Download - tumorotak
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor adalah pertumbuhan abnormal yang terjadi pada suatu jaringan tubuh. Secara
umum, bibit tumor tercetus ketika semacam ada masalah pertumbuhan dan pergantian sel
di dalam tubuh. Memang tidak mudah mengukur bagaimana tumor dapat timbul di dalam
tubuh kita. Setiap hari sel mengalami regenerasi, sel baru diproduksi untuk menggantikan
sel lain yang telah tidak berfungsi dengan baik. Sel yang rusak secara otomatis diganti dan
disingkirkan dari tubuh karena berpotensi menimbulkan penyakit. Jika keseimbangan
jumlah antara sel baru dan yang mati terganggu, kemungkinan besar tumor akan terjadi.
Hal ini mengakibatkan sistem imunitas tubuh akan terganggu.
Tumor ada dua macam yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak hanya tumbuh
dan membesar, tidak terlalu berbahaya, dan tidak menyebar ke luar jaringan. Sedangkan
tumor ganas adalah kanker yang tumbuh dengan cepat dan tidak terkendali dan merusak
jaringan lainnya. Jenis tumor dipengaruhi oleh beberapa hal: jenis kelamin, umur,
lingkungan, genetik, faktor diet.
Tumor otak adalah pertumbuhan abnormal dari perkembangan asal, primer metastasik
yang terjadi didalam otak dan stuktur penyokong. Tumor otak merupakan sebuah lesi yang
terletak pada intrakranial yang menempati ruang didalan tengkorak. Tumor selalu tumbuh
sebagai sebuah massa berbentuk bola juga dapat menyebar kejaringan. Tumor otak
menyebabkan gangguan neurologik progresif. Gangguan neurologik pada tumor otak
biasanya dianggap disebabkan oleh dua faktor : gangguan fokal disebebkan oleh tumor
dan kenaikan tekanan intracranial.
B. Tujuan Penulisan
Mahasiswa mampu menjelaskan Tumor Otak meliputi:
1. Anatomi Fisiologi Sistem Syaraf Pusat
2. Klasifikasi Tumor
3. Definisi Tumor otak
1
4. Etiologi Tumor otak
5. Patofiosiologi Tumor otak
6. Manifestasi klinis Tumor otak
7. Komplikasi Tumor otak
8. Pemeriksaan Penunjang Tumor otak
9. Penatalaksanaan Medis Tumor otak
10. Penatalaksanaan Keperawatan Tumor otak
C. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN berisi Latar Belakang, Tujuan, dan Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI berisi Anatomi Fisiologi Sistem Syaraf Pusat dan
Klasifikasi Tumor
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TUMOR OTAK berisi
Definisi, Etiologi, Patofiosiologi, Manifestasi klinis, Komplikasi, Pemeriksaan Penunjang,
Penatalaksanaan Medis, Penatalaksanaan Keperawatan
BAB III PENUTUP berisi Kesimpulan
2
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Anatomi Fisiologi Sistem Syaraf Pusat
OTAK
Seperti terlihat pada gambar di atas, otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
1) Cerebrum (Otak Besar)
Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama
Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak yang
membedakan manusia dengan binatang. Cerebrum membuat manusia memiliki
kemampuan berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan
kemampuan visual. Kecerdasan intelektual atau IQ Anda juga ditentukan oleh kualitas
bagian ini.
Cerebrum secara terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus. Bagian lobus
yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulcus.
Keempat Lobus tersebut masing-masing adalah: Lobus Frontal, Lobus Parietal, Lobus
Occipital dan Lobus Temporal.
Lobus Frontal
3
Merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak Besar. Lobus ini
berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak, kognisi,
perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas, kontrol
perasaan, kontrol perilaku seksual dan kemampuan bahasa secara umum.
Lobus Parietal
Berada di tengah, berhubungan dengan proses sensori perasaan seperti tekanan,
sentuhan dan rasa sakit.
Lobus Temporal
Berada di bagian bawah berhubungan dengan kemampuan pendengaran,
pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara.
Lobus Occipital
Berada di bagian paling belakang, berhubungan
dengan rangsangan visual yang memungkinkan
manusia mampu melakukan interpretasi terhadap
objek yang ditangkap oleh retina mata.
2) Cerebellum (Otak Kecil)
Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat dengan ujung
leher bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak, diantaranya:
mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan
tubuh. Otak Kecil juga menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang
dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan
mengunci pintu dan sebagainya.
Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan
koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak
mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya atau tidak mampu mengancingkan
baju.
3) Brainstem (Batang Otak)
Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian
dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum tulang belakang. Bagian
otak ini mengatur fungsi dasar manusia termasuk pernapasan, denyut jantung, mengatur
4
suhu tubuh, mengatur proses pencernaan, dan merupakan sumber insting dasar manusia
yaitu fight or flight (lawan atau lari) saat datangnya bahaya.
