PERANAN TEATER RAKYAT DALAM MENGEMBANGKAN
KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI MAHASISWA PENDIDIKAN
AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
SEBAGAI CALON KATEKIS
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Gregorio Firman Dariyanto Siagian
NIM: 151124033
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
S K R I P S I
PERANAN TEATER RAKYAT DALAM MENGEMBANGKAN
KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI MAHASISWA PENDIDIKAN
AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
SEBAGAI CALON KATEKIS
Oleh
Gregorio Firman Dariyanto Siagian
NIM: 151124033
Telah disetujui oleh:
Pembimbing
Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ tanggal 11 September 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
S K R I P S I
PERANAN TEATER RAKYAT DALAM MENGEMBANGKAN
KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI MAHASISWA PENDIDIKAN
AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
SEBAGAI CALON KATEKIS
Dipersiapkan dan ditulis oleh
Gregorio Firman Dariyanto Siagian
NIM: 151124033
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal 17 Oktober 2019
dan dinyatakan memenuhi syarat
SUSUNAN PANITIA PENGUJI
Nama Tanda Tangan
Ketua : Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ. ……………………
Sekertaris : F.X. Dapiyanta, SFK., M. Pd. ……………………
Anggota : 1. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ. ……………………
2. Martinus Ariya Seta, S.Pd., M.Theo. ……………………
3. Drs. Yoseph Ispuroyanto, SJ., M.A. ……………………
Yogyakarta, 17 Oktober 2019
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan
Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada Bapak Bernandus Manaik Siagian
dan Ibu Fianty Ramschie yang selalu mendoakan penulis dan memberikan penulis
semangat.
Kepada saudari penulis Santi Ria Griffthy Siagian yang sudah senantiasa
memberikan penulis semangat untuk tidak pantang mundur dalam menyelesaikan
kuliah di Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat”
(2 Kor 5: 7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 17 Oktober 2019
Penulis,
Gregorio Firman D. Siagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta:
Nama : Gregorio Firman Dariyanto Siagian
NIM : 151124033
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, penulis memberikan wewenang bagi
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah penulis berjudul:
PERANAN TEATER RAKYAT DALAM MENGEMBANGKAN
KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI MAHASISWA PENDIDIKAN
AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
SEBAGAI CALON KATEKIS beserta perangkat yang diperlukan (jika ada).
Dengan demikian, penulis memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas,
dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk akademis tanpa perlu
meminta izin maupun memberikan royalti kepada penulis, selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikianlah pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 17 Oktober 2019
Yang menyatakan,
Gregorio Firman Dariyanto Siagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “PERANAN TEATER RAKYAT DALAM
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI MAHASISWA
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA SEBAGAI CALON KATEKIS”. Judul ini dipilih atas dasar
keingin tahuan penulis akan peranan teater rakyat dalam mengembangkan
kemampuan berkomunikasi mahasiswa sebagai calon katekis. Skripsi ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan teater rakyat dalam
mengembangkan kemampuan berkomunikasi mahasiswa-mahasiswi Pendidikan
Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Jenis penelitian yang
dipakai adalah penelitian kualitatif dengan metode deskripsi analisis. Penelitian
ini menggunakan desain penelitian expost facto. Populasi dari penelitian ini adalah
mahasiswa-mahasiswi PAK-USD. Teknik sampling yang digunakan adalah
simple random sampling dan sampel jenuh sehingga mendapatkan responden 62
orang dan 3 narasumber. Hasil uji validitas instrumen pada tingkat signifikansi
0,05 terdapat 17 instrumen yang valid. Hasil uji reliabilitas instrumen didapatkan
Cronbach's Alpha sebesar 0,761 yang masuk dalam kriteria reliabilitas tinggi.
Hasil penelitian secara keseluruhan dengan rentang skor 55,26-68 memperoleh
nilai mean 55,34 yang masuk dalam kualifikasi sangat baik. Hasil tersebut
menyimpulkan bahwa peranan teater rakyat dalam mengembangkan kemampuan
berkomunikasi mahasiswa-mahasiswi sebagai calon katekis sudah baik.
Kata kunci: teater rakyat, kemampuan berkomunikasi, katekis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
This undergraduate thesis entitled “THE ROLE OF THE FOLK THEATER IN
DEVELOPING THE COMMUNICATION SKILLS OF CATHOLIC
RELIGIOUS EDUCATION STUDENTS OF SANATA DHARMA
UNIVERSITY YOGYAKARTA AS A CATECHIST CANDIDATES”. This title
was chosen based on the writer’s curiosity on the role of folk theater in
developing the communication skills of students as catechist candidates. This
undergraduate thesis aims to find out how the role of folk theater in developing
communication skills of students of the Catholic Religious Education of Sanata
Dharma University Yogyakarta. The method of research was a qualitative
research with a descriptive analysis method. This research used ex post-facto
research design. The population of this research were students, of the Catholic
Religious Education of Sanata Dharma University Yogyakarta . The sampling
technique used was simple random sampling and the sample was saturated so as
to get 62 respondents and 3 interviewers. The instrument reliability test result
were obtained Cronbach's Alpha 0,761 was included in the high reliability
criteria. The overall results of the study with a range of scores of 55,26-68
obtained a mean value of 55,34 which was included in a very good qualification.
The result concluded that the role of folk theater in developing the communication
skills of collage students as catechist candidates was good.
Keywords: folk theater, communication skills, catechist.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan
cinta yang Ia berikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan skripsi ini dengan baik adanya. Meski dalam proses penulisan
penulis banyak mengalami tantangan dan hambatan, namun semua itu penulis
lalui dengan sikap sabar dan pantang menyerah serta berusaha terus-menerus.
Skripsi yang penulis tulis ini berjudul “PERANAN TEATER RAKYAT
DALAM PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI
MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNVERSITAS
SANATA DHARMA SEBAGAI CALON KATEKIS”
Dalam skripsi ini penulis mencoba mengangkat permasalahan yang
berkaitan dengan kemampuan mahasiswa-mahasiswi terhadap kemampuan
berkomunikasi setelah mendapatkan mata kuliah teater rakyat di PAK. Sehingga
mahasiswa-mahasiswi lebih memperdulikan lagi pentingnya peranan Teater
Rakyat dalam perkuliahan, sehingga saat mahasiswa-mahasiswi terjun langsung
kedalam lapangan mereka sudah mempunyai bekal terlebih dahulu.
Dengan skripsi ini pula penulis bermaksud memberi sumbangan pemikiran
bagi prodi PAK-USD dalam memperkembangkan kesadaran para mahasiswa-
mahasiswi terhadap peranan Teater Rakyat dalam mengembangkan Kemampuan
Berkomunikasi melalui mata kuliah Teater Rakyat.
Penulis menyadari penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari dukungan-
dukungan dan perhatian-perhatian serta doa-doa dari banyak pihak baik secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, dari hati yang tulus dan ikhas
penulis menghaturkan berlimpah terima kasih kepada:
1. Dr. B.A. Rukiyanto, SJ selaku dosen pembimbing yang sudah sabar
membimbing penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
2. Martinus Ariya Seta, S.Pd., M.Theo. selaku DPA sekaligus penguji skripsi ke
dua yang selalu sabar dalam membimbing penulis dalam perkuliahan di prodi
PAK.
3. Drs. Y.I. Iswarahadi, SJ., M.A. selaku penguji skripsi ke tiga.
4. P. Mutiara Andalas, SJ S.S., S.T.D. selaku dosen yang sudah membimbing
penulis sehingga penulis bisa menemukan judul skripsi ini.
5. Bernandus Manaik Siagian selaku Ayah dan Fianty Ramschie selaku Ibu
yang selalu mendukung dan berdoa untuk penulis sehingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Saudari Santi Ria Griffthy Siagian yang telah mendukung, mensuport dan
menjadi tempat penyampaian masalah sehingga masa-masa perkuliahan dan
skripsi dari penulis bisa selesai.
7. Keluarga besar (Siagian, Ramschie/Matulessy) yang selalu mendukung dan
mendoakan penulis untuk menyelesaikan perkuliahan dengan baik.
8. Sesilia Adhi Wahyu Utami dan Stephani Pemberialitoti selaku teman yang
setia membantu penulis dalam pembuatan skripsi ini tanpa mengenal lelah,
walaupun penulis sedikit susah di bilang namun mereka tetap sabar dalam
menemani.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
9. Masyarakat Balong Kabupaten Kulon Progo yang selalu mendoakan dan
memberikan saya semangat dalam menyelesaikan skripsi.
10. Teman-teman angkatan 2015 secara khusus kepada Marcel, Adit, Aryo,
Andri, Dwi yang selalu memberi semangat antara satu dengan yang lain.
11. Seluruh mahasiswa-mahasiswi PAK yang sudah mau membantu saya dalam
pengisian kuesioner.
12. Segenap staff dan karyawan Sanata Dharma yang sudah membantu dalam
pelancaran penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan
lancar.
13. Grup Mobile Lagend (INCESTUM) Deka, Maxi, Andri, Aryo, Adit, Marcel,
Dwi, yang sudah menemani penulis di hari-hari pembuatan skripsi ini.
14. Florentie Ana Efi yang selalu memberikan penulis semangat dan doa untuk
selalu semangat dalam pembuatan skripsi ini.
15. Driver ojol dan segenap “aa” Burjo yang selalu memberikan saya suplemen
penyemangat di malam hari.
16. Ibu kos yang selalu membangunkan penulis di pagi hari.
17. Kuntjara, HY., dr., Sp.B selaku dokter yang membantu penulis, sehingga
penulis bisa pulih dari sakit yang menimpa penulis.
18. Paulina Titis Rahawati yang sudah mau meluangkan waktunya untuk
menganar penulis berobat ke rumah sakit selama berhari-hari demi kesehatan
penulis.
19. Seluruh panitia Insipro 2019 yang sudah memberikan penulis semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
20. Semua pihak yang tidak bisa penulis tuliskan satu per satu dalam
partisipasinya membantu penulis menyelesaikan proses studi terlebih dalam
penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan
yang tidak disengaja. Oleh sebab itu dengan rendah hati penulis menerima kritik
dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini
dapat memberi sumbangan pemikiran bagi pembaca.
Yogyakarta, 17 Oktober 2019
Penulis
Gregorio Firman Dariyanto Siagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv
MOTTO .................................................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................................ vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................. x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xix
DAFTAR DIAGRAM ........................................................................................... xx
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Identitas Masalah ........................................................................................... 4
C. Batasan Masalah ............................................................................................ 5
D. Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6
G. Metode Penulisan .......................................................................................... 6
H. Sistematika Penulisan .................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 9
A. Kajian Pustaka ............................................................................................... 9
1. Peranan dan Perkemangan ........................................................................ 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
a. Peranan ............................................................................................... 9
b. Perkembangan ................................................................................... 9
2. Teater ...................................................................................................... 10
a. Pengertian Teater .............................................................................. 10
b. Hakikat, Fungsi dan Sifat Seni Drama dan Teater ............................ 12
c. Hubungan Seni Drama dan Teater Dengan Cabang-Cabang Seni
Lainnya ............................................................................................. 13
d. Batasan Teater ................................................................................... 14
e. Unsur-Unsur Teater .......................................................................... 14
f. Jenis-Jenis Teater .............................................................................. 18
g. Kerabat Kerja Teater ......................................................................... 20
h. Teater dan Penonton ......................................................................... 21
3. Teater Rakyat .......................................................................................... 22
a. Pengertian Teater Rakyat ................................................................. 22
b. Public Speaking sebagai Pengantar Teater Rakyat ........................... 23
c. Tujuan Teater Rakyat ....................................................................... 25
d. Metodologi Penyampaian Materi ...................................................... 26
e. Metodologi dan Penyampaian Tahap Materi .................................... 27
f. Makna Teater ................................................................................... 29
g. Makna Rakyat ................................................................................... 31
4. Kemampuan Berkomunikasi ................................................................... 31
a. Kemampuan ..................................................................................... 31
b. Berkomunikasi .................................................................................. 32
5. Katekis .................................................................................................... 35
B. Penelitian yang Relevan .............................................................................. 37
C. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 38
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 40
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 40
B. Desain Penelitian ......................................................................................... 41
C. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................... 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
D. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................... 41
1. Populasi .................................................................................................... 41
2. Sampel...................................................................................................... 42
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .................................................. 42
1. Identifikasi Variabel ................................................................................ 42
2. Definisi Konseptual ................................................................................. 43
3. Definisi Operasional ............................................................................... 44
4. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 44
a. Kuesioner ......................................................................................... 44
b. Wawancara ....................................................................................... 45
5. Instrumen Penelitian ............................................................................... 45
6. Pengembangan Instrumen ....................................................................... 46
a. Kisi-Kisi ........................................................................................... 46
b. Uji Coba Terpakai ............................................................................ 47
F. Teknik Analisi Data: Analisis Deskriptif ..................................................... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 52
A. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................................... 52
1. Hasil Keseluruhan ................................................................................. 52
2. Hasil Setiap Aspek ................................................................................ 54
3. Rangkuman Hasil Setiap Aspek dan Keseluruhan ................................. 60
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................................... 61
1. Hasil Keseluruhan ................................................................................. 62
2. Aspek Teater Rakyat ............................................................................. 62
3. Aspek Kemampuan Berkomunikasi ...................................................... 62
4. Aspek Katekis ........................................................................................ 63
C. Hasil Wawancara ....................................................................................... 63
1. Identitas Responden ............................................................................... 63
2. Deskripsi Wawancara ............................................................................ 64
D. Kesimpulan Hasil Penelitian ........................................................................ 67
E. Refleksi Kateketis ......................................................................................... 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
F. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 72
A. Kesimpulan ................................................................................................... 72
B. Saran ............................................................................................................ 74
1. Untuk Prodi PAK ........................................................................................ 74
2. Untuk Mahasiswa Prodi PAK .................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Kuesioner ........................................................................ (1)
Lampiran 2. Instrumen Wawancara ..................................................................... (3)
Lampiran 3. Hasil Instrumen Kuesioner (1) ......................................................... (4)
Lampiran 4. Hasil Instrumen Kuesioner (2) ......................................................... (6)
Lampiran 5. Hasil Instrumen Wawancara ............................................................ (8)
Lampiran 6. Hasil Data Penelitian .....................................................................(10)
Lampiran 7. Data Uji Reliabilitas ......................................................................(12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rangkuman Perbedaan Drama dan Teater ............................................. 11
Tabel 2. Rangkuman Jumlah Mahasiswa yang Diambil untuk Sampel ............... 42
Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen untuk Dosen Pengampu dan Pendamping ............. 46
Tabel 4. Kisi-Kisi Instrumen untuk Mahasiswa ................................................... 47
Tabel 5. Penentuan rtabel ........................................................................................ 48
Tabel 6. Validitas Kuesioner Penelitian terhadap Mahasiswa PAK .................... 49
Tabel 7. Ketentuan Penilaian Cronbach’s Alpha ................................................. 50
Tabel 8. Reliabilitas pada Mahasiswa PAK ......................................................... 50
Tabel 9. Rangkuman Hasil Deskrisi Frekuentif secara Keseluruhan ................... 52
Tabel 10. Rangkuman Deskripsi Statistik secara Keseluruhan ............................ 53
Tabel 11. Rangkuman Deskripsi Frekuentif Asek Teater Rakyat ........................ 54
Tabel 12. Rangkuman Deskripsi Statistik Aspek Teater Rakyat ......................... 56
Tabel 13. Rangkuman Deskripsi Frekuentif Kemampuan Berkomunikasi ......... 56
Tabel 14. Rangkuman Deskripsi Stasistik Aspek Kemampuan Berkomunikasi . 58
Tabel 15. Rangkuman Deskripsi Frekuentif Aspek Katekis ................................ 58
Tabel 16. Rangkuman Deskripsi Statistik Aspek Katekis ................................... 60
Tabel 17. Rangkuman Hasil Setiap Aspek ........................................................... 60
Tabel 18. Rangkuman Hasil Keseluruhan ............................................................ 61
Tabel 19. Identitas Responden ............................................................................. 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1. Deskripsi Frekuentif secara Keseluruhan .......................................... 53
Diagram 2. Deskripsi Frekuentif Aspek Teater Rakyat ....................................... 55
Diagram 3. Deskripsi Frekuentif Aspek Kemampuan Berkomunikasi ................ 57
Diagram 4. Deskripsi Frekuentif Aspek Katekis ................................................. 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan dalam Kitab Suci
Kor : Korintus
Yes : Yesaya
B. Singkatan dalam Penelitian
Std. : Standard
df : Degree of Freedom
N : Populasi
SPSS : Statistical Product and Service Solutions
C. Singkatan Lain
PAK : Pendidikan Agama Katolik
USD : Universitas Sanata Dharma
SM : Sebelum Masehi
KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia
IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
AKKI : Akademi Kateketik Katolik Indonesia
FKIP : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FIPA : Fakultas Ilmu Pendidikan Agama
Prodi : Program Studi
DPA : Dosen Pembimbing Akademik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidilkan Agama Katolik (PAK) adalah program studi yang menyiapkan
mahasiswa-mahasiswi untuk menjadi guru mata pelajaran Pendidikan Agama
Katolik di sekolah. Pada tanggal 1 Agustus 1962 kampus ini didirikan
YAYASAN AKADEMIK KATOLIK INDONESIA (AKKI) yang
menyelenggarakan pendidikan tinggi kateketik dan disahkan dengan Akte Notaris
R.M. Soerjanto Partaningrat SH, nomor 3 tanggal 3 April 1964 di Yogyakarta.
