penentuan besaran dana BOS Provinsi tiap Kabupaten/Kota.

b. Tim Pengelola BOS Provinsi tingkat Kabupaten/Kota mengusulkan sekolah/madrasah/ponpes penerima BOS Provinsi melalui Daftar Sekolah Penerima BOS Provinsi yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kepala Kementerian Agama Tingkat Kabupaten/Kota.

c. Tim Pengelola BOS Provinsi selanjutnya membuat NaskahPerjanjian Hibah Daerah (NPHD) yang ditanda tangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk SD/SDLB, SMP/SMPLB/SMPT/SATAP sedangkan untuk sekolah dibawah naungan Kementerian Agama, NPHD ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan Kepala Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

d. Tim Pengelola BOS Provinsi membuat rekapitulasi alokasi dana BOS Provinsi tiap Kabupaten/Kota sebagai dasar usulan pencairan dana.

e. Alokasi dana BOS Provinsi tiap sekolah untuk periode Januari – Juni 2013didasarkan pada jumlah siswa tahun pelajaran 2012-2013, sedangkan periode Juli – Desember 2013 didasarkan pada jumlah siswa tahun pelajaran 2013–2014 (hasil PPDB).

Page 25: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

B. Mekanisme Penyaluran Dana Hibah BOS ProvinsiMekanisme pencairan dan penyaluran dana Bantuan Hibah untuk Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Provinsi Jawa Barat Pada Jenjang Pendidikan Dasar dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Pengelola BOS Provinsi di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat membuat Surat Permohonan Pencairan Dana BOS Provinsi kepada Gubernur Jawa Baratsesuai denganNPHD masing-masing Kabupaten/Kota.

b. Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Barat melakukan penatausahaan keuangan dan pemindah bukuan Dana BOS Provinsi ke Rekening masing-masing sekolah di tiap Kabupaten/Kota.

c. Penyaluran dana BOS Provinsi dilaksanakan secara bertahapsetiap triwulan.

C. Pengambilan dana BOS Provinsi

1) Dana BOS Provinsi harus diterima secara utuh dan tidak diperkenankan adanya pemotongan atau pungutan biaya apapun dengan alasan apapun dan oleh pihak manapun.

2) Dana BOS Provinsi yang diambil bukan berarti dana harus dihabiskan dalam periode tersebut. Besar penggunaan dana tiap bulan disesuaikan dengan kebutuhan sekolah/madrasah/ponpes sebagaimana tertuang dalam RKAS.

3) Bilamana terdapat sisa dana di sekolah/madrasah/ ponpes pada akhir tahun anggaran maka dana tersebut tetap menjadi hak sekolah dan dapat dipergunakan pada tahun anggaran berikutnya.

Page 26: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

4) Jika terdapat perbedaan dalam jumlah dana yang diterima, maka perbedaan tersebut harus segera dilaporkan kepada Tim Pengelola BOS Provinsi tingkat Kabupaten/Kota dan Tim Pengelola BOS Provinsi tingkat Provinsi untuk dijadikan dasar pengurang atau penambah dana BOS Provinsi pada penyaluran triwulan berikutnya.

5) Jika terdapat siswa pindah/mutasi ke sekolah/ madrasah/ponpes lain pada triwulan berjalan, maka dana BOS Provinsi siswa tersebut menjadi milik sekolah yang ditinggalkan.

D. Penggunaan Dana BOS ProvinsiPenggunaan dana BOS Provinsi di sekolah/madrasah harus

didasarkan pada kesepakatan dan keputusan bersama antara Kepala Sekolah/Madrasah/Dewan Guru dan Komite Sekolah/Madrasah, yang harus didaftar sebagai salah satu sumber penerimaan dalam RKAS, disamping dana yang diperoleh dari Pemda atau sumber lain (block grant, hasil unit produksi, sumbangan lain, dsb). Khusus untuk Pesantren Salafiyah, penggunaan dana BOS Provinsi didasarkan pada kesepakatan dan keputusan bersama antara Penanggungjawab Program dengan Pengasuh Pondok Pesantren dan disetujui oleh Kasi PD PONTREN (Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kantor Kementrian Agama Kabupaten/Kota). Bagi sekolah keagamaan non Islam, dalam penggunaan dana BOS Provinsi Kepala Sekolah/ Penanggungjawab Program harus meminta persetujuan dari Kasi Pembimas (Pembimbingan Masyarakat) Kantor Kementrian Agama Kabupaten/Kota.

Dalam hal penggunaan dana BOS Provinsi disekolah, hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1) Prioritas utama dana BOS Provinsi adalah untuk biaya kegiatan operasional sekolah.

2) Fungsi dari BOS Provinsi adalah sebagai pendamping/ penguat BOS Pusat.

Page 27: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

3) Penggunaan dana BOS Provinsi mengacu kepada 12 komponen pendanaan yang tertera pada PERMENDIKBUD No. 76 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan dan Pertanggunjawaban Keuangan Dana Bantuan Operasional Sekolah tahun 2013.

4) Untuk Komponen belanja lainnya ( komponen 13), agar BOS Provinsi tetap memperhatikan kebutuhan bahan ajar muatan lokal yang telah lulus uji kelayakan sesuai Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Prov.Jabar Nomor 425.1/3642/SET DISDIK, tanggal 10 Juni 2011 dan pengadaannya disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.

5) Bagi sekolah yang telah menerima DAK, tidak diperkenankan menggunakan dana BOS untuk peruntukan yang sama.

6) Khusus untuk SMP Terbuka, dana BOS Provinsi digunakan juga untuk:

a) Kegiatan-kegiatan yang terkait dengan proses belajar mengajar (Insentif),yang meliputi :

Supervisi oleh Kepala Sekolah,

Supervisi oleh Wakil Kepala SMP Terbuka,

Kegiatan tatap muka di Sekolah Induk oleh Guru Bina.

Kegiatan pembimbingan di TKB oleh Guru Pamong.

Kegiatan administrasi ketatausahaan oleh petugas Tata Usaha (1 orang).

Pengelolaan kegiatan pembelajaran oleh Pengelola TKB Mandiri.

b) Transportasi Guru Bina ke Tempat Kegiatan Belajar (TKB) dan Guru Pamong ke Sekolah Induk.

Dana BOS tidak boleh digunakan untuk :

Page 28: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

1) Disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud dibungakan.

2) Dipinjamkan/dititipkan kepada pihak lain.

3) Membeli lembar kerja siswa (LKS)

4) Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah dan memerlukan biaya besar, misalnya studi banding, studi tour (karya wisata) dan sejenisnya.

