Download - Petunjuk Teknis Pencairan & Pemanfaatan BLM
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM i
PETUNJUK TEKNIS PENDAMPINGAN, PENCAIRAN DAN PEMANFAATAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM)
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN
Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan Umum
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI | i BAB I | PENDAHULUAN | 1 BAB II | PEMAHAMAN TENTANG DANA BLM | 3 BAB III | TUJUAN PEMANFAATAN DANA BLM | 5 BAB IV | JENIS DANA BLM | 7 BAB V | MODEL PENCAIRAN DANA BLM | 9 BAB VI | MEKANISME PENCAIRAN DAN PEMANFAATAN DANA BLM | 11 VI.1. BLM PNPM Mandiri Perkotaan | 12
a. Persyaratan Pencairan dan Penyaluran Dana BLM | 12
b. Mekanisme Pencairan Dana BLM | 13
c. Biaya Operasional BKM | 13
d. Alur Pancairan Dana BLM | 14
e. Langkah-Langkah Operasional Pendampingan | 16
VI.2. BLM PLPBK | 22
a. Lingkup Penggunaan Dana | 22
b. Persyaratan Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM PLPBK | 22 c. Alur Pencairan Dana BLM PLPBK | 26 d. Langkah-Langkah Oprasional Pendampingan | 28
2 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
Proses pembelajaran masyarakat untuk menanggulangi masalah kemiskinan dilakukan melalui praktek langsung di lapangan oleh masyarakat sendiri. Dalam praktek ini masyarakat diberikan stimulan dana yang dinamakan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM). Dana BLM ini langsung dikelola oleh masyarakat melalui BKM/LKM dan dimanfaatkan langsung oleh masyarakat miskin sebagai penerima manfaat melalui KSM.
Harapan melalui pembelajaran ini adalah masyarakat secara bertahap belajar
menumbuhkembangkan keberdayaan dalam tiga aspek, yaitu lingkungan, sosial, dan ekonomi (TRIDAYA).
Jenis‐jenis kegiatan dapat ditentukan sendiri oleh masyarakat melalui rembug warga, dengan tetap memperhatikan keselarasan dan keberlanjutan pembangunan (aspek tridaya) sesuai kebutuhan masyarakat sebagaimana layaknya pembelajaran pada kontek realita (bukan laboratorium).
Sesuai dengan proses transformasi sosial yang ada di dalam P2KP, maka BLM juga diberikan sesuai dengan fasenya tetapi dengan peruntukan dan sasaran yang berbeda. Di dalam PNPM Mandiri Perkotaan, BLM dipergunakan untuk membiayai kegiatan tridaya yang sudah direncanakan di dalam PJM Pronangkis, sedangkan di dalam PLPBK, BLM dipergunakan bukan hanya untuk membiayai seluruh rencana pembangunan yang telah dibuat melainkan dana stimulan untuk belajar praktek melaksanakan pembangunan lingkungan permukiman, sehingga masih diperlukan upaya lanjut untuk menggalang dana dan sumberdaya dari berbagai pihak lain (Community Base Neighbourhood Development)
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 3
BAB II PEMAHAMAN TENTANG DANA BLM
4 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
BLM merupakan dana stimulan untuk mendorong masyarakat membangun modal sosial melalui pembelajaran kritis di tiga bidang (lingkungan, sosial dan ekonomi) yang dikenal sebagai Tridaya agar mandiri dalam menanggulangi persoalan kemiskinan dan mampu memberikan kontribusi pada peningkatkan IPM serta pencapaian MDGs di wilayahnya. Substansi makna dana BLM sesungguhnya merupakan media pembelajaran masyarakat untuk terus membangun kapital sosial dan menumbuhkan nilai‐nilai universal kemanusiaan maupun prinsip‐prinsip kemasyarakatan sehingga pada gilirannya akan mampu menyelesaikan persoalan sosial, ekonomi dan lingkungan/permukiman mereka. Lebih dari itu, Komponen Dana BLM diadakan juga dengan tujuan membuka akses bagi masyarakat miskin ke sumber dana yang dapat langsung digunakan oleh masyarakat miskin untuk upaya‐upaya penanggulangan kemiskinan.
Makna Dana BLM harus disikapi sebagai pelengkap sarana proses pembelajaran untuk perubahan
sikap dan perilaku masyarakat dalam melaksanakan kegiatan penanggulangan kemiskinan
berbasis nilai‐nilai universal dan berorientasi pada peningkatan IPM‐MDGs . Sehingga tolok ukur
dari pembelajaran BLM dapat dilihat pada sejauhmana BLM dimanfaatkan oleh masyarakat
secara bertanggungjawab dan proporsional sesuai PJM Pronangkis/RPLP.
Dana BLM adalah dana publik yang diberikan sebagai bantuan sosial dari pemerintah kepada masyarakat yang bermakna bahwa penggunaan dana BLM oleh masyarakat hanya dapat dimanfaatkan bagi kepentingan penanggulangan kemiskinan, dan bukan hadiah atau dana tak bertuan yang dapat digunakan sekehendak hati.
Harus disadari pula bahwa sebagian besar sumber dana PNPM‐Mandri Perkotaan maupun PLPBK adalah hutang luar negeri yang harus dibayar kembali di kemudian hari. Diharapkan masyarakat mampu memanfaatkan dana tersebut secara tepat, benar, efesien, efektif, dan dapat menanggulangi persoalan kemiskinan di wilayahnya, yang pada gilirannya akan meningkatkan produktifitas mereka, sehingga dapat menjadi bagian dari sumber pendapatan untuk dapat membayar kembali hutang luar negerinya.
Sebagai dana yang berasal dari pinjaman hutang luar negeri dan harus dibayar kembali oleh
seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali, maka dana BLM merupakan "Dana Publik" yang
diberikan sebagai waqaf (titipan) dari pemerintah kepada masyarakat kelurahan/desa! Pada satu
sisi hal ini berarti bahwa seluruh pihak berhak memperoleh informasi tentang status keberadaan
dan pemanfaatan dana tersebut, dan pada sisi lain masyarakat yang dipercaya mengelola dana
tersebut juga harus menjunjung tinggi transparansi dan akuntabilitas, terutama kepada
pemerintah, termasuk pemerintah kota/kabupaten
PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 5
BAB III TUJUAN PEMANFAATAN DANA BLM
6 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
Dana BLM harus dimanfaatkan bagi kepentingan perbaikan kesejahteraan masyarakat miskin setempat. Dengan demikian tujuan dari pemanfaatan dana BLM adalah :
1. Yang paling utama adalah membuka akses masyarakat miskin ke sumber dana yang dapat dipergunakan untuk menanggulangi persoalan kemiskinan di wilayahnya
2. Menumbuhkembangkan proses pembelajaran bagi masyarakat khususnya masyarkat miskin melalui kegiatan‐kegiatan di bidang sarana dan parasarana dasar lingkungan, bidang sosial, dan bidang ekonomi;
3. Tumbuhnya rasa kebersamaan (munculnya kepedulian dan solidaritas sosial) di masyarakat kelurahan/desa tersebut;
4. Tumbuhnya rasa kepemilikan yang besar terhadap program melalui kegiatan‐kegiatan yang dilaksanakannya serta membangkitkan potensi swadaya masyarakat baik berupa materi, tenaga maupun pikiran.
8 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
Dana BLM yang sedang dan akan dilaksanakan di PNPM Mandiri Perkotaan terdiri dari 2 (dua) jenis dana BLM antara lain :
1. BLM Reguler adalah stimulan dana BLM yang dialokasikan setiap tahun diseluruh kelurahan lokasi sasaran PNPM Mandiri Perkotaan;
2. BLM Non Reguler adalah stimulan dana BLM yang dialokasikan di kelurahan terpilih sesuai kriteria yang ditetapkan. Jenis BLM non reguler seperti BLM PLPBK, BLM PPMK, BLM PRB BM, dll
10 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
MODEL PENCAIRAN DANA BLM a. Model Mekanisme Pencairan Dana BLM
Model mekanisme pencairan dana BLM di PNPM Mandiri Perkotaan dibagi ke dalam 2 (dua) model yaitu :
1. Pencairan di tingkat Kota/Kabupaten melalui satker PIP Kabupaten/Kota;
2. Pencairan di tingkat Propinsi melalui satker PBL Propinsi.
b. Model Tahap Pencairan Dana BLM
Model tahap pencairan dana BLM di PNPM Mandiri Perkotaan dibagi ke dalam 2 (dua) model yaitu :
1. Pencairan 2 (dua) tahap yaitu apabila pagu BLM yang dialokasikan ≤ 500 juta;
2. Pencairan 3 (tiga) tahap yaitu apabila pagu BLM yang dialokasikan > 500 juta.
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 11
BAB VI MEKANISME PENCAIRAN DAN
PEMANFAATANDANA BLM
12 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
VI.I BLM PNPM Mandiri Perkotaan
a. Persyaratan Pencairan dan Penyaluran Dana BLM PNPM Dana BLM disalurkan langsung kepada BKM/LKM (Lembaga Keswadayaan Masyarakat), secara bertahap melalui 2 (termin), yaitu sebagai berikut
Tahap
Pencairan Syarat Pencairan Syarat Pemanfaatan
Tahap I (60%)
BKM/LKM telah melaksanakan review partisipatif (kelembagaan, keuangan dan PJM/Renta Pronangkis); anggota BKM/LKM yang telah habis masa baktinya harus sudah dipilih ulang dengan minimum 30% penduduk dewasa mengikuti pemilihan tingkat basis
BKM/LKM menandatangani Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) dengan pihak pemerintah yang diwakili PJOK;
Melengkapi form dokumen pencairan (PP‐BLM, BAPPD, Kwitansi, Copy Rek.BKM/LKM)
Melampirkan PJM dan Rencana Tahunan Pronangkis hasil review yang telah disepakati masyarakat dan diverifikasi KMW/OC (Korkot);
Melampirkan rencana penggunaan dana / RPD BLM tahap I yang telah disepakati masyarakat dan diverifikasi KMW/OC (Korkot);
Terbentuk KSM yang dinilai layak oleh KMW/OC (Korkot)
proposal/usulan KSM untuk penggunaan dana BLM tahap I telah dinyatakan layak oleh KMW/OC (Korkot) dan disetujui oleh Rapat BKM/LKM.
Administrasi keuangan (pembukuan) Sekretariat dan UPK telah diverifikasi oleh KMW/OC (Askot Ekonomi/Manajemen Keuangan) dengan hasil baik
Tahap II (40%)
Administrasi keuangan (pembukuan) Sekretariat dan UPK telah diverifikasi oleh KMW/OC (Askot Ekonomi/Manajemen Keuangan) dengan hasil baik
Melengkapi form dokumen pencairan (PP‐BLM, BAPPD, Kwitansi, Copy Rek.BKM/LKM, Resume SP‐3)
Melampirkan rencana penggunaan dana / RPD BLM tahap II yang telah disepakati masyarakat dan diverifikasi KMW/OC (Korkot);
proposal/usulan KSM untuk penggunaan dana BLM tahap II telah dinyatakan layak oleh KMW/OC (Korkot) dan disetujui oleh Rapat BKM/LKM
Administrasi keuangan (pembukuan) Sekretariat dan UPK telah diverifikasi oleh KMW/OC (Askot Ekonomi/Manajemen Keuangan) dengan hasil baik
dana tahap I yang tersalurkan ke KSM telah dimanfaatkan dan dipertanggungjawabkan secara teknis dan administrasi minimal 50% ,
kegiatan‐kegiatan yang dilaksanakan telah diperiksa dan ditandatangani oleh Tim Fasilitator serta diverifikasi KMW/OC (Korkot),
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 13
b. Mekanisme Pencairan Dana BLM
Sebagaimana kita ketahui bahwa dana BLM merupakan dana urusan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah, maka mekanisme pencairan dana BLM akan di atur sebagaimana tabel dibawah ini :
No Tahap Pencaiaran APBN APBD Keterangan
1 Tahap I 60% ‐
2 Tahap II
35% 5% IFKD Rendah
30% 10% IFKD Sedang
25% 15% IFKD Tinggi
20% 20% IFKD Sangat
Tinggi
Keterangan : Pada tahap I, dana BLM yang akan dicairkan sebesar 60% adalah DUB yang bersumber dari APBN. Pada tahap II dana BLM yang akan dicairkan sebesar 5% s/d 20% (tergantung IFKD) adalah DDUB yang bersumber dari APBD, kemudian dilanjutkan dengan pencairan DUB yang bersumber dari APBN.
c. Biaya Operasional BKM/LKM dan Peningkatan Kapasitas Masyarakat
Untuk kelurahan/desa yang prosentase miskinnya ≥ 10% baik di lokasi lama maupun lokasi baru besarnya BOP dan dana peningkatan kapasitas masyarakat untuk masing‐masing pagu BLM adalah sebagai berikut :
Untuk katagori kelurahan/desa kecil, maka besarnya biaya operasional BKM/LKM sebesar 5 juta dan 10 juta untuk peningkatan kapasitas masyarakat;
Untuk katagori kelurahan/desa sedang, maka besarnya biaya operasional BKM/LKM sebesar 7,5 juta dan 10 juta untuk peningkatan kapasitas masyarakat;
Untuk katagori kelurahan/desa besar, maka besarnya biaya operasional BKM/LKM sebesar 10 juta dan 10 juta untuk peningkatan kapasitas masyarakat;.
Sedangkan untuk kelurahan/desa yang prosentase miskinnya < 10% baik di lokasi lama maupun lokasi baru besarnya BOP dan dana peningkatan kapasitas masyarakat untuk masing‐masing pagu BLM adalah sebagai berikut :
Untuk katagori kelurahan/desa kecil, maka besarnya biaya operasional BKM/LKM sebesar 5 juta dan 10 juta untuk peningkatan kapasitas masyarakat;
Untuk katagori kelurahan/desa sedang dan besar, maka besarnya biaya operasional BKM/LKM sebesar 7,5 juta dan 10 juta untuk peningkatan kapasitas masyarakat;
Penarikan dana BOP dan dana peningkatan kapasitas masyarakat ini akan dilakukan secara bertahap sesuai tahapan pencairan dana BLM yang diajukan.
14 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
Dalam pengelolaannya, penggunaan dana BOP BKM/LKM ini dapat digunakan untuk keperluan:
Biaya rapat BKM/LKM/UP‐UP;
Insentif sementara UPK, UPL UPS dan Sekretariat;
ATK UPK, UPL UPS dan Sekretariat;
Biaya rumah tangga sekretariat ( listrik, telepon,PAM)
Transport UP‐UP dan Sekretariat;
Biaya penggandaan dokumen pencairan dana BLM;
Biaya‐biaya lain atas persetujuan rapat BKM dan biaya operasional BKM ini tidak dapat digunakan untuk honor/insentif anggota BKM.
Dana peningkatan kapasitas masyarakat digunakan untuk keperluan pelatihan dan sosialisasi ditingkat komunitas/ masyarakat.
Pengelolaan keuangan BOP BKM/LKM dan dana peningkatan kapasitas masyarakat ini dikelola oleh kesekretariatan BKM/LKM yang akan mengatur pengeluaran biaya operasional BKM. Kesekretariatan harus menyusun rencana keuangan tersebut dan dipertanggungjawabkan secara periode kepada BKM serta diaudit oleh lembaga audit pemerintah (BPKP, Bawasda) maupun lembaga audit independen
d. Alur Pencairan Dana BLM
Dana bantuan langsung masyarakat ini mencakup Bantuan Langsung Masyarakat di lokasi lama dan lokasi baru (katagori 1‐kelurahan/desa grant and sub loan).
Alur Pencairan Dana BLM mencakup beberapa katagori sebagai berikut :
16 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
e. Langkah‐langkah Operasional Pendampingan
Siklus : PENDAMPINGAN PENCAIRAN DANA BLM
Kode Kegiatan : L‐1 Nama Kegiatan : Bimbingan Pendampingan Pencairan dan Pemanfaatan dana BLM
A. SASARAN KEGIATAN
No Sasaran Indikator Sumber Informasi
1 Fasilitator paham dan menguasai seluruh proses dan mekanisme pendampingan pencairan dana BLM
Fasilitator mampu memfasilitasi BKM & UP‐UP untuk pencairan dana BLM
Hasil bimbingan Faskel
B. PROSEDUR PELAKSANAAN
No Prosedur Alat Bantu Output Kegiatan
1 KMW/OC melaksanakan bimbingan faskel tentang pendampingan pencairan dana BLM
Modul dan Buku Pedoman Teknis Pendampingan Pencairan Dana BLM
Laporan pelaksanaan kegiatan bimbingan oleh KMW/OC
Hasil monitoring KMP
2
KMW/OC/Korkot bersama‐sama fasilitator menyusun jadwal rencana bimbingan bagi BKM & UP‐UP tentang pendampingan pencairan dana BLM.
Data Quick Status masing-masing korkot Jadwal tentatif pelaksanaan bimbingan
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 17
Siklus : PENDAMPINGAN PENCAIRAN DANA BLM
Kode Kegiatan : L‐2 Nama Kegiatan :Bimbingan Pencaiaran Dana BLM kepada UP‐UP oleh Tim Fasilitator
A. SASARAN KEGIATAN
No Sasaran Indikator Sumber Informasi
1 UP‐UP & BKM mengerti dan paham tentang mekanisme pendampingan pencairan dana BLM
UP‐UP & BKM mampu menyiapkan usulan pencairan dana BLM
Hasil bimbingan UP‐UP & BKM
B. PROSEDUR PELAKSANAAN
No Prosedur Alat Bantu Output Kegiatan
1 Fasilitator bersama BKM/LKM melakukan Koordinasi kepada lurah/kades tentang rencana bimbingan proses pencarian dana BLM.
Buat kesepakatan tentang jadwal bimbingan definitif.
Jadwal tentatif pelaksanaan bimbingan
Jadwal definitif pelaksanaan bimbingan
2 Fasilitator melaksanakan bimbingan tentang pendampingan pencairan dana BLM kepada BKM/LKM & UP‐UP sesuai jadwal definitive yang telah disepakati
Modul dan Buku Pedoman Teknis Pendampingan Pencairan Dana BLM
Laporan hasil bimbingan oleh Tim fasilitator
Hasil monitoring KMW/OC
3 Tim fasilitator bersama‐sama BKM/LKM & UP‐UP menyusun rencana pencairan dana BLM sesuai tahapan‐tahapan yang harus dilakukan.
Buku Pedoman Teknis Pendampingan Pencairan Dana BLM
Schedule kegiatan fasilitator
Rencana kegiatan bersama proses pencairan dana BLM
18 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
Siklus : PENDAMPINGAN PENCAIRAN DANA BLM
Kode Kegiatan : L‐3 Nama Kegiatan :Penyiapan Dokumen Pencairan oleh BKM/LKM & UP‐UP yang
difasilitasi oleh Fasilitator *) A. SASARAN KEGIATAN
No Sasaran Indikator Sumber Informasi
1 BKM/LKM dapat mencairkan dana BLM sesuai dengan PJM Pronangkis yang berorientasi pada peningkatan IPM‐MDGs
Adanya kesiapan BKM/LKM dalam melakukan proses penyiapan kelengkapan pencairan
Kelengkapan pencairan (8 rangkap) sesuai tahapan yang akan dicairan (Tahap 1 dan II) yang telah di tanda tangani dan di cap
B. PROSEDUR PELAKSANAAN
No Prosedur Alat Bantu Pelaporan Kegiatan
1
Siapkan kelengkapan yang telah ada (semuanya 7 rangkap : 1 untuk arsip BKM/LKM, 1 untuk arsip KMW/OC dan 5 rangkap untuk syarat pencairan)
Lihat dalam lampiran Format Pencairan dana BLM
Kelengkapan pencairan sesuai tahapan yang akan dicairan (Tahap 1 dan II)
2
Siapkan format‐format yang harus diisi dan ditandatangni (semuanya 7 rangkap : 1 untuk arsip BKM/LKM, 1 untuk arsip KMW/OC dan 5 rangkap untuk syarat pencairan) yaitu :
SPPB (I) bermaterai 6000
BAPPD (I & II)
Kuitansi (I,& II) bermaterai 6000
Resume SP3 (II)
3
Berdasarkan format verifikasi yang telah disediakan ,cek kembali oleh fasilitator dan pastikan bahwa semua pengisian format telah benar sesuai yang dicontohkan
Format verifikasi pencairan dana BLM
4
Minta tanda tangan dan cap kepada pihak‐pihak yang berkepentingan seperti BKM/LKM, Lurah/Kades, KSM (sesuai dalam format yang diminta)
Kelengkapan pencairan sesuai tahapan yang akan dicairkan (Tahap I atau II) untuk lokasi baru dan tahap I & II untuk lokasi lama
Kelengkapan pencairan (7 rangkap) sesuai tahapan yang akan dicairan dan telah di tanda tangani dan di cap
5 Sampaikan semua kelengkapan pencairan oleh fasilitator kepada PJOK & KMW/OC untuk di verifikasi.
Catatan : *) untuk proses pencairan tahap II dapat diajukan setelah mendapatkan verifikasi dari KMW/OC/Korkot untuk pengajuan pencairan tahap selanjutnya.
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 19
Siklus : PENDAMPINGAN PENCAIRAN DANA BLM
Kode Kegiatan : L‐6 & L‐7 Nama Kegiatan : Verifikasi Kelengkapan Dokumen Pencairan oleh PJOK & KMW/OC/Korkot A. SASARAN KEGIATAN
No Sasaran Indikator Sumber Informasi
1 PJOK & KMW/OC dapat memverifikasi kelengkapan administrasi dan teknis dokumen pencairan dana BLM.
PJOK & KMW/OC mampu memberikan justifikasi kelayakan dokumen pencairan dana BLM yang diusulkan BKM/LKM.
Dokumen kelengkapan pencairan yang telah verifikasi oleh PJOK & KMW/OC
B. PROSEDUR PELAKSANAAN
No Prosedur Alat Bantu Pelaporan Kegiatan
1 Berkas kelengkapan dokumen pencairan dukumpulkan oleh tim fasilitator
Dokumen kelengkapan pencairan yang telah di verifikasi tim fasilitator
2 Selanjutnya tim faskel membawa berkas kelengkapan pencairan ke PJOK untuk di verifikasi
Format verifikasi pencairan dana BLM Dokumen kelengkapan pencairan yang telah verifikasi oleh PJOK
3 PJOK memverifikasi berkas kelengkapan pencaiaran dan menerbitkan surat Permohonan Pembayaran BLM (PP‐BLM)
Format PP‐BLM Dokumen kelengkapan pencairan yang telah verifikasi oleh PJOK dan PP‐BLM
4
Dokumen kelengkapan pencairan yang telah verifikasi oleh PJOK, selanjutnya berdasarkan berkas yang telah diverifikasi oleh PJOK, PJOK akan menerbitkan surat PP‐BLM. Dokumen pencairan yang telah dilengkapi dengan PP‐BLM, selanjutnya di bawa oleh tim fasilitator ke kantor KMW/OC/Korkot untuk di verifikasi
5 KMW/OC/Korkot memverifikasi Dokumen kelengkapan pencairan
Format verifikasi pencairan dana BLM
6
Berkas disiapkan oleh KMW/OC/Korkot untuk selanjutnya akan di bawa kepada Kepala Satker P2KP sesuai jadwal rencana rinci pengririman dokumen.
Catatan : Proses pelaksanaan L‐6 s/d L8 adalah proses yang dilaksanakan oleh masing‐masing instansi, dimana bukan lagi menjadi kewenangan Konsultan untuk menjelaskan proses secara detail
20 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
Siklus : PENDAMPINGAN PENCAIRAN DANA BLM
Kode Kegiatan : L‐9 s/d 10 Nama Kegiatan : Penyaluran dan Pemanfaatan Dana BLM ke KSM
A. SASARAN KEGIATAN
No Sasaran Indikator Sumber Informasi
1
BKM/LKM dapat menyalurkan dana BLM ke KSM sesuai PJM pronangkis dan KSM dapat memanfaatkan dana BLM sebagai pelengkap bagi pembelajaran mereka.
