PERANAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP
PENINGKATAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN
PADA KSP TUNAS ARTHA MANDIRI
CABANG BLITAR
SKRIPSI
Oleh :
Nama : OSAMA bin LADEN
Nomor Mahasiswa : 01.130.21.0205
Jurusan : Manajemen
Bidang Konsentrasi : MSDM
UNIVERSITAS ISLAM KADIRI
FAKULTAS EKONOMI
KEDIRI
2031
PERANAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP
PENINGKATAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN
PADA KSP TUNAS ARTHA MANDIRI
CABANG BLITAR
SKRIPSI
Oleh :
Nama : OSAMA bin LADEN
Nomor Mahasiswa : 01.130.21.0205
Jurusan : Manajemen
Bidang Konsentrasi : MSDM
UNIVERSITAS ISLAM KADIRI
FAKULTAS EKONOMI
KEDIRI
2031
PERANAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP
PENINGKATAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN
PADA KSP TUNAS ARTHA MANDIRI
CABANG BLITAR
SKRIPSIDisusun dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna memperoleh gelar sarjana Strata-1 Jurusan Manajemen
Pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kadiri
Oleh :
Nama : OSAMA bin LADEN
Nomor Mahasiswa : 01.130.21.0205
Jurusan : Manajemen
Bidang Konsentrasi : MSDM
UNIVERSITAS ISLAM KADIRI
FAKULTAS EKONOMI
KEDIRI
2031
PERANAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP
PENINGKATAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN
PADA KSP TUNAS ARTHA MANDIRI
CABANG BLITAR
Oleh :
Nama : OSAMA bin LADEN
Nomor Mahasiswa : 01.130.21.0205
Jurusan : Manajemen
Bidang Konsentrasi : MSDM
Dosen Pembimbing I,
Dimas Ardiansyah, SE,MM,OK
Kediri, Oktober 2056
Telah disetujui dan disahkan :Dosen Pembimbing II,
Drs. Ruslan, MM
v
Telah dipertahankan/diujikan dan disahkan untuk
memenuhi syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Strata – 1 Jurusan Manajenem Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Kadiri
Oleh :
Nama : OSAMA bin LADEN
Nomor Mahasiswa : 01.130.21.0205
Jurusan : Manajemen
Bidang Konsentrasi : MSDM
Kediri, .................................................
Disahkan Oleh :
Penguji 1/Pembimbing Skripsi 1 : Dra. Bambang, SE .................................
Penguji 2/Pembimbing Skripsi 2 : Drs. Susi, SE,MM,OK .................................
Penguji 3 .................................
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Kadiri
Dra. Indah Sekali, SE,MM.OK
vi
ABS TR A K
Menejemen Sumber Daya Manusia atau MSDM dalam sebuah Perusahaan
mempunyai peranan yang sangat penting. Dengan MSDM yang baik maka
kelancaran sebuah Perusahaan akan dapat terwujud. Disamping MSDM,
Perusahaan dalam menjalankan aktifitasnya juga sangat tergantung dengan
lingkungan. Lingkungan yang dimaksud di sini adalah lingkungan intern dan
lingkungan ekstern. Yang dimaksud lingkungan intern adalah lingkungan di
dalam perusahaan ku sendiri, meliputi suasana kerja antar karyawan, hubungan
antara atasan dan bawahan dsb. Sedangkan lingkungan ektern meliputi keadaan
ekonomi masyarakat pesaing, keadaan sosial dan politik.
Di dalam hal ini penulis hanya akan mengangkat tentang keadaan
lingkungan intern Perusahaan khususnya tentang lingkungan kerja. Masalah yang
penulis angkat adalah "Peranan Lingkungan Kerja terhadap Peningkatan
Semangat Kerja Karyawan Pada KSP TUNAS ARTHA MANDIRI Cabang
Blitar". Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
peranan lingkungan kerja terhadap semangat kerja kaiyawan pada KSP TUNAS
ARTHA MANDIRI Cabang Blitar.
Dari hasil penelitian maka akan diperoleh kesimpulan antara lain :
1) Lingkungan kerja merupakan suatu lingkungan dimana para karyawan bekerja
dan sekaligus mempengaruhi dalam menjalankan tugas masing
2) Dengan lingkungan kerja yang baik maka semangat kerja karyawanpun akan
baik sehingga, para karyawan dapat melakukan tugasnya dengan lancar dan
tidak ada perasaan terbebani ataupun perasaan terpaksa dalam hal ini belum
terdapat pada "KSP TUNAS ARTHA MANDIRI" Cabang Blitar.
3) Disamping suasana kerja Koperasi TUNAS ARTHA MANDIRI sebaiknya
juga melakukan pembenahan terhadap keadaan koperasi misalnya menambali
kapasitas penerangan, menata alat-alat kerja yang baik, melakukan
pembersihan tempat-tempat yang kotor, selain itu memberikan insentif dan
memberikan penghargaan atas karyawan yang berprestasi akan dapat memacu
semangat kerja karyawan.
vii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya,
maka penulis dapat menyelesai kau skripsi ini. Adapun maksud daripada
penyusunan skripsi mi adalah untuk memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi S-l pada Fakultas Ekonomi Jurusan
Manajemen Universitas Islam Kadin.
Usaha penyelesaian skripsi ini tidak akan berhasil dengan baik dan lancar,
tanpa adanya bimbingan dan bantuan dan berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang setulus-tulusnya
kepada yang terhormat:
1. Ibu Dra. Indah Listyam, MM. Selaku Dekan fakultas Ekonomi Universitas
Islam Kadin.
2. Ibu Dra. Indah Listyani, MM., selaku dosen pembimbing I, yang telah banyak
3. memberikan bantuan serta bimbingan, sampai terselesaikannya penulisan ini.
4. Bapak Drs. Ruslan, MM, selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan
bimbingan dan arahan, sehingga terselesaikannya skripsi ini.
5. Pimpinan dan Staf KSP Tunas Artha Mandiri Cabang Blitar, yang banyak
membantu memberikan data didalam penelitian ini.
6. Seluruh keluarga kami, sahabat dan rekan-rekan yang tidak bisa kami sebut
satu-persatu, yang telah membantu dan memotivasi kami, sehingga
terselesaikannya penulisan skripsi ini.
Selanjutnya penulis menyadari, bahwa penulisan ini masih jauh dari
sempurna, karena keterbatasan kami, untuk itu saran maupun kritik yang sifatnya
membangun demi perbaikan akan selalu kami terima dengan lapang dada.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi mi dapat bermanfaat bagi
kita..semua
Kediri, Oktober 2003
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................
HALAMAN SAMPUL DEPAN SKRIPSI.................................................... i
HALAMAN JUDUL SKRIPSI...................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI....................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI........................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI........................................... v
ABSTRAKSI.................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR.................................................................................... vii
DAFTAR ISI.................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Masalah............................................. 1
1.2. Rumusan Masalah...................................................... 3
1.3. Batasan Masalah......................................................... 3
1.4. Tujuan Penelitian........................................................ 3
1.5. Manfaat Penelitian...................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................... 5
2.1. Landasan Teori........................................................... 5
2.1.1. Pengertian Manajemen Personalia........... 5
2.1.2. Pengertian Semangat Kerja...................... 18
2.1.3. Peranan Lingkungan Kerja terhadap
Peningkatan Semangat Kerja.................... 27
2.2. Hipotesis..................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN....................................................... 29
3.1. Ruang Lingkup Penelitian...................................... 29
3.2. Lokasi Penelitian.................................................... 29
3.3. Definisi Konsep dan Operasional........................... 29
3.3.1. Definisi Konsep.................................... 29
3.3.2. Definisi Operasional................................. 30
3.4. Jenis Penelitian....................................................... 30
3.5. Lokasi Penelitian..................................................... 31
ix
3.6. Sumber Data........................................................... 31
3.6.1. Data Primer........................................... 31
3.6.2. Data Sekunder...................................... 31
3.7. Teknik Pengumpulan Data..................................... 31
3.7.1. Library Research.................................. 31
3.7.2. Freid Research...................................... 31
3.8. Teknik Analisis Data.............................................. 32
3.7.1. Metode Kuantitatif............................... 32
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN.................................... 36
4.1. Hasil Penelitian....................................................... 36
4.1.1. Sejarah Perusahaan............................... 36
4.1.2. Bidang"Usalia....................................... 37
4.1.3. Lokasi Perusahaan................................ 37
4.1.4. Struktur Organisasi............................... 38
4.1.5. Personalia................................................. 41
4.1.6. Sistem Penggajian dan Upah Karyawan. . 42
4.1.7. Tujuan Perusahaan................................... 45
4.2. Analisa dan Pembahasan............................................. 48
4.2.1. Penilaian Lingkungan Kerja..................... 48
4.2.2. Penilaian Semangat Kerja........................ 49
4.3. Pengujian Hipotesis.................................................... 50
4.3.1. Analisis Korelasi Sederhana..................... 51
4.3.2. Analisis Regresi........................................ 52
4.3.3. Analisis T Test.......................................... 54
BAB V KESIMPULAN-KESIMPULAN........................................... 56
5.1. Kesimpulan................................................................. 56
5.2. Saran-Saran................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 59
x
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR ................................................................................................ HAL
1. Struktur Organisasi KPS TUNAS ARTHA MANDIRI CABAG BLITAR.... 39
xi
DAFTAR TABEL
TABEL ................................................................................................ HAL
1. Daftar Karyawan KSP TUNAS ARTHA MANDIRI CABANG BLITAR.... 41
2. Nilai Lingkungan Kerja KSP TUNAS ARTHA MANDIRI CABANG BLITAR 49
3. Nilai Semangat Kerja KSP TUNAS ARTHA MANDIRI CABANG BLITAR 50
4. Korelasi Antara Lingkungan Kerja dengan Semangat Kerja Karyawan Kerja KSP
TUNAS ARTHA MANDIRI CABANG BLITAR...................................... 51
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya setiap perusahaan didirikan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan yaitu mendapatkan laba yang optimal dengan
melakukan kegiatan atau aktivitas usaha. Suatu kegiatan atau aktivitas
yang dijalankan oleh perusahaan dengan menggunakan tenaga manusia,
yang sangat erat pengaruhnya dengan lingkungan kerja itu sendiri. Bahkan
dengan lingkungan yang bersih, indah, menarik dan aman, akan
meningkatkan semangat kerja karyawan.
