Download - TUGAS KELOMPOK
Tugas Kelompok
Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Positivis
PROSES PENELITIAN
OLEH:
ABDUL SAMING (P3400215015)
HASBULLAH HAJAR (P3400215022)
PROGRAM MAGISTER SAIN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas selesainya
penyusunan makalah ini. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tanggungjawab
penulis sebagai mahasiswa.
Adapun judul yang penulis angkat dari makalah ini adalah “Proses Penelitian”
diharapkan dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan tambahan wawasan dan
pengetahuan bagi para pembaca juga diharapkan kehadiran makalah ini dapat
memudahkan pembaca untuk memahami dan mendalami dan mengapresiasikan dari isi
makalah ini dalam peneletian yang hendak dilakukan.
Jika dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, penulis
memohon maaf sebesar-sebesarnya karena penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput
dari salah dan dosa maka dari itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Amin
Makassar, 04 Oktober 2015
KELOMPOK 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian ilmiah berfokus pada pemecahan masalah dan mengikuti metode langkah
demi langkah yang logis, terorganisasi, dan ketat untuk mengidentifikasi masalah,
mengumpulkan data, menganalisisnya, dan menarik kesimpulan yang valid dari hal tersebut.
Dalam makalah ini akan membahas mengenai proses penelitian yang dimulai dari langkah 1
sampai dengan langkah 5 yang terdiri dari bidang masalah yang luas, pengumpulan informasi
awal, definisi masalah, kerangka teoritis, dan penyusunan hipotesis.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa definisi bidang masalah yang luas?
2. Bagaimana cara mengumpulkan informasi awal?
3. Apa definisi survei literatur?
4. Apa definisi rumusan masalah?
5. Apa definisi proposal penelitian?
6. Bagaimana implikasi manajerial terhadap penelitian?
7. Isu etis apa yang ada dalam tahap investasi awal?
8. Apa definisi kerangka teoritis?
9. Apa definisi variabel?
10. Sebutkan jenis-jenis variabel?
11. Bagaimana menyusun hipotesis?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi bidang masalah yang luas.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengumpulkan informasi awal.
3. Untuk mengetahui apa definisi survei literature.
4. Untuk mengetahui apa definisi rumusan masalah.
5. Untuk mengetahui apa definisi proposal penelitian.
6. Untuk mengetahui bagaimana implikasi manajerial terhadap penelitian.
7. Untuk mengetahui isu etis apa yang ada dalam tahap investasi awal.
8. Untuk mengetahui apa definisi kerangka teoritis.
9. Untuk mengetahui apa definisi variable.
10. Untuk mengetahui jenis-jenis variable.
11. Untuk mengetahui bagaimana menyusun hipotesis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bidang Masalah Yang Luas
Bidang masalah yang luas mengacu pada seluruh situasi dimana seseorang melihat
sebuah kemungkinan dalam konteks organisasi yang perlu diselesaikan, bidang yang seorang
manajer yakini perlu ditingkatkan dalam organisasi, persoalan konseptual atau teoritis yang
perlu dipersempit bagi peneliti dasar untuk memahami fenomena tertentu, dan beberapa
pertanyaan penelitian yang seorang peneliti dasar ingin jawab secara empiris.
Suatu permasalahan serius yang terjadi pada kondisi sekarang dan membutuhkan
pemecahan masalah secepatnya diartikan sebagai suatu masalah. Masalah juga
mengindikasikan suatu ketertarikan pada suatu hal tertentu dimana penemuan jawaban yang
benar mungkin akan membantu untuk memperbaiki situasi yang ada. Beberapa contoh bidang
masalah luas yang seorang manajer bisa amati di tempat kerja adalah sebagai berikut:
1. Program pelatihan mungkin tidak seefektif seperti yang diharapkan.
2. Volume penjualan sebuah produk tidak juga meningkat.
3. Anggota kelompok minoritas dalam organisasi tidak meningkat dalam karier mereka.
4. Penyeimbangan harian dari pencatatan buku besar terus-menerus menjadi masalah.
5. Sistem informasi yang baru di-install tidak dimanfaatkan oleh para manajer yang menjadi
sasaran utama sistem tersebut.
