draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · draft peraturan menteri...

38
Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER........./PERMEN-KP/2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperkuat daya saing calon tenaga kerja dan tenaga kerja Indonesia sektor Kelautan dan Perikanan di pasar global maka perlu penguasaan kompetensi yang dibuktikan dengan sertifikat kompetensi ; b. bahwa untuk memperoleh sertifikat kompetensi di bidang kelautan dan perikanan serta mempermudah bagi penyelenggara dan peserta dalam permohonan uji kompetensi ; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Pedoman Pelaksanaan Uji Kompetensi Sektor Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Perikanan;

Upload: vantuyen

Post on 15-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

Draft

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR PER........./PERMEN-KP/2015

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI

SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperkuat daya saing calon

tenaga kerja dan tenaga kerja Indonesia sektor Kelautan dan Perikanan di pasar global maka perlu penguasaan kompetensi yang dibuktikan dengan

sertifikat kompetensi ;

b. bahwa untuk memperoleh sertifikat kompetensi di bidang kelautan dan perikanan serta mempermudah bagi penyelenggara dan peserta

dalam permohonan uji kompetensi ;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dan b perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang

Pedoman Pelaksanaan Uji Kompetensi Sektor Kelautan dan Perikanan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39);

2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004

tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Perikanan;

Page 2: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 2 -

5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi, Kementerian

Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden

Nomor 56 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 126);

6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor.23/PERMEN-KP/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan

Perikanan.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

a. Tempat Uji Kompetensi (TUK), merupakan tempat kerja dan atau lembaga yang dapat memberikan fasilitas pelaksanaan uji kompetensi, yang telah diverifikasi oleh LSP berlisensi.

b. Uji kompetensi, adalah tatacara yang merupakan bagian dari asesmen untuk mengukur kompetensi peserta sertifikasi menggunakan satu atau

beberapa cara seperti tertulis, lisan, praktek, dan pengamatan, sebagaimana ditetapkan dalam skema sertifikasi.

c. Sertifikasi Kompetensi Kerja, adalah proses pemberian sertifikat yang

dilakukan secara sistematis dan objektif melalui uji kompetensi kerja nasional Indonesia dan/atau internasional.

d. Kompetensi Kerja, adalah kemampuan kerja setiap individu yang

mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

e. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan

tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

f. Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), adalah Lembaga pelaksana kegiatan

sertifikasi profesi yang mendapatkan lisensi dari BNSP. g. Peserta Uji Kompetensi,adalah pemohon yang memenuhi persyaratan

yang ditetapkan untuk dapat ikut serta dalam proses sertifikasi.

Page 3: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 3 -

h. Penguji kompetensi atau asesor kompetensi, adalah orang yang mempunyai kompetensi dan mendapatkan penugasan resmi untuk

melakukan dan memberikan penilaian dalam uji kompetensi yang memerlukan pertimbangan atau pembenaran secara profesional.

i. Pemohon sertifikasi adalah orang yang telah mendaftar untuk diterima

dan mengikuti proses sertifikasi. j. Skema sertifikasi adalah Paket kompetensi dan persyaratan spesifik

yang berkaitan dengan kategori jabatan atau keterampilan tertentu dari seseorang.

k. Klaster adalah sekumpulan unit kompetensi yang employable yang

dikemas sebagai skema sertifikasi.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

(1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai pedoman pelaksanaan uji kompetensi sektor kelautan dan perikanan yang dilaksanakan oleh TUK

lingkup LSP pihak ketiga, LSP pihak kedua, dan LSP pihak kesatu.

Catatan:

Apa yang dimaksud dengan TUK lingkup LSP pihak ketiga, LSP pihak

kedua, dan LSP pihak kesatu

(2) Peraturan Menteri ini ditetapkan dengan tujuan untuk:

a. memberikan pedoman untuk tertib administrasi pelaksanaan uji kompetensi sektor kelautan dan perikanan;

b. mengakselerasi pencapaian sertifikasi SDM kelauan dan

perikanan; dan

c. mengkoordinasi pelaksanaan uji kompetensi pada Tempat Uji

Kompetensi sektor Kelautan dan Perikanan

Catatan:

Bagaimana dengan pelaksanaan uji kompetensi LSP pihak kedua, dan LSP

pihak kesatu

BAB III

RUANG LINGKUP

Pasal 3

Ruang lingkup pedoman pelaksanaan uji kompetensi sektor kelautan dan perikanan meliputi:

Page 4: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 4 -

Catatan:

Ruang Lingkup Peraturan Menteri?

a. Acuan dasar dan komponen pelaksanaan uji kompetensi

Catatan: Pengaturan acuan dasar dalam batang tubuh belum ada

Catatan: Dalam batang tubuh ada pengaturan materi uji kompetensi

Catatan: Dalam batang tubuh ada pengaturan biaya uji kompetensi

Catatan:

dalam batang tubuh ada pengaturan koordinasi pelaksanaan uji

b. Prosedur pelaksanaan uji kompetensi;

c. Pelaksanaan uji kompetensi;

d. Pengendalian uji kompetensi

Pasal 4

Catatan:

Pengaturan acuan dasar seperti apa, mengingat di ruang lingkup ada acuan

dasar

Komponen pelaksanaan uji kompetensi yaitu :

1. Standar Kompetensi Kerja Khusus/Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia/Standar Kompetensi Internasional sebagai acuan uji kompetensi.

Catatan:

Materi uji kompetensi apakah merupakan bagian dari komponen

pelaksanaan uji kompetensi?

2. Perangkat uji

3. Panitia uji kompetensi

4. Asesor kompetensi

BAB IV

MATERI UJI KOMPETENSI

Pasal 5

Page 5: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 5 -

(1) Materi uji kompetensi (MUK) yang digunakan dalam pelaksanaan uji kompetensi harus disusun dengan mengacu pada SKKNI, SK3, SKI dan

Pedoman BNSP.

(2) Untuk kebutuhan uji kompetensi, MUK dipersiapkan oleh tim asesor.

(3) Materi uji kompetensi dapat diperbaharui dan dikembangkan secara

berkala.

BAB V

BIAYA UJI KOMPETENSI

Pasal 6

(1) Biaya uji kompetensi dapat bersumber dari peserta, perusahaan, pemerintah, sponsor serta sumber-sumber dana lainnya.

(2) Komponen biaya uji kompetensi terdiri dari biaya langsung (tetap), serta biaya tidak langsung.

(3) Biaya langsung meliputi :

a. Bahan uji kompetensi;

b. Biaya penggunaan sarana;

c. Fasilitas dan peralatan uji kompetensi;

d. Biaya asesor uji kompetensi; dan

e. Blanko sertifikat.

(4) Biaya tidak langsung maksimal 15% dari biaya langsung.

Catatan:

Biaya tidak langsung meliputi apa saja?

BAB VI

KOORDINASI PELAKSANAAN UJI

Pasal 7

(1) Uji kompetensi pada sektor Kelautan dan Perikanan dilaksanakan di

Tempat Uji Kompetensi pada unit pelaksana teknis; Unit pelatihan mandiri; Industri; Asosiasi; Perguruan Tinggi yang telah di verifikasi dan ditetapkan oleh Asesor Lisensi sektor KP.

Catatan:

Dalam batang tubuh uji kompetensi dilaksanakan oleh TUK lingkup LSP

pihak ketiga, LSP pihak kedua, dan LSP pihak kesatu

Page 6: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 6 -

(2) Koordinasi kelembagaan terintegrasi dilakukan antara TUK Sektor KP, LSP-1, LSP-KP, LSP Kelautan, BPSDMP KP, dan BNSP.

BAB VII

PROSEDUR PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI

Pasal 8

(1) Prosedur pelaksanaan uji kompetensi dilaksanakan melalui Lembaga Sertifikasi Profesi;

(2) Skema alur sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah sebagaimana

tercantum dalam Lampiran III Peraturan ini.

Catatan: Prosedur perlu diuraikan dalam batang tubuh

BAB VIII

PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI

Pasal 9

(1) Pelaksanaan Uji kompetensi harus mengikuti rambu-rambu sebagai berikut: a. Uji kompetensi dilaksanakan dengan prosedur, proses serta

lingkungan yang dikenal oleh peserta uji. Uji kompetensi dilaksanakan apabila peserta memiliki keyakinan bahwa dirinya

sudah kompeten, dengan menunjukkan bukti-bukti kompetensi yang dapat berupa sertifikat pendidikan/pelatihan, portofolio pengalaman kerja, hasil-hasil kerjanya dan lain-lain.

