TUGAS 13 Januari 2010
Sistem Kerja ISS Secara Umum di Prasetiya Mulya Business School
Oleh:
Johanes A ndrew Kelas 1A - 131091026
m.k. Reading and WritingS1 BISNIS
PRASETIYA MULYA BUSINESS SCHOOL2010
0
Pengantar
Dalam era globalisasi dan tuntutan persaingan dunia usaha yang ketat saat ini, maka
perusahaan dituntut untuk berusaha meningkatkan kinerja usahanya melalui pengelolaan
organisasi yang efektif dan efisien. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan
mempekerjakan tenaga kerja seminimal mungkin untuk dapat memberi kontribusi maksimal
sesuai sasaran perusahaan. Untuk itu perusahaan berupaya fokus menangani pekerjaan
yang menjadi bisnis inti (core business), sedangkan pekerjaan penunjang diserahkan kepada
pihak lain. Proses kegiatan ini dikenal dengan istilah “outsourcing.”
Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang outsourcing adalah ISS. Tampaknya
bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan perusahaan yang
terkenal menyediakan jasa kebersihan ini. Jika kita sering mengamati bebagai pusat
perbelanjaan, bisnis, dan perkantoran di Indonesia terutama di Jakarta, maka kita akan
sering menemui pekerja kebersihan yang beseragam biru bermotif kotak-kotak dan terdapat
tulisan ISS di seragam mereka tersebut. Para pekerja dengan seragam tersebut adalah
outsourcing dari perusahaan ISS di Indonesia. Hal ini menunjukan bahwa tenaga outsource
dari PT ISS sudah banyak digunakan oleh bebagai pihak di Indonesia.
Berdasarkan fenomena tersebut, penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih
lanjut tentang sistem kerja ISS dalam melayani pihak yang menggunakan jasa mereka dan
mengetahui hal yang memotivasi para karyawannya sehingga dapat memberi layanan yang
terbaik. Penulis akan membatasi lingkup pengamatan, yaitu dengan mengamati sistem kerja
ISS hanya di Prasetiya Mulya Business School. Di Prasetiya Mulya Business School tampak
terdapat tim pekerja dari ISS yang khusus melayani lingkup institusi pendidikan ini. Anggota
tim ISS di Prasetiya Mulya Business School tampak berjumlah cukup besar dan dikoordinir
oleh beberapa penaggung jawab. Dari hal itu, penulis menilai bahwa pengamatan sistem
kerja ISS di lingkup Prasetiya Mulya Business School akan memberi gambaran secara luas
tentang sistem kerja ISS.
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat berguna bagi para pembaca dengan
harapan agar para pembaca dapat memetik pelajaran dari sistem kerja perusahaan berskala
internasional yang dapat mengatur karyawannya dengan sangat baik. Penulis akan memberi
informasi hasil wawancara yang akan penulis dapatkan dari para sumber yang bersangkutan
1
dengan sistem kerja ISS di Prasetiya Mulya. Penulis juga akan memberikan informasi seputar
dugaan insentif yang membuat para SDM PT ISS dapat berkerja dengan sangat baik.
Outsourcing
Pertama-tama, mari kita selami terlebih dahulu arti dari kata outsourcing. Menurut
paper dari divisi riset PPM Manajemen, outsourcing atau alih daya merupakan proses
pemindahan tanggung jawab tenaga kerja dari perusahaan induk ke perusahaan lain di luar
perusahaan induk. Perusahaan di luar perusahaan induk bisa berupa vendor, koperasi
ataupun instansi lain yang diatur dalam suatu kesepakatan tertentu. Outsourcing dalam
regulasi ketenagakerjaan bisa hanya mencakup tenaga kerja pada proses pendukung (non--
core business unit) atau secara praktek semua lini kerja bisa dialihkan sebagai unit
outsourcing.1 Dari definisi tentang outsourcing dapat dilihat bahwa outsourcing sangat
dibutuhkan dalam membantu pada bidang yang pendukung kegiatan perusahaan yang tidak
menjadi perhatian utama perusahaan, namun cukup penting.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh divisi riset PPM Manajemen tentang
penggunaan outsourcing dalam perusahaan, dapat diketahui banyaknya perusahaan di
Indonesia yang menggunakan tenaga outsource. Berikut ini adalah kutipan yang diambil dari
paper divisi riset PPM Manajemen.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 44 perusahaan dari berbagai industri
terdapat lebih dari 50% perusahaan di Indonesia menggunakan tenaga outsource,
yaitu sebesar 73%. Sedangkan sebanyak 27%-nya tidak menggunakan tenaga
outsource dalam operasional di perusahaannya.
