Download - Tugas Sppk Lj
-
TUGAS SPPK LJ-K3
Nama kelompok :
- Enny sekti fidayanti (0514140134)
- Frisalia yuniarti (0514140135)
- Isna farikha mashurin (0514140141)
- Amilatun nazikhah (0514140142)
1. Sebutkan macam-macam zat yang ada didalam APAR (Jenis APAR) serta
fungsinya!
2. Sebutkan Syarat-syarat tata letak APAR dan video pemadaman !
3. Hitung Lebar tempat keluar (U) dan Jumlah pintu keluar (E) berdasarkan
klasifikasi bahaya hunian di Ruang Kantor nya masing-masing !
Jawab :
1. Ada berbagai macam bahan yang digunakan untuk isi APAR (Jenis APAR),
yang mana di sesuaikan dengan tingkat kebakaran yang akan di tangani (jenis
kebakaran yang terjadi), sehingga dapat dicapai pemadaman yang efektif, efisien dan aman.
Jenis Media pemadaman api yang umum dipakai untuk alat pemadam api
ringan adalah :
a. Jenis Cairan (Air)
b. Jenis Busa (Foam)
c. Jenis Tepung kimia kering (Dry Chemical Powder)
d. Jenis Gas (Karbon dioksida / CO2)
e. Jenis cairan mudah menguap (Halon)
Setiap jenis media pemadam api memiliki karakteristik-karakteristik dalam
memadamkan api, mempunyai keunggulan untuk klas tertentu dan mungkin
dapat berbahaya untuk jenis kebakaran lainnya.
a. Air
Air adalah bahan pemadam api yang umum digunakan karena mempunyai
sifat pemadaman dan keuntungan yang lebih banyak dibandingkan dengan
-
bahan pemadam api lainnya. Air mempunyai beberapa keuntungan antara
lain:
Mudah didapat dalam jumlah yang banyak
Harganya murah
Mudah disimpan, diangkut dan dialirkan
Dapat dipancarkan dalam bentuk :
o Jet (Jet Stream)
o Setengah tirai (Coarse Spray Stream)
o Tirai (Spray Stream)
o Mempunyai daya mengembang yg besar dan daya untuk penguapan
yang tingi.
Air dalam pemadaman bekerja secara fisis yaitu :
Mendinginkan (cooling)
Air (Water) mempunyai daya penyerap panas yang cukup tinggi, dalam
hal ini berfungsi sebagai pendingin. Panas yang diserap dari 150C
sampai 1000C : 84,4 KCal/kg (152BTU/lb). Panas laten penguapan :
538KCal/kg (970BTU/lb). Panas yang diserap air dari 150C sampai
menjadi uap (1000C) adalah 622KCal/kg atau 1122BTU/lb
(9362BTU/galon).
Menyelimut (Smothering)
Air yang terkena panas berubah menjadi uap dan uap tersebutlah yang
menyelimuti bahan bakar yang terbakar. Dalam penyelimutan ini air
cukup efektif karena dari 1 liter air akan berubah menjadi uap sebanyak
1670 liter uap air.
Jenis APAR Air (water) ini berfungsi untuk memadamkan kebakaran kelas
A: bahan bahan padat non logam seperti Kayu, Kertas, Kain, Karet,
Plastik, dll (sangat efektif) karena dapat menembus sampai bagian dalam.
Namun Air tidak dapat digunakan untuk :
a. Kebakaran pada aparat listrik yang bertegangan (klas C)
b. Kebakaran minyak (klas B)
c. Kebaran bahan yang reaktif terhadap air (klas B)
-
d. Kebakaran logam (klas D)
Ada 3 (tiga) macam APAR air ialah :
a. Air dengan pompa tangan
b. Air bertekanan
c. Asam soda/soda acid.
