PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGEMUKAKAN
PENDAPAT MELALUI PENERAPAN NUMBERED HEADS
TOGETHER (NHT) MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
KELAS VIII B SMP JOANNES BOSCO
TAHUN AJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh :
Maria Yosefina Elsi Jehaduk
Nim : 141224091
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGEMUKAKAN
PENDAPAT MELALUI PENERAPAN NUMBERED HEADS
TOGETHER (NHT) MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
KELAS VIII B SMP JOANNES BOSCO
TAHUN AJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh :
Maria Yosefina Elsi Jehaduk
Nim : 141224091
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGEMUKAKAN
PENDAPAT MELALUI PENERAPAN NUMBERED HEADS
TOGETHER (NHT) MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
KELAS VIII B SMP JOANNES BOSCO
TAHUN AJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh :
Maria Yosefina Elsi Jehaduk
Nim : 141224091
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk:
Kedua orang tua, Bapa Damianus Jehaduk dan Mama Gorita Setia, yang selalu
mendoakan dan mendukung setiap proses dalam penulisan skripsi ini.
Kakak Oktaviani Ija Jehaduk, Adik Kristina Veriyanti Jehaduk, Apri Nain
Wanam Demetrius Jehaduk, Melita Greis Jehaduk, dan Febriano Alvian
Jehaduk.
Tidak lupa pula saya persembahkan skripsi ini untuk semua orang yang selalu
bertanya, kapan wisuda? Bagi mereka, saya ucapkan terima kasih karena
dengan pertanyaan-pertanyaan itu saya semakin bersemangat dan termotivasi
untuk mengerjakan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Bertekun dan berdoalah demi suatu tujuan yang mulia
Maria Yosefina Elsi Jehaduk
Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit
kembali setiap kali kita jatuh
Confusius
Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan
penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang
Raden Ajeng Kartini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Jehaduk, Maria Yosefina Elsi, 2018. Peningkatan Keterampilan Mengemukakan
Pendapat melalui Tipe Numbered Heads Together (NHT) Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Kelas VIII B SMP Joannes Bosco Tahun Ajaran 2017/2018.
Skripsi, PBSI, JPBS, FKIP, USD, Pembimbing Dr. B. Widharyanto, M.Pd.
Penelitian ini mengkaji tentang keterampilan mengemukakan pendapat siswa
SMP Joannes Bosco kelas VIII B tahun ajaran 2017/2018. Tujuan penelitian ini
adalah mendeskripsikan peningkatan keterampilan mengemukakan pendapat siswa
kelas VIII B SMP Joannes Bosco tahun ajaran 2017/2018, melalui penerapan model
pembelajaran Kooperatif tipe NHT.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian ini
siswa kelas VIII B SMP Joannes Bosco yang terdiri dari 21 orang. Teknik analisis
data dilakukan melalui teknik kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif dilakukan
dengan penyajian data berupa (1) tabel distribusi frekuensi tunggal, (2) perhitungan
nilai rata-rata dari data frekuensi tunggal, (3) diagram persentase ketuntasan belajar
siswa. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara sebelum dan sesudah
dilakukan tindakan dengan menggunakan pendekatan Kooperatif tipe NHT dilakukan
test menggunakan uji paired test sample t-test. Teknik kualitatif berupa deskripsi
kalimat-kalimat yang mendeskripsikan penyajian data kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan mengemukakan pendapat
siswa pada prasiklus sejumlah 38,10% atau 8 siswa-siswi yang tuntas, siswa-siswi
yang tidak tuntas sejumlah 61,90% atau 13orang. Siklus I siswa-siswi yang tuntas
meningkat menjadi 66,67% atau 14 orang dan ketidaktuntasan siswa mengalami
pengurangan menjadi 33,33% atau 7 siswa-siswi. Ketuntasan nilai siswa-siswi dari
siklus I menuju siklus II mengalami peningkatan menjadi 90,48% atau 19 orangtuntas
dan 9,52% atau 2 orang tidak tuntas. Ketuntasan nilai Siswa dilihat dari nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) Bahasa Indonesia yakni ≥ 75. Hasil uji paired test
sample t-test menunjukkan perbedaan itu dapat dilihat t hitung lebih besar dari pada t
tabel (2,042) dan lebih kecil dari Asymp.Sig. (2-tailed) (0,05). T hitung pra siklus dan
siklus I (-7,129), t hitung siklus I dan siklus II (-3,990). Asymp.Sig. (2-tailed) pra
siklus dan siklus I (,000), siklus I dan siklus II (,001), Asymp.Sig. (2-tailed) setiap
siklus lebih kecil dari (0,05). Hasil yang diperoleh dari perhitungan paired test
sample t-test menunjukkan t hitung setiap siklus lebih besar dari pada t tabel (2,042)
dan Asymp.Sig. (2-tailed) setiap siklus lebih kecil dari (0,05). Dengan demikian
dapat disimpulkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat
meningkatkan keterampilan mengemukakan pendapat siswa-siswi kelas VIII B SMP
Joannes Bosco tahun ajaran 2017/2018.
Kata kunci: Model kooperatif, tipe numbered heads together (NHT), keterampilan,
mengemukakan pendapat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Jehaduk, Maria Yosefina Elsi,2018. The Enhancement Of Giving Opinion Skill
Through Numbered Heads Together Type (NHT) In Indonesian Language
Subject For VIII B Class Of Joannes Bosco In Academic Year 2017/2018.
Thesis. PBSI, JPBS, FKIP,USD, adviser Dr. B. Widharyanto, M.Pd.
This research observes about giving opinion skill of class VIII B of SMP
Joannes Bosco in academic year 2017/2018. This research aims to describe the
enhancement of giving opinion skill of class VIII B of SMP Joannes Bosco in
academic year 2017/2018, through the application of cooperative learning model
NHT type.
Type of this research is classroom action rsearch. The subject of this research
is class VIII B of SMP Joanns Bosco consists of 21 students. Data analysis technique
is use quantitative and qualitative techniques. Quantitative analysis is conducted by
presenting data in the form of (1) single frequency distribution table, (2) calculation
of the average value of single frequency, (3) percentage diagram of students’
learning completeness. In order to know whether there is the difference between
before and after an action is taken using paired test sample t-test is conducted.
Qualitative technique is sentences description that describes the presentation of
quantitative data.
The result of the research shows that students’ giving opinion skill in pre-
cycle is 38,10 % or 8 students are pass, the students who are not pass are 61,90% or
13 students. The first cycle students who completed increased to 66.67% or 14
students and students did not complete the reduction to 33.33% or 7 students. The
completeness of students’ grade from the first cycle to the second cycle is increased
become 90,48% or 19 students have completed and 9.52% or 2 people have not
completed. Students' mastery of grades is seen from the value of Indonesian
Language Minimum Passing Criteria (KKM), which is ≥ 75. The paired test sample t-
test results show that the difference can be seen t count greater than t table (2.042)
and smaller than Asymp.Sig. (2-tailed) (0.05). T count pre cycle and cycle I (-7,129),
t count cycle I and cycle II (-3,990). Asymp.Sig. (2-tailed) pre cycle and cycle I (000),
cycle I and cycle II (.001), Asymp. Sig. (2-tailed) each cycle is smaller than (0.05).