5) Membayar iuran kegiatan yang diselenggarakan oleh UPTD Kecamatan/Kabupaten/Kota/Provinsi/Pusat atau pihak lainnya, kecuali untuk menanggung biaya siswa/guru yang ikut serta dalam kegiatan tersebut.

6) Membayar bonus, transportasi rutin untuk guru.

7) Membeli pakaian/seragam/sepatu bagi guru/siswa untuk kepentingan pribadi, kecuali untuk siswa miskin yang tidak menerima BSM.

8) Digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat.

9) Membangun gedung/ruangan baru.

10) Membeli bahan/peralatan yang tidak mendukung proses pembelajaran.

11) Menanamkan saham.

12) Membiayai segala jenis kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana pemerintah pusat atau daerah, misalnya guru kontrak/guru bantu dan kelebihan jam mengajar.

13) Membiayai kegiatan penunjang yang tidak ada kaitannya dengan operasi sekolah, misalnya membiayayi iuran dalam rangka perayaan hari besar nasional dan upacara keagamaan/acara keagamaan.

14) Membiayai kegiatan dalam rangka mengikuti pelatihan/sosialisasi/pendampingan terkait program BOS/Perpajakan program BOS yang diselenggarakan di luar

Page 29: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

SKPD pendidikan Provinsi/Kabupaten/kota serta kementrian pendidikan dan kebudayaan.

Page 30: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

BAB VMONITORING DAN SUPERVISI

Bentuk kegiatan monitoring dan supervisi adalah melakukan pemantauan, pembinaan dan penyelesaian masalah terhadap pelaksanaan program BOS. Secara umum tujuan kegiatan ini adalah untuk meyakinkan bahwa dana BOS diterima oleh yang berhak dalam jumlah, waktu, cara, dan penggunaan yang tepat.

Komponen utama yang dimonitor antara lain:

1. Alokasi dana sekolah penerima bantuan

2. Penyaluran dan penggunaan dana

3. Pelayanan dan penanganan pengaduan

4. Administrasi keuangan

5. Pelaporan, serta pemajangan rencana penggunaan dan pemakaian dana BOS.

Selain itu juga dilakukan monitoring terhadap pelayanan dan penanganan pengaduan, sehingga pelayanan pengaduan dapat ditingkatkan. Dalam pelaksanaannya, monitoring pengaduan dapat dilakukan bekerjasama dengan lembaga-lembaga terkait. Kegiatan ini dilakukan dengan mencari fakta, menginvestigasi, menyelesaikan masalah, dan mendokumentasikan.Kegiatan monitoring dan supervisi dilakukan oleh Tim Manajemen BOS Provinsi, dan Tim Manajeman BOS Kabupaten/Kota.

A. Monitoring oleh Tim Manajemen BOS Provinsi

1) Monitoring ditujukan untuk memantau penyaluran dana, penyerapan dana, dan penggunaan dana di tingkat sekolah.

2) Responden terdiri dari Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota, dan Tim Manajemen BOS Sekolah.

3) Monitoring dilaksanakan pada saat persiapan penyaluran dana, pada saat penyaluran dana, dan pasca penyaluran dana.

Page 31: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

4) Monitoring dilakukan melalui kunjungan lapangan.

B. Monitoring oleh Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota

1) Monitoring ditujukan untuk memantau penyaluran dana, penyerapan dana, dan penggunaan dana di tingkat sekolah.

2) Responden terdiri dari sekolah dan murid dan/atau orangtua murid.

3) Monitoring dilaksanakan pada saat penyaluran dana dan pasca penyaluran dana.

4) Bila terjadi permasalahan biaya monitoring, disarankan agar monitoring dilakukan secara terpadu dengan program lain selain program BOS.

5) Monitoring dapat melibatkan Pengawas Sekolah secara terintegrasi dengan kegiatan pengawasan lainnya oleh Pengawas Sekolah.

6) Monitoring dilakukan melalui kunjungan lapangan.

7) Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota agar memanfaatkan pengawas sekolah yang kredible dan bertanggungjawab untuk membantu melakukan monitoring.

Page 32: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

BAB VIPELAPORAN

DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN

Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam pelaksanaan Program BOS, masing-masing pengelola program di tiap tingkatan (Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, Sekolah) diwajibkan untuk melaporkan hasil kegiatannya kepada pihat terkait.

Secara umum, hal-hal yang dilaporkan oleh pelaksana program adalah yang berkaitan dengan statistik penerima bantuan, penyaluran, penyerapan, pemanfaatan dana, pertanggungjawaban keuangan serta hasil monitoring evaluasi dan pengaduan masalah.

A. PELAPORAN1. Tingkat Sekolah

a. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (Formulir BOS-K1 dan BOS-K2)RKAS ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Komite Sekolah dan khusus untuk sekolah swasta ditambah Ketua Yayasan. Dokumen ini disimpan di sekolah dan diperlihatkan kepada Pengawas Sekolah, Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota, dan para pemeriksa lainnya apabila diperlukan.

RKAS dibuat setahun sekali pada awal tahun pelajaran, namun demikian perlu dilakukan revisi pada semester kedua. Oleh karena itu sekolah dapat membuat RKAS tahunan yang dirinci tiap semester. Format RKAS mengacu pada format BOS Pusat, yakni Formulir BOS-K1.

RKAS perlu dilengkapi dengan rencana penggunaan dana secara rinci, yang dibuat tahunan dan tiga bulanan untuk setiap sumber dana yang diterima sekolah dan mengacu pada format BOS Pusat, yakni Formulir BOS-K2.

Page 33: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

b. PembukuanSekolah diwajibkan membuat pembukuan dari dana yang diperoleh sekolah untuk program BOS. Pembukuan yang digunakan dapat dengan tulis tangan atau menggunakan komputer. Buku yang digunakan adalah sebagai berikut.

i. Buku Kas Umum mengacu pada format BOS Pusat, yakni Formulir BOS-K3

Buku Kas Umum ini disusun untuk masing-masing rekening bank yang dimiliki oleh sekolah. Pembukuan dalam Buku Kas Umum meliputi semua transaksi eksternal, yaitu yang berhubungan dengan pihak ketiga:

i). Kolom Penerimaan: dari penyalur dana (BOS atau sumber dana lain), penerimaan dari pemungutan pajak, dan penerimaan jasa giro dari bank.

ii). Kolom Pengeluaran: adalah pembelian barang dan

jasa, biaya administrasi bank, pajak atas hasil dari jasa giro dan setoran pajak.