Salah satu usaha yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk
meningkatkan semangat kerja karyawan adalah dengan jalan
memperhatikan lingkungan kerja itu sendiri. Apabila perusahaan mampu
meningkatkan semangat kerja, maka mereka akan memperoleh banyak
keuntungan. Dengan demikian pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan,
absensi akan dapat diperkecil, produktivitas kerja dapat ditingkatkan dan
sebagainya.
Prinsip dasar dan turunnya semangat kerja karyawan, disebabkan
adanya ketidakpuasan dari karyawan itu sendiri. Ketidakpuasan tersebut
timbul karena tidak terpuaskan kebutuhan baik yang bersifat materiil
maupun non materiil.
Selanjutnya bila semangat kerja karyawan turun, maka perusahaan
akan mendapatkan kerugian yang besar. Indikasi turunnya semangat kerja
ini penting diketahui oleh setiap perusahaan, karena dengan pengetahuan
tentang indikasi ini akan dapat diketahui sebab turunnya semangat kerja
karyawan.
Tingkat indikasi yang paling kuat tentang turunnya semangat kerja
karyawan adalah bila terjadi pemogokan. Hal ini disebabkan karena
ketidak puasan para karyawan. Oleh sebab itu setiap perusahaan mencegah
kemungkinan timbulnya pemogokan. Dan tidak adanya dorongan untuk
2
bekerja yang akan merugikan perusahaan karena terhambatnya aktivitas
perusahaan.
Tugas yang seharusnya terselesaikan hari ini menjadi macet dan
menjadi tugas esok hari. Apabila hal ini dibiarkan terus tanpa adanya
penyelesaian, maka akan menyebabkan hal-hal lain yang merugikan
perusahaan bermunculan seperti misalnya adanya kerja lembur yang;
dipaksakan bisa membuat karyawan sangat kecapaian dan jatuh sakit bisa
juga terjadi tekanan mental yang kemudian menyebabkan rasa tidak puas
dan berdampak pada aksi pemogokan kerja.
Lain halnya apabila perusahaan mau memperhatikan faktor
lingkungan kerja. Dengan lingkungan kerja yang baik di dalam perusahaan
tersebut akan tercipta suasana yang harmonis dalam bekerja, antara lain
meliputi : pelayanan karyawan atau fasilitas yang di sediakan, yang
kemudian dapat mempengaruhi peningkatan semangat kerja karyawan.
Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya tanpa terjadi hambatan dan
pencapaian tujuan perusahaan akan berjalan dengan baik.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka didalam penelitian ini
penulis mengambil judul : "PERANAN LINGKUNGAN KERJA
TERHADAP PENINGKATAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN
PADA KSP TUNAS ARTHA MANDIRI CABANG BLITAR".
1.2. Rumusan Masalah
Dengan mengetahui uraian latar belakang masalah tersebut diatas,
maka dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
"Sejauhmana peranan lingkungan kerja terhadap peningkatan semangat
kerja karyawan pada KSP Tunas Artha Mandiri Cabang Blitar".
1.3. Batasan Masalah
Sesuai dengan perumusan masalah serta latar belakang masalah
diatas, salah satu ha! yang ingin dikaji didalam penelitian ini penulis batasi
pada : Peranan lingkungan kera terhadap peningkatan semangat kerja
karyawan.
3
Pembatasan masalah ini perlu dikemukakan karena banyaknya
indikator manajemen sumber daya manusia yang mempengaruhi dan dapat
meningkatkan semangat kerja karyawan.
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui sejauh mana peranan lingkungan kerja terhadap
semangat kerja karyawan pada KSP Tunas Artha Mandiri Cabang Blitar.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara
lain :
1.5.1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Sebagai sumbangan literatur untuk mendukung
berkembangnya dunia ilmu pengetahuan dan tenologi pada era
globalisasi dewasa ini, yang nantinya diharapkan dapat dijadiakan
acuan bagi penelitian karya ilmiah yang akan datang. \
1.5.2. Bagi Pimpinan Perusahaan
Sebagai sumbangan pemikiran untuk dapat dipakai
alternatif dalam memecahkan masalah yang ada di perusahaan
terutama dalam meningkatkan semangat kerja karyawan.
1.5.3. Bagi Peneliti
Sebagai media dalam mengaplikasikan teori yang diperoleh
di bangku kuliah pada dunia usaha nyata dan melatih diri untuk
menganalisa serta memecahkan masalah yang ada.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Pengertian Manajemen Personalia
Suatu bidang ilmu yang menitik beratkan perhatian
terhadap sumber daya manusia dalam suatu perusahaan adalah
manajemen sumber daya manusia.
Menurut Malaya S. Hasibuan (1995; 10), bahwa :
"Manajemen sumber daya manusia adalah seni dan ilmu mengatur
hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien
membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan
masyarakat".
Sedangkan menurut Edwin B. Flippo, yang dikutip oleh
Heidjrachman Ranupandojo dan Saud Husnan (1990;5),
mengatakan bahwa:
"Manajemen sumber daya manusia adalah
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dari
pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi,
pengintegrasian dan pemeliharaan tenaga kerja dengan maksud
untuk mencapai tujuan individu dan masyarakat".
Sedangkan menurut Alex S. Nitisemito (1998;86), bahwa:
"Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para
pekerja dan yang mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-
tugas yang
dibebankan".
Lingkungan kerja ternyata dapat berpengaruh terhadap
pekerjaan yang dilakukan, maka setiap perusahaan atau instansi
haruslah mengusahakan agar faktor-faktor yang termasuk dalam
lingkungan kerja dan besar pengaruhnya terhadap semangat dan
kegairahan kerja adalah sebagai berikut :
5
a. Faktor Kebersihan
Kebersihan merupakan syarat pertama untuk karyawan
yang sehat. Bagi seseorang yang normal maka lingkungan kerja
yang bersih akan menimbulkan rasa. senang. Dan rasa senang ini
akan dapat mempengaruhi seseorang untuk bekerja lebih semangat
dan lebih bergairah.
Dalam masyarakat terkenal suatu ungkapan yaitu :
"Kebersihan adalah pangkal kesehatan"'. Dalam setiap perusahaan
hendaknya selalu menjaga kebersihan lingkungan, sebab selain hal
ini mempengaruhi kesehatan, maka dengan lingkungan kerja yang
bersih akan dapat mempengaruhi kejiwaan seseorang apalagi bila
didalam perusahaan tersebut terdapat pekerjaan yang menuntut
konsentrasi yang cukup tinggi, tidaklah dapat bekerja dengan
tenang bila keadaan tempat kerja yang kotor penuh debu atau bau
yang tidaklah enak.
Kebersihan lingkungan bukan hanya berarti kebersihan
tempat mereka bekerja, tetapi jauh lebih luas daripada itu.
Misalnya kamar kecil yang berbau tidak enak akan menimbulkan
rasa yang kurang menyenangkan bagi karyawan yang
menggunakannya.
Untuk mengadatkan lingkungan yang bersih, semua
karyawan harui ikut bertanggung jawab atas kebersihan tersebut,
meskipun sudah ada petugas khusus yang menanganinya. Misalnya
pada waktu ke kamar mandi mereka harus menyiram sampai
bersih. Demikian pula setiap karyawan hendaknya tidak meludah
di sembarang tempat. Pemberitahuan khusus untuk melarang
meludah di lantai, dinding, dan tangga harus dipasang di semua
bagian tempat kerja. Jika perlu disediakan tempat ludah dalam
jumlah yang cukup, yang bersih dan betul-betul dibersihkan dan
bebas hama.
6
Melarang membuang sampah di sembarang tempat juga
harus dibuat yang baik dan tidak bocor sehingga mudah
dibersihkan.
Di samping itu perlu juga dihindari dari adanya tikus,
serangga, dan kutu lainnya, karena binatang-binatang tersebut
penyebar penyakit yang jahat. Dan se dapat mungkin harus
dibersihkan dan ditutup untuk mencegah nyamuk.
Sebenarnya kebersihan juga tergantung pada konstruksi
gedung tempat mereka bekerja. Untuk itu bilamana memungkinkan
maka perusahaan tersebut hendaknya menunjang dengan
konstruksi yang memudahkan kerja untuk membersihkan,
b. Penerangan
Penerangan yang baik dalam suatu perusahaan akan
membantu terdapatnya sesuatu yang aman, membantu dalam
melaksanakan atau berhasilnya kegiatan dan membantu dalam
menghemat baik penglihatan maupun tenaga serta membantu
dalam memberikan semangat kerja.
Dengan tingkat penerangan yang cukup di dalam ruangan
kerja karyawan tersebut, karyawan akan terdorong untuk bekerja
lebih baik. Dengan demikian pelaksanaan kerja dan hasil kerja
yang diperoleh para karyawan perusahaan tersebut akan menjadi
lebih baik. Penerangan yang tidak memadai akan mengakibatkan
penglihatan kabur dan tidak jelas di dalam mengamati pekerjaan.
Dimana hal ini akan memperbesar tingkat kesalahan pada
karyawan tersebut.
Dengan adanya sistem penerangan yang tepat perusahaan,
akan diperoleh beberapa keuntungan yaitu :
1. Terdapat perbaikan kualitas pekerjaan karyawan.
Karyawan dalam melaksanakan tugasnya akan dapat
melihat dan mempengaruhi obyek pekerjaannya dengan lebih
cermat.
2. Terdapat Kemudahan Pengamatan dan Pengawasan.
7
Karyawan perusahaan akan dapat mengadakan pengamatan
dan pengawasan yang cukup cermat terhadap obyek pekerjaan
yang dilaksanakan. Hal ini tidak dapat dilaksanakan bila
penerangan yang diperlukan di dalam ruangan kerjanya tidak
memadai.
3. Terdapat Peningkatan Gairah Kerja Para Karyawan.
Bila penerangan di dalam perusahaan disediakan dengan
tepat, maka gairah kerja dari para karyawan akan dapat tumbuh
tanpa ada kebosanan kerja dan pekerjaan dilakukan dengan rasa
senang.
4. Tingkat Perputaran Karyawan akan Berkurang.
Para karyawan yang masuk ke dalam perusahaan ini akan
merasa senang dengari, lingkungan kerja perusahaan yang ada
dalam perusahaan tersebut, sehingga mereka enggan untuk keluar
dan berpindah pada perusahaan lain.
Dengan keadaan tersebut loyalitas dari para karyawan
perusahaan ini akan dapat bertambah dan satu periode berikutnya.
Tingginya loyalitas para kaiyawan kepada perusahaan akan dapat
memupuk rasa persatuan karyawan dan kemudian menimbulkan
hubungan kerja yang baik antara para karyawan pada perusahaan
tersebut.
