dr djoko lapkas katarak matur

18
Tinjauan Pustaka KATARAK A. DEFINISI Katarak adalah suatu keadaan di mana lensa mata yang biasanya jernih dan bening menjadi keruh.Katarak berasal dari bahasa Yunani cataracta yang berarti air terjun. Asalkata ini mungkin sekali karena pasien katarak seakan- akan melihat sesuatu seperti tertutup oleh air terjun di depan matanya. Seorang dengan katarak akan melihat benda seperti ditutupi kabut. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau keduanya (Ilyas, 2009). B. KLASIFIKASI KATARAK Berdasarkan waktu perkembangannya katarak diklasifikasikan menjadi katarak kongenital, katarak juvenil dan katarak senilis. 1

Upload: grace-kaunang

Post on 31-Jul-2015

185 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dr Djoko Lapkas Katarak Matur

Tinjauan Pustaka

KATARAK

A. DEFINISI

Katarak adalah suatu keadaan di mana lensa mata yang biasanya jernih dan

bening menjadi keruh.Katarak berasal dari bahasa Yunani cataracta yang berarti air

terjun. Asalkata ini mungkin sekali karena pasien katarak seakan-akan melihat sesuatu

seperti tertutup oleh air terjun di depan matanya. Seorang dengan katarak akan melihat

benda seperti ditutupi kabut. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang

terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau keduanya

(Ilyas, 2009).

B. KLASIFIKASI KATARAK

Berdasarkan waktu perkembangannya katarak diklasifikasikan menjadi

katarak kongenital, katarak juvenil dan katarak senilis.

1. Katarak kongenital dapat berkembang dari genetik, trauma atau infeksi prenatal

dimana kelainan utama terjadi di nukleus lensa. Kekeruhan sebagian pada lensa yang

sudah didapatkan pada waktu lahir dan umumnya tidak meluas dan jarang sekali

mengakibatkan keruhnya seluruh lensa

2. Katarak juvenil merupakan katarak yang terjadi pada anak-anak sesudah

lahir.Kekeruhan lensa terjadi pada saat masih terjadi perkembangan serat-serat

lensa.Biasanya konsistensinya lembek seperti bubur dan disebut sebagai soft cataract.

Katarak juvenil biasanya merupakan bagian dari satu sediaan penyakit keturunan lain.

1

Page 2: Dr Djoko Lapkas Katarak Matur

3. Katarak senilis adalah jenis katarak yang paling sering dijumpai. Telah diketahui

bahwa katarak senilis berhubungan dengan bertambahnya usia dan berkaitan dengan

proses penuaan lensa.

Berdasarkan stadiumnya, katarak dibagi menjadi stadium insipien, stadium

imatur,stadium matur, dan stadium hipermatur.

1. Stadium insipien. Stadium yang paling dini, yang belum menimbulkan gangguan

visus. Kekeruhan terutama terdapat pada bagian perifer berupa bercak-bercak seperti

baji (jari-jari roda),terutama mengenai korteks anterior, sedangkan aksis relatif

masih jernih. Gambaran ini disebut spokes of a wheel yang nyata bila pupil dilebarkan.

2. Stadium imatur. Kekeruhan belum mengenai seluruh lapisan lensa. Kekeruhan

terutama terdapat di bagian posterior dan bagian belakang nukleus lensa. Kalau

tidak ada kekeruhan di lensa, maka sinar dapat masuk ke dalam mata tanpa ada yang

dipantulkan. Oleh karena kekeruhan dibagian posterior lensa, maka sinar oblik yang

mengenai bagian yang keruh ini akan dipantulkan lagi, sehingga pada pemeriksaan,

terlihat di pupil ada daerah yang terang sebagai refleks pemantulan cahaya pada

daerah lensa yang keruh dan daerah yang gelap,akibat bayangan iris pada lensa yang

keruh. Keadaan ini disebut shadow test (+)

3. Stadium matur . Pada stadium ini lensa telah menjadi keruh seluruhnya, sehingga

semua sinar yangmelalui pupil dipantulkan kembali di permukaan anterior lensa.

Tak ada bayangan iris. Shadow test (-). Di pupil tampak lensa yang seperti mutiara. Shadow

test membedakan stadium matur dari imatur, dengan syarat harus diperiksa lebih

lanjut dengan midriatika,oleh karena pada katarak polaris anterior juga terdapat

shadow test (-), karena kekeruhan terletak di daerah pupil. Dengan melebarkan

pupil, akan tampak bahwa kekeruhan hanya terdapat pada daerah pupil saja.

