Download - PTK Guru SD
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA MELALUI
PENERAPAN SQ3R DI KELAS III SD NEGERI HARJAMUKTI 3
KECAMATAN CIMANGGIS KOTA DEPOK
LAPORAN PTK
Disusun untuk memenuhi tugas workshop guru dalam Pengembangan karir PTK SD
Oleh :
Hj. RUSTINAH, S.Pd
NIP. 196102151982042011
SD NEGERI HARJAMUKTI 3
UPT PENDIDIKAN KECAMATAN CIMANGGIS
KOTA DEPOK
2012
ABSTRAKSI
Hj. Rustinah, S.Pd. (2010). Peningkatan Kemampuan membaca cepat Siswamelalui
penerapan SQ3R Di Kelas III SD Negeri Harjamukti 3 Kecamatan Cimanggis Kota Depok .
Latar belakang penelitian didasarkan pada hasil pengamatan bahwa guru dalam
pembelajarannya kurang tepat dalam menggunakan metode dan langkah-langkah yang sesuai
dengan topik pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk membantu menambah wawasan dan pengetahuan guru
tentang penggunaan metode pembelajaran SQ3R.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas, yang
meliputi beberapa siklus tindakan.
Hasil penelitian ini adalah: (1) Aktifitas siswa dari siklus I sampai siklus III mengalami
peningkatan. (2) Hasil belajar siswa berdasarkan rata-rata hasil belajar dari pra siklus sampai
dengan siklus III terjadi peningkatan.
Hasil penelitian direkomendasikan: (1) Bagi guru SD, agar terus berusaha meningkatkan
kemampuan siswa dalam membaca cepat dengan metode SQ3R. (2) Bagi Kepala Sekolah dan
pengawas UPTD Pendidikan Kecamatan Cimanggis Kota Depok agar terus meningkatkan potensi
guru-guru di Sekolah Dasar dalam bidang pengajaran dengan metode SQ3R dalam pembelajaran
membaca cepat. (3) Bagi para siswa, agar lebih giat lagi dalam belajar terutama dalam membaca
cepat dan pemahamannya.
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PTK ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
ABSTRAKSI ...................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. v
DAFTAR GRAFIK............................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................................... 4
A. Kajian Teori ................................................................................................. 4
B. Model SQ3R dalam Pembelajaran ............................................................... 12
C. Kerangka Berfikir ......................................................................................... 14
D. Hipotesis Tindakan ....................................................................................... 15
BAB III METODEPENELITIAN .................................................................................... 17
A. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ...................................................... 17
B. Subyek Penelitian ......................................................................................... 17
C. Prosedur (Langkah-langkah Penelitian) ....................................................... 17
D. Instrumen Penelitian ..................................................................................... 20
E. Teknik Analisis Data .................................................................................... 20
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 22
A. Deskripsi Data .............................................................................................. 22
B. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................... 27
C. Jawaban Hipotesis ........................................................................................ 30
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .......................................................... 31
A. Kesimpulan .................................................................................................. 31
B. Rekomendasi ................................................................................................ 31
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1. Bagan Langkah-langkah Pembelajaran SQ3R....................................... 14
4.1. Hasil Tes Belajar Siswa Pada Kegiatan Pra Siklus ............................... 22
4.2. Observasi Siswa dalam Aktifitas Belajar .............................................. 25
4.3. Observasi Guru dalam Pembelajaran .................................................... 26
4.4. Hasil Tes Belajar Siswa Pada Kegiatan Siklus I ................................... 26
4.5. Rekapitulasi Kegiatan Belajar Siswa .................................................... 28
4.6. Rekapitulasi Hasil Tes Belajar Siswa ...................................................... 102
DAFTAR GRAFIK
Grafik
4.1. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa ...................................................... 30
4.2. Rekapitulasi Hasil Tes Belajar Siswa dari Seluruh Siswa ....................... 30
DAFTAR LAMPIRAN
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2. Foto-foto Kegiatan
3. Surat Keputusan (SK) Pembimbing
4. Surat Izin Penelitian
5. Surat Keterangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peran pendidikan sangatlah penting dalam menghasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas.Pada hakekatnya, pendidikan merupakan
suatu upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia. Oleh
karena itu, setiap proses pendidikan akan bermakna mengembangkan
potensi hidup seluas-luasnya. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
memerlukan suatu pendekatan untuk mengembangkan potensi siswa dalam
menguasai empat keterampilan berbahasa, yakni menyimak, mewicara,
membaca dan menulis.Sehubungan dengan upaya meningkatkan
keterampilan membaca pada siswa, masalah keterampilan membaca cepat
perlu mendapat perhatian.Untuk itu penulis ingin mengetahui sejauh mana
keberhasilan pengajaran Bahasa Indonesia dalam membaca cepat jika
diterapkan dengan metode SQ3R.
SQ3R merupakan proses membaca yang terdiri dari lima langkah
yaitu, survei (prabaca), question (mengajukan pertanyaan), read (membaca),
recite atau recall (berhenti sejenak atau mengingat), dan review (tinjauan
atau mengulang). Dalam membaca cepat terkandung didalamnya
pemahaman yang cepat pula. Untuk itu kita perlu menguasai teknik-teknik
membaca cepat dan efektif. Untuk memahami bacaan perlu diambil
langkah-langkah strategis, yaitu menggunakan metode SQ3R.
Dalam meningkatkan keterampilan membaca, terutama membaca
cepat siswa bukan hal yang mudah. Faktor yang mempengaruhi
terwujudnya keterampilan membaca cepat siswa seperti halnya tersedia
sarana dan prasarana, kemauan dan motivasi siswa, teknik membaca dan
metode yang digunakan guru. Pada dasarnya yang menjadi permasalahan
dalam pembelajaran membaca cepat yaitu:
1. Guru tidak sesuai dalam menerapkan pendekatan pembelajaran
2. Siswa kurang termotivasi untuk belajar
3. Keterbatasan guru dalam hal kemampuan menyampaikan materi pela-
jaran.
Kerugian yang terjadi pada masalah ini apabila tidak diteliti yaitu
kita tidak bisa mengetahui sejauh mana perkembangan pembelajaran yang
terjadi di dalam kelas. Dan kita tidak bisa mengetahui bahwa dalam
pengajaran pembelajaran Bahasa Indonesia apakah mencapai tujuan atau
tidak.
Dengan adanya penelitian ini kita bisa mengetahui sejauh mana
perkembangan kemampuan anak dalam pembalajaran Bahasa
Indonesia.Tepatnya kemampuan anak dalam membaca cepat. Selain itu juga
kita dapat mengetahui metode atau pendekatan apa yang tepat untuk
digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Namun dalam penelitian
ini penulis menggunakan SQ3R.
Pada dasarnya kemampuan membaca anak SD itu kurang
diperhatikan. Untuk itu sebagai calon guru kita harus dapat menciptakan
cara untuk menumbuhkan minat membaca siswa. Misalnya dengan cara
membiasakan anak untuk membaca cerita dongeng. Meningkatkan
keterampilan membaca cepat siswa bukan hal yang mudah. Teknik
membaca yang baik akan mengantarkan siswa untuk terampil membaca. Hal
lain. Dengan metode yang digunakan oleh guru dalam pengajaran haruslah
sesuai dengan karakteristik siswa baik secara individu maupun kelompok.
Metode SQ3R merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketrampilan
membaca cepat pada anak.
Berdasarkan dari semua permasalahan di atas, penulis terinspirasi
untuk mengadakan penelitian di Kelas III SD Negeri Ujungtebu dengan
judul Penelitian Tindakan Kelas “Peningkatkan Kemampuan Membaca
Cepat Siswa melalui Penerapan SQ3R di Kelas III SD Negeri Harjamukti 3
Kecamatan Cimanggis Kota Depok ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Penelitian Bahasa Indonesia di Sekolah
Dasar dengan menggunakan metode SQ3R, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana langkah-langkah penggunaan metode SQ3R dalam pembe-
lajaran membaca cepat?
2. Sejauhmana peningkatan kemampuan siswa dalam membaca cepat den-
gan menggunakan metode SQ3R?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan masalah-masalah yang telah dirumuskan, tujuan
penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1. Ingin membantu kesulitan siswa dalam membaca cepat dengan meng-
gunakan langkah-langkah metode SQ3R.
2. Ingin membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca
cepat dengan menggunakan metode SQ3R.
D. Manfaat Penelitian
Bertitik tolak dari tujuan yang ingin dicapai setelah proses penelitian
berlangsung, penulis berharap agar penelitian ini memperoleh hasil sebagai
berikut:
1.Kegunaan Bagi Peneliti
a. Menambah wawasan mengenai efektifitas metode pembelajaran den-
gan menggunakan metode SQ3R
b. Mampu menerapkan pembelajaran dengan metode SQ3R
c. Dapat mensosialisasikan pembelajaran dengan metode SQ3R
d. Menemukan rancangan PTK yang efektif untuk memecahkan
masalah dalam kegiatan belajar
2.Kegunaan Bagi Guru
a. Dapat meningkatkan keterampilan dalam proses belajar mengajar
dengan metode pembelajaran yang menggunakan metode SQ3R
b. Dapat mengetahui teknik pembelajaran Bahasa Indonesia yang
menggunakan metode SQ3R
3.Kegunaan Bagi Siswa
a. Meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan pada pelajaran
Bahasa Indonesia
b. Mendapatkan pengalaman secara langsung dari hasil belajar
sehingga mampu menerapkan konsep membaca cepat dalam
kehidupan sehari-hari
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa. Isi
pembelajaran, menetapkan strategi penyampaian pembelajaran,
menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan menetapkan prosedur
pengukuran hasil pembelajaran. Oleh karena itu, setiap pengajar harus
memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran untuk setiap
jenis kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan memilih strategi
pembelajaran yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran,
diharapkan pencapaian tujuan belajar dapat terpenuhi.
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh
karena itu, pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan belajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. Hal
ini relevan dengan kurikulum 2004 bahwa kompetensi belajar bahasa
diarahkan ke dalam empat subaspek, yaitu membaca, berbicara,
menyimak, dan mendengarkan.
Secara universal, pengertian bahasa ialah suatu pelahiran yang
bentuk dasarnya ujaran. Ujaran inilah yang membedakan manusia dengan
mahluk lain. Dengan ujaran inilah manusia mengungkapkan hal yang
nyata atau maya, yang berwujud, yang tampak kasat mata, yang ghoib,
khayati, mendeskripsikan situasi dan konadisi masa lampau, masa kini,
maupun masa yang akan datang. Ujaran manusia itu menjadi bahasa,
tatkala dua orang manusia atau lebih bersepakat bahwa seperangkat bunyi
memiliki makna yang disetujui bersama.
2. Teori Membaca dan Penerapannya pada Pengajaran Bahasa In-
donesia
Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperolah pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar
kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu
pandanagn sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat
diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi pesan yang tersurat dan yang
tersirat tidak akan tertangkap atu dBahasa Indonesiahami, dan proses
membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Hodgson 1960, dalam Henry
Guntur Tarigan, 2008:7). Dan membaca merupakan proses yang
kompleks. Proses ini melibatkan sejumlah kegiatan fisik dan mental.
Menurt Burns dkk. (1997 :7) , (dalam Farida Rahim 2007 : 12).
Dari segi linguistik membaca adalah suatu proses penyandian
kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding prosess),
berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan
penyandian (encoding). Sebuah aspekpembacaan sandi (decoding) adalah
menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan
(oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan
menjadi bunyi yang bermakna. (Anderson 1972 dalam Henry Guntur
Tarigan, 2008 : 7-8).
Istilah-istilah linguistic decoding dan encoding tersebut akan lebih
mudah dimengerti kalau kita dapat memahami bahwa bahasa (language)
adalah sandi (code) yang direncanakan untuk membawa /mengandung
makna (meaning). Beberapa ahli lebih cenderung memakai istilah
recording (membaca) sebab pertama sekali lambang-lambang tertulis
(written Symbols) di ubah menjadi bunyi, kemudian barulah sandi itu
dibaca (are decoded).Menyimak dan membaca berhubungan erat karena
keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi.Berbicara dan
menulis berhubungan erat karena keduanya merupakan alat untuk
mengutarakan makna, mengemukakan pendapat, mengekspresikan pesan.
(Anderson 1972 dalam Henry Guntur Tarigan, 2008 : 8-9).
Membaca dapat pula di artikan sebagai suatu metode yang kita
pergunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-
kadang dengan orang lain, yaitu mengomunikasikan makna yang
terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis. Ada pula beberapa
penulis beranggapan, bahwa “membaca” adalah suatu kemampuan untuk
melihat lambang-lambang tertulis serta mengubah lambang-lambang
tertulis tersebut melalui fonik (phonics = suatu metode pengajaran
membaca ucapan, ejaan berdasarkan interpretasi fonetik terhadap ejaan
biasa) menjadi/menuju membaca lisan (oral reading).
Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk
memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang
terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Makna bacaan tidak terletak
pada halaman tertulis, tetapi berada pada pikiran pembaca. Demikianlah,
makna itu akan berubah karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang
berbeda-beda yang dia pergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan
kata-kata tersebut. (Anderson 1972 dalam Henry Guntur Tarigan, 2008 :
9).
Secara singkat dapat dikatakan bahwa reading adalah bringing
meaning to and getting meaning from printed ar written material,
memetik serta memahami atau makna yang terkandung di dalam bahan
tertulis (Finhochiaro and Bonomo 1973 dalam Henty Guntur Tarigan,
2008 : 9). Jelaslah bagi kita bahwa membaca adalah suatu proses yang
bersangkut paut dengan bahasa. Menyimak dan berbicara haruslah selalu
mendahului kegiatan membaca.Oleh karena itu, sangat penting sekali
diingat agar setiap kesulitan yang berkenaan dengan bunyi, intonasi, atau
jeda haruslah dijelaskan sebelum para pelajar disuruh membaca dalam hati
ataupun membaca lisan. (Finocchiaro and Bonomo 1973 dalam Henry
Guntur Tarigan, 2008 : 9). Kesimpulan yang dapat diambil, bahwa
“membaca ialah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya”
(Lado 1976 dalam Henry Guntur Tarigan : 9).
Membaca merupakan proses memperoleh makna dari barang cetak.
Ada 2 cara yang ditempuh pembaca dalam memperoleh makna dari barang
cetak antara lain:
a. Langsung, yakni menghubungkan ciri penanda visual bunyi dari
tulisan dengan maknanya, biasanya digunakan oleh pembaca lanjut.
b. Tidak langsung, yakni mengidentifikasi bunyi dalam kata dan
menghubungkannya dengan makna, biasanya digunakan oleh pembaca
permulaan.
Kegiatan membaca menjadi dua tahap :
a. Dalam tahap persiapan, anak mulai menyadari tentang fungsi barang
cetak, konsep tentang cara kerja barang cetak, konsep tentang huruf,
konsep tentang kata.
b. Dalam tahap perkembangan, anak mulai memahami pola bahasa yang
terdapat dalam barang cetak. Anak mulai belajar memasangkan satu
kata dengan kata yang lain.
Pengajaran membaca sangat tepat digunakan sebagai sarana untuk
membimbing anak menjadi pembaca yang mandiri dan menumbuhkan
minat baca.Melalui pengajaran membaca bersuara, guru dapat
menjadikan barang cetak (mati) menjadi hidup. Melalui kegiatan ini guru
dapat memberikan contoh cara membaca dengan kecepatan, irama dan
suara yang tepat. Selain itu, guru dapat mengajak anak dengan bahasa
tulis. Cara yang ditempuh untuk mengajak anak mengakrabi buku adalah
sebagai berikut :
a. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan
b. Perkenalkan buku-buku baru
c. Pilih waktu yang paling tepat
d. Beri kesempatan untuk merespon isi buku
e. Berikan bimbingan dalam memahami bacaan
f. Gunakan cara dan waktu yang bervariasi.
Untuk dapat memacu perkembangan anak dalam membaca.Clay
(1966) mengemukakan perlunya penciptaan kondisi yang kondusif bagi
kegiatan membaca. Kondisi yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Kemahiran membaca diperoleh melalui interaksi sosial dan tingkah
laku emulatif (kompetitif).
b. Anak menguasai kemahiran membaca sebagai hasil dari pengalaman
hidupnya.
c. Anak akan menguasai kemahiran membaca jika ia tahu tujuan dan
memerlukan proses.
d. Kegiatan bermain memainkan peran dalam penguasaan bahasa.
3. Manfaat Membaca
Membaca semakin penting dalam kehidupan masyarakat yang
semakin kompleks.Setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan
membaca.Di zaman yang semakin maju dan modern sekarang ini,
membaca adalah hal yang penting bagi kehidupan. Dengan membaca kita
dapat melakukan apa saja dan melaksanakan kegiatan apapun. Seperti
tanda-tanda jalan mengarahkan orang-orang yang berpergian sampai pada
tujuannya, menginformasikan pengemudi mengenai bahaya dijalan, dan
mengingat aturan-aturan lalu lintas.Itulah manfaatnya membaca.
Disamping itu, kemampuan membaca merupakan tuntutan realitas
kehidupan sehari-hari manusia.Jadi kemampuan membaca itu sangat
penting bagi manusia untuk menjalani kehidupan.
4. Tujuan Membaca
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta
memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan.Makna,
arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau
intensif kita dalam membaca.Membaca juga hendaknya mempunyai
tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung
lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai
tujuan.Dalam kegiatan membaca dikelas, guru seharusnya menyusun
tujuan membaca dengan menyediakan tujuan khusus yang sesuai atau
dengan membantu mereka menyusun tujuan membaca itu sendiri. Dalam
pengajaran membaca di Sekolah Dasar (SD), tujuan membaca mencakup :
a. Kesenangan
b. Menyempurnakan membaca nyaring
c. Menggunakan strategi tertentu
d. Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topic
e. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya
f. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis
g. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi
h. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang
diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari
struktur teks
i. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik (Blanton, dkk. Dan Ir-
win dalam burns dkk. 1996. Dalam Farida Rahim, 2007 : 11-12).
Berikut beberapa hal yang penting dalam tujuan membaca:
a. Membaca untuk menemukan atu mengetahui penemuan-penemuan
yang telah dilakukan oleh tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh;
apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan
masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh. Membaca seperti ini disebut
membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (read-
ing for details or fact).
b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang
baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang
dipelajari atau yang dialami oleh tokoh, dan merangkumkan hal-hal
yang dilakukan oleh tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti
ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for
main ideas).
c. Membaca untuk menemukan atau untuk mengetahui apa yang terjadi
pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua,
dan ketiga/seterusnya, setiap tahap dibuat untuk memecahkan suaatu
masalah, adegan-adegan dan kejadian, kejadian buat dramatisasi. Ini
disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, orgnisasi
cerita (reading for sequence).
d. Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh
merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh
pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kuali-
tas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil
atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca infer-
ensi (reading for inference).
e. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak bi-
asa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita,
atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca un-
tuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to
classify).
f. Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan
ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diper-
buat oleh tokoh, atau bekerja seperti cara tokoh, bekerja dalam cerita
itu. Ini disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi (reading to
evaluate).
g. Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah,
bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal,
bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana tokoh
menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk memperbandingkan
atau mempertentangkan (reading to compare or contrast). (Anderson
1972, dalam Henry Guntur Tarigan 2008 : 9-11).
5. Aspek-aspek Membaca
Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang
melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya. Sebagai
garis besarnya, terdapat dua aspek penting dalam membaca yaitu :
a. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat di-
anggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order).
b. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang
dapat dianggap pada urutan yang lebih tinggi (higher order).
Untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan
mekanis (mechanical skills) tersebut, aktivitas yang paling sesuai adalah
membaca nyaring, membaca bersuara (atau reading aloud; oral
reading).Untuk keterampilan pemahaman (comprehension skills), yang
paling tepat adalah dengan membaca dalam hati (silent reading), yang
dapat pula di bagi atas :
a. Membaca ekstensif (extensive reading)
b. Membaca intensif (intensif reading)
Selanjutnya, membaca ekstensif ini mencakup pula :
1. Membaca survey (survey reading)
2. Membaca sekilas (skimming)
3. Membaca dangkal (superficial reading).
Sedangkan, membaca intensif dapat pula dibagi atas:
1. Membaca telaah isi (content study reading), yang mencakup pula:
a. Membaca teliti (close reading)
b. Membaca pemahaman (comprehensive reading)
c. Membaca kritis (critical reading)
d. Membaca ide (reading for ideas).
2. Membaca telaah bahasa (language study reading), yang mencakup
pula:
a. Membaca bahasa asing (foreign language reading)
b. Membaca sastra (literary reading).
6. Membaca sebagai Suatu Keterampilan
Dalam berkomunikasi kita kita menggunakan keterampilan
berbahasa yang telah kita miliki, seberapapun tingkat atau kualitas
keterampilan itu.Dalam berkomunikasi, sipengirim mungkin
menyampaikan pesan berupa pikiran, perasaan, fakta, kehendak dengan
menggunakan lambang-lambang berupa bunyi-bunyi bahasa yang
diucapkan. Dengan kata lain, dalam proses encoding si pengirim
mengubah pesan menjadi bentuk-bentuk bahasa yang berupa bunyi-bunyi
yang di ucapkan. Selanjutnya pesan yang di formulasikan dalam wujud
bunyi (bahasa lisan) tersebut disampaikan kepada penerima.Aktivitas
tersebut biasa dikenal dengan istilah berbicara. Dipihak lain, si penerima
melakukan aktivitas decoding berupa pengubahan bentuk-bentuk bahasa
yang berupa bunyi-bunyi lisan tersebut kembali menjadi pesan. Aktivitas
tersebut biasa disebut dengan istilah mendengarkan (menyimak).
Adapula pengirim menyampaikan pesan itu dengan menggunakan
lambang-lambang berupa tulisan. Dalam proses encoding si pengirim
merubah pesan menjadi bentuk-bentuk bahasa tertulis, kemudian
dikirimkan kepada penerima. Aktivitas tersebut biasa disebut dengan
istilah menulis. Kemudian, sipenerima dalam proses decoding berupaya
memaknai bentuk-bentuk bahasa tertulis itu sehingga pesan dapat diterima
secara utuh. Aktivitas tersebut kita kenal dengan istilah membaca.
Komunikasi sesungguhnya terjadi dalam suatu konteks kehidupan
yang dinamis, dalam suatu konteks budaya. Dalam komunikasi yang
sesungguhnya, ketika melakukan proses encoding si pengirim berada
dalam satu konteks yang berupa riang, waktu, peran, serta konteks budaya
yang menjadi latar belakang pengirim dan penerima. Keberhasilan suatu
komunikasi sangat bergantung kepada proses encoding dan decoding yang
sesuai dengan konteks komunikasi. Seseorang dikatakan memiliki
keterampilan berbahasa dalam posisi sebagai pengirim pesan, dalam
proses encoding ia terampil memilih bentuk-bentuk bahasa yang tepat,
sesuai dengan konteks komunikasi.
Dapat di bayangkan bila kita tidak memiliki kemampuan berbahasa.
Kita tidak dapat mengungkapkan pikiran, tidak dapat mengekspresikan
perasaan, dan tidak dapat melaporkan fakta-fakta yang kita amati. Di pihak
lain, kita tidak dapat memahami pikiran, perasaan, gagasan, fakta yang
disampaikan oleh orang kepada kita (Isah Cahyani, Hodijah, 2008 : 3-6).
Setiap guru bahasa haruslah menyadari serta memahami benar
bahwa membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit,
yang mencakup atau melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan
yang lebih kecil. Dengan perkataan lain, keterampilan membaca
mencakup tiga komponen, yaitu :
a. Pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca
b. Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistic
yang formal
c. Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna atau meaning
(Broughton (et al) 1978, dalam Henry Guntur Tarigan 2008 : 11-12).
Membaca adalah keterampilan reseftif bahasa tulis.Keterampilan
membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari
keterampilan mendengarkan dan berbicara.Tetapi, pada masyarakat
memiliki tradisi literasi yang telah berkembang, seringkali keterampilan
membaca dikembangkan secara terintegrasi dengan keterampilan
menyimak dan berbicara.
Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses
membaca antara lain sebagai berikut. Pembaca harus :
1. Mengenal system tulisan yang digunakan
2. Mengenal kosakata
3. Menentukan kata-kata kunci yang mengidentifikasikan topik dan
gagasan utama
4. Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata sulit, dari konteks
tertulis
5. Mengenal kelas kata gramatikal: kata benda, kata sifat dan sebagainya
6. Menentukan konstituen-konstituen dalam kalimat seperti subjek,
predikat, objek, preposisi, dan sebagainya
7. Mengenal bentuk-bentuk dasar sintaksis
8. Merekonstruksi dan menyimpulkan situasi, tujuan-tujuan dan partisBa-
hasa Indonesian
9. Menggunakan perangkat kohesif leksikal dan gramatikal guna menarik
kesimpulan-kesimpulan
10. Menggunakan pengetahuan dan perangkat-perangkat kohesif leksikal
dan gramatikal untuk memahami topic utama dan informasi utama
11. Membedakan ide utama dari detail-detail yang disajikan
12. Menggunakan strategi membaca yang berbeda terhadap tujuan-tujuan
membaca yang berbeda, seperti skimming untuk mencari ide-ide
utama atau melakukan studi secara mendalam (Isah Cahyani, Hodijah
2008 : 9-10).
7. Membaca Cepat
Membaca adalah aktifitas yang kompleks dengan mengerahkan
sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah.Pemahaman dan kecepatan
membaca menjadi amat tergantung pada kecakapan dalam menjalankan
setiap organ tubuh yang diperlukan untuk itu.
Dalam membaca cepat terkandung didalamnya pemahaman yang
cepat pula.Bahkan pemahaman inilah yang menjadi pangkal tolak
pembahasan, bukannya kecepatan. Akan tetapi, tidak berarti bahwa
membaca lambat akan meningkatkan pemahaman. Bahkan orang yang
biasa membaca lambat untuk mengerti suatu bacaan akan dapat
mengambil manfaat yang besar dengan membaca cepat.
Kecepatan membaca sangat tergantung pada bahan dan tujuan yang
membaca, dan sejauh mana keakraban pembaca dengan bahan
tersebut.Kecepatan membaca harus seiring dengan kecepatan pembaca
memahami bahan bacaan itu.
Kesalahan umum yang sering dilakukan oleh seseorang dalam
membaca adalah mereka terlalu menekuni detail sehingga kehilangan ide
sentralnya. Menemukan ide pokok suatu paragraf atau bacaan adalah kunci
untuk mengerti apa yang kita baca itu. Apabila ide pokok telah dikuasai,
maka detailnya menjadi mudah kita kenali. Oleh karena itu, dalam
membaca apa saja pembaca harus cepat menemukan ide pokoknya. Jangan
membuang waktu untuk menekuni detail.
Kegiatan membaca dilakukan bersama-sama oleh mata dan
otak.Mata bekerja seperti kamera, yaitu memotret.Hasilnya, film
negative.Selanjutnya, proses dilakukan di otak, hasilnya, yaitu gambar
positif.mata melihat dan mata menginterpretasikan saat itu juga sehingga
“apa yang anda lihat, itulah yang anda dapat”. Otak menyerap apa yang
dilihat mata. Oleh karena itu, melihat adalah mengerti. Unsur utama
membaca itu adalah otak, mata hanya alat untuk mengantarkan gambar ke
otak lalu otak memberikan interpretasi terhadap apa yang dituju oleh mata
itu.
Skimming dan scanning adalah keterampilan membaca yang diatur
secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien dapat menolong
kita memberikan keputusan yang tepat terhadap bahan-bahan
itu.Kecepatan membaca pun harus fleksibel. Artinya, kecepatan itu tidak
harus selalu sama. Adakalanya kecepatan itu diperlambat.Hal itu
tergantung pada bahan dan tujuan kita membaca. Pada hakikatnya,
membaca cepat itu adalah keterampilan memilih isi bahan yang harus
dibaca sesuai dengan tujuan kita, yang ada relevansinya dengan kita, tanpa
membuang-buang waktu untuk menekuni bagian-bagian lain yang tidak
kita perlukan (Soedarso 2006 : 1-2).
8. Metode SQ3R
System membaca SQ3R dikemukakan oleh Francis P. Robinson
tahun 1941, merupakan system membaca yang semakin populer yang
digunakan orang. SQ3R merupakan proses membaca yang terdiri dari 5
langkah. Yaitu, survey, question, read, recite atau recall, dan review.
Dalam system SQ3R ini, sebelum membaca terlebih dahulu kita
survey bacaan untuk mendapat gagasan umum apa yang kita baca. Lalu
dengan mengajukan berbagai pertanyaan pada diri sendiri yang
jawabannya kita harapkan terdapat dalam bacaan tersebut kita akan lebih
mudah memahami bacaan. Selanjutnya dengan mencoba mengutarakan
kata-kata sendiri pokok-pkok pentingnya, kita akan menguasai dan
mengingatnya lebih lama. (Soedarso 2006 : 59-60).
B. Model SQ3R dalam Pembelajaran
SQ3R merupakan system membaca yang terdiri dari lima langkah,
yaitu :survey. Question, read, recite (recall), dan review.Berikut penjelasan
langkah-langkahnya.
1. S (Survey)
Survey atau prabaca adalah teknik untuk mengenal bahan sebelum
membacanya secara lengkap, dilakukan untuk mengenal organisasi dan
ikhtisar umum yang akan dibaca dengan maksud untuk :
1. Mempercepat menangkap arti
2. Mendapatkan abstrak
3. Mengetahui ide-ide yang penting
4. Melihat susunan (organisasi) bahan bacaan tersebut
5. Mendapatkan minat perhatian yang saksama terhadap bacaan
6. Memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih mudah.
Prabaca dilakukan hanya beberapa menit, tetapi dengan cara yang
sistematis kita cepat menemukan ide-ide penting dan organisasi bahan. Hak
itu akan sangat membantu mencapai tujuan kita membaca.
Survey buku, dalam prabaca buku, tindakan pertama yang perlu
dilakukan adalah memperhatikan judul buku dan mengajukan pertanyaan
tentang topik yang terkandung didalamnya. Lalu melihat nama penulis dan
atributnya yang biasanya memberikan petunjuk isi tulisan. Untuk melihat
aktualisasinya, lihat tahun penerbitannya.Kalau ada, baca juga sampul buku
bagian belakang yang memnuat pesan penerbit mengenai hal penting dari
buku. Tahap berikutnya adalah sebagai berikut :
1. telusuri daftar isi, untuk mendapatkan keseluruhan organisasi buku/in-
formasi buku.
2. Baca pengantar, adakalanya kalau kita pergi keperpustakaan, dihadap-
kan pada deretan buku yang mengupas hal yang sama.
3. Lihat table, grafik, dan lain-lain. Bagian buku ini dapat memperjelas
dan mempercepat pemahaman isi buku.
4. Apendiks, jangan dilupakan suplemen atau apendiks yang biasanya
memberi tambahan informasi yang berharga sementara kita membaca.
5. Telusuri indeks, dapatkan kata-kata kunci untuk mencocokkan dengan
tujuan dan kebutuhan kita.
Surveybab, sebelum membaca suatu bab, adakan survey terlebih
dahulu, lebih teliti lagi dibandingkan survey secara keseluruhan tadi.
Selain itu juga kita mengamati sub judul-sub judul dan kaitannya, amati
juga alat-alat bantu visual yang ada di bab itu seperti grafik, peta dan lain-
lain. Lalu perhatikan, paragraf pertama dan akhir ringkasan, dan sub judul.
2. Q (Question)
Bersamaan pada saat survey, ajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya
tentang isi bacaan itu, dengan mengubah judul dan sub judul serta sub dari
sub judul menjadi suatu pertanyaan. Gunakan kata-kata siapa, apa, kapan,
dimana, atau mengapa. Pada waktu survey buku keseluruhan pertanyaan
penbaca mungkin terlalu umum, tetapi pada saat survey bab ke bab
pertanyaan–pertanyaan itu dapat lebih spesifik. Suatu pertanyaan dapat
menimbulkan beberapa pertanyaan lain tentang isi secara lebih mendalam.
Dengan adanya berbagai pertanyaan itu cara membaca kita menjadi lebih
aktif dan lebih mudah menangkap gagasan yang ada darBahasa
Indonesiada kalau hanya membaca asal membaca.
3. R (Read)
Setelah melewati tahap survey dan timbul beberapa pertanyaan yang
kita harapkan akan mendapat jawaban di bacaan yang kita hadapi, langkah
berikutnya adalah :Read, membaca.
Jadi, membaca itu baru langkah ketiga, bukan langkah pertama atau
satu-satunya langkah untuk mennguasai bacaan.Baca tulisan itu bagian
demi bagian. Sementara membaca bagian-bagian itu carilah jawaban atas
pertanyaan yang kita bentuk berdasarkan judul-judul bagian atau
pertanyaan lain yang muncul sehubungan dengan topic bacaan itu.
Pada tahap ini konsentrasikan pada penguasaan ide pokok serta detail
yang penting, yang mendukung ide pokok. Perlambat cara membaca
dibagian-bagian yang penting atau yang dianggap sulit dan percepat
kembali pada bagian-bagian yang tidak penting atau yang telah anda
ketahui.
Pada tahp membaca ini ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu,
yang pertama, jangan membuang catatan-catatan. Ini akan memperlambat
anda dalam membaca. Yang kedua, jangan membuat tanda-tanda seperti
garis bawah pada kata maupun frase tertentu, bisa jadi setelah selesai
membaca acapkali ternyata salah memilihnya.Pada tahap membaca ini,
konsentrasikan diri untuk mendapatkan ide pekoknya serta mengetahui
detail yang penting.
4. R (Recite atau Recall)
Setiap selesai membaca suatu bagian, berhetilah sejenak dan cobalah
menjawab pertanyaan-pertanyaan bagian itu atau menyebutkan hal-hal
penting dari bab itu. Pada kesempatan itu, kita dapat juga membuat catatan
seperlunya. Jika masih mengalami kesulitan, ulangi membaca bab itu
sekali lagi. Sebelum menginjak langkah selanjutnya, pastikan empat
langkah ini dijalani dengan benar.Sekalipun bahan itu mudah dimengerti,
tahap mengutarakan kembali hal-hal penting itu jangan dilewatkan agar
tidak mudah kita lupakan.
5. R (Review)
Daya ingat kita terbatas. Sekalipun pada waktu membaca 85% kita
menguasai isibacaan, kemampuan kita dalam waktu 8 jam untuk
mengingat detail yang penting tinggal 40%. Dan, dalam tempo dua
minggu pemahaman kita tinggal 20%.
Oleh karena itu, janganlah dilewatkan langkah terakhir ini : Review.
Setelah selesai keseluruhan dari apa yang harus dibaca, ulangi untuk
menelusuri kembali judul-judul dan subjudul dan bagian-bagian penting
lainnya dengan menemukan pokok-pokok penting yang perlu untuk
diingat kembali. Tahap ini selain membantu daya ingat dan memperjelas
pemahaman juga untuk mendapatkan hal-hal penting yang barangkali kita
lewati sebelum ini. (Soedarso 2006 : 64).
Tabel 2.1
Bagan langkah-langkah pembelajaran SQ3R
No Langkah-langkah Pembelajaran
1. Guru mempersiapkan materi pembelajaran
2. Guru menjelaskan tentang metode SQ3R
3. Siswa di beri materi bacaan dan melakukan survey atau Prabaca
4. Bersamaan pada saat survey siswa dipersilahkan untuk
Mengajukan pertanyaan tentang isi bacaan
5. Siswa membaca bacaan dan mencari jawaban atas pertanyaan
Yang dibentuk judul-judul bagian atau pertanyaan lain yang
Muncul sehubungan dengan topik bacaan itu.
6. Setiap selesai membaca suatu bagian, siswa berhenti sejenak
Dan menjawab pertanyaan-pertanyaan atau menyebutkan
hal-hal penting dari bacaan itu.
7. Setelah selesai keseluruhan dari apa yang dibaca ulangi untuk
Menelisuri kembali isi bacaan dan bagian-bagian penting
Lainnya dengan menemukan pokok-pokok penting yang perlu
Untuk diingat kembali.
C. Kerangka Berfikir
Banyak orang apabila menghadapi buku atau bahan lainnya langsung
saja mulai membaca kata pertama pada kalimat pertama, paragraf pertama,
dan halaman pertama.Dengan tekun ditelusuri kata demi kata, kalimt demi
kalimat.Pada umumnya orang (yang belum pernah mendapat latihan khusus)
membaca terlalu lambat, jauh lebih lambat dari pada kemampuannya. Hal itu
disebabkan hal-hal berikut :
1. Kebiasaan yang lama yang salah yang telah mendarah daging dibawa dari
kecil.
2. Tidak agresif dalam usahanya memahami arti bacaan. Tidak konsentrasi,
sehingga tidak cepat menanggapi dan tidak cepat berusaha menyelesaikan
bacaan.
3. Persepsimya kurang sehingga lambat dalam menginterpretasikan apa yang
dibaca.
Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan
sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah. Meliputi: orang harus
menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati dan mengingat-ingat. Kita
tidak dapat membaca tanpa menggerakan mata atau tanpa menggunakan
pikiran kita.Pemahaman dan kecepatan membaca menjadi amat tergantung
pada kecakapan dalam menjalankan setiap organ tubuh yang diperlukan untuk
itu.
Pada waktu anak belajar membaca, ia belajar mengenal kata demi kata,
mengejanya, dan membedakannya dengan kata-kata lain. Misalnya, padi dan
pagi, ibu dan ubi. Anak harus membaca dengan bersuara, mengucapkan setiap
kata secara penuh agar diketahui apakah benar atau salah ia membaca. Selagi
belajar anak diajari membaca secara struktural, yaitu dari kiri kekanan dan
mengamati tiap kata dengan seksama pada susunan yang ada.Keterbatasannya
belum memungkinkan memanipulasi arti kata dan susunan kata itu dalam
kalimat. Oleh karena itu, pada waktu membaca anak melakukan kebiasaan
berikut :
1. Menggerakkan bibir untuk melafalkan kata yang dibaca.
2. Menggerakan kepala dari kiri kekanan.
3. Menggunakan jari atau benda lain untuk menunjuk kata demi kata.
Ada beberapa hambatan membaca cepat yaitu, membaca dengan
bersuara (vokalisasi), menggerakkan bibir, menunjuk kata demi kata dengan
jari, dan menggerakkan kepala dari kiri ke kanan, merupakan kebiasaan yang
menghambat. Kebiasaan yang melibatkan fisik itu mudah diatasi dan dalam
tempo dua minggu kebiasaan itu akan hilang, asalkan kita mau mempraktekan
cara-cara penaggulangannya. Hambatan lain yang sulit diatasi adalah regresi
atau mengulangi beberapa kata kebelakang dan subvokalisasi atau melafalkan
kata dalam batin.
Dengan menghilangkan sama sekali cara membaca dalam melafalkan
dalam batin apa apa yang dibaca memang tidak mungkin, tetapi masih dapat
diusahakan dengan cara melebarkan jangkauan mata sehingga satu fiksasi
(pandangan mata) dapat menangkap beberapa kata sekaligus dan langsung
menyerap idenya darBahasa Indonesiada melafalkannya. Kita harus sadar
bahwa yang penting dalam membaca adalah menangkap ide, bukan
mengingat-ingat atau menekuni symbol-simbol yang tercetak itu.
Berdasarkan pengamatan penulis, kemampuan membaca siswa Kelas
III SD Negeri Harjamukti 3 Kecamatan Cimanggis Kota Depok cukup baik
karena pembelajaran membaca di kelas mendapat respons yang baik. Siswa
sepertinya bosan dan jenuh dengan kegiatan membaca.Keberhasilan membaca
didasarkan pada 2 faktor yaitu faktor linguistik atau yang berkaitan dengan
ketatabahasaan (mengidentifikasi bunyi dan pengetahuan gramatikal) dan
faktor non linguistik (penggunaan teknik membaca dan kemampuan
mengidentifikasi tujuan yang termuat dalam isi teks).
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah “sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau
pengutaraan pendapat meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan”
Sedangkan yang dimaksud tindakan adalah “sesuatu yang dilakukan”.
Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hipotesis tindakan
adalah jawaban sementara meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan
dengan melakukan suatu tindakan.
Sistem membaca SQ3R merupakan sistem membaca yang semakin
populer di gunakan orang. SQ3R merupakan proses membaca yang terdiri dari
lima langkah. Yaitu, survey, question, read, recite atau recall, dan review.
Sesuai dengan uraian diatas maka hipotesis tindakan ini adalah
“dengan menggunakan metode SQ3R maka kemampuan siswa dalam
membaca meningkat”.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di SD Negeri Harjamukti 3 Kecamatan
Cimanggis Kota Depok Kota Serang. Penelitian dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 18 Juli 2012.Penelitian dilakukan karena siswa kurang memahami isi
bacaan dengan membaca cepat.Hal ini sesuai dengan latar belakang yang
menyatakan bahwa siswa kurang termotivasi untuk belajar.Hal tersebut men-
gakibatkan kemampuan siswa dalam membaca cepat menjadi rendah.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian pada kegiatan pembelajaran adalah siswa kelas III,
SD Negeri Harjamukti 3 Kecamatan Cimanggis Kota Depok , yang berjumlah
32 orang, terdiri dari 22 orang laki-laki dan 10 orang perempuan, yang
menjadi masalah Penilitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah membaca cepat
dengan metode SQ3R.
C. Prosedur (Langkah-langkah Penelitian)
1. Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
deskriptif.Penelitian deskriptif merupakan papaparan (deskripsi) informasi
tentang gejala, peristiwa, kejadian sebagaimana adanya (Suharsimi
Arikunto, 2008:56).
Sesuai dengan uraian di atas maka dipilihlah jenis penelitian
Tindakan (Action Research).Penelitian tindakan adalah kegiatan kajian
tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas
tindakan di dalamnya.Seluruh pelaksanaan, telaah, diagnesis, perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan pengaruh menciptakan hubungan yang
diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan profesional (dalam
Suwarsih Madya, 1994:16).
Menurut Kemmis dan Taggart (1988:15), penelitian tindakan
adalah suatu penelitian yang bersifat reflektif diri yang dilakukan oleh
peserta-peserta tindakan dalam situasi sosial untuk meningkatkan
penalaran dan keadilan praktek pendidikan dan sosial mereka, serta
pemahaman mereka terhadap praktek-praktek itu, terhadap situasi tempat
mereka melakukan praktek-praktek tersebut.
Berdasarkan pada definisi penelitian tindakan yang diberikan oleh
beberapa pakar diatas, maka dapat disimpulkan pengertian Penelitian
Tindakan Kelas adalah penelitain dalam bidang yang dilaksanakan dalam
kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pembelajaran.Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian
yang dilakukan dengan jalan merancang, melaksanakan, mengobservasi,
dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisBahasa
Indonesiatif, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru sehingga hasil
belajar siswa meningkat.
2. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian ini terdiri dari pra siklus dan siklus tindakan yang terdiri
dari empat tahap, yaitu : tahap perencanaan, tindakan, observasi dan
refleksi. Sedangkan pra iklus terdiri dari dua tahap yaitu : tahap observasi
dan refleksi.
1. Pra Siklus
Proses pra siklus merupakan tahap awal dari rangkaian siklus
tindakan. Pada kegiatan pra siklius ini dilakukan untuk mengetahui
kegiatan belajar mengajar yang sesungguhnya. Kegiatan ini lebih dikenal
juga dengan sebutan kegiatan awal untuk melihat kondisi dalam
pembelajaran disekolah. Kegiatan pra siklus dilaksanakan dengan tahapan
sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi dimaksudkan untuk memperoleh pembelajaran
Bahasa Indonesia di SD Negeri Harjamukti 3 sesuai dengan kondisi
aslinya (belum dikenai tindakan). Pelaksanaan observasi terutama
ditekankan kepada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa
Indonesia yang dibuat guru.
1) Pelaksanaan proses dan pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia pada materi membaca cepat. Pengamatan dilakukan
terhadap proses belajar siswa dan mengajar guru.
2) Dalam tahap observasi ini diadakan tes mengenai materi membaca
cepat dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dan hasil
pembelajaran selama kegitan belajar mengajar.
b. Refleksi
Pada tahap ini peneliti bersama dengan guru diskusi tentang
permasalahan yang diperoleh pada saat observasi.Hasil tes yang
dilakukan pada saat observasi yang berkaitan dengan pembelajaran
Bahasa Indonesia tentang membaca cepat menunjukan bahwa
kemampuan siswa kurang dalam materi membaca cepat. Berdasarkan
hasil diskusi maka peneliti mencoba menerapkan metode SQ3R untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami membaca cepat.
Selanjutnya peneliti merencanakan penelitian ke dalam dua siklus
yaitu siklus I dan siklus II.
2. Proses Penelitian Siklus I
Siklus I dilakukan merupakan hasil refleksi dari pra siklus,
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Dalam tahap ini peneliti melakukan beberapa perencanan,
yang berkaitan dengan langkah-langkah yang akan dilakukan dengan
tahap tindakan. Perencanaan dalam penelitian dijabarkan sebagai
berikut :
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai
pembelajaran membaca cepat dengan metode SQ3R yang akan
dilaksanakan pada saat kegiatan belajar mengajar.
2) Menentukan langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada saat
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
3) Menyusun dan membuat alat observasi yang digunakan dalam
penelitian untuk melihat aktivitas siswa dalam pengembangan
pembelajaran membaca cepat dengan metode SQ3R.
4) Menyusun penilaian (tes tertulis) yang akan digunakan dalam
Proses Belajar Mengajar (PBM).
5) Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindak
lanjut.
6) Merencanakan untuk pengolahan data dari hasil penelitian.
b. Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan proses pembelajaran
sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Pelaksanaan
tindakan ini untuk memperbaiki proses pembelajaran. Adapun
tindakan tahapan dijabarkan sebagai berikut :
1) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, jumlah setiap
kelompok berjumlah 5 orang
2) Guru membagikan Lembar Keja siswa (LKS) yang berisi soal
tentang membaca cepat kepada tiap kelompok untuk diselesaikan
dalam diskusi kelompok.
3) Melaksanakan diskusi kelas setelah siswa menyelesaikan tugas
kelompoknya.
4) Guru melakukan observasi terhadap jalannya pembelajaran saat
siswa diskusi kelompok dan diskusi kelas.
5) Melakukan tes individu untuk mengukur keberhasilan siswa dalam
menyelesaikan membaca cepat dengan metode SQ3R.
c. Observasi
Pada tahap ini peneliti mengamati aktivitas guru dan siswa
dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan menggunakan metode
SQ3R. Hasil observasi akan dijadikan dasar refleksi bagi tindakan
yang telah dilakukan untuk merencanakan kegiatan atau tindakan
selanjutnya. Tahap observasi dalam penelitian ini dijabarkan sebagai
berikut :
1) Pengamatan terhadap aktivitas siswa pada proses pembelajaran
berlangsung yaitu pada saat siswa berdiskusi kelompok dalam
menyelesaikan soal.
2) Penerapan terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode
SQ3R.
d. Refleksi
Pada tahap ini bertujuan untuk merefleksikan hasil dari proses
belajar mengajar yaitu dengan berusaha mencari alur pemikiran yang
logis dalam kerangka keja, proses, problem, isu dan hambatan yang
muncul dalam perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Pada tahap
refleksi dalam penelitian dijabarkan pada kegiatan sebagai berikut :
1) Kegiatan diskusi antara guru dan peneliti setelah tindakan
dilakukan.
2) Mereflesikan hasil diskusi untuk melaksanakan siklus selanjutnya.
D. Instrumen Penelitian
Teknik penelitian adalah salah satu cara untuk mengumpulkan dan
mengolah data. Teknik ini perlu ditindaklanjuti untuk mengetahui tentang
kemampuan siswa dalam membaca cepat. Selain mengukur kemampuan
siswa juga tentang proses belajar mengajar siswa dan kegiatan mengajar guru
dalam menggunakan metode SQ3R.
Teknik pengumpulan data merupakan suatu prosedur atau langkah-
langkah yang akan ditempuh dalam mengumpulkan data untuk memperoleh
data diperlukan alat pengumpul data atau instrument penelitian. Adapun
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Observasi langsung
Dalam penelitian ini observasi merupakan teknik mengumpulkan
data dengan cara melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan
guru selama proses pembelajaran berlangsung, dan juga hal-hal apa saja
yang harus di perbaiki untuk pembelajaran selanjutnya.
2. Tes
Tes adalah alat yang digunakan dalam pengukuran.Tes ini
dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian siswa dalam setiap materi
ajar yang telah disampaikan.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan usaha (proses) memilih, memilah,
membuang dan menggolongkan data untuk menjawab dua permasalahan
pokok (Basrowi & Suwandi, 2008:131).
Data yang dipakai dalam menganalisis data ini yaitu jenis data
kuantitatif. Data kuantitatif dapat dianalisis secara deskriptif, bisa dengan
presentase, mean, median, modus, grafik, table dan sebagainya.
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam analisis data yaitu:
a. Mengidentifikasi apa yang ada dalam data
b. Melihat pola-pola yang ada
c. Membuat interprestasi
Sedangkan tahap-tahapnya dalam analisis data ini yaitu:
a. Validasi hipotesis
b. Interpretasi dengan acuan teori
c. Tindakan untuk perbaikan lebih lanjut yang juga dimonitor dengan teknik
penelitian kelas.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas, terdiri dari dua tahap yaitu: pra
siklus, siklus 1. Setiap tindakan pembelajaran terdiri dari satu siklus, setiap
siklus terdiri dari: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
1. Pra Siklus
a. Observasi
Pada tahap pra siklus ini peneliti mengadakan penjajagan melalui
kegiatan observasi sehingga diperoleh gambaran tentang pengelolaaan
pembelajaran dan pada tahap ini masih merupakan pembelajaran awal
dari guru kelas, jadi belum ada tindakan. Dalam pembelajaran, guru
menggunakan metode yang kurang sesuai dengan materi yang diajarkan
sehingga anak kurang termotivasi untuk belajar.
Adapun data dari hasil tes belajar siswa pada pra siklus dapat
dilihat dari tabel berikut :
Table 4.1
Hasil Tes Belajar Siswa Pada Kegiatan Pra Siklus
No
.Nama Siswa L/P Nilai Perolehan Keterangan
1. Sahroni L 50
2. Asnah P 50
3. Mustapid L 50
4. Adam L 50
5. Andi L 60
6. Hafdudin L 60
7. Masyopi L 60
8. M. Abdul Kodir L 50
9 Saripudin L 60
No
.Nama Siswa L/P Nilai Perolehan Keterangan
10. A. Ruba Alam L 60
11. Andini P 80
12. Aprianto L 60
13. Aris L 50
14. Aripa P 60
15. Asep L 70
16. Deni Triyadi L 60
17. Eep Wahyudi L 60
18. Fajar Saputra L 55
19. Fajar L 55
20. Windi Patika Sari P 70
21. Hapid L 60
22. Indriyani P 50
23. Lia Handayani P 75
24. Marinah P 60
25. Masfatmawati P 75
26. Masyuda R. L 75
27. Maulana Yusuf L 70
28. Naufal Muzaki L 80
29. Saprudin L 60
30. Siti Sartika P 65
31. Susilawati P 60
32. Ma’rup L 60
Jumlah 1960
Rata-rata 61,25
Prosentase 61,25%
Keterangan:
Nilai rata-rata =
Jumlah Nilai PerolehanJumlah Siswa =
196032
=61,25
Prosentase Kelas =
Jumlah Nilai PerolehanJumlah Skor Ideal
x 100 %=
196032
x 100 % = 61 ,25 %
b. Refleksi
Setelah observasi dilakukan, peneliti bersama guru dan kepala
sekolah mendiskusikan dan merefleksi hasil pengamatan dan diperoleh
kesimpulan sabagai berikut:
1) Perencanaan dan pembelajaran membaca cepat yang dibuat oleh
guru kurang tepat. Apersepsi yang dilakukan guru kurang menarik
perhatian siswa sehingga siswa menjadi kurang termotivasi untuk
belajar.
2) Hasil belajar siswa rendah, hal ini disebabkan karena pembelajaran
kurang bermakna.
Berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas maka peneliti
mencoba menerapkan pendekatan pemecahan maalah untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca cepat. Pembelajaran
dengan metode SQ3R inilah yang akan digunakan pada siklus I.
2. Siklus I
Siklus I dilakukan merupakan hasil refleksi dari pra siklus,
dengan langkah–langkah sebagai berikut.
a. Perencanaan
Dalam tahap inipeneliti merencanakan hal-hal yang berkaitan
dengan langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap tindakan yaitu:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai
pembelajaran membaca cepat dengan metode SQ3R yang akan
dilaksanakan pada saat kegiatan belajar mengajar.
2) Menentukan langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada saat
Kegiatan Belajar Mengajar.
3) Menyusun dan membuat alat observasi yang digunakan dalam
penelitian untuk melihat aktifitas siswa dalam pengembangan
pembelajaran membaca cepat dengan metode SQ3R.
4) Menyusun penilaian (tes tertulis) yang akan digunakan dalam Proses
Belajar Mengajar (PBM).
5) Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindak lanjut.
6) Merencanakan untuk pengolahan data dari hasil penelitian.
b. Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai
dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Pelaksaan tindakan
ini untuk memperbaiki proses pembelajaran. Adapun tindakan tahapan
dijabarkan sebgai berikut :
1) Guru mengkondisikan siswa dalam memberikan motivasi belajar
agar siswa dapat belajar dengan baik.
2) Siswa melaksanakan pra baca
3) Siswa mengajukan pertanyaan dari bacaan yang telah disediakan.
4) Siswa membaca bacaan dan memahaminya
5) Siswa melakukan recite atau berhenti sejenak saat membaca.
6) Siswa mengingat bagian-bagian penting yang telah dibaca.
7) Guru mengukur waktu kecepatan saat siswa membaca.
c. Observasi
Pada tahap ini peneliti mengamati aktifitas guru dan siswa dalam
Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan menggunakan metode
SQ3R.hasil observasi akan dijadikan dasar refleksi bagi tindakan yang
telah dilakukan untuk merencanakan kegiatan atau tindakan
selanjutnya. Tahap observasi dalam penelitian ini dijabarkan sebagai
berikut :
1) Pengamatan terhadap aktifitas siswa pada proses pembelajaran
berlangsung yaitu, pada saat siswa membaca teks .
2) Penerapan terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode
SQ3R.
Hasil observasi terhadap proses dan hasil belajar siswa adalah
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.2
Observasi Siswa dalam Aktifitas Belajar.
NOASPEK YANG
DIOBSERVASIINDIKATOR
NILAIJmlh
1 2 3 4
1. Aktivitas siswa a. Membaca teks dengan 3
dalam membaca Lancar
Cepat b. Dapat menemukan 3
Pikiran pokok dalam
Teks
c. Dapat mempercepat 2
Menangkap arti
2. Aktivitas siswa a. Dapat mengetahui 2
Dalam memahami Isi bacaan
Isi bacaan b. Dapat menentukan 1
Kalimat utama
c. Dapat menentukan 1
Kalimat penjelas
3. Aktivitas siswa a. Ketepatan dalam 2
dalam menjawab menjawab soal
soal latihan Latihan
Jumlah 2 3 2 - 14
Rata-rata 2
Nilai rata-rata =
147
= 2
Kriteria Penilaian :
Nilai Angka Keterangan
3,50 – 4,00 Baik sekali
3,00 – 3,49 Baik
2,50 – 2,99 Cukup
2,00 – 2,49 Kurang
1,00 – 1,99 Kurang sekali
Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh maka dapat
disimpulkan aktifitas belajar siswa tergolong ke dalam kriteria kurang.
Tabel 4.3
Observasi Guru dalam Pembelajaran
No Proses KBMPelaksanaan
Ya Tidak
1. Perencanaan
a. Membuat rencana pembelajaran.
b. Menyiapkan materi pelajaran.
c. Menyiapkan sumber belajar.
d. Menyiapkan media pembelajaran
e. Menyiapkan alat pengumpul data
2. Pelaksanaan
a. Menjelaskan tujuan, manfaat dan langkah-
langkah pembelajaran.
b. Mengadakan apersepsi dengan mengajukan
pertanyan tentang cerita anak.
No Proses KBMPelaksanaan
Ya Tidak
c. Guru menyuruh masing-masing siswa
mensurvai isi bacaan.
d. Guru menyuruh siswa mengajukan
pertanyaan yang dapat membimbing siswa
dalam kegiatan membaca.
e. Guru menyuruh siswa membaca isi teks
bacaan.
f. Guru menyuruh siswa menceritakan isi
bacaan dengan kata-kata sendiri.
g. Guru menyuruh siswa meninjau kembali isi
bacaan
3. Evaluasi
a. Melaksanakan evaluasi proses dan hasil.
b. Menyimpulkan materi bersama siswa.
c. Melakukan penskoran perkembangan siswa
d. Memberikan penugasan berupa PR
Tabel 4.4
Hasil Tes Belajar Siswa Pada Kegiatan Siklus I
No. Nama Siswa L/P Nilai Perolehan Keterangan
1. Sahroni L 55
2. Asnah P 60
3. Mustapid L 55
4. Adam L 56
5. Andi L 65
6. Hafdudin L 65
7. Masyopi L 65
8. M. Abdul Kodir L 55
9 Saripudin L 70
10. A. Ruba Alam L 65
11. Andini P 85
12. Aprianto L 65
13. Aris L 55
14. Aripa P 65
15. Asep L 80
16. Deni Triyadi L 65
17. Eep Wahyudi L 65
18. Fajar Saputra L 60
19. Fajar L 65
20. Windi Patika Sari P 80
21. Hapid L 65
22. Indriyani P 60
23. Lia Handayani P 80
24. Marinah P 65
25. Masfatmawati P 80
26. Masyuda R. L 80
No. Nama Siswa L/P Nilai Perolehan Keterangan
27. Maulana Yusuf L 75
28. Naufal Muzaki L 85
29. Saprudin L 65
30. Siti Sartika P 70
31. Susilawati P 75
32. Ma’rup L 65
Jumlah 2161
Rata-rata 67,53
Prosentase 67,53%
Keterangan:
Nilai rata-rata =
Jumlah Nilai PerolehanJumlah Siswa =
216132
= 67 ,53
Prosentase Kelas =
Jumlah Nilai PerolehanJumlah Skor Ideal
x 100%=
216132
x 100 % = 67 ,53 %
d. Refleksi
Dari hasil diskusi dengan guru kelas terhadap pembelajaran yang
sudah dilakukan, terdapat beberapa hal yang harus diperbaiki atau
ditingkatkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang masih
rendah dan masih belum sesuai dengan apa yang di harapkan. Keadaan
ini segera diperbaiki pada pelaksanaan siklus II.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas dengan
menggunakan metode SQ3R, maka hasil temuan dan pembahasan penelitian
diuraikan sebagai berikut:
1. Pra siklus
Data hasil penelitian pra siklus menunjukkan banyaknya kekurangan-
kekurangan, diantaranya metode yang digunakan oleh guru kurang tepat
sehingga hasil belajar siswa rendah.
2. Siklus I
Pada siklus ini guru sudah memperbaiki pembelajarannya dengan
menggunakan metode SQ3R.Pengelolaan kelas meningkat, Respon
siswa sudah lebih aktif dalam KBM walaupun ada beberapa dengan
perolehan nilai yang masih kurang.
Dapat disimpulkan, rata-rata kecepatan membaca siswa dapat dilihat dari
hasil perhitungan sebagai berikut:
Jumlah kpm (kata permenit) = jumlahkatayangdibaca
jumlahdetikuntukmembacax60
=
100600
x 60
=
6000600
= 100 kpm
Jadi, kecepatan rata-rata membaca siswa yaitu 100 kpm (kata per menit)
Tabel 4.5
Rekapitulasi Kegiatan Belajar Siswa
NOASPEK YANG
DIOBSERVASIINDIKATOR Siklus I
1. Aktivitas siswa a. Membaca teks denganLancar 3
dalam membaca b. Dapat menemukan Pikiran pokok 3
Cepat dalam Teks
c. Dapat mempercepat menangkap arti 2
2. Aktivitas siswa a. Dapat mengetahui Isi bacaan 2
Dalam memahami b. Dapat menentukan kalimat utama 1
Isi bacaan c. Dapat menentukan Kalimat penjelas 1
3. Aktivitas siswa a. Ketepatan dalam menjawab soal 2
dalam menjawab Latihan
soal latihan
Jumlah 14
Rata-rata 2
Tabel 4.6
Rekapitulasi Hasil Tes Belajar Siswa
No. Nama Siswa Pra Siklus Siklus I
1. Sahroni 50 55
2. Asnah 50 60
3. Mustapid 50 55
4. Adam 50 56
5. Andi 60 65
6. Hafdudin 60 65
7. Masyopi 60 65
8. M. Abdul Kodir 50 55
9 Saripudin 60 70
10. A. Ruba Alam 60 65
11. Andini 80 85
12. Aprianto 60 65
13. Aris 50 55
14. Aripa 60 65
15. Asep 70 80
16. Deni Triyadi 60 65
17. Eep Wahyudi 60 65
18. Fajar Saputra 55 60
No. Nama Siswa Pra Siklus Siklus I
19. Fajar 55 65
20. Windi Patika Sari 70 80
21. Hapid 60 65
22. Indriyani 50 60
23. Lia Handayani 75 80
24. Marinah 60 65
25. Masfatmawati 75 80
26. Masyuda R. 75 80
27. Maulana Yusuf 70 75
28. Naufal Muzaki 80 85
29. Saprudin 60 65
30. Siti Sartika 65 70
31. Susilawati 60 75
32. Ma’rup 60 65
Jumlah 1960 2161
Rata-rata 61,25 67,53
Prosentase 61,25% 67,53%
Siklus I0
0.5
1
1.5
2
2.5
2
Grafik 4.1.
Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa
Grafik rekapitulasi hasil proses belajar siswa yang disajikan di atas
menunjukkan adanya peningkatan yang dicapai dalam proses belajar siswa.
Nil
ai R
ata-
rata
Pra Siklus Siklus I58
60
62
64
66
68
70
61.25
67.53
Grafik 4.2.
Rekapitulasi Hasil Tes Belajar Siswa dari Seluruh Siswa
Grafik rekapitulasi hasil tes belajar siswa yang disajikan di atas
menunjukkan adanya peningkatan yang dicapai dalam hasil tes belajar
siswa.
C. Jawaban Hipotesis
Berdasarkan pengolahan data dan analisis data di atas, maka
hipotesis “dengan menggunakan metode SQ3R maka kemampuan siswa
dalam membaca meningkat”.Oleh karena itu, hipotesis hasil penelitian ini
dapat diterima.
Nil
ai R
ata-
rata
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Dari data yang diperoleh selama penelitian berlangsung terhadap
pembelajaran membaca cepat, dapat disimpulkan bahwa adanya interaksi
yang baik antara guru dan siswa. Proses pembelajaran dilaksanakan secara
baik, dan secara sistematis. Melalui proses pembelajaran dan latihan yang
secara berkesinambungan serta menggunakan metode yang sesuai dalam
proses pembelajaran membaca cepat.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dan setelah data terkumpul
melalui kegiatan observasi dan tes, maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Aktifitas siswa berdasarkan rata-rata nilai aktifitas siswa dari siklus I men-
galami peningkatan. Maka ada peningkatan aktifitas belajar siswa dengan
menggunakan metode SQ3R.
2. Hasil belajar siswa berdasarkan rata-rata hasil belajar dari siklus I men-
galami peningkatan. Maka dengan menggunakan metode SQ3R hasil bela-
jar siswa meningkat.
B. Rekomendasi
Pembelajaran membaca cepat yang biasa dilakukan guru selama ini
kurang di pahami oleh siswa. Karena dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
tentunya dalam belajar membaca cepat guru harus mempunyai strategi dalam
mengajar. Belajar membaca cepat bukan berarti membacanya yang cepat
akan tetapi pemahaman dalam membaca juga harus cepat. Dalam hal ini,
metode SQ3R menjadi solusi untuk pngajaran dalam pembelajaran membaca
cepat. Meskipun pada awalnya memerlukan penyesuaian Karena belum
terbiasa menggunakan metode tersebut.Akan tetapi, perlahan terjadi
perubahan yang lebih baik.Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang
terus meningkat.
Berdasarkan pengalaman tersebut, peneliti merasa yakin bahwa
pembelajaran membaca cepat dengan menggunakan metode SQ3R akan
menjadi solusi terhadap kegiatan belajar mengajar. Atas dasar kesimpulan
diatas, maka rekomendasi yang dapat diberikan yaitu sebagai berikut :
1. Bagi guru di Sekolah Dasar
Agar terus berupaya meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang studi
Bahasa Indonesia khususnya pada pembelajaran membaca cepat dan
pemahamannya hendaknya menggunakan metode SQ3R.
2. Bagi Kepala sekolah dan Pengawas di lingkungan UPTD Pendidikan Ke-
camatan Cimanggis Kota Depok
Diharapkan dapat terus meningkatkan potensi guru-guru Sekolah Dasar
dalam bidang pengajaran melalui pelatihan dan memaksimalkan KKG
dimasing-masing gugus sekolah yang membahas metode pembelajaran
dengan menggunakan metode SQ3R dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia tentunya pembelajaran membaca cepat dan pemahamannya.
3. Bagi para siswa, khususnya siswa Kelas III
Agar lebih giat lagi dalam belajar.Terutama dalam pembelajaran membaca
cepat dan pemahamannya dengan menggunakan metode SQ3R.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi, Suhardjono Supardi. Penelitian Tindakan Kelas. (2008). Jakarta: Bumi Aksara
Cahyani Isah, Hodijah. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar.Bandung: UPI Press
Hidayat Kosadi, Burhan Jazir, Misdan Undang. (1990). Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.Bandung: Bina Cipta
Indihadi Dian, Zaenudin Enuh, Gusrayani. (2006). Pembinaan Bahasa Indonesia. Bandung: UPI Press
Rahim Farida. (2007). Jakarta: Bumi Aksara
Soedarso.(2006). Spead Reading Sistem Membaca Cepat dan Efektif.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Subagyo, et. al. (2006).Terampil Berbahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas 4.Semarang: Bengawan Ilmu
Tarigan Guntur Henry.(2008). Membaca sebagai Suatu Kemampuan Berbahasa.Bandung: Angkasa
Tarigan Guntur Henry.(1993). Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa.Bandung: Angkasa
________ (2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPIhttp://konselingcentre.co.cc/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=31http://ptkguru.wordpress.com/page/2/http://alhafizh84.wordpress.com/2009/12/03/prosedur-penelitian-tindakan -kelas-
ptk/
FOTO-FOTO KEGIATAN
PRA SIKLUS
SIKLUS I