The results obtained from the calculation of paired test sample t-test showed that t
count for each cycle was greater than t table (2.042) and Asymp.Sig. (2-tailed) each
cycle is smaller than (0.05). The action hypothesis shows that Ho is rejected and Ha
is accepted. Thus it can be concluded that the application of the NHT type
cooperative learning model can improve the skills of expressing opinions of class VIII
B of SMP Joannes Bosco in academic year 2017/2018.
Key words: Cooperative model, numbered heads together (NHT) type, giving
opinion skill.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya skripsi dengan judul “Peningkatan Keterampilan
Mengemukakan Pendapat Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Heads Together (NHT) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII B
SMP Joannes Bosco Tahun Ajaran 2017/2018”dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi yang tercantum
dalam kurikulum program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI),
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni (JPBS), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP), Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini
diselesaikan tidak terlepas dari dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkanterima kasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra dan Indonesia.
3. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
arahan yang sangat bermanfaat demi terselesainya skripsi ini.
4. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku dosen Expert Judgment yang telah
membantu peneliti memvalidasi instrumen penelitian yang dibuat peneliti.
5. Ibu Theresia Rusmiyati, selaku sekretaris prodi PBSI yang sangat membantu
admistrasi selama perkuliahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Asterina Saptiani, S.Pd., selaku kepala sekolah SMP Joannes Bosco yang
telah memberi izin peneliti untuk melakukan penelitian.
7. Angela Reny Suryoresmi, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
yang telah banyak membantu peneliti mengambil data dalam proses
pembelajaran.
8. Guru dan karyawan SMP Joannes Bosco yang telah menerima peneliti dengan
suasana kekeluargaan selama melaksanakan penelitian.
9. Siswa-siswi SMP Joannes Bosco kelas VIII B tahun ajaran 2017/2018 yang
telah meluangkan waktu, dan peran sertanya ketika penelitian berlangsung.
10. Keluarga penulis, bapa dan mama tercinta, Damianus Jehaduk dan Gorita
Setia yang sudah memberikan dukungan baik spritual maupun finansial.
Kakak Oktaviani Ija Jehaduk, yang selalu mendengarkan keluh kesah peneliti
dan selalu memberi solusi terbaik untuk segala permasalahan terkait penelitian
peneliti. Adik Margaretha Kurnia Tanu, adik Kristina Veriyanti Jehaduk, adik
Aprinain Wanam Demetrius Jehaduk, adik Melita Grace Jehaduk, adik
Febriano Alvian Jehaduk, yang slalu mendukung dan memberi semangat
kepada peneliti.
11. Kakak Yohanes Paulus Atarona Kadus yang selalu mengingatkan untuk
bimbingan, selalu memberi motivasi dan telah membantu penulis mengoreksi
kesalahan penulisan dalam skripsi ini.
12. Teman-teman penulis, kakak Merlinanda Mirawati Sai, kakak Seravina
Ratnasari Mbon, Margaretha Novera, Ermellinda Oktaviani Jehamin, nara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Eugenius Besli, Nara Yuventus Primadun, teman Kristina Natalia Kadus,
Euvenia Martini, adik Adriana Kadus, adik Yoviana Nevi Turut, adik
Emilinda Paskalin Luntar, yang selalu mendukung, memberi semangat dan
selalu mengingatkan penulis untuk mengerjakan skripsi ini.
13. Teman-teman bimbingan Bapak B. Widharyanto, M.Pd, Margaretha Novera,
dan Friska Ranindika yang selalu mengingatkan bimbingan, membantu dan
selalu bersama-sama dalam melewati masa sulit saat skripsi.
14. Teman-teman kelas B 2014, yang sudah berjuang bersama.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari yang diharapkan. Namun,
penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang menggunakanny
Yogyakarta, 21Oktober 2018
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ........................ ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
MOTTO ......................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi
LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............... vii
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvii
DAFTAR DIAGRAM DAN GAMBAR ...................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xx
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
1.2Identifikasi Masalah ............................................................................ 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1.3Batasan Masalah ................................................................................. 5
1.4Rumusan Masalah ............................................................................... 6
1.5Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
1.6Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
1.6.1Manfaat Teoretis ..................................................................... 6
1.6.2Manfaat Praktis ....................................................................... 7
1.7Batasan Istilah ................................................................................
1.8Sistematika Penulisan ......................................................................... 9
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 11
2.1Penelitian yang Relevan ...................................................................... 11
2.2Tinjauan Pustaka ................................................................................. 14
2.2.1Mengemukakan Pendapat ....................................................... 14
2.2.2Pengertian Penilaian Autentik ................................................ 16
2.2.3Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ........................... 17
2.2.4Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif ............................... 18
2.2.5Unsur Penting Model Pembelajaran Kooperatif ..................... 20
2.2.6Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif ................................ 23
2.2.7Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif ........................................ 24
2.2.8Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Humbered Head
Together (NHT) .............................................................................. 29
2.2.9Tujuan Model Pembelajaran Humbered Head Together (NHT) 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
2.2.10Tahap Pelaksanaan Model Pembelajaran Numbered Head
Together (NHT) .............................................................................. 30
2.3Kerangka Berpikir ............................................................................... 32
2.4Hipotesis Tindakan ............................................................................. 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 35
3.1Jenis Penelitian .................................................................................... 35
3.1Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 36
3.3Subjek Penelitian ................................................................................ 36
3.4Prosedur Penelitian ............................................................................. 36
3.4.1Prasiklus ................................................................................. 38
3.4.2Siklus I .................................................................................... 38
3.4.3Siklus II .................................................................................. 42
3.5Indikator Keberhasilan ........................................................................ 42
3.6Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 44
3.6.1Tes .......................................................................................... 44
3.6.2Wawancara ............................................................................. 44
3.6.3Observasi ................................................................................ 44
3.6.4Dokumentasi ........................................................................... 45
3.7Instrumen/Perangkat Penelitian .......................................................... 45
3.8Teknik Analisis Data ........................................................................... 46
3.8.1Data Kuantitatif ...................................................................... 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