2

Page 3: Dr Djoko Lapkas Katarak Matur

Kadang-kadang, walaupun masih stadium imatur, dengan koreksi, visus tetap buruk,

hanya dapat menghitung jari, bahkan dapat lebih buruk lagi1/300 atau satu per tak

hingga, hanya ada persepsi cahaya, walaupun lensanya belum keruh seluruhnya.

Keadaan ini disebut vera matur.

4. Stadium hipermatur. Korteks lensa yang konsistensinya seperti bubur telah

mencair, sehingga nukleus lensa turun oleh karena daya beratnya ke bawah. Melalui

pupil, pada daerah yang keruh,  nukleus ini terbayang sebagai setengah lingkaran di

bagian bawah, dengan warna yang lain daripada bagian yang diatasnya, yaitu

kecoklatan. Pada stadium ini juga terjadi kerusakan kapsul lensa, yang menjadi lebih

permeabel, sehingga isi korteks yang cair dapat keluar dan lensa menjadi kempis,

yang di bawahnya terdapat nukleus lensa. Keadaan ini disebut katarak Morgagni. 

Pada perjalanan dari stadium I ke stadium IV, dapat timbul suatu keadaan yang disebut

intumesensi yaitu penyerapan cairan bilik mata depan oleh lensa sehingga lensamenjadi

cembung dan iris terdorong ke depan, bilik mata depan menjadi dangkal. Hal ini tidak

selalu terjadi.Pada umumnya terjadi pada stadium II.

C. PATOFISIOLOGI

Lensa mengandung tiga komponen anatomis yaitu :

Nukleus à zone sentral

Korteks à perifer

Kapsul anterior dan posterior

Sebagian besar katarak terjadi karena suatu perubahan fisik dan perubahan kimia

pada protein lensa mata yang mengakibatkan lensa mata menjadi keruh.Perubahan fisik

(perubahan pada serabut halus multiple (zonula) yang memanjang dari badan silier ke

sekitar lensa) menyebabkan hilangnya transparansi lensa.

3

Page 4: Dr Djoko Lapkas Katarak Matur

Perubahan kimia pada protein inti lensa mengakibatkan pigmentasi progresif

sehingga nukleus menjadi kuning atau kecokelatan juga terjadi penurunan konsentrasi

glutation dan kalium, peningkatan konsentrasi natrium dan kalsium serta peningkatan

hidrasi lensa. Perubahan ini dapat terjadi karena meningkatnya usia sehingga terjadi

penurunan enzim yang menyebabkan proses degenerasi pada lensa.

Penyebab pada katarak senilis belum diketahui pasti, namun diduga terjadi karena:

a. Proses pada nukleus

Oleh karena serabut-serabut yang terbentuk lebih dahulu selalu terdorong ke arah

tengah, maka serabut-serabut lensa bagian tengah menjadi lebih padat (nukleus),

mengalami dehidrasi, penimbunan ion kalsium dan sklerosis. Pada nukleus ini

kemudian terjadi penimbunan pigmen. Pada keadaan ini lensa menjadi lebih

hipermetrop. Lama kelamaan nukleus lensa yang pada mulanya berwarna putih

menjadi kekuning-kuningan, lalu menjadi coklat dan kemudian menjadi kehitam-

hitaman. Karena itulah dinamakan katarak brunesen atau katarak nigra.

b. Proses pada korteks

Timbulnya celah-celah di antara serabut-serabut lensa, yang berisi air dan

penimbunan kalsium sehingga lensa menjadi lebih tebal, lebih cembung dan

membengkak, menjadi lebih miop. Berhubung adanya perubahan refraksi ke arah

miopia pada katarak kortikal, penderita seolah-olah mendapatkan kekuatan baru

untuk melihat dekat pada usia yang bertambah (Wijana, 1983).

D. GEJALA DAN TANDA

1. Pengurangan ketajaman penglihatan secara bertahap

2. Pandangan seperti ada kabut atau air terjun

3. Silau, sehingga penglihatan di malam hari lebih nyaman dibandingkan siang hari

4. Miopia

5. Kesulitan membaca bila tidak cukup cahaya

6. Sering berganti kacamata

(Ilyas, 2009)

E. DIAGNOSIS

ANAMNESIS :

Penurunan ketajaman penglihatan secara bertahap (gejala utama katarak)

4

Page 5: Dr Djoko Lapkas Katarak Matur

Mata tidak merasa sakit, gatal , atau merah

Gambaran umum gejala katarak yang lain seperti :

1. Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film

2. Perubahan daya lihat warna

3. Gangguan mengendarai kendaraan malam hari, lampu besar sangat

menyilaukan mata

4. Lampu dan matahari sangat mengganggu

5. Sering meminta resep ganti kacamata

6. Penglihatan ganda (diplopia)

PEMERIKSAAN FISIK MATA

1. Pemeriksaan ketajaman penglihatan

2. Melihat lensa dengan penlight dan loop

Dengan penyinaran miring (45 derajat dari poros mata) dapat dinilai kekeruhan

lensa dengan mengamati lebar pinggir iris pada lensa yang keruh (iris

shadow).Bila letak bayangan jauh dan besar berarti kataraknya imatur, sedangkan

bayangan dekat dan kecil dengan pupil terjadi katarak matur.

3. Slit lamp

4. Pemeriksaan opthalmoskop (sebaiknya pupil dilatasi)

F. DIAGNOSA BANDING

1. Leukokoria

2. Oklusi pupil

3. Ablasi retina

4. Retinoblastoma

(Wijana, 1983)

G. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan untuk katarak adalah pembedahan (operasi).Medikamentosa

diberikan dengan tujuan mengatasi gejala yang ditimbulkan oleh penyulit misalnya, silau

maka pasien dapat menggunakan kacamata.Untuk mengurangi inflamasi dapat diberikan

steroid ringan. Dapat pula dianjurkan diet dengan gizi yang seimbang, suplementasi

vitamin A,C,E, serta antioksidan lainnya dengan dosis yang tepat dapat membantu

memperlambat progresifitas katarak.

5

Page 6: Dr Djoko Lapkas Katarak Matur

Ekstraksi katarak adalah cara pembedahan dengan mengangkat lensa yang katarak.

Dapat dilakukan dengan intrakapsular yaitu mengeluarkan lensa dengan isi kapsul lensa

atau ekstrakapsular yaitu mengeluarkan isi lensa (korteks dan nucleus) melalui kapsul

anterior yang dirobek dengan meninggalkan kapsul posterior.

a. Operasi katarak ekstrakapsular atau ekstraksi katarak ekstra kapsular (EKEK)

Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa

dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan korteks

lensa dapat keluar melalui robekan tersebut. Pembedahan ini dilakukan pada pasien

katarak muda, pasien dengan kelainan endotel, bersama-sama keratoplasti, implantasi

lensa intra okular, kemungkinan akan dilakukan bedah gloukoma, mata dengan

presdiposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, sebelumnya mata mengalami ablasi

retina, mata dengan sitoid makular edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah

penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca. Penyulit

yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadi katarak sekunder.

b. Operasi katarak intrakapsular atau ekstraksi katarak intrakapsular (EKIK)

Pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul.Dapat dilakukan pada

zonula zinn telah rapuh atau berdegenerasi dan mudah diputus. Pada tindakan ini tidak

akan terjadi katarak sekunder (Ilyas, 2009).

Indikasi ekstraksi katarak:

1. Pada bayi: kurang dari 1 tahun

Bila fundus tak terlihat. Bila masih dapat dilihat, katarak dibiarkan saja.

2. Pada umur lanjut

a. Indikasi klinis : kalau katarak menimbulkan penyulit uveitis atau

glaukoma, meskipun visus masih baik untuk bekerja, dilakukan operasi

juga, setelah keadaan menjadi tenang.

b. Indikasi visuil : tergantung dari katarak monokuler atau binokuler

Katarak monokuler

Bila sudah masuk dalam stadium matur

Bila visus pasca bedah sebelum dikoreksi, lebih baik

daripada sebelum operasi

Katarak binokuler

Bila sudah masuk dalam stadium matur

6

Page 7: Dr Djoko Lapkas Katarak Matur

Bila visus meskipun telah dikoreksi tidak cukup untuk

melakukan pekerjaan sehari-hari.

Macam-macam ekstraksi katarak sesuai konsistensi dari kataraknya:

1. Katarak cair : umur kurang dari 1 tahun, dilakukan disisi lensa

2. Katarak lembek : umur 1-35 tahun, dilakukan ekstraksi linier/ekstraksi katarak

ekstrakapsuler

3. Katarak keras : umur lebih dari 35 tahun, dilakukan ekstraksi katarak

ekstrakapsuler

KOMPLIKASI

- Dislokasi lensa dan subluksasi sering ditemukan bersamaan dengan

katarak traumatic.