Gambar 1. Jenis APAR Air
b. Busa (Foam)
Busa (foam) pemadam api adalah kumpulan cairan yang berbentuk
gelembung gelembung (buih-buih) kecil yang stabil dan mempunyai berat
jenis sangat rendah dibandingkan air maupun minyak yang berisi
gas/udara yang dapat mengapung di atas permukaan Zat cair dan mengalir
di permukaan Zat padat.
Berdasarkan klas kebakaran, maka busa dibagi menjadi beberapa bagian
antara lain:
Busa Regular
Yaitu busa yang hanya mampu memadamkan bahan-bahan yang berasal
dari Hydrocarbon atau bahan-bahan cair bukan pelarut (solvent).
Busa serbaguna (All purpose foam)
Busa ini juga sebagai busa anti alkohol yang dapat memadamkan
kebakaran yang berasal dari cairan pelarut seperti : alkohol, either, atau
zat cair yang melarut.
-
Berdasarkan cara terjadinya, maka busa dibagi menjadi:
Busa kimia (Chemical Foam)
Busa ini terjadi karena adanya proses kimia (chemical foam), yaitu
percampuran bahan-bahan kimia.
Bahan bakunya :
Tepung tunggal (single powder); Tepung ini bila bercampur dengan
air akan menjadi busa.
Tepung ganda (dual powder); Tepung ini terdiri dari tepung
alumunium sulfat dan tepung natrium carbonat.
Kedua tepung tersebut masing-masing dilarutkan dengan air dengan
perbandingan volume tertentu. Apabila keduanya dicampurkan akan
terjadi bentuk busa.
Proses kimianya sebagai berikut :
Al2(SO4)2 + 6Na HCO3 ----> 2Al(OH)3 + 3Na2SO4 + 6CO2
Busa kimia adalah bahan pemadam api yang efektif untuk kebakaran
minyak (biasa ditempatkan dipompa-pompa bensin). Bahan yang biasa
digunakan yaitu tepung alumunium sulfat dan natrium bikarbonat yang
keduanya dilarutkan dalam air. Hasilnya adalah busa yang volumenya
dapat mencapai 10 kali lipat. Pemadaman api oleh busa merupakan
sistem isolasi, yaitu mencegah oksigen untuk tidak ikut dalam reaksi.
Busa Mekanik
Busa ini terjadi karena proses mekanis yaitu berupa adukan dari bahan
bahan pembuat busa yang terjadi dari cairan busa dan udara. Untuk
melaksnakan proses pembuatan busa dipergunakan alat-alat pembuat
busa.
Proses pembuatannya yaitu Pada air dicampurkan cairan busa sehingga
membentuk larutan busa. Karena proses adukan atau penguapan udara
kedalam larutan busa maka terbentuklah busa mekanik.
Bahan-bahan cairan busa adalah sebagai berikut :
1. Protein (hewani dan nabati)
2. Fluoro protein (FP 70)
3. Fluorocarbon surfactant (AF3, light water)
-
4. Detergent atau hydrocarbon surfactant atau louryalcohol, ini
disebut sebagai cairan busa expansi tinggi. Fluorocarbon surfactant
dan hydrocarbon surfactant disebut juga sebagai cairan busa
sintetis.
Busa mekanik adalah bahan pemadam api yang juga efektif untuk
kebakaran minyak. Busa ini terjadi karena adanya proses mekanis yaitu
berupa adukan dari bahan-bahan pembuat busa yang terdiri dari cairan
busa (foam liquid), air, dan udara. Dalam proses pembuatan busa
mekanik biasanya digunakan alat-alat pembuat busa.
Prinsip Pemadaman api dari APAR busa ini yaitu menutupi, melemahkan
dan mendinginkan.
Menutupi (smothering) yaitu membuat selimut busa di atas bahan
yang terbakar, sehingga kontak dengan oxygen (udara) terputus
Melemahkan yaitu mencegah penguapan cairan yang mudah terbakar
Mendinginkan (cooling)yaitu menyerap kalori cairan yang mudah
terbakar sehingga suhunya turun.