Hubungan yang baik dapat pula meningkatkan semangat
kerja dan tanggung jawab penuh terhadap perusahaan. Dengan
demikian tingkat perputaran (turn over) dari para karyawan itu
kecil, karena para !
karyawan merasa senang dan puas bekerja di dalam
perusahaan yang bersangkutan.
Adapun yang dimaksud dengan sistem penerangan yang
tepat di dalam ruang kerja masing-masing karyawan perusahaan ini
bukannya sekedar memberikan penerangan yang cukup dan terang
8
benderang pada masing-masing ruangan tersebut, melainkan
penerangan dengan persyaratan tertentu yaitu :
a. Sinar yang Terang dan Tidak Menyilaukan.
Sinar yang masuk diusahakan agar tidak menyilaukan para
karyawan meskipun sinar ini harus cukup untuk menerangi
mang kerja tersebut. Sinar yang menyilaukan ini justru akan
dapat mengganggu kelancaran kerja karyawan. Dan penerangan
yang terlalu besar akan membuat rasa panas pada karyawan
sehingga akan menimbulkan kegelisahan. Tetapi sebaliknya
apabila penerangan kurang maka karyawan akan lekas
mengamuk dan kemungkinan pekerjaan banyak keliru. Oleh
karena itu di dalam penyusunan dan perencanaan sistem
penerangan dalam perusahaan hendaknya perlu diperhatikan
oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan.
b. Distribusi Cahaya yang Merata.
Pemerataan dari cahaya yang masuk ke dalam ruang kerja pada
karyawan sangat perlu diperhatikan. Distribusi cahaya yang
tidak merata akan mengakibatkan karyawan lebih cepat
mengalami kelelahan mata, karena harus berkali-kaii
mengadakan adaptasi di dalam ruangan tersebut. Keadaan
semacam ini tentunya tidak membawa keuntungan apapun bagi
perusahaan yang bersangkutan. Oleh sebab itu Manajemen
perusahaan harus tetap dalam mengatur letak sumber sinar di
dalam ruang kerja agar bagian-bagian dari ruangan tersebut
mendapatkan distribusi cahaya yang merata. Di dalam
perencanaan sistem penerangan yang akan ditetapkan dalam
perusahaan tersebut, manajemen perusahaan hendaknya dapat
mempertimbangkan sumber penerangan yang akan digunakan
dalam perusahaan. Secara umum penerangan yang dapat
digunakan dalam perusahaan ditinjau dan sumbernya dapat
dipisahkan menjadi dua yaitu :
9
1. Penerangan alami.
Adanya penerangan yang dilaksanakan dengan
memanfaatkan sinar matahari, atau disebut juga penerangan
dengan sinar cahaya matahari.
2. Penerangan buatan.
Adanya penerangan dengan menggunakan energi lain yang
disiapkan untuk sistem penerangan tersebut. Penerangan
dengan menggunakan sinar matahari akan dipengaruhi
oleh cuaca yang ada, sehingga kadang-kadang sinar yang
masuk ke dalam ruangan kerja di dalam perusahaan
tersebut tidak memadai. Sedangkan penerangan buatan
dipakai sebagai pelengkap untuk menunjang kebutuhan
penerangan pada ruang kerja karyawan. Dalam hal
pemakaian penerangan buatan hendaknya manajemen
perusahaan memperhatikan juga masalah biaya. Misalnya
penggunaan lampu neon dalam perusahaan yang dapat
menimbulkan penerangan yang kuat tetapi menghemat
Watt. Sehingga dapat ditekan biaya investasi untuk
pengadaan sistem penerangan buatan pada perusahaan
tersebut. Apabila penerangan perusahaan alami dan buatan
sudah dapat dilaksanakan dengan baik, ada faktor lain yang
juga mendukung sistem penerangan yaitu warna. Warna
yang penting untuk penerangan dan penglihatan karena
membantu menambah pencerminan muka atau rupa dari
benda yang ada, sehingga lebih baik dari penggunaan
penerangan yang telah tersedia. Pemilihan warna yang baik
akan menimbulkan keadaan penglihatan yang cukup baik
dengan mengurangi sinar silau, mengawasi kontras yang
tajam dan meminimalisir kelelahan mata. Warna dapat juga
merubah secara psikologis ruang, dan dapat dihubungkan
dengan kejiwaan.
10
Penggunaan warna di dalam perusahaan sebaiknya
memanfaatkan warna yang dapat mempengaruhi semangat
dan kegairahan kerja para karyawan. Untuk ruang kerja
hendaknya dipilihkan warna tidak memadai. Sedangkan
penerangan buatan dipakai sebagai pelengkap untuk
menunjang kebutuhan penerangan pada ruang kerja
karyawan. Dalam hai pemakaian penerangan buatan
hendaknya manajemen perusahaan memperhatikan juga
masalah biaya. Misalnya penggunaan lampu neon dalam
perusahaan yang dapat menimbulkan penerangan yang kuat
tetapi menghemat Watt. Sehingga dapat ditekan biaya
investasi untuk pengadaan sistem perulangan buatan pada
perusahan tersebut. Apabila penerangan perusahaan alami
dan buatan sudah dapat dilaksanakan dengan baik, ada
faktor lain yang juga mendukung sistem penerangan yaitu
warna. Warna yang penting untuk penerangan dan
penglihatan karena membantu menambah pencerminan
muka atau rupa dari benda yang ada, sehingga lebih baik
dan penggunaan penerangan yang telah tersedia. Pemilihan
warna yang baik akan menimbulkan keadaan penglihatan
yang cukup baik dengan mengurangi sinar silau,
mengawasi kontras yang tajam dan meminisir kelelahan
mata. Warna dapat juga menabah secara psikologis ruang,
dan dapat dihubungkan dengan kejiwaan.
Pengguanaan warna di dalam perusahan sebaiknya
memanfaatkan warna yang dapat mempengaruhi semangat
dan kegairahan kerja para karyawan. Untuk ruang kerja
hendaknya dipilihkan warna¬warna yang dingin atau
lembut. Misalnya coklat muda atau krem, abu-abu muda,
hijau muda, dan sebagainya. Bisa juga dipakai warna putih
agar dapat memberi kesan luas dan bersih pada ruang yang
11
sempit, juga membantu pekerjaan yang memerlukan
ketelitian.
Tentang komposisi warnapun harus pula memperhatikan.
Hal ini disebabkan karena komposisi warna yang salah
akan dapat menggangu pemandangan, sehingga dapat
menimbulkan rasa tidak atau kurang menyenangkan bagi
mereka yang memandangnya. Rasa tidak menyenangkan ini
dapat mempengaruhi semangat dan kegairahan kerja
karyawan. Misalnya warna biru yang dijajarkan dengan
ungu salah satunya akan tampak suram. Meskipun apabila
warna-warna tersebut berdiri sendiri akan tampak baik.
c. Pertukaran Udara.
Pertukaran udara yang cukup terutama dalam ruangan
kerja sangat diperlukan apalagi bila dalam ruang tersebut penuh
karyawan. Pertukaran udara yang cukup ini akan menyebabkan
kesegaran fisik dari karyawan. Sebaliknya pertukaran udara
yang kurang akan dapat menimbulkan rasa pengap sehingga
mudah menimbulkan kelelahan dari para karyawan. Rasa
pengap tersebut akan dapat menjadi penyebab turunnya gairah
kerja para karyawan. Di dalam keadaan semacam ini. akan
mendorong terjadinya kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh
para karyawan di dalam menyeleseikan tugas dan
pekerjaannya, walaupun hal ini tidak disengaja oleh karyawan
yang bersangkutan.
Untuk menimbulkan pertukaran udaqa yang cukup
maka pertama-tama yang harus diperhatikan adalah ventilasi.
Ventilasi ini harus cukup lebar terutama pada daerah-daerah
yang panas seperti Jakarta, Surabaya Semarang, dan
sebagainya. Ventilasi lebar ini akan dapat menimbulkan
hembusan angin yang terlalu kuat sehingga akan banyak
karyawan yang jatuh sakit.
12
Beberapa jalan yang dapat dipergunakan oleh
manajemen perusahaan di dalam rangka pengaturan suhu udara
dalam ruang kerja para karyawan antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Ventilasi yang Cukup Pada Gudang.
Apabila perusahaan yang bersangkutan ini dilengkapi
dengan ventilasi udara yang cukup, maka pertukaran udara
yang cukup memadai akan diharapkan terjadi pada masing-
masing ruang kerja para karyawan yang bersangkutan.
dengan terjadinya pertukaran udara yang cukup (dari udara
bebas) di dalam ruang kerja para karyawan perusahaan
tersebut, maka dampak pengotoran udara dalam pabrik
serta panas yang terjadi di dalam ruang kerja para karyawan
perusahaan ini dapat dikurangi sampai dengan jumlah
tertentu. Dengan demikian maka para karyawan perusahaan
yang bersangkutan ini akan dapat melaksanakan tugas-
tugas yang dibebankan kepada mereka dengan baik, karena
gangguan suhu udara dan kebersihan di dalam ruang kerja
para karyawan perusahaan ini tidak akan menjadi begitu
besar.
2. Pemasangan Kipas Angin.
Untuk membantu proses terjadinya pertukaran udara yang
cukup di dalm ruang kerja karyawan perusahan ini. maka
umumnya perusahaan-perusahaan tersebut akan memasang
kipas angin dalam ruang kerja para karyawan tersebut.
Dengan pemasangan kipas angin dalam ruang kerja para
karyawan perusahaan ini, maka sirkulasi udara di dalam
ruangan tersebut akan dapat berjalan dengan baik.
3. Pemasangan Air Conditioning (AC)
Dengan pemasangan AC mi maka perusahaan akan
memperoleh manfaat yang sangat besar karena Air
Conditioning (AC) ini mempunyai fungsi ganda yaitu
13
disamping suhu udara dalam ruang Kerja tersebut dan
sekaligus sebagai alat untu mengurangi keiembapan
(mengatur kelembapan) udara di dalam ruangan. Kesejukan
di dalam mang kerja yang tinggi, sementara hilangnya
kelembapan dalam ruang kerja yang bersangkutan akan
dapat menyebabkan daya tahan barang dan peralatan dalam
ruang tersebut menjadi lebih lama. Dengan demikian
tingginya investasi untuk pemasangan Air Conditioning ini
akan dapat diimbangi dengan beberapa keuntungan yang
diperoleh dengan pemasangan peralatan tersebut antara
lain.:
a. Memperbaiki kualitas pekerjaan dan kecakapan bekerja
dari karyawan.
b. Mengatur kelembapan udara sehingga mengurangi
atau melindungi berkaratnya peralatan.
c. Merupakan daya tarik untuk bekerja lebih batk.
d. Mengurangi pemborosan (absensi).
e. Dapat menimbulkan kesabaran dalam bekerja sehingga
dapat mengurangi kesalahan-kesalahan dan atau
menjaga kerapihan perlengkapan.
f. Menambah kebersihan pabrik.
g. Mengurangi turn over buruh.
