Rencana Kinerja Tahunan
(RKT)
Direktorat Kesehatan Keluarga
Tahun 2017
DAFTAR ISI
Contents KATA PENGANTAR ............................................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 3
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4
1.1. Latar Belakang ......................................................................................................................... 4
1.2. Tujuan ....................................................................................................................................... 4
1.3. Manfaat ..................................................................................................................................... 5
1.4. Ruang Lingkup ......................................................................................................................... 5
1.5. Sasaran ..................................................................................................................................... 5
1.6. Landasan Penyusunan ........................................................................................................... 5
1.7. Sistematika Penulisan ............................................................................................................ 6
BAB II. SITUASI ORGANISASI DAN SITUASI KESEHATAN KELUARGA ........................... 7
2.1. Kelembagaan ............................................................................................................................ 7
2.2. Situasi Kesehatan Keluarga ................................................................................................... 8
2.3. Permasalahan dan Tantangan ............................................................................................. 11
BAB III. ARAH KEBIJAKAN ................................................................................................ 13
3.1. Tujuan, Sasaran dan Indikator ............................................................................................ 13
Tujuan ..................................................................................................................................... 13
Sasaran ................................................................................................................................... 13
3.2. Kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2017 .................................................... 19
BAB IV. MONITORING DAN EVALUASI ............................................................................. 21
4.1. Monitoring ................................................................................................................................ 21
4.2. Evaluasi .................................................................................................................................... 21
BAB V. PENUTUP .............................................................................................................. 22
5.1. Kesimpulan ............................................................................................................................. 22
5.2. Penutup ................................................................................................................................... 22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap Kementerian/
Lembaga perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang mengacu pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Pembangunan kesehatan periode 2015-2019 adalah Program lndonesia
Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi
masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang
didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan
kesehatan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, Kementerian Kesehatan menyusun dan
telah menetapkan Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 dengan
Keputusan Menteri Kesehatan Rl Nomor HK 02.02/Menkes/52/2015.
Setelah Renstra ditetapkan, perlu dilakukan penjabaran dari program dan
kegiatan yang telah ditetapkan dalam Renstra. Untuk itu setiap unit utama
yang mengampu program pembangunan kesehatan dan setiap satuan kerja
yang mengampu kegiatan pembangunan kesehatan, perlu menyusun
Rencana Aksi Program atau Rencana Aksi Kegiatan.
Didalam penjabaran per tahun Rencana Aksi Kegiatan Direktorat Kesehatan
Keluarga 2016-2019, maka dibuatlah dokumen Rencana Kinerja Tahunan
yang tetap harus menjaga keselarasan terhadap dokumen-dokumen
diatasnya (RAK, Renstra, dan RPJMN)
1.2. Tujuan
Tujuan disusun Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Kesehatan Keluarga
Tahun 2017 adalah.
1. Sebagai acuan dan arahan dalam dukungan manajemen dalam
pelaksanaan tugas teknis pada program pembangunan kesehatan,
mulai dari penyusunan kebijakan, rencana strategis, perencanaan,
penganggaran, dan evaluasi program/kegiatan pada tahun 2017.
2. Memberikan gambaran pelaksanaan kegiatan Direktorat Kesehatan
Keluarga pada tahun 2017
3. Sebagai dokumen pendukung dalam pelaksanaan monitoring dan
evaluasi kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga pada tahun 2017
1.3. Manfaat
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2017 merupakan turunan langsung
pertahun dari dokumen Rencana Aksi Kegiatan Direktorat Kesehatan
Keluarga Tahun 2016-2019. Yang merupakan penjabaran dan mengacu dari
RPJMN 2015-2019 dan Rencana Strategis Kemenkes 2015 – 2019. RKT
adalah upaya untuk menjabarkan Rencana Aksi Kegiatan Kesehatan
Keluarga dalam kurun waktu 1 tahun kedepan yaitu sepanjang tahun 2017.
Melalui RKT ini diharapkan dapat menjamin keselarasan kegiatan pada tahun
2017.
1.4. Ruang Lingkup
RKT Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2017 memiliki ruang lingkup.
Inventarisasi kegiatan dari Direktorat Kesehatan Keluarga, mengacu pada
Rencana Aksi Kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga 2016-2019 yang
mengacu pada RPJMN 2015 - 2019 dan Renstra Kemenkes 2015 - 2019.
1.5. Sasaran
Sasaran Buku RKT Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2017 meliputi :
1. lnternal Direktorat Kesehatan Keluarga meliputi struktural, dan Pejabat
Fungsional, dan Aparatur sipil Negara lainnya
2. Lintas Program di Kementerian Kesehatan
3. Lintas Sektor terkait Pelaksanaan akuntabilitas.
1.6. Landasan Penyusunan
RKT Direktorat Kesehatan Keluarga direncanakan, dianggarkan,
dilaksanakan dan dievaluasi dengan landasan-landasan sebagai berikut .
1. LANDASAN IDEAL PANCASILA
Pancasila sebagai landasan ideal bagi masyarakat, menyebutkan adanya
keseimbangan dan keselarasan baik dalam hidup manusia sebagai
pribadi, interaksi dengan masyarakat, interkasi dengan alam, interaksi
dengan Negara dan bangsa lain maupun interaksi dengan Tuhan Yang
Maha Esa
2. LANDASAN KONSTITUSI : UUD 1945
UUD 1945 menjadi dasar bagi pelaksanaan kehidupan bernegara dan
berbangsa, termasuk implementasi hukum, peraturan, kebijakan dan nilai.
3. LANDASAN OPERASIONAL :
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panlang Nasional Tahun 2005-2025.
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional.
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
6. PeraturanPemerintah Nomor 21 Tahun 2004 Tentang Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 tahun 2015 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 375 Tahun 2009 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun
2005-2025.
9. Kepmenkes No. 52 Tentang Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan RI 2015-2019.
1.7. Sistematika Penulisan
Rencana Aksi Kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga ditulis dengan
sistematika sebagai berikut:
1. Kata Pengantar
2. Daftar Isi
3. BAB I. Pendahuluan
4. BAB II Analisis Situasi Organisasi dan Situasi Kesehatan Keluarga
5. BAB III. Arah Kebijakan
6. BAB IV. Monitoring dan Evaluasi
7. BAB VI. Penutup
8. Lampiran
BAB II
SITUASI ORGANISASI DAN SITUASI KESEHATAN KELUARGA
2.1. Kelembagaan
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2015
Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Dalam
melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 157, Direktorat
Kesehatan Keluarga menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang kesehatan maternal dan
neonatal, balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia
reproduksi dan keluarga berencana, dan lanjut usia, serta perlindungan
kesehatan keluarga;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan maternal dan
neonatal, balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia
reproduksi dan keluarga berencana, dan lanjut usia, serta perlindungan
kesehatan keluarga;
c. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
kesehatan maternal dan neonatal, balita dan anak prasekolah, usia
sekolah dan remaja, usia reproduksi dan keluarga berencana, dan lanjut
usia, serta perlindungan kesehatan keluarga;
d. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
kesehatan maternal dan neonatal, balita dan anak prasekolah, usia
sekolah dan remaja, usia reproduksi dan keluarga berencana, dan lanjut
usia, serta perlindungan kesehatan keluarga;
e. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kesehatan maternal dan
neonatal, balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia
reproduksi dan keluarga berencana, dan lanjut usia, serta perlindungan
kesehatan keluarga; dan
f. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
Direktorat Kesehatan Keluarga terdiri atas:
a. Subdirektorat Kesehatan Maternal dan Neonatal;
b. Subdirektorat Kesehatan Balita dan Anak Prasekolah;
c. Subdirektorat Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja;
d. Subdirektorat Kesehatan Usia Reproduksi;
e. Subdirektorat Kesehatan Lanjut Usia;
f. Subbagian Tata Usaha; dan
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Gambaran struktur organisasi Direktorat Kesehatan Keluarga digambarkan
pada gambar dibawah.
2.2. Situasi Kesehatan Keluarga
Sesuai permenkes 64 tahun 2015, pada tahun 2016 terjadi perubahan struktur
organisasi dan tata kelola di lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Dengan
adanya struktur ini maka Direktorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Bina
Kesehatan Ibu dan Beberapa Direktorat lainnya di restrukturisasi dan menjadi
Direktorat Kesehatan Keluarga.
Untuk tahun 2016, perubahan SOTK ini tidak merubah Renstra oleh karena itu
program di dalam Renstra ditindaklanjuti dalam penugasan / pengalihkan
program kepada struktur yang baru . Direktorat Kesehatan Keluarga ini
memayungi beberapa program yaitu, Program Kesehatan Anak (yang dulu
berada di bawah Direktorat Bina Kesehatan Anak), Program Kesehatan Ibu
(berasal dari Direktorat Bina Kesehatan Ibu) dan Program Lanjut Usia (berasal
dari Pelayanan Kesehatan).
Adapun beberapa situasi kondisi terkait kesehatan keluarga antaralain sebagai
berikut :
1. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
salah satu indikator pembangunan kesehatan dalam RPJMN 2015-2019
STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA
DIREKTORAT
KESEHATAN KELUARGA
SUBBAGIAN
TATA USAHA
SUBDIREKTORAT
KESEHATAN
MATERNAL DAN
NEONATAL
SUBDIREKTORAT
KESEHATAN BALITA
DAN ANAK PRA
SEKOLAH
SUBDIREKTORAT
KESEHATAN USIA
SEKOLAH
DAN REMAJA
SUBDIREKTORAT
KESEHATAN USIA
REPRODUKSI
SUBDIREKTORAT
KESEHATAN LANJUT
USIA
SEKSI
KESEHATAN
MATERNAL
SEKSI
KESEHATAN
NEONATAL
SEKSI
KELANGSUNGAN
HIDUP BALITA DAN
ANAK PRA SEKOLAH
SEKSI
KESEHATAN USIA
SEKOLAH DAN
REMAJA DI DALAM
SEKOLAH
SEKSI
AKSES
KESEHATAN
REPRODUKSI
SEKSI
KUALITAS HIDUP
BALITA DAN ANAK
PRA SEKOLAH
SEKSI
KESEHATAN USIA
SEKOLAH DAN
REMAJA DI LUAR
SEKOLAH
SEKSI
KUALITAS
KESEHATAN
REPRODUKSI
SEKSI
AKSES
KESEHATAN
LANJUT USIA
SEKSI
KUALITAS
KESEHATAN
LANJUT USIA
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
dan SDGs. Menurut data SDKI, Angka Kematian Ibu sudah mengalami
penurunan pada periode tahun 1994-2012 yaitu pada tahun 1994 sebesar
390 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 1997 sebesar 334 per 100.000
kelahiran hidup, tahun 2002 sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup,
tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup namun pada tahun
2012 , Angka Kematian Ibu meningkat kembali menjadi sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup.Untuk AKB dapat dikatakan penurunan on the
track (terus menurun) dan pada SDKI 2012 menunjukan angka 32/1.000
KH (SDKI 2012). Dan pada tahun 2015, berdasarkan data SUPAS 2015
baik AKI maupun AKB menunjukan penurunan (AKI 305/ 100.000 KH; AKB
22,23/ 1000 KH)
2. Dari sisi indikator, Renstra sebagai bagian didalam upaya penurunan AKI
dan AKB juga menunjukan keberhasilan didalam mencapai target Renstra
walaupun pencapaian ini juga masih memberikan gap bila dibandingkan
dengan seluruh sasaran penduduk di Indonesia.
3. Pada tahun 2015 terjadi perubahan indikator. Perubahan ini dilakukan
sebagai bentuk penajaman atas indikator yang ada didalam upaya
menurunkan AKI dan AKB. Penajaman indikator terjadi pada kunjungan
antenatal dan kunjungan neonatal dari yang semula menitikberatkan pada
akses, maka di 2015-2019 menitikberatkan pada kualitas. Penajaman
indikator juga terjadi pada indikator persalinan oleh nakes menjadi
persalinan di fasilitas kesehatan. variable terkait kelas ibu hamil, P4K, dan
penjaringan berubah menjadi “puskesmas yang melaksanakan”, dari yang
semula menyasar sasaran dimasyarakat. Perubahan menjadi “puskesmas
melaksanakan” di tetapkan untuk memonitor fungsi dan peran puskesmas
(memonitor puskesmas telah melakukan proses dengan benar sesuai
standar yang ditetapkan), melalui hal ini diharapkan kualitas pelayanan
dapat lebih berkualitas. Adapun terkait kondisi indikator-indikator tersebut
pada tahun 2015 tercantum dalam tabel dibawah.
Cakupan indikator kesehatan Ibu dan Anak tahun 2015 (Renstra 2015 –
2019)
No. Indikator Target
2015
Capaian
2015
1. Persentase (%) persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan 75% 78,43%
2. Persentase (%) puskesmas yang melaksanakan kelas ibu
hamil
78% 86,92%
3. Persentase (%) puskesmas yang melakukan orientasi
program perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi
77% 79,60%
4. Persentase (%) ibu hamil mendapatkan pelayanan
antenatal minimal 4 kali (K4)
72% 83,39%
5 Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) 75% 84%
6 Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan
kesehatan untuk peserta didik kelas I
50% 57%
7 Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan
kesehatan untuk peserta didik kelas VII dan X
30% 48%
8 Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan
kesehatan remaja
25% 32%
4. Pada tahun 2016, semua indikator kesehatan keluarga dapat dicapai
walaupun terdapat beberapa hal yang ditindak lanjut yaitu :
1. Disparitas cakupan
2. Sistem informasi untuk menjamin pelaporan indikator
Tabel cakupan kesehatan keluarga tahun 2016
No. Indikator Target
2016
Capaian
2016
1. Persentase (%) persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan 75% 78,4%
2. Persentase (%) puskesmas yang melaksanakan kelas ibu
hamil
81% 88,9%
3. Persentase (%) puskesmas yang melakukan orientasi
program perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi
83% 84,9%
4. Persentase (%) ibu hamil mendapatkan pelayanan
antenatal minimal 4 kali (K4)
74% 75,5%
5 Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) 78% 78,1%
6 Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan
kesehatan untuk peserta didik kelas I
55% 76,2%
7 Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan
kesehatan untuk peserta didik kelas VII dan X
40% 64,3%
8 Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan
kesehatan remaja
30% 43,9%
2.3. Permasalahan dan Tantangan
1. Pelaksanaan Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan masih belum optimal
di tahun 2015. Ketepatan laporan triwulanan masih rendah, jejaring
komunikasi data yang disediakan untuk kab/kota tingkat isian masih rendah
sehingga unit teknis perlu berulang kali meminta laporan kepada dinas
kesehatan provinsi.
2. Pelaporan berbasis puskesmas belum terintegrasi dengan laporan
pelayanan kesehatan dirumah sakit.
3. Ditahun 2015 dengan adanya PP No. 46 tahun 2014 tentang system
informasi kesehatan dan permenkes 92 tahun 2014 dimana system
pelaporan diarahkan melalui 1 pintu, ternyata belum dapat terealisasi
dikarenakan system informasi puskesmas yang rencananya akan mulai
dilaksanakan pada tahun 2016 ternyata mundur menjadi tahun 2017
(kondisi system pelaporan yang selama ini dilaksanakan dengan adanya
kebijakan tersebut sudah mulai di hentikan)
4. Belum optimalnya kerjasama antar sektor terkait, lintas program dan
organisasi profesi serta perguruan tinggi untuk mendukung upaya
peningkatan kesehatan keluarga
5. Masih kurangnya komitmen anggaran dari pemerintah daerah dalam
program peningkatan kesehatan keluarga
6. Terjadinya perubahan struktur dan pejabat di daerah yang berpengaruh
dalam proses pelaksanaan program kesehatan keluarga.
7. Keterbatasan sumber daya strategis yang berkualitas untuk mendukung
program kesehatan keluarga di Dinas Kesehatan maupun di Puskesmas.
8. Penggantian pengelola program cukup sering, sehingga mempengaruhi
kelancaran pelaksanaan program di provinsi dan kabupaten/kota.
9. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan keluarga relatif
masih rendah.
10. Akses dan kualitas pelayanan Kesehatan keluarga masih belum optimal dan
masih perlu ditingkatkan.
11. Belum optimalnya jejaring dan regionalisasi rujukan maternal dan neonatal
antara pelayanan primer – Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan.
12. Kurang optimalnya pelibatan fasyankes swasta dalam hal peningkatan
akses dan kualitas pelayanan kesehatan keluarga.
13. Kepatuhan terhadap standar pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan
dasar dan rujukan belum seperti yang diharapkan (antara lain karena
kurangnya Bidan Kit, IUD Kit, Partus Kit, PONED Kit, dan PONEK Kit).
14. Dukungan LP/LS (contohnya dalah kemenag) terkait kesehatan reproduksi,
UKS dan lain-lain masih belum optimal.
15. Belum optimalnya penguasaan data dan informasi manajemen Kesehatan
Keluarga (PWS, AMP, DTPS, Supfas).
BAB III
ARAH KEBIJAKAN
3.1. Tujuan, Sasaran dan Indikator
Tujuan
Tujuan sasaran Direktorat kesehatan Keluarga mengacu pada Renstra
Kementerian Kesehatan RI tahun 2015 – 2019. Direktorat Kesehatan Keluarga
memiliki tujuan yang bersifat outcome bahkan dapat dikatakan bersifat
dampak, yaitu :
1. Menurunnya angka kematian ibu dari 346 per 100.000 kelahiran hidup (SP
2010), 359 per 100.00 kelahiran hidup (SDKI 2012), menjadi 306 per
100.000 kelahiran hidup diakhir tahun 2019
2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran
hidup diakhir tahun 2019
Didalam mencapai tujuan tersebut telah ditetapkan strategi nasional dan arah
kebijakan nasional 2015-2019 yang kemudian juga menjadi tujuan (bersifat
outcome) bagi Direktorat Kesehatan Keluarga yaitu :
1. Terjadinya Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu,
Anak, Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas.
2. Peningkatan cakupan, mutu, dan keberlangsungan upaya pencegahan
penyakit dan pelayanan kesehatan ibu, bayi, balita, remaja, usia kerja
dan usia lanjut.
Sasaran
Didalam mencapai tujuan diatas Direktorat Kesehatan Keluarga melaksanakan
kegiatan Pembinaan Kesehatan Bayi, Anak dan Remaja dan Pembinaan
Kesehatan Ibu dan Reproduksi yang memiliki sasaran :
1. meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan bayi, anak dan
remaja.
2. meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan
reproduksi
Indikator
Indikator pencapaian (diakhir tahun 2019) sasaran diatas adalah :
1. Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) sebesar 90%.
2. Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan
untuk peserta didik kelas I sebesar 70%.
3. Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan
untuk peserta didik kelas VII dan X sebesar 60%.
4. Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan
remaja sebesar 45%.
5. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil sebesar
90%.
6. Persentase Puskesmas yang melakukan orientasi Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sebesar 100%.
7. Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4
kali (K4) sebesar 80%.
Target Indikator sasaran Direktorat Kesehatan Keluarga untuk tahun 2017 dapat
dilihat pada tabel dibawah yang menggambarkan pencapaian indikator pertahun
(mulai tahun 2015) untuk mencapai target Renstra Kementerian Kesehatan pada
akhir tahun 2019.
Tabel Indikator Kesehatan Keluarga pada Renstra Kementerian Kesehatan
tahun 2015-2019
Kegiatan Sasaran Indikator Target / tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Pembinaan
Kesehatan
Bayi, Anak
dan Remaja
meningkatnya
akses dan
kualitas
pelayanan
kesehatan
bayi, anak dan
remaja
Persentase Kunjungan
Neonatal Pertama (KN1)
75% 78% 81% 85% 90%
Persentase Puskesmas
yang melaksanakan
penjaringan kesehatan
untuk peserta didik kelas I
50% 55% 60% 65% 70%
Persentase Puskesmas
yang melaksanakan
penjaringan kesehatan
untuk peserta didik kelas VII
dan X
30% 40% 50% 55% 60%
Persentase Puskesmas
yang menyelenggarakan
kegiatan kesehatan remaja
25% 30% 35% 40% 45%
Pembinaan
Kesehatan Ibu
dan
Reproduksi
meningkatnya
akses dan
kualitas
pelayanan
kesehatan ibu
dan
reproduksi
Persentase Puskesmas
yang melaksanakan kelas
ibu hamil
78% 81% 84% 87% 90%
Persentase Puskesmas
yang melakukan orientasi
Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K)
77% 83% 88% 95% 100%
Persentase ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan
antenatal minimal 4 kali (K4)
72% 74% 76% 78% 80%
Terkait indikator Kinerja Utama Direktorat Kesehatan keluarga mengacu
kepada dokumen RPJMN dan Indikator Program Kesehatan Masyarakat
yang terdiri dari :
Indikator IKU Target / tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Persentase Kunjungan Neonatal
Pertama (KN1)
75% 78% 81% 85% 90%
Persentase Puskesmas yang
melaksanakan penjaringan
kesehatan peserta didik
50% 55% 60% 65% 70%
Persentase persalinan di fasilitas
pelayanan kesehatan (PF)
30% 40% 50% 55% 60%
Persentase ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan
antenatal ke empat (K4)
25% 30% 35% 40% 45%
Dan yang termasuk indikator kinerja kegiatan secara formal mengacu kepada
turunan Renstra dan RAK Kesehatan Keluarga terkait kegiatan pembinaan
kesehatan keluarga yang terdiri dari :
Indikator IKK Target / tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Persentase Kunjungan Neonatal Pertama
(KN1)
75% 78% 81% 85% 90%
Persentase Puskesmas yang
melaksanakan penjaringan kesehatan
untuk peserta didik kelas I
50% 55% 60% 65% 70%
Persentase Puskesmas yang
melaksanakan penjaringan kesehatan
untuk peserta didik kelas VII dan X
30% 40% 50% 55% 60%
Persentase Puskesmas yang
menyelenggarakan kegiatan kesehatan
remaja
25% 30% 35% 40% 45%
Persentase Puskesmas yang
melaksanakan kelas ibu hamil
78% 81% 84% 87% 90%
Persentase Puskesmas yang melakukan
orientasi Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K)
77% 83% 88% 95% 100%
Persentase ibu hamil yang mendapatkan
pelayanan antenatal minimal 4 kali (K4)
72% 74% 76% 78% 80%
Pada tahun 2017 terjadi perubahan konsep kebijakan perencanaan.
Perubahan berupa penajaman kebijakan didalam penyusunan RKP.
Penyusunan RKP dilaksanakan dengan pendekatan Holistik-tematik,
integrative dan spasial, serta kebijakan anggaran “money follow program”.
Implementasi kebijakan ini berupa, alokasi anggaran tidak didasarkan pada
tugas dan fungsi organisasi, tetapi mengacu kepada kontribusi atas program
prioritas nasional yang berlaku pada tahun 2017. Terkait penentuan program
dan kegiatan juga berlaku batasan bahwa di tahun 2017 kegiatan diarahkan
untuk langsung dapat dirasakan manfaatnya di masyarakat.
Dengan adanya kebijakan baru pada tahun 2017, sebagaimana telah
disampaikan diatas, memiliki dampak munculnya variabel-variabel penilaian
kinerja selain dari variabel-variabel yang sudah ada (RPJMN, Renstra, dll).
Variabel-variabel ini muncul karena dipandang sangat strategis didalam
mendukung tema prioritas nasional tahun 2017. Variabel-variabel tersebut
antara lain :
1. Buku Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin yang di ukur
keberhasilannya dengan indikator,“Jumlah buku saku tentang
kesehatan reproduksi yang dicetak dan didistribusikan ke KUA”,
kegiatan ini muncul untuk mendukung kegiatan prioritas yang diadakan
kementerian agama yaitu kursus calon pengantin sebagai bentuk upaya
penurunan kematian ibu dan bayi pada periode masa sebelum hamil.
2. Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) yang di ukur keberhasilannya
melalui indikator,“Jumlah Buku KIA yang dicetak dan distribusikan”.
Kegiatan ini dianggap memiliki daya ungkit yang tinggi dalam menjaga
kelangsungan dan kualitas hidup ibu dan balita.
3. Terkait penjaringan kesehatan dimintakan untuk pelaksanaan
penjaringan bagi peserta didik kelas 1, 7 & 10. Munculnya kegiatan ini
adalah sebagai bentuk upaya menjangkau seluruh sasaran pada
periode anak usia sekolah
4. Pelaksanaan persalinan di faskes yang kemudian di ukur dalam
indikator,“Persentase ibu bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan”.
Dalam rangka percepatan penurunan AKI, maka diharapkan seluruh ibu
hamil mendapat akses pelayanan persalinan yang sesuai standar (Total
coverage atau cakupan 100%). Pada kenyataannya, Target “total
coverage” atau cakupan 100% dirasakan merupakan hal yang mustahil
untuk dicapai pada tahun 2017, oleh karena itu sesuai hasil
pembahasan pada trilateral meeting ditentukan target variabel pada
dokumen RKP 2017 ditingkatkan sebesar 2 poin menjadi 81% dari
target RPJMN untuk tahun 2017 sebesar 79%. Peningkatan 2 poin ini
didasarkan perhitungan logis pada rata-rata peningkatan indikator
sebesar 2 poin pada tahun-tahun sebelumnya dan konsekuensi logis
penajaman arah kegiatan yang berimplikasi pada pem-fokusan sumber
daya. Dengan telah ditetapkannya target 81% pada dokumen RKP
maka indikator kinerja Direktorat Juga ditingkatkan menjadi 81%
sebagai bentuk dukungan dan penyelarasan kebijakan presiden pada
tahun 2017.
5. Pelayanan lanjut usia di ukur dalam indikator,“Persentase usia lanjut
(Usila) yang dilayani”. Kondisi saat ini, berdasarkan dokumen
perencanaan, lansia belum menjadi prioritas nasional walaupun
ditingkat global sudah menjadi isu strategis. Direktorat Kesehatan
Kelurga yang memiliki pendekatan siklus hidup secara intitusi memiliki
tanggung jawab terkait kesehatan lanjut usia (permenkes 64/ 2015).
Dengan kondisi ini, maka kegiatan lanjut usia masuk kedalam prioritas
bidang kesehatan keluarga, sehingga walaupun tidak masuk kedalam
prioritas nasional tetapi tetap harus di laksanakan kegiatannya sebagai
bentuk komitmen Indonesia di tingkat global.
Kelima indikator di atas harus dipantau dan dijadikan indikator kinerja, oleh
karena itu dimasukan kedalam butir perjanjian kinerja, bersama dengan
indikator yang sudah tercantum di renstra yaitu Kunjungan Neonatal Pertama
dan Kunjungan Antenatal sebanyak 4 kali.
Tabel Indikator dalam Perjanjian Kinerja yang ditandatangi Direktur
Kesehatan Keluarga TA 2017
No. Sasaran Program/
Kegiatan Indikator Kinerja Target
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Penyusunan Regulasi dan
Kebijakan Pembinaan
Kesehatan Keluarga
Sosialisasi/ Orientasi /
Pelatihan Pembinaan
Kesehatan Keluarga
Koordinasi Peningkatan
Kesehatan Keluarga
Monev/ Bimtek/ Fasilitasi
Pembinaan Kesehatan
Keluarga
Surveilan Kesehatan
Keluarga
Dukungan Administrasi
Pembinaan Kesehatan
Keluarga
Pengadaan Sarana
Prasarana Pembinaan
Kesehatan Keluarga
1. Jumlah buku saku tentang kesehatan
reproduksi yang dicetak dan
didistribusikan ke KUA
2. Persentase sekolah yang
mendapatkan pelayanan penjaringan
kesehatan bagi peserta didik kelas 1,
7 & 10
3. Persentase ibu bersalin di fasilitas
pelayanan kesehatan
4. Persentase ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan antenatal
minimal empat kali (K4)
5. Persentase bayi baru lahir yang
mendapatkan pelayanan kunjungan
neonatal pertama (KN1)
6. Persentase usia lanjut (Usila) yang
dilayani
7. Jumlah Buku KIA yang dicetak dan
distribusikan
23.000
50%
81%
85%
81%
15%
5.000.000
Hasil telusur beberapa dokumen perencanaan terdapat beberapa indikator
yang menjadi / menjadi tanggung jawab Direktorat Kesehatan keluarga
sebagaimana dapat dilihat dalam tabel dibawah
Tabel Sandingan RPJMN, Renstra, RKP dan RKT / PK
RPJMN Renstra RKP RKT / PK
Persentase
kunjungan neonatal
pertama (KN1)
Persentase Kunjungan
Neonatal Pertama (KN1)
Jumlah buku saku
tentang kesehatan
reproduksi yang
dicetak dan
didistribusikan ke KUA
Jumlah buku saku tentang
kesehatan reproduksi yang
dicetak dan didistribusikan
ke KUA
Persentase
Puskesmas yang
melaksanakan
penjaringan
kesehatan peserta
didik
Persentase Puskesmas yang
melaksanakan penjaringan
kesehatan untuk peserta didik
kelas I
Persentase sekolah
yang mendapatkan
pelayanan penjaringan
kesehatan bagi
peserta didik kelas 1,
7 & 10
Persentase sekolah yang
mendapatkan pelayanan
penjaringan kesehatan bagi
peserta didik kelas 1, 7 &
10
Persentase
persalinan di fasilitas
pelayanan
kesehatan (PF)
Persentase Puskesmas yang
melaksanakan penjaringan
kesehatan untuk peserta didik
kelas VII dan X
Persentase ibu
bersalin di fasilitas
pelayanan kesehatan
Persentase ibu bersalin di
fasilitas pelayanan
kesehatan
Persentase ibu hamil
yang mendapatkan
Persentase Puskesmas yang
menyelenggarakan kegiatan
Persentase ibu hamil
yang mendapatkan
Persentase ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan
pelayanan antenatal
ke empat (K4)
kesehatan remaja pelayanan antenatal
minimal empat kali
(K4)
antenatal minimal empat
kali (K4)
Persentase Puskesmas yang
melaksanakan kelas ibu hamil
Persentase bayi baru
lahir yang
mendapatkan
pelayanan kunjungan
neonatal pertama
(KN1)
Persentase bayi baru lahir
yang mendapatkan
pelayanan kunjungan
neonatal pertama (KN1)
Persentase Puskesmas yang
melakukan orientasi Program
Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi
(P4K)
Persentase usia lanjut
(Usila) yang dilayani
Persentase ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan
antenatal minimal 4 kali (K4)
Jumlah Buku KIA yang
dicetak dan distribusikan
3.2. Kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2017
Indikator yang dibebankan kepada Direktorat Kesehatan Keluarga merupakan
indikator yang tidak menggambarkan kinerja langsung Direktorat Kesehatan
Keluarga Sebagaimana Permenkes 64 tahun 2015. Indikator yang ada
merupakan indikator yang terutama dilaksanakan di level puskesmas, sehingga
indikator ini merupakan indikator bersama Pemerintah Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Puskesmas.
Melihat kondisi diatas maka Direktorat Kesehatan Keluarga sesuai tugas pokok
dan fungsinya melakukan kegiatan yang nantinya akan mendukung
pencapaian-pencapaian target diatas. Kegiatan ini muncul dalam indikator
output yang kemudian terkait dengan anggaran. Indikator Output tersebut
antara lain :
1. Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Dalam Peningkatan
Pelayanan Antenatal
2. Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Dalam Peningkatan
Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3. Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Dalam Peningkatan
Kunjungan Neonatal Pertama
4. Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Pelayanan Penjaringan
Kesehatan Bagi Peserta Didik Kelas 1, 7, dan 10
5. Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Peningkatan Pelayanan
Kesehatan Lanjut Usia
6. Dukungan Sarana Dan Prasarana Pembinaan Kesehatan Keluarga.
Dan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan tahun 2017 yang dinilai dari
indikator output, Direktorat Kesehatan Keluarga Mengalokasikan sebesar Rp.
117.394.500.000,-. Rincian Kegiatan (terlampir).
Pelimpahan wewenang pusat kepada provinsi untuk menjangkau program agar
dapat lebih jauh sampai ke daerah, Direktorat Kesehatan Keluarga
meluncurkan APBN melalui mekanisme dekonsentrasi ke 34 provinsi sebesar
Rp. 76,395,000,000 ,-. Dengan menu dekon dan alokasi per provinsi terlampir.
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
Rencana Kinerja Kegiatan / Tahunan (RKT) Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun
2017 ini disusun untuk memberikan panduan dan acuan bagi Direktorat Kesehatan
Keluarga dalam dukungan manajemen dan pelaksanaan kegiatan.
Kegiatan yang dilaksanakan perlu dilakukan monitoring untuk menjamin keselarasan
kegiatan dan tercapainya target. Pelaksanaan monitoring dilakukan per triwulan
(yang disebut dengan B03, B06, B09, dan B12) untuk kemudian dilakukan evaluasi
dan ditentukan tindaklanjutnya.
Terkait data yang bersumber dari daerah/ puskesmas, sesuai arahan permenkes 92
tahun 2015 yang mengamanahkan data 1 (satu) pintu maka direktorat melaksanakan
kebijakan tersebut. Dan bilamana terjadi kondisi yang menyebabkan sistem tidak
berjalan, maka bila dianggap perlu dapat melaksanakan kebijakan sementara untuk
menjamin ketersediaan data.
4.1. Monitoring
Monitoring adalah kegiatan pemantauan dan pengamatan yang berlangsung
selama kegiatan berjalan untuk memastikan dan mengendalikan keselarasan
pelaksanaan kegiatan dengan perencanaan yang telah ditetapkan dan
pencapaian target.
Selain pencapaian indikator dan sasaran, monitoring dapat dilakukan baik
terhadap kualitas kegiatan maupun pemanfaatan dana yang telah dianggarkan.
Untuk mempermudah melakukan monitoring tersebut diharuskan membuat
laporan (progress report) dari masing-masing program yang telah dilakukan
ataupun program yang berjalan.
Salah satu sistem yang berlaku di Direktorat Kesehatan Keluarga yaitu
1. E-monev DJA (Direktorat Jenderal Anggaran) dibawah kementerian
Keuangan dan
2. E-Monev Bappenas.
4.2. Evaluasi
Evaluasi adalah upaya menilai kualitas program dan dampak dari pelaksanaan
program. Evaluasi dilakukan berkala sehingga dapat ditindaklanjuti dalam
penentuan kebijakan selanjutnya. Evaluasi terhadap pelaksanaan RKT
dilakukan minimal satu kali dalam satu tahun
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Direktorat Kesehatan Keluarga adalah direktorat yang lahir pada tahun 2016.
Direktorat Kesehatan Keluarga sebagai bagian dari unit yang ada di Kementerian
Kesheatan RI diwajibkan untuk juga mendukung pencapaian tujuan-tujuan
Kementerian Kesehatan RI.
Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2017 ini di susun
sebagai bentuk penyelarasan dengan RAK Kesehatan Keluarga 2016-2019. Dan
merupakan dokumen acuan dalam penyusunan kegiatan pertahun di Direktorat
Kesehatan Keluarga agar tetap selaras dengan tujuan-tujuan organisasi.
Dalam pelaksanaan kegiatan dokumen ini juga dapat dijadikan acuan didalam
melaksanakan monitoring dan evaluasi. Evaluasi terkait dokumen RKT ini dapat
dilakukan sebagai bentuk penyelarasan terhadap dokumen diatasnya
5.2. Penutup
Demikian telah kami susun dokumen Rencana Kinerja Tahunan Direktorat
Kesehatan Keluarga Tahun 2017. Masukan dan saran untuk perbaikan atau
penyempurnaan RKT ini sangat kami harapkan. Untuk masukan dan saran dapat
menghubungi sub bagian tata usaha Direktorat Kesehatan Keluarga.
Akhir kata kami ucapkan, Selamat Berjuang dan Berkarya
Lampiran
Lampiran. 1 Rencana Kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2017
KODE URAIAN VOL SAT JUMLAH
024.03.06 Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat
117,394,500,000
5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga
117,394,500,000
5832.001 Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan
Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal 514 Kab./Kota
4,057,828,000
052 Meningkatkan Kapasitas SDM Dalam Rangka
Peningkatan Kualitas Pelayanan Antenatal 2,835,428,000
A Orientasi KIE Kesehatan Reproduksi Calon
Pengantin bagi 34 Propinsi
1,247,312,000
B Orientasi Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Calon Pengantin di Puskesmas bagi 34 Provinsi
690,956,000
C
Orientasi dan Sosialisasi Penggunaan Buku KIA
bagi Pemegang Program KIA di Provinsi, Rumah
Sakit dan Profesi
897,160,000
053 Sosialisasi, Koordinasi Dalam Rangka Pelayanan
Antenatal 1,222,400,000
A Comparative Study on Maternal and Child Health
Hand Book (TCTP) 256,400,000
B
Kunjungan Lapangan Persiapan Comparative
Study on Maternal and Child Health Hand Book
(TCTP)
24,280,000
C Pertemuan Pembekalan Pemanfaatan Buku KIA
Pada Mahasiswa 602,300,000
D Pendampingan Pemanfaatan Buku KIA 60,000,000
E Kajian Dampak Pendampingan Pemanfaatan
Buku KIA 224,040,000
F Pertemuan Pembahasan Analisa Data
Pemanfaatan Buku KIA 49,315,000
G Seminar Hasil Pemafaatan Buku KIA 6,065,000
5832.002
Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan
Dalam Peningkatan Persalinan di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
514 Kab./Kota 6,089,190,000
051 Menyusun NSPK dalam Peningkatan Persalinan
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 105,250,000
A Finalisasi Pedoman Kerja Pelaksanaan Kespro di
Puskesmas 105,250,000
052
Meningkatkan Kapsitas SDM Dalam Rangka
Peningkatan Persalinan di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
2,159,520,000
A Pelatihan bagi Pelatih (TOT) Penanganan
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal (Jkt) 804,200,000
B Pelatihan Bagi Pelatih Fasilitator Kelas Ibu 553,005,000
C Pelatihan bagi Pelatih (TOT) Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal 802,315,000
053 Sosialisasi, Koordinasi Dalam Rangka
Peningkatan Persalinan di Fasilitas Pelayanan 1,650,000,000
Kesehatan
A Sosialisasi GERMAS Kesehatan Keluarga 1,322,300,000
B Pemeriksaan Kesehatan Kepada Masyarakat 327,700,000
055 Melakukan Bimbingan Teknis, Monitoring Dan
Evaluasi Pembinaan Kesehatan Keluarga 2,174,420,000
A
Fasilitasi dan Pendampingan Pusat dalam
Rangka Peningkatan Kualitas Pelayanan
Kesehatan Keluarga TA 2017
885,000,000
B Monitoring dan Evaluasi Program Kesehatan
Keluarga 428,000,000
C Dukungan Perjalanan Lainya (Kunker, Penilaian,
HKN, Harganas dll) 402,500,000
D Evaluasi Pasca Latih TOT Pelayanan Kesehatan
Balita dan Anak Prasekolah di Puskesmas 177,000,000
E Monitoring Pendampingan Pemanfaatan Buku
KIA 281,920,000
5832.003
Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan
Dalam Peningkatan Kunjungan Neonatal
Pertama
514 Kab./Kota 3,359,942,000
052
Meningkatkan Kapasitas SDM Dalam Rangka
Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal
Pertama
2,901,792,000
A Pelatihan dalam Penanganan Kelainan Tumbuh
Kembang Balita 464,752,000
B
TOT Surveilans Kelainan Bawaan bagi tenaga
kesehatan RS dari 6 provinsi dan Penyegaran
bagi 6 Provinsi di Jakarta
554,194,000
C TOT Pelayanan Kesehatan Balita dan Anak
Prasekolah di Puskesmas di Pusat 624,930,000
D Pelatihan Skrining Hipotiroid Kongenital bagi
Tenaga Kesehatan 817,240,000
E Orientasi Bagi HIMPAUDI Dalam SDIDTK 440,676,000
053 Sosialisasi, Koordinasi Dalam Rangka Pelayanan
Kunjungan Neonatal Pertama 458,150,000
A Seminar Anak Tahun 2017 458,150,000
5832.004
Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan
Pelayanan Penjaringan Kesehatan Bagi
Peserta Didik Kelas 1, 7, dan 10
514 Kab./Kota 3,220,974,000
052
Meningkatkan Kapasitas SDM Dalam Rangka
Peningkatan Pelayanan Penjaringan Kesehatan
Bagi Peserta Didik Kelas 1, 7, dan 10
1,441,340,000
A
Orientasi Tim Pembina UKS Tingkat Provinsi
dalam Rangka Penerapan Model
Sekolah/Madrasah Sehat
598,090,000
B Pelatihan Pelatih Pelayanan Kesehatan Usia
Sekolah dan Remaja 843,250,000
053
Sosialisasi, Koordinasi Dalam Rangka Pelayanan
Penjaringan Kesehatan Bagi Peserta Didik Kelas
1, 7 dan 10
1,779,634,000
A Jambore Konselor Sebaya Berprestasi 988,520,000
B Audiensi dan Penganugerahan Pemenang Lomba
Sekolah Sehat Tingkat Nasional 791,114,000
5832.005 Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan
Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia 514 Kab./Kota 1,286,370,000
052 Meningkatkan Kapasitas SDM Dalam Rangka
Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia 521,410,000
A Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan
Lanjut Usia dan Geriatri 521,410,000
053 Sosialisasi, Koordinasi Dalam Rangka Pelayanan
Kesehatan Lanjut Usia 764,960,000
A Workshop Kesehatan Lansia 317,600,000
B Sosialisasi Pemanfaatan Lansia Kit dan Pedoman
Pelayanan Kesehatan Lansia 315,360,000
C Operasional Pemeriksaan Kesehatan Lansia di
Acara Car Fre Day di Jakarta 132,000,000
5832.006 Dukungan Sarana Dan Prasarana Pembinaan
Kesehatan Keluarga 8218730 Unit 94,426,136,000
5832.006.001 Buku Saku Tentang Kesehatan Reproduksi 460,000,000
051 Mencetak Dan Mendistribusikan 460,000,000
5832.006.002 Buku KIA 25,000,000,000
051 Mencetak Dan Mendistribusikan 25,000,000,000
5832.006.003 Buku Dan Media KIE Kesehatan Keluarga 19,400,500,000
051 Mencetak Dan Mendistribusikan 19,400,500,000
5832.006.004 Alat Dan KIT Kesehatan Keluarga 49,565,636,000
051 Menyediakan Alat Dan KIT Kesehatan Keluarga 49,565,636,000
B Alat Penggolah Data dan Informasi 48,000,000
5832.951 Layanan Internal (Overhead) 1 Layanan 4,954,060,000
051 Layanan Operasional Satker 2,383,180,000
A Kelancaran Administrasi Kegiatan 2,383,180,000
052 Koordinasi Ketatausahaan 2,570,880,000
A Pertemuan Konsolidasi Ketatausahaan Dan
Rumah Tangga 707,400,000
B Fasilitasi dan Koordinasi Kesehatan Keluarga 293,580,000
C
Rapat dalam Kantor dalam Rangka Konsolidasi
dan Koordinasi dengan LP/LS, Organisasi
Profesi, LSM dll
830,400,000
D
Pertemuan LP/LS, Organisasi Profesi, dll dalam
Rangka Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Keluarga
739,500,000
Lampiran. 2 Tabel. Alokasi Dekonsentrasi di 34 Provinsi
No Provinsi/Kab/Kota Pagu 2017
1 DINKES PROV. DKI JAKARTA 1,393,215,000
2 DINKES PROV. JAWA BARAT 2,669,765,000
3 DINKES PROV. JAWA TENGAH 4,783,740,000
4 DINKES PROV. DI. YOGYAKARTA 1,024,770,000
5 DINKES PROV. JATIM 4,384,335,000
6 DINKES PROV. ACEH 2,027,860,000
7 DINKES PROV. SUMUT 4,186,000,000
8 DINKES PROV. SUMATERA BARAT 1,840,915,000
9 DINKES PROV. RIAU 1,901,415,000
10 DINKES PROV. JAMBI 1,827,605,000
11 DINKES PROV. SUMATERA SELATAN 3,228,785,000
12 DINKES PROV. LAMPUNG 3,704,920,000
13 DINKES PROV. KALIMANTAN BARAT 2,017,575,000
14 DINKES PROV. KALIMANTAN TENGAH 1,848,780,000
15 DINKES PROV. KALIMANTAN SELATAN 2,167,615,000
16 DINKES PROV. KALIMANTAN TIMUR 2,138,575,000
17 DINKES PROV. SULAWESI UTARA 2,275,305,000
18 DINKES PROV. SULAWESI TENGAH 2,338,830,000
19 DINKES PROV. SULAWESI SELATAN 3,857,380,000
20 DINKES PROV. SULAWESI TENGGARA 2,085,940,000
21 DINKES PROV. MALUKU 1,914,725,000
22 DINKES PROV. BALI 1,932,875,000
23 DINKES PROV. NTB 1,809,455,000
24 DINKES PROV. NTT 2,673,395,000
25 DINKES PROV. PAPUA 1,935,900,000
26 DINKES PROV. BENGKULU 1,869,955,000
27 DINKES PROV. MALUKU UTARA 1,912,305,000
28 DINKES PROV. BANTEN 1,846,965,000
29 DINKES PROV. BANGKA BELITUNG 1,409,550,000
30 DINKES PROV. GORONTALO 2,199,075,000
31 DINKES PROV. KEP. RIAU 1,375,065,000
32 DINKES PROV. PAPUA BARAT 1,627,955,000
33 DINKES PROV. SULAWESI BARAT 1,301,255,000
34 DINKES PROV. KALIMANTAN UTARA 883,200,000
TOTAL DEKON 76,395,000,000
PUSAT DIT KESGA 117,394.500, 000
TOTAL 193,789,500,000
Lampiran. 3 Menu Dekonsentrasi Tahun 2017
NO KEGIATAN/KOMPONEN
1 Pelatihan terintegrasi pelayanan kesehatan keluarga
2 Orientasi KIE kesehatan reproduksi CATIN (Calon Pengantin)
3 Orientasi Tim Pembina UKS (Pengelola Kab/Kota, PKM dan Guru)
4 Orientasi Fasilitator Kelas Ibu
5 Orientasi pelayanan kesehatan lansia
6 Audit Maternal Perinatal
7 Pengiriman dan Pemeriksaan SHK (Skrining Hipotiroid Kongenital)
8 Biaya distribusi pedoman, dll (50 Juta/ Provinsi)
9 MONEV/BIMTEK/FASILITASI
10 Koordinasi Peningkatan Kesehatan Keluarga
11
Peningkatan Cakupan Persalinan di Faskes Melalui Jampersal :
Pertemuan (sosialisasi , koordinasi, dan Evaluasi ), Pembinaan dan
Penggerakan serta Monev
12 Kegiatan lain untuk mendukung capaian indikator ataupun merupakan
kegiatan pengembangan/ inovasi