Dari 73% perusahaan yang menggunakan tenaga outsource diketahui 5 alasan
menggunakan outsourcing, yaitu agar perusahaan dapat fokus terhadap core
business (33.75%), untuk menghemat biaya operasional (28,75%), turnover karyawan
menjadi rendah (15%), modernisasi dunia usaha dan lainnya, masing-masing sebesar
11.25%. Adapun yang menjadi alasan lainnya adalah :
a. Efektifitas manpower.
b. Tidak perlu mengembangkan SDM untuk pekerjaan yang bukan utama.1 Divisi Riset PPM Manajemen, “Outsourcing,” Makalah Divisi Riset PPM Manajemen, Jakarta, 2008, h. 2, yang mengutip dari “Seputar Tentang Tenaga Outsourcing,” dalam http://malangnet.wordpress.com.
2
c. Memberdayakan anak perusahaan.
d. Dealing with unpredicted business condition.2
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa persentasi jumlah perusahaan Indonesia
yang menggunakan tenaga outsource cukup besar, yaitu mencapai angka 73%. Alasan utama
perusahaan dalam menggunakan tenaga outsource adalah agar fokus terhadap core
business, menghemat biaya operasional, menurunkan tingkat turnover karyawan
(pergantian karyawan), dan modernisasi dunia usaha.
Outsourcing, tidak terlepas dari perusahaan penyedia (provider) jasa tenaga
outsource. Perusahaan harus memilih provider yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan
dimana perusahaan outsourcing tersebut harus teruji kualitas yang dijanjikan, serta adanya
kesepatan untuk membuat hubungan jangka panjang. Oleh sebab itu, perlu diketahui faktor-
faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan provider jasa tenaga outsource.
Berdasarkan hasil survei, diketahui bahwa harga menjadi faktor utama dalam
pemilihan partner outsourcing (22.62%). Sedangkan reputasi yang baik dari provider
outsource menempati posisi kedua yaitu sebesar 21.43%. Untuk tenaga outsource
yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan perusahaan (19.05%), pengetahuan provider
outsource terhadap proses bisnis perusahaan (11.90%). Pengalaman sebelumnya
menempati posisi kelima dalam pemilihan partner outsourcing (10.71%), diikuti oleh
stabilitas provider outsource (8.33%) dan lainnya sebesar 5.95%. Adapun faktor-
faktor lainnya adalah pemenuhan persyaratan ketentuan tenaga kerja dan
penyerapan tenaga terdekat dengan unit kerja.3
Jenis pekerjaan yang dapat menggunakan outsourcing adalah pekerjaan-pekerjaan
yang bukan merupakan tanggungjawab inti dari perusahaan. Pekerjaan-perkerjaan ini
memang dapat disebut kebutuhan ‘sekunder’ perusahaan, namun pemenuhannya cukup
dibutuhkan dan dapat menguras waktu dan tenaga. Dari kutipan berikut ini, dapat diketahui
bidang pekerjaan yang biasanya memerlukan outsourcing.
2 Ibid. h. 9.3 Ibid. h. 11.
3
Berdasarkan hasil survei, komposisi jenis pekerjaan yang paling banyak
menggunakan tenaga outsource adalah cleaning service (56.82%), security (38.64%),
lainnya (36.36%), driver (25%), sekretaris (22.73%), customer service (13.64%) dan
SPG (9.09%). Untuk jenis pekerjaan lainnya terdiri dari:
Bagian pengepakan barang (packing).
Helper baik untuk maintenance maupun mechanic.
Facilitator training,
Resepsionis/operator telepon.
Data entry.
