Download - REVISI MAKALAH 05.pdf
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
1/32
iii
ASPEK PEMBAHARUAN DALAM ISLAM
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Studi Islam II
Disusun Oleh Kelompok V Farmasi 2B
Adha Dastu Ilahi (11151020000062)
Elfira Rosalia (11151020000083)
Hafidzatul Azkia Chamanda (11151020000101)
Nuri Zayanah (11151020000097)
Dosen Pembimbing : Siti Nadroh, M.Ag
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
TAHUN AKADEMIK 2015-2016
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
2/32
2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
segala rahmat dan karunia-Nya lah sehingga tugas Makalah yang berjudul Aspek
Pembaharuan Dalam Islamini dapat kami selesaikan. Tidak lupa kita sampaikan
shalawat pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita
dari zaman jahiliah ke zaman islamiah. Makalah ini kami buat sebagai kewajiban
untuk memenuhi tugas kelompok Studi Islam 2.
Makalah ini disusun dalam rangka memberikan perdalaman materi
pembelajaran tentang pengertian Pembaharuan Dalam Islam, perbedaannnya
dengan modernisasi, reformasi, revitalisasi, rekonstruksi, reaktualisasi, dan
reinterpretasi, latar belakang lahirnya Pembaharuan Dalam Islam, pro dan kontra,
tokoh-tokoh, pembaharuan dalam islam, serta manfaat pembaharuan islam bagi
kemajuan islam.
Karena adanya keterbatasan pengetahuan dari kami semua, mungkin
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Semoga makalah ini bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca, kurang dan lebihnya kamimohon maaf. Terimakasih.
Ciputat, 20 Maret 2016
Penulis
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
3/32
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 1
BAB IPENDAHULUAN ....................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4
BAB IIPEMBAHASAN ........................................................................................ 5
2.1 Pengertian Pembaharuan Islam ................................................................ 5
2.2 Perbedaan pembaharuan islam dengan modernisasi, reformasi,
revitalisasi, rekonstruksi, reaktualisasi, dan reinterpretasi .................................. 8
A. Modernisasi .............................................................................................. 8
B. Reformasi ............................................................................................... 10
C. Revitalisasi ............................................................................................. 12
D. Rekonstruksi ........................................................................................... 15
E. Reinterpretasi .......................................................................................... 17
F. Reaktualisasi ........................................................................................... 18
2.3 Latar Belakang Pemikiran Dan Pembaharuan Islam ................................... 20A. Periode klasik (650-1250M) ...................................................................... 20
B. Periode Pertengahan (1250-1800M) .......................................................... 20
C. Periode Modern (1800M-Sekarang) .......................................................... 22
D. Perkembangan Islam Pada Masa Modern pada Berbagai Bidang ............. 23
2.4 Tokoh- Tokoh Pembaharu Islam dan Manfaatnya Bagi Kemajuan Umat
Islam. ................................................................................................................. 24
A. M. Ibn Abd al-Wahhab dan Gerakan Wahabiyah .................................. 24
B. Napoleon Bonaparte ............................................................................... 26
C. Jamaluddin al-Afghani ........................................................................... 27
D. Muhammad Rasyid Rida ........................................................................ 27
E. Mustafa Kamil ........................................................................................ 28
BAB IIIPENUTUP .............................................................................................. 30
1.3 Kesimpulan .................................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 31
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
4/32
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pembaharuan dalam islam dikenal juga dengan modernisasi islam, yang
mempunyai tujuan untuk menyesuaikan ajaran yang terdapat dalam agama dengan
ilmu pengetahuan dan Falsafah modern, tetapi perlu diingat bahwa dalam islam
ada ajaran yang tidak bersifat mutlak, yaitu penafsiran atau interpretasi dari
ajaran-ajaran yang bersifat abadi dari masa ke masa. Dengan kata lain
pembaharuan mengenai ajaran-ajaran yang bersifat mutlak tak dapat diadakan
karena sudah tidak bisa lagi diganggu gugat seperti pada hukum- hukum yang
tercantum dalam Al-Quran. Pembaharuan dapat dilakukan dengan meninjau
kembali beberapa aspek yang memang memerlukan untuk diperbaharui seiring
dengan perkembangan zaman yang semakin modern sehingga mampu diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari seperti sekarang ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah itu pembaharuan dalam islam?
2.
Apakah perbedaan pembaharuan islam dengan modernisasi, reformasi,
revitalisasi, rekonstruksi, reaktualisasi, dan reinterpretasi?
3. Seperti apakah latar belakang lahirnya pembaharuan dalam islam dan
Seperti apakah pro dan kontra pembaharuan dalam islam?
4. Siapa saja tokoh-tokoh pembaharuan dalam islam dan apakah ada
manfaatnya bagi kemajuan umat Islam?
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
5/32
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pembaharuan Islam
Dalam bahasa Arab, sesuatu dikatakan jadid (baru), jika bagian-
bagiannya masih erat menyatu dan masih jelas. Dalam kosa kata Islam kata
pembaruan digunakan kata tajdidyang berasal dari katajadid. Kemudian terdapat
berbagai istilah yang dipandang memiliki relevansi makna dengan pembaharuan
yaitu modernisasi, reformisasi, revitalisasi, dan lainnya. Selain kata tajdid ada
istilah lain dalam kosa kata Islam tentang kebangkitan atau pembaruan, yaitu kata
islah. Kata tajdidbiasa diterjemahkan sebagai pembaharuan dan islah sebagai
perubahan. Kedua kata tersebut secara bersama-sama mencerminkan suatu
tradisi yang berlanjut, yaitu suatu upaya menghidupkan kembali keimanan Islam
beserta praktek-prakteknya dalam komunitas kaum muslimin.
Pembaharuan berarti proses atau kegiatan memperbaiki supaya menjadi
baru.1Hans Wehr mengartikan; renewal, creation of something new, innovation,
reorganization, reform, modernization, renovation, restoration etc.2 Jadi, seluruh
kegiatan memperbaharui, menata kembali, dan mengubah disebut pembaharuan.
Pembaharuan dalam Islam berarti pikiran dan gerakan untuk menyesuaikan
paham-paham keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan
oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.3
Berkaitan dengan pengertian tersebut, maka pembaharuan dalam Islam
bukan dalam hal yang menyangkut dengan dasar atau fundamental ajaran Islam;
artinya bahwa pembaharuan Islam bukan dimaksudkan untuk mengubah,
memodifikasi, ataupun merevisi nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam supaya sesuaidengan selera zaman, melainkan lebih berkaitan dengan penafsiran atau
interpretasi terhadap ajaran-ajaran dasar yaitu Al-Quran dan Hadis agar sesuai
dengan kebutuhan perkembangan. Maka dapat dipahami bahwa pembaruan
merupakan aktualisasi ajaran tersebut dalam perkembangan sosial. Pokok- pokok
pembaharuan Islam penting ditegaskan karena beberapa hal. Pertama, di tengah
1Depdikbud,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990, hlm. 601
2Hans Wehr, Arabic-English Dictionary, Ithaca: Spoken Languange Service Inc, 1976.3Nasution, Harun,Pembaharuan Dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Jakarta: Bulan Bintang, 1975.
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
6/32
6
situasi zaman yang kian kompleks, kita tak cukup hanya bersandar pada pikiran-
pikiran keislaman lama yang sudah tidak relevan dengan konteks zaman. Sebab,
apa yang dirumuskan ulama terdahulu mungkin telah berhasil memecahkan
masalah di masa lalu, tapi belum tentu terampil menyelesaikan masalah di masa
kini. Kedua, di tengah berbagai usaha yang mengerdilkan Al-Quran, kita
membutuhkan cara pandang baru terhadap Al-Quran. Ketiga, sejumlah orang
hendak menjadikan Islam sebagai lading persemaian diskriminasi dan
dehumanisasi. Kita menyaksikan kian tingginya diskriminasi terhadap perempuan,
misalnya. Keempat, perang telah mendominasi diskursus umat Islam
belakangan. 4
Di Indonesia sebelum ide pembaharuan atang telah terlebih dahulu masuk
gera2an pemurnian wahabiah di minangkabau. Ide wahabiah itu dibawa oleh haji-
haji yang pulang dari mekah, diantaranya haji miskin. Gerakan wahabiah di
minangkabau ini dalam sejarah Indonesia dikenal dengan gerakan padre melawan
adat-istiadat minangkabau yang bertentangan dengan ajaran islam. Kaum adat
maminta bantuan belanda dan akhirnya pecahlah perang padri dipermulaan abad
ke 19.
Ide-ide pembaharuan masuk ke Indonesia dipermulaan abad ke 20 melalui
majalah al-imamyang diterbitkan di Malaysia oleh Said Muhammad Agil, Syekh
Muhammmad Al-kalali dan Syekh Taher Jalaluddin. Yang tersebut akhir ini
pernah meeruskan studi di Al-Azhar,Cairo. al-imam mengandung ide-ide
pembaharuan yang terdapat dalam majalah al-manar kepunyaan Rasyid Rida.
Pengaruhnya kelihatan di padang tempat lahirnya majalah Al-munir di tahun 1911
M, dibawah asuhan H. Abdullah Ahmad, H. Abdul Karim Amrullah dan H.
Muhammad Taib.Di Jakarta jamiat khair yang didirikan tahun 1901 M mempunyai sekolah
yang ke dalam kurikulumnya dimasukan bahasa ilmu pengetahuan barat.