Kampus ini beberapa kali mengganti nama sesuai dengan perkembangan kampus,
seperti SEKOLAH TINGGI KATEKETIK PRADNYAWIDYA yang dirubah
pada tanggal 31 Maret 1971, (FIPA) Fakultas Ilmu Pendidikan Agama yang
dirubah pada tanggal 14 Februari 1995, lalu pada tanggal 22 Desember 1998
FIPA USD diganti menjadi (IPPAK) Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan
Agama Katolik dan menjadi bagian dari FKIP USD, kemudian pada tahun 2017
mengganti nama menjadi PAK, prodi PAK ini berakreditasi A dan berlaku hingga
tahun 2021.
Banyu Dewa (2012: 318) Kampus IPPAK merupakan program studi yang
memiliki beragam budaya, dari latar belakang suku, maupun budaya yang
berbeda-beda datang untuk belajar dan menanggapi panggilannya sebagai calon
guru agama prodi PAK memiliki visi dan juga misi, tujuan serta motto.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
1. Visi
Prodi PAK sebagai lembaga pendidikan mendidik calon sarjana
Pendidikan Agama Katolik yang beriman tangguh dan professional demi
terwujudnya Gereja yang memperjuangkan masyarakat Indonesia yang semakin
bermartabat.
2. Misi
a. Mendidik kaum muda menjadi Sarjana Pendidikan Agama Katolik yang dapat
berprofesi sebagai Guru Agama Katolik, Katekis, dan Pengembangan Karya
katekese dalam konteks Gereja Indonesia.
b. Mengembangkan karya katekese dalam Gereja demi terwujudnya masyarakat
Indonesia yang semakin bermartabat.
3. Tujuan Prodi
a. Menghasilkan Sarjana Pendidikan Agama Katolik yang beriman mendalam,
berkompeten, berkepribadian, dan berintegritas dengan sikap yang unggul
dan dapat membantu sesama umat beriman mengembangkan iman, yang
dapat berprofesi menjadi Guru Agama Katolik, Katekis, dan Pengembang
karya katekese melalui kerja sama dengan tokoh-tokoh mat dan pemimpin
gerejawi lainnya.
b. Menghasilkan karya-karya pengembangan katekese.
4. Motto Prodi
Mewujudkan katekis yang Pradnya Widya (bijaksana dan berilmu).
Mahasiswa-mahasiswi di prodi PAK ini juga disiapkan menjadi katekis.
Katekis adalah orang yang dipanggil atau terpanggil untuk mewartakan ajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Yesus. Kata katekis berasal kata dasar katechein yang mempunyai beberapa arti:
membagikan informasi, mengkomunikasikan, mengajarkan hal-hal yang berkaitan
dengan iman (Indra Sanjaya, 2011: 16). Katekis memainkan peranan penting
sekali dalam misi pewartaan Injil, upaya yang utama untuk mengajarkan dan
mengembangkan iman. Peran penting ini sekaligus menjadi tantangan bagi para
katekis untuk mengembangkan keterampilan dalam berkatekese. Singkatnya
katekis adalah guru agama atau orang yang memberikan pengajaran agama di
sekolah dan paroki dengan memiliki pendidikan khusus sebagai seorang katekis.
Mahasiswa PAK-USD adalah kaum muda yang dipanggil sebagai calon katekis.
Sebagai calon katekis, pengetahuan dan keterampilan berkaitan dengan
pengembangan dan pendalaman iman penting dipelajari dengan sunguh-sungguh
(Anastasia, 2019: 14).
Keterampilan dalam katekese meliputi keterampilan dalam hidup rohani,
(keterampilan dalam menyusun, melaksanakan, mengevaluasi kegiatan katekese,
dan keterampilan dalam berkomunikasi). Dalam mengembangkan keterampilan
berkomunikasi, program studi PAK mempunyai mata kuliah wajib teater rakyat.
Menurut Tri Mulyono (2019: 5) teater rakyat adalah sebuah “pesta” di mana
dalam pesta tidak ada yang dinamakan batasan antara pemain dengan penonton,
artinya suatu peristiwa atau kesempatan bagi rakyat untuk mengungkapkan diri
melewati cerita. Mata kuliah ini mendidik mahasiswa-mahasiswi untuk dapat
berkomunikasi, bermain peran, dan melatih kepercayaan diri.
Mata kuliah teater rakyat diharapkan dapat mengembangkan keterampilan
berkomunikasi sehingga mampu menjadi katekis yang berani tampil di depan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
umat. Namun, setelah menjalani kuliah dan pentas teater rakyat, mahasiswa-
mahasiswi belum cukup mampu dalam berkomunikasi. Mahasiswa-mahasiswi
belum cukup mampu untuk berkomunikasi di depan umum atau didepan umat.
Penulis merasakan pengalaman dalam mengambil mata kuliah teater rakyat.
Pendampingan mata kuliah teater rakyat ini banyak membuat perubahan untuk
mahasiswa-mahasiswi. Perkembangan Public Speaking yang melatih mahasiswa
untuk dapat berbicara di depan umat atau orang banyak. Meskipun demikian
masih ada beberapa mahasiswa yang belum berani bertutur kata di depan banyak
orang. Hal ini disebabkan oleh diri sendiri (mahasiswa) yang belum mau terbuka
dan bersedia untuk berkembang.
Bagi pengembangan diri secara umum, mata kuliah teater rakyat telah
berperan cukup baik. Dalam hal pengembangan diri sebagai calon katekis, teater
rakyat belum secara langsung memberikan peran bagi mahasiswa. Oleh karena
itu, judul skripsi yang akan ditulis adalah “PERANAN TEATER RAKYAT
DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI
MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS
SANATA DHARMA YOGYAKARTA SEBAGAI CALON KATEKIS”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasaran uraian tersebut, dapat diidentifikasikan beberapa masalah
sebagai berikut:
1. Mahasiswa belum cukup memahami makna dari mata kuliah Teater Rakyat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Masih banyak mahasiswa yang belum bisa mengaplikasikan Public Speaking
dalam kehidupannya melalui teater rakyat.
C. Batasan Masalah
Dari beberapa masalah yang teridentifikasi, penulis membuat pembatasan
penelitian pada peranan teater rakyat dalam mengembangkan kemampuan
berkomunikasi mahasiswa Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta sebagai calon katekis.
D. Rumusan Masalah
Sesuai dengan batasan masalah di atas, dapat dibuat rumusan masalah
yaitu:
1. Apa yang di maksud dengan teater rakyat dan kemampuan berkomunikasi?
2. Bagaimana peranan teater rakyat dalam mengembangkan kemampuan
berkomunikasi mahasiswa Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta?
E. Tujuan Penelitian
1. Mahasiswa memahami maksud teater rakyat dan kemampuan berkomunikasi.
2. Mengetahui peranan teater rakyat dalam mengembangkan kemampuan
berkomunikasi mahasiswa Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dan informasi tentang
teater rakyat dan kemampuan berkomunikasi mahasiswa Pendidikan Agama
Katolik Universitas Sanata Dharma sebagai calon katekis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi program studi Pendidikan Agama Katolik
Program studi dapat mengetahui peranan teater rakyat dalam
mengembangkan kemampuan berkomunikasi serta upaya yang dapat dilakukan
untuk mengembangkan mata kuliah teater rakyat sekaligus mengembangkan
kemampuan berkomunikasi mahasiswa.
b. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menyadari peranan teater rakyat dalam mengembangkan
kemampuan berkomunikasi sehingga dapat menjadi bahan refleksi dalam upaya
mengembangkan kemampuan berkomunikasi sebagai seorang katekis.
G. Metode Penulisan
Penulisan ini menggunakan metode penulisan deskriptif analisis dengan
sumber-sumber bahan yang relevan dan mendukung. Penulisan ini didukung
dengan data penelitian kuantitatif yang utama dan dibantu penelitian kualitatif
deskriptif. Data diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada beberapa mahasiswa
Program studi PAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, kemudian penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
melakukan pengecekan melalui wawancara kepada dosen pengampu mata kuliah
serta beberapa mahasiswa yang penulis pilih dari keseluruhan yang mengisi
kuesioner. Maka, penelitian ini juga merupakan triangulasi.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Pendahuluan, membahas tentang pendahuluan dan latar belakang masalah, tujuan
penelitian, serta manfaat penelitian.
BAB II: LANDASAN TEORI
Bab ini membahas mengenai landasan teori yang mendasari pembahasan-
pembahasan selanjutnya. Pertama membahas mengenai pengertian teater, rakyat
dan teater rakyat, Public Speaking, metode-metode penyampaian materi. Kedua
membahas mengenai kemampuan berkomunikasi dan yang ketiga membahas
tentang katekis.
BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini memaparkan tentang metode penelitian antara lain: jenis penelitian, desain
penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik
dan instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan tentang hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian, dan
keterbatasan penelitian.
BAB V: PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang sekaligus
menjawab permasalahan dan diakhiri dengan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Peranan dan Perkembangan
a. Peranan
Peranan menunjukkan cakupan peran sebagai konsep perihal yang
dilakukan dalam perusahaan. Peranan berasal dari kata dasar peran yaitu peran
yang mewakili aspek kedudukan atau status yang dinamis, biasanya mendukung
seseorang untuk melaksanakan haknya yang sesuai dengan kedudukannya. Maka
dari itu orang tersebut menjalankan peranannya.
Bahwa peranan merupakan peran seseorang sebagai konsep yang
dilakukan dalam suatu acara, ada pula peranan yang mengartikan bahwa
statusnya di dalam suatu perusahaan.
b. Perkembangan
Perkembangan diartikan sebagai proses berlangsungnya perubahan-
perubahan di dalam diri seseorang yang membawa penyempurnaan dalam
kepribadiannya. Proses itu memuncak apabila seseorang telah mencapai
kedewasaan. Perkembangan masih berlanjut sampai seseorang menginjak masa
tuanya. Perkembangan meliputi aspek kognitif, konatif, afektif, sosial, dan
motorik (Winkle, 1991: 14).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Perkembangan diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif, dan
berkesinambungan hati individu sejak lahir sampai akhir hayatnya atau sebagai
perubahan-perubahan yang dialami individu menuju kedewasaan atau
kematangannya (Akhmad Sudrajat, 2008).
Dari pernyataan ahli di atas dapat dikatakan bahwa perkembangan adalah
proses berlangsungnya perubahan seseorang dari yang belum sempurna hingga
menjadi sempurna, perkembangan yang berlanjut hingga masa tuanya.
2. Teater
a. Pengertian Teater
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun KBBI, 1988:
909), teater merupakan seni pertunjukan, pementasan drama sebagai seni atau
profesi.
Kata “teater” berasal dari bahasa Latin thearum. Thearum berasal dari
bahasa Yunani Kuno thearum atau theanomi dan berarti “pertunjukan,
mempertunjukkan”. Dalam arti modern teater adalah gedung atau sarana untuk
mementaskan drama atau untuk tontonan dramatis. Teater adalah juga
kesusastraan atau kesenian dramatis penulis dan pelakonan dari drama, terutama
kalau berhubungan dengan pengarang, negara, masa dan lain-lain (Akwan, 84:
32).
Satoto (2012: 4) kata ‘teater’ berasal dari bahasa Yunani, ‘Theatron’ yang
diturunkan dari kata “Theaomai” yang artinya takjub melihat, memandang. Kata
‘teater’ mewakili 3 pengertian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
1) Gedung pertunjukan, panggung, yang telah digunakan sejak zaman
Thueydides (471-395SM) dan Plato (426-348SM). Jelasnya ‘teater’ berarti
gedung tempat sandiwara diadakan. Sedangkan panggung adalah tempat
pertunjukan tersebut disajikan.
2) Publik (audience), auditorium, dalam zaman Herodotus (490/480-424).
3) ‘Karangan Tonil’ (toneel) seperti disebutkan dalam kitab Perjanjian Lama I.
Dengan kata lain, teater memiliki arti yang lebih luas, sekaligus
menyangkut seluruh kegiatan dan proses penjadian dari proses penciptaan,
penggarapan, penyajian atau pementasan, dan penikmatan (Satoto, 2012: 5).
Menurut Satoto (2012: 6) teater adalah istilah lain dari drama, tetapi dalam
arti yang lebih luas; yakni meliputi: proses pemilihan naskah, penafsiran,
penggarapan, penyajian/pementasan, dan proses pemahaman atau penikmatan
dari publik. Perbedaan seni drama dan seni teater dapat dilihat melalui ciri-ciri
sebagai berikut:
Tabel 1. Rangkuman Perbedaan Drama dan Teater
Drama Teater
Lakon (play)
Naskah (script)
Teks (text)
Pengarang
Kreasi (creation)
Teori (theory)
Pertunjukan (performance)
Produksi (production)
Pemanggungan (staging)
Pemain, pelaku, pemeran (aktor/aktris)
Penafsiran (interpretation)
Praktik (practice)
Teater memiliki arti sangat beragam, baik itu secara etimologis arti luas
dan secara sempit. Secara etimologis teater adalah gedung pertunjukan atau
auditorium. Dalam arti luas teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di
depan banyak orang. Sedangkan, dalam arti sempit, teater merupakan drama,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan
oleh orang banyak dengan media: percakapan, gerak dan laku, dengan atau tanpa
dekor, didasarkan pada naskah yang tertulis, dengan atau tanpa musik, nyanyian,
dan tarian (Tri Mulyono, 2019).
b. Hakikat, Fungsi, dan Sifat Seni Drama dan Teater
1) Hakikat Seni Drama dan Teater
Hakikat yang dimaksud di sini adalah sesuatu yang ‘esensial’ (yang
hakiki, yang selalu ada). Hakikat drama adalah ‘tikaian’ atau ‘konflik’ (conflict).
Perwujudannya dalam teater berupa gerak, ucapan, dan penokohan. (Satoto.
2012: 8-9)
2) Fungsi Seni Drama dan Teater
Fungsi drama dan teater yakni berguna atau bermanfaat dan
menyenangkan. Jadi selain berfungsi untuk hiburan seni juga harus berguna.
Artinya dapat memberikan sesuatu kepada penikmatnya. Sesuatu itu dapat berupa
pengetahuan, pendidikan, pengajaran, penerangan dan dapat apa saja.
Seni drama dan teater juga berfungsi sebagai media komunikasi,
penerangan dan informasi, sejak pemerintahan RI pada tahun 1980/1981 ‘Sosio
Drama’ drama dan teater juga sudah digunakan menjadi salah satu mode terapi
sosial dan sebagai media penyampaian pesan.
Dalam dunia pengajaran, teater dapat digunakan sebagai metode interaksi
edukatif secara kelompok. Metode tersebut disebut sebagai psikodrama atau
bermain peran. (Satoto. 2012: 10-11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
3) Sifat Seni Drama dan Teater
Sampai sekarang, masih ada perbedaan pendapat tentang drama dan teater
itu termasuk disiplin ilmu pengetahuan, baik sebagai ilmu pengetahuan ataupun
sebagai hasil karya seni. Adapula yang memasukkan drama dan teater ke dalam
seni sastra, seni gerak, seni panggung, seni rupa, seni tari, seni bertutur, seni
dialog, seni pentas, seni pertunjukan, seni bermain peran dan lain-lainnya.
(Satoto. 2012: 11)
c. Hubungan Seni Drama dan Teater dengan Cabang-Cabang Seni
Lainnya
Satoto. (2012: 13-15), seni drama dan teater adalaah seni yang
cakupannya sangat luas, lebih luas daripada cabang seni yang lainnya yang kita
kenal. Dalam seni drama dan teater kita jumpai hampir semua cabang seni. Itulah
sebabnya seni drama dan teater disebut seni kolektif dan kompleks. Cabang-
cabang seni yang berfungsi sebagai pendukung dan penunjang berhasil tidaknya
sebuah pementasan drama antara lain:
1) Seni Bahasa dan Sastra.
2) Seni Gerak (acting).
3) Seni Rias (make-up).
4) Seni Busana (costum).
5) Seni Dekorasi (scenery).
6) Seni Suara dan Musik.
7) Seni Tata Lampu (lighting).
8) Seni Tari dan Koreografi (choreographer).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
9) Seni Rupa.
10) Seni Pentas dan masih banyak lagi.
d. Batasan Teater
A. Kasim Ahmad dalam Arifin (1980: 11-12), teater secara umum adalah
hasil karya ciptaan seni medianya berbentuk cerita yang diperagakan dengan
gerak dan suara dengan aksentuasi dialog yang disampaikan kepada penonton.
Jadi, teater adalah proses kegiatan dari lahirnya, pengolahannya sampai ke
pementasannya. Seni teater adalah suatu bentuk pengucapan seni yang
penyampaiannya dipertunjukkan lewat gerak dan suara di depan banyak orang.
e. Unsur-Unsur Teater
Satoto (2012: 62-84), unsur-unsur yang membangun kesatuan dan
keutuhan teater ialah:
1) Naskah Lakon
Naskah merupakan hasil proses penurunan dari teks aslinya. Tradisi
penurunan teks akan menimbulkan banyak versi naskah baru. Penghargaan yang
sepantasnya diberikan atas sebuah naskah yang mengandung teks yang hendak
dikaji bergantung pada tradisi yang mewujudkannya. Oleh karena itu, perlu sekali
meninjau naskah yang hendak dikaji dalam teksnya, termasuk tradisi penurunan
teks. Untuk keperluan pengkajian teks, supaya mendekati teks aslinya perlu
membedakan 3 aspek sebagai berikut:
a) Asal atau terjadinya teks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b) Keturunannya sejak terjadi sampai sekarang
c) Penerapan atau penggunaannya sekarang
2) Produser
Produser bukanlah unsur murni dalam teater tetapi sekedar faktor penting.