Jenis APAR Busa ini berfungsi untuk memadamkan Kebakaran Kelas A :
bahan-bahan padat non-logam seperti Kertas, Kain, Karet dan lain
sebagainya & B : bahan-bahan cair yang mudah terbakar seperti Minyak,
Alkohol, Solvent dan lain sebagainya. Alat pemadam berbahan busa
memiliki kemampuan untuk mengurangi resiko menyalanya kembali api
setelah pemadaman. Setelah api dipadamkan, busa secara efektif
menghilangkan uap bersamaan dengan pendinginan api.
Dapat digunakan untuk memadamkan api kelas A namun sangat cocok
bila digunakan untuk kelas B.
Bersifat Kondukstif (Penghantar Listrik). Tidak dapat dipakai untuk
memadamkan api kelas C.
Foam bersifat ringan, efektif untuk memadamkan zat cair yang mudah
terbakar dengan cara mengisolasi oksigen dan menutupi permukaan zat
cair untuk menghindari api yang dapat menjalar kembali.
-
Gambar 2. Jenis APAR Busa (foam)
c. Tepung kimia kering (Dry Chemical Powder)
Dry Chemical adalah berbagai campuran dari partikel-partikel benda padat
halus (berbentuk bubuk) yang kadang diberi tambahan perlakuan khusus,
agar tahan pada pak-nya, tahan lembab(mencegah efek ceking), dan untuk
mendapat karakteristik aliran yang dikehendaki.
Menurut klas kebakaran yang dipadamkan, maka tepung kimia kering
dibagi sebagai berikut :
1. Tepung Kimia Biasa (Regular Dry Chemical)
Yaitu tepung kimia yang dapat memadamkan kebakaran kelas B
(Kebakaran Minyak) dan C (Kebakaran Listrik). Bahan baku
tepung kimia regular:
Sodium bicarbonat/baking soda (NaHCO3)
Potasium bicarbonat (KHCO3), ini dikenal sebagai purple "K"
yaitu untuk mencegah sifat higroskopis (mengisap air), dan
penggumpalan serta untuk memberikan daya pengaktifan yang
lebih baik, maka ditambah logam stearte dan lain aditive (rahasia
perusahaan/pembuatnya).
Potasium carbonat (K2CO3)yang dikenal sebagai "Monnex"
Potasium Chloride (KCL) yang dikenal sebagai Super "K"
-
2. Tepung Kimia Serbaguna (Multipurpose Dry Chemical)
Tepung ini dikenal sebagai tepung kimia ABC. Tepung sangat efektif
untuk memadamkan kebakaran klas A, B, C ; misalnya minyak, kayu,
gas dan listrik.
Bahan baku tepung kimia multipurpose: mono ammunium phosphate
(MAP)
3. Tepung Kimia Kering /Khusus (Dry Powder)
Tepung kimia khusus atau tepung kimia kering atau dry powder untuk
memadamkan kebakaran logam (kebakaran klas D). Bahan baku kimia
kering :
Campuran Kalium Chloride, Barium Chloride, Magnesium
Chloride, Natrium Chloride dan Kalsium Chloride.
Bubuk grafik dengan berbagai campuran lain seperti Organic
Phosphate. Dalam perdagangan jenis ini dikenal dengan jenis nama
antara lain : Lith-X powder, Metal-X Guard powder, Pyrene G-L
Powder.
Campuran Sodium Chloride tri Kalsium Phosphate, metal Stearate
dan termo plastic. Dalam perdagangan dijual dengan nama Mat-L-
X powder.
Campuran Sodium Chloride, Amonium Phosphate. Dalam
perdaganagan dikenal dengan nama Pyromet Powder. campuran
bahan-bahan kimia:kalium clorida,blarium clorida,magnesium
clorida,natrium clorida,calcium clorida.
Prinsip Pemadaman Api dari APAR Tepung Kimia Kering ini yaitu
dengan
Secara fisik yaitu dengan mengadakan pemisahan atau penyelimutan
penyelimutan bahan bakar, sehingga tidak terjadi pencampuran
oksigen dengan uap bahan bakar. Semua tepung mempunyai cara
kerja fisik seperti ini.