KSM menerima dana BLM sesuai BAPPUK/RPD dan melaksanakan kegiatan KSM sesuai proposal yang disetujui BKM/LKM/UP‐UP
BAPPUK/RPD
Proposal KSM
Laporan Kegiatan KSM
B. PROSEDUR PELAKSANAAN
No Prosedur Alat Bantu Pelaporan Kegiatan
1 BKM/LKM dalam waktu kurang lebih dua hari dari sejak diterbitkannya SP2D akan menerima transfer dana BLM sesuai yang diajukan.
Lembar SP2D
Lembar penarikan dana
2 Setelah dipastikan bahwa dana BLM telah masuk ke rek.BKM/LKM, selanjutnya anggota BKM/LKM yang menandatangani di Rek. BKM/LKM bisa mencairkan dana BLM di Bank pelaksana daerah setelah memenuhi syarat pemanfaatan dana BLM.
Untuk keamanan dan efisiensi, kesekretariatan yang ditunjuk BKM/LKM bisa saja pada hari itu juga membagikan kepada KSM (sesuai BAPPUK/RPD) melalui transfer ke rekening KSM atau ke KSM langsung yang dibagikan di Bank dan disaksikan oleh pihak‐pihak yang terkait (wakil RW, aparat kelurahan/desa, BPD/LPM dan masyarakat).
Namun apabila dirasakan aman untuk membawa dana BLM ke kelurahan/desa, BKM/LKM melalui kesekretariatan dapat menyalurkan dana BLM ke KSM di masing‐masing kelurahan/desa yang dihadiri oleh warga, sehingga masyarakat setempat dapat mengetahui secara terbuka proses penyaluran dana BLM
Saat pulang membawa dana BLM, sebaiknya KSM di kawal bersama‐sama.
Khusus untuk UPK, wajib mencatat transaksi penyaluran dana BLM ke KSM dalam pembukuan UPK seketika pada saat Kesekretariatan
Lihat syarat‐syarat pemanfaatan dana BLM dalam setiap tahap pencairan
BAPPUK/RPD pencairan dana BLM
Bukti penyaluran dana ke KSM
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 21
No Prosedur Alat Bantu Pelaporan Kegiatan
menyerahkan dana BLM ke KSM.
4
Setelah melaksanakan kegiatannya, KSM mempertanggungjawabkan baik secara fisik maupun administrasi kepada UP‐UP.
Format Laporan pelaksanaan kegiatan KSM Laporan pelaksanaan kegiatan KSM
5
Dari seluruh laporan KSM , UP‐UP membuat laporan pertanggungjawaban kepada BKM/LKM dan diserahkan melalui kesekretariatan.
Laporan pelaksanaan kegiatan KSM
Laporan rekapitulasi kegiatan KSM
Surat Pernyataan Penyelesaian Pekerjaan (SP‐3)
6
Khusus untuk KSM usaha ekonomi, maka KSM mempunyai kewajiban mengembalikan dana pinjaman ke UPK dan dana pengembalian dari KSM diterima kembali oleh UPK.Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan oleh UPK adalah sebagai berikut :
Dana pengembalian KSM tidak dibenarkan mengendap secara cash di UPK lebih dari 2 (dua) hari;
Jumlah dana cash maksimum yang boleh dipegang oleh UPK adalah 1,5 juta, apabila lebih dari 2 (dua) hari belum terjadi perguliran, maka UPK wajib menyetorkan dana yang ada ke rekening BKM/LKM;
UPK harus terus berupaya memfasilitasi penyusunan dan penilaian kelayakan teknis proposal KSM serta memfasilitasi KSM layak yang selanjutnya diajukan kepada BKM/LKM untuk permohonan perguliran.
Atas dasar proposal yang layak tersebut BKM/LKM akan mengadakan rapat prioritas KSM dan menetapkan sejumlah KSM sesuai dana yang tersedia kemudian hasil ketetapan tersebut dituangkan ke dalam BAPPUK/RPD perguliran.
Berdasarkan BAPPUK/RPD perguliran tersebut KSM, BKM/LKM melalui Kesekretariatan akan mencairkan sejumlah dana ke UPK yang selanjutnya oleh UPK akan disalurkan kepada KSM sesuai usulan kegiatan.
22 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
VI.2 BLM PLPBK a. Lingkup Penggunaan Dana
Untuk kegiatan PLPBK pemanfaatan dana BLM meliputi:
1. Perencanaan dan penganggaran, dimana masyarakat secara bersama‐sama memahami kebutuhannya dan potensi yang mereka miliki untuk kemudian menyusun rencana anggarannya.
2. Perencanaan, dimana masyarakat merencanakan secara bersama apa yang akan dilakukan pada setiap tahapan siklus PLPBK
3. Pemanfaatan, dimana masyarakat mengoptimalkan dana BLM yang sudah diberikan untuk dimanfaatakan pada setiap siklus PLPBK sebagai stimulan, serta
4. Pertanggungjawaban publik, hal ini sangat penting karena asas transparansi dan akuntabilitas merupakan hal yang dipersyarakan dalam kegiatan PLPBK
b. Persyaratan Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM PLPBK
BLM untuk kegiatan PLPBK secara umum akan terbagi atas dua kelompok pemanfaatan yaitu:
Maksimum Rp 150 juta, dimanfaatkan untuk BOP BKM dan dukungan
perencanaan dan pemasaran kawasan, dengan komposisi pemanfaatan sebagai berikut: (1) biaya tenaga ahli pendamping masyarakat, (2) biaya pengembangan kapasitas masyarakat, (3) dukungan proses perencanaan partisipatif dan pemasaran hasil‐hasil perencanaan. BOP BKM termasuk BOP untuk kegiatan TIPP dsb.
Dana sisanya dimanfaatkan untuk pelaksanaan pembangunan fisik dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan lingkungan permukiman, prasarana dan sarana. Dana tersebut hanya merupakan bagian kecil dari seluruh dana yang diperlukan kelurahan untuk mewujudkan hasil perencanaan partisipatif. Oleh karena itu perlu mendorong masyarakat bersama pemerintah kabupaten/kota untuk menjalin kemitraan dengan pihak‐pihak lainnya (dunia usaha, SKPD Lain, LSM dan kelompok peduli lainnya).
Dana tersebut hanya merupakan bagian kecil dari seluruh dana yang diperlukan kelurahan/desa untuk mewujudkan hasil perencanaan partisipatif.:
Dana BLM Tahap I .Untuk kelurahan/desa terpilih, dialokasikan dana stimulan
BLM tahap I untuk dapat menghasilkan : (a) Sosialisasi dan diseminasi PLPBK (b) Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) kelurahan/desa (c) Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) yang dilengkapi
Detail Engineering Desain (DED) (d) Aturan bangunan dan lingkungan setempat serta aturan‐aturan lain yang
menjadi kesepakatan bersama (Aturan Bersama), (e) Pemasaran hasil‐hasil perencanaan, terutama kawasan prioritas yang akan
ditata kembali
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 23
Dana BLM Tahap II, setelah dana BLM tahap I dimanfaatkan secara maksimal
maka pada tahap 2 akan dialokasikan dana stimulan BLM tahap II yang dimanfaatkan untuk pelaksanaan kegiatan fisik yang telah direncanakan dalam Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Kawasan Prioritas permukiman miskin
Dana BLM Tahap III. Untuk kelurahan/desa yang telah menerima dan
memanfaatkan dana BLM tahap II dengan kinerja baik , maka akan diberikan dana BLM melalui pencairan BLM tahap III. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan yang telah direncanakan dalam Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman dapat terus dilaksanakan
Tahap Pencairan Syarat Pencairan Syarat Pemanfaatan
BLM‐1 Rp. 150.000.000 Alokasi peruntukan : 1. BOP BKM/LKM untuk
kegiatan PLPBK (10 juta)
2. Biaya Tenaga/Tim Ahli Pendamping Peren‐canaan Partisipatif ( 25 juta)
3. Biaya Tenaga Ahli/Tim Pendamping Pemasaran ( 25 juta) yang dapat dimanfaat‐kan pada saat proses penyusunan RPLP dan RTPLP.
4. Dukungan pengembangan kapasitas masyarakat, (terkait kegiatan peren‐canaan, pemasaran, pelaksanaan dan pengelolaan pembangunan) serta dukungan proses perencanaan dan pemasaran (90 juta)
1. Rencana Kerja (Actionplan)
Kegiatan (termasuk RAB dan Jadwal) Perencanaan dan Pemasaran disepakati dan diverifikasi Korkot/Askot mandiri. Ketentuan Action plan dan RAB disajikan pada Lampiran 1
2. Setelah SPPB ditandatangani dan diverifikasi oleh Korkot/ Askot Mandiri. Ketentuan SPPB disajikan pada Lampiran 2
1. Action plan dan RAB
Perencanaan partisipatif sudah dilakukan revisi (jika ada perubahan).
2. Rencana Penggunaan Dana (RPD) telah disusun TIPP dan diverifikasi Korkot / Askot Mandiri.
3. Rencana Penggunaan Dana Detail (RPD Detail) TIPP dan atau KSM sudah diverifikasi dan dinyatakan layak
4. Untuk pemanfaatan dana pertama kali (pasca pencairan) harus memenuhi syarat poin 1, 2 dan 3 di atas, dan untuk pemanfaatan selanjutnya dilengkapi dengan Laporan Penggunaan Dana (LPD) Tim Inti Perencana (TIPP) dan atau KSM yang sudah diverifikasi dan dinyatakan layak, oleh Korkot/Askot Mandiri.
5. Kinerja pembukuan BKM minimal memadai.
24 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
BLM‐2 Rp. 600.000.000 Alokasi peruntukan : 1. Pelaksanaan Pembangunan Fisik (1)
1. RPLP, selesai dan disepakati warga & Pemerintah kota/kabupaten
2. Rencana kerja tindak lanjut (termasuk RAB dan Jadwal) untuk penyusunan perencanaan kawasan prioritas (RTPLP) dan pemasaran hasil perencanaan partisipatif telah disepakati dan diverifikasi Korkot/Askot Mandiri
3. Rancangan Rencana kerja (actionplan) dan RAB Pelaksana an Pembangunan fisik 1 yang diverifikasi Korkot /Askot Mandiri
1. RTPLP termasuk DED dan RAB pelaksanaan pembangunan fisik 1, selesai dan telah disepakati warga dan Pemerintah Kabupaten/ Kota yang disetujui Korkot/ Askot Mandiri
2. Dana BLM‐ 1 telah dimanfaatkan sekurang‐kurangnya 30% dan sudah dilengkapi Laporan Penggunaan Dana (LPD) yang sudah diverifikasi Korkot/Askot Mandiri
3. Rencana Penggunaan Dana (RPD) untuk pelaksanaan kegiatan pembangunan fisik telah disusun KSM dan diverifikasi Korkot / Askot Mandiri.
4. Rencana Penggunaan Dana Detail (RPD Detail) KSM sudah diverifikasi dan dinyatakan layak.
5. Laporan Penggunaan Dana (LPD) KSM sudah diverifikasi dan dinyatakan layak
6. Kegiatan‐kegiatan yang dilaksanakan telah diperiksa dan ditandatangani oleh Tim Fasilitator serta diverifikasi Korkot/Askot Mandiri
BLM‐3 Rp. 250.000.000 Alokasi peruntukan : 1. Pelaksanaan kegiatan
fisik‐ 2 (kedua) Rp.250 juta
1. Penggunaan dana untuk pelaksanaan kegiatan fisik 1 (kesatu) sekurang‐kurangnya telah termanfaatkan 50 %, dan dilengkapi Laporan Kemajuan pekerjaan ( Lihat Lampiran 3: Form Kemajuan pekerjaan fisik) dan Laporan Penggunaan Dana (LPD). Laporan tersebut telah diverifikasi Korkot /Askot Mandiri
a. Laporan Penggunaan Dana (LPD) BLM ‐ 2 khusus alokasi pembangunan Fisik 1 telah 100% dan sudah diverifikasi Korkot dan Askot Mandiri dan dinyatakan benar.
b. Dokumen Rencana Tindak (Action Plan) dan RAB untuk pelaksanaan
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 25
2. Rencana kerja, DED dan RAB pelaksanaan kegiatan fisik tahap 2 dan diverifikasi/disepakati Korkot /Askot Mandiri dan Tim Teknis Pemerintah Kabupaten/Kota
pembangunan sudah dilakukan revisi (jika ada perubahan).
c. Rencana Penggunaan Dana (RPD) telah disusun KSM dan diverifikasi Korkot / Askot Mandiri
d. Rencana Penggunaan Dana Detail (RPD Detail) KSM sudah diverifikasi dan dinyatakan layak oleh Korkot dan Askot Mandiri
e. Laporan Penggunaan Dana (LPD) KSM sudah diverifikasi dan dinyatakan layakoleh Korkot dan Askot Mandiri
f. Kegiatan‐kegiatan yang dilaksanakan telah diperiksa dan ditandatangani oleh Tim Fasilitator serta diverifikasi Korkot/Askot Mandiri
Catatan: Ketentuan khusus Pemanfaatan BLM PLPBK
1) Tahapan kegiatan dalam rencana kerja (actionplan) dan RAB disusun sesuai
Lampiran 1. Besaran nilai RAB setiap tahapan pelaksanaan kegiatan yang
sesuai rencana kerja, tidak harus direalisasikan 100%. Realisasi tersebut perlu
memperhatikan prinsip‐prinsip penghematan. Bila ada dana tersisa, maka sisa
dana tersebut dapat dialokasikan kembali untuk merealisasikan kegiatan pada
tahap berikutnya.
2) BLM‐1 yang dialokasikan untuk kegiatan Pemasaran dapat direalisasikan
sampai dengan pelaksanaan pembangunan fisik berakhir
3) BLM‐1 yang dialokasikan untuk pengembangan kapasitas masyarakat dapat
direalisasikan sampai dengan pelaksanaan kegiatan PLPBK berakhir
4) Ketentuan Pemanfaatan BOP BKM/LKM untuk kegiatan PLPBK
a. BOP BKM/LKM untuk PLPBK sebesar 10 juta rupiah dimanfaatkan untuk
mendukung tugas‐tugas BKM/LKM dalam melaksanakan seluruh tahapan
kegiatan Perencanaan Partisipatif, Pemasaran dan Pelaksanaan
Pembangunan Fisik
b. BOP diperkenankan untuk membiayai komponen‐komponen pendukung
pelaksanaan tugas BKM/LKM termasuk tugas TIPP, sebagai berikut:
26 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
Biaya Transportasi
Administrasi & ATK
Konsumsi
c. Pemanfaatan BOP perlu memperhatikan prinsip‐prinsip penghematan
d. BKM/LKM berkewajiban melaporkan penggunaan dana BOP dan dapat
dipertanggungjawabkan serta tercatat dalam pembukuan PLPBK
5) Ketentuan pemanfaatan biaya Tenaga ahli/Tim Pendamping Perencanaan
partisipatif dan Tim Pendamping Pemasaran
a. Tenaga ahli yang direkrut dan dikontrak oleh BKM/LKM dan Lurah/Kepala
desa diperkenankan secara individual untuk satu Kelurahan/desa dan atau
secara Tim yang dapat mengelola satu atau lebih Kelurahan/Desa Penerima
BLM PLPBK dalam satu Kabupaten/Kota
b. Tenaga ahli/Tim Pendamping bertugas selama 6 (enam) bulan atau 180 hari
Kalender yang dapat dibayarkan berdasarkan tahapan progres kegiatan
Perencanaan partisipatif dan Pemasaran yang disepakati keduabelah pihak
c. BKM/LKM melaporkan setiap penggunaan dana Tenaga ahli/Tim
Pendamping dan dicatatkan dalam pembukuan PLPBK
6) Ketentuan‐ketentuan lain akan diatur kemudian, melalui SOP dan kebijakan
PMU dan atau Satker P2KP Pusat.
c. Alur Pencairan Dana BLM PLPBK
Dana BLM PLPBK merupakan dana loan yang dimasukan dalam mata anggaran Bantuan Sosial dan dicairkan melalui Satker PBL Propinsi. Alur Pencairan Dana BLM PLPBK mencakup beberapa katagori sebagai berikut :
28 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
d. Langkah‐langkah Operasional Pendampingan
Siklus : PENDAMPINGAN PENCAIRAN DANA BLM PLPBK
Kode Kegiatan : L‐1 Nama Kegiatan : Bimbingan Pendampingan Pencairan dan Pemanfaatan dana BLM A. SASARAN KEGIATAN
No Sasaran Indikator Sumber Informasi
1 Fasilitator paham dan menguasai seluruh proses dan mekanisme pendampingan pencairan dana BLM
Fasilitator mampu memfasilitasi BKM & UP‐UP untuk pencairan dana BLM
Hasil bimbingan Faskel
B. PROSEDUR PELAKSANAAN
No Prosedur Alat Bantu Output Kegiatan
1 KMW/OSP/OC melaksanakan bimbingan faskel tentang pendampingan pencairan dana BLM
Modul dan Buku Pedoman Teknis Pendampingan Pencairan Dana BLM
Laporan pelaksanaan kegiatan bimbingan oleh KMW/OSP/OC
Hasil monitoring KMP
2
KMW/OSP/OC/Korkot bersama‐sama fasilitator menyusun jadwal rencana bimbingan bagi BKM/LKM & UP‐UP tentang pendampingan pencairan dana BLM.
Data Quick Status masing-masing korkot Jadwal tentatif pelaksanaan bimbingan
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 29
Siklus : PENDAMPINGAN PENCAIRAN DANA BLM PLPBK
Kode Kegiatan : L‐2 Nama Kegiatan : Bimbingan Pencaiaran Dana BLM kepada BKM & UP‐UP oleh
Tim Fasilitator A. SASARAN KEGIATAN
No Sasaran Indikator Sumber Informasi
1 UP‐UP & BKM/LKM mengerti dan paham tentang mekanisme pendampingan pencairan dana BLM
UP‐UP & BKM/LKM mampu menyiapkan usulan pencairan dana BLM
Hasil bimbingan UP‐UP & BKM/LKM
B. PROSEDUR PELAKSANAAN
No Prosedur Alat Bantu Output Kegiatan
1 Fasilitator bersama BKM/LKMmelakukan Koordinasi kepada lurah/kades tentang rencana bimbingan proses pencarian dana BLM.
Buat kesepakatan tentang jadwal bimbingan definitif.
Jadwal tentatif pelaksanaan bimbingan
Jadwal definitif pelaksanaan bimbingan
2 Fasilitator melaksanakan bimbingan tentang pendampingan pencairan dana BLM kepada BKM/LKM & UP‐UP sesuai jadwal definitive yang telah disepakati
Modul dan Buku Pedoman Teknis Pendampingan Pencairan Dana BLM
Laporan hasil bimbingan oleh Tim fasilitator
Hasil monitoring KMW/OSP/OC
3 Tim fasilitator bersama‐sama BKM/LKM & UP‐UP menyusun rencana pencairan dana BLM sesuai tahapan‐tahapan yang harus dilakukan.
Buku Pedoman Teknis Pendampingan Pencairan Dana BLM
Schedule kegiatan fasilitator
Rencana kegiatan bersama proses pencairan dana BLM
30 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
Siklus : PENDAMPINGAN PENCAIRAN DANA BLM PLPBK
Kode Kegiatan : L‐3 Nama Kegiatan : Penyiapan Dokumen Pencairan oleh BKM/LKM & UPL yang
difasilitasi oleh Fasilitator *) A. SASARAN KEGIATAN
No Sasaran Indikator Sumber Informasi
1
BKM/LKM dapat mencairkan dana BLM sesuai dengan Actionplan dan RAB untuk BLM 1 (Perencanaan dan pemasaran) dan sesuai dengan RPLP & RTPLP untuk BLM PLPBK tahap ke 2 & 3 Kegiatan Fisik
Adanya kesiapan BKM/LKM dalam melakukan proses penyiapan kelengkapan pencairan
Kelengkapan pencairan (7 rangkap) sesuai tahapan yang akan dicairan (Tahap I, II dan III) yang telah di tanda tangani dan di cap
B. PROSEDUR PELAKSANAAN
No Prosedur Alat Bantu Pelaporan Kegiatan
1
Siapkan kelengkapan yang telah ada (semuanya 7 rangkap : 1 untuk arsip BKM/LKM, 1 untuk arsip KMW/OSP/OC dan 5 rangkap untuk syarat pencairan)
Lihat dalam lampiran Format Pencairan dana BLM
Kelengkapan pencairan sesuai tahapan yang akan dicairan (Tahap I, II dan III)
2
Siapkan format‐format yang harus diisi dan ditandatangni (semuanya 7 rangkap : 1 untuk arsip BKM/LKM, 1 untuk arsip KMW/OSP/OC/Korkot dan 5 rangkap untuk syarat pencairan) yaitu :
SPPB (I) bermaterai 6000
BAPPD (I,II,III)
Kuitansi (I, II & III) bermaterai 6000
3
Berdasarkan format verifikasi yang telah disediakan ,cek kembali oleh fasilitator dan pastikan bahwa semua pengisian format telah benar sesuai yang dicontohkan
Format verifikasi pencairan dana BLM
4
Minta tanda tangan dan cap kepada pihak‐pihak yang berkepentingan seperti BKM/LKM, Lurah/Kades, KSM (sesuai dalam format yang diminta)
Kelengkapan pencairan sesuai tahapan yang akan dicairkan (Tahap I, II dan III)
Kelengkapan pencairan (7 rangkap) sesuai tahapan yang akan dicairan dan telah di tanda tangani dan di cap
5 Sampaikan semua kelengkapan pencairan oleh fasilitator kepada PJOK & KMW/OSP/OC/Korkot untuk di verifikasi.
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 31
Siklus : PENDAMPINGAN PENCAIRAN DANA BLM PLPBK
Kode Kegiatan : L‐6 & L‐7 Nama Kegiatan : Verifikasi Kelengkapan Dokumen Pencairan oleh PJOK &
KMW/OSP/OC/Korkot A. SASARAN KEGIATAN
No Sasaran Indikator Sumber Informasi
1 PJOK & KMW/OSP/OC/Korkot dapat memverifikasi kelengkapan administrasi dan teknis dokumen pencairan dana BLM.
PJOK & KMW/OSP/OC/Korkot mampu memberikan justifikasi kelayakan dokumen pencairan dana BLM yang diusulkan BKM/LKM.
Dokumen kelengkapan pencairan yang telah verifikasi oleh PJOK & KMW/OSP/OC/Korkot
B. PROSEDUR PELAKSANAAN
No Prosedur Alat Bantu Pelaporan Kegiatan
1 Berkas kelengkapan dokumen pencairan dukumpulkan oleh tim fasilitator
Dokumen kelengkapan pencairan yang telah di verifikasi tim fasilitator
2 Selanjutnya tim faskel membawa berkas kelengkapan pencairan ke PJOK untuk di verifikasi
Format verifikasi pencairan dana BLM Dokumen kelengkapan pencairan yang telah verifikasi oleh PJOK
3 PJOK memverifikasi berkas kelengkapan pencaiaran dan menerbitkan surat Permohonan Pembayaran BLM (PP‐BLM)
Format PP‐BLM
Dokumen kelengkapan pencairan yang telah verifikasi oleh PJOK dan PP‐BLM
4
Dokumen kelengkapan pencairan yang telah verifikasi oleh PJOK, selanjutnya berdasarkan berkas yang telah diverifikasi oleh PJOK, PJOK akan menerbitkan surat PP‐BLM. Dokumen pencairan yang telah dilengkapi dengan PP‐BLM, selanjutnya di bawa oleh tim fasilitator ke kantor KMW/OSP/OC/Korkot untuk di verifikasi
5 KMW/OC/Korkot memverifikasi Dokumen kelengkapan pencairan
Format verifikasi pencairan dana BLM
6
Berkas disiapkan oleh KMW/OC/Korkot untuk selanjutnya akan di bawa kepada Kepala Satker PBL Sementara P2KP/PBL Provinsi sesuai jadwal rencana rinci pengririman dokumen.
Catatan : Proses pelaksanaan L‐6 s/d L8 adalah proses yang dilaksanakan oleh masing‐masing instansi, dimana bukan lagi menjadi kewenangan Konsultan untuk menjelaskan proses secara detail.