- Komplikasi lain yang dapat berhubungan, seperti blok pupil,glaukoma sudut tertutup,

uveitis,retinal detachment , rupture koroid, hifema,perdarahan retrobulbar, neuropati

optik traumatic

H. PROGNOSIS

Prognosis penglihatan untuk pasien anak-anak yang memerlukan pembedahan tidak

sebaik prognosis untuk pasien katarak senilis, karena adanya ambliopia dan kadang-

kadang anomali saraf optikus atau retina.Prognosis untuk perbaikan ketajaman

pengelihatan setelah operasi paling buruk pada katarak kongenital unilateral dan paling

baik pada katarak kongenital bilateral inkomplit yang proresif lambat. Prognosis

penglihatan pasien dikatakan baik apabila:

Fungsi media refrakta baik

Dilakukan dengan melihat kejernihan serta keadaan media refrakta mulai dari

kornea, iris, pupil dan lensa melalui lampu penlight maupun slit lamp.

Fungsi makula atau retina baik

Dilakukan dengan pemeriksaan persepsi warna, dengan cara menyorotkan

cahaya merah dan hijau di depan mata.

Fungsi N. Opticus (N.II) baik

Fungsi serebral baik

7

Page 8: Dr Djoko Lapkas Katarak Matur

Laporan Kasus

I. Status Penderita

Identitas Pasien

• Nama : Bpk N

• Umur : 72 thn

• Jenis Kelamin : Pria

• Agama : Islam

• Pekerjaan : -

• Alamat : -

• No CM : 638.095

II. Anamnesis

Autoanamnesis pada tanggal 6 Agustus 2012 pada pasien dan alloanamnesis pada catatan medik

& keluarganya.

Keluhan : penglihatan kedua mata kabur

Riwayat Penyakit Sekarang:

• Pasien datang ke RSUD Kudus pada tanggal 6 Agustus 2012 dengan keluhan kedua

penglihatan kabur. Keluhan ini dirasakan sudah 1 tahun ini, makin lama makin berat.

Penglihatan kabur awalnya dirasakan di mata kiri. Kini keluhan dirasakan sama beratnya

di kedua mata. Pasien juga mengeluh mata silau bila terkena cahaya. Keluhan mata

merah, gatal, nerocos disangkal pasien. Pasien belum pernah ke dokter mata sebelumnya.

Riwayat Penyakit Dahulu

8

Page 9: Dr Djoko Lapkas Katarak Matur

– Riwayat DM (-)

– Riwayat hipertensi (-)

– Riwayat trauma / kecelakaan (-)

– Sebelumnya tidak pernah seperti ini

Riwayat Penyakit Keluarga:

Tidak ada keluarga pasien yang mengalami hal serupa.

 Riwayat Sosial Ekonomi :

• Pengobatan ditanggung Jamkesda, kesan ekonomi kurang.

III. PEMERIKSAAN FISIK A. STATUS GENERALIS

• TD :120/80 mmHg

• Nadi :26x/ menit

• Suhu :tidak diukur

• RR :24x / menit

• Keadaan Umum :Baik

• Kesadaran :Compos mentis

• Status Gizi :Cukup

A. STATUS OPTHALMOLOGI OD OS

9

1

Keterangan:

1. lensa keruh menyeluruh

Page 10: Dr Djoko Lapkas Katarak Matur

PEMERIKSAAN OCULI DEXTRA(OD) OCULI SINISTRA(OS)

Visus 1 / 300 1/ 300

Koreksi Tidak dapat dikoreksi Tidak dapat dikoreksi

Bulbus okuli Gerak bola mata normal,

enoftalmus (-),

eksoftalmus (-),

strabismus (-)

Gerak bola mata normal,

enoftalmus (-),

eksoftalmus (-),

strabismus (-)

Palpebra Edema (-), hiperemis (-), nyeri

tekan(-),

blefarospasme (-)

lagoftalmus (-),

ektropion (-), entropion (-)

Edema (-), hiperemis(-), nyeri

tekan (-),

blefarospasme (-)

lagoftalmus(-)

ektropion (-), entropion (-)

Konjungtiva Edema (-),

injeksi konjungtiva (-)

infiltrat (-)

Edema (-),

injeksi konjungtiva (-)

infiltrat (-),

Sklera Putih

injeksi siliar (-)

Putih

injeksi siliar (-),

Kornea Bulat, edema (-)

keratik presipitat (-)

infiltrat (-)

sikatriks (-)

Bulat, edema (-)

keratik presipitat (-)

infiltrat (-)

sikatriks (-)