4. Kebisingan.
Bunyi ribut bising ini perlu dipertimbangkan, karena dapat
mengganggu kesenangan kerja, merusak pendengaran
pekerja dan menimbulkan komunikasi yang salah. Juga
merupakan penyebab keletihan, kekesalan yang
menyebabkan kemunduran hasil kerja terutama pekerjaan
yang membutuhkan konsentrasi yang tinggi. Dalam hal ini
bunyi atau bising in sering diartikan sebagai suara yang
tidak diinginkan. Suara-suara atau bunyi ini sering
diakibatkan oleh suara mesin, misalnya suara fotocopy,
14
suara mesin printer, atau bisa juga suara yang berasal dari
luar tempat kerja misalnya kebisingan jalan raya yang ada
di depan perusahan. Oleh karena itu maka perlu adanya
sistem pengaturan suara atau bunyi ribut adalah untuk
menjaga kelancaran pekerjaan karyawan dan memelihara
pendengaran para karyawan yang bersangkutan. Dengan
adanya pengaturan suara ini, maka suara-suara akan lebih
pelan.
Apabila manajemen perusahaan telah mengambil langkah
atau tindakan guna mengatasi kebisingan atau keributan
yang terjadi maka diharapkan adanya peningkatan gairah
kerja dan semangat kerja pada karyawan yang ada di
perusahaan yang bersangkutan.
5. Musik
Musik yang mengalun merdu akan menimbulkan suasana
gembira, sehingga dapat dihaq)kan karyawan akan
berkurang kelelahannya dan bertambah semangat kerjanya.
6. Warna
Masalah warna sebenarnya bukan hanya pewarnaan dinding
saja, tetapi sangat luas sehingga dapat juga termasuk
pewarnaan mesin, peralatan bahkan pewarnaan seragam
kerja juga perlu diperhatikan. Warna mempunyai efek pada
keadaan psikologis seorang pekerja, yakni kegairahan
dalam kerja.
7. Keamanan
Jaminan terhadap keamanan dalam bekerja akan dapat
menimbulkan ketenangan dalam bekerja, sehingga
semangat kegairahan kerja akan dapat ditingkatkan.
8. Perlengkapan alat
Setiap aktivitas produksi memerlukan adanya peralatan
kerja yang memadai. Kelengkapan kerja dapat
memperlancar jalannya kegiatan operasional yang pada
15
akhirnya dapat menimbulkan hasil kerja. Ini berarti apabila
alat-alat kerja tidak lengkap maka dapat menghambat
kegiatan proses produksi.
2.1.2. Pengertian Semangat Kerja
Menurut Drs. Alex S. Nitisemito (1998; 160), bahwa :
Semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat,
sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat dihampakan lebih
cepat dan lebih baik.
Apabila suatu perusahaan mampu meningkatkan semangat
kerja, maka mereka itu akan memperoleh banyak keuntungan.
Dengan demikian pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan, absensi
akan dapat diperkecil. Kemungkinan juga akan dapat diperkecil
seminimal mungkin, dan sebagainya.
Sebaliknya bila semangat kerja para karyawan turun, maka
perusahaan tersebut mengadakan banyak kerugian. Sebenarnya
kerugian yang mungkin timbul karena turunnya semangat kerja,
dapat pula merupakan indikasi dari turunnya semangat kerja.
Adapun indikasi turunnya semangat kerja antara lain :
a. Turun atau rendahnya produktivitas kerja.
Turunnya produktivitas kerja ini dapat diukur atau
diperbandingkan dengan waktu sebelumnya. Produktivitas
kerja yang turun dapt terjadi karena kemalasan, penundaan
pekerjaan dan sebagainya. Apabila terjadi penurunan
produktivitas kerja, maka hal mi berarti merupakan indikasi
bahwa dalam perusahaan tersebut terjadi semangat kerja yang
menurun.
b. Tingkat Absensi yang Naik atau Tinggi
Tingkat absensi yang naik, sebenarnya juga merupakan salah
satu indikasi turunnya semangat kerja, karena apabila ada
gejala-gejala absensi naik, maka perlu segera dilakukan
penelitian. Pada umumnya bila semangat kerja turun, maka
mereka akan malas untuk setiap hari datang bekerja
16
c. Labour Turn-Over (Tingkat perputaran buruh) yang Tinggi
Bila dalam perusahaan tersebut terjadi tingkat keluar masuknya
karyawan naik dari sebelumnya, maka sebetulnya hal ini
merupakan indikasi turunnya semangat kerja. Tingkat keluar
masuknya karyawan yang tinggi selain dapat menurunkan
produktivitas kerja, juga dapat mengganggu kelangsungan
jalannya perusahaan, sebab kemungkinan karyawan yang
keluar tersebut adalah karyawan yang sudah terlatih dan cukup
berpengalaman
d. Tingkat Kerusakan yang Naik atau Tinggi.
Indikasi lain yang menunjukkan turunnya semangat kerja
adalah bilamana ternyata tingkat kerusakan baik terhadap
bahan baku, bahan jadi, maupun peralatan yang dipergunakan
meningkat.naiknya tingkat kerusakan tersebut sebetulnya
menunjukkan bahwa perhatian dalam pekerjaan berkurang,
terjadi kecerobohan dalam pekerjaan dan sebagai nya.
e. Kegelisahan di mana-mana.
Kegelisahan di mana-mana akan terjadi bila semangat kerja
turun. Pimpinan perusahaan harus dapat mengetahui adanya
kegelisahan-kegelisahan itu dapat terwujud dalam bentuk
ketidaktenangan kerja, keluh -kesah serta hal-hal yang dalam
hal ini perlu diketahui sebab kegelisahan merupakan salah satu
indikasi turunnya semangat kerja.
f. Tuntutan yang sering kali terjadi.
Sering terjadi tuntutan juga sebetulnya merupakan indikasi
turunnya semangat kerja.. Tuntutan sebetulnya merupakan
perwujudan -dari Ketidakpuasan, dimana pada tahap tertentu
akan menimbulkan keberanian untuk mengajukan tuntutan.
Oleh karena itu biiamanaa dalam suatu perusahaan sering
terjadi tuntutan maka perusahaan tersebut harus waspada.
17
g. Pemogokan.
Tingkat indikasi yang paling kuat tentang turunnya semangat
dan kegairahan kerja adalah bila terjadi pemogokan. Hal ini
disebabkan karena pemogokan adalah merupakan perwujudan
dari ketidakpuasan, kegelisahan, dan lain sebagainya. Bila hal
ini telah memuncak dan tidak tertahan lagi, maka hal ini akan
menimbulkan tuntutan. Dan bilamana tuntutan ini tidak
berhasil pada umumnya berakhir dengan suatu pemogokan.
Prinsip dasar dari turunnya semangat kerja adalah disebabkan
karena ketidakpuasan dari karyawan.
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat meningkatkan
semangat kerja semaksimal mungkin, dalam batas - batas
kemampuan berusaha tersebut. Berikut beberapa cara atau
kombinasi cara manaa yang paling tepat untuk meningkatkan
semangat kerja baik yang bersifat material maupun non
material, yaitu :
1. Gaji yang cukup.
Setiap perusahaan seharusnya dapat memberikan gaji yang
cukup kepada karyawan. Cukup di sini dalam arti
jumlah .yang mampu dibayarkan tanpa menimbulkan
kerugian bagi perusahaan dan bagi karyawan yang
diberikan tersebut mampu memberikan semangat kerja.
Yang dimaksud dengan gaji disini bukanlah imbalan jasa
dalam bentuk-bentuk lain seperti beras, perawatan
kesehatan,
fasilias perumahan, dan sebagainya.
2. Memperhatikan kebutuhan rohani.
Selain kebutuhan materi yang berwujud gaji yang cukup,
ada yang harus dipenuhi ini antara lain adalah menyediakan
tempat untuk ibadah, rekreasi, partisipasi, dan sebagainya.
Dengan demikian karyawan akan merasakan ketentraman
18
di dalam melaksanakan pekerjaan sehingga semangat kerja
dapat ditinggikan.
3. Sekali-kali perlu menciptakan suasana santai.
Menciptakan suasana santai sangat perlu untuk
menciptakan semangat baru bagi karyawan terutama
untuk menghindari kebosanan dan ketegangan karena
suasana kerja yang rutin.
4. Harga diri perlu mendapatkan perhatian.
Pihak perusahaan bukan saja perlu memperhatikan,akan
tetapi juga perlu membangkitkan harga diri para
karyawannya, karena persoalan yang cukup tinggi. Jika
seseorang karyawan dimarahi di depan umum apalagi di
depan anak buahnya maka perasaan malu dan jengkel akan
timbul dan harga dirinya merasa direndahkan perasaan itu
dapat menurunkan semangat kerjanya.
5. Tempatkan para karyawan pada posisi yang Lepat
Setiap perusahaan harus menempatkan para karyawan pada
posisi yang tepat, artinya menempatkan posisi karyawan
aakan menyebabkan jalannya pekerjaan menjadi kurang
lancar dan tidak dapat memperoleh hasil yang maksimal,
dan juga semangat kerja merek:: akan menurun;.namun di
samping itu ada pula karyawan yang sebenarnya telah lepat
pada posisinya namun karena tugas itu dyaiani terlalu lama.
kemungkinan kebosanan akan uncul, kemudian semangat
kerjanya akan menurun pula.Untuk mencegah kejadian
seperu itu, karyawan yang telah lama bekerja pada satu
posisi perlu diteliti kembali apakah sebaliknya karyawan
tersebut dipindahkan ke posisi lain atau tidak.
6. Berikan kesempatan untuk maju.
Seorang karyawan sebaliknya diberi kesempatan untuk
maju oleh perusahaan dalam arti maju meningkatkan
prestasi di dalam perusahaan. Dengan adanya kesempatan
19
untuk maju ini rasa gairah kerjanya akan muncul dan
membangkitkan semangat kerja.begitu pula sebaliknya bila
tidak diberi kesempatan untuk maju, semangat kerjanya
lama - kelamaan akan menurun.