3.8.2Analisis Kualitatif ................................................................... 50
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 51
4.1Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 51
4.1.1Prasiklus ................................................................................. 51
4.1.2Siklus I .................................................................................... 55
4.3.3Siklus II .................................................................................. 60
4.2Hasil Penelitian ................................................................................... 64
4.2.1Penyajian Data Prasiklus dan Siklus I .................................... 65
4.2.2Analisis Data Siklus I dan Siklus II ........................................ 71
4.3Pengujian Hipotesis Tindakan ............................................................ 76
4.4Pembahasan ......................................................................................... 78
4.4.1Siklus I .................................................................................... 78
4.4.2Siklus II .................................................................................. 80
BAB V: KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................... 83
5.1Kesimpulan ......................................................................................... 83
5.2Implikasi ............................................................................................. 85
5.3Saran ................................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 87
LAMPIRAN ................................................................................................... 88
BIOGRAFI PENULIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 : Tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ............... 1
Tabel 3.1 : Indikator Keberhasilan Mengemukakan Pendapat Siswa-siswi
................................................................................................ 43
Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Tunggal Nilai Akhir Pra Siklus dan Siklus I 66
Tabel 4.2 : Perbedaan Rata-rata Prasiklus dan Siklus I ........................... 67
Tabel 4.3 : Target dan Capaian Keterampilan Mengemukakan Pendapat
Siswa Prasiklus
dan Siklus I ............................................................................ 69
Tabel 4.4 : Hasil Uji Normalitas Keterampilan Mengemukakan Pendapat
Siswa Prasiklus dan Siklus I .................................................... 66
Tabel 4.5 : Paired Samples Test Prasiklus dan Siklus I .......................... 71
Tabel 4.6 : Distribusi Frekuensi Tunggal Siklus I dan Siklus II .............. 72
Tabel 4.7 : Peningkatan Rata-rata Nilai Akhir Siswa Siklus I dan Siklus II 73
Tabel 4.8 : Target dan Capaian Keterampilan Mengemukakan Pendapat
Siswa Siklus I dan Siklus II ..................................................... 74
Tabel 4.9 : Hasil Uji Normalitas Keterampilan Mengemukakan Pendapat
Siswa Prasiklus dan Siklus I .................................................... 75
Tabel 4.10 : Perbedaan Uji Rata-rata Siklus I dan Siklus II Paired Samples
Test .......................................................................................... 76
Tabel 4.11 : Perolehan T Hitung dan Asymp.Sig. (2-Tailed) Prasiklus dan
Siklus I, Siklus I dan Siklus II ................................................. 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 : Kerangka Berpikir Keterampilan Mengemukakan Pendapat 33
Gambar 3.1 : Model Kemmis dan Mc Taggart ........................................... 37
Gambar 4.1 : Suasana Diskusi Kelompok 1 Saat Prasiklus ........................ 53
Gambar 4.2 : Suasana Diskusi Kelompok Saat Siklus I .............................. 57
Gambar 4.3 : Suasana Akhir Pembelajaran ................................................. 62
Gambar 4.4 : Grafik Perbedaan Persentase Kelulusan Prasiklus dan Siklus I 68
Gambar 4.5 : Perbedaan Persentase Ketuntasan Belajar Siklus I dan Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ........................ 88
Lampiran 2 : Daftar Nilai Mentah Prasiklus Keterampilan Mengemukakan
Pendapat .................................................................................. 94
Lampiran 3 : Rubrik Penilaian .................................................................... 96
Lampiran 4 : RPP Siklus I ........................................................................... 99
Lampiran 5 : Materi Siklus I ....................................................................... 106
Lampiran 6 : Perintah Tugas dan Bahan Bacaan Siklus I ........................... 108
Lampiran 7 : Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa di Kelas Siklus I 113
Lampiran 8 : Daftar Nilai Mentah Siklus I ................................................ 119
Lampiran 9 : Tabel Perbandingan Rata-Rata Frekuensi Nilai Tunggal Prasiklus
dan Siklus I .............................................................................. 122
Lampiran 10 : Hasil Uji Normalitas Data Prasiklus dan Siklus I ................. 123
Lampiran 11 : Hasil Uji Paired Sampel T-test Prasiklus dan Siklus I .......... 126
Lampiran 12 : RPP Siklus II ......................................................................... 128
Lampiran 13 : Bahan Pelajaran Siklus II ...................................................... 134
Lampiran 14 : Perintah Tugas dan Bahan Bacaan Siklus II ......................... 137
Lampiran 15 : Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa di Kelas Siklus I 143
Lampiran 16 : Daftar Nilai Mentah Siklus II Keterampilan Mengemukakan
Pendapat .................................................................................. 149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
Lampiran 17 : Nilai Akhir Prasiklus, Siklus I dan Siklus II ......................... 152
Lampiran 18 : Tabel Perbandingan Rata-Rata Frekuensi Nilai Tunggal Siklus I
dan Siklus II ............................................................................. 154
Lampiran 19 : Hasil Uji Normalitas Data Siklus I dan Siklus I .................... 155
Lampiran 20 : Hasil Uji Paired Sampel T-test Siklus I dan Siklus I ............ 158
Lampiran 21 : Surat Izin Penelitian .............................................................. 160
Lampiran 22 : Keterangan Izin Penelitian dari Pihak Sekolah ...................... 161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada kelas VIII
SMP Joannes Bosco menuntut siswa-siswi untuk lebih aktif dan banyak
berdiskusi serta mempresentasikan hasil diskusi. Dalam proses ini siswa-siswi
dituntut untuk mempunyai keterampilan mengemukakan pendapat. Materi
pembelajaran yang menuntut siswa-siswi kelas VIII untuk mengemukakan
pendapat adalah pada standar kompetensi nomor 10. Berikut adalah tabel standar
kompetensi dan kompetensi dasar nomor 10.
Tabel 1.1: Tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
10. Mengemukakan pikiran,
perasaan, dan informasi
melalui kegiatan diskusi dan
protokoler.
10.1 Menyampaikan persetujuan,
sanggahan, dan
penolakan pendapat dalam
diskusi disertai dengan bukti
atau alasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Berdasarkan hasil observasi peneliti saat proses pembelajaran berlangsung,
terlihat bahwa (1) penerapan model pembelajaran kurang menarik sehingga siswa-
siswi kurang memperhatikan pembelajaran, (2) siswa-siswi kurang aktif dalam
mengutarakan pendapat saat pembelajaran berlangsung, (3) siswa-siswi masih
terlihat malu, (4) hanya beberapa siswa-siswi saja yang berani mengemukakan
pendapat tanpa harus dipersilakan oleh guru.
Berdasarkan wawancara penulis dengan Ibu Angela Reny Suryoresmi, S.Pd.,
selaku guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada Kamis, 8 Februari 2018,
dijelaskan bahwa dari 21 siswa-siswi, hanya 50% siswa-siswi di kelas VIII B
yang memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Bahasa
Indonesia ≥75 sedangkan 50% sisanya belum mencapai nilai KKM berbicara.
Artinya, dari 21 siswa-siswi, terdapat 10-11 siswa-siswi yang aktif, kritis, dan
berani mengemukakan pendapat, sisanya kurang aktif, kritis dan berani
mengemukakan pendapat. Beberapa hal yang menyebabkan siswa-siswi masih
terlihat ragu dalam mengemukakan pendapat ialah adanya perasan minder dan
kurangnya pengetahuan terkait pembelajaran. Guna mengatasi hal ini, guru harus
menunjuk dan menunggu agar siswa-siswi mau mengemukakan pendapat.
