1
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI INVENTARISASI
DAN PENGELOLAAN ASET KOMPUTER PADA PT PLN
(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR
1) Rizky Ridho Kharismanto
2) Arifin Puji Widodo
3) Anjik Sukmaaji
1) Program Studi/Jurusan Sistem Informasi, STIKOM Surabaya, email: [email protected]
2) Program Studi/Jurusan Sistem Informasi, STIKOM Surabaya
3) Program Studi/Jurusan Sistem Informasi, STIKOM Surabaya
Abstract A computer asset report is an example to implement a good corporate governance in BUMN corporate
environment which is already stated at the East Java Distribution on PLN (Persero). The fact is, nowadays, the
company can’t make an annual asset report to the governments because there is no computer asset recording.
Furthermore, the company can’t specifically know how much asset they have. Based on the problems stated
above, then it built a software that capable to make a detailed-computer asset inventory which also calculate the
asset value with the depreciation. This software can also create a maintenance schedule, record the maintenance
and discard the computer asset. By implementing this application, the company are able to make a computer
asset report which is already been stored, calculate the quantity of computer asset and its value with depeciation,
inform the status and condition of the asset, then control them with the maintenance schedule and get the
information about the maintained computer asset
Keywords: inventory, asset management, computer asset management information system.
Berdasarkan keputusan Menteri BUMN
Nomor Kep-117/M-MBU/2002 pada tanggal 31 Juli
2002 perihal penerapan Good Corporate Governance
atau disebut Tata Kelola Perusahaan Yang Baik
dalam lingkungan perusahaan BUMN (Badan Usaha
Milik Negara), maka PT PLN (Persero) Distribusi
Jawa Timur, yang merupakan salah satu unit PT PLN
(Persero) sebagai perusahaan BUMN, berkewajiban
untuk melaksanakan hal tersebut di dalam
pengusahaan dan pengelolaan perusahaan untuk
memenuhi prinsip – prinsip seperti: transparansi
(transparency), akuntabilitas (accountability),
pertanggungjawaban (responsibility), kemandirian
(independency), dan kewajaran (fairness). Dalam
pengimplementasiannya, PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Timur membuat Pedoman Tata
Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance)
yang merangkum keseluruhan alur kerja dan proses
bisnis perusahaan untuk mencapai tujuan Good
Corporate Governance yang telah dicanangkan.
Salah satu yang tertuang dalam Pedoman Tata Kelola
Perusahaan adalah proses bisnis manajemen aset.
Manajemen Aset secara umum didefinisikan
sebagai serangkaian aktivitas yang dikaitkan dengan
mengidentifikasi aset apa yang diperlukan,
bagaimana cara mendapatkannya, cara mendukung
dan memeliharanya, serta cara membuang atau
memperbaruinya sehingga aset tersebut secara efektif
dan efisien dapat mewujudkan sasaran / objektif.
Sedangkan manajemen aset secara khusus
didefinisikan sebagai serangkain disiplin, metode,
prosedur, dan tool untuk mengoptimalkan dampak
bisnis keseluruhan atas biaya, kinerja dan paparan
resiko (terkait dengan ketersediaan, efisiensi, umur
pakai, dan regulasi / keselamatan / kepatuhan pada
aturan lingkungan hidup) dari aset fisik perusahaan
(Muhtadin, 2011).
Berdasarkan hasil observasi pada Proses
Bisnis Manajemen Aset yang tertuang dalam
Pedoman Tata Kelola Perusahaan, lebih spesifik
berupa aset komputer yang menjadi fokus penelitian,
hingga saat ini belum ada sebuah perangkat lunak
untuk melakukan pencatatan inventarisasi aset
komputer setelah pengadaan aset komputer dan
2
pengelolaan aset komputer seperti penjadawalan
perawatan aset komputer secara berkala dan
insidentil, pencatatan perawatan aset komputer dalam
satu dokument tunggal, penghitungan jumlah aset,
nilai aset dan akumulasi penyusutannya serta
penghapusan aset–aset komputer. Sedangkan, aset
komputer pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Timur jumlahnya sangat banyak dan tersebar secara
geografis di beberapa anak perusahaan dan unit bisnis
di area Jawa Timur.