Call center.4
ISS Facility Services
Dari situs resmi ISS, dapat diketahui bahwa ISS adalah
penyedia jasa facility service (layanan fasilitas) dengan sistem
outsourcing yang terbesar dan terbanyak jenis layanannya di
dunia. Perusahaan Denmark yang berdiri sejak tahun 1909 ini
telah memiliki jangkauan ke berbagai benua seperti Eropa, Asia,
Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Australia. Ada sekitar 480.000 orang yang berkerja
pada ISS di 53 negara yang melayani sekitar 100.000 perusahaan. Perusahaan ini juga
memiliki tingkat stabilitas yang baik dalam manajemen yang fleksibel di berbagai negara dan
juga catatan finansial yang baik di berbagai indeks harga saham yang tersebar di berbagai
pasar finansial, terutama dari indeks Dow Jones-AS.5
Salah satu kunci sukses yang penting bagi ISS di berbagai negara di dunia adalah
pendekatan multi-local dengan tim yang memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi yang
diberi kemerdekaan untuk berkreasi dan menyesuaikan diri dengan kondisi masing-masing
negara. Hal ini diperkuat juga dengan insentif lokal yang kuat dan kebebasan menyesuaikan
dengan pasar lokal yang tak bisa disamakan dengan pasar di negara lainya. Landasan
operasional ISS juga menjadi prinsip yang membawa ISS menuju kesuksesan. Landasan ini
berpegang teguh untuk mengembangkan konsep layanan yang mengutamakan kepuasan
karyawan terlebih dahulu, karena karyawan ISS adalah ujung tombak yang berhadapan
4 Ibid. h. 125 ISS Group, ”Organisation”[Online], Tersedia: http://www.issworld.com. [10 Januari 2010]
4
Gambar 1. Logo ISS
langsung dengan para pelanggan ISS. Nilai dari layanan ISS akan disampaikan langsung oleh
para karyawan, lalu menciptakan kepuasan pelanggan yang sagat menentukan
perkembangan bisnis perusahaan.6
Di Indonesia, ISS adalah perusahaan yang terbesar dan terbaik dalam bidang layanan
kebersihan. ISS yang telah hadir di Indonesia sejak tahun 1996 menyediakan tenaga
outsource dalam bidang layanan kebersihan, access control (keamanan), layanan katering,
manajemen parkir, pengendalian hama, layanan toilet, dan layanan kebutuhan kantor.
Perusahaan yang dipimpin oleh Bapak Houtman Simanjuntak yang menjabat sebagai
presiden direktur ini, memiliki berbagai program-program menarik yang sangat
mengedapankan kepentingan karyawanya seperti acara penghargaan yang diadakan setiap
tiga bulan sekali. Jumlah karyawan ISS di Indonesia yang berjumlah sekitar 45.000 orang
adalah yang paling besar di dunia ISS. Sehingga perusahaan menempatkan para karyawanya
sebagai aset yang paling berharga.7
Sistem Kerja ISS Secara Umum di Prasetiya Mulya Business School
ISS sangat terkenal dengan reputasinya dalam mengatur karyawan, karena memang
sistem yang dimilikinya mengutamakan kepuasan karyawan sebelum kepuasan para
pelanggannya. Untuk mengetahui bagaimana sistem kerja para karyawan ISS di Prasetiya
Mulya, penulis mencari pihak yang banyak terkait dengan sistem kerja ISS di Prasetiya Mulya
ini. Penulis mendapat informasi
bahwa Pak Suyatno yang
menjabat sebagai senior
supervisor adalah orang yang
paling mengetahui tentang
informasi sistem kerja ISS di
Prasetiya Mulya. Pada tanggal 5
Januari 2010 pukul 14.00, penulis
bertemu dengan Pak Suyatno di
ruang kantor ISS di Praetiya
Mulya untuk melakukan
6 ISS Group, ”Operating Model” dari http://www.issworld.com.; diunduh tanggal 10 Januari 2010.7 Redaksi Kliniss, ”The Best Employee ke 47,” Kliniss, Agustus 2009, h. 5
5
Gambar 2 . Bapak Suyatno, Senior Supervisor ISS di Prasetiya Mulya
wawancara dengan harapan mendapat informasi sebanyak-banyaknya tentang sistem kerja
ISS di Prasetiya Mulya. Hampir seluruh informasi tentang sistem kerja ISS di Prasetiya Mulya
dijelaskan dengan sabar oleh Pak Suyatno. Hasil wawancara akan penulis rangkum dan
sajikan dengan sebaik-baiknya.