Tugas produser ialah mengurus agar teater dapat dipergelarkan di muka publik.
Untuk keperluan administrasi, produser dibantu oleh seorang pimpinan eksekutif
atau penanggungjawab tata laksana tokoh eksekutif ini biasa disebut menejer.
3) Sutradara
Sutradara sering dipandang sebagai unsur sentral dalam teater. banyak
sebutan lain yang bisa digunakan untuk sutradara, yaitu: metteur en scene,
“pengolah jiwa”, “tabib rasa”, “bidan kata-kata”, “penata suasana”, “pemasak
percakapan”, “penata jiwa”, “raja teater dan pelayan pentas”, “tukang sulap dan
sihir”, “penganalisa dan batu-asah masyarakat”, “diplomat”, “ekonom”,
“perawat”, “pemimpin orkes”, “penterjemah”, “pelukis dan ahli mode”, dan
masih banyak julukan lain, akan tetapi semuanya tidak berarti karena sutradara
memiliki fungsi yang terlalu kompleks (Jouvet, 1980: 175). Seorang sutradara
adalah laksana seorang pecinta bertumbuh dari dalam bakat. Penemuan dan
kesenangan dalam pekerjaannya juga bertumbuh dari bakat. Sutradara juga
mengelola sebuah produksi, artinya bahwa sutradara juga menghimpun atau
menyatukan semua orang, benda-benda, untuk bersama-sama membentuk suatu
pementasan, melewati mereka menciptakan suatu suasana tertentu,
membangkitkan daya tertentu (Jouvet, 1980: 176-177). Sutradara adalah orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
yang pertama dan terakhir yang bertanggung jawab terhadap masalah pementasan
(Arifin, 1980: 42).
Sutradara berfungsi sebagai penemu dan penafsir utama yang kreatif
terhadap naskah lakon. Sutradara berfungsi sebagai koordinator seluruh unsur
teater, jadi sutradara harus pandai memimpin, menafsir, membuat rencana,
berpikir, seniman kreatif, aktor, dan ahli strategi. Tidak hanya itu sutradara juga
berfungsi sebagai pemilih pemeran untuk bermain peranan. Fungsi sutradara:
a) Melakukan penafsiran terhadap naskah.
b) Memilih para pemain.
c) Mengerjakan kerjasama dengan penulis naskah, penata pentas, dan kerabat
kerja teater lainnya dalam merencanakan pementasan.
d) Melatih para pemeran.
e) Menjadi koordinator dalam proses penggarapan sampai dengan pementasan.
Menurut Arifin, (1980: 31-32) dalam pertemuan Bandungan, Ambarawa,
memberikan batasan seorang sutradara sebagai “seorang seniman teater yang
mewujudkan naskah secara menyeluruh ke dalam kenyataan teater”. Sebagai
seorang seniman teater ia dituntut kadar pengetahuannya tentang:
a) Aspek kulturil: masalah-masalah kebudayaan umumnya yang harus dimiliki;
b) Aspek artistik: menguasai masalah kesenian pada umumnya. Mempunyai cita
rasa, kepekaan, keterbukaan. Ia harus bisa mengembangkan kreativitas dan
orisinalitasnya dengan menggunakan tiga penggerak kreativitas: kemauan,
imajinasi dan perasaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
c) Aspek teatral: pengetahuan tentang pentas. Pentas sebagai wadah bagi
berbagai peristiwa kehidupan manusia yang diwujudkan dalam naskah drama.
d) Aspek literer: menguasai masalah kesusasteraan. Pengetahuan yang luas
tentang sastra pada umumnya dan drama pada khususnya.
4) Pemain
Pemain dalam teater biasa disebut aktor, jika laki-laki dan aktris jika
perempuan aktor atau aktris tidak sekedar gagah atau cantik, melainkan mereka
harus mampu membawakan atau melakukan peran watak tokoh yang sedang
diperankan.
Fungsi pemain dalam drama ataupun teater adalah sebagai penemu dan
penafsir utama peran, pemain juga sebagai pewujud tafsir peran, secara sadar ia
harus mampu melibatkan diri dalam keutuhan kerja kolektif dan kebersamaan
dalam kegiatan berteater dengan seluruh kerabat teater.
Pemain dituntut untuk menilai dirinya sendiri. Ia harus bisa
mengembangkan daya lihat yang ganda terhadap dirinya (double vision of
himself) (Satoto, 2012: 77).
5) Para pekerja/kerabat panggung
Yang dimaksud pekerja atau kerabat panggung ialah:
a) Penata panggung
b) Penata sinar/cahaya/lampu
c) Penata dekor
d) Penata properti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
e) Penata musik atau suara
f) Penata busana
g) Penata rias
h) Penata artistik
6) Penonton
Penonton sering disebut sebagai peminat. Baik peminat puisi, prosa, kritik
dan esai, dan seni drama atau teater. Para penonton adalah partisipan kreativitas
tertentu. Jika teater merupakan seni pertunjukan, penonton memilliki peran
penting, karena jika tidak ada penonton, teater tidak akan berjalan sesuai dengan
harapan.
f. Jenis-Jenis Teater
Menurut Satoto (2012: 109) teater dibedakan menjadi tujuh jenis, antara
lain:
1) Segi bentuk penggarapan, penyajian, dan pementasan:
a) Teater Tradisional
b) Teater Modern
2) Segi kurun waktu keberadanya:
a) Teater Klasik
b) Teater Tradisional
c) Teater Modern, dan
d) Teater Konteporal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
3) Segi daerah asalnya:
a) Teater Daerah (regional, etnis),
b) Teater Indonesia (nasional) dan
c) Teater Asing
4) Segi bahasa yang digunakan sebagai medianya:
a) Tetaer Daerah
b) Teater Indonesia
c) Teater Asing dan
d) Teater Campuran
5) Segi media pementaannya:
a) Teater (Drama) Panggung,
b) Teater (Drama) Radio,
c) Teater (Drama) Teve, (termasuk teater/drama video), dan
d) Teater (Drama) Film.
6) Segi garapannya, atau gayanya:
a) Teater (Drama) Prosais,
b) Teater (Drama) Liris,
c) Teater (Drama) Simbolis,
d) Teater (Drama) Realis,
e) Teater (Drama) Naturalis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
f) Teater (Drama) Surealis,
g) Teater (Drama) Romantis, dan
h) Teater (Drama) Liturgis (bersifat keagamaan)
7) Segi penyutradaraanya:
a) Teater Mini Kata, atau Teater Primitif dan Bengkel Teater (WS.Rendra),
b) Teater Tanpa Selesai, atau Teater Koma (N. Riantiarno).
c) Teater Tanpa Penonton (Danarto),
d) Teater Saja (Ikranegara),
e) Teater Populer (Teguh Karya),
f) Teater Kecil (Arifin C.Noer),
g) Teater Mandiri (Putu Wijaya),
h) Teater Srimulat (Teguh), dan
i) Masih banyak lagi, baik yang terdapat di Jakarta maupun di daerah-daerah.
g. Kerabat Kerja Teater
Satoto (2012: 82), kerabat kerja teater ini adalah orang-orang yang
bertanggung jawab atas dampak yang terjadi akibat pementasan drama tidak
boleh merusak penonton. Selain itu pementasan ini tidak boleh merusak citra seni
teater secara khususnya; dan seni serta kebudayaan pada umumnya bahkan
bangsa yang berbudaya. Kerabat kerja teater antara lain:
1) Produser
2) Sutradara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
h. Teater dan Penonton
Menurut Satoto (2012: 81) penonton merupakan unsur teater yang sering
diabaikan oleh para pemain teater, bahkan penonton sering dianggap sepele oleh
para pemain teater. Putu Wijaya, teaterawan kenamaan di Indonesia pernah
berkata, “Aku berteater untuk ditonton, kalau perlu dicaci maki oleh penonton.
Tanpa penonton teater tidak berarti apa-apa”. Teater mutakhir harus akrab dan
intim dengan publiknya, tanpa itu semua ia hanya segumpal iktihad atau ide.
Panggung pertunjukan bukan hanya menarik perhatian dari pemain dan
sutradara saja, tetapi juga menarik bagi penonton sendiri. Penonton yang datang
tidak hanya sekedar ingin melihat pertunjukan, tetapi mereka juga ingin
mengambil bagian dalam pertunjukan itu. Teriakan-teriakan dari penonton untuk
para pemain teater di atas panggung ada yang disukai dan ada pula yang tidak
disukai. Teater membutuhkan penonton, tidak hanya pemain yang
memperhitungkan itu tetapi sutradara juga berperan dalam memperhitungkan
penonton (Danarto, 1980: 102).
Penonton sebenarnya adalah sasaran utama pengarang, sutradara maupun
pemain. Para penonton mempunyai peran-peran yang tak pernah diperhitungkan
apalagi diberikan honor. Tetapi para penonton harus membayar sendiri untuk
menonton pertunjukan (Danarto, 1980: 103).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
3. Teater Rakyat
a. Pengertian Teater Rakyat
Teater rakyat berarti teater itu lebih merakyat, artinya telah bertahun-tahun
bahkan berabad-abad akrab dengan rakyat penonton (Satoto, 2012: 81). Hal ini
berarti bahwa teater rakyat sangat menekankan pertunjukan di hadapan orang
banyak. Maka kepercayaan diri dan keberanian untuk tampil di depan public
sangat dibutuhkan karena sebagus apa pun cerita atau kisahnya semua tergantung
kepada kemampuan peserta untuk menunjukannya di hadapan public. Mata kuliah
teater rakyat di prodi PAK membutuhkan kuliah pengantar yaitu mata kuliah
public speaking yang diampu oleh Rm. Iswarahadi.
Menurut Bertolt Brech dalam Tri Mulyono (2019: 6) teater rakyat adalah
suatu aktivitas rakyat kecil atau kaum tertindas untuk menganalisis struktur
masyarakat, supaya kontradiksi-kontradiksi atau kepincangan-kepincangan
semakin jelas.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa teater rakyat adalah suatu
seni atau kisah hidup manusia yang diceritakan ulang menjadi drama yang disertai
dengan nyanyian, gerak tubuh, dan musik di atas pentas, untuk membuat teater ini
menjadi lebih menarik dibutuhkan pemain yang sudah mempunyai peran masing-
masing dan dibekali naskah tertulis, lalu dipertontonkan kepada orang banyak di
dalam gedung ataupun auditorium.
Hofmann (1988: 226), teater rakyat adalah suatu aktivitas rakyat kecil atau
kaum yang tertindas untuk menganalisis struktur masyarakat, supaya kontradiksi-
kontradiksi atau kepincangan-kepincangannya semakin jelas. Kalau masalah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
sedang dihadapi adalah masalah kaum muda yang pengangguran, teater rakyat itu
tidak puas jikalau hanya dengan menceritakan pengalaman ataupun memberikan
nasehat murah yang tidaklah berguna. Sebaliknya para penonton diajak bersama-
sama dengan pemain untuk meneliti sebab musabab dan asal-usul pengangguran
itu berasal dari mana, bukan dengan maksud asal tau saja, melainkan supaya
struktur yang menyebabkan pengangguran itu dapat diubah.
b. Public Speaking sebagai Pengantar Teater Rakyat
Public speaking merupakan salah satu dari sarana berkomunikasi. Dasar
penting dari public speaking adalah kemampuan seseorang untuk berbicara
dengan menggunakan public yang baik dan sesuai baik itu public verbal maupun
public tubuh serta memiliki mental untuk dapat melakukan kegiatan tersebut di
depan banyak orang. Dasar public speaking tersebut ternyata ada dalam pelatihan
teater rakyat yang diikuti oleh para mahasiswa Program studi PAK USD di
semester II.
Tri Mulyono, 2019:1 proses pembekalan kemampuan berkomunikasi
secara khusus dibina melalui mata kuliah pembinaan ekspresi, yaitu:
1) Pembinaan Ekspresi I
Tekanan materi pada kemampuan individual melalui materi Public
Speaking. Dalam public speaking mahasiswa mendapatkan kemampuan
mengekspresikan diri secara verbal individual di hadapan public. Penyampaian
ide, gagasan, sebagai pesannya dituturkan. Karena itu memerlukan kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
berbicara di depan umum, tetapi juga didasari keberanian untuk
mengungkapkannya.
2) Pembinaan Ekspresi II
Tekanannya pada aspek pembinaan kemampuan berekspresi secara
individual, kelompok dan sosial dengan muatan visi yang mengarah pada
keberpihakan terhadap kaum lemah dalam masyarakat kebanyakan. Kemampuan
tersebut dijalani dalam materi teater rakyat. Melalui teater rakyat dikembangkan
keberanian untuk menampilkan diri secara individual dalm kelompok,
menampilkan konsep hasil kunjungannya dalam masyarakat kecil dan ditampilkan
dalam bentuk seni peran teater. Meski melalui teater rakyat, bukan berarti
mahasiswa dipersiapkan sebagai artis atau seniman teater, teater rakyat
merupakan metode, pendekatan untuk mencapai tingkat kemampuan
mengekspresikan kondisi sosial dalam mengolah rasa dengan kemampuan seni.
Sekaligus memiliki visi berani berpihak pada orang-orang yang miskin dan lemah.
Sebagai pewarta sabda, pembekalan seperti yang telah dipaparkan di atas
(mutlak) diperlukan untuk para calon katekis: kemampuan berkomunikasi,
kemampuan public speaking, memiliki visi, berempati kepada rakyat yang miskin
dan lemah. Teater rakyat adalah (untuk sementara ini) jawaban atas pertanyaan:
dengan pendekatan macam apa para calon katekis dipersiapkan? Apakah cukup
dengan cara seperti yang sudah dipaparkan ataukah masih ada beberapa cara lain
lagi yang bisa disatukan dengan cara-cara yang telah dipaparkan agar menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
matang dan siap nantinya para calon katekis ini saat sudah bisa diterjukan dalam
masyarakat sekitar, maupun tingkat besar.
c. Tujuan Teater Rakyat
Mulyono (2019: 2) teater rakyat memiliki tujuan:
1) Mengembangkan kemampuan mengungkapkan diri mahasiswa tentang
realitas sosialnya melalui pendekatan seni teater agar aspek mengasah
kepekaan rasa keindahan menjadi model hidupnya. Para mahasiswa-
mahasiswi PAK dituntut untuk bisa lebih peka terhadap permasalahan dalam
masyarakat. Teater rakyat juga membantu mengungkapkan perasaan diri
terhadap kehidupan sosialnya dengan masyarakat sekitarnya.
2) Menumbuhkan sikap kritis dan kreatif dalam menanggapi persoalan sosial
dan mengolahnya dalam bentuk teater. Para mahasiswa-mahasiswi diinginkan
untuk bersiap kritis terhadap permasalahan sosial di kehidupan masyarakat,
bukan hanya itu para mahasiswa juga diminta untuk tidak selalu menelan
berita yang baru saja diterima, tetapi harus menganalisanya dengan sangat
kritis.
3) Mengembangkan kesadaran sosial agar mahasiswa memiliki sikap peduli
terhadap masyarakat (umat) nya. Para mahasiswa-mahasiswi dituntut untuk
mempunyai kesadaran dan kepedulian terhadap orang-orang di sekitar, orang-
orang yang dimaksud ini adalah orang yang sudah dikenal maupun tidak
dikenal. Mahasiswa-mahasiswi harus bisa memberikan perhatian pula kepada
orang-orang di sekitar bukan hanya terhadap lingkungannya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Hofmann, (1988: 228) tujuan teater rakyat adalah untuk mengungkapkan
iman kepercayaan akan kebenaran yang berada di pihak rakyat kecil dan untuk
melontar-lontarkan kritik tajam terhadap situasi yang menghalangi kebenaran,
guna menegakan keadilan. Namun semua ini tidak akan menimbulkan fanatisme,
karena seluruhnya terjadi dalam suasana seni.
d. Metodologi Penyampaian Materi
Tri Mulyono (2019: 3) mengatakan bahwa teater rakyat juga memberikan
orientasi kepada mahasiswa-mahasiswinya, hal ini untuk memperkenalkan pada
kenyataan sosialnya sebagai sumber daya kreativitasnya yang merefleksikan
kebutuhan masyarakat tersebut. Melalui pengamatan secara langsung (terjun
langsung ke lapangan untuk melakukan kunjungan), penilaian yang kritis dan
berintegrasi dengan masyarakat saat mempertanyakan masalah-masalah yang
selalu ada di putaran masyarakat ini. Proses teater ini bertujuan untuk
mengembangkan suatu kesadaran sosial dan membangun identitas budaya di
lingkungan masyarakat.
Selain orientasi, teater rakyat juga memberikan setuhan artistic yang
bertujuan memperkenalkan kemampuan dinamis tentang seni dengan
menggunakan seni terpadu. Pendekatan ini terdiri atas sejumlah pendorong kreatif
yang dilakukan melalui beberapa bidang subjek kesenian yang berbeda disusun
untuk memberi kebebasan mengembangkan potensi kreatif pada mahasiswa.
Selain itu upaya pendorong kreatif ini membantu mereka untuk mengekspresikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
ide dengan imajinasi, keaslian, kepercayaan pada diri sendiri dalam rangka
menumbuhkan disiplin seni dan organisasi.
Di dalam teater rakyat, mahasiswa-mahasiswi PAK juga diberikan
kemampuan organisasi yang mendorong kemajuan pribadi dengan membentuk
sikap keterbukaan, kepercayaan dan kepekaan terhadap proses kelompok.