Catatan: Apa yang dimaksud dengan lingkungan yang dikenal

b. Uji kompetensi dilaksanakan melalui proses partisipatif dengan memperhatikan kondisi dan potensi peserta.

c. Keputusan asesmen kompetensi mengacu kepada standar

kompetensi yang dipersyaratkan dan persyaratan/acuan (benchmark) ditempat kerja asesi seperti SOP, spesifikasi

produk/jasa, regulasi teknis, dan lain-lain. Bagi asesi yang belum teridentifikasi tempat kerjanya, maka acuan yang dapat digunakan adalah standar proses, produk/jasa, sistem, kurikulum yang

mampu telusur terhadap standar nasional atau internasional. d. Asesor kompetensi dalam melaksanakan asesmen harus mengikuti

skema sertifikasi dan SOP asesmen dari LSP yang menugaskan.

e. Bukti-bukti yang dikumpulkan oleh peserta dalam proses asesmen kompetensi, sebagian didasarkan atas bukti-bukti yang

dikumpulkan pada saat mereka bekerja. f. Metode uji kompetensi yang digunakan harus sesuai dengan

persyaratan kompetensi yang diujikan dengan mempertimbangkan

Page 7: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 7 -

bukti- bukti yang ada serta kondisi asesi.

(2) Uji kompetensi harus mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Valid, artinya : menilai apa yang seharusnya dinilai, bukti-bukti

yang dikumpulkan harus mencukupi serta terkini dan asli. b. Reliabel, artinya : penilaian bersifat konsisten, dapat menghasilkan

kesimpulan yang sama walaupun dilakukan pada waktu, tempat dan asesor yang berbeda.

c. Fleksibel, artinya : penilaian dilakukan dengan metoda yang

disesuikan dengan kondisi peserta uji serta kondisi tempat asesmen kompetensi.

d. Adil, artinya : dalam penilaian tidak boleh ada diskriminasi

terhadap peserta, dimana peserta harus diperlakukan sama sesuai dengan prosedur yang ada dengan tidak melihat dari kelompok

mana dia berasal.

(3) Pelaksanaan Asesmen. LSP yang ada pada sektor Kelautan dan Perikanan harus menetapkan SOP melaksanakan asesmen sesuai dengan langkah-langkah berikut:

a. Menetapkan dan memelihara lingkungan asesmen, mencakupi: i. Interpretasi rencana asesmen, kebijakan dan prosedur sistem

asesmen serta persyaratan organisasi/hukum/etika pelaksanaan asesmen mengkonfirmasikan dengan orang yang relevan.

ii. Akses dan iterpretasi acuan pembanding asesmen yang relevan dan perangkat asesmen yang direncanakan.

iii. Penjelasan dan klarifikasi rincian mengenai rencana asesmen dan proses asesmen kepada asesi, termasuk kesempatan untuk melakukan penyesuaian yang beralasan, asesmen ulang

dan banding. iv. Jika relevan, usulan perubahan terhadap proses asesmen

dirundingkan dan disepakati dengan asesi.

b. Mengumpulkan bukti yang berkualitas, mencakupi :

i. Mengikuti dan menggunakan metode dan perangkat asesmen dalam rencana asesmen dan mendokumentasikan bukti dalam format yang sesuai.

ii. Prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti diterapkan dalam pengumpulan bukti yang berkualitas.

iii. Kesempatan untuk pengumpulan bukti pada saat bekerja secara nyata atau dalam aktifitas kerja yang disimulasikan ditentukan bersama asesi dan personel yang terkait

iv. Kesempatan untuk aktifitas-aktifitas asesmen terpadu diidentifikasi dan bila perlu perangkat asesmen dimodifikasi

v. Kebijakan dan prosedur sistem asesmen yang teridentifikasi

dan persyaratan organisasi/hukum/etika untuk asesmen dibahas.

Page 8: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 8 -

c. Mendukung dan memastikan kompetensi asesi, mencakup :

i. Asesi dibimbing dalam pengumpulan bukti guna pencapaian pengakuan kompetensi terkini.

ii. Komunikasi yang sesuai dan keterampilan interpersonal

digunakan untuk mengembangkan hubungan yang profesional dengan asesi, yakni hubungan yang merefleksikan kepekaan

terhadap perbedaan individu dan memungkinkan terjadinya umpan balik dua arah.

iii. Bila diperlukan, keputusan-keputusan mengenai penyesuaian

yang beralasan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik asesi dibuat bersama asesi.

iv. Penyesuaian-penyesuaian yang beralasan dibuat sedemikian

sehingga dapat mempertahankan integritas standar kompetensi yang relevan dan memungkinkan prinsip-prinsip

asesmen dan aturan bukti dapat diterapkan secara berimbang. v. Bila ada, dukungan spesialis sesuai rencana asesmen diakses. vi. Risiko kesehatan dan keselamatan kerja apa pun terhadap

orang atau peralatan ditanggulangi dengan segera.

d. Membuat keputusan asesmen, mencakup :

i. Keterbatasan perolehan dan evaluasi bukti yang berkualitas diidentifikasi dan bila perlu diminta arahan dari orang yang

relevan. ii. Bukti yang telah terkumpul diperiksa dan dievaluasi untuk

memastikan bahwa bukti tersebut dapat merefleksikan bukti

yang diperlukan dalam memperlihatkan kompetensi dan: (a) mencakup seluruh bagian komponen standar kompetensi

yang dijadikan acuan pembanding asesmen dan dimensi kompetensi;

(b) memperhatikan dokumentasi terkait lainnya;

(c) memenuhi aturan bukti. iii. Pertimbangan berdasarkan prinsip asesmen dan aturan bukti

digunakan untuk memutuskan pencapaian kompetensi yang

telah didemonstrasikan asesi berdasarkan bukti yang dikumpulkan.

iv. Dalam membuat keputusan asesmen, kebijakan dan prosedur sistem asesmen yang relevan dan pertimbangan-pertimbangan organisasi/hukum/etika digunakan.

BAB IX

PENGENDALIAN UJI KOMPETENSI

Pasal 10

(1) Pengendalian terhadap pelaksanaan uji kompetensi dilakukan oleh bidang manajemen mutu LSP terhadap TUK sebagai pelaksana uji kompetensi dengan memberikan jaminan kualitas atas output yang

dihasilkan dari pelaksanaan uji kompetensi sesuai pedoman.

Page 9: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 9 -

(2) Pengendalian harus dilaksanakan melalui proses monitoring secara periodik, tindakan koreksi dan verifikasi tindakan koreksi, serta

rekaman.

(3) Pengendalian pelaksanaan uji kompetensi harus didokumentasikan dalam sistem manajemen mutu LSP sesuai dengan pedoman BNSP 201.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 11

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik

Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal …………………… 2015

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

SUSI PDJIASTUTI

Diundangkan di Jakarta pada tanggal ……………

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN ..... NOMOR …..

Page 10: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 10 -

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN

PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR....../PERMEN-KP/2015 TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Penjelasan prosedur uji kompetensi :

Page 11: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 11 -

1) Informasi/Pertimbangan Mengikuti UJK

Pada langkah ini peserta mendapatkan informasi mengenai proses UJK, baik secara tertulis (brosur, leaflet, dll) maupun penjelasan secara langsung. Peserta mempelajari dan mempertimbangkan

apakah latar belakang pendidikan, pelatihan maupun pengalaman kerja yang dimilikinya sudah memenuhi persyaratan untuk

mengikuti proses UJK pada unit-unit kompetensi atau kualifikasi tertentu. Informasi serta penjelasan mengenai proses UJK diberikan oleh

asesor kompetensi, staf LSP atau TUK (Tempat Uji Kompetensi). Catatan: Apakah pemerintah tidak bisa memberikan informasi serta

penjelasan?

2) Permintaan dan Pendaftaran untuk diproses.

Pada langkah ini peserta mengajukan permintaan untuk mengikuti proses UJK dengan mengisi formulir pendaftaran. LSP

menjelaskan mengenai persyaratan dan proses UJK yang harus diikuti oleh peserta serta standar kompetensi yang dapat diujikan. LSP harus memastikan bahwa fasilitas dan sumber-sumber daya

yang dibutuhkan untuk mendukung proses uji kompetensi sudah tersedia sesuai dengan kapasitas yang dimiliki oleh TUK.

Berdasarkan keputusan peserta untuk mengikuti proses UJK, peserta menerima formulir aplikasi serta bimbingan dan dukungan dari asesor untuk mengikuti proses selanjutnya.