32 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
Siklus : PENDAMPINGAN PENCAIRAN DANA BLM PLPBK
Kode Kegiatan : L‐9 s/d 10 Nama Kegiatan : Penyaluran dan Pemanfaatan Dana BLM ke KSM A. SASARAN KEGIATAN
No Sasaran Indikator Sumber Informasi
1
BKM/LKM dapat menyalurkan dana BLM ke KSM sesuai Rincian Kegiatan (Actionplan) dan RAB untuk pemanfaatan BLM tahap 1 Perencanaan & Pemasaran dan sesuai RPLP & RTPLP untuk BLM tahap 2 & 3 Kegiatan Fisik. KSM dapat memanfaatkan dana BLM sebagai pelengkap bagi pembelajaran mereka.
KSM menerima dana BLM sesuai proposal dan RAB/RPD dan melaksanakan kegiatan KSM sesuai proposal yang disetujui BKM/LKM/UP‐UP
RAB/RPD
Proposal KSM
Laporan Kegiatan KSM
B. PROSEDUR PELAKSANAAN No Prosedur Alat Bantu Pelaporan Kegiatan
1 BKM/LKM dalam waktu kurang lebih dua hari dari sejak diterbitkannya SP2D akan menerima transfer dana BLM sesuai yang diajukan.
Lembar SP2D
Lembar penarikan dana
2 Setelah dipastikan bahwa dana BLM telah masuk ke rek.BKM/LKM, selanjutnya anggota BKM/LKM yang menandatangani di Rek. BKM/LKM bisa mencairkan dana BLM di Bank pelaksana daerah setelah memenuhi syarat pemanfaatan dana BLM.
Untuk keamanan dan efisiensi, kesekretariatan yang ditunjuk BKM/LKM bisa saja pada hari itu juga membagikan kepada KSM (sesuai proposal/actionplan/RAB/RPD) melalui transfer ke rekening KSM dan disaksikan oleh pihak‐pihak yang terkait (wakil RW, aparat kelurahan/desa, BPD/LPM dan masyarakat).
.
Lihat syarat‐syarat pemanfaatan dana BLM dalam setiap tahap pencairan
Actionplan/RAB/RPD pencairan dana BLM
Bukti penyaluran dana ke KSM
4 Setelah melaksanakan kegiatannya, KSM mempertanggungjawabkan baik secara fisik maupun administrasi kepada UP‐UP.
Format Laporan pelaksanaan kegiatan KSM
Laporan pelaksanaan kegiatan KSM
5
Dari seluruh laporan KSM , UP‐UP membuat laporan pertanggungjawaban kepada BKM/LKM dan diserahkan melalui kesekretariatan.
Laporan pelaksanaan kegiatan KSM
Laporan rekapitulasi kegiatan KSM
Surat Pernyataan Penyelesaian Pekerjaan (SP‐3)
34 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
LEMBAR VERIFIKASI DOKUMEN PENCAIRAN DANA BLM PNPM-MP
Nama BKM/LKM :........................................ Kelurahan/Desa :........................................ Kecamatan :........................................ Kota/Kabupaten :........................................ Propinsi :........................................ KMW :........................................
A. Verifikasi Kelengkapan & Kebenaran Dokumen
No. Jenis Dokumen Tahap Kelengkapan Kebenaran Pengisian
Data
Ada Tidak Benar Salah 1 PP-BLM 1, 2 2 SPPB-BLM 1 3 BAPPD 1, 2 4 Kuitansi 1, 2 5 Resume SP3 (BA PPP) 2 6 Fotocopy Rekening BKM/LKM 1, 2
B. Rekomendasi Verifikator
No. Level Nama, Tanda Tangan & Cap
Lembaga/Instansi
Tanggal Keterangan/Catatan
1.
Tim Faskel
2.
PJOK
3.
Korkot/Askorkot
4.
PK Kabupaten/Kota
5.
Satker Kabupaten/Kota
FORMAT PENCAIRAN DANA BLM ( LOKASI BARU, LAMA/ LANJUTAN)
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 35
Kepada Yth. Pejabat Yang Melakukan Tindakan Yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja Satker Kab./Kota................................................ Di Tempat Pada Hari ini…………tanggal……bulan………tahun……, kami yang bertandatangan dibawah ini: Nama : ……………………………….. Jabatan : Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) PNPM-MP di
Kecamatan ………………………….….., Kota/Kab. ……………………….., berdasarkan keputusan Bupati/Walikota …………… Nomor ……, bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia
Berdasarkan hasil verifikasi bersama KMW terhadap kesiapan pelaksanaan kegiatan PNPM-MP dan kelengkapan dan kebenaran dokumen pencairan dana, maka dengan ini kami mengajukan Permohonan Pembayaran Dana BLM Tahap I / II * untuk:
BKM/LKM : (tulis nama BKM/LKM) Kelurahan/Desa : Kecamatan : Kota/Kabupaten : Provinsi : Yang Membuka Rekening di Bank : (tulis nama Bank secara jelas dan lengkap) Alamat Bank : Rekening Atas Nama : (tulis Nama Pemegang Rek. sesuai buku
tab./giro) No. Rekening : Jumlah Dana BLM yang Diajukan : Rp. Terbilang :
Demikian Permohonan Pembayaran Dana BLM ini kami ajukan agar dapat diproses sebagaimana mestinya. Penanggung Jawab Operasional Kegiatan PNPM-MP, Kecamatan .................................. ..................................................................... Catatan: Kelengkapan dan kebenaran dokumen terlampir * Coret yang tidak perlu
PERMOHONAN PEMBAYARAN DANA BLM (PP BLM)
36 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
Kelurahan : _______________________ Kecamatan : _______________________ Kota/kabupaten : _______________________ SWK : _______________________ Berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan, Nomor: .............................., tanggal .............................. A. Kami yang bertanda tangan di bawah ini: I. Nama : ……………………………….. Jabatan : Penanggung jawab Operasional Kegiatan (PJOK) PNPM-MP Kecamatan………………Kabupaten/Kota…………….Propinsi………… Berdasarkan keputusan Bupati/Walikota ……………..Nomor………………
Bertindak atas nama Pemerintah Indonesia, selanjutnya disebut Pihak Pertama. II. Nama : ………………………………. Jabatan : Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)………………….
Desa/Kelurahan……………………Kecamatan……………………. Kabupaten/Kota……………….Propinsi………………Berdasarkan musyawarah masyarakat kelurahan dan disahkan/dicatatkan di Notaris…………………………………. No. ……………, tanggal ……………
Alamat : ……………(diisi alamat Nama Koordinator)……………………. Selanjutnya disebut Pihak Kedua B. Kedua belah pihak sepakat : 1. Pihak kedua berwewenang dan bertanggungjawab untuk menerima serta menyalurkan
dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PNPM-MP dari pemerintah ke masyarakat melalui kelompok swadaya masyarakat (KSM) setempat. KSM akan menerima BLM melalui proses seleksi yang ditetapkan oleh BKM/LKM. KSM akan melaksanakan kegiatan sesuai dengan usulan yang diajukan dan memenuhi seluruh persyaratan umum perjanjian, sebagaimana terlampir dalam SPPB ini.
2. Pihak kedua akan melaksanakan kegiatan sesuai dengan Perencanaan Jangka
Menengah (PJM) dan Rencana Tahunan Program Penanggulangan Kemiskinan (Pronangkis) yang disusun serta disepakati masyarakat kelurahan setempat dan telah diverifikasi oleh KMW.
3. Pihak kedua bersedia mematuhi berbagai ketentuan yang berlaku di PNPM-MP,
sebagaimana disebutkan dalam Buku Pedoman P2KP dan Juklak PNPM Mandiri P2KP dan ketentuan-ketentuan lainnya, serta memenuhi persyaratan umum perjanjian (terlampir).
4. Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan ini ditandatangani oleh kedua belah pihak setelah
Pihak Kedua menyerahkan hasil verifikasi KMW terhadap PJM dan Rencana Tahunan Pronangkis yang disepakati masyarakat kepada PJOK.
SURAT PERJANJIAN PENYALURAN BANTUAN (SPPB)
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 37
5. Tahapan Penyaluran Dana
a. Untuk Katagori Fiskal Rendah
Pembayaran Tahap I (60%) Porsi APBN : Rp. Pembayaran Tahap II (35%) Porsi APBN : Rp. (5%) Porsi APBD*) : Rp. --------------------------- Jumlah dana Bantuan PNPM-MP : Rp
b. Untuk Katagori Fiskal Sedang
Pembayaran Tahap I (60%) Porsi APBN : Rp. Pembayaran Tahap II (30%) Porsi APBN : Rp. (10%) Porsi APBD*) : Rp. --------------------------- Jumlah dana Bantuan PNPM-MP : Rp
c. Untuk Katagori Fiskal tinggi
Pembayaran Tahap I (60%) Porsi APBN : Rp. Pembayaran Tahap II (25%) Porsi APBN : Rp. (15%) Porsi APBD*) : Rp. --------------------------- Jumlah dana Bantuan PNPM-MP : Rp
d. Untuk Katagori Fiskal sangat tinggi
Pembayaran Tahap I (60%) Porsi APBN : Rp. Pembayaran Tahap II (20%) Porsi APBN : Rp. (20%) Porsi APBD*) : Rp. --------------------------- Jumlah dana Bantuan PNPM-MP : Rp
Catatan : *)mekanisme pencairan melalui DDUPB-APBD diserahkan kepada masing-masing Kabupaten/Kota yang mengacu pada Permendagri No. 32 Tahun 2011 Tanggal 27 Juli 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari APBD, Permendagri No. 39 Tahun 2012 Tanggal 21 Mei 2012 Tentang Perubahan atas Permendagri No. 32 Tahun 2011 dan Permenkeu (PMK) No. 81 Tahun 2012 Tanggal 1 Juni 2012 Tentang Belanja Bantuan Sosial Pada Kementerian/Lembaga
6. Usulan kegiatan prasarana dimaksud harus diusulkan secara partisipatif, transparan dan
akuntabel atas dasar kesepakatan masyarakat, melalui serangkaian rembug warga masyarakat di kelurahan tersebut, dengan berpedoman pada PJM Pronangkis. Usulan kegiatan prasarana dimaksud harus terlebih dahulu disetujui oleh KMW.
7. Pembatalan Pembayaran BLM. Pihak kedua menyerahkan hak otorisasi kepada KMW dan Tim Koordinasi Kota/Kabupaten untuk membatalkan pembayaran dana BLM, sebagian atau seluruhnya, jika, menurut penelitian KMW dan Tim Koordinasi Kota/Kab., BKM/LKM dan/atau KSM-KSM di Kelurahan itu, tidak membutuhkan dana dimaksud, dan/atau gagal mencapai target kegiatan dan/atau gagal memenuhi prinsip dan nilai serta ketentuan dalam PNPM-MP maupun target proyek, dengan pertanda atau indikator-indikator sebagai berikut:
a. Tidak terdapat atau dipilih relawan masyarakat di kelurahan tersebut setelah 4 (empat) bulan Tim fasilitator bertugas di lokasi sasaran tersebut;dan/atau
b. BKM/LKM tidak terbentuk dan/atau kinerjanya tidak efektif setelah satu tahun pelaksanaan PNPM-MP di kelurahan tersebut;
c. Pencapaian kemajuan dan perkembangan proyek PNPM-MP tidak memuaskan dalam kurun waktu satu tahun pelaksanaan proyek;
38 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
d. Diketemukan indikasi adanya penyalahgunaan dalam penggunaan dana bantuan PNPM-MP;
e. Tidak terdapat indikasi potensi keberlanjutan (sustainability) program/kegiatan, dana dan kelembagaan di kelurahan tersebut.
f. Terdapat indikasi bahwa visi, misi, tujuan, prinsip dan nilai PNPM-MP tidak mungkin dapat dilaksanakan secara taat asas dan konsisten;
Dalam kondisi salah satu atau lebih pertanda di atas terpenuhi, maka SPPB BLM ini berlaku sebagai Surat Kuasa Otorisasi dari BKM/LKM kepada KMW dan Tim Koordinasi Kota/Kabupaten. Keduanya akan memberitahukan masyarakat kelurahan bersangkutan melalui Surat Pemberitahuan Pembatalan Bantuan Kelurahan
8. Bantuan PNPM-MP sudah termasuk biaya operasional, dana peningkatan kapasitas masyarakat dan pengendalian BKM/LKM. Untuk kelurahan/desa yang prosentase miskinnya ≥ 10% baik di lokasi lama maupun lokasi baru besarnya BOP dan dana peningkatan kapasitas masyarakat untuk masing-masing pagu BLM adalah sebagai berikut:
Untuk katagori kelurahan kecil, maka besarnya biaya operasional BKM/LKM sebesar 5 juta dan 10 juta dana peningkatan kapasitas masyarakat;
Untuk katagori kelurahan sedang, maka besarnya biaya operasional BKM/LKM sebesar 7,5 juta dan 10 juta dana peningkatan kapasitas masyarakat;
Untuk katagori kelurahan besar, maka besarnya biaya operasional BKM/LKM sebesar 10 juta dan 10 juta dana peningkatan kapasitas masyarakat.
Penarikan dana BOP ini akan dilakukan secara bertahap sesuai tahapan pencairan dana BLM yang diajukan. Untuk kelurahan/desa yang prosentase miskinnya < 10% baik di lokasi lama maupun lokasi baru besarnya BOP dan dana peningkatan kapasitas masyarakat untuk masing-masing pagu BLM adalah sebagai berikut: Untuk katagori kelurahan/desa kecil, maka besarnya biaya operasional BKM/LKM
sebesar 5 juta dan 10 juta dana peningkatan kapasitas masyarakat; Untuk katagori kelurahan/desa sedang dan besar, maka besarnya biaya
operasional BKM/LKM sebesar 7,5 juta dan 10 juta dana peningkatan masyarakat 9. Dana Bantuan PNPM-MP disalurkan melalui rekening Bank pihak kedua, sebagai berikut
Rekening atas nama :……………………………………………………………… Nama bank :……………………………………………………………… Alamat bank :………………………………………………………………
Nomor Rekening :………………………………………………………………
……………………,20….. Pihak Pertama Pihak Kedua, Penanggung Jawab Operasional Kegiatan Koordinator BKM/LKM (___________________________) (____________________)
*SPPB, salah satunya dilengkapi dengan materai Rp 6,000, lampiran SPPB dan berikut lampirannya dibuat 5 (lima) rangkap untuk dokumen penagihan ke Satker.
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 39
Lampiran ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari SPPB dan memiliki ketentuan yang mengikat.
A. Definisi Kecuali apabila di dalam konteks kalimatnya mengharuskan diartikan lain, istilah yang digunakan dalam Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan ini diartikan sebagai berikut:
1. “Hukum yang berlaku” berarti hukum dan segala perangkatnya yang ditetapkan dan
dinyatakan berlaku di Pemerintah Indonesia;
2. “SPPB” berarti Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan PNPM-MP yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan umum terlampir, bersama-sama dengan seluruh dokumen yang tercantum pada butir 12 Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan PNPM-MP yang ditandatangani;
3. “Persyaratan Umum” berarti persyaratan umum pada SPPB ini;
4. “Pemerintah” berarti Pemerintah Indonesia, yang dalam hal ini Satker PNPM-MP Pusat
5. “Pihak Pertama” berarti Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) Kecamatan......... di tingkat Kabupaten/Kota, yang bertindak atas nama Pemerintah Indonesia;
6. “Pihak Kedua” berarti Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)…………………, yang bertindak atas nama Masyarakat Kelurahan……………………… Kecamatan…………………… Kabupaten/ Kota ………………. Propinsi………………,
7. Pelaksana kegiatan di tingat masyarakat adalah KSM, bilamana KSM tidak mampu melaksanakan kegiatan disebabkan karena tingkat kerumitan pekerjaan maka KSM diperbolehkan untuk membentuk Panitia*). Panitia tersebut bertanggung jawab penuh kepada KSM pembentuknya.
B. Tanggungjawab
1. Tanggungjawab BKM/LKM: (a) Menjamin bahwa anggota KSM adalah masyarakat miskin dan masyarakat yang berhak
mendapat bantuan PNPM-MP, berdasarkan peta kemiskinan yang disusun melalui proses pemetaan swadaya yang dilakukan masyarakat sendiri;
(b) Menjamin bahwa usulan-usulan kegiatan yang diajukan, dinilai kelayakan oleh UP-UP terkait dan kemudian disetujui BKM/LKM adalah merupakan kegiatan yang didasarkan dari hasil pemetaan swadaya dan perencanaan partisipatif (baik PJM maupun rencana tahunan Pronangkis) yang telah disusun dan disepakati sebelumnya oleh masyarakat.
(c) Menjamin bahwa usulan-usulan kegiatan yang disetujui telah dipilih dengan menggunakan kriteria yang ditetapkan dalam Buku-Buku Pedoman PNPM-MP maupun kriteria tambahan yang ditetapkan Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker PNPM-MP Pusat;
(d) Menjamin bahwa usulan-usulan kegiatan KSM telah dinyatakan layak oleh UPK/UPL/UPS dan hasil penilaian kelayakan tersebut telah direkomendasi serta ditandatangani oleh KMW;
(e) Menjamin jumlah kebutuhan dana seluruh usulan kegiatan, ditambah alokasi dana untuk biaya operasional dan pengendalian BKM/LKM, tidak melebihi alokasi dana Desa/Kelurahan;
Lampiran 1 SPPB
PERSYARATAN UMUM PERJANJIAN PENYALURAN BANTUAN
40 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
(f) Menjamin bahwa dana yang akan disalurkan ke masyarakat oleh KSM-KSM adalah sesuai dengan usulan yang telah diajukannya. Dalam hal terdapat perubahan dari rencana usulan semula, harus dibuat Berita Acara pertemuan KSM bersangkutan yang selanjutnya dibahas dan disahkan oleh Rapat Anggota BKM/LKM serta diverifikasi oleh KMW;
(g) Menjamin bahwa kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitasi sebagaimana tertuang dalam pedoman pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan Melakukan pengelolaan keuangan secara benar, tranparansi dan akuntabilitas sesuai dengan standar akuntansi yang ditetapkan.
(h) Mengundang pemeriksa keuangan independen untuk memeriksa laporan keuangan BKM/LKM, minimal satu kali satu tahun dengan biaya BKM/LKM. Selain itu, BKM/LKM juga akan terbuka terhadap pemeriksa keuangan yang ditunjuk oleh BPKP atau instansi pemeriksa lainnya.
(i) Jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penyimpangan penggunaan dana oleh BKM/LKM, maka BKM/LKM wajib mengembalikan dana yang dimaksud.
(j) BKM/LKM wajib menyimpan catatan dan bukti-bukti pengeluaran terkait dengan PNPM-MP selama jangka waktu 5 tahun.
(k) Melakukan monitoring dan evaluasi setiap tahapan pelaksanaan sub-proyek dan menyerahkan laporan kemajuan setiap bulan ke PJOK, Kelurahan/Desa dan KMW; Selain itu memberikan kesempatan juga kepada instansi pemerintah, dan perwakilan donor untuk mendapatkan salinan laporan dimaksud dan salinan-salinan laporan lainnya, serta mengadakan peninjauan lapangan. Pada akhir pekerjaan, BKM/LKM berkewajiban menyerahkan laporan akhir penyelesaian pekerjaan kepada PJOK dan KMW.
(l) Menjamin bahwa dalam proses pengajuan usulan, penilaian kelayakan, persetujuan usulan, hingga pelaksanaan kegiatan maupun pemeliharaan kegiatan senantiasa didasarkan pada penerapan prinsip dan nilai PNPM-MP secara konsisten oleh segenap pelaku di tingkat masyarakat, KSM, UP dan BKM/LKM.
(m) Menjamin bahwa pelaksanaan usulan-usulan kegiatan, terutama pembangunan atau rehabilitasi prasarana lingkungan dan permukiman, didasarkan pada pedoman pengadaan, pedoman perlakuan penduduk asli, pedoman pembebasan lahan dan pemukiman kembali serta pedoman pengelolaan lingkungan sebagaimana diatur Panduan PNPM-MP dan/atau peraturan perundangan yang berlaku.
(n) Menjamin bahwa usulan-usulan kegiatan yang akan dilaksanakan dari bantuan dana BLM PNPM-MP adalah bukan kegiatan yang termasuk dalam daftar kegiatan yang dilarang di PNPM-MP (negatif list).
(o) Menjamin bahwa pelaksanaan usulan kegiatan didasarkan padat karya atau dengan cara lain yang membuka peluang kesempatan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat miskin dan penganggur di lokasi kegiatan.
2. Tanggung jawab KSM (a) Melaksanakan kegiatan sesuai dengan usulan, prinsip-prinsip transparansi dan
akuntabilitas, pedoman perlakuan penduduk asli, pedoman pengelolaan lingkungan, pedoman pedoman pembebasan lahan dan pemukiman kembali (jika diperlukan, dilampirkan di perjanjian ini).
(b) Bila usulan sub-proyek harus dilaksanakan oleh pihak ke-3, maka prosedur pengadaan harus mengacu pada pedoman pengadaan/undang-undang yang berlaku.
(c) Menjamin bahwa dalam keseluruhan pelaksanaan kegiatan di KSM, sejak tahap penyusunan usulan kegiatan hingga pelaksanaan dan pemeliharaan kegiatan, senantiasa didasarkan pada prinsip dan nilai serta ketentuan PNPM-MP.
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 41
(d) Menyediakan kontribusi swadaya, uang dan natura atau lainnya, dalam jumlah dan waktu sesuai yang tercantum pada usulan.
(e) Menjamin pengelolaan dan pelestarian hasil-hasil kegiatan yang telah dilaksanakan secara bertanggungjawab, transparan dan akuntabel.
(f) Menyerahkan laporan kemajuan setiap bulan ke UP-UP-BKM/LKM dan Fasilitator; Selain itu memberikan kesempatan juga kepada PJOK, KMW, Kelurahan dan lainnya untuk mendapatkan salinan laporan dimaksud dan salinan-salinan laporan lainnya, serta mengadakan peninjauan lapangan. Pada akhir pekerjaan, KSM berkewajiban menyerahkan laporan akhir penyelesaian pekerjaan kepada UPK-BKM/LKM.
(g) Menjamin keterbukaan terhadap pemeriksaan keuangan yang ditentukan oleh BPKP, maupun pemeriksa keuangan independen yang diundang oleh BKM/LKM. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penyimpangan penggunaan dana, seperti untuk keperluan di luar rencana (konsumtif, dipinjamkan kembali dll), maka KSM penanggungjawab wajib mengembalikan dana dimaksud, sejumlah perhitungan penyimpangan yang telah terjadi. KSM wajib menyimpan catatan dan bukti-bukti pengeluaran berkaitan dengan PNPM-MP selama jangka waktu 3 tahun.
Namun demikian, KSM diperkenankan untuk tidak melaksanakan kegiatan setelah dana diterima, jika:
1) Terjadi force majeure, yaitu suatu kejadian yang mengganggu atau merusak pekerjaan di luar kemampuan pengendalian KSM. Dalam keadaan demikian, KSM wajib melaporkan kepada BKM/LKM untuk dibahas dan ditetapkan dalam Rapat Anggota BKM/LKM. Selanjutnya BKM/LKM melaporkan kepada KMW dalam batas waktu 7 hari setelah Rapat Anggota BKM/LKM dimaksud dan keputusan harus diambil KMW dalam batas waktu 14 hari;
2) Terdapat tanda-tanda yang menunjukkan bahwa sebaiknya kegiatan itu dibatalkan. Dalam keadaan demikian, maka keputusan dimaksud harus dilaporkan kepada KMW dalam batas waktu 7 hari dan keputusan diambil dalam batas waktu 14 hari;
Untuk berbagai kasus di atas, pencairan dana selanjutnya akan ditinjau kembali. Peninjauan kembali pencairan dana dapat juga terjadi jika KSM melalaikan kewajiban dan/atau kegiatannya. Dalam keadaan demikian, maka KMW harus mempelajari dan menentukan langkah-langkah selanjutnya; uang yang telah diterima mungkin harus dikembalikan segera oleh KSM, jika BKM/LKM memutuskan demikian.
