dr. ir. dwi widaningsih, msi., nidn 0005126001 ir. i made

28
Dr. Ir. DWI WIDANINGSIH, MSi., NIDN 0005126001 Ir. I Made Mega Adnyana, MP, NIDN 0022095901 Dr. Ir. Ketut Ayu Yuliadhi, MP, NIDN

Upload: others

Post on 31-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dr. Ir. DWI WIDANINGSIH, MSi., NIDN 0005126001 Ir. I Made

Dr. Ir. DWI WIDANINGSIH, MSi., NIDN 0005126001

Ir. I Made Mega Adnyana, MP, NIDN 0022095901

Dr. Ir. Ketut Ayu Yuliadhi, MP, NIDN

Page 2: Dr. Ir. DWI WIDANINGSIH, MSi., NIDN 0005126001 Ir. I Made

Cabai merupakan komoditi penting bagi masyarakat

Produksi cabai dari tahun ke tahun di Bali turun naik

Page 3: Dr. Ir. DWI WIDANINGSIH, MSi., NIDN 0005126001 Ir. I Made

Setiap musim, harga cabai tidak menentu kadang melonjak naik dan terkadang menurun

Produksi cabai di petani sering mengalami kendala, akibat adanya serangan hama, penyakit dan gulma

Page 4: Dr. Ir. DWI WIDANINGSIH, MSi., NIDN 0005126001 Ir. I Made

Hama yang sering menyerang

tanaman cabai di antaranya

kutu kebul atau Bemisia tabaci.

B. tabaci juga merupakan

serangga vektor, menyebab

kan penyakit daun keriting kuning pada tanaman cabai sehingga mempengaruhi produksi cabai di lapang.

Bila mengendalikan kutu kebul, berarti juga bisa mencegah penyebaran penyakit akibat virus yang dibawanya

Page 5: Dr. Ir. DWI WIDANINGSIH, MSi., NIDN 0005126001 Ir. I Made
Page 6: Dr. Ir. DWI WIDANINGSIH, MSi., NIDN 0005126001 Ir. I Made

Budidaya tanaman cabai mengalami kendala oleh OPT

Page 7: Dr. Ir. DWI WIDANINGSIH, MSi., NIDN 0005126001 Ir. I Made

Populasi B. tabaci di lahan cabai juga dipengaruhi oleh tanaman inang lain, yang ada di sekitar tanaman cabai

sebab tanaman inang juga dapat mempengaruhi kepadatan populasi B. tabaci.

Contoh, ada beberapa gulma juga dapat sebagai inang kedua bagi kehidupan B. tabaci

Page 8: Dr. Ir. DWI WIDANINGSIH, MSi., NIDN 0005126001 Ir. I Made

Amaranthus spinosus L., Ageratum conyzoides (babandotan), Portulaca oleracea, Melastoma malabathricum, Eupatorium odoratum, Euphorbia hirta, Centella asiatica, Imperata cylindrica, Panicum repens, Paspalum conjugatum dan Axonopus compressus.

Gulma-gulma tsb. memiliki peranan bagi kehidupan B. tabaci sehingga generasi ke generasi B. tabaci tetap berjalan.

Page 9: Dr. Ir. DWI WIDANINGSIH, MSi., NIDN 0005126001 Ir. I Made

Portulaca sp / Krokot

Panicum repens

Page 10: Dr. Ir. DWI WIDANINGSIH, MSi., NIDN 0005126001 Ir. I Made

Spesies gulma apa saja yang berinteraksi dengan Kutu Kebul B. tabaci dan bagaimana populasi serangannya, pada tanaman cabai.

Tujuan Penelitian untuk mendapatkan gambaran tentang

spesies gulma yang berasosiasi dengan Kutu Kebul B. tabaci di pertanaman cabai dan populasi serangan B. tabaci pada pertanaman cabai.

Page 11: Dr. Ir. DWI WIDANINGSIH, MSi., NIDN 0005126001 Ir. I Made

Kutu kebul Bemisia tabaci, merupakan vektor penyakit virus kuning, harus diketahui inang alternatifnya.

Strategi pengendalian B. tabaci, dapat diketahui untuk mencegah penularan penyakit virus kuning yang menyerang tanaman Cabai

Page 12: Dr. Ir. DWI WIDANINGSIH, MSi., NIDN 0005126001 Ir. I Made

◦ Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian survey dilaksanakan di Desa Kerta, Payangan, Kabupaten Gianyar dan di Laboratorium Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Udayana.

Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan yaitu dari bulan April sampai September 2018.

Page 13: Dr. Ir. DWI WIDANINGSIH, MSi., NIDN 0005126001 Ir. I Made

Alat dan bahan yang dipergunakan pada penelitian ini adalah Kamera hp Samsung JR Pro 2,stoples berukuran 15 cm (tinggi 10 cm), sarung tangan, gunting, Botol aluvial, karet pengikat dan kantong plastik 5 kg, kantong plastik 2 kg, Plastik kresek putih, handcounter,

Bahan :Tanaman cabai, gulma, Bemesia tabaci, alat tulis, kertas label, solatif, alkohol

70%. Ajir bambu.

Page 14: Dr. Ir. DWI WIDANINGSIH, MSi., NIDN 0005126001 Ir. I Made

3.3.1 Survei Dan Pengambilan Sampel

Survei dilakukan di Banjar Marga Tengah, Desa Kerta, Kabupaten Gianyar. Penelitian dilaksanakan di lahan pertanaman cabai seluas 2 are dimana terdapat 4 petak pertanaman cabai. Bibit ditanam dengan jarak tanam 50 cm untuk dalam barisan dan 60 cm untuk antarbaris. Budidaya tanaman cabai disesuaikan dengan kebiasaan petani setempat tetapi untuk penyemprotan insektisida dan penyiangan gulma tidak dilakukan selama pertumbuhan tanaman.

Pengambilan sampel dilakukan terhadap gulma yang merupakan inang kedua bagi B. tabaci dimana gulma tersebut tumbuh disekitar area pertanaman cabai.

Page 15: Dr. Ir. DWI WIDANINGSIH, MSi., NIDN 0005126001 Ir. I Made

Sampel yang diambil adalah daun sebanyak 30 – 100 daun tergantung dari kepadatan sampel inang. Daun-daun sampel dimasukkan ke dalam kantong plastik sebelumnya dilakukan pengamatan nimfa di laboratorium.

Menurut Attique et al. (2003) mengatakan kepadatan sampel gulma yang akan diamati di lapang dikelompokkan menjadi tiga tipe kepadatan yaitu kepadatan tinggi, sedang dan rendah.

Page 16: Dr. Ir. DWI WIDANINGSIH, MSi., NIDN 0005126001 Ir. I Made

Kepadatan tinggi yaitu gulma yang diamati sebagai inang kedua B. tabaci pada lahan pengamatan jumlahnya banyak dan terdapat pada semua area pengamatan.

Kepadatan sedang yaitu gulma yang menjadi inang B. tabaci, jumlah gulmanya sedikit pada semua area diamati atau sebagian besar jumlah gulma yang ada pada beberapa tempat pengamatan.

kepadatan rendah yaitu gulma yang menjadi inang B. tabaci ditemukan dalam jumlah yang sedikit pada beberapa tempat pengamatan

Page 17: Dr. Ir. DWI WIDANINGSIH, MSi., NIDN 0005126001 Ir. I Made

Pengamatan spesies gulma dengan mengambil tanaman gulma yang tumbuh di sekitar pertanaman cabai kemudian dilakukan identifikasi menurut Soerjani et al. (1987), Galinato et al. (1999) dan Martin & Chanty (2009).

Spesies gulma yang telah teridentifikasi dicatat untuk mengetahui jumlah tanaman gulma yang ada di pertanaman cabai pada masing-2 wilayah pengamatan

Page 18: Dr. Ir. DWI WIDANINGSIH, MSi., NIDN 0005126001 Ir. I Made

Pengamatan kelimpahan populasi B. tabaci dilakukan dengan cara mengamati jumlah populasi B. tabaci yang ada pada tanaman cabai tersebut.

Stadia yang diamati untuk pengamatan populasi B. tabaci adalah nimfa dan imago.

Menghitung populasi B. tabaci dengan cara mengambil tanaman sampel secara purposive sampling.

Page 19: Dr. Ir. DWI WIDANINGSIH, MSi., NIDN 0005126001 Ir. I Made

Daun yang berisi B. tabaci diambil mulai dari bagian atas, tengah dan bawah dari tanaman untuk mewakili satu tanaman sampel serta masing-2 tanaman sampel diambil enam helai daun.

