i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, Kecamatan
Payakumbuh dapat menyelesaikan penyusunan Renstra SKPD (Satuan Kerja
Perangkat Daerah) tahun 2010 – 2015.
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah perangkat daerah pada
pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota. Kecamatan adalah wilayah kerja camat
sebagai perangkat daerah.
Renstra SKPD Kecamatan Payakumbuh tahun 2010 – 2015 memuat Visi,
Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Program dan kegiatan pembangunan sesuai
dengan tugas dan fungsinya, berpedoman pada Peraturan Daerah Kabupaten
Lima Puluh Kota Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Tahun 2010 – 2015 dan bersifat indikatif. Selanjutnya Renstra
SKPD menjadi landasan atau pedoman bagi penyusunan Rencana Kerja Satuan
Perangkat Daerah (Renja SKPD).
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi hingga tersusunnya Renstra ini. Perlu disadari bahwa masih banyak
kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan Renstra ini, oleh karena itu
masukan serta saran sangat kami harapkan.
Koto Baru Simalanggang, Juni 2011 Camat Payakumbuh
Drs Rahmat Hidayat NIP. 19770512 199703 1 002
ii
PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
KECAMATAN PAYAKUMBUH Jln. Tan Malaka no Koto Baru Simalanggang Telp.(0752. Kode Pos
Email -
KEPUTUSAN CAMAT PAYAKUMBUH NOMOR : 188.4/ /VI/2012
TENTANG
RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
( RENSTRA SKPD ) KECAMATAN PAYAKUMBUH
KABUPATEN LIMA PULUH KOTA TAHUN 2010 - 2015
CAMAT PAYAKUMBUH
Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah
Kabupaten Lima Puluh Kota No. 14 Tahun 2011
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah ( RPJMD ) Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun
2010 – 2015, sebagai penjabarannya setiap Satuan
Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) diwajibkan menyusun
dokumen Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat
Daerah ( Renstra SKPD ) Tahun 2010 - 2015;
b. bahwa untuk penjabaran program bidang kewenangan
Pemerintah Kecamatan Payakumbuh perlu menyusun
Rencana Strategis sebagai arah pembangunan tahun
2010 – 2015 yang dituangkan dalam Keputusan Camat
Payakumbuh.
iii
Mengingat : 1. Undang-undang No.12 Tahun 1956 tentang
Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam
Lingkungan Sumatera Tengah;
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Indonesia
No.VII/MPR/2001 Tentang Visi Indonesia Masa Depan;
3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintah Daerah;
4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah;
5. Undang-undang nomor 17 Tahun 2003 Tentang
keuangan Negara;
6. Undang – undang Nomor. 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara;
7. Undang – undang Nomor. 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencananan Pembangunan Nasional;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor. 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor. 38.Tahun 2007 tentang
Pembagian urusan Pemerintahan Antara Urusan
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kab/Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82);
iv
11. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89);
13. Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun
2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang tahapan, Tatacara
penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan;
15. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7
Tahun 2008 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Provinsi Sumatera Barat 2005-2025;
16. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 5
Tahun 2011 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJMD) Provinsi Sumatera Barat 2012-
2015;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor
10 Tahun 2011 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun
2005-2025;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor
14 Tahun 2011 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota 2010-
2015;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor
6 Tahun 2011 Tentang SOPD Kecamatan;
v
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
(Renstra SKPD ) Kecamatan Payakumbuh Kabupaten Lima
Puluh Kota Tahun 2010 - 2015
PASAL 1
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
(Renstra SKPD ) Kecamatan Payakumbuh merupakan
landasan dan pedoman operasional bagi Kecamatan
Payakumbuh dalam merencanakan dan melaksanakan
pembangunan Tahun 2010 – 2015
PASAL 2
Sistematika Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat
Daerah ( Renstra SKPD ) Kecamatan Payakumbuh Tahun
2010 - 2015 disusun sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
BAB II : Gambaran Pelayanan SKPD
BAB III : Isu – isu Strategis
BAB IV : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi
dan Kebijakan
BAB V : Rencana Program dan Kegiatan,
Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran
dan Pendanaan Indikatif
BAB VI : Indikator Kinerja SKPD
BAB VII : Penutup
PASAL 3
Naskah Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat
Daerah (Renstra SKPD) Kecamatan Payakumbuh adalah
sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
vi
PASAL 4
Pelaksanaan lebih lanjut Rencana Strategis Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Kecamatan
Payakumbuh Tahun 2010-2015 dituangkan dalam
Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renja-
SKPD )
PASAL 5
Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan dengan
ketentuan bahwa apabila dikemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diubah
kembali sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Koto Baru Simalanggang Pada tanggal : Juni 2012 CAMAT PAYAKUMBUH
Drs RAHMAT HIDAYAT, NIP. 19770512 199703 1 002
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ................................................................................................ i
Keputusan Camat Payakumbuh........ ............................................................. ii
Daftar Isi .......................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Landasan Hukum............. ............................................................ 2
1.3 Maksud dan Tujuan .................................................................... 3
1.4 Sistematika Penulisan ................................................................ 4
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD ........................................................... 6
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD .............................. 6
2.2 Sumber Daya SKPD ..................................................................... 21
2.3 Kinerja Pelayanan SKPD ............................................................. 29
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD........... 32
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ... 38
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan SKPD ........................................................................... 38
3.2 Telaahan Renstra Terhadap RPJMD Kabupaten Lima Puluh
Kota ............................................................................................. 42
3.3 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis .............................................. ............................. 45
3.4 Penentuan Isu-Isu Strategis ........................................................ 45
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN ..... 50
4.1 Visi dan Misi SKPD ...................................................................... 50
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD ............................. 52
4.3 Strategi dan Kebijakan SKPD ...................................................... 56
viii
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF ...................... 59
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD............................................. ................................ 71
BAB VII PENUTUP ......................................................................................... 74
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penyusunan RPJMD Kabupaten Lima Puluh Kota dilandasi oleh
semangat otonomi daerah dimana pemerintah daerah berwenang untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah menurut azas otonomi
dan tugas pembantuan. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Undang-
undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 4 ayat 1.
Pemberian otonomi dimaksudkan untuk mempercepat proses terwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan
dan peran serta masyarakat.
Prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance)
mengandung 3 (tiga) pilar utama yaitu ”Akuntabilitas, Transparansi dan
Partisipasi” yang dijabarkan sebagai berikut :
- Akuntabilitas artinya penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintah
harus dapat dipertanggung jawabkan.
- Transparansi artinya penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintah
harus memiliki mekanisme yang jelas dan diinformasikan kepada
semua pihak.
- Demokrasi dan partisipasi artinya fungsi-fungsi pemerintah
diselenggarakan tanpa mengabaikan kepentingan bersama serta
melibatkan masyarakat dan pihak swasta sebagai bagian dari pilar
utama kekuatan negara
Sesuai amanat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, pemerintah daerah
melaksanakan pembangunan di daerah masing-masing harus menyusun
rencana pembangunan. Rencana pembangunan menurut undang-undang
tersebut menjadi rencana pembangunan jangka panjang, rencana
pembangunan jangka menengah dan rencana kerja pemerintah daerah
untuk rencana kerja tahunan.
2
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004
tentang pasal 151 ayat (1) dan (2) menyatakan bahwa Satuan Kerja
Perangkat Daerah menyusun Rencana strategis yang selanjutnya disebut
Renstra SKPD yang memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Program
dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya,
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan bersifat
indikatif. Renstra SKPD tersebut dirumuskan dalam bentuk Rencana Satuan
Kerja Perangkat Daerah yang memuat kebijakan, program dan kegiatan
pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah
maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
1.2 LANDASAN HUKUM
Penyusunan Renstra SKPD dilandasi dasar hukum sebagai
berikut :
1. Undang-undang No. 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah
Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Sumatera Tengah
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Indonesia No.
VII/MPR/2001 Tentang Visi Indonesia Masa Depan.
3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
5. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
6. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara
7. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah
3
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Pereturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang
Tahapan , Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan
12. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2008
Tentang tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi
Sumatera Barat 2005-2025
13. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 5 Tahun 2011
Tentang tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi Sumatera Barat 2010-2015
14. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 6 Tahun 2005
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten
Lima Puluh Kota Tahun 2005 – 2025
15. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 14 Tahun 2011
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2010-2015
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dibuatnya Renstra SKPD Kecamatan Payakumbuh
adalah untuk menjabarkan RPJM (Renstra Pembangunan Jangka
Menengah) Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2010 – 2015. Maka
penyusunan Renstra SKPD Kecamatan Payakumbuh memperhatikan
RPJMD Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2010 – 2015.
Tujuan penyusunan Renstra SKPD Kecamatan Payakumbuh
tahun 2010–2015 adalah membuat suatu dokumen perencanaan
pembangunan yang memberikan arah/ strategi pembangunan, sasaran-
4
sasaran strategis yang ingin dicapai selama lima tahun ke depan serta
memberikan arahan mengenai kebijakan umum dan program
pembangunan daerah selama lima tahun ke depan. Selanjutnya Renstra
SKPD menjadi landasan maupun pedoman bagi penyusunan Renja SKPD
dan Rencana Kerja Satuan Perangkat Daerah (Renja-SKPD).
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Renstra SKPD Kecamatan Payakumbuh terdiri dari 7 (tujuh)
bab, disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Landasan Hukum
1.3.Maksud dan Tujuan
1.4.Sistematika Penulisan
BAB II. GAMBARAN PELAYANAN SKPD
2.1.Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD
2.2.Sumber Daya SKPD
2.3.Kinerja Pelayanan SKPD
2.4.Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
BAB III. ISU-ISU STRATEGIS
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan SKPD
3.2 Telaahan Renstra Terhadap RPJMD Kabupaten Lima Puluh
Kota
3.3 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis
3.4 Penentuan Isu-isu Strategis
BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi dan Misi SKPD
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD
5
4.3. Strategi dan Kebijakan SKPD
BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
BAB VI. INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD
BAB VII PENUTUP
6
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD
2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI SKPD
Kecamatan Payakumbuh lahir berdasarkan Peraturan Daerah
Nomor.14 Tahun 2001, tanggal 29 Oktober 2001 tentang Penataan Wilayah
Kecamatan dalam Kabupaten Limapuluh Kota yang diresmikan pada
tanggal 21 Januari 2002. Sebelumnya kecamatan ini merupakan perwakilan
Kecamatan Luhak di Sago Halaban sejak tahun 1986, dengan Ibu
Kecamatannya adalah Koto Baru Simalanggang.
Berdasarkan Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 82
Tahun 2011 yang memuat Tugas Pokok dan Fungsi Eselon III dan Uraian
Tugas Eselon IV pada Kecamatan, bahwa kecamatan merupakan perangkat
daerah yang mempunyai wilayah tertentu, dipimpin oleh camat yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah. Susunan Organisasi Kecamatan sebagai berikut :
a. Camat;
b. Sekretariat :
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan;
c. Seksi Tata Pemerintahan;
d. Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Nagari (Nagari);
e. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum;
f. Seksi Ekonomi dan Pembangunan;
g. Seksi Kesejahteraan Sosial; dan
h. Kelompok Jabatan Fungsional
Urusan yang menjadi kewenangan Kecamatan adalah
melaksanakan sebagian kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh
Bupati untuk menangani sebagian urusan pemerintahan umum dan
otonomi daerah.
7
Wewenang adalah hak dan kewajiban untuk menentukan atau
mengambil kebijaksanaan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan.
Camat mempunyai kewenangan menyelenggarakan tugas
umum pemerintahan meliputi :
a. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;
b. Mengkoorinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan
ketertiban umum;
c. Mengkoordinasikan penegakan hukum dan peraturan perundang-
undangan;
d. Mengkoordinasikan upaya pemeliharaan prasarana dan fasilitas
pelayanan umum;
e. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan ditingkat
kecamatan;
f. Membina penyelenggaraan pemerintahan nagari;
g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup
tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintah nagari;
h. Pelaksanaan pelimpahan sebagian wewenang pemerintahan dari
Bupati;
i. Pelaksanaan sebagian urusan pemerintahan daerah di Kecamatan;
j. Pelaksanaan sebagian urusan pembangunan daerah di Kecamatan;
k. Pelaksanaan urusan pemberdayaan kehidupan kemasyarakatan di
Kecamatan;
l. Pelaksanaan pelayanan umum kepada masyarakat di Kecamatan;
m. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas Unit Pelaksana Teknis
Dinas/Lembaga Teknis Daerah yang ada di Kecamatan;
n. Penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan umum dan keagrariaan;
o. Penyelenggaraan kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawasan
pemerintahan Nagari;
p. Pembinaan ketentraman dan ketertiban wilayah;
8
q. Penyelenggaraan kegiatan pembinaan pembangunan dan
pengembangan partisipasi masyarakat;
r. Penyusunan program, pembinaan administrasi ketatausahaan dan
rumah tangga Kecamatan; dan
s. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan ruang
lingkup bidang tugasnya.
Pelimpahan sebagian kewenagan tersebut di atas mengacu
pada peraturan Bupati tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan
Pemerintahan dari Bupati kepada Camat.
Camat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan
pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian
urusan otonomi daerah.
Fungsi Camat :
1. mendorong partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam
perencanaan pembangunan lingkup Kecamatan dalam forum
musyawarah perencanaan pembangunan di Nagari dan Kecamatan;
2. pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadap keseluruhan unit
kerja baik pemerintah maupun swasta yang mempunyai program
kerja dan kegiatan pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja
kecamatan;
3. pelaksanaan evaluasi terhadap berbagai kegiatan pemberdayaan
masyarakat di wilayah kecamatan baik yang dilakukan oleh unit kerja
pemerintah maupun swasta;
4. pelaporan pelaksanaan tugas pemberdayaan masyarakat di wilayah
kerja Kecamatan kepada Bupati dengan tembusan kepada satuan
kerja perangkat daerah yang membidangi urusan pemberdayaan
masyarakat;
5. pelaksanaan koordinasi dengan kepolisian dan/atau Tentara Nasional
Indonesia (TNI) mengenai program dan kegiatan penyelenggaraan
kententraman dan ketertiban umum di wilayah kecamatan;
9
6. pelaksanaan koordinasi dengan pemuka agama yang berada di
wilayah kerja kecamatan untuk mewujudkan ketentraman dan
ketertiban umum masyarakat di wilayah kecamatan
7. pelaporan pelaksanaan pembinaan ketentraman dan ketertiban
kepada Bupati;
8. pelaksanaan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah yang
tugas dan fungsinya di bidang penerapan peraturan perundang-
undangan;
9. pelaksanaan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah yang
tugas dan fungsinya di bidang penegakan peraturan perundang-
undangan dan/atau kepolisian
10. pelaporan pelaksanaan penerapan dan penegakan peraturan
perundang-undangan di wilayah kecamatan kepada Bupati;
11. pelaksanaan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah
dan/atau instansi vertikal yang tugas dan fungsinya di bidang
pemeliharaan prasarana dan fasilitas umum;
12. pelaksanaan koordinasi dengan pihak swasta dalam pelaksanaan
pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;
13. pelaporan pelaksanaan pemeliharaan prasarana dan fasilitas umum
di wilayah kecamatan kepada Bupati;
14. pelaksanaan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah dan
instansi vertikal di bidang kegiatan pemerintahan;
15. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dengan satuan
kerja perangkat daerah dan instansi vertikal di bidang kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan;
16. pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di
tingkat kecamatan.
17. pelaksanaan pelaporan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan
kepada Bupati;
10
18. pelaksanaan pembinaan dan pengawasan tertib administrasi
pemerintahan Nagari;
19. pelaksanaan bimbingan, supervisi, fasilitasi dan konsultasi
pelaksanaan administrasi Nagari;
20. pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadap perangkat Nagari;
21. pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan Nagari di
tingkat kecamatan;
22. pelaporan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan Nagari di tingkat kecamatan kepada
Bupati
23. pelaksanaan perencanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di
Kecamatan;
24. pelaksanaan percepatan pencapaian standar pelayanan minimal di
wilayah kecamatan;
25. pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
pelayanan kepada masyarakat di kecamatan;
26. pelaksanaan evaluasi terhadap kegiatan pelayanan kepada
masyarakat di wilayah kecamatan;
27. pelaksanaan pelaporan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di
wilayah kecamatan kepada Bupati;
28. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Bupati sesuai tugas dan
fungsinya.
Sekretaris Camat adalah unsur pelaksana bidang administrasi
Kecamatan. Sekretaris mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan
rumah tangga kecamatan, ketatausahaan, tatalaksana, humas, protkol,
laporan, hukum dan organisasi serta hubungan masyarakat.
Fungsi Sekretaris Camat :
1. Pengendalian pengelolaan administrasi surat menyurat,
kepegawaian, keuangan dan perlengkapan dinas;
11
2. Penyelenggaraan pelayanan administrasi kepada seluruh unit kerja
dan instansi lainnya;
3. Pelaksanaan koordinasi dan hubungan kerja antar unit kerja, lembaga
dan masyarakat;
4. Pengaturan urusan umum, keuangan, perlengkapan dan rumah
tangga kantor;
5. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan di lingkungan kantor;
6. Pengelolaan administrasi tentang kenaikan pangkat, kenaikan gaji
berkala, cuti, penghargaan, disiplin pegawai dan pensiun;
7. Penghimpun data-data tentang tata pemerintahan, pemberdayaan
masyarakat dan Nagari (nagari), ketentraman dan ketertiban umum,
kesehatan dan kesejahteraan sosial;
8. Penyusunan laporan, baik bulanan, semester dan tahunan serta
laporan kinerja di lingkungan kantor;
9. Pengukuran indeks kepuasan masyarakat atas pelayanan yang
diberikan masing-masing seksi; dan
10.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat.
Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan ketatausahaan, ketatalaksanaan, kepegawaian,
organisasi, humas dan protokol, serta urusan rumah tangga kantor.
Fungsi Sub. Bagian Umum Dan Kepegawaian :
1. penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan
pelayanan administrasi umum, informasi kehumasan,
kerumahtanggaan, kepegawaian dan ketatausahaan kecamatan;
2. pelaksanaan penerimaan, pendistribusian dan pengiriman surat-surat
naskah dinas dan pengelolaan dokumentasi dan kearsipan
kecamatan;
3. pelaksanaan pembuatan dan pengadaan naskah dinas;
12
4. pelaksanaan pembuatan dan penyiapan bahan pembinaaan,
dokumentasi dan kearsipan kepada sub unit kerja di lingkungan
kecamatan;
5. penyusunan, pengelolaan dan pengendalian pelayanan keprotokolan,
upacara,, pertemuan, penyelenggaraan rapat-rapat dinas, dan acara
lainnya;
6. pelaksanaan informasi dan pelayanan hubungan masyarakat,
pengurusan kerumahtanggaan, keamanan dan ketertiban kantor;
7. pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan serta pengelolaan
lingkungan kantor, gedung kantor, kendaraan dinas dan aset
kecamatan lainnya;
8. penyusunan dan penyiapan rencana kebutuhan sarana dan prasarana
perlengkapan kantor;
9. pelaksanaan pengadaan, penyiapan, pendistribusian dan
inventarisasi perlengkapan kantor;
10. penyusunan bahan penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan
pelaksanaan tugas kecamatan;
11. pelaksanaan pengelolaan perpustakaan dan pendokumentasian
peraturan perundang-undangan;
12. pelaksanaan pengumpulan pengelolaan, penyimpanan dan
pemeliharaan data serta dokumentasi kepegawaian;
13. penyusunan dan penyiapan rencana kebutuhan formasi dan mutasi
pegawai;
14. penyusunan dan penyiapan bahan administrasi kepegawaian yang
meliputi kenaikan pangkat, gaji berkala, pensiun dan pemberian
penghargaan serta peningkatan kesejahteraan pegawai;
15. penyusunan dan penyiapan pegawai untuk mengikuti pendidikan/
pelatihan struktural, teknis dan fungsional serta ujian dinas;
16. fasilitasi pembinaan umum kepegawaian dan pengembangan karier
serta disiplin pegawai;
13
17. penyusunan dan penyiapan pengurusan administrasi pensiun dan
cuti pegawai;
18. pengkoordinasian penyusunan adminstrasi DP 3, DUK, Sumpah/janji
pegawai;
19. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
20. pelaksanaan koordinasi pelayanan administrasi umum dan
kepegawaian dengan sub unit kerja lain di lingkungan kecamatan;
21. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan
fungsinya.
Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas
menyelenggarakan pelayanan administrasi keuangan, menyelenggarakan
pembukuan, laporan keuangan dan memelihara dokumen keuangan serta
membuat laporan tanggung jawab keuangan sesuai dengan ketentuan dan
peraturan yang berlaku.
Fungsi Sub. Bagian Keuangan:
1. penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan
pengelolaan administrasi dan pertanggungjawaban pengelolaan
keuangan kecamatan;
2. pelaksanaan pengumpulan bahan pembuatan anggaran kecamatan;
3. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan anggaran
pendapatan, belanja, dan pembiayaan kecamatan;
4. pelaksanaan penyusunan dan pengkoordinasian pembuatan daftar
gaji serta tunjangan daerah;
5. pelaksanaan penatausahaan pengelolaan anggaran pendapatan,
belanja dan pembiayaan kecamatan;
6. pelaksanaan penyiapan bahan pertanggungjawaban pengelolaan
anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan kecamatan;
7. pelaksanaan evaluasi pengelolaan keuangan/ pemeriksaan SPJ;
14
8. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan
fungsinya.
Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan mempunyai
tugas menyiapkan bahan-bahan penyusunan rencana umum jangka
pendek, menengah dan jangka panjang kantor, menyelenggarakan
kegiatan monitoring dan evaluasi serta pelaporan secara berkala, serta
mengkoordinasikan dan mengkonsultasikan rencana program dan kegiatan
dilingkungan kantor.
Fungsi Sub. Bagian Perencanaan dan Pelaporan:
1. penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan
pengumpulan dan pengolahan data, serta pengkoordinasian
penyusunan rencana kegiatan dan program kerja kecamatan;
2. pengkoordinasian rencana dan program kegiatan perangkat daerah
lainnya di wilayah kecamatan;
3. pelaksanaan fasilitasi penyusunan rencana penyelenggaraan
pemerintahan melalui proses musyawarah perencanaan
pembangunan;
4. pelaksanaan penyusunan dokumen perencanaan dan pelaporan
seperti Rencana Strategis Kecamatan, LAKIP, Penetapan Kinerja,
Laporan Bulanan, dan lain-lain;
5. pelaksanaan penyusunan rancangan peraturan penunjang
pelaksanaan tugas;
6. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pengawasan serta pelaporan
pelaksanaan tugas;
7. pelaksanaan koordinasi penyusunan program dengan sub unit kerja
lain di lingkungan kecamatan;
8. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan
fungsinya.
15
Kepala Seksi Tata Pemerintahan adalah unsur pelaksana
kecamatan dan mempunyai tugas menyelenggarakan pemerintahan
pemerintahan umum dan keagrariaan. Kepala Seksi Tata Pemerintahan
bertanggungjawab kepada Camat melalui Sekretaris Camat. Seksi
Pemerintahan mempunyai tugas pokok membantu Camat dalam
menyiapkan bahan rumusan kebijakan dan pelaksanaan penyelenggaraan
pemerintahan yang meliputi pengembangan otonomi daerah, politik dalam
negeri dan administrasi publik, kependudukan, hukum, perundang-
undangan, dan fasilitasi penyelenggaraan pemerintahan Nagari serta
melaksanakan tugas-tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan yang
berlaku.
Fungsi Seksi Pemerintahan :
1. penyusunan rencana program dan kegiatan pelayanan
penyelenggaraan Pemerintah Kecamatan;
2. pelaksanaan pelayanan penyelenggaraan pemerintah kecamatan;
3. pelaksanaan penetapan penyelenggaraan pembinaan dan fasilitasi
pemberian rekomendasi serta koordinasi pelaksanaan pengumpulan
data di bidang pengembangan otonomi daerah, politik dalam negeri
dan administrasi publik serta kependudukan;
4. pelaksanaan fasilitasi dan pembinaan pengkoordinasian
pengumpulan data yang berkaitan dengan hukum dan perundang-
undangan;
5. pelaksanaan fasilitasi dan pembinaan pengkoordinasian
pengumpulan data yang berkaitan dengan penyelenggaraan
pemerintah Nagari, organisasi kemasyarakatan di Nagari serta
bantuan Nagari;
6. pelaksanaan penilaian atas laporan pertanggungjawaban Wali Nagari;
7. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi pemungutan pajak bumi dan
bangunan (PBB);
8. pelaksanaan pembinaan dan pelayanan pertanahan;
16
9. pelaksanaan fasilitasi kegiatan pelaksanaan pemilihan umum;
10. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
11. pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan kecamatan
dengan instansi terkait;
12. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya;
Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Nagari (Nagari)
adalah unsur pelaksana di kecamatan mempunyai tugas melaksanakan
urusan memberdayakan masyarakat, sosial kemasyarakatan dan
memberdayakan Nagari (Nagari). Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat
dan Nagari (Nagari) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Camat melalui Sekretaris Camat. Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan
Nagari (Nagari) mempunyai tugas pokok membantu Camat dalam
menyiapkan bahan rumusan kebijakan dan pelaksanaan tugas Camat
dalam bidang pemberdayaan masyarakat.
Fungsi Seksi Pemberdayaan Masyarakat Dan Nagari (Nagari) :
1. penyusunan rencana program dan penyelenggraan program kegiatan
pemberdayaan masyarakat;
2. pelaksanaan pemberian perijinan, penetapan / penyelenggaraan
fasilitasi, pembinaan, rekomendasi, pengendalian, pengkoordinasian
di bidang, kehutanan, perkebunan, peternakan dan perikanan;
perindustrian, perdagangan, perkoperasian, perekonomian,
pertambangan dan energi;
3. pelaksanaan pembinaan untuk peningkatan usaha gotong royong;
4. pengumpulan dan penganalisaan data pembangunan Nagari dan
pembangunan pada umumnya;
5. pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan musyawarah
perencanaan pembangunan Nagari dan menyiapkan bahan untuk
pelaksanaan kegiatan musyawarah perencanaan pembangunan
kecamatan;
17
6. mengkoordinasikan penyelenggaraan lomba Nagari di wilayah
kerjanya;
7. pelaksanaan koordinasi pengembangan pemberdayaan masyarakat
dengan sub unit lain di lingkungan kecamatan;
8. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
9. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas, fungsi
dan ketentuan yang berlaku;
Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum adalah unsur
pelaksana di kecamatan mempunyai tugas melaksanakan urusan
Ketentraman dan Ketertiban Umum, perlindungan masyarakat, serta
pengkoordinasian penanggulangan bencana. Kepala Seksi Ketentraman dan
Ketertiban Umum berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat
melalui Sekretaris Camat. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum
mempunyai tugas pokok membantu Camat dalam menyiapkan bahan
rumusan kebijakan dan pelaksanaan tugas Camat dalam bidang pelayanan
dan pengendalian ketentraman dan ketertiban umum.
Fungsi Seksi Ketentraman dan Ketertiban :
1. pelaksanaan penyusunan rencana dan program penyelenggaraan
pengendalian ketentraman dan ketertiban umum, fasilitasi dan
bantuan pelaksanaan operasional penegakan Peraturan daerah dan
Peraturan/Keputusan Bupati di wilayah kecamatan;
2. pembinaan pengendalian operasional Polisi Pamong Praja dalam
pelaksanaan ketentraman dan ketertiban umum serta bantuan
pelaksanaan operasional penegakan Peraturan daerah dan
Peraturan/Keputusan Bupati;
3. pelaksanaan fasilitasi dan pembinaan satuan perlindungan
masyarakat melalui kesiagaan dan penanggulangan bencana alam
dan kebakaran serta peningkatan sumber daya manusia satuan
linmas;
18
4. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi teknis pelaksanaan operasional
penyidikan pelanggaran Peraturan daerah dengan instansi terkait;
5. pelaksanaan pelayanan di bidang perijinan dan pemberian
pertimbangan, saran dan rekomendasi kegiatan survey, riset,
penelitian, kuliah kerja nyata dan lain-lain;
6. penyiapan bahan dalam rangka pembinaan kerukunan antar umat
beragama, suku, golongan, serta pengawasan aliran yang
mengganggu kerukunan masyarakat;
7. penyiapan bahan dalam rangka koordinasi pengawasan orang asing;
8. pengkoordinasian dan pembinaan pengendalian ketentraman dan
ketertiban umum, kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat
dengan instansi terkait;
9. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
10. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas, fungsi
dan ketentuan yang berlaku;
Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan adalah unsur
pelaksana di kecamatan mempunyai tugas melaksanakan urusan Ekonomi
dan Pembangunan. Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Camat melalui Sekretaris Camat.
Fungsi Seksi Ekonomi dan Pembangunan:
1. Menyusun program dan kegiatan pada seksi ekonomi dan
pembangunan
2. Mengkoordinasikan kegiatan seksi Ekonomi dan Pembangunan
dengan instansi terkait;
3. Menyiapkan pedoman umum bidang Ekonomi dan Pembangunan di
kecamatan;
4. Menyelenggarakan penyediaan dan pembinaan pelayanan
masyarakat;
5. Menyiapkan bahan dalam rangka koordinasi, fasilitasi dan
pengawasan di bidang pertanian (tanaman pangan dan holtikultura,
19
peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan), pertambangan
dan energi, koperasi dan UKM, pariwisata, perindustrian dan
perdagangan, penanaman modal. Misalnya pembinaan kelompok
tani, kelompok peternak, kelompok perkebunan, KUD, dan Industri
Rumah Tangga;
6. Menyiapkan bahan dalam rangka koordinasi pelaksanaan pembinaan,
pengkoordinasian serta pengawasan pelaksanaan pembangunan di
kecamatan;
7. Menyiapkan bahan rencana dan koordinasi dengan SKPD, UPT,
instansi vertikal atau swasta mengenai pelaksanaan pemeliharaan
prasarana dan fasilitas pelayanan umum;
8. Menyelenggarakan pembinaan dan koordinasi dalam rangka
pelaksanaan pembangunan dan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan produksi di kecamatan;
9. Menyelenggarakan pembinaan di bidang lingkungan hidup;
10. Pengkoordinasian, pengawasan dan pelaporan langkah-langkah
penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran dan kerusakan
lingkungan;
11. Menyiapkan bahan dalam rangka memotivasi masyarakat untuk
menggali potensi-potensi ekonomi di kecamatan;
12. Pelaksanaan fasilitasi pembangunan sarana dan prasarana serta
pengembangan perekonomian nagari;
13. Pembinaan dan pengembangan perindustrian dan perdagangan,
pertambangan, koperasi dan UKM dalam rangka pemberdayaan
masyarakat;
14. Peningkatan pelaksanaan pembangunan swadaya masyarakat;
15. Menyiapkan bahan dalam rangka kordinasi kegiatan yang
berhubungan dengan ketahanan pangan;
16. Pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat di bidang ekonomi
masyarakat di kecamatan;
20
17. Menyiapkan bahan untuk pengusulan rencana kegiatan
pembangunan di kecamatan ( hasil musyawarah perencanaan dan
pembangunan nagari);
18. Pelaksanaan pembinaan terhadap badan usaha milik nagari;
19. Mengawasi pengelolaan pasar nagari dan pasar ternak di kecamatan;
20. Mengawasi segala kegiatan dan usaha pembangunan nagari dan
kecamatan baik dananya yang bersumber dari pemerintah daerah ,
pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat;
21. Musrenbang;
22. Pembinaan sesuai dengan bidang tugas (KUD,LKMA,Mikro);
23. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh camat.
Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial adalah unsur pelaksana di
kecamatan mempunyai tugas melaksanakan urusan Kesejahteraan Sosial.
Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Camat melalui Sekretaris Camat. Seksi Kesejahteraan Sosial
mempunyai tugas membantu Camat dalam menyiapkan bahan rumusan
kebijakan dan pelaksanaan tugas Camat dalam bidang sosial dan
kemasyarakatan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Fungsi Seksi Kesejahteraan Sosial :
1. penyusunan rencana dan pelaksanaan program pembinaan sosial,
bantuan sosial, peningkatan pelaksanaan kehidupan beragama, nilai
budaya masyarakat, pendidikan, organisasi kepemudaan dan
kehidupan wanita;
2. pelaksanaan pembinaan tenaga kerja;
3. pemberian pertimbangan mengenai penyaluran bantuan sosial dan
penyiapan rehabilitasi social;
4. penyelenggaraan kegiatan bidang sosial dan kemasyarakatan;
5. pelaksanaan fasilitasi kegiatan organisasi sosial kemasyarakatan, LSM
dan keagamaan;
21
6. pembinaan pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan
kejuangan serta kesetiakawanan social;
7. pengkoordinasian dengan instansi terkait dibidang pelaksanaan
tugasnya;
8. pengevaluasian pelaksanaan tugas dan pembuatan laporan;
9. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas, fungsi
dan ketentuan yang berlaku.
2.2 SUMBER DAYA SKPD
Luas Kecamatan mencapai 394,85 Km2 yang berarti 11,77 %
dari luas Kabupaten Limapuluh Kota yang luasnya 3.354,30 Km2 terdiri dari
7 Nagari 27 jorong dengan rincian sebagai berikut:
1. Nagari terluas adalah Nagari Sitanang dengan luas 147,68 Km2 (37,3%)
yang mempunyai 6 jorong yaitu:1) Balai Malintang, 2)Batu Kabau,
3)Tanah Unguak, 4)Kampai, 5)Coran, 6)Sungai Ipuah
2. Nagari Ampalu dengan luas 108,13 Km2 (27,4%) dan terdiri dari 6
jorong, yaitu:1) Koto, 2)Padang Aur, 3)Padang Mangunai, 4)Mangunai
Tinggi, 5)Guguk,6)Siaur,
3. Nagari Halaban dengan luas 66,15 Km2 (16,8%) yang terdiri 8 jorong,
yaitu :1)Aia Baba, 2) Alang Laweh, 3)Padang Tangah,4)
Lompek,5)Lambuk, 6)Kabun, 7)Atas Laban,8) Kapalo Koto,
4. Nagari Balai Panjang dengan luas 25,09 Km2 (6,4 %) yang terdiri dari 8
jorong, yaitu :1)Balai Panjang, 2)Sawah Lua, 3) Koto Malintang, 4)Aia
Randah, 5) Kubang Rasau, 6)Tareh, 7) Lurah Bukik, 8) Tampuang Kadok,
5. Nagari Batu Payuang dengan luas 15,05 Km2 (3,9%) terdiri dari 6
jorong, yaitu :1)Batu Payuang,2)Subarang Air,3)Lareh Nan Panjang,
4)Pakan Rabaa, 5)Koto Malintang, 6)Kapalo Bukik,
22
6. Nagari Tanjuang Gadang dengan luas 13,55 (3,4 %) terdiri dari 4
jorong, yaitu : 1)Parak Lubang, 2)Bulakan, 3)Taratak, 4)Tanjuang
Gadang Rumah,
7. Nagari Labuah Gunuang dengan luas 12,86 Km2 (3,2 %) terdiri dari 7
jorong,yaitu :1) Simpang Empat, 2) Kayu Tanam, 3)Simpang Empat
Balai Jaring, 4)Dusun nan Anam,5)Lareh Nan Panjang, 6)Talaweh 7)
Bonjor Sari.
8. Nagari Bukit Sikumpa dengan luas 6,34 Km2 (1,6 %) terdiri dari 4
jorong, yaitu : 1)Pakan Sinayan, 2)Rogeh, 3)Padang Balimbiang,
4)Padang Cubadak.
Batas Kecamatan adalah sebagai berikut:Sebelah Utara dengan
Kecamatan Harau dan Propinsi Riau, Selatan dengan Kabupaten Tanah
Datar, Timur dengan Kabupaten Tanah Datar dan Sijunjung. Barat dengan
Kecamatan Luak.
Topografi Kecamatan Payakumbuh bervariasi antara datar,
bergelombang dan berbukit-bukit dengan ketinggian dari permukaan laut
terendah terletak pada nagari Ampalu (517 m) dan yang tertinggi adalah
Bukit Galugur (1264 m) Kecamatan ini dilalui oleh Batang Air Sinamar
dengan anak batang airnya adalah: B.Gondi Patah, B.Lakin, B.Sikapuak,
B.Singkuang, B.Dareh, B.Coran, B.Mangkisi, B.Dingin yang mengaliri
daratannya telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk air irigasi
pertanian , mandi dan cuci, dan memancing ikan, serta pemeliharaan ikan.
Untuk menunjang kehidupan beragama di Kecamatan Lareh
Sago Halaban terdapat fasilitas tempat ibadah berupa Masjid (40 buah),
Mushala (32 buah), dan Langgar (38 buah). Masyarakat yang memeluk
agama Islam 31.815 orang, dan Kristen Protestan 17 orang. Jumlah ulama
18 orang, mubalig 45 orang, penyuluh agama 15 orang dan khatib 41
orang.
Jumlah penduduk Kecamatan Lareh Sago Halaban adalah
33.028 jiwa yang terdiri dari laki-laki 16.179 jiwa dan Perempuan 16.849
23
jiwa dengan sex raio 96,02 % dengan tingkat kepadatan penduduk 84 jiwa
/Km2. Jumlah Rumah Tangga 8.690.Sumber mata pencaharian penduduk
adalah petani (85%), pedagang (10%), dan jasa serta lain-lainnya sekitar 5
%.
Sarana pendidikan di Kecamatan Lareh Sago Halaban yang telah
tersedia sejak tingkat pendidikan TK sampai SLTA. Sarana pendidikan TK
berjumlah 14 (empat belas) unit. Sarana pendidikan SD tersebar disemua
nagari berjumlah 34 (tiga puluh empat) unit. Untuk tingkat pendidikan SLTP
Negeri/swasta 4 (empat) unit. Dan untuk tingkat pendidikan SLTA/SMK
berjumlah 1 (satu) unit. MAN/MAS 1 unit. Dan SLB 1 unit.
Dibidang kesehatan, fasilitas dan sarana kesehatan di
Kecamatan Lareh Sago Halaban masih memadai. Untuk melayani 8 Nagari
terdapat 1 unit Puskesmas , 9 unit Puskesmas Pembantu (Pustu) , Polindes
14 unit dan Posyandu 56 unit. Adapun tenaga medis yang terdapat di
kecamatan ini terdiri dari 2 orang dokter umum, 1 orang dokter gigi,
perawat umum 8 orang, perawat gigi 2 orang, dan 18 orang bidan.
Kecamatan Lareh Sago Halaban memiliki Luas sawah 2.830 Ha
dengan luas panen berkisar 5.375 Ha pertahun dengan produksi 26.283,75
ton pertahun tersebar di 8 nagari. Lahan keringnya sangat potensial
dikembangkan dengan tanaman jagung dan ubi jalar,cengkeh, coklat, kulit
manis dan tembakau. Tanaman Gambir dengan lebih kurang 533 Ha, dan
coklat seluas 212,5 ha sudah dapat memberikan dukungan ekonomi bagi
masyarakat nagari Ampalu disamping hasil hutan lainnya.
Sapi merupakan hewan ternak besar yang paling banyak
terdapat di Kecamatan Lareh Sago Halaban dengan populasi ternak Sapi
adalah 12.928 ekor, Kerbau 4.326 ekor, Kambing 4.646 ekor .Selain itu,
jenis unggas yang paling banyak terdapat adalah Ayam petelur 218.500
ekor, Ayam Pedaging 240.600 ekor, Ayam Buras 45.891 ekor dan Itik
16.966 ekor. Sementara luas Kolam adalah 100,49 ha dengan produksi
1.380,56 ton/tahun, Luas Budidaya Ikan di Sawah 1.764 Ha dengan
24
produksi 31,21 ton/tahun , luas penangkapan ikan diperairan umum
dengan luas 16 ha dengan produksi 1,53 ton/tahun.
Di Bidang Pertambangan, Kecamatan Lareh Sago Halaban
sangat potensial cadangan Galian C nya untuk dikembangkan seperti jenis
Batu Gamping banyak terdapat di Malintang Kenagarian Sitanang .Ada juga
di Ngalao Kaco di Kenagarian Balai Panjang. Terdapat juga di Pauh
Tinggi,Ateh Laban, dan Kapalo Koto Kenagarian Halaban.Ditemukan juga di
Bulakan, Ngalau Kerucut, Bukit Paku, Ngalau Gadut, dan Ngalau Kaluang di
Kenagarian Tanjung Gadang,dan terdapat juga di Nagari Batu Payuang.
Galian C jenis Granit terdapat di Manggunai Tinggi Nagari Ampalu.Galian C
jenis Kuarsit terdapat di Batu Payuang dan Balai Panjang. Bahan Galian C
Sabastone yang ada di Kenagarian Batu Payuang apabila jalan ke lokasi
dapat dilalui kendaran, saat ini yang ada hanya jembatan gantung Batang
Sinamar, juga sangat potensial untuk ditambang, bahan galian ini sebagai
campuran industri keramik .Tanah Liat banyak terdapat di Kenagarian
Tanjung Gadang, Halaban dan Ampalu, Potensi Galian C dari jenis Sirtukil
terdapat di nagari Ampalu.
Tempat rekreasi yang dapat dikembangkan terdapat di Nagari
Labuah Gunung ,yaitu :Panorama Alam, Air Terjun, Bungga Raflesia, dan
Beringin Putih. Dan di nagari Balai Panjang ada juga tempat rekreasi yang
masih dikelola secara alamiah yakni” air mengalir dan pemandangan “, dan
ada juga Ngalau nagari Balai Panjang. Tempat rekreasi di kenagarian
Halaban bernama Air Baba.Di Kenagarian Tanjung Gadang tempat rekreasi
pemandangan alamnya bernama Tanjungan.Di kenagarian Ampalu
dinamakan Air Terjun Taro Tarungan dibawah Bukit Canduang. Potensi lain
dari kesenian anak nagari yang dapat dikembangkan adalah, Randai (
santan batapih di Balai Panjang ), Silek , Debus, Dikie( ampalu), telempong
pacik, dan saluang.
Kerajinan yang dapat dikembangkan adalah tenun songket di
Halaban dan Balai Panjang yang dipasarkan Ke Bukittinggi serta kerajinan
25
sapu ijuk di Kenagarian Sitanang. Di Kecamatan Lareh Sago Halaban
terdapat pasar Tipe B yaitu pasar serikat 8 nagari yakni pasar Pakan Rabaa
di nagari Batu Payuang dan Pasar Alang Laweh di nagari Halaban.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Kecamatan
Payakumbuh didukung oleh Sumber Daya Manusia sebagai berikut :
No Jab. Struktural/
Jab. Fungsional Jml Pangkat/ Gol. Ruang Jml
Pendidikan Terakhir
Jml
1 2 3 4 5 6 7
1 Camat 1 Penata Tk.I, III/d 1 S.2 1
2 Sekretaris Camat 1 Penata Tk.I, III/d 1 S.2 1
3 Kasi Pemerintahan 1 Penata Tk.I, III/d 1 SLTA 1
4 Kasi Kesos 1 Penata Tk. I, III/d 1 S.1 1
5 Kasi Ekbang 1 Penata Tk. I, III/d 1 SLTA 1
6 Kasi PMN 1 Penata Muda Tk I, III/b 1 SLTA 1
7 Kasi Trantib 1 Penata Muda Tk.I , III/b 1 SLTA 1
8 Wali Nagari 1 Penata , III/c 1 FKM 1
9 KaSub. Bagian Umum dan Kepegawaian
1 Penata Muda Tk. I, III/b 1 S.1 1
10 KaSub. Bagian PP 1 Penata Muda, III/a 1 D.4 1
11 KaSub. Bagian Keuangan
1 Penata Muda Tk I, III/b 1 S.1 1
12 Staf Struktural 10 Penata, III/c 1 Perawat 1
Penata, III/c 1 S.1 1
Penata Muda Tk I, III/b 1 SLTA 1
Pengatur , II/c 1 SLTP 1
Pengatur , II/c 2 D.3 1
D3 1
26
Pengatur Muda Tk.I, II/b 2 SMA 1
SMA 1
Pengatur Muda, II/a 1 SMEA 1
I/c 1 SMK 1
1 SLTA 1
12 Sekretaris Nagari 7 Pengatur Muda, II/a 6 SMEA 1
Paket B 1
SMEA 1
SMA 1
SMA 1
SMA 1
I/c SLTP 1
Data Asset Pada Kecamatan Payakumbuh :
1. Daftar Inventaris Barang
2. Daftar Kendaraan Dinas
Untuk selanjutnya data asset Kecamatan Payakumbuh dapat dilihat pada
tabel berikut
DAFTAR KENDARAAN DINAS RODA 4 DAN RODA 2
DI KECAMATAN PAYAKUMBUH
No Merk/ Type Kendaraan Tahun
Perolehan No.Polisi Ket
1 Avanza / Dc 46560 2007 BA 63 C
2 Supra Fit / HB 21 E 1113144
2004 BA 7832 C
3 GL Pro / WABE 10 1996 BA 7650 C
4 Yamaha / 3 HB 20138 1998 BA 7715 C
5 Suzuki / F4051D564663 2008 BA 7393 CJ
6 Win / 1995 BA 7808 IE Pindah ke Kecamatan Payakumbuh
27
2.3 KINERJA PELAYANAN SKPD
Kinerja keuangan pemerintah daerah tidak terlepas dari
batasan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana diatur dalam ;
1) Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 dan Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah;
2) PP Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
3) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 juncto Permendagri Nomor 59
Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Permendagri Nomor 13 Tahun
2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; dan
4) Perda Kab. Lima Puluh Kota Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Pokok-
Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.
Berdasarkan ketentuan tersebut kinerja keuangan pemerintah
daerah sangat terkait dengan aspek kinerja pelaksanaan APBD dan aspek
kondisi neraca daerah. Kinerja pelaksanaan APBD tidak terlepas dari
struktur dan akurasi belanja (Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung)
, pendapatan daerah yang meliputi Pendapatan Asli Daerah, dana
perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah. Sementara itu neraca
daerah akan mencerminkan perkembangan dari kondisi asset pemerintah
daerah, kondisi kewajiban pemerintah daerah serta kondisi ekuitas dana
yang tersedia.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) belum mempunyai kontribusi
yang cukup signifikan terhadap APBD Kabupaten Lima Puluh Kota.
Pertumbuhan PAD menunjukkan disparitas tinggi yang artinya tingkat
kepastiannya masih rendah. Ini disebabkan karena belum
optimalnyastrategi dan kebijakanyang dijalankan serta tingginya
ketergantunganpenerimaan daerahterhadap kondisi ekonomidan kebijakan
pemerintah pusat.
28
Berikutnya yaitu neraca pada Kecamatan Payakumbuh. Ini
disusun berdasarkan standar akuntansi pemerintah secara bertahap sesuai
dengan kondisi masing-masing pemerintah. Neraca memberikan informasi
mengenai posisi keuangan berupa aset, kewajiban dan ekuitas dana pada
tanggal neraca tersebut dikeluarkan. Aset kecamatan mencapai 7 % berupa
tanah gedung, bangunan serta sarana mobilitas dan peralatan kantor yang
semuanya berfungsi melancarkan tugas pemerintahan. Pada Kecamatan
Lareh Sago Halaban kewajiban di akhir tahun pada tiap tahunnya tidaklah
terlalu besar. Hal itu timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab kegiatan di tahun sebelumnya yang dalam
penyelesaiannya mengakibatkan pengorbanan sumber daya ekonomi di
masa yang akan datang. Sedang ekuitas dana mengalami pertumbuhan 69
% yang berarti cukup tinggi.
Kinerja Pelayanan Kecamatan Payakumbuh tercermin dalam
pencapaian sasaran -sasaran yang dilaksanakan melalui berbagai program
dan kegiatan. Pencapaian kinerja seluruh sasaran selama 5 tahun adalah
sebagai berikut :
1) Kelancaran kegiatan kantor
2) Tersedianya sarana dan prasarana aparatur
3) Tersusunnya laporan bulanan, triwulanan, semesteran dan tahunan
4) Terselenggaranya koordinasi pemerintah Nagari dan meningkatkan
kualitas SDM dalam pengetahuan, kemampuan serta tersedianya
data yang akurat
5) Terselenggaranya pelayanan administrasi masyarakat
6) Meningkatnya kualitas kinerja pemerintah Kecamatan
7) Terselenggaranya koordinasi pemerintah Kecamatan
Kinerja sasaran ini rata – rata mencapai 100 %. Dalam usaha
mencapai sasaran Kantor Kecamatan Payakumbuh menetapkan kebijakan
29
yang dijabarkan dalam 7 ( tujuh ) program. Pencapaian target kinerja
seperti tampak dalam tebel berikut ini :
NoO
INDIKATOR SASARAN Tahun 2005 – 2011 % Pencapaian
Target Target Realisasi
1 2 3 4 5
1 Prosentase tersedianya administrasi perkantoran
100 % 99,88 % 100 %
2 Prosentase tersedianya sarana dan prasarana aparatur
100 % 100 % 100 %
3
Prosentase tersusunnya dokumen perencanaan anggaran dan laporan keuangan bulanan, triwulanan dan semesteran
100 % 100 % 100 %
4 Prosentase tersedianya sarana pendukung guna peningkatan SDM dan hasil kegiatan
100 % 100 % 100 %
5 Prosentase terselenggaranya pelayanan administrasi kepada masyarakat
100 % 100 % 100 %
6 Prosentase kualitas kinerja pemerintah Kecamatan
100 % 100 % 100 %
7 Prosentase terpenuhinya kegiatan yang di laksanakan dengan baik
100 % 100 % 100 %
Dari 7 ( tujuh ) indikator tersebut nampak bahwa 7 ( tujuh )
indikator rata-rata berhasil mencapai 100 %. Beragam masalah yang
dihadapi sekarang ini dalam bidang pembangunan dari berbagai sektor,
sehingga memerlukan prioritas program dan kegiatan, yang telah
dimusyawarahkan dalam musrenbang tingkat Kecamatan, tetapi dari hasil
musrenbang tersebut masih banyak yang belum masuk dalam prioritas
program dan kegiatan dinas instansi terkait di tingkat Kabupaten. Harapan
dari kami dinas instansi tingkat Kabupaten dalam pelaksanaan program dan
kegiatan juga mengacu pada hasil musrenbang tingkat Kecamatan.
Kemudian belum tercapainya target PBB beberapa nagari di
Kecamatan Payakumbuh dikarenakan penyampaian SPPT kepada wajib
30
pajak yang terlambat, SPPT belum sesuai dengan nama dan alamat wajib
pajak, sehingga diadakan pembetulan yang kadang juga masih keliru.
Sehingga dari Perangkat Nagari menyampaikan kepada wajib pajak
terlambat, warga yang berdomisili di luar daerah sering terlambat
membayar dan kurang kedisiplinan para pemungut untuk menarik wajib
pajak dan uang penarikan sebagian digunakan oleh pemungut itu sendiri.
Diharapkan untuk yang akan datang dan selanjutnya dari Kantor Pelayanan
Pajak memberikan SPPT kepada wajib pajak lebih awal dan menumbuhkan
kesadaran wajib pajak dalam penyetoran pajak.
2.4 TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN SKPD
Identifikasi permasalahan dapat diuraikan menurut bidang
permasalahan daerah dan urusan penyelenggaraan pemerintah daerah.
Adapun permasalahan daerah yang dihadapi saat ini dan
menjadi tantangan daerah pada tahun 2012 khususnya pada pelayanan
SKPD di kecamatan adalah :
1) Belum optimalnya upaya penanggulangan kemiskinan dan
penanggulangan bencana.
Kemiskinan, pengangguran dan kepedulian/ tanggap bencana masih
merupakan pekerjaan besar yang masih memerlukan perhatian. Upaya
yang bias dilakukan adalah dengan mengurangi beban masyarakat
miskin, peningkatan keberdayaan masyarakat miskin dan pelayanan
sosial bagi masyarakat miskin yaitu dengan terfasilitasinya program
pemerintah baik dari pemerintah pusat maupun daerah (raskin ,BLT,
dsb).
2) Belum optimalnya kapasitas pengelolaan Pemerintah Kabupaten dan
Nagari.
Sasarannya adalah terwujudnya pemerintahan yang bersih dan baik.
Komponen utama yang menentukan adalah sumberdaya aparatur dan
31
kelembagaan pemerintah daerah. Oleh karena itu pembenahan dan
pembinaan aparatur perlu terus dilakukan secara bertahap seiring
dengan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kecamatan dalam
pembinaan dan pengawasan pemerintahan nagari. Untuk itu perlu
dilakukan reformasi birokrasi dalam rangka peningkatan pelayanan
kepada masyarakat yang dimulai dengan peningkatan mutu rekrutmen
Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD), peningkatan disiplin dan
pendidikan PNS serta penegakan aturan-aturan terkait pembinaan PNS
serta pelayanan aparatur dan publik.
3) Masih rendahnya kualitas pemberdayaan masyarakat, pemuda dan
olahraga, perempuan serta adat dan budaya.
Di bidang sosial, yang perlu dilakukan adalah mewujudkan masyarakat
yang memiliki keberdayaan dan kemandirian sehingga mereka mampu
mengatasi persoalan yang dihadapi sendiri tanpa tergantung kepada
fasilitas pemerintah. Dibidang adat dan budaya, yang perlu diwujudkan
adalah mayarakat yang berkepribadian dan berbudaya minangkabau,
yang ramah, saling menghormati,bekerjasama, bergotong royong dan
sebagainya. Permasalahannya adalah tenggang rasa, keramah
tamahan, saling menghargai sedikit berkurang. Selain itu juga kurang
berfungsinya peran “ninik mamak” dalam berbagai urusan. Kondisi ini
harus ditindaklanjuti dan di munculkan kembali.
Di bidang pemberdayaan perempuan, yang perlu ditingkatkan adalah
upaya pemberian fasilitas terhadap kegiatan-kegiatan
kedharmawanitaan / bundo kanduang sehingga terus memberikan
inspirasi, inovasi dan kreasi di tengah-tengah masyarakat.
Adapun permasalahan penyelenggaraan urusan pemerintah
yang dihadapi oleh kecamatan diantaranya :
1. Urusan wajib
32
1) Otonomi Daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan
daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian.
Belum maksimalnya kualitas penyelenggaraan otonomi,
Masih rendahnya kualitas pengelolaan administrasi
keuangan daerah
Rendahnya kapasitas pendapatan daerah dan pendapatan
asli daerah.
Rendahnya kualitas pengembangan sistem pengelolaan
keuangan Pemerintahan Nagari.
Belum berkembangnya sistem informasi dan keuangan
berbasis elektronik.
Masih rendahnya kapasitas dan kualitas aparatur
pemerintah daerah dan pemerintah nagari.
Masih rendahnya disiplin serta kinerja aparatur dalam
pelayanan aparatur maupun pelayanan public.
Masih rendahnya tingkat kesejahteraan aparatur.
Belum berkembangnya sistem informasi kepegawaian
berbasis elektronik.
Masih rendahnya kualitas pengawasan pelaksanaan
pemerintahan dan pembangunan daerah.
Belum optimalnya peningkatan dan pengembangan serta
pelaksanaan hukum dan perundang-undangan.
Masih rendahnya kualitas pengendalian dan pelaporan
pelaksanaan pembangunan.
Masih rendahnya kapasitas penyelenggaraan
pemerintahan nagari.
2) Pemberdayaan masyarakat
Masih rendahnya keberdayaan masyarakat dalam
pengembangan ekonomi dan sosialnya.
33
Belum maksimalnya upaya peningkatan dan
pengembangan program nasional pemberdayaan
masyarakat dalam rangka pengentasan kemiskinan dan
peningkatan kesejahteraan rakyat.
Belum maksimalnya pengembangan pastisipasi aktif
masyarakat dalam membangun nagari.
Belum optimalnya pengembangan, peningkatan dan
pemberdayaan kelembagaan sosial dan ekonomi di nagari-
nagari.
Rendahnya kapasitas pengelolaan pemerintah nagari dan
kelembagaan lainnya yang ada di nagari.
Belum berkembangnya sistem hukum dan perundang-
undangan di nagari.
ANALISA SWOT
FAKTOR INTERNAL
Kekuatan : 1) Adanya Peraturan Perundang-
Undangan 2) Adanya Visi, Misi, Kebijakan,
Tujuan, Sasaran, Program Dan Kegiatan
3) Adanya Kewenagan, Tugas Pokok Dan Fungsi
4) Tersedianya Sarana Dan Prasarana Aparatur
5) Adanya Sistem, Struktur Kelembagaan Dan Prosedur
6) Adanya Tata Naskah Dinas, Tata Laksana Dan Hubungan Kerja Antar Lembaga
7) Adanya Perda Kab. Lima Puluh Kota Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Kecamatan
8) Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 82 Tahun 2011 Tentang Tugas Pokok Dan Fungsi Eselon III Dan Uraian Tugas Eselon IV Pada Kecamatan Kabupaten Lima Puluh Kota
Kendala/Kelemahan : 1) Rendahnya kualitas sumberdaya
aparatur 2) Kurang adanya kesesuaian job
specification dan job description (uraian tugas dan tanggung jawab)
3) Belum optimalnya pengelolaan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
4) Belum adanya standar pelayanan minimal
5) Belum efektif dan efisiennya pengelolaan barang inventaris
6) Rendahnya pemahaman iptek. 7) Terbatasnya dana 8) Belum optimalnya sarana dan
prasarana pendukung penyelenggaraan pemerintahan
9) Masih lemahnya pengelolaan kegiatan
10) Belum efektifnya pengendalian, pengelolaan, pengawasan, pengevaluasian dan pelaporan
11) Rendahnya kualitas, sistem dan prosedur dan standardisasi adminitrasi perkantoran
12) Kurang optimalnya manajemen kearsipan
FAKTOR EKSTERNAL
34
Peluang : 1) Pengembangan dan
pemanfaatan iptek. 2) Pengoptimalan anggaran
belanja langsung dan tidak langsung
3) Optimalisasi belanja modal 4) Adanya koordinasi antar
lembaga 5) Adanya reformasi dibid. Adm
publik 6) Adanya budaya kerja yang
mendukung produktifitas kerja yang tinggi
7) Adanya prioritas pembangunan 8) Adanya reformasi birokrasi
dengan agenda utama penyelenggaraan Negara yang professional
9) Pengembangan dan pemanfaatan E-Government dan sistem informasi manajemen
STRATEGI MEMAKAI KEKUATAN UNTUK MEMANFAATKAN PELUANG
1) Kelembagaan dengan susunan, tata laksana dan kedudukan yang mengatur tupoksi kecamatan secara tegas dan jelas
2) Merealisasikan anggaran sesuai dengan yang telah ditetapkan dokumen penetapan anggaran
3) Penegakan disiplin dan peraturan di lingkungan tempat bekerja.
4) Optimalisasi pemanfaat IPTEK dalam pelaksanaan tupoksi serta uraian tugas.
STRATEGI MENANGGULANGI KENDALA/KELEMAHAN DENGAN MEMANFAATKAN PELUANG
1) Memberdayakan aparatur kecamatan dengan pengembangan IPTEK dalam pelaksanaan Tupoksi serta uraian tugas
2) Optimalisasi sarana dan prasarana pendukung, koordinasi.
3) Fokus terhadap prioritas pembangunan daerah.
4) Peningkatan kualitas, sistem prosedur dan standardisasi pelayanan administrasi perkantoran.
5) Meningkatkan pemahaman tupoksi melalui diklat / pelatihan – pelatihan;
6) Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana;
7) Meningkatkan kordinasi tingkat Kecamatan
Tantangan : 1) Tingginya tuntutan peningkatan
pelayanan publik 2) Komersialisasi pelayanan publik 3) Belum efektifnya mekanisme
pengawasan pemeriksaan 4) Tingginya tingkat beban kerja
aparatur 5) Globalisasi informasi 6) Persaingan pelayanan internal,
internasional dan publik antar daerah
7) Rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pemerintah
8) Adanya regulasi evaluasi dan pelaporan yang belum konsisten
STRATEGI MEMAKAI KEKUATAN UNTUK MENGATASI TANTANGAN/ANCAMAN
1) Menerapkan pelayanan prima 2) Menyiapkan bahan
pengklarifikasian dalam rangka pengawasan dan pengendalian
3) Cepat tanggap terhadap situasi terkini baik ditengah masyarakat maupun lingkungan birokrasi.
4) Bekerja dengan penuh pengabdian untuk melayani masyarakat
5) Disiplin dan konsisten dalam pengendalian dan pelaporan.
6) Meningkatkan fungsi koordinasi dan fasilitasi Pemerintah Nagari;
7) Bekerja sama dengan Dinas Instansi terkait dalam penerapan tekhnologi tepat guna;
8) Meningkatkan pelayanan administrasi kepada masyarakat serta meningkatkan kinerja Pemerintah Kecamatan;
STRATEGI MEMPERKECIL KELEMAHAN DAN MENGATASI TANTANGAN/ANCAMAN
1) Singkronisasi penyelenggaraan pemerintahan
2) Mendorong pemberdayaan masyarakat dan nagari
3) Peningkatan kualitas sumberdaya aparatur
4) Penerapan standar pelayanan minimal
5) Meningkatkan kualitas SDM secara menyeluruh;
6) Mengoptimalkan fungsi koordinasi dan fasilitasi penyelenggaraan Pemerintah Nagari;
7) Mengoptimalkan sarana dan prasarana serta dana dalam pelaksanaan tugas;
8) Mengoptimalkan koordinasi dengan instansi yang lebih atas.
35
36
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS
BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
PELAYANAN SKPD
Isu strategis merupakan salah satu pengayaan analisis
lingkungan eksternal terhadap proses perencanaan. Jika dinamika eksternal
khususnya selama 5 tahun yang akan datang diidentifikasikan dengan baik
maka pemerintahan daerah akan dapat mempertahankan dan
meningkatkan pelayanan pada masyarakat. Selanjutnya isu strategis adalah
suatu hal atau kondisi yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam
perencanaan pembangunan karena dampaknya yan signifikan bagi daerah
di masa datang. Suatu kondisi yang menjadi isu strategis adalah keadaan
yang apabila tidak diantisipasi akan menimbulkan kerugian yang lebih
besar atau sebaliknya.
Kedudukan Camat sebagai Kepala Kecamatan dalam Peraturan
Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 82 Tahun 2011 yang memuat
Tugas Pokok dan Fungsi Eselon III dan Uraian Tugas Eselon IV pada
Kecamatan, adalah sebagai Perangkat Daerah yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah yang berperan
memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
1. Kondisi Internal
Kekuatan :
1) Adanya Peraturan Perundang-Undangan
2) Adanya Visi, Misi, Kebijakan, Tujuan, Sasaran, Program Dan
Kegiatan
3) Adanya Kewenagan, Tugas Pokok Dan Fungsi
4) Tersedianya Sarana Dan Prasarana Aparatur
5) Adanya Sistem, Struktur Kelembagaan Dan Prosedur
37
6) Adanya Tata Naskah Dinas, Tata Laksana Dan Hubungan Kerja
Antar Lembaga
7) Adanya Perda Kab. Lima Puluh Kota Nomor 9 Tahun 2008 Tentang
Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Kecamatan
8) Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 82 Tahun 2011 Tentang
Tugas Pokok Dan Fungsi Eselon III Dan Uraian Tugas Eselon IV Pada
Kecamatan Kabupaten Lima Puluh Kota
9)
Kendala/Kelemahan :
1) Rendahnya kualitas sumberdaya aparatur
2) Kurang adanya kesesuaian job specification dan job description
(uraian tugas dan tanggung jawab)
3) Belum optimalnya pengelolaan pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi
4) Belum adanya standar pelayanan minimal
5) Belum efektif dan efisiennya pengelolaan barang inventaris
6) Rendahnya pemahaman iptek.
7) Terbatasnya dana
8) Belum optimalnya sarana dan prasarana pendukung
penyelenggaraan pemerintahan
9) Masih lemahnya pengelolaan kegiatan
10) Belum efektifnya pengendalian, pengelolaan, pengawasan,
pengevaluasian dan pelaporan
11) Rendahnya kualitas, sistem dan prosedur dan standardisasi
adminitrasi perkantoran
Kurang optimalnya manajemen kearsipan
2. Kondisi Eksternal
Peluang
1) Pengembangan dan pemanfaatan iptek.
38
2) Pengoptimalan anggaran belanja langsung dan tidak langsung
3) Optimalisasi belanja modal
4) Adanya koordinasi antar lembaga
5) Adanya reformasi dibid. Adm publik
6) Adanya budaya kerja yang mendukung produktifitas kerja yang
tinggi
7) Adanya prioritas pembangunan
8) Adanya reformasi birokrasi dengan agenda utama
penyelenggaraan Negara yang professional
Pengembangan dan pemanfaatan E-Government dan sistem
informasi manajemen
Tantangan :
1) Tingginya tuntutan peningkatan pelayanan publik
2) Komersialisasi pelayanan publik
3) Belum efektifnya mekanisme pengawasan pemeriksaan
4) Tingginya tingkat beban kerja aparatur
5) Globalisasi informasi
6) Persaingan pelayanan internal, internasional dan publik antar
daerah
7) Rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga
pemerintah
8) Adanya regulasi evaluasi dan pelaporan yang belum konsisten
Dari faktor internal dan faktor eksternal kemudian diintegrasikan
dengan mengeluarkan pemetaan prediksi dan pemetaan interaktif
yaitu sebagai berikut :
1. Pemetaan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
1) Koordinasi internal yang baik digunakan untuk meningkatkan
tugas kordinasi di wilayah Kecamatan Lareh Sago Halaban;
39
2) SDM yang memadai dan struktur yang terpola disertai
pelimpahan kewenangan untuk mengoptimalkan
penyelenggaraan Pemerintahan Nagari;
3) Merealisasikan anggaran sesuai dengan yang telah
ditetapkan dokumen penetapan anggaran
4) Penegakan disiplin dan peraturan di lingkungan tempat
bekerja.
5) Optimalisasi pemanfaat IPTEK dalam pelaksanaan tupoksi
serta uraian tugas Kelembagaan dengan susunan, tata
laksana dan kedudukan yang mengatur tupoksi kecamatan
secara tegas dan jelas
2. Pemetaan dengan perkecil kelemahan dengan memanfaatkan
peluang :
1) Memberdayakan aparatur kecamatan dengan pengembangan
IPTEK dalam pelaksanaan Tupoksi serta uraian tugas
2) Optimalisasi sarana dan prasarana pendukung, koordinasi.
3) Fokus terhadap prioritas pembangunan daerah.
4) Peningkatan kualitas, sistem prosedur dan standardisasi
pelayanan administrasi perkantoran.
5) Meningkatkan pemahaman tupoksi melalui diklat / pelatihan –
pelatihan;
6) Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana;
7) Meningkatkan kordinasi tingkat Kecamatan
3. Pemetaan kekuatan untuk menghindari ancaman
1) Menerapkan pelayanan prima
2) Menyiapkan bahan pengklarifikasian dalam rangka pengawasan
dan pengendalian
3) Cepat tanggap terhadap situasi terkini baik ditengah
masyarakat maupun lingkungan birokrasi.
40
4) Bekerja dengan penuh pengabdian untuk melayani masyarakat
5) Disiplin dan konsisten dalam pengendalian dan pelaporan.
6) Meningkatkan fungsi koordinasi dan fasilitasi Pemerintah
Nagari;
7) Bekerja sama dengan Dinas Instansi terkait dalam penerapan
tekhnologi tepat guna;
8) Meningkatkan pelayanan administrasi kepada masyarakat serta
meningkatkan kinerja Pemerintah Kecamatan;
4. Pemetaan dengan perkecil kelemahan dan hindari ancaman
1) Singkronisasi penyelenggaraan pemerintahan
2) Mendorong pemberdayaan masyarakat dan nagari
3) Peningkatan kualitas sumberdaya aparatur
4) Penerapan standar pelayanan minimal
5) Meningkatkan kualitas SDM secara menyeluruh;
6) Mengoptimalkan fungsi koordinasi dan fasilitasi
penyelenggaraan Pemerintah Nagari;
7) Mengoptimalkan sarana dan prasarana serta dana dalam
pelaksanaan tugas;
Mengoptimalkan koordinasi dengan instansi yang lebih atas
3.2 Telaahan Renstra Terhadap RPJMD Kabupaten Lima Puluh Kota
Berikut merupakan visi dan misi serta program prioritas RPJMD
Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2010-2015.
Visi : Terwujudnya kebersamaan, Kemakmuran dan Kesejahteraan di Lima
Puluh Kota yang Bernuansa Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi
Kitabullah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
Misi :
1. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa
41
2. Mewujudkan masyarakat yang demokratis, menghargai HAM, dan
penegakan hukum yang berkeadilan dengan pengamalan pancasila
sebagai Ideologi Negara
3. Mewujudkan nagari yang berbasis adat dan syara’
4. Mewujudkan dinamisasi gerak pembangunan sector agraris
5. Mewujudkan pembangunan infrastruktur, penataan ruang dan
lingkungan hidup
6. Mewujudkan pengembangan ekonomi kerakyatan yang berbasis sector
rill dengan investasi yang kondusif
7. Mewujudkan lingkungan sosial yang smart (Smart Society)
8. Mewujudkan masyarakat yang cinta pendidikan
9. Mewujudkan masyarakat dan lingkungan yang sehat.
Beberapa misi pada RPJMD yang sesuai dengan fungsi dan
kewenangan di kecamatan antara lain :
Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Yang mana
terdapat kebijakan “membentuk dan menyempurnakan peraturan
perundang-undangan, dalam rangka mewujudkan tata elola
pemerintahan yang baik” , hal ini sesuai dengan kewenangan
pemerintahan yang dilimpahkan oleh bupati kepada camat dalam
“mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-
undangan”
Sesuai dengan misi RPJMD yang kedua “mewujudkan masyarakat yang
demokratis, menghargai HAM, penegakan hukum yang berkeadilan
dengan pengamalan pancasila sebagai Ideologi negara”, camat
mempunyai kewenangan/tugas pokok “mengkoordinasikan upaya
penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum” dan mempunyai
fungsi “Pembinaan ketentraman dan ketertiban wilayah”.
Misi RPJMD yang ketiga “mewujudkan nagari yang berbasis adat dan
syara’”, hal ini sesuai dengan kewenangan camat yang mempunyai
tugas pokok “membina penyelenggaraan pemerintahan nagari” serta
42
fungsi camat dalam “penyelenggaraan kegiatan pembinaan,
pengendalian dan pengawasan pemerintahan nagari”.
Misi “mewujudkan dinamisasi gerak pembangunan sektor agraris”,
sesuai dengan fungsi camat dalam “penyelenggaraan tugas-tugas
pemerintahan umum dan keagrariaan”.
Kewenangan camat dalam “mengkoordinasikan pemeliharaan
prasarana dan fasilitas pelayanan umum” ,sesuai dengan misi RPJMD
yang kelima yaitu “mewujudkan pembangunan infrastruktur, penataan
ruang dan lingkungan hidup” serta sesuai dengan fungsi camat yakni
“pelaksanaan pelayanan umum kepada masyarakat di kecamatan”.
Dalam rangka mencapai misi RPJMD “mewujudkan lingkungan sosial
yang smart” yang mana arah kebijakannya antara lain “melibatkan
masyarakat dalam pengambilan keputusan dan melaksanakan kegiatan
pembangunan” , maka camat mempunyai tugas pokok
“mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat serta
melaksanakan pelayanan terhadap masyarakat” serta sesuai juga
dengan fungsi camat yakni “pelaksanaan sebagian urusan
pembangunan di kecamatan, dan penyelenggaraan kegiatan
pembinaan pembangunan dan pengembangan partisipasi
masyarakat”.
Misi RPJMD yang kedelapan “mewujudkan masyarakat yang cinta
pendidikan”, diantara kebijakan yang dilakukan yakni “mendorong dan
memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengikuti proses
pendidikan, meningkatkan akses pelayanan seluruh jenjang pendidikan
terutama bagi masyarakat miskin”, sesuai dengan tugas pokok camat
dalam “melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang
lingkup tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintah
nagari”
43
3.3 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
Lingkungan strategis Kabupaten Lima Puluh Kota, yang perlu diperhatikan
antara lain:
Kualitas SDM yang masih rendah. Sebagian masyarakat sangat
bergantung kepada kebijakan, fasilitas dan anggaran pemerintah.
Maka yang perlu dilakukan adalah melakukan pembekalan ilmu
pengetahuan dan peningkatan pemahaman.
Kemampuan keuangan yang rendah. Yakni dapat dilihat dari jumalah
Pendapatan Asli Daerah yang rendah dibanding total APBD.
Rendahnya kemampuan keuangan daerah. Yang menyebabkan
rendahnya belanja daerah dan investasi pemerintah.
Tingginya angka pengangguran dan rendahnya kesempatan kerja.
Belum sinerginya program penanggulangan kemiskinan.
Rendahnya derajat kesehatan masyarakat
Rendahnya daya saing daerah.
Terbatasnya lahan pengembangan investasi
Masih tingginya permasalahan sosial masyarakat.
3.4 Penentuan Isu-isu Strategis
Isu strategis adalah kondisi atau hal yang hjarus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya
yang sanmgat signifikan bagi daerah di masa yang akan datang. Suatu
kondisi yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak
diantisipasi akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya.
Terdapat kendala perencanaan dan penganggaran secara umum dan
spesifik. Beberapa isu strategis yang akan mempengaruhi
44
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan selama 5 tahun
mendatang antara lain :
a) Pengembangan IKK Sarilamak sebagai Pusat Pemerintahan, Sosial
Budaya dan Ekonomi. Pengembangan infrastruktur yang perlu
dilakukan dalam 5 tahun kedepan adalah menuntaskan
pembangunan perkantoran pemerintahan di Sarilamak, sehingga
semua aktifitas pemerintahan, perekonomian dan sosial dapat
berjalan dengan baik.
b) Letak geografis yang strategis sebagai gerbang timur Sumatera Barat.
Dengan demikian peluang pengembangan ekonomi diharapkan dapat
berkembang dengan baik.
c) Perubahan lingkungan, iklim dan konservasi SDA. Yang terbesar
terjadi pada pengurangan luas dan daya dukung hutan, terutama
terkonversi oleh pembukaan lahan perkebunan dan pertambangan
yang pada dasarnya tidak terpantau dan terawasi dengan baik.
Dampaknya adalah, iklim tidak dapat diprediksi, adanya peningkatan
polusi, pengurangan kualitas air bersih, kebisingan dan peningkatan
polusi lingkungan lainnya.
d) Topografi daerah yang menyebabkan tingginya disparitas wilayah.
Secara sosial masyarakat akan terpencar dan terkonsentrasi pada
wilayah yang relatif datar. Secara ekonomi juga kemudian akan
terkonsentrasi pada wilayah yang datar. Secara umum akan terjadi
ketimpangan sebaran sumberdaya. Untuk itu perlunya kemudahan
akses transportasi, komunikasi dan informasi. Sehingga
pembangunan lebih merata.
e) Penyebaran penyakit menular secara global.
f) Perkembangan perdagangan interregional dan internasional.
g) Persaingan usaha dan rendahnya realisasi investasi
h) Infiltrasi budaya Global yang negatif dan narkoba
45
Terdapat kendala perencanaan dan penganggaran secara umum
dan spesifik. Kendala umum, yaitu:
1 Lemahnya koordinasi dalam pengelolaan data dan informasi sehingga
tidak tepat sasaran.
2 Lemahnya keterkaitan proses perencanaan, proses penganggaran dan
proses politik dalam menerjemahkan dokumen perencanaan menjadi
dokumen anggaran.
3 Kurangnya keterlibatan masyarakat warga (civil society).
4 Lemahnya sistem pemantauan, evaluasi dan pengendalian
(safeguarding).
5 Lemahnya koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
6 Ketergantungan pada sumberdana dari donor dan lembaga
internasional.
Permasalahan yang terkait dengan struktur program dan
kegiatan perencanaan dan penganggaran antara lain adalah :
Pelaksanaan (operasional) perencanaan yang diwujudkan dalam
bentuk program, cenderung disusun dengan pendekatan input based.
Program digunakan oleh beberapa Kementerian Negara/Lembaga.
Program memiliki tingkatan kinerja yang terlalu luas.
Program memiliki tingkatan yang sama atau lebih rendah
dibandingkan kegiatan. Masih ditemui adanya beberapa keluaran yang
tidak berkaitan dengan pencapaian kinerja.
Tantangan Perencanaan Pembangunan:
Menghadapi dinamika perubahan serta kompleksitas permasalahan
pembangunan nasional tersebut di atas, maka Standar Perencanaan
Pembangunan Nasional dituntut untuk mampu;
46
Mengalokasikan sumberdaya pembangunan kedalam kegiatan-
kegiatan melalui kelembagaan-kelembagaan dalam konteks untuk
mencapai masa depan yang diinginkan;
Fleksibel dengan horizon perencanaan yang ditetapkan, sehingga tidak
terlalu kaku dengan penerapan konsep pembangunan jangka pendek,
menengah dan panjang;
Memperluas dan mendiseminasikan kemampuan perencanaan ke
seluruh lapisan masyarakat.
Pengendalian Pelaksanaan Rencana :
SKPD melakukan pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan
sesuai dengan tugas dan kewenangan masing-masing;
Pengendalian pelaksanaan program dan kegiatan merupakan tugas dan
fungsi yang melekat pada masing-masing SKPD seperti : musrenbang
kecamatan, MTQ, PHBN, pelayanan umum, kegiatan pembangunan
dan sebagainya.
Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dimaksudkan untuk
menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang
dalam musrenbang dilakukan melalui kegiatan koreksi dan penyesuaian
selama pelaksanaan rencana tersebut.
Kepala Bappeda menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan
pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing pimpinan
satuan kerja perangkat daerah sesuai dengan tugas dan kewenangannya
Evaluasi Pelaksanaan Rencana :
Merupakan bagian dari kegiatan perencanaan pembangunan yang
secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi
untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja pembangunan;
Evaluasi dilaksanakan berdasarkan indikator dan sasaran kinerja yang
tercantum dalam dokumen rencana pembangunan. Indikator dan sasaran
47
kinerja mencakup masukan (input), keluaran (output), hasil (result),
manfaat (benefit) dan dampak (impact);
Dalam rangka perencanaan pembangunan, setiap SKPD berkewajiban
untuk melaksanakan evaluasi kinerja pembangunan yang merupakan
dan atau terkait dengan fungsi dan tanggungjawabnya;
Dalam melaksanakan evaluasi kinerja proyek pembangunan, mengikuti
pedoman dan petunjuk pelaksanaan evaluasi kinerja untuk menjamin
keseragaman metode, materi, dan ukuran yang sesuai untuk masing-
masing jangka waktu sebuah rencana.
48
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN,
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1 VISI DAN MISI KECAMATAN LAREH SAGO HALABAN
Visi adalah pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana Instansi
Pemerintah akan dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis,
antisipatif, inisiatif serta produktif. Visi adalah suatu gambaran yang
menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin
diwujudkan oleh Instansi Pemerintah. Dengan kata lain, ”visi adalah rumusan
umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan untuk
mewujudkan satu sasaran yang mungkin dicapai dalam jangka waktu tertentu”.
Visi dan misi SKPD ini harus sejalan dengan Visi dan Misi Bupati dan Wakil
Bupati Lima Puluh Kota Tahun 2010 – 2015.
A. Visi Kecamatan yaitu “ terwujudnya pelayanan, koordinasi,
fasilitasi pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di
kecamatan Payakumbuh”
B. Misi Kecamatan sebagai berikut :
a. Mendayagunakan Sumber Daya Aparatur Kecamatan yang profesional
dalam lingkungan kerja yang sehat.
b. Menyelenggarakan tatakelola pemerintahan yang baik di Kecamatan
sesuai ketentuan dan standar yang berlaku.
c. Mewujudkan koordinasi yang baik dalam memfasilitasi dan mengawasi
program dan kegiatan pembangunan, ketentraman dan ketertiban
masyarakat di kecamatan.
d. Mengoptimalkan pembinaan terhadap Pemerintahan Nagari serta
lembaga social kemasyarakatan yang ada di wilayah kecamatan.
e. mendorong partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam
pembangunan.
49
f. Meningkatkan pelaksanaan ritual dan even-even kebudayaan dan
syara’
Pemahaman terhadap misi tersebut adalah sebagai berikut :
1. misi (a) Pengelolaan tata pemerintahan ditingkat kecamatan yang baik
oleh aparatur yang profesional, memiliki spirit, etos kerja dan komitmen
tinggi terhadap pelayanan masyarakat dan aparatur.
2. Terlaksananya penyelenggaraan pemerintahan yang tertib administrasi
didukung sistim informasi handal, sehingga dapat lebih menjamin kinerja
pemerintahan dalam meningkatkan pelayanan masyarakat, menciptakan
kepastian hukum, transparan dan akuntabel.
3. Mampu melakukan koordinasi dalam rangka memfasilitasi dan
mengawasi pelaksanaan program dan kegiatan lintas sektor baik pusat,
provinsi maupun kegiatan SKPD bahkan kegiatan-kegiatan swadaya
masyarakat untuk mendapatkan manfaat program dan kegiatan secara
efektif dan efisien.
4. Mengoptimalkan koordinasi penegakan supremasi hukum, keamanan,
ketentraman dan ketertiban sebagai bagiani kebutuhan pokok
masyarakat dan pra-kondisi bagi berlangsungnya pembangunan dan
aktifitas masyarakat yang lebih efisien dan produktif. Kualitas kehidupan
masyarakat yang lebih baik dan kerukunan warga masyarakat menjadi
pendorong bagi berlangsungnya berbagai aktifitas masyarakat secara
lebih aman, damai, harmonis dan sinergis.
5. Untuk mampu berfungsi sebagai Kecamatan yang representatif,
ketersediaan prasarana dan sarana yang memadai, efesien dan efektif
mutlak diperlukan, sekaligus menjamin berlangsungnya kegiatan secara
produktif.
6. Pada dasarnya pembangunan harus diarahkan secara lebih adil dan
merata, ramah lingkungan serta memberi peluang yang seluas-luasnya
50
bagi partisipasi masyarakat, agar tumbuh rasa memiliki dan komitmen
dalam proses pembangunan dan hasil-hasilnya.
4.2 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH
Tujuan adalah penjabaran / implementasi dari pernyataan
Misi yang berisi tentang sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan
pada jangka waktu 1 ( satu ) sampai 5 ( lima ) tahun. Sasaran adalah
penjabaran dari tujuan secara terukur yaitu sesuatu yang akan dicapai /
dihasilkan secara nyata oleh Instansi Pemerintah.
Kecamatan Payakumbuh menetapkan tujuan dan sasaran
sebagai penjabaran Misi yang akan dicapai sebagai berikut :
51
52
53
54
Dari tabel 4.1 tujuan yang pertama dari Kecamatan
Payakumbuh adalah meningkatnya pelayanan administrasi perkantoran.
Tujuan tersebut sejalan dengan Tujuan Dan Sasaran yang tercantum
dalam RPJMD Kabupaten Lima Puluh Kota 2011-2015 yaitu “terwujudnya
peningkatan kualitas akses pelayanan aparatur dan pelayanan publik”.
Selanjutnya tujuan dan sasaran dari Kecamatan Payakumbuh juga
mengacu kepada tujuan dan sasaran dari RPJMD Kabupaten Lima Puluh
Kota, diantaranya :
- Terwujudnya peningkatan kualitas akses pelayanan aparatur dan
pelayanan publik;
- Terwujudnya penataan ruang wilayah yang mampu meningkatkan
kualitas pemerintahan dan pembangunan;
- Terwujudnya upaya penanggulangan dan mitigasi bencana;
- Terwujudnya pemantapan pemberdayaan adat di Nagari yang
menunjang pengembangan pemerintahan terbawah;
- Terwujudnya pemberdayaan terhadap potensi masyarakat mandiri
ekonomi wilayah;
- Terwujudnya pemberdayaan potensi sarana dan prasarana
penunjang adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah;
- Terwujudnya peningkatan upaya pengembangan ekonomi kerakyatan
, pengembangan pasar tradisional.
- Dst.
4.3 STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Strategi adalah langkah – langkah yang berisi program –
program indikatif untuk mewujudkan Visi dan Misi Kecamatan
Payakumbuh, adapun strategi Kecamatan Payakumbuh yaitu :
1. Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi perkantoran
2. Meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Pemerintah Kecamatan
55
3. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana aparatur
4. Meningkatkan penyelenggaraan pembinaan dan fasilitasi
Pemerintah Nagari
5. Meningkatkan penyelenggaraan pembinaan dan fasilitasi
pembangunan wilayah
6. Meningkatkan penyelenggaraan pembinaan dan fasilitasi
kemasyarakatan
Kebijakan adalah arah / tindakan cara yang ditempuh untuk
mancapai tujuan dalam jangka waktu 5 tahun. Kebijakan – kebijakan
Kecamatan Payakumbuh yaitu :
1. Melaksanakan pelayanan administrasi perkantoran;
2. Mengoptimalkan fungsi koordinasi Pemernitah Kecamatan;
3. Mengoptimalkan kinerja pelaksanan kegiatan Pemerintah
Kecamatan;
4. Melaksanakan pembinaan dan fasilitasi Pemerintah Nagari;
5. Melaksanakan pembinaan dan fasilitasi pembangunan wilayah;
6. Melaksanakan pembinaan dan fasilitasi kemasyarakatan.
56
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK
SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu
atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD atau masyarakat, yang
dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk mencapai sasaran dan
tujuan pembangunan daerah (Permendagri No 54 Tahun 2010).
Program dapat diartikan sebagai kumpulan dari kegiatan yang
sejenis dalam rangka mencapai sasaran dan kebijakan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Kebijakan tidak memiliki arti tanpa direalisasikan
dalam bentuk program dan kegiatan.
Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh
satu atau beberapa satuan kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran
terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan
pengerahan sumber daya, baik yang berupa personil (SDM), barang modal
termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau
kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk
menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.
Dalam satu kegiatan, bisa terdiri dari beberapa tindakan (sub
kegiatan) yang satu sama lain saling memperkuat dan biasanya terstruktur
dalam satu kesatuan indikator pencapaian kegiatan atau disebut indikator
kinerja untuk kegiatan.
1) Program pelayanan Administrasi Perkantoran.
Program ini bertujuan sebagai media pendukung pelaksanaan
seluruh program dan kegiatan yang mana kebijakannya mengarah pada
peningkatan kualitas pelayanan prima bidang administrasi perkantoran.
Indikator hasil dari program ini adalah terwujudnya suatu
pelayanan administrasi perkantoran yang sesuai dengan pelayanan prima
dan peningkatan pengolahan administrasi barang daerah. Sifat kegiatan
dari program ini merupakan kegiatan rutinitas pelaksanaan pelayanan
57
administrasi perkantoran yang terdiri dari sarana dan prasarana sebagai
penunjang pelayanan administrasi perkantoran. Kegiatannya adalah
sebagai berikut:
- Penyediaan jasa surat menyurat;
Kegiatan penyediaan jasa surat menurat merupakan kegiatan
komunikasi antar instansi yang mana pelaksanaannya mengarah pada
administrasi pelayanan internal dan eksternal yang tercatat dalam
bentuk surat-surat sebagai dokumen komunikasi resmi SKPD yang
berbentuk arsip dinamis dan statis.
- Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air & listrik ;
Kegiatan ini merupakan kegiatan pendukung administrasi
perkantoran dalam memenuhi kebutuhan biaya penggunaan
jasakomunikasi, smber daya air dan listrik SKPD yang disediakan
pihak pemberi jasa.
- Penyediaan jasa administrasi keuangan;
Kegiatan ini mengarah pada belanja pegawai yang tujuannya untuk
memenuhi kebutuhan jasa administrasi keuangan dalam pelaksanaan
kegiatan SKPD untuk satu tahun anggaran berjalan.
- Penyediaan jasa kebersihan kantor;
Untuk pelaksanaan suatu administasi perkantoran yang dinamis
diperlukan suatu kenyamanan dalam pelaksanaan administrai
perkantoran, oleh karena itu pemenuhan kebersihan kantor sebagai
pendukung program pelayanan administrasi perkantoran merupakan
tujuan kegiatan ini.
- Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja;
Dalam pelaksanaan rutinitas perkantoran diperlukan peralatan kerja
yang memadai dan siap pakai sebagai penunjang pelasanaan
pelayanan administrasi perkantoran. Maka berkenaan hal tersebut
58
indikator hasil yang diinginkan adalah pemenuhan jasa perawatan
peralatan alat kerja sebagai sarana pendukung rutinitas administrasi
perkantoran.
- Penyediaan alat tulis kantor;
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah pemenuhan kebutuhan alat
tulis kantor untuk personil SKPD dalam pelaksanaan pelayanan
administrasi perkantoran.
- Penyediaan barang cetakan dan penggandaan;
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah terpenuhinya kebutuhan
barang cetakan kebutuhan administrasi perkantoran dalam
pengelolaan pendapatan dan belanja daerah sesuai standar
akuntansi pemerintah dan pemenuhan kebutuhan
penggandaan/copy beberapa dokumen sesuai kebutuhan.
- Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor;
Kegiatan ini berhubungan dengan kebutuhan pelayanan administrasi
perkantoran yang memadai. Imdikator hasil dari kegiatan ini adalah
terpenuhinya kebutuhan instalasi kelistrikan dan penerangan dalam
gedung perkantoran.
- Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor;
Indikator hasil kegiatan ini adalah tersesdianya peralatan dan
perlengkapan kantor sebagai pendukung sarana pelatanan
administrasi perkantoran.
- Penyediaan Makandan dan Minuman;
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya jamuan makan
dan minum untuk tamu-tamu dinas dan rapat dinas yang
dilaksanakan di SKPD Dinas Pendapatan dan Pengelolaan keuangan
Daerah.
59
- Rapat- Rapat Koordinasi dan konsultasi Ke Luar Daerah
Bentuk kegiatan ini mengarah pada belanja perkalanan dinas personil
SKPD yang mana tujuannya adalah penyediaan uang perjalanan
dalam dan luar daerah dalam rangka rapat-rapat koordinasi dan
konsultasi kedinasan.
2) Program peningkatkan sarana prasarana aparatur
Arahan kebijakan dari program ini adalah pemenuhan
kebutuhan sarana prasarana dalam penunjang sistem pelayanan prima.
Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam program ini mengarah
pada bagaimana cara mengoptimalkan sarana prasarana yang ada
dalam menunjang proses administrai perkantoran, maka indikator
indikator hasil yang diharapkan dari kegiatan ini terpenuhinya
kebutuhan sarana prasarana SKPD dalam menunjang operasional
pelayanan administrasi perkantoran. Adapun kegiatan yan gakan
dilaksanakannya adalah:
- Pengadaan kendaraan dinas/operasional;
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya kendaraan
dinas/sarana transportasi.
- Pengadaan Meubeulair
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya sarana mebeleur
- Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor;
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah terpeliharanya keadaan
gedung kantor sebagai sarana pelayanan administri perkantoran.
- Pemeliharaan/rutin berkala kendaraan dinas operasional;
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah terpeliharaanya kendaraan
dinas/operasional SKPD dalam menunjang pelaksanaan administrasi
perkantoran demi percepatan mobilisasi operasional personil SKPD.
60
3) Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Program ini mengarah pada peningkatan disiplin kinerja
personil. Indikator hasil program ini adalah meningkatnya kredibilitas
kedisiplinan aparatur. Kegiatannya adalah :
- Pengadaan Pakaian Dinas dan Perlengkapan Pegawai;
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya pakaian dinas
pegawai kecamatan.
- Pengadaan Pakaian Khusus Hari-Hari tertentu
Indikator Hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya pakaian khas
daerah.
4) Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
Untuk mewujudkan suatu organisasi yang handal dan
profesional maka diperlukan sumber daya manusia yang mampu
berkompeten dalam mengimbangi tuntutan the clean governance dan
the good governance dalam rangka mewujudkan visi dan misi. Maka
indikator hasil dari program ini diharapkan menghasilkan suatu
oprganisasi yang berdedikasi dan memiliki sumber daya manyusia yang
baik sebagai kekuatan internal dalam menghadapi tantangan kemajuan.
Kegiatannya adalah :
- Pendidkan dan pelatihan formal
Untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusi maka diperlukan
pelatihan pelatihan dan pendidikan formal dibidang pengelolaan
keuangan daerah serta bidang pemerintahan lainnya. Indikator
hasil dari kegiatan ini adalah terpenuhinya SDM yang mampu dan
mempunyai keahlian dibidang pengelolaan keuangan daerah dan
bidang pemerintahan pada umumnya.
61
5) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
Kegiatannya adalah :
- Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja
SKPD
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya laporan bulanan,
LAKIP, PK Kecamatan.
- Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya laporan
keuangan akhir tahun.
6) Program Penataan Administrasi Kependudukan
Kegiatannya adalah :
- Peningkatan pelayanan publik dalam bidang kependudukan
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah terlaksananya pelayanan E-
KTP dan administrasi kependudukan lainnya.
7) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Kegiatannya adalah :
- Pelaksanaan pembinaan dan Lomba-Lomba UKS
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah terfasilitasinya upaya
pembinaan dan lomba-lomba UKS.
8) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
Kegiatannya adalah :
- Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah terwujudnya keamanan dan
kenyamanan lingkungan.
62
9) Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Kegiatannya adalah :
- Peningkatan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai luhur budaya
bangsa
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah terselenggaranya peringatan
hari-hari besar nasional.
10) Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat
Capaian dari program ini yaitu meningkatnya peran
kecamatan dalam pemberdayaan masyarakat. Adapun keluaran dari
program ini adalah tersalurkannya bantuan dari kecamatan kepada
masyarakat dalam hal atau kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat.
Kegiatannya adalah:
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Indikator hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah terpantaunya
kegiatan pemberdayaan masyarakat di kecamatan.
11) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan
Capaian dari program ini adalah meningkatnya partisipasi
masyarakat dalam membangun nagari dengan memberdayakan kaum
perempuan, karang taruna, kelompok lansia dan lembaga swadaya
masyarakat lainnya. Kegiatannya adalah :
- Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Perdesaan
Indikator hasil dari pelaksanaan kegiatan ini diharapkan
terfasilitasinya kegiatan lembaga dan organisasi masyarakat di
kecamatan.
- Pembinaan Dana Alokasi Desa.
Indikator hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah terfasilitasinya
administrasi keuangan nagari.
- Pembinaan PKK.
63
Indikator hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah terlaksananya
pembinaan PKK Kecamatan/Nagari
- Perlombaan Desa dan Kelurahan.
Indikator hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah terfasilitasinya
kegiatan Lomba Nagari.
12) Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun
desa
Kegiatannya adalah :
- Pelaksanaan Musyawarah Pembangunan Desa.
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah terfasilitasinya pelaksanaan
musrenbang Nagari dan Kecamatan.
Rencana Program dan Kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran
dan pendanaan indikatif Kecamatan Lareh Sago Halaban dapat
dilihat pada tabel 5.1.
64
65
66
67
68
BAB VI
INDIKATOR KINERJA SKPD
YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Indikator kinerja didefinisikan sebagai ukuran kuantitatif
dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu
sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu indikator
kinerja harus merupakan sesuatu yang akan diukur dan dihitung serta
digunakan sebagai dasar untuk menilai maupun melihat tingkat kinerja
suatu program yang dijalankan Unit Kerja.
Indikator kinerja dapat dilihat pada tabel berikut (tabel 6.1).
69
70
71
BAB IV
PENUTUP
Rencana strategi yang telah disusun ini telah diupayakan agar
dapat selalu konsisten dengan situasi, kompetensi dan transparansi yang
berlangsung artinya mampu disatu pihak memperoleh manfaat dari
berbagai peluang yang ada serta dilain pihak memperkecil atau bahkan
menghilangkan dampak sebagai faktor yang sifatnya negatif atau yang
mengancam kesinambungan operasional Kecamatan Payakumbuh
Kabupaten Lima Puluh Kota.
Penting untuk diketahui bahwa berhasil atau tidaknya suatu
rencana tidak hanya pada proses perumusannya saja namun banyak
dipengaruhi oleh implementasinya yang tidak jarang memerlukan campur
tangan pimpinan puncak. Hal lain adalah pencermatan terhadap
kemungkinan perubahan-perubahan lingkungan sebagai langkah untuk
melakukan prediksi untuk perbaikan serta kemampuan dan dukungan
seluruh staf untuk melaksanakan komitmen yang telah disepakati
tersebut.
Agar terselenggaranya good government (Pemerintahan yang
baik) tentunya diperlukan perencanaan yang baik pula dan itu merupakan
prasyarat bagi setiap Instansi Pemerintah untuk mewujudkan aspirasi
masyarakat dalam mencapai tujuan serta cita-cita masyarakat. Menurut
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
pendayagunaan aparatur pemerintah daerah dengan tuntutan untuk
mewujudkan administrasi daerah yang mampu mendukung kelancaran
dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan dapat diartikan bahwa daerah tersebut
mempraktekkan pemerintahan yang baik.
Sejalan dengan kedudukan, Tupoksi, Visi Kecamatan
Payakumbuh adalah “terwujudnya pelayanan, koordinasi, fasilitasi
72
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di kecamatan
Payakumbuh“.
Kecamatan Payakumbuh mempunyai Misi :
a. Mendayagunakan Sumber Daya Aparatur Kecamatan yang
profesional dalam lingkungan kerja yang sehat.
b. Menyelenggarakan tatakelola pemerintahan yang baik di
Kecamatan sesuai ketentuan dan standar yang berlaku.
c. Mewujudkan koordinasi yang baik dalam memfasilitasi dan
mengawasi program dan kegiatan pembangunan, ketentraman
dan ketertiban masyarakat di kecamatan.
d. Mengoptimalkan pembinaan terhadap Pemerintahan Nagari
serta lembaga social kemasyarakatan yang ada di wilayah
kecamatan.
e. mendorong partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam
pembangunan.
f. Meningkatkan pelaksanaan ritual dan even-even kebudayaan
dan syara’
Nilai-nilai organisasi adalah nilai-nilai yang dianut dan menjadi
landasan pembentukan sikap dan perilaku organisasi, aparatur dan
masyarakat di lingkungan Kabupaten Kebumen khususnya Kecamatan
Lareh Sago Halaban sesuai dengan Visi dan Misi yang telah ditetapkan.
Nilai-nilai Organisasi ini harus benar-benar dimengerti dan
dihayati agar dapat menjiwai dan melandasi setiap kegiatan yang
fasilitasi, koordinasi dan pelayanan oleh aparatur Kecamatan Lareh Sago
Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota kepada masyarakat sesuai dengan
tupoksi yang di emban.
Adapun Nilai-nilai organisasi yang tergantung dalam Visi dan
Misi Kecamatan Payakumbuh Kabupaten Lima Puluh Kota adalah sebagai
berikut :
73
1. Kesejahteraan, mempunyai makna bahwa pengembangan program
Kecamatan Payakumbuh ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat.
2. Kapasitas masa depan, bermakna bahwa setiap masyarakat
Kabupaten Lima Puluh Kota mengidamkan kehidupan yang Aman,
Sejahtera lahir dan batin.
3. Kemandirian, mempunyai makna bahwa pengembangan program
Kecamatan Payakumbuh diarahkan untuk mewujudkan kemandirian
masyarakat.
4. Tanggung jawab, bermakna bahwa untuk mewujudkan aparatur dan
masyarakat yang berkualitas di Kabupaten Lima Puluh Kota
merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat
dan pihak swasta.
5. Kemitraan atau kerjasama, mempunyai makna bahwa dalam
melaksanakan pembangunan Program Kecamatan Payakumbuh
diperlukan kerjasama / kemitraan antar sektor terkait, pemerintah,
swasta, LSM, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan
masyarakat itu sendiri.
Tantangan Perencanaan Pembangunan: Menghadapi
dinamika perubahan serta kompleksitas permasalahan pembangunan
nasional tersebut di atas, maka Standar Perencanaan Pembangunan
Nasional dituntut untuk mampu; Mengalokasikan sumberdaya
pembangunan kedalam kegiatan-kegiatan melalui kelembagaan-
kelembagaan dalam konteks untuk mencapai masa depan yang
diinginkan; Fleksibel dengan horizon perencanaan yang ditetapkan,
sehingga tidak terlalu kaku dengan penerapan konsep pembangunan
jangka pendek, menengah dan panjang; Memperluas dan
mendiseminasikan kemampuan perencanaan ke seluruh lapisan
masyarakat.
Pengendalian Pelaksanaan Rencana : SKPD melakukan
pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan sesuai dengan tugas
74
dan kewenangan masing-masing; Pengendalian pelaksanaan program dan
kegiatan merupakan tugas dan fungsi yang melekat pada masing-masing
SKPD; Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dimaksudkan
untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang
tertuang dalam rencana dilakukan melalui kegiatan koreksi dan
penyesuaian selama pelaksanaan rencana tersebut; Kepala Bappeda
menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan rencana
pembangunan dari masing-masing pimpinan satuan kerja perangkat
daerah sesuai dengan tugas dan kewenangannya
Evaluasi Pelaksanaan Rencana : Merupakan bagian dari
kegiatan perencanaan pembangunan yang secara sistematis
mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi untuk menilai
pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja pembangunan; Evaluasi
dilaksanakan berdasarkan indikator dan sasaran kinerja yang tercantum
dalam dokumen rencana pembangunan. Indikator dan sasaran kinerja
mencakup masukan (input), keluaran (output), hasil (result), manfaat
(benefit) dan dampak (impact); Dalam rangka perencanaan
pembangunan, setiap kementerian/lembaga, baik pusat maupun daerah,
berkewajiban untuk melaksanakan evaluasi kinerja pembangunan yang
merupakan dan atau terkait dengan fungsi dan tanggungjawabnya; Dalam
melaksanakan evaluasi kinerja proyek pembangunan,
kementerian/lembaga, baik pusat maupun daerah, mengikuti pedoman
dan petunjuk pelaksanaan evaluasi kinerja untuk menjamin keseragaman
metode, materi, dan ukuran yang sesuai untuk masing-masing jangka
waktu sebuah rencana.
Renstra Kecamatan Payakumbuh Kabupaten Lima Puluh Kota
ini dibuat merupakan kesadaran pucuk pimpinan untuk ikut dan
menentukan irama perubahan sesuai dengan tuntutan yang berkembang.
Upaya tersebut diperlukan untuk menjaga agar hasil pembangunan
khususnya pembangunan program Kecamatan dapat dinikmati secara
75
lebih merata dan berkeadilan bagi seluruh masyarakat Kecamatan
Payakumbuh dalam rangka mewujudkan keluarga yang sejahtera.
Semoga Rencana Strategis ini dapat dipergunakan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan kinerja Kecamatan Payakumbuh Kabupaten
Lima Puluh Kota.
CAMAT Payakumbuh
Drs RAHMAT HIDAYAT NIP. 19770512 199703 1 002