7. Perasaan aman menghadapi masa depan perlu diperhatikan.
Perusahaan hendaknya memperhatikan juga masa depan
karyawan terlebih kepada karyawan yang cukup lama
mengabdi pada perusahaan tersebut. Hal ini menyebabkan
timbul perasaan aman dalamn diri karyawan seperti
misalnya perasaan aman dari P.H.K. (Pemutusan Hubungan
Kerja).
8. Usahakan karyawan mempunyai loyalitas (kesetiaan).
Menimbulkan perasaan loyal para karyawan terhadap
perusahaan bisa dilakukan dengan cara memberikan gaji
yan eukup, kebutuhan rohani dan hal-hal positif lain
sepertiyang telah dijelaskan dimuka . Sikap loyal terhadap
perusahan ini perlu sebab dapat menghilangkan perasaan
aeuh tak acuh terhadap perusahaan. Sehingga dalam
keadaan rugipun mereka mau mengerti.
9. Sekali-kali para karyawan perlu diajak berunding.
Di dalam mengelola sebuah perusahaan, ajakan untuk
berunding merupakan cara yang sangat efektif dalam
meningkatkan semangat kerja karyawan. Sebau dengan
mengajak karyawan berunding, morcKa akan merasa ikut
tanggung, jawab dalam, melaksanakan kebijak.sanaan-
kebijaksanaan yang diambil perusahaan. Ajakan
berunding ini hanya dilakukan pada karyawan tertentu saja
khususnya karyawan yang pekerjaannya berhubungan erat
dengan masalah yang akan dirundingkan.
10. Pemberian insentif yang terarah
Pemberian insentif atau memberi imbalan penghasilan
kepada karyawan merupakan cara yang paling efektif
20
sebagai pendorong semangat kerja. Namun pemberian
insentif ini harus terarah dan disertai dengan kebijakan
yang tepat, sehingga perusahaan terhindar dan
pertimbangan-pertimbangan yang merugikan.
11. Fasilitas yang menyenangkan
Setiap perusahaan bilamana memungkinkan hendaknya
menyediakan fasilitas yang menyenangkan bagi karyawan,
dan semangat kerja dapat pula ditingkatkan. Fasilitas
tersebut dapat berupa balai pengobatan, tempat ibadah,
kamar kecil yang bersih, pendidikan untuk anak dan
sebagainya.
Adapun faktor-faktor semangat kerja adalah :
1. kegairahan kerja
2. disiplin kerja
3. kerjasama
4. kebanggaan/kepuasan terhadap pekerjaan
5. pengabdian
6. kesetiaan karyawan terhadap perusahaan
ad.1. Kegairahan kerja
Kegairahan kerja karyawan ialah kemauan yang
besar dari karyawan untuk melaksanakan tugas
pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Tinggi
rendahnya kegairahan kerja terlihat dari tingkat
kesediaan karyawan untuk melaksanakan pekerjaan
dalam artian tidak banyak mengeluh, menggerutu,
merasa bosan, akan tetapi selalu dalam suasana
senang.
ad.2. Disiplin kerja
Disiplin kerja karyawan yaitu ketaatan karyawan
terhadap peraturan-peraturan atau ketentuan-
ketentuan kerja yang berlaku dalam perusahaan,
yang diindikasikan dengan ketaatan terhadap jam
21
kerja, dan ketaatan terhadap perintah atasan serta
ketaatan terhadap ketentuan pelaksanaan kerja.
ad.3. Kerjasama
Kerjasama ialah kesediaan karyawan untuk saling
membantu di dalam melaksanakan tugas
pekerjaannya dan tugas lain yang diserahkan oleh
perusahaan kepadanya.
ad.4. Kebanggaan/kepuasan terhadap pekerjaan
Kebanggan atau kepuasan terhadap pekerjaan dapat
dilihat dari seberapa jauh karyawan merasa bangga
terhadap pekerjaannya, tugasnya, lingkungan kerja
dan jaminan-jaminan yang diberikan.
ad.5. Pengabdian
Pengabdian yaitu kesetiaan karyawan untuk tetap
bekerja pada perusahaan, tinggi rendahnya dapat
diukur dari apakah karyawan tetap bersedia pada
perusahaan ini untuk waktu yang lebih lama.
ad.6. Kesetiaan karyawan terhadap perusahaan
Kesetiaan karyawan terhadap pekerjaan dapat
dilihat dari apakah karyawan akan tetap setia pada
perusahaan apabila perusahaan mempunyai
masalah.
2.1.3. Peranan Lingkungan Kerja Terhadap Peningkatan Semangat
Kerja Karyawan
Apabila perusahaan mau mengusahakan agar tercipta
lingkungan kerja baik maka tentunya di dalam perusahaan tersebut
akan timbul pengaruh yang positif dan menguntungkan, sebab
lingkungan kerja merupakan faktor yang mempengaruhi semangat
kerja. Seperti yang diungkapkan oleh Alex S.Nitisemito
(1998,170), yaitu :
22
"... Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi semangat
dan kegairahan kerja dalam pelaksanaan tugas yaitu lingkungan
kerja".
Dengan lingkungan kerja yang baik didalam diri karyawan
akan timbul semangat untuk bekerja dan ada kegairahan dalam
melakukan tugas-tugas yang diberikan padanya. Lingkungan kerja
yang memberi fasilitas yang menyenangkan bagi karyawan,
misalnya tempat ibadah, kamar kecil yang bersih, atau mungkin
juga fasilitas keamanan akan mampu menambah kesenangan para
karyawannya. Dengan demikian semangat kerja karyawan dapat
pula ditingkatkan.
2.2. Hipotesis
Dari uraian dan permasalahan tersebut di atas, maka hipotesis yang
dapat penulis diajukan adalah sebagai berikut :
“Diduga dengan lingkungan kerja yang baik akan dapat
meningkatkan semangat kerja karyawan pada KSP Tunas Artha Mandiri
Cabang Blitar”.
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari adanya suatu pembahasan yang tidak sesuai
dengan pendekatan yang diterapkan dalam penelitian ini, maka konteks
penelitian ini batasannya hanya mencakup masalah : Peranan lingkungan
kerja terhadap peningkatan semangat kerja karyawan pada KSP Tunas
Artha Mandiri Cabang Blitar.
3.2. Lokasi Penelitian
Lokasi adalah syarat yang paling utama yang harus diperhatikan
oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya secara efektif dan efisien.
Adapun lokasi penelitian yang penulis gunakan adalah pada KSP Tunas
Arta Mandiri Cabang Jombang yang terletak di Jl. Imam Bonjol 134
Blitar.
3.3. Definisi Konsep dan Oprasional
3.3.1. Definisi Konsep
Dalam definisi konsep ini variabel – variabel yang akan di
gunakan dalam analisa diharapkan dapat mendukung dan
menjelaskan suatu masalah yang di hadapi perusahaan tersebut
dan variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut :
a. Lingkungan kerja.
Yaitu segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan
yang mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-
tugas yang dibebankan.
b. Semangat kerja.
Yaitu melakukan pekerjaan secara lebih giat, sehingga
dengan demikian pekerjaan akan dapat diharapkan lebih
cepat dan lebih baik.
24
3.3.2. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana
variabel tersebut diukur. Untuk mengukur variabel-variabel
dialas, penulis menguraikan satu persatu yaitu :
a. Lingkungan kerja di dalam operasionalnya merupakan
variabel x (variabel bebas), yang diukur dengan
menggunakan skor untuk satuan ukurannya. Sedangkan
kriteria penilaiannya mencakup : kebersihan, penerangan,
pertukaran udara, kebisingan sena kelangkapan kerja.
b. Semangat kerja merupakan variabel y (variabel tergantung).
Satuan ukurannya adlah produktivitas yang dihasilkan oleh
Sumber Daya Manusia.
3.4. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian suvey, dimana
gambaran dan data yang diperoleh dari perusahaan diteliti kemudian
dibandingkan dengan teori-teori yang ada.
3.5. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di'KSP Tunas Artha Mandiri Cabang
Blitar, yang tepatnya berada di jalan imam Bonjol 134 Blitar.
3.6. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan oleh penulis dalam
penyusunan sknpsi adalah:
3.6.1. Data Primer
Adalah data yang diperoleh dan didapat langsung
dari perusahaan yang menjadi obyek penulisan skripsi.
3.6.2. Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh dari pihak ketiga dan sudah
dipublikasikan.
25
3.7. Teknik Pengumpulan Data
Adapun jenis data yang dipergunakan sebagai berikut:
3.7.1. Library Research
Mempelajari dan mendalami teori yang berhubungan
dengan judul skripsi yang dilakukan baik di perpustakaan
maupun hasil perkuliahan.
3.7.2. Field Research
Dilakukan penelitian langsung diobyek penelitian
(perusahaan), yang mana di perusahaan tersebut dilakukan
aktivitas-aktivitas berikut :
1. Observasi
Yaitu mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek
penelitian.
2. Interview
Yaitu pengumpulan data dengan cara wawancara langsung
kepada pimpinan dan pihak berwenang.
3. Dokumenter.
Yaitu pengumpulan data. dengan melihat catatan atau
dokumen dari perusahaan.
3.8. Teknik Analisis Data
Untuk mengolah data yang penulis peroleh, penulis menggunakan
analisa kuantitatif dan analisa kualitatif.
3.8.1. Metode Kuantitatif
Yaitu menganalisa data yang telah dikumpulkan dalam praktek
secara angka-angka dan rumus
Rumus-rumus yang digunakan yaitu :
a. Analisis Korelasi
Analisis ini untuk mengetahui seberapa besai hubungan
antara variabel x dengan variabel y.
Rumus yang dipergunakan adalah :
r=n .∑ xy−∑ x∑ y
√n .∑ x2−(∑ x )2.√n .∑ y2−(∑ y)
2
26
Dimana :
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah responden
x = Variabel bebas
y = Variabel terikat
Mengenai batas-batas koefisien korelasi, yaitu : -1 ≤ r ≤ 1
Dengan kriteria sebagai berikut:
a. Bila r = 1 atau mendekati 1, berarti hubungan antara
kedua variabel sangat erat dan searah.
b. Bila r = -1 atau mendekati -1, berarti hubungannya
antara kedua variabel erat tapi tidak searah.
c. Bila r = 0 atau mendekati 0, berarti kedua variabel tidak
ada hubungan,
b. Analisis Uji t
Analisis ini digunakan untuk menguji, apakah hipotesis yang
diajukan oleh penulis terbukti benar dan dapat diterima
ataukah sebaliknya.