Memelihara kemajuan kelompok melalui kerja kolektif, berinteraksi, saling
memberi dan menerima kritik. Membentuk sikap kerja sama dan kesetiakawanan
dengan melibatkan mahasiswa dalam seluruh proses dan memberi kesempatan
untuk menunjukkan potensi mereka di lungkungan masyarakat.
e. Metodologi dan Penyampaian Tahap Materi
Tahap I: Pendekatan dengan seni terpadu (Tri Mulyono, 2019: 2)
Dari tujuan teater rakyat di atas, ada pula beberapa metode penyampaian
materi untuk para mahasiswa-mahasiswi semester II. Tahap ini memberi
kebebasan para peserta dalam pengembangan potensi mereka dalam bidang teater
rakyat, khususnya dari segi-segi orientasi, artistic, dan organisasi. Dalam program
ini dengan pendekatan interdisipliner yang memperkenalkan beberapa unsur
antara lain:
1) Unsur-unsur kesenian
2) Unsur-unsur artistik
3) Unsur-unsur ekspresi drama (kualitas penampilan)
4) Sumber-sumber improvisasi
5) Perbedaan dengan seni teater rakyat tradisional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
6) Teknik-teknik pemeranan dan penyutradaraan
7) Dinamika kelompok
Melalui beberapa bidang subjek kesenian yang berbeda:
1) Dinamika kelompok, suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu
yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan
yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami. Dinamika kelompok
berasal dari kata dinamika dan kelompok.
2) Ekspresi gerak, ataupun ekspresi mimik adalah hasil dari satu atau lebih
gerakan atau posisi otot wajah.
3) Ekspresi vokal dan musik, kata vokal dalam bahasa latin adalah vocalis yang
berarti berbicara atau bersuara. Vokal dalam seni musik adalah alunan nada-
nada yang keluar dari suara manusia.
4) Ekspresi visual, penggambaran berupa bentuk foto, grafik, gambar, objek dan
sebagainya, yang mudah ditangkap tanpa ada penjelasan lagi.
5) Penulisan naskah improvisasi teater
Tahap II: Pengamatan dan penilaian terhadap suatu situasi di
lingkunganmasyarakat.
Dalam tahap ini seluruh mahasiswa dilibatkan dengan bermacam-macam corak
tata kehidupan masyarakat. Dengan mengadakan pengamatan, penelitian, integrasi
dan analisa secara langsung terhadap kenyataan sosial diharapkan mereka mampu
mengidentifikasikan masalah (Tri Mulyono, 2019: 3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Tahap III: Produksi pementasan teater rakyat
Pementasan kreasi mahasiswa ini dilakukan secara kelompok. Sumber cerita
adalah kejadian nyata situasi masyarakat (hasil kunjungan lapangan) yang
disajikan dalam bermacam-macam corak penampilan teater rakyat.
a. Sandiwara komedi
b. Drama Puisi
c. Teater Fabel
d. Drama Eksperimental
e. Pelaksanaan
Model penyampaian teater rakyat dalam bentuk pelatihan selama kurang
lebih satu pekan penuh, dari pukul 05.00-22.00 WIB. Model ini memungkinkan
pendalaman materi secara efektif dan intensif. Materi yang berproses ini saling
memberikan syarat dan bertahap sehingga akan lebih memungkinkan apabila
pelaksanaan penyampaian materi dalam satu kurun waktu (Tri Mulyono, 2019:3).
f. Makna Teater
Menurut Tri Mulyono (2019: 9-10) makna teater ada lima, yaitu:
1) Menyadari diri akan potensi rasa keindahan
Setiap pribadi manusia mempunyai rasa keindahan. Teater yang mengarahkan
diri pada seni pertunjukan sangat memperhatikan bagaimana agar pertunjukan itu
memiliki penonton. Kuncinya adalah “menarik” elemen-elemen menarik berarti
kita harus memperhatikan tutur kata, gerak-gerik tubuh, penampilan keseluruhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
untuk mengungkapkan cerita (kehidupan) agar dapat berkomunikasi dengan
orang lain.
2) Teater itu berkomunikasi
Esensi dari sebuah komunikasi adalah adanya kesamaan makna antara
komunikator dan komunikasi. Untuk menemukan makna itu diperlukan
kemampuan diri untuk mengkomunikasikan.
3) Belajar dan bermain teater berarti bergumul bersama orang lain
Mengasah kemampuan bersosial sekaligus berinteraksi secara interpersonal.
Dalam pergumulan bersama itu setiap pribadi dihadapan pada pengalaman
pemaknaan: Siapa diriku bagi orang lain, pentingnya kehadiran orang lain bagi
diriku, bagaimana sebaiknya hidup bersama orang lain, untuk apa manusia
berinteraksi.
4) Berteater, memberi ruang berinteraksi, berimajinasi dan berekspresi
Kuncinya adalah kebebasan, ketika orang tidak terikat oleh keinginan diri yang
membelenggunya bahkan kepentingan dari orang lain berarti orang ini bebas.
5) Berteater, mengajak pelakunya untuk merenung tentang kehidupan
Sumber atau materi yang disajikan dalam berteater selalu tentang kehidupan.
Benar, bahwa teater ini (teater rakyat) bicara tentang kehidupan manusia yang
senang dengan dirinya, di tengah sesamanya, di alam semesta bahkan dengan
Sang Penciptanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
g. Makna Rakyat
Teater rakyat mengarahkan diri pada sebuah visi hidup yang berpihak kepada
rakyat kecil (miskin, tersingkir). Sikap seperti ini lambat laun meluntur bagi
kebanyakan orang, apalagi situasi zaman yang serba susah, membawa sebuah
sikap yang terus-menerus menggeruk untuk tidak peduli terhadap orang kecil (Tri
Mulyono, 2019: 10).
4. Kemamuan Berkomunikasi
a. Kemampuan
Menurut KBBI kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan, kekuatan.
Kemampuan merupakan hal yang sudah ada dalam diri kita manusia dari sejak
lahir. Kemampuan yang ada dalam diri manusia bisa disebut dengan potensi.
Potensi yang ada dalam manusia pada dasarnya bisa diasah. Kemampuan
merupakan kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri.
Kemampuan terbagi menjadi beberapa kelompok antara lain:
1) Kemampuan intelektual, yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
melakukan aktivitas yang membutuhkan kemampuan berfikir.
2) Kemampuan fisik merupakan kemampuan melakukan tugas-tugas yang
menuntut tenaga atau stamia berupa keterampilan, kekuatan, atau
karakteristik serupa.
Dari pengertian di atas maka, kemampuan merupakan kecakapan setiap individu
untuk menyelesaikan pekerjaannya atau menguasa hal-hal yang ingin dikerjakan
dalam suatu pekerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
b. Berkomunikasi
Menurut KBBI komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau
berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata
Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau,
communicare, yang berarti “membuat sama”. Istilah pertama communis adalah
istilah yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang
merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip (Deddy Mulyana, 2001:
41).
Menurut Deddy Mulyana (2001: 41), komunikasi adalah suatu topik yang
amat sering diperbincangkan, bukan hanya di kalangan para ilmuwan
komunikasi, melainkan di kalangan awam, sehingga kata komunikasi itu sendiri
mempunyai arti yang berlainan. Kata lain yang mirip dengan komunikasi adalah
komunitas (community) yang juga menekankan kesamaan atau kebersamaan.
Komunitas merujuk pada sekelompok orang yang berkumpul atau hidup bersama
untuk mencapai tujuan tertentu, dan mereka akan berbagi makna dan sikap.
Tanpa komunikasi maka komunitas tidak akan terbentuk, komunitas bergantung
pada pengalaman dan emosi bersama, sedangkan komunikasi akan berperan
untuk menjelaskan kebersamaan itu. Oleh karena itu komunikasi juga berkaitan
dengan seni, agama dan bahasa, dan masing-masing bentuk tersebut mengandung
dan menyampaikan gagasan, sikap perspektif, pandangan yang mengakar kuat
dalam sejarah komunitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Komunikasi mempunyai dua definisi yakni, komunikasi yang sempit dan
komunikasi yang luas. Komunikasi sempit ini komunikasi yang menyampaikan
pesan melalui media elektronik, sedangkan komunikasi yang luas adalah
komunikasi yang berinteraksi antara dua makhluk hidup atau lebih (Deddy
Mulyana, 2001: 42).
1) Jenis-jenis Komunikasi ]
a) Komunikasi lisan dan tertulis
Jenis ini adalah jenis pesan yang disampaikan, bentuk ini banyak dilakukan
karena dapat menimbulkan keakraban di atara keduanya. Dalam menentukan
bentuk komunikasi apakah lisan atau tertulis kiranya perlu memperhatikan
waktu, biaya, keterampilan berkomunikasi dan sebagainya. Penggunaan
komunikasi ini sangat penting dan luas, terbukti karena banyaknya
diselenggarakan pelatihan keterampilan berbicara, komunikasi antar pribadi
dan sebagainya.
b) Komunikasi verbal dan non verbal
Komunikasi tentang perasaan seseorang dapat dikemukakan secara lisan
melalui apa yang diucapkan dan bagaimana cara atau sikap mengatakannya.
Artinya dari suatu kata dapat diperjelas melalui nada suaranya, keras atau
tidaknya suara yang diucapkannya. Perasaan seseorang dapat dinyatakan
melalui syarat non verbal misalnya dengan wajah, posisi duduk, gerakan
badan dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
c) Komunikasi ke bawah, ke atas, dan ke samping
Komunikasi ini digolongkan pada akiran atau jalan informasi yang
dilaksanakan dalam suatu organisasi atau suatu kantor.
Komunikasi kebawah yaitu komunikasi yang dilaksanakan oleh para atasan
kepada bawahannya dalam suatu kantor, komunikasi ini biasanya sebagai
penggerak, mengarahkan, ataupun memerintah dan umumnya menggunakan
sarana memo atau telpon. Komunikasi ke atas biasanya digunakan dengan
metode bertemu, tatap muka ataupun bercakap informal. Sedangkan
komunikasi ke samping akan terjadi dengan sendirinya bagi anggota yang
sedang berkerja sama sebagai suatu tim atau pada orang-orang yang
mempunyai kedudukan yang sama, komunikasi ini dapat dilakukan dengan
tatap muka, memo dan telpon.
d) Komunikasi formal dan informal
Komunikasi ini adalah komunikasi yang berjalan sesuai dengan hierarki
kewenangan organisasi, sehingga saluran komunikasi itu telah ditetapkan oleh
organisasi. Sedangkan komunikasi informal adalah komunikasi yang berjalan
secara bebas antar pegawai tanpa memandang jabatan atau pangkat.
e) Komunikasi satu arah dan dua arah
Komunikasi ini adalah komunikasi yang menitik beratkan pada penyampaian
pesan, tanpa mengharapkan umpan balik dan hal ini biasa dilakukan di
kantor-kantor dalam bentuk intruksi dan perintah. Komunikasi ini dapat
berlangsung dengan cepat dan murah akan tetapi tidak memuaskan karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
penerima pesan tidak mempunyai kesempatan untuk mempertanyakan
informasi yang diterima sehingga kurang memuaskan.
5. Katekis
Menurut Huber (1977: 10) dalam Uropmabin, katekis adalah orang yang
mengajarkan tentang pendidikan iman dan pelayanan dalam karya pastoral
katekese. Kata katekese berasal dari bahasa Yunani katekeo yang berarti
membuat bergema. Kemudian istilah ini digunakan oleh umat Kristiani menjadi
istilah khusus dalam bidang pewartaan. Dalam kitab suci katekese dimengerti
sebagai pengajaran, pendalaman, dan pendidikan iman orang semakin dewasa
dalam iman (Rukiyanto, 2012: 59).
Kata katekis berasal dari kata Yunani dengan dasar katechein yang
memiliki arti: mengkomunikasikan, mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan
iman. Katekis adalah orang yang bertugas menyampaikan informasi mengenai
hal-hal yang berhubungan dengan iman. Huber menyampaikan bahwa katekis
ialah “Imam, biarawan-biarawati, guru kelas, guru agama khusus, atau
sukarelawan. Di luar sekolah oleh katekis, katekis militer, pemimpin umat,
aktivis paroki” (Huber, 1977: 10).
Prasetya (2007: 43) dalam Uropmabin mengungkapkan bahwa katekis
adalah:
Orang beriman. Katekis hendaknya terbuka terhadap kehadiran dan sapaan
Allah serta mau menanggapi atau mengamini tawaran keselamatan Allah
itu, baik bagi dirinya sendiri maupun umat beriman katolik lainnya. Meski
kehadiran, sapaan dan tawaran keselamatan Allah itu tidak jelas, Ia berani
berkata seperti Maria (Luk 1:38) “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan,
jadilah padaku menurut perkataanMu itu”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Para katekis memiliki peran dan tanggungjawab yang besar dalam
kehidupan Gereja. Gereja tidak mungkin hidup dan berkembang tanpa peran dan
kehadiran katekis. Katekis memperkenalkan iman akan Allah dalam diri Yesus
Kristus kepada orang-orang yang belum mengenal-Nya. Sedangkan orang-orang
yang sudah beriman dibantu oleh katekis untuk memperdalam pemahaman
tentang iman mereka dan katekis mendampingi agar mereka dapat menghayati
iman secara cerdas, tangguh, mendalam, dan misioner.
Titik balik seorang katekis merupakan suatu proses hidup seseorang di
mana orang itu mengoreksi dirinya sendiri dan berubah sampai akhirnya berhasil
dalam hidupnya. Titik balik ini dapat dimulai dengan menyadari dengan
menyadari keadaan diri sendiri. Seorang katekis yang sudah sampai pada titik
balik dalam hidupnya, akan mempunyai dorongan dalam dirinya untuk selalu
menggemakan seruan syukurnya kepada Allah (Simare, 2019: 8).
Menurut Simare (2019: 6) panggilan menjadi katekis terjadi sejak Roh
Kudus dicurahkan melalui pembaptisan. Setiap umat beriman yang dibaptis,
dikuatkan oleh Sakramen Krisma dan siap diutus menjadi saksi Kristus. Setiap
pribadi menerima Roh Allah dalam hidupnya. Dalam Kitabnya, Nabi Yesaya
menuliskan: “Roh Tuhan Allah ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi
saya” (Yes 61: 1).
Menurut Madya Utama (2018: xii) konteks tempat para katekis berkarya
menyangkut Situasi Indonesia, Areopagus Baru, dan Gereja. Dalam artikel yang
berjudul “Situasi Indonesia sebagai Tantangan Katekese” Martinus Ariya Seta
memaparkan adanya 17 persoalan di Indonesia yang perlu disikapi, antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
a. Keretakan Hidup Berbangsa dan Formalisme Agama
b. Otonomi Daerah dan Masyarakat Adat
c. Korupsi: Masalah Budaya
d. Korupsi: Masalah Lemahnya Mekanisme Kontrol
e. Kemiskinan
f. Pengangguran
g. Kriminalitas dan Premanisme
h. Perburuhan
i. Pertanian
j. Lingkungan Hidup: Berkaitan dengan Hutan
k. Lingkungan Hidup: Berkaitan dengan Non-Hutan
l. Pendidikan Formal: Pendidikan Dasar-Menengah
m. Pendidikan Formal: Pendidikan Tinggi
n. Pendidikan Non-Formal: Pendidikan (dalam) Keluarga
o. Pendidikan Non-Formal: Kaum Muda
p. Kesehatan
q. Kekerasan dalam Rumah Tangga dan Ketidaksetaraan Gender
B. Penelitian yang Relevan
Ada hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilaksanakan.
Hasil penelitian tersebut dapat digunakan untuk pengembangan terhadap
penelitian yang dilaksanakan. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini
adalah penelitian dari Lapin (2011) dengan judul PERANAN TEATER
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
RAKYAT DALAM MEMPERKEMBANGKAN KESADARAN SOSIAL
MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA
yang menyimpulkan teater rakyat telah mengembangkan kesadaran sosial
mahasiswa IPPAK USD. Teater rakyat berupaya meningkatkan kesadaran sosial
terhadap realita yang terjadi dalam masyarakat melalui pelatihan teater, refleksi
tindakan nyata dalam hidup sehari-hari. Bahkan kesadaran sosial
diwujudnyatakan dalam tindakan untuk mencari jalan keluar dan memberikan
solusi pada permasalahan sosial serta ikut ambil bagian di dalamnya.
C. Kerangka Berpikir
Penelitian ini sangat berperan bagi pengembangan metode dan model
pembelajaran yang dapat menyiapkan mahasiswa lebih memahami peran dari
Teater Rakyat. Hal ini akan mendukung kegiatan perkuliahan yang nantinya akan
dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
D. Hipotesis
Bertolak dari rumusan landasan teori, maka Peranan teater rakyat (x)
dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi (y) Mahasiswa Pendidikan
Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Sebagai Calon Katekis.
1.
Pengumpulan
informasi
kegiatan
5.
Hasil
kesimpulan
dan usulan
3.
Pembuktian
melalui
wawancara
2.
Penyebaran
Kuesioner
4.
Analisis dan
olah data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Berdasarkan pengertian dan kerangka berpikir di atas, maka dapat dibuat hipotesis
sebagai berikut:
H0 : ada peranan teater rakyat dalam mengembangan kemampuan
berkomunikasi
H1 : tidak ada peranan teater rakyat dalam mengembangkan kemampuan
berkomunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini penulis menjelaskan metode penelitian yang dipakai dalam
memperoleh data Peranan Teater Rakyat dalam Mengembangkan Kemampuan
Berkomunikasi Mahasiswa Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta sebagai Calon Katekis, meliputi jenis penelitian, desain
penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik
dan instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kualitatif dengan metode
deskripsi analisis. Penulis akan menggunakan metode wawancara untuk
mendapatkan data (Sugiono, 2014: 13-14).