Fungsi Batang Otak :
Penyalur asenden dan desendens yang menghubungkan medulla spinalis dengan
pusat yang lebih tinggi
Pusat-pusat refleks penting yang mengatur sistem respirasi, kardiovaskuler dan
kendali tingkat kesadaran
Mengandung nuclei saraf kranial III sampai XII
Memodulasi rasa nyeri
Pusat yg bertanggungjawab untuk tidur
Mengatur refleks-refleks otot yang terlibat dlm keseimbangan dan postur
Batang otak dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya. Oleh karena itu,
batang otak sering juga disebut dengan otak reptil. Otak reptil mengatur “perasaan
teritorial” sebagai insting primitif. Contohnya anda akan merasa tidak nyaman atau
terancam ketika orang yang tidak Anda kenal terlalu dekat dengan anda. Batang Otak
terdiri dari tiga bagian, yaitu:
a) Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain)
Bagian teratas dari batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil.
Otak tengah berfungsi dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan mata,
pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan pendengaran.
b) Medulla oblongata
Titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri badan menuju bagian kanan
badan, begitu juga sebaliknya. Medulla mengontrol fungsi otomatis otak, seperti
detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan pencernaan.
c) Pons
Stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak bersama dengan formasi
reticular. Pons yang menentukan apakah kita terjaga atau tertidur.
d) Hypothalamus
Mempunyai banyak fungsi penting seperti pengaturan suhu tubuh, rasa lapar, dan homeostasis
5
e) Thalamus
Substansi sel kelabu yang menyampaikan sinyal sensoris ke dan dari sumsum tulang belakang dan otak besar
f) Basal ganglia
Terlibat dalam pengaturan gerakan sadar
Area lain pada otak:
Brainstem : Menyampaikan informasi antara saraf tepi dan sumsum tulang belakang
ke bagian atas otak
Hypothalamus : Mempunyai banyak fungsi penting seperti pengaturan suhu tubuh,
rasa lapar, dan homeostasis
Thalamus: Substansi sel kelabu yang menyampaikan sinyal sensoris ke dan dari
sumsum tulang belakang dan otak besar
Basal ganglia: Terlibat dalam pengaturan gerakan sadar
Sulcus Tengah (fisura Rolando) : Alur yang dalam yang memisahkan parietalis dan
frontalis lobus
Cerebral Cortex : Menerima dan memproses informasi sensorik. Dibagi menjadi lobus
korteks cerebral
Lobus Cortex Cerebral :
Lobus frontal : keputusan, pemecahan masalah, dan perencanaan
Lobus oksipital : terlibat dalam penglihatan dan pengenalan warna
Lobus parietal : menerima dan memproses informasi sensorik
Lobus temporal : tanggapan emosional, memori, dan bersuara
Amygdala : terlibat dalam respons emosional, sekresi hormon, dan memori
Cingulate Gyrus : sensor tentang emosi dan pengaturan perilaku agresif
6
Fornix : pita melengkung dari serabut saraf yang menghubungkan hippocampus
dengan hippothalamus
Hippocampus : mengirim memori ke bagian yang tepat dari belahan otak untuk
penyimpanan jangka panjang dan memanggil kembali ketika diperlukan
Olfactory Cortex : menerima informasi sensorik dari bulbus olfaktorius dan terlibat
dalam identifikasi bau
Bulbus olfaktorius : Terlibat dalam indera penciuman
Kelenjar pineal : Kelenjar endokrin yang berguna dalam keseimbangan biologis.
Mengeluarkan hormon melatonin
Kelenjar pituitari : Kelenjar endokrin yang terlibat dalam homeostasis. Mengatur
kelenjar endokrin lainnya
Formasi retikular : Serabut saraf yang terletak di dalam brainstem. Mengatur
kesadaran dan tidur
Substantia Nigra : Membantu untuk mengontrol gerakan sadar dan pengaturan
suasana hati
Sistem ventrikel : Menghubungkan sistem internal rongga otak, berisi cairan
cerebrospinal:
Aqueductus Sylvius: kanal antara ventrikel III dan ventrikel IV
Plexus choroideus: menghasilkan cairan cerebrospinal
Ventrikel IV: kanal yang melalui pons, medula oblongata, dan cerebellum
Ventrikel lateral – ventrikel terbesar dan berlokasi di kedua hemispher cerebri
Ventrikel III - menyediakan jalur untuk aliran cairan cerebrospinal
LIMBIC SYSTEM (SISTEM LIMBIK)
Sistem Limbik terletak pada bagian tengah otak membungkus batang otak ibarat kerah
baju. Limbik berasal dari bahasa latin yang berarti kerah. Bagian otak ini sama dimiliki
juga oleh hewan mamalia sehingga sering disebut dengan otak mamalia. Komponen
limbik antara lain hipotalamus, thalamus, amigdala, hipocampus dan korteks limbik.
