Bahan ajar ini merupakan milik BI Institute dan digunakan untuk kepentingan pengajaran yang terkait dengan BI Institute. Penggunaan materi di luar kegiatan BI Institute perlu mendapat persetujuan.
SEKTOR FISKAL
G.A Diah Utari
Financing and Programming Policies (FPP)
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
2
I
III
II
Pengenalan
Akun Fiskal
Akun Fiskal Indonesia
ProyeksiIV
Menganalisis Posisi Fiskal: Indikator FiskalV
Hubungan dengan Sektor LainVI
Pendapatan
Pengeluaran
Pembiayaan
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Kebijakan Fiskal Kebijakan Moneter
Kebijakan Makroekonomi
• Mempengaruhi money supply
- penyesuaian suku bunga
- GWM perbankan
- jual beli surat berharga
Pemerintah di pasar sekunder
• Mengubah tingkat pajak
• Penyesuaian government
spending (besaran dan
komposisi)
• Besaran dan jenis
pembiayaan defisit fiskal
Y = C + I + G + NX
• Ketidakseimbangan makro ekonomi (internal dan eksternal) dan/ atau vulnerabilitas
dapat bermula dari ketidakseimbangan fiskal.
3
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Untuk menganalisa dan memproyeksi dampak dari kebijakan
fiskal pada perekonomian (dan sebaliknya) kita perlu:
• Cara sistematis dalam merekam aktivitas fiskal
• Indikator dan metodologi untuk mengukur kebijakan fiskal
• Pemahaman hubungan antara kebijakan fiskal dan
perekonomian (di kedua arah)
4
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Akun fiskal adalah sebuah ringkasan sistematis mengenai:
•
• Sektor Publik
• Selama periode waktu tertentu (flows concept)
Pendapatan
Pengeluaran
Pembiayaan
5
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Perusahaan PublikPemerintah Umum / General Government
Sektor Publik
Pemerintah Pusat / Central Government
Perusahaan Keuangan
Pemerintah Daerah
Perusahaan Non Keuangan
6
Monetary (tmskBank sentral)
Non monetary
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 20177
CAKUPAN DAN SEKTOR STATISTIK KEUANGAN
PEMERINTAH INDONESIA
Sektor Publik
PemerintahUmum
PemerintahPusat
K/L
BLU
UBL/LNS
Dana JaminanSosial
PemerintahProvinsi
PemerintahKabupaten/Kota
Korporasi Publik
Korporasi PublikNon Keuangan
Korporasi PublikKeuangan
1. Lingkup institusi dan sektor: semua aspek GFS dapat diaplikasikan ke komponen unit/entitas dari setiap subsektor pemerintahumum, dan dapat diperluas ke korporasi publik jika cakupan diperluas ke sektor publik.
2. Cakupan dan sektor didasarkan pada unit institusi, pengendalian dan aktivitas pasar/non pasar
Sektor pemerintah umum
• Semua unit pemerintah dansemua non-market institusinirlaba yang dikendalikandan sebagian besar dibiayaiunit pemerintah
Sektor Korporasi Publik
• Data statistik dikompilasiuntuk sektor publik dansektor pemerintahanumum. Data statistikkorporasi publik diperlukanuntuk mengkompilasi datastatistik sektor pemerintahumum yang komprehensif
7
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
8
1 Total Revenue and Grants
Tax
Social contribution
Grants
Other Revenue
2 Total Expense
Compensation of Employees
Use of goods and capital
Consumption of fixed capital
Subsidies
Social benefits
Other Expense
Operating Balance = ( 1- 2)
3 Transaction in non financial assets
31 Net / gross investment in non financial assets
Expenditure = (2 + 31)
Net Lending / Borrowing = (1-2-31)
Overall Balance = 1-2-3
4 Financing
Foreign Financing
Domestic Financing
Above the line
Below the line
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Above the line
Below the line
9
I Pendapatan (Revenue)
Pendapatan Pajak
Pendapatan Bukan Pajak
Grants
II Belanja (Expenditure)
Current Expenditure
Capital Expenditure
Subsidi
Transfer Daerah
Overall Balance = I - II
III Financing
Foreign Financing
Domestic Financing
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Revenue (Pendapatan) : • Penerimaan yang tidak menimbulkan kewajiban untuk
membayar kembali• Transaksi yang menambah kekayaan bersih (net worth)
Pemerintah• Diklasifikasikan menjadi :
Pendapatan pajak: penerimaan wajib dan tak berbalasyang dikumpulkan pemerintah untuk kepentingan publik.