Buku Kas Umum harus diisi tiap transaksi (segera setelah transaksi tersebut terjadi dan tidak menunggu terkumpul satu minggu/bulan) dan transaksi yang dicatat didalam Buku Kas Umum juga harus dicatat dalam buku pembantu, yaitu Buku Pembantu Kas, Buku Pembantu Bank, dan Buku Pembantu Pajak. Formulir yang telah diisi ditandatangani oleh Bendahara dan Kepala Sekolah. Dokumen ini disimpan di sekolah dan diperlihatkan kepada pengawas sekolah, Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota, dan para pemeriksa lainnya apabila diperlukan.

ii. Buku Pembantu Kas mengacu pada format BOS Pusat, yakni Formulir BOS-K4

Buku ini harus mencatat tiap transaksi tunai dan ditandatangani oleh Bendahara dan Kepala Sekolah.

Page 34: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

Dokumen ini disimpan di sekolah dan diperlihatkan kepada pengawas, Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota, dan para pemeriksa lainnya apabila diperlukan.

iii. Buku Pembantu Bank mengacu pada format BOS Pusat, yakni Formulir BOS-K5

Buku ini harus mencatat tiap transaksi melalui bank (baik cek, giro maupun tunai) dan ditandatangani oleh Bendahara dan Kepala Sekolah. Dokumen ini disimpan di sekolah dan diperlihatkan kepada pengawas sekolah, Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota, dan para pemeriksa lainnya apabila diperlukan.

iv. Buku Pembantu Pajak mengacu pada format BOS Pusat, yakni Formulir BOS-K6

Buku pembantu pajak mempunyai fungsi untuk mencatat semua transaksi yang harus dipungut pajak serta memonitor atas pungutan dan penyetoran pajak yang dipungut selaku wajib pungut pajak.

Terkait dengan pembukuan dari dana yang diperoleh sekolah untuk program BOS, sekolah perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

i. Pembukuan terhadap seluruh penerimaan dan pengeluaran dapat dilakukan dengan tulis tangan atau menggunakan komputer. Dalam hal pembukuan dilakukan dengan komputer, bendahara wajib mencetak Buku Kas Umum dan buku-buku pembantu sekurang-kurangnya sekali dalam satu bulan dan menatausahakan hasil cetakan Buku Kas Umum dan buku-buku pembantu bulanan yang telah ditandatangi Kepala Sekolah dan Bendahara Sekolah.

ii. Semua transaksi penerimaan dan pengeluaran dicatat dalam Buku Kas Umum dan Buku Pembantu yang relevan sesuai dengan urutan tanggal kejadiannya.

Page 35: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

iii. Uang tunai yang ada di Kas Tunai tidak lebih dari Rp 10 juta.

iv. Apabila bendahara meninggalkan tempat kedudukannya atau berhenti dari jabatannya, Buku Kas Umum dan buku pembantunya serta bukti-bukti pengeluaran harus diserahterimakan kepada pejabat yang baru dengan Berita Acara Serah Terima.

c. Realisasi Penggunaan Dana Tiap Sumber Dana mengacu pada format BOS Pusat, yakni Formulir BOS-K7Laporan ini disusun berdasarkan Buku Kas Umum (Formulir BOS-K3) dari semua sumber dana yang dikelola oleh sekolah pada periode yang sama.

Laporan ini dibuat triwulanan dan ditandatangani oleh Bendahara, Kepala Sekolah dan Komite Sekolah.

Laporan ini harus dilengkapi dengan surat pernyataan tanggung jawab yang menyatakan bahwa dana BOS yang diterima telah digunakan sesuai NPH BOS yang tercantum dalam Permendagri tentang Pengelolaan BOS.

Bukti pengeluaran yang sah disimpan dan dipergunakan oleh penerima hibah selaku obyek pemeriksaan.

Page 36: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

d. Rekapitulasi Realisasi Penggunaan Dana BOS mengacu pada format BOS Pusat, yakni Formulir BOS-K7aLaporan ini merupakan rekapitulasi dari 13 (tiga belas) komponen penggunaan dana BOS dan disusun berdasarkan Formulir BOS-K7. Laporan ini dibuat setiap triwulan dan ditandatangani oleh Bendahara, Kepala Sekolah dan Komite Sekolah.

e. Bukti Pengeluaran

i. Setiap transaksi pengeluaran harus didukung dengan bukti kuitansi yang sah;

ii. Bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus dibubuhi materai yang cukup sesuai dengan ketentuan bea materai. Untuk transaksi dengan nilai sampai Rp 250.000,- tidak dikenakan bea materai, sedang transaksi dengan nilai nominal di atas Rp 250.000,- sampai dengan Rp 1.000.000,- dikenakan bea materai dengan tarif sebesar Rp 3.000,- dan transaksi dengan nilai nominal lebih besar Rp 1.000.000,- dikenakan bea materai dengan tarif sebesar Rp 6.000,-

iii. Uraian pembayaran dalam kuitansi harus jelas dan terinci sesuai dengan peruntukannya;

iv. Uraian tentang jenis barang/jasa yang dibayar dapat dipisah dalam bentuk faktur sebagai lampiran kuitansi;

v. Setiap bukti pembayaran harus disetujui Kepala Sekolah dana lunas dibayar oleh Bendahara;

vi. Segala jenis bukti pengeluaran harus disimpan oleh bendahara BOS sebagai bahan bukti dan bahan laporan.

Page 37: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

f. Pelaporan

Laporan harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:

i. Setiap kegiatan wajib dibuatkan laporan hasil pelaksanaan kegiatannya.

ii. Laporan penggunaan dana BOS di tingkat sekolah meliputi laporan realisasi penggunaan dana per sumber dana (Formulir dana BOS-K7 dan BOS-K7a) dan surat pernyataan tanggung jawab yang menyatakan bahwa dana BOS yang diterima telah digunakan sesuai NPH BOS.

iii. Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, Buku Pembantu Bank, dan Buku Pembantu Pajak beserta bukti serta dokumen pendukung bukti pengeluaran dana BOS (kuitansi/faktur/nota/bon dari vendor/toko/supplier) wajib diarsipkan oleh sekolah sebagai bahan audit.

iv. Seluruh arsip data keuangan, baik yang berupa laporan-laporan keuangan maupun dokumen pendukungnya, disimpan dan ditata dengan rapi dalam urutan nomor dan tanggal kejadiannya, serta disimpan di suatu tempat yang aman dan mudah untuk ditemukan setiap saat.