Sistem limbik berfungsi menghasilkan perasaan, mengatur produksi hormon, memelihara
7
homeostasis, rasa haus, rasa lapar, dorongan seks, pusat rasa senang, metabolisme dan
juga memori jangka panjang.
Bagian terpenting dari Limbik Sistem adalah Hipotalamus yang salah satu fungsinya
adalah bagian memutuskan mana yang perlu mendapat perhatian dan mana yang tidak.
Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh indera. Dialah yang
lazim disebut sebagai otak emosi atau tempat bersemayamnya rasa cinta dan kejujuran.
Carl Gustav Jung menyebutnya sebagai "Alam Bawah Sadar" atau ketidaksadaran
kolektif, yang diwujudkan dalam perilaku baik seperti menolong orang dan perilaku tulus
lainnya. LeDoux mengistilahkan sistem limbik ini sebagai tempat duduk bagi semua nafsu
manusia, tempat bermuaranya cinta, penghargaan dan kejujuran.
MEDULLA SPINALIS
Medulla spinalis merupakan bagian dari susunan saraf pusat yang berbentuk silinder
memanjang dan terletak seluruhnya di dalam canalis verterbalis, dikeliling oleh tiga lapis
selaput pembungkus yang di sebut meninges. Apalagi lapisan-lapisan, struktur-struktur
dan ruangan-rungan yang mengeliling medulla spinalis itu disebutkan dari luar ke dalam
secara berturut-turut, maka terdapatlah :
a)Dinding canalis verterbralis (terdiri atas vertebrae dan ligmenta)
b)Lapisan jaringan lemak (ekstradural) yang mengandung anyaman pembuluh-
pembuluh darah vena
8
c) Dura mater
d)Arachnoidea
e)Ruang subrachnoidal (cavitas subarachnoidealis), yang antara lain berisi liquor
cerebrospinalis
f) Pia mater, yang kaya dengan pembuluh-pembuluh darah dan yang langsung
membungkus permukaan sebelah luar medulla spinalis
g)Lapisan meninges terdiri atas pachymeninx (dura meter) dan leptomeninx
(arachnoidea dan pia meter). Lapisan arachnoidea menempel langsung pada
permukaan sebelah dalam dura meter, sehingga di antara kedua lapisan ini dalam
keadaan normal tidak dijumpai suatu ruangan. Ruangan subarachoidal selain
mengelilingi medulla spinalis, juga mengelilingi radices dan ganglia. Di dalam
cavitas subarachoidealis selain liquor cerebrospinalis, juga dapat dijumpai septum
subarachnoideale, ligmentum denticulatum dan pembuluh-pembuluh darah.
Septum subarachoideale merupakan perluasan lapisan pia meter yang terbentang
antara sulcus medianus dorsalis medulla spinalis dan permukaan sebelah dalam
aracnoidea. Ligamentum denticulatum juga dapat dianggap sebagi perluasan pia
meter yang terbentang antara permukaan lateral medulla spinalis dan kearah lateral
melekat pada permukaan sebelah dalam arachoidea dengan perantara titik-titik
perlekatan yang terletak di antara pangkal-pangkal radices n. Spinalis yang
berdekatan.
Pada tubuh dewasa, panjang medulla spinalis adalah sekitar 43 sentimeter. Pada masa
kehidupan intrauterina usia 3 bulan, panjang medulla spinalis sama dengan panjang
canalis vertebralis, sedang dalam masa-masa berikutnya terjadi suatu perbedaan kecepatan
pertumbuhan memnjang, canalis vertebralis tumbuh lebih cepat dari pada medulla spinalis,
sehingga ujung caudal medulla spinalis berangsur-angsur terletak pada tingkat-tingkat
yang lebih tinggi. Pada masa kehidupan intrauterina usia 6 bulan, ujung caudal corpus
vertebrae lumbalis III; pada saat lahir ujung tersebut sudah terletak setinggi tepi caudal
corpus vertebrae lumbalis II. Pada usia dewasa, ujung caudal medulla spinalis biasanya
terletak setinggi tepi cranial corpus vertebrae lumbinalis I dan II. Posisi ujung caudal
medulla spinalis ini dapat menunjukkan variasi satu corpus vertebrae ke arah cranial atau
caudal.
Perbedaan panjang antara medulla spinalis dan canalis vertebrae ini mempunyai makna
dalam dua hal, sebagai:
Pembentukan cauda equeina
9
Pada tingkat manapun sekmen-sekmen medulla spinalis terletak radices nervispinalis
selalu akan kluar dari canalis vertebralis melalui vronamina intervertebralia yang
sesuai didaerah servikal bagian kranial redices tersebut berjalan keluar secara hampir
horisontal, akan tetapi makin kearah tingkat-tingkat yang lebih caudal, radices nervi
lumbales bagian caudal dan radices nervi sacralis praktis berjalan secara vertikal
kearah caudal untuk beberapa saat sebelum mereka dapat mencapai foreminal
intervertebralia yang sesuai, yang terletak beberapa sekmen di sebelah caudal tempat
radices tersebut keluar dari permukaan medulla spinalis.