Pendapatan non-pajak, contohnya, : pendapatan dari bagian laba BUMN, pendapatan iuran/denda, transfer profit dari bank sentral.
Hibah adalah penerimaan dari pemerintah negara lain ataulembaga internasional yang tidak perlu dibayar kembali/digantikan.
10
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Pengeluaran : • Transaksi yang mengurangi kekayaan bersih pemerintah• Jenis –jenis pengeluaran :
Current expenditures: Biaya operasional rutin pemerintah seperti : upah dan gaji; barang dan jasa; transfer; pembayaran bunga; danlainnya.
Capital expenditures: Pembelian kapital fisik untuk penggunaan lebih dari satu tahun, seperti pembelian tanah; bangunan; peralatanmodal fisik (mis. Alutsista)
Subsidi : Anggaran yang dialokasikan untuk meringankan bebanmasyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar dan menjaga agar produsen dapat memproduksi kebutuhan dasar masyarakat denganharga terjangkau
Transfer : Angaran hibah negara dalam bentuk uang, barang danjasa kepada Pemda yang bersumber dari pinjaman / hibah dalam / luar negeri
11
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Total Revenue and Grants–Total Expenditure = OVERALL BALANCE
Pinjaman Domestik-Bank Sentral (monetisasi)
- Pembiayaan bank- Pembiayaan non-bank
Pinjaman Luar Negeri
Penerimaan Privatisasi* (jika digunakan untuk membayar utang)
Jika overall balance < 0 (defisit) pendapatan < pengeluaran perlu membiayai pengeluaran yang lebih dari pendapatan
12
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
1. Akrual vs Kas
Secara tradisional, akun fiskal dicatat atas dasar kas.
• Pedoman GFS 2014: akrual basis
• Basis akrual vs kas
Akrual : transaksi dicatat sebagai penerimaan dan pengeluaran ketikanilai ekonomi diciptakan.
Kas : transaksi dicatat sebagai penerimaan dan pengeluaran ketika kasditerima/dibayarkan.
13
2. Pendapatan dan pengeluaran ditampilkan atas basis bruto.
Sebagai contoh:
• Biaya pengumpulan pajak TIDAK di netted out dari pendapatan.
• Uang sekolah tidak di net terhadap pengeluaran pendidikan.
• Pengecualian adalah pinjaman netto.
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Persentase Pajak = Pendapatan Pajak
Basis Pajak
Untuk memproyeksikan segala jenis pendapatan, Anda perlu memahami dan melakukan proyeksi baik untuk basis pajak maupun persentase pajak.
Proyeksi Pendapatan = Proyeksi Basis Pajak * Asumsi Persentase Pajak
15
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Isu terkait pendekatan persentase pajak:Basis pajak yang berlaku biasanya terlalu kompleks untuk digunakan dalam analisis danproyeksi perekonomian.
• Contoh 1: Untuk memproyeksikan pajak penghasilan pribadi dalam sistem progresif, Anda perlu memproyeksikan penghasilan pribadi dan distribusi pendapatan.
• Contoh 2: Untuk mendapatkan proyeksi yang sangat akurat untuk bea masuk, Andaperlu memproyeksikan impor secara item per item dan menerapkan tarif yang berbedauntuk tiap item.
Persentase pajak dapat saja tergantung pada faktor-faktor ekonomi (perubahan dalambasis pajak), atau pada kebijakan (perubahan dalam sistem pajak)• Contoh: pajak penghasilan adalah 25% dari penghasilan jika penghasilan < 100, 50%
untuk lainnya:
16
Orang 1 Orang 2 Orang 3 Orang 4 Total
Income 80 80 140 90 390
Income Tax 2016 20 20 70 45 155 39,74 %
<= 80 25%
>80 50%
Eff.tax rate
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Isu terkait pendekatan persentase pajak:
Proyeksi baseline mengasumsikan tidak ada perubahan dalam kebijakan, atau menggunakan hanya perubahan-perubahan yang telah diumumkandan pasti akan diimplementasikan.
Proyeksi persentase pajak harus:
• Untuk baseline, asumsi tidak ada perubahan dalam kebijakan; dapatkan persentase pajak dari kode pajak (atau hitunglah dari data)
• Untuk program, masukkan efek perubahan-perubahan itu pada basis pajak.
Manapun cara yang digunakan, jika menggunakan data historis untukmemproyeksikan persentase pajak, sangatlah penting untukmemperhitungkan efek dari perubahan kebijakan.