Penelitian kualitatif adalah suatu penelitan yang memandang realitas
sosial sebagai sesuatu yang holistik, kompleks, dinamis, penuh makna dan
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alami. Kondisi objek
alamiah adalah objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi
oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika
objek tersebut.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan deskripsi analitis dengan metode studi
pustaka dan diperkuat dengan penelitian langsung. Penulis melakukan
pengamatan dan wawancara kepada dosen pengampu dan mahasiswa pendamping
teater rakyat di program studi Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata
Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu desain ex-post facto.
Penelitian dengan desain ex-post facto yaitu penelitian yang dilakukan untuk
meneliti suatu peristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat ke belakang
untuk mngetahui faktor-faktor yang menimbulkan kejadian tersebut (Sugiyono,
2014: 50). Penulis tidak memberi perlakuan pada sampel, karena sampel sudah
mengalami atau mendapat perlakuan. Dalam penelitian ini permasalahan yang
diteliti adalah peranan teater rakyat dalam mengembangkan kemampuan
berkomunikasi mahasiswa Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata
Dharma.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di kampus V Pendidikan Agama Katolik
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2019 pada minggu ketiga.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah mahasiswa-mahasiswi
PAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Jumlah mahasiswa PAK USD
sebanyak 296 orang dengan rincian 95 laki-laki dan 201 perempuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
2. Sampel
Penelitian ini menggunakan Simple random sampling. Simple random
sampling digunakan untuk memilih responden mahasiswa sedangkan sampel
jenuh digunakan untuk para dosen pengampu dan pendamping Teater Rakyat.
Penulis menggunakan Simple random sampling karena pengambilan sampel
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata (Sugiyono, 2015: 120).
Sedangkan sampel jenuh digunakan karena jumlah populasi relatif kecil, kurang
dari 30 orang (Sugiyono, 2015: 125). Penulis mengambil responden secara acak
dengan memilih 15 orang di setiap angkatan PAK Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang dijadikan sebagai responden. Penulis menggunakan sampel
jenuh untuk menentukan responden yang dibutuhkan untuk mendukung hasil
penyebaran kuesioner.
Dalam proses pengambilan data penulis memilih responden mahasiswa-
mahasiswi PAK secara acak yang dibedakan melalui angkatan. Berikut uraian
responden yang penulis dapatkan:
Tabel 2. Rangkuman Jumlah Mahasiswa yang Diambil untuk Sampel
No Kategori Jumlah Persentase
1 Angkatan 2015 15 24.2%
2 Angkatan 2016 16 25.8%
3 Angkatan 2017 16 25.8%
4 Angkatan 2018 15 24.2%
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Identifikasi Variabel
Penelitian yang akan dilaksanakan ini berjudul “Peranan Teater Rakyat
dalam Mengembangkan Kemampuan Berkomunikasi Mahasiswa Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai Calon Katekis”.
Penelitian ini memiliki dua variabel, variabelnya terdiri dari:
Variabel x: peranan teater rakyat
Variabel y: mengembangkan kemampuan berkomunikasi
2. Definisi Konseptual
Teater memiliki arti sangat beragam, baik itu secara etimologis arti luas
dan secara sempit. Secara etimologis teater adalah gedung pertunjukan atau
auditorium. Dalam arti luas teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di
depan banyak orang. Sedangkan, dalam arti sempit, teater merupakan drama,
kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan
oleh orang banyak dengan media: percakapan, gerak dan laku, dengan atau tanpa
dekor, didasarkan pada naskah yang tertulis, dengan atau tanpa musik, nyanyian,
dan tarian (Tri Mulyono, 2019: 5).
Teater rakyat adalah suatu seni atau kisah hidup manusia yang diceritakan
ulang menjadi drama yang disertai dengan nyanyian, gerak tubuh, dan musik di
atas pentas. Untuk membuat teater ini menjadi lebih menarik dibutuhkan pemain
yang sudah mempunyai peran masing-masing dan dibekali naskah tertulis, lalu
dipertontonkan kepada orang banyak di dalam gedung ataupun auditorium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
3. Definisi Operasional
Penelitian ini terjadi karena penulis melihat perkembangan mahasiswa-
mahasiswi PAK, di mana masih ada beberapa mahasiswa yang tidak bisa
mengaplikasikan yang sudah pernah dipelajari saat mengambil mata kuliah teater
rakyat. Mahasiswa masih ada yang merasa malu dan gugup saat berbicara di
depan teman-temannya sendiri, prodi PAK ini bukan hanya belajar di dalam
kampus saja, akan tetapi masih banyak praktek-praktek di lapangan, namun
mahasiswa masih ada yang tidak mampu untuk berkomunikasi dengan lancar di
depan masyarakat. Oleh karena itu penulis mengambil judul “Peranan Teater
Rakyat dalam Mengembangkan Kemampuan Berkomunikasi”. Penulis mengukur
semua ini dengan pengelihatan dan sharing dari mahasiswa-mahasiwi di prodi
PAK, di mana ada beberapa mahasiswa yang sharing tentang susahnya untuk
bertutur kata di depan orang yang belum dikenal dengan dekat.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melalui penyebaran kuesioner
kepada mahasiswa-mahasiswi PAK dan wawancara kepada dosen pengampu serta
beberapa mahasiswa yang mengisi kuesioner.
a. Kuesioner
Penyebaran kuesioner bertujuan untuk mengumpulkan tanggapan
mahasiswa-mahasiswi mengenai peranan teater rakyat dalam mengebangkan
kemampuan berkomunikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
b. Wawancara
Menurut Moleong (2005: 186) wawancara mendalam merupakan proses
menggali informasi secara mendalam, terbuka, bebas dengan masalah dan fokus
penelitian diarahkan pada pusat penelititian. Wawancara dilaksanakan dengan
daftar pertanyaan yang telah disusun oleh peneliti sehingga hasil dari wawancara
tersebut dapat lebih terarah pada variabel penelitian. Wawancara dikemas dengan
pertanyaan yang dapat dikembangkan oleh peneliti sehingga menjadi wawancara
yang interaktif. Data yang diperoleh berupa dokumen suara dan dokumen tertulis
sehingga dapat diolah kembali.
Wawancara adalah komunikasi langsung antara yang mewawancarai dan
yang diwawancarai. Dilihat dari sifatnya, ada dua jenis wawancara yaitu
wawancara langsung dan wawancara tidak langsung. Dikatakan wawancara
langsung, manakala pewawancara melakukan komunikasi dengan subjek yang
ingin dievaluasi. Sedangkan wawancara tidak langsung, dilakukan manakala
pewawancara ingin mengumpulkan data subjek melalui perantara (Sanjaya, 2010:
361).
Wawancara yang penulis gunakan yakni wawancara secara langsung
bertatap muka dengan para mahasiswa-mahasiswi yang telah penulis tunjuk untuk
diwawancarai.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala sikap dan
wawancara. Penulis menggunakan skala likert yaitu instrumen dengan mengukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2015:
134). Penulis menggunakan instrumen skala sikap dengan skala pilihan 1 sampai
4. Dalam instrumen skala sikap ini, penulis membuat pernyataan dengan skor
tertinggi adalah 4 dan skor terendah adalah 1. Instrumen skala sikap ini ditujukan
penulis kepada mahasiswa, kemudian penulis memilih beberapa mahasiswa untuk
diwawancarai. Sedangkan instrumen wawancara yang digunakan penulis adalah
wawancara secara langsung dan tidak langsung. Penulis akan memberikan
pertanyaan kepada responden dengan jumlah 7 butir. Instrumen wawancara ini
ditujukan oleh penulis kepada dosen pengampu mata kuliah.
6. Pengembangan Instrumen
a. Kisi-kisi
Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen untuk Dosen Pengampu
No Aspek Indikator Jumlah
1. Teater Rakyat a. Deskripsi mata kuliah teater rakyat
b. Tujuan mata kuliah
1
1
2. Kemampuan
Berkomunikasi
a. Pengertian komunikasi
b. Hubungan antara teater rakyat dan
kemampuan berkomunikasi
1
1
3. Katekis a. Pengertian katekis
b. Hubungan teater rakyat sebagai
calon katekis
1
1
4. Saran a. Saran untuk teater rakyat
kedepannya
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 4. Kisi-Kisi Instrumen untuk Mahasiswa
No Aspek Indikator Jumlah
1. Teater Rakyat a. Pengertian teater rakyat
b. Tujuan mata kuliah
c. Pelatihan teater rakyat
d. Nilai-nilai yang didapatkan dari proses
teater rakyat
e. Harapan untuk teater rakyat
2
3
1
6
1
2. Kemampuan
Berkomunikasi
a. Pengertian berkomunikasi
b. Faktor yang mendukung
c. Faktor yang menghambat
1
1
1
3. Katekis Pengertian katekis 1
a. Uji Coba Terpakai
Uji coba terpakai adalah pengujian yang dilakukan secara langsung pada
sampel penelitian yang jumlahnya besar, yang apabila ada instrumen yang gugur
dikeluarkan dari analisis sedangkan untuk instrumen yang sah dianalisis (Hadi,
2004). Instrumen yang sudah disebarkan dan diisi oleh responden kemudian akan
diuji validitas dan realibilitasnya.
1) Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk mengukur kesahan suatu instrumen.
Instrumen dapat dikatakan valid apabila dapat digunakan untuk mengukur suatu
penelitian (Sugiyono, 2015: 173). Rumus yang digunakan untuk menguji tingkat
validitas suatu instrumen adalah Product Moment dari Karl Pearson, sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Keterangan:
rxy : menunjukkan indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan
r : koefisien validitas item yang dicari, dua variabel yang dikorelasikan
X : skor untuk pernyataan yang dipilih
Y : skor total yang diperoleh dari seluruh item
ΣX : jumlah skor dalam distribusi X
ΣY : jumlah skor dalam distribusi Y
ΣX2 : jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
ΣY2 : jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
N : banyaknya responden
Hasil dari rxy dikonsultasikan dengan harga kritis product moment (rtabel), apabila
rhitung > rtabel, maka instrumen yang digunakan adalah valid.
Melalui hasil penelitian didapatkan jumlah
responden sebanyak 62 orang. Maka nilai rtabel diperoleh melalui r tabel product
moment pearson dengan df (degree of freedom) = N-2. Oleh karena itu, diperoleh
rtabel sebagai berikut:
Tabel 5. Penentuan rtabel
Jumlah Responden df = N-2 rtabel
62 df = 62-2 = 60 0,2108
Seperti yang telah dipaparkan di atas, setiap butir pertanyaan dalam
kuesioner dikatakan valid bila rhitung > rtabel. Dengan ditemukannya nilai rtabel di
atas, hasil analisis terhadap butir pertanyaan kuesioner adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 6. Validitas Kuesioner Penelitian terhadap Mahasiswa PAK
Butir Soal rhitung rtabel Keterangan
1 0,511 0,2108 Valid
2 0,289 0,2108 Valid
3 0,225 0,2108 Valid
4 0,784 0,2108 Valid
5 0,765 0,2108 Valid
6 0,812 0,2091 Valid
7 0,827 0,2108 Valid
8 0,815 0,2108 Valid
9 0,658 0,2108 Valid
10 0,698 0,2108 Valid
11 0,734 0,2108 Valid
12 0,821 0,2108 Valid
13 0,469 0,2108 Valid
14 0,786 0,2108 Valid
15 0,703 0,2108 Valid
16 0,720 0,2108 Valid
17 0,760 0,2108 Valid
Pada analisis uji validitas, menunjukan bahwa semua soal dinyatakan valid
karena nilai rhitung > rtabel. Oleh karena itu, semua butir soal akan digunakan untuk
uji analisis selanjutnya.
2) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat seberapa konsistennya instrumen
yang dipakai. Bila instrumen disebut reliabel jika digunakan untuk mengukur
objek yang sama beberapa kali, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,
2015: 173). Uji reliabilitas menggunakan rumus cronbach alpha, sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Keterangan:
r11 : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan
Σσb2 : jumlah varians butir tiap pertanyaan
σ12
: varians total.
Ketentuan penilaian pada Cronbach’s Alpha adalah sebagai berikut:
Tabel 7. Ketentuan Penilaian Cronbach’s Alpha
Jika Cronbach’s Alpha memiliki nilai:
> 0,90 = reliabilitas sempurna
0,70 – 0,90 = reliabilitas tinggi
0,50 – 0,70 = reliabilitas moderat
< 0,50 = reliabilitas rendah
Uji reliabilitas pada mahasiswa PAK adalah:
Tabel 8. Reliabilitas pada Mahasiswa PAK
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.761 18
Berdasarkan hasil output pada program SPSS version 20 for windows di
atas, diperoleh hasil nilai Cronbach Alpha pada mahasiswa PAK adalah 0,761.
Nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,70 dan lebih kecil dari 0,90, maka dapat
disimpulkan bahwa hasil data yang diperoleh pada mahasiswa PAK memiliki
reliabilitas tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
F. Teknik Analisis Data: Analisis Deskriptif
Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif. Data deskripsi pada
penelitian ini mau menggambarkan hubungan variabel x dan y yang diteliti
menggunakan instrumen kuesioner yang sudah disebarkan kepada responden.
Deskripsi analisis data akan disajikan dalam bentuk deskripsi frekuentif dan
deskripsi statistik. Deskripsi frekuentif dianalisis menggunakan bantuan program
Microsoft Excel 2010 sedangkan deskripsi statistik dianalisis menggunakan
bantuan SPSS version 16.0. Data deskripsi statistik pada penelitian ini mau
mengambarkan statistik yang berisi, yaitu nilai rata-rata (mean), nilai tengah
(median), nilai yang paling sering muncul (mode), standar deviasi (std.
deviation), kisaran (range), nilai minimun (minimun), nilai maksimum
(maximum), dan nilai penjumlahan (sum).
Menurut Sugiyono (2014: 334-335) analisis data adalah proses mencari
dan menyusun sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain. Analisis data penelitian akan diamati dengan
mempelajari seluruh data hasil wawancara dari berbagai sumber. Kemudian
penulis akan mengadakan reduksi data dan membuat rangkuman inti, menyusun
dalam satuan-satuan dan dikategorikan dalam satu kelompok yang sama.
Selanjutnya pemeriksaan keabsahan data dan tahap terakhir yaitu penulis akan
membuat kesimpulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini membahas tentang hasil penelitian dan analisis data yang
meliputi deskripsi hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian, hasil wawancara,
kesimpulan hasil penelitian, refleksi kateketis, dan keterbatasan penelitian.
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Hasil Keseluruhan
a. Deskripsi Frekuentif
Melalui penyebaran kuesioner, diperoleh hasil frekuentif dengan
menggunakan Microsoft Excel 2010 secara keseluruhan dengan interval 12,75
dari skor maksimal 68 dan skor minimal 17 yaitu:
Tabel 9. Rangkuman Hasil Deskripsi Frekuentif secara Keseluruhan
No Kriteria Interval Jumlah Persentase Keterangan
1 4 55,26-68 36 58% Sangat Baik
2 3 42,6-55,25 21 3% Baik
3 2 29,76-42,5 5 8% Kurang Baik
4 1 17-29,75 0 0% Tidak Baik
Dari tabel di atas, diketahui bahwa 36 mahasiswa masuk ke dalam kriteria
4= Sangat Baik dengan presentase 58%, 21 mahasiswa masuk dalm kriteria 3=
Baik dengan presentase 3%, mahasiswa masuk dalam kriteria 2= Kurang Baik
dengan presentase 8%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Diagram 1. Deskripsi Frekuentif secara Keseluruhan
b. Deskripsi Statstik
Melalui kuesioner yang sudah disebarkan, diperoleh hasil stastistik dengan
menggunakan SPSS version 20 for windows secara keseluruhan, jumlah
responden sebanyak 62. Jawaban responden ini memperoleh rata-rata 55,34 dari
total responden sebesar 3431. Nilai tengah yang didapatkan sebesar 57,00 dan
nilai yang sering muncul yaitu 49a. Perolehan data mendapatkan hasil nilai range
seesar 37 dengan nilai minimum 31 sedangkan nilai maksimum 68.
Tabel 10. Rangkuman Deskripsi Statistik secara Keseluruhan
N Valid 62
Missing 0
Mean 55.34
Median 57.00
Mode 49a
Std. Deviation 8.126
Range 37
Minimum 31
Maximum 68
Sum 3431
0
10
20
30
40
50
60
55,26-68 42,6-55,25 29,76-42,5 17-29,75
4 3 2 1
Jumlah
Persentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
2. Hasil Setiap Aspek
a. Teater Rakyat
1) Deskripsi Frekuentif
Melalui kuesioner yang telah disebarkan, diperoleh hasil frekuentif dengan
menggunakan Microsoft Excel 2010 dari aspek teater rakyat dengan interval 9,75
dari skor maksimal 52 dan skor minimal 13 yaitu:
Tabel 11. Rangkuman Deskripsi Frekuentif Aspek Teater Rakyat
No Kriteria Interval Jumlah Persentase Keterangan
1 4 42.26 - 52 37 60 Sangat Baik
2 3 32.6 42.25 20 32 Baik
3 2 22.76 32.5 5 8 Kurang Baik
4 1 13 - 22.75 0 0 Tidak Baik
Dari tabel di atas, diketahui bahwa 37 mahasiswa masuk dalam kriteria
4=Sangat Baik dengan persentase 60%. 20 mahasiswa masuk dalam kriteria
3=Baik dengan persentase 20%. 5 mahasiswa masuk dalam kriteria 2=Kurang
Baik dengan persentase 5%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Diagram 2. Deskripsi Frekuentif Aspek Teater Rakyat
2) Deskripsi Satistik
Melalui kuesioner yang sudah disebarkan, diperoleh hasil statistic dengan
menggunakan SPSS version 20 for windows aspek teater rakyat, jumlah
responden sebanyak 62. Jawaban responden ini memperoleh rata-rata 42,94 dari
total responden sebesar 2662. Nilai tengah yang didapatkan sebesar 45,00 dan
nilai yang sering muncul yaitu 47. Perolehan data mendapatkan hasil nilai range
seesar 29 dengan nilai minimum 23 sedangkan nilai maksimum 52.