3. Tanggung jawab KMW: (a) Memfasilitasi penyiapan usulan kegiatan oleh masyarakat dalam hal ketepatan sasaran,
kesesuaian dengan prinsip dan nilai PNPM-MP, serta pembelajaran masyarakat untuk membuat usulan kegiatan berdasarkan kebutuhan dan kemampuannya, khususnya melalui analisis Ekonomi Rumah Tangga (ERT) maupun Detailed Engineering Design (DED) dan lainnya.
(b) Memfasilitasi penguatan kapasitas UP-UP untuk mampu memberikan pertimbangan profesional (teknis, keuangan, dan lingkungan) terhadap usulan-usulan yang diajukan KSM.
(c) Menilai dan memberikan rekomendasi terhadap proses dan hasil penilaian kelayakan oleh UP apakah telah memenuhi kesesuaian dengan prinsip dan nilai PNPM-MP serta standard penilaian kelayakan proposal/usulan kegiatan;
(d) Mengawasi dan memfasilitasi proses prioritas dan persetujuan usulan kegiatan yang dilakukan oleh BKM/LKM.
(e) Membantu BKM/LKM dan PJOK dalam memproses administrasi pencairan dana.
(f) Melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan.
42 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
(g) Melaksanakan pengecekan keabsahan pengeluaran BKM/LKM dan KSM-KSM serta menandatangani dokumen pembayaran.
(h) Menyelesaikan perbedaan-perbedaan pendapat yang mungkin terjadi antara KSM, BKM/LKM dan fasilitator berdasarkan bukti-bukti faktual dan perjanjian yang ada.
(i) Mengadakan penyesuaian biaya bila terjadi perubahan dalam rincian awal pekerjaan, dan perubahan ini dibenarkan oleh KMW. Perubahan spesifikasi pekerjaan ini harus dituangkan dalam Perjanjian Tambahan.
(j) Senantiasa menjaga konsistensi penerapan prinsip dan asas PNPM-MP oleh masyarakat, KSM, UP dan BKM/LKM dalam keseluruhan proses kegiatan PNPM-MP di wilayah itu.
(k) Menjamin bahwa kegiatan yang disetujui telah memenuhi Pedoman Pembebasan Lahan dan Penampungan, dan Rencana Pengelolaan Lingkungan, jika diharuskan, atau persyaratan teknis lainnya, sebagai prasyarat pencairan dana.
(l) Bersama dengan PJOK, melakukan verifikasi dan penilaian terhadap kinerja BKM/LKM maupun pencapaian hasil keseluruhan kegiatan KSM sebagai dasar pertimbangan untuk memberikan rekomendasi pembayaran dana tahap berikutnya.
(m) Memfasilitasi BKM/LKM sedemikian rupa sehingga menjamin BKM/LKM memiliki kemampuan untuk berkelanjutan (sustainability) dan mandiri.
C. Sanksi
1. Sanksi Terhadap Penyimpangan Ketentuan Teknis PNPM-MP: (a) Definisi Penyimpangan Ketentuan Teknis PNPM-MP
(1) Dimaksud dengan penyimpangan ketentuan teknis PNPM-MP adalah tindakan dan kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak kedua yang tidak sesuai atau bertentangan dengan Buku-Buku Pedoman PNPM-MP, ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia, dalam hal ini PMU PNPM-MP, serta ketentuan-ketentuan yang diatur di SPPB ini beserta lampirannya.
(2) Termasuk penyimpangan ketentuan teknis PNPM-MP dalam hal ini, antara lain ialah: ketidaksesuaian terhadap prinsip dan nilai PNPM-MP, ketidaksesuaian dengan tujuan dan sasaran PNPM-MP, dan bentuk-bentuk penyimpangan lainnya, dengan indikator-indikator antara lain:
o Terdapat indikasi bahwa prinsip dan nilai PNPM-MP tidak dapat dilaksanakan oleh pihak kedua secara taat asas dan konsisten; dan/atau
o Pelaksanaan kegiatan oleh pihak kedua tidak melibatkan dan/atau tidak bermanfaat bagi kepentingan perbaikan kesejahteraan masyarakat miskin; dan/atau
o Tidak terdapat atau dipilih kader-kader masyarakat di kelurahan tersebut setelah 4 (empat) bulan Tim fasilitator bertugas di lokasi sasaran tersebut; dan/atau
o BKM/LKM tidak terbentuk dan/atau kinerjanya tidak efektif setelah satu tahun pelaksanaan PNPM-MP di kelurahan tersebut; dan/atau
o Pencapaian kemajuan dan perkembangan proyek PNPM-MP tidak memuaskan dalam kurun waktu satu tahun pelaksanaan proyek; dan/atau
o Diketemukan indikasi adanya penyalahgunaan wewenang dan keputusan dalam penggunaan dana bantuan PNPM-MP; dan/atau
o Tidak terdapat indikasi potensi keberlanjutan (sustainability) program/kegiatan, dana dan kelembagaan di kelurahan tersebut; dan/atau
o Terdapat indikasi bahwa pihak kedua mengabaikan tanggungjawab dan kewajibannya sesuai dengan ketentuan dalam SPPB ini beserta lampirannya
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 43
(b) Sanksi Selama Masa Proyek PNPM-MP
(1) Sanksi Penghentian Bantuan Yang Bersifat Sementara
i. Apabila berdasarkan penilaian KMW dan PJOK, pihak kedua dinilai melakukan penyimpangan ketentuan teknis PNPM-MP, maka pihak pertama berhak menghentikan bantuan untuk sementara waktu sampai batas yang ditetapkan oleh pihak pertama.
ii. Selama penghentian bantuan sementara waktu tersebut, pihak kedua diberi kesempatan untuk memperbaiki kinerjanya hingga telah dapat memenuhi ketentuan teknis PNPM-MP, sebagaimana ditetapkan pada Buku-Buku Pedoman PNPM-MP, SPPB beserta lampirannya dan ketentuan-ketentuan lain yang ditetapkan Pemerintah Indonesia.
iii. Selama penghentian bantuan sementara waktu tersebut, pihak pertama berhak menunjuk pihak tertentu untuk melakukan pemeriksaan, pendampingan masyarakat, maupun langkah-langkah lainnya yang dianggap perlu agar ketentuan teknis PNPM-MP dapat dilaksanakan dengan baik oleh pihak kedua.
iv. Termasuk kategori sanksi penghentian yang bersifat sementara ini adalah penundaan atau penghentian sementara pelaksanaan kegiatan PNPM-MP, penundaan atau penghentian sementara pembayaran dana BLM tahap berikutnya dan tindakan lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia.
(2) Sanksi Penghentian Bantuan Yang Bersifat Tetap/Permanen
i. Dalam hal setelah diberi kesempatan untuk memenuhi ketentuan teknis PNPM-MP, dengan difasilitasi oleh KMW ataupun bentuk bantuan teknis lainnya yang diberikan oleh pihak pertama, ternyata pihak kedua dinilai masih tidak mampu memenuhi ketentuan teknis yang berlaku di PNPM-MP sampai batas waktu yang ditetapkan, maka pihak pertama berhak menghentikan bantuan PNPM-MP secara tetap/permanen di wilayah tersebut.
ii. Melalui penghentian bantuan PNPM-MP yang bersifat tetap/permanen, maka pihak pertama berhak untuk menghentikan bantuan teknis maupun bantuan dana BLM tahap berikutnya. Hal ini berarti bahwa pihak kedua tidak diperkenankan lagi diikutsertakan dalam pelaksanaan PNPM-MP.
(c) Sanksi Pasca Proyek PNPM-MP
(1) Sanksi Pengambilalihan Sementara dan Tindakan Korektif
i. Apabila setelah berakhirnya masa proyek PNPM-MP hingga batas waktu yang ditetapkan dalam ketentuan hukum yang berlaku, pihak kedua dinilai melakukan penyimpangan ketentuan teknis PNPM-MP, maka Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker PNPM-MP Pusat, berhak menunjuk pihak tertentu untuk mengambil alih permasalahan yang berwewenang melakukan tindakan-tindakan korektif yang diperlukan.
ii. Termasuk dalam kategori tindakan-tindakan korektif yang dapat dilakukan antara lain adalah restrukturisasi BKM/LKM, pembekuan kegiatan PNPM-MP di wilayah bersangkutan dan tindakan-tindakan lainnya yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia
(2) Sanksi Pengembalian Asset PNPM-MP ke Kas Negara
i. Apabila pengambilalihan sementara dan tindakan korektif yang dilakukan Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker PNPM-MP, ternyata tidak dapat
44 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
mendorong pihak kedua untuk mampu melaksanakan ketentuan teknis PNPM-MP, maka Satker PNPM-MP Pusat berhak untuk menarik kembali asset-asset PNPM-MP yang dikelola pihak kedua untuk dikembalikan atau disetor kepada kas negara.
ii. Asset-asset PNPM-MP yang dapat ditarik kembali untuk dikembalikan atau disetor ke kas negara adalah dana BLM, inventaris, dan asset-asset dalam bentuk lainnya.
iii. Pihak pertama akan menarik kembali asset-asset PNPM-MP untuk dikembalikan atau disetor ke kas negara sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku
2. Sanksi Terhadap Penyimpangan atau Penyalahgunaan Dana Bantuan PNPM-MP: (a) Definisi Penyimpangan atau Penyalahgunaan Dana Bantuan PNPM-MP
1) Dimaksud dengan penyimpangan atau penyalahgunaan Dana Bantuan PNPM-MP adalah penggunaan, pengelolaan dan pemanfaatan dana bantuan PNPM-MP yang tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam PNPM-MP, ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker PNPM-MP, serta ketentuan-ketentuan yang diatur di SPPB ini beserta lampirannya.
2) Termasuk penyimpangan atau penyalahgunaan Dana Bantuan PNPM-MP dalam hal ini, antara lain ialah:
o Dana Bantuan PNPM-MP digunakan atau dimanfaatkan untuk kegiatan fiktif; dan/atau
o Dilakukan potongan dana Bantuan PNPM-MP yang disalurkan kepada KSM atau masyarakat yang tidak sesuai dengan ketentuan PNPM-MP; dan/atau
o Menggelapkan atau Melarikan Dana Bantuan (BLM) PNPM-MP; dan/atau
o Penggunaan dana yang tidak dapat dipertanggungjawabkan; dan/atau
o Bentuk-bentuk penyalahgunaan dana bantuan (BLM) PNPM-MP lainnya. (b) Sanksi Selama Proyek PNPM-MP
1) Sanksi Penghentian Sementara Bantuan PNPM-MP dan Audit Khusus
i. Apabila terdapat indikasi bahwa pihak kedua melakukan penyimpangan atau penyalahgunaan dana bantuan PNPM-MP, Pemerintah Indonesia, dalam Satker PNPM-MP Pusat berhak melakukan penghentian kegiatan dan bantuan PNPM-MP untuk sementara waktu di wilayah bersangkutan.
ii. Selama masa penghentian bantuan sementara tersebut Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker PNPM-MP, berhak menunjuk auditor independent untuk melakukan audit khusus kepada pihak kedua.
2) Sanksi Penghentian Bantuan PNPM-MP dan Tindakan Hukum
i. Apabila berdasarkan hasil audit khusus tersebut menunjukkan secara nyata adanya penyimpangan atau penyalahgunaan dana bantuan PNPM-MP, maka Pihak pertama menghentikan kegiatan dan bantuan PNPM-MP secara tetap
ii. Pihak Pertama berhak untuk melakukan tindakan hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku
iii. Pihak Kedua berkewajiban untuk mengembalikan dana bantuan PNPM-MP kepada Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker PNPM-MP Pusat, untuk selanjutnya disetor ke kas negara, sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 45
(c) Sanksi Pasca Proyek PNPM-MP 1) Sanksi Tindakan Hukum
Terhadap penyimpangan atau penyalahgunaan dana bantuan PNPM-MP yang dilakukan pihak kedua pada periode setelah berakhirnya proyek PNPM-MP, Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker PNPM-MP Pusat, berhak melakukan tindakan hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
2) Sanksi Pengembalian Asset Bantuan PNPM-MP ke Kas Negara
Pihak Pertama berhak untuk menuntut proses sita jaminan maupun meminta penarikan kembali dana bantuan dan asset PNPM-MP yang diterima serta dikelola oleh pihak kedua sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
D. Keadaan Memaksa (Force Majeure)
1. Definisi: (a) Untuk keperluan SPPB ini, “Keadaan Memaksa” (“Force Majeure”) berarti sebagai suatu
kejadian yang tidak dapat dihindari dan diluar kemampuan salah satu pihak, yang menyebabkan salah satu pihak tersebut tidak mungkin melaksanakan tanggungjawabnya, atau tidak dapat melaksanakan tugasnya; Keadaan seperti itu termasuk, perang, huru-hara, epidemi, gempa bumi, badai, banjir atau akibat dari kondisi alam lainnya, pemogokan masal (kecuali apabila dalam hal pemogokan, larangan bekerja atau gangguan industri tersebut, Kedua belah pihak atau salah satu pihak memiliki kemampuan untuk mencegah terjadinya Keadaan Memaksa), penyitaan atau tindakan lain oleh pemerintah.
(b) Keadaan memaksa tidak termasuk (i) kejadian yang disebabkan oleh kelalaian atau tindakan disengaja dari salah satu pihak. (ii) kejadian dimana salah satu pihak dapat menduga hal-hal sebagai berikut: (A) Pada saat itu sudah bisa mempertimbangkan konsekuensi dari adanya SPPB, (B) menghindari atau mengatasi kendala dalam pelaksanaan kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam proyek.
2. Tidak Merupakan Pelanggaran atas SPPB:
Kegagalan salah satu pihak dalam memenuhi kewajibannya yang diatur dalam SPPB ini, tidak dapat dianggap sebagai suatu pelanggaran atau ingkar janji, jika kegagalan tersebut karena suatu “Keadaan Memaksa”, dengan ketentuan bahwa pihak yang terkena kejadian tersebut telah melakukan segala tindakan pencegahan yang wajar dan melakukan upaya alternatif yang dapat dipertanggungjawabkan, semua itu dilakukan dengan tujuan melaksanakan ketentuan dan syarat SPPB. 3. Langkah-Langkah Yang Harus Diambil:
a. Pihak yang mengalami Keadaan Memaksa harus secepatnya melakukan segala tindakan yang dapat mengatasi halangan tersebut agar dapat memenuhi kewajiban SPPB dengan sekecil mungkin keterlambatan.
b. Pihak yang mengalami Keadaan Memaksa harus memberitahukan secepatnya kepada Pihak lainnya selambat-lambatnya empat belas (14) hari sejak terjadinya keadaan memaksa tersebut, menyampaikan fakta dan menjelaskan sifat dari kejadian tersebut, demikian pula secepat mungkin memberitahukan jika keadaan telah normal kembali.
c. Kedua belah Pihak harus melakukan segala tindakan yang wajar agar Konsekuensi dari kejadian Keadaan Memaksa tersebut menjadi sekecil mungkin.
46 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
4. Konsultasi:
Selambat-lambatnya tiga puluh (30) hari, dari terjadinya keadaan memaksa yang mengakibatkan salah satu pihak tidak dapat melaksanakan kewajibannya tersebut, Para Pihak harus saling berkonsultasi untuk memperoleh kesepakatan mengenai tindakan tepat apa yang harus dilakukan dalam keadaan itu.
E. Berlaku Jujur, Adil, Transparan dan Akuntabel
Para Pihak yang terikat dalam SPPB ini harus berlaku jujur, menghormati hak-hak pihak lain, transparan, akuntabel serta harus menjalankan semua keputusan-keputusan yang telah disepakati untuk merealisasikan SPPB ini.
F. Penyelesaian Perselisihan
1. Penyelesaian Secara Musyawarah:
Para Pihak yang kan mencari jalan keluar terbaik untuk menyelesaikan setiap perselisihan yang timbul, atau perselisihan yang berhubungan dengan pasal-pasal dalam SPPB ini atau perselisihan yang timbul karena penafsiran atas SPPB ini .
2. Penyelesaian Sesuai Ketentuan Hukum Yang Berlaku:
Jika ada perselisihan yang timbul diantara para pihak dalam SPPB ini yang tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah diterima oleh satu pihak dari pihak yang lain, permintaan penyelesaian masalah dapat dimintakan oleh salah satu pihak untuk diselesaikan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. ………………….,20…… Pihak Pertama Pihak Kedua, Penanggung Jawab Operasional Kegiatan/PJOK Koordinator BKM/LKM (___________________________) (____________________) KSM-KSM **) Mengetahui, (Disesuaikan dengan jumlah KSM) KMW…………………….. 1. ____________________ 2. ____________________ 3. ____________________ 4. ____________________ 5. ____________________ (____________________)
(Korkot) *) Tim Pelaksana **) Diisi oleh Wakil KSM (Ketua/Anggota).
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 47
Kelurahan/desa : _______________________ Kecamatan : _______________________ Kota/kabupaten : _______________________ SWK : _______________________ Pada Hari ini…………tanggal……bulan………tahun……, kami yang bertandatangan dibawah ini: 1. Nama : ……………………………….. Jabatan : Penanggung jawab Operasional Kegiatan (PJOK) PNPM-MP di
kecamatan tersebut di atas, berdasarkan keputusan Bupati/Walikota …………… Nomor ……, bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia, selanjutnya disebut Pihak Pertama.
2. Nama : ………………………………. Jabatan : Ketua Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM/LKM)……………….
…………. di Kelurahan tersebut di atas, Berdasarkan musyawarah warga masyarakat dan disahkan/dicatatkan di Notaris …………………………….. No. ….………., tanggal ……………. Selanjutnya disebut Pihak Kedua
Dengan ini secara bersama-sama telah melakukan penelitian dan menyatakan bahwa:
KSM-KSM di Desa/Kelurahan dimaksud telah siap melaksanakan kegiatan yang diusulkan dan disetujui oleh BKM/LKM, dengan bantuan PNPM-MP
BKM/LKM berhak menerima pencairan dana tahap …... dan telah memenuhi persyaratan*) berikut: Ya Tidak
1. Persyaratan pencairan tahap I: LKM telah melaksanakan review partisipatif (kelembagaan, keuangan
dan PJM/Renta Pronangkis); anggota LKM yang telah habis masa baktinya harus sudah dipilih ulang dengan minimum 30% penduduk dewasa mengikuti pemilihan tingkat basis
LKM menandatangani Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) dengan pihak pemerintah yang diwakili PJOK;
Melengkapi form dokumen pencairan (PP-BLM, BAPPD, Kwitansi, Copy Rek.LKM)
2. Persyaratan pencairan tahap II: Administrasi keuangan (pembukuan) Sekretariat dan UPK telah
diverifikasi oleh KMW (Askot Ekonomi/Manajemen Keuangan) dengan hasil baik
Melengkapi form dokumen pencairan (PP-BLM, BAPPD, Kwitansi, Copy Rek.LKM, Resume SP-3)
*) Persyaratan dinilai terpenuhi jika BKM/LKM menjawab “Ya” untuk setiap syarat di atas !
BERITA ACARA PENARIKAN/PENGGUNAAN DANA BLM (BAPPD BLM)
48 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
Rekapitulasi penarikan/penggunaan dana:
No. Uraian Jumlah
1. Total bantuan yang disetujui (a) Rp …………………..
2. Pencairan sampai dengan tahap lalu (b) Rp …………………..
3. Dana yang telah dimanfaatkan/ditarik dari rekening BKM/LKM (c) Rp …………………..
4. Sisa dana yang belum dimanfaatkan (b-c) Rp …………………..
5. Pengajuan Pencairan tahap ini (d) Rp …………………..
6. Sisa bantuan yang belum dicairkan (a-b-d) Rp …………………..
Dengan disepakatinya pencairan dana tahap ini, maka BKM/LKM bertanggungjawab untuk menyalurkannya kepada KSM-KSM di Desa/Kelurahan dimaksud sesuai dengan persyaratan, jadwal dan sasaran yang telah disepakati. Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Pihak Pertama Pihak Kedua, Penanggung Jawab Operasional Kegiatan BKM/LKM
................................. (___________________________) (____________________) Koordinator Pernyataan KMW, Catatan : Format ini merupakan bagian dari lampiran yang harus dilengkapi untuk setiap tahap pencairan Dana BLM.
Kami telah meneliti Surat Pernyataan di atas dan bertanggung jawab atas kebenaran isinya, serta menyanggupi untuk turut mengawasi pelaksanaannya (_____________________) Nama Jelas, Tanda tangan
Korkot dan cap KMW/OC/OSP
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 49
Tahun Anggaran : ………………………
Nomor Bukti : ……kosongkan…… MAK : ……kosongkan……
Nomor : ……………kosongkan…………………
Sudah Terima Dari : Pejabat Yang Melakukan Tindakan Yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja Satker Kabupaten/Kota.................................................................
Jumlah Uang : Rp. ....................................... Terbilang : .........................................................................................
.................................................................................................
Untuk Pembayaran : Pencairan Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Tahap .....................(........%)
Sesuai BAPPD Tgl. .............. Untuk BKM/LKM
..............................................................................
…............................,...................200....
BKM/LKM …………………………………….
…………………………………….
KUITANSI BUKTI PEMBAYARAN
Mengetahui : Kuasa Pengguna Anggaran
Satker Kabupaten/Kota ………………………….
(..............................................)
Setuju dibayar : a.n. Kuasa Pengguna Anggaran/Pembuat Komitmen
Pejabat Yang Melakukan Tindakan Yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja
Kabupaten/Kota ………………………….
(..............................................)
50 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
Kelurahan/Desa : ………………………………….. Kecamatan : ………………………………….. Kota/Kabupaten : ………………………………….. SWK : ………………………………….. Yang bertanda tangan di bawah ini Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM/LKM) di Kelurahan sebagaimana di maksud di atas, dengan ini secara bersama-sama menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan oleh KSM penerima BLM Tahap I / II per tanggal........bulan.................tahun.................telah mencapai kemajuan sebagaimana berikut ini : No. Nama KSM Jenis/Judul
Usulan Kegiatan
Katagori Kegiatan
(Sosial/Ekonomi/Lingkungan)
Dana BLM PNPM-MP (Rp.)
% Kemajuan
Tanda Tangan Wakil KSM
Cat.: diisi sesuai jumlah KSM penerima BLM ……………………,…............ 200xx Yang Membuat Pernyataan 1 .......................................... (Koordinator BKM/LKM) 2. …………………………….. (UPL) 3. …………………………….. (UPS) 4. …………………………….. (UPK)
Pernyataan KMW/OC/OSP Kami telah meneliti Berita Acara di atas
dan dengan ini menyatakan turut bertanggungjawab atas kebenaran isinya
(_________________________) Nama jelas dan tanda tangan Korkot
serta Cap KMW/OC/OSP
BERITA ACARA STATUS PENYELESAIAN PEKERJAAN BLM (RESUME SP-3)
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 51
FORMAT PEMANFAATAN DANA BLM ( LOKASI LAMA PNPM MP)
52 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
LEMBAR VERIFIKASI PEMANFAATAN DANA BLM PNPM-MP
Nama BKM/LKM :........................................ Kelurahan/Desa :........................................ Kecamatan :........................................ Kota/Kabupaten :........................................ Propinsi :........................................ KMW :........................................
A. Verifikasi Kelengkapan & Kebenaran Dokumen
No. Jenis Dokumen Tahap Kelengkapan
Kebenaran Pengisian Data
Ada Tidak Benar Salah 1 Dokumen PJM Pronangkis 1 2 Rencana Penggunaan Dana (RPD) 1,2 3 Proposal Layak (termasuk
lampiran Daftar Anggota KSM) 1,2
4 Resume Proposal 1,2 5 SP-3 2
B. Rekomendasi Verifikator
No. Level Nama, Tanda Tangan & Cap
Lembaga/Instansi
Tanggal Keterangan/Catatan
1.
Tim Faskel
2.
PJOK
3.
Korkot/Askorkot
4.
PK Kabupaten/Kota
5.