3) Pengajuan Aplikasi

Proses uji kompetensi dimulai dengan mengisi formulir aplikasi UJK yang disediakan. Pada proses ini peserta diminta untuk secara sistematis menuliskan seluruh data pembelajaran serta

pengalaman kerja yang dimilikinya sesuai dengan unit-unit kompetensi yang ingin diakui. Personil yang terlibat dalam proses ini mengarahkan dan

meyakinkan peserta bahwa seluruh pembelajaran serta pengalaman yang dimilikinya sudah dicantumkan pada form

aplikasi. Dalam implementasinya proses ini memerlukan pengembangan form UJK yang sesuai, serta penetapan mekanisme pendukung

untuk mendorong dan memfasilitasi peserta dalam mengikuti proses UJK.

Pada langkah ini, penyelenggara uji mulai mengidentifikasi calon asesor yang akan melaksanakan uji kompetensi, orang-orang yang mungkin terlibat dalam proses uji, seperti rekan sekerja, trainer,

supervisor serta sumber-sumber penilaian lainnya seperti peralatan, mesin-mesin, ruangan serta fasilitas lain yang dibutuhkan.

Page 12: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 12 -

4) Pemeriksaan Kelengkapan Aplikasi (Pra-Penilaian)

Pada proses pemeriksaan kelengkapan aplikasi peserta atau pra-penilaian (pre assessment), difokuskan kepada kesesuaian dan kecukupan antara bukti-bukti atau data-data hasil pembelajaran

(pendidikan/pelatihan, pengalaman kerja) yang dicantumkan pada formulir aplikasi dengan bukti-bukti pendukung yang dipersiapkan

oleh peserta. Dari hasil pemeriksaan bukti - bukti pendukung serta pra-penilaian terhadap peserta, asesor memberikan rekomendasi

terhadap kesiapan serta kelayakan peserta apakah dapat mengikuti proses selanjutnya atau harus terlebih dahulu

melengkapi bukti-bukti pendukung yang dipersyaratkan.

5) Uji Kompetensi

Pada langkah ini menggambarkan proses yang diperlukan untuk menilai peserta serta merekomendasikan apakah peserta sudah kompeten atau belum kompeten.

Fokus pada tahap ini adalah menetapkan :

- Lingkungan (fasilitas, sumber-sumber) yang mendukung peserta untuk menunjukkan kemampuannya.

- Struktur penilaian yang dapat mengidentifikasi dan memproses pembelajaran serta pengalaman sebelumnya untuk membuat keputusan yang jelas.

Metoda utama yang digunakan berupa interview (wawancara) yang bertujuan untuk :

- Menyediakan lingkungan pendukung yang sesuai, agar

peserta dapat menunjukkan kemampuan terbaiknya.

- Mengumpulkan informasi yang cukup untuk membuat keputusan.

- Menyediakan tenaga ahli pada subyek UJK (apabila

diperlukan) sehingga dapat membuat keputusan yang tepat.

Selain wawancara, metoda-metoda penilaian yang dapat

digunakan adalah demonstrasi, observasi, tes tertulis, portofolio serta metoda lain yang relevan.

Berikut ini penjelasan langkah-langkah uji kompetensi :

- Langkah ke satu :

Menetapkan standar kompetensi yang akan diujikan.

Pada langkah ini, peserta uji dibimbing untuk

mengidentifikasi unit unit standar kompetensi yang akan dinilai berdasarkan permintaan serta kebutuhan peserta,

dengan mempertimbangkan latar belakang pendidikan,

Page 13: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 13 -

pelatihan serta pengalaman kerja yang dimilikinya serta kualifikasi yang akan diambil.

Dari hasil identifikasi diatas dapat ditentukan pula apakah penilaian akan dilakukan untuk satu kompetensi atau pada sekelompok kompetensi (clusters).

Jadi hasil pada langkah satu ini adalah menetapkan standar-standar kompetensi yang siap untuk dinilai sesuai dengan

kondisi peserta, dengan didukung oleh kesiapan TUK dan team asesor untuk mencapai efisiensi dan efektifitas pelaksanaan penilaian.

- Langkah ke dua :

Mempelajari standar kompetensi yang akan diujikan.

Pada langkah ini, peserta dibimbing untuk betul-betul

memahami isi serta hal-hal lain yang tercakup dalam standar unit kompetensi yang akan dinilai.

Item-item yang harus diperhatikan dan dipelajari secara mendalam pada setiap unit standar kompetensi meliputi :

- Nomor dan judul unit kompetensi

- Deskripsi unit kompetensi

- Elemen kompetensi

- Kriteria unjuk kerja

- Batasan variabel

- Panduan Penilaian

- Kompetensi Kunci Pihak-pihak yang terlibat dalam proses penilaian terutama

peserta uji, disarankan untuk mempelajari pedoman belajar (learning guide/ package) atau modul pelatihan yang

dikeluarkan oleh LDP. Hal ini diperlukan karena selain terdapat informasi singkat mengenai konsep dan sistim pelatihan dan penilaian berbasis

kompetensi, dalam pedoman belajar juga terdapat bagian-bagian yang berisi item-item soal/latihan yang mengarah

kepada materi penilaian yang bertujuan untuk mengukur pencapaian peserta terhadap kriteria unjuk kerja yang dipersyaratkan.

- Langkah ke tiga :

Merencanakan uji kompetensi/penilaian.

Pada langkah ini, sub-sub langkah yang perlu dilaksanakan adalah sebagai berikut :

Menentukan dengan jelas bukti-bukti yang dipersyaratkan

Menentukan metoda-metoda uji/penilaian

Mengembangkan perlengkapan uji/penilaian yang sesuai

Merencanakan aktifitas uji/penilaian

Menetapkan fasilitas uji dan sumber daya yang dibutuhkan

Page 14: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 14 -

Menetapkan jadwal uji kompetensi

- Langkah ke empat :

Melaksanakan Penilaian Mandiri.

Sebelum masuk kedalam proses uji kompetensi, disarankan untuk melaksanakan penilaian secara mandiri (Self assessment). Hal ini perlu dilakukan untuk memberikan

kesempatan kepada peserta dalam mengukur pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya terhadap standar unjuk kerja

yang dipersyaratkan.

Pada langkah ini peserta diminta untuk mengisi daftar pertanyaan yang ada secara obyektif, sehingga kesiapan peserta

dapat diidentifikasi secara dini sebelum masuk kedalam proses uji. Apabila peserta menilai dirinya belum siap sepenuhnya,

maka peserta disarankan untuk mempersiapkan diri dengan mengikuti pelatihan berbasis kompetensi yang diperlukan.

Manfaat penting dari langkah penilaian secara mandiri ini

adalah mendorong peserta untuk belajar secara mandiri serta pelaksanaan uji kompetensi menjadi lebih efektif dan efisien.

Hal ini dimungkinkan karena peserta betul-betul sudah siap sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya uji ulang.

- Langkah ke lima :

Melaksanakan Konsultasi Pra Uji/Penilaian.

Pada langkah ini asesor melaksanakan konsultasi dengan

peserta uji yang meliputi hal-hal sebagai berikut :

Penjelasan dan diskusi proses dan hasil uji kompetensi

Penjelasan dan pembahasan tujuan dan konteks uji kompetensi

Pembahasan standar kompetensi yang akan diujikan

Pembahasan hasil penilaian mandiri

Penjelasan, diskusi dan kesepakatan perencanaan penilaian

termasuk jadwal uji

Penjelasan tata tertib uji kompetensi, aturan dan etika di

tempat kerja (TUK) serta hal-hal yang terkait dengan keselamatan kerja.

- Langkah ke enam :

Melaksanakan Uji Kompetensi

Pada langkah melaksanakan uji kompetensi ini, sub-sub langkah yang perlu dilaksanakan adalah sebagai berikut :

Mengatur pelaksanaan kegiatan uji kompetensi

Mempersiapkan fasilitas dan sumber daya yang dibutuhkan

Page 15: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 15 -

Melaksanakan proses pengumpulan bukti

Mencatat setiap pencapaian kinerja yang dipersyaratkan

Memutuskan setiap pencapaian terhadap KUK (Kriteria

Unjuk kerja) apakah kompeten atau belum kompeten

Memberikan informasi keputusan kepada peserta uji

Menandatangani pelaksanaan uji kompetensi

Memberikan dan meminta umpan balik (feedback)

pelaksanaan dan hasil uji kompetensi terhadap peserta

Membuat Laporan pelaksanaan uji kompetensi

- Langkah ke tujuh :

Mengkaji-ulang Uji Kompetensi

Langkah ini dilakukan setelah menyelesaikan uji kompetensi,

yaitu dengan melakukan kaji ulang terhadap keseluruhan proses serta membuat rekomendasi perbaikan yang diperlukan. Dalam melaksanakan kaji ulang, gunakan prinsip-prinsip uji

kompetensi untuk mempertimbangkan apakah uji kompetensi sudah Valid, reliabel, fleksibel, adil, efisien dan efektif serta

sejalan dengan persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja. Dalam mengkaji ulang materi dan aktifitas uji kompetensi, fokuskan kepada :

Peserta, mengenai tingkat kesulitan materi penilaian, kejelasan materi penilaian serta hasil uji kompetensi yang menyangkut tingkat kesuksesan yang dicapai oleh

peserta. Dokumentasi, apakah banyak perubahan atau desain uji

kompetensi kurang baik serta lakukan perubahan serta perbaikan terhadap masalah yang sudah diidentifikasi.

