Transcript

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TERAPI BERMAIN MENGENAL WARNA PADA ANAK USIA PRASEKOLAH SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TERAPI BERMAIN MENGENAL WARNA PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI PAUD PELANGI PURWOKERTODi Susun Oleh :Yatimah Ratna PertiwiSri Setia YuliawatiKiki AndriyaniIka Wahyu V. SRiyan Hara PermanaYuli Dwi HartantoAhmad SofanDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANJURUSAN KEPERAWATANPURWOKERTO2009SATUAN ACARA PENYULUHAN TERAPI BERMAINDI PAUD PELANGI PURWOKERTOPOKOK BAHASAN : Terapi bermain stimulasi kognitifSUB POKOK BAHASAN: Terapi bermain mengenal warna, huruf, mengenal nama buah dan hewan. WAKTU: 45 Menit Jam 09.00 WIBHARI/TANGGAL: Kamis, 14 Mei 2009TEMPAT: PAUD PelangiSASARAN : Anak usia Pra Sekolah (3-5 tahun)PELAKSANA : Kelompok I (Imah, Nci, Ika, Kiki, Riyan, Yuli, Afan) Latar Belakang Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak disadari (Wholey and Wong, 1991). Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan untuk memperoleh kesenangan (Foster, 1989). Bermain adalah kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Hurlock).Kesimpulan: Bermain merupakan bahasa dan keinginan dalam mengungkapkan konflik dari anak yang tidak disadarinya serta dialami dengan kesenangan yang diekspresikan melalui bio-psiko-sosio yang berhubungan dengan lingkungan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Setelah melakukan survei di PAUD Pelangi sebagian besar murid-murid di PAUD tersebut berusia 4 - 5 tahun sebanyak 40 anak. Sehingga, sasaran terapi bermain yang akan dilakukan adalah anak pra sekolah (4-5 tahun) sebanyak 20 anak. Klasifikasi dalam permainan ini adalah social affective play dimana anak belajar memberi respon dan berhubungan dengan orang lain terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan dalam bentuk permainan.TujuanTujuan UmumSetelah dilakukan terapi bermain selam 45 menit, anak dapat mengikuti permainan stimulasi kognitif yang diberikan.Tujuan KhususSetelah dilakukan terapi bermain selam 45 menit anak mampu :Mengenal warnaMengenal hurufMengenal nama buah dan hewanMenebak gambarMetode dan MediaMetodeBermain dengan anak menebak gambar yang telah disebutkan dan didiskripsikan.MediaKertas gambarKertas TempelSpidolKegiatan PengorganisasianPenanggung jawab: Riyan Hara PermanaModerator: Yuli Dwi HartantoObserver: Ahmad SofanPemimpin bermain: Kiki AndriyaniFasilitator: Yatimah Ratna Pertiwi Sri Setiayuliawati Ika Wahyu V. SSetting tempat (gambar / denah ruangan) Keterangan : : Pemimpin bermain: Moderator: Observer: Fasilitator: AnakKegiatan bermain NoUraianKegiatan perawatKegiatan klien123Pembukaan (5 menit)Kegiatan bermain (30 menit)Evaluasi (10 menit)a.Salam pembukaanb.Perkenalanc.Mengkomunikasikan tujuana.Menyiapkan mainanb.Bermain menebak gambar dengan melibatkan anak c.Meminta respon dan tanggapan anak.d.Meminta anak menempelkan gambar yang sesuaie.Memberikan Reinfocement positif jika anak bisa mengikuti permainana.Mengakhiri permainanb.Melakukan evaluasi -Memperhatikan-Memperhatikan-Menjawab salam-Mengikuti-Menanggapi-Mengikuti-Memperhatikan-MenanggapiEvaluasiPembagian tugas dalam timPenanggung jawab:Moderator:Observer:Pimpinan bermain:Fasilitator:ProsesDievaluasi apakah anak mau berkenalan dan bersalaman dengan perawat tanpa rasa takut.Apakah anak mau menempel gambar ke depan, anak mau menyebutkan nama gambar buah, gambar hewan, dan anak mau menyebutkan warna gambar yang disebutkan perawat.TERAPI BERMAINA. PENGERTIAN BERMAINBermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak disadari (Wholey and Wong, 1991).Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan untuk memperoleh kesenangan (Foster, 1989).Bermain adalah kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Hurlock).Bermain adalah ungkapan bahasa secara alami pada anak yang diekspresikan melalui bio-psiko-sosio anak yang berhubungan dengan lingkungan (Cindy Smith).Kesimpulan: Bermain merupakan bahasa dan keinginan dalam mengungkapkan konflik dari anak yang tidak disadarinya serta dialami dengan kesenangan yang diekspresikan melalui bio-psiko-sosio yang berhubungan dengan lingkungan tanpa mempertimbangkan hasil akhir.B.KATEGORI BERMAIN1. Bermain aktifYaitu anak banyak menggunakan energi inisiatif dari anak sendiri atau kegembiraan timbul dari apa yang dilakukan oleh anak. Contoh: bermain sepak bola.2. Bermain pasif/hiburanEnergi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakukan aktivitas (hanya melihat), kesenangan diperoleh dari kegiatan orang lain. Contoh: memberikan support, menonton televisi.C. JENIS PERMAINANPermainan bayiPermainan sederhana oleh anggota keluarga dilakukan pada usia 0-1 tahun. Contoh: petak umpet, dakon, kejar-kejaran.Permainan peroranganUntuk menguji kecakapan, ada peraturan sedikit, dilakukan pada todler dan prasekolah. Contoh: menendang bola.Permainan tetanggaPermainan kelompok, pada prasekolah dan sekolah. Contoh: bermain polisi dan penjahat.Permainan timPermainan terorganisir, punya aturan tertentu, dilakukan pada usia sekolah dan remaja. Contoh: sepakbola, kasti, lari.Permainan dalam ruangPermainan pada anak sakit atau lelah, dilakukan pada cuaca buruk atau hujan. Contoh: main kartu, tebak-tebakan, teka-teki.D. CIRI-CIRI BERMAINSelalu bermain dengan sesuatu atau bendaSelalu ada timbal balik, sifat interaksiSelalu dinamis, berkembangAda aturan tertentuMenuntut ruangan tertentu.E.KLASIFIKASI BERMAIN Menurut Isia.Social affective playAnak belajar memberi respon dan berhubungan dengan orang lain terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan.b. Sense of pleasure playAnak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada disekitarnya, dengan bermain dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air atau pasir, mengenal rasa, bau.c.Skill playMemberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh keterampilan tertentu dan anak melakukan secara berulang-ulang, misalnya mengendarai sepeda roda tiga.d. Dramatika play (Role play)Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu.2. Menurut Karakteristik Sosiala.Solitary playJenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita todler.b. Paralel playPermainan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak todler dan pre school. Contoh : bermain balok.c. Asosiatif playPermainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktifitas yang sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak bermain sesukanya, satu sama lain kadang saling meminjamkan.d. Kooperatif playAnak bermain bersama dengan sejenisnya, permainan terorganisasi dan terencana dan ada aturan tertentu. Saling diskusi dan memiliki tujuan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia sekolah dan adolescent.F. FUNGSI BERMAINPerkembangan Sensorik MotorikMelalui permainan anak akan mampu mengungkapkan kemampuan fisiknya. Bayi dengan penglihatan, taktil, dan rangsangan. Todler dan pra sekolah melalui gerakan tubuh, dimana kematangan dan maturitas akan membedakan masing-masing usia.Perkembangan Kognitif/intelektualMembantu mengenal benda sekitar(warna, bentuk, kegunaan). Perkembangan ini diperoleh melalui eksplorasi dan manipulasi benda disekitarnya baik dalam hal warna, ukuran, dan pentingnya benda tersebut. Contoh: bermain mengisi teka-teki silang.KreatifitasAnak mengembangkan kreatifitas, mencoba ide baru, bermain dengan semua media, puas dengan kreatifitas baru, dan minat terhadap lingkungan tinggi. Misalnya menyusun balok. Perkembangan SosialDiperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari peran dalam kelompok, belajar memberi dan menerima, belajar benar salah, dan mampu mengenal tanggungjawab.Kesadaran Diri (Self awarness)Anak belajar memahami kemampuan dirinya, kelemahan dan tingkah laku terhadap orang lain.Perkembangan MoralDiperoleh melalui interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman,menyesuaikan dengan aturan kelompok. Contoh: dapat menerapkan kejujuran.TerapiBermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak, misalnya: marah, takut, benci.Perkembangan Komunikasi Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat mengatakan secara verbal, misalnya: melukis, menggambar, bermain peran.G.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAINTahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi/keterbatasan.Status kesehatan, pada anak sakit maka perkembangan psikomotor dan kognitif terganggu.Jenis kelamin, dimana anak laki-laki lebih tertarik dengan mekanikal sementara anak wanita mother role.Lingkungan yang meliputi: lokasi, negara, kultur.Alat permainan.Intelegensia.Status sosial ekonomi.H.TAHAP PERKEMBANGAN BERMAINTahap EksplorasiMerupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain.Tahap PermainanSetelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap perminan.Tahap Bermain SungguhanAnak sudah ikut dalam perminan.Tahap MelamunMerupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.I. KARAKTERISTIK BERMAIN SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN1. Bayi (1 bulan)a. Visual: permainan dapat dilihat dengan jarak dekat (20-25 Cm), gantungkan benda yang terang dan menyolok.b. Auditori: bicara dengan bayi, menyanyi, musik, radio, detik jam.c. Taktil: memeluk, menggendong, memberi kehangatan.d. Kinetik: mengayun, naik kereta dorong.2. Bayi (2-3 bulan)Visual: buat ruangan menjadi terang, gambar, cermin ditembok, bawa bayi ke ruangan lain, letakkan bayi agar dapat memandang disekitar.Auditori: bicara dengan bayi, beri mainan bunyi, ikut sertakan dalam pertemuan keluarga.Taktil: memandikan, mengganti popok, menyisir rambut dengan lembut, gosok dengan lotion/bedak.Kinetik: jalan dengan kereta, gerakan berenang, bermain air.3. Bayi (4-6 bulan)Visual: bermain cermin, anak nonton TV, beri mainan dengan warna terang.Auditori: anak bicara, ulangi suara yang dibuat, panggil nama, remas kertas didekat telinga, pegang mainan berbunyi didekat telinga.Taktil: beri mainan lembut/kasar, mandi cemplung/cebur.Kinetik: bantu tengkurap, sokong waktu duduk.4. Bayi (6-9 bulan)Visual: mainan berwarna, bermain depan cermin,ciluk .ba, beri kertas untuk dirobek-robek.Auditori: panggil nama Mama Papa, dapat menyebutkan bagian tubuh, beri tahu yang anda lakukan, ajarkan tepuk tangan dan beri perintah sederhana.Taktil: meraba bahan bermacam-macam tekstur, ukuran, main air mengalir, berenang.Kinetik: letakkan mainan agak jauh lalu suruh anak untuk mengambilnya.5. Bayi (9-12 bulan)Visual: perlihatkan gambar dalam buku, ajak pergi ke berbagai tempat, bermain bola, tunjukkan bangunan agak jauh.Auditori: tunjukkan bagian tubuh dan sebutkan, kenalkan dengan suara binatang.Taktil: beri makanan yang dapat dipegang, kenalkan dingin, panas dan hangat.Kinetik: beri mainan yang dapat ditarik dan didorong.Mainan yang dianjurkan untuk bayi 6-12 bulan:Blockies warna-warni jumlah, ukuran.Buku dengan gambar menarik.Balon, cangkir dan sendok.Boneka bayi.Mainan yang dapat didorong dan ditarik.6. Todler (2-3 tahun)Mulai berjalan, memanjat, berlari.Dapat memainkan sesuatu dengan tangannya.Senang melempar, mendorong, mengambil sesuatu.Perhatiannya singkat.Mulai mengerti memiliki Ini milikku .Karakteristik bermain Paralel PlayToddler selalu bertengkar saling memperebutkan mainan/sesuatu.Senang musik/irama.Mainan untuk toddler:Mainan yang dapat ditarik dan didorong.Alat masak.Malam, lilin.Boneka, blockies, telepon, gambar dalam buku, bola, dram yang dapat dipukul, krayon, kertas.7. Pra Sekolah (4-5 tahun)Dapat melompat, berlari, bermain dan bersepeda.Sangat energik dan imaginatif.Mulai terbentuk perkembangan moral.Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dengan kelompok.Karakteristik bermain: assosiative play, dramatic play, skill play.Laki-laki aktif bermain di luar, perempuan didalam rumah.Mainan untuk pra sekolah:Peralatan rumah tangga.Sepeda roda tiga.Papan tulis/kapur.Lilin, boneka, kertas.Drum, buku dengan kata sederhana, kapal terbang, mobil, truk.8. Usia Sekolah (6-12 tahun)Bermain dengan kelompok yang berjenis kelamin sama.Dapat belajar dengan aturan kelompok.Belajar independent, cooperative, bersaing, menerima orang lain.Karakteristik Cooperative Play.Laki-laki: Mechanical, perempuan : Mother Role.Mainan untuk anak usia sekolah: 6-8 tahunKartu, boneka, robot, buku, alat olah raga, alat untuk melukis, mencatat, sepeda.8-12 tahunBuku, mengumpulkan perangko, uang logam, pekerjaan tangan, kartu, olah raga bersama, sepeda, sepatu roda.9.Remaja ( 13-18 tahun)Bermain dalam kelompok seperti sepak bola, basket, bulutangkis.Senang mendengarkan musik, melihat TV, mendengarkan radio.Membaca majalah, buku.J. ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)PengertianAPE adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak disesusikan dengan usia dan tingkat perkembangannya.KegunaanPengembangan aspek fisik: merangsang pertumbuhan fisik anak.Pengembangan bahasa: melatih bicara dan menggunakan kalimat yang benar.Pengembangan aspek kognitif: pengenalan suara, bentuk, ukuran, dan warna.Pengembangan aspek sosial: hubungan atau interaksi ibu-anak, keluarga, masyarakat.SyaratAman, disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan anak.Ukuran dan berat sesuai usia.Desainnya harus jelas. Memiliki ukuran, susunan, warna tertentu serta jelas maksud dan tujuannya.Berfungsi untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak (motorik, bahasa, kognitif, sosialisasi).Dapat dimainkan dengan berbagai variasi, tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah.Harus tetap menarik.Mudah diterima oleh semua kebudayaan.Tidak mudah rusak. Jika ada bagian yang rusak mudah diperbaiki dan diganti, pemeliharaan mudah, terbuat dari bahan yang mudah didapat, harga terjangkau.Alat Permainan Balita dan Perkembangan yang DistimuliMotorik kasar: sepeda roda tiga/dua, mainan yang ditarik dan didorong.Motorik halus: gunting, bola, balok, lilin.Kognitif: buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna.Bahasa: buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, televisi.Menolong diri sendiri: gelas/piring plastik, sendok, baju, sepatu, kaos kaki.Tingkah laku sosial: alat permainan yang dapat dipakai bersama seperti bola, tali, dakon.Kesalahan dalam Pemilihan AlatMemberikan sekaligus banyak mainan.Alat permainan dianggap bagus atau perlu oleh orang tua tapi kontradiksi bagi anak.Alat terlalu mahal.Terlalu lengkap dan sempurna.Tidak sesuai dengan umur anak.Terlalu banyak mainan dengan tipe yang sama.Tidak teliti keamanannya.DAFTAR PUSTAKAFoster and Humsberger. 1998. Family Centered Nursing Care of Children. WB sauders Company. Philadelpia. USAHurlock, E. B. 1991. Perkembangan anak. jilid I. Erlangga. JakartaMarkum, dkk. 1990. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. IDI. JakartaMerenstein, et al. 2002. Buku Pegangan Pediatri. Edisi 17. Widya Medika. JakartaSoetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. JakartaWhaley and Wong.1991. Nursing Care infants and children. Fourth Edition. Mosby Year Book. Toronto. Canada


Top Related