Dalam sistem kerja lokal ISS, ada tiga tingkat jabatan yang dapat dimiliki oleh para
karyawanya. Tingkat pertama adalah tingkat yang paling rendah yang masih terikat dengan
sistem kontrak, karyawan yang berada di tingkat ini adalah karyawan yang menjabat sebagai
cleaner yang mengurus kebersihan secara umum, access controller/security yang mengurus
keamanan, office operator yang mengurus kebutuhan kantor dan menjadi penerima tamu,
IPM operator yang mengurus hama, gardener yang mengurus taman, dan gondolaman yang
menggunakan gondola untuk membersihkan jendela bagian luar. Para karyawan tingkat satu
harus melapor pada team leader seusai menyelesaikan tugasnnya. Seragam yang digunakan
karyawan tingkat satu adalah seragam ISS pada umumnya yaitu kemeja berwarna biru
muda dengan garis-garis berwarna biru tua dan celana panjang biru. Pada tingkat dua,
karyawan akan menjabat sebagai team leader yang memimpin, mengajari, dan mengawasi
kinerja dari para karyawan tingkat satu. Karyawan yang masuk tingkat dua, akan diubah
statusnya menjadi pegawai tetap. Seragam yang digunakan team leader adalah kemeja biru
muda berlengan pendek dengan celana panjang hitam. Yang terakhir adalah karyawan
tingkat tiga yaitu supervisor/senior supervisor yang bertugas memimpin, mengawasi, dan
bertanggung jawab secara penuh atas seluruh sistem kerja ISS di suatu area. Supervisor juga
harus mengawasi kinerja dari karyawan tingkat satu dan menerima laporan langsung
tentang kinerja tim yang dipimpin oleh masing-masing team leader. Seragam yang
digunakan oleh supervisor adalah kemeja lengan panjang berwarna biru muda dengan
celana panjang hitam.
Ada banyak tugas yang diemban oleh para cleaner di Prasetiya Mulya, tugas-tugas itu
antara lain membersihkan karpet (carpet shampoo), membersihkan lantai (menyapu,
kristalisasi marmer, & coating lantai vinyl), membersihkan toilet, membersihkan tembok,
menyapu daun kering di lapangan parkir, membersihkan seluruh tembok dan perabotan
ruangan di Prasetiya Mulya, membersihkan pintu kaca, membersihkan tirai & keset,
menyediakan air mineral, memebersihkan dan mengecek kondisi jendela kaca dari dalam
ruangan, membersihkan sudut-sudut yang rentan berdebu, merawat perabotan yang
berbahan khusus, membersihkan sofa, menyediakan pengharum ruangan, dan pekerjaan
6
lainnya yang disesuaikan dengan
permintaan pengelola. Ada 37
orang yang bekerja sebagai cleaner
di ISS di Prasetiya Mulya, jabatan ini
memang yang paling banyak
diemban oleh karyawan ISS di
Prasetiya Mulya karena tanggung
jawabnya yang banyak. Di setiap
lantai gedung satu dan gedung dua
Prasetiya Mulya, ditempatkan
sepasang cleaner untuk bertugas menjaga kebersihan pada tiap lantai dan beberapa
sisannya akan bekerja sesuai jadwal yang disusun oleh supervisor dan team leader.
Ada 46 karyawan yang bekerja secara tetap di ISS di Prasetiya Mulya, yang terdiri
dari seorang senior supervisor, tiga orang team leader, dua orang access controller, dua
orang gardener, seorang pengendali hama, dan 37 orang cleaner. Pada awalnya jumlah
karyawan tidak langsung sebanyak sekarang ini, namun karena tuntutan keadaan, maka
dilakukanlah penambahan pegawai untuk menyesuaikan dengan bertambahnya pelayanan.
Agar para pembaca lebih jelas mengenai pembagian tugas para karyawan ISS di
Prasetiya Mulya penulis akan menjelaskan tentang struktur organisasi dari ISS di Prasetiya
Mulya. Pak Suyatno adalah seorang senior supervisor yang jabatanya paling tinggi di struktur
organisasi ini, ia membawahi tiga orang team leader, dua orang access controller, dan
seorang pengendali hama (IPM manager). Pak Suyatno langsung membawahi para access
controller dan pengendali hama, karena ia adalah seorang yang ahli dalam bidang tersebut.
Dari tiga orang team leader yang ada, yaitu Pak Dudu, Bu Jujun, dan Pak Nanang, masing-
masing membawahi 13 orang orang karyawan tingkat satu dengan berbagai keahlian
berbeda yang akan disesuaikan dengan keahlian team leader yang memimpin para
karyawan tingkat satu tersebut. Agar lebih jelas mengenai struktur organisasi ISS di
Prasetiya Mulya, para pembaca dapat melihatnya pada gambar di bawah ini.
7
Gambar 3. Ruang Kantor & Peralatan ISS di Prasetiya Mulya
Pekerjaan yang dilakukan oleh para karyawan ISS tingkat satu di Prasetiya Mulya
tidaklah tetap untuk jangka waktu yang lama. Dalam sistem kerjanya, ISS di Prasetiya Mulya
memiliki dua shift kerja, yang pertama adalah dari pukul 06.00-14.00 dan yang kedua adalah
dari pukul 14.00-22.00 (satu shift kerja=8 jam). Setiap minggu, jadwal shift akan ditukar
secara bergantian kepada seluruh karyawan. Selain shift kerja, ISS juga menerapkan
pergantian jenis tugas kepada seluruh karyawan setiap beberapa minggu, dengan harapan
para karyawan dapat membiasakan diri bekerja di beberapa bidang yang berbeda. Walau
jenis pekerjaan sama, namun para karyawan harus mengikuti sistem DAV (Daily Activity)
yang dibuat setiap harinya oleh senior supervisor dan para team leader. Setelah selesai
melakukan tugas, para karyawan diwajibkan melapor kepada team leader untuk dicek
kembali oleh team leader yang akan memeriksa kembali hasil pekerjaan mereka sekaligus
melaporkan barang temuan mereka selama mereka menjalankan tugas. Para karyawan yang
ragu dengan proses kerja mereka juga harus melapor kepada team leader untuk
mendapatkan bimbingan. Laporan harian akan diperiksa setiap harinya oleh seorang service
manager yang tugasnya memeriksa hasil pekerjaan dari sekitar 10 area pelanggan ISS yang
menjadi tanggung jawabnya. Laporan harian para team leader dan supervisor akan
disatukan untuk menjadi laporan mingguan yang akan diperiksa oleh seorang UCM yang
datang dua kali seminggu, yaitu pada hari Senin dan Jumat untuk memeriksa hasil pekerjaan
dari sekitar 25 area pelanggan ISS yang menjadi tanggung jawabnya. Laporan mingguan
yang diterima UCM akan diserahkan dan diperikasa oleh pengelola dari Prasetiya Mulya
yang selanjutnya akan dijadikan acuan untuk membuat jadwal kegiatan minggu depan
berdasarkan permintaan tambahan dan kritik dari pengelola. Fungsi terakhir dari laporan
mingguan adalah untuk mengeluarkan “rapot” bagi para karyawan ISS di Prasetiya Mulya.
Hasil perkerjaan yang dievaluasi pada rapot tersebut akan menjadi penentu kenaikan
pangkat yang dimiliki oleh para karyawan.
8
Gambar 4. Struktur Organisasi ISS di Prasetiya Mulya
Dalam sistem kerja ISS, para perkerjanya akan diberikan pangkat pada jabatan
mereka. Pangkat ini akan menjadi motivasi dan kebangaan bagi setiap karyawan ISS. Dalam
ISS, setiap jabatan memiliki 5 jenjang pangkat yang harus mereka lewati untuk naik jabatan.
Kelima jenjang pangkat tersebut adalah basic, bintang satu, bintang dua, bintang tiga, dan
bintang empat. Kenaikan pangkat, akan ditentukan oleh “rapot” triwulan yang merupakan
gabungan dari rapot mingguan para karyawan. Para karyawan yang mendapat rapot bagus
dan dinilai layak untuk naik pangkat, akan diajukan laporanya oleh supervisor kepada kantor
pusat ISS untuk dipertimbangkan kembali kenaikan pangkatnya. Para karyawan yang naik
pangkat dan melaporkan penemuan barang yang tertinggal milik pelanggan, akan diundang
ke acara pemberian penghargaan berdasarkan regional yang diadakan setiap tiga bulan
sekali. Pada acara ini, para karyawan akan diberikan penghargaan oleh para petinggi di ISS.