Oleh karena itu caudal equena merupakan struktur yang terdiri atas radices nervi
lumbalis bagian caudal dan radices nervi sacralis disebelah caudal conus medularis.
Conus medularis merupakan bagian paling caudal medulla spinalis yang berbentuk
krucut dan terutama terdiri dari atas segmen-segmen sacral medulla spinalis.
Punksi limbal
Kearah caudal cavitas subarachnoidealis akan berakhir setinggi segmen sacral II
atau III columna vertebralis jadi pada orang dewasa setinggi antara tepi caudal corvus
vertebrae lumbalis I dan corpus vertebrae sacralis II atau III tidak lagi terdapat
medulla spinlis, akan tetapi bhanya terdapat caudal equina yang terapung-apung di
dalam liquor cerebrospinalis di dalam suatu ruangan subrachnoidal yang luas. Dari
daerah inilah liquor cerebrospinalis itu dapat diambil melalui sesuatu tindakan yang
disebut punksi lumbal untuk kepentingkan diagnostik atau pengobatan. Pada tindakan
ini jarum punksi biasanya ditusukkan ke dalam cavitas subrachnoidealis menembus
ligamentum flavum yang terbentang antara vertebrae lumbales III dan IV (atau
vertebrae lumbales IV dan V). Dalam tindakan ini caudal equina biasanya tidak
mengalami cedera, oleh karena ia terapung-apung secara agak bebas didalam eliquor
serebrospinalis, dan ketika jarum punksi mencapai ruangan subara chnoidal tersebut,
radices nervispinalis terdesak ke samping.
2. Klasifikasi Tumor
Klasifikasi TNM dari Tumor Ganas (TNM) adalah stadium kanker sistem yang
menggambarkan tingkat kanker dalam tubuh pasien.
T menggambarkan ukuran tumor dan apakah telah menginvasi jaringan di
dekatnya,
N menggambarkan daerah kelenjar getah bening yang terlibat,
10
M menggambarkan jauh metastasis (penyebaran kanker dari satu bagian tubuh ke
tubuh lain).
Pementasan TNM sistem untuk semua tumor padat ditemukan oleh Pierre Denoix antara
1943 dan 1952, dengan menggunakan ukuran dan perluasan tumor primer, keterlibatan
limfatik, dan adanya metastasis untuk mengklasifikasikan perkembangan kanker.
TNM dikembangkan dan dikelola oleh International Union Against Cancer (UICC) untuk
mencapai konsensus tentang satu standar yang diakui secara global untuk
mengklasifikasikan tingkat penyebaran kanker . Klasifikasi TNM juga digunakan oleh
American Komite Bersama Kanker (AJCC) dan Federasi Internasional Ginekologi dan
Obstetri (FIGO). Pada tahun 1987, sistem pementasan UICC dan AJCC yang disatukan ke
dalam sistem pementasan tunggal Sebagian besar tumor umum memiliki klasifikasi TNM
mereka sendiri. Tidak semua tumor memiliki klasifikasi TNM, misalnya, tidak ada
klasifikasi TNM untuk tumor otak .
Garis besar umum untuk klasifikasi TNM bawah. Nilai-nilai dalam kurung
memberikan berbagai apa yang dapat digunakan untuk semua jenis kanker, tetapi tidak
semua kanker menggunakan berbagai.
T: ukuran atau luas langsung dari tumor primer
o Tx: tumor tidak dapat dievaluasi
o Tis: karsinoma in situ
o T0: tidak ada tanda-tanda tumor
o T1, T2, T3, T4: ukuran dan / atau perpanjangan dari tumor primer
N: derajat menyebar ke daerah kelenjar getah bening
o Nx: kelenjar getah bening tidak dapat dievaluasi
o N0: sel tumor absen dari daerah kelenjar getah bening
o N1: kelenjar getah bening hadir metastasis regional; (di beberapa situs:
penyebaran tumor ke nomor terdekat atau kecil dari kelenjar getah bening regional)
11
o N2: tumor menyebar ke tingkat antara N1 dan N3 (N2 tidak digunakan di
semua situs)
o N3: tumor menyebar ke lebih jauh atau banyak kelenjar getah bening
regional (N3 tidak digunakan di semua situs)
M: kehadiran metastasis
o Mx: metastasis jauh tidak dapat dievaluasi
o M0: tidak ada metastasis jauh
o M1: metastasis ke organ jauh (di luar kelenjar getah bening regional)
Parameter lain
G (1-4): dalam kelas dari sel-sel kanker (yaitu mereka yang "kelas rendah" jika
mereka muncul mirip dengan sel normal, dan "kelas tinggi" jika mereka muncul
buruk dibedakan )
R (0/1/2): kelengkapan operasi ( reseksi -batas bebas dari sel kanker atau tidak)
L (0/1): invasi ke pembuluh limfatik
V (0/1/2): invasi ke vena (tidak, mikroskopik, makroskopik)
C (1-5): pengubah kepastian (kualitas) dari parameter yang disebutkan terakhir
Tumor otak dapat diklasifikasikan sebagai berikut menurut (Lionel Ginsberg,
Neurologi :117) yaitu :
1. Benigna umumnya ekstra aksial, yaitu tumbuh dari meningen, nervus kranialis, atau
struktur lain dan menyebabkan kompresi ekstrinsik pada substansi otak.
