Laporan Praktikum
Calori Work
Nama/NPM : Rizki Larasati / 1406533541
Fakultas / Program Studi : Teknik / Teknologi Bioproses
Group : 8B
Kawan Kerja :
1. Adam Bramantyo Barus
2. Davita Kristabel Mandala
3. Dwiki Syahbana Putra
4. Haris Abdul Aziz
5. Jonathan Ekaputra
6. Nafis D Hannan
7. Rizky Abby Purnawan
Nomor dan Nama Percobaan : KR02 – Calori Work
Minggu Percobaan : Pekan 1
Tanggal Percobaan : 24 Februari 2015
Nama Asisten : Fera Gustina Purwati
Laboratorium Fisika Dasar
UPP – IPD
Universitas Indonesia
KR02 - Calori Work I. Tujuan
Menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor.
II. Alat
1. Sumber tegangan yang dapat divariasikan
2. Kawat konduktor ( bermassa 2 gr )
3. Termometer
4. Voltmeter dan Ampmeter
5. Adjustable power supply
6. Camcorder
7. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis
III. Cara Kerja
1. Mengaktifkan Web cam ! (mengklik icon video pada halaman web r-Lab)
2. Memberikan tegangan sebesar V0 ke kawat konduktor
3. Menghidupkan Power Supply dengan meng’klik’ radio button disebelahnya.
4. Mengambil data perubahan temperatur , tegangan dan arus listrik pada kawat
konduktor tiap 1 detik selama 10 detik dengan cara meng’klik” icon “ukur”
5. Memperhatikan temperatur kawat yang terlihat di web cam, tunggulah hingga
mendekati temperatur awal saat diberikan V0 .
6. Mengulangi langkah 2 hingga 5 untuk tegangan V1, V2 dan V3
IV. Teori
A. Kalor
Kalor didefinisikan sebagai sesuatu yang dipindahkan sebagai akibat dari
perbedaan suhu. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh
suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka
kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya
rendah maka kalor yang dikandung sedikit.
Satuan kalor adalah kalori dimana, 1 kalori adalah kalor yang diperlukan untuk
menaikkan temperatur 1 gr air dari 14,5 C menjadi 15,5 C. Dalam sistem British, 1
Btu (British Thermal Unit) adalah kalor untuk menaikkan temperatur 1 lb air dari 63
F menjadi 64 F. 1 kal = 4,186 J = 3,968 x 10-3 Btu
1 J = 0,2389 kal = 9,478 x 10-4 Btu
1 Btu = 1055 J = 252,0 kal.
Besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3
faktor massa zat, jenis zat (kalor jenis), dan perubahan suhu. Sehingga secara
matematis dapat dirumuskan :
Q = m c (Ta - T)
Q = jumlah kalor yang diperlukan ( kalori )
m = massa zat ( gram )
c = kalor jenis zat ( kal/gr0C)
Ta = suhu akhir zat (K)
T = suhu mula-mula (K)
Kalor dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Kalor yang digunakan untuk menaikan suhu.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kalor didefinisikan sebagai energi
yang berpindah dari suhu yang lebih tinggi ke suhu rendah. Besarnya kalor ditentukan
oleh beberapa faktor, antara lain masa, kalor jenis, dan perubahan suhu.
Tabel 1. Nilai Kalor Jenis Beberapa Bahan
Substance Specific Heat
Capacity
at 25oC in J/goC
H2 gas 14.267
He gas 5.300
H2O(l) 4.184
lithium 3.56
ethyl alcohol 2.460
ethylene
glycol 2.200
ice @ 0oC 2.010
steam @
100oC 2.010
vegetable oil 2.000
sodium 1.23
air 1.020
magnesium 1.020
aluminum 0.900
Concrete 0.880
glass 0.840
potassium 0.75
sulphur 0.73
calcium 0.650
iron 0.444
nickel 0.440
zinc 0.39
copper 0.385
brass 0.380
sand 0.290
silver 0.240
tin 0.210
lead 0.160
mercury 0.14
gold 0.129
sumber : http://www2.ucdsb.on.ca/tiss/stretton/database/Specific_Heat_Capacity_Table.html
Kita mengenal kapasitas kalor suatu benda. Kapasitas kalor adalah banyaknya
kalor yang diperlikan untuk menaikan suhu benda sebesar 1 K. Secara matematis,
kapasitas kalor dapat ditulis sebagai:
𝑪 = 𝒎 𝒄
Sehingga, jika persamaan tersebut disubtitusikan kedalam persamaan kalor
sebelumnya, maka akan didapat:
𝑸 = 𝑪 ∆𝑻
2. Kalor Laten.
Kalor laten adalah kalor yang digunakan saat suatu benda akan berubah fasa
pada suhu yang sama. Kalor laten dapat dituliskan secara matematis sebagai
berikut:
𝑸 = 𝒎 𝑳
dan
𝑸 = 𝒎 𝑼
Dimana,
Q = Energi kalor (Joule)
m = masa (Kg)
L/U = Kalor lebur dan kalor uap (J/Kg)
Contoh perubahan yang sederhana yang sering terjadi adalah antara padat, cair,
dan gas pada air. Es padat akan melebur menjadi air pada suhu 0oC, dan air akan
berubah wujud menjadi gas pada suhu 100oC.
B. Daya Listrik
Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrik dalam rangkaian
listrik. Satuan SI daya listrik adalah watt.
C. Energi Listrik
Energi listrik adalah kemampuan untuk melakukan atau menghasilkan usaha
listrik (kemampuan yang diperlukan untuk memindahkan muatan dari satu titik ke
titik yang lain). Energi listrik dilambangkan dengan W. Sedangkan perumusan yang
digunakan untuk menentukan besar energi listrik adalah :
W = Q V
Dimana W = Energi listrik ( Joule)
Q = Muatan listrik ( Coulomb)
V = Beda potensial ( Volt )
Oleh karena
𝑰 = 𝑸
𝒕
maka diperoleh perumusan
W = (I t) V
Apabila persamaan tersebut dihubungkan dengan daya listrik (P) = V.I, maka
persamaan di atas dapat dinyatakan
W = P t
Apabila persamaan tersebut dihubungkan dengan hukum Ohm ( V = I.R) maka
diperoleh perumusan
W = I R I t
Satuan energi listrik lain yang sering digunakan adalah kalori, dimana 1 kalori
sama dengan 0,24 Joule selain itu juga menggunakan satuan kWh (kilowatt hour).
D. Asas Black
Menurut asas Black, apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian
disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu
tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi
keseimbangan termal (suhu kedua benda sama). Secara matematis dapat dirumuskan
:
Q lepas = Q terima
Benda yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan benda yang
menerima kalor adalah benda yang bersuhu rendah. Bila persamaan tersebut
dijabarkan maka akan diperoleh :
𝒎𝟏 𝒄𝟏 (𝑻𝟏 − 𝑻𝒔) = 𝒎𝟐 𝑪𝟐 (𝑻𝒔 − 𝑻𝟐)
Keterangan :
m1 = massa zat yang melepas kalor Ts = suhu setimbang
m2 = massa zat yang menerima kalor T2 = suhu awal zat yang
c1 = kalor jenis zat yang melepas kalor menerima kalor
c2 = kalor jenis zat yang menerima kalor
T1 = suhu awal zat yang melepas kalor
E. Hubungan Energi Listrik dengan Energi Kalor
Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk kebentuk
yang lain. Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi yang menyatakan energi tidak
dapat dimusnahkan atau diciptakan. Energi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke
bentuk lain.
Pada percobaan kali ini akan dilakukan pengkonversian energi dari energi listrik
menjadi energi panas.. Alat yang digunakan mengubah energi listrik menjadi energi
kalor adalah ketel listrik, pemanas listrik, dll. Besarnya energi listrik yang diubah
atau diserap sama dengan besar kalor yang dihasilkan sehingga secara matematis
dapat dirumuskan:
W = Q (1)
Untuk menghitung energi listrik digunakan persamaan sebagai berikut :
W = P t (2)
Keterangan :
W = energi listrik (J)
P = daya listrik (W)
T = waktu yang diperlukan (s)
Bila rumus Q = m.c.(T2 - T1) dihubngkan dengan persamaan (1) dan (2) maka
terbentuk persamaan baru, yaitu:
P t = m c (T2 - T1)
Hubungan kekekalan energi menyatakan energi tidak dapat dimusnahkan atau
diciptakan. Energi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Pada
percobaan kali ini akan dilakukan pengkonversian energi dari energi listrik menjadi
energi panas.
