Download - REFERAT FRAMBUSIA
REFERAT“FRAMBUSIA”
Pembimbing:
dr. Ifael Yerosias M, SpPD, FINASIM
Disusun Oleh:
Aulia Ajrina (NIM 110103000065)
Naufal Farisatrianto (NIM 110103000038)
FAKULTAS KEDOKTERAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
RSUP FATMAWATI
2015
Definisi
• Penyakit trepanomatosis menahun, dengan 3 stadium ialah ulkus atau granuloma pada kulit (mother yaw), lesi non-dekstruktif yang dini, dan dekstruktif yang lanjut pada kulit, tulang, dan perios.
• Penyakit frambusia atau patek atau puru (yaws,framboesia tropica, paru, parangi)
• Berasal dari kata Framboos bahasa belanda yang artinya buah strawberry dan sekarang dikenal dengan nama Frambusia.
• Di indonesia *Framboesen (pembuat kue berwarna merah muda seperti berry)
Epidemiologi
• Daerah tropik dan lembab.• Umumnya pada orang yang kurang
mampu dan kebersihan yang buruk• Anak usia <15 tahun (insidensi usia 6 –
10 tahun)• Pada daerah pedesaan dengan daerah
semak yang luas (meningkatkan terjadinya cedera)
Epidemiologi
• Diperkirakan secara global terdapat 50 – 150 juta kasus frambusia aktif pada awal tahun 1950-an. WHO melakukan kampanye pengobatan dengan penisilin secara masal pada tahun 1950-an dan 1960-an sehingga menekan peningkatan kasus frambusia sebanyak 95%
Sumber : Mitja O, et.al. New Treatment Schemes for Yaws: The Path Toward Eradication. Clinical Infectious Disease (CID). America :Oxford University Press; 2012.
Worldwide distribution of yaws
Sumber : World Health Organization. Summary report of a consultation on eradication of yaws. WHO consultation on eradication of yaws, 5–7 March 2012, Morges, Switzerland.
Epidemiologi
Di Indonesia
• NTT• Papua• Sulawesi
tenggara• Maluku
Tahun 2011 masih ditemukan 5319 kasus
Sumber : WHO. Summary report of a consultation on eradication of yaws. WHO consultation on eradication of yaws, 5–7 March 2012, Morges, Switzerland
Etiologi
• Treponema pallidum sub spesies perteneu ditemukan pada tahun 1905 oleh Castellani
• Penyakit ini ditularkan secara kontak langsung (melalui luka di kulit)
• Bakteri ini bersifat motil, berukuran ± 3-18 μm dengan karakteristik bergerak memutar seperti pembuka botol (corkscrew spirals)
• Genom dari Treponema subspesies perteneu hanya berbeda 0,2% dari subspesies pallidum
Sumber : Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology. Ed 24. McGraw-Hill company. 2007
Patogenesis dan Gejala klinis
Stadium Primer• papul yang
eritematosa, semakin membesar 1-5cm dan menjadi ulkus dengan dasar papilomatosa (mother yaw)
• Lesi umumnya pada tungkai bawah
• Masa inkubasi 9-90 hari (rata-rata 21 hari)
Stadium Sekunder• Timbul 6-16 minggu
setelah stadium primer
• Muncul lesi anakan yang berukuran lebih kecil
• Erupsi generalisata terjadi pada 3 – 12 bulan setelah penyakit berlangsung
Stadium Lanjut• Stadium lanjut terjadi
pada 10% kasus• Biasanya terjadi 5-10
tahun setelah onset pertama penyakit
• Terdapat nodus2 yang melunak dan pecah menjadi ulkus dan menyebabkan lesi lebih dalam
• Lesi destruktif pada tulang dan sendi
Stadium Primer• Mother yaws atau primary
frambesioma (raspberry like)• Resolusi spontan dalam 2-6
bulan dan sembuh menjadi sikatrik
• Terjadi pembesaran kelenjar limfe regional, konsistensi keras dan tidak nyeri
• Gejala konstitusi tidak ada
Lesi awal papilloma (Mother yaw)
Sumber : Perine PL, Hopkins DR, Niemel PLA, et al. Handbook of Endemic Treponematoses: Yaws, Endemic Syphilis, and Pinta. Geneva, Switzerland: World Health Organization; 1984
Erupsi generalisata
Stadium Sekunder• Erupsi generalisata• Lesi sekunder berupa
kemerahan, basah (eksudat dan transudat), seperti kutil, berkrusta, papul dan plak
• Terjadi juga gejala konstitusi seperti demam, malaise, anorexia.
• Hiperkeratosis palmoplantar menjadi erosi (keratoderma)
• Tulang dan sendi dapat membengkak dan nyeri
KeratodermaSumber : Amin Robed, Sattar A, Basher A, Faiz M. Eradication of yaws.J Clin Med Res.2010vol 2
Saber tibiaHipertrofi tulang yang berlebihan akibat osteitis kronik
dapat menyebabkan perubahan kurvatura tibia
Stadium Lanjut• Guma : Nodus dapat melunak,
pecah menjadi ulkus, dapat menembus ke tulang atau sendi sehingga terjadi deformitas
• Kelainan tulang berupa periostitis hipertrofi dan osteitis pada ulna, tibia, metatarsal, dan metakarpal
• Goundou : Osteoitis hipertrofi bilateral pada prosesus nasalis pada maksila berkembang hingga 5-20 tahun
• Gangosa : Mutilasi pada fosa nasalis, maksila, bibir atas
Sumber : Sanchez M.R. Endemic (Non-veneral) Treponematoses in Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine, ed 7.2008.h1977-8
Klasifikasi Lesi Pada Frambusia
Sumber : World Health Organization. Summary report of a consultation on eradication of yaws. WHO consultation on eradication of yaws, 5–7 March 2012, Morges, Switzerland.
Penegakan Diagnosis
• Diagnosis dibuat berdasarkan gejala klinik dan pemeriksaan penunjang
Sumber : Katherine S and Connie Mardis. Syphilis: Evolving screening algorithms and the role of automated immunoassays. June 2012.
Algoritma Diagnostik
Skin lesions presents
Sumber : Efrida, Elvinawaty. Imunopatogenesis Treponema pallidum dan Pemeriksaan Serologi. Jurnal Kesehatan Andalas. 2014
Dark Field Microscopy
• membutuhkan sampel segar dari lesi stadium I dan stadium II awal
• menggunakan pencahayaan yang gelap, treponema terlihat seperti galur atau benang perak
• Pemeriksaan pada awal lesi dapat membantu diagnosis, tetapi tidak dapat membedakan frambusia dengan sifilis.
Pemeriksaan Serologi
• mendeteksi antibodi terhadap treponema• pemeriksaan yang paling dapat dipercaya
dan dapat digunakan pada semua stadium penyakit
• Rapid Plasma Reagent (RPR) dan VDRL reaktif 2-3 minggu setelah onset lesi primer, dan umumnya tetap reaktif pada semua tahapan
Traditional vs. reverse screening algorithms
Sumber : Katherine S and Connie Mardis. Syphilis: Evolving screening algorithms and the role of automated immunoassays. June 2012.
Histopatologi
• menunjukkan gambaran akantosis, papilomatosis, edema epidermal, dan mikroabses intraepidermal dengan neutrofil.
• Pada dermis tampak infiltrat padat yang terdiri atas sel plasma, limfosit, histiosit, neutrofil, eosinofil dan proliferasi endotel.
Diagnosis banding
Sumber : Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine, ed 7.2008.h1977-8
Tatalaksana
• Azitromisin oral 30 mg/KgBB (maksimal 2 g) dosis tunggal menjadi pilihan pengobatan dan sama efektifnya dengan pemberian penisilin intramuskular
• Dosis Azitromisin Berdasarkan Umur
Sumber : World Health Organization. Summary report of a consultation on eradication of yaws. WHO consultation on eradication of yaws, 5–7 March 2012, Morges, Switzerland.
TATALAKSANA
• Atau dapat diberikan Benzathine benzylpenicillin dosis untuk dewasa adalah 1,2 juta unit dosis tunggal diberikan secara intramuskular.
• Alternatif :• Doksisiklin oral 2x100 mg selama 15
hari atau menggunakan tetrasiklin oral 4x500 mg selama 15 hari.
Perbandingan Pengobatan pada Frambusia
Sumber : Mitja O, et.al. New Treatment Schemes for Yaws: The Path Toward Eradication. Clinical Infectious Disease (CID). America :Oxford University Press; 2012.
KOMPLIKASI & PROGNOSIS
• Apabila tatalaksana dilakukan pada stadium awal, maka tingkat kesembuhan tinggi dan tidak ada kecacatan.
• Tanpa pengobatan, sekitar 10% dari individu yang menderita frambusia akan mengalami komplikasi karena penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan berat pada kulit dan tulang. Hal ini juga dapat menyebabkan cacat pada kaki, hidung, mulut, dan rahang atas.
• Tidak ada vaksin untuk mencegah Frambusia. Prinsip-prinsip pencegahan didasarkan pada pencegahan transmisi dan diagnosis dini.
DAFTAR PUSTAKA
• World Health Organization. Yaws: A forgotten disease. Available from URL http://www.who.int/neglected_diseases/diseases/yaws/en/ diunduh pada 5 Februari 2015.
• Hook III EW. Nonsyphilitic treponematoses. In: Goldman L, Schafer AI, eds. Cecil Medicine. 24th ed. Philadelphia : Saunders Elsevier; 2011.
• Natahusada EC. Frambusia dalam IlmuPenyakit Kulit dan Kelamin.Ed 5. Jakarta : Fakultas kedokteran universitas Indonesia. 2010
• Marks M, Mitja O, Solomon AW, Asiedu KB, Mabey DC. Yaws. British Medical Bulletin, 2014, h1-10• Kazadi WM, Asiedu KB, Agana N, Mitja O. Epidemiology of yaws : an update. Clinical epidemiology
2014:6. h119-28• Sanchez M.R. Endemic (Non-veneral) Treponematoses in Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine,
ed 7.2008.h1977-8• World Health Organization. Summary report of a consultation on eradication of yaws. WHO consultation
on eradication of yaws, 5–7 March 2012, Morges, Switzerland.• Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology. Ed 24. McGraw-Hill company. 2007• Amin Robed, Sattar A, Basher A, Faiz M. Eradication of yaws.J Clin Med Res.2010vol 2(3). h49-54.• Perine PL, Hopkins DR, Niemel PLA, et al. Handbook of Endemic Treponematoses: Yaws, Endemic
Syphilis, and Pinta. Geneva, Switzerland: World Health Organization; 1984.• Tanto C, dkk. Kapita selekta kedokteran. Ed4. Jilid 1. Jakarta : MediaAesculapius;2014.• Amin R,Sattar A,Basher A,Faiz MA. Eradication of Yaws. Journal of Clinical Medicine and Research. Vol 2
(3). p049-54. 2010. diakses pada www.academicjournals.org tanggal 5 Februari 2015.• Mitja O, et.al. New Treatment Schemes for Yaws: The Path Toward Eradication. Clinical Infectious
Disease (CID). America :Oxford University Press; 2012.
TERIMA
KASIH
Question
• Penularan kontak