Daun sampel tsb. dimasukkan ke dalam

kantong plastik, diberi label, kemudian dibawa ke laboratorium.

Jumlah populasi B. tabaci dihitung kemudian dicatat. Data yang diperoleh ditabulasi dalam bentuk tabel.

Page 20: Dr. Ir. DWI WIDANINGSIH, MSi., NIDN 0005126001 Ir. I Made

Tabel 4.1

Page 21: Dr. Ir. DWI WIDANINGSIH, MSi., NIDN 0005126001 Ir. I Made

No Spesies IV V VI

VII

VIII

IX X XI XII XIII XIV

1 Ageratum conizoydes

(Babadotan)

+ + + + + ++ ++ ++ +++ +++ +++

2 Amaranthus,sp

(Bayamduri)

+ + + + + + + + + + +

3 Portulaca oleracea L.

(Krokot)

+ + + + ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++

4 Mimosa pudica

(Putrimalu)

+ + + + + + + + + + +

5 Phyllanthus niruri L.

(Meniran)

+ + + + + + + + + + +

6 Cyperus rotundus

Rumput Teki) + + + + + + + + + + +

7 Alternanterasessillis

(L)

+ + + + + + + + + + +

Page 22: Dr. Ir. DWI WIDANINGSIH, MSi., NIDN 0005126001 Ir. I Made

0

10

20

30

40

50

60

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Populasi Bemisia tabaci ekor/daun

Waktu (Minggu Setelah Tanam)

Page 23: Dr. Ir. DWI WIDANINGSIH, MSi., NIDN 0005126001 Ir. I Made

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Waktu (Minggu Setelah Tanam)

Persentase

Serangan

Per

sen

tase

Ser

ang

an (

%)

Page 24: Dr. Ir. DWI WIDANINGSIH, MSi., NIDN 0005126001 Ir. I Made

5.1 Kesimpulan

1) Ageratum conyzoides spesies gulma di area pertanaman cabai rawit dengan kepadatan tinggi dan terdapat Bemisia tabaci.

2) Populasi B. tabaci tertinggi pada tanaman cabai rawit berumur 10 Hari Setelah Tanam, sebesar 50.54 ekor/daun.

3) Persentase tanaman cabai rawit yang bergejala serangan penyakit kuning sebesar 47.37 persen.

5.2 Saran

Page 25: Dr. Ir. DWI WIDANINGSIH, MSi., NIDN 0005126001 Ir. I Made

5.2. Saran

Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan kontrol pertanaman cabai rawit, seperti kebiasaan petani setempat menggunakan paket pengendalian opt (menggunakan mulsa)

Page 26: Dr. Ir. DWI WIDANINGSIH, MSi., NIDN 0005126001 Ir. I Made

5.1 Merapihkan dan Melanjutkan Data Jenis Gulma dan Menambah Keterangan, Gambar Spesies Gulma yang Dominan

5.2 Membuat Grafik Kelimpahan Populasi Bemisia tabaci

5.3 Menghitung dan Menganalisis Gejala Serangan Virus Gemini (Virus Kuning),

Berdasarkan tanaman cabai yang bergejala . 5.4 Buat Draft Poster (Untuk Senastek)

5.5 Buat Draft Poster (Untuk ICBB) 5.6 Buat Draft Jurnal 5.7 Mengeprint, Mengkopi, dan Menjilid Laporan

Akhir

Page 27: Dr. Ir. DWI WIDANINGSIH, MSi., NIDN 0005126001 Ir. I Made

6.1 Kesimpulan

6.1.1 Jenis gulma dengan kepadatan tertinggi yaitu Ageratum conizoydes (babadotan), lalu Portulaca oleracea L( kerokot), Cyperus rotundus (Rumput Teki) dengan kepadatan rendah.

6.1.2 Kelimpahan Bemisia tabaci (belum di analisis)

6.1.3 Persentase Luasan Gejala tanaman Cabai yang terserang virus Geminini (virus kuning).

6.2 Saran

Dari penelitian ini di sarankan uji perlakuan mulsa plastik, apakah dapat mengurangi luasan gejala serangan virus Gemini

Page 28: Dr. Ir. DWI WIDANINGSIH, MSi., NIDN 0005126001 Ir. I Made

Sekian dan Terimakasih