Secara kimiawi yaitu memutus rantai reaksi pembakaran dimana
partikel partikel tepung kimia tersebut akan menyerap radikal
hidroksil dari api.
-
Daya pemadam dari serbuk kimia kering bergantung kepada jumlah serbuk
yang dapat menutupi permukaan yang terbakar. Makin halus butir-butir
serbuk kimia kering makin luas permukaan yang dapat ditutupi.
Jenis APAR Tepung Kimia Kering ini berfungsi ganda (multi purpose
extinguisher)
Merupakan media pemadam api serbaguna, aman dan luas
pemakaiannya karena dapat mematikan api kelas A, B, dan C.
Dapat menahan radiasi panas dengan kabut partikelnya.
Tidak menghantarkan listrik (Non Konduktif). Powder berfungsi
mengikat oksigen (isolasi) dan juga dapat mengikatgas-gas lain yang
membahayakan,
Serbuk kimia kering tidak beracun (Non Toxic).
Sedangkan jenis APAR Ini juga punya kekurangan yaitu untuk
pemadaman kelas A dapat terjadi penyalaan kembali karena fisik dan
bahannya tidak dapat meresap kepori-pori benda yang terbakar. Satu lagi
kekurangannya adalah karena bentuk fisiknya yang serbuk akan
meninggalkan sisa bahan yang mengotori sekitar tempat kebakaran, dan
pada kasus menyangkut pemadaman kebakaran alatalatelektronik dapat
menyebabkan kerusakan karena menyusupnya serbuk bahan kesela-sela
komponen peralatan.
Gambar 3. Jenis APAR Tepung Kimia Kering (Dry Chemical Powder)
-
d. Karbon dioksida (CO2)
Gas-gas yang umum digunakan sebagai media pemadam kebakaran adalah
gas C02,gas argon,gas N2 serta gas-gas inert lainnya. Namun hanya gas
CO2 dan N2 yang banyak dipakai karena gas argon mahal. Gas N2 lebih
banyak dipergunakan sebagai tenaga dorong kimia pada instalasi
pemadaman tetap dan APAR ataupun dilarutkan dalam halon. sedangkan
yang langsung digunakan untuk memadamkan api adalah gas asam (CO2).
Dalam pemakaiannya gas CO2 disimpan dalam botol yang mempunyai
tekanan 1000 - 1200 psi ( 80 atm). Media pemadam api CO2 di dalam
tabung harus dalam keadaan fase/wujud cair bertekanan tinggi.
APAR Jenis ini berisi gas CO2 yang dimampatkan sehingga apabila kran
di buka maka gas CO2 akan keluar, biasanya terlihat seperti awan putih
dan sedikit gumpalan salju.
Prinsip kerja gas CO2 dalam memadamkan api adalah Media pemadam
jenis gas akan memadamkan api secara fisis yaitu: Pendinginan (Cooling)
yaitu gas CO2 yang dingin efektif untuk menurunkan temperatur
penyalaan pada materi yang terbakar dan Penyelimutan (Dilusi) yaitu CO2
dalam jumlah yang besar akan membuat selimut dan menutupi materi yang
terbakar sehingga terpisah dengan oksigen dan memutuskan rantai reaksi
kimia yaitu CO2 akan mengikat radikal hidroksil sebanding dengan CO2
yang ada.
Jenis APAR Karbon Dioksida ini berfungsi untuk memadamkan
Kebakaran Kelas B (bahan cair yang mudah terbakar) dan Kelas C
(Instalasi Listrik yang bertegangan). CO2 memiliki sifat non-konduktif
dan anti statis. Karena gas ini tidak berbahaya untuk peralatan dan bahan
yang halus, sangat ideal untuk lingkungan kantor yang modern, dimana
minyak, solvent dan lilin sering digunakan.
