Download - Proposal Penelitian
7/21/2019 Proposal Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 1/22
Proposal penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
1. A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Sekolah Dasar mencakup beberapa mata pelajaran. Salah satu mata pelajaranyang wajib diajarkan antaranya adalah Matematika. Matematika menjadi matapelajaran yang
diajarkan dari kelas 1 sampai dengan kelas VI. Akan tetapi untuk seorang anak tunagrahita
mata pelajaran Matematika menjadi pelajaran sulit.
Menurut oseph Payne dalam Mathematics !or young "hild# $"%M &$ational "ouncil o!
%eaching Mathematics'# Ia menulis( ) Sebenarnya tak seorangpun mampu mengajarkan
matematika kepada siswanya. *uru e!ekti! itu ialah orang yang bisa memberi rangsangan
kepada siswa untuk belajar matematika. Penelitian pendidikan memperlihatkan bukti bahwa
siswa belajar matematika dengan baik ketika mereka membangun sendiri pengertian tentang
matematika. %ingkat pengetahuan anak adalah unik# keunikan ini ditunjukkan dengan adanya
siswa yang belum ingat# hampir tahu# hampir mengerti# mengerti dan mampu memecahkan
masalah dan bahkan ada yang sudah menerapkannya dalam kehidupan sehari+hari. Dansangat diperlukan bagia anak tunagrahita agar mampu dalam berakti!itas dikehidupan sehari+
hari tanpa tergantung dengan orang lain.
Dalam proses belajar guru merupakan salah satu komponen penentu keberhasilan belajar
siswa supaya mencapai keberhasilan sesuai dengan tujuan pelajaran. Disamping itu seorang
guru di dalam kegiatan pembelajaran dituntut kemampuannya untuk menciptakan kegiatan
belajar mengajar yang e!ekti! dan e!isien. ,erkaitan dengan itu# Sardiman &-/(10'
menyatakan (
)Ada 0 tingkat pro!esional guru dalam bidang kependidikan yaitu( 1'. capable+personal#
artinya guru dapat diharapkan memiliki pengetahuan# kecakapan# dan keterampilan serta
sikap yang lebih mantab sehingga mampu mengelola proses belajar mengajar secara e!ekti!2
-' guru sebagai ino3ator# artinya memiliki pengetahuan dan kecakapan dan serta sikap yang
tepat terhadap suara pembaharuan2 0' guru sebagai de3eloper# artinya guru harus dihadapi
dalam sektor pendidikan.
Sebagai salah unsur dalam pembelajaran# Matematika merupakan salah satu materi pelajaran
yang diajarkan disekolah. $amun selama ini matematika bagi siswa pada umumnya
merupakan pelajaran yang tidak disenangi# matematika bagaikan pelajaran yang menakutkan.
$ilai matematika selalu lebih rendah daripada pelajaran yang lain. namun# pelajaran
matematika sangat penting bagi anak tuna grahita meskipu terbatas pada bilangan tertentu.
dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya mata pelajaran matematika diperlukan
pelayanan khusus sesuai dengan kondisi siswa. pada proses belajar mengajar matematika
selain melibatkan pendidik dan siswa secara langsung# juga diperlukan pendukung yang lainyaitu ( alat pelajaran yang memadai# penggunaan metode yang tepat# serta situasi dan kondisi
lingkungan yang menunjang.
Anak tunagrahita merupakan salah satu anak luar biasa yang kemampuan intelektualnya
dibawah rata+rata dan memiliki kelemahan dalam berpikir dan bernalar. akibat dari
kelemahan tersebut anak tuna grahita ringan memiliki kemampuan belajar dan beradaptasi
sosial yang berada dibawah rata+rata. anak tunagrahita ringan juga mengalami masalah dalam
bidang akademik khususnya menulis# membaca dan berhitung. mereka secara !isik tampak
seperti anak normal pada umumnya. oleh karena itu agak sukar membedakan secara !isik
antara anak tunagrahita ringan dengan anak normal. secara !isik anak tunagrahita ringan tidak
memiliki hambatan.
Masalah utama yang dihadapi oleh anak tunagrahita ringan terletak pada masalah mental dan psikis yaitu berkaitan dengan kemampuan intelektual yang dibawah rata+rata# kemampuan
1
7/21/2019 Proposal Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 2/22
ber!ikir rendah# perhatian dan daya ingatannya lemah # sukar berpikir abstrak# maupun
tanggapan yang cenderung konkret 3isual dan mudah bosan. hal tersebut ditunjukkan
misalnya dalam materi mengenal bilangan.
Pemberian materi dengan melibatkan keakti!an siswa pada saat belajar yang sesuai dengan
materi pengajaran khususnya mata pelajaran Matematika salah satu alternati! untuk
meningkatkan hasil belajar Matematika.alasan diambilnya model pembelajaran konstrukti3istik dan dihubungkan dengan pemahaman
karena pada dasarnya semua siswa mampu mengembangkan pemahamannya terhadap operasi
penjumlahan. sesuai pendapat ,utterworth dalam Paul *innis# 4 gen+gen kita terdir dari
suatu set instruksi untuk membangun otak matematik dan inilah mengapa# tanpa diajar#
manusia dilahirkan untuk berhitung.516
Pemahaman yang kurang dari anak tunagrahita# berdasarkan hasil belajar matematika tentang
penjumlahan# terbukti dari prosentasi ketuntasan belajar anak pada materi ini hanya mencapai
nilai rata+rata /# dalam satu kelas.
,erdasarkan pengamatan dilapangan dapat disimpulkan bahwa# pemahaman yang urang pada
kompetensi penjumlahan pada bilangan idi 7elas V S8, "empaka Putih ini disebabkan
karena guru tidak emmusatkan masalah sebagai perhatian pada pembelajaran menggunakanalat peraga dan masih menggunakan cara mencontoh langkah+langkah saja.
*uru memberi pengajaran mencontohkan langkah untuk menjelaskan cara menjawab
permasalahan# sehingga saat proses belajar mereka belum mampu membicarakan dan
menjelaskan jalan berpikir# tidak mengerti penjumlahan dua angka dengan satu angka dan
dua angka dengan dua angka. 8atar belakang lainnya adalah tidak adanya keterlibatan akti!
dari siswa untuk membangun cara berpikir kreati!. Sehingga mereka tidak mengerti konsep
penjumlahan dalam memecahkan masalah
Sebenarnya tidak ada kata tidak untuk melaksanakan model pembelajaran konstrukti3istik
memerlukan model pembelajaran ini untuk membuka pikiran atas apa yang mereka sedang
pikirkan pada alam pikiran mereka. *uru membukahal tersebut dengan menerapkan cara
kerja kelompok dilengkapi dengan permainan bebas akti! melalui benda+benda konkret untuk
mampu berhitung menjumlah.
,erdasarkan uraian diatas# peneliti tertarik mengaankat model pembelajaran konstrukti3istik
karena model pembelajaran ini memperhatikan perbedaan siswa sebagai indi3idu. Model
pembelajaran ini tidak terlalu menekankan hasil yang bagus tetapi menekankan proses
sebagai hal bertahap mencapai pengertian dan pembelajaran.
1. B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
,erdasarkan latar belakang masalah # teridenti!ikasi !okus+!okus penelitian guna
meningkatkan kemampuan berhitung penjumlahan secara optimal (
1. ,agaimana melakukan penjumlahan dua angka dengan satu angka dan dua angka.-. ,agaimana mengajarkan memecahkan masalah penjumlahan dalam soal cerita.
0. ,agaimana memusatkan masalah dengan menggunakan alat peraga.
9. ,agaimana mengajarkan penjumlahan dengan menggunakan metode pembelajaran
konstrukti3istik:
1. C. Pe!atasan Fokus Penelitian
Mengingat banyaknya permasalahan yang telah diidenti!ikasikan di atas# peneliti tidak akan
mengkaji seluruh permasalahan dalam penelitian ini# penelitian yang peneliti laksanakan
hanya terbatas pada kajian tentang upaya meningkatkan kemampuan penjumlahan dengan
metode pembelajaran konstrukti3istik.
2
7/21/2019 Proposal Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 3/22
D. Peruusan Masalah Penelitian
Dengan mencermati apa yang telah diuraikan pada latar belakang masalah# maka perumusan
permasalahan dalam penelitian ini adalah ( ;,agaimanakah dengan menggunakan metode
pembelajaran kontruksti3istik dapat meningkatkan pemahaman operasi penjumlahan siswa:)
E. Manfaat Penelitian<asil penelitian ini berman!aat sebagai bahan masukan bagi (
1. ". #is$a
,agi sisiwa hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman pada operasi
penjumlahan dalam pembelajaran matematika dan meningkatkan kemampuan berhitung
dalam kehidupan sehari+hari.
1. %. &uru
Dapat dijadikan sebagai salah satu upaya meningkatkan kompetensi pedagogik dan
pro!esional dalam pembelajaran matematika di kelas bagi siswa tunagrahita.
1. '. PenelitiDapat dijadikan sebagai masukan dan bekal untuk berperan agar memberikan kontribusi
positi! terhadap keberhasilan belajar siswa..
516 Paul *innis# %rik dan %aktik Mengajar Strategi Meningkatkan Pencapaian Pengajaran di
7elas &akarta( Indeks# -='# p.1>
BAB II
ACUAN (E)*I(I+ DAN +E*AN&+A BE*FI+I*
1. A. A,uan (eoritik dan Fokus -ang diteliti
-. ". Hakekat Peahaan
a. Pengertian Peahaan
Pemahaman adalah kemampuanuntuk membaca dan memahami gambaran# laporan# table#
diagram# arahan dan peraturan &?ikipedia'. Sedangkan menurut ?inkel# pemahaman adalah
kemampuan menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari.516 Adanya kemampuan
ini dapat dilihat dalam kemampuan menguraikan isi pokok dari suatu bahasan# kemampuan
mengubah suatu data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain# seperti
rumusan matematika dalam bentuk kata+kata.
Anderson dalam <Asanah menggunakan istilah &mengerti' understand sebagai padanan kata
pemahaman. @nderstand adalah kemampuan merumuskan makna dari pesan pembelajaran
dan mampu mengkomunikasikannya dalam bentuk lisan# tulisan maupun gra!ik.5-6 7ata kerjayang sering disepadankan dengan kata pemahaman adalah menginterpretasikan# memberi
contoh# mengklasi!ikasi# menyimpulkan# membandingkan dan menjelaskan.506
Menginterpretasikan adalah kemampuan mengubah sajian in!ormasi dari suatu bentuk ke
bentuk yang lain. Memberi contoh adalah kemampuan memberikan contoh khusus dari
suatu konsep atau prinsip. 7lasi!ikasi adalah kemampuan untuk meilah contoh dan yang
bukan contoh dari suatu konsep atau prinsip. Menyimpulkan adalah kemampuan untuk
menyusun pernyataan tunggal yang mewakili suatu in!ormasi. Membandingkan adalah
kemampuan menunjukkan persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek.
Menjelaskan adalah kemampuan merumuskan dan menggunakan model sebab akibat sebuah
system. Siswa yang memiliki kemampuan menjelaskan dapat menggunakan hubungan sebab
akibat antar bagian dalam suatu system.
3
7/21/2019 Proposal Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 4/22
Menurut ,enyamin ,loom dalah *innis# pemahaman diuraikan sebagai menyusun ulang
kara# mengubahm merangkum# menjelaskan# mende!inisikan# mena!sirkan# mnyusun ulang
kalimat# mempara+phrase# mengubah urutan# memahami# mengonsep dan menghitung.596
Proses terjadinya pemahaman karena adanya kemampuan menjabarkan sesuatu materi ke
materi lain. Pemahaman ini misalnya# ia dapat menjelaskan angka ke dalam narasi. Siswa
dapat mena!sirkan sesuatu melalui pernyataan dengan kalimat sendiri.Paul ,urden dan Da3id M ,yrd berpendapat bahwa pemahaman atau comprehension
adalah understand !act and principles# interpret 3erbal material# interpret charts and graphs#
translate 3erbal material to math !ormulas estimate !uture conseBuences# imlied date justi!ies
methods and procedures.56
Arti dari kalimat di atas adalah memahami !akta dan prinsip# mena!sirkan bahan perkataan#
mena!sirkan bagan dan gra!ik# menterjemahkan materi perkataan menjadi rumusan
matematika# memperkirakan konsekuensi pada masa yang akan dating# mena!sirkan data
sesuai cara dan prosedur
Adapun menurut "aine dalam *innis# bahwa pemahaman adalah kemampuan untuk
memahami materi dengan cara menamainya dan menguasai atau sense.5/6 7emampuan
menamai adalah mengeri pada permukaan saja berartu secara dalam.,erdasarkan uraian di atas# dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah kemampuan untuk
emerikan label atau didalam operasionalnya menamai bilangan# kemampuan mena!sirkan
bilangan sebagai menguasai bilangan# kemampuan mencontohkan sebagai menjumlah suatu
bilangan# kemampuan menggolongkan sebagai menulis nama dan lambang bilangan#
kemampuan menyimpulkan sebagai mengubah konsep.
1. %. Hakikat Penulahan
a. Pengertian Penulahan
Penjumlahan merupakan bagian ddari pembelajaran matematika. penjumlahan adalah susatu
cara pendek untuk menghitung. Menurut Akbar Sutawijaya# dkk penjumlahan merupakan
anggota gabungan dua himpunan yang terpisah. Artinya menggabungkan dua atau beberapa
himpunan. Sementara menurut Muchtar A. 7arim mengatakan bahwa operasi penjumlahan
dasarnya merupakan suatu aturan yang mengaitkan setipa pasangan bilangan cacah dengan
bilangan cacah lainnya. Penjumlahan bilangan bulat merupakan penggabungan bilangan+
bilangan yang terdiri dari bilangan asli# nol dan semua lawan dari bilangan asli. Simbol untuk
operasi penjumlahan adalah tanda plus & C '.
Membicarakan pengertian operasi penjumlahan berawal dari cara siswa berhitung menurut
kemampuan mereka yang unik# sebagaimana yang dikatakan oleh "lements dan kawan+
kawan sebagai berikut. %here are three how+to+count principles. According astable+order
principle# the number names that child uses must be arranged in stable# or repeatable two
processes+ 5artitioning and labeling. %he cardinal principle states that the !inal numeral hasspecial signi!icance+ it represents the how many ness o! the set as a whole. Arti dari kutipan
dia atsa adalah peneliti terdahulu sudah memastikan bawha setiap anak kecil telah
mempunyai cara berhitung mereka secara unik# sejak taman kanak+kanak. "ara berhitung
tertentu yang unik yang telah dimiliki beragam caranya bahkan sejak mereka di %aman
7anak+ 7anak. Adapun cara berhitung yang dimaksud adalah sebagai berikut( cara pertama#
menunjukkan objek satu persatu dengan mebilang objek tersebut menggunakan bilangan dari
terkecil secara satu persatu sampai objek tersebut selesai dihitung# proses ini dinamakan
stable+order+prinsiple atau menghitung berurutan stabil. "ara menghitung berurut misalnya
menamakan benda yang pertama disebut dengan satu# yang kedua dengan dua dan seterusnya.
"ara kedua# membilang dari titik bilangan yang telah ia ketahui dan menyebutkan secara satu
persatu# di mulai setelah bilangan yang ia ketahui sampai bilangan dan objek itu selesaidihitung. Penjumlahan seperti =C9E4 bagi siswa yang menghitung memisah dimulai setelah
4
7/21/2019 Proposal Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 5/22
bilangan delapan dan menghitung satu eprsatu dengan keempat jarinya# bilangan empatnya
dimulai dengan F# 1# 11# 1-. ,ilangan terakhir adalah bilangan yang menunjukakan berapa
jumlah benda yang dihitung disebut dengan cara berhitung the one+one principle.
"ara berhitung ketiga# yang disebut denga cardinal principle# artinya mereka menghitung
langsung dengan bilangan yang diketahui misalnya 0C9E4 mereka telah mengetahui secara
mental banhwa symbol 0 diartikan dengan banyak benda yang berjumlah tiga secara otomatismereka melihat symbol dengan tanda C sebagai menambah dan symbol lainnya sengan
banyak benda lainnya yang digabung dan jumlahnya adalah berepa banyak benda yang
dihitung.
Selama mempelajari penjumlahan sebenarnya siswa berusaha untuk menggabungkan benda+
benda yang dihitungnya. menghitung cara menggabungkan bagi siswa dihitung dengan
hitungan berurut dari awal benda yang ada sampai benda itu habis dihitung satu persatu. "ara
seperti ini sering kali mereka lakukan langsung dengan jari mereka sendiri.
Secara konkret# benda+benda yang dapat dipegang dan dilihat serta dipindahkan sperti kubus
yang terhubung dan lainnya# dapat dihitung dengan cara menghitung menggabung ini. Siswa
akan terlihat menjumlah sesuai dengan kemampuan mreka masing+masing
,erdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penjumlahan adalah penggabungandari beberapa benda atau bilangan dari jumlah adalah satu operasi hitung bilangan.
1. '. Hakekat (una &rahita
1. a. Pengertian Anak (una grahita
7eadaan setiap manusia berbeda satu dengan yang lain# masing+masing memiliki
keunikan. kelemahan dan kelebihan dimiliki setiap anak# masing+masing anak terlahir dalam
keadaan yang berbeda# demikian juga dalam hal kemampuan berpikir. Anak yang mengalami
kelemahan atau kelainan dalam berpikir secara umum sering disebut dengan anak dibawah
normal atau tunagrahita. Anak tunagrahita adalah merupakan indi3idu yang utuh dan unik.
,anyak de!inisi atau pengertian yang dapat menjelaskan tentang anak dengan gangguan
intelektual atau tunagrahita# para ahli mende!inisikan anak dengan gangguan intelektual
menurut bidang mereka masing+masing. para dokter biasanya mende!inisikan kea rah medis
yaitu oenyakit# lain lagi untuk para guru yang lebih mende!inisikan kearah kondisi
intelegensi.
%unagrahita adalah kata lain dari retardasi mental &mental redarsation'. arti har!iahnya adalah
dari kata tuna yaitu merugi sedangka grahita adalah pikiran# ditandai oleh cirri utamanya
adalah kelemahan dalam ber!ikir dan bernalar. akibat dari kelemahan tersebut anak
tunagrahita memilki kemampuan belajar dan adaptasi sosialnya berada dibawah rata+rata.
tunagrahita menjelaskan tentang kondisi anak yang kecerdasannya dibawah rata+rata yang
ditandai oleh keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan dalam interaksi social.
Para ilmuwan telah mengalami kesulitan untuk menemukan suatu de!inisi yang memuaskantentang anak tunagrahita atau anak retardasi mental berbagai 3ariable. pada tahun 1F/1
American Assosiation on Mental De!iciency &AAMD'# mende!inisikan retardasi mental
sebagai kelainan yang &1' meliputi !ungsi intelektual umum dibawah rata+rata &suba3erage'#
yaitu IG =9 kebawah berdasarkan tes indi3idual# &-' muncul sebelum usia 1/ tahun dan
&menunjukkan hambatan dalam perilaku adapti!'. keriga criteria tersebut harus ditemukan
sebelum seseorang anak dinyatakan sebagai anak tunagrahita atau retardasi mental.
Menurut apan 8eague !or the Mentally etarded &1FF-(p.--' yang dimaksud dengan
retardsai mental adalah !ungsi intelektualnya lamban yaitu IG > kebawah berdasarkan tes
intelegensi baku# kekurangan dalam perilaku adapti! dan terjadi pada masa perkembangan#
yaitu antara konsep hingga usia 1= tahun. ,aik de!inisi yang dikemukakan oleh apan 8eague
!or the Mentally etarded mengandung persamaan tetapi juga perbedaan. persamaannyaadalah &1' IG berada dibawah rata+rata secara nyata# &-' adanya kekurangan dalam perilaku
5
7/21/2019 Proposal Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 6/22
adapti! dan &0' terjadi pada masa perkembangan. perbedaan pada batas atas skor IG anak
tunagrahita dan batas usia perkembangan. jika menurut apan 8eague !or the Mentally
etarded anak yang memiliki IG > sudah dinyatakan sebagai anak tunagrahita maka
menurut AAMD anak yang memiliki IG =9 kebawah yang sudah disebut tunagrahita.
Menurut pendapat ?arner didalam buku terapi okupasi untuk anak berkebutuhan khusus
karangan Sujarwanto# anak dengan gangguan intelektual atau retardasi mental adalah anakyang mengalami keterlambatan atau kelambatan perkembangan mental. Anak yang
mengalami gangguan intelektual mempelejari berbagai hal yang lebih lambat dari pada
berbagai hal lebih lambat daripada anak+anak lain sebayanya. anak mungkin terlambat mulai
bergerak# tersenyum# menunjukkan minat pada berbagai hal atau benda# menggunakan
tangannya# duduk# berjalan# berbicara dan mengerti. Atau mungkin memiliki kemampuan+
kemampuan itu lebih cepat# tetapi lebih lambat dalam hal+hal lain.
Hungsi intelektual dibawah normal yang dimaksud adalah menunjukkan secara essensial pada
kelambanan kemampuan anak dalam memproses in!ormasi yang diterima. hal tersebut dapat
dilihat secara nyata dengan melakukan tes intelegensi secara indi3idual. ingatan anak dengan
gangguan intelektual kurang e!isien dank arena itu ada yang mengatakan sebagai anak yang
lemah ingatan. kemampuan untuk menuangkan ide sangat terbatas# begitu jugakemampuannya dalam menggunakan in!ormasi untuk bernalar# menghitung atau meramal
kemungkinan dan menge3aluasi suatu keadaan.
<ambatan penyesuaian perilaku adapti! yang dialami oleh anak dengan gangguan intelektual
adalah kurang mampu melakukan perkerjaan+pekerjaannya sesuai dengan umurnya. Anak
dengan gangguan intelektual hanya mampu melakukan pekerjaan seperti yang dapat
dilakukan oleh anak usia dibawahnya. Dengan keterbatasan tersebut maka anak dengan
gangguan intelektual mengalami hambatan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan
kepadanya. hal tersebut memang belum bisa diukur secara !ormal namun bisa dilihat dari
pengalaman dilapangan.
*angguan intelektual biasanya pada masa perkembangan anak hingga usia remaja.
dimani!estasikan dalam periode perkembangan berarti bahwa gangguan tersebut harus dapat
diobser3asi selama masa kanak+kanak. adanya gejala sakit mental atau dis!ungsi otak yang
muncul pada masa dewasa tidak dapat digolongkan ke dalam gangguan intelektual atau
tunagrahita. terdapat perbedaan antara gangguan intelektual dengan sakit mental atau sakit
jiwa. gangguan intelektual adalah ketidakmampuan untuk memecahkan persoalan yang
disebabkan oleh kecerdasan yang kurang berkembang dan kemampuan adapti!nya terhambat#
sedangkan sakit mental atau sakit jiwa merupakan kegagalan dalam membina kepribadian.
adi menurut beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian dari anak
gangguan intelektual adalah mereka yang mengalami kondisi !ungsi intelektual berada
dibawah rata+rata anak normal seusianya berdasarkan tes indi3idu sehingga mengalami
hambatan dalam adaptasi tingkah laku dan asosiasi lingkungan yang terjadi sejak masa perkembangan sampai usia remaja.
Menurut beberapa pendapat para ahli tentang pengertian tunagrahita dapat kita ambil
kesimpulan bahwa# anak tunagrahita adalah anak yang memiliki !ungsi intelektual umum
dibawah rata+rata IG =9# muncul sebelum usia 1= tahun# menunjukkan hambatan dalam
perilaku adapti!
1. !. +lasifikasi anak tunagrahita
7lasi!ikasi diperlukan untuk memudahkan pemberian bantuan atau pelayanan kepada anak
tunagrahita. tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk anak yang memiliki
perkembangan intelegensi yang terlambat. setiap klasi!ikasi selalu diukur dengan tingkat IG
mereka# yang terbagi menjadi tiga kelas yaitu tunagrahita ringan# tunagrahita sedang dantunagrahita berat.
6
7/21/2019 Proposal Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 7/22
7lasi!ikasi anak gangguan intelektual menurut DSM IV yang dikutip oleh DSM IV yang
dikutip oleh Sri Suwartinahyaitu(
1. retardasi mental ringan atau mild Mental retardation kategori ini ducable(
a' IG -+/> & sJd >'
7arakteristik(
1' %idak memperlihatkan kelainan !isik -' Agak mengalami keterlambatan dalam belajar bahasa
0' terdapat gangguan area sensori motor baru mengembangkan kemampuan social dan
komunikasi selama masa preschool + tahun
9' Kmampu mandiri
' Mengalami kesulitan dalam sekolah
/' sedikit rendahnya proses penyesuaian diri dari anak normal.
-. etardasi Mental sedang atau Moderate Mental etardation kategori %rainable(
a' IG 0/+1 &Stan!ord+,inet' &0+9 sJd +'
Pada masa ini anak dapat diajarkan lewat program training keterapilan social dan
okupasional. pekerjaan yang dapat mereka lakukan ketika dewasa bersi!at semi skill# dibawah pengawasan.
7arakteristik(
1' %ermasuk mampu latih untuk beberapa keterampilan tertentu
-' %erkadang menampakan kelainan !isik berupa gejala bawaan
0' 8ambat dalam pengembangan pemahaman penggunaan bahasa
9' 7eterampilan merawat diri dan motorik terlambat
' Ada yang agresi! dan sikap bermusuh terhadap yang belum kenal.
0. etardasi Mental ,erat atau Se3ere Mental etardation# terjadi selama masa kanak+kanak
berlangsung
a' IG -+0 &Stan!ord+,inet' &IG -+- sJd 0+9'
7arakteristik(
1' Menunjukkan banyak masalah
-' %erkadang masih ada yang bisa komunikasi# tetapi ada juga yang sama sekali tidak bisa
berkomunikasi.
0' Mengalami gangguan bicara
9' Daya motorik berat
' %idak mampu mengurus diri sendiri
/' Menunjukkan kerusakan perkembangan susunan sara! pusat
>' Anak dapat dilatih berbicara didalam skill perawatan diri dasar# yang akan membuat anak
sedikit kemampuan akademik sederhana# berhitung dan membaca.='Anak pada kondisi ini mengalami kecacatan yang cukup membutuhkan perawaran khusus.
9. etardasi Mental Sangat ,erat atau Pro!ound Mental etardation
a' IG dibawah - &Stan!ord+,inet'
7arakteristik(
1' Menampakkan kelainan !isik yang nyata
-' memperlihatkan kelainan otak
0' Mengalami gangguan serius pada !ungsi psikomotorik
9' Penyesuaian diri sangat kurang
' Selalu butuh pengawasan dan bantuan
/' Pemahaman dan penggunaan bahasa yang sangat terbatas>' Mempunyai sedikit sekali kemampuan merawat diri
7
7/21/2019 Proposal Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 8/22
=' ngompol S.M 8umbantobing# Anak dengan Mental terbelakang &akarta ( H7@I# 1FF=' h.
adi dalam klasi!ikasi tunagrahita dapat dibedakan berdasarkan kemampuan akademik dan
sosialisasinya. Semakin rendah kemampuannya semakin terbatas pula kemampuan yang
dimiliki.
7lasi!ikasi anak tunagrahita oleh *rossman seperti dikutip 7irk dan *allagher berdasarkan
tingkat intelegensi dengan menggunakan skala wecshler yaitu( etardasi mental ringan &MildMental etardation' IG +F# etardasi mental sedang &Moderate Mental etardation' IG
9+9# etardasi Mental ,erat &Se3ere Mental etardation' IG -+0F# etardasi mental
sangat berat &Pro!ound Mental etardation IG -9 kebawah'. 7lasi!ikasi tersebut
menunjukkan !ungsi intelektual secara nyata dibawah rata+rata. adi seseorang dikatakan
anak gangguan intelektual jika intelegensinya kurang dari > skala ?echsler.
Pengklasi!ikasian anak tunagrahita yang sudah lama dikenal ialah Debil untuk yang ringan#
Imbesil untuk yang sedang dan idiot untuk yang berate dan sangat berat. Pengelompokan
anak tunagrahita yang digunakan oelh kalangan pendidik di Amerika ialah ducable Mentally
etarded# %rainable Mentally etarded dan %otallyJ "ustodial Dependent yang diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia ( Mampu didik# Mampu latih dan mampu rawat.
7lasi!ikasi runagrahita menurut DSM IV &American Psikiatrik Association# ?ashington#1FF9' sebagai berikut (
a. %unagrahita ringan
Mereka yang termasuk dalam kelompok retardasi yang dapat dididik &educable'. Pada usia
prasekolah &+ tahun' mereka dapat mengembangkan kecakapan social dan komunikati!#
mempunyai sedikit dalam bidang sensorimotor dan sering tidak dapat dibedakan dari anak
yang tanpa retardasi mental# sampai pada usia yang lebih lanjut. Pada usia remaja# mereka
dapat memperoleh kecakapan akademik sampai kira+kira tingkat / &kelas / SD'
b. %unagrahita sedang
Mereka yang termasuk dalam kelompok retardasi dapat dilatih &trainable'. Mereka dapat
memperoleh man!aat dari latihan kecakapan social dan okupasional namun mungkin tidak
dapat melampaui pendidikan akademik lebih dari tingkat - &kelas - SD'
c. %unagrahita berat dan sangat berat
Anak yang tergolong dalam kelompok ini pada umumnya hamper memiliki kemampuan
untuk dilatih mengurus diri sendiri# melakukan sosialisasi dan bekerja. Sepanjang hidupnya
mereka akan selalu tergantung pada bantuan dan perawatan orang lain. &SM 8umbantobing#
Anak dengan Mental terbelakang akarta( H7@I# 1FF= h.'. Pada pembatasan derajat
tunagrahita ini tergantung dari ukuran intelektual seseorang. Sehingga mempengaruhi
kemampuan yang dimiliki.
1. ,. Pen-e!a! (unagrahitaPengetahuan tentang penyebab retardasi mental atau tuna grahita dapat digunakan sebagai
landasan dalam melakukan usaha+usaha pre3enti!. ,erbagai penelitian menunjukkan bahwa
tuna grahita dapat disebabkan oleh berbagai !actor# yaitu(
1. *enetik
-. Prenatal
0. Perinatal
9. Postnatal
. Haktor+!aktor sosio+kultural
1. Hactor *enetik
Pada beberapa tahun sebelumnya kondisi+kondisi yang berkaitan dengan tuna grahita belumdiketahui orang. Penemuan di bidang biokimia dan genetic telah memberikan penjelasan
8
7/21/2019 Proposal Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 9/22
tentang penyebab tunagrahita. %eknik khusus telah dikembangkan yang memungkinkan
dilakukanya studi jaringan kultur dan identi!ikasi beberapa kromosom. ,erikut ini
dikemukakan penyebab tuna grahita berupa(
a. 7erusakan biokimiawi yaitu para ahli biokimia telah mengidenti!ikasi sejumlah substansi
kimia yang dapat berpengaruh terhadap kondisi genetic abnormal misalnya materi kimia
berupa karbohidrat# lemak dan asam amino. b. Abnormalitas 7romosomal paling umum ditemukan adalah sindroma down atau
sindromamongol. 7eadaan penyakit ini dikemukakan oleh 8Angdoa Down sekitar 1 tahun
yang lalu. Anak yang lahir dengan sindroma Down mengalami retardasi mental dan memiliki
IG - sampai / dengan mayoritas rentangan 0 sampai . Dalam tahun 1FF 8ejeune#
*autier dan %urpin &7irk dan *alagher# 1F>F( p.11=' menemukan bahwa pada anak dengan
sindroma Down memiliki 9> kromosom karena pasangan kromosom ke+-1 terdiri dari 0
kromosom atau triplet yang biasa yang disebut trisomi. Sampai decade terakhir diagnosis
sindroma Down memiliki berbagai kondisi patologik yang memungkinkan terjadinya
sindroma Down tidak hanya pada saat kelahirab tetapi juga sesudahnya. Perkembangan
teknik diagnosis baru yaitu amniocentesis &pemeriksaan cairan plasenta' telah membuka
kesempatan untuk mendiagnosis lebih dini. Dengan demikian resiko yang tinggi untukmemilki anak dengan sindroma Doen dapat dideteksi lebih dini dalam kehamilan.
1. Masa Prenatal
%erdapat beberapa kondisi tyang dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan embrio dan yang
menyebabkan kesalahan perkembangan system sara! serta menyebabkan retardasi mental.
Masalah+masalah tersebut menimbulkan pertanyaan+pertanyaan mengenai pengaruhnya
terhadap intelegensi anak+anak yang diturunkan yang disebabkan oleh keadaan nutrisi ibu#
psikologis# dan lingkungan !isik. %idak ada jawaban yang uni3ersal kecuali beberapa kasus
seperti in!eksi rubella# !actor P.hesus &Ph'
1. Masa perinatal
Diagnosis kerusakan otak anak+anak sering berhubungan dengan kejadian+kejadian pada saat
kelahiran# yang kemudian diduga berhubungan dengan retardasi mental. Data tentang proses
kelahiran yang berhubungan dengan lamanya kelahiran dan kesulitan kelahiran# penggunaak
alat kedokteran# lahir sungsang dan penyebab+penyebab lain mungkib dapat menuntun
seseorang untuk menegakkan diagnose umum dan kerusakan otak tanpa spesi!ikasi
kerusakan. Penyebab lain dari kerusakan otak adalah sesak napas yang disebabkan oleh
kekurangan oksigen dalam otak selama proses kelahiran
1. Masa Postnatal
7ekurangan nutrisi sering dianggap sebagai penyebab utama terjadi retardasi mental.
Malnutrisi pada seorang ibu yang sedang hamil dan menyebabkan prematuritas dan prematuritas dapat meningkatkan resiko kerusakan otak pada !etus. Seorang ibu yang miskin
akan mengalami kesulitan untuk menyediakan pemeliharaan kesehatan yang cukup sehingga
meningkatkan angka kematian bayi dan komplikasi kelahiran yang dapat meningkatkan
jumlah anak retardasi mental. <al ini dapat dilihat banyaknya anak+anak retardasi mental
yang berasal dari keluarga miskin daripada yang berasal dari keluarga mampu.
1. Penyebab Sosiokultural
Peran nyata dari lingkungan dalam perkembangan kemampuan intelektual masih belum dapat
dipahami secara jelas# tetapi para psikologis dan pendidik umumnya mempercanyai bahwa
lingkungan social budaya berpengaruh terhadap kemampuan intelektual yang dikemukakan
oleh Itard.
9
7/21/2019 Proposal Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 10/22
1. d. Pengertian (unagrahita sedang
Anak tunagrahita sedang merupakan salah satu tingkatan dari ketunagrahitaan. Anak
tunagrahita sedang disebut juga Imbesil. 7elompok ini memiliki IG 0/+1 &Stan!ord+,inet'#
IG 1+0/ pada skala ,iner dan 9+9 menurut skala ?eshcler &?IS"'. Anak terbelakang
mental sedang bisa mencapai perkembangan MA sampai kurang lebih > tahun# diri sendiri
dari bahaya seperti menghindari kebakaran# berjalan di jalan raya# berlindung dari hujan#memakai baju sendiri# dan sebagainya.
Anak tunagrahita sedang sangat sulit bahkan tidak dapat berjalan secara akademik seperti
belajar menulis# membaca# dan berhitung walaupun mereka# masih dapat menulis secara
sosial# misalnya menulis namanya sendiri# alamat rumahnya# dll. Masih dapat dididik
mengurus diri# seperti mandi# berkapaian# makan# minum# mengerjakan pengerjaan rumah
tangga sederhana seperti menyapu# membersihkan perabot rumah tangga# dan sebagainya.
Dalam kehidupan sehari+hari anak tunagrahita sedang membutuhkan pengawasan yang terus
menerus. Mereka juga masih dapat bekerja di tempat kerja yang terlindung.
Pada dasarnya tidak ada satu anak pun yang memiliki karakteristik atau ciri yang sama persis
dengan anak yang lainnya. ,egitu pula halnya dengan anak tunagrahita# terdapat beberapa
ciri yang membedakan mereka dengan anak yang lainnya# karakteristik anak tunagrahita yangakan dikemukakan pada bagian ini merupakan karakteristik yang pada umumnya tampak
pada anak tunagrahita sedang sebagaimana digambarkan oleh Astati&-1(>'.
a. Segi !isik
7eadaan !isik tunagrahita sedang tidak sebaik penyandang tunagrahita ringan. Mereka
mengalami kurang keseimbangan# kurang koordinasi gerak sehingga ada diantara mereka
yang mengalami keterbatasan dalam bergerak.
b. Segi 7ecerdasan
7elompok ini mencapai kecerdasan yang sama dengan anak normal yang berusia > atau =
tahun. Sehubungan dengan ini .P. Mandey L hon ?iles &1FF ( 90' menyatakan bahwa (
%unagrahita sedang walaupun sudah dewasa dapat mencapai umur kecerdasan yang sama
dengan anak normal usia > tahun.
c. Segi ,icara
7emampuan bicaranya sangat kurang# akan tetapi masih dapat mengutarakan keinginannya
walaupun dalam mengucapkan kata+kata tidak jelas# menghilangkan salah satu !onem dalam
satu kata# menambah !oen dalam kata# atau mengucapkan kata mengerti lainnya.
d. Segi sosialisasi
Mereka dapat bergaul dengan tetangga terdekatnya# teman+temannya dengan orang+orang di
sekitar dengan baik# mereka tidak dapat bepergian jauh. Mereka masih dapat menyebut
namanya# alamatnya walaupun tidak kesempurnaan anak normal
e. Segi Pekerjaan
Dalam hal pekerjaan# mereka dapat mengerjakan hal+hal yang si!atnya sederhana dan rutin.Mereka ini bekerja dengan pengawasan.
Mengacu pada keterangan di atas# bisa disimpulkan bahwa karakteristik anak tunagrahita
sedang memiliki perbedaan dengan anak normal sehingga lemah dalam segi !isik dan
motorik# kurang mampu menarik kesimpulan dari yang dibicarakannya# sulit ber!ikir abstrak#
cenderung menarik diri# kurang percaya diri dan dapat melakukan pekerjaan yang si!atnya
sederhana.
B. Disain / Disain Alternatif Inter0ensi (indakan 1ang Di Pilih
". Hakekat Model Pe!elaaran +onstrukti0istik
a. Pengertian +onstrukti0istik
Secara bahasa# construct berarti membangun# menumbuhkan atau membuat orangmengerjakan hal membangun. Arti lainnya sesuatu yang membawa pembangunan dari orang
10
7/21/2019 Proposal Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 11/22
yang melakukannya. Menurut Piaget dalam situs internet# belajar konstrukti3istik merupakan
struktur+struktur kogniti! dalam interaksinnya dengan lingkungan. Interaksi dengan
lingkungan menjadi bantuan pembentuk struktur kogniti!nya# dengan ini subjek menyusun
pengertian realitasnya.
Piaget dalam eys berpendapat bahwa "onstructi3ism is !ocus on indi3idual cogniti3e
de3elopment trough co+construsted learning en3ironments with national# decontetualiNedthinking as he goal o! de3elopment. 7onstrukti3istik ber!okus pada perkembangan kognisi
indi3idu lewat lingkungan belajar yang bersi!at membantu proses konstrukti! disesuaikan
dengan pemikiran dan tujuan pengembangan#
7onstruksi pengetahuan menurut Dienes dalam eys adalah( Student create &construct' new
mathematical knowledge by re!lecting on their physical and mental actions. %hey obser3e
relationships# recogniNe patteens# and make generaliNations and abstraction as they integrate
nee knowledge into their eisting mental structure artinya bahwa siswa mencipta atau
membangun pengetahuan matematika baru mereka dengan merenungkan perbuatan mental
dan jasmani mereka. Siswa+siswi itu mengamati hubungan+hubungan# mengenal pola+pola
dan membuat kesamaan umum dan abstraksi pada saat mereka menyatukan pengetahuan ke
dalam struktur mental yang sudah ada.Menurut oyce dan kawan+kawan# model belajar yang berhasil untuk menanamkan
pegetahuan yang bertahan lama adalah pengetahuan yang didapat dari siswa dengan cara
yang paling mereka inginkan.
Menurut Abbot and yan dalam *innis( 7onstrukti3istik berpegang bahwa belajar pada
dasarnya akti!. seseorang yang mempelajari sesuatu yang baru membawa ke pengalaman
dirinya. pengalaman itu membawa pengetahuan dan pola mental.
,erdasarkan uraian dari beberapa ahli di atas# belajar konstrukti3istik adalah akti! menyusun
pengetahuan dan pengalaman konkret# melakukan akti!itas kolaborati! dalam kelompok
pembelajaran dibantu guru menyediakan benda konkret.
!. +arakteristik Pe!elaaran +onstrukti0istik
7elas yang menggunakan pembelajaran konstrukti3istik# memiliki gagasan+gagasan yang
dilontarkan siswa terungkap secara jelas dan eksplisit# gagasan+gagasan ini awalnya tidak
terlalu benar menurut konsep pembelajaran yang sedang diajarkan# tetapi dengan cara guru
melontarkan dorongan dan menciptakan kondisi supaya gagasan ini diperbaiki lewat
pemahamannya sendiri akan menjadi gagasan yang berkonsep benar.
Pengalaman yang di alami oleh siswa# pada pembelajaran konstruti3istik# berusaha
dihubungkan sendiri dengan gagasan yang dimilikinya. %ahapan+tahapan pikiran yang
tadinya tidak jelas bagi dirinya akan menjadi jelas karena ia berusaha meluruskannya
pemahamannya sendiri. Pada prosesnya siswa mencoba gagasannya dimengerti orang sepertii
ia mengerti pengetahuan baru itu# sehingga karakteristik kelas konstruti3istik adalah tidakada satu jawaban benar
7arakter mengajar konstrukti3istik adalah menata lingkungan agar siswa termoti3asi
megggai makna. pihak siswa akan memperoleh pengetahuan yang berbeda tergantung
pengalaman# biasanya makna yang ditemukan bersi!at unik dan indi3idualis. Seperti biasanya
siswa mengalami tahapan mengkode pengetahuan# menyimpannya datau storage dan setelah
itu retrie3e atau mengmanggil kembali# pada saat menyimpannya terjadi asimilasi dan
akomodasi. Asimilasi adalah proses kogniti! dimana seseorang menyatikan persepsi dan
konsep dalam pola yang sudah ada dalam pikirannya. Akomodasi adalah penyesuaian
kogniti! seseorang untuk menerima pengetahuan baru dalam pola di otak
7arakteristik model pembalajran ini menurut pusat kurikulum pendidikan dan kebudayaan
adalah belajar sebagai proses mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan pengalaman daninteraksi dengan lingkungan. 7arakteristik lainnya addalah siswa akti!# siswa bisa jadi
11
7/21/2019 Proposal Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 12/22
bekerja sendiri atau berkelompokk. *uru berperan sebagai !asilitator dalam menyiapkan
kondisi yang kolaborati!.
7esimpulan dari uraian tentang karakter belajar kontruti! adalah belajar yang mendorong
interaksi siswa satu ke lain# belajar akti! menyampaikan pendapat dan pertanyaan dan belajar
memusatkan perhatian pada masalah yang dibahas dengan bantuan alat peraga. ,ekerja
kolaborati! dalam bagian kelopok# belajar dengan guru sebagai !asilitator di kelas. ,elajardengan guru sebagai mediator antara siswa dalam mengoperasionalkan benda konkret untuk
menuju kepada pemahaman operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah#
516 %atang# ; %aksonomi ,loom Versi ,aru)# dari
http(JJwww.tatangmanguny.wordpress.comJtaksonomi+bloom+3ersi+baru# diakses pada
tanggal 1/ september -1-# p.1
5-6 <asanah# <asanahworld.wordpress.comJ teori+belajar+kogniti!# diakses pada tanggal -
September -1-# p.1
506 Ibid# p.1
596 Paul *innis# %rik dan %aktik Mengajar Strategi Mningkatkan Pencapaian Pengajaran di
kelas &akarta( Indeks# -='# p./056 Paul . ,urden and Da3id M ,yrd# Methods !or !!ecti3e %eaching &,oston( Allyn and
,acon# 1FF='# p.1>
5/6 *innis# op.cit# p.-1
BAB III
ME()DEL)&I PENELI(IAN
1. A. (uuan Penelitian
Penelitian tindakan yang dilakuikan ini bertujuan untuk meningkatkan Pemahaman
penjumlahan pada anak tunagrahita melalui metode pembelajaran kontrukti3istik kelas V di
S8, "empaka Putih.
1. B. (epat Dan 2aktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di S8, "empaka Putih# waktu penelitian dilaksanakan pada tahun
-1- dengan lama penelitian selama.
1. C. Metode dan Desain Inter0ensi (indakan
-. ". Metode Inter0ensi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan penelitian tindakan kelas
&P%7' penelitian tindakan kelas &classroom action reserch' merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas 516. Penelitian
ini dapat memperbaiki e!ekti3itas dan e!esiensi praktik pembelajaran suatu pokok bahasantertentu pada suatu mata pelajaran melalui beberapa siklus sampai sesuai dengan target
keberhasilan. Penelitian ini digunakan oleh guru di kelas &sekolah' tempat mengajar dengan
penekanan pada penyempurnaan atau peningkatkan proses pembelajaran.
Sesuai dengan penelitian "arr dan 7emmis yang dikutip oleh Siswojo <ardjodipuro#
mengatakan bahwa yang dimaksud penelitian tindakan kelas &P%7' adalah suatu bentuk diri
yang dilakukan oleh para partisipan &guru# siswa# kepala sekolah' dalam situasi sosial
&termasuk pendidikan' untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran5-6. <al+hal ini berarti
behawa penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya memperbaiki pola kegiatan prose
belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa melalui
bantuan rekan kerja untuk mencari solusi pemecahan masalah di kelas secara tepat. Dalam
prosesnya pihak+pihak yang terlibat saling mendukung satu sama lain# dilengkapi dengan!akta+!akta dan mengembangkan kemampuan analisis.
12
7/21/2019 Proposal Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 13/22
%. Desain inter0ensi tindakan
Dasar inter3ensi tindakan dalam penelitian ini menggunakan siklus model 8ewin. Adapun
prosedur kerja dalam penelitian ini mengikuti 8ewin seperti dikutip ?ina Sanjaya# inter3ensi
dapa dasarnya merupakan siklus yang meliputi &a' perencanaan# &b' tindakan# &c' obser3asi#
&d' re!leksi.506
Secara skematis siklus tersebut dapat digambarkan sebagai berikut(
Model Penelitian %Indakan 7elas dari 7urt 8win
Perencanaan
e!leksi %indakan
Obser3asi
&a!ar "
#iklus Penelitian (indakan +elas enurut 2ina #ana-a dari +urt Le$in
1. D. #u!ek atau Partisipan dala Penelitian
Subjek yang terlibat dalam penelitian adalah > orang siswa siswi kelas V tahun -1-
penelitian ini dilakukan langsung oleh peneliti. Partisipan dalam penelitian ini adalah teman
sejawat yang merupakan guru kelas yang berperan sebagai obse3er peneliti.
1. E. Peran dan Proses Penelitian dala Penelitian
Peran peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah melakukan perencanaan setiap
siklus yang akan dilakukan dan membuat laporan setelah mengadakan penelitian# peneliti
melakukan pengamatan terlebih dahulu terhadap proses pembelajaran matematika di kelas V
S8, "epmpaka Putih# akarta Pusat# khususnya pembelajaran penjumlahan. <asih dari
pengamatan awal itu akan dijadikan dasar bagi peneliti untuk membuat rencana tindakan
pada siklus pertama dengan bantuan beberapa pihak yang terlibat dilapangan.
Adapun posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pengajar. Peneliti melaksanakan
tindakan langsung berdasarkan rencana pemebelajaran dan berusaha sebanyak mungkin
mengumpulkan data sesuai dengan !okus penelitian. Selain itu# penelitian juga berperan
membuat laporan dari apa yang dilaksanakan dengan membantu oleh obser yang akan
memberikan saran atau komentar+komentar. Dengan keterlibatan peneliti secara langsung
diharapkan data yang diperoleh lebih akurat..
1. F. (ahapan Inter0ensi (indakan
-. a. Peran,anaan (indakan 3planning4Pada tahapan ini hal+hal yang dilakukan(
a' membuat satuan perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan di kelas. Pmberian
tindakan kegiatan pada kegiatan pembelajaran matematika. Satuan perencanaan disusun
berdasarkan tujuan# kegiatan media dan alat pengumpul data yang terbagi dalam 9 kali
pertemuan.
b' Menyiapkan media yang sesuai dengan tindakan yang akan diberikan kepada anak
c' menyiapkan alat pengumpul data berupa kamera dan lembar obser3asi
%abel
Satuan Perencanaan %indakan Siklus I
Materi( Operasi penjumlahan
%ujuan( Meningkatkan kemampuan beritung penjumlahan melaului metode pembelajarankontrukti3istik
13
7/21/2019 Proposal Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 14/22
Pertemuan %ujuan 7egiatan Media
Alat
pengumpul
data
1
• Segi pemahaman(
1. Mengamati pemahaman
siswa terhadap pola bilangan
di dalam sepulh
• Melakukan
pembelajarandengan kartu
domino.
Seperti bintik+bintik di
dalam kartu dilihat apakah
siswa tersebut tipe
berhitung(
• ,erurut# memisah
atau langsung tebak
• menjumlah biangan
1 angka dengan 1
angka• mengemukan
pendapat
• berinteraksi dengan
siswa lain dan guru
• memusatkan
perhatian pada
masalah yang
dibahsa
• mengerjakan 87S I
• *uru melakukan%anya jawab
• *uru sebagai
mediator
• *uru sebagi
!asilitator
• *uru meluruskan
konsep salah pada
siswa
• *uru mnyediakan
alat peraga konkret
7artu
domino
87S I
"atatan
langsung
- • Mengamati
penguasaan siswa
terhadap pola
bilangan sampai
sepuluh
• Membangun
penguasaan siswa
• Melakukan
pembelajaran dengan
batang es krim• Melihat apakah
,atang
eskrim
87S II
"atatan
langsung
14
7/21/2019 Proposal Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 15/22
siswa tersebut tiper
berhitung( berurut#
memisah# menebak
atau menghitung
langsung
• mengemukakan
pendapat
• berinteraksi dengan
siswa lain dan guru
• memusatkan
perhatian pada
masalah yang
dibahas
• menjumlahkan
bilangan - angka
dengan 1 angka• mengerjakan 87SII
• *uru melakukan
%anya jawab
• *uru sebagai
mediator
• *uru sebagi
!asilitator
• *uru meluruskan
konsep salah pada
siswa• *uru mnyediakan
alat peraga konkret
0 • Membangun
pemahaman siswa
terhadap
penjumlahan
• melihat hasil
perkembangan
berpikir
• segi konstrukti3istik • Mengamati
kemampuan guru
mengelaola
pembelajaran
matematika beracuan
kontrukti3istik
• Mengamati akti3itas
siswa danguru dalam
kegiatan
pembelajaran
matematika sesuai
Sangkar
sepuluh
dan
kancing
87S III
"atatan
langsung
15
7/21/2019 Proposal Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 16/22
7/21/2019 Proposal Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 17/22
beracuan konstrukti3istik
b. Mengamati akti3itas
siswa dan guru dalam
kegiatan pembelajaran
matematika sesuai model
belajar konstrukti3istik
perhatian pada
masalah yang
dibahas
• Mengerjakan 87S
IV
• *uru melakukan
%anya jawab
• *uru sebagai
mediator
• *uru sebagi
!asilitator
• *uru meluruskan
konsep salah pada
siswa
• *uru mnyediakan
alat peraga konkret
1. !. (ahapan Pelaksanaan
,erikut ini dideskripsikan lebih lanjut mengenai satuan pelaksaan tindakan yang dijalankan
pada siklus I sebagai berikut(
a4 Perteuan Pertaa
Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan tebak kartu domino seperti menebakkan
jumlah titik didalam kartu# dilihat apakah siswa ini tipe menghitung( berurut# memisah. Siswa
didorong untuk berinteraksi dengan siswa lainnya dan dengan guru. Siswa didukung jika
berpendapat dan bertanya diusahakan pemusatan perhatian pada kegiatan belajar. Melihat
kerja kolaborati! siswa dan memantau tugas guru sebagai !asilitator di kelas.
!4 Perteuan +edua
Pertemuan kedua# melakukan penjumlahan dengn batang eskrim. Pada pertemuan kedua ini
peneliti melihat apakah siswa tersebut mewakili tipe menghitung berurut# memisah#
mencongak dan mengerjakan 87S II. Siswa didorong untuk mengemukakan pertanyaan dan
pendapat serta memusatkan diri pada masalah yang dibahas. Melihat kerja kolaborati! siswa
dan memantau tugas guru sebagai !asilitator di kelas
,4 Perteuan +etiga
Pertemuan ketiga# pembelajaran melaksanakan penggunaan sangkar sepuluh untuk
memahami penjumlahan sampai sepuluh# mengerjakan 87S III. Sebelumnya siswa didoronguntuk memusatkan perhatian pada masalah yang dibahas saja# mendorong pernyataan dan
pertanyaan# juga mendukung adanya interaksi antar siswa dan guru. Melihat kerja kolaborati!
siswa dan memantau tugas guru sebagai !asilitator di kelas.
d4 Perteuan +eepat
Pertemuan keempat pembelajaran menggunakan kubus terhubung untuk memahami
penjumlahan di atas sepuluh# meletakkan kubus satuan dengan memecahnya dan blok batang
sebagai satuan sepuluh kubus sesuai dengan nilai tempat# mengerjakan 87S IV. Siswa
didorong untuk mengajukan pertanyaan dan pendapat jjuga mendorong terjadinya interaksi
siswa dan siswa lainnya juga siswa dengan guru. Pada penggunaan kubus yang terhubung
diusahakan siswa memusatkan perhatian pada masalah yang dibahas saja dan menemukan pemahaman penjumlahan
17
7/21/2019 Proposal Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 18/22
1. ,. Pengaatan tindakan
Obser3ing atau pendekatan pengamatan tindakan yang digunakan adalah obser3asi peer atau
pengematan sejawat yakni obser3asi terhadap pengajaran seseorang terhadap orang lain.
Obser3asi dilakukan terhadap proses model pembelajaran konstrukti3istik berlangsung. <al
ini dilakukan agar data bersi!at objekti!.
1. d. *efleksi tindakan
Setelah dilakukan perencanaan tindakan dan pelaksanaan tindakan serta melakukan
pengamatannya# peneliti mengadakan re!leksi tindakan untuk menganalisis !actor penyebab
tidak tercapainya tindakan sesuai dengan harapan. Apabila belum terjadi peningkatan yang
signi!ikan pada siklus pertama maka dilakukan tindak lanjut di siklus kedua untuk mencari
peningkatan yang lebih signi!ikan.
Haktor+!aktor ini dapat berupa aspek+aspek yang terkait dengan tindakan maupun aspek lain
yang memunculkan masalah baru. e!leksi adalah tindakan berisikan perbandingan
pemahaman di siklus I dengan siklus II.
1. &. Hasil Inter0ensi (indakan -ang Diharapkan
Perubahan yang diharapkan diantaranya kemampuan siswa yang meningkat dari tidak bisa
menjadi bisa pada saat melakukan penjumlahan. Dengan cara mendekatkan belajar dengan
menggunakan metode pembelajaran konstrukti3istik dikatakan berhasil jika(
1. ika kemampuan operasi penjumlahan berhasil jika > dari jumlah siswa memperoleh
skor lebih atau sama dengan > dalam hal melakukan penjumlahan melalui metode
pembelajaran kontrukti3istik sehingga msiswa menunjukkan skor minimal >.
-. <asil pengamatan penelitian dikatakan berhasil jika menunjukkan bahwa metode
pembelajaran yang dikembangkan memenuhi criteria e!ekti!# karena kemampuan guru
mengelola pembelajaran matematika beracuan konstrukti3istik baik# persentase rata+rata
akti3itas siswa dalam tugas dan kegiatan pembelajaran matematika sesuai model mencapai
lebih dari =/ # hasil tes matematika siswa bernilai sama atau lebih dari 77M# guru dan
siswa memberikan respon positi! terhadap pembelajaran menggunakan model
konstrukti3istik.
1. H. Data dan #u!er Data
1. Data
Menurut Arikunto# data adalah hasil pencatatan peneliti# baik yang berupa !akta maupun
angka596 Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa dalam penelitian tindakan
terdapat dua akti!itas yang dilakukan secara terus menerus. %indakan ini ada dua macam yaitudata pemantau tindakan dan data penelitian. data pemantau tindakan merupakan data yang
digunakan untuk mengontrol kesesuaian pelaksanaan tindakan dan rencana.
Sementara data penelitian adalah data tentang 3ariable penelitian yaitu kemampuan siswa
dalam operasi penjumlahan. Data ini digunakan untuk keperluan analisis data penelitian
sehingga diperoleh gambaran peningkatan kemampuan operasi penjumlahan pada siswa.
-. Sumber data
Menurut Suharsimi Arikunto# sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh56 Sumber
data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sumber data pemantau tindakan dan sumber
data penelitian. Sumber data pemantau tindakan dalam penelitian adalah kegiatan Metode
Pembelajarna 7ontrukti3istik yang dilakukan di kelas V S8, "empaka Putih# akarta Pusat.Adapun sumber data penelitian adalah kemampuan siswa terhadap operasi penjumlahan.
18
7/21/2019 Proposal Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 19/22
1. I. Instruen Pengupulan Data
Penelitian ini melibatkan data penelitian dan data pemantau tindakan. Instrumen ini bertujuan
untuk memperoleh data tentang peningkatan kemampuan penjumlahan dengan metode
pembelajaran 7ontrukti3istik.
1. ". Instruen Pengupulan Data Penelitian
-. a. Definisi +onseptual
7emampuan penjumlahan matematika adalah pemahaman seseorang untuk melakukan
penjumlahan yang melibatkan penamaan# penguasaan bilangan dan pengertian dan penjelasan
konsep# mengubah konsep dari symbol ke narasi# mengubah konsep penjumlahan biasa ke
penjumlahan berdasarkan bilangan dasar sepuluh.
!. Definisi )perasional
Pemahaman terhadap operasi penjumlahan adalah skor kemampuan pemahaman siswa yang
didapat melalui lembar tes berisikan - pertanyaan tentang kemampuan pemahaman operasi penjumlahan seluruh indikatornya. Indikator tersebut adalah &"-.1' mena!sirkan2 &"-.-'
mencontohkan2 &"-.0' menggolongkan2 &"-.9' menyimpulkan2 &"-.' membandingkan2
&"-./' menjelaskan.
Dari indicator ini dikaitkan dengan dimensi penamaan# penguasaan bilangan# pengubahan
konsep dari notasi ke narasi biaasa kepada penjumlahan berdasarkan sepuluh. ,utir
perntanyaan berjenis pilihan ganda dan diberi skor 1 jika benar dan skor jika salah.
,. +isi5kisi Instruen penelitian
IIntrumen Pemahaman operasi penjumlahan terhadap bilangan cacah disusun dalam bentuk
tes pemahaman operasi penjumlahan dan seluruh indikatornya.
Adapun kisi+kisi instrument pemahaman operasi penjumlahan terhadap bilangan cacah adalah
sebagai berikut(
7isi+kisi Intrumen Penelitian
$
oDimensi
$omor butir soalumla
h
"-.1
Mena!sir
kan
"-.-
Mencontoh
kan
"-.0
Menggolong
kan
"-.9
Menyimpul
kan
"-.
Membandin
gkan
"-./
Menjelas
kan
1
Penamaa
n bilangan 1#- 0#/ 9
-
Penguas
aan
bilangan
> 1# - 19 F /
0
Penjelas
an
konsep
= 9
9
Mengub
ah
konsep
1> 1/ 10 1F 1=
@M8A 9 9 0 - - -
19
7/21/2019 Proposal Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 20/22
<
7isi+kisi instrument pemahaman terhadap opersi penjumlahan perlu dijabarkan kembali
melalui tata letak pertanyaan pada tes pemahaman terhapadap operasi penjumlahan pada
bilangan cacah
%. Instruen Peantau (indakan
a. Definisi +onseptual
Model pembelajaran konstrukti3istik adalah upaya pembelajaran mendorong interaksi
siswa satu ke siswa lain# belajar akti! menyampaikan pendapat dan pertanyaan dan belajar
memusatkan pada masalah yang dibahas dengan bantuan alat peraga dan belajar dengan guru
sebagai !asilitator dan mediator di kelas
!. Definisi )perasional
Model pembelajaran konstrukti3istik adalah skor yang diperoleh guru dan siswa setelah
pengamat melakukan pengamatan tentang penerapan model pembelajaran konstrukti3istikyang disusun berdasarkan skala 8ikert.5/6 Skala disusun berupa pernyataan yang dimiliki 9
alternati! jawaban dengan criteria sebagai berikut( diberi skor 1 jika menunjukkan kurang#
skor - jika menunjukkan sukup# skor 0 jika menunjukkan baik dan skor 9 jika menunjukkan
baik sekali.
Dimensi tentang model pembelajaran konstrukti3istik yaitu( &1' mendorong interaksi siswa
satu ke siswa lain# &-' belajar akti! menyampaikan pendapat dan pertanyaan# &0' belajar
memusatkan perhatian pada masalah yang dibahas dengan menggunakan alat peraga# &9'
siswa bekerja kolaborati! dalam belajar.
c. 7isi+kisi Instrumen Pembelajaran 7onstrukti3istik
Instrumen pemantau tindakan guru disusun dalam bentuk skala 8ikert.5>6 &1' diberi skor 1 jika kurang# &-' diberi skor - jika menunjukkan cukup# &0' diberi skor 0 jika menunjukkan
baik dan &9' diberi skor 9 jika menunjukkan baik sekali.
Adapun kisi+kisi instrument pemantauan tindakan siswa dalam model pembelajaran
konstrukti3istik sebagai berikut(
7isi+kisi Instrumen Pemantauan %indakan Siswa dalam Model Pembelajaran 7onstrukti3istik
$o. Dimensiumlah butir
pernyataan
$o.
,utir
1. Mendorong interaksi siswa satu ke siswa lain - 1#-
-. ,elajar akti! menyampaikan pendapat dan pertanyaan - 0#9
0.,elajar memusatkan perhatian pada masalah yang dibahas
dengan menggunakan alat peraga1
9. Siswa bekerja kolaborati! dalam kelompok 1 /
umlah / /
Adapun kisi+kisi instrument pemantauan tindakan guru pada penelitian ini adalah sebagai
berikut(
7isi+kisi Instrumen Pemantauan %Indakan *uru dalam Model pembelajaran 7onstrukti3istik
$o. Dimensiumlah butir
pernyataan
$o.
butir
20
7/21/2019 Proposal Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 21/22
1.*uru ber!ungsi sebagai mediator dengan menyediakan
benda konkret- ># =
-. *uru ber!ungsi sebagai !asilitator - F# 1
umlah 9 9
1. 6. (eknik Pengupulan Data
Pengumpulan data dilakukan selama pelaksanaan pembelajaran# yang di dalamnya mencakup
(
1. Proses
%eknik pengumpulan data selama proses pembelajaran berupa (
1. Obser3asi melalui pengamatan langsung secara sistematis mengenai permasalahan
yang diteliti kemudian dibuat catatan.
-. 8embar pengamatan yang berbentuk checklist.
0. "atatan lapangan# yang berisi catatan kekurangan yang harus di perbaiki dan
kelebihan yang harus dipertahankan penelitian.
9. Dokumentasi berupa !oto+!oto selama penelitian.
. Aspek e3aluasi yaitu kemampuan pemahaman siswa melakukan operasi penjumlahan
pada saat penelitian berlangsung.
a. Pengamatan terhadap guru mengajar dengan model pembelajaran konstrukti3istik
b.Pengamatan terhadap proses siswa melakukan operasi penjumlahan
c. Instrumen tes tertulis operasi penjumlahan terhadap bilangan
1. +. (eknik Peeriksaan Data
@ntuk menguji keabsahan data dilakukan triangulasi yaitu mengecek melalui berbagaisumber dengan membandingkan apa yang dilakukan peneliti pada saat pembelajarna
berlangsung dengan pendapat pengamat. Adapun sebelum penelitian dilakukan peneliti#
peneliti terlebih dahulu berkonsultasi dengan teman sejawat dan ahli dibidang pembelajaran
matematika ini. Dalam penelitian ini pemeriksaan dilakukan oleh para dosen pembimbing#
sementara pengecekan dilakukan dengan dokumentasi !oto penelitian
L. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
". Analisis Data
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penjumlahan terhadap bilangan#
maka teknik yang digunakan dalam menganalisa data adalah perhitungan prosentase
pemahaman operasi penjumlahan melalui model pembelajaran konstrukti3istik untukmengetahui hasil sesudah dilakukan penelitian serta perhitungan persentase kemampuan guru
menerapkan model pembelajaran konstrukti3istik dalam proses pembelajaran. Analisis data
dalam penelitian ini terdiri dari reduksi data# paparan data dan penyimpulan hasil analisis.
umus menghitung persentase kemampuan dan pemantauan model pembelajaran
konstrukti3istik operasi penjumlahan sebagai berikut(
P 7 8 9 ":: ;
n
keterangan( P E Persentase
E jumlah skor pengamatan
21
7/21/2019 Proposal Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 22/22
nE banyak butir pernyataan
ika dalam penelitian tindakan siklus pertama belum berhasil# akan diteruskan ke tindakan
kedua dan seterusnya sampai tampak bahwa model pembelajaran konstrukti3istik dapat
meningkatkan kemampuan terhadap operasi penjumlahan pada bilangan
%. Interpretasi Hasil Analisis Data
Data hasil pengamatan terhadap operasi penjumlahan pada bilangan dikatakan berhasil jika
sudah mencapai > dari indicator yang ditentukan# akan tetapi jika belum mencapai >
maka peneliti dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Data hasil pemantau untuk guru dan sis dikatakan berhasil jika sudah mencapai minimal >
dari indicator yang ditentukan dan jika belum berhasil maka penelitian dilanjutkan ke
siklus berikutnya.
516 Qaenal ABib# Penelitian Tindakan Kelas, &akarta2 Rrama ?idya# -/'# h 10
5-6 amal Mamur Asmani# Penelitian Tindakan Kelas# &ogjakarta2 8aksana# -11'# h 09506506 ?ina Sanjaya# Penelitian %Indakan 7elas & akarta# 7encana# -F'# p.9F
596 Suharsimi Arikunto# Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek &akarta( ineka "ipta
--'# p.F/
56 Ibid# p.1>
5/6 Djaali dan Pudji Mulyono# Pengukuran Dalam ,idang Pendidikan &akarta( *rasindo#
-='# p.-=
5>6 Ibid# p.-=
22