Ketiadaan pencatatan inventarisasi atau
perekaman data aset komputer pada PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Timur membuat perusahaan
tidak dapat mengetahui informasi – informasi seperti
kondisi aset komputer, letak aset komputer, pengguna
aset komputer, serta berapa sisa masa atau umur
ekonomisnya karena tidak memiliki data – data
mengenai aset – aset komputer tersebut. Dampaknya,
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur tidak dapat
memberikan laporan mengenai daftar inventaris aset
komputer kepada PT PLN (Persero) Pusat yang wajib
dilaporkan setiap semesternya.
Sedangkan pada proses pengelolaan aset
komputer, fakta masalah yang muncul di PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Timur adalah pencatatan
perawatan aset komputer ke dalam log history
maintenance yang masih manual dan tidak
terdokumentasi dengan baik sehingga terjadi dobel
atau lebih dokumen log history maintenance pada
satu komputer. Selain itu, tidak ada sebuah
penjadwalan perawatan secara berkala terhadap aset –
aset komputer sehingga sering terjadi kerusakan dan
umur penggunaan aset menjadi lebih pendek dari
umur ekonomisnya. Dampaknya adalah perusahaan
harus melakukan pengadaan komputer kembali untuk
mengganti aset komputer yang rusak tersebut yang
tentunya membuang biaya dan waktu. Dengan tidak
adanya penjadwalan perawatan secara berkala,
perusahaan juga tidak dapat memantau kondisi aset –
aset komputer terkini, semisal berapa jumlah aset
komputer yang perlu dilakukan perawatan, berapa
jumlah aset komputer yang akan mendekati umur
ekonomisnya, berapa jumlah aset komputer yang
telah melewati umur ekonomis dan tidak digunakan
lagi sehingga dihapuskan dari daftar aset perusahaan
(penghapusan aset komputer).
Berdasarkan masalah yang berkaitan dengan
inventarisasi dan perawatan aset komputer tersebut,
maka dibangunlah sebuah perangkat lunak yang
mampu melakukan pencatatan inventarisasi aset
komputer secara mendetail meliputi nomor
inventaris, list spesifikasi, letak, pengguna, kondisi
serta masa atau umur ekonomis aset komputer dan
pengelolaan aset komputer yang meliputi
penjadwalan perawatan aset komputer secara berkala
dan insidentil apabila terjadi kerusakan di luar jadwal
perawatan berkala, pencatatan perawatan aset
komputer dalam satu dokumen log history
maintanance, penghitungan nilai aset dan
penyusutannya serta penghapusan aset komputer
apabila aset telah melewati masa / umur ekonomisnya
atau aset rusak yang tidak diperbaiki lagi. Aplikasi
juga dibangun untuk bisa memberikan laporan
kepada user perihal log history maintanance aset
yang ingin dicari serta jumlah dan kondisi aset yang
ada di dalam perusahaan, baik yang sedang
dioperasionalkan maupun yang ada di dalam gudang.
METODE
Manajemen Aset
Secara umum, msanajemen aset
didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang
dikaitkan dengan mengidentifikasi aset apa yang
diperlukan, bagaimana cara mendapatkannya, cara
mendukung dan memeliharanya, serta cara
membuang atau memperbaruinya sehingga aset
tersebut secara efektif dan efisien dapat mewujudkan
sasaran / objektif. Sedangkan manajemen aset secara
khusus didefinisikan sebagai serangkain disiplin,
metode, prosedur, dan tool untuk mengoptimalkan
dampak bisnis keseluruhan atas biaya, kinerja dan
paparan resiko (terkait dengan ketersediaan, efisiensi,
3
umur pakai, dan regulasi / keselamatan / kepatuhan
pada aturan lingkungan hidup) dari aset fisik
perusahaan.