Untuk menguji hipetesa digunakan t-test, dengan rumus
yaitu :
t= r √n−2√1−r 2
Dimana :
r = Koefisien korelasi antara x dan y
n = Jumlah responden sebagai sampel penelitian
t = Nilai uji t
Prosedur Pengujian :
1. H0 : p = 0yang berarti hubungan antara variabel x dan y
tidak Signifikan.
2. H1 : p ≠ 0, yang berarti hubungan antara variabel x dan y
signifikan.
Kriteria pengujian
27
t hitung > t tabel : H0 ditolak dan H1 diterima.
t hitung < t tabel : H0 diterima dan H1 ditolak
c. Analisis Regresi
Analisis ini untuk mengetahui sampai jauh mana pengaruh
variabel independen (x), terhadap variabel dependen (y).
Adapun persamaan regresinya sebagai berikut: y = a + bx
Sedangkan untuk menghitung konstanta a dan b digunakan
rumus sebagai berikut:
a=(∑ y )¿¿b=n¿¿
Keterangan :
y = Variabel dependen (semangat kerja)
x = Variabel independen (lingkungan kerja)
a = Konstanta
n = Banyaknya data
28
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Sejarah Perusahaan
Pada awalnya KSP. Tunas Artha Mandiri Cabang
Blitar, bernama KSP "Budi Luhur" yang berkedudukan di Jalan
Mayjen Sungkono Blitar, yang didirikan pada tahun 1984. Dan
pada tahun 1997 KSP "Budi Luhur" diubah namanya menjadi
KSP "Tunas Jaya" dan wilayah kerja meliputi seluruh Ex.
Karesidenan Kediri dengan SKEP No. 1209/PAD/KVv'K.
13/1V/1997. Tanggal 29 April 1997.
Pada tanggal 26 Januari 1999 diadakan Rapat Anggota
Khusus bertempat tinggal di Kantor KSP 'Tunas Jaya" Tanjung
Anom -Nganjuk. Rapat memutuskan menyetujui penggabungan
4 (empat) KSP yaitu : KSP "Tunas Jaya"( Kars Kediri. KSP
"Tunas Mekar" Kars. Malang, KSP "Tunas Karya" Madiun,
KSP " Tunas Perkasa" Kars Surabaya. Menjadi Koperasi
Simpan Pinjam "Tunas Artha Mandiri" dengan wilayah kerja
meliputi seluruh Propinsi Jawa Timur.
Kesepakatan bersama ini telah dilanda tangani pada
tanggal, 19 Februari 1999 berkedudukan di Jl. Bromo No. 1
Nganjuk. Pada tanggal 12 Juli 1999 Meraih predikat Koperasi
Berprestasi Tingkat Nasional. Pada bulan September tahun
2000 telah berhasil mengadakan Pendidikan dan Latihan
Management Bisnis dan Out Bond Training bagi Pengurus,
pengelola dan karyawan bekerjasama dengan STIE Maine
Kucecwara.
Adapun tujuan didirikannya KSP. Tunas Artha Mandiri
Cabang Blitar, adalah untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat melalui kredit yang diberikan, selain itu dengan
29
didirikannya KSP. Tunas Artha Mandiri Cabang Blitar,
diharapkan dapat mengurangi pengangguran.
Badan hukum untuk operasional kegiatan dari KSP.
Tunas Artha Mandiri Cabang Blitar berdasarkan : B H No
09/BH/KWK. 13/111799. Tanggal 11 Maret 1999.
4.1.2. Bidang Usaha
KSP. Tunas Anha Mandiri Cabang Blitar dalam
usahanya sehari-hari bergerak dalam bidang jasa keuangan,
dimana kegiatan operasionalnya meliputi : penghimpunan
dana, yaitu menghimpun dana dari masyarakat-dalam bentuk
tabungan dan deposito.
4.1.3. Lokasi Perusahaan
Pemilihan lokasi haruslah didasarkan atas pertimbangan
yang cermat terhadap semua faktor yang mempunyai peranan
dan hubungan penting dalam perusahaan, adapun lokasi KSP.
'Tunas Artha Mandiri" Cabang Blitar, adalah dijalan Raya
Imam Bonjol 134 Blitar.
Adapun sebagai pertimbangan yang dipakai oleh KSP.
"Tunas Artha Mandiri" Cabang Blitar, dalam memilih lokasi
adalah sebagai berikut :
1. Faktor primer (nasabah)
Sesuai dengan bidangnya, KSP. 'Tunas Artha Mandiri"
Cabang Blitar membutuhkan banyak nasabah. Dalam hal
ini perusahaan tidak terlalu sulit untuk mendapatkan
nasabah. Selain itu letaknya cukup strategis yang dekat
dengan pusat perdagangan.
2. Faktor sekunder (tenaga kerja)
Dalam mendapatkan tenaga kerja yang dibutuhkan
perusahaan tidak terlalu mengalami kesulitan, mengingat
sampai saat ini banyak tenaga kerja yang membutuhkan
lapangan pekerjaan. Dan untuk kelokasi perusahaan mudah
Pimpinan Cabang
Wk. Pimpinan Cabang
Pengawas
PDL
Kelompok Anggota
Accounting
Pengawas
PDL
Kasir
ADM
PDL
30
dijangkau dengan kendaraan umum, selain itu tersedia
lapangan parkir yang cukup luas.
4.1.4. Struktur Organisasi
Struktur oragmsasi merupakan suatu hal yang penting,
karena dengan struktur organisasi perusahaan dapat
memberikan gambaran yang jelas mengenai fungsi, jabatan,
wewenang dan tanggung jawab setiap karyawan, sehingga
dalam melaksanakan tugasnya dapat berjalan dengan baik,
tertib dan lancar.
Adapun gambar struktur organisasi KSP. "Tunas Artha
Mandiri" Cabang Blitar adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1
Struktur Organisasi KSP “Tunas Artha Mandiri”
Cabang Blitar
31
Uraian tugas dan tanggung jawab untuk masing-masing
bagian adalah sebagai berikut :
1. Pimpinan Cabang
a. Memimpin dan mengawasi jalannya operasi perusahaan
secara keseluruhan
b. Menentukan kebijaksanaan pokok dibidang
perencanaan, penggunaan dan pengendalian segala
pendayagunaan perusahaan.
c. Memegang tanggung jawab penuh terhadap
kelangsungan hidup perusahaan.
2. Wakil Pimpinan Cabang
a. Mewakili pimpinan, apabila pimpinan berhalangan.
b. Mengurusi semua kegiatan bagian-bagian seperti
personalia, pendidikan dan pelatihan dan sebagainya.
c. Mengurusi kegiatan operasional perusahaan dan
bertanggung jawab kepada pimpinan cabang.
3. Bagian Kasir
a. Menerima dan mengadministrasikan pemasukan dan
penerimaan uang perusahaan.
b. Membuat laporan pertanggungjawaban kepada
pimpinan cabang.
c. Mengurusi kegiatan operasional perusahaan yang
berhubungan dengan finansial.
4. Bagian Administrasi
Bertugas mengadministrasikan dan memeriksa keabsahan
semua voucher atau bukti-bukti transaksi.
5. Bagian Accounting
Bertugas mengurusi kegiatan operasional perusahaan
yang berhubungan dengan proses pembukuan.
32
6. Pengawas
Bertugas menjaga dan mengawasi kegiatan operasional
secara keseluruhan.
4.1.5. Personalia
1. Jamiah Karyawan
KSP. "Tunas Artha Mandiri" Cabang Blitar
memiliki kegiatan utama menghimpun dana dari
masyarakat melalui tabungan dan deposito serta
menyalurkan dana kredit kepada debitur/nasabah.
Adapun jumlah tenaga kerja KSP. "Tunas Artha
Mandiri" Canang Blitar, sebanyak 29 orang, yaitu sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Daftar Karyawan
KSP. Tunas Artha Mandiri Cabang Blitar
Nomor Jabatan Jumlah
123456789
PimpinanWakil PimpinanPengawasAccountingKasirAdministrasiP D LSatpamPembantu
1121141621
J u m l a h 29Sumber : KSP Tunas Artha Mandiri Cabang Blitar
2. Jam Kerja Karyawan
Jam kerja yang ditetapkan pada KSP “Tunas Artha
Mandiri” Cabang Blitar, dibagi dalam dua bagian, yaitu
sebagai berikut :
a. Karyawan Umum (non shift)
Hari Senin s/d Jum’at : 07.30 – 16.00
Sabtu : 07.30 – 12.00
Istirahat : 12.00 – 13.00
33
b. Karyawan Keamanan (shift)
Shift pagi : 07.30 – 14.30
Shift siang : 14.30 – 20.00
Shift malam : 20.00 – 07.00
4.1.6. Sistem Penggajian dan Upah Karyawan
Penggajian diatur berdasarkan golongan dan pangkat
karyawan, gaji kotor minimum tiap bulan ditetapkan bagi tiap
golongan. Gaji kotor minimum bagi karyawan terendah pada
saat mulai dipekerjakan, tidak akan lebih rendah dari penetapan
gaji minimum oleh pemerintah. Gaji kotor terdiri : Gaji pokok,
Tunjangan kemahalan, dan Tunjangan keluarga.
Peninjauan gaji oleh K.SP. "Tunas Artha Mandiri"
Cabang Blitar adalah:
1. Peninjauan gaji karyawan secara perseorangan, akan
dilakukan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan. Jumlah
dan waktu kenaikan gaji tergantung dari hasil penilaian
perusahaan terhadap prestasi kerja dai, potensi yang
dimiliki karyawan yang bersangkutan.
2. Seorang karyawan yang pekerjaannya berdasarkan hasil
penilaian berada di bawah syarat batas tertentu tidak akan
diberikan kenaikan gaji.
3. Kenaikan gaji riil dilakukan sekurang-kurangnya sekali
setahun. Penilaian prestasi kerja dan kondite tiap-tiap
karyawan dinilai secara berkala oleh atasan yang
bersangkutan, sesuai dengan pedoman penilaian yang
berlaku dalam perusahaan, kenaikan gaji dan atau
penyesuaian gaji seria kemungkinan kenaikan pangkat,
sebagian besar tergantung pada penilaian tersebut.
Sedangkan untuk pajak penghasilan ditanggung oleh
karyawan dan dibayarkan oleh perusahaan.