Kelebihan pemakaian CO2 antara lain :
Efektif untuk pemadaman di dalam ruangan dan pada tangki cairan
yang mudah terbakar,. Misalnya untuk kamar-kamar mesin, ruang
generator, ruang berisi panel-panel listrik, dan lain-lain.
-
Tidak menghantar arus listrik
Tidak merusak atau meninggalkan noda.
Murah,mudah didapat dipasaran,tidak beracun dan menyemprot
dengan tekanan penguapannya sendiri (self expelling)
Kekurangan pemakaian CO2 antara lain :
Wadahnya berat
Tidak efektif untuk area terbuka
Tidak cocok untuk kelas A
Tidak ekonomis untuk area kebakaran yang luas
Menurunkan kadar oksigen dapat menyebabkan sesak napas.
Gambar 4. Jenis APAR Karbon Dioksida (CO2)
e. Halon
Halon merupakan singkatan dari halogenated hydrocarbon yaitu
kelompok bahan pemadam yang disimpan dibawah tekanan dalam bentuk
cair,namun bila disemprotkan dan mengenai api akan menjadi uap yang
lebih berat (5 kali) dari udara.
Halon adalah senyawa hirokarbon atas kelompok yang terdiri atas elemen
non metalik yang dikenal halogen (florine, chlorine, bromine tau lodine).
Walau banyak yang termasuk golongan hidrokarbon terhalogenisasi, akan
tetapi hanya beberapa jenis halon yang sesuai untuk bahan pemadam api.
Halon tidak mengahantar arus listrik dan efektif untuk memadamkan
-
kebakaran permukaan seperti pada cairan yang mudah terbakar, sebagian
besar material padat mudah terbakar dan kebakaran listrik
Prinsip pemadaman jenis APAR halon ini adalah penyelimutan. Yaitu
dengan cara mendesak udara/oksigen sehingga tidak bercampur dengan
bahn bakar dan akhirnya api padam.
Jenis APAR Halon ini berfungsi untuk memadamkan kebakaran jenis api
kelas B dan C, dalam kebakaran kelas A halon dapat digunakan tetapi
kurang efesien.
Keunggulan pemadaman dengan halon adalah bersih dan daya
pemadamannya sangat tinggi dibandingkan media pemadam lain namun
halon juga memiliki kelemahan yaitu tidak efektif untuk kebakaran di area
terbuka dan beracun maka cukup membahayakan terhadap manusia.
Pada saat tejadi kebakaran, apabila digunakan halon untuk memadamkan
api maka seluruh penghuni harus meninggalkan ruangan keculi bagi yang
sudah mengetahui betul cara penggunannya.
Beberapa jenis halon diantara adalah :
- Halon 1301 (BTM) bromotriflucromethan CBrF3
- Halon 1211 (BCF) bromokhlorodifluoromethan CBrCIF2
- Halon 1201 (DBF) dibromodifluoromethan CBr2F2
- Halon 1011 (CBM) khlorobromomethan CH2BrCI
- Halon 1040 (CTC) karbontetrakhlorida CCI4
- Halon 1001 methylbromide CH3Br
Jenis gas halon yang dapat digunakan sebagai alat pemadam adalah halon
1301 (BTM) dan halon 1211 (BCF)
Halon 1301 (BTM CBrF3) dengan konsentrasi 4% digunakan untuk
pencegahan kebakaran terhadap alat-alat elektronik.
-
Kebakaran dan jenis Alat Pemadam Api Ringan berdasarkan
PERMENAKERTRANS RI No. 04/MEN/1980 Lampiran I
Gol
Bahan yang
Terbakar
Air 9
liter
Busa 9
liter
Tetrachoorko
l ostop
chloorbrom
methan 1
liter
Karbon
dioksida
Tepung
BCF
9HA
L C
P +
PK
PG P M
Kelas
A Kebakaran pada permukaan
bahan seperti : kayu, teksil
VV V V/XXX V V VVV X V
Kebakaran sampai bagian
dalam dari bahan seperti kayu,
majun, arang batu VV V XXX X X VVV X X
Kebakaran dari barang barang yang jarang terdapat
dan berharga VV/XX XX XX/XXX X X VVV X V
Kebakaran dari bahan bahan yang pada pemanasan mudah
mengurai
V X XXX X X VVV X X
Kelas
B Kebakaran dari bensin, bensol,
cat ( yg tdk bercam pur dgn
air )
XXX V V/XXX VV VVV VV X VV
Kebakaran dr Alcohol &
sebangsanya (bercampur air) X X V/XXX V VVV VV X V
Gas yang Mengalir X X V/XXX V VV
V
VV X V
Kelas
C
Panel penghubung, Peti
penghubung, Sentral telepon,
Transformator
XXX XXX VV/XXX VVV V VV X VVV
Kelas
D
Magnesium, Natrium,
Aluminium
XXX XXX XXX X XXX VV VVV XXX
(Sumber : PERMENAKERTRANS RI No. 04/MEN/1980)
Keterangan
VVV : Sangat efektif
VV : Dapat digunakan
V : Kurang tepat/tidak dianjurkan
X : Tidak tepat
XX : Merusak
XXX : Berbahaya
-
2. Syarat- syarat tata letak / pemasangan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Alat pemadam api ringan ialah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh
satu orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran. Bahwa
dalam rangka untuk mensiap-siagakan pemberantasan pada mula terjadinya
kebakaran, maka setiap alat pemadam api ringan harus memenuhi syarat-
syarat keselamatan kerja.
Berdasarkan peraturan Permenaker No. Per 04/Men/1980 tentang syarat-
syarat pemasangan dan pemeliharaan APAR, dan UU. No 1 Tahun 1970,
maka syarat tata letak APAR sebagai berikut :
1. Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan
pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil
serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan.
Artinya APAR digunakan pada saat yang sangat mendesak, jadi otak pun
biasa panik dan harus dengan cepat melihat APAR tedekat.
Tanda Menyatakan Tempat Alat Pemadam Api Ringan Yang Dipasang
Pada Dinding:
Catatan:
1. Segi tiga sama sisi dengan warna dasar merah.
2. Ukuran sisi 35 cm.
3. Tinggi huruf 3 cm. Berwarna putih.
4. Tinggi tanda panah 7,5 cm warna putih
2. Tinggi pemberian tanda pemasangan alat pemadam api ringan adalah 125
cm dari dasar lantai tepat diatas satu atau kelompok alat pemadam api
ringan bersangkutan.
-
Tanda Untuk Menyatakan Tempat Alat Pemadam Yang Dipasang Pada
Tiang Kolom:
Catatan:
1. Warna dasar tanda pemasangan merah.
2. Lebar ban pada kolom 20 cm sekitar kolom
3. Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus sesuai
dengan jenis dan penggolongan kebakaran
4. Penempatan antara alat pemadam api yang satu dengan lainnya atau
kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali
ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan Kerja.
Artinya Untuk penyebaran kemudahan penggunaan pada saat mendesak.
5. Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna merah.
-
6. Dilarang memasang dan menggunakan alat pemadam api ringan yang
didapati sudah berlubang-lubang atau cacat karena karat.
7. Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang (ditempatkan)
menggantung pada dinding dengan penguatan sengkang atau dengan
konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan dalam lemari atau peti (box)
yang tidak dikunci.
8. Lemari atau peti (box) dapat dikunci dengan syarat bagian depannya
harus diberi kaca aman (safety glass) dengan tebal maximum 2 mm.
Artinya Agar mudah diambil dan terlihat, serta untuk melindungi powder
yang ada didalamnya agar tidak beku karena cuaca yang ada diluarnya.
Tebal 2 mm untuk mempermudah memecahkan kaca tsb jika hendak
digunakan.
9. Sengkang atau konstruksi penguat lainnya seperti Lemari atau peti (box)
tidak boleh dikunci atau digembok atau diikat mati
10. Ukuran panjang dan lebar bingkai kaca aman (safety glass) harus
disesuaikan dengan besarya alat pemadam api ringan yang ada dalam
lemari atau peti (box) sehingga mudah dikeluarkan.
11. Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga
bagian paling atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari
permukaan lantai kecuali jenis CO2 dan tepung kering (dry chemical)
dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak antara dasar alat
pemadam api ringan tidak kurang 15 cm dan permukaan lantai.
Artinya Menyesuaikan standar rata-rata tinggi orang Indonesia agar
mudah diangkat/dijinjing
-
12. Alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan atau
tempat dimana suhu melebihi 49C atau turun sampai minus 44C
kecuali apabila alat pemadam api ringan tersebut dibuat khusus untuk
suhu diluar batas tersebut diatas.
Artinya Jika APAR di tempatkan dibawah suhu 4 derajat Celcius Powder
akan membeku dan tidak dapat digunakan, jika APAR di tempatkan
diatas suhu 49 derajat, APAR akan meledak karena akan berpengaruh
pada tekanan gas yang ada didalam tabung APAR.
13. Alat pemadam api ringan yang ditempatkan di alam terbuka harus
dilindungi dengan tutup pengaman.
14. Terdapat cara penggunaan APAR di dekat tulisan APAR
Artinya Untuk mempermudah penggunaan APAR jika orang awam yang
belum pernah training Fire Drill.
-
Contoh cara pemasangan APAR 6 kg jenis ABC di gedung perkantoran
Cara penggunaan APAR
Sebelum memutuskan untuk memadamkan api, pastikan bahwa :
Api yang dihadapi tidak besar dan tidak menyebar. Api dapat cepat
membesar dan menyebar dalam waktu hanya dua atau tiga menit.
Anda mempunyai alat pemadam api yang sesuai dengan jenis kebakaran.
Api tidak menghalangi jalan keluar jika Anda tidak dapat menguasainya.
Cara yang baik untuk memastikannya adalah dengan membelakangi jalan
keluar Anda sehingga akses menuju keluar tetap dalam posisi terlindung
dan api.
APAR (Alat Pemadam Api Ringan) bekerja. Periksa APAR paling tidak
satu kali
dalam sebulan dan kebocoran, atau tanda-tanda kerusakan lainnya. Yakin
bahwa tekanan sesuai standar rekomendasi. Pada alat pemadam yang
dilengkapi dengan pengukur tekanan, jarum harus berada di area hijau
dalam posisi tidak terlalu tinggi atau rendah.
-
Mengerti benar cara menggunakan APAR. Sebab dalam situasi darurat,
tidak ada cukup waktu untuk membaca cara pengoperasian atau
penggunaan.
Hal-hal yang tidak boleh dilakukan pada saat memadamkan api,antara lain :
Api menyebar dengan cepat. Gunakan APAR hanya ketika api masih
dalam tahap awal /nyala kecil. Jika api sudah membesar dan menyebar,
lakukan evakuasi dan telepon pemadam kebakaran.
Anda tidak tahu apa yang terbakar. Kalau Anda tidak tahu apa yang
terbakar, Anda tidak akan tahu jenis fire extinguisher apa yang akan
digunakan. Walaupun Anda mempunyai APAR type ABC, selalu ada
kemungkinan timbul peledakan yang menimbulkan asap beracun.
Anda tidak mempunyai APAR yang layak. Salah jenis penggunaan
APAR dapat membahayakan atau mengancam jiwa.
Ada banyak asap atau Anda beresiko menghisap asap. Lebih dari 7
(tujuh) dari 10 (sepuluh) kematian akibat kebakaran disebabkan oleh
karena menghisap gas beracun yang dihasilkan oleh api.
Cara memadamkan api yang aman,antara lain :
Selalu berdiri dekat pintu keluar dibelakang Anda.
Berdiri jaug beberapa meter dari api,bergerak lebih dekat saat api mulai
berkurang.
Gunakan gerakan mengayun dan arahkan ke dasar / pokok api.