6. Penerapan jam kerja fleksibel telah menimbulkan lebih banyak persoalan dibanding yang
dipecahkan dalam banyak organisasi.
7. Hasil yang diharapkan dari merger baru-baru ini belum juga tampak .
8. Pengendalian persediaan tidak efektif.
9. Instalasi sebuah SIM masih belum berhasil.
10. Pihak manajemen dari sebuah proyek tim yang kompleks dan multidepartemen
kehilangan kendali atas departemen litbang (R & D) dari sebuah perusahaan.
B. Pengumpulan Informasi Awal
1. Sifat Informasi yang Dikumpulkan
Sifat ilmiah dari informasi diperlukan untuk tujuan tersebut yang tergantung pada jenis
masalah yang ditangani, hal tersebut dapat diklasifikasikan secara luas ke dalam dua bagian:
a. Latar belakang informasi pada organisasi – merupakan faktor kontekstual
b. Pengetahuan yang berlaku pada topik – yang merupakan temuan-temuan relevan dari
penelitian sebelumnya.
c. Persepsi, sikap, dan respons perilaku anggota organisasi dan sistem klien (sejauh dapat
diterapkan).
Data yang diperoleh melalui sumber yang ada disebut dengan data sekunder. Karena itu,
ada beberapa data yang memang sudah ada dan tidak perlu dikumpulkan oleh peneliti.
Beberapa sumber data sekunder antara lain bulletin statistic, publikasi pemerintah, informasi
yang dipublikasikan atau tidak dipublikasikan dari dalam atau luar perusahaan, data yang
tersedia dari penelitian sebelumnya, studi kasus dan dokumen perpustakaan, data online, situs
Web perusahaan, dan internet secara umum.
Di lain hal, beberapa tipe informasi paling baik diperoleh melalui observasi pada
kegiatan, orang-orang dan objek, atau dengan menyebar kuisioner. Data yang dikumpulkan
untuk penelitian dari tempat aktual terjadinya peristiwa ini disebut data primer.
2. Informasi Latar Belakang mengenai Organisasi
Informasi latar belakang meliputi diantaranya, faktor kontekstual yang penting, yang
diperoleh dari berbagai sumber yang dipublikasikan seperti publikasi perdagangan, beberapa
panduan dan jasa bisnis lain, dokumen yang tersedia di dalam organisasi, dan web. Faktor
kontekstual mencakup :
a. Asal usul dan sejarah perusahaan – kapan berdiri, jenis bisnis, tingkat pertumbuhan,
kepemilikan serta control.
b. Ukuran dalam hal karyawan, asset, dan keduanya.
c. Program - Tujuan dan ideology
d. Lokasi – regional, nasional, dan lainnya
e. Sumber daya – manusia dan lainnya
f. Hubungan saling ketergantungan dengan institusi lain dan lingkungan eksternal.
g. Laporan keuangan selama 5 sampai 10 tahun terakhir, dan data finansial yang relevan.
h. Informasi faktor-faktor struktural, (misalnya peran dan posisi di dalam organisasi, jumlah
karyawan di setiap level kerja, saluran komunikasi, sistem control, dan sistem aliran kerja).
i. Informasi tentang filosofi manajemen
3. Informasi mengenai faktor struktural dan filosofi manajemen
Informasi mengenai kebijakan, struktural, arus kerja, filososfi manajemen, dan
semacamnya bisa diperoleh dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada. Bila pertanyaan
diajukan kepada beberapa manajer, ada kemungkinan bahwa sejumlah respons akan
bertentangan dan berlawanan. Seringnya terjadi kontradiksi semacam itu mungkin
menunjukkan persoalan komuikasi yang buruk atau mispersepsi di antara anggota organisasi
terkait filososfi, tujuan, nilai, dan sebagainya. Seringkali aspek-aspek struktur juga
memengaruhi persoalan dan perlu untuk diselidiki. Dibawah ini adalah beberapa faktor
struktural:
a. Peran dan posisi dalam organisasi dan jumlah karyawan pada setiap level pekerjaan
b. Tingkat spesialisasi
c. Saluran komunikasi
d. Sistem kendali
e. Koordinasi dan rentang kendali
f. Sistem penghargaan
g. Sistem arus kerja dan semacamnya.