2. Maligna umumnya intra aksial yaitu berasal dari parenkim otak :
a) Primer umumnya berasal dari sel glia/neurobia (glioma) tumor ini
diklasifikasikan maligna karena sifat invasif lokal, metastasis ekstrakranial sangat
jarang, dan dikenali sebagai subtipe histologi dan derajat diferensiasi.
b) Sekunder metastasis dari tumor maligna dari bagian tubuh lainnya.
Grade I
12
Tumor tumbuh lambat, memiliki sel-sel yang terlihat seperti sel normal, dan jarang
menyebar ke jaringan di dekatnya. Dimungkinkan untuk menghapus seluruh tumor dengan
operasi.
Grade II
Tumor tumbuh lambat, tetapi dapat menyebar ke jaringan di dekatnya dan dapat menjadi
tumor kelas yang lebih tinggi.
Grade III
Tumor tumbuh cepat, kemungkinan akan menyebar ke jaringan di dekatnya, dan sel-sel
tumor terlihat sangat berbeda dari sel normal.
Grade IV
Tumor tumbuh sangat agresif, memiliki sel-sel yang terlihat sangat berbeda dari sel
normal, dan sulit untuk mengobati berhasil.
Kemungkinan pemulihan (prognosis) dan pilihan pengobatan bergantung pada jenis, kelas,
dan lokasi tumor dan apakah sel-sel kanker tetap setelah operasi dan / atau telah menyebar
ke bagian lain dari otak.
Jenis Tumor Otak Dewasa
Tingkat atau penyebaran kanker biasanya digambarkan sebagai tahap. Tidak ada sistem
standar untuk pementasan tumor otak. Tumor otak primer dapat menyebar dalam sistem
saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang), tetapi mereka jarang menyebar ke bagian
lain dari tubuh. Untuk pengobatan, tumor otak diklasifikasikan berdasarkan jenis sel di
mana tumor dimulai, lokasi tumor dalam sistem saraf pusat, dan tingkat tumor.
Jenis tumor otak meliputi:
Brain Stem Glioma
Ini adalah tumor yang terbentuk di batang otak, bagian otak yang terhubung ke sumsum
tulang belakang. Mereka sering bermutu tinggi. Glioma batang otak yang bermutu tinggi
13
atau menyebar luas ke seluruh batang otak sulit untuk mengobati berhasil. Untuk
mencegah kerusakan jaringan otak yang sehat, glioma batang otak biasanya didiagnosis
tanpa biopsi.
Pineal astrocytic Tumor
Tumor pineal terbentuk di atau dekat kelenjar pineal. Kelenjar pineal adalah organ kecil di
otak yang menghasilkan hormon melatonin, suatu zat yang membantu mengontrol siklus
tidur dan bangun. Ada beberapa jenis tumor pineal. Tumor astrocytic pineal adalah
astrocytomas yang terjadi di wilayah pineal dan dapat setiap kelas.
Pilocytic astrocytoma (grade I)
Astrocytomas adalah tumor yang dimulai di sel-sel otak yang disebut astrosit.
Astrocytomas pilocytic tumbuh lambat dan jarang menyebar ke jaringan di sekitar mereka.
Tumor ini paling sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda. Mereka biasanya dapat
diobati dengan sukses.
Diffuse astrocytoma (grade II)
Diffuse astrocytomas tumbuh lambat, tetapi mereka sering menyebar ke jaringan di
dekatnya. Beberapa dari mereka maju ke kelas yang lebih tinggi. Mereka terjadi paling
sering pada dewasa muda.
Anaplastik astrocytoma (grade III)
Astrocytomas anaplastik juga disebut astrocytomas ganas. Mereka tumbuh dengan cepat
dan menyebar ke jaringan di dekatnya. Sel-sel tumor terlihat berbeda dari sel normal.
Rata-rata usia pasien mengembangkan anaplastik astrocytomas adalah 41 tahun.
Glioblastoma (kelas IV)
Glioblastomas adalah astrocytomas ganas yang tumbuh dan menyebar secara agresif. Sel
terlihat sangat berbeda dari sel normal. Glioblastoma juga disebut glioblastoma
multiforme atau grade astrocytoma IV. Mereka terjadi paling sering pada orang dewasa
antara usia 45 dan 70 tahun.