Satker Kabupaten/Kota
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 53
Nama BKM/LKM : _______________________ Kelurahan : _______________________ Kecamatan : _______________________ Kota/kabupaten : _______________________
SWK : _______________________ Sesuai hasil kesepakatan Rapat Anggota BKM/LKM, tanggal ………………, bertempat di ………………, maka dari daftar usulan kegiatan pada Rencana Tahunan Pronangkis dan proposal yang layak dan direkomendasi KMW, serta disesuaikan dengan alokasi dana BLM tahap I/II yang tersedia, telah dipilih melalui forum pengambilan keputusan tertinggi BKM/LKM, sejumlah usulan kegiatan untuk dilaksanakan dengan seluruh ketentuan PNPM-MP adalah sebagai berikut:
No Nama KSM Jenis
Usulan Kegiatan
Lokasi dan Volume
Nilai Usulan
Kegiatan (Rp)
Sumber Pendanaan BLM
PNPM-MP (Rp)
Swadaya (Rp)
APBD (Rp.)
1 2 3 4 5 6 7
dst Biaya Operasional BKM/LKM Total
Demikian kesepakatan ini diambil untuk dilaksanakan dengan tanggungjawab dan kesadaran penuh. ………………………..,……………………..20…….. Pihak-pihak yang membuat kesepakatan *): Wakil KSM: Pengurus BKM/LKM : Pernyataan KMW (Korkot)
1. _________________ 1. _____________ 2. _________________ 2. _____________ 3. _________________ 3. _____________ 4. _________________ 5. dst Mengetahui, Kepala Kelurahan/Desa _______________ *) Diisi oleh Wakil KSM dan Pengurus BKM/LKM yang hadir dalam pertemuan dan memenuhi quórum. Ditulis nama dan Tanda Tangan
Kami telah memverifikasi sesuai kewenangan, dan menyatakan bahwa proses serta hasil dari PJM Pronangkis dan penilaian usulan-usulan kegiatan di atas telah memenuhi prinsip, dan nilai serta ketentuan PNPM-MP. (________________________) Cap, Nama Jelas dan Tanda tangan Korkot (KMW/OC/OSP)
RENCANA PENGGUNAAN DANA BLM TAHAP 1/2 (RPD BLM TAHAP 1/2)
56 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
Kelurahan/Desa : ___________________
Kecamatan : ___________________ Kotamadya/Kabupaten : ___________________ SWK :___________________
Yang bertandatangan di bawah ini, Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM/LKM) di Kelurahan sebagaimana dimaksud di atas, dengan ini secara bersama-sama menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat penerima BLM Tahap I/II*) telah mencapai kemajuan.....% (minimal 50% dari seluruh rencana yang diusulkan dalam proposal) sebagaimana dalam proposal yang disetujui. Dengan selesainya pelaksanaan kegiatan tersebut, maka tanggungjawab pengoperasian dan pemeliharaan sarana dan prasarana kegiatan sosial dan atau pengembangan usaha dan perguliran dana berada ditangan masyarakat/KSM bersangkutan dan BKM/LKM. No. Nama KSM Jenis/Judul
Usulan Kegiatan
Katagori Kegiatan
(Sosial/Ekonomi/Lingkungan)
Dana BLM PNPM-MP (Rp.)
% Kemajuan
dari rencana dalam
proposal
Tanda Tangan Wakil KSM
Cat : diisi sesuai jumlah KSM penerima BLM Yang Membuat Pernyataan, KSM ………………….. Badan Keswadayaan Masyarakat (___________________________) (____________________) Ketua/Penanggungjawab Koordinator,
Pernyataan KMW/OC/OSP (Korkot),
(* Coret yang tidak perlu)
Kami telah meneliti Surat Pernyataan di atas dan dengan ini menyatakan turut bertanggung jawab atas kebenaran isinya (_________________________)
Nama jelas dan tandatangan Korkot serta cap KMW/OC/OSP
BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN BLM (SP-3)
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 57
RENCANA KERJA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) Desa / kelurahan : ............................................ Kecamatan : ............................................ Kabupaten : ............................................ Provinsi : ............................................
No. Kegiatan
Bulan......................
20...
Bulan......................
20...
Bulan......................
20... dst........ Pelaksana
kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Tanggal penyusunan : ................................ Perwakilan pelaksana kegiatan Menyetujui : Nama Tanda tangan BKM/LKM 1. ............................ (...............................) 2. ............................ (...............................) Mengetahui : Lurah / Kepala Desa Unsur Pemda SF Korkot 3. ............................ (...............................) (........................) (........................) (......................) (......................) Catatan : Form ini bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan Action plan/rencana kerja dan RAB Pencairan BLM 1 bisa disusun sebelum ditetapkannya TIPP
PENCAIRAN DANA BLM PLPBK
58 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PELAKSANAAN KEGIATANPENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) Desa / kelurahan : ............................................ Kecamatan : ............................................ Kabupaten : ............................................ Provinsi : ............................................
No
Kegiatan
Rincian Kebutu
han Biaya
Satuan
Volume
Biaya Sumber Dana Penangg
ung jawab
Biaya
Satuan
Jumlah
Swadaya
BLM PLPBK
Pemda
Lainnya
1 2 3 4 5 6 7=(5X6) 8 9 10 11 12
Tanggal penyusunan : ................................ Perwakilan pelaksana kegiatan Menyetujui : Nama Tanda tangan BKM/LKM 1. ............................ (...............................) 2. ............................ (...............................) Mengetahui : Lurah / Kepala Desa/Unsur Pemda Korkot 3. ............................ (...............................) SF (........................) (........................) (......................) (.........................) Catatan : Form ini bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 59
CHECKLIST PENGENDALIAN REVIEW KONDISI KELOMPOK DAN ORGANISASI
BERKAS PENCAIRAN DANA BLM PLPBK P2KP/PNPM-MP
TAHAP 1 TAHUN 20....
BKM ....................... KELURAHAN ........................ KECAMATAN ..........................
KOTA/KABUPATEN ....................
60 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
LEMBAR VERIFIKASI
DOKUMEN PENCAIRAN DANA BLM PLPBK BLM Tahap I P2KP/PNPM MP BKM : .................................................................... Kelurahan : ............................................................. Kecamatan : ............................................................. Kota/ Kabupaten : .............................................................
A. Verifikasi Kelengkapan & Kebenaran Dokumen
No. Jenis Dokumen Tahap Kelengkapan Kebenaran Pengisian
Data
Ada Tidak Benar Salah 1 Dokumen RAB & Rencana Tindak
(Action Plan) yang disesuaikan dengan Format Pemanfaatan BLM Tahap 1 Perencanaan Partisipatif & Pemasaran , oleh TIPP
1
2 Kuitansi 2 3 Fotocopy Rekening BKM 2
B. Rekomendasi Verifikator
No
Level Nama Tanda Tangan &
Cap Lembaga/Instansi
Tanggal Keterangan/Catatan
1.
PJOK Kecamatan
2.
TL KMW/OSP /Korkot / Askot Mandiri
3.
SNVT PBL Prov
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 61
Kepada Yth. Pejabat Yang Melakukan Tindakan Yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja SNVT PBL Provinsi ................ Di Tempat Pada Hari ini ...... tanggal ...... bulan ...... tahun dua ribu ................... kami yang bertandatangan dibawah ini: Nama : ......................................................... Jabatan : Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) P2KP/PNPM
MANDIRI-PERKOTAAN di Kecamatan........................... berdasarkan keputusan Bupati/Walikota ........................, bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia
Berdasarkan hasil verifikasi bersama Koorkot dan KMW/OSP..... terhadap kesiapan pelaksanaan kegiatan PLPBK program P2KP/PNPM MANDIRI-PERKOTAAN dan kelengkapan dan kebenaran dokumen pencairan dana, maka dengan ini kami mengajukan Permohonan Pembayaran Dana BLM PLPBK Tahap I untuk:
BKM : ............................ Kelurahan : ............................ Kecamatan : ............................ Kabupaten : ............................ Provinsi : ............................ Yang Membuka Rekening di Bank : Bank ................... Alamat Bank : ............................ Rekening Atas Nama : BKM ................... No. Rekening : ............................ Jumlah Dana BLM yang Diajukan : Rp......................,- Terbilang : ............................
Demikian Permohonan Pembayaran Dana BLM ini kami ajukan agar dapat diproses sebagaimana mestinya. Penanggung Jawab Operasional Kegiatan P2KP/PNPM MANDIRI-PERKOTAAN Kecamatan .......................Kota/Kabupaten ................... ........................... NIP ...................
PERMOHONAN PEMBAYARAN DANA BLM (PP BLM)
62 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
BKM : ................... Kelurahan : ................... Kecamatan : ................... Kabupaten : ................... Berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan, Nomor: ..................., tanggal ...................,Refisi II Nomor ..................., Tanggal .................... A. Kami yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : ................... Jabatan : SNVT PBL Provinsi ................... Berdasarkan SK Menteri Pekerjaan Umum Nomor ..................., Tanggal ....................
Bertindak atas nama Pemerintah Indonesia, selanjutnya disebut Pihak Pertama. II. Nama : ................... Jabatan : Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) ...................
Kelurahan ................... Kecamatan ................... Kabupaten ................... Provinsi .................... Berdasarkan musyawarah masyarakat kelurahan dan disahkan/dicatatkan di Notaris ................... . No. ......, tanggal ..................
Alamat : ................... Kelurahan .................. Selanjutnya disebut Pihak Kedua B. Kedua belah pihak sepakat : A. Pihak kedua berwewenang dan bertanggungjawab untuk menerima serta menyalurkan
dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PLPBK Tahap I dari pemerintah kepada masyarakat melalui BKM. Dana tersebut akan dimanfaatkan sesuai dengan tahapan kegiatan dan penggunaan dana BLM PLP-BK serta memenuhi seluruh persyaratan umum perjanjian, sebagaimana terlampir dalam SPPB ini.
B. Pihak kedua akan melaksanakan kegiatan sesuai dengan alokasi peruntukan dana yang
diatur dalam Pedoman Pelaksanaan PLP-BK dan/ ketentuan lain yang berlaku C. Pihak kedua bersedia mematuhi berbagai ketentuan yang berlaku Pada kegiatan Penataan
Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)-P2KP/PNPM MANDIRI-PERKOTAAN, sebagaimana disebutkan dalam Buku Pedoman Pelaksanaan dan Pedoman Teknis PLPBK dan ketentuan-ketentuan lainnya, serta memenuhi persyaratan umum perjanjian (terlampir).
D. Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan ini ditandatangani oleh kedua belah pihak setelah
Pihak Kedua menyerahkan hasil verifikasi KMW/Koorkot/Askot Mandiri........... terhadap Dokumen Rencana Tindak (Action Plan) dan RAB Pelaksanaan Kegiatan Perencanaan partisipatif dan Pemasaran Sosial
E. Likuidasi. Apabila berdasarkan penilaian KMW/Koorkot/Askot Mandiri ................. dan
PJOK, pihak kedua dinilai tidak mampu mengelola dana sesuai proses penyusunan Pemasaran Sosial yang dijabarkan Pedoman Pelaksanaan dan Pedoman Teknis PLPBK dan terindikasi terjadi kecurangan serta belum menunjukkan potensi keberlanjutannya, maka pembayaran dana tahap selanjutnya ditangguhkan dan diberlakukan ketentuan
SURAT PERJANJIAN PENYALURAN BANTUAN (SPPB) BLM PLP-BK
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 63
likuidasi, hingga pihak kedua telah memenuhi syarat yang menjamin keberlangsungan kegiatan PLPBK di kelurahan dimaksud.
F. Pembatalan Pembayaran BLM. Pihak kedua menyerahkan hak otorisasi kepada KMW/
Koorkot/Askot Mandiri.................... dan Tim Koordinasi Kabupaten/Kota untuk membatalkan pembayaran dana BLM, sebagian atau seluruhnya, jika, menurut penelitian KMW/Korkot /Askot Mandiri ................... dan Tim Koordinasi Kabupaten/Kota, menyimpulkan bahwa: TIPP dan BKM di Kelurahan itu, tidak membutuhkan dana dimaksud, dan/atau gagal mencapai target kegiatan Perencanaan partisipatif dan Pemasaran Sosial dan/atau gagal memenuhi prinsip dan nilai serta ketentuan indikator-indikator yang tertuang dalam Pedoman Pelaksanaan PLPBK.
Dalam kondisi salah satu atau lebih pertanda di atas terpenuhi, maka SPPB BLM ini berlaku sebagai Surat Kuasa Otorisasi dari BKM kepada KMW/Koorkot/Askot Mandiri ........... dan Tim Koordinasi Kabupaten/Kota. Keduanya akan memberitahukan masyarakat kelurahan bersangkutan melalui Surat Pemberitahuan Pembatalan Bantuan Kelurahan
G. Dana Bantuan BLM PLP-BK P2KP/PNPM - MP ini disalurkan melalui rekening Bank pihak
kedua, sebagai berikut
Rekening atas nama : BKM ................... Nama bank : Bank ................... Alamat bank : ................... Nomor Rekening : ...................
Tempat, Tanggal ................... Pihak Pertama Pihak Kedua, SNVT PBL Provinsi ...................... Koordinator BKM
................... ( ................................ ) ( .......................... ) NIP ...................
64 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
Lampiran ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari SPPB dan memiliki ketentuan yang mengikat.
A. Definisi Kecuali apabila di dalam konteks kalimatnya mengharuskan diartikan lain, istilah yang digunakan dalam Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan ini diartikan sebagai berikut:
1. “Hukum yang berlaku” berarti hukum dan segala perangkatnya yang ditetapkan dan
dinyatakan berlaku di Pemerintah Indonesia;
2. “SPPB” berarti Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan Dana yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan umum terlampir, bersama-sama dengan seluruh dokumen yang ditandatangani;
3. “Persyaratan Umum” berarti persyaratan umum pada SPPB ini;
4. “Pemerintah” berarti Pemerintah Indonesia, yang dalam hal ini Satker P2KP Pusat
5. “Pihak Pertama” berarti SNVT PBL Provinsi ................... yang bertindak atas nama Pemerintah Indonesia;
6. “Pihak Kedua” berarti Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) ..................., yang bertindak atas nama Masyarakat Kelurahan ................... Kecamatan ................... Kabupaten/Kota. ................... Provinsi ...................
B. Tanggungjawab
1. Tanggungjawab BKM/LKM:
(a) Bersama fasilitator kelurahan, merumuskan rencana kerja (action plan) dan RAB pelaksanaan kegiatan perencanaan partisipatif dan pemasaran, sesuai tahapan siklus PLPBK
(b) Bersama Lurah/Kepala desa, melakukan sosialisasi pelaksanaan kegiatan PLPBK diwilayahnya
(c) Bersama pemerintah Kabupaten/Kota dan Lurah/Kepala Desa membentuk Tim Inti Perencanaan partisipatif dan pemasaran sosial dan pokja-pokja PLPBK
(d) Bersama Pemerintah Kabupaten/Kota dan Konsultan pendamping, melakukan perekrutan Tenaga ahli pendamping Perencanaan partisipatif dan Tenaga ahli Pemasaran PLPBK, sesuai tatacara dan prosedur yang telah ditetapkan.
(e) Bersama Lurah/Kepala Desa menyepakati Surat Kontrak kerja Tenaga Ahli Pendamping, dan memastikan tenaga ahli pendamping bekerja efektif serta merekomendasikan pembayaran Tenaga ahli pendamping sesuai kalusul kontrak kerja yang disepakati.
(f) Memastikan UPS, UPK dan UPL dapat bekerjasama dengan TIPP yang didampingi Tenaga ahli perencanaan partisipatif dan tenaga ahli pemasaran, dalam melaksanakan setiap tahapan proses penyusunan perencanaan partisipatif dan pemasaran yang tertuang dalam rencana kerja
(g) Menjamin bahwa usulan-usulan kegiatan KSM telah dinyatakan layak oleh UPK/UPL/UPS dan hasil penilaian kelayakan tersebut telah diverifikasi oleh TIPP dan direkomendasi serta ditandatangani oleh KMW/Koorkot/Askot Mandiri....
Lampiran 1 SPPB
PERSYARATAN UMUM PERJANJIAN PENYALURAN BANTUAN
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 65
(h) Menjamin pelaksanaan kegiatan perencanaan partisipatif dan pemasaran, sesuai pedoman dan dapat dipertanggungjawabkan. BKM berkewajiban menyusun Laporan Pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan perencanaan partisipatif dan pemasaran sosial.
2. Tanggung jawab TIPP Tim Inti Perencanaan partisipatif dan Pemasaran adalah tim adhoc yang dibentuk oleh BKM bersama Pemerintah Kabupaten/Kota. Tugas utamanya, adalah: a) Menyempurnakan Rencana Kerja (Action Plan) dan RAB kegiatan Perencanaan
Partisipatif dan Pemasaran yang disusun BKM b) Melaksanakan seluruh rangkaian proses penyusunan RPLP, Aturan Bersama dan RTPLP, c) Menyusun Strategi Pemasaran d) Melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan pemasaran sosial, yaitu:
Melakukan sosialisasi & desiminasi hasil-hasil perencanaan partisipatif, Menyusun tols kegiatan pemasaran (bahan presentasi, leaflet, bookleat dll) Melaksanakan event-event pemasaran ditingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat
(Presentasi, seminar, workshop, pameran dll) Merumuskan legalitas kemitraan dengan para pihak
e) Menyusun proposal, RPD, LPD dan LPJ kegiatan perencanaan partisipatif dan pemasaran sosial yang dilaksanakan oleh TIPP
f) Melakukan verifikasi proposal, RPD, LPD dan LPJ kegiatan perencanaan partisipatif dan pemasaran sosial yang dilaksanakan oleh pokja-pokja PLPBK dan KSM perencanaan & pemasaran
g) TIPP bertanggungjawab kepada BKM
3. Tanggung jawab TAPP Tenaga Ahli atau Tim Ahli pendamping Perencanaan partisipatif dan Pemasaran direkrut oleh BKM bersama Pemerintah Kabupaten/Kota. TAPP dapat bertugas secara individual ditingkat Kelurahan dan atau bertugas secara tim yang mendampingi satu atau lebih Kelurahan PLPBK dalam satu Kabupaten/Kota. Bila pendampingan perencanaan dan pemasaran secara tim, maka setiap tim wajib menempatkan satu personilnya disetiap Kelurahan. Tenaga ahli Perencanaan partisipatif dan Pemasaran dikontrak oleh BKM dan Lurah yang diketahui Pemerintah Kabupaten/Kota, selama 12 (dua belas) bulan dan atau sampai selesainya produk perencanaan partisipatif dan pelaksanaan kegiatan pemasaran hasil-hasil perencanaan PLPBK. Durasi 12 bulan terbagi kedalam kegiatan perencanaan dan pemasaran. Tugas utama TAPP, adalah:
a) Memberikan bimbingan dan bantuan teknis perencanaan dan pemasaran kepada TIPP dan Pokja-pokja, terkait penyusunan RPLP, Aturan bersama dan RTPLP serta strategi pemasaran
b) Menterjemahkan hasil-hasil kesepakatan rembug dan FGD setiap tahapan siklus PLPBK kedalam materi perencanaan partisipatif
c) Menggalang kemitraan untuk mendapatkan dukungan dari para pihak/kelompok peduli yang dimulai dari tahapan perencanaan partisipatif (Pemetaan Swadaya)
d) Menyusun RPLP, Aturan Bersama dan RTPLP sesuai hasil kesepakatan rembug dan FGD
e) Tenaga ahli perencanaan bersama tenaga ahli pemasaran, mempersiapkan materi yang diperlukan untuk Uji Publik hasil perencanaan ditingkat Kelurahan dan Kabupaten/Kota
f) Merumuskan strategi pemasaran sosial g) Bersama TIPP dan pemerintah kabupaten/kota menyusun rencana kerja dan
mempersiapkan tols kegiatan pemasaran sosial h) Bersama TIPP dan pemerintah kabupaten/Kota melaksanakan event-event pemasaran
hasil-hasil pemasaran
66 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
i) TAPP dan TIPP bersama Pemerintah Kabupaten/Kota mampu dan berhasil menjalin kemitraan dan atau merealisasikan program-program pembangunan dari para pihak, dengan nilai sekurang-kurangnya 400 juta rupiah
j) TAPP bersama TIPP mampu menjaring 5 calon mitra yang memiliki komitmen dan 10 calon mitra yang prospektif.
k) Pembayaran terminasi TAPP direalisasikan berdasarkan progres kegiatan pemasaran yang telah diselesaikan dan disepakati.
l) Pembayaran terminasi TAPP direalisasikan berdasarkan progres dan produk perencanaan serta hasil-hasil kegiatan pemasaran yang telah diselesaikan dan disepakati bersama.
4. Tanggung jawab OSP/KMW prov....... /Korkot/Askot Mandiri : a. Memfasilitasi Pemerintah Daerah/Provinsi untuk melakukan sosialisasi dan Lokakarya
pelaksanaan program PLPBK diwilayah kerjanya b. Mendukung Koorkot dalam melaksanakan penguatan kapasitas Pemerintah
Kabupaten/Kota, yang difasilitasi dan didampingi oleh Tim KMP PNPM Mandiri Perkotaan
c. Memperkuat Tim Koorkot, untuk menyusun Best Practise kegiatan PLPBK, dibawah koordinasi Tim KMP PNPM Mandiri Perkotaan
d. Memperkuat tim Koorkot dalam kegiatan monitoring dan evaluasi setiap tahapan pelaksanaan program PLPBK (Persiapan, Perencanaan Partisipatif, Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Kawasan), dibawah koordinasi KMP PNPM Mandiri Perkotaan
C. Sanksi
1. Sanksi Terhadap Penyimpangan Ketentuan Teknis PLPBK: (a) Definisi Penyimpangan Ketentuan Teknis PLPBK
(1) Dimaksud dengan penyimpangan ketentuan teknis PLPBK adalah tindakan dan kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak kedua yang tidak sesuai atau bertentangan dengan Buku-Buku Pedoman PLPBK, ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia, serta ketentuan-ketentuan yang diatur di SPPB ini beserta lampirannya.
(2) Termasuk penyimpangan ketentuan teknis PLPBK sebagai bagian dari kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan, dalam hal ini, antara lain ialah: ketidaksesuaian terhadap prinsip dan nilai, ketidaksesuaian dengan tujuan dan sasaran PLPBK sesuai dengan prinsip standard, dan bentuk-bentuk penyimpangan lainnya, dengan indikator-indikator antara lain:
Terdapat indikasi bahwa prinsip dan nilai, tidak dapat dilaksanakan oleh pihak kedua secara taat asas dan konsisten; dan/atau
Pelaksanaan kegiatan oleh pihak kedua tidak melibatkan dan/atau tidak bermanfaat bagi kepentingan perbaikan kesejahteraan masyarakat miskin; dan/atau
Tidak terdapat atau dipilih relawan masyarakat di kelurahan tersebut setelah 4 (empat) bulan fasilitator bertugas di lokasi sasaran tersebut; dan/atau
Pencapaian kemajuan dan perkembangan kegiatan PLPBK tidak memuaskan dalam kurun waktu satu tahun pelaksanaan tahapan kegiatan; dan/atau
Diketemukan indikasi adanya penyalahgunaan wewenang dan keputusan dalam penggunaan dana bantuan PLPBK; dan/atau
Tidak terdapat indikasi potensi keberlanjutan (sustainability) program/kegiatan, dana dan kelembagaan di kelurahan tersebut; dan/atau
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 67
Terdapat indikasi bahwa pihak kedua mengabaikan tanggungjawab dan kewajibannya sesuai dengan ketentuan dalam SPPB ini beserta lampirannya
(b) Sanksi Selama Masa Kegiatan PLPBK
(1) Sanksi Penghentian Bantuan Yang Bersifat Sementara
i. Apabila berdasarkan penilaian KMW prov....... dan PJOK, pihak kedua dinilai melakukan penyimpangan ketentuan teknis PLPBK, maka pihak pertama berhak menghentikan bantuan untuk sementara waktu sampai batas yang ditetapkan oleh pihak pertama.
ii. Selama penghentian bantuan sementara waktu tersebut, pihak kedua diberi kesempatan untuk memperbaiki kinerjanya hingga telah dapat memenuhi ketentuan teknis PLPBK, sebagaimana ditetapkan pada Buku-Buku Pedoman PLPBK, SPPB beserta lampirannya dan ketentuan-ketentuan lain yang ditetapkan Pemerintah Indonesia.
iii. Selama penghentian bantuan sementara waktu tersebut, pihak pertama berhak menunjuk pihak tertentu untuk melakukan pemeriksaan, pendampingan masyarakat, maupun langkah-langkah lainnya yang dianggap perlu agar ketentuan teknis PLPBK dapat dilaksanakan dengan baik oleh pihak kedua.
iv. Termasuk kategori sanksi penghentian yang bersifat sementara ini adalah penundaan atau penghentian sementara pelaksanaan kegiatan PLPBK, penundaan atau penghentian sementara pembayaran dana BLM tahap berikutnya dan tindakan lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia.
(2) Sanksi Penghentian Bantuan Yang Bersifat Tetap/Permanen
i. Dalam hal setelah diberi kesempatan untuk memenuhi ketentuan teknis PLPBK, dengan difasilitasi oleh KMW prov............. ataupun bentuk bantuan teknis lainnya yang diberikan oleh pihak pertama, ternyata pihak kedua dinilai masih tidak mampu memenuhi ketentuan teknis yang berlaku di PLPBK sampai batas waktu yang ditetapkan, maka pihak pertama berhak menghentikan bantuan PLPBK secara tetap/permanen di wilayah tersebut.
ii. Melalui penghentian bantuan PLPBK yang bersifat tetap/permanen, maka pihak pertama berhak untuk menghentikan bantuan teknis maupun bantuan dana BLM tahap berikutnya. Hal ini berarti bahwa pihak kedua tidak diperkenankan lagi diikutsertakan dalam pelaksanaan kegiatan PLPBK.
(c) Sanksi Pasca Kegiatan PLPBK
(1) Sanksi Pengambilalihan Sementara dan Tindakan Korektif
i. Apabila setelah berakhirnya masa pelaksanaan kegiatan PLPBK hingga batas waktu yang ditetapkan dalam ketentuan hukum yang berlaku, pihak kedua dinilai melakukan penyimpangan ketentuan teknis PLPBK, maka Pemerintah Indonesia, dalam hal ini PJOK, berhak menunjuk pihak tertentu untuk mengambil alih permasalahan yang berwewenang melakukan tindakan-tindakan korektif yang diperlukan.
ii. Termasuk dalam kategori tindakan-tindakan korektif yang dapat dilakukan antara lain adalah restrukturisasi BKM/LKM, pembekuan kegiatan PLPBK di wilayah bersangkutan dan tindakan-tindakan lainnya yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia
(2) Sanksi Pengembalian Asset PLPBK ke Ke Kas Negara
i. Apabila pengambilalihan sementara dan tindakan korektif yang dilakukan Pemerintah Indonesia, dalam hal ini PJOK, ternyata tidak dapat mendorong pihak kedua untuk mampu melaksanakan ketentuan teknis PLPBK, maka SNVT P2KP Pusat berhak
68 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
untuk menarik kembali asset-asset PLPBK yang dikelola pihak kedua untuk dikembalikan atau disetor kepada kas negara.
ii. Asset-asset PLPBK yang dapat ditarik kembali untuk dikembalikan atau disetor ke kas negara adalah dana BLM, inventaris, dan asset-asset dalam bentuk lainnya.
iii. Pihak pertama akan menarik kembali asset-asset PLPBK untuk dikembalikan atau disetor ke kas negara sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku
2. Sanksi Terhadap Penyimpangan atau Penyalahgunaan Dana Bantuan PLPBK: (a) Definisi Penyimpangan atau Penyalahgunaan Dana Bantuan PLPBK
1) Dimaksud dengan penyimpangan atau penyalahgunaan Dana Bantuan PLPBK adalah penggunaan, pengelolaan dan pemanfaatan dana bantuan PLPBK yang tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam PLPBK, ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia, dalam hal ini SNVT P2KP, serta ketentuan-ketentuan yang diatur di SPPB ini beserta lampirannya.
2) Termasuk penyimpangan atau penyalahgunaan Dana Bantuan PLPBK dalam hal ini, antara lain ialah:
Dana Bantuan PLPBK digunakan atau dimanfaatkan untuk kegiatan fiktif; dan/atau
Dilakukan potongan dana Bantuan PLPBK yang disalurkan kepada KSM atau masyarakat yang tidak sesuai dengan ketentuan PLPBK; dan/atau
Menggelapkan atau Melarikan Dana Bantuan (BLM) PLPBK; dan/atau
Penggunaan dana yang tidak dapat dipertanggungjawabkan; dan/atau
Bentuk-bentuk penyalahgunaan dana bantuan (BLM) PLPBK lainnya. (b) Sanksi Selama Pelaksanaan Kegiatan PLPBK
1) Sanksi Penghentian Sementara Bantuan PLPBK dan Audit Khusus
i. Apabila terdapat indikasi bahwa pihak kedua melakukan penyimpangan atau penyalahgunaan dana bantuan P2KP/PNPM Mandiri Perkotaan (BLM-PLPBK), Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker P2KP/PNPM MP Pusat, berhak melakukan penghentian kegiatan dan bantuan P2KP/PNPM terhadap kegiatan PLPBK untuk sementara waktu di wilayah bersangkutan.
ii. Selama masa penghentian bantuan sementara tersebut Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker P2KP/PNPM Mandiri Perkotaan, berhak menunjuk auditor independent untuk melakukan audit khusus kepada pihak kedua.
2) Sanksi Penghentian Bantuan PLPBK dan Tindakan Hukum
i. Apabila berdasarkan hasil audit khusus tersebut menunjukkan secara nyata adanya penyimpangan atau penyalahgunaan dana bantuan PLPBK, maka Pihak pertama menghentikan kegiatan dan bantuan PLPBK secara tetap
ii. Pihak Pertama berhak untuk melakukan tindakan hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku
iii. Pihak Kedua berkewajiban untuk mengembalikan dana bantuan PLPBK kepada Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker P2KP/PNPM Mandiri Perkotaan Pusat, untuk selanjutnya disetor ke kas negara, sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
(c) Sanksi Pasca Pelaksanaan Kegiatan PLPBK
1) Sanksi Tindakan Hukum
Terhadap penyimpangan atau penyalahgunaan dana bantuan PLPBK yang dilakukan pihak kedua pada periode setelah berakhirnya pelaksanaan kegiatan PLPBK,
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 69
Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker P2KP/PNPM MP Pusat, berhak melakukan tindakan hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
2) Sanksi Pengembalian Asset Bantuan PLPBK ke Kas Negara
Pihak Pertama berhak untuk menuntut proses sita jaminan maupun meminta penarikan kembali dana bantuan dan asset PLPBK yang diterima serta dikelola oleh pihak kedua sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
D. Keadaan Memaksa (Force Majeure)
1. Definisi: (a) Untuk keperluan SPPB ini, “Keadaan Memaksa” (“Force Majeure”) berarti sebagai suatu
kejadian yang tidak dapat dihindari dan diluar kemampuan salah satu pihak, yang menyebabkan salah satu pihak tersebut tidak mungkin melaksanakan tanggungjawabnya, atau tidak dapat melaksanakan tugasnya; Keadaan seperti itu termasuk, tapi tidak terbatas pada, perang, huru-hara, epidemi, gempa bumi, badai, banjir atau akibat dari kondisi alam lainnya, pemogokan masal (kecuali apabila dalam hal pemogokan, larangan bekerja atau gangguan industri tersebut, Kedua belah pihak atau salah satu pihak memiliki kemampuan untuk mencegah terjadinya Keadaan Memaksa), penyitaan atau tindakan lain oleh pemerintah.
(b) Keadaan memaksa tidak termasuk (i) kejadian yang disebabkan oleh kelalaian atau tindakan disengaja dari salah satu pihak. (ii) kejadian dimana salah satu pihak dapat menduga hal-hal sebagai berikut: (A) Pada saat itu sudah bisa mempertimbangkan konsekuensi dari adanya SPPB, (B) menghindari atau mengatasi kendala dalam pelaksanaan kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam proyek.
2. Tidak Merupakan Pelanggaran atas SPPB:
Kegagalan salah satu pihak dalam memenuhi kewajibannya yang diatur dalam SPPB ini, tidak dapat dianggap sebagai suatu pelanggaran atau ingkar janji, jika kegagalan tersebut karena suatu “Keadaan Memaksa”, dengan ketentuan bahwa pihak yang terkena kejadian tersebut telah melakukan segala tindakan pencegahan yang wajar dan melakukan upaya alternatif yang dapat dipertanggungjawabkan, semua itu dilakukan dengan tujuan melaksanakan ketentuan dan syarat SPPB. 3. Langkah-Langkah Yang Harus Diambil:
Pihak yang mengalami Keadaan Memaksa harus secepatnya melakukan segala tindakan yang dapat mengatasi halangan tersebut agar dapat memenuhi kewajiban SPPB dengan sekecil mungkin keterlambatan.
Pihak yang mengalami Keadaan Memaksa harus memberitahukan secepatnya kepada Pihak lainnya selambat-lambatnya empat belas (14) hari sejak terjadinya keadaan memaksa tersebut, menyampaikan fakta dan menjelaskan sifat dari kejadian tersebut, demikian pula secepat mungkin memberitahukan jika keadaan telah normal kembali.
Kedua belah Pihak harus melakukan segala tindakan yang wajar agar Konsekuensi dari kejadian Keadaan Memaksa tersebut menjadi sekecil mungkin.
4. Konsultasi:
Selambat-lambatnya tiga puluh (30) hari, dari terjadinya keadaan memaksa yang mengakibatkan salah satu pihak tidak dapat melaksanakan kewajibannya tersebut, Para Pihak harus saling berkonsultasi untuk memperoleh kesepakatan mengenai tindakan tepat apa yang harus dilakukan dalam keadaan itu.
70 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
E. Berlaku Jujur, Adil, Transparan dan Akuntabel
Para Pihak yang terikat dalam SPPB ini harus berlaku jujur, menghormati hak-hak pihak lain, transparan, akuntabel serta harus menjalankan semua keputusan-keputusan yang telah disepakati untuk merealisasikan SPPB ini.
F. Penyelesaian Perselisihan
1. Penyelesaian Secara Musyawarah:
Para Pihak yang akan mencari jalan keluar terbaik untuk menyelesaikan setiap perselisihan yang timbul, atau perselisihan yang berhubungan dengan pasal-pasal dalam SPPB ini atau perselisihan yang timbul karena penafsiran atas SPPB ini .
2. Penyelesaian Sesuai Ketentuan Hukum Yang Berlaku:
Jika ada perselisihan yang timbul diantara para pihak dalam SPPB ini yang tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dalam jangka waktu tiga puluh (30) hari setelah diterima oleh satu pihak dari pihak yang lain, permintaan penyelesaian masalah dapat dimintakan oleh salah satu pihak untuk diselesaikan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. .................., ................... Pihak Pertama Pihak Kedua, SNVT PBL Provinsi ................... Koordinator BKM ................... ( ……………………… ) (……………………….) Nip. ...................
Mengetahui, Lurah ………………. KMW/PROV………./Koorkot/Askot
Mandiri (…………………………….) (…………………………………...) NIP. ………………….. Team Leader
PJOK Kecamatan ……………….
( ………………… ) NIP ………………
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 71
BKM : ……………. Kelurahan : ……………….. Kecamatan : ……………….. Kabupaten : ……………….. Pada Hari ini ....... tanggal ............ bulan .......... tahun............., kami yang bertandatangan dibawah ini: 1. Nama : …………………………………………………. Jabatan : Penanggung jawab Operasional Kegiatan (PJOK) P2KP/PNPM MP
Kecamatan..........,bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia, selanjutnya disebut Pihak Pertama.
2. Nama : …………………………………………………. Jabatan : Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) ………………… di
Kelurahan.........., Berdasarkan musyawarah warga masyarakat dan disahkan/dicatatkan di Notaris …………………….. No. ….., tanggal …………….
Selanjutnya disebut Pihak Kedua Dengan ini secara bersama-sama telah melakukan penelitian dan menyatakan bahwa:
KSM-KSM di Kelurahan dimaksud telah siap melaksanakan kegiatan yang diusulkan dan disetujui oleh BKM, dengan bantuan P2KP/PNPM-MP
BKM berhak menerima pencairan dana BLM PLPBK Tahap I, Tahun..... dan telah memenuhi persyaratan berikut:
No Uraian Ya Tidak
1. KSM-KSM yang dinilai berhasil melaksanakan kegiatan yang disetujui BKM, jumlahnya setengah atau lebih
2. Persyaratan pencairan Tahap I:
BKM telah diaktanotariskan/dicatatkan (Perkumpulan/Paguyuban) dan memiliki rekening bank (Giro/Tabungan) atas nama BKM dengan spesimen tanda tangan minimal 3 (tiga) orang dari Anggota BKM.
BKM telah menyerahkan hasil verifikasi KMW/PROP………./Koorkot/Askot Mandiri. terhadap Action Plan dan RAB pelaksanaan kegiatan perencanaan partisipatif dan pemasaran ;
Telah menandatangani SPPB BLM dan administrasi lainnya
3. Persyaratan pencairan Tahap II: Dana BLM tahap I untuk kebutuhan perencanaan partisipatif dan
pemasaran PLPBK, sekurang-kurangnya telah termanfaatkan sebesar 30% yang dilengkapi Laporan Penggunaan Dana BLM tahap 1 dengan dilampirkan Berita Acara sesuai kebutuhan dan atau kondisi riil di lapangan.
Selesainya produk perencanaan RPLP Tersusunnya Action plan dan RAB lanjutan kegiatan perencanaan
(RTPLP) dan pemasaran serta pelaksanaan kegiatan pembangunan tahap 1, dengan memanfaatkan BLM 2 PLPBK
BERITA ACARA PENARIKAN/ PENGGUNAAN DANA BLM (BAPPD BLM)
72 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
Actionplan/RAB/RPD BLM, SPKMB BLM, BAPPD BLM dan SP3 BLM telah ditandatangani dan diverifikasi oleh KMW/PROP………./Koorkot/Askot Mandiri;
BKM, UP-UP dan KSM atau masyarakat telah menerapkan prinsip serta
asas PNPM-P2KP secara taat asas dan konsisten.
4. Persyaratan pencairan Tahap III:
Kinerja pengelolaan kegiatan dan dana PLPBK tahap sebelumnya telah menunjukkan hasil yang memuaskan, sebagaimana hasil verifikasi KMW/PROP………./Koorkot/Askot Mandiri
Kinerja potensi keberlanjutan kelembagaan, kegiatan dan dana PLPBK sebelumnya menunjukkan hasil yang memuaskan, sebagaimana hasil verifikasi KMW/PROP………./Koorkot /Askot Mandiri
Pemanfaatan dana BLM tahap II telah termanfaatkan 50 % yang dilengkapi dengan Laporan Penggunaan Dana (LPD) dan progres kegiatan fisik 1 telah mencapai 75 % sesuai form kemajuan /progres pelaksanaan pembangunan fisik 1, sesuai Berita Acara sesuai kebutuhan dan atau kondisi riil di lapangan.
Actionplan/RAB/RPD BLM, SPKMB BLM, BAPPD BLM dan SP3 BLM telah ditandatangani dan diverifikasi oleh KMW/PROP………./Koorkot /Askot Mandiri.;
BKM, UPK dan KSM atau masyarakat telah menerapkan prinsip serta asas PLPBK dan P2KP/PNPM MP secara taat asas dan konsisten
Rekapitulasi penarikan/penggunaan dana: No. Uraian Jumlah
1. Total bantuan yang disetujui (a) Rp……………………
2. Pencairan sampai dengan tahap lalu (b) Rp……………………
3. Dana yang telah dimanfaatkan/ditarik dari rekening BKM (c) Rp……………………
4. Sisa dana yang belum dimanfaatkan (a-c) Rp…………………..
5. Pengajuan Pencairan tahap ini (d) Rp……………………
6. Sisa bantuan yang belum dicairkan (a-b-d) Rp……………………
Dengan disepakatinya pencairan dana tahap ini, maka BKM bertanggungjawab untuk menyalurkannya kepada KSM-KSM di Kelurahan/Desa dimaksud sesuai dengan persyaratan, jadwal dan sasaran yang telah disepakati.
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 73
Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Pihak Pertama Pihak Kedua, Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) Kecamatan
BKM ................ ( ........................... ) ( .................) NIP .......................
Koordinator
Pernyataan KMW/PROP………./Koorkot /Askot Mandiri,
Kami telah meneliti Surat Pernyataan di atas dan bertanggung jawab atas kebenaran isinya, serta menyanggupi untuk turut mengawasi pelaksanaannya
( .....................) TL KMW/PROP…../Koorkot/
Askot Mandiri PNPM MP
74 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
Tahun Anggaran : 201.. Nomor Bukti : ………… MAK : …………
Nomor : …………… …………………
Sudah Terima Dari : Pejabat Yang Melakukan Tindakan Yang
Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja SNVT
PBL Provinsi ................
Jumlah Uang : Rp. ...................
Terbilang : .........................
Untuk Pembayaran : Pencairan Dana BLM PLPBK Tahap I P2KP/PNPM -MP
…………….,………………..201..
Setuju dibayar : Kuasa Pengguna Angaran
SNVT PBL Provinsi ………………
( ………………………………… ) Nip. ……………
BKM …………………….
( ………………….. )
Koordinator BKM
KUITANSI BUKTI PEMBAYARAN
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 75
BERKAS LAMPIRAN PENCAIRAN DANA BLM PLPBK –P2KP/PNPM MP
TAHAP 2 TA.201....
BKM ............................ KELURAHAN .......................... KECAMATAN ..........................
KOTA/KABUPATEN……………….
76 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
LEMBAR VERIFIKASI DOKUMEN PENCAIRAN DANA BLM PLPBK BLM Tahap II P2KP/PNPM MP
BKM : .................................................................... Kelurahan : ............................................................. Kecamatan : ............................................................. Kota/ Kabupaten : .............................................................
A. Verifikasi Kelengkapan & Kebenaran Dokumen
No. Jenis Dokumen Tahap Kelengkapan Kebenaran Pengisian
Data
Ada Tidak Benar Salah 1 Dokumen Rencana Tindak (Action
Plan) Perencanaan (RTPLP) dan Strategi Pemasaran Sosial oleh TIPP serta Action Plan & RAB Pelaksanaan Pembangunan fisik 1 oleh TIPP & UPL
1
2 Dokumen RAB Rencana Tindak (Action Plan) yang disesuaikan dengan Format Pemanfaatan BLM Tahap 2 (600 juta rupiah) untuk Pelaksanaan pembangunan fisik 1, oleh TIPP & UPL
2
3 Berita Acara Penyelesaian Dokumen Perencanaan makro (RPLP) dan Konsep dasar Perencanaan Kawasan Prioritas (RTPLP)yang ditandatangani oleh TIPP, Tim Teknis, BKM, Lurah
1
4 Berita Acara pelaksanaan kegiatan perencanaan partisipa- tif dan pemasaran sosial yang dilengkapi Laporan penggunaan dana BLM I PLPBK
1
5 Kuitansi 2 6 Fotocopy Rekening BKM 2
B. Rekomendasi Verifikator
No
Level Nama Tanda Tangan &
Cap Lembaga/Instansi
Tanggal Keterangan/
Catatan
1.
PJOK Kecamatan
2.
TL KMW prov /Korkot/ Askot Mandiri
3.
SNVT PBL Prov
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 77
Kepada Yth. Pejabat Yang Melakukan Tindakan Yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja SNVT PBL Provinsi ................ Di Tempat Pada Hari ini Selasa tanggal sembilan bulan Desember tahun dua ribu ................... kami yang bertandatangan dibawah ini: Nama : ........................... Jabatan : Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) P2KP/PNPM
MANDIRI-PERKOTAAN di Kecamatan..........................., bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia
Berdasarkan hasil verifikasi bersama Koorkot dan KMW Provinsi..... terhadap kesiapan pelaksanaan kegiatan PLPBK program P2KP/PNPM MANDIRI-PERKOTAAN dan kelengkapan dan kebenaran dokumen pencairan dana, maka dengan ini kami mengajukan Permohonan Pembayaran Dana BLM PLPBK Tahap II untuk:
BKM : ............................ Kelurahan : ............................ Kecamatan : ............................ Kabupaten : ............................ Provinsi : ............................ Yang Membuka Rekening di Bank : Bank ................... Alamat Bank : ............................ Rekening Atas Nama : BKM ................... No. Rekening : ............................ Jumlah Dana BLM yang Diajukan : Rp......................,- Terbilang : ............................
Demikian Permohonan Pembayaran Dana BLM ini kami ajukan agar dapat diproses sebagaimana mestinya. Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK Kecamatan) P2KP/PNPM MANDIRI-PERKOTAAN Kecamatan............Kota/Kabupaten ................... ........................... NIP ...................
PERMOHONAN PEMBAYARAN DANA BLM (PP BLM)
78 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
BKM : ................... Kelurahan : ................... Kecamatan : ................... Kabupaten : ................... Berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan, Nomor: ..................., tanggal ...................,Refisi II Nomor ..................., Tanggal .................... A. Kami yang bertanda tangan di bawah ini: I. Nama : ................... Jabatan : SNVT PBL Provinsi ...................
Berdasarkan SK Menteri Pekerjaan Umum Nomor ..................., Tanggal .................... Bertindak atas nama Pemerintah Indonesia, selanjutnya disebut Pihak Pertama.
II. Nama : ................... Jabatan : Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) ...................
Kelurahan ................... Kecamatan ................... Kabupaten ................... Provinsi .................... Berdasarkan musyawarah masyarakat kelurahan dan disahkan/dicatatkan di Notaris ................... . No. ......, tanggal ..................
Alamat : ................... Kelurahan .................. Selanjutnya disebut Pihak Kedua B. Kedua belah pihak sepakat :
I. Pihak kedua berwewenang dan bertanggungjawab untuk menerima serta menyalurkan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PLPBK Tahap II dari pemerintah kepada masyarakat melalui BKM. Dana tersebut akan dimanfaatkan sesuai dengan tahapan kegiatan dan penggunaan dana BLM PLPBK serta memenuhi seluruh persyaratan umum perjanjian, sebagaimana terlampir dalam SPPB ini.
II. Pihak kedua akan melaksanakan kegiatan sesuai dengan alokasi peruntukan dana yang diatur dalam Pedoman Teknis PLPBK dan/ ketentuan lain yang berlaku
III. Pihak kedua bersedia mematuhi berbagai ketentuan yang berlaku Pada kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)-P2KP/PNPM MANDIRI-PERKOTAAN, sebagaimana disebutkan dalam Buku Pedoman Peknis dan Petunjuk Teknis PLPBK dan ketentuan-ketentuan lainnya, serta memenuhi persyaratan umum perjanjian (terlampir).
IV. Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan ini ditandatangani oleh kedua belah pihak setelah Pihak Kedua menyerahkan hasil verifikasi KMW prov/Koorkot/Askot Mandiri........... terhadap Dokumen Rencana Tindak (Action Plan) dan RAB Lanjutan Pelaksanaan Kegiatan Perencanaan partisipatif dan Pemasaran Sosial serta Rencana Tindak (Action Plan) dan RAB pelaksanaan kegiatan Pembangunan fisik 1
V. Likuidasi. Apabila berdasarkan penilaian KMW prov/Koorkot/Askot Mandiri................. dan PJOK Kecamatan, pihak kedua dinilai tidak mampu mengelola dana sesuai proses penyusunan Pelaksanaan pembangunan fisik 1 yang dijabarkan Pedoman Pelaksanaan dan Pedoman Teknis PLPBK dan terindikasi terjadi kecurangan serta belum menunjukkan potensi keberlanjutannya, maka pembayaran dana tahap selanjutnya ditangguhkan dan diberlakukan ketentuan likuidasi, hingga pihak kedua
SURAT PERJANJIAN PENYALURAN BANTUAN (SPPB) BLM PLP-BK
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 79
telah memenuhi syarat yang menjamin keberlangsungan kegiatan PLPBK di kelurahan dimaksud.
VI. Pembatalan Pembayaran BLM. Pihak kedua menyerahkan hak otorisasi kepada KMW prov/ Koorkot/Askot Mandiri.................... dan Tim teknis Kabupaten/Kota untuk membatalkan pembayaran dana BLM, sebagian atau seluruhnya, jika, menurut penelitian KMW prov/Koorkot /Askot Mandiri ................... dan Tim Teknis kabupaten/kota, menyimpulkan bahwa: TIPP/KSM dan BKM di Kelurahan itu, tidak membutuhkan dana dimaksud, dan/atau gagal mencapai target kegiatan pembangunan fisik 1 dan atau gagal memenuhi prinsip dan nilai serta ketentuan indikator-indikator yang tertuang dalam Pedoman Pelaksanaan PLPBK.