Energi listrik dihasilkan oleh suatu catu daya pada suatu konduktor yang mempunyai
resistansi dinyatakan dengan persamaan :
W = v i t
W = energi listrik ( joule )
v = Tegangan listrik ( volt )
i = Arus listrik ( Ampere )
t = waktu / lama aliran listrik ( sekon )
Sebuah kawat dililitkan pada sebuah sensor temperatur. Kawat tersebut akan
dialiri arus listrik sehingga mendisipasikan energi kalor. Perubahan temperatur yang
terjadi akan diamati oleh sensor kemudian dicatat oleh sistem instrumentasi.
Tegangan yang diberikan ke kawat dapat dirubah sehingga perbuahan temperatur
dapat bervariasi sesuai dengan tegangan yang diberikan.
V. Hasil dan Evaluasi
A. Pengolahan Data
1. Grafik Hubungan Waktu dan Perubahan Suhu
i. Pada tegangan V0
No Waktu I V T T
1 3 23.84 0.00 21.3 0
2 6 23.84 0.00 21.4 0
3 9 23.84 0.00 21.4 0
4 12 23.84 0.00 21.4 0
5 15 23.84 0.00 21.4 0
6 18 23.84 0.00 21.3 0
7 21 23.84 0.00 21.3 0
8 24 23.84 0.00 21.3 0
9 27 23.84 0.00 21.4 0
10 30 23.84 0.00 21.4 0
ii. Pada tegangan V1
No W I V T T
1 3 35.13 0.65 21,1 -0,2
2 6 35.13 0.65 21,2 -0,2
3 9 35.13 0.65 21,3 -0,1
4 12 35.13 0.65 21,5 0,1
5 15 35.13 0.65 21,7 0,3
6 18 35.13 0.65 21,9 0,6
7 21 35.13 0.65 21,9 0,6
8 24 35.13 0.65 22,1 0,8
9 27 35.13 0.65 22,2 0,8
10 30 35.13 0.65 22,3 0,9
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
T
(C
)
Grafik Hubungan antara Waktu dan Perubahan Suhu
Waktu (s)
-
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
7,0
8,0
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
T
(C
)
Grafik Perubahan Suhu terhadap Waktu
Waktu (s)
iii. Pada tegangan V2
No W I V T T
1 3 42.09 1.05 25,1 3,8
2 6 42.09 1.05 25,0 3,6
3 9 41.98 1.05 25,1 3,7
4 12 41.98 1.05 25,4 4,0
5 15 41.98 1.05 25,6 4,2
6 18 41.98 1.05 25,8 4,5
7 21 41.98 1.05 25,9 4,6
8 24 41.98 1.05 26,1 4,8
9 27 41.98 1.05 26,3 4,9
10 30 41.98 1.05 26,4 5,0
iv. Pada tegangan V3
No W I V T T
1 3 50.99 1.57 21,6 0,3
2 6 51.10 1.57 21,9 0,5
3 9 50.99 1.57 22,9 1,5
4 12 51.10 1.57 23,8 2,4
5 15 51.10 1.57 24,8 3,4
6 18 51.10 1.57 25,6 4,3
7 21 51.10 1.57 26,3 5,0
8 24 51.10 1.57 27,1 5,8
9 27 51.10 1.57 27,8 6,4
10 30 51.10 1.57 28,3 6,9
-
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
T
(C
)
Grafik Perubahan Suhu terhadap Waktu
Waktu (s)
2. Penghitungan Kalor Jenis (c)
Persamaan untuk mencari kapasitas kalor :
𝑊 = 𝑄
𝑉 . 𝐼 . 𝑡 = 𝑚 . 𝑐 . ∆ 𝑇
𝑉 . 𝐼 . 𝑡 = 𝐶 . ∆ 𝑇
∆𝑇 = 𝑉 .𝐼
𝐶 𝑡
Dari persamaan diatas kita dapat menggunakan metoda Least Square dengan
menganalogikan ∆T sebagai y dan V.I/C sebagai gradient dan t sebagai x dengan
persamaan y = mx ± b.