14
Oligodendroglial Tumor
Tumor Oligodendroglial dimulai pada sel-sel otak yang disebut oligodendrocytes, yang
mendukung dan memelihara sel saraf. Kelas tumor oligodendroglial meliputi:
Oligodendroglioma (kelas II): oligodendrogliomas lambat tumbuh tumor dengan sel-sel
yang terlihat sangat seperti sel normal. Tumor ini paling sering terjadi pada pasien antara
usia 40 dan 60 tahun.
Anaplastik oligodendroglioma (kelas III): oligodendrogliomas Anaplastik tumbuh dengan
cepat dan sel-sel terlihat sangat berbeda dari sel normal.
Campuran Glioma
Glioma campuran adalah tumor otak yang mengandung lebih dari satu jenis sel. Prognosis
dipengaruhi oleh jenis sel dengan sekarang nilai tertinggi di tumor.
Oligoastrocytoma (kelas II): Oligoastrocytomas lambat tumbuh tumor terdiri dari sel yang
terlihat seperti astrosit dan oligodendrocytes.
Oligoastrocytoma anaplastik (kelas III): Ini adalah kelas yang lebih tinggi
oligoastrocytomas. Rata-rata usia pasien mengembangkan anaplastik oligoastrocytomas
adalah 45 tahun.
Ependymal Tumor
Ependymal tumor biasanya dimulai dalam sel yang melapisi ruang-ruang di otak dan di
sekitar saraf tulang belakang. Ruang-ruang berisi cairan otak, cairan yang bantal dan
melindungi otak dan sumsum tulang belakang. Kelas tumor ependymal meliputi:
Kelas I dan kelas II ependymomas: Ini ependymomas tumbuh lambat dan memiliki sel
yang terlihat sangat banyak seperti sel normal. Mereka sering dapat dihapus sepenuhnya
dengan operasi.
Anaplastik ependymoma (kelas III): ependymomas Anaplastik tumbuh sangat cepat.
Medulloblastoma (kelas IV)
15
Medulloblastomas adalah tumor otak yang dimulai di punggung bawah otak. Mereka
terbentuk dari sel-sel otak yang abnormal pada tahap yang sangat awal dalam
pembangunan. Medulloblastomas biasanya ditemukan pada anak-anak atau dewasa muda
antara usia 21 dan 40 tahun. Kanker jenis ini dapat menyebar dari otak ke tulang belakang
melalui cairan cerebrospinal.
Pineal parenkim Tumor
Tumor parenkim pineal terbentuk dari sel parenkim atau pinocytes, sel-sel yang
membentuk sebagian besar kelenjar pineal. Ini berbeda dari tumor astrocytic pineal, yang
astrocytomas yang terbentuk dalam jaringan yang mendukung kelenjar pineal. Kelas
tumor parenkim pineal meliputi:
Pineocytomas (kelas II): Pineocytomas lambat tumbuh tumor pineal yang terjadi paling
sering pada orang dewasa berusia 25 sampai 35.
Pineoblastomas (kelas IV): Pineoblastomas jarang terjadi dan sangat ganas. Mereka
biasanya terjadi pada anak.
Meningeal Tumor
Tumor meningeal terbentuk di meninges, lapisan tipis jaringan yang menutupi otak dan
sumsum tulang belakang. Jenis tumor meningeal meliputi:
Kelas meningioma I: Meningioma adalah tumor meningeal yang paling umum. Kelas 1
adalah meningioma tumbuh lambat dan jinak. Mereka ditemukan paling sering pada
wanita.
Grade II dan III meningioma dan hemangiopericytomas: Ini adalah langka tumor ganas
meningeal. Mereka tumbuh dengan cepat dan cenderung menyebar dalam otak dan
sumsum tulang belakang. Tingkat III meningioma lebih sering terjadi pada pria.
Hemangiopericytomas sering kambuh setelah pengobatan dan kebanyakan dari mereka
menyebar ke bagian lain dari tubuh.
Germ Tumor Cell
16
Kuman sel tumor berasal dari sel germinal, sel yang dimaksudkan untuk membentuk
sperma di testis atau telur dalam ovarium. Sel-sel ini mungkin perjalanan ke bagian lain
dari tumor tubuh dan bentuk. Jenis tumor sel kuman termasuk germinomas, karsinoma sel
embrional, koriokarsinoma, dan teratoma. Mereka dapat terjadi di mana saja di tubuh dan
dapat berupa jinak atau ganas. Di otak, mereka biasanya membentuk di tengah, di dekat
kelenjar pineal, dan dapat menyebar ke bagian lain dari otak dan sumsum tulang belakang.
Kebanyakan tumor germ sel terjadi pada anak.