1. Pelaporan oleh Tim Manajamen BOS Sekolah

Hal yang perlu dilaporkan oleh Tim Manajemen BOS Sekolah

i. Rekapitulasi penggunaan dana BOS (Formulir BOS-K7A) harus dilaporkan oleh setiap sekolah tiap triwulan kepada Tim Manajemen BOS Provinsi Tingkat Kabupaten/Kota. Laporan lengkap penggunaan dana BOS triwulanan disimpan di sekolah untuk bahan pemeriksaan.

ii. Lembar pencatatan pertanyaan/kritik/saran.

Page 38: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

iii. Lembar pencatatan pengaduan.

Laporan kegiatan dan pertanggungjawaban selama satu tahun anggaran disampaikan kepada SKPD Pendidikan Kabupaten/Kota paling lambat tanggal 5 Januari tahun berikutnya.

2. Pelaporan oleh Tim Manajamen BOS Kabupaten/Kota

Hal-hal yang perlu dilaporkan oleh Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota:

a. Rekapitulasi penggunaan Dana BOS yang diperoleh dari Tim Manajemen BOS Sekolah dengan menggunakan Formulir BOS-K8

b. Penanganan Pengaduan Masyarakat, yang antara lain berisi informasi tentang jenis kasus, skala kasus, kemampuan penanganan, dan status penyelesain.

Laporan ini harus diserahkan ke Tim Manajemen BOS Provinsi paling lambat tanggal 10 Januari tahun berikutnya.

3. Pelaporan oleh Tim Manajamen BOS Provinsi

Pada setiap akhir tahun, Tim Manajemen BOS Provinsi harus melaporkan semua kegiatan yang berkaitan dengan perencanaan dan pelaksanaan program BOS Provinsi, sejauh mana pelaksanaan program berjalan sesuai dengan yang direncanakan, apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum/tidak dikerjakan, hambatan apa saja yang terjadi dan mengapa hal tersebut dapat terjadi, serta upaya apa yang telah dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut, serta rekomendasi untuk perbaikan program di masa yang akan datang, baik program yang sama maupun program lain yang sejenis.

Page 39: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

Hal-hal yang perlu dilampirkan dalam laporan oleh Tim Manajemen BOS Provinsi adalah:

a. Nama sekolah penerima BOS Provinsi dari tiap kabupaten/kota yang disertai dengan jumlah siswa dan jumlah dana dari masing-masing sekolah.

b. Hasil Penyerapan Dana BOS Provinsi

Berisikan tentang dana BOS Provinsi yang disalurkan per kabupaten/kota untuk setiap jenjang pendidikan, jenis sekolah, sttaus sekolah, serta berapa yang sudah terserap. Tim Manajemen BOS Provinsi menyusun laporan berdasarkan data/informasi yang diperoleh dari Tim Manajemen BOS Provinsi Tingkat Kabupaten/Kota. Laporan ini mengacu pada format laporan BOS Pusat, yakni Formulir BOS-K10.

c. Hasil Monitoring dan Evaluasi

Laporan monitoring adalah laporan pelaksanaan kegiatan monitoring oleh Tim Manajemen BOS Provinsi. Laporan ini berisi tentang jumlah responden, waktu pelaksanaan, hasil monitoring, analisis data, kesimpulan serta saran dan rekomendasi. Laporan monitoring harus sudah selesai dibuat paling lambat 45 hari setelah pelaksanaan monitoring.

d. Penanganan Pengaduan Masayarakat

Tim Manajemen BOS Provinsi merekapitulasi hasil penanganan pengaduan masyarakat dan perkembangannya baik yang telah dilakukan oleh Tim Manajemen BOS Provinsi maupun Tim Manajemen BOS Provinsi Tingkat Kabupaten/Kota. Laporan ini berisi informasi tentang jenis kasus, skala kasus, kemajuan penanganan, dan status penyelesaian.

e. Kegiatan Lainnya

Page 40: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

Tim Manajemen BOS Provinsi harus membuat laporan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program BOS Provinsi, seperti: sosialisasi, pelatihan, pengadaan barang/jasa, dan kegiatan lainnya.

B. PERPAJAKAN

Ketentuan peraturan perpajakan dlam penggunaan dana BOS diatur sebagai berikut.

1. Kewajiban perpajakan yang terkait dengan penggunaan dana BOS untuk pembelian ATK/bahan/penggandaan dan lain-lain pada kegiatan penerimaan siswa baru; kesiswaan; ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah dan laporan hasil belajar siswa; pembelian bahan-bahan habis pakai, seperti buku tulis, kapur tulis, pensil dan bahan praktikum; pengembangan profesi guru; pembelian bahan-bahan untuk perawatan/perbaikan ringan gedung sekolah.

a. Bagi bendaharawan/pengelola dana BOS pada Sekolah Negeri atas penggunaan dana BOS sebagaimana tersebut di atas adalah:

i. Tidak perlu memungut PPh Pasal 22 sebesar 1,5%1

ii. Memungut dan menyetor PPN sebesar 10% untuk nilai pembelian lebih dari Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah) atas penyerahan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak Rekanan Pemerintah. Namun untuk nilai ditambah PPN-nya jumlahnya tidak melebihi Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah) dann bukan merupakan pembayaran yang dipecah-pecah, PPN yang terutang dipungut dan disetor oleh Pengusaha Kena Pajak Rekanan Pemerintah sesuai dengan ketentuan yang berlaku umum2. Pemungut PPN dalam hal ini bendaharawan pemerintah tidak perlu memungut PPN atas pembelian barang dan jasa yang dilakukan oleh bukan Pengusaha Kena Pajak (PKP)3.

Page 41: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

b. Bagi bendaharawan/pengelola dana BOS pada Sekolah bukan negeri adalah tidak termasuk bendaharawan pemerintah sehingga tidak termasuk sebagai pihak yang ditunjuk sebagai pemungut PPh Pasal 22 dan atau PPN. Dengan demikian kewajiban perpajakan bagi bendaharawan/ pengelola dana BOS pada BOS untuk belanja barang sebagaimana tersebut diatas adalah:

i. Tidak mempunyai kewajiban memungut PPh Pasal 22, karena tidak termasuk sebagai pihak yang ditunjuk sebagai pemungut PPh Pasal 22.

ii. Membayar PPN yang dipungut oleh pihak penjual (Pengusaha Kena Pajak).