VII. Dalam kondisi salah satu atau lebih pertanda di atas terpenuhi, maka SPPB BLM ini berlaku sebagai Surat Kuasa Otorisasi dari BKM kepada KMW prov/Koorkot /Askot Mandiri ........... dan Tim Teknis Kabupaten/Kota. Keduanya akan memberitahukan masyarakat kelurahan bersangkutan melalui Surat Pemberitahuan Pembatalan Bantuan Kelurahan
VIII. Dana Bantuan BLM PLPBK P2KP/PNPM - MP ini disalurkan melalui rekening Bank pihak kedua, sebagai berikut:
Rekening atas nama : BKM ................... Nama bank : Bank ................... Alamat bank : ................... Nomor Rekening : ...................
Tempat, Tanggal ................... Pihak Pertama Pihak Kedua, SNVT PBL Provinsi ...................... Koordinator BKM ( ................................ ) ( .......................... ) Nip. ...................
80 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
Lampiran ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari SPPB dan memiliki ketentuan yang mengikat.
A. Definisi Kecuali apabila di dalam konteks kalimatnya mengharuskan diartikan lain, istilah yang digunakan dalam Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan ini diartikan sebagai berikut:
1. “Hukum yang berlaku” berarti hukum dan segala perangkatnya yang ditetapkan dan
dinyatakan berlaku di Pemerintah Indonesia;
2. “SPPB” berarti Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan Dana yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan umum terlampir, bersama-sama dengan seluruh dokumen yang ditandatangani;
3. “Persyaratan Umum” berarti persyaratan umum pada SPPB ini;
4. “Pemerintah” berarti Pemerintah Indonesia, yang dalam hal ini Satker P2KP Pusat
5. “Pihak Pertama” berarti SNVT PBL Provinsi ................... yang bertindak atas nama Pemerintah Indonesia;
6. “Pihak Kedua” berarti Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) ..................., yang bertindak atas nama Masyarakat Kelurahan ................... Kecamatan ................... Kota/Kab. ................... Provinsi ...................
B. Tanggungjawab 1. Tanggungjawab BKM/LKM:
(a) Memastikan TIPP dapat menyelesaikan dokumen RTPLP yang dilengkapi DED pelaksanaan kegiatan fisik dan melanjutkan pelaksanaan kegiatan pemasaran sosial
(b) Menjamin TIPP/KSM dan UPL mampu melaksanakan tugas dengan baik, sesuai Pedoman Pelaksanaan dan Pedoman Teknis PLPBK
(c) Memastikan TIPP/KSM dan UPL bersama Tim Teknis Pemda memeriksa dokumen teknis DED dan jadwal pelaksanaan kegiatan pembangunan fisik 1
(d) Menjamin bahwa usulan-usulan kegiatan yang diajukan, dinilai kelayakan oleh UPL dan kemudian disetujui BKM/LKM adalah merupakan kegiatan yang didasarkan dari hasil perencanaan partisipatif (RPLP & RTPLP) yang telah disusun dan disepakati sebelumnya oleh masyarakat.
(e) Menjamin bahwa usulan-usulan kegiatan yang disetujui telah dipilih dengan menggunakan kriteria yang ditetapkan dalam Buku-Buku Pedoman PLPBK maupun kriteria tambahan yang ditetapkan Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker PBL Provinsi;
(f) Menjamin bahwa usulan-usulan kegiatan KSM telah dinyatakan layak oleh UPK/UPL/UPS dan hasil penilaian kelayakan tersebut telah direkomendasi serta ditandatangani oleh KMW prov/Koorkot/Askot Mandiri………..;
(g) Bersama TIPP/UPL melakukan pembentukan Pokja-Pokja PLPBK dan KSM-KSM Pembangunan Kelurahan/Desa.
Lampiran 1 SPPB
PERSYARATAN UMUM PERJANJIAN PENYALURAN BANTUAN
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 81
(h) Membuat berita acara setiap tahapan pelaksanaan kegiatan, sebagai kelengkapan administrasi proses pencairan dana BLM PLPBK
(i) UPL bersama TIPP/KSM siap merealisasikan Pembangunan sesuai hasil Perencanaan Partisipatif.
(j) Melaporkan pelaksanaan kegiatan perencanaan partisipatif dan pemasaran sosial, termasuk laporan pertanggung jawaban pengelolaan dana BLM PLPBK kepada PJOK Kecamatan dan KMW Prov, Korkot/Askot mandiri dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
2. Tanggung jawab Pelaksana
b. KSM a. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan usulan, pedoman lingkungan dan pedoman
pembebasan lahan dll (jika diperlukan, dilampirkan di perjanjian ini).
b. Menjamin bahwa dalam keseluruhan pelaksanaan kegiatan di KSM, sejak tahap penyusunan usulan kegiatan hingga pelaksanaan dan pemeliharaan kegiatan, senantiasa didasarkan pada prinsip dan nilai serta ketentuan P2KP/PNPM-MP.
c. Menyediakan kontribusi swadaya, uang dan natura atau lainnya, dalam jumlah dan waktu sesuai yang tercantum pada usulan.
d. Menjamin pengelolaan dan pelestarian hasil-hasil kegiatan fisik yang telah dilaksanakan secara bertanggungjawab, transparan dan akuntabel.
e. Menyerahkan laporan kemajuan setiap bulan ke UPL untuk diverifikasi dan diserahkan ke BKM/LKM dan Fasilitator; Selain itu memberikan kesempatan juga kepada PJOK, KMW prov….., Kelurahan dan lainnya untuk mendapatkan salinan laporan dimaksud dan salinan-salinan laporan lainnya, serta mengadakan peninjauan lapangan. Pada akhir pekerjaan, KSM berkewajiban menyerahkan laporan akhir penyelesaian pekerjaan kepada UPK-BKM/LKM.
f. Menjamin keterbukaan terhadap pemeriksaan keuangan yang ditentukan oleh BPKP, maupun pemeriksa keuangan independen yang diundang oleh BKM/LKM. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penyimpangan penggunaan dana, seperti untuk keperluan di luar rencana (konsumtif, dipinjamkan kembali dll), maka KSM penanggungjawabnya wajib mengembalikan dana dimaksud, sejumlah perhitungan penyimpangan yang telah terjadi. KSM wajib menyimpan catatan dan bukti-bukti pengeluaran berkaitan dengan P2KP/PNPM-MP selama jangka waktu 3 tahun.
g. Bilamana KSM tidak mampu melaksanakan kegiatan disebabkan karena tingkat kerumitan pekerjaan maka KSM diperbolehkan untuk membentuk Panitia*). Panitia tersebut bertanggung jawab penuh kepada KSM pembentuknya.
Namun demikian, KSM diperkenankan untuk tidak melaksanakan kegiatan setelah dana diterima, jika:
1) Terjadi force majeure, yaitu suatu kejadian yang mengganggu atau merusak pekerjaan di luar kemampuan pengendalian KSM. Dalam keadaan demikian, KSM wajib melaporkan kepada BKM/LKM untuk dibahas dan ditetapkan dalam Rapat Anggota BKM/LKM. Selanjutnya BKM/LKM melaporkan kepada Koorkot dan KMW prov...... dalam batas waktu 7 hari setelah Rapat Anggota BKM/LKM dimaksud dan keputusan harus diambil Koorkot bersama KMW prov…... dalam batas waktu 14 hari;
2) Terdapat tanda-tanda yang menunjukkan bahwa sebaiknya kegiatan itu dibatalkan. Dalam keadaan demikian, maka keputusan dimaksud harus dilaporkan kepada KMW/Koorprov…. dalam batas waktu 7 hari dan keputusan diambil dalam batas waktu 14 hari;
Untuk berbagai kasus di atas, pencairan dana selanjutnya akan ditinjau kembali. Peninjauan kembali pencairan dana dapat juga terjadi jika KSM melalaikan kewajiban dan/atau kegiatannya. Dalam keadaan demikian, maka KMW/Koorprov…... harus
82 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
mempelajari dan menentukan langkah-langkah selanjutnya; uang yang telah diterima mungkin harus dikembalikan segera oleh KSM, jika BKM/LKM memutuskan demikian.
3. Sanksi 1. Sanksi Terhadap Penyimpangan Ketentuan Teknis PLPBK: (a) Definisi Penyimpangan Ketentuan Teknis PLPBK
(1) Dimaksud dengan penyimpangan ketentuan teknis PLPBK adalah tindakan dan kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak kedua yang tidak sesuai atau bertentangan dengan Buku-Buku Pedoman PLPBK, ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Pemimpin Proyek PLPBK, serta ketentuan-ketentuan yang diatur di SPPB ini beserta lampirannya.
(2) Termasuk penyimpangan ketentuan teknis PLPBK dalam hal ini, antara lain ialah: ketidaksesuaian terhadap prinsip dan nilai PLPBK, ketidaksesuaian dengan tujuan dan sasaran PLPBK sesuai dengan prinsip standard, dan bentuk-bentuk penyimpangan lainnya, dengan indikator-indikator antara lain:
Terdapat indikasi bahwa prinsip dan nilai PLPBK tidak dapat dilaksanakan oleh pihak kedua secara taat asas dan konsisten; dan/atau
Pelaksanaan kegiatan oleh pihak kedua tidak melibatkan dan/atau tidak bermanfaat bagi kepentingan perbaikan kesejahteraan masyarakat miskin; dan/atau
Tidak terdapat atau dipilih relawan masyarakat di kelurahan tersebut setelah 4 (empat) bulan fasilitator bertugas di lokasi sasaran tersebut; dan/atau
Pencapaian kemajuan dan perkembangan kegiatan PLPBK tidak memuaskan dalam kurun waktu satu tahun pelaksanaan kegiatan; dan/atau
Diketemukan indikasi adanya penyalahgunaan wewenang dan keputusan dalam penggunaan dana bantuan PLPBK; dan/atau
Tidak terdapat indikasi potensi keberlanjutan (sustainability) program/kegiatan, dana dan kelembagaan di kelurahan tersebut; dan/atau
Terdapat indikasi bahwa pihak kedua mengabaikan tanggungjawab dan kewajibannya sesuai dengan ketentuan dalam SPPB ini beserta lampirannya
(b) Sanksi Selama Masa Proyek PLPBK
(1) Sanksi Penghentian Bantuan Yang Bersifat Sementara
i. Apabila berdasarkan penilaian KMW prov....... dan PJOK Kecamatan, pihak kedua dinilai melakukan penyimpangan ketentuan teknis PLPBK, maka pihak pertama berhak menghentikan bantuan untuk sementara waktu sampai batas yang ditetapkan oleh pihak pertama.
ii. Selama penghentian bantuan sementara waktu tersebut, pihak kedua diberi kesempatan untuk memperbaiki kinerjanya hingga telah dapat memenuhi ketentuan teknis PLPBK, sebagaimana ditetapkan pada Buku-Buku Pedoman PLPBK, SPPB beserta lampirannya dan ketentuan-ketentuan lain yang ditetapkan Pemerintah Indonesia.
iii. Selama penghentian bantuan sementara waktu tersebut, pihak pertama berhak menunjuk pihak tertentu untuk melakukan pemeriksaan, pendampingan masyarakat, maupun langkah-langkah lainnya yang dianggap perlu agar ketentuan teknis PLPBK dapat dilaksanakan dengan baik oleh pihak kedua.
iv. Termasuk kategori sanksi penghentian yang bersifat sementara ini adalah penundaan atau penghentian sementara pelaksanaan kegiatan PLPBK, penundaan
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 83
atau penghentian sementara pembayaran dana BLM tahap berikutnya dan tindakan lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia.
(2) Sanksi Penghentian Bantuan Yang Bersifat Tetap/Permanen
i. Dalam hal setelah diberi kesempatan untuk memenuhi ketentuan teknis PLPBK, dengan difasilitasi oleh KMW prov............. ataupun bentuk bantuan teknis lainnya yang diberikan oleh pihak pertama, ternyata pihak kedua dinilai masih tidak mampu memenuhi ketentuan teknis yang berlaku di PLPBK sampai batas waktu yang ditetapkan, maka pihak pertama berhak menghentikan bantuan PLPBK secara tetap/permanen di wilayah tersebut.
ii. Melalui penghentian bantuan PLPBK yang bersifat tetap/permanen, maka pihak pertama berhak untuk menghentikan bantuan teknis maupun bantuan dana BLM tahap berikutnya. Hal ini berarti bahwa pihak kedua tidak diperkenankan lagi diikutsertakan dalam pelaksanaan PLPBK.
(c) Sanksi Pasca Proyek PLPBK
(1) Sanksi Pengambilalihan Sementara dan Tindakan Korektif
i. Apabila setelah berakhirnya masa proyek PLPBK hingga batas waktu yang ditetapkan dalam ketentuan hukum yang berlaku, pihak kedua dinilai melakukan penyimpangan ketentuan teknis PLPBK, maka Pemerintah Indonesia, dalam hal ini PJOK Kecamatan, berhak menunjuk pihak tertentu untuk mengambil alih permasalahan yang berwewenang melakukan tindakan-tindakan korektif yang diperlukan.
ii. Termasuk dalam kategori tindakan-tindakan korektif yang dapat dilakukan antara lain adalah restrukturisasi BKM/LKM, pembekuan kegiatan PLPBK di wilayah bersangkutan dan tindakan-tindakan lainnya yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia
(2) Sanksi Pengembalian Asset PLPBK ke Ke Kas Negara
i. Apabila pengambilalihan sementara dan tindakan korektif yang dilakukan Pemerintah Indonesia, dalam hal ini PJOK, ternyata tidak dapat mendorong pihak kedua untuk mampu melaksanakan ketentuan teknis PLPBK, maka SNVT P2KP Pusat berhak untuk menarik kembali asset-asset PLPBK yang dikelola pihak kedua untuk dikembalikan atau disetor kepada kas negara.
ii. Asset-asset PLPBK yang dapat ditarik kembali untuk dikembalikan atau disetor ke kas negara adalah dana BLM, inventaris, dan asset-asset dalam bentuk lainnya.
iii. Pihak pertama akan menarik kembali asset-asset PLPBK untuk dikembalikan atau disetor ke kas negara sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku
2. Sanksi Terhadap Penyimpangan atau Penyalahgunaan Dana Bantuan PLPBK: (d) Definisi Penyimpangan atau Penyalahgunaan Dana Bantuan PLPBK
1) Dimaksud dengan penyimpangan atau penyalahgunaan Dana Bantuan PLPBK adalah penggunaan, pengelolaan dan pemanfaatan dana bantuan PLPBK yang tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam PLPBK, ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia, dalam hal ini SNVT P2KP, serta ketentuan-ketentuan yang diatur di SPPB ini beserta lampirannya.
2) Termasuk penyimpangan atau penyalahgunaan Dana Bantuan PLPBK dalam hal ini, antara lain ialah:
84 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
Dana Bantuan PLPBK digunakan atau dimanfaatkan untuk kegiatan fiktif; dan/atau
Dilakukan potongan dana Bantuan PLPBK yang disalurkan kepada KSM atau masyarakat yang tidak sesuai dengan ketentuan PLPBK; dan/atau
Menggelapkan atau Melarikan Dana Bantuan (BLM) PLPBK; dan/atau
Penggunaan dana yang tidak dapat dipertanggungjawabkan; dan/atau
Bentuk-bentuk penyalahgunaan dana bantuan (BLM) PLPBK lainnya. (e) Sanksi Selama Proyek PLPBK
1) Sanksi Penghentian Sementara Bantuan PLPBK dan Audit Khusus
i. Apabila terdapat indikasi bahwa pihak kedua melakukan penyimpangan atau penyalahgunaan dana bantuan P2KP/PNPM-PLPBK, Pemerintah Indonesia, dalam Satker P2KP/PNPM-PLPBK Pusat berhak melakukan penghentian kegiatan dan bantuan P2KP/PNPM-PLPBK untuk sementara waktu di wilayah bersangkutan.
ii. Selama masa penghentian bantuan sementara tersebut Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker P2KP/PNPM-PLPBK, berhak menunjuk auditor independent untuk melakukan audit khusus kepada pihak kedua.
2) Sanksi Penghentian Bantuan PLPBK dan Tindakan Hukum
i. Apabila berdasarkan hasil audit khusus tersebut menunjukkan secara nyata adanya penyimpangan atau penyalahgunaan dana bantuan PLPBK, maka Pihak pertama menghentikan kegiatan dan bantuan PLPBK secara tetap
ii. Pihak Pertama berhak untuk melakukan tindakan hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku
iii. Pihak Kedua berkewajiban untuk mengembalikan dana bantuan PLPBK kepada Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker P2KP Pusat, untuk selanjutnya disetor ke kas negara, sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
(f) Sanksi Pasca Proyek PLPBK
1) Sanksi Tindakan Hukum
Terhadap penyimpangan atau penyalahgunaan dana bantuan PLPBK yang dilakukan pihak kedua pada periode setelah berakhirnya proyek PLPBK, Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker PLPBK Pusat, berhak melakukan tindakan hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
2) Sanksi Pengembalian Asset Bantuan PLPBK ke Kas Negara
Pihak Pertama berhak untuk menuntut proses sita jaminan maupun meminta penarikan kembali dana bantuan dan asset PLPBK yang diterima serta dikelola oleh pihak kedua sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
C. Keadaan Memaksa (Force Majeure)
1. Definisi: (a) Untuk keperluan SPPB ini, “Keadaan Memaksa” (“Force Majeure”) berarti sebagai suatu
kejadian yang tidak dapat dihindari dan diluar kemampuan salah satu pihak, yang menyebabkan salah satu pihak tersebut tidak mungkin melaksanakan tanggungjawabnya, atau tidak dapat melaksanakan tugasnya; Keadaan seperti itu termasuk, tapi tidak terbatas pada, perang, huru-hara, epidemi, gempa bumi, badai, banjir atau akibat dari kondisi alam lainnya, pemogokan masal (kecuali apabila dalam hal pemogokan, larangan bekerja atau gangguan industri tersebut, Kedua belah pihak atau salah satu pihak memiliki kemampuan
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 85
untuk mencegah terjadinya Keadaan Memaksa), penyitaan atau tindakan lain oleh pemerintah.
(b) Keadaan memaksa tidak termasuk (i) kejadian yang disebabkan oleh kelalaian atau tindakan disengaja dari salah satu pihak. (ii) kejadian dimana salah satu pihak dapat menduga hal-hal sebagai berikut: (A) Pada saat itu sudah bisa mempertimbangkan konsekuensi dari adanya SPPB, (B) menghindari atau mengatasi kendala dalam pelaksanaan kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam proyek.
2. Tidak Merupakan Pelanggaran atas SPPB:
Kegagalan salah satu pihak dalam memenuhi kewajibannya yang diatur dalam SPPB ini, tidak dapat dianggap sebagai suatu pelanggaran atau ingkar janji, jika kegagalan tersebut karena suatu “Keadaan Memaksa”, dengan ketentuan bahwa pihak yang terkena kejadian tersebut telah melakukan segala tindakan pencegahan yang wajar dan melakukan upaya alternatif yang dapat dipertanggungjawabkan, semua itu dilakukan dengan tujuan melaksanakan ketentuan dan syarat SPPB. 3. Langkah-Langkah Yang Harus Diambil:
Pihak yang mengalami Keadaan Memaksa harus secepatnya melakukan segala tindakan yang dapat mengatasi halangan tersebut agar dapat memenuhi kewajiban SPPB dengan sekecil mungkin keterlambatan.
Pihak yang mengalami Keadaan Memaksa harus memberitahukan secepatnya kepada Pihak lainnya selambat-lambatnya empat belas (14) hari sejak terjadinya keadaan memaksa tersebut, menyampaikan fakta dan menjelaskan sifat dari kejadian tersebut, demikian pula secepat mungkin memberitahukan jika keadaan telah normal kembali.
Kedua belah Pihak harus melakukan segala tindakan yang wajar agar Konsekuensi dari kejadian Keadaan Memaksa tersebut menjadi sekecil mungkin.
4. Konsultasi:
Selambat-lambatnya tiga puluh (30) hari, dari terjadinya keadaan memaksa yang mengakibatkan salah satu pihak tidak dapat melaksanakan kewajibannya tersebut, Para Pihak harus saling berkonsultasi untuk memperoleh kesepakatan mengenai tindakan tepat apa yang harus dilakukan dalam keadaan itu.
D. Berlaku Jujur, Adil, Transparan dan Akuntabel
Para Pihak yang terikat dalam SPPB ini harus berlaku jujur, menghormati hak-hak pihak lain, transparan, akuntabel serta harus menjalankan semua keputusan-keputusan yang telah disepakati untuk merealisasikan SPPB ini.
E. Penyelesaian Perselisihan
1. Penyelesaian Secara Musyawarah:
Para Pihak yang akan mencari jalan keluar terbaik untuk menyelesaikan setiap perselisihan yang timbul, atau perselisihan yang berhubungan dengan pasal-pasal dalam SPPB ini atau perselisihan yang timbul karena penafsiran atas SPPB ini .
86 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
2. Penyelesaian Sesuai Ketentuan Hukum Yang Berlaku:
Jika ada perselisihan yang timbul diantara para pihak dalam SPPB ini yang tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah diterima oleh satu pihak dari pihak yang lain, permintaan penyelesaian masalah dapat dimintakan oleh salah satu pihak untuk diselesaikan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. ..................., ................... Pihak Pertama Pihak Kedua, SNVT PBL Provinsi ................... Koordinator BKM ................... ( ……………………… ) (……………………….) Nip. ...................
Mengetahui, Lurah ………………. KMW/PROV………./Koorkot /Askot Mandiri (…………………………….) (…………………………………...) NIP. ………………….. Team Leader
PJOK Kecamatan ………
( ………………… ) NIP ………………
*) Tim Pelaksana
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 87
BKM : ……………. Kelurahan : ……………….. Kecamatan : ……………….. Kabupaten : ……………….. Pada Hari ini........ tanggal ...........bulan ........ tahun dua ribu......, kami yang bertandatangan dibawah ini: 1. Nama : …………………….. Jabatan : Penanggung jawab Operasional Kegiatan (PJOK) PNPM-P2KP di
Kecamatan....dan Kota/Kabupaten tersebut di atas, berdasarkan keputusan Walikota/Bupati ………………. Nomor ………………..,bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia, selanjutnya disebut Pihak Pertama.
2. Nama : …………………… Jabatan : Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) ………………… di
Kelurahan tersebut di atas, Berdasarkan musyawarah warga masyarakat dan disahkan/dicatatkan di Notaris …………………….. No. ….., tanggal …………….
Selanjutnya disebut Pihak Kedua Dengan ini secara bersama-sama telah melakukan penelitian dan menyatakan bahwa:
KSM-KSM di Kelurahan dimaksud telah siap melaksanakan kegiatan yang diusulkan dan disetujui oleh BKM, dengan bantuan P2KP/PNPM-MP
BKM berhak menerima pencairan dana tahap II dan telah memenuhi persyaratan berikut:
No Uraian Ya Tidak
1. KSM-KSM yang dinilai berhasil melaksanakan kegiatan yang disetujui BKM, jumlahnya setengah atau lebih
2. Persyaratan pencairan Tahap I:
BKM telah diaktanotariskan/dicatatkan (Perkumpulan/Paguyuban) dan memiliki rekening bank (Giro/Tabungan) atas nama BKM dengan spesimen tanda tangan minimal 3 (tiga) orang dari Anggota BKM.
BKM telah menyerahkan hasil verifikasi KMW/PROP………./Koorkot/Askot Mandiri. terhadap Action Plan dan RAB pelaksanaan kegiatan perencanaan partisipatif dan pemasaran ;
Telah menandatangani SPPB BLM dan administrasi lainnya
3. Persyaratan pencairan Tahap II: Dana BLM tahap I untuk kebutuhan perencanaan partisipatif dan pemasaran
PLPBK, sekurang-kurangnya telah termanfaatkan sebesar 30% yang dilengkapi Laporan Penggunaan Dana BLM tahap 1 dengan dilampirkan Berita Acara sesuai kebutuhan dan atau kondisi riil di lapangan.
Selesainya produk perencanaan RPLP Tersusunnya Action plan dan RAB lanjutan kegiatan perencanaan (RTPLP)
dan pemasaran serta pelaksanaan kegiatan pembangunan tahap 1, dengan memanfaatkan BLM 2 PLPBK
Actionplan/RAB/RPD BLM, SPKMB BLM, BAPPD BLM dan SP3 BLM telah ditandatangani dan diverifikasi oleh KMW/PROP………./Koorkot/Askot Mandiri;
BERITA ACARA PENARIKAN/ PENGGUNAAN DANA BLM (BAPPD BLM)
88 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
BKM, UP-UP dan KSM atau masyarakat telah menerapkan prinsip serta asas PNPM-P2KP secara taat asas dan konsisten.
4. Persyaratan pencairan Tahap III:
Kinerja pengelolaan kegiatan dan dana PLPBK tahap sebelumnya telah menunjukkan hasil yang memuaskan, sebagaimana hasil verifikasi KMW/PROP………./Koorkot/Askot Mandiri
Kinerja potensi keberlanjutan kelembagaan, kegiatan dan dana PLPBK sebelumnya menunjukkan hasil yang memuaskan, sebagaimana hasil verifikasi KMW/PROP………./Koorkot /Askot Mandiri
Pemanfaatan dana BLM tahap II telah termanfaatkan 50 % yang dilengkapi dengan Laporan Penggunaan Dana (LPD) dan progres kegiatan fisik 1 telah mencapai 75 % sesuai form kemajuan /progres pelaksanaan pembangunan fisik 1, sesuai Berita Acara sesuai kebutuhan dan atau kondisi riil di lapangan.
Actionplan/RAB/RPD BLM, SPKMB BLM, BAPPD BLM dan SP3 BLM telah ditandatangani dan diverifikasi oleh KMW/PROP………./Koorkot /Askot Mandiri.;
BKM, UPK dan KSM atau masyarakat telah menerapkan prinsip serta asas PLPBK dan P2KP/PNPM MP secara taat asas dan konsisten
Rekapitulasi penarikan/penggunaan dana: No. Uraian Jumlah
1. Total bantuan yang disetujui (a) Rp ……………………….
2. Pencairan sampai dengan tahap lalu (b) Rp ……………………….
3. Dana yang telah dimanfaatkan/ditarik dari rekening BKM (c) Rp ……………………….
4. Sisa dana yang belum dimanfaatkan (a-c) Rp ……………………….
5. Pengajuan Pencairan tahap ini (d) Rp ……………………….
6. Sisa bantuan yang belum dicairkan (a-b-d) Rp ……………………….
Dengan disepakatinya pencairan dana tahap ini, maka BKM bertanggungjawab untuk menyalurkannya kepada KSM-KSM di Kelurahan/Desa dimaksud sesuai dengan persyaratan, jadwal dan sasaran yang telah disepakati.
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 89
Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Pihak Pertama Pihak Kedua, Penanggung Jawab Operasional Kegiatan BKM ................ ( ........................... ) ( .................) NIP ....................... Koordinator
Pernyataan KMW/PROV………./Koorkot /Askot Mandiri,
Kami telah meneliti Surat Pernyataan di atas dan bertanggung jawab atas kebenaran isinya, serta menyanggupi untuk turut mengawasi pelaksanaannya
( .....................) TL KMW/PROV………./Koorkot/
Askot Mandiri
90 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
Tahun Anggaran : 2010 Nomor Bukti : ………… MAK : …………
Nomor : …………… …………………
Sudah Terima Dari : Pejabat Yang Melakukan Tindakan Yang
Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja SNVT
PBL Provinsi ................
Jumlah Uang : Rp. ………..
Terbilang : …………………….
Untuk Pembayaran : Pencairan Dana BLM PLPBK Tahap II P2KP/PNPM -
MP
……………., ………………..201..
Setuju dibayar : Kuasa Pengguna Angaran
SNVT PBL Provinsi ………………
( ………………………………… ) NIP. ……………
BKM …………………….
( ………………….. ) Koordinator BKM
KUITANSI BUKTI PEMBAYARAN
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 91
BERKAS LAMPIRAN PENCAIRAN DANA BLM PLPBK – P2KP/PNPM MP
TAHAP 3 TA.201...
BKM ............................ KELURAHAN .......................... KECAMATAN ..........................
KOTA/KABUPATEN……………….
92 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
LEMBAR VERIFIKASI DOKUMEN PENCAIRAN DANA BLM PLPBK BLM Tahap III P2KP/PNPM MP
BKM : .................................................................... Kelurahan : ............................................................. Kecamatan : ............................................................. Kota/ Kabupaten : .............................................................
A. Verifikasi Kelengkapan & Kebenaran Dokumen
No. Jenis Dokumen Tahap
KelengkapanKebenaran Pengisian Data
Ada Tidak Benar Salah
1 Dokumen Rencana Tindak (Action Plan) Pelaksanaan Pembangunan fisik Tahap 2 (250 Juta)
3
2 Dokumen RAB Rencana Tindak (Action Plan) Pelaksanaan Pembangunan fisik Tahap 2 (250 Juta), oleh UPL/TIPP
3
3 Berita Acara Penyelesaian Hasil pekerjaan tahap 2, yaitu: hasil kegiatan Pelaksanaan Pemba-ngunan fisik 1 Kawasan Prioritas. Hasil Pelaksanaan pembangunan harus berkualitas baik yang telah dilakukan sertifikasi oleh Tim Konsultan (Korkot dan Askot Infra) dan Tim Teknis Pemerintah Kabupaten/ Kota
2
4 Berita Acara Pertanggung jawaban penggunaan dana BLM 2
2
5 Kuitansi 2 6 Fotocopy Rekening BKM 2
B. Rekomendasi Verifikator
No Level Nama
Tanda Tangan & Cap
Lembaga/Instansi Tanggal Keterangan/Catatan
1.
PJOK Kecamatan
2.
TL KMW prov/ Korkot/ Askot Mandiri
3.
SNVT PBL Prov
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 93
Kepada Yth. Pejabat Yang Melakukan Tindakan Yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja SNVT PBL Provinsi ................ Di Tempat Pada Hari ini ........ tanggal ......... bulan ...... tahun dua ribu ................... kami yang bertandatangan dibawah ini: Nama : ........................... Jabatan : Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) P2KP/PNPM
MANDIRI-PERKOTAAN di Kecamatan........................... berdasarkan keputusan Bupati/Walikota ........................, bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia
Berdasarkan hasil verifikasi bersama Koorkot Advance dan KMW/KoorPROP..... terhadap kesiapan pelaksanaan kegiatan PLPBK program P2KP/PNPM MANDIRI-PERKOTAAN dan kelengkapan dan kebenaran dokumen pencairan dana, maka dengan ini kami mengajukan Permohonan Pembayaran Dana BLM PLPBK Tahap III untuk:
BKM : ............................ Kelurahan : ............................ Kecamatan : ............................ Kabupaten : ............................ Provinsi : ............................ Yang Membuka Rekening di Bank : Bank ................... Alamat Bank : ............................ Rekening Atas Nama : BKM ................... No. Rekening : ............................ Jumlah Dana BLM yang Diajukan : Rp......................,- Terbilang : ............................
Demikian Permohonan Pembayaran Dana BLM ini kami ajukan agar dapat diproses sebagaimana mestinya. Penanggung Jawab Operasional Kegiatan P2KP/PNPM MANDIRI-PERKOTAAN Kecamatan...............Kota/Kabupaten ................... ........................... NIP ...................
PERMOHONAN PEMBAYARAN DANA BLM (PP BLM)
94 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
BKM : ................... Kelurahan : ................... Kecamatan : ................... Kabupaten : ................... Berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan, Nomor: ..................., tanggal ...................,Refisi II Nomor ..................., Tanggal .................... A. Kami yang bertanda tangan di bawah ini: I. Nama : ................... Jabatan : SNVT PBL Provinsi ...................
Berdasarkan SK Menteri Pekerjaan Umum Nomor ..................., Tanggal .................... Bertindak atas nama Pemerintah Indonesia, selanjutnya disebut Pihak Pertama.
II. Nama : ................... Jabatan : Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) ...................
Kelurahan ................... Kecamatan ................... Kabupaten ................... Provinsi .................... Berdasarkan musyawarah masyarakat kelurahan dan disahkan/dicatatkan di Notaris ................... . No. ......, tanggal ..................
Alamat : ................... Kelurahan .................. Selanjutnya disebut Pihak Kedua B. Kedua belah pihak sepakat :
A. Pihak kedua berwewenang dan bertanggungjawab untuk menerima serta menyalurkan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PLPBK Tahap III dari pemerintah kepada masyarakat melalui BKM. Dana tersebut akan dimanfaatkan sesuai dengan tahapan kegiatan dan penggunaan dana BLM PLPBK serta memenuhi seluruh persyaratan umum perjanjian, sebagaimana terlampir dalam SPPB ini.
B. Pihak kedua akan melaksanakan kegiatan sesuai dengan alokasi peruntukan dana yang diatur dalam Pedoman Pelaksanaan PLPBK dan/ ketentuan lain yang berlaku
C. Pihak kedua bersedia mematuhi berbagai ketentuan yang berlaku Pada kegiatan
Pengembangan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)-P2KP/PNPM MANDIRI-PERKOTAAN, sebagaimana disebutkan dalam Buku Pedoman Pelaksanaan dan Pedoman Teknis PLPBK dan ketentuan-ketentuan lainnya, serta memenuhi persyaratan umum perjanjian (terlampir).
D. Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan ini ditandatangani oleh kedua belah pihak setelah
Pihak Kedua menyerahkan hasil verifikasi KMW prop/Koorkot/Askot Mandiri........... terhadap Dokumen Rencana Tindak (Action Plan) dan RAB Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan fisik 2
E. Likuidasi. Apabila berdasarkan penilaian KMW prop/Koorkot/Askot Mandiri.................
dan PJOK, pihak kedua dinilai tidak mampu mengelola dana sesuai proses Pelaksanaan Pembangunan fisik 2 kawasan prioritas yang dijabarkan Pedoman Pelaksanaan dan Pedoman Teknis PLPBK dan terindikasi terjadi kecurangan serta belum menunjukkan potensi keberlanjutannya, maka pembayaran dana tahap selanjutnya ditangguhkan dan
SURAT PERJANJIAN PENYALURAN BANTUAN (SPPB) BLM PLP-BK
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 95
diberlakukan ketentuan likuidasi, hingga pihak kedua telah memenuhi syarat yang menjamin keberlangsungan kegiatan PLPBK di kelurahan dimaksud.
F. Pembatalan Pembayaran BLM. Pihak kedua menyerahkan hak otorisasi kepada KMW
prop/ Koorkot/Askot Mandiri.................... dan Tim Teknis Pemerintah Kabupaten/Kota untuk membatalkan pembayaran dana BLM, sebagian atau seluruhnya, jika, menurut penelitian KMW prop/Koorkot/Askot Mandiri................... dan Tim Teknis Pemerintah Kabupaten/kota, menyimpulkan bahwa: TPP dan BKM di Kelurahan itu, tidak membutuhkan dana dimaksud, dan/atau gagal mencapai target kegiatan Pembangunan fisik 2 dan/atau gagal memenuhi prinsip dan nilai serta ketentuan indikator-indikator yang tertuang dalam Pedoman Pelaksanaan PLPBK.
G. Dalam kondisi salah satu atau lebih pertanda di atas terpenuhi, maka SPPB BLM ini
berlaku sebagai Surat Kuasa Otorisasi dari BKM kepada KMW prop/Koorkot /Askot Mandiri ........... dan Tim Teknis Pemerintah Kabupaten/Kota. Keduanya akan memberitahukan masyarakat kelurahan bersangkutan melalui Surat Pemberitahuan Pembatalan Bantuan Kelurahan
H. Dana Bantuan BLM PLP-BK P2KP/PNPM - MP ini disalurkan melalui rekening Bank
pihak kedua, sebagai berikut
Rekening atas nama : BKM ................... Nama bank : Bank ................... Alamat bank : ................... Nomor Rekening : ...................
Tempat, Tanggal ................... Pihak Pertama Pihak Kedua, SNVT PBL Provinsi ...................... Koordinator BKM
................... ( ................................ ) ( .......................... ) Nip. ...................
96 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
Lampiran ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari SPPB dan memiliki ketentuan yang mengikat. A. Definisi Kecuali apabila di dalam konteks kalimatnya mengharuskan diartikan lain, istilah yang digunakan dalam Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan ini diartikan sebagai berikut:
1. “Hukum yang berlaku” berarti hukum dan segala perangkatnya yang ditetapkan dan
dinyatakan berlaku di Pemerintah Indonesia;
2. “SPPB” berarti Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan Dana yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan umum terlampir, bersama-sama dengan seluruh dokumen yang ditandatangani;
3. “Persyaratan Umum” berarti persyaratan umum pada SPPB ini;
4. “Pemerintah” berarti Pemerintah Indonesia, yang dalam hal ini Satker P2KP Pusat
5. “Pihak Pertama” berarti SNVT PBL Provinsi ................... yang bertindak atas nama Pemerintah Indonesia;
6. “Pihak Kedua” berarti Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) ..................., yang bertindak atas nama Masyarakat Kelurahan ................... Kecamatan ................... Kota/Kab. ................... Provinsi ...................
B. Tanggungjawab 1. Tanggungjawab BKM/LKM:
a) Menjamin bahwa pelaksanaan fisik 2 sekurang-kurangnya telah memanfaatkan dana BLM 2 sebesar 50 % dengan capaian progres fisik 75 % yang dilengkapi Laporan Penggunaan Dana (LPD) dan Berita Acara pelaksanaan kegiatan.
b) Merumuskan rencana tindak (action plan) dan RAB pelaksanaan kegiatan pembangunan fisik 2
c) Menjamin bahwa usulan-usulan kegiatan KSM telah dinyatakan layak oleh UPK/UPL/UPS dan hasil penilaian kelayakan tersebut telah direkomendasi serta ditandatangani oleh KMW prop/Koorkot/Askot Mandiri………..;
d) Bersama TPP membentuk KSM Pembangunan fisik 2
e) Memastikan hasil pelaksanaan pembangunan fisik 2 berkualitas baik dan sesuai hasil perencanaan partisipatif
f) Memastikan terbentuknya tim pemeliharaan dengan memanfaatkan KSM pembangunan
g) Melaporkan pelaksanaan kegiatan pembangunan fisik 2, termasuk laporan pertanggung jawaban pengelolaan dana BLM PLPBK kepada PJOK Kecamatan dan KMW prov..... Korkot... dan Tim Teknis Pemerintah Kabupaten/Kota.
3. Tanggung jawab Pelaksana Pelaksana kegiatan Pembangunan Fisik 2 adalah Tim Pelaksana Pembangunan dan KSM Pembangunan fisik 2 serta didampingi tim Konsultan (KMW Prov, Korkot/Askot Mandiri). Tanggung jawab Tim pelaksana ini sama dengan tahap sebelumnya (fisik 1). Bila terjadi kasus khusus, maka KSM diperkenankan untuk tidak melaksanakan kegiatan setelah dana diterima, jika:
Lampiran 1 SPPB
PERSYARATAN UMUM PERJANJIAN PENYALURAN BANTUAN
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 97
1. Terjadi force majeure, yaitu suatu kejadian yang mengganggu atau merusak pekerjaan di luar kemampuan pengendalian KSM. Dalam keadaan demikian, KSM wajib melaporkan kepada BKM/LKM untuk dibahas dan ditetapkan dalam Rapat Anggota BKM/LKM. Selanjutnya BKM/LKM melaporkan kepada Koorkot dan KMW/OSP...... dalam batas waktu 7 hari setelah Rapat Anggota BKM/LKM dimaksud dan keputusan harus diambil Koorkot bersama KMW/OSP…... dalam batas waktu 14 hari;
2. Terdapat tanda-tanda yang menunjukkan bahwa sebaiknya kegiatan itu dibatalkan. Dalam keadaan demikian, maka keputusan dimaksud harus dilaporkan kepada KMW/OSP dalam batas waktu 7 hari dan keputusan diambil dalam batas waktu 14 hari;
Untuk berbagai kasus di atas, pencairan dana selanjutnya akan ditinjau kembali. Peninjauan kembali pencairan dana dapat juga terjadi jika KSM melalaikan kewajiban dan/atau kegiatannya. Dalam keadaan demikian, maka KMW/OSP…... harus mempelajari dan menentukan langkah-langkah selanjutnya; uang yang telah diterima mungkin harus dikembalikan segera oleh KSM, jika BKM/LKM memutuskan demikian.
Ketentuan sanksi, keadaan memaksa (Force Majeure) dan ketentuan-ketentuan lain sampai dengan ketentuan penyelesaian perselisihan sama dengan ketentuang yang tertuang dalam tahapan pencairan BLM 2 PLPBK ..................., ................... Pihak Pertama Pihak Kedua, SNVT PBL Provinsi ................... Koordinator BKM ................... ( ……………………… ) (……………………….) Nip. ...................
Mengetahui, Lurah ………………. KMW PROV………./Koorkot /Askot Mandiri (…………………………….) (…………………………………...) NIP. ………… Team Leader
PJOK Kecamatan ……………
( ………………… )
NIP ………………
98 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
BKM : ……………. Kelurahan : ……………….. Kecamatan : ……………….. Kabupaten : ……………….. Pada Hari ini ..... tanggal ......bulan ....... tahun dua ribu.............., kami yang bertandatangan dibawah ini: 1. Nama : …………………….. Jabatan : Penanggung jawab Operasional Kegiatan (PJOK) P2KP/PNPM MP di
Kecamatan tersebut di atas, berdasarkan keputusan Walikota/Bupati ………………. Nomor ………………..,bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia, selanjutnya disebut Pihak Pertama.
2. Nama : …………………… Jabatan : Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) ………………… di
Kelurahan tersebut di atas, Berdasarkan musyawarah warga masyarakat dan disahkan/dicatatkan di Notaris …………………….. No. ….., tanggal …………….
Selanjutnya disebut Pihak Kedua Dengan ini secara bersama-sama telah melakukan penelitian dan menyatakan bahwa:
KSM-KSM di Kelurahan dimaksud telah siap melaksanakan kegiatan yang diusulkan dan disetujui oleh BKM, dengan bantuan P2KP/PNPM-MP
BKM berhak menerima pencairan dana tahap III dan telah memenuhi persyaratan berikut:
No Uraian Ya Tidak
1. KSM-KSM yang dinilai berhasil melaksanakan kegiatan yang disetujui BKM, jumlahnya setengah atau lebih
2. Persyaratan pencairan Tahap I:
BKM telah diaktanotariskan/dicatatkan (Perkumpulan/Paguyuban) dan memiliki rekening bank (Giro/Tabungan) atas nama BKM dengan spesimen tanda tangan minimal 3 (tiga) orang dari Anggota BKM.
BKM telah menyerahkan hasil verifikasi KMW/OSP………./Koorkot/Askot Mandiri. terhadap Action Plan dan RAB pelaksanaan kegiatan perencanaan partisipatif dan pemasaran ;
Telah menandatangani SPPB BLM dan administrasi lainnya
3. Persyaratan pencairan Tahap II: Dana BLM tahap I untuk kebutuhan perencanaan partisipatif dan pemasaran
PLPBK, sekurang-kurangnya telah termanfaatkan sebesar 30% yang dilengkapi Laporan Penggunaan Dana BLM tahap 1 dengan dilampirkan Berita Acara sesuai kebutuhan dan atau kondisi riil di lapangan.
Selesainya produk perencanaan RPLP Tersusunnya Action plan dan RAB lanjutan kegiatan perencanaan (RTPLP)
dan pemasaran serta pelaksanaan kegiatan pembangunan tahap 1, dengan memanfaatkan BLM 2 PLPBK
Actionplan/RAB/RPD BLM, SPKMB BLM, BAPPD BLM dan SP3 BLM telah ditandatangani dan diverifikasi oleh KMW/PROP………./Koorkot/Askot Mandiri;
BERITA ACARA PENARIKAN/ PENGGUNAAN DANA BLM (BAPPD BLM)
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 99
BKM, UP-UP dan KSM atau masyarakat telah menerapkan prinsip serta asas PNPM-P2KP secara taat asas dan konsisten
4. Persyaratan pencairan Tahap III:
Kinerja pengelolaan kegiatan dan dana PLPBK tahap sebelumnya telah menunjukkan hasil yang memuaskan, sebagaimana hasil verifikasi KMW/OSP………./Koorkot/Askot Mandiri
Kinerja potensi keberlanjutan kelembagaan, kegiatan dan dana PLPBK sebelumnya menunjukkan hasil yang memuaskan, sebagaimana hasil verifikasi KMW/OSP………./Koorkot /Askot Mandiri
Pemanfaatan dana BLM tahap II telah termanfaatkan 50 % yang dilengkapi dengan Laporan Penggunaan Dana (LPD) dan progres kegiatan fisik 1 telah mencapai 75 % sesuai form kemajuan /progres pelaksanaan pembangunan fisik 1, sesuai Berita Acara sesuai kebutuhan dan atau kondisi riil di lapangan.
Actionplan/RAB/RPD BLM, SPKMB BLM, BAPPD BLM dan SP3 BLM telah ditandatangani dan diverifikasi oleh KMW/OSP………./Koorkot /Askot Mandiri.;
BKM, UPK dan KSM atau masyarakat telah menerapkan prinsip serta asas PLPBK dan P2KP/PNPM MP secara taat asas dan konsisten
Rekapitulasi penarikan/penggunaan dana:
No. Uraian Jumlah
1. Total bantuan yang disetujui (a) Rp ……………………….
2. Pencairan sampai dengan tahap lalu (b) Rp ……………………….
3. Dana yang telah dimanfaatkan/ditarik dari rekening BKM (c) Rp ……………………….
4. Sisa dana yang belum dimanfaatkan (a-c) Rp ……………………….
5. Pengajuan Pencairan tahap ini (d) Rp ……………………….
6. Sisa bantuan yang belum dicairkan (a-b-d) Rp ……………………….
Dengan disepakatinya pencairan dana tahap ini, maka BKM bertanggungjawab untuk menyalurkannya kepada KSM-KSM di Kelurahan/Desa dimaksud sesuai dengan persyaratan, jadwal dan sasaran yang telah disepakati.
100 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM
Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Pihak Pertama Pihak Kedua, Penanggung Jawab Operasional Kegiatan BKM ................ (PJOK) Kecamatan............... ( ........................... ) ( .................) NIP ....................... Koordinator
Pernyataan KMW Prov………./Koorkot/Askot Mandiri,
Kami telah meneliti Surat Pernyataan di atas dan bertanggung jawab atas kebenaran isinya, serta menyanggupi untuk turut mengawasi pelaksanaannya
( .....................) TL KMW PROV……./Koorkot/
Askot Mandiri
PETUNJUK TEKNIS Pendampingan, Pencairan dan Pemanfaatan Dana BLM 101
Tahun Anggaran : 201.......
Nomor Bukti : ………… MAK : …………
Nomor : …………… …………………
Sudah Terima Dari : Pejabat Yang Melakukan Tindakan Yang
Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja SNVT
PBL Provinsi ................
Jumlah Uang : …………………….
Terbilang : …………………….
Untuk Pembayaran : Pencairan Dana BLM PLPBK Tahap III P2KP/PNPM -
MP
……………., ..……………......201........
Setuju dibayar : Kuasa Pengguna Angaran
SNVT PBL Provinsi ………………
( ………………………………… ) Nip. ……………
BKM …………………….
( ………………….. ) Koordinator BKM
KUITANSI BUKTI PEMBAYARAN
KANTOR PUSATJL. Pattimura No.20 Kabayoran BaruJakarta Selatan, Indonesia - 12110
KANTOR PROYEKJl. Penjernihan 1 No. 19 F PejomponganJakarta Pusat Indonesia - 10210
SEKRETARIAT TP PNPM MANDIRIwww.pnpm-mandiri.org
PENGADUANP.O. BOX 2222 JKPMTSMS 0817 48048e-mail : [email protected] www.p2kp.org | www.pnpm-perkotaan.org