Download - Sistem Refleks Dan Aplikasi Klinisnya
SISTEM REFLEKS DAN APLIKASI KLINISNYA
Neermaladevi paramasivam c11108755Raswijayanti rusli c11109301Yuka purbani C11109304
Pembimbing:dr. SITTI ZAINAB ZAINUDDIN
Supervisor:dr. CAHYONO KAELAN, Ph.D, Sp.PA, Sp.S.
SISTEM REFLEKS
• Refleks adalah jawaban terhadap suatu perangsangan.
• Gerakan yang timbul namanya gerakan reflektorik.
• Semua gerakan reflektorik merupakan gerakan yang bangkit untuk penyesuaian diri, baik untuk menjamin ketangkasan gerakan volunter, maupun untuk membela diri.
NEURON
LENGKUNG REFLEKS
JENIS –JENIS REFLEKS• Refleks primitif (pada bayi)• Refleks Fisiologis– Refleks dalam – timbul oleh regangan otot yang
disebabkan oleh rangsangan, dan sebagai jawabannya maka otot berkontraksi. (Muscle stretch reflex)
– Refleks superfisialis – timbul karena terangsangnya kulit atau mukosa yang mengakibatkan berkontraksinya otot yang ada di bawahnya atau di sekitarnya.
• Refleks Patologis• Refleks Primitif pada orang tua
Refleks Fisiologis ( Refleks Dalam )
Refleks Glabella• Stimulus: Pukulan
singkat pada glabella atau sekitar daerah supraorbitalis
• Respons: kontraksi singkat kedua otot orbikularis okuli
• Pusat refleks: Pons
Refleks rahang bawah
• Stimulus: Penderita diminta membuka mulutnya sedikit dan telunjuk pemeriksa di tempatkan melintang di dagu. Setelah itu, telunjuk diketuk.
• Respons: Berkontraksinya otot maseter sehingga mulut merapat.
• Pusat refleks: Pons
Refleks Fisiologis ( Refleks Dalam )
• Refleks Biseps• Stimulus: Ketokan pada jari
pemeriksa yang ditempatkan pada tendon m. biseps brachii, posisi lengan disemifleksikan.
• Respons: Fleksi lengan pada sendi siku.
• Pusat Refleks: C5-C6• Afferen & Efferen: N.
Musculocutaneus
• Refleks Triceps• Stimulus: Ketukan pada tendon
otot triseps brachii, posisi lengan fleksi pada sendi siku dan sedikit pronasi.
• Respons: Ekstensi lengan bawah disendi siku.
• Pusat refleks: C6-C8• Afferen & Efferen: N. Radialis
Refleks Fisiologis ( Refleks Dalam )
Refleks Brochioradialis
• Stimulus: Lengan bawah di fleksikan serta di pronasika sedikit.kemudian di ketok pada prosesus stiloideus radius.
• Respons: Lengan bawah akan berfleksi dan bersupinasi.
• Pusat Refleks: C5-C6
• Afferen & Efferen: N. Radialis
Refleks Ulna• Stimulus: Lengan bawah
disemifleksi dan semipronasi, kemudian di ketok pada prosesus stiloideus dan ulna.
• Respons: Gerakan pronasi pada lengan bawah.
• Pusat Refleks: C5-Th1
• Afferen & Efferen: N. Medianus.
Refleks Fisiologis ( Refleks Dalam )
Refleks Kuadriseps Femoris (KPR)
• Stimulus: Ketukan pada tendon patella
• Respons: Ekstensi tungkai bawah karena kontraksi m. quadriceps femoris.
• Pusat Refleks: L2, L3, l4
• Afferen & Efferen: N. Femoralis
Refleks Tendon Achilles (APR)
• Stimulus: Ketukan pada tendon Achilles
• Respons: Plantar fleksi kaki karena kontraksi m. Triceps sure.
• Pusat Refleks: S1, S2
• Afferen & Efferen: N. tibialis.
Refleks Fisiologis ( Refleks Superfisialis )
Refleks Kornea• Stimulus: Kornea mata disentuh
dengan sepotong kapas yang ujungnya dibuat runcing.
• Respons: Mata dipejamkan (m. orbikularis okuli)
• Pusat Refleks: Pons
• Afferen & Efferen: N. VII
Refleks Dinding Perut Superfisialis
• Stimulus: Menggores dinding perut dengan benda yang agak runcing
• Respons: Kontraksi otot m. rektus abdominis.
Refleks Fisiologis ( Refleks Superfisialis )
Refleks Kremaster• Stimulus: Menggoreskan atau
menyentuh bagian pangkal paha.
• Respons: Terlihat scrotum berkontraksi.
• Pusat Refleks: L1.L2.
• Aferen: N. Ilioinguinal Eferen: N. Genitofemoralis.
Refleks Anus Superfisial
• Stimulus: Kulit di sekitar anus di rangsang, misalnya dengan tusukan ringan atau goresan.
• Respons: Otot sfingter eksternus berkontraksi.
• Pusat Refleks: S2-S4,S5
• Afferen & Efferen: N. Pudendus
Refleks Patologis
Refleks Babinski• Lakukan goresan pada telapak
kaki mulai dari bagian lateral bawah yaitu tumit menuju pangkal jari.
• Jika reaksi positif kita dapatkan gerakan dorso-fleksi pada ibu jari dan mekarnya jari-jari yang lain.
CaraChaddock• Lakukan goresan pada maleolus
lateralis.
• Jika reaksi positif maka ibu jari akan dorsofleksi dan jari yang lain akan mekar.
Refleks Patologis
Cara Oppenheim• Pasien diminta berbaring dengan
kedua tungkai diluruskan. Kita pegang pergelangan kaki supaya kaki tetap pada tempatnya lalu pemeriksa mengurut dengan kuat os tibia dan otot tibialis anterior ke arah bawah.
Cara Gordon• Penderita diminta berbaring
dengan kedua tungkai diluruskan. Kita pegang pergelangan kaki supaya kaki tetap pada tempetnya lalu otot ang ada di betis kita cubit.
Refleks Patologis
Cara Schaefer• Cara membangkitkan
refleks tersebut ialah dengan memencet tendon Achilles secara keras.
Cara Gonda• Memencet satu jari kaki
ke-empat dan kemudian dilepaskan.
Refleks PatologisRefleks Hoffman
TromnerStimulus: Tangan penderita kita pegang
pada pergelangan dan jari-jarinya disuruh fleksi-entengkan. Kemudian jari tengah penderita kita jepit di antara telunjuk dan jari-tengah kita.Dengan ibu-jari kita "gores-kuat" (snap) ujung jari tengah penderita.
Respons: Fleksi jari telunjuk, serta fleksi dan aduksi ibu jari, bila refleks positif.
Reflex Hoffman-trommer positif dapat disebabkan oleh lesi pyramidal, tetapi dapat pula disebabkan oleh peningkatan reflex yang melulu fungsional.
Refleks Primitif Pada Orang Tua
Refleks Menetek• Stimulus : sentuhan
pada bibir.• Respons : gerakan bibir,
lidah dan rahang bawah seolah-olah menetek
• Refleks Snout• Stimulus : perkusi pada bibir
atas.
• Respons : bibir atas dan bawah menjungur atau kontraksi otot-otot di sekitar bibir atau bawah hidung.
Refleks Primitif Pada Orang Tua
Refleks Palmomental
• Stimulus : goresan dengan ujung pensil atau ujung gagang palu refleks terhadap kulit telapak tangan bagian tenar.
• Respons : kontraksi m. Mentalis dan orbikularis oris ipsilateral.
Refleks Memegang• Stimulus : penekanan atau
penempatan jari si pemeriksa pada telapak tangan pasien.
• Respons : tangan pasien mengepal.
KESIMPULAN
• Refleks adalah respon otomatis terhadap stimulus tertentu yang menjalar pada rute yang disebut lengkung refleks.
• Jika terjadi kelainan atau terdapat lesi pada susunan saraf maka akan berpengaruh terhadap gerakan refleks.
• Jika terdapat lesi UMN maka akan memberikan gambaran gerakan refleks fisiologis yang meningkat, dan timbulnya refleks patologis sehingga kita akan mengetahui dimana letaknya lesinya.