34
Selain gaji bulanan tersebut dialas, KSP. 'Tunas Artha
Mandiri" Cabang Blitar juga memberikan tunjangan-
tunjangan antara lain :
1. Pengobatan dan perawatan
a. Bantuan atau tunjangan pengobatan ini diberikan
dalam bentuk penggantian biaya pengobatan, yang
dikeluarkan sebesar 80%, dengan batas maksimum
Rp. 420.000,- per tahun untuk karyawan yang sudah
berkeluarga dan maksimum Rp. 210.000,- per tahun
bagi karyawan bujangan.
b. Biaya konsultasi dokter dan biaya pembelian obat
atas resep dokter hanya dapat diganti atas daar
kwitansi resmi dari dokter dan dan apotik, serta
benar-benar sesuai dengan peruntukannya.
2. Gaji selama sakit
a. Gaji karyawan yang tidak mampu bekerja serta
dinyatakan sakit atau perlu istirahat dengan surat
keterangan dokter akan dibayar oleh perusahaan
yang bersangkutan.
b. Bilamana setelah waktu 12 bulan menurut
keterangan dokter, karyawan yang bersangkutan
belum juga mampu bekerja, maka hubungan kerja
putus demi hukum. Pelaksanaannya akan dilakukan
menurut ketentuan UU. No. 12/1964.
3. Santunan keluarga bila karyawan meninggal dunia
a. Jika seorang karyawan meninggal dunia bukan
karena kecelakaan kerja, kepada keluarga/ahli
warisnya akan diberikan santunan : gaji karyawan
pada bulan ia meninggal dunia, santunan dari Perum
Astek (jika ia sudah menjadi anggota), tabungan
hari tua, uang cuka yang besarnya disesuaikan
35
dengan masa kerjanya dengan berpedoman pada
ketentuan PMTK No. 4/1986.
b. Karyawan meninggal dunia karena kecelakaan
kerja, maka ahli warisnya menerima santunan yang
disesuaikan dengan ketentuan UU. No. 33/1947.
4. Lembur
Kepada karyawan-karyawan tertentu yang diwajibkan
untuk bekerja di luar jam kerja kantor maupun di luar
hari kerja kantor, yakni pada hari-hari istirahat
mingguan dan atau pada hari raya/hari libur resmi yang
ditetapkan oleh pemerintah, diberikan uang lembur dan
uang makan sesuai Surat Keputusan Menaker NO.
KEP-72/Men/84 tertanggal 30 Maret 1984.
5. Penjualan
Penjualan yang dilakukan oleh KSP Tunas Artha
Mandiri Cabang 'Blitar adalah sebagai berikut:
4.1.7. Tujuan Perusahaan
Setiap perusahaan mempunyai tujuan tertentu dalam usahanya,
karena tujuan merupakan dasar dari pelaksanaan aktivitas
perusahaan, berdasarkan waktu pencapaian, tujuan ini
dibedakan, yaitu : tujuan jangka pendek dan tujuan jangka
panjang.
a. Tujuan jangka pendek
Yang dimaksud dengan tujuan perusahaan yang
waktu pencapaiannya relatif pendek dan harus segera
dipenuhi karena tujuanini menyangkut berkembang
tidaknya perusahaan.
Tujuan jangka pendek merupakan jembatan untuk
mencapai tujuan jangka panjang.
Adapun tujuan jangka pendek, yaitu :
36
1) Meningkatkan produktivitas
Perusahaan ingin meningkatkan produktivitas
karena dengan peningkatan produktivitas,
yakni melalui peningkatan jumlah transaksi
dan jumlah nasabah baru maka dapat
meningkatkan jumlah transaksi dan jumlah
nasabah baru maka dapat meningkatkan
laba perusahaan.
2) Meningkatkan kepuasan konsumen
Dalam hal ini perusahaan harus meningkatkan
kepuasan konsumen yaitu dengan meningkatkan
pelayanan yang baik kepada masyarakat.
3) Memperbaiki dan menjaga posisi keuangan
perusahaan perusahaan harus memperhatikan
biaya-biaya mana yang perlu ditekan dan yang
mana yang tidak, juga harus memperhatikan
manfaat yang diperoleh dari pengeluaran
tersebut. Dengan demikian posisi
perusahaan akan terjamin.
b. Tujuan jangka panjang
Merupakan tujuan yang akan dicapai dalam waktu
yang relatif lama atau lebih dari satu tujuan. Tujuan jangka
panjang ini merupakan kelanjutan dan tujuan jangka
pendek.
Adapun tujuan jangka panjang KSP Tunas Artha
Mandiri Cabang Blitar adalah,sebagai berikut:
1) Mengadakan ekspansi perusahaan
dengan peningkatan laba yang terus menerus, maka
perusahaan mempunyai modal atau dana sehingga
perusahaan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas
terhadap produk yang dihasilkan. Dengan adanya modal
37
yang besar perusahaan akan dapat meningkatkan
perluasan usahanya dengan membuka cabang baru dan
menambah tenaga kerjanya.
2) Berusaha mencapai maksimum profit
apabila setiap aktivitas perusahaan sudah berjalan
lancar setiap tahunnya bisa meningkat, sehingga
kontinuitas perusahaan terjamin maka maksimum profit
yang diharapkan tercapai.
4.2. Analisis dari Pembahasan
Dalam analisis dan pembahasan penelitian ini, penulis
menggunakan analisis statistik, yaitu : «lengan analisis korelasi, Uji t dan
analisis regresi.
Data yang akan dianalisis diperoleh dan responden dengan
diberikan daftar pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana peranan
lingkungan kerja terhadap semangat kerja karyawan.
4.2.1. Penilaian Lingkungan Kerja
Untuk melihat apakah lingkungan kerja pada KSP Tunas
Artha Mandiri Cabang Blitar baik atau kurang baik, penulis
mengambil faktor penilaian yaitu : kebersihan, penerangan,
pertukaran udara, kebisingan, musik, warna, keamanan,
penataan ruang dan memberikan daftar pertanyaan kepada 20
orang karyawan sebagai responden. Hasilnya nampak seperti
dalam tabel berikut ini:
38
Tabel 4.2
Nilai Lingkungan Kerja
KSP Tunas Artha Mandiri Cabang Blitar
Resp. Skor Jumlah
Rata-RataA B C D E F G H
1 2 2 9 4 2 2 2 1 18 11,252 2 3 2 4 2 2 2 1 19 11,873 2 2 1 4 3 3 2 2 19 11,874 1 2 2 2 2 3 2 3 17 10,625 2 2 1 4 2 2 1 3 17 10,626 2 1 1 2 2 2 1 2 14 8,757 2 2 1 9 2 2 1 2 14 8,758 1 2 1 1 2 2 1 1 13 8,129 1 3 1 3 1 3 2 2 16 10,0010 1 2 2 4 1 3 2 2 17 10,6211 2 3 2 5 2 3 2 2 21 13,1212 1 2 i 3 1 3 l 2 14 8,7513 2 2 1 4 i 2 2 2 16 10,0014 2 2 1 5 1 3 2 2 18 11,2515 2 2 1 2 2 2 2 2 15 9,3716 1 2 1 4 1 2 1 2 14 8,7517 1 2 1 5 2 2 2 2 17 10,6218 2 2 2 3 2 3 1 2 17 10,6219 1 3 1 2 2 3 1 3 16 10,0020 1 2 1 2 1 3 1 3 14 8,75 31 45 26 65 34 50 31 41 326 203,7
Rata-Rata
1,55 2,25 1,3 3,25 1,7 2,5 1,55 2,05 10,18
Sumber : Data diolah penulis
4.2.2. Penilaian Semangat Kerja
Untuk melihat keadaan semangat kerja karyawan, maka
penulis memberikan penilaian terhadap : kegairahan dalam
bekerja, hasil yang dicapai, disiplin terhadap jam kerja, disiplin
terhadap perintah, kerjasama dengan atasan, kerjasama dengan
teman sekerja, kebanggaan terhadap pekerjaan dan kesetiaan
kepada perusahaan.
Adapun skor penilaian semangat kerja dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.3
39
Nilai Semangat Kerja
KSP Tunas Artha Mandiri Cabang Blitar
Resp.
Skor Jumlah
Rata-RataA B C D E F G H
1 2 1 2 1 2 2 2 1 14 0,762 3 2 2 4 2 2 2 1 16 10,003 1 1 1 4 3 3 2 2 10 0,624 1 2 2 2 2 3 2 J 18 11,255 1 1 1 4 2 2 1 3 15 9,376 1 1 1 2 2 2 1 1 18 11,257 3 2 1 2 2 2 1 2 18 11,258 3 2 1 1 2 2 1 1 21 13,129 2 2 1 2 1 3 2 2 20 12,5010 3 2 2 4 1 3 2 2 23 14,3711 2 1 2 5 2 3 2 2 22 13,7512 3 4 1 3 1 3 1 2 25 15,6213 o 2 1 4 1 2 2 2 22 13,7514 3 3 1 5 1 3 2 2 18 11,2515 2 1 1 2 2 2 2 2 19 11 ¿8716 2 1 1 4 1 2 1 2 15 9,3717 3 2 1 3 2 2 2 1 27 10,6218 .2 2 1 3 2 3 1 2 20 12,50 ,19 3 1 1 3 2 3 1 3 22 13,7520 3 2 1 2 1 3 1 1 20 12,50 51 38 47 41 53 44 40 56 373 219,47
Rata-Rata 2,55 1,90 2,35 2,05 2,6
5 2,20 2,00 2,80 10,973
Sumber : Data diolah penulis
4.3. Pengajian Hipotesis
Dari data hasil skor tersebut dialas, maka selanjutnya dapat dibuat
perhitungan korelasi tersebut untuk mengetahui hubungan antara variabel
x dan variabel y. dengan menggunakan koefisien
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada perhitungan selengkapnya
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Korelasi Antara Lingkungan Kerja
40
Dengan Semangat Kerja Karyawan
KSP Tunas Artha Mandiri
Cabang Blitar
Tahun x y XY X² Y²1 18 14 252 324 1962 19 16 326 345 1833 19 10 145 167 2434 17 18 245 285 2575 14 15 197 387 1406 14 18 167 400 3267 14 18 290 295 2948 13 12 195 184 1039 16 18 178 153 20410 17 19 146 370 37511 21 23 145 195 20512 14 10 178 205 39513 16 12 145 309 10514 18 18 400 205 37515 15 17 328 184 10916 14 14 498 294 26417 17 10 298 385 30518 17 11 356 209 40019 16 13 298 205 40220 14 20 196 104 400
Jumlah 326 373 6.173 5.412 7.192Sumber : Data diolah penulis
4.3.1. Analisis Korelasi Sederhana
Yaitu suatu analisis untuk mengetahui hubungan antara
variabel x dengan variabel y. Adapun rumus yang penulis gunakan
adalah korelasi sederhana.
r=n .∑ xy−∑ x∑ y
√n .∑ x2−(∑ x )2.√n .∑ y2−(∑ y)
2
r=20. (6.173 )−(326 )(373)
√20 (5412 )−(326)2√20 (7195 )−(373)2
r= 123.460−121.598√108.240−106.276√143.900−139.129
r= 1.862√1.964√4.771
41
r= 1.862( 44,32 )(69,07)
r= 1.8623.061,08
=0.608
Dari hasil perhitungan tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa, hasil korelasinya atau r = 0,608 yang berarti ada hubungan
yang postif dan cukup kuat antara lingkungan kerja dengan
semangat kerja.