i. Pada tegangan V1
No xi yi xi2 yi
2 xi.yi
1 3 -0,2 9 0,04 -0,6
2 6 -0,2 36 0,04 -1,2
3 9 -0,1 81 0,01 -0,9
4 12 0,1 144 0,01 1,2
5 15 0,3 225 0,09 4,5
6 18 0,6 324 0,36 10,8
7 21 0,6 441 0,36 12,6
8 24 0,8 576 0,64 19,2
9 27 0,8 729 0,64 21,6
10 30 0,9 900 0,81 27
∑ 165 3,6 3465 3 94,2
-
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
7,0
3 6 9 12 15 18 21 24 27
T
(C
)
Grafik Perubahan Suhu terhadap Waktu
Waktu (s)
Dari data table di atas dapat kita cari gradient (m) dan b dengan rumus:
𝑚 =𝑛 ∑ 𝑥𝑖𝑦𝑖−(∑ 𝑥𝑖)(∑ 𝑦𝑖)
𝑛 ∑ 𝑥𝑖2−(∑ 𝑥𝑖)2
𝑚 =10(165)−(165)(3,6)
10(3465)−(165)2
𝑚 = 0,142
dan
𝑏 =∑ 𝑥𝑖
2 ∑ 𝑦𝑖−(∑ 𝑥𝑖)(∑ 𝑥𝑖𝑦𝑖)
𝑛 ∑ 𝑥𝑖2− (∑ 𝑥𝑖)
2
𝑏 =3465(3,6)−(165)(165)
10(3465)−(165)2
𝑏 = −1,986
Sehingga persamaan garis yang terbentuk adalah :
𝑦 = 0.1422 − 1,986
𝑉 𝑥 𝐼
𝐶
Sehingga,
𝑚 = 𝑉 𝑥 𝐼
𝐶
0,142 = 0.65 𝑉 𝑥 35.48𝑥10−3𝐴
𝐶
𝐶 = 0,162 𝐽/°𝐶
Berdasarkan persamaan :
𝐶 = 𝑚 𝑥 𝑐
Maka
𝑐 = 𝐶
𝑚
𝑐 = 0,162 𝐽/℃
2 𝑔𝑟
𝑐 = 0.08 𝐽 / 𝑔𝑟 ℃
i. Pada Tegangan V2
No xi yi xi2 yi
2 xi.yi
1 3 3,8 9 14,44 11,4
2 6 3,6 36 12,96 21,6
3 9 3,7 81 13,69 33,3
4 12 4,0 144 16 48
5 15 4,2 225 17,64 63
6 18 4,5 324 20,25 81
7 21 4,6 441 21,16 96,6
8 24 4,8 576 23,04 115,2
9 27 4,9 729 24,01 132,3
10 30 5,0 900 25 150
∑ 165 43,1 3465 188,19 752,4
Dari data table di atas dapat kita cari gradient (m) dan b dengan rumus:
𝑚 =𝑛 ∑ 𝑥𝑖𝑦𝑖−(∑ 𝑥𝑖)(∑ 𝑦𝑖)
𝑛 ∑ 𝑥𝑖2−(∑ 𝑥𝑖)2
𝑚 =10(752,4)−(165)(43,1)
10(3465)−(165)2
𝑚 = 0,05
dan
𝑏 =∑ 𝑥𝑖
2 ∑ 𝑦𝑖−(∑ 𝑥𝑖)(∑ 𝑥𝑖𝑦𝑖)
𝑛 ∑ 𝑥𝑖2− (∑ 𝑥𝑖)
2
𝑏 =3465(43,1)−(165)(752,4)
10(3465)−(165)2
𝑏 = 0,339
Sehingga persamaan garis yang terbentuk adalah :
𝑦 = 0.05𝑥 + 0,339
𝑉 𝑥 𝐼
𝐶
Sehingga,
𝑚 = 𝑉 𝑥 𝐼
𝐶
0.05 = 1.65 𝑉 𝑥 51.834𝑥10−3𝐴
𝐶
𝐶 = 1,71039𝐽/°𝐶
Berdasarkan persamaan :
𝐶 = 𝑚 𝑥 𝑐
Maka
𝑐 = 𝐶
𝑚
𝑐 = 1,71039 𝐽/℃
2 𝑔𝑟
𝑐 = 0,855195 𝐽 / 𝑔𝑟 ℃
ii. Pada tegangan V3
i. Pada Tegangan V3
No xi yi xi2 yi
2 xi.yi
1 3 0,3 9 0,09 0,9
2 6 0,5 36 0,25 3
3 9 1,5 81 2,25 13,5
4 12 2,4 144 5,76 28,8
5 15 3,4 225 11,56 51
6 18 4,3 324 18,49 77,4
7 21 5,0 441 25 105
8 24 5,8 576 33,64 139,2
9 27 6,4 729 40,96 172,8
10 30 6,9 900 47,61 207
∑ 165 36,5 3465 185,61 798,6
Dari data table di atas dapat kita cari gradient (m) dan b dengan rumus:
𝑚 =𝑛 ∑ 𝑥𝑖𝑦𝑖−(∑ 𝑥𝑖)(∑ 𝑦𝑖)
𝑛 ∑ 𝑥𝑖2−(∑ 𝑥𝑖)2
𝑚 =10(185,61)−(165)(36,5)
10(3465)−(3465)2
𝑚 = 0.5611
dan
𝑏 =∑ 𝑥𝑖
2 ∑ 𝑦𝑖−(∑ 𝑥𝑖)(∑ 𝑥𝑖𝑦𝑖)
𝑛 ∑ 𝑥𝑖2− (∑ 𝑥𝑖)
2
𝑏 =3465(36,5)−(165)(185,61)
10(3465)−(3465)2
𝑏 = 1,290
Sehingga persamaan garis yang terbentuk adalah :
𝑦 = 0.5611𝑥 − 1,290
𝑉 𝑥 𝐼
𝐶
Sehingga,
𝑚 = 𝑉 𝑥 𝐼
𝐶
0.5611 = 1.57 𝑉 𝑥42.442𝑥10−3𝐴
𝐶
𝐶 = 0,1187 𝐽/°𝐶
Berdasarkan persamaan :
𝐶 = 𝑚 𝑥 𝑐
Maka
𝑐 = 𝐶
𝑚
𝑐 = 0.1187 𝐽/℃
2 𝑔𝑟
𝑐 = 0.0593 𝐽 / 𝑔𝑟 ℃
1. Menentukan Jenis Kawat Konduktor
Dari tiga nilai kalor jenis yang didapatkan pada percobaan dengan tiga
tegangan yang berbeda, maka dapat diketahui bahwa kalor jenis rata-rata
konduktor adalah :
𝑐̅ = ∑ 𝑐
𝑛
𝑐̅ = 0.08 + 0.85 + 0.05
3
𝑐̅ = 0.32 𝐽/𝑔 ℃
Nilai c sebesar 0.32 J / g ℃ tidak mendekati nilai kalor jenis apapun,
Sehingga dapat disimpulkan, belum diketahui secara pasti logam apa
yang dipakai tetapi mendekati kuningan (brass) yang memiliki kalor
jenis 0,380 𝐽/𝑔 ℃
VI. Analisis
A. Analisis Percobaan
Percobaan kalori work ini diawali dengan mengkatifkan webcam agar praktikan
dapat melihat rangkaian peralatan sesungguhnya yang terdapat di laboratorium
secara Real-time. Kemudian praktikan menggunakan tegangan sebesar 0 Volt
sebagai V0 kemudian mengaktifkan power supply untuk mengalirkan energi listrik
ke dalam rangkaian. Penggunaan tegangan sebesar 0 Volt ini bertujuan untuk
mengetahui suhu awal dari konduktor yang digunakan. Pengukuran suhu ini
dilakukan sebanyak 10 kali dalam selang waktu 3 detik sehingga membutuhkan
waktu 30 detik. Pengukuran dilakukan berkali-kali untuk mendapatkan hasil akhir
yang lebih akurat.
Kemudian tegangan dari rangkaian ditingkatkan menjadi 0.65 Volt sebagai V1.
Langkah ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara peningkatan voltase
rangkaian dengan peningkatan suhu yang ditimbulkan.
Voltase kemudian ditingkatkan menjadi 1.05 Volt dan 1.57 Volt untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap suhu. Tiap peningkatan voltase ini dilakukan
dengan 10 kali pengulangan untuk mendapatkan data yang lebih mendekati nilai
sebenarnya.
b. Analisis Grafik
Pada grafik pertama, tegangan belum mulai diberikan kepada rangkaian (V = 0
V) sehingga grafik perubahan suhu cenderung konstan terhadap waktu. Hal ini
terjadi karena belum adanya tegangan yang nantinya akan merubah energi listrik
menjadi energi kalor yang nantinya akan meningkatkan suhu dari rangkaian.
Sedangkan untuk grafik kedua, ketiga, dan keempat, nilai perubahan suhu
cenderung meningkat seiring dengan pertambahan waktu. Hal ini dapat dilihat dari
gradien garis pada grafik yang bernilai positif. Grafik ini menggambarkan bahwa
semakin lama kawat diberi tegangan, maka semakin besar perubahan suhu yang
terjadi. Hal ini membuktikan persamaan ∆𝑇 = 𝑉 .𝐼
𝐶 𝑡 bahwa perubahan suhu
berbanding lurus dengan waktu.
VII. KESIMPULAN
• Kalor ialah sesuatu yang dipindahkan sebagai akibat dari perbedaan suhu
• Energi adalah kekal. Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan,
namun dapat berubah menjadi energi dalam bentuk lain.
• Kapasitas kalor ialah banyaknya tenaga kalor yang diberikan pada sebuah
benda untuk menaikkan temperaturnya bergantung pada besarnya tegangan,
arus, waktu , dan perubahan suhu
• Kalor jenis ialah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg
zat sebesar 1 derajat celcius.
• Setiap jenis logam atau bahan apa pun, memiliki nilai kalor jenis yang berbeda
• Kawat konduktor yang digunakan dalam percobaan ini terbuat dari bahan
kuningan
VIII. REFERENSI
Giancoli, Douglas C. 2001.Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Haliday dan Resnick.1991. Fisika Edisi ke-3 Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Tipler,P.A.1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga
IX. Lampiran
Waktu I V Temp
3 23.84 0.00 21.3
6 23.84 0.00 21.4
9 23.84 0.00 21.4
12 23.84 0.00 21.4
15 23.84 0.00 21.4
18 23.84 0.00 21.3
21 23.84 0.00 21.3
24 23.84 0.00 21.3
27 23.84 0.00 21.4
30 23.84 0.00 21.4
3 35.13 0.65 21.1
6 35.13 0.65 21.2
9 35.13 0.65 21.3
12 35.13 0.65 21.5
15 35.13 0.65 21.7
18 35.13 0.65 21.9
21 35.13 0.65 21.9
24 35.13 0.65 22.1
27 35.13 0.65 22.2
30 35.13 0.65 22.3
3 50.99 1.57 21.6
6 51.10 1.57 21.9
9 50.99 1.57 22.9
12 51.10 1.57 23.8
15 51.10 1.57 24.8
18 51.10 1.57 25.6
21 51.10 1.57 26.3
24 51.10 1.57 27.1
27 51.10 1.57 27.8
30 51.10 1.57 28.3
3 42.09 1.05 25.1
6 42.09 1.05 25.0
9 41.98 1.05 25.1
12 41.98 1.05 25.4
15 41.98 1.05 25.6
18 41.98 1.05 25.8
21 41.98 1.05 25.9
24 41.98 1.05 26.1