Para penerima penghargaan akan menerima menerima kenaikan pangkat, kenaikan gaji,
pelatihan keterampilan baru, dan travel incentive ke Singapura untuk para karyawan yang
naik jabatan(misalnya dari cleaner bintang empat naik menjadi basic team leader).
Sekarang penulis akan membahas tentang upah para pegawai di ISS. Upah untuk
seorang karyawan tingkat satu dengan pangkat basic adalah Rp41.575/hari dikali 26 hari
kerja, maka hasilnya adalah Rp1.080.950/bulan. Angka ini dapat dibilang cukup apabila
dibandingkan dengan UMP DKI Jakarta tahun 2009 yang bernilai Rp1.073.856, tetapi masih
di bawah upah minimun propinsi DKI Jakarta tahun 2010 yaitu Rp1.118.009/bulan. 8 Namun,
untuk setiap kenaikan pangkat, upah bulanan dari karyawan bersangkutan akan dinaikan
sebesar Rp.200.000, sehingga apabila seorang karyawan tingkat satu berpangkat bintang
empat, maka upah bulanannya adalah sekitar Rp1.880.950. Ketika karyawan tingkat satu
naik jabatan menjadi karyawan tingkat dua, mereka akan menjadi karyawan tetap di ISS
yang akan mendapatkan tunjangan untuk transportasi, makan siang, hari raya, dan asuransi
keluarga. Upah bulanan untuk team leader adalah sekitar Rp1.900.000, supervisor sekitar
Rp3.500.000, dan senior supervisor sekitar Rp4.000.000.
ISS menyediakan beberapa jenis penghargaan yang dapat memotivasi para
karyawannya yang berprestasi dalam kurun waktu tertentu. Penghargaan pertama adalah
Golden Heart Award, penghargaan yang diberikan kepada para karyawan yang berjasa
menemukan barang yang tertinggal milik pelanggan. Penghargaan kedua adalah Best
8 Tempo Media Group, “Aliansi Buruh Tolak Upah Minimum Provinsi Jakarta” dari http://www.tempointeraktif.com.; diunduh tanggal 12 Januari 2010.
9
Employee, penghargaan yang diberikan kepada karyawan yang mendapat rapot triwulan
yang tergolong memuaskan, sehingga pantas untuk naik pangkat. Penghargaan yang
terakhir adalah Best of the Best, penghargaan yang diberikan kepada karyawan yang
mendapat penghargaan Best Employee empat kali berturut-turut/selama satu tahun. Pada
acara pemberian penghargaan yang diadakan pada bulan Juli 2009, didapati bahwa dari
sekitar 45.000 orang karyawan ISS Indonesia, hanya terdapat 601 orang peraih Golden Heart
Award dan 213 orang peraih Best Employee yang dinilai dari bulan April-Juni 2009. Untuk
peraih penghargaan Best of the Best periode Juli 2008-Juni 2009 diraih oleh hanya 11 orang
karyawan.9 Semua seperti yang dikatakan oleh Pak Houtman Simanjuntak, memang benar
ISS sangat menghargai para karyawannya yang dianggap sebagai aset paling berharga milik
PT ISS.
Untuk menjadi karyawan ISS pun tidaklah sulit, syarat yang diajukan adalah
berpenampilan menarik, berpostur proporsional, berumur 18-26 tahun, pendidikan terakhir
minimal lulus SLTP, tidak bertindik dan bertato, dan yang paling dinilai adalah kepribadian
yang baik dari sang pelamar. Jika diterima, maka akan diberikan pelatihan dasar selama 9
hari dan diikuti oleh satu minggu praktek kerja lapangan, jika sudah melalui tahat-tahap
tersebut, maka sang karyawan baru akan ditempatkan di suatu area yang tetap. ISS juga
tidak mengutamakan riwayat pendidikan karena menurut Pak Suyatno, anda akan
mendapat pendidikan ala ISS saat anda bekerja, hasil dari pendidikan inilah yang
diutamakan dari ISS. Kepribadian juga merupakan salah satu penilaian dalam ISS, karena
prestasi dan jabatan yang diraih saat bekerja di ISS, tidak dinilai berdasarkan pendidikan,
namun berdasarkan kepribadian, kepemimpinan, dan mental yang baik. Hanya ada satu
aturan yang berlaku dalam sistem kerja ISS untuk para karyawanya, yaitu jika anda ingin
mendapatkan lebih, maka anda juga harus melakukan lebih, inilah yang membuat ISS sangat
adil dan disenangi oleh seluruh karyawannya. Menurut Pak Suyatno, selain hal di atas, hal
lain yang membuat banyak orang tertarik untuk berkeja di ISS adalah lingkungan kerja yang
menyenangkan dan penuh keakraban, kenaikan gaji dan jabatan yang terbilang cukup cepat,
dan gaji yang disesuaikan dengan UMP yang telah ditetapkan.