Siswanya kemudian dikirim ke Istanbul untuk meneruskan studi. Atas undangan
4M. Dawam Rahardjo, Kautsar Azhari-Noer, Zuly Qodir, Ihsan Ali-Fauzi, Akhmad Sahal, Moh. Shofan, Taufik Adnan
Amal, Suaidi Asyari, Neng Dara Affiah, A.D Kusumaningtyas, Atun Wardatun, Budhy Munawar-Rachman, Djohan
Effendi, Tedi Kholiludin, Syamsul Arifin dan Sunaryo,Pembaruan Pemikiran Islam Indonesia, Jakarta: KomunitasEpistemik Muslim Indonesia (KEMI)5,6Cooper, John, dkk.2002.Pemikiran Islam.Jakarta : Penerbit Erlangga, hal : xii
7
Cooper, John, dkk.2002.Pemikiran Islam.Jakarta : Penerbit Erlangga, hal : xiii
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
7/32
7
perkumpulan ini datang ke Indonesia seorang ulama dari sudan bernama Syekh
Ahmad Surkati. Ulama ini termasuk salah satu dari pengikut-pengikut
Muhammad Abduh.
Syekh Ahmad Surkati kemudian membentuk perkumpulan baru bernama
al-islah wa al irsyad, yang juga mempunyai sekolah di Jakarta dan majalah Al-
zakhirah. Di sekolah itu ide-ide pembaharuan dijalankan sedang Al-zakhirah
menyiarkan ide-ide itu ke dalam masyarakat.
Usaha yang dilakukan pembaharu- pembaharu diatas pengaruhnya
terbatas. Pembaharu yang kemudian besar pengaruhnya dalam gerakan
pembaharuan di Indonesia adalah Kyai H. Ahmad Dahlan, bapak muhammadiyah
yang didirikan pada di tahun 1912 M. melalui sekolah-sekolah muhammadiyah
yang terdapat di seluruh pelosok tanah air, ide pembaharuan memasuki
masyarakat umat islam Indonesia. Karena banyak dipengaruhi aliran Rasyid Rida,
dalam pembaharuan muhammadiyah terdapat unsure-unsur dari ajaran pemurniah
wahabiah. Selanjutnya pemuka-pemuka muhammadiyah yang berasal dari
minangkabau sedikit banyaknya terpengaruh juda oleh aliran padre yang ada
disana.
Dalam sejarah pembaharuan di Indonesia tidak dapat dilupakan nama H.
Agus Salim yang banyak mempunyai pengaruh pada golongan intelejensia islam
Indonesia yang berpendidikan barat. Demikian juga Said Umar cokroaminoto
dengan sarekat islamnya dan Hasan Bandung dengan persisnya. Nahdlatul Ulama,
jamiatul Washilah dan lain-lain juga tidak dapat menutup pintunya terhadap ide-
ide pembaharuan5.
Indonesia lebih banyak dipengaruhi ole hide-ide pembaharuan yang timbul
di mesir daripada yang timbul di turki dan india, ialah karena bahasa arabmerupakan bahasa internasional dunia islam. Sedang bahasa turki dan urdu tidak.
Bahasa inggris yang dipakai pembaharu- pembaharu india, dimasa yang lampau
kurang dikenal di Indonesia. Disamping sebab tersebut diatas mesir berlainan
dengan turkidan india, merupakan kiblat uamat islam untuk memperdalam ilmu
pengetahuan keagamaan, Al-Azhar mempunyai pengaruh diseluruh dunia islam.
5Cooper, John, dkk.2002.Pemikiran Islam.Jakarta : Penerbit Erlangga
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
8/32
8
2.2 Perbedaan pembaharuan islam dengan modernisasi, reformasi,
revitalisasi, rekonstruksi, reaktualisasi, dan reinterpretasi
A.
Modernisasi
Modernisasi adalah pengenalan artefak-artefak kehidupan masa kini ke
dalam masyarakat, contoh : rel kereta api, komunikasi, industri, teknologi, dan
peralatan rumah tangga.5 Modernisasi merupakan proses yang mengarah pada
modernitas, yang berawal ketika suatu masyarakat mulai mengambil sikap ingin
tahu mengenai bagaimana orang membuat pilihan, baik itu pilihan moral,
pribadi, ekonomi, maupun politik.6Modernitas (modernisme) adalah pengertian
umum mengenai proses kultural dan proses politis yang timbul dari upaya untuk
mengintegrasikan gagasan baru, sistem ekonomi, atau pendidikan ke dalam
masyarakat.7 Modernisme merupakan cara berpikir, cara hidup dalam dunia
kontemporer, dan cara menerima perubahan.
Pada akhir abad kesembilan belas, munculah sebuah pemikiran Barat.
Pemikiran Barat merupakan pemikiran materi-naturalis di mana puncaknya ialah
imperialisme Barat terhadap negara negara Islam dan negara yang memiliki
kekayaan alam di Asia dan Afrika demi kepentingan industri Eropa. Pemikiran
materialis ini dasarnya mengagung-agungkan kekuatan materi, fenomena
kemajuan dan interpretasi ekonomi terhadap sejarah manusia. Juga
mempersempit peranan spiritualisme agama, kemanusiaan yang ideal dan
moralisme religius. 8Pada abad tersebut, terdapat sebuah keyakinan bahwa
modern adalah kemajuan dan milik orang Eropa (Barat) dan yang tradisional
adalah tebelakang dan non-Eropa.9
Proses modernitas yang memuat berbagai macam pembaharuan-
pembaharuan secara mendalam akan mempengaruhi gaya hidup masyarakat dannilai-nila yang dianut dan dijunjung tinggi oleh masyarakat.10 Pembaharuan
pembaharuan tersebut sedikit demi sedikit akan mengikis nilai nilai dalam
masyarakat bahkan dapat menghilangkannya secara keseluruhan. Namun ada
juga masyarakat yang sama sekali tidak terpengaruh dengan adanya
8Cooper, John, dkk.2002.Pemikiran Islam.Jakarta : Penerbit Erlangga, hal : xiii9Al Bahiy, Dr. Muhammad.1986.Pemikiran Islam Modern.Jakarta : Pustaka Panjimas
10Beling dan Totten.1985.Modernisasi : Masalah Model Pembangunan.Jakarta : CV. Rajawali, hal :33
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
9/32
9
pembaharuan pembaharuan tersebut dan tetap mempertahankan gaya hidup
tradisional.
Pembaharuan dalam Islam sangat Identik dengan modernisasi.
Pembaharuan-pembaharuan yang dilakukan oleh kaum intelektual muslim
bertujuan untuk mengembangkan pandangan islam yang sesuai dengan
pemikiran dan institusi-institusi modern, namun tetap berpijak pada tradisi dan
dasar-dasar islam, demi pemurnian islam dan ketaatan pada Syariah (hukum).
Persamaan Modernisasi dan Pembaharuan dalam Islam terletak pada kesamaan
dalam hal bergerak ke arah yang lebih maju. Keduanya mengusung konsep
transformasi dari keadaan yang kurang baik ke arah yang lebih baik dengan
harapan terwujudnya tatanan masyarakat yang makmur.
Jamaluddin Al-Afghani, seorang aktivis yang merupakan guru dari
Muhammad Abduhsalah satu tokoh pembaharu Islam-, mengemukakan bahwa
islam harus aktif dan bersemangat. Islam, menurut Al-Afghani yang paling
utama adalah sebuah keyakinan terhadap transendensi Tuhan dan akal, dan tugas
manusia adalah menerapkan prinsip prinsip Al-Quran dalamcara yang baru
untuk mengatasi masalah-masalah baru di zaman mereka. Kaum muslimin harus
menerima kebutuhan akan perubahan yang bersandarkan pada prinsp prinsip
islam.11
Meskipun pembaharuan dalam Islam dan Modernisasi adalah hal yang
relatif identik, namun keduanya memiliki perbedaan yang fundamental.
Modernisasi adalah perubahan sosial yang apabila dirunut dari sejarah, pada
mulanya modernisasi berporos pada Eropa dengan industrialisasi dan
komersialisasi atau komodifikasi. Modernisasi lebih mengunggulkan kekuatan
materi dan memperkecil makna spiritualisme atau kemusiaan yang ideal.Sedangkan pembaharuan dalam Islam adalah gerakan dari pemikiran para
cendiki6awan muslim untuk merespon segala dorongandorongan serta aspek
11,Al Bahiy, Dr. Muhammad.1986.Pemikiran Islam Modern.1986. Jakarta : Pustaka Panjimas,hal : vii
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
10/32
10
aspek dari luar yang mempengaruhi kehidupan umat muslim dengan tetap
mengindahkan nilainilai islam.
Modernitas merupakan salah satu dorongan yang tidak dapat dihindari oleh
umat Islam, sehingga banyak pemikiran pemikiran intelektual muslim dalam
menyikapi hal tersebut. Dalam hal ini, Muhammad Abduh berpendapat bahwa
Islam seyogyanya menjadi basis moral dari masyarakat yang modern dan
progesif, namun islam tidak dapat menyetujui semua yang dilaksanakan atas
nama modernisasi.12 disamping itu ada pemikiran lain yang sangat keras
menyikapi modernitas dan menolak segala hal yang berkaitan dengan kemajuan
modern serta mengupayakan mengislamkan modernitas bukan memodernisasi
Islam. Kesimpulannya, modernisasi merupakan perubahan dalam segala segala
aspek yang terus meraksasa tanpa adanya aturan spiritual keagamaan, dan
pembaharuan dalam Islam adalah perubahan dalam islam yang tetap
mengindahkan nilainilai ajaran islam.
B.
Reformasi
Istilah reformasi atau pembaharuan disini diterjemahkan dari kata ishlah
atau tajdid yang biasa digunakan dalam literatur islam modern. Namun, istilah
tajdid lebih umum dipergunakan daripada istilh ishlah untuk maksud, baik
pembaharuan ataupun reformasi yang sebenarnya dalam bahasa inggris
keduanya dibedakan7. Pengertiannya, memperbaharui sesuatu yang mengalami
ketidaksesuaian dengan apa yang semestinya. Misalnya sesuatu itu tidak sesuai
dengan tuntutan zaman atau dasar-dasarnya. Istilah tajdid yang berlaku di
kalangan ilmuwan muslim diambil dari hadis Rasulullah, Sesungguhnya Allah
mengutus untuk umat ini pada satiap penghujung seratus tahun, orang yang
memperbaharui (yujaddidu) agamanya (Abu Daud, Sunan, Kitab Al-Malahim:109). Maksudnya, mempengaruhi pemahaman yang tidak cocok dan praktik
keagamaan yang menyimpang. Dengan demikian, pembaharuan merupakan hal
dalam kehidupan keagamaandan didasarkan syariat. Di samping landasan
syariah, usaha reformasi atau bembaharuan tersebut dilakukan karena beberapa
alasan. Sesuatu yang lama dinilai tidak lagi sejalan dengan perkembangan
7Al Bahiy, Dr. Muhammad.1986.Pemikiran Islam Modern.1986. Jakarta : Pustaka Panjimas
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
11/32
11
zaman. Kemungkinan lain karena faham-faham yang ada dianggap keluar dari
8maksud teks yang sebenarnya. Karena itu, faham tersebut perlu diperbaharui9,
dalam arti dimurnikan. Sementara itu, ijtihad diartikan sebagai upaya keras
untuk menggali hukum-hukum yang ada dalam teks agama, apakah upaya
tersebut disebabkan oleh kedua kemungkinan di atas atau sebab munculnya
suatu masalah baru yang belum ada status hukumnya secara implisit dalam teks.
Dengan demikian, tujuan ijtihad adalah menentukan hukum-hukum untuk
masalah-masalah yang baru muncul yang tidak terdapat dalam teks agama secara
langsung. Dalam realitas sejarah, konsep dasar diaras mengalami perkembangan
dan perbedaan. Untuk melihat perkembang dan perbedaan tersebut, ditampilkan
tiga model pembaharuan dalam sejarah Islam yang masing-masing mempunyai
konsep yang berbeda-beda.
Kelompok pertama, mengartikan bahwa tajdid adalah mengembalikan
pemahaman-pemahaman dan praktik-praktik agama yang tidak sesuai dengan
dasarnya yang otentik, kepada faham serta ajaran Islam yang benar sebagaimana
zaman Rasulullah dan sahabatny (Busthami, 1984: 10-19). Metode yang dipakai
dalam memahami teks-teks agama menggunakan metode tekstual atau literal, di
mana lafadz-lafadznya diartiakan apa adanya meskipun hasilnya menurut
kebanyakan orang bertentangan dengan kenyataan serta kebutuhan suatu zaman.
Kelompok kedua, mengartikan bahwa tajdid adalah reformasi (ishlah) atau
modernoisasi (tahdits). Maksudnya, memperbaharui atau mengembangkan suatu
pemahaman dan pelaksanaan ajaran-ajaran Islam sejalan dengan perkembangan
dan kebutuhan suatu zaman. Metode yang dipakai adalah metode rasional, di
mana teks-teks agama dipahami secara rasional untuk diambil inti pesan-
pesannya dan tidak terikat kepada lafadz-lafadznya, khususnya dalam aspekmuamalah. Sedangkan untuk aspek ibadah, mereka menggunakan metode
tekstual sebagaimana kaum salafi.
Adapun kelompok ketiga, memahami tajdid sebagai upaya atau usaha
memperbaharui faham-faham lama yang dianggap lemah dengan cara
memasukkan unsur-unsur baru tanpa merusak bangunan, ciri-ciri, dan inti yang
8Al Bahiy, Dr. Muhammad.1986.Pemikiran Islam Modern.1986. Jakarta : Pustaka Panjimas
9Al Bahiy, Dr. Muhammad.1986.Pemikiran Islam Modern.1986. Jakarta : Pustaka Panjimas
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
12/32
12
lama (Qardlawy, 1986: 28). Konsep itu tampaknya berusaha menawarkan
sesuatu yang baru dengan memkompromikannya dengan yang lama atau
menarima dan menolak yang baru maupun yang lama secara kritis dan selektif
Berdasarkan perspektif di atas, kita melihat tiga model pembaharuan.
Pertama, pembaharuan berati menghidupkan kembali tradisi pada masa
Rasulullah secara totalitas. Teks wahyu dipahami secara tekstual. Sebagai
konsekuensinya, rasio dalam kelompok ini kurang memperoleh tempat. Kedua,
pembaharuan berarti menggantikan yang lama dengan yang baru (modern).
Yang lama ditinggalkan karena tidak sejalan dengan zaman modern. Namun,
yang ditinggalkan mereka bukan teks wahyu, tetapi pemahaman orang terhadap
teks. Disamping itu, jika teks dalam Islam ada dua macam, yaitu qathi dan
zanny maka mereka hanya meninggalkan pemahaman lama teks-teks yang
kedua. Sementara itu, terdapat jenis teks pertama, mereka tetap sepakat dengan
pemahaman umum yang ada. Ketiga, pembaharuan berarti menyintesiskan
antara yang lama dan yang baru (antara tradisi dan modernitas). Unsur lama
yang baik dipertahankan dan unsur baru yang lebih baik dihadirkan. Teks
diwahyukan dipahami secara tekstual dan konstektual. Rasio dan wahyu
memperoleh tempat yang seimbang.
C. Revitalisasi
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Revitalisasi Merupakan
cara, proses, perbuatan menghidupkan kembali atau menggiatkan kembali1014 .
Lebih jelasnya, Revitalisasi berarti suatu perbuatan untuk kembali
menghidupkan suatu hal yang dulunya hidup pada suatu masyarakat namun
seiring dengan berjalannya waktu hal tersebut mulai terkikis dan bahkan
menghilang.Revitalisasi merupakan salah satu konsep yang terdapat pada pembaharuan
dalam Islam. Revitalisasi yang merupakan perbuatan menghidupkan kembali
segala sesuatau yang mulai meredup sangat relevan dengan pembaharuan dalam
islam, melihat bahwa pembaharuan dalam islam (salah satunya) dilakukan akibat
dari kondisi Islam sekarang yang sangat jauh dari konsep Islam yang
14http://badanbahasa.kemendikbud.go.id/kbbi/index.php, diakses pada tanggal 17 maret 2016, pukul 22:42
15
kartanegara, mulyadhi.2007.Mengislamkan nalar : sebuah respon terhadap modernitas. Jakarta : PenerbitErlangga
http://badanbahasa.kemendikbud.go.id/kbbi/index.phphttp://badanbahasa.kemendikbud.go.id/kbbi/index.phphttp://badanbahasa.kemendikbud.go.id/kbbi/index.php -
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
13/32
13
sebenarnya. Maka para mujahid merasa bahwa perlu adanya menghadirkan nilai
nilai islam yang pada era ini telah terkesampingkan, tentu saja hal ini
merupakan tantangan yang berat. Pada zaman ini, proses menghadirkan nilai
nilai Islam yang sesungguhnya di kalangan kaum muslimin harus
memperhatikan aspek aspek budaya global yang telah bersatu dengan
masyarakat saat ini.
Dalam agama islam, revitalisasi telah dipraktekkan sejak zaman dahulu.
Pada masa Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali (w.505/111) sekitar seribu tahun
yang lalu, revitalisasi telah dilakukan. Pada saat itu terdapat ancaman yang
membahayakan eksistensi ilmu ilmu agama (naqli) oleh ilmu ilmu rasional
(aqli) akibat dari munculnya aliran teologi rasional Mutazilah, maka dari itu
Al-Ghazali melakukan revitalisasi ilmu ilmu agama yang dirasa telah
terkesampingkan oleh ilmu ilmu rasional. Upaya yang dilakukan Al-Ghazali
berhasil mengembalikan titik tekan ilmu kepada ilmu ilmu agama dan
mendegradasi disiplin ilmu filsafat dan ilmuilmu lainnya11
Pada zaman sekarang, para cendikiawan serta intelektual muslim dituntut
untuk segera melakukan Revitalisasi cahaya islam yang mulai memudar.
Berbeda dengan tantangan filosofi yang dihadapi Al-Ghazali ratusan tahun yang
lalu, kali ini kaum muslimin dihadapkan pada tantangan filsafat yang jauh lebih
serius dan radikal. Tantangan filosofi yang dihadapi Al-Ghazali berasal dari para
filsuf yang masih mempercayai hal-hal ghaib, sedangkan tantangan filosofi yang
dihadapi kaum muslimin saat ini berasal dari para filsuf yang tidak mempercayai
adanya hal-hal yang metafisik. Hal ini disebabkan oleh munculnya pandangan
Positivisme Barat (ketidakpercayaan pada hal metafisik) dan terus merajalela
karena didukung oleh para ilmuwan di berbagai bidang, seperti astronomi,kesokteran, dan lain-lain, yang sangat diagung-agungkan umat pada saat ini,
contohnya Darwin dengan teori evolusinya, Freud, dan Emile Durkhim. Para
ilmuwan tersebut sangat mengagungkan akal dan rasionalitas sebagai satu-
satunya kepercayaan mutlak. Freud, salah satu Ilmuwan dunia, mengatakan
11
kartanegara, mulyadhi.2007.Mengislamkan nalar : sebuah respon terhadap modernitas. Jakarta : PenerbitErlangga
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
14/32
14
bahwa agama adalah ilusi dan agama berasal dari ketidakberdayaan manusia
dalam menghadapi daya-daya dari luar dan daya imajinatif dari dalam dirinya12.
Tantangan filosofis yang begitu serius dan berbahaya terhadap bangunan
metafisik, epistemologis, dan etis islam tidak boleh dibiarkan begitu saja tanpa
respons, hal ini karena sebuah pemikiran akan dianggap benar selama tidak ada
yang membantahnya. Maka kewajiban moral bagi cendikiawan muslim saat ini
adalah untuk sedapat mungkin memberikan jawaban jawaban yang seimbang
atau kritis logis terhadap pendirian filosofis mereka. Tujuannya adalah agar
keyakinan kita pada yang ghaib dapat terpelihara dengan baik dalam hati kita,
dibawah naungan benteng filosofis yang tangguh dan tahan serangan16
Pembaharuan pemikiran Islam, dalam hal ini mengarah pada Revitalisasi
nilai-nilai Islam yang semakin terkikis dan , dapat dilakukan dengan cara
revitalisasi ilmu ilmu rasional. Mengingat bahwa pada masa lalu ilmu-ilmu
rasional pernah hilang eksistensinya dalam dunia Islam, maka di era ini
revitalisasi ilmu-ilmu rasional perlu dilakukan untuk melindungi kepercayaan
agama dengan dan dalam sebuah benteng filosofis yang dibangun atas dasar
dasar logika yang handal. Berbeda dengan tujuan al-Ghazali dalam
menghidupkan kembali ilmu-ilmu agama (yaitu menghantam ilmu-ilmu
rasional), revitalisasi ilmu-ilmu rasional kali ini justru bertujuan untuk
menguatkan dan melindungi kepercayaan agama dari serangan serangan
filosofis dan ilmiah yang dilancarkan pendukung filsafat positif-sekuler. Karena
tantangan filosofis seperti hanya dapat dihadapi secara filosofis dengan
argumen-argumen rasional yang solid dan sistematik, dan bukan dengan dogma-
dogma religius17.
Penjelasan diatas merupakan bukti relevansi antara pembaharuan dalamislam dan revitalisasi, sementara perbedaan mendasar dari konsep revitalisasi
dan pembaharuan Islam adalah terletak pada alasan dan tujuan daripada konsep
tersebut. Lebih jelasnya, konsep revitalisasi, yang mengandung makna
12kartanegara, mulyadhi.2007.Mengislamkan nalar : sebuah respon terhadap modernitas. Jakarta : Penerbit
Erlangga16kartanegara, mulyadhi.2007.Mengislamkan nalar : sebuah respon terhadap modernitas. Jakarta : Penerbit
Erlangga, hal:2817
kartanegara, mulyadhi.2007.Mengislamkan nalar : sebuah respon terhadap modernitas. Jakarta : Penerbit
Erlangga, hal : 33-34
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
15/32
15
menghidupkan kembali, berlaku untuk seluruh aspek kehidupan tergantung
dari sudut pandang mana pelaku relativitas ini memandang. Tidak menutup
kemungkinan bahwa konsep revitalisasi sekuler (non-islam) dapat muncul
menjadi bumerang, dan mengacaukan eksistensi agama Islam. Sedangkan
pembaharuan dalam Islam adalah pemikiran pemikiran berdasarkan dalil-dalil
wahyu ilahi yang bertujuan untuk menghadirkan nilai nilai Islam yang
sesungguhnya dalam kehidupan umat manusia di seluruh alam.
D. Rekonstruksi
Di era globalisasi sekarang ini, melakukan rekonstruksi pemikiran Islam
akan sulit dilakukan. Namun bukan berarti tidak mungkin dilakukan, bahkan
sangat mungkin dilakukan. Hal ini karena nilai-nilai Islam yang universal tidak
bertentangan dengan nilai-nilai universal yang lahir dari rahim peradaban Barat.
Yang harus dilakukan adalah bagaimana agar umat Islam secara mayoritas
menyadari pentingnya rekonstruksi pemikirannya, sehingga proyek rekonstruksi
ini tidak dilakukan hanya oleh individu-individu tertentu. Ia harus dilakukan
secara bersinergi, simultan dan berkesinambungan oleh seluruh lapisan
masyarakat Islam, bahkan oleh pihak penguasa (pemerintah), sebagaimana yang
terjadi pada jaman kejayaan Islam di Baghdad dahulu di mana pengembangan
ilmu pengetahuan dilakukan bukan secara sporadis dan individual, tapi juga
didukung oleh kalangan penguasa seperti para khalifah13. Dalam hal ini
diperlukan upaya-upaya penyadaran kepada umat Islam secara keseluruhan akan
pentingnya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin hari
semakin berkembang dan maju. Kepada umat Islam harus diberikan pemahaman
yang komprehensif tentang perhatian Islam yang begitu dalam akan pandangan
keduniawian, khususnya iptek ini. Bahwa akhirat itu lebih kekal, dan olehkarenanya lebih penting untuk diperhatikan, tidak berarti harus menafikan dunia.
Pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penerapan Islam perlu
disosialisasikan lebih intens kepada umat Islam sehingga umat Islam tidak hanya
fasih dalam ibadah saja, tapi juga mendalami ilmu pengetahuan dan teknologi
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh Sardar,
hal ini diungkapkannya dengan istilah perluasan syariah ke dalam domain-
13
kartanegara, mulyadhi.2007.Mengislamkan nalar : sebuah respon terhadap modernitas. Jakarta : PenerbitErlangga
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
16/32
16
domain kontemporer, seperti perencanaan lingkungan dan perkotaan,
kebijaksanaan sains dan penaksiran teoknologi, partisipasi masyarakat dan
pembangunan pedesaan18. Di sini, peran para dai dan aktivis pendidikan sangat
strategis di mana merekalah ujung tombak bagi sosialisasinya ide-ide
rekonstruksi peradaban ini di tengah-tengah masyarkat luas.
Dalam melakukan upaya rekonstruksi peradaban Islam, ada enam hal
penting yang perlu diperhatikan sebagai bahan pertimbangan. Keenam hal ini
secara ringkas adalah:
1. Pembangunan peradaban dengan melihat pertumbuhan ekonomi masyarakat.
2. Pembangunan yang mencakup partisipasi masyarakat dalam pembangunan
ekonomi.
3. Pembangunan ini tidak semata-mata peniruan terhadap struktur dan
kebijaksanaan negera-negara maju.
4. Proses industrialisasi tidak boleh hanya mencangkok aktivitas-aktivitas
industrial tertentu dari negara-negara maju. Ia harus disertai dengan
penguasaan teknologi.
5. Tidak semata-mata alih teknologi, tetapi juga dengan membangun
infrasktruktur sains dan teknologi yang berupa sumber daya manusia (SDM),
ilmu pengetahuan, keahlian dan kemampuan inovatif dan produktif untuk
menyerap dan mengadaptasi teknologi impor.
6. Memiliki kemampuan dasar untuk riset dan tidak puas hanya dengan literatur
sains negara-negar.1419
Adapun persamaan antara pembaharuan dengan rekonstruksi adalah sama
sama mengacu pada perubahan menjadi lebih maju yang signifikan tidak hanya
dalam satu bidang tetapi dalam banyak bidang, perubahan yang tentunyadiharapkan tidak hanya segenpa lapisan umat Islam tetapi segenap lapisan dan
bahkan sampai kepada pemerinthan. Perbedaannya sendiri hanya terdapat pada
konteks kalimanya saja karena sangat sulit membedakan antara keduanya.
18Ziauddin Sardar, (Risalah Gusti:Surabaya, 1998),cet. pertamaJihad Intelektual, h. 12.
19Ziauddin Sardar, Tantangan Dunia Islam Abad 21: Menjangkau informasi, (Bandung: Mizan, Mei 1988), cet. ke-1, h.81-82
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
17/32
17
E. Reinterpretasi
Reinterpretasi adalah penafsirkan kembali (ulang); proses, cara, perbuatan
menafsirkan kembali terhadap interpretasi yang sudah ada20
Reinterpretasi dapat dinilai sebagai kegiatan penafsiran kembali terhadap
hukum hukum Islam atau ketentuan-ketentuan yang telah diterapkan
sebelumnya. Penafsiran yang atau penelaahan kembali ini dilakukan dengan
tujuan kembalinya pemahaman-pemahaman tentang islam yang belum berbur
dengan budaya. Memurnikan ajaran-ajaran keislaman yang telah melebur kepada
kulturisasi budaya masyarakat setempat. Menurut Fazlur Rahman dalam
jurnalnya yang berjudul Rein terpretasi Sumber Hukum I slam, dalam Abstrak
dituliskan bahwa; membiarkan dua dimensi hukum Islam yakni teks dalil hukum
dan fenomena hukum (waqiat) dalam sifat dan konteksnya masing-masing,
jelasakan menimbulkan kesenjangan atau perbedaan antara hukum dengan
kenyataan hukum yang dihukumi; oleh karena itu Rahman dengan ijtihadnya
menganggap perlu perubahan cara pandang dan penafsiran (reinterpretasi) atas
sumber hukum Islam. Rahman membedakan antara Islam historis dan Islam
normatif. Islam normatif adalah Islam par excellence, dalam kitab suci dan
Sunnah Nabi sedang Islam historis adalah sebagaimana dipahami dan
dipraktekan kaum Muslim. Islam historis inilah yang sering disebut Rahman
sebagai tradisi Islam atau tradisi kaum muslim yang memungkinkan
dilakukannyaRevitalisasi21
Ide pemikiran pembaharuan Fazlur Rahman tentang perlunya metodologi
baru dalam memahami teks Alquran dimulai dengan penelitian historisnya
mengenai evolusi perkembangan empat prinsip dasar (Alquran, Sunnah, Ijtihad
dan Ijma), yang diungkapkannya dalam buku Islamic Methodology in History(1965). Pandangan Fazlur Rahman ini dilatarbelakangi oleh pergumulannya
dalam upaya-upaya pembaruan (hukum) Islam di Pakistan, yang kemudian
mengantarkannya pada agenda yang lebih penting lagi; yaitu perumusan kembali
penafsiran Alquran. Dalam kajian historisnya, Fazlur Rahman menemukan
adanya hubungan organis antara sunnah ideal Nabi Saw. dan aktifitas ijtihad-
20http://badanbahasa.kemendikbud.go.id/kbbi/index.php. diakses pukul 20:32 tanggal 17 maret 2016.
21Fazlur Rahman dalam jurnalnya yang berjudul Reinterpretasi Sumber Hukum I slam
http://badanbahasa.kemendikbud.go.id/kbbi/index.php.diakses%20pukul%2020:32http://badanbahasa.kemendikbud.go.id/kbbi/index.php.diakses%20pukul%2020:32http://badanbahasa.kemendikbud.go.id/kbbi/index.php.diakses%20pukul%2020:32http://badanbahasa.kemendikbud.go.id/kbbi/index.php.diakses%20pukul%2020:32 -
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
18/32
18
ijma. Bagi Fazlur Rahman, sunnah kaum Muslim awal merupakan hasil ijtihad
personal, melalui instrumen qiys, terhadap sunnah ideal Nabi Saw. yang
kemudian menjelma menjadi ijma atau sunnah yang hidup.
Akan tetapi, persoalannya terletak pada kemampuan kaum Muslim untuk
mengkonsepsi Alquran secara benar. Fazlur Rahman menegaskan: ..bukan
hanya kembali kepada Alquran dan sunnah sebagaimana yang dilakukan pada
masa lalu, tetapi suatu pemahaman terhadap keduanyalah yang akan
memberikan pimpinan kepada kita dewasa ini. Kembali ke masa lampau secara
sederhana, tentu saja kembali keliang kubur. Dan ketika kita kembali kepada
generasi Muslim awal, pasti kita temui pemahaman yang hidup terhadap
Alquran dan sunnah22
Adapun persamaan reinterpretasi dengan pembaharuan adalah terletak pada
acuan kepada penyegaran atau peningkatan pemahaman terhadap pemahaman-
pemahaman Islam baik subjektif maupun objektif, sama sama mengandung
maksud untuk membawa Islam menuju peradaban yang lebih maju seperti
dengan merujuk kepada perkembangan bangsa eropa. Reinterpretasi sendiri lahir
karena adanya keinginan umat manusia pada umumnya dan umat islam pada
khususnya untuk melakukan pembaharuan. Perdedaannya sendiri sulit untuk
diidentifikasi karena sangat eratnya kesamaan redaksi kalimat antara
reinterpretasi dan pembaharuan, perbedaan yang dapat ditangkap oleh penulis
adalah bahwa pembaharuan adalah hal yang sudah ada kemudian dibuat menjadi
lebih mengikuti zaman atau lebih terbaru sedangkan rainterpretasi adalah
dilakukannya penafsiran kembali terhadap pandangan-pandangan tentang
keislaman sehingga lahir definisi yang baru.
F.
ReaktualisasiMenurut KBBI, reaktualisasi adalah proses, cara, perbuatan
mengaktualisasikan kembali, penyegaran dan pembaruan nilai-nilai kehidupan
masyarakat. Reaktualisasi merupakan salah satu metode yang diusung dalam
pembaharuan Islam.
22Fazlur Rahman,Islamic Methodology in History, (Delhi: Adam Publisher and Distributors, 1994), h.143
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
19/32
19
Sejak kemunculan Renaissance pada abad pertengahan, cara hidup dan cara
pikir umat manusia mulai berubah. Sehingga berdampak pada terciptanya
kehidupan yang hanya mementingkan kepentingan dunia.Renaissance juga
merupakan gerbang baru lahirnya peradaban modern. Hadirnya sains modern
telah memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap umat manusia, bukan
hanya bukan bidang ekonomi, politik, sosial, namun juga dalam bidang filsafat
dan agama. Umat islam pun tidak luput dari pengaruh renaissance tersebut.
Menghadapi rasionalitas ilmiah modern dan permasalahan-permasalahan yang
bersifat universal, berbagai khazanah pemikiran islam sudah saatnya untuk
disegarkan dan dibangun kembali, dengan kata lain perlu diadakannya
reaktualisasi khazanah islam yang telah semakin terpendam oleh nilai-nilai baru
yang muncul dalam masyarakat.
Contoh diatas merupakan gambaran tentang relevansi antara pembaharuan
dalam islam dan gerakan reaktualisasi. Sedangkan perbedaan mendasarnya
terletak pada penggunaan konsep reaktualisasi itu sendiri, mengingat
reaktualisasi bukanlah konsep yang berasal dari ajaran Islam. Konsep
reaktualisasi pernah dilakukan oleh orang non-muslim terdahulu untuk
menyegarkan nilai-nilai kehidupan mereka dan bangkit dari lingkar kemunduran
yang disebabkan oleh dominansi gereja, yaitu pada abad ke-15 hingga abad ke-
16. Akhirnya, reaktualisasi nilai-nilai kehidupan yang dilakukan pada zaman
tersebut melahirkan sebuah pemikiran baru yang secara umum berisi tentang
keutamaan kehendak manusia, manusia berhak merubah nasib dengan ikhtiar
yang maksimal dan satu-satunya pembimbing yang sempurna dan mutlak untuk
menuju kearifan dan kebijaksanaan adalah15 akal manusia. Namun akibat dari
pembaharuan nilai tersebut, hal-hal yang berhubungan dengan ketuhananmenjadi tersingkirkan dan tidak dianggap sesuatu yang sakral. Tentunya hal ini
sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang berpegang teguh pada keyakinan
Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT.
15Nasution,Harun.2012.Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya Jilid II. Jakarta. UI-Press
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
20/32
20
2.3 Latar Belakang Pemikiran Dan Pembaharuan Islam
Pembaharuan dalam Islam mempunyai tujuan dan latarbelakan berbeda-beda
dalam setiap periode sejarah Islam. Sejarah Islam dapat dibagi ke dalam 3
periode, yaitu:
A. Periode klasik (650-1250M)
Periode ini dimulai dari masa Khulafaur Rasyidin, Bani Umayyah, sampai
Bani Abbasiyah. Pada periode ini pembaharuan dalam Islam sudah nampak,
yaitu pemikiran para sahabat mengenai hukum-hukum dalam Islam yang belum
terdapat pada Al-Quran dan As-Sunnah. Contohnya : ijtihad para sahabat dalam
pembukuan Al-Quran pada masa Khalifah Abu Bakar dan pembukuan Hadits.
B. Periode Pertengahan (1250-1800M)
1.
Kerajaan Utsmani
Pada periode pertengahan, telah muncul pemikiran dan usaha pembaharuan
Islam dikerajaan Usmani di Turki. Akan tetapi usaha itu gagal karena ditentang
golongan militer dan ulama. Pada abad ke-17, kerajaan Usmani mulai
mengalami kekalahan dalam peperangan dengan Negara Eropa. Kekalahan itu
mendorong raja dan pemuka kerajaan Usmani untuk menyelidiki sebab-sebabnya. Kemudian diketahui bahwa penyebabnya adalah ketertinggalan
mereka dalam teknologi militer. Orang-orang Eropa yang dahulu dianggap
sebagai kafir dan rendah sekarang mulai di hargai. Mereka selidiki pula rahasia
keunggulan Barat. Mereka temukan bahwa rahasianya adalah karena Barat
memiliki sains dan teknologi tinggi yang diterapkan dalam kemiliteran.
Karena itulah, pada 1720, kerajaan Usmani mengangkat Celebi Mehmed
sebagai utusan kerajaan untuk berangkat menuju ke Paris. Dia bertugasmempelajari benteng-benteng pertahanan, pabrik-pabrik, serta institusi-institusi
Perancis lainnya. Laporan Celebi Mehmed tertuang dalam bukunya,
seferetname. Di tahun 1741 said mehmed dikirim pula ke Perancis sehingga
laporan tersebut menarik perhatian Sultan Ahmad III untuk memulai
Pembaharuan di Kerajaan Usmani16.
16Nasution,Harun.2012.Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya Jilid II. Jakarta. UI-Press
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
21/32
21
Usaha pembaharuan itu mendapat tantangan dari dua golongan. Tantangan
pertama datang dari tentara tetap yang disebut Yanissary (Pasukan Baru).
Yanissary mempunyai hubungan erat dengan Tarekat Bektasyi yang
berpengaruh besar dalam masyarakat. Tantangan selanjutnya datang dari pihak
ulama. Ide-ide baru yang didatangkan dari Eropa itu dianggap bertentangan
dengan paham tradisional yang dianut masyarakat Islam ketika itu. Karena itu,
usaha pembaharuan pertama di Kerajaan Usmani tidak berhasil seperti yang
diharapkan.
2. India
Sebelum periode modernisasi, muncul juga ide dan usaha pembaharuan.
Pada awal abad ke-18, kerajaan mogul memasuki zaman kemunduran. Perang
saudara untuk merebut kekuasaan sering terjadi. Golongan hindu yang
merupakan mayoritas masyarakat dalam negara tersebut, ingin melepaskan diri
dari kekuasaan mogul. Selain itu, inggris juga telah mulai memperbesar
usahanya untuk memperoleh daerah kekuasaan di India pada tahun 175717.
Suasana itu menyadarkan para pemimpin Islam India akan kelemahan umat
Islam. Salah seorang yang menyadari hal itu ialah Syah Waliyullah (1703-1762)
dari Delhi. Ia berpendapat Salah satu penyebab kelemahan umat Islam ialah
perubahan system pemerintahan dari system khilafah ke system kerajaan.
System pertama bersifat demokratis, sedang system kedua bersifat otokratis.
Karena itu system ke Khalifahan seperti pada masa al- Khulafa al-Rasyidun
perlu dihidupkan kembali.
Perpecahan semakin panjang di kalangan umat Islam bebrapa faktor yang
membuat kekacauan tersebut ialah perbedaan Madzhab antara Islam Sunny dan
Syiah selain perbedaan antara madzhab, masuknya adat istiadat dan ajaran-ajaran yang bukan dari islam ke dalam keyakinan umat Islam.
3. Arab
Pembaharuan islam di Arab bisa dikatakan pelopornya adalah Mohammad bin
Abdul Wahab (1703-1787). Menurut Wahab, penyebab kelemahan umat Islam
saat itu ialah tauhid umat Islam yang tidak lagi murni bukan masalah politik
17Nasution,Harun.2012.Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya Jilid II. Jakarta. UI-Press
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
22/32
22
yang ada di dalam kerajaan Utsmani dan Mughol. Kemurnian tauhid mereka
telah dirusak oleh ajaran tarekat. Tarekat menurut Muhammad bin Abdul
Wahab, mengajarkan pemujaan kepada syekh dan wali. Umat Islam menunaikan
haji dan meminta pertolongan kekuburan-kuburan syekh dan wali itu.
Karenanya, semua hal itu harus dihilangkan karena tidak sesuai dengan ajaran-
ajaran yang berlaku dalam agama islam. Ia juga menganjurkan ijtihad. Inti
pemikirannya adalah al-Quran dan hadislah sumber ajaran Islam, taqlid kepada
ulama tidak dibenarkan dan pintu ijtihad tidak tertutup18.
C. Periode Modern (1800M-Sekarang)
Usaha pembaharuan dalam periode ini dimulai oleh Muhammad Ali
Pasya, seorang perwira Turki. Muhammad Ali Pasya berkeyakinan bahwa
ketinggian dan kemajuan Eropa didasarkan atas kekuatan militernya dan
dibelakang kekuatan militer pasti ada kekuatan ekonomi yang sanggup
mempelajari biaya pembaharuan dalam lapangan militer. Untuk mendapatkan
para ahli-ahli yang mumpuni pada bidang militer dan ekonomi, maka ia
mendatangkan para ahli dari Eropa, mendirikan sekolah-sekolah, dan
mengirimkan pemuda-pemuda Mesir belajar ke Eropa.
Hal ini mempercepat perkembangan dan gerakan pembaharuan di Mesir.
Salah satu pemikir pembaharuan islam di zama ini adalah At-Tahtawi. Salah satu
pemikiran Al-Tahtawi adalah Ajaran Islam bukan hanya mementingkan soal
akhirat tetapi juga soal hidup di dunia. Umat Islam harus mementingkan hidup
duniawinya.
Pemikir pembaharuan Islam pada periode modern ini selanjutnya adalah
Muhammad Abduh (1849-1905M). Ia berpendapat bahwa islam yang dianut
umat bukan lagi Islam yang sebenarnya. Inilah salah satu kemunduran umat
Islam. Untuk dapat maju lagi umat Islam harus kembali kepada Islam sejati,
Islam dipraktekkan di Zaman Klasik. Ia berpendapat bahwa Islam adalah agama
yang rasional. Wahyu tidak membawa hal-hal yang bertentangan dengan
pendapat akal. Ia juga menentang sifat jumud atau statis yang terdapat dalam
18Nasution,Harun.2012.Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya Jilid II. Jakarta. UI-Press
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
23/32
23
kalangan umat Islam. Sifat jumud membuat mereka berhenti berpikir dan
berusaha. Umat Islam harus memiliki sifat dinamis.
Pemikir pembaharuan Islam selanjutnya aalah Rasyid Ridha (1865-
1935M). Ia merupakan murid dan pengikut Muhammad Abduh. Ia berpendapat
bahwa kemunduran umat Islam disebabkan karena umat muslim tidak lagi
menganut Islam yang murni dan untuk mengetahui Islam murni, orang harus
kembali kepada Al-Quran dan hadits. Ajaran Islam tidak membawa kepada
kepasifan, tetapi sebaliknya kepada dinamisme. Pembaharuan harus juga
memasuki lapangan fikih.19
D. Perkembangan Islam Pada Masa Modern pada Berbagai Bidang
1. Pada Bidang Akidah
Salah satu pelopor pembaha r ua n adalah Muhammad Abdul
Wahab (1703-1787 M) yang berasal dari Nejed, Saudi Arabia.
Pemikiran yang di kemukakan oleh Muhammad Abdul Wahab adalah upaya
memperbaiki kedudukan umat Islam dan merupakan reaksi terhadap paham
tauh idyang terdapat d i ka langan umat Is lam pada saat i tu .
Paham tauhid mereka telah bercampur aduk oleh ajaran-ajaran
tarikat yang sejak abad ke-13 tersebar luas didunia Islam
Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila Muhammad Abdul
Wahabmemusatkan perhatiannya pada persoalan ini. Ia memiliki pokok-pokok
pemikiransebagai berikut :
a. Yang harus disembdari Nya telah dinyatakan sebagai musrik
b. Keb an yakan orang Is lam bukan lagi pen ganut paham tau hid yang
sebenarnya karena mereka meminta pertolongan bukan kepada
Allah, melainkan kepada syekh, wali atau kekuatan gaib. Orang
Islam yang berperilaku demikian jugadinyatakanj sebagai musyrik
c . Men d ek a tk an sy i r ik
d. Meminta syafaat selain kepada Allah juga perbuatan syirik
e. Bernazar kepada selain Allah juga merupakan syirik
f. Tidak percaya kepada Qada dan Qadar Allah merupakan kekufuran
2.
Pada Bidang Ilmu Pengetahuan
19Nasution,Harun.2012.Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya Jilid II. Jakarta. UI-Press
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
24/32
24
Ilmu pengetahuan adalah salah satu hal yang sangat penting bagi ummat
islam . Oleh karena itu, Islam menghendaki manusia menjalankan kehidupan
yang didasarkan rasionalitas atau akal dan iman. Ayat-ayat Al-Quran banyak
memberi tempat yang lebih tinggi kepada orang yang memiliki ilmu
pengetahuan, Islam pun menganjurkan agar manusia jangan pernah merasa puas
dengan ilmu yang telah dimilikinya karena berapa pun ilmu dan pengetahuan
yang dimiliki itu masih belum cukup untuk dapat menjawab pertanyaan atau
maslah yang ada di dunia ini. Seperti dalam Firman Allah SWT,
Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut menjadi
tinta,ditambahkan kepada tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak
akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi MahaBijaksana (QS Luqman : 27)20
3. Pada Bidang Kebudayaan
Didunia Islam, ilmu pengetahuan modern mulai menjadi tantangan nyata
sejak akhir abad ke-18, terutama sejak Napoleon Bonaparte menduduki Mesir
pada tahun 1798dan semakin meningkat setelah sebagian besar dunia Islam
menjadi wilayah jajahan atau dibawah pengaruh Eropa.akhirnya serangkaian
kekalahan berjalan hingga memuncak dengan jatuhnya dinasti Usmani di Turki.
Kebudayaan Turki merupakan perpaduan antara kebudayaan Persia,
Bizantium, dan Arab. Dari kebudayaan Persia, mereka banyak menerima ajaran-
ajaran tentang etika dan tata krama kehidupan kerajaan atau organisasi
pemerintahan. Prinsip kemiliteran mereka dapatkan dari Bizantium, sedangkan
dariArab, mereka mendapat ajaran ajaran tentang prinsip ekonomi,
kemasyarakatan, dan ilmu pengetahuan21.
2.4 Tokoh- Tokoh Pembaharu Islam dan Manfaatnya Bagi Kemajuan UmatIslam.
A. M. Ibn Abd al-Wahhab dan Gerakan Wahabiyah
Muhammad ibn Abd al-Wahhab lahir di Uyaynah, Nejd, pada tahun 1703 M
(1115 H). Sejak kecil ia telah belajar Al-Quran pada ayahnya, dan sebelum
berusia 10 tahun ia sudah hafal seluruh isi Al-Quran. Pengetahuan dasar
20Nasution,Harun.2012.Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya Jilid II. Jakarta. UI-Press21Nasution,Harun.2012.Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya Jilid II. Jakarta. UI-Press
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
25/32
25
diperolehnya di kampungnya sendiri dari tokoh-tokoh mahzab Hambali.23
Sebagian usianya ia habiskan untuk mencari ilmu. Pada saat masa pencarian
ilmu ia menyadari ada perbedaan mencolok antara apa yang diajarkan oleh hadis
dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat. 24
Semenjak abad ke 13 umat Islam banyak mengalami kemunduran di
berbagai bidang, seperti bidang agama, sosial, dan intelektual. Pengaruh tarekat
dan animisme berkembang semakin pekat. Di kalangan tarekat terdapat
keyakinan bahwa guru, syaikh dan wali dianggap pempimpin yang bukan saja
mengawasi kehidupan lahir murid-muridnya tetapi ia juga merupakan pemimpin
kerohanian yang tinggi25. Hal ini membuat penghormatan kepada syaikh dan
wali menjadi sangat berlebihan. Makam wali dianggap sebagai tempat keramat
untuk mereka meminta pertolongan sebagai perantara dari Allah SWT. Selain
pengaruh tarekat, terdapat pula pengaruh animisme pada umat Islam dengan
menyembah benda mati pada abad ke 13. Dalam karyanya Kasyf al-Syuhbat
dikatakan bahwa tauhid adalah pembenaran di dalam hati, diucapkan dengan
lidah, dan dilakukan dengan perbuatan. Jika kurang dari satu saja dari unsur di
atas, maka seseorang tidaklah termasuk orang Islam.26
Dalam keadaan masyarakat seperti ini, pada pertengahan abad ke 18, di
Jazirah Arab muncul suatu gerakan yang berusaha memurnikan ajaran Islam
dengan semboyan kembali kepada Islam yang asli seperti yang dianut dan
dipraktikan di zaman nabi, sahabat, serta tabiin sampai abad ketiga hijiriah.27
Gerakan ini terkenal dengan nama Gerakan Wahabi yang dicetuskan oleh
Muhammad ibn Abd al-Wahhab.Gerakan Wahabi kemudian disebarkan
keseluruh pelosok dunia dengan mayoritas penduduk muslim. Pemikiran
Muhammad ibn Abd al-Wahhab mempunyai pengaruh yang besar padaperkembangan pemikiran pembaharuan di abad ke Sembilan belas.
Pemikirannnya yang berpengaruh tersebut adalah :
1. Hanya Al-Quran dan hadislah yang merupakan sumber asli dari ajaran-
ajaran Islam. Pendapat ulama tidak merupakan sumber.
23Ibid., hlm. 49. H.A.R. Gibb dan Kramers, Shorter Encyclopedia of Islam, E.J. Brill, Leiden, 1974, hlm. 618.24John Obert Voll,Islam Continuity and Change in the Modern World, Westview, Colorado, 1982, hlm. 8225Rusli, Risan,Pembaharuan Pemikiran Modern dalam Islam, Jakarta, 2013
26Ali al-Hafidzah,Al-Ittijahat al-Fikriyah Inda al-Arab, fi Ashr al-Nahda, Beirut 1798-1914, hlm. 41.27Harun Nasution,Pembaharuan Dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), hlm. 24.
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
26/32
26
2. Taklid kepada ulama tidak dibenarkan.
3. Pintu ijtidah terbuka dan tidak tertutup.28
B.
Napoleon Bonaparte
Napoleon Bonaparte adalah seorang tokoh dunia yang sudah tidak asing lagi
bagi kita. Hingga Michael H. Hart menempatkan namanya pada urutan ke -34
dalam jajaran tokoh-tokoh dunia yang paling berpengaruh dalam sejarah.29
Napoleon Bonaparte, seorang jenderal berkebangsaan Perancis, sebagai konsul
yang pertama kemudian bertahta sebagai seorang Kaisar Perancis, telah
melakukan berbagai reformasi yang sampai sekarang masig menjadi kenangan di
institusi-institusi di Perancis dan juga Eropa Barat.
Setelah masuk abad ke-18, dunia Islam benar-benar mengalami kemunduran
yang sangat parah dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan agama. Ketika
dunia Islam mundur, Eropa mulai menata dirinya. IPTEK dan perekonomian
semakin maju hingga pengembangan ekonomi berubah menjadi penetrasi
politik. Dunia Timur yang mengalami kemunduran, dengan mudah ditaklukan
oleh Eropa pada saat itu. Hingga pada tahun 1798, Napolen Bonaparte
mengadakan eskpansi ke Mesir. Mesir, kota yang sangat strategis itu berhasil
dikuasainya meskipun dalam waktu yang singkat. Ekspedisi ini menghasilkan
suatu dampak bagi umat Islam di Mesir dengan menyadarkan kemunduran yang
dialami umat Islam dan berusaha merebut kembali kejayaan yang pernah
dicapai. Ekspedisi ini meninggalkan peninggalan yang merubah pemikiran umat
Islam. Contoh adanya lembaga ilmiah yang diberi nama institute dEgyptedan
percetakan dan penerbitanBulaq(Mathba al-Bulaq) yang didirikan Napoleon di
Mesir yang membuka mata para penduduk Mesir tentang dunia penerbitan.30
Selain bentuk fisik dari peninggalan Napoleon Bonaparte terdapat pula ide-ideyang berkembang dan membuka fikiran umat Islam, seperti pengenalan sistem
pemerintahan republik yang diperkenalkan olehnya. Hasil ekspedisi ini pada
akhirnya memunculkan tokoh-tokoh pembaharu Islam yang ingin memajukan
28Harun Nasution, Ibid., hlm -2529Michael H. Hart, Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah (Terj.) Mahbub, Junaidi, (Jakarta: Pustaka
Jaya, 1990), hlm. 193.
30Hitti, Phillip K.History of Arabs, London: The Macmillan Press, 1970
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
27/32
27
kembali Islam seperti masa kejayaannya seperti Muhammad Ali dan Rifaah al -
Tahtawi.
C.
Jamaluddin al-Afghani
Sejak abad ke XVII umat Islam berada pada masa kemunduran. Kondisi ini
meminta para raja dan pemuka agama untuk membangkitkan Islam yang dahulu
pernah berjaya. Salah satu cendekiawan itu adalah Jamaluddin al-Afghani. Dia
merupakan seorang pemimpin pembaharuan dan pemimpin politik di masanya.
Tempat tinggal dan aktivitasnya berpindah dari satu Negara Islam ke Negara
Islam lainnya, sehingga pemikiran dan pembaharuan politik yang dibawanya
cepat merambah hampir ke seluruh dunia Islam. Jamaluddin al-Afghani
berkeyakinan untuk memajukan umat Islam haruslah terlebih dahulu menghapus
pengertian-pengertian salah yang dianut umat Islam diluruskan kembali pada
ajaran yang sebenarnya. Untuk itu menurut Afghani umat Islam harus
menyesuaikan dengan perkembangan yang ada dengan tetap berpedoman pada
Al-Quran. Maka dari itu ia berfikiran bahwa ijtihad masih tetap terbuka.31
Afghani yang berkecimpung di bidang politik juga mengubah sisstem
pemerintahan yang bersifat absolut menjadi sistem demokrasi. Ia juga
melontarkan ide pan-islamisme untuk mengeluarkan rasa solidaritas umat Islam
yang mempunyai rasa tanggung jawab di mana setiap anggotanya memiliki rasa
kebersatuan sehingga dapat hidup berdampingan dalam kehidupan
bermasyarakat dan bekerja sama untuk mencapai kesejahteraanm kemajuan, dan
kemakmuran. 32Afghani mendirikan Al-Urwah Al-Wutsqapada saat ia di Paris
yang bertujuan untuk memperkuat rasa persaudaraan antar sesama muslim yang
beranggotakan Muslim dari berbagai macam Negara.
D.
Muhammad Rasyid RidaRasyid Rida lahir pada tanggal 23 september 1865 M di suatu desa di
Lebanon. Menurut keterangan, ia berasal dari keturunan Husain, cucu Nabi
Muhammad Saw. Oleh karenanya, ia memakai gelar Sayyid di depan namanya.
Pemikiran pemikirannya banyak dipengaruhi oleh ide-ide Jamaluddin al-
Afghani dan Muhammad Abduh melalui majalah al-Urwah al-Wutsqa.22Ide-ide
31Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI. Press, 1992.
32Amin, ahmad, Zuama al-Islah fiAshr al-Hadits, Cairo: Maktabah al-Nadhah al-Misriyah, 1979.33Nasution, Harun,Pembaharuan dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan(Jakarta: Bulan Bintang, 1982), hlm. 69.
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
28/32
28
yang dilontarkan Rasyid Rida mencakup system pemerintahan, system
pendidikan dan agama. Tahun 1898, Rasyid Rida pindah ke Mesir karena ide
pembaharuannya di negeri kelahirannya, Suria, mendapat tentangan dari
kerajaan Utsmani. Kemudian ia menerbitkan majalah al-Manar yang bertujuan
sama dengan majalah al-Urwat al-Wutsqadan menyebarkan artikel-artikel yang
dikarang oleh Muhammad Abduh dan orang lain.23Pada tahun 1912 setelah
sebelumnya ia gagal mendirikan sekolah Instambul, Rasyid Rida berhasil
mendirikan sekolah yang diberi nama Madrasah al-Dawah wa al-Irsyad.24
Menurutnya membangun sekolah lebih bermanfaat dibanding membangun
masjid namun hanya diisi orang-orang tak berilmu. Karena dengan membangun
madrasah, kebodohan dapat dihapus dan akan memberikan kemajuan duniawi
dan ukhrawi bagi uma, satu-satunya jalan menuju kemakmuran adalah perluasan
pendidikan secara merata.25
Pembaharuan Rasyid Rida dalam dunia politik sama dengan Jamaluddin-al-
Afhgani, ia juga melihat perihal dihidupkan kembali kesatuan umat Islam.
Kesatuan yang dimaksudkannya bukan kesatuan didasarkan atas kesatuan
bangsa atau bahasa, tetapi kesatuan atas dasar keyakinan yang sama. Negara
yang dianjurkan oleh Rasyid Rida ialah dalam bentuk kekhalifahan. Khalifah
adalah kepala khilafah tetapi tidak memerintah, dia berfungsi menciptakan
undang-undang dan mengawasi pelaksanaannya. Khalifah haruslah mujtahid dan
dengan bantuan ulama menerapkan prinsip-prinsip Islam sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan masyarakat itu sendiri dan mampu
memberlakukan undang-undang yang dihasilkan tersebut. Ia menganjurkan
membentuk organisasi al-Jamiiyah al-Islamiyah di bawah naungan khalifah,
berdasarkan prindip persaudaraan Islam yang menghapusb ikatan-ikatan rasialdan menyusun persatuan segenap kesatuan muslimin dalam satu komunitas.26
E. Mustafa Kamil
Mustafa Kamil adalah anak seorang insinyur kaya yang lahir pada tanggal
14 Agustus 1874 di Kairo. Ia memasuki Fakultas Hukum di Prancis tahun 1981
23Harun Nasution24Al-Syibasi, Ahmad, Rasyid Rida: Shahibu al-Manar, Mesir: Lajnah al-Tarif bi al-Islam, 1970.25C. Adam, Charles,Al-Islam wa al-Tajdid fi al-Misr, (terj. Abbas M aqqod), Lajnah Dairah al-Marifah al-Islamiyah,
Kairo,tt.26Charles C. Adams,Islam and Moderism in Egypt, (London: Oxford University Press, 1993), hlm. 188.
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
29/32
29
dan memperoleh ijazah Sarjana Hukum dari Universitas Toulouse.27 Setelah
menyelesaikan pendidikannya ia mengadakan perjalanan yang luas sekali di
Eropa untuk mensosialisasikan gagasan mengenai perjuangan kemerdekaan
Mesir.
27Ahmad Athiyah Allah,Al-Kamus as-Siyasyi, Dar al-Nahdlah al-Arabiyah, 1978, hlm.181
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
30/32
iii
BAB III
PENUTUP
1.3 Kesimpulan
Pembaharuan dalam islam memiliki banyak pengertian dan sangat
berpengaruh terhadap kehidupan beragama, aspek-aspek kehidupan sehari-hari
dan juga pandangan terhadap berbangsa dan beragama dengan tidak melulu
berfikir itu-itu saja karena ada yang disebut dengan pembaharuan. Pembaharuan
islam menyebar dengan cepat dan juga menyebabkan banyak terbentuk gerakan-
gerakan yang tentunya memiliki tujuan masing-masing, maka kita sebagai umat
muslim sebaiknya menghargai usaha pendahulu kita dan terus mengembangkan
kemampuan sebagai umat Islam baik dalam segi keagamaan dan juga ilmu
pengetahuan, serta tidak membeda-bedakan beberapa golongan atau sekte semata
dengan berkaca pada Islam secara universal atau menyeluruh, agar islam dapat
kembali bergerak maju dan kembali kepada kejayaan seperti yang telah
diperjuangkan oleh para pemuka agama terdahulu.
-
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
31/32
31
DAFTAR PUSTAKA
-Nasution, Harun, 1985. Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya cetakan 5.UI
Press. Jakarta.
-Kartanegara, mulyadhi.2007.Mengislamkan nalar : sebuah respon terhadap
modernitas. Jakarta : Penerbit Erlangga
-http://badanbahasa.kemendikbud.go.id/kbbi/index.php, diakses pada tanggal 17
maret 2016, pukul 22:42
-Al Bahiy, Dr. Muhammad.1986.Pemikiran Islam Modern.1986. Jakarta : Pustaka
Panjimas
-Cooper, John, dkk.2002.Pemikiran Islam.Jakarta : Penerbit Erlangga
-Beling dan Totten.1985.Modernisasi : Masalah Model Pembangunan.Jakarta :
CV. Rajawali
-Husein, Drs. Machnun.1955. Aliran-Aliran Modern Dalam Islam. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
-Nurhakim, Moh. 2003. Islam, Tradisi, dan Reformasi Pragmatisme Agama
dalam Pemikiran Hassan Hanafi. Malang : Bayumedia Publishing
-Nasution, Prof.Dr.Harun. Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan
Gerakan. Jakarta : PT. Bulan Bintang
-Depdikbud,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990
-Hans Wehr, Arabic-English Dictionary, Ithaca: Spoken Languange Service Inc,
1976.
- Amin, ahmad, Zuama al-Islah fi Ashr al-Hadits, Cairo: Maktabah al-Nadhah
al-Misriyah, 1979.- Rusli, Risan,Pembaharuan Pemikiran Modern dalam Islam, Jakarta, 2013
-Ali al-Hafidzah,Al-Ittijahat al-Fikriyah Inda al-Arab, fi Ashr al-Nahda, Beirut
1798-1914,
-Nasution, Harun, Pembaharuan Dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan,
Jakarta: Bulan Bintang, 1975.
- M. Dawam Rahardjo, Kautsar Azhari-Noer, Zuly Qodir, Ihsan Ali-Fauzi,
Akhmad Sahal, Moh. Shofan, Taufik Adnan Amal, Suaidi Asyari, Neng Dara
http://badanbahasa.kemendikbud.go.id/kbbi/index.phphttp://badanbahasa.kemendikbud.go.id/kbbi/index.phphttp://badanbahasa.kemendikbud.go.id/kbbi/index.php -
7/26/2019 REVISI MAKALAH 05.pdf
32/32
Affiah, A.D Kusumaningtyas, Atun Wardatun, Budhy Munawar-Rachman,
Djohan Effendi, Tedi Kholiludin, Syamsul Arifin dan Sunaryo, Pembaruan
Pemikiran Islam Indonesia, Jakarta: Komunitas Epistemik Muslim Indonesia
(KEMI)
-Michael H. Hart, Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah (Terj.)
Mahbub, Junaidi, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1990), hlm. 193.
- Hitti, Phillip K.History of Arabs, London: The Macmillan Press, 1970
-Ibid., hlm. 49. H.A.R. Gibb dan Kramers, Shorter Encyclopedia of Islam, E.J.
Brill, Leiden, 1974, hlm. 618.
-John Obert Voll,Islam Continuity and Change in the Modern World, Westview,
Colorado, 1982, hlm. 82
-Rusli, Risan,Pembaharuan Pemikiran Modern dalam Islam, Jakarta, 2013
- Ali al-Hafidzah, Al-Ittijahat al-Fikriyah Inda al-Arab, fi Ashr al-Nahda,
Beirut 1798-1914, hlm. 41.
-Al-Syibasi, Ahmad, Rasyid Rida: Shahibu al-Manar, Mesir: Lajnah al-Tarif bi
al-Islam, 1970.
-C. Adam, Charles, Al-Islam wa al-Tajdid fi al-Misr, (terj. Abbas M aqqod),
Lajnah Dairah al-Marifah al-Islamiyah, Kairo,tt.
-Charles C. Adams, Islam and Moderism in Egypt, (London: Oxford University
Press, 1993),
-Ahmad Athiyah Allah,Al-Kamus as-Siyasyi, Dar al-Nahdlah al-Arabiyah, 1978.
-Skripsi.Rahman, matufathu,2010.Gerakan Reaktualisasi Pemikiran Islam Hasan
Hanafi.hhtp://digilib.uin-suka.ac.id/4323/1/BAB%20I,V.pdf.diakses.pada pukul
8:13 tanggal 17 Maret 2016.
-
Nasution,Harun.2012.Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya Jilid I. Jakarta. UI-Press
-Nasution,Harun.2012.Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya Jilid II. Jakarta.
UI-Press