Download - TBC
ASUHAN KEPERAWATANTUBERKULOSIS PADA
ANAKOlehJoko
Sutrisno.,S.Kep.,Ns.,M.Kes
TUBERCULOSIS (TB) PENYAKIT KRONIK, MENULAR YANG
DISEBABKAN 0/ MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS.
UMUMNYA MENYERANG PARU TAPI DAPAT PULA MENYERANG ORGAN LAIN
MTB berbentuk batang berukuran 0,5 x 3 µm Tahan terhadap pewarnaan asam.
SEJARAH
• TB DITEMUKAN SEJAK ZAMAN DULU TERGAMBAR PADA RELIEF DINDING PIRAMID KUNO MESIR;
KUMAN TB ADA PADA SEBAGIAN MUMI MESIR. 1000SM
• KUMAN TB DIIDENTIFIKASI O/ ROBERT KOCK
24 MARET 1882 HARI TB DUNIA
EPIDEMILOGIJUMLAH KASUS TB ANAK DARI 7 RSPP (1998-2002) ADALAH 1086 ORANG.ANGKA KEMATIAN 0 – 14,1%KELOMPOK USIA TERBANYAK 12 – 60 BLN (42,9%) Bayi < 12 BULAN 16,5%
CARAPENULAR
AN
CARAPENULAR
AN
1. Droplet
2. Kontak langsung
3. Kulit
4. Plasenta
5. Kadaver
Droplet sputum berisi basil
Terbesar
Jatuh ke tanah
debu rumah
Medium
Bila diinhalasi
akan terjebak dlm saluran Perafasan atas
Kecil < 25 Mikron
Langsung menguap meninggalkan intinya
( droplet Nukleus 1-5 µm)
bila diinhalasi akan menembus sistem mukosilier saluran napas
Bersarang di bronkious & alveolus
Tidak Infeksi Infeksi
Batuk,bersin, bicara MEKANISM
E PENULARAN
MEKANISME
PENULARAN
1. PENGKAJIAN
2.DIAGNOSA KEP
5. EVALUASI
3. PERENCANAAN
4. IMPLEMENTASI
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
WawancaraPemeriksaan Fisik Tes Diagnostik
(Lab, Foto, dll)
Data Subyektif Data Obyektif
Pengelompokan Data
IPPA * Head to toe
* ROS
PROSES PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Keluhan Utama Demam . Umumnya tidak tinggi (subfebril) Berlangsung lama (≥2
minggu). Hilang timbul tanpa sebab yang jelas. Disertai keringat malam (berkeringat pada jam 02.30 – 05.00).
Riwayat Penyakit Sekarang Berat badan turun selama 3 bl berturut-turut tanpa sebab jelas; Tidak
naik dalam 1 bln walaupun dengan penanganan gizi yang cukup.Batuk lama > 30 hari setelah sebab lain disingkirkanAnoreksia dg Failure to thrive, muntah, Diare persisten yg tidak sembuh dg pengobatan baku.
Riwayat Penyakit PenyertaInfeksi HIV; Silikosis; Limfoma; Hemodialise dan GGK; DM Tipe
1; Terapi imunosupresif; Malnutrisi; Pasca Gastrektomi; & Operasi Bypass Jejunoileal.
RIWAYAT BCG
Riwayat Penyakit Keluarga
Ada/ Tidak keluarga yg menderita TB.
50-60% balita yg tinggal dg pasien TB Paru dewasa dg BTA sputum positif , akan terinfeksi TB. Dan 10% akan mengalami sakit TB.
Keadaan Lingkungan
Daerah endemis, kemiskinan, hygiene & sanitasi tidak baik, tempat penampungan umum ( panti asuhan, penjara, rumah singgah)
Pemeriksaan Fisik
Tidak banyak yang bisa dijumpai pada pemeriksaan fisik karena biasanya tanpa gejala meskipun 95,9% dari d’entre ada di paru.