Penggunaan Tenaga Outsource ISS Dari Sudut Pandang Pengelola9 Redaksi Kliniss, Loc. Cit.
10
Untuk menilai dari sudut pandang yang berbeda, maka pada tanggal 5 Januari 2010,
penulis bertemu dengan Bapak Aji Bondan Sentanu yang merupakan kepala seksi bidang
manajemen fasilitas yang bertanggung jawab langsung atas kinerja ISS di Prasetiya Mulya.
Beliau telah memberi pendapatnya tentang sistem kerja ISS secara umum di Prasetiya
Mulya yang akan penulis coba untuk jelaskan secara sistematis.
Penegelola adalah unit kerja yang bertugas mengelola fasilitas di Prasetiya Mulya.
Bidang yang menjadi tanggung
jawab pengelola adalah keamanan,
transportasi, gedung, dan
housekeeping yang menggunakan
tenaga outsource dari PT ISS.
Prasetiya Mulya mulai
menggunakan outsourcing dari ISS
sejak tahun 2002. Untuk Biaya,
Prasetiya Mulya perlu
mengeluarkan biaya tetap selama
dua tahun sekitar
Rp125.000.000/bulan untuk mendapatkan layanan dari ISS. Biaya memang dirasa cukup
mahal jika dibandingkan dengan menggunakan karyawan inhouse maupun outsourcing
lainya yang kira-kira lebih murah 40% daripada menggunakan outsourcing dari PT ISS. Soal
biaya yang dikeluarkan, pengelola tetap memegang filosofi “ada uang, ada barang” sehingga
biaya yang dikeluarkan tidaklah sia-sia.
Pengelola memiliki beberapa alasan yang kuat untuk menggunakan outsourcing dari
PT ISS di Prasetiya Mulya. Alasan yang pertama adalah jasa yang mereka tawarkan dapat
dikatakan berkelas profesional dan tidak diragukan lagi, PT ISS juga dinilai sebagai
outsourcing terbaik di Indonesia yang dipandang credible untuk menangani tugas di
Prasetiya Mulya, terbatasnya pengetahuan tentang housekeeping baik dari segi knowledge
maupun manpower, agar Prasetiya Mulya dapat fokus pada kegiatan bisnis utamanya
sebagai institusi pendidikan, dan ISS sangat bertanggung jawab dalam menanggapi setiap
keluhan yang diajukan oleh pengelola berdasarkan temuan di lapangan maupun dari
laporan yang diterima.
11
Gambar 5. Bapak Aji Bondan Sentanu, kepala seksi bidang manajemen fasilitas Prasetiya Mulya Business School
Menurut Pak Aji, kinerja secara keseluruhan dari ISS di Prasetiya Mulya sangatlah
baik, karena memiliki manajemen yang sangat baik. Pihak pengelola juga sudah
membandingkan dengan seksama antara PT ISS dengan outsourcing lainya. Walaupun dinilai
cukup baik, namun pihak pengelola akan tetap mengamati kinerja PT ISS di Prasetiya Mulya
dengan seksama agar setiap kelalaian dapat segera dipertanggungjawabkan dan ditindak
secara tegas dengan warning maupun penalty. Pihak pengelola sangat mengharapkan hasil
yang maksimal dari ISS di Prasetiya Mulya karena pihak pengelola telah membayar dengan
biaya lebih untuk mendapatkan hasil yang lebih.
Analisis
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh divisi riset PPM Manajemen, sekitar
73% dari perusahaan di Indonesia menggunakan tenaga outsource dengan persentase jasa
outsource di bidang cleaning service sebesar 56.82%. Dari data tersebut, dapat dilihat
bahwa fenomena banyaknya outsourcing dari ISS di berbagai pusat perbelanjaan dan pusat
keramaian di Indonesia dipengaruhi oleh faktor market share yang besar milik ISS Indonesia.