4. Persepsi, sikap, dan respons perilaku
Persepsi karyawan terhadap pekerjaan, lingkungan kerja, sikap, dan respons perilaku
mereka diketahui dengan cara berbicara, mengamati, dan menanyakan respons mereka
melalui kuesioner. Faktor-faktor sikap terdiri atas keyakinan orang mengenai dan reaksi
terhadap hal berikut:
a. Sifat pekerjaan
b. Saling ketergantungan arus kerja
c. Superioritas dalam organisasi
d. Partisipasi dalam pengambilan keputusan
e. Sistem klien
f. Rekan kerja
g. Penghargaan yang diberikan oleh perusahaan, seperti kenaikan gaji dan tunjangan kerja
h. Kesempatan karier dalam organisasi
i. Sikap organisasi terkait tanggung jawab karyawan terhadap keluarga
j. Keterlibatan perusahaan dengan masyarakat, kepentingan umum, dan kelompok sosial
lainnya
k. Toleransi perusahaan terhadap karyawan yang cuti kerja.
Faktor perilaku mencakup kebiasaan kerja aktual seperti ketekunan, tingkat absensi,
kinerja, dan sebagainya.
C. Survei Literatur
Survei literatur merupakan dokumentasi dari tinjauan menyeluruh terhadap karya
publikasi dan nonpublikasi dari sumber sekunder dalam bidang minat khusus bagi peneliti.
Tinjauan ulang atas literatur akan membantu peneliti untuk mengidentifikasi dan menggaris
bawahi variabel-variabel penting yang berhubungan dengan masalah. Peneliti dapat memulai
survei literatur, bahkan sambil mengumpulkan informasi dari wawancara terstruktur. Dengan
demikian, survei literatur dilakukan dengan cara:
1. Alasan untuk survei literatur
Survei literatur dilakukan dengan alasan untuk memastikan bahwa:
a. Variabel penting yang kemungkinan besar memengaruhi situasi masalah tidak terlewatkan
dalam studi
b. Gagasan yang lebih jelas akan muncul, misalnya variabel apa yang paling penting untuk
dipertimbangkan (sifat hemat), mengapa variabel tersebut dianggap penting, dan
bagaimana variabel diinvestigasi untuk memecahkan masalah.
c. Pernyataan masalah dapat dibuat dengan tepat dan jelas
d. Sifat dapat diuji dan dapat ditiru dari temuan penelitian saat ini meningkat
e. Peneliti tidak mengalami risiko “menemukan kembali roda” yang memboroskan usaha
dengan mencoba menemukan kembali sesuatu yang sudah diketahui.
f. Masalah yang diselidiki diterima oleh komunitas ilmiah sebagai relevan dan penting.
2. Mengaakan survei literatur
3. Mengidentifakasi sumber relevan
4. Menyarikan informasi relevan
5. Menulis tinjauan literatur
D. Mendefinisikan Rumusan Masalah
Setelah memperoleh data awal dari wawancara dan tinjauan literatur, proses selanjutnya
adalah mempersempit masalah dari dasar yang semula luas dan menekan persoalan dengan
lebih jelas. Definisi masalah adalah pernyataan daripertanyaan yang jelas, tepat dan ringkas
atau persoalan yang diinvestigasi untukmenemukan jawaban, atau solusi.
Permasalahan penelitian merupakan dasar mengapa penelitian dilakukan, dituangkan
dalam latar belakang penelitian, dan latar belakangnyadimulai dari hal yang bersifat umum
kemudian mengerucut ke permasalahan yanglebih spesifik. Masalah harus dirumuskan
dengan jelas dan tidak menimbulkanpenafsiran yang berbeda. Rumusan masalah hendaknya
dapat mengungkapkanhubungan antara dua variabel atau lebih dan dinyatakan dalam kalimat
Tanya.