17
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Untuk isu-isu terkait proyeksi basis pajak, pertimbangkan:
Untuk proyeksi pendapatan pajak :
Tingkat Pajak Efektif = Pendapatan Pajak
Proksi Basis Pajak
Proyeksi Pendapatan = Proyeksi Proksi Basis Pajak * Asumsi Tingkat Pajak Efektif
18
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Proksi yang Berguna
19
2011 2012 2013 2014 2015 2016p
Import Duties 97,0 100,8 103,8 114,2 126,0 129,2
Imports 1000 1050 1070 1120 1200 1300
Effective tax rate 9,7 9,6 9,7 10,2 10,5 9,9
Projected import duties = 9.9% * 1300 = 129,2
Jika menggunakan rata2 tingkat pajak efektif 2011-2015 = 9,9%
Proyeksi bea cukai impor = 9,9% * 1300 = 129,2
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Proyeksi % Perubahan Pendapatan Pajak =Asumsi Elastisitas * Proyeksi %perubahan Proksi Basis Pajak
Proyeksi Pendapatan untuk t =Pendapatan pada t – 1 * (1 + Proyeksi %perubahan Pendapatan)
Untuk proyeksi pendapatan menggunakan pendekatan elastisitas:1. Mengambil asumsi terkait elastisitas yang digunakan untuk periode proyeksi, dan hitunglah:
2. Gunakan % perubahan yang proyeksi dan data aktual:
20
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
21
2011 2012 2013 2014 2015 2016p
Import Duties 97,0 100,8 103,8 114,2 126,0 140,6
Imports 1000,0 1050,0 1070,0 1120,0 1200,0 1300,1
% change in import duties 3,1 3,9 2,9 10,1 10,3 11,6
% change in import 3,1 5,0 1,9 4,7 7,1 8,3
elastisitas 1,0 0,8 1,5 2,2 1,4 1,4
Projected % change in import duties = 8.3%*1.4 = 11.6
Projected import duties - 126 *(1+11,6%) = 140.6
Asumsi elastisitas adalah sebesar 1,4 untuk 2001
Proyeksi % perubahan bea cukai = 8,3% * 11,4 = 11,6
Proyeksi bea cukai = 126*(1+11,7%) = 140,7
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Jika elastisitas > 1, sistem pajak elastis:
• Pendapatan tumbuh lebih cepat daripada basis pajak
Jika elastisitas < 1, sistem pajak inelastis:
• Pendapatan tumbuh lebih lambat daripada basis pajak
Elastisitas sistem perpajakan tergantung pada strukturnya:
• Jika sistem perpajakan progresif, compliance tinggi, dan basis pajak diterapkan tanpa ceilings elastisitas > 1
• Jika sistem perpajakan regresif (misalnya karena bergantungpada banyak pajak cukai) elastisitas < 1
22
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Pendapatan non-pajak termasuk pendapatan dari pengelolaan SDA, laba BUMN, denda, laba bank sentral, dll.
• Periksa apakah komponen pendapatan ini stabil sebagaipersentase PDB.
• Jika semua ini ditetapkan dan ditentukan , biaya dan dendabertambah hanya untuk inflasi atau perubahan harga lainnya.
• Beberapa komponen pendapatan ini mungkin bersifat otonomdan tidak bergantung pada PDB (laba bank sentral).
23
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Belanja (Expenditure)
Pembayaran Gaji
Pembelian barang dan jasa
Subsidi
Transfer Daerah
Capital Expenditure
Bunga utang
24
Diskresioner , tergantung kebijakan
pemerintah & umumnya
mencerminkan perkembangan makro
ekonomi
• Upah dan gaji
• Pembelanjaan barang dan jasa
(harga dan nilai tukar)
• Subsidi dan transfer (permintaan
subsidi, harga barang subsidi)
Non diskresioner : tidak tergantung
pada kebijakan dan sangat
tergantung pada kondisi
makroekonomi
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Upah dan gaji = jumlah karyawan * upah• Jumlah karyawan merefleksikan struktur program, reformasi
kelembagaan di sektor pemerintah
• Tingkat upah dapat diproyeksikan menggunakan inflasi IHK
Barang dan jasa = • Volume (kuantitas) dapat berubah sesuai PDB riil atau
tergantung pada kebijakan
• Harga: Pemilihan deflator (IHK, deflator PDB, tergantung padajenis jasa)
25
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Subsidi dan Transfer = …
- Subsidi konsumen, proyeksi jumlah penerima manfaat dan rata-rata pembayaran; jika tidak tersedia, pertimbangkan rasioterhadap PDB.
- Subsidi produsen, proyeksi permintaan untuk produk dan rata-rata subsidi per unit atau per nilai produk
Pengeluaran modal = …- Pertimbangkan projek yang sedang berlangsung, inflasi, dll.
