Download - TEORI MOTIVASI
2. Teori X dan Y dari Mc. Gregor
Douglas McGregor (1960) menekankan tentang pendapat Mayo (1930) dengan teori
yang dikemmukakan tentang manajemen perilaku terhadap pegawai (bagaimana
memperlakukan pegawainya) yang berhubungan dengan kepuasan pegawai, teori tersebut
dinamakan dengan teori X dan Y. Teori X menekankan bahwa seorang menejer percaya
bahwa pegawai pada dasarnya adalah malas, dan tidak mempunyai keinginan untuk
meningkatkan produktivitas di suatu organisasi jadi perlu supervisi secara terus-menerus dan
arahan secara melekat. Sementara Teori Y menekankan manejer percaya bahwa pegawainya
senang bekerja dengan motivasi yang timbul dari dalam dirinya, dan berusaha untuk bekerja
keras dalam mencapai tujuan individu dan organisasi. Perlu dicatat di sini bahwa McGregor
tidak merasa bahwa teori X dan Y adalah bertentangan, tetapi lebih dari suatu komponen
yang berkesinambungan sehingga manejer harus menggabungkan komponen tersebut dalam
mengelola dan memimpin pegawainya. McGregor tidak melihat bahwa teorinya, khususnya
teori Y merupakan teori yang paling tepat diaplikasikan dalam setiap organisasi. Dia
berpendapat bahwa teori tersebut tidak bisa berjalan dengan baik tanpa adanya suatu
keputusan yang tepat dan penjelasan akurat dari seseorang manajer dalam menasumsikan
atau menilai bawahannya.
Teori X Teori Y Teori Z (Ouchi, 1981)
Menghindari pekaryaan
jika ada kesempatan
Senang untuk bekerja. Menekankan pada teori
humanistik.
Tidak senang bekerja Mandiri Fokus: motivasi yang
lebih kepada karyawan
untuk meningkatkan
kepuasan kerja dan
menghasilkan produksi.
Harus diarahkan Mempunyai tanggung
jawab.
Karakteristik:
- Pengambilan
keputusan bersama,
- Masa bekerja yang
lama, promosi jabatan
yang lambat/bertahap,
- Supervisi secara tidak
langsung
- Menekankan pada
pendekatan holistik.
Mempunyai sedikit ambisi Kreatif dan berkembang.
Menghindar dari tanggung
jawab.
Menggunakan pendekatan
ilmiah.
Memerlukan ancaman
untuk motivasi
Memerlukan supervisi
Memerlukan supervisi
ketat
Memerlukan supervisi
seperlunya
Termotivasi oleh
hukuman dan hadiah.
Berminat dalam
membantu menyelesaikan
masalah organisasi.
Chris Argyris (1964) mendukung teori dari McGregor (1981) dan Mayo yang
menyatakan bahwa manajer yang terlalu dominan, menyebabkan pegawai tidak termotivasi
dan cenderung pasif. Jika harga diri dan autonomi pegawai tidak terpenuhi, maka pegawai
tersebut menjadi tidak termotivasi dengan baik, membuat masalah, dan akhirnya keluar dari
pekaryaannya. Dia menekankan pentinnya untuk melibatkan pegawai dalam mengambil suatu
keputusan dan adanya suatu organisasi yang fleksibel dalam manajemennya.