4.3.2. Analisis Regresi
Adapun perhitungan persamaan regresinya dengan
formulasi sebagai berikut : y = a + bx
Dimana :
b=n¿¿
b=20. (12.738 )−59(854)
20 (891 )−(59)2
b=63.690−50.3864.455−3.481
b=1.8621.964
b=0,94,81
a=∑ y−b .∑ xn
b=373−(0,9481 )(326)
20
b=373−309,080620
b=63,9220
b=63,9194
Dengan telah diketahuinya n;alai "a" dan nilai “b” maka
persamaan regresinya : Y = 63,9194 + 0,9481 x.
Nilai konstanta (a); sebesar 63,9194 menunjukkan
besarnya pengaruh berbagai faktor terhadap semangat kerja
42
karyawan, Artinya bahwa apabila perusahaan tidak mengadakan
lingkungan kerja yang baik.
Selanjutnya dari persamaan regresi tersebut mengandung
pengertian bahwa nilai b sebesar = 0,9481 menunjukkan dengan
perbaikan Lingkungan kerja maka akan mempunyai pengarus
positif terhadap semangat kerja karyawan.
.
4.3.3. Analisis T-test
Analisis tersebut adakah suatu cara yang digunakan untuk
menguji, apakah hipotesis yang diajukan oleh penulis terbukti
benar dapat diterima ataukah sebaliknya. Untuk menguji hipotesa
digunakan t-test, yaitu :
t= r √n−2√1−r 2
Dimana :
r = Koefisien korelasi x dan y
r2 = Koefisien determinasi
n = Jumlah periode yang diobservasi (tahun)
t = Nilai uji t
Kriteria Pengujian
1. t hitung > t tabel : H0 ditolak dan H1 diterima.
2. t hitung < t tabel : H0 diterima dan H1 ditolak
t−tabel=α (df=n−2 )
t−tabel=0,05 :20−2
t−tabel=0,05 :23
t−tabel=1,734
t= r √n−2√1−r 2
t=0,608√20−2√1−(0,608)2
t=0,608√23√0,63
43
t=2,5790,793
t=3,25
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa t-hitung =
3,525 dan t-tabel = 1,734. Dengan demikian Ho ditolak dan H1
diterima, karena t-test (3,525) > t-tabel (1,734).
Jadi hipotesis yang penulis ajukan terbukti kebenarannya,
yaitu lingkungan kerja karyawan berpengaruh secara signifikan
terhadap semangat kerja karyawan.
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Lingkungan kerja adalah merupakan suatu lingkungan di mana para
karyawan bekerja dan sekaligus mempengaruhi dalam menjalankan
tigas-tugas yang dibebankan. sehingga perlu adanya perhatian yang
khusus terhadap masalah tersebut agar semangat kerja karyawan tetap
baik mengingat adanya hubungan yang erat antara keduanya.
2. Di dalam melakukan aktifi tasnya Perusahaan mengalami suatu
masalah yaitu semangat kerja karyawan yang kurang dan
mengakibatkan aktivitas perusahaan menjadi terhambat (tidak lancar).
3. Pemecahan yang penulis kemukakan untuk mengatasi permasalahan
yang sedang dihadapi oleh perusahaan adalah dengan :
a. Membenahi-lingkungan kerja
Melakukan pembersihan tempat yang kotor.
Menambah kapasitas penerangan.
Memperbaiki alat pengatur suhu.
Mengurangi kebisingan. Menata alat-alat kerja dengan baik.
b. Memberikan upah insentif.
c. Memberikan penghargaan.
4. Dari pembuktian hipotesa yang penulis ajukan yaitu dengan
menggunaqkan rumus koefisien korelasi ® menghasilkan nilai sebesar
( 0, 608) yang berarti bahwa ada korelasi positif yang kuat antara
lingkungan kerja dan semangat kerja karyawan, kemudian
dianalisa dengan menggunakan regresi di mana ada menghasilkan
nilai sebesar 63,9194 dan . 9481 yang berani ada pengaruh lingkungan
kerja terhadap semangat kerja karyawan, kemudian diperkuat dengan
uji t yang hasilnya t-test = 3.252 > t-tabel = 1.734 yang berarti bahwa
hipotesa yang penulis berikan dapat diterima dan signifikan, yang
45
aninya memang benar ada hubungan antara pelaksanaan lingkungan
kerja dengan peningkatan semangat kerja.
5. Perusahaan tidak menutup kemungkinan untuk mengadakan ekspansi
karena dalam suatu tujuan perusahaan adalah berusaha untuk
mengembangkan perusahaan baik dalam bidang perusahaan ataupun
penambahan produk ayang akan ditawarkan kepada pelanggan.
6. Adanya energi penunjang seperti air dan listrik, semakin
memperlancar perusahaan dengan segala aktivitasnya .
5.2. Saran-Saran
1. Agar tercapai tujuan perusahaan maka hendaknya manajemen
perusahaan memperhatikan karyawannya, salah satunya adalah
memperhatikan masalah lingkungan kerja.
2. Karyawan harus lebih bersungguh-sungguh di dalam melaksanakan
dan menyelesaikan pekerjaannya sehingga tercipta hubungan yang
baik antara pimpinan perusahaan dan karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Alex S. Nitisemito Manajemen Personalia, Edisi III Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia,1980.
Heidjrachman R. dan Suad Husnan,. Manajemen Personalia, edisi IV, BPFE, Yogyakarta. 1990.
Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Produksi, Karunia, Jakarta, Universitas Terbuka, Cet. Pertama, 1988.
J. Ravianto Putra. Reasius Nainggolan, Murlita Witarsa, dasar-dasar Produktivitas, Karunika, Jakarta, Universitas Terbuka , 1988.
Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia , PT. Toko Gunung Agung, Jakarta, 1995.
Panji Anogoro, Ninik Widiyanti, Psikologi Dalam Perusahaan, Rineka Cipta, Jakarta, 1992.
Sopjan Assauri, Manajemen Produksi, Edisi III Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 1980.
Saudjana, Statistik untuk Ekonomi dan Niaga II, edisi baru, Tursito, Bandung, 1982.
Soeratno, Metodologi Riset Khusus , Penerbit Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Universitas Terbuka, Jakarta ,1987.
LAMPIRAN I
PENILAIAN LINGKUNGAN KERJA
No. Keterangan SS S N TS STS Jumlah Resp.
A Kebersihan - - - 11 9 20B Penerangan - - 5 15 - 20C Pertukaran Udara - - - 6 14 20 D Kebisrngan 3 7 4 6 - 20E Musik - - 1 12 7 20F Warna - - 10 10 - 20G Keamanan - - - 11 9 20H Penataan Ruang - - 4 13 3 20
Keterangan :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
N = Netral
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
LAMPIRAN II
PENILAIAN LINGKUNGAN KERJA
No. Keterangan SS S N TS STS Jumlah Resp.
A Kegairahan Bekerja - - - 11 9 20B Hasil Yang Dicapai - - 5 15 - 20C Disiplin Jam Kerja - - - 6 14 20 D Disiplin Terhadap Perintah 3 7 4 6 - 20E Kerjasama Dengan Atasan - - 1 12 7 20F Kerjasama Dengan Teman Kerja - - 10 10 - 20G Kebanggaan Terhadap Pekerjaan - - - 11 9 20H Kesetiaan - - 4 13 3 20
Keterangan :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
N = Netral
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
LAMPIRAN III
DAFTAR PERTANYAAN
Diajukan kepada karyawan, pertanyaan mengenai semangat kerja :
Berilah tanda silang ( x ) pada jawaban yang saudara pilih. Jawaban saudara
dijaga kerahasiaannya, karena hanya untuk penelitian intern akademis.
A. Saudara merasa bergairah dalam bekerja
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Netral
4. Tidak Setuju
5. Sangat Tidak Setuju
B. Hasil yang dicapai saudara adalah baik
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Netral
4. Tidak Setuju
5. Sangat Tidak Setuju
C. Saudara disiplin terhadap jam kerja
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Netral
4. Tidak Setuju
5. Sangat Tidak Setuju
D. Saudara, disiplin dalam perintah
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Netral
4. Tidak Setuju
5. Sangat Tidak Setuju
E. Saudara bekerjasama dengan atasan berjalan baik
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Netral
4. Tidak Setuju
5. Sangat Tidak Setuju
F. Saudara bekerja dengan teman sekerja berjalan dengan baik
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Netral
4. Tidak Setuju
5. Sangat Tidak Setuju
G. Saudara bangga dengan pekerjaan
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Netral
4. Tidak Setuju
5. Sangat Tidak Setuju
H. Saudara setia kepada perusahaan
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Netral
4. Tidak Setuju
5. Sangat Tidak Setuju
Pertanyaan mengenai lingkungan kerja karyawan
A. Kebersihan di ruangan saudara merangkaikan semangat kerja
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Netral
4. Tidak Setuju
5. Sangat Tidak Setuju
B. Penerangan ditempai saudara meningkatkan semangat kerja
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Netral
4. Tidak Setuju
5. Sangat Tidak Setuju
C. Pertukaran udara di tempa t saudara bekerja meningkatkan semangat kerja
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Netral
4. Tidak Setuju
5. Sangat Tidak Setuju
D. Keoisingan ditempai saudara bekerja, mempengaruhi semangat kerja
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Netral
4. Tidak Setuju
5. Sangat Tidak Setuju
E. Musik diruangan saudara bekerja meningkatkan semangat kerja
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Netral
4. Tidak Setuju
5. Sangat Tidak Setuju
F. Pewarnaan dinding di ruangan saudara bekerja meningkatkan semangat kerja
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Netral
4. Tidak Setuju
5. Sangat Tidak Setuju
G. Penataan ruangan keija ditempat saudara bekerja meningkatkan semangat
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Netral
4. Tidak Setuju
5. Sangat Tidak Setuju
H. Kelengkapan alat kerja di tempat saudara bekerja meningkatkan semangat
kerja
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Netral
4. Tidak Setuju
5. Sangat Tidak Setuju