Download - REVISI KE 2
FORMAT PENULISAN LAPORAN KASUS PKD:
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN (1 halaman)
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan PKD ; Umum dan Khusus
1.3 Tempat dan waktu PKD
BAB II: LAPORAN BERDASARKAN OBSERVASI TEMPAT DAN
SISTEMATIKA KERJA DI LAPANGAN berkaitan dengan soal teknis maupun
manajemennya) ( 2-3 Hal)
BAB III LANDASAN ILMIAH KASUS ( 2-3 halaman)
3.1 Definisi
3.2 Faktor Penyebab/ Etiologi
3.3 Gejala dan tanda,
3.4 Komplikasi yang berhubungan/terkait dan Penanganan
BAB IV PEMBAHASAN DETAIL SALAH SATU KASUS ( SOAPE) ( 2-3
halaman)
Data pasien , Subjektif, Objektif, Assessmen, Plan, Education
BAB V Kesimpulan dan Saran ( 1 halaman)
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA ( 5 buku/Journal/website) ( 1 Halaman)
LAMPIRAN (Minimal 3 kasus yang sama)
LAPORAN KASUS
PRAKTEK KLINIK DASAR
AKADEMI REFRAKSI OPTISI LEPRINDO
JAKARTA
Tahun 2012
MIOPIA
(font Arial 14, spasi 2, bold)
Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik
guna memperoleh gelar Ahli Madya Refraksionis Optisien
Oleh :
ANGGA ABI SAPUTRA
09.003
AKADEMI REFRAKSI OPTISI
LEPRINDO
TANDA PERSETUJUAN LAPORAN UAP
Nama : Angga Abi Saputra
Nomor induk mahasiswa : 09.003
Nomor ujian : 007
Tahun Akademi : 2009/2012
Masalah Kasus : Myopia
Tanggal : 29-09-1990
Pembimbing Materi dan Tekhnis : …………….
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaannirrahim
Alhamdulilah , dengan mengucapkan puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia –Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kasus ini dengan waktu yang telah ditentukan. Laporan
kasus Program Diploma III sebagai Ahli Madya Refraksi Optisi LEPRINDO
Jakarta. Laporan kasus yang saya tulis ini adalah tentang “MYOPIA”
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan kasus ini masih banyak
kekeurangan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang
nantinya akan bosa menjadi acuan guna menghadapi masalah-masalah yang
timbul dalam bidang refraksi.
Penyusun laporan Kasus ini tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan
dan bantuan baik materil dan moril dalam meneyelesaikan Laporan Kasus ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dian Laela Sari Amd ,RO.SKM selaku direktur AKADEMI
Refraksi Optisi Leprindo Jakarta.
2. Bapak dan ibu dosen beserta staf Akademi yang selama ini telah
memberikan ilmu yang sangat berguna dan membimbing serta turut
membantu dalam mengikuti proses pendidikan di ARO LEPRINDO
Jakarta.
3. Ayah dan Ibu yang tak henti-hentinya mendoakan serta memberikan
dorongan bantuan moril dan materil sehingga laporan kasus ini
dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
4. Dan seluruh teman-teman angkatan XXXII yang selama ini senasib
seperjuangan Yang saling membantu dan berbagi ilmu pengetahuan
5. Dan semua pihak yang tidak bias saya bias sebutkan satu per satu
sehingga saya dapat meneyelesaikan tugas-tugas yang telah
diberikan
Akhirnya penulis mengharapkan agar laporan kasus ini dapat
bermanfaat bagi pembacanya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG KASUS
Dari hasil Praktek kerja Lapangan Refraksi klinik pada tanggal 22
Februari 2012 terhadap beberapa orang pasien di lapangan maka dipilih seorang
orang pasien untuk dijadikan obyek penelitian dalam contoh kasus pembuatan
laporan study kasus ini.
Pasien tersebut bernama Ibu Erika dengan usia 32 tahun dengan bekerja
sebagai pegawai negri sipil disalah satu pusat daerah di Jakarta Timur yang
mempunyai hobi membaca. saudari ini datang karena ingin memeriksakan
matanya, terutama tentang keluhan untuk penglihatan jauhnya (myopia). Selain
itu pasien sering mengeluh apabila membaca terlalau lama , maka matanya
cepat lelah dan pusing serta berair.
Dari hasil Inspeksi dab Observasi pasien ,maka didapatkan :
1. Keadaan posisi bola mata
Keadaan bola matanya normal dimana dari tes pantulan kornea pasien
orthopgoria. Ini berarti gerakan bola mata pasien pada saat mata melihat
tidak mengalami gangguan.
2. PD jauh bino pasien 64 mm,sedangkan PD dekat pasien 62 mm.
3. Lebar pupil pasien adalah 5 mm
4. Reflek pupil normal
5. Kornea pasien jernih transparan
Dari anamesa yang dilakukan, diperoleh keterangan bahwa pasien ini
sangat membutuhkan penglihatan yang tajam dan baik sehingga pasien dapat
melakukan semua aktivitasnya terutama untuk penglihatan jauhnya tanpa
adanya keluhan yang dirasakan selama ini.
Pada pemeriksaan inspeksi dan observasi pun pasien dapat disimpulkan
dimana keadaan bola matanya normal ,tidak ditemukan phoria dan
tropia ,kornea dan lensa mata jernih ,konjungtiva dan scleranya normal.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pasien sangat membutuhkan koreksi
dengan memakai kacamata yang mampu memberikan kepuasaan ,ketajaman
penglihatan dan kenyamanan optimal.
1.2 TUJUAN PKD
Umum
Guna menjalin hubungan kerja sama yang baik antra institusi dengan
tempat praktek kerja dasar , program study Diploma III untuk
memperoleh gelar Refraksi Optisi ,memperluas pengetahuan dibidang
RO
Khusus
Memberikan pengalaman bagi mahasuiswa atau mahasiswi agar lebih
trampil , melatih mahasiswa atau mahasiswi agar siap menghadapi
dunia kerja dan meningkatkan skill ilmu dalam praktek refraksi optisi
1.3 TEMPAT DAN WAKTU
BAB II
BAB III
LANDASAN ILMIAH KASUS
3.1. DEFINISI MYOPIA
Myopia adalah kelainan refraksi pada mata dimana sinar-sinar sejajar
sumbu bola mata dibiaskan di depan retina tanpa akomodasi
Grossvenor “primary care of optometry”
“Myopia is the condition in which accommodation relaxed,
parallel rays of light converage to focus of retina”
Albert E. Sloane “Manual of refraction”
“the myopic eye has excessive refractive power that is, too much
power parallel rays infinity come to a focus in front of the
retina”
“Mata Myop adalah mata yang memiliki kekeuatan berlebihan ,mata Myop ini
terlalu kuat plusnya.Sinar-sinar sejajar dari tak terhingga difokuskan di depan
retina”
3.2. KLASIFIKASI MYOPIA
1. Berdasarkan Penyebabnya Myopia dibagi atas :
a. Myopia Axial
Myopia Axial adalah disebabkan karena sumbu bola
mata lebih panjang dari normal ,sedangkan kekuatan
refraksi dan kelengkungaan korneanya normal.Hal ini
dapat diperoleh sejak lahir atau diberi kebiasaan-
kebiasaan buruk seperti ,membaca terlalu dekat
b. Myopia Refraktif
Myopia Refaraktiv disebabkan karena kelainan pada
media refraksi. Contohnya seperti kornea mata yang
cembung, indek bias lensa mata atau cairan bola mata
lebih tinggi dari normal
2. Berdasarkan Kekuatan Dioptrinya
Myopia ringan : -0.25 sampai dengan -3.00 D
Myopia sedang : -3.25 sampai dengan -6.00 D
Myopia Tinggi : lebih dari > -6.25 D
3. Berdasarkan Tingkat Perkembanganya :
Berdasarkan tingkat perkembanganya Donnders membagi
myopia menjadi 3 tipe yaitu :
a. Myopia status
Yaitu myopia ringan dan tetap (tidak bertambah)
b. Myopia progressive sementara
Yaitu bertambahnya hanya pada usia muda saja
c. Myopia progressive permanen
Myopia yang mencapai ukuran tinggi pada umur 15
tahun dan akan terus bertambah sampai usia tua.
3.3 Tanda dan Gejala Myopia
- Gejala yang sering dikeluhkan adalah penglihatan
jauh buram
- Sering merasa sakit kepala ketika melihat benda jauh
dan pada saat membaca
- Biasanya orang Myopia terjadi pada orang yang yang
mempunyai hobi gemar membaca,sehingga mereka
tidak memperhatikan factor-faktor yang bias
menyebabkan Myopia
- Selalu memicingkan mata ketika hendak
melihat/memfokuskan pandangan untuk membaca
uruf-huruf yang agak jauh dari pandnganya
3.4 FAKTOR PENYEBAB MIOPIA
1. Hereditas
Para ahli secara umum telah meneliti bahwa pada sebuah
keluarga dengan kondisi miopia, didapati anak-anak dan
orang tua yang menderita miopia.
2. Peningkatan tekanan intraokuler
Para ahli yakin bahwa pemanjangan bola mata bukan sebagai
akibat dari melemahnya lapisan bola mata, tapi sebagai
akibat dari peningkatan tekanan intraokuler.
3. Akomodasi
Secara normal, mata tidak diperuntukkan bagi penglihatan
dekat. Karena mata dipakai terlalu sering untuk penglihatan
dekat, terjadilah akomodasi yang cenderung menimbulkan
miopia yang sebenarnya.
4. Nutrisi
4.1 Vitamin B
Kekurangan vitamin B, yang disebabkan karena
diet ataupun defisiensi, menyebabkan gangguan
pertukaran air dan garam dalam tubuh, yang dikenal
dengan beri-beri. Kekurangan vitamin B juga dapat
berpengaruh pada saraf optik dan penglihatan, serta
peningkatan cairan bola mata yang dapat mengakibatkan
glukoma, rabun jauh, ataupun gangguan penglihatan
yang lain.
4.2 Kekurangan elemen gizi pada makanan secara
keseluruhan dapat menyebabkan rabun jauh bertambah.
Konsumsi daging atau protein lain, hati, sayuran hijau
segar, citrus (jeruk), dan garam dapaur yang cukup, dapat
membantu pencegahan terhadap perkembangan rabun
jauh pada anak.
5. Penggunaan mata pada jarak dekat dan posisi yang tidak
tepat (berbaring)
6. Pencahayaan kurang
7. Penyakit sistemik (Diabetes Mellitus)
8. Katarak dan glukoma
9. Obesitas
Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/ophthalmology/2004457-
faktor-penyebab-myopia/#ixzz1uxqbdb1f
3.4 KOMPLIKASI YANG BERHUBUNGAN DENGAN MIOPIA
Pada Myopia yang tidak terkoreksi dapat menimbulkan peregangan di retina
menjadi sobek. Akibat dari sobeknya retina maka cairan mata akan masuk ke
dalam bagian belakang retina yang lama kelamaan retina lepas dan ini disebut
Ablatio Retinae. Apabila terjadi resiko Ablatio Retinae maka visus akan
menurun. Koreksi Myoipia juga sulit bila ada keluhan tambahan yang
menyertainya seperti : Phoria,Amblyopia,Anisometropia
BAB V
ANALISA SALAH SATU KASUS
DATA PASIEN
Nama : NY.ERIKA
Tempat/Tgl Lahir : Jakarta 10 April 1980
Alamat & No Telp : Jl.Janki Rt 02/03 No.5 Kebon Pala
Pekerjaan : Pegawai Negri Sipil
Umur : 32 Tahun
Setelah melakukan Anamesa
Setelah dilakukan pemriksaan pada saudari Erika maka diketahui bahwa
pasien mengalami kelainan refraksi Myopia. Dari hasil keratometer didapat
ukuran :
KOD : 44.OO-44.25 @90
KOS : 44.25-44.50 @180
Dan dari hasil ukuran autoreff didapat ukuran
OD S-425
OS S-425 Cyl-0.50 X 180
Setelah dilakukan pemriksaan Refraksi Subyektif didapat ukuran
R S-4.00 Mencapai 6/6
L S-4.00 Mencapai 6/6
Maka dari hasil pemeriksaan diatas, Pasien mengalami kelainan Myopia
refraktif. Hal ini terjadi karena penyebabnya adalah kelainan pada media
refrakta yaitu terdat pada lensa mata.