6) Rekomendasi

Pada proses ini asesor menyampaikan rekomendasi kepada

penyelenggara uji mengenai keputusan uji kompetensi terhadap peserta berdasarkan hasil uji kompetensi yang sudah dilaksanakan.

Penyampaian rekomendasi keputusan uji kompetensi harus disertai dengan dokumen-dokumen pendukung yang diperlukan sebagai bahan penilaian dan pertimbangan bagi tim asesor untuk

mengambil keputusan akhir.

7) Keputusan dan Pemberitahuan

a. Keputusan

Pada proses ini dibuat keputusan uji kompetensi terhadap hasil

yang dicapai peserta berdasarkan pada rekomendasi yang dibuat oleh asesor dengan menilai seluruh proses uji

kompetensi yang sudah dilakukan. Keputusan hasil uji

Page 16: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 16 -

kompetensi ditetapkan oleh tim asesor yang dibentuk oleh penyelenggara uji. Penyelenggara uji yang dimaksud adalah LSP

atau BNSP.

Ada dua alternatif keputusan penilaian, yaitu :

- Memberikan pengakuan (kompeten)

Keputusan ini menilai bahwa peserta sudah memenuhi seluruh bukti yang diperyaratkan serta dinyatakan

kompeten.

- Menolak pengakuan (belum kompeten)

Keputusan ini menilai bahwa peserta belum dapat memenuhi

bukti-

bukti yang dipersyaratkan dan dinyatakan belum kompeten.

Apabila tim asesor menemui kesulitan untuk memutuskan hasil akhir uji kompetensi, karena bukti-bukti yang ada belum

mencukupi untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. Sebagai jalan keluar tim asesor dapat merekomendasikan dilaksanakannya penilaian lanjut.

Langkah-langkah yang diperlukan dalam proses penilaian lanjut adalah :

- Menyeleksi metoda penilaian, langkah ini ditujukan untuk

menentukan metoda penilaian yang paling sesuai dalam memeriksa pengetahuan atau keterampilan yang spesifik.

- Melaksanakan pengkajian ulang (review), langkah ini

ditujukan terhadap proses yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dengan menggunakan metode yang sudah dipilih.

Dalam implementasi penilaian lanjut, diperlukan :

- tim panel (asesor, tenaga ahli) yang sesuai dengan unit kompetensi yang dinilai.

- penetapan kriteria yang jelas untuk menetapkan apakah pengakuan diterima atau ditolak.

b. Pemberitahuan

Setelah tim asesor membuat keputusan penilaian, hasil ini diberitahukan kepada peserta disertai dengan alasan dan penjelasan yang memadai mengenai alasan keputusan tersebut

serta langkah selanjutnya yang perlu dilakukan peserta.

8) Proses Banding

Pada proses ini, diberikan kesempatan kepada peserta uji yang

tidak puas terhadap keputusan penilaian dengan cara mengajukan banding kepada tim asesor untuk mengadakan peninjauan kembali

terhadap keputusan yang sudah dibuat.

Pada implementasi proses banding, perlu dipersiapkan :

Page 17: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 17 -

- Pembentukan team panel (asesor, tenaga ahli) yang sesuai dengan unit kompetensi yang diujikan.

- Penetapan kriteria yang jelas untuk menentukan apakah

pengakuan diterima atau ditolak.

Penilaian lanjut dapat juga digunakan dalam memproses pengajuan banding.

9) Pencatatan Penilaian

Pada langkah ini penyelenggara uji kompetensi melaksanakan pencatatan terhadap setiap hasil dan proses uji kompetensi peserta

untuk didokumentasikan sebagai data penilaian serta dijaga kerahasiaannya.

Page 18: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI

KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR. /PERMEN-KP/2016

TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka mengantisipasi persaingan ekonomi global yang menuntut calon tenaga kerja dan tenaga kerja berkualitas dan profesional pada bidang

Kelautan dan Perikanan. Dalam kondisi tersebut menuntut tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing yang dibuktikan dengan sertifikat kompetensi. Untuk memperkuat daya saing SDM di bidang kelautan dan

perikanan, diperlukan adanya komitmen dari berbagai pihak berkepentingan untuk bersama-sama memperkuat SDM kelautan dan perikanan melalui

pengembangan SDM berbasis kompetensi.

Sertifikat Profesi merupakan bentuk pengakuan secara formal terhadap

kompetensi kerja yang dikuasai oleh lulusan pelatihan atau tenaga kerja yang berpengalaman. Standar kompetensi mencerminkan kemampuan yang dilandasi

oleh pengetahuan, keterampilan dan dukungan sikap kerja. Sertifikat kompetensi di bidang kelautan dan perikanan diberikan kepada tenaga kerja yang didapat melalui proses uji kompetensi sesuai dengan jenjang kualifikasi jabatan profesi,

yang dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi. Upaya tersebut dapat diwujudkan antara lain dengan meningkatkan

dan/atau mengembangkan kompetensi kerja sumber daya manusia sektor kelautan dan perikanan yang dilakukan melalui pelatihan kerja, dan

pengembangan karir sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan, yang selanjutnya diuji kompetensi untuk mendapatkan sertifikat kompetensi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).

Langkah kongkrit pengembangan SDM berbasis kompetensi terdiri dari; (1) tersusunnya Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang KP, (2)

pelaksanaan diklat mengacu pada SKKNI, dan (3) pelaksanaan uji kompetensi oleh lembaga sertifikasi yang ada pada Sektor KP.

Kementerian Kelautan dan Perikanan c/q BPSDMP KP memiliki tanggung jawab moril dalam mengarahkan dan mengendalikan kegiatan sertifikasi

kompetensi SDM KP mengingat inisiasi pembentukan LSP lingkup KKP baik itu LSP Pihak pertama maupun LSP Pihak ketiga berasal dari Pusat Pelatihan KP.

Sertifikasi kompetensi merupakan proses pemberian sertifikat yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui proses uji kompetensi, sesuai

dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Standar Kompetensi Internasional dan/atau Standar Kompetensi Kerja Khusus. Sertifikasi Kompetensi dimaksudkan untuk memberikan pengakuan dan penghargaan

Page 19: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 2 -

kompetensi, serta jaminan dan pemeliharaan mutu kompetensi. Untuk mewujudkan sistem sertifikasi kompetensi yang berkualitas di lingkungan LSP Pihak Pertama Lembaga Diklat UPT BPSDMP KP, maka diperlukan Pedoman

Pelaksanaan uji kompetensi yang ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan.

B. Maksud, Tujuan dan Ruang Lingkup

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Pedoman Pelaksanaan Uji Kompetensi Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan ini dimaksudkan untuk memberikan acuan kepada Penyelenggara Uji Kompetensi dalam

menyelenggarakan sertifikasi sumber daya manusia pada sektor kelautan dan perikanan.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan ini bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi serta penjaminan mutu pelaksanaan uji

kompetensi di TUK.

Ruang lingkup pedoman pelaksanaan ini meliputi: 1. Kepesertaan (Hak, Kewajiban dan Sanksi Pemegang Sertifikat dan

Pemelihara Sertifikat)

2. Asesor 3. Sarana Prasarana 4. Materi Uji Kompetensi

5. Prosedur Uji Kompetensi 6. Pembiayaan

7. Monitoring dan Evaluasi 8. Pelaporan 9. Administrasi Perangkat Uji Kompetensi

Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:

1. Kompetensi Kerja, adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

2. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan dan/atau keahlian, serta sikap kerja

yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perudang-undangan.

3. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji Kompetensi dengan mengacu kepada standar Kompetensi kerja.

4. Sistem Sertifikasi adalah rangkaian prosedur dan sumberdaya untuk melakukan proses sertifikasi sesuai dengan skema sertifikasinya dalam

rangka menerbitkan sertifikasi termasuk pemeliharaannya. 5. Sertifikasi kompetensi, adalah tatacara yang merupakan bagian dari

asesmen untuk mengukur kompetensi peserta sertifikasi menggunakan

satu atau beberapa cara seperti tertulis, lisan, observasi demonstrasi, dan pengamatan, sebagaimana ditetapkan dalam skema sertifikasi.