26
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Pembayaran bunga utang (interest payment):
• Informasi yang dibutuhkan : jumlah utang, maturity profile, tingkat suku bunga, komposisi utang luar negeri dan domestik.
Utang saat ini (Existing debt, Rupiah )
- Gunakan data historis yang tersedia ; jumlah utang danrata-rata tingkat suku bunga.
- Perhatikan utang yang memiliki tingkat bunga variabel.
Utang baru (New debt, Rupiah)
Gunakan rata-rata atau proyeksi suku bunga, dan premi risiko.
Utang Luar Negeri (Foreign debt)
Dihitung dalam mata uang luar negeri dan ubah menjadi matauang domestik (perhitungkan nilai tukar)
27
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Pembiayaan Domestik
Pembiayaan Bank: • Bank sentral dan bank komersial• Tergantung pada suku bunga, pinjaman alternatif• Konsisten dengan pembiayaan dalam survey moneter• Jika negatif, menunjukkan pemerintah menumpuk deposit
Pembiayaan Non-Bank:• Tergantung pada suku bunga• Aset alternatif• Kepercayaan publik terhadap pemerintah
Pembiayaan Luar Negeri:• Tergantung pada suku bunga luar negeri vs domestik• Tergantung pada kapasitas pembayaran dalam mata uang asing• Tergantung pada akses ke pasar internasional• Tergantung pada donor• Harus konsisten dengan neraca pembayaran
29
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Indikator Fiskal
Untuk menilai kondisi fiskal, kita harus memperhatikan dua hal berikut: indikator flow dan posisi (flow and stock).
Indikator Flow Indikator Posisi
- Overall fiscal balance
- Operating Balance
- Primary Balance
- Current Balance
- Gross debt position
- Debt to GDP ratio
30
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
• Mencerminkan keperluan pembiayaan dari pemerintah secara umum, dandisebut juga sebagai net borrowing requirement.
• Biasanya dipresentasikan sebagai persentase terhadap PDB.
OVERALL BALANCE
OB = Overall BalanceR = RevenueG = Grant
E = ExpenditureExp = Expense
31
OB =( R + G ) - E
OPERATING BALANCE
OB =( R + G ) - Exp
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
• Mengukur efek dari kebijakan fiskal pemerintah saat initerhadap net hutang yang dibutuhkan.
• Debt-stabilising primary balance adalah indikator yang diperlukan untuk menjaga agar rasio utang terhadap PDB konstan.
PRIMARY BALANCE
32
PB =( R + G ) – E – int. payment
OB – int. payment
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
• Digunakan sebagai indikator ukuran simpanan pemerintah.
• Tidak memperhitungkan bahwa investasi publik yang besardapat mengakibatkan current expenditures yang besar dimasa depan (gaji, penambahan dalam pembayaran utangdan suku bunga).
Current revenues – Current expenditures = CURRENT BALANCE
Current Balance
33
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Efek makro defisit tergantung pada sumber pembiayaan:
Pinjaman Luar Negeri
Pinjaman Bank Dalam Negeri
Pinjaman Non Bank Dalam
Negeri
Meningkatnya ULN
Inflasi
Crowding Out
35
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Efek makro defisit tergantung pada sumber pembiayaan:
• Peminjaman luar negeri apresiasi nilai tukar, bertambahnya
vulnerabilitas eksternal.
• Peminjaman dari bank sentral (seignorage) pembentukanhigh-powered money, mengakibatkan inflasi.
• Peminjaman dari bank komersial domestik inflasi (jika bank
sentral mensuplai cadangan devisa tambahan untukmemenuhi permintaan ekstra oleh bank untuk kredit) ataubertambahnya suku bunga dan crowding out di sektorswasta.
• Peminjaman dari sektor domestik non-bank bertambahnyasuku bunga dan crowding out di sektor swasta.
36
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Penerimaan privatisasi tidak mengakibatkan utang, tetapipenggunaan hasil privatisasi untuk expenditure yang tidak produktif berarti defisit rendah untuk satu tahun dan defisit yang lebih tinggidi periode berikutnya.
• Defisit fiskal dapat dikurangi jika penerimaan digunakan untukinvestasi publik yang produktif.
• Jika penerimaan digunakan untuk pengeluaran di masa kini ataupemotongan pajak atau keduanya, maka defisit saat ini tidak berubah dan defisit di masa depan akan bertambah.
* Jika perusahaan dijual kepada orang asing, pencatatan harus konsisten dengan
neraca pembayaran.
37