Dari alasan tentang penggunaan outsourcing yang dikemukakan oleh Pak Aji, kepala
seksi bidang manajemen fasilitas Prasetiya Mulya, terdapat beberapa alasan yang sesuai
dengan alasan yang didapat dari hasil survei divisi riset PPM Manajemen, yaitu agar
perusahaan pengguna outsourcing dapat fokus pada bisnis utama (core business) yang
dijalankanya, tidak perlu mengembangkan SDM di bidang yang bukan bidang utama dengan
knowledge dan manpower yang terbatas, dan dituntutnya profesionalisme dalam dunia
usaha yang semakin modern.
Sekarang akan penulis bandingkan alasan pengelola memilih ISS sebagai outsourcing
di Prasetiya Mulya dengan hasil survei divisi riset PPM Manajemen. Pertama dalam bidang
harga yang berperan 22.62%, walaupun harga jasa outsource ISS yang lebih mahal
dibandingkan outsource lainya, namun harga tersebut sesuai dengan kualitas kerja ISS.
Reputasi provider outsource yang berperan sebesar 21.43% juga dimiliki oleh ISS yang
dipandang sebagai outsourcing yang terbaik di Indonesia. Faktor lainya seperti dapat
menyesuaikan diri dengan kebutuhan perusahaan, pengalaman provider, stabilitas provider,
dan mampu memenuhi permintaan tenaga kerja sesuai dengan keinginan pelanggan, semua
itu dimiliki oleh PT ISS seperti yang telah dijelaskan pada sistem kerja secara umum yang
dimiliki oleh ISS di Prasetiya Mulya.
12
Simpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan data dan pembahasan, penulis mengambil simpulan
bahwa fenomena banyaknya digunakan outsourcing ISS Facility Service di berbagai pusat
bisnis, perbelanjaan, dan keramaian di Indonesia sangat dipengaruhi oleh market share yang
luas dari outsourcing ISS di Indonesia. ISS juga dapat memenuhi sebagian besar kepentingan
perusahaan yang menggunakan outsourcing dan memenuhi banyak kriteria dari provider
outsource yang baik. Semua hal tersebut telah terbukti dengan dibandingkanya faktor-faktor
kesuksesan sistem kerja ISS di Indonesia dengan faktor-faktor kesuksesan outsourcing
berdasarkan survei dari divisi riset PPM Manajemen.
Dari hasil wawancara, didapati pula bahwa memang dalam sistem kerja ISS terdapat
banyak program perusahaan yang sangat memotivasi dan mempengaruhi kualitas dari para
karyawannya. Perusahaan juga sangat sangat menjunjung kepentingan para karyawan yang
dianggap sebagai aset perusahaan yang paling berharga dan menjadi ujung tombak
perusahaan dalam membangun kepuasan pelanggan. Perusahaan memberikan berbagai
insentif yang menjadi keunggulan ISS dibandingkan perusahaan lain, insentif itu antara lain
upah yang sesuai dengan UMP, kenaikan pangkat dan gaji yang relatif lebih cepat, suasana
kerja yang nyaman, berbagai pelatihan yang sangat berguna, keadilan dalam kenaikan
pangkat dan penghasilan, kenaikan upah dan hadiah bagi yang mendapat kenaikan pangkat,
berbagai tunjangan yang ditawarkan, dan penghargaan bagi karyawan berprestasi yang
sangat diidamkan oleh banyak karyawannya.
Daftar Pustaka
13
Divisi Riset PPM Manajemen. 2008. Outsourcing. Makalah. Jakarta: Divisi Riset PPM Manajemen.
Tempo Media Group. 2010. Aliansi Buruh Tolak Upah Minimum Provinsi Jakarta [Online] Tersedia: http://www.tempointeraktif.com.; diunduh tanggal 12 Januari 2010.
ISS Group. 2010. Operating Model [Online] Tersedia: http://www.issworld.com.; diunduh tanggal 10 Januari 2010.
Redaksi Kliniss, ”The Best Employee ke 47,” Kliniss, Agustus 2009, h. 5.
14