Craniopharyngioma (kelas II)
Craniofaringioma terjadi di wilayah Sellar otak, dekat kelenjar pituitari. Kelenjar hipofisis
adalah organ kecil seukuran kacang polong, yang terletak di dasar otak. Kelenjar ini
mengontrol banyak fungsi tubuh, terutama pertumbuhan. Pada orang dewasa, tumor ini
paling sering terjadi setelah usia 50 tahun. Craniofaringioma dapat menekan jaringan otak
vital dan menyebabkan gejala muncul. Tumor juga dapat memblokir cairan di otak dan
menyebabkan pembengkakan. Prognosis baik untuk craniofaringioma yang benar-benar
dihapus di operasi.
3. Tekanan Intrakranial
Tekanan intrakranial adalah tekanan yang berada di dalam rongga kranialis yang di
dalamnya terdapat jaringan otak dan cairan serebrospinal. Tubuh memiliki mekanisme
yang beragam untuk menjaga agar ICP tetap dalam kondisi stabil. Perubahan pada ICP
bergantung pada perubahan volume dari satu atau lebih komponen yang terdapat di dalam
kranium. Peningkatan tekanan intracranial adalah peningkatan tekanan otak normal.
Peningkatan tekanan intracranial dapat disebabkan oleh peningkatan tekanan cairan
serebrospinal. Juga dapat disebabkan oleh peningkatan tekanan dalam masalah otak yang
disebabkan oleh lesi (seperti tumor) atau pembengkakan di dalam materi otak itu sendiri.
Setiap bagian menempati suatu volume tertentu yang menghasilkan suatu tekanan
intrakranial normal sebesar 50 – 200 mmH2O atau 4 – 15 mmHg. Dalam keadaan normal,
ICP dipengaruhi oleh aktivitas sehari-hari dan dapat meningkat sementara waktu sampai
tingkat yang jauh lebih tinggi dari normal.
Lebih dari separuh kematian karena trauma kepala disebabkan oleh hipertensi intrakranial.
Kenaikan tekanan intrakranial (TIK) dihubungkan dengan penurunan tekanan perfusi dan
17
aliran darah serebral (CBF) dibawah tingkat kritis (60 mmHg) yang berakibat kerusakan
otak iskemik.Pengendalian TIK yang berhasil mampu meningkatkan outcome yang
signifikan.Telah dikembangkan pemantauan TIK tapi belum ditemukan metode yang lebih
akurat dan non invasive. Pemantauan TIK yang berkesinambungan bisa menunjukkan
indikasi yang tepat untuk mulai terapi dan mengefektifkan terapi, serta menentukan
prognosis.
Volume tekanan Intrakranial
TIK yang normal: 5-15 mmHg
TIK Ringan : 15 – 25 mmHg
TIK sedang : 25-40 mmHg
TIK berat : > 40 mmHg
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TUMOR OTAK
1. Definisi
Tumor ialah Istilah umum yang mencakup setiap pertumbuhan benigna (jinak) dalam
setiap bagian tubuh. Pertmbuhan ini tidak bertujuan, bersifat parasit dan berkembang
dengan mengorbankan manusia yang menjadi hospesnya (Sue Hinchliff, kamus
Keperawatan, 1997). Tumor otak adalah tumor jinak pada selaput otak atau salah satu
otak (Rosa Mariono, MA, Standart asuhan Keperawatan St. Carolus, 2000). Karsinoma
otak (maligna) adalah neoplasma yang tumbuh di selaput otak. Neoplasama ialah
sekumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus menerus secara
terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh
(Patologi, dr. Achmad Tjarta 1973).
Tumor otak adalah pertumbuhan abnormal dari perkembangan asal, primer metastasi
k yang terjadi didalam otak dan stuktur penyokong.
18
Tumor otak merupakan sebuah lesi yang terletak pada intrakranial yang menempati ruang
didalan tengkorak. Tumor selalu tumbuh sebagai sebuah massa berbentuk bola juga dapat
menyebar kejaringan.
2. Etiologi
Pada dasarnya penyebab tumor otak BELUM DIKETAHUI PENYEBABNYA, tetapi
ditemukan beberapa faktor risiko, yaitu:
Genetik
Pemakaian rokok yang mengandung nikotin dan zat-zat adiktif lainnya.
Benzene dan zat kimia lain yang berada di lingkungan, diserap oleh darah sehingga
meracuni seluruh jaringan tubuh
Mengonsumsi minuman dan makanan yang mengandung zat pengawet
Gaya hidup yang tidak sehat
Akibat radiasi
3. Patofisiologi
4. Manifestasi Klinis
Lobus Frontalis :
a. Respon afektif tidak tepat: mudah lupa.
b. Kurang perhatian : kehilangan minat sosial
c. Penilaian kurang
d. Gangguan pengendalian spingter
e. Kejang motorik fokal
f. Sakit kepala
Lobus Temporalis
a. Kehilangan memori terbaru.
b.Venomena visual
c. Gangguan auditorius
19
d. Kejang psikomotor
e. Halusinasi olfaktorius atau gustatorius
f. Afasia sensori
Lobus occipitalis
a. Gangguan visual
b. Kebutaan sentral
c. Kebutaan kortikal atau guastorius
d. Halusinasi visual
Serebelum
a. Tak terkoordinasi : ataksia
b. Kehilangan keseimbangan
c. Mual muntah
d. Vertigo
Lobus parietalis
a. Kehilangan sensoris
b. Apraksia
c. Gangguan persepsi tubuh.
Berdasarkan tipe :
Gliomas :
a. Terjadi pada hemisfer cerebral
b. Sakit kepala
c. Muntah
d. Perubahan kepribadian : peka rangsang, apatis
Neuroma Akustik
a. Vertigo
b. Ataksia
c. Parestesia dan kelemahan wajah (saraf kranial V, VII)
20
d. Kehilangan refleks kornea
e. Penurunan sensitifitas terhadap sentuhan (saraf kranial V, XI)
f. Kehilangan pendengaran unilateral
Meningioma
a. Kejang
b. Eksoftalmus unilateral
c. Palsi otot ekstraokuler
d. Gangguan pandangan
e. Gangguan Olfaktorius
f. Paresis
Adenoma hipofisis
a. Akromegali
b. Hipopituitari
c. Sindrom Cushing
d. Wanita : amenorea, sterilisasi
e. Pria : kehilangan libido, impotensi
f. Gangguan penglihatan
g. DM
h. Hipotiroid
i. Hipoadrenalin
j. Diabetes insipidus
k. IADH
5. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan fisik dan neurologis
Pemeriksaan lapang pandang
MRI
21
Pemeriksaan sinar X kepala
Fungsi Lumbal (Lumbal punksi)
EEG
Echoencepalografi
CT Scan
Angiografi cerebral
Glukosa
6. Komplikasi
Herniasi
Peningkatan Tekanan Darah
Kejang
Defisit Neurologis
Peningkatan TK
Perubahan fungsi pernafasan
Perubahan dalam kesadaran
Perubahan kepribadian
7. Penatalaksanaan Medis
Tumor otak yang tidak diobati menunjukkan arah kematian, salah satu akibat dari
peningkatan TIK atau kerusakan otak yang disebabkan tumor. Pasien tumor otak harus
dievaluasi dan diobati segera bila memungkinkan sebelum kerusakan neurologis.
Tujuannya adalah mengangkat dan memusnahkan semua tumor, salah satu variasi
pengobatan dapat digunakan pendekatan spesifik bergantung pada tipe tumor, lokasi dan
kemungkinan untuk dicapai dengan mudah. Kombinasi ini dapat digunakan sebagai
modal.
22
a. Pendekatan Pembedahan Konvensional ( Craniotomi)
Pendekatan ini digunakan untuk mengobati pasien meningioma, neuroma akustik,
astrositoma kistik pada serebelum, kista koloid pada ventrikel ketiga, tumor konginetal
(kista dermoit, glanuloma). Untuk pasien –pasien dengan glioma maligna, pengangkatan
tumor secara menyeluruh, dan pengobatan tidak mungkin, tetapi dapat masuk akal dengan
tindakan yang mencakup pengurangan TIK, mengangkat jaringan nekrotik, dan
mengurangi bagian yang besar dari tumor.
b. Pendekatan Stereotaktik
Dapat digunakan Laser dan radiasi, radioisotop dapat ditempelkan langsung kedalam
tumor untuk menghasilkan dosis tinggi pada radiasi tumor (brakhiterapi) sambil
meminimalkan pengaruh pada jaringan otak disekitarnya.
c. Penggunaan Pisau Gamma U/ bedah Radio
Untuk tumor yang tidak dapat dimasukkan obat, tindakan tersebut sering dilakukan
sendiri. Keuntungan metode ini : tidak membutuhkan insisi pembedahan, kerugiannya :
waktu lambat diantara pengobatan dan hasil yang diharapkan.
d. Kemoterapi dan Radiasi Eksterna.
Hal ini bisa digunakan dengan satu model atau kombinasi. Terapi radiasi merupakan
dasar pada pengobatan beberapa tumor otak, juga menurunkan timbulnya kembali tumor
yang tidak lengkap
8. Penatalaksanaan Keperawatan
23
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Perawatan yang diberikan pada penderita tumor sangat bergantung pada tipe tumor,
penyebab, juga lokasi tumor tumbuh. Jika dalam pemeriksaan tumor yang dimaksud tidak
mempunyai kemungkinan untuk menyebar, dan area nya sangat aman dan tidak
menimbulkan kerusakan organ di dekatnya, maka tidak diperlukan perawatan yang serius.
Sering kali tumor dapat dihilangkan dengan perawatan standar. Tapi untuk tumor otak,
harus dilakukan operasi yang harus mengikuti prosedur tingkat tinggi dan amat ketat. Hal
ini dikarenakan untuk mengurangi efek merusak yang bisa terjadi di sekitar lokasi
pembedahan.
24