6. Skema sertifikasi adalah Paket kompetensi dan persyaratan spesifik

yang berkaitan dengan kategori jabatan atau keterampilan tertentu dari seseorang.

Page 20: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 3 -

7. Lembaga Sertifikasi Profesi yang selanjutnya disingkat LSP adalah Lembaga pelaksana Sertifikasi Kompetensi yang telah diakreditasi oleh dan mendapatkan lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

8. LSP pihak kesatu lembaga pendidikan dan /atau pelatihan adalah LSP yang didirikan oleh lembaga pendidikan dan atau pelatihan dengan

tujuan utama melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja terhadap peserta pendidikan/pelatihan berbasis kompetensi dan/atau sumber daya manusia dari jejaring kerja lembaga induknya, sesuai ruang

lingkupnya dan telah diberikan lisensi oleh BNSP. 9. LSP Pihak ketiga adalah lembaga pelaksana Sertifikasi Kompetensi yang

didirikan oleh asosiasi profesi,industri dan pemerintah untuk

mensertifikasi SDM di sektor Kelautan dan Perikanan yang telah diakreditasi oleh dan mendapatkan lisensi dari BNSP.

10. Tempat Uji Kompetensi disingkat TUK adalah tempat kerja atau tempat lainnya yang memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai tempat pelaksanaan uji kompetensi yang telah diverifikasi dan

memperoleh lisensi dari LSP. 11. TUK Mandiri adalah TUK bukan di tempat kerja yang dimiliki oleh

lembaga Diklat atau industri yang bermitra dengan LSP untuk digunakan sebagai tempat uji kompetensi secara berkelanjutan. Kemitraan tersebut utamanya mencakup kesediaan untuk memelihara

peralatan teknis dan kondisi sertifikasi di TUK terhadap persyaratan yang ditetapkan. Disamping itu TUK mandiri dapat membantu mempromosikan dan memasarkan kegiatan sertifikasi kompetensi dari

LSP. 12. TUK sewaktu adalah TUK bukan di tempat kerja yang digunakan

sebagai tempat uji secara insidentil. 13. Asesor Kompetensi adalah seseorang atau sekelompok orang yang

mempunyai Kompetensi yang relevan dan memenuhi persyaratan untuk

melaksanakan dan/atau menilai kompetensi peserta Uji Kompetensi, yang akan diangkat/ditugaskan oleh LSP dalam jangka waktu tertentu.

14. Asesi adalah seseorang yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti uji Kompetensi.

15. Penjaminan mutu adalah proses yang memastikan terlaksananya

kegiatan uji kompetensi sesuai dengan prosedur.

Page 21: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 4 -

BAB II PROSEDUR UJI KOMPETENSI

Page 22: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 5 -

Penjelasan prosedur uji kompetensi :

1) Informasi/Pertimbangan Mengikuti UJK

Pada langkah ini peserta mendapatkan informasi mengenai proses UJK, baik secara tertulis (brosur, leaflet, dll) maupun penjelasan

secara langsung. Peserta mempelajari dan mempertimbangkan apakah latar belakang pendidikan, pelatihan maupun pengalaman kerja yang dimilikinya sudah memenuhi persyaratan untuk

mengikuti proses UJK pada unit-unit kompetensi atau kualifikasi tertentu.

Informasi serta penjelasan mengenai proses UJK diberikan oleh

asesor kompetensi, staf LSP atau TUK (Tempat Uji Kompetensi).

2) Permintaan dan Pendaftaran untuk diproses.

Pada langkah ini peserta mengajukan permintaan untuk mengikuti proses UJK dengan mengisi formulir pendaftaran. LSP menjelaskan mengenai persyaratan dan proses UJK yang harus diikuti oleh

peserta serta standar kompetensi yang dapat diujikan.

LSP harus memastikan bahwa fasilitas dan sumber-sumber daya

yang dibutuhkan untuk mendukung proses uji kompetensi sudah tersedia sesuai dengan kapasitas yang dimiliki oleh TUK.

Berdasarkan keputusan peserta untuk mengikuti proses UJK,

peserta menerima formulir aplikasi serta bimbingan dan dukungan dari asesor untuk mengikuti proses selanjutnya.

3) Pengajuan Aplikasi

Proses uji kompetensi dimulai dengan mengisi formulir aplikasi UJK yang disediakan. Pada proses ini peserta diminta untuk secara

sistematis menuliskan seluruh data pembelajaran serta pengalaman kerja yang dimilikinya sesuai dengan unit-unit kompetensi yang ingin diakui.

Personil yang terlibat dalam proses ini mengarahkan dan meyakinkan peserta bahwa seluruh pembelajaran serta pengalaman

yang dimilikinya sudah dicantumkan pada form aplikasi.

Dalam implementasinya proses ini memerlukan pengembangan form UJK yang sesuai, serta penetapan mekanisme pendukung untuk

mendorong dan memfasilitasi peserta dalam mengikuti proses UJK.

Pada langkah ini, penyelenggara uji mulai mengidentifikasi calon asesor yang akan melaksanakan uji kompetensi, orang-orang yang

mungkin terlibat dalam proses uji, seperti rekan sekerja, trainer, supervisor serta sumber-sumber penilaian lainnya seperti peralatan,

mesin-mesin, ruangan serta fasilitas lain yang dibutuhkan.

4) Pemeriksaan Kelengkapan Aplikasi (Pra-Penilaian)

Pada proses pemeriksaan kelengkapan aplikasi peserta atau pra-

penilaian (pre assessment), difokuskan kepada kesesuaian dan kecukupan antara bukti-bukti atau data-data hasil pembelajaran

(pendidikan/pelatihan, pengalaman kerja) yang dicantumkan pada formulir aplikasi dengan bukti-bukti pendukung yang dipersiapkan oleh peserta.

Page 23: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 6 -

Dari hasil pemeriksaan bukti - bukti pendukung serta pra-penilaian terhadap peserta, asesor memberikan rekomendasi terhadap kesiapan serta kelayakan peserta apakah dapat mengikuti proses selanjutnya

atau harus terlebih dahulu melengkapi bukti-bukti pendukung yang dipersyaratkan.

5) Uji Kompetensi

Pada langkah ini menggambarkan proses yang diperlukan untuk menilai peserta serta merekomendasikan apakah peserta sudah

kompeten atau belum kompeten.

Fokus pada tahap ini adalah menetapkan :

- Lingkungan (fasilitas, sumber-sumber) yang mendukung

peserta untuk menunjukkan kemampuannya

- Struktur penilaian yang dapat mengidentifikasi dan memproses pembelajaran serta pengalaman sebelumnya

untuk membuat keputusan yang jelas

Metoda utama yang digunakan berupa interview (wawancara) yang bertujuan untuk :

- Menyediakan lingkungan pendukung yang sesuai, agar peserta dapat menunjukkan kemampuan terbaiknya.

- Mengumpulkan informasi yang cukup untuk membuat keputusan

- Menyediakan tenaga ahli pada subyek UJK (apabila diperlukan) sehingga dapat membuat keputusan yang tepat.

Selain wawancara, metoda-metoda penilaian yang dapat digunakan adalah demonstrasi, observasi, tes tertulis, portofolio serta metoda lain yang relevan.

Berikut ini penjelasan langkah-langkah uji kompetensi :

- Langkah ke satu :

Menetapkan standar kompetensi yang akan diujikan.

Pada langkah ini, peserta uji dibimbing untuk mengidentifikasi

unit unit standar kompetensi yang akan dinilai berdasarkan permintaan serta kebutuhan peserta, dengan mempertimbangkan latar belakang pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja yang

dimilikinya serta kualifikasi yang akan diambil.

Dari hasil identifikasi diatas dapat ditentukan pula apakah

penilaian akan dilakukan untuk satu kompetensi atau pada sekelompok kompetensi (clusters).

Jadi hasil pada langkah satu ini adalah menetapkan standar-

standar kompetensi yang siap untuk dinilai sesuai dengan kondisi peserta, dengan didukung oleh kesiapan TUK dan team asesor

untuk mencapai efisiensi dan efektifitas pelaksanaan penilaian.

Page 24: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 7 -

- Langkah ke dua :

Mempelajari standar kompetensi yang akan diujikan.

Pada langkah ini, peserta dibimbing untuk betul-betul memahami

isi serta hal-hal lain yang tercakup dalam standar unit kompetensi yang akan dinilai.

Item-item yang harus diperhatikan dan dipelajari secara mendalam pada setiap unit standar kompetensi meliputi :

- Nomor dan judul unit kompetensi

- Deskripsi unit kompetensi

- Elemen kompetensi

- Kriteria unjuk kerja

- Batasan variabel

- Panduan Penilaian

- Kompetensi Kunci

Pihak-pihak yang terlibat dalam proses penilaian terutama peserta

uji, disarankan untuk mempelajari pedoman belajar (learning guide/ package) atau modul pelatihan yang dikeluarkan oleh LDP.

Hal ini diperlukan karena selain terdapat informasi singkat mengenai konsep dan sistim pelatihan dan penilaian berbasis kompetensi, dalam pedoman belajar juga terdapat bagian-bagian

yang berisi item-item soal/latihan yang mengarah kepada materi penilaian yang bertujuan untuk mengukur pencapaian peserta

terhadap kriteria unjuk kerja yang dipersyaratkan.

- Langkah ke tiga :

Merencanakan uji kompetensi/penilaian.

Pada langkah ini, sub-sub langkah yang perlu dilaksanakan

adalah sebagai berikut :

Menentukan dengan jelas bukti-bukti yang dipersyaratkan

Menentukan metoda-metoda uji/penilaian

Mengembangkan perlengkapan uji/penilaian yang sesuai

Merencanakan aktifitas uji/penilaian

Menetapkan fasilitas uji dan sumber daya yang dibutuhkan

Menetapkan jadwal uji kompetensi

- Langkah ke empat :

Melaksanakan Penilaian Mandiri.

Sebelum masuk kedalam proses uji kompetensi, disarankan untuk melaksanakan penilaian secara mandiri (Self assessment). Hal ini perlu dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta dalam mengukur pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya terhadap standar unjuk kerja yang dipersyaratkan.

Page 25: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 8 -

Pada langkah ini peserta diminta untuk mengisi daftar pertanyaan yang ada secara obyektif, sehingga kesiapan peserta dapat diidentifikasi secara dini sebelum masuk kedalam proses uji.

Apabila peserta menilai dirinya belum siap sepenuhnya, maka peserta disarankan untuk mempersiapkan diri dengan mengikuti

pelatihan berbasis kompetensi yang diperlukan.

Manfaat penting dari langkah penilaian secara mandiri ini adalah mendorong peserta untuk belajar secara mandiri serta

pelaksanaan uji kompetensi menjadi lebih efektif dan efisien. Hal ini dimungkinkan karena peserta betul-betul sudah siap sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya uji ulang.

- Langkah ke lima :

Melaksanakan Konsultasi Pra Uji/Penilaian.

Pada langkah ini asesor melaksanakan konsultasi dengan peserta uji yang meliputi hal-hal sebagai berikut :

Penjelasan dan diskusi proses dan hasil uji kompetensi

Penjelasan dan pembahasan tujuan dan konteks uji

kompetensi

Pembahasan standar kompetensi yang akan diujikan

Pembahasan hasil penilaian mandiri

Penjelasan, diskusi dan kesepakatan perencanaan penilaian termasuk jadwal uji

Penjelasan tata tertib uji kompetensi, aturan dan etika di tempat kerja (TUK) serta hal-hal yang terkait dengan

keselamatan kerja.

- Langkah ke enam :

Melaksanakan Uji Kompetensi

Pada langkah melaksanakan uji kompetensi ini, sub-sub langkah

yang perlu dilaksanakan adalah sebagai berikut :

Mengatur pelaksanaan kegiatan uji kompetensi

Mempersiapkan fasilitas dan sumber daya yang dibutuhkan

Melaksanakan proses pengumpulan bukti

Mencatat setiap pencapaian kinerja yang dipersyaratkan

Memutuskan setiap pencapaian terhadap KUK (Kriteria Unjuk kerja) apakah kompeten atau belum kompeten

Memberikan informasi keputusan kepada peserta uji

Menandatangani pelaksanaan uji kompetensi

Memberikan dan meminta umpan balik (feedback)

pelaksanaan dan hasil uji kompetensi terhadap peserta

Membuat Laporan pelaksanaan uji kompetensi

Page 26: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 9 -

- Langkah ke tujuh :

Mengkaji-ulang Uji Kompetensi

Langkah ini dilakukan setelah menyelesaikan uji kompetensi, yaitu dengan melakukan kaji ulang terhadap keseluruhan proses

serta membuat rekomendasi perbaikan yang diperlukan. Dalam melaksanakan kaji ulang, gunakan prinsip-prinsip uji kompetensi untuk mempertimbangkan apakah uji kompetensi sudah Valid,

reliabel, fleksibel, adil, efisien dan efektif serta sejalan dengan persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja.

Dalam mengkaji ulang materi dan aktifitas uji kompetensi,

fokuskan kepada :

Peserta, mengenai tingkat kesulitan materi penilaian, kejelasan

materi penilaian serta hasil uji kompetensi yang menyangkut tingkat kesuksesan yang dicapai oleh peserta.

Dokumentasi, apakah banyak perubahan atau desain uji

kompetensi kurang baik serta lakukan perubahan serta perbaikan terhadap masalah yang sudah diidentifikasi.

6) Rekomendasi

Pada proses ini asesor menyampaikan rekomendasi kepada

penyelenggara uji mengenai keputusan uji kompetensi terhadap peserta berdasarkan hasil uji kompetensi yang sudah dilaksanakan.

Penyampaian rekomendasi keputusan uji kompetensi harus disertai

dengan dokumen-dokumen pendukung yang diperlukan sebagai bahan penilaian dan pertimbangan bagi tim asesor untuk mengambil

keputusan akhir.

7) Keputusan dan Pemberitahuan

a. Keputusan

Pada proses ini dibuat keputusan uji kompetensi terhadap hasil

yang dicapai peserta berdasarkan pada rekomendasi yang dibuat oleh asesor dengan menilai seluruh proses uji kompetensi yang sudah dilakukan. Keputusan hasil uji kompetensi ditetapkan oleh

tim asesor yang dibentuk oleh penyelenggara uji. Penyelenggara uji yang dimaksud adalah LSP atau BNSP.

Ada dua alternatif keputusan penilaian, yaitu :

- Memberikan pengakuan (kompeten)

Keputusan ini menilai bahwa peserta sudah memenuhi seluruh

bukti yang diperyaratkan serta dinyatakan kompeten.

- Menolak pengakuan (belum kompeten)

Keputusan ini menilai bahwa peserta belum dapat memenuhi

bukti-

bukti yang dipersyaratkan dan dinyatakan belum kompeten.

(Contoh form keputusan uji kompetensi – Lampiran 10)

Page 27: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 10 -

Apabila tim asesor menemui kesulitan untuk memutuskan hasil akhir uji kompetensi, karena bukti-bukti yang ada belum mencukupi untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan.

Sebagai jalan keluar tim asesor dapat merekomendasikan dilaksanakannya penilaian lanjut.

Langkah-langkah yang diperlukan dalam proses penilaian lanjut adalah :

- Menyeleksi metoda penilaian, langkah ini ditujukan untuk menentukan metoda penilaian yang paling sesuai dalam

memeriksa pengetahuan atau keterampilan yang spesifik.

- Melaksanakan pengkajian ulang (review), langkah ini ditujukan terhadap proses yang digunakan untuk

mendapatkan informasi yang diperlukan dengan menggunakan metode yang sudah dipilih.

Dalam implementasi penilaian lanjut, diperlukan :

- tim panel (asesor, tenaga ahli) yang sesuai dengan unit kompetensi yang dinilai.

- penetapan kriteria yang jelas untuk menetapkan apakah

pengakuan diterima atau ditolak.

b. Pemberitahuan

Setelah tim asesor membuat keputusan penilaian, hasil ini diberitahukan kepada peserta disertai dengan alasan dan

penjelasan yang memadai mengenai alasan keputusan tersebut serta langkah selanjutnya yang perlu dilakukan peserta.

8) Proses Banding

Pada proses ini, diberikan kesempatan kepada peserta uji yang tidak puas terhadap keputusan penilaian dengan cara mengajukan banding

kepada tim asesor untuk mengadakan peninjauan kembali terhadap keputusan yang sudah dibuat.

Pada implementasi proses banding, perlu dipersiapkan :

- Pembentukan team panel (asesor, tenaga ahli) yang sesuai dengan unit kompetensi yang diujikan.

- Penetapan kriteria yang jelas untuk menentukan apakah

pengakuan diterima atau ditolak.

Penilaian lanjut dapat juga digunakan dalam memproses pengajuan banding.

9) Pencatatan Penilaian

Pada langkah ini penyelenggara uji kompetensi melaksanakan pencatatan terhadap setiap hasil dan proses uji kompetensi peserta untuk didokumentasikan sebagai data penilaian serta dijaga

kerahasiaannya.

Page 28: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 11 -

BAB III ASESOR

A. Persyaratan asesor kompetensi

Asesor kompetensi harus memenuhi kriteria :

1. Memiliki sertifikat asesor kompetensi yang diterbitkan oleh BNSP dan

masih berlaku;

2. Asesor melaksanakan asessmen berdasarkan surat tugas dari Ketua LSP

P1 atau Direktur LSP P3;

3. Ruang lingkup kompetensi teknis asesor telah diregistrasi sesuai dengan

bidang nya oleh LSP;

4. Asesor Kompetensi/Lead Asesor/Master Asesor harus mempersiapkan

mekanisme pelaksanaan asesmen.

5. Memiliki pengalaman teknis di bidang Kelautan dan Perikanan.

Hak dan Kewajiban Asesor:

Kewajiban Asesor:

1. Merencanakan, Mengorganisasikan, Asesmen (MMA);

2. Mengembangkan Perangkat Asesmen (MPA);

3. Mempersiapkan Materi Uji Kompetensi (MUK);

4. Melaksanakan Asesmen (MAK);

5. Memutuskan hasil asesmen secara independen;

Hak Asesor:

1. Memperoleh surat tugas melaksanakan asesmen;

2. Memperoleh sarana dan bahan uji sesuai kriteria;

3. Seluruh asesor sektor KP memperoleh kesempatan untuk melaksanakan

uji kompetensi;

4. Memperoleh kompensasi sesuai ketentuan yang berlaku

A. Lembaga Pelaksana

1. Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Kesatu (LSP-P1) Lembaga Pendidikan

Kelautan dan Perikanan maupun Lembaga Pelatihan Kelautan dan Perikanan yang telah memperoleh lisensi dari BNSP yang mempunyai tugas

melaksanakan Sertifikasi Kompetensi bagi peserta didik/latih di Tempat Uji Kompetensi yang telah disyahkan oleh LSP terkait.

2. Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Ketiga (LSP-P3) yang dalam hal ini adalah

LSP KP dan LSP Kelautan yang telah memperoleh lisensi dari BNSP yang mempunyai tugas melaksanakan Sertifikasi Kompetensi bagi calon/tenaga

kerja dari industri di Tempat Uji Kompetensi yang telah di lisensi oleh LSP terkait.

3. Seluruh LSP yang ada di sektor Kelautan dan Perikanan harus

mendayagunakan seluruh asesor kompetensi sektor KP secara adil dan merata.

Page 29: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 12 -

Hak dan Kewajiban LSP-P1 Lembaga Pendidikan atau Pelatihan KP:

Kewajiban:

1. Satuan Pendidikan dan Satuan Pelatihan yang telah ditetapkan sebagai

LSP-1 oleh BNSP. membuat perencanaan pelaksanaan sertifikasi dalam

satu tahun anggaran berjalan, meliputi calon asesi, waktu dan lokasi

pelaksanaan uji, materi uji, serta calon asesor (sesuai format terlampir);

2. Satuan Pendidikan dan Satuan Pelatihan mengoordinasikan pelaksanaan

sertifikasi dengan pihak LSP;

3. Melaporkan rencana dan hasil pelaksanaan sertifikasi setiap bulan

kepada Kapuslat/Kapusdik KP selaku Ketua Dewan Pengarah LSP P1

dan LSP P3;

4. Menyediakan biaya untuk pelaksanaan sertifikasi purnawidya pelatihan

dan Alumni pendidikan;

5. Memfasilitasi penerbitan sertifikat kompetensi berkoordinasi dengan

Pusat Pelatihan KP;

6. Satuan Pendidikan dan Satuan Pelatihan mengoptimalkan pemanfaatan

asesor kompetensi sektor kp dan mengusulkan calon asesor untuk

dapat disetujui dan ditetapkan oleh kepala pusat pendidikan dan

pelatihan selaku ketua dewan pengarah;

Hak:

1. Memperoleh anggaran sertifikasi dari APBN, APBD dan sumber lain yang

sah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;

2. Memperoleh akses peningkatan kapasitas kelembagaan dan ketenagaan

LSP P1;

3. Membangun jejaring kerjasama dengan Balai Pelatihan Kerja maupun

industri KP dalam rangka pengembangan system sertifikasi.

Page 30: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 13 -

BAB IV

PEMBIAYAAN

Pembiayaan terhadap sarana prasarana yang dimiliki oleh Lembaga Pendidikan dan Pelatihan KP c/q Balai Diklat KP dan satuan pendidikan KP yang dimanfaatkan untuk uji kompetensi, mengacu kepada peraturan pemerintah

terkait PNBP.

Dalam pemanfaatan sarana prasarana milik pemerintah untuk keperluan uji kompetensi diadakan perjanjian sewa menyewa sarana prasarana antara satker dengan TUK.

Komponen biaya uji kompetensi terdiri dari beban biaya langsung (tetap) serta beban biaya tidak langsung (tidak tetap), dengan perincian sebagai berikut :

- Komponen Biaya langsung: 1. Bahan uji kompetensi;

2. Biaya penggunaan sarana, fasilitas dan peralatan uji kompetensi; (biaya sarpras sesuai peraturan)

3. Biaya Asesor uji kompetensi;

- Biaya tidak langsung: 1. Administrasi persuratan uji kompetensi (Kesekretariatan).

2. Biaya lainnya. Pembiayaan untuk uji kompetensi dapat berasal dari:

a. Pemerintah (APBN); b. Pemerintah Daerah (APBD); c. Swadaya;

d. Swadaya Industri; dan/atau e. sumber lainnya yang sah sesuai ketentuan perundang-undangan.

Page 31: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 14 -

BAB V

KEPESERTAAN

A. Persyaratan peserta

Peserta Uji Kompetensi: terbuka bagi siapa saja yang membutuhkan sertifikasi kompetensi dan memenuhi

persyaratan sebagai peserta uji. Peserta uji kompetensi yang dibiayai oleh LSP-1 harus memenuhi syarat :

1. Peserta latih yang telah mengikuti pelatihan (purnawidya) pada Balai Pelatihan kelautan dan perikanan serta alumni satuan pendidikan KP;

2. Peserta uji kompetensi diusulkan oleh LSP Balai Diklat + LSP satker pendidikan dan mendapat persetujuan Kepala Pusat Pelatihan KP/pusat pendidikan kp sebagai Ketua Dewan Pengarah;

Peserta uji kompetensi yang dibiayai oleh Pemerintah melalui LSP-3 harus memenuhi syarat :

1. Calon tenaga kerja/tenaga kerja atau pelaku utama/usaha di bidang Kelautan dan Perikanan yang telah berpengalaman dibidang Kelautan

dan Perikanan dengan pengalaman minimal 2 tahun sesuai dengan bidang kompetensiya.

B. Prosedur pengusulan calon peserta

Prosedur pengusulan calon peserta diatur tersendiri dalam SOP LSP terkait

sesuai dengan ruang lingkup Skema Sertifikasi yang mengacu pada

SKKNI/SK3/Standar kompetensi Internasional di bidang Kelautan dan

Perikanan.

Page 32: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 15 -

BAB VI

TEMPAT UJI KOMPETENSI

A. STATUS LEMBAGA

LSP yang akan mengadakan uji kompetensi haruslah sudah

mendapatkan lisensi dari pihak BNSP.

Dalam rangka pembinaan SDM di lingkungan Kelautan dan Perikanan,

maka Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan

Masyarakat Kelautan dan Perikanan mendapat mandat untuk melakukan

pembinaan kelembagaan kepada LSP terkait sektor KP dan juga

bertanggung jawab serta dapat melaksanakan Sertifikasi Kompetensi

B. TEMPAT UJI KOMPETENSI

1. Tempat Uji Kompetensi yang digunakan adalah merupakan jenis TUK

Mandiri, LSP P1 Lembaga dan satuan pendidikan.

2. TUK mandiri dan TUK sewaktu LSP Pihak Ketiga.

3. TUK harus menyediakan fasilitas/sarana prasarana yang memenuhi

persyaratan dan telah mendapatkan lisensi dari LSP induknya yang

selanjutnya telah dilakukan verifikasi sebelum ditetapkan sebagai

tempat uji kompetensi dan dituangkan dalam keputusan tertulis.

4. TUK dilakukan surveilan setiap periode sesuai dengan pedoman BNSP.

5. TUK harus melaksanakan/menetapkan urutan praktek kerja sesuai

Panduan Mutu TUK.

6. TUK wajib merencanakan dan mempromosikan kegiatan sertifikasi

sesuai ruang lingkup kerjanya.

Page 33: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 16 -

BAB VII

MATERI UJI KOMPETENSI

A. Materi Uji Kompetensi

Materi uji kompetensi yang digunakan harus memenuhi syarat:

1. Mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia/Standar Kompetensi Kerja Khusus maupun Standar Kompetensi Internasional.

2. Penggunaan Materi Uji Kompetensi bersifat setengah terbuka harus

sepengetahuan LSP dan dikoordinasikan oleh Pusat Pelatihan KP setelah dilegalkan oleh BNSP.

3. Materi uji kompetensi dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan dan lingkup

kerja yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri.

B. Ruang lingkup dan Metode Uji Kompetensi

1. Ruang lingkup

Ruang lingkup pelaksanaan uji kompetensi mencakup bidang

penangkapan ikan, pengolahan hasil perikanan, budidaya perikanan,

pengelolaan kawasan konservasi perairan, pengawas mutu perikanan,

perikanan berkelanjutan, wisata bahari, permesinan kapal, mitigasi

bencana dan adaptasi perubah iklim.

2. Metode Uji Kompetensi

Pelaksanaan uji kompetensi dengan mengacu pada standar BNSP

yaitu metode SKKNI Merencanakan, Mengorganisasikan Asesment

(MMA). Dengan cara pengujian secara lisan, tertulis dan observasi

demonstrasi.

Page 34: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 17 -

BAB IX

HAK, KEWAJIBAN DAN SANKSI PEMEGANG SERTIFIKAT

DAN PEMELIHARAAN SERTIFIKAT

A. Hak Pemegang Sertifikat

1. Melayani jasa kegiatan di bidang kelautan dan perikanan sesuai kode etik

profesi. 2. Mengajukan perpanjangan sertifikat kompetensi tanpa melalui Konsultasi

Pra Asesmen (KPA).

B. Kewajiban Pemegang Sertifikat

1. Menjunjung tinggi kode etik profesi. 2. Memenuhi ketentuan unit Kompetensi seperti tercantum dalam sertifikat.

3. Menggunakan sertifikat kompetensi sesuai dengan kewenangannya.

C. Sanksi Pemegang Sertifikat

1. Pemegang sertifikat yang melanggar kode etik profesi dapat dicabut sertifikatnya sementara atau permanen oleh LSP Pihak Kesatu, dan atau LSP Pihak Ketiga dengan memperhatikan pertimbangan komisi etika LSP;

2. Sertifikat Kompetensi yang dicabut secara permanen wajib dikembalikan oleh pemegang sertifikat kepada LSP Pihak Kesatu atau LSP Pihak Ketiga.

D. Pemeliharaan Sertifikat Kompetensi

1. Sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh BNSP dan LSP memiliki masa

berlaku 4 Tahun, dan dapat diperpanjang melalui pelatihan up grading yang diselenggarakan oleh LSP;

2. Sertifikat asesor kompetensi yang dikeluarkan oleh BNSP memiliki masa berlaku 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang melalui up grading asesor kompetensi dan up grade / RCC metode uji oleh LSP.

Page 35: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 18 -

BAB X

MONITORING DAN EVALUASI

A. Monitoring 1. Proses asesmen dimonitoring oleh Tim dari Instansi Pembina yang ada pada

lingkup KKP. 2. Pendokumentasian pelaksanaan proses monitoring dilaksanakan oleh

manajer mutu LSP baik itu LSP Pihak Pertama maupun LSP Pihak Ketiga.

3. Fokus monitoring pada proses asesmen, segmen peserta, keputusan asesmen.

4. Monitoring dilakukan untuk memberikan jaminan kualitas atas output yang

dihasilkan dari pelaksanaan uji kompetensi sesuai dengan Pedoman BNSP. 5. Monitoring dilaksanakan secara periodik, tindakan koreksi dan verifikasi

tindakan koreksi, serta rekaman monitoring tindakan koreksi dan verifikasi tindakan koreksi.

6. Monitoring pelaksanaan uji kompetensi harus didokumentasikan dalam

sistem manajemen mutu LSP sesuai dengan pedoman BNSP 201 dan 202. 7. Cakupan Monitoring

i. apa yang dimonitor; ii. bagaimana memonitornya, iii. dimana dilakukan,

iv. frekuensi melakukan monitoring, dan v. siapa yang melakukan monitoring.

8. Hal-hal yang dimonitor dalam proses uji kompetensi adalah kriteria

kesesuaian langkah-langkah untuk melaksanakan uji kompetensi dengan pelaksanaan uji kompetensi.

9. Dalam proses monitoring apabila terdapat ketidaksesuaian maka harus segera dilakukan tindakan koreksi untuk menjamin mutu uji kompetensi.

10. Untuk menjamin bahwa tindakan koreksi dilakukan dengan benar dan

ketidaksesuaian tidak akan terulang lagi, maka harus dilakukan verifikasi untuk memastikan bahwa langkah-langkah proses uji kompetensi kembali

normal, antara lain: i. Bila ketidaksesuaian diakibatkan oleh metode yang salah,

maka harus dilakukan tindakan perbaikan modifikasi

terhadap metode, dan dilakukan verifikasi dengan revalidasi metode;

ii. Bila ketidaksesuaian diakibatkan oleh peralatan yang salah,

maka harus dilakukan tindakan perbaikan alat, dan dilakukan verifikasi dengan rekalibrasi alat;

iii. Bila ketidaksesuaian diakibatkan oleh kesalahan personil (asesor/tenaga yang mempersiapkan uji kompetensi), maka harus dilakukan tindakan retraining, dan dilakukan

verifikasi dengan reases kompetensi tenaga.

11. Tindakan koreksi yang gagal dilakukan, maka proses uji kompetensi harus

dihentikan sementara dan harus segera dilaporkan kepada kepala bagian sertifikasi. Kepala bagian sertifikasi harus mengevaluasi dan memutuskan proses uji kompetensi untuk ditunda atau diteruskan.

Page 36: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 19 -

B. Evaluasi 1. Bagian manajemen mutu LSP melakukan evaluasi pelaksanaan uji

kompetensi dan mengkaji ulang secara berkala melalui kaji ulang dari data

hasil kaji ulang asesor terhadap pelaksanaan asesmen yang mencakupi prosedur pelaksanaan asesmen, konsistensi keputusan asesmen dan

laporan hasil kaji ulang asesor. 2. Mengidentifikasi ketidaksesuaian untuk dilakukan tindakan koreksi. 3. Hasil evaluasi disampaikan dan didokumentasikan kepada manajemen

mutu LSP untuk digunakan sebagai bahan perbaikan pelaksanaan asesmen selanjutnya.

untuk uji kompetensi dengan pembiayaan dari APBN melalui UPT Dik dan Lat.

Page 37: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 20 -

BAB XI PELAPORAN

LSP Pihak Kesatu (LSP-P1) Lembaga Diklat KKP dan LSP Pihak Ketiga (LSP-

P3) wajib melaporkan pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi sektor Kelautan dan Perikanan sesuai dengan format yang telah disusun kepada Badan yang menangani SDM KP c/q Kepala Pusat Pelatihan KP selaku Pembina teknis LSP

sektor KP.

Pelaporan hasil uji kompetensi dilengkapi dan diproses sesuai dengan kebijakan dan prosedur sistem uji kompetensi serta persyaratan organisasi/hukum/etika.

Pelaporan kegiatan uji kompetensi dilaporkan setiap akhir bulan berjalan.

Page 38: Draft - jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/4-3-2-1-rpermen-kp.pdf · Draft PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER...../PERMEN-KP/2015 TENTANG

- 21 -

BAB VIII PENUTUP

Pedoman Penyelenggaraan Sertifikasi Kompetensi sumberdaya manusia Kelautan dan Perikanan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Petunjuk Pelaksanaan yang sesu ai dengan Skema Sertifikasi pada MUK.

Pedoman Penyelenggaraan Sertifikasi Kompetensi sumberdaya manusia Kelautan dan Perikanan bersifat dinamis yang akan disesuaikan dengan tuntutan

dan kebutuhan dalam perkembangan pembangunan kelautan dan perikanan.

Melalui Sertifikasi Kompetensi diharapkan terwujud sumber daya manusia sektor kelautan dan perikanan yang kompeten dan profesional dalam rangka memenuhi kebutuhan DU/DI, maupun perseorangan sebagai pelaku

utama/usaha.