Camera Oculi

Anterior

Jernih, kedalaman cukup,

hipopion (-),

hifema (-),

jernih , kedalaman cukup

hipopion (-),

hifema (-),

Iris Kripta (-)

synekia (-)

Kripta (-)

synekia (-)

Shadow test (-) (-)

Pupil

(sebelum

midriatikum)

bulat, diameter ± 3mm, letak

sentral,

refleks pupil langsung (+),

refleks pupil tak langsung (+)

bulat, diameter ± 3mm, letak

sentral,

refleks pupil langsung (+),

refleks pupil tak langsung (+)

10

Page 11: Dr Djoko Lapkas Katarak Matur

Lensa (setelah

midriatikum)

Keruh seluruh bagian Keruh seluruh bagian

Vitreus Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai

Retina Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai

Fundus Refleks Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai

TIO Normal secara digital Normal secara digital

Sistem Lakrimasi Epifora (-), lakrimasi (-) Epifora (-), lakrimasi (-)

IV. RESUMESUBJEKTIF:

• Keluhan kedua penglihatan kabur, dirasakan sudah 1 tahun ini, makin lama makin berat.

Penglihatan kabur awalnya dirasakan di mata kiri. Kini keluhan dirasakan sama beratnya

di kedua mata.

• Pasien juga mengeluh mata silau bila terkena cahaya.

• Keluhan mata merah, gatal, nerocos disangkal pasien. Riwayat trauma / kecelakaan juga

disangkal. Pasien belum pernah ke dokter mata sebelumnya.

OBJEKTIF

Pemeriksaan Oculi dextra (OD) Oculi sinistra (OS)

Visus 1 / 300 1/ 300

Koreksi Tidak dapat dikoreksi Tidak dapat dikoreksi

Pupil

(sebelum midriatikum)

bulat, diameter ± 3mm, letak

sentral,

refleks pupil langsung (+),

refleks pupil tak langsung (+)

bulat, diameter ± 3mm, letak

sentral,

refleks pupil langsung (+),

refleks pupil tak langsung (+)

Shadow test (-) (-)

Lensa

(setelah midriatikum)

Keruh seluruh bagian Keruh seluruh bagian

Vitreus Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai

Retina Tidak dapat dinilai Tidak dapt dinilai

11

Page 12: Dr Djoko Lapkas Katarak Matur

Fundus Refleks Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai

V. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

1. ODS Katarak Senilis Matur2. ODS Katarak Senilis Imatur3. ODS Katarak Hipermatur

VI. DIAGNOSIS KERJA

• ODS Katarak Senilis Matur

VII. DASAR DIAGNOSAPada anamnesis

– Keluhan kedua penglihatan kabur, makin lama makin berat

– Pasien juga mengeluh mata silau bila terkena cahaya.

Pada pemeriksaan objektif:

– Visus ODS 1/300

– Lensa keruh menyeluruh (setelah midriatikum)

– shadow test (-)

– Refleks fundus (-)

VIII. TERAPI

VII. TERAPI

Medikamentosa:

Catarlent 5 x 2 tetes / hari ODS

VIII. PROGNOSIS

OKULI DEKSTRA (OD) OKULI SINISTRA (OS)

Quo Ad Vitam Dubia ad bonam Dubia ad bonam

12

Operatif:

EKEK + IOL

EKIK + IOL

PHACO + IOL

Page 13: Dr Djoko Lapkas Katarak Matur

Quo ada Functionam Dubia ad bonam Dubia ad bonam

Quo Ad Sanam Dubia ad malam Dubia ad malam

Quo Ad Kosmetikam Ad bonam Ad bonam

IX. USUL DAN SARAN

Dilakukan pemeriksaan keratometer,USG mata, dan biomtri sebelum dilakukan operasi

ODS

Memberikan edukasi pada pasien agar lebih baik dilakukan operasi, untuk

mencegah komplikasi

Kontrol 1 hari setelah operasi maupun jika ada keluhan-keluhan pada mata.

Lindungi mata dari debu ataupun benda asing

13

Page 14: Dr Djoko Lapkas Katarak Matur

USG mata adalah pemeriksaan untuk menilai keadaan di dalam bola mata jika bagian

tersebut tidak dapat terlihat akibat kekeruhan lensa

Keratometri adalah pemeriksaan mata bertujuan mengukur kelengkungan kornea

Biometri adalah pemeriksaan untuk melihat segmen posterior bola mata.

Keratometri & biometri merupakan bagian dari pemeriksaan USG mata, yang bertujuan

untuk mengukur IOL

14