Kurangnya keaktifan siswa-siswi di kelas masih rendah. Jika siswa-siswi aktif
berkomunikasi maka pembelajaran akan terasa menyenangkan dan prestasi belajar
siswa-siswi akan terus meningkat. Melalui penerapan kurikulum KTSP pada kelas
VIII SMP Joannes Bosco, siswa-siswi dituntut untuk lebih aktif dan guru juga
harus bijaksana dalam menentukan suatu model pembelajaran yang dapat
menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif, agar proses belajar mengajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan. “Model pembelajaran
merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dan
terencana dalam mengorganisasikan proses pembelajaran peserta didik sehingga
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif” (Priansa, 2017: 188). Model
pembelajaran terdiri dari beberapa bagian, yakni (1) model pembelajaran berbasis
proyek, (2) model pembelajaran pemecahan masalah, (3) model pembelajaran
sosiodrama, (4) model pembelajaran penemuan, (5) model pembelajaran
kontekstual, dan (6) model pembelajaran kooperatif.
Guna mengatasi masalah berkaitan dengan peningkatan keterampilan
mengemukakan pendapat maka digunakan salah satu model pembelajaran, yakni
model pembelajaran kooperatif. “Model pembelajaran kooperatif adalah konsep
yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk
yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru” (Suprijono, 2009: 54).
Melalui pembelajaran kooperatif ini, siswa-siswi dituntut untuk lebih bertanggung
jawab atas tugas yang diberikan guru dan berusaha menemukan informasi untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan kepada mereka. Pembelajaran
kooperatif ini bertujuan untuk menciptakan situasi di mana keberhasilan individu
ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.
Model pembelajaran koperatif terbagi menjadi beberapa bagian, antara lain:
(1) jigsaw, (2) think-pair-share (TPS), (3) numbered heads together (NHT), (4)
group investigation, (5) two stay two stray, (6) make a match, (7) listening team,
inside-outside, bamboo dancing, (8) point-counter-point, (9) the power of two,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dan (10) listening team. Tipe pembelajaran yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini adalah tipe numbered heads together (NHT) .
“NHT adalah suatu pendekatan yang dikembangkan oleh Spencer Kagen
(1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang
tercakup dalam suatu pembelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap
isi pelajaran tersebut” (Majid, 2013:192). Pembelajaran kooperatif tipe NHT
menuntut siswa-siswi lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
Dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT, siswa-siswi dalam kelompok diberi
nomor yang berbeda. Setiap siswa-siswi dibebankan untuk menyelesaikan soal
yang sesuai dengan nomor anggota mereka. Namun, pada umumnya, mereka
harus mampu mengetahui dan menyelesaikan semua soal yang diberikan oleh
guru. Pembelajaran kooperatif tipe NHT juga dinilai lebih memudahkan siswa-
siswi berinteraksi dengan teman-teman dalam kelas dibandingkan dengan model
pembelajaran langsung yang selama ini diterapkan oleh guru. Model pembelajaran
kooperatif tipe NHT, menuntut siswa-siswi perlu berkomunikasi satu sama lain,
sedangkan pada model pembelajaran langsung siswa-siswi duduk berhadap-
hadapan dengan guru dan terus memperhatikan gurunya.
Adapun alasan penulis memilih model pembelajaran ini adalah, (1) model
pembelajaran ini lebih menarik karena siswa-siswi dituntut untuk bekerja sama
dalam kelompok dan bertanggung jawab menjawab pertanyaan yang telah
diberikan sesuai dengan nomor kepala, (2) model pembelajaran NHT telah
terbukti dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa-siswi, sehingga peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
ingin meningkatkan keterampilan berbicara lebih khusus keterampilan
mengemukakan pendapat siswa-siswi.
Berdasarkan permasalahan dan data-data yang diuraikan di atas, peneliti
tertarik melaksanakan penelitian tentang “Peningkatan Keterampilan
Mengemukakan Pendapat melalui Penerapan Numbered Heads Together (NHT)
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII B SMP Joannes Bosco Tahun Ajaran
2017/2018”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, terdapat
beberapa masalah yang dapat diidentifikasi. Masalah-masalah tersebut sebagai
berikut ini.
1.2.1 Hanya beberapa siswa-siswi yang aktif, kritis dan berani mengemukakan
pendapat saat proses pembelajaran berlangsung.
1.2.2 Adanya perasan minder dan kurangnya pengetahuan terkait pembelajaran.
1.2.3 Proses pembelajaran kurang menarik sehingga siswa-siswi tidak terlalu
memperhatikan pembelajaran.
1.2.4 Penerapan model pembelajaran yang digunakan di kelas VIII B SMP
Joannes Bosco kurang variatif.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, perlu dibatasi masalah yang akan
diteliti agar peneliti fokus dalam menggali dan mengatasi masalah yang ada. Salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
satu masalah yang menjadi penyebab rendahnya keterampilan mengemukakan
pendapat siswa-siswi adalah model pembelajaran yang diterapkan guru. Model
pembelajaran yang diterapkan guru masih menggunakan metode ceramah.
Merujuk pada masalah tersebut, maka penulis berinisiatif untuk meningkatkan
keterampilan mengemukakan pendapat siswa-siswi melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, masalah yang
akan diteliti dirumuskan sebagai berikut ini.
Apakah penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads
Together dapat meningkatkan keterampilan mengemukakan pendapat siswa-
siswi SMP Joannes Bosco kelas VIII B tahun ajaran 2017/2018?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan di atas, tujuan penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan mengemukakan
pendapat siswa-siswi kelas VIII B SMP Joannes Bosco tahun ajaran 2017/2018,
melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini, yakni manfaat
teoretis dan manfaat praktis. Berikut adalah uraian manfaat penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.6.1 Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran
pada tingkatan penelitian lebih lanjut khususnya yang berkaitan dengan
penelitian ini dan pada pembelajaran Bahasa Indonesia umumnya guna
memperbaiki mutu pendidikan terutama dalam hal mengemukakan pendapat
melalui model pembelajaran koopertif tipe NHT.
1.6.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini dibagi kembali menjadi tiga bagian, yakni
(1) bagi guru, (2) bagi siswa-siswi dan (3) bagi sekolah. Berikut ini uraian
manfaat praktis.
1. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah satu referensi guru
untuk meningkatkan keterampilan mengemukakan pendapat siswa- siswi
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
2. Bagi Siswa-siswi
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah satu cara untuk
meningkatkan keterampilan mengemukakan pendapat siswa-siswi melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu model
pembelajaran yang dapat meningkatakan keterampilan mengemukakan
pendapat siswa-siswi di tingkat SMP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1.7 Batasan Istilah
Batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini tentu saja tidak lepas dari
teori keterampilan mengemukakan pendapat, model pembelajaran kooperatif dan
teori lainnya yang mendukung dalam penelitian ini. Adapun batasan-batasan
istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.7.1 Mengemukakan Pendapat
Dalam KBBI (2005: 760, 236) kata mengemukakan berarti mengajuhkan,
mengatakan, mengutarakan, dan mengetengahkan. Pendapat berarti, pikiran,
anggapan, buah pemikiran tentang suatu hal. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
pengertian mengemukakan pendapat menurut KBBI adalah kemampuan
mengutarakan buah pikiran tentang suatu hal
1.7.2 Model Pembelajaran
Suprijino (2009: 46) mengatakan “ Model pembelajaran merupakan pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas
maupun tutorial”. Selain itu menurut Armi (2015:4) mendefinisikan “Model
pembelajaran adalah sebagai suatu desain yang menggambarkan proses rinci dan
peniptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga
terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1.7.3 Kooperatif
Suprijono (2009: 54)mendefinisikan “ Pembelajaran kooperatif adalah
“Konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-
bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”.Rusman (2010:
202) mendefinisikan “Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6
orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen”.
1.7.4 Numbered Heads Together (NHT)
Majid (2013: 192) mendefinisikan Numbered head together (NHT)
adalah “Suatu pendekatan yang dikembangkan oleh Spencer Kagen (1993)
untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup
dalam suatu pemlajaran, dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi
pelajaran tersebut”.
1.8 Sistematika Penulisan
Penelitian ini dijabarkan menjadi 5 bab. Setiap bab diuraikan secara
sistematis sebagai berikut ini.
Bab I tentang pendahuluan. Bab Pendahuluan berisi latar belakang masalah,
identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II tentang kajian teori.
Kajian teori berisi tentang penelitian yang relevan, tinjauan pustaka, kerangka
berpikir dan hipotesis tindakan. Bab III tentang metodologi penelitian.
Metodologi penelitian ini menjabarkan jenis Penelitian, tempat dan waktu
penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, indikator keberhasilan, teknik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
pengumpulan data, instrumen/perangkat penelitian, teknik analisis data. Bab IV
berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian dan
pembahasan ini berisi tentang pelaksanaan penelitian, hasil penelitian,
jawaban hipotesis tindakan pembahasan. Bab V berisi kesimpulan, implikasi,
dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Penelitian yang Relevan
Berdasarkan studi kepustakaan terdapat dua macam model penelitian yang
relevan, antara lain pertama penelitian yang dilakukan oleh Karina, Widya Utami
2009 dengan judul skripsi “Peningkatan Kemampuan Menyatakan Pendapat
melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) Pada
Siswa Kelas X.1 SMA Negeri Arjasa Kabupaten Jember”. Tujuan penelitian
tersebut adalah mengetahui proses dan hasil peningkatan kemampuan menyatakan
pendapat siswa kelas X.1 SMA Negeri Arjasa pada aspek menyampaikan hasil
diskusi, mengemukakan tanggapan, dan mengajukan saran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Berdasarkan analisis data kuantitatif, diketahui kemampuan siswa-siswi
dalam menyatakan pendapat pada (1) aspek menyampaikan hasil diskusi pada
siklus II, dari 39 siswa-siswi, sebanyak 38 siswa-siswi mencapai ketuntasan
belajar (prates 20 siswa-siswi, siklus I 29 siswa-siswi); 13 siswa-siswi dengan
kualifikasi baik sekali, 25 siswa-siswi dengan kualifikasi baik, dan 1 siswa dengan
kualifikasi cukup. (2) aspek mengemukakan tanggapan pada siklus II, seluruh
siswa-siswi mencapai ketuntasan belajar (prates 19 siswa-siswi, siklus I 24 siswa-
siswi) 13 siswa-siswi dengan kualifikasi baik sekali dan 26 siswa-siswi dengan
kualifikasi baik. (3) aspek mengajukan saran pada siklus II, seluruh siswa-siswi
mencapai ketuntasan belajar (pra tes 21 siswa-siswi, siklus I 31 siswa-siswi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
belajar 13 siswa-siswi dengan kualifikasi baik sekali dan 26 siswa dengan
kualifikasi baik.
Persamaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian yang
dilakukan oleh Karina, Widya Utami adalah (1) jenis penelitian yang digunakan
sama-sama menggunakan penelitian tindakan kelas (2) sama-sama bertujuan
untuk meningkatkan keterampilan atau kemampuan menggemukakan pendapat
siswa-siswi (3) model pembelajaran yang digunakan menggunakan model
koperatif tipe NHT. Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan
penelitian yang dilakukan oleh Karina, Widia Utami adalah (1) tempat dan subyek
penelitian yang digunakan peneliti berbeda dengan tempat dan subyek penelitian
yang dilakukan Karina, Widia Utami (2) penelitian yang dilakukan oleh Karina,
Widia Utami berfokus pada tiga aspek pertama aspek menyampaikan hasil
diskusi, kedua aspek mengemukakan tanggapan, ketiga aspek mengajukan saran.
Sedangkan penelitian ini berfokus pada keterampilan mengemukakan pendapat
siswa ketika berdiskusi dalam kelompok.
Kedua penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen yang dilakukan oleh
Riska Emelda, Rahayu Fitri dan Ria Satini yang berjudul “Pengaruh Penggunaan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together (NHT) Terhadap
Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Gunung Talang
Kabupaten Solok”. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode
eksperimen. Penelitian dilakukan sebelum dan sesudah menggunakan model
pembelajaran kooperatif Tipe NHT. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VII SMP Negeri 4 Gunung Talang Kabupaten Solok tahun ajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2016/2017. Jumlah siswa 151 orang tersebar pada 5 kelas. Sampel penelitian ini
berjumlah 30 orang siswa-siswi, dengan teknik penarikan sampel purposive
sampling. Penelitian dilakukan sebelum dan sesudah penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Hasil penelitian antara lain sebelum menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT adalah 54,25% berada pada rentangan 46-55% dengan
kualifikasi Hampir Cukup (HC). Hasil penelitian setelah menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT rata-rata hitung keterampilan berbicara siswa-
siswi kelas VII SMP Negeri 4 Gunung Talang Kabupaten Solok sebelum
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT)
adalah 76,48 berada pada rentangan 76-85% dengan kualifikasi Baik (B).
Kesimpulan penelitian ini adalah keterampilan berbicara siswa-siswi kelas VII
SMP Negeri 4 Gunung Talang Kabupaten Solok dapat meningkat dengan
menggunakan model kooperatif tipe NHT.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian relevan yang kedua adalah kelas
(1) sama-sama bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa-siswi
(2) model pembelajaran yang digunakan menggunakan model koperatif tipe NHT.