0
10
20
30
40
50
60
42.26 - 52 32.6 - 42.25 22.76 - 32.5 13 - 22.75
4 3 2 1
Jumlah
Persentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 12. Rangkuman Deskripsi Statistik Aspek Teater Rakyat
N Valid 62
Missing 0
Mean 42.94
Median 45.00
Mode 47
Std. Deviation 6.746
Range 29
Minimum 23
Maximum 52
Sum 2662
b. Kemampuan Berkomunikasi
1) Deskripsi Frekuentif
Melalui Kuesioner yang telah disebarkan, diperoleh hasil frekuentif
dengan menggunakan Microsoft Excel 2010 dari aspek kemampuan
berkomunikasi dengan interval 9,75 dari maksimal 52 dan skor minimal 13
yaitu:
Tabel 13. Rangkuman Deskripsi Frekuentif Aspek Kemampuan
Berkomunikasi
No Kriteria Interval Jumlah Persentase Keterangan
1 4 9.76-12 22 35% Sangat Baik
2 3 7.6-9.75 29 47% Baik
3 2 5.26-7.5 9 15% Kurang Baik
4 1 3-5.25 2 3% Tidak Baik
Dari tabel di atas, diketahui bahwa 22 mahasiswa masuk dalam kriteria
4=Sangat Baik dengan persentase 35%. 29 mahasiswa masuk dalam kriteria
3=Baik dengan persentase 47%. 9 mahasiswa masuk dalam kriteria 2=Kurang
Baik dengan persentase 15%. Dan 2 mahasiswa masuk dalam kriteria 1=Tidak
Baik dengan persentase 3%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Diagram 3. Deskripsi Frekuentif Aspek Kemampuan Berkomunikasi
2) Deskripsi Statistik
Melalui kuesioner yang sudah disebarkan, diperoleh hasil stastistik dengan
menggunakan SPSS version 20 for windows kemampuan berkomunikasi, jumlah
responden sebanyak 62. Jawaban responden ini memperoleh rata-rata 8,94 dari
total responden sebesar 554. Nilai tengah yang didapatkan sebesar 9,00 dan nilai
yang sering muncul yaitu 9. Perolehan data mendapatkan hasil nilai range seesar
7 dengan nilai minimum 5 sedangkan nilai maksimum 12.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
9.76-12 7.6-9.75 5.26-7.5 3-5.25
4 3 2 1
Jumlah
Persentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 14. Rangkuman Deskripsi Statistik Aspek Kemampuan
Berkomunikasi
N Valid 62
Missing 0
Mean 8.94
Median 9.00
Mode 9
Std. Deviation 1.628
Range 7
Minimum 5
Maximum 12
Sum 554
c. Katekis
1) Deskripsi Frekusntif
Melalui Kuesioner yang telah disebarkan, diperoleh hasil frekuentif
dengan menggunakan Microsoft Excel 2010 dari aspek katekis dengan interval
0,75 dari skor maksimal 4 dan skor minimal 1 yaitu:
Tabel 15. Rangkuman Deskripsi Frekuentif Aspek Katekis
No Kriteria Interval Jumlah Persentase Keterangan
1 4 3.26-4 29 47% Sangat Baik
2 3 2.6-3.25 33 53% Baik
3 2 1.76-2.5 0 0% Kurang Baik
4 1 1-1.75 0 0% Tidak Baik
Dari tabel di atas, diketahui bahwa 29 mahasiswa masuk dalam kriteria
4=Sangat Baik dengan persentase 47%. 33 mahasiswa masuk dalam kriteria
3=Baik dengan persentase 53%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Diagram 4. Deskripsi Frekuentif Aspek Katekis
2) Deskripsi Statistik
Melalui kuesioner yang sudah disebarkan, diperoleh hasil stastistik dengan
menggunakan SPSS version 20 for windows aspek katekis, jumlah responden
sebanyak 62. Jawaban responden ini memperoleh rata-rata 3,47 dari total
responden sebesar 215. Nilai tengah yang didapatkan sebesar 3,00 dan nilai yang
sering muncul yaitu 3. Perolehan data mendapatkan hasil nilai range seesar 1
dengan nilai minimum 3 sedangkan nilai maksimum 4.
0
10
20
30
40
50
60
3.26-4 2.6-3.25 1.76-2.5 1-1.75
4 3 2 1
Jumlah
Persentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 16. Rangkuman Deskripsi Statistik Aspek Katekis
N Valid 62
Missing 0
Mean 3.47
Median 3.00
Mode 3
Std. Deviation .503
Range 1
Minimum 3
Maximum 4
Sum 215
3. Rangkuman Hasil Setiap Aspek dan Keseluruhan
Dari hasil setiap aspek, diperoleh hasil yang berbeda-beda untuk deskripsi
frekuentif maupun deskripsi statistik. Untuk lebih mempermudah dalam melihat
hasil dari setiap aspek, penulis merangkum setiap aspek dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 17. Rangkuman Hasil Setiap Aspek
No Aspek Nilai Mean Frekuensi
Hasil Kriteria Jumlah Persentase Kriteria
1 Teater rakyat 42,94 Sangat Baik 37 60% Sangat Baik
2 Kemampuan
Berkomuniasi
8,94 Baik 29 47% Baik
3 Katekis 3,47 Sangat Baik 33 53% Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 18. Rangkuman Hasil Keseluruhan
Nilai Mean Frekuensi
Peranan Teater
Rakyat dalam
Mengembangkan
Kemampuan
Berkomunikasi
Mahasiswa
Pendidikan Agama
Katolik Universitas
Sanata Dharma
Yogyakarta sebagai
Calon Katekis
55,34 Sangat Baik 36 58% Sangat Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa aspek teater rakyat dan katekis memiliki
nilai mean yang masuk dalam kriteria sangat baik, sedangkan aspek kemampuan
berkomunikasi masuk dalam kriteria baik. Berbeda dengan tabel frekuensi, aspek
kemampuan berkomunikasi dan katekis masuk dalam kriteria baik, sedangkan
aspek teater rakyat masuk dalam kriteria sangat baik. Secara keseluruhan Peranan
Teater Rakyat dalam Mengembangkan Kemampuan Berkomunikasi Mahasiswa
Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai Calon
Katekis baik nilai mean maupun hasil frekuentifnya masuk ke dalam kriteria
sangat baik.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mata kuliah teater
rakyat terhadap perkembangan kemampuan berkomunikasi mahasiswa PAK
Universitas Sanata Dharma sebagai calon katekis. Melalui hasil penelitian,
penulis membahasnya dalam setiap aspek, sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
1. Hasil Keseluruhan
Pada hasil penelitian didapatkan data deskripsi secara keseluruhan yang
masuk dalam kriteria 4=Sangat Baik dengan jumlah mahasiswa sebanyak 36
orang dengan persentase 58%. Artinya bahwa mahasiswa merasa teater rakyat
dan kemampuan berkomunikasi memperkembangkan pribadinya.
Nilai mean yang didapat sebesar 55,34 yang masuk dalam kriteria Sangat
Baik karena melihat dari instrumen yang disebarkan, mahasiswa memahami
teater rakyat dan kemampuan berkomunikasi yang membantu
memperkembangkan dirinya sebagai calon katekis kelak.
2. Aspek Teater Rakyat
Pada hasil penelitian didapatkan data deskripsi frekuentif pada aspek teater
rakyat yang masuk dalam kriteria 4=Sangat Baik dengan jumlah mahasiswa
sebanyak 37 orang dengan persentase 60%. Artinya bahwa mahasiswa merasa
mata kuliah teater rakyat sangat penting di prodi PAK.
Nilai mean yang didapat sebesar 42,94 yang masuk dalam kriteria Sangat
Baik karena dilihat dari instrumen yang disebarkan mahasiswa menyadari bahwa
mata kuliah teater rakyat membuat karakter setiap mahasiwa berkembang jauh
lebih baik dan semakin berani untuk berbicara di depan umum.
3. Aspek Kemampuan Berkomunikasi
Pada hasil penelitian didapatkan data deskripsi frekuentif pada aspek
kemampuan berkomunikasi yang masuk dalam kriteria 3=Baik dengan jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
mahasiswa sebanyak 29 orang dengan persentase 47%. Artinya bahwa
mahasiswa mengalami perkembangan kemampuan berkomunikasi melalui teater
rakyat.
Nilai mean yang didapat sebesar 8,94 yang masuk dalam kriteria Baik
karena dilihat dari instrumen yang disebarkan, mahasiswa menyadari
perkembangan kemampuan berkomunikasi di dalam diri masing-masing setelah
mengikuti mata kuliah teater rakyat.
4. Aspek Katekis
Pada hasil penelitian didapatkan data deskripsi frekuentif pada aspek
katekis yang masuk dalam kriteria 3=Baik dengan jumlah mahasiswa sebanyak
33 orang dengan persentase 53%. Artinya bahwa mahasiswa memahami
pentingnya seorang katekis itu.
Nilai mean yang didapat sebesar 3,47 yang masuk dalam kriteria Sangat
Baik karena dilihat dari instrumen yang disebarkan mahasiswa menyadari bahwa
mata kuliah teater rakyat mampu mengembangkan kemampuan berkomunikasi
mahasiswa untuk menjadi seorang katekis kelak.
C. Hasil Wawancara
1. Identitas Responden
Tabel 19. Identitas Responden
No Nama Keterangan Kode
1. Y.I. Iswarahadi, SJ., MA. Dosen Pengampu R1
2. Carolus Heru Novianto Mahasiswa Pendamping R2
3. Sevilla Bela Pertiwi Mahasiswa Pendamping R3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa responden yang
diwawancarai berjumlah 3 orang yang terdiri dari 2 mahasiswa pendamping dan 1
dosen pengampu mata kuliah teater.
2. Deskripsi Wawancara
Teater rakyat adalah sebuah drama yang dipentaskan di atas panggung
yang sumber masalahnya diambil dari masyarakat sekitar. Teater rakyat yang
dipentaskan oleh pemain teater yang bertujuan untuk mengungkapkan aspirasi
masyarakat terkait dengan masalah sekitar yang sedang populer agar mendapatkan
solusinya. Teater rakyat adalah kerakyatan itu sendiri, pemain yang tidak jauh dari
masyarakat dan masalah yang ada juga dalam masyarakat sendiri. Hal serupa juga
dikatakan oleh R2 teater rakyat itu adalah seni pertunjukan yang kisahnya tidak
jauh dari masyarakat sekitar. Tidak jauh berbeda dengan pendapat dari R3 yang
menyatakan bahwa teater rakyat ini adalah seni pertunjukan yang diadakan oleh
banyak orang.
Setiap responden memiliki jawaban yang hampir serupa dalam pernyataan
pentingnya mata kuliah teater rakyat dalam prodi PAK. R1, R2 dan R3
menyatakan bahwa teater rakyat sangatlah penting untuk prodi PAK, hal ini
diperkuat dari jawaban R1 yang menyatakan bahwa pentingnya teater rakyat di
prodi PAK sudah terbukti dari tahun 1980an yang di mana mata kuliah ini selalu
ada di prodi PAK. Mata kuliah ini juga selalu menjadi titik tolak untuk
mengembangkan diri mahasiswa dari kemampuan berbicara, ekspresi, melatih
keberanian dan melatih merumuskan apa yang dilihat di tengah-tengah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
masyarakat. Hal ini juga disebutkan oleh R3 di mana para mahasiswa prodi PAK
nantinya akan memerlukan kemampuan pubic speaking. Ini terbukti dari
banyaknya mahasiswa yang setelah mengikuti teater rakyat banyak yang bisa
berbicara di depan orang banyak, begitu pula tanggapan dari R2 yang menyatakan
nantinya mata kuliah ini bisa membangun relasi dengan masyarakat sekitarnya.
Dalam pernyataan tentang apa itu katekis R2 menyatakan bahwa katekis
itu adalah orang yang terpanggil dan berperan aktif untuk menyampaikan dan
mengajarkan ajaran Allah, tidak jauh berbeda dengan pernyataan R3 di mana
katekis itu sebagai pewarta, pewarta yang mewartakan sesuai dengan apa yang
dialami dan bisa dibagikan kepada orang-orang banyak. Begitu pula dengan
pendapat R1 yang di mana menyatakan bahwa katekis itu seorang fasilitator
komunikasi iman di tengah-tengah umat.
Berdasarkan hasil responden tentang pengaruh mata kuliah teater rakyat
bagi perkembangan kemampuan berkomunikasi mahasiswa R1 menyatakan
bahwa dari sharing yang diterima oleh mahasiswa kepada dirinya mereka
menyatakan sangat terbantu untuk bisa berkomunikasi, sehingga pengalaman
iman mereka bisa dikomunikasikan kepada orang lain. Menurut pendapat dari R2
dan R3 bahwa mahasiswa menjadi mampu cepat tanggap di masyarakat sekitar,
menambah wawasan mahasiswa terhadap lingkungan masyarakat sekitar dan bisa
berperan kritis terhadap permasalahan yang didapatkan.
Hubungan yang disebabkan oleh teater rakyat terhadap perkembangan
kemampuan berkomunikasi menurut pendapat dari R1 adalah relasi dengan
masyarakat sekitar yang membutuhkan pertolongan. Berbeda dengan pendapat R2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
yang menyatakan bahwa teater rakyat membantu mahasiswa untuk bisa berbicara
di depan banyak orang, maka mahasiswa prodi PAK yang nantinya akan menjadi
katekis kiranya dapat membuat suasana katekese menjadi menarik dan tidak
monoton, sehingga umat bisa merasa terbantu dalam proses pengembangan dan
perkembangan iman. Hubungan teater rakyat terhadap perkembangan kemampuan
berkomunikasi menurut pendapat R1 lebih kepada komunikasinya sendiri, teater
itu menjadi senjata pewartaan.
Dari ke tiga responden yang penulis wawancarai masing-masing memiliki
harapan-harapan yang berbeda-beda walaupun dalam tujuan yang sama ingin
membuat teater rakyat ini menjadi hidup dan lebih baik untuk kedepannya. Dari
pendapat R1 yang menyatakan bahwa sebaiknya teater rakyat kedepannya
memiliki waktu yang optimal untuk para mahasiswa-mahasiswinya yang di
karantina, mengapa demikian agar saat proses pendampingan para mahasiswa bisa
lebih mendalami lagi apa itu teater rakyat dan tujuan-tujuan dalam teater rakyat
itu sendiri, selain itu R1 juga beranggapan ingin menemukan pendamping-
pendamping teater rakyat yang mempunyai kemampuan dan wawasan yang
memadai untuk teater rakyat itu sendiri, agar bisa menciptakan suasana yang baru
untuk teater rakyat itu. R2 menyatakan kiranya dapat diperhatikan dengan
seksama lagi dan dipahami, bahwa mengikuti teater rakyat yang berkaitan dengan
tampil dan berbicara di depan umum tidak semata-mata hanya tampil dan
berbicara di depan umum saja, melainkan harapannya agar mahasiswa
kedepannya bisa mengaplikasikan ilmu yang didapatkan dalam kegiatan
berkatekese. Sedangkan R3 menyatakan untuk teater rakyat kedepannya para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
mahasiswa bisa memperdalam lagi apa itu teater rakyat yang pada nantinya
mengena kepada calon guru agama maupun katekis, selain itu R3 juga berharap
untuk teater rakyat ke depannya bisa menambahkan setidaknya satu permasalahan
yang berbicara tentang kehidupan di dalam Gereja.
D. Kesimpulan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian menggunakan Simple Random Sampling, penulis
memberikan kuesioner kepada mahasiswa-mahasiswi prodi PAK dengan cara
acak. Penelitian ini terdiri dari 4 angkatan dimulai dari angkatan 2015, 2016,
2017, dan 2018. Masing-masing angkatan mengisi kuesioner 15 orang. Dalam
penelitian ini penulis meneliti permasalahan dalam peran teater rakyat dalam
mengembangkan kemampuan berkomunikasi mahasiswa Pendidikan Agama
Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai calon katekis dalam
penelitian ada skala yang dibuat penulis dari 1 hingga 4 dengan total soal 17
butir. Dari penelitian ini penulis mendapatkan data dengan menggunakan aplikasi
SPSS yang dinyatakan valid, oleh karena itu semua butir soal akan digunakan
untuk pengujian selanjutnya.
Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat menyimpulkan bahwa peranan
teater rakyat dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi mahasiswa
Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai calon
katekis masuk dalam kriteria sangat baik dengan nilai mean 55,34 dan jumlah
persentase 58% dalam frekuentif secara keseluruhan. Jika dalam frekuentif teater
rakyat sendiri jumlah persentasenya adalah 60 dengan nilai mean 42,94 yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
menandakan frekuentif mahasiswa PAK-USD terhadap aspek teater rakyat sangat
baik, kemudian kita melihat dari frekuentif kemampuan berkomunikasi dengan
presentase 47% dan nilai mean 8.94 yang sudah masuk dalam kriteria baik.
Sedangkan dengan katekis mahasiswa-mahasiswi mempunyai frekuentif hingga
53% dengan nilai mean 3.47 nilai ini juga sudah termasuk dalam kriteria baik.
Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata mahasiswa-mahasiswi PAK-USD
memiliki semangat yang tinggi dalam mengembangkan kemampuan
berkomunikasi sebagai calon katekis melalui peranannya dalam mata kuliah
teater rakyat.
Dari hasil wawancara, sesuai daftar instrumen yang diberikan, dapat
disimpulkan bahwa teater rakyat merupakan seni yang merakyat dengan pemain
yang tidak jauh dari masyarakat dan menggunakan sarana yang seadanya. Mata
kuliah teater rakyat sangatlah berguna dan perlu di prodi PAK, mata kuliah ini
harus selalu diikuti oleh semua mahasiswa yang masuk ke dalam prodi PAK.
Katekis adalah seorang yang menjadi fasilitator komunikasi iman dan juga
menjadi seorang pewarta di tengah-tengah umat tentu saja orang ini adalah orang
yang menghayati imannya sendiri dan bisa memberikan sharing tentang
pengalaman hidupnya kepada umat-umat. Para mahasiswa yang sudah
mengambil mata kuliah teater rakyat semakin berkembang dalam kemampuan
berbicaranya kepada orang-orang banyak, ada pula yang bertambah kepekaannya
terhadap masyarakat sekitarnya.
Kemampuan berkomuniasi dapat diartikan sebagai senjata utama para
mahasiswa untuk memulai karyanya sebagai katekis yang handal. Senjata ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
digunakan untuk berbicara di depan orang banyak atau umat setempat.
Komunikasi yang akan terjadi bisa semakin menjadi lebih baik, relasi antara
masyarakat setempat juga bisa berkembang. Teater rakyat harus tetap ada di
prodi PAK, juga waktu untuk para mahasiswa di karantina bisa sesuai dengan
jadwalnya, bisa menemukan pendamping yang berkualitas sesuai dengan
wawasan yang dimiliki, ada pula saat teater bisa menambahkan cerita tentang
permasalahan di dalam Gereja sendiri.
E. Refleksi Kateketis
Teater rakyat itu berarti merakyat, artinya sangat akrab dengan rakyat
penonton selama bertahun-tahun bahkan berabad-abad (Satoto, 2012: 81). Teater
rakyat adalah suatu seni atau kisah hidup manusia yang diceritakan ulang menjadi
drama yang disertai dengan nyanyian, gerak tubuh, dan musik di atas pentas.
Teater rakyat adalah suatu aktivitas rakyat kecil atau kaum yang tertindas, untuk
menganalisis struktur masyarakat supaya kontradiksi-kontradiksi ataupun
kepincangan-kepincangannya semakin jelas.
Komunikasi adalah topik yang amat sering digunakan, bukan hanya di
kalangan para ilmuwan, melainkan di kalangan awam, sehingga kata komunikasi
itu sendiri mempunyai arti yang berlainan (Deddy Mulyana, 2001: 41).
Sedangkan katekis adalah orang yang bertugas menyampaikan informasi
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan iman. Katekis itu adalah “Imam
biarawan-biarawati, guru kelas, guru agama khusus atau sukarelawan. Di luar
sekolah oleh katekis militer, pemimpin umat, aktifis paroki” (Huber, 1977: 10).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Katekis adalah orang yang mengajarkan pendidikan iman dan pelayanan dalam
karya pastoral katekese (Huber, 1977:10).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa prodi PAK-USD sudah
berperan sangat baik dalam teater rakyat, para mahasiswa sudah paham dan
mampu mengaplikasikan teater rayat dalam kehidupan mereka sendiri. Selain itu
para mahasiswa PAK-USD juga sudah berhasil mengembangkan kemampuan
berkomunikasi dalam pribadi masing-masing, para mahasiswa sudah paham
dengan komunikasi itu sendiri. Adapula katekis para mahasiswa PAK-USD sudah
sangat baik dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi sebagai calon
katekis muai dari sekarang.
Tidak bisa dipungkiri bahwa hasil penelitian juga menunjukkan ada juga
mahasiswa yang belum bisa memahami teater rakyat dan kemampuan
berkomunikasi meskipun presentasenya kecil. Hal ini tidak bisa dibiarkan begitu
saja. Oleh sebab itu prodi PAK-USD perlu memberikan perhatian yang lebih lagi
bagi mahasiswa yang belum mengerti tentang teater rakyat dan komunikasi. Prodi
PAK-USD bisa saja memberikan perhatian tersebut melalui seminar atau kuliah
umum kepada mahasiswa yang belum mengerti teater rakyat, agar para mahasiswa
yang masih belum mengerti bisa memahami makna dari teater rakyat yang sudah
dilalui ataupun akan dilalui.
F. Keterbatasan Penelitian
Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa mahasiswa memiliki
presepsi yang Sangat Baik mengenai pengaruh mata kuliah teater rakyat terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
perkembangan kemampuan berkomunikasi mahasiswa PAK Universitas Sanata
Dharma sebagai calon katekis. Walaupun demikian penulis menyadari adanya
keterbatasan penelitian, yakni ketika menyebarkan kuesioner membutuhkan waktu
yang cukup lama untuk memperoleh data yang telah terisi dari para mahasiswa
untuk dianalisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab V ini, penulis membuat kesimpulan atas apa yang telah dibahas
dalam bab-bab sebelumya. Penulis juga memberikan saran untuk mata kuliah
teater rakyat di prodi PAK agar tujuan dari mata kuliah teater rakyat bisa
terealisasikan kepada mahasiswa-mahasiswi yang mengambil mata kuliah
khususnya untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi sebagai calon
katekis.
A. Kesimpulan
Menurut landasan teori dan hasil penelitian pada bab II, dapat disimpulkan
bahwa teater rakyat adalah suatu aktivitas masyarakat kecil ataupun kaum
tertindas untuk menganalisis struktur masyarakat teater rakyat juga suatu seni
atau kisah hidup manusia yang diceritakan ulang menjadi drama yang disertai
dengan nyanyian, gerak tubuh dan musik di atas panggung.
Sedangkan komunikasi adalah sarana yang sering kita gunakan dalam
kehidupan sehari-hari, komunikasi yang kita gunakan dengan lawan bicara kita,
bertatap muka atau pun melalui media elektronik.
Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat menyimpulkan bahwa peranan
teater rakyat dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi mahasiswa
Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai calon
katekis masuk dalam kriteria sangat baik dengan nilai mean 55,34. Hasil tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
menunjukkan bahwa rata-rata mahasiswa-mahasiswi PAK memiliki semangat
yang tinggi dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi sebagai calon
katekis melalui peranannya dalam mata kuliah teater rakyat.
Dari hasil wawancara dengan dosen pengampu dan beberapa mahasiswa
dapat disimpulkan bahwa peranan teater rakyat dalam mengembangkan
kemampuan berkomunikasi mahasiswa Pendidikan Agama Katolik Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta sebagai calon katekis dilakukan melalui komunikasi.
Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang menjadi senjata pewartaan
antara mahasiswa dengan masyarakat sekitar, membantu para mahasiswa untuk
bisa dan sanggup berbicara di depan banyak umat sehingga pada saat mahasiswa
sudah menjadi katekis, mereka bisa membuat suasana dalam lingkungan itu
menjadi menarik dan tidak monoton. Begitu pula di dalam Gereja para mahasiswa
bisa membagikan ilmu mereka yang sudah dipelajari dan bisa menjadi contoh-
contoh untuk adik-adiknya menjadi seksi liturgi contohnya atau menjadi orang
yang aktif dalam kegiatan menggereja. Tidak hanya dalam lingkup ataupun
kegiatan menggereja, para mahasiswa-mahasiswi juga mampu berbicara di depan
masyarakat luas, seperti menjadi penggerak masyarakat dan sebagainya.
Melalui hasil penelitian dan wawancara pada bab IV ditemukan upaya
yang mampu diusahakan untuk meningkatkan peranan teater rakyat dalam
mengembangkan kemampuan berkomunikasi mahasiswa Pendidikan Agama
Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai calon katekis adalah
waktu pelaksanaan sebaiknya dimaksimalkan sebagai mana yang sudah terjadwal.
Ketika pelatihan mahasiswa dikarantina di tempat yang mendukung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
perkembangan keterampilannya sehingga saat proses pendampingan para
mahasiswa bisa lebih mendalami lagi apa itu teater rakyat dan tujuan-tujuan dalam
teater rakyat itu sendiri. Untuk mencapai semua iu, dibutuhkan pula pendamping
yang berkompeten dalam mendampingi pelatihan teater rakyat, memiliki wawasan
yang memadai untuk teater rakyat agar dapat tercipta suasana yang baru, serta
adanya ketegasan untuk melatih kedisiplinan mahasiswa-mahasiswi ketika
pelatihan.
B. Saran
1. Untuk Prodi PAK
Demi terlaksananya teater rakyat yang baik, pihak kampus bisa lebih
menyempitkan lagi waktu liburan para mahasiswa agar para mahasiswa bisa lebih
lama dan bisa mengerti proses teater rakyat saat dikarantina. Bukan hanya itu
pembimbing dan pendamping teater rakyat juga harus bisa tegas kepada para
mahasiswa-mahasiswi yang mengambil mata kuliah ini, tegas namun santai ini
yang harus diterapkan agar para mahasiswa tidak menganggap remeh teater rakyat
dan bisa menerima semua materi serta mengerti makna dan fungsi teater rakyat
untuk kedepannya.
2. Untuk mahasiswa Prodi PAK terkhusus yang akan mengikuti teater
rakyat
Para mahasiswa harus lebih konsentrasi lagi saat latihan teater rakyat,
bukan sekedar hanya ingin bermain-main saja atau sekedar agar mata kuliah
tercukupi, tetapi agar lebih bisa mengerti makna dari teater rakyat untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
kedepannya, entah itu di dalam kampus sebagai sarana untuk berkomunikasi atau
bertukar pikiran dengan teman angkatan dan di luar kampus untuk berkomunikasi
dengan masyarakat luas atau pun mengambil bagian dalam kegiatan menggereja,
selain itu para mahasiswa juga diharapkan bisa menggunakan waktu yang
disediakan dengan sebaik-baiknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
DAFTAR PUSTAKA
Aditya Dwi Nugraha. 2019. Satukan Langkah dalam Keberagaman Wujudkan
Jiwa Pewarta. Buku Mahasiswa Baru Prodi Pendidikan Agama Katolik
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Ahmad Kasim. (1980). Batasan Teater. Dalam Teater Sebuah Perrkenalan Dasar.
Flores: Nusa Indah. 11-12
Akwan, C. (1984). Beberapa Aspek Teater Tradisional: di Daerah Kebudayaan
Biak-Numfor. Jakarta: PT. BPK. Gunung Mulia.
Arifin, Max. (1980). Teater: Sebuah Perkenalan Dasar. Flores: Nusa Indah.
Ariya Seta, Martinus (2018). “Situasi Indonesia dan Tantangan Katekese”. Dalam
Madya Utama (ed). Menjadi Katekis Handal di Zaman Sekarang..
Yogyakarta: APPTI. 3-33
Banyu Dewa, Petrus. (2012). “Menggagas Pendidikan Berwawasan Budaya Bagi
para Calon Katekis”. Dalam B. Arukiyanto (ed). Pewartaan Di Zaman
Global. Yogyakarta: Kanisius, 312-324
Bertolth Brech. “Teater Rakyat”. Dalam Tri Mulyono. (2019). Jendela Kecil
Mengenal Teater Rakyat. 6
Danarto. “Menuju Teater Tanpa Penonton”. Dalam Wahyu sihombing dkk
Pertemuan Teater 80. Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta. 102-105
Deddy Mulyana. (2001). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset.
Elisabeth Anastasia. ”Katekis di Zaman Now”. Dalam Kanisius Komsiah Dadi
(2019). Menjadi Pewarta Kabar Baik di Tengah Perbedaan: Inspirasi
untuk Katekis Zaman Now. 14-19. Bandung: Obor.
Erni Dameria Simare mare. “Jalan Hidup Katekis”. Dalam Kanisius Komsiah
Dadi (2019) Menjadi Pewarta Kabar Baik di Tengah Perbedaan:
Inspirasi untuk Katekis Zaman Now. Bandung: Obor. 4-13
Hadi, S. (2004). Analisis Regrisi. Yogyakarta: Andi Offset.
Haryamawan, RMA. (1988). Dramatologis. Bandung: CV Rosda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Hofmann, Ruedi. “Teater Rakyat, Pelayanan Iman dan Penegakkan Keadilan”.
Dalam Rohani Iman Dalam Kesenian Masyarakat Bawah, Juni, VI.
Yogyakarta.
Indra Sanjaya. (2011). Belajar dari Yesus “Sang Katekis”. Yogyakarta: Kanisius.
Iswarahadi. (2003). Beriman dengan Bermedia. Yogyakarta: Kanisius.
_______. (Penyunting). (2010). Media Memuliakan Kehidupan? Sebuah Antologi
Komunikasi. Yogyakarta: Kanisius.
Jouvet, Louis. “Profesi Sutradara”. Dalam Wahyu sihombing dkk Pertemuan
Teater 80. Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta. 175-183
Kasim Ahmad. “Batasan Teater”. Dalam Arifin (1980). Teater Sebuah
Perkenalan Dasar. Flores: Nusa Indah. 11-12
Lapin. (2011). “Pranan Teater Rakyat dalam Memperkembangkan Kesadaran
Sosial Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kekhususan Pendidikan
Agama Katolik Universitas Sanata Dharma”. Skripi. Program Studi
Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Jurusan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Madya Utama. IL (2018). Menjadi Katekis Handal di Zaman Sekarang.
Yogyakarta: APPTI
Prasetya, L. Pr. (2007). Menjadi Katekis Siapa Takut. Yogyakarta: Kanisius.
Rukiyanto, B.A. (2012). Pewartaan di Zaman Global. Yogyakarta: Kanisius.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Satoto Soediro. H. (2012). Analisis Drama & Teater. Yogyakarta: Ombak.
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1988). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Tri Mulyono. (2019). Jendela Kecil Mengenal Teater Rakyat. Yogyakarta
Uropmabin, Anselina Sinunip. (2017). “Pembinaan Awal Bagi Katekis Volunter”.
Skripsi. Program Studi Pendidikan Agama Katolik, Jurusan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Winkel,W.S. (1991). Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Grasindo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Wina Sanjaya. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Prenada
Media Group.
Sumber dari internet:
Dekan FKIP. “Profil Ilmu Pendidikan Agama Katolik”.
www.usd.ac.id/fakultas/pendidikan/ipkpak/daftar.php?id=profile,
diakses pada hari Sabtu, 3 Agustus 2019 pukul 23.00 WIB
Ambarwati. Pengertian Peranan. https://karyatulisilmiah.com/pengertian-peranan/,
diakses pada hari Jumat, 30 Agustus 2019 pukul 15.32 WIB
Nur Fatin. “Pengertian Peranan”.
https://seputarpengertian.blogspot.com/2018/07/pengertian-peranan-
dan-teorinya.html?m=1, diakses pada Jumat, 30 Agustus 2019 pukul
15.38 WIB
Dimas. “Definisi Perkembangan”.
https://definisimu.blogspot.com/2012/08/definisi-
perkembangan.html?m=1, diakses pada Jumat, 30 Agustus 2019 pukul
15.53 WIB
Idtesis. “Pengertian Kemampuan”. https://idtesis.com/pengertian-kemampuan,
diakses pada Rabu, 23 Oktober 2019 pukul 03.33 WIB
Kenal Pengetahuan. Pengertian Komunikasi dan Jenisnya.
https://www.kenalpengetahuan.com/pengertian-komunikasi-dan-jenis-
komunikasi, diakses pada Kamis, 24 Oktober 2019 pukul 02.21 WIB
Akhmad Sudrajat. Konsep Media Pembelajaran.
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2015/01/12/konsep-media-
pembelajaran//., diakses pada kamis 24 Oktober 2019 pukul 15.31 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
(1)
Lampiran 1. Instrumen Kuesioner
KUESIONER PENELITIAN
PERANAN TEATER RAKYAT TERHADAP PERKEMBANGAN
KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SAYA-MAHASISWA PENDIDIKAN
KEAGAMAAN KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA SEBAGAI
CALON KATEKIS
A. Isilah identitas di bawah ini dengan tepat!
Nama Lengkap : _______________________
Angkatan : 2015 / 2016 / 2017 / 2018 *)
B. Isilah pernyataan di bawah ini sesuai dengan pemahaman Anda!
Skala Penjelasan
1 = Sangat tidak mengerti
2 = Tidak mengerti
3 = Mengerti
4 = Sangat mengerti
Contoh :
Soal
C. Isilah pernyataan di bawah ini sesuai dengan kenyataan pengalaman dan
perasaan Anda!
Skala Penjelasan
1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak setuju
3 = Setuju
4 = Sangat setuju
No Pernyataan 1 2 3 4
1. Memahami arti persahabatan √
No Pernyataan 1 2 3 4
1. Saya memahami arti teater Rakyat
2. Saya memahami arti katekis
3. Saya memahami arti komunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
(2)
Contoh:
Soal
No Pernyataan 1 2 3 4
1. Kampus IPPAK sangat nyaman dan tentram √
No Pernyataan 1 2 3 4
4. Mata kuliah teater rakyat mampu membuat saya
berperan aktif dalam kehidupan menggereja
5. Saya bisa dan mampu mengaplikasikan nilai-nilai
dari teater rakyat dalam kehidupan mengereja
6.
Mata kuliah teater rakyat memiliki peranan penting
dalam pengembangan diri saya sebagai calon
katekis
7. Mata kuliah teater rakyat memiliki peranan penting
dalam keterlibatan diri melalui pelayanan Gereja
dan masyarakat
8. Mata kuliah teater rakyat mampu
memperkembangkan karakter saya.
9. Saya mampu berbicara di depan umum dengan
percaya diri
10. Mata kuliah teater rakyat mampu mengembangkan
mental saya.
11. Mata kuliah teater rakyat mampu mengembangkan
ekspresi diri dan kekreativitasan
12. Saya dapat memanfaatkan dengan maksimal
pelatihan teater rakyat
13. Saya sanggup bekerja sama di dalam tim
14. Mata kuliah teater rakyat mampu mengembangkan
keterampilan berkomunikasi saya
15. Mata kuliah teater rakyat mampu membuat diri
saya lebih peka terhadap keadaan di sekitar.
16. Mata kuliah teater rakyat merupakan mata kuliah
yang penting di prodi Pendikkat
17. Mata kuliah teater rakyat merupakan kemampuan
dasar untuk melangkah ke mata kuliah selanjutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
(3)
Lampiran 2. Instrumen Wawancara
INSTRUMEN PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA DOSEN DAN
PENDAMPING
1. Menurut anda apa pengertian dari teater rakyat?
2. Apakah mata kuliah teater rakyat ini diperlukan di prodi PAK? Mengapa?
3. Menurut anda apa itu komunikasi?
4. Apakah ada pegaruh mata kuliah teater rakyat ini bagi perkembangan
kemampuan berkomunikasi sebagai calon katekis? Contohnya!
5. Menurut Anda apa itu berkomunikasi?
6. Apapakah ada hubungan yang disebabkan oleh teater rakyat kepada
kemampuan berkomunikasi? Jika ada apa?
7. Saran untuk teater rakyat ke depannya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
(4)
Lampiran 3. Hasil Instrumen Kuesioner (1)
KUESIONER PENELITIAN
PERANAN TEATER RAKYAT TERHADAP PERKEMBANGAN
KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SAYA-MAHASISWI PENDIDIKAN
KEAGAMAAN KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA SEBAGAI
CALON KATEKIS
A. Isilah identitas di bawah ini dengan tepat!
Nama Lengkap : Chaterine Thio Maneti Sirait
Angkatan : 2015 / 2016 / 2017 / 2018 *)
B. Isilah pernyataan di bawah ini sesuai dengan pemahaman Anda!
Skala Penjelasan
1 = Sangat tidak mengerti
2 = Tidak mengerti
3 = Mengerti
4 = Sangat mengerti
Contoh :
Soal
C. Isilah pernyataan di bawah ini sesuai dengan kenyataan pengalaman dan
perasaan Anda!
Skala Penjelasan
1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak setuju
3 = Setuju
4 = Sangat setuju
No Pernyataan 1 2 3 4
1. Memahami arti persahabatan √
No Pernyataan 1 2 3 4
1. Saya memahami arti teater Rakyat √
2. Saya memahami arti katekis √
3. Saya memahami arti komunikasi √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
(5)
Contoh:
Soal
No Pernyataan 1 2 3 4
1. Kampus IPPAK sangat nyaman dan tentram √
No Pernyataan 1 2 3 4
4. Mata kuliah teater rakyat mampu membuat saya
berperan aktif dalam kehidupan menggereja
√
5. Saya bisa dan mampu mengaplikasikan nilai-nilai
dari teater rakyat dalam kehidupan mengereja
√
6.
Mata kuliah teater rakyat memiliki peranan penting
dalam pengembangan diri saya sebagai calon
katekis
√
7. Mata kuliah teater rakyat memiliki peranan penting
dalam keterlibatan diri melalui pelayanan Gereja
dan masyarakat
√
8. Mata kuliah teater rakyat mampu
memperkembangkan karakter saya.
√
9. Saya mampu berbicara di depan umum dengan
percaya diri
√
10. Mata kuliah teater rakyat mampu mengembangkan
mental saya.
√
11. Mata kuliah teater rakyat mampu mengembangkan
ekspresi diri dan kekreativitasan
√
12. Saya dapat memanfaatkan dengan maksimal
pelatihan teater rakyat
√
13. Saya sanggup bekerja sama di dalam tim √
14. Mata kuliah teater rakyat mampu mengembangkan
keterampilan berkomunikasi saya
√
15. Mata kuliah teater rakyat mampu membuat diri
saya lebih peka terhadap keadaan di sekitar.
√
16. Mata kuliah teater rakyat merupakan mata kuliah
yang penting di prodi Pendikkat
√
17. Mata kuliah teater rakyat merupakan kemampuan
dasar untuk melangkah ke mata kuliah selanjutnya
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
(6)
Lampiran 4. Hasil Instrumen Kuesioner (2)
KUESIONER PENELITIAN
PERANAN TEATER RAKYAT TERHADAP PERKEMBANGAN
KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SAYA-MAHASISWI PENDIDIKAN
KEAGAMAAN KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA SEBAGAI
CALON KATEKIS
A. Isilah identitas di bawah ini dengan tepat!
Nama Lengkap : Genovena Selfiana Pamungkas
Angkatan : 2015 / 2016 / 2017 / 2018 *)
B. Isilah pernyataan di bawah ini sesuai dengan pemahaman Anda!
Skala Penjelasan
1 = Sangat tidak mengerti
2 = Tidak mengerti
3 = Mengerti
4 = Sangat mengerti
Contoh :
Soal
C. Isilah pernyataan di bawah ini sesuai dengan kenyataan pengalaman dan
perasaan Anda!
Skala Penjelasan
1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak setuju
3 = Setuju
4 = Sangat setuju
No Pernyataan 1 2 3 4
1. Memahami arti persahabatan √
No Pernyataan 1 2 3 4
1. Saya memahami arti teater Rakyat √
2. Saya memahami arti katekis √
3. Saya memahami arti berkomunikasi √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
(7)
Contoh:
Soal
No Pernyataan 1 2 3 4
1. Kampus IPPAK sangat nyaman dan tentram √
No Pernyataan 1 2 3 4
4. Mata kuliah teater rakyat mampu membuat saya
berperan aktif dalam kehidupan menggereja
√
5. Saya bisa dan mampu mengaplikasikan nilai-nilai
dari teater rakyat dalam kehidupan mengereja
√
6.
Mata kuliah teater rakyat memiliki peranan penting
dalam pengembangan diri saya sebagai calon
katekis
√
7. Mata kuliah teater rakyat memiliki peranan penting
dalam keterlibatan diri melalui pelayanan Gereja
dan masyarakat
√
8. Mata kuliah teater rakyat mampu
memperkembangkan karakter saya.
√
9. Saya mampu berbicara di depan umum dengan
percaya diri
√
10. Mata kuliah teater rakyat mampu mengembangkan
mental saya.
√
11. Mata kuliah teater rakyat mampu mengembangkan
ekspresi diri dan kekreativitasan
√
12. Saya dapat memanfaatkan dengan maksimal
pelatihan teater rakyat
√
13. Saya sanggup bekerja sama di dalam tim √
14. Mata kuliah teater rakyat mampu mengembangkan
keterampilan berkomunikasi saya
√
15. Mata kuliah teater rakyat mampu membuat diri
saya lebih peka terhadap keadaan di sekitar.
√
16. Mata kuliah teater rakyat merupakan mata kuliah
yang penting di prodi Pendikkat
√
17. Mata kuliah teater rakyat merupakan kemampuan
dasar untuk melangkah ke mata kuliah selanjutnya
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
(8)
Lampiran 5. Hasil Instrumen Wawancara
INSTRUMEN PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA DOSEN DAN
PENDAMPING
Narasumber: Rm. Iswarahadi, SJ.
1. Menurut anda apa pengertian dari teater rakyat?
Sebuah pementasan panggung drama yang dipentaskan di atas panggung dan
sumber masalah yang diceritakan datang dari masyarakat oleh masyarakat
bersama dengan pemain teater yang bertujuan untuk mengungkapkan aspirasi
masyarakat agar apa yang menjadi permasalahan mereka bisa menjadi bahan
perbincangan masalah agar mendapatkan solusinya.
Maka teater rakyat itu adalah kerakyatan itu sendiri, pemain yang tidak jauh
dari masyarakat dan masalah yang ada juga dalam masyarakat itu sendiri.
2. Apakah mata kuliah teater rakyat ini diperlukan di prodi PAK? Mengapa?
Sangat perlu! Itu sudah terbukti sejak tahun 1980 yang menjadi mata kuliah
wajib tanpa sks di PAK.
Menjadi titik tolak untuk mengembangkan diri mahasiswa dari kemampuan
berbicaara, ekspresi, melatih keberanian, melatih merumuskan apa yang
dilihat di tengah-tengah masyarakat.
3. Menurut anda apa itu katekis?
Seorang fasilitator komunikasi iman di tenagh-tengah umat, tentu saja ia
menghayati imannya dan hidup di tengah jemaat yang didampingi. Karena
katekese sendiri ialah kegiatan berkomunikasi.
4. Apakah ada pegaruh mata kuliah teater rakyat ini bagi perkembangan iman
mahasiswa sebagai calon katekis? Contohnya!
Sejauh sharing yang diterima dan diamati mereka sangat terbantu untuk bisa
berkomunikasi, sehingga pengalaman iman mereka bisa dikomunikasikan
kepada orang lain. Eater lebih terhadap kemampuan berkomunikasi.
5. Menurut Anda apa itu kemampuan berkomunikasi?
Pembentukan pribadi seseorang yang berkembang sampai ia bisa
mengembangkan cara berkomunikai, kerohanian, dan juga mewujudkan
imannya di tengah masyarakat dan itu bisa dilakukan dengan berbagai macam
cara yang berjenjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
(9)
6. Apakah ada hubungan yang disebabkan oleh teater rakyat kepada kemampuan
berkomunikasi? Jika ada apa?
Lebih kepada komunikasinya sendiri. Teater itu menjadi senjata pewartaan.
7. Saran untuk teater rakyat ke depannya?
Waktu yang cukup untuk memperdalam teater rakyat. Bisa menemukan
pendamping-pendamping yang berkomitmen yang mempunyai wawasan
tentang teater rakyat itu sendiri. Bisa menciptakan suasana yang baru untuk
teater rakyat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
(10)
Lampiran 6, Deskripsi Wawancara Dosen Pengampuh
P : Kalau dari Romo sendiri, apa pengertian teater rakyat ya Romo?
R : Teater rakyat adalah sebuah pementasan panggung yang sungguh sumber
masalah yang diceritakan atau persoalan masyarakat oleh masyarakat sendiri
bersama dengan para pemain teater, yang bertujuan untuk mengungkapkan
aspirasi masyarakat sehingga apa yang menjadi permasalahan mereka dapat
menjadi perbincangan bersama masalah agar mendapatkan solusinya, maka teater
rakyat itu adalah kerakyatan itu sendiri, pemain yang tidak jauh dari masyarakat
dan masalah yang ada juga dalam masyarakat itu sendiri.
P : kalau begitu apakah mata kuliah teater rakyat ini diperlukan di prodi
PAK? Kalau iya mengapa?
R : Sangat perlu! Itu sudah terbukti sejak tahun 1980 yang menjadi mata
kuliah wajib tanpa sks di PAK. Menjadi titik tolak untuk mengembangkan diri
mahasiswa dari kemampuan berbicaara, ekspresi, melatih keberanian, melatih
merumuskan apa yang dilihat di tengah-tengah masyarakat
P :menurut Romo apa itu katekis?
R : katekis itu seorang fasilitator komunikasi iman di tengah-tengah umat,
ya.. tentu saja ia menghayati imannya dan hidup di tengah jemaat yang
didampingi. Karene katekese sendiri ialah kegiatan berkomunikasi.
P : apakah ada pengaruh mata kuliah ini bagi perkembangan iman
mahasiswa sebagai calon katekis Romo? Kalau ada beserta contohnya ya Romo
R : Sejauh sharing yang saya terima dan saya amati mereka sangat terbantu
untuk bisa berkomunikasi, sehingga pengalaman iman mereka bisa
dikomunikasikan kepada orang lain. Teater lebih terhadap kemampuan
berkomunikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
(11)
P : Saran untuk teater rakyat ke depannya menurut Romo apa ya Romo?
R : Waktu yang cukup untuk memperdalam teater rakyat. Bisa menemukan
pendamping-pendamping yang berkomitmen yang mempunyai wawasan tentang
teater rakyat itu sendiri. Bisa menciptakan suasana yang baru untuk teater rakyat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(12)
Lampiran 7. Data Hasil Penelitian
No Nama Lengkap Angkatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Σ
1 Adity Dwi Nugraha 2015 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 54
2 Stephani Pemberialitoti Onelan 2015 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 49
3 Aryo Duto Rananggono 2015 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 49
4 Mangara Herry Andersen 2015 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 44
5 Dyandang Marcelinus 2015 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 56
6 Andrianus Suhendar 2015 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 2 57
7 Vincensia Melani Milasari 2015 4 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 4 4 4 57
8 Chaterine Thio Maneti Sirait 2015 3 4 4 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 49
9 Laurensia Pricilla Anggi Kartika 2015 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 58
10 Fransisca Novia Jati Rosari 2015 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 51
11 Sesilia Adhi Wahyu Utami 2015 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 61
12 Paulina Titis Rahmawati 2015 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62
13 Eugenius Patria Candra Wiranata 2015 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
14 Oktavi Sri Wulandari 2015 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 60
15 Juli Erni Zendrato 2015 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 59
16 Maria Florentie Ana Evi 2016 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 62
17 Bona Ventura Ari Yulianto 2016 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 54
18 Doni Purwantoro 2016 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 4 3 2 4 3 48
19 Laurensia Irene Ariningsih 2016 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 49
20 Kristhalia Dessindi 2016 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 62
21 Adrian Rendy Randhika 2016 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 59
22 Febiana Kornelia Wu 2016 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 39
23 Emilia Caesari 2016 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 55
24 Ignasius Kristiandi 2016 4 4 4 2 2 1 1 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 37
25 Delmi Olivia 2016 3 4 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 4 3 3 3 2 46
26 Yanuarius Angger Krisnanda 2016 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 64
27 Clara Febri Annitha Ajeng Siti Kusumaningrum 2016 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 63
28 Fransiska Dinda Nurmalasari 2016 1 3 3 1 1 1 1 2 2 2 2 1 3 2 1 3 2 31
29 Yulia Kristianti 2016 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 4 3 53
30 Katarina Rahayu Pamungkas 2016 3 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 61
31 Severina Jenita 2016 2 4 3 1 1 1 1 1 4 4 3 1 3 3 3 1 1 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(13)
32 Bagas Nur Hariyadi 2017 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 62
33 Oktavia Dini Pangestuti 2017 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 59
34 Sevilla Bela Pertiwi 2017 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 61
35 Stefanus Krisna Arya Dewanto 2017 4 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 49
36 YDB Purwoadi Santoso 2017 3 4 3 2 2 4 3 3 2 2 3 3 3 2 3 4 3 49
37 Dekaprio Anjas 2017 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 62
38 Paul Gratis Waybin 2017 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 2 3 40
39 Fransiska Hesti Astrini 2017 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 51
40 Sari Puspita Rahayu 2017 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 53
41 Cathrine Nanda Atika 2017 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 47
42 Fabiola Laura Dwi Restu 2017 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 56
43 Kristofora Novitasari Sarodja 2017 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 58
44 Yuvenalis Tayan 2017 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 46
45 Chintya Friskawati 2017 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 61
46 Widyastuti 2017 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 3 3 2 50
47 Teofilus Kaleka 2017 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 64
48 Genoveva Selfiana Pamungkas 2018 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 61
49 Birgita Yesena 2018 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 63
50 Odilia Krisna Arum 2018 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 56
51 Ancella Kristanti 2018 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 57
52 Agustina Ika Debby Setyaningrum 2018 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 62
53 Risma Febriyanti Manalu 2018 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 57
54 Ronaldo Candra Putra Turnip 2018 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 60
55 Marliana Giawa 2018 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 55
56 Emilia Ani 2018 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 51
57 Erika Kristina Hulu 2018 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 65
58 Andreas Dandi 2018 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 65
59 Kristina 2018 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 64
60 Kristina 2018 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
61 Fitri Yulia Sinaga 2018 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 61
62 Maximilianus Tri Cahyo 2018 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
Σ 202 215 183 186 185 203 192 215 212 209 209 192 214 209 199 214 192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(14)
Lampiran 8. Data Hasil Uji Reliabilitas
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 62 100.0
Excludeda 0 .0
Total 62 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.761 18
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
No_1 107.42 254.116 .482 .753
No_2 107.21 259.644 .261 .759
No_3 107.73 259.710 .186 .760
No_4 107.68 245.665 .765 .743
No_5 107.69 245.364 .744 .743
No_6 107.40 243.818 .795 .741
No_7 107.58 243.690 .811 .741
No_8 107.21 245.611 .800 .743
No_9 107.26 249.834 .633 .748
No_10 107.31 249.101 .675 .747
No_11 107.31 247.757 .713 .746
No_12 107.58 243.329 .803 .740
No_13 107.23 256.735 .444 .756
No_14 107.31 247.134 .769 .745
No_15 107.47 249.565 .681 .748
No_16 107.23 248.374 .698 .746
No_17 107.58 244.903 .738 .743
Sko_Total 55.34 66.031 1.000 .928
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI