Download - pre eklamsi ringan.docx
![Page 1: pre eklamsi ringan.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080912/55cf9c92550346d033aa4908/html5/thumbnails/1.jpg)
pre eklamsi ringan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap tahun diperkirakan 529.000 wanita di dunia meninggal sebagai akibat komplikasi
yang timbul dari kehamilan dan persalinan, sehingga diperkirakan terdapat angka kematian
maternal sebesar 400 per 100.000 kelahiran hidup (estimasi kematian maternal dari WHO/
UNICEF/ UNFPA tahun 2011). Hal ini memiliki arti bahwa satu orang wanita di belahan
dunia akan meninggal setiap menitnya.
Di indonesia, masalah kematian dan kesakitan ibu merupakan masalah besar. Pada tahun
2006, angka kematian ibu (AKI) masih menduduki urutan tertinggi di negara ASEAN yaitu
307/100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi (AKB) sebesar 37/1000
kelahiran hidup (Depkes, 2007). Pada tahun 2006 angka kematian ibu (AKI) masih
menduduki urutan ke 4 dari bawah ASEAN setelah Negara Kamboja , Myanmar dan Laos.
Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia, seperti halnya di Negara lain adalah
perdarahan, infeksi dan eklamsi.sedangkan angka kematian bayi (AKB) masih tergolong
tinggi dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN yaitu 24/1000 kelahiran hidup,
Malaysia 10/1000 kelahiran hidup dan Singapura
3/100kelahiranhidup,(http:/metrotvnews.com/indeex/metromain/news/2010/02/23/1141/
capaian-mdgs-terkendala-kasus-kematian-ibu).
Bandung, Jawa Barat menempati urutan ke tiga provinsi, dengan angka kematian ibu
(AKI) melahirkan terburuk di Indonesia. Dari setiap 100.000 kelahiran hidup, ada 343 ibu
yang meninggal. Angka kematian bayi baru lahir di Jawa Barat adalah 43 dari 1000 kelahiran
hidup. Ada pun AKI di Kabupaten Bekasi pada tahun 2008 sebanyak 25 kasus dan tahun
2009 sebanyak 23 kasus, terjadi penurunan pada tahun 2009.
Salah satu penyebab kematian ibu di atas telah di uraikan bahwa di sebabkan oleh
komplikasi persalinan dengan preeklamsi ringan merupakan salah satu kehamilan yang
beresiko tinggi, dimana dapat terjadi komplikasi pada ibu dan janin.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan pola pikir secara alamiah kedalam bentuk Asuhan
Kebidanan pada ibu hamil menurut Managemen Varney pada ibu hamil dengan preeklamsi
ringan.
![Page 2: pre eklamsi ringan.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080912/55cf9c92550346d033aa4908/html5/thumbnails/2.jpg)
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan pasien
secara keseluruhan .
b. Mahasiswa dapat mengintrerpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa masalah .
c. Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya .
d. Mahasiswa mampu menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera melakukan tindakan
atau konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien .
e. Mahasiswa dapat menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional
berdasarkan keputusan pada langkah-langkah sebelumnya .
f. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman .
g. Mahasiswa mampu mengevaluasikan keefektifan dari asuhan yang telah diberikan.
C. Manfaat
1. Bagi Bidan
Bidan lebih meningkatkan kualitas pelayanan sehingga dapat melakukan asuhan kebidanan
dengan baik, terutama pada kasus ibu hamil.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswi Akademi Kebidanan Bhakti Bangsa dapat melaksanakan asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan baik.
3. Bagi Pasien
Ibu hamil dapat terhindar dari komplikasi pada saat hamil sehingga proses persalinan dapat
berlangsung dengan aman.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan bacaan dan juga dapat digunakan sebagai masukan awal untuk penelitian
selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Preeklamsi Ringan
Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria dan edema yang
timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke 3 pada kehamilan,
tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada mola hidatidosa (Ilmu kebidanan, 2008).
Preeklamsi adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa
nifas yang terdiri dari hipertensi, proteinuria dan edema, ibu tersebut tidak menunjukan
tanda- tanda kelainan vascular atau hipertensi sebelumnya (Muchtar R., 1998)
![Page 3: pre eklamsi ringan.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080912/55cf9c92550346d033aa4908/html5/thumbnails/3.jpg)
Preeklamsi ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema setelah
umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan (Ilmu Kebidanan Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiharjo, Fak UI Jakarta, 1998).
B. Etiologi
Penyebab preeklamsi dan eklamsi secara pasti belum di ketahui. Teori yang banyak di
kemukakan sebagai penyebabnya adalah iskemia plasenta atau kurangnya sirkulasi O2 ke
plasenta.
Faktor predisposisi atau terjadinya preeklamsia dan eklampsia, antara lain:
1. Usia ekstrim ( 35 th)
Resiko terjadinya Preeklampsia meningkat seiring dengan peningkatan usia (peningkatan
resiko 1,3 per 5 tahun peningkatan usia) dan dengan interval antar kehamilan (1,5 per 5 tahun
interval antara kehamilan pertama dan kedua). Resiko terjadinya Preeklampsia pada wanita
usia belasan terutama adalah karena lebih singkatnya. Sedang pada wanita usia lanjut
terutama karena makin tua usia makin berkurang kemampuannya dalam mengatasi terjadinya
respon inflamasi sistemik dan stress regangan hemodinamik.
2. Riwayat Preeklampsia pada kehamilan sebelumnya
riwayat Preeklampsia pada kehamilan sebelumnya memberikan resiko sebesar 13,1 % untuk
terjadinya Preeklampsia pada kehamilan kedua dengan partner yang sama.
3. Riwayat keluarga yang mengalami Preeklampsia
eklampsia dan Preeklampsia memiliki kecenderungan untuk diturunkan secara familial.
4. Penyakit yang mendasari yaitu:
a. Hipertensi kronis dan penyakit ginjal
b. Obesitas,resistensi insulin dan diabetes
c. Gangguan thrombofilik
d. Faktor eksogen: Merokok, Stress, tekanan psikososial yang berhubungan dengan pekerjaan,
latihan fisik,Infeksi saluran kemih.
C. Klasifikasi Preeklamsi Meliputi:
1. Preeklamsi ringan
Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mm Hg dengan interval pemeriksaan 6 Jam dan
diastoliknya 90-110 mm Hg 2 pengukuran berjarak 4 jam dan tanda lain proteinuria ++
2. Preeklamsi Berat
Tekanan diastoliknya > 110 mmHg pada kehamilan > 20 minggu dan tanda lain proteinuria
+++, oliguria, pandangan kabur nyeri abdoment dan edema paru
3. Eklamsi
![Page 4: pre eklamsi ringan.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080912/55cf9c92550346d033aa4908/html5/thumbnails/4.jpg)
Kejang, tekanan diastolik > 90 mmHg pada kehamilan > 20 minggu proteinuria > ++ , koma
dan gejalanya sama denga preeklamsi berat
D. Patofisiologi
Pre-eklamsi ringan jarang sekali menyebabkan kematian ibu. Oleh karena itu, sebagian
besar pemeriksaaan anatomik patologik berasal dari penderita eklampsi yang meninggal.
Pada penyelidikan akhir-akhir ini dengan biopsi hati dan ginjal ternyata bahwa perubahan
anatomi-patologik pada alat-alat itu pada pre-eklamsi tidak banyak berbeda dari pada
ditemukakan pada eklamsi. Perlu dikemukakan disini bahwa tidak ada perubahan
histopatologik khas pada pre-eklamsi dan eklamsi. Perdarahan, infark, nerkosis ditemukan
dalam berbagai alat tubuh.
E. Gambaran klinik preeklamsi
a. Gejala subjektif
Pada Preeklampsia didapatkan sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diplopia,
penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah-muntah karena perdarahan
subkapsuer spasme areriol. Gejala-gejala ini sering ditemukan pada Preeklampsia yang
meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklamsia akan timbul. Tekanan darahpun akan
meningkat lebih tinggi, edema dan proteinuria bertambah meningkat.
b. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan meliputi; peningkatan tekanan sistolik 30
mmHg dan diastolic 15 mmHg atau tekanan darah meningkat lebih dari 140/90 mmHg.
Tekanan darah pada Preeklampsia berat meningkat lebih dari 160/110 mmHg dan disertai
kerusakan beberapa organ. Selain itu kita juga akan menemukan takikarda, takipnu, edema
paru, perubahan kesadaran, hipertensi ensefalopati, hiperefleksia, perdarahan otak.
F. Pengobatan untuk preeklamsia ringan
a. Istirahat total ( bed-rest )
menyarankan untuk berbaring pada sisi kiri saat beristirahat.hal ini akan meningkatkan
aliran darah dan mengurangi beban pembuluh darah besar.
b. Pemeriksaan hamil
Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam rahim segera datang ketempat
pemeriksaan dan sering melakukan pemeriksaan sebelum kelahiran. Tujuan kunjungan adalah
deteksi dini sehingga tidak perlu dirawat dan kondisi ibu-anak baik pada akhirnya.
c. Mengurangi makan garam apabila berat badan bertambah atau edema.
![Page 5: pre eklamsi ringan.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080912/55cf9c92550346d033aa4908/html5/thumbnails/5.jpg)
d. Minum 8 gelas air per hari
e. Mencegah kenaikan peningkatan tekanan darah (berlanjut menjadi pre eklampsi
berat),dengan memberikan obat Nefidipin 1 tablet sublingual 500 ml grm Sedativa ringan :
Phenobarbital 3 x30mg.
G. Cara mencegah preeklamsia
Sampai saat ini, tidak ada cara pasti untuk mencegah preeklamsia. Ada faktor-
faktor yang dapat penyebab terjadinya tekanan darah tinggi yang dapat dikontrol, ada juga
yang tidak. Ikuti instruksi dokter mengenai diet dan olahraga diantaranya:
a. Gunakan sedikit garam atau sama sekali tanpa garam pada makanan anda
b. Minum 6-8 gelas air sehari
c. Jangan banyak makan makanan yang digoreng dan junkfood
d. Olahraga yang cukup Angkat kaki beberapa kali dalam sehari
e. Hindari minum alkohol
f. Hindari minuman yang mengandung kafein Dokter mungkin akan menyarankan untuk
minum obat dan makan suplemen tambahan.
H. Manajemen Asuhan Kebidanaan
1. Definisi
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang di gunakan sebagai
metode mengorganisasi pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan,
keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan
yang berfokus pada klien. (varney,1997)
2. Manajemen Varney
a. Langkah I (pengumpulan data)
Data utama, data subyektif yang diperoleh dari anamnesa dan data obyektif dari
pemeriksaan fisik di peroleh melalui serangkaian upaya sistemik dan terfokus. Validitas dan
akurasi data akan sangat membantu pemberi pelayanan untuk melakukan analisis dan pada
akhirnya, membuat keputusan klinik.
Data subyektif adalah informasi yang diceritakan oleh ibu dan tambahan keluarga tentang
apa yang dirasakan, apa yang sedang dan telah dialami. Data obyektif adalah informasi yang
di kumpulkan berdasarkan pemeriksaan/pengamatan terhadap pasien.
(Asuhan Persalinan Normal,2007)
b. Langkah II (interprestasi data untuk mendukung diagnosa atau identifikasi masalah)
Dalam membuat diagnosa dan identifikasi masalah diperlukan yaitu data yang lengkap dan
akurat, kemampuan untuk interprestasi data, pengetahuan esensial, intuisi dan pengalaman
yang relevan dengan masalah yang ada. Diagnaosa dibuat sesuai dengan istilah atau
![Page 6: pre eklamsi ringan.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080912/55cf9c92550346d033aa4908/html5/thumbnails/6.jpg)
nomenklatur spesifik kebidanan yang mengacu pada data utama, analisis data subyektif dan
obyekti yang diperoleh.
Contoh : Diagnosa : Ibu G1P0A0 hamil 39 minggu dengan hipertensi, Janin tunggal hidup intra uterin
presentasi kepala
c. Langkah III (menetapkan diagnosa atau merumuskan masalah)
Rumusan masalah mungkin saja dapat terkait langsung maupun tidak langsung terhadap
diagnosis tetapi dapat pula merupakan masalah utama yang saling terkait dengan beberapa
masalah penyerta atau factor yang berkontribusi dalam terjadinya masalah utama
Contoh : Ibu hamil dengan hidramnion, bayi makrosomia, kehamilan yang jelas secara diagnosa
tetapi masih di barengi dengan masalah lanjutan walaupun masalah utamanya diselesaikan.
Bayi besar yang mungkin dapat dengan selamat dilahirkan oleh penolong persalinan harus
tetap di waspadai sebagai factor yang potensial untuk menimbulkan masalah, misalnya: bayi
tadi mengalami hipoglikemi karena makrosomia diakibatkan oleh ibu yang diabetes mellitus
atau terjadi perdarahan postpartum karena makrosomia adalah factor predisposisi untuk
atonia uteri. Asuhan Persalinan Normal,2007.
d. Langkah IV (menilai adanya kebutuhan dan kesiapan intervensi untuk menghadapi masalah)
Para bidan harus pandai membaca situasi klinik dan masyarakat setempat sehingga mereka
tanggap dalam mengenali kebutuhan terhadap tindakan segera sebagai langkah penyelamat
ibu dan bayinya apabila situasi gawat darurat terjadi.
Contoh: Untuk menghadapi ibu hamil dengan preeklamsi berat dengan tekanan darah yang
cenderung selalu meningkat maka seorang bidan harus berkonsultasi dengan tenaga ahli
dirumah sakit atau spesialis obstetric terdekat untuk menyiapkan tindakan/upaya yang dapat
dilakukan bila sang ibu mulai menunjukan gejala dan tanda gawat darurat.
Asuhan Persalinan Normal,2007
e. Langkah V (menyusun rencana asuhan atau intervensi)
Rencana asuhan atau intervensi bagi ibu bersalin dikembangkan melalui kajian data yang
telah diperoleh, diidentifikasi kebutuhan atau kesiapan asuhan dan intervensi serta dapat
mengukur sumber daya atau kemampuan yang di miliki. Rencana asuhan harus di jelaskan
dengan baik kepada ibu dan keluarga agar mereka mengerti manfaat yang diharapkan dan
bagaimana upaya penolong untuk menghindari ibu dan bayinya dari berbagai gangguan yang
mungkin dapat mengancam keselamatan jiwa atau kualitas hidup mereka. Asuhan Persalinan
Normal,2007.
f. Langkah VI (melaksanakan asuhan)
Setelah membuat rencana asuhan, laksanakan rencana tersebut secara tepat waktu dan
aman. Hal ini akan menghindari terjadinya penyulit dan memastikan bahwa ibu atau bayinya
![Page 7: pre eklamsi ringan.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080912/55cf9c92550346d033aa4908/html5/thumbnails/7.jpg)
yang baru lahir akan menerima asuhan atau perawatan yang mereka butuhkan. Asuhan
Persalinan Normal,2007
g. Langkah VII (memantau dan mengevaluasi efektifitas asuhan atau intervensi)
Penatalaksanaan yang telah dikerjakan kemudian di evaluasikan untuk menilai
efektifitasnya.
Tentukan apakah perlu dikaji ulang atau diteruskan sesuai dengan rencana kebutuhan saat
ini. Proses pengumpulan data, membuat diagnose, memilih intervensi, menilai kemampuan
sendiri, melaksanakan asuhan atau intervensi dan evaluasi adalah proses sirkuler (melingkar),
lanjutkan evaluasi asuhan yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir. Asuhan Persalinan
Normal,2007.
3. Metode SOAP
Metode pendokumentasian yang digunakan dalam asuhan kebidanan adalah SOAP yang
merupakan sinakatan dari:
a. S (Subyektif)
Informasi atau data yang diperoleh dari apa yang dilakukan klien atau keluarganya. Catatan
ini berhubungan langsung dengan masalah sudut pandang pasien.
Contoh : Hasil anamnesa dari ibu : “ merasa hamil 9 bulan, sering pusing, haid terakhir tanggal 20
januari 2010, kehamilan yang kedua, belum pernah keguguran.
b. O (Obyektif)
Obyektif adalah data yang diperoleh dari apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan sewaktu
melakukan pemeriksaan dan dari hasil pemeriksaan laboratorium.
Apa yang dapat diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen yang berarti dari diagnose
yang akan ditegakan.
Contoh : Hasil pemeriksaan palpasi abdomen : TFU pertengahan pusat prosesus xipoideus (34 cm),
punggung kanan, belum masuk pintu atas panggul, DJJ 120x/menit, vital sign TD 150/90
mmHg, Hb 11gr%, protein urin positif.
c. A (Analisa atau Asesmen)
Adalah kesimpulan yang berdasarkan data subyektif dan data obyektif tersebut. Untuk
tahapan asesmen mencangkup 3 tahapan kebidanan yaitu interpretasi data dasar, identifikasi,
diagnose/masalah potensial dan identifikasi kebutuhan tindakan atau disimpulkan. Pada
langkah ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial yang akan terjadi
tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnose potensial tidak
terjadi.
Contoh: Diagnosa : Ibu G2P1A0 hamil 36 minggu dengan preeklamsi ringan, janin tunggal hidup intra uteri letak
kepala
![Page 8: pre eklamsi ringan.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080912/55cf9c92550346d033aa4908/html5/thumbnails/8.jpg)
Masalah Potensial : Preeklamsi berat
Antisipasi masalah : Observasi tanda dan gejala PEB
Kebutuhan tindakan segera : Tidak ada
d. P (Planing)
Adalah perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan kesimpulan yang telah di
buat.
Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang, untuk mengusahakan
tercapainya kondisi pasien yang sebaik mungkin atau menjaga/mempertahankan
kesejahteraannya. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari tiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari
kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan
terjadi berikutnya.
Contoh : menjelaskan tentang hasil pemeriksaan dan keadaan kehamilan, menjelaskan bahaya
preeklamsi ringan terhadap ibu dan bayi, menjelaskan tanda-tanda bahaya dan tindakan yang
harus segera dilakukan bila ibu mengalami tanda bahaya tersebut, menganjurkan ibu untuk
kontrol 1 minggu sekali.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada tanggal 20 Juni 2012 pukul 16.00 WIB, Ny. E umur 25 tahun mengeluh pusing dan
kakinya bengkak. Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit apapun. Riwayat
menstruasi siklus 30 hari, banyaknya 3x ganti pembalut, teratur, lamanya 5 hari, sifat darah
encer, dan tidak disminorhoe. Riwayat perkawinan syah 1 kali dan belum mempunyai anak.
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu G1P0A0. Ibu mengatakan belum pernah
menyusui sebelumnya. Riwayat hamil HPHT 08-10-2011 dan ramalan persalinannya tanggal
15-7-2012, ANC 8 kali teratur, hamil muda keluhan mual muntah, mendapatkan imunisasi
TT 2 kali pada usia kehamilan 20 dan 24 munggu dan hamil tua keluhan pusing dan kaki
bengkak. Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan KB apapun, ibu mengatakan tidak
mempunyai riwayat penyakit sistemik seperti DM, TBC, Asma, jantung, hipertensi, ginjal
dan hepatitis dan ibu mengatakan tidak pernah dioperasi, dikeluarganya tidak ada yang
mempunyai riwayat penyakit apapun dan tidak ada keturunan kembar baik dari pihak ibu
maupun suami. Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan dan jenis kelamin yang
diharapkan laki-laki. Kebiasaan ibu sehari-hari antara lain makan 3 kali sehari dengan nasi,
lauk pauk bervariasi, sayuran dan buah-buahan, porsinya setengah piring dan tidak ada
![Page 9: pre eklamsi ringan.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080912/55cf9c92550346d033aa4908/html5/thumbnails/9.jpg)
pantangan apapun, ibu minum air putih sehari ± 7-8 gelas dan tidak ada keluhan apapun,
istirahat cukup tidur malam ± 6-7 jam dan tidur siang ± 2 jam. Ibu mengatakan tidak
merokok dan tidak mengkonsumsi obat-obatan selain obat dari bidan, untuk eliminasi BAK ±
4 kali sehari konsistensinya jernih tapi tidak ada keluhan apapun, BAB 1 kali sehari
konsistensi lunak dan berbau khas srta tidak ada keluhan apapun.
Setelah dilakukan pemeriksaan status generalis didapatkan keadaan umum ibu baik,
kesadaran composmentis, TTV: tekanan darah 140/110mmHg, 37°C, nadi 79x/menit,
respirasi 20x/menit, tinggi badan ibu 162cm, BB sekarang 72 kg, BB sebelum hamil 68 kg,
dan LILA 26 cm. Sedangkan dari hasil pemeriksaan sistematis muka sedikit bengkak, mata
conjungtiva tidak pucat, skelera tidak kuning, palpebra tidak cekung. Hasil
pemeriksaan mamae membesar, tidak ada tumor, simetris kanan dan kiri, aerola
hyperpigmentasi, puting susu menonjol, kolostrum belum keluar, axilla tidak ada tumor dan
nyeri tekan, ekstremitas tungkai simetris kanan dan kiri, tidak ada varices, oedema positif
kanan dan kiri dan refleks pattela positif kanan dan kiri. Pemeriksaankhusus obstetric
didapatkan inspeksi abdomen membesar dengan arah memanjang dan tidak ada pelebaran
vena, striae albican, linea nigra, palpasi tidak ada kontraksi, TFU 30cm, Leopold I FU teraba
bulat, lunak, tidak melenting (bokong) , Leopold II kanan teraba panjang, keras, seperti papan
( punggung), kiri teraba bagian-bagian kecil janin (ekstremitas), Leopold III terisi bulat,
keras, tidak melenting (kepala), Leopold IV divergent 3/5 bagian, lingkar bendel tidak ada,
nyeri tekan tidak ada, TBJ (30-11)x155= 2945 gram, DJJ terdengar jelas disatu titik frekuensi
146x/menit. Pemeriksaan ano genital tidak dilakukan, pemeriksaan laboratorium Hb dan urin
reduksi tidak dilakukan, protein urin (++).
Berdasarkan hasil pengkajian dan hasil pemeriksaan didapatkan diagnosa
yaitu ibu G1P0A0 hamil 36 minggu > 3 hari dengan preeklamsi ringan, Janin tunggal hidup
intra uterin presentasi kepala. Dasar ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya, belum pernah
melahirkan dan tidak pernah keguguran, HPHT 08-10-2011, TD 140/110 mmHg dan hasil
pemeriksaan protein urin (++), DJJ terdengar jelas disatu titik frekuensi 146x/menit, leopold
III teraba bulat, keras, tidak melenting (kepala). Masalah ibu merasa pusing dan kakinya
bengkak, masalah potensial preeklamsi berat antisipasi melakukan terapi penanganan
preeklamsi dan observasi tanda dan gejala PEB, tindakan segera kolaborasi dengan dokter
spesialis kandungan.
Setelah menentukan diagnosa pada ibu rencana asuhan yang akan diberikan yaitu
beritahu ibu dan keluarga tentang kondisi bu saat ini, beri terapi penanganan preeklamsi,
anjurkan ibu untuk diet tinggi protein dan rendah lemak, beri tahu ibu tanda-tanda preeklamsi
dan eklamsi, anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan 2 kali seminggu.
![Page 10: pre eklamsi ringan.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080912/55cf9c92550346d033aa4908/html5/thumbnails/10.jpg)
Setelah melakukan rencana pada ibu maka dapat melakukan tindakan yaitu memberitahu
ibu dan keluarga bahwa kondisi ibu kurang baik yaitu ibu mengalami preeklamsi atau
keracunan dalam kehamilan dimana salah satu cirinya yakni adanya peningkatan tekadan
darah dan adanya protein dalam urin tapi preeklamsinya masih ringan, memberi terapi
penanganan preeklamsi yaitu memberitahu ibu tentang pentingnya istirahat tidur malam
minimal 7-8 jam dan tidur siang minimal 1 jam, menganjurkan ibu untuk tidak bekerja terlalu
berat dan selalu menjaga ketenangan pikirannya, menganjurkan ibu untuk tidur dengan posisi
kaki lebih tinggi dari kepala, menaganjurkan ibu untuk diet tinggi protein dan rendah lemak
serta mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan untuk mengurangi tekanan darahnya,
memberitahu i u tanda-tanda preklamsi berat dan eklamsi seperti sakit kepala yang hebat
disertai penglihatan kabur, nyeri epigastrium, dan kejang, menganjurkan ibu untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan 2 kali seminggu.
Setelah melakukan tindakan kami dapat mengevaluasi hasil ibu dan keluarga sudah tau
tentang kondisi ibu, ibu mengerti dengan apa yang dianjurkan oleh bidan, ibu berjanji akan
melakukan apa yang dianjurka oleh bidan, ibu sudah tahu tentang tanda-tanda preeklamsi dan
eklamsi, ibu berjanji akan melakukanpemeriksaan kehamilan 2 kali seminggu.
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah melakukan pengkajian pada pasien Ny. E hamil dengan preeklamsi ringan.
Terdapat kesenjangan pada teori dan tindakan yang telah dilakukan seperti, dalam teori
pemeriksaan ibu hamil seharusnya dilakukan sesuai dengan manajemen varney, tetapi disini
ada beberapa pemeriksaan yang tidak dilakukan seperti pemeriksaan rambut, hidung, telinga,
mulut, leher, pemeriksaan anogenital dan pemeriksaan Hb dikarenakan waktu yang tidak
memungkinkan.
![Page 11: pre eklamsi ringan.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080912/55cf9c92550346d033aa4908/html5/thumbnails/11.jpg)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Mahasiswa telah dapat mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai
keadaan Ny. E secara keseluruhan.
2. Mahasiswa telah dapat menginterpretasikan data untukmengidentifikasikan diagnosa dan
masalah pada Ny. E.
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa masalah potensial pada Ny. E dan
mengantisipasi penanganannya.
4. Mahasiswa mampu menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera melakukan tindakan
atau konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi Ny. E.
5. Mahasiswa dapat menyusun rencana asuhan pada Ny. E secara menyeluruh dengan tepat dan
rasional berdasarkan keputusan pada langkah-langkah sebelumnya.
6. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaaan langsung asuhan pada Ny. E secara efisien
dan aman.
7. Mahasiswa mampu mengevaluasikan keefektifan dari asuhan yang telah diberikan pada Ny.
E.
B. Saran
1. Untuk Bidan
![Page 12: pre eklamsi ringan.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080912/55cf9c92550346d033aa4908/html5/thumbnails/12.jpg)
Bidan lebih meningkatkan kualitas pelayanan sehingga dapat melakukan asuhan
kebidanan pada ibu bersalin dengan baik, terutama kasus ibu bersalin dengan masalah yang
ada.
2. Untuk Mahasiswa
Mahasiswa dapat lebih mendalami tentang penanganan ibubersalin dengan
masalah yang ada.
3. Untuk Institut Pendidikan
Mengembangkan teori baru dan memonitori mahasiswa dalam praktek.