Jika memungkinkan,jangan memadamkan pai seorang diri .Ajaklah
seseorang untuk membantu Anda.
Pastikan untuk melihat area sekali lagi untuk memastikan tidak ada yang
terbakar lagi. Beberapa macam api / kebakaran akan menghasilkan
sejumlah karbon monoksida, gas beracun yang mematikan dihasilkan
oleh api / kebakaran. Bahan-bahan seperti wol, sutera, nilon dan plastik
dapat menghasilkan gas racun yang sangat tinggi kadarnya seperti karbon
dioksida, hidrogen sianida atau hidrogen klorida yang semua itu dapat
berakibat fatal.
-
Klasifikasi Bahaya Hunian
Klasifikasi bahaya hunian ini dimaksudkan untuk dapat disesuaikan
dengan sarana dan prasarana emergency, klasifikasi tersebut, terdiri dari:
1. Bahaya kebakaran ringan ialah hunian yang mempunyai nilai
kemudahan terbakar rendah dan apabila terjadi kebakaran melepaskan
panas rendah, serta menjalarnya api lambat. Yang termasuk hunian bahaya
kebakaran ringan antara lain:
Ibadat
Perkantoran
Klub
Perumahan
Tempat pendidikan
Rumah Makan
Tempat Perawatan
Hotel
Lembaga
Rumah Sakit
Perpustakaan
Penjara
Museum
2. Bahaya kebakaran sedang kelompok I, yakni hunian yang mempunyai
kemudahan terbakar rendah penimbunan bahan yang mudah terbakar
sedang dengan tinggi tidak lebih dari 2,5 meter dan apabila terjadi
kebakaran melepaskan panas sedang. Yang termasuk hunian bahaya
kebakaran sedang kelompok I antara lain:
- Parkir Mobil
- Pabrik Susu
- Pabrik Roti
- Pabrik Elektronika
- Pabrik Minuman
- Binatu
- Pengalengan
-
- Pabrik Permata
- Pabrik Barang Gelas
3. Bahaya kebakaran sedang kelompok II, yakni hunian yang mempunyai nilai
kemudahan terbakar sedang, penimbunan bahan yang mudah terbakar
dengan tinggi tidak lebih dari 4 meter dan apabila terjadi kebakaran
melepaskan panas sedang, sehingga menjalarnya api sedang. Yang
termasuk hunian bahaya kebakaran sedang kelompok II antara lain:
- Penggilingan Gandum atau Beras
- Pabrik Bahan Makanan
- Pabrik Kimia
- Pertokoan Dengan Pramuniaga Kurang Dari 50 Orang
4. Bahaya kebakaran sedang kelompok III, yakni hunian yang mempunyai nilai
kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran, melepaskan panas
tinggi, sehingga menjalarnya api cepat. Yang termasuk hunian bahaya
kebakaran sedang kelompok III antara lain:
- Pameran
- Gudang (Cat, Minuman keras)
- Pabrik Ban
- Pabrik Permadani
- Bengkel Mobil
- Studio Pemancar
- Penggergajian Kayu
- Pabrik Pengolahan Tepung
- Pertokoan Yang Pramuniaga lebih dari 50 orang
5. Bahaya kebakaran berat, yakni hunian yang mempunyai nilai kemudahan
terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas tinggi
dan penjalaran api cepat. Yang termasuk hunian bahaya kebakaran berat:
- Pabrik Kimia, Bahan Peledak dan Cat
- Pabrik Korek Api, Kembang Api
- Pemintalan Benang
- Studio Film dan Televisi
- Penyulingan Minyak
-
- Pabrik Karet Busa, Plastik Busa
Sebagai standar sarana gedung dalam hal keselamatan, sangat penting penggunaan
tanda/petunjuk untuk jalur evakuasi menuju tempat/lokasi yang aman.
Berikut ini adalah contoh Tanda atau petunjuk tersebut biasanya bertuliskan,
"EXIT" , "TANGGA DARURAT" , "JALUR EVAKUASI"