Bila gejala muncul umumnya proses sudah lama
KOMPLIKASI DARI KOMPLEKS PRIMER TB
(Crofton John, dkk; 2002)
Manifestasi spesifik Organ Mata
Konjungtivitis fliktenularis,
- Nodul kecil
berwarna putih/merah
Muda pd konjungtiva yg
disertai hiperemis
Disekitarnya.
Manifestasi klinik: iritasi, nyeri, lakrimasi, fotofobia, pengeluaran sekret mata
Sumber: Rahajoe.N,dkk:2007
Manifestasi spesifik Kelenjar Limfe
Pembesaran kelenjar yg sering terkena a/ KL Kolli anterior atau posterior tetapi dapat juga terjadi di aksila, inguinal, submandibula dan subklavikula
Karakteristik kelenjar: multipel, unilateral, tidak nyeri tekan, tidak hangat pada perabaan, mudah digerakkan, dapat saling melekat satu sama lain
Gambar: Limfedenitis TB
Sumber: Rahajoe n,dkk:2007
Limfadenitis BCG
Sumber: Rahajoe.N,dkk:2007
a. Aksila
b. Inguinal
• Tb pada SSP yang sering terkena adalah Meningitis Tb.
• Gejala: nyeri kepala, penurunan kesadaran, kaku kuduk, muntah, kejang
• Insidens di Amerika 1% dari seluruh kasus Tb
Manifestasi Susunan Saraf Pusat
Manifestasi Sistem Skeletal
Gejala: nyeri, bengkak pd sendi yg terkena, gangguan atau keterbatasan gerak.
Tb SS a/
- Tulang Punggung (Spondilitis)
- Tulang panggul (Koksitis) Pincang
- Tulang lutut (Gonitis) pincang &/atau bengkak
- Tulang kaki & tangan
- Spina Ventosa (Daktilitis)
- Insidens: 1-7% dari semua kasus TB
Spondilitis Tuberkulosis
Manifestasi Kulit
Gambar: Skrofuloderma
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Uji Tuberkulin
2. Pemeriksaan Radiologis Dada
3. Pemeriksaan Bakteriologis
4. Pemeriksaan Serologis
5. Pemeriksaan Patalogi anatomi
6. Reaksi Cepat BCG
7. Pemeriksaan laboratorium lainya
PEMERIKSAAN PENUNJANGUji Tuberkulin
• Tuberkulin a/ komponen protein kuman TB yg mempunyai sifat antigenik yg kuat.
• Sebagian besar anak dengan infeksi TB menunjukkan gambaran foto rontgen dada, pemeriksaan fisik dan lab yg normal, kecuali uji tuberkulin positif.
• 65% TB pd anak ditemukan dari hasil pemeriksaan uji Tuberkulin.
• Uji Tuberkulin cara mantoux dilakukan dg menyuntikan 0,1 ml PPD RT-23 2TU atau 5TU PPD ( 5 Tuberculin Unit Purified Protein Derivated secara intra kutan
• Uji Tuberkulin bisa negatif (anergi, yg seharusnya positif) pada anak dg TB berat, malnutrisis, penyakit sangat berat, pemberian imunosupresif,dll.
Gambar PPD RT-23 2TU
Penyuntikan uji tuberkulin
Hasil uji tuberkulin
Cara membaca uji tuberkulin
Pengukuran terhadap: indurasi yg timbul bukan eritemaPembacaan : 48 – 72 jam setelah penyuntikan
0 – 4 mm dinyatakan negatif5 - 9 mm dinyatakan meragukan dan perlu diulang10 – 15 mm dinyatakan positif
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RadiologiGambaran foto rontgen pada anak tidak khas
Gambaran klasik : Pembesaran kelenjar limfe di hilus at paratrakheal.
Penyebaran milier: Bercak halus pd kedua lapangan paru Penyebaran bronkogen: Bercak halus dan kasar Fusi Pleura: adanya cairan pada pada rongga pleura,
ditandai menghilangnya ketajaman sinuskostofrenikus, bila cairan banyak akan membentuk garis Domonseau Ellis.
Adanya Tuberkuloma: Bayangan bulat dg batas tegas Gambaran lain : atelektas/lollapkonsolidasi, konsolidasi
(lobus),kalsifikasi, kavitas, & destroyed lung
a. Postero anterior (PA)
Gambar 6. Atelektasis lobus medius
b. Lateral
Gambar 7(a). Efusi pleura kiri
Gambar : Efusi pleura kanan dan infiltrat perihilar
a. Postero-anterior (PA)
Gambar: Kavitas
Gambar: Kavitas
b. Lateral
a. Postero-anterior
Gambar: Kalsifikasi
Gambar: Kalsifikasi
b. Lateral
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Mikrobiologi dan Serologi
• PemeriksaanBTA (mikroskops) dari sputum dan bilasan lambung sulit didapat pada anak.
• Biakan MTB cara Lowenstein Yansen memakan waktu 6 – 8 mg
• Deteksi MTB PCR (Polymery Chain Reaction) a/ pemeriksaan menggunakan DNA spesifik. Sensitivitas (nilai duga negatif) 98,6 – 98,7% dan Spesifisitas (nilai duga positif) 92,6 – 96,6.
Pemeriksaan Darah
• Peningkatan LED dan limfositosis (Tidak memiliki nilai diagnostik )
PARAMETER 0 1 2 3 JUMLAH
Kontak TB Tidakjelas
Laporan keluarga, BTAnegatif atau tidak tahu, BTAtidak jelas
BTA positif
Uji tuberkulin negatif Positif (≥ 10 mm, atau ≥ 5 mm padaKeadaan imunosupresi)
Berat badan /keadaan gizi
Bawah garis merah (KMS )atauBB/U < 80%
Klinis gizi buruk(BB/U < 60%)
Demam Tanpa sebab jelas> 2 minggu
Batuk ≥3 minggu
Pembesarankelenjar limfe koli,aksila, inguinal
>1 cm,jumlah >1,tidak nyeri
Pembengkakan tulang / sendi panggul, lutut,falang
Adapembengkakan
Foto toraks toraks Normal /tidakjelas
Suggestif TB
Sistem skoring gejala dan pemeriksaan penunjang TB
FASE INTENSIF FASE LANJUTAN
2RHZ 4RH
TIAP HARI SELAMA 2 BLN
RIFAMPISIN 75 MG
ISONIAZID 50 MG
PIRAZINAMID 150 MG
PENGOBATAN OBAT ANTI TUBERCULOSIS
TIAP HARI SELAMA 4 BLN
RIFAMPISIN 75 MG
ISONIAZID 50 MG
OAT ada 2 jenis; yakni Paket Kombipak (seperti di atas) dan FDC (Fixed dose combination). Setelah diberi 2RHZ dan 4 RH pengobatan dievaluasi. Dikatakan baik bila gejala klinis berkurang, nafsu makan meningkat, BB meningkat, demam menghilang & batuk berkurang.
Gambar: Kombinasi obat dalam satu paket (KOMBIPAK)
Gambar: Fixed dose combination (FDC)
DIIT
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Gangguan pola tidur
3. Hipetermi Suhu tubuh, resiko terhadap perubahan
4. Diare
5. Nutrisi,perubahan kurang dari kebutuhan tubuh
6. Pertumbuhan dan perkembangan, perubahan
7. Proses keluarga, perubahan
8. Sindrom intervensi lingkungan, perubahan
9. Transmisi infeksi, risiko terhadap……….
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan kenyamanan berhubungan dengan fluktuasi suhu tubuh
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan batuk kronis
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan meningkatnya kebutuhan kalori sekunder terhadap infeksi
4. Diare5. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan penyakit kronis6. Resiko terhadap penularan infeksi berhubungan dengan
kurang pengetahuan tentang pemajanan pada penularan melalui kontak
Perubahan kenyamanan berhubungan dengan fluktuasi suhu tubuh
BATASAN: Anak terlihat tidak nyamanKRITERIA HASIL: 1. Mempertahankan rasa nyaman2. Keluarga menjelaskan cara untuk meningkatkan kenyamananINTERVENSI:1. Ajari pantau suhu tubuh dan lingkungan2. Ajari tanda-tanda dini hipertermi : kulit kemerahan, kelemahan,
sakit kepala, hilang nafsu makan.3. Ajari pantau masukan dan pengeluaran cairan 4. Anjurkan untuk memberi minuman yang disukai5. Anjurkan mengenakan pakaian dari bahan katun6. Anjurkan menggunakan seprei yang tidak panas7. Berikan periode istirahat tanpa gangguan8. Bila diminta, berikan distraksi (TV, buku bacaan, mainan)
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan batuk kronis
BATASAN: Batuk tidak efektif atau tidak mampu mengeluarkan dahak
KRITERIA HASIL1. Tidak mengalami aspirasi
2. Meningkatnya pertukaran gas
INTERVENSI1. Ajari keluarga untuk pantau keadaan pernafasan (frekwensi
pernafasan, bunyi napas, sianosis)
2. Ajari keluarga dan anak sikap postural drainase saat ada rangsang batuk
3. Biarkan anak istirahat setelah batuk dan sebelum makan
4. Ajari keluarga untuk mempertahankan keadekuatan cairan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
meningkatnya kebutuhan kalori sekunder terhadap infeksi
KRITERIA HASIL1. Meningkatnya pemasukan nutrisi melalui mulut2. Menjelaskan faktor penyebab yang diketahui3. BB anak tidak turunINTERVENSI1. Jelaskan faktor penyebab meningkatnya kebutuhan kalori2. Ajarkan teknik untuk mempertahankan pemasukan nutrisi yg adekuat & merangsang
nafsu makan. a.Ubah variasi kepadatan makanan menurut tekstur dan rasa yg beda. jus,Sop b. Pertama makan makanan yang tinggi kalori terlebih dahulu lalu makanan rendah
kalori dan kepadatannya.c.Gunakan suplemen tinggi kalori protein (sari kedelai beri madu, es krim beri susu atau
telur, puding beri susu)d.Gunakan makanan yang mengandung lemak, karbohidrat tidak berlebihan, ukuran
sedang (50% kalori), protein sedang.3. Ajarkan anak untuk istirahat sebelum makan 4. Anjurkan membuat suasana yang menyenangkan dan santai untuk makan.5. Anjurkan untuk makan porsi kecil tapi sering (6 x sehari+ makanan kecil,tdk terburu-
buru)6. Anjurkan untuk mengurangi jumlah makanan pada tempat yang kecil7. Anjurkan ibu untuk memantau berat badan anak.
Resiko terhadap penularan infeksi berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang pemajanan pada penularan melalui kontak
KRITERIA HASIL1. Menyebutkan perlunya isolasi sampai tidak menularkan infeksi.2. Menjelaskan cara penularan penyakitINTERVENSI
1. Jelaskan 3 elemen yang dibutuhkan untuk menyebarkan infeksi ( host, agent, environment)
2. Jelaskan cara penularan infeksi melalui kontak (kontak langsung, tidak langsung, droplet)
• Bila batuk mulut ditutup dengan tisu,koran, setelah itu dibakar,• Dahak dibuang di tempat tertutup yang telah diberi desinfektan (Sodium
Hipoklorit1%, jumlahnya 2x volume dahak). • Alat makan- minum dicuci bersih dan terpisah.• Usahakan cahaya matahari bisa masuk rumah, • Ventilasi cukup sehingga pertukaran udara menjadi lebi baik.Jendela
rumah dibuka.• Kasur, selimut dijemur di sinar matahari langsung ( Sinar matahari
langsung membunut MTB dalam 5 menit)4. Berikan OAT dalam 15 menit dari jadwal waktu pemberian5. Kurangi pemindahan patogen (isolasi 2 – 3 minggu setelah kemoterapi
dimulai)
DIAREBATASAN- Pengeluaran feses cair dan/atau peningkatan frekwensi > 3x sehariKRITERIA HASIL1. Menjelaskan faktor penunjang penyebab yg diketahui2. Menjelaskan rasional intervensi3. Diare berkurang
INTERVENSI:
1.Kaji faktor penunjang penyebab kemudian hilangkan atau turunkan.2.Kurangi diare
a. Hentikan makanan formula yang mengandung susu dan makanan kerasb. Berikan sejumlah kecil cairan matang ( the manis, oralit, jahe)c. Tingkatkan jumlahnya 60-90 ml setiap 1-2 jam (jika feses berkurang)d. Setelah 24 jam dan bila ada perbaikan, tambahkan makanan keras yg sederhana (jeli, pisang, nasi team,dll)a. Setelah 36-48 jam, secara berangsur-angsur kembali lagi ke diit yg biasa,b. Setelah itu secara berangsur-angsur tambahkan makanan yg mengandung
susu formula……
…DIARE
INTERVENSI:3. Ganti cairan dan elektrolit
a. Dorong untuk minum (air, jus, jahe)
b. Beri cairan tambahan misal oralit
c. Anjurkan cairan tinggi natrium & kalium (air jeruk)
d. Cegah menggunakan cairan sangat panas &dingin
4. Lakukan penyuluhan kesehatan
a. Jelaskan efek diare terhadap hidrasi
b. Jelaskan cara mencegah diare (Cuci tangan, bahan masakan , memasak dan makanan yang bersih)
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan penyakit kronis
BATASAN-Perubahan pertumbuhan fisik: BB tertinggal dibanding TB dengan SD
-Ketidakmampuan atau kesulitan melakukan keterampilan dan/atau prilaku khusus pada kelompok usianya (mis: motorik,personal/sosial, bahasa/kognitif)
KRITERIA HASILAnak menunjukkan adanya peningkatan dalam prilaku personal/sosial, bahasa,kognitif,aktivitas motoik sesai usianya
INTERVENSI:1.Ajari orang tua tentang tuga-tugas perkembangan sesuai dg usia dan informasi
pedoman bagi orang tua
2.Secara hati-hati kaji tingkat perkembangan anak
3.Berikan kesempatan pada anak yang sakit untuk melaksanakan tugas perkembangan sesuai d usia.
4.Lakukan rujukan sesuai indikasi.
TANPA PENGOBATAN SETELAH 5 TAHUN, 50 % DARI PENDERITA TBC
AKAN MENINGGAL, 25 % AKAN SEMBUH SENDIRI DENGAN DAYA TAHAN TUBUH TINGGI DAN 25 %
SEBAGAI KASUS KRONIK YANG TETAP MENULAR
PERJALANAN ALAMIAH TBC YANG TIDAK DIOBATI
KEPUSTAKAAN
• Carpenito Lynda Juall. 2000. Diagnosis Keperawatan. Jakarta:EGC.
• Crfton John,dkk.2002. Tuberkulosis Klinis. Jakarta: Widya Medika.
• Dalimunthe Abdul Razak. Pendekatan Diagnosis dan Penatalaksanaan Tubekulosis pada Anak. Medika. Vol.XXX1, September 2005.
• Danusantoso Halim. 2000.Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Hipokrates.
• Price Sylvia Anderson. Patofisiologi. Jakarta: EGC.
• Rahajoe Nastiti N,dkk.2007. Pedoman Nasional Tuberkulosis Pada Anak. Jakarta: UKK Respirologi PP IDAI.
• Kumar. Abas. Fausto. 2005.Patologyc Basis of Disease.Philadelphia: Elseiver Saunders
• Widjaya Johan & Judy Tjahjaindra. Tuberkulosis Paru: Cara Penularan dan Diagnosis. Majalah Kedokteran.Damianus.Vol.6.No.3.September 2007.