Perbedaan penelitian relevan yang kedua (1) tempat dan subyek berbeda dengan
penelitian ini (2) jenis penelitian yang digunakan Riska Emelda, Rahayu Fitri dan
Ria Satini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2.2 Tinjauan Pustaka
Berikut ini diuraikan tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini
(1) mengemukakan pendapat, (2) pengertian penilaian autentik, (3) pengertian
model pembelajaran kooperatif, (4) ciri-ciri model pembelajaran kooperatif, (5)
unsur penting model pembelajaran kooperatif, (6) tujuan model pembelajaran
kooperatif, (7) tipe-tipe pembelajaran kooperatif, (8) pengertian model
pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT), (9) tujuan model
pembelajaran numbered head together (NHT), (10) tahap pelaksanaan model
pembelajaran numbered head together (NHT). Adapun penjabaran teori tersebut
sebagai berikut ini.
2.2.1 Mengemukakan Pendapat
Dalam KBBI (2005: 760, 236) kata mengemukakan berarti mengajuhkan,
mengatakan, mengutarakan, dan mengetengahkan. Pendapat berarti, pikiran,
anggapan, buah pemikiran tentang suatu hal. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
pengertian mengemukakan pendapat menurut KBBI adalah kemampuan
mengutarakan buah pikiran tentang suatu hal. Menurut Arsjad dan Mukti (1988:
17) “Menyampaikan pikiran dan gagasan merupakan aspek dari kemampuan
berbicara”. Ketika berbicara, pembicara harus memahami bagaimana cara
mengemukakan pendapat yang ingin disampaikan. Bagaimana
mengemukakannya, hal ini menyangkut masalah bahasa dan pengucapan bunyi-
bunyi bahasa tersebut. Untuk menyampaikan pendapat pembicara harus
memiliki keberanian dan kegairahan dalam mengemukakan pendapat tersebut.
Selain itu pembicara harus berbicara dengan jelas dan tepat. Artinya, berapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
faktor yang harus diperhatikan oleh pembicara untuk keefektifan
mengemukakan pendapat, yaitu faktor kebahasaan dan nonkebahasaan.
Faktor kebahasaan mencakup beberapa bagian, antara lain (1) ketepatan
ucapan, (2) penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai, (3) pilihan
kata (diksi), (4) ketepatan dan sasaran pembicaraan. Sementara itu, faktor
nonkebahasaan mencakup: (1) sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku, (2)
pandangan harus diarahkan ke lawan bicara, (3) kesediaan menghargai pendapat
orang lain, (4) gerak-gerik dan mimik yang tepat, (5) kenyaringan suara juga
sangat menentukan, (6) kelancaran, (7) relevansi/ penalaran, dan (8) penguasaan
topik.
Menurut Parera (1987: 185) ada beberapa tuntutan kemampuan dan
keterampilan dalam mengutarakan pendapat, yakni:
1. Kemampuan mengutaran pendapat dengan bahasa.
Kemampuan ini menyangkut kemampuan mempergunakan bahasa dengan
baik, tepat, dan seksama.
2. Kemampuan mengutarakan pendapat secara analitik, logis, dan kreatif.
Mengemukakan pendapat secara analitik berarti, dapat mengemukakan
pendapat secara sistematis dan teratur. Untuk mengutarakan pendapat secara
analitik diperlukan pendalaman masalah, diperlukan kebiasaan untuk
mengemukakan pendapat secara langsung, dan tidak berbelit-belit, akan tetapi
setiap masalah dianalisis secara terperinci satu per satu. Mengutarakan pendapat
secara logis berarti mengemukakan pendapat secara masuk akal. Selain berpikir
secara analitis dan logis diperlukan pula berpikir secara kreatif. Berpikir kreatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
ini ada berbagai macam bentuknya yakni: (1) hasil pikiran adalah suatu yang
baru, (2) pikiran tidak konfensional, (3) mengandung motivasi yang tinggi, nilai
karya yang tahan lama, dan mempunyai intensitas yang tahan lama pula.
2.2.2 Pengertian Penilaian Autentik
Menurut Kunandar (2013: 35) “Penilaian autentik adalah kegiatan menilai
peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses
maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan
tuntutan kompetensi yang ada di standar kompetensi (SK) atau kompetensi inti
(KI) dan kompetensi dasar (KD)”. Menurut Nurgiantoro (2011: 24) “Penilaian
autentik merupakan penekankan pada penilaian kinerja, doing something,
melakukan sesuatu yang dikuasai secara teoretis”.
Penilaian autentik mementingkan penilaian proses dan penilaian hasil
sekaligus. Dengan demikian, seluruh tampilan peserta didik dalam rangkaian
kegiatan pembelajaran dapat dinilai secara objektif, apa adanya, dan tidak
semata-mata hanya berdasarkan hasil akhir (produk) saja. Dari pengertian 2
pakar di atas disimpulkan bahwa penilaian autentik merupakan kegiatan menilai
peserta didik yang menekankan pada kinerja di dunia nyata secara bermakna
yang merupakan penerapan esensi pengetahuan dan keterampilan dan dinilai
melalui berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan
kompetensi yang ada di standar kompetensi (SK) atau kompetensi inti (KI) dan
kompetensi dasar (KD).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2.2.3 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Rusman (2010: 202) “Pembelajaran kooperatif (cooperative
learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari
4-6 orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen”. Menurut Sanjaya
(2006: 239) “Pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan belajar siswa yang
dilakukan dengan cara berkelompok”. Pembelajaran kooperatif adalah “Konsep
yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk
yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru” (Suprijono, 2009: 54).
Menurut Majid (2013: 174) “Pembelajaran koooperatif adalah model
pembelajaran yang mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Pembelajaran kooperatif (coperative learning) merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil secara kolaboratif, yang anggotanya terdiri dari 4 sampai dengan 6 orang.,
dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen”. Menurut Isjoni (2009: 8)
secara sederhana kata kooperatif berarti mengerjakan sesuatu secara bersama-
sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu tim.
Dari pendapat pakar di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif merupakan pembelajaran yang berbentuk kelompok yang terdiri dari
4-6 orang secara heterogen melalui pembentukan kelompok ini, pembelajar
dituntut untuk belajar bersama-sama, saling membantu antara satu dengan yang
lain sehingga dapat mencapai tujuan tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2.2.4 Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Rusman (2010: 207) karakteristik atau ciri-ciri model
pembelajaran kooperatif terdiri dari 4 yakni, (1) pembelajaran secara tim (2)
didasarkan pada menejemen kooperatif (3) kemauan untuk bekerja sama (4)
keterampilan bekerja sama. Berikut penjelasan terperinci dari keempat ciri-ciri
model pembelajaran kooperatif.
1. Pembelajaran Secara Tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan oleh tim. Tim
merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Pembentukan tim dilakukan
dengan membentuk kelompok secara hetetogen yang beranggotakan 4-6
orang, dalam tim yang telah dibentuk siswa dituntut untuk bekerja sama
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Oleh karena itu, tim harus
mampu membuat setiap siswa belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Didasarkan pada Manejemen Kooperatif
Manejemen kooperatif merupakan proses untuk mengatur dan menjalankan
pembelajaran kooperatif yang dilakukan oleh sekelompok orang. Tiga
fungsi menajemen: (1) fungsi menajemen sebagai perencanaan pelaksanaan
menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan, dan langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan.
Misalnya tujuan apa yang harus dicapai, bagaimana cara pencapaiannya, apa
yang harus digunakan untuk pencapaian tujuan dan lain sebagainya.
Pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif harus
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan melalui langkah-langkah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
pembelajaran yang sudah ditentukan termasuk ketentuan-ketentuan yang
sudah disepakati bersama. (2) fungsi manejemen sebagai organisasi,
menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama
antar setiap kelompok maka pembelajaran kooperatif memerlukan
perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan secara efektif.
Dalam setiap kelompok perlu diatur tugas dan tanggung jawab setiap
anggota kelompok. (3) fungsi manejemen sebagai kontrol, menunjukkan
bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan
baik melalui tes maupun nontes.
3. Kemauan untuk Bekerja Sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara
kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerja sama perlu
ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama yang baik,
pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang optimal. Setiap
anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung jawab
masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling
membantu,misalnya siswa yang pintar membantu siswa yang kurang pintar.
4. Keterampilan Bekerja Sama
Kemampuan bekerja sama itu dipraktikkan melalui aktivitas dalam kegiatan
pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian, siswa perlu didorong
untuk mau dan sungguh berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota
lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Siswa perlu dibantu mengatasi berbagai hambatan dalam berinteraksi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
berkomunikasi, sehingga setiap siswa dapat menyampaikan ide,
mengemukakan pendapat dan memberi kontribusi kepada keberhasilan
kelompok.
Menurut Ibrahim dkk (2000: 6) Pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-
ciri atau karakteristik yakni (1) Siswa bekerja dalam kelompok untuk
menuntaskan materi belajar (2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki
keterampilan tinggi, sedang, dan rendah (heterogen) (3) Penghargaan lebih
berorientasi pada kelompok dari pada individu. Pembelajaran kooperatif
mencerminkan pandangan bahwa manusia belajar dari pengalaman mereka dan
partisipasi aktif dalam kelompok kecil membantu siswa belajar keterampilan
sosial, sementara itu secara bersamaan mengembangkan sikap demokrasi dan
keterampilan berpikir logis.
2.2.5 Unsur Penting Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Priansa (2017: 294) model pembelajaran kooperatif terdiri dari 4
unsur yakni (1) saling ketergantungan positif (2) interaksi tatap muka (3)
akuntabilitas individual (4) keterampilan menjalin hubungan antarpribadi.
Berikut uraian keempat unsur tersebu.
1. Saling Ketergantungan Positif
Suatu bentuk kerja sama antara anggota kelompok agar dapat mencapai
tujuan pembelajaran. Siswa benar-benar mengerti bahwa kesuksesan
kelompok tergantung pada kesuksesan anggotanya. Peran guru menciptakan
suasana yang mendorong peserta didik untuk merasa saling membutuhkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
antarsesama. Dengan cara ini, mereka saling bergantung satu sama lain.
Saling ketergantungan tersebut dapat dicapai meliputi: (1) Saling
ketergantungan pencapaian tujuan, untuk mencapai tujuan pembelajaran
siswa-siswi dalam setiap kelompok dituntut untuk bekerja sama dan saling
membantu agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai (2) Saling ketergantungan dalam
menyelesaikan pekerjaan, siswa-siswi dibagi dalam kelompok secara
heterogen artinya masing-masing kelompok terdiri dari berbagai suku,
tingkat akademi, perbedaan kulit, dsb.untuk menyelesaikan pekerjaan yang
akan diselesaikan kelompok, masing-masing siswa saling bekerja sama
menyelesaikan tugas kelompok. (3) Ketergantungan bahan dan sumber
untuk menyelesaikan pekerjaan, setiap siswa dalam kelompok diwajibkan
mempelajari bahan yang ditugaskan dalam kelompok dan menjamin semua
anggota kelompoknya mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut (4)
Saling ketergantungan peran, dalam kelompok setiap anggota mempunyai
tugas yang berlainan untuk menyelesaikan tugas dari guru, setelah
menyelesaikan tugas setiap siswa berkumpul dan bertukar pikiran atau
informasi.
2. Interaksi tatap muka
Interaksi tatap muka menuntut peserta didik yang ada di dalam kelompok
untuk saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak
hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama peserta didik. Interaksi tatap
muka memungkinkan para peserta didik untuk saling menjadi sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
belajar sehingga menjadi lebih variasi. Interaksi ini diharapkan akan
memudahkan dan membantu peserta didik dalam mempelajari suatu materi
atau konsep. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk
membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran
beberapa anggota akan lebih baik dari pada hasil pemikiran dari individu
saja.
3. Akuntabilitasi Individual
Meskipun pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar
kelompok, penilaian dalam rangka mengetahui tingkat penguasaan peserta
didik terhadap suatu materi pelajaran dilakukan secara individual. Hasil
penilaian secara individual tersebut selanjutnya disampaikan oleh guru
kepada kelompok yang dapat memberikan bantuan. Nilai kelompok
didasarkan atas rata-rata hasil belajar semua anggotanya. Oleh karena itu,
setiap anggota kelompok harus memberikan kontribusi atau ikut terlibat
dalam proses diskusi demi keberhasilan kelompok. Penilaian kelompok
yang didasarkan atas rata-rata penguasaan semua anggota kelompok secara
individual inilah yang dimaksud dengan akuntabilitas individu.
4. Keterampilan Menjalin Hubungan Antarpribadi
Pembelajaran kooperatif akan menumbuhkan keterampilan menjalin
hubungan antarpribadi. Hal ini disebabkan pembelajaran kooperatif
menekankan aspek-aspek, tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman,
mengkritik ide dan bukan mengkritik orangnya, dan berbagai sikap positif
lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2.2.6 Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif
Majid (2013: 175) mengemukakan bahwa Pembelajaran kooperatif
mempunyai beberapa tujuan, diantaranya sebagai berikut ini. Pertama,
meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Model kooperatif ini
memiliki keunggulan dalam membantu siswa untuk memahami konsep-konsep
yang sulit. Kedua, agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai
berbagai perbedaan latar belakang. Ketiga, mengembangkan keterampilan sosial
siswa, seperti berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain,
memancing teman untuk
bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, dan bekerja dalam kelompok.
Isjoni (2009: 7) menyatakan bahwa tujuan utama dalam penerapan model
pembelajaran kooperatif, adalah sebagai berikut ini.
Agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-
temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan
kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan
menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok, pembelajaran kooperatif
siswa diajarkan keterampilan kerjasama dan kolaborasi.
Keterampilan ini sangat penting untuk dimiliki siswa sebagai warga
masyarakat, bangsa dan negara, mengingat kenyataan yang dihadapi bangsa ini dalam
mengatasi masalah-masalah sosial semakin kompleks. Apalagi tantangan bagi peserta
didik supaya mampu dalam menghadapi persaingan global untuk memenangkan
persaingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2.2.7 Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif
Menurut Lie (2008) (dalam Priansa, 2017: 299) tipe-tipe pembelajaran
kooperatif adalah sebagai berikut ini..
1. Kontekstual (Contextual Teaching and Learning / CTL)
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian
atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negoisasi) yang berkaitan dengan
dunia nyata kehidupan peserta didik (daily life modeling) sehingga akan
terasa manfaat dari materi yang akan disajikan, motivasi belajar muncul,
dunia pikiran peserta didik menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif,
nyaman dan menyenangkan. Prinsip pembelajaran kontekstual adalah
aktivitas peserta didik, yaitu peserta didik melakukan dan mengalami tidak
hanya menonton dan mencatat dan pengembangan kemampuan sosialisasi.
Model pembelajaran kontekstual mendorong pembelajaran yang
menyenangkan dan tidak membosankan sehingga peserta didik mampu
melaksanakan kerja sama, belajar secara aktif, berbagai sumber
pengetahuan, mendorong pemikiran kritis, dan kreatif.
2. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning / PBL)
Kehidupan identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih
dan mengembangkan kemampuan untuk menyelasaikan masalah yang
berorientasi pada masalah autentik. Dari kehidupan aktual peserta didik, untuk
merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap harus
dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negoisasi, demokratis, suasana
nyaman dan menyenangkan agar peserta didik dapat berpikir optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
3. Permainan Tim (Team Games Tournament/ TGT)
Model pembelajaran TGT merupakan pembelajaran kooperatif yang
mengandung unsur formasi, instruksi, dan lembar tugas. Penerapan model ini
dengan cara mengelompokkan peserta didik secara heterogen, tugas setiap
kelompok bisa sama bisa berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelompok
bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamika
kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antarkelompok,
suasana diskusi nyaman dan menyenangkan, seperti dalam kondisi permainan
(games), yaitu dengan cara guru bersikap terbuka, ramah, lembut, dan santun.
Setelah selesai kerja kelompok, sajikan hasil kelompok sehingga terjadi diskusi
kelas.
4. Student Team Achievement (STAD)
STAD adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling mudah
dilaksanakan karena sifatnya sederhana dan memungkinkan para guru pemula
untuk mengimplementasikannya di ruang kelas dengan baik. langkah-langkah
penerapan model STAD antara lain: pengarahan, penentuan kelompok
heterogen, (4-5 orang), pendiskusian bahan belajar–LKS-Modul secara
kolaborator, penyajian presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas,
pemberian kuis individual dan penentuan skor perkembangan setiap peserta didik
atau kelompok, pengumuman rekor tim dan individual, dan pemberian reward.
Tujuan utama penggunaan model pembelajaran kooperatif STAD adalah untuk
memotivasi peserta didik agar saling mendukung dan membantu satu sama lain
dalam menguasai pengetahuan yang diajarkan oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
5. Numbered Head Together (NHT)
NHT adalah salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif dengan sintaks:
pengarahan, penentuan kelompok heterogen, dan setiap peserta didik memiliki
nomor tertentu, pemberian persoalan, materi bahan ajar (untuk setiap kelompok
sama, tetapi untuk setiap peserta didik tidak sama sesuai dengan nomor peserta
didik. Setiap peserta didik dengan nomor yang sama mendapat tugas yang sama),
pelaksanaan kerja kelompok, presentasi kelompok dengan nomor peserta didik
yang sama sesuai dengan tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas,
kuis individual dan penentuan skor perkembangan setiap peserta didik,
pengumuman hasil kuis dan pemberian reward.
6. JIGSAW
Model pembelajaran ini termasuk pembelajaran kooperatif dengan sintaks:
pengarahan, informasi bahan ajar; penentuan kelompok heterogen; pemberian
bahan ajar (LKS) yang terdiri atas beberapa bagian sesuai dengan banyak peserta
didik dalam kelompok; setiap anggota kelompok bertugas membahas bagian
tertentu, setiap kelompok mempelajari bahan belajar yang sama, penentuan
kelompok ahli sesuai dengan bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja
sama dan diskusi; setiap anggota kembali ke kelompok asal; pelaksanaan
tutorialpada kelompok asal oleh anggota kelompok ahli, penyimpulan dan
evaluasi, refleksi.
7. Think Pairs Shere (TPS)
Model pembelajaran ini tergolong tipe kooperatif dengan sintaks: guru
menyajikan materi klasikal, memberikan persoalan kepada peserta didik; peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
didik bekerja kelompok dengan cara berpasangan sebanguku-sebangku (think-
pairs), presentasi kelompok (share), kuis individual, penentuan skor
perkembangan setiap peserta didik, pengumuman hasil diskusi dan pemberian
reward.
8. Group Investigation (GI)
Model kooperatif tipe GI dengan sintaks: pengarahan, membuat kelompok
heterogen dengan orientasi tugas, perencanaan pelaksanaan investigasi. Setiap
kelompok menginvestigasi proyek tertentu bisa di luar kelas, contohnya
mengukur tinggi pohon, mendata jumlah dan jenis kendaraan di dalam sekolah,
jumlah guru dan staf sekolah); penolahan data penyajian data hasil investigasi,
presentasi, kuis individu; pemberian skor perkembangan peserta didik,
pengumuman hasil kuis dan pemberian hadiah.
9. Cooperative, Integrated, Reading, and Composition (CIRC)
Terjemahan bebas dari CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan
menulis secara kooperatif-kelompok. Sintaksnya adalah membentuk kelompok
heterogen empat orang; guru memberikan wacana bahan bacaan sesuai dengan
materi ajar; peserta didik bekerja sama (membaca bergantian, menemukan kata
kunci, memberikan tanggapan) terhadap wacana, kemudian menulisakan hasil
kolaboratifnya, presentasi hasil kelompok, refleksi.
10. Talking Stick
Sintaks pembelajaran ini adalah guru menyiapkan tongkat, sajian materi pokok;
peserta didik membaca materi lengkap pada wacana. Guru mengambil tongkat
dan memberikan tongkat kepada peserta didik dan peserta didik yang menerima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
tongkat menjawab pertanyaan dari guru; tongkat yang diberikan kepada peserta
didik lain dan guru memberikan pertanyaan lagi. Demikian seterusnya. Guru
membimbing kesimpulan-refleksi-evaluasi.
11. Make-