Dalam manajemen aset sendiri, dikenal
dengan adanya suatu siklus hidup pengelolaan aset
yang biasa disebut dengan Lifecycle Asset
Management, terdiri dari (Sudrajat, 2007) :
a. Asset planning (perencanaan aset) meliputi
konfirmasi tentang pelayanan yang dibutuhkan
oleh pelanggan dan memastikan bahwa aset
yang diajukan merupakan solusi paling efektif
untuk memenuhi kebutuhan pelangan.
b. Asset creating / acquisition (pengadaan aset)
merupakan pengadaan atau peningkatan dari
aset dimana pembiayaan dapat menjadi alasan
yang diharapkan untuk menyediakan
keuntungan di luar tahun pembiayaan.
c. Financial Management (manajemen keungan)
merupakan pengetahuan yang berhubungan
dengan kepemilikan aset, termasuk pengadaan /
akuisisi, operasi, maintenance, rehabilitasi,
pembaruan, depresiasi dan pembungan dan
pengambilan keputusan yang mendukung
keefektifakn biaya yang dikeluarkan.
d. Asset operation and maintenance (perawatan
dan pengoperasian aset) mempunyai fungsi
yang berhubungan dengan kerja dan
pengendalian aset dari hari ke hari dan biaya
yang beruhubungan dengannya, yang
merupakan komponen penting dalam aset yang
dinamis atau berumur pendek.
e. Asset condition and performance (kondisi dan
kinerja aset) dimana kinerja aset berhubungan
dengan pada kemampuan dari aset untuk
memenuhi target dari level layanan dan kondisi
aset mencerminkan kondisi fisik dari aset.
f. Asset rehabilitation / replacement (rehabilitasi /
penggantian aset) adalah upgrade atau
penggantian yang cukup signifikan dari sebuah
aset atau komponen aset untuk mengembalikan
aset kepada kondisi dan kinerja yang
dibutuhkan.
g. Aset disposal / rasionalisation (pembuangan /
rasionalisasi aset) adalah pilihan ketika sebuah
aset tidak diperlukan lagi, menjadi tidak
ekonomis untuk dirawat atau direhabilitasi.
h. Asset management review (reviu manajemen
aset) melibatkan regulasi internal dan audit
independen untuk meyakinkan siklus
peningkatan aset manajemen yang kontinyu dan
untuk mencapai atau memelihara praktik terbaik
bagi perusahaan.
Penetapan Metode Penyusutan Menurut Buletin
Teknis Akuntansi Penyusutan
Metode pneyusutan bebas untuk dipilih.
Secara umum metode garis lurus, metode saldo
menurun dan metode unit produksi selalu
diasosiasikan dengan tingkat kerumitan perhitungan
penyusutannya. Dalam hal ini, metode garis luru
adalah metode yang paling populer karena dirasakan
paling sederhana. Yang paling dirasa rumit, adalah
metode saldo menurun berganda.
Akan tetapi, di luar dari pertimbangan
kerumitan, sebenarnya metode penyusutan dapat
dikaitkan dengan karakteristik aset dan cara serta
intensitas pemanfaatannya. Jika unit manfaat bersifat
spesifik dan terkuantifikasi, maka perhitungan
penyusutan yang lebih logis dan proporsional dapat
dilakukan dengan memamaki metode unit produksi.
Jika intensitas pemanfaatan bersifat menurun dalam
artian pemanfaatan di masa awal pengabdian aset
tetap lebih intensif daripada di akhir, maka
perhitungan penyusutan yang lebih logis dan
proporsional dapat dilakukan dengan memakai
metode saldo menurun berganda. Akan tetapi jika
unit masa manfaat kurang spesifik dan tidak
terkuantifikasi atau kalaupun spesifik dan
terkuantifikasi tetapi perhitungan hendak dilakukan
semudah mungkin, maka perhitungan penyusutan
4
yang lebih logis dan proporsional dapat dilakukan
dengan memakai metode garis lurus.
Perhiutngan Penyusutan Garis Lurus
(Straight – Line Method)
Metode garis lurus lebih melihat aspek
waktu daripada aspek kegunaan. Dalam metode
penyusutan garis lurus, beban penyusutan untuk tiap
tahun nilainya sama besar dan tidak dipengaruh
dengan hasil/output yang diproduksi. Perhitungan
tarif penyusutan untuk metode garis lurus adalah
sebagai berikut:
Harga Perolehan Nilai Sisa / Estimasi Umur
Kegunaan = Tarif Penyusutan
Nilai buku tidak boleh lebih kecil dari nilai
sisa. Metode penyusutan ini mempunyai kelebihan
dan kelamahan. Kelebihan dari metode ini adalah :
1. Mudah digunakan dalam praktek,
2. Lebih mudah dalam menentukan tarif
penyusutan
Kelemahan dari metode penyusutan ini adalah :
1. Beban pemeliharaan dan perbaikan dianggap
sama setiap periode
2. Manfaat ekonomis aktiva setiap tahun sama
3. Beban penyusutan yang diakui tidak
mencerminkan upaya yang digunakan dalam
menghasilkan pendapatan.