Dalam tiap kasus, seseorang sebaiknya mengetahui apa persoalan yang sebenarnya,
yang perlu memperoleh jawaban. Adalah sangat penting bahwa gejala masalah tidak
didefinisikan sebagai masalah nyata. Adalah penting bahwa fokus penelitian selanjutnya, atau
dengan kata lain, masalah, diidentifikasi secara terang. Tidak ada penelitian yang baik yang
dpat menemukan solusi atau aituasi, jika isu utama atau masalah yang dipelajari belum
ditunjukkan dengan tepat. Dengan demikian, adalah bermanfaat untuk mengidentifikasi
masalah sebagai situasi di aman terdapat celah antara keadaan aktual dan keadaan ideal yang
diharapkan. Ada 3 kriteria kunci untuk mengukur kualitas rumusan masalah ; relevan, layak,
dan menarik.
1. Relevan
Rumusan masalah relevan jika berguna dari perspektif manajerial atau perspektif
akademik, atau keduanya. Dari perspektif manajerial sebuah penelitian relevan jika :
a. Berhubungan dengan masalah terkini dalam organisasi.
b. Berhubungan dengan area yang oleh manajer perlu dikembangkan di dalam organisasi.
Dari perspektif akademik, sebuah penelitian relevan jika :
a. Tidak ada yang diketahui tentang topik penelitian.
b. Banyak yang diketahui tentang topik ,tetapi pengetahuan terpencar dan tidak terintegrasi.
c. Banyak penelitian dari topik tersebut yang sudah ada, namun hasil penelitian-penelitian
tersebut cenderung kontradiktif.
d. Hubungan yang dibangun tidak bertahan dalam situasi tertentu.
2. Layak
Rumusan masalah yang baik haruslah layak, artinya dapat menjawab pernyataan
masalah dalam batasan proyek penelitian
3. Menarik
Penelitian memakan waktu yang banyak. Karena itu penting untuk peneliti benar-benar
tertarik pada rumusan masalah yang ingin dijawab, sehingga peneliti akan termotivasi selama
proses penelitian.
E. Proposal Penelitian
Sebelum studi penelitian dilakukan, harus ada kesepakatan di antara orang yang
berwenang atas studi dan peneliti mengenai masalah yang akan diinvestigasi, metode yang
digunakan, durasi penelitian, dan biaya. Proposal penelitian yang dibuat oleh peneliti
merupakan hasil perencanaan, organisasi, dan usaha yang hati-hati. Proposal penelitian
mencakup:
1. Judul Penelitian
2. Latar Belakang sebuah penelitian
3. Spesifikasi masalah yang akan diteliti : Tujuan dan pertanyaan penelitian
4. Ruang lingkup penelitian
5. Relevansi penelitian
6. Rincian dari penelitian dengan desain:
7. Jangka waktu penelitian, termasuk informasi ketika laporan tertulis akan diserahkan
kepada para sponsor
8. Anggaran, merinci biaya dengan mengacu pada item tertentu dari pengeluaran
9. Daftar pustaka yang dipilih
Contoh masalah yang dapat didefinisikan dengan baik:
1. Sampai tingkat apa struktur organisasi dan jenis informasi yang digunakan berpengaruh
terhadap perbedaan efektivitas yang dirasakan dalam pembuatan keputusan mahajerial?
2. Bagaimana pengaruh kemasan baru terhadap penjualan produk?
3. Apakah pesan iklan yang baru menghasilkan peningkatan ingatan konsumen terhadap
produk?
4. Seberapa besar pengaruh harga dan kualitas pada penilaian konsumen terhadap produk?
5. Apakah pengaruh anggaran partisipatif terhadap kinerja diperbaiki oleh system control?
6. Apakah otomatisasi yang lebih baik membawa kepada investasi asset per dolar output
yang lebih besar?