2. Kewajiban perpajakan yang terkait dengan penggunaan dana BOS untuk pembelian/penggandaan buku teks pelajaran/atau mengganti buku teks yang sudah rusak.

a. Bagi bendaharawan/pengelola dana BOS pada sekolah negeri atau penggunaan dana BOS untuk pembelian/penggandaan buku teks pelajaran dan/atau mengganti buku teks yang sudah rusak adalah:

i. Atas pembelian buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran agama, tidak perlu memungut PPh Pasal 22 sebesar 1,5%1.

ii. Atas pembelian buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran agama, PPN yang terutang dibebaskan.

iii. Memunggut dan menyetor PPN sebesar 10% untuk nilai pembelian lebih dari Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah) atas penyerahan Barang Kena Pajak berupa buku-buku yang bukan buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran agama. Namun untuk nilai pembelian ditambah PPN-nya jumlahnya tidak melebihi Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah) dan bukan merupakan pembayaran yang dipecah-pecah, PPh yang terutang

Page 42: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

dipungut dan disetor oleh Pengusaha Kena Pajak Rekanan Pemerintah.

b. Bendaharawan/ pengelola dana BOS pada Sekolah Bukan Negeri adalah tidak termasuk bendaharawan pemerintah sehingga tidka termasuk sebagai pihak yang ditunjuk sebagai Pemungut PPh Pasal 22 dan atau PPN. Dengan demikian kewajiban perpajakan bagi bendaharawan/pengelola dana BOS pada Sekolah Bukan Negeri yang terkait dengan pembelian/penggandaan buku teks pelajaran dan/atau mengganti buku teks yang sudah rusak adalah:

i. Tidak mempunyai kewajiban memungut PPh Pasal 22, karena tidak termasuk sebagai pihak yang ditunjuk sebagai pemungut PPh Pasal 22.

ii. Atas pembelian buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran agama, PPN yang terutang dibebaskan.

iii. Membayar PPN yang dipungut oleh pihak penjual (Pengusaha Kena Pajak) atas pembelian buku yang bukan buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran agama.

3. Kewajiban perpajakan yang terkait dengan pemberian honor pada kegiatan penerimaan siswa baru, kesiswaan, pengembangan profesi guru, penyusunan laporan BOS dan kegiatan pembelajaran pada SMP Terbuka. Semua bendaharawan/penanggung jawab dana BOS baik pada sekolah negeri maupun sekolah bukan negeri:

a. Bagi guru/pegawai non PNS sebagai peserta kegiatan, harus dipotong PPh Pasal 21 dengan menerapkan tarif Pasal 17 UU PPh sebesar 5% dari jumlah bruto honor.

b. Bagi guru/pegawai PNS diatur sebagai berikut:

i. Golongan I dan II dengan tarif 0% (nol persen).

Page 43: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

ii. Golongan III dengan tarif 5% (lima persen) dari penghasilan bruto.

iii. Golongan IV dengan tarif 15% (lima belas persen) dari penghasilan bruto.

4. Kewajiban perpajakan yang terkait dengan penggunaan dana BOS dalam rangka membayar honorarium guru dan tenaga kependidikan honorer sekolah yang dibiayai dari Pemerintahan Pusat dan atau Daerah yang dibayarkan bulanan diatur sebagai berikut:

a. Penghasilan rutin setiap bulan untuk guru tidak tetap (GTT), Tenaga Kependidikan Honorer, Pegawai Tidak Tetap (PTT), untuk jumlah sebagai samapi dengan Rp 2.025.000,- (dua juta dua puluh lima ribu rupiah) tidak terhutang PPh Pasal 21.

b. Untuk jumlah lebih dari itu, PPh Pasal 21 dihitung dengan menyetahunkan penghasilan sebulan. Dengan perhitungan sebagai berikut.

i. Pengahasilan sebulan ...................................................... XX

ii. Penghasilan netto setahun (x 12) .................................... XX

iii. Dikurangi PTKP*) .......................................................... XX

iv. Penghasilan Kena Pajak ................................................. XX

v. PPh Pasal 21 terutang setahun 5% (jumlah s.d. Rp 50 juta) dst ...................................... XX

vi. PPh Pasal 21 sebulan (:12) ............................................ XX

Besarnya Penghasilan Kena Pajak (PTKP), adalah:

Page 44: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

i. Status sendiri ............................................................ Rp. 24,30 juta

ii. Tambahan status kawin ....................................... Rp. 2,025 juta

iii. Tambahan tanggungan keluarga, maks 3 orang @ ............ Rp. 2,025 juta

5. Kewajiban perpajakan yang terkait dengan penggunaan dana BOS, baik pada Sekolah Negeri, Sekolah Swasta, untuk membayar honor kepada tenaga kerja lepas orang pribadi yang melaksanakan kegiatan perawatan atau pemeliharaan sekolah harus memotong PPh Pasal 21 dengan ketentuan sebagai berikut:*)

a. Jika upah harian atau rata-rata upah harian yang diterima tidak melebihi Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) dan jumlah seluruh upah yang diterima dalam buku takwim yang bersangkutan belum melebihi Rp 1.320.000,- (satu juta tiga ratus ribu rupiah), maka tidak ada PPh Pasal 21 yang dipotong.

b. Jika upah harian atau rata-rata upah harian yang diterima tidak melebihi Rp 150.000 (seratus lima puluh ribu rupiah), namun jumlah seluruh upah yang diterima dalam bulan takwim yang bersangkutan telah melebihi Rp 1.320.000,- (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah), maka pada saat jumlah seluruh upah telah melebihi Rp 1.320.000,- (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) harus dipotong PPh Pasal 21 sebesar 5% atas jumlah bruto upah setelah dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang sebenarnya;

c. Jika upah harian atau rata-rata upah harian yang diterima lebih dari Rp 150.000 (seratus lima puluh ribu rupiah) dan jumlah seluruh upah yang diterima dalam bulan takwim yang bersangkutan belum melebihi Rp 1.320.000,- (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah), maka harus dipotong PPh

Page 45: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

Pasal 21 sebesar 5% dari jumlah upah harian atau rata-rata upah harian di atas Rp 150.000,- (setaus lima puluh ribu rupiah);

d. Jika upah harian atau rata-rata upah harian yang diterima lebih dari Rp 150.000 (seratus lima puluh ribu rupiah) dan jumlah seluruh upah yang diterima dalam bulan takwim yang bersangkutan belum melebihi Rp 1.320.000,- (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah), maka pada saat jumlah seluruh upah telah melebihi Rp 1.320.000,- (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah), harus dihitung kembali jumlah PPh Pasal 21 yang harus dipotong dengan menerapkan tarif 5% atas jumlah bruto upah setelah dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang sebenarnya.

Page 46: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

BAB VIIPENGAWASAN DAN SANKSI

A. Pengawasan

Pengawasan program BOS meliputi pengawasan melekat, pengawasan fungsional, dan pengawasan masyarakat.

1. Pengawasan Melekat yang dilakukan oleh pimpinan masing-masing instansi kepada bawahannya baik di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota maupun sekolah. Prioritas utama dalam program BOS adalah pengawasan yang dilakukan oleh SKPD Pendidikan Kabupaten/Kota kepada sekolah.

2. Pengawasan Fungsional Internal oleh Inspektorat Jenderal Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota dengan melakukan audit sesuai dengan kebutuhan lembaga tersebut atau permintaan instansi yang akan diaudit.

3. Pengawasan oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dengan melakukan audit atas permintaan instansi yang akan diaudit.

4. Pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sesuai dengan kewenangan.

5. Pengawasan masyarakat dalam rangka transparasi pelaksanaan program BOS oleh unsur masyarakat dan unit-unit pengaduan masyarakat yang terdapat di sekolah, Kabupaten/Kota, Provinsi dam Pusat. Apabila terdapat indikasi penyimpangan dalam pengelolaan BOS, agar segera dilaporkan kepada instansi pengawas fungsional atau lembaga berwenang lainnya.

B. Sanksi

Page 47: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

Sanksi terhadap penyalahgunaan wewenang yang dapat merugikan negara dan/atau sekolah dan/atau siswa akan dijatuhkan oleh aparat/pejabat yang berwenang. Sanksi kepada oknum yang melakukan pelanggaran dapat diberikan dalam berbagai bentuk, misalnya:

1. Penerapan sanksi kepegawaian sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku (pemberhentian, penurunan pangkat, mutasi kerja)

2. Penerapan tuntunan perbendaharaan dan ganti rugi, yaitu dana BOS yang terbukti disalahgunakan agar dikembalikan kepada satuan pendidikan atau kas daerah provinsi.

3. Penerapan proses hukum, yaitu mulai proses penyelidikan, penyidikan dan proses peradilan bagi pihak yang diduga atau terbukti melakukan penyimpangan dana BOS.

4. Pemblokiran dana dan penghentian sementara seluruh bantuan pendidikan yang bersumber dari APBN pada tahun berikutnya kepada provinsi/kabupaten/kota, bilamana terbukti pelanggaran tersebut dilakukan secara sengaja dan tersistem untuk memperoleh keuntungan pribadi, kelompok, atau golongan.

Page 48: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

5.BAB VIII

PENUTUP

Sekolah sebagai sebuah entitas organisasi harus mampu mengelola dana BOS secara profesional untuk mendukung kegiatan belajar mengajar yang bermutu. Dana BOS yang diterima oleh sekolah dikelola secara mandiri melalui Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Dari sisi keuangan, MBS menuntut pengelola sekolah mampu melakukan perencanaan, melaksanakan, mengevaluasi, dan memper-tanggungjawabkan pengelolaan dana secara baik dan transparan. Pengelolaan dana yang baik tidak terlepas dari prinsip ekonomis, efisiensi, efektifitas, transparansi, akuntabilitas, keadilan, kejujuran dalam pengelolaan dan pengendalian.

Penggunaan dana BOS Pusat dan BOS Provinsi hendaknya dapat dipertanggungjawabkan dengan baik dan benar serta transparan dan didukung oleh bukti-bukti yang sah.

Buku Petunjuk Teknis ini merupakan pendamping dari Petunjuk Teknis dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Bantuan Operasional Sekolah Tahun 2013 (Permendikbud Nomor 76 Tahun 2012) dan diharapkan dapat dijadikan acuan khususnya dalam pengelolaan BOS Provinsi baik pada tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, maupun Sekolah, sehingga pelaksanaan tugas dan fungsi manajemen dapat dijalankan dengan baik dan benar.

Page 49: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

LAMPIRAN

(FORMULIR BOS)

Page 50: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

Formulir BOS-K1Diisi oleh Sekolah

Dikirim ke Tim Manajemen BOS Kab/Kota

RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS)TAHUN AJARAN .........

Nama Sekolah :Desa/Kecamatan :Kabupaten/Kota :Provinsi :

PENERIMAAN PENGELUARAN

No.

urut

No.

KodeUraian Jumlah

No.

Urut

No.

KodeUraian Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

I 1 SISA TAHUN LALU I 1 PROGRAM SEKOLAH

1.1 Pengembangan Kompetensi Lulusan

II 2 PENDAPATAN RUTIN 1.2 Pengembangan standar isi

2.1 Gaji PNS 1.3 Pengembangan standar proses

2.2 Gaji Pegawai Tidak Tetap 1.4 Pengembangan pendidik dan tenaga

kependidikan

2.3 Belanja Barang dan Jasa 1.5 Pengembangan sarana dan prasarana

sekolah

2.4 Belanja Pemeliharaan 1.6 Pengembangan standar pengelolaan

2.5 Belanja lain-lain 1.7 Pengembangan standar pembiayaan

1.8 Pengembangan dan implementasi sistem

penilaian

III 3 BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH

(BOS)

II 2 BELANJA LAINNYA

3.1 BOS Pusat 2.1 Belanja …………

3.2 BOS Provinsi 2.2 Belanja …………

3.3 BOS Kabupaten/Kota 2.3 Belanja …………

IV 4 BANTUAN

4.1 Dana Dekonsentrasi

4.2 Dana Tugas Pembantuan

4.3 Dana Alokasi Khusus

4.4 Lain-lain (bantuan luar negeri/hibah)*

V 5 SUMBER PENDAPATAN LAINNYA

5.1

5.2

Jumlah Penerimaan Jumlah Pengeluaran

*Sebutkan jika ada

Mengetahui, Menyetujui,

Ketua Komite Sekolah Kepala Sekolah

Bendahara/Penanggungjawab Kegiatan

………………………… ………………………………. ……………………………….

NIP ……………… …………. NIP ………………………..

Page 51: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

Formulir BOS-K2Diisi oleh Sekolah

Dikirim ke Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota

RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS)TAHUN AJARAN .........

Nama Sekolah :Desa/Kecamatan :Kabupaten/Kota :Provinsi :Triwulan :

Sumber Dana :

No.

Urut

No.

Kode

Uraian Jumlah

(dalam Rp)

Triwulan

I II III IV

1 2 3 4 5 6 7 8

Mengetahui, Menyetujui,

Ketua Komite Sekolah Kepala Sekolah Bendahara/Penanggungjawab kegiatan

………………….. ………………… ………………………

NIP. ……… NIP. ………..

Page 52: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

Formulir BOS-K3Diisi oleh Sekolah

Disimpan di Sekolah

BUKU KAS UMUM

Nama Sekolah :Desa/Kecamatan :Kabupaten/Kota :Provinsi :

TANGGALNO.

KODE

NO.

BUKTIURAIAN

PENERIMAAN

(DEBIT)

PENGELUARAN

(KREDIT)SALDO

1 2 3 4 5 6 7

Mengetahui

Kepala Sekolah Bendahara

( ………………………….. ) ( ……………………….. )

NIP NIP

Page 53: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

Formulir BOS-K4Diisi oleh Bendahara/Guru

Disimpan di Sekolah

BUKU PEMBANTU KASBulan : ..............

Nama Sekolah :Desa/Kecamatan :Kabupaten/Kota :Provinsi :

TANGGAL NO.

KODE

NO.

BUKTI

URAIAN PENERIMAAN

(DEBIT)

PENGELUARAN

(KREDIT)

SALDO

1 2 3 4 5 6 7

Mengetahui …...., ……..… 20……

Kepala Sekolah Bendahara

( ………………………….. ) ( ……………………….. )

NIP NIP

Page 54: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

Formulir BOS-K5Diisi oleh Bendahara/Guru

Disimpan di Sekolah

BUKU PEMBANTU BANKBulan : ..............

Nama Sekolah :Desa/Kecamatan :Kabupaten/Kota :Provinsi :

TANGGAL NO.

KODE

NO.

BUKTI

URAIAN PENERIMAAN

(DEBIT)

PENGELUARAN

(KREDIT)

SALDO

1 2 3 4 5 6 7

Mengetahui …….., ………… 20.…

Kepala Sekolah Bendahara/Guru

( ………………………….. ) ( ……………………….. )

NIP NIP

Page 55: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

Formulir BOS-K6Diisi oleh BendaharaDisimpan di Sekolah

BUKU PEMBANTU PAJAKBulan : ..............

Nama Sekolah :Desa/Kecamatan :Kabupaten/Kota :Provinsi :

TANGGAL NO.

KODE

NO.

BUKTI

URAIAN PENERIMAAN (DEBIT) PENGELUARAN

(KREDIT)

SALDO

PPN PPh 21 PPh 22 PPh 23

1 2 3 4 5 6 7 8 10 11

Mengetahui …….., ………..… 20..…

Kepala Sekolah Bendahara Sekolah

( ………………………….. ) ( ……………………….. )

NIP NIP

Page 56: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

Formulir BOS-K7Diisi oleh Sekolah

Dikirim ke Tim Manajamen BOS Kab/kota

REALISASI PENGGUNAAN DANA TIAP JENIS ANGGARANTAHUN AJARAN : ..............

PERIODE TANGGAL: .................... s/d .................... (Triwulan ke ...)

Nama Sekolah :Desa/Kecamatan :Kabupaten/Kota :Provinsi :

No.

KodeUraian Kegiatan Jumlah

Penggunaan Dana Per Sumber Dana

RutinBantuan Operasional Sekolah (BOS) Bantuan

Lain

Sumber Pendapatan

LainnyaPusat Provinsi Kab/Kota

1 2 3 4

Penerimaan

Penggunaan Dana :

I Program Sekolah

1 Pengembangan Kompetensi Lulusan

1.1 Penyusunan Kompetensi Ketuntasan

Minimal

1.2 Penyusunan Kriteria Kenaikan Kelas

1.3 Pelaksanaan Uji Coba UASBN/UN Tk.

Kecamatan

1.4 Pelaksanaan Uji Coba UASBN/UN Tk.

Kota

1 … ………… dst

2 Pengembangan Standar Isi

2.1 Penyusunan Pembagian tugas guru dan

jadwal pelajaran

2.2 Penyusunan program tahunan

2.3 Penyusunan program semester

2.4 Penyusunan silabus

2 … ………………… dst

3 Pengembangan Standar Proses

3.1 Kegiatan pengelolaan kegiatan belajar

mengajar :

3.1.1 Pengadaan sarana penunjang KBM (ATK

KBM)

Page 57: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

No.

Kode Uraian KegiatanJumlah

Penggunaan Dana Per Sumber Dana

RutinBantuan Operasional Sekolah (BOS)

Bantuan LainSumber Pendapatan

LainnyaPusat Provinsi Kab/Kota

1 2 3 4

Penerimaan

Penggunaan Dana :

3.1.2 Pengadaan alat pembelajaran (seluruh

maple termasukOR)

3.1… ……………dst

3.2 Program kemahasiswaan :

3.2.1 Penyusunan program kemahasiswaan

3.2.2 Pelaksanaan ekstrakulikuler kepramukaan

3.2… ……………dst

3.3 Program ekstrakulikuler

3.3.1 Penyusunan program ekstrakulikuler

3.3.2 Pelaksanaan ekstrakulikuler kepramukaan

3.3… ……………dst

4 Pengembangan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan

4.1 Pembinaan Guru di Gugus :

4.1.1 Peningkatan kualitas Guru Kelas, Mata

Pelajaran

4.1.2 Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah

4.1… ……………dst

4.2 Pembinaan Tenaga Kependidikan :

4.2.1 Pembinaan tenaga ketatausahaan

4.2.2 Pembinaan tenaga perpustakaan

4.2… ………… dst

5 Pengembangan Sarana dan Prasarana

Sekolah

5.1 Pengadaan, pemeliharaan dan perawatan

alat kantor/inventaris sekolah :

5.1.1 Mesin Tik

5.1..2 Stensil/Mesin Pengganda

5.1… …… dst

5.2 Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung :

5.2.1 Ruang Kelas

5.2.2 Ruang laboratorium

5.2… …… dst

5.3 Pengadaan dan Perawatan Meubelair:

5.3.1 Meja kursi murid

5.3.2 Meja kursi guru

5.3… ……… dst

Page 58: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

6 Pengembangan standar pengelolaan

6.1 Kegiatan pengembangan Manajemen

Sekolah

6.1.1 Penyusunan Visi dan Misi

6.1.2 Penyusunan Profil Sekolah

6.1… ......... dst

6.2 Kegiatan Pengelolaan Perkantoran

6.2.1 Penyusunan Program Ketatausahaan

6.2.2 Pengadaan sarana Pendukung

Perkantoran

6.2… …… dst

6.3 Kegiatan Supervisi, Monitoring dan

Evaluasi

6.3.1 Penyusunan Program Supervisi,

Monitoring dan Evaluasi

6.3.2 Supervise Akademik

6.3… …… dst

6.4 Kegiatan Hubungan Masyarakat

6.4.1 Pengembangan Sistem Informasi

Manajemen

6.4.2 Penyusunan Leaflet

7 Pengembangan standar pembiayaan

7.1 Kegiatan Rumah Tangga Sekolah, Daya

dan Jasa

7.1.1 Konsumsi Guru / Pegawai

7.1.2 Konsumsi Tamu

7.1… …… dst

8 Pengembangan dan implementasi sistem

penilaian

8.1 Penyusunan kisi-kisi

8.1.1 Ulangan Harian

8.1.2 Ulangan Tengah Semester

8.1.3 Ulangan Akhir Semester

8.1… …… dst

8.2 Penyusunan Soal

8.2.1 Ulangan Harian

8.2.2 Ulangan Tengah Semester

8.2.3 Ulangan Akhir Semester

8.2… …… dst

8.3 Pelaksanaan penilaian

8.3.1 Ulangan Harian

8.3.2 Ulangan Tengah Semester

8.3.3 Ulangan Akhir Semester

8.3.4 Ulangan Kenaikan Kelas

8.3… …… dst

8.4 Tindak Lanjut Hasil Penilaian

Page 59: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

8.4.1 Analisis

8.4.2 Remedial

8.4.3 Pengayaan

8.5 Penilaian lainnya

8.5.1 Portofolio

8.5.2 Proyek

8.5.3 Penugasan

8.5… …… dst

8.6 Inovasi Model Penilaian

8.6.1 Workshop

8.6.2 IHT

8.6.3 Pelatihan

8.6.4 Study banding

8.6… …… dst

Sub total Penggunaan Dana

2 Penggunaan Dana Lainnya

2.1 Belanja ……

2.2 Belanja ……

2.3 Belanja ……

Sub total Penggunaan Dana

Total Penggunaan Dana ( II = 1 + 2)

Sisa Dana = l - ll

Mengetahui ……. , ……20…

Komite Sekolah Kepala Sekolah Bendahara

…………………… ………………… …………………

NIP. ………… NIP. …………

Lampiran Formulir BOS-K7Diisi oleh Sekolah

Page 60: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

Dikirim ke Tim Manajamen BOS Kab/kota

PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB

Yang bertanda tangan di bawah in:

Nama : …………………………………………………………………………..

Jabatan : Kepala Sekolah..…………………………………………………..

Alamat : …………………………………………………………………………..

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Belanja Bantuan Operasional Sekolah (BOS) telah digunakan dalam rangka mendukung

operasional sekolah dan tidak untuk keperluan pribadi.

2. Penggunaan Belanja Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah sebagai berikut:No Waktu Penerimaan (RP) Penggunaan (RP)

1 Triwulan I

2 Triwulan II

3 Triwulan III

4 Triwulan IV

3. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, saya

bersedia dikenakan sanksi administrasi dan/atau dituntut ganti rugi dan/atau tuntutan lainnya

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan bermaterai cukup untuk

dipergunakan sebagaimana mestinya.

(nama Kabupaten/Kota),

…………………….20….

Kepala Sekolah…………..

Materai

Rp.6.000

…..………………………………..

(nama lengkap & stempel)

Page 61: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

Formulir BOS-K7aDiisi oleh Sekolah

Dikirim ke Tim Manajamen BOS Kab/kota

REKAPITULASI REALISASI PENGGUNAAN DANA BOSTAHUN AJARAN : ..............

PERIODE TANGGAL: .................... s/d .................... (Triwulan ke ...)

Nama Sekolah :Desa/Kecamatan :Kabupaten/Kota :Provinsi :

No Program/Kegiatan

Penggunaan Dana BOS

Pengemb

angan

Perpustak

aan

Kegiata

n

Peneri

maan

Siswa

Baru

Kegiata

n

Pembela

jaran

dan

Ekskul

Siswa

Kegia

tan

Ulang

an

dan

Ujian

Pembelian

Bahan

Habis

Pakai

Perawata

n Sekolah

Pembayaran

Honorarium

Bulanan Guru

Honorer &

Tenaga

Kependidikan

Honorer

Pengem

b.

Profesi

Guru

Memba

ntu

Siswa

Miskin

Pembiaya

an

Pengelola

an BOS

Pembeli

an

Perangk

at

Komput

er

Biaya

Lainnya

jika

kompone

n 1 s.d. 12

telah

terpenuhi

Jumla

h

1.

1

Pengembangan Kompetensi

Lulusan

1.

2Pengembangan Standar Isi

1.

3Pengembangan Standar Proses

1.

4

Pengembangan Pendidik dan

Tenaga Kependidikan

1.

5

Pengembangan Sarana dan

Prasarana Sekolah

1.

6

Pengembangan Standar

Pengelolaan

1.

7

Pengembangan Standar

Pembiayaan

1.

8

Pengembangan & Implementasi

Sistem Penilaian

Page 62: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

Total

Menyetujui,Kepala Sekolah

Benadahara/Penanggungjawab Kegiatan

……………………………………………

………………………………………………

NIP NIPFormulir BOS-K8

Diisi oleh Tim Manajemen BOS Kab/KotaDikirim ke Tim Manajamen BOS Kab/kota

BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS)REKAPITULASI LAPORAN PENGGUNAAN DANA

KABUPATEN/KOTA : ..............PROVINSI ..............TAHUN .................

Nama Sekolah :Desa/Kecamatan :Kabupaten/Kota :Provinsi :

No Nama Sekolah

Penggunaan Dana BOS

Pengemb

angan

Perpustak

aan

Kegiata

n

Peneri

maan

Siswa

Baru

Kegiatan

Pembelaja

ran dan

Ekskul

Siswa

Kegiata

n

Ulanga

n dan

Ujian

Pembeli

an

Bahan

Habis

Pakai

Perawat

an

Sekolah

Pembayaran

Honorarium

Bulanan Guru

Honorer &

Tenaga

Kependidikan

Honorer

Pengem

b.

Profesi

Guru

Memba

ntu

Siswa

Miskin

Pembia

yaan

Pengelo

laan

BOS

Pembeli

an

Perangk

at

Komput

er

Biaya

Lainnya

jika

kompone

n 1 s.d. 12

telah

terpenuhi

Jumlah

Page 63: Juknis Bos Provinsi 2013-Final

53

Total

Ketua Tim BOS Kab/Kota

………………………………………..

………………………………………………NIP