4. Laba yang dihasilkan setiap tahun tidak
menggambarkan tingkat pengembalian yang
sesungguhnya dari umur keguanaan aktiva
(dalam matching principle, beban penyusutan
harus proporsional pada penghasilan yang
dihasilkan).
Contoh Soal:
Sebuah mesin giling menunjukkan bahwa kos
perolehannya adalah Rp5.000.000 dan umur
manfaatnya ditaksir selama 5 tahun dengan asumsi
nilai residu nol. Hitunglah besar nilai penyusutan per
tahun
Jawaban :
1. Besar nilai penyusutan per tahun adalah
Rp1.000.000, didapat dari (Rp5.000.000 – 0) : 5
2. Tabel Penyusutan dengan Metode Garis Lurus
Tabel 1. Penyusutan dengan Metode Garis Lurus
Tahun Penyusutan Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
Akhir
Tahun
0 - - Rp5.000.000
1 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp4.000.000
2 Rp1.000.000 Rp2.000.000 Rp3.000.000
3 Rp1.000.000 Rp3.000.000 Rp2.000.000
4 Rp1.000.000 Rp4.000.000 Rp1.000.000
5 Rp1.000.000 Rp5.000.000 0
Rp5.000.000
5
PERANCANGAN SISTEM
Model Pengembangan
Gambar 1. Diagram Blok Sistem Informasi
Inventarisasi dan Pengelolaan Aset Komputer
Model pengembangan yang akan digunakan
berupa diagram blok seperrti gambar 3.3 di atas
menggambarkan input, proses dan output sebagai
berikut :
1. Proses Pengadaan Aset Komputer
Proses pengadaan aset komputer adalah
proses mengadakan aset komputer untuk
menggantikan aset komputer lama yang telah
rusak atau telah habis masa pakainya dengan
komputer baru. Proses pengadaan aset
komputer pada PT PLN (Persero) Distribusi
Jawa Timur dilakukan dengan mekanisme e-
procurement yang penjabarannya telah
dijelaskan pada analisis masalah pada bagian
identifikasi masalah di atas.
Pada karya ilmiah ini, pengadaan aset
komputer hanya membahas mengenai output
dari e-procurement yaitu daftar aset komputer
baru hasil dari pengadaan aset komputer.
2. Proses Inventarisasi Aset Komputer
Proses inventarisasi aset komputer adalah
proses menginventarisasi aset – aset komputer
hasil dari proses pengadaan aset komputer
sebelumnya, merekam spesifikasi komputer ke
dalam database, memberikan umur ekonomis
dan nilai perolehan kepada aset – aset komputer
tersebut. Informasi – informasi yang diinputkan
pada proses inventarisasi antara lain:
Spesifikasi komputer meliputi Random
Access Memory (RAM), Hard disk,
Processor, Motherboard. Virtual Graphic
Adapter (VGA), umur ekonomis dari aset
komputer dimana pada karya ilmiah ini
adalah 4 (empat) tahun
6
Tanggal perolehan aset komputer yang
didapatkan dari tanggal komputer datang
setelah pengadaan
Nilai perolehan yang didapatkan dari harga
pembelian dari aset komputer, tanggal
habis masa pakai yang didapatkan dari
selisih antara tanggal perolehan dan umur
ekonomis komputer, serta
Rata – rata operasional penggunaan dari aset
komputer
Nama pengguna dan divisi dari pengguna
aset komputer
3. Proses Perhitungan Penyusutan Aset Komputer
Proses perhitungan penyusutan aset
komputer mencakup perhitungan nilai aset
secara keseuluran, besarnya nilai penyusutan
dari aset komputer dan sisa nilai buku dari
keseluruhan total aset komputer.
Berdasarkan pasal 11 Undang – Undang
no.7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang – Undang no.10 tahun 1994, aset
komputer memiliki masa manfaat atau umur
ekonomis selama 4 (empat) tahun. Sedangkan
metode perhitungan nilai penyusutan, dikaitkan
dengan karakteristik aset dan cara serta
intensitas pemanfaatannya menurut Buletin
Teknis Akuntansi Penyusutan dan keseragaman
perhitungan nilai aset di dalam perusahaan,
menggunakan metode garis lurus / straight-line
method dimana periode perhitungan penyusutan
dari aset komputer adalah bulanan dan asumsi
nilai residu sama dengan nolProses Penjadwalan
dan Pencatatan Perawatan Aset Komputer
Terdapat dua jenis penjadwalan perawatan
aset komputer dalam aplikasi yang akan
dibangun yaitu: penjadwalan perawatan rutin dan
penjadwalan perawatan insidentil. Penjadwalan
perawatan rutin dilakukan setiap dua bulan sekali
dari tanggal perolehannya. Sedangkan
penjadwalan perawatan insidentil dapat
dilakukan sewaktu – waktu apabila pengguna
menghendaki perawatan terhadap aset komputer
di luar jadwal perawatan rutin dengan ketentuan
pemesanan yaitu tidak kurang dari 3 hari
sebelum jadwal perawatan rutin.
Pencatatan perawatan aset komputer
dilakukan oleh teknisi berdasarkan jadwal
perawatan aset komputer dengan mencatatkan
hasil perawatan ke dalam log history
maintenance. Penggantian komponen aset
komputer pada saat perawatan juga harus
dicatatkan ke dalam log history maintenance.
Bila terdapat kerusakan yang tidak bisa ditangani
oleh teknisi, maka komputer dianggap rusak dan
secara otomatis masuk ke dalam daftar
penghapusan aset komputer.
4. Proses Penggantian Komponen Aset Komputer
Proses penggantian komponen pada aset
komputer merupakan proses mengganti
komponen – komponen yang rusak pada aset
komputer pada saat dilakukan pemeliharaan
7
untuk kemudian dicatatkan ke dalam log history
maintenance dan disimpan ke dalam database.
Teknisi menginputkan kode aset dari komputer
yang dilakukan penggantian komponen,
kemudian muncul spesifikasi aset komputer
seperi RAM, Hard drive, VGA, Processor dan
Motherboard beserta list – list komponen
penggantinya.
Terdapat dua jenis penggantian komponen
aset komputer yaitu penggantian komponen
minor dan penggantian komponen mayor.
Penggantian komponen minor seperti : RAM,
hard disk, VGA sedangkan penggantian
komponen mayor seperti: motherboard,
processor.
Penggantian komponen secara otomatis
meng-update spesifikasi aset komputer yang
sebelumnya telah dilakukan pada proses
inventarisasi aset komputer dengan asumsi
penggantian komponen komputer tidak
menambah nilai perolehan dan umur ekonomis
dari aset komputer.
5. Proses pemantauan kondisi fisik dan nilai
kemanfaatan aset
Proses pemantauan kondisi fisik aset
komputer berfungsi untuk memantau kondisi
fisik dari aset – aset komputer yang ada di
dalam perusahaan dengan ketentuan sebagai
berikut:
Tabel 2. Tabel Referensi Pemantauan Kondisi
Fisik Aset Komputer
No Kondisi Deskripsi
1 Baik
Telah dipergunakan dan
belum pernah dilakukan
perbaikan, kondisi prima
2 Wajar
Telah dipergunakan dan
pernah dilakukan perbaikan,
masih memerlukan beberapa
perbaikan serta penggantian
komponen minor seperti :
RAM, Hard disk, VGA
3 Cukup
Telah dipergunakan dan
pernah dilakukan perbaikan,
masih memerlukan beberapa
perbaikan serta penggantian
komponen mayor seperti :
motherboard, processor
4 Buruk
Dalam keadaan rusak, tidak
dapat dipergunakan dan
diperbaiki lagi
Sedangkan proses perhitungan nilai
kemanfaatan aset komputer berfungsi untuk
mencari prosentase asset utilization aset
komputer tiap unit usaha di dalam perusahaan
dengan menggunakan rumus rata – rata
penggunaan aset komputer berbanding dengan
maksimal jam operasional perusahaan
Semakin besar angka asset utilization pada
satu unit usaha, maka semakin besar nilai
kemanfaatan komputer pada unit usaha tersebut.
6. Proses Pembuangan dan Peremajaan Aset
Komputer
Aset komputer yang akan habis masa
ekonomisnya atau masa penggunaannya
memiliki opsi untuk diremajakan kembali atau
diganti dengan yang baru.
Asset Utilization = Rata – Rata
Penggunaan / Jam Operasional
Perusahaan Maksimal
8
Aset komputer yang diremajakan akan
ditambah 1 (satu) tahun tambahan untuk masa
ekonomisnya. Apabila masa perpanjangan
peremajaan telah habis, maka komputer tidak
diremajakan kembali dan secara otomatis akan
masuk ke dalam daftar penghapusan aset
komputer. Aset – aset komputer yang tidak
diremajakan akan masuk ke dalam daftar
penghapusan aset komputer.
Pembuangan aset komputer berfungsi
untuk menghapuskan aset pada daftar
penghapusan aset komputer, menunjukkan
bahwa komputer - komputer tersebut tidak lagi
digunakan oleh perusahaan dan kemudian
disimpan di dalam gudang.
7. Proses Perencanaan Pengganggaran Pengadaan
Aset Komputer
Daftar penghapusan aset komputer
kemudian digunakan sebagai dasar untuk
melakukan perencanaan penganggaran
pengadaan aset komputer. Level spesifikasi aset
komputer dan nilai perolehan dari aset komputer
inaktif tersebut digunakan sebagai jumlah
besaran anggaran dalam perencanaan
penganggaran pengadaan aset komputer.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 1 Laporan Aset Komputer Terinventarisasi
Gambar 2 Log History Maintenance Aset Komputer
Gambar 3 Laporan Jadwal Perawatan Rutin
9
Gambar 4 Laporan Kondisi Aset Komputer
Gambar 5 Laporan Nilai Penyusutan dan Nilai Buku
Gambar 6 Laporan jumlah aset komputer dengan
umur ekonomis kurang dari satu tahun
Gambar 7 Detail laporan jumlah aset komputer
Gambar 8 Laporan Jumlah Aset Komputer Habis
pakai
Gambar 9 Detail Laporan Jumlah Aset Komputer
Habis pakai
Gambar 10 Laporan Daftar Aset Komputer Yang
Diremajakan
10
Gambar 11 Detail Laporan Aset Komputer Yang
Diremajakan
Gambar 12 Laporan Penghapusan Aset Komputer
Gambar 13 Detail Laporan Penghapusan Aset
Komputer
SIMPULAN
Setelah dilakukan uji coba dan evaluasi
terhadap Rancang Bangun Sistem Informasi
Inventarisasi dan Pengelolaan Aset Komputer PT
PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur, maka dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Aplikasi dapat melakukan proses pencatatan
inventarisasi dan pengelolaan aset komputer.
2. Aplikasi mampu memberikan pelaporan berkala
mengenai jumlah kondisi aset, menjadwalkan
perawatan rutin secara periodik dan insidentil,
mencatatkan hasil perawatan ke dalam satu log
history maintenance, menghitung nilai
penyusutannya dan menghapus aset-aset yang
telah rusak dan melewati umur ekonomisnya.
RUJUKAN
Keputusan Direktur PT PLN (Persero) Nomor
305.K/DIR/2010 tentang Pedoman Pengadaan
Barang / Jasa.
S.R, Soemarso. 1992. Akuntansi Suatu Pengantar
Buku 2 Edisi Keempat. Jakarta: Rineka Cipta.
Suhairi. 2010. Perancangan Sistem Informasi
Manajemen Aset (Studi Kasus pada PT
Ciptakridatama). Jakarta: Universitas
Gunadarma.
Waluyo. 2010. Akuntansi Pajak Edisi 3. Jakarta:
Salemba Empat