7. Apakah ekspansi operasi internasional menghasilkan peningkatan citra dan nialai
perusahaan?
8. Apa pengaruh perampingan pada pola pertumbuhan jangka panjang perusahaan?
F. Implikasi Manajerial
Manajer terkadang melihat gejala dalam situasi yang problematis dan
memperlakukannya seolah merupakan masalah riil, menjadi frustasi ketika solusi mereka
tidak berhasil. Memahami urutan penyebab-masalah-konsekuensi, dan mengumpulkan
informasi yang relevan untuk menemukan masalah yang sebenarnya adalah perlu untuk
menunjukkannya dengan tepat.
Masukan di manajer membantu peneliti untuk mendefinisikan bidang masalah yang luas
dan mengonfirmasi teori mereka sendiri mengenai faktor-faktor situasional yang
memengaruhi masalah utama. Kesadaran akan sumber informasi dan kemampuan untuk
memperoleh akses ke informasi yang dibutuhkan sesuai keinginan melalui internet merupakan
aset yang berharga bagi manajer.
Dengan menggunakan fasilitas tersebut, manajer dapat mengetahui bagaimana bisnis
yang serupa di dunia bergulat dengan situasi yang mirip dan memperoleh pemahaman yang
lebih baik untuk menangani persoalan yang dihadapi.
G. Isu Etis Dalam Tahap Investigasi Awal
Setelah pokok masalah ditetapkan dan rumusan masalah dibuat, peneliti perlu menilai
kemampuan menelitinya; Jika peneliti tidak memiliki kecakapan atau sumber daya untuk
menyelenggarakan proyek, ia harus menghentikan proyeknya.
Sangat perlu untuk memberitahu semua karyawan terutama yang akan diwawancarai
mengenai studi yang akan dilakukan. Memberitahu mereka bahwa penelitian dimaksudkan
untuk membantu mereka dalam lingkungan kerja akan mendorong kerja sama. Ada 2 langkah
untuk membuat karyawan nyaman saat penelitian dilaksanakan dan menjamin kerjasama
perusahaan, yakni : Karyawan jangan dipaksa untuk berpartisipasi dalam penelitian. Saat
karyawan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian, mereka berhak untuk dilindungi dari
bahaya ancaman fisik maupun psikologis
Intinya perusahaan berhak untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan
pekerjaan, dan karyawan mempunyai hak privasi dan kerahasiaan; namun kerja sama dari
responden menjamin informasi yang baik.
H. Kebutuhan akan Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis adalah model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seseorang
menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa foktor yang dianggap penting
untuk masalah. Teori tersebut mengalir secara logis dari dokumentasi penelitian sebelumnya
dalam bidang masalah. Menghubungkan keyakinan logis seseorang dengan penelitian yang
dipublikasikan, mempertimbangkan keterbatasan dan hambatan situasi, adalah sangat penting
dalam membangun dasar ilmiah untuk meneliti masalah penelitian. Singkatnya, kerangka
teoritis membahas saling ketergantungan antar variabel yang dianggap perlu untuk
melengkapi dinamika situasi yang sedang diteliti. Penyusunan kerangkakonseptual tersebut
membantu kita untuk mengendalikan atau menghipotesiskan dan menguji hubungan tertentu
dan dengan demikian meningkatkan pemahaman kita mengenai dinamika situasi.
Dari kerangka teoretis bisa disusun hipotesis yang dapat diuji untuk mengetahui apakah
teori yang dirumuskan valid atau tidak. Kare kerangka teoritis memberikan dasar konseptual
bagi penelitian, dan karena kerangka teoritis tidak lain adalah mengidentifikasi jaringan
hubungan antar variabel yang dianggap penting bagi studi terhadap situasi masalah apapun,
sangat penting untuk memahami apa arti variable dan apa saja jenis variable yang ada.
I. Variabel
Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai.
Nilai bisa berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau pada waktu
yang sama untuk objek atau orang yang berbeda. Contoh variable adalah unit produksi,
absensi dan motivasi.
J. Jenis Variabel
Empat jenis variabel utama:
1. Variabel terikat (dependent variable, disebut juga variabel kriteria – criterion variable)
Menjadi perhatian utama peneliti. Tujuan peneliti adalah memahami dan
membuat variabel terikat, menjelaskan variabilitasnya, atau memprediksinya. Variabel
ini merupakan variabel utama yang menjadi faktor yang berlaku dalam investigasi.
2. Variabel bebas (independent variable, disebut juga variabel prediktor – predictor
variable).
Variabel yang mempengaruhi variabel terikat, entah secara positif atau negative.
Yaitu, jika terdapat variable bebas, variable terikat juga hadir, dan dengan setiap
kenaikan unit dalam variable bebas, terdapat pula kenaikan atau penurunan variable
terikat.
3. Variabel moderator (moderating variable)
Variabel yang mempunyai pengaruh ketergantungan (contingent effect) yang
kuat dengan hubungan variabel terikat dan variabel bebas. Yaitu kehadiran variable
ketiga (variable moderator) mengubah hubungan awal antara variable bebas dan
terikat.
4. Variabel antara (intervening variable)
Variabel yang mengemuka antara waktu variabel bebas mulai bekerja
memengaruhi variabel terikat, dan waktu pengaruh variabel bebas terasa pada variabel
terikat. Dengan demikian terdapat kualitas temporal atau dimensi waktu pada variable
antara.
K. Kerangka Teoritis
Kerangka teoretis merupakan fondasi dimana seluruh proyek penelitian didasarkan.
Kerangka teoritis adalah jaringan asosiasi yang disusun, dijelaskan, dan dielaborasi secara
logis antarvariabel yang dianggap relevan pada situasi masalah dan diidentifikasi melalui
proses seperti wawancara, pengamatan, dan survei literatur. Pengalaman dan intuisi berperan
dalam menyusun kerangka teoritis.
Kerangka toritis adalah jaringan asosiasi yang disusun, dijelaskan, dan dielaborasi
secara logis antar variabel yang dianggap relevan pada situasi masalah dan diidentifikasi
melalui proses seperti wawancara, pengamatan, dan survey literatur. Pengalaman dan intuisi
uga berperan dalam menyusun kerangka teoritis.
Komponen Kerangka Teoritis
Hal mendasar yang harus diperhatikan dalam kerangka teoritis:
1. Variabel yang dianggap relevan untuk studi harus diidentifikasi dan dinamai dengan jelas
dalam pembahasan.
2. Pembahasan harus menyebutkan mengapa dua atau lebih variabel berkaitan satu sama lain.
Hal ini sebaiknya dilakukan untuk hubungan penting yang diteorikan berlaku diantara
variabel.
3. Bila sifat dan arah hubungan dapat diteorikan berdasarkan temuan penelitian sebelumnya,
maka harus ada indikasi dalam pembahasan mengenai apakah hubungan akan positif atau
negative.
4. Harus ada penjelasan yang gambling mengenai mengapa kita memperkirakan hubungan
tersebut berlaku. Argumen bisa ditarik dari temuan penelitian sebelumnya.
5. Suatu diagram skematis kerangka teoritis harus diberikan agar pembaca dapat melihat
dengan mudah memahami hubungan yang diteorikan.
L. Penyusunan Hipotesis
Setelah kita mengidentifikasi variabel penting dalam suatu situasi dan menetapkan
hubungan antarvariabel melalui pemikiran logis dalam kerangka teoritis, kita berada dalam
posisi untuk menguji apakah hubungan yang diteorikan benar-benar terbukti kebenarannya.
Dengan menguji hubungan tersebut secara ilmiah melalui analisis statistic yang tepat, atau
melalui analisis kasus negative dalam penelitian kuantitatif, kita akan memperoleh informasi
terpercaya mengenai jenis hubungan yang eksis diantara variabel yang berlaku dalam situasi
masalah. Hasil pengujian tersebut member kita beberapa solusi mengenai apa yang dapat
diubah dalam situasi yang dihadapi untuk memecahkan masalah. Merumuskan pernyataan
yang dapat diuji semacam itu disebut penyusunan hipotesis.
1. Definisi Hipotesis
Hipotesis bisa didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis diantara
dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji.
Hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yang ditetapkan dalam
kerangka teoritis yang dirumuskan untuk studi penelitian. Dengan menguji hipotesis dan
menegaskan perkiraan hubungan, diharapkan bahwa solusi dapat ditemukan untuk mengatasi
masalah yang dihadapi.
2. Pernyataan Hipotesis: Format
a. Pernyataan Jika-Maka (If-Then Statement)
Hipotesis adalah pernyataan yang dapat diuji mengenai hubungan atarvariabel.
Hipotesis juga dapatmenguji apakah terdapat perbedaan antara dua kelompok yang terkait
dengan variabel. Untuk menguji apakah hubungan atau perbedaan yang diperkirakan tersebut
eksis atau tidak, hipotesis dapat disusun sebagai proposisi atau dalam bentuk pernyataan jika-
maka (if-then statement).
b. Hipotesis Direksional dan Nondireksional
Jika dalam menyatakan hubungan antar dua variabel atau membandingkan dua
kelompok, istilah-istilah seperti positif, negative, lebih dari, kurang dari, dan semacamnya
digunakan, maka hipotesis tersebut disebut direksional (directional) karena arah hubungan
antar variabel (positif/negative) ditunjukkan.
Hipotesis nondireksional (nondirectional) adalah hipotesis yang mengendaliakan
hubungan atau perbedaan, tetapi tidak memberikan indikasi mengenai arah dari hubungan
atau perbedaan tersebut.
c. Hipotesis nol dan alternatif
Hipotesis nol (hipotesis nihil atau null hypotheses) adalah proporsi yang menyatakan
hubungan yang definitive dan tepat diantara dua variabel. Yaitu, hipotesis ini menyatakan
bahwa korelasi populasi antar dua variable adalah sama dengan nol atau bahwa pervedaan
dalam mean (rerata hitung) dua kelompok dalam populasi adalah sama dengan nol (atau
suatu angka tertentu). Hipotesis alternative, yang merupakan kebalikan dari hipotesis nol,
adalah pernyataan yang mengungkapkan hubungan atar dua variabel atau menunjukkan
perbedaan antar kelompok.
Langkah-langkah yang harus diikuti dalam pengujian hipotesis:
1) Menyatakan hipotesis nol dan alternative
2) Memilih uji statistic yang tepat berdasarkan apakah datayang dikumpulkan adalah
parametric atau nonparametric.
3) Menentukan tingkat signifikansi yang diinginkan
4) Memastikan jika hasil dari analisis computer menunjukkan bahwa tingkat signifikansi
terpenuhi.
5) Jika nilai hitung lebih besar dari nilai kritis, hipotesis nol ditolak, dan alternatif diterima
dan sebaliknya.
M. Pengujian Hipotesis dengan Penelitian Kuantitatif: Analisis Kasus Negatif
Hipotesis juga dapat diuji dengan data kualitatif. Untuk menguji hipotesis bahwa
beberapa faktor merupakan sebab utama yang mempengaruhi prilaku dan lain-lain, peneliti
akan mencari data yang menyangkal hipotesis. Bahkan jika suatu kasus tunggal tidak
mendukung hipotesis, teori tersebut harus direvisi. Penemuan baru melalui penolakan atas
hipotesis semula, disebut metode kasus negative, memungkinkan peneliti unutk merevisi teori
dan hipotesis hingga waktu teori tersebut menjadi kukuh.
N. Keuntungan Manajerial
Cukup mudah untuk mengikuti gerak maju penelitian dari tahap pertama ketika manajer
merasakan masalah, kepengumpulan data awal, kepenyususnan kerangka teoritis berdasarkan
survey literature dan dipandu oleh pengalaman dan intuisi, serta ke perumusan hipotesis untuk
diuji.
Jelas bahwa setelah masalah diidentifikasi, pengertian yang baik mengenai keempat
jenis variabel yang berbeda memperluas pemahaman manajer. Misalnya dlam hal bagaimana
berbagai faktor bergesekan dengan keadaan organisasi. Pengetahuan tentang bagaimana dan
untuk tujuan apa kerangka teoritis dibangun dan hipotesis disusun memampukan manajer
untuk menjadi hakim yang cerdas terhadap laporan penelitian yang diberikan oleh konsultan.
Demikian pula pengetahuan mengenai arti signifikansi, dan mengapa sebuah hipotesis yang
diajukan diterima atau ditolak, membantu manajer untuk bertahan dalam, atau berhenti dari
dugaannya yang, walaupun masuk akal, tidak terbukti. Jika pengetahuan tersebut tidak
dimiliki, banyak temuan penelitian tidak akan terlalu berguna bagi manajer dan pengambilan
keputusan akan memunculkan kebingungan.
O. LANDASAN TEORI
Untuk landasan teori sebaiknya menggunakan peneliti mengambil acuan yang
berhubungan dengan permasalahan yang diteliti dan acuan-acuan yang berupa hasil penelitian
terdahulu
Dan berikut ini adalah beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam penyusunan
landasan teori.
a. Landasan teori harus mengacu pada materi atau objek yang di teliti.
b. Penulisan antar sub bab harus tetap sinkron.
c. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, studi pustaka harus memenuhi prinsip
kemutakhiran dan keterkaitannya dengan permasalahan yang ada.
d. Semakin banyak sumber bacaan, maka kualitas penelitian yang akan dilakukan semakin
baik.
e. Teori bukan merupakan pendapat pribadi
g. Pada akhir kerangka teori bagi penelitian korelasional disajikan model teori, model
konsep (apabila diperlukan) dan model hipotesis pada subbab tersendiri, sedangkan
penelitian studi kasus cukup menyusun Model teori dan beri keterangan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Bidang masalah yang luas mengacu pada seluruh situasi dimana seseorang melihat
sebuah kemungkinan dalam konteks organisasi yang perlu diselesaikan, bidang yang
seorang manajer yakini perlu ditingkatkan dalam organisasi, persoalan konseptual atau
teoritis yang perlu dipersempit bagi peneliti dasar untuk memahami fenomena tertentu,
dan beberapa pertanyaan penelitian yang seorang peneliti dasar ingin jawab secara
empiris.
2. Survei literatur merupakan dokumentasi dari tinjauan menyeluruh terhadap karya
publikasi dan nonpublikasi dari sumber sekunder dalam bidang minat khusus bagi
peneliti.
3. Permasalahan penelitian merupakan dasar mengapa penelitian dilakukan, dituangkan
dalam latar belakang penelitian, dan latar belakangnyadimulai dari hal yang bersifat
umum kemudian mengerucut ke permasalahan yanglebih spesifik.
4. Sebelum studi penelitian dilakukan, harus ada kesepakatan di antara orang yang
berwenang atas studi dan peneliti mengenai masalah yang akan diinvestigasi, metode
yang digunakan, durasi penelitian, dan biaya. Proposal penelitian yang dibuat oleh
peneliti merupakan hasil perencanaan, organisasi, dan usaha yang hati-hati.
5. Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai.
Nilai bisa berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau pada
waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda.
6. Ada empat jenis variabel yaitu variabel terikat, variabel bebas, variabel moderator, dan
variabel antara
7. Kerangka teoretis merupakan fondasi dimana seluruh proyek penelitian didasarkan.
Kerangka teoritis adalah jaringan asosiasi yang disusun, dijelaskan, dan dielaborasi
secara logis antarvariabel yang dianggap relevan pada situasi masalah dan
diidentifikasi melalui proses seperti wawancara, pengamatan, dan survei literatur.
Pengalaman dan intuisi berperan dalam menyusun kerangka teoritis.
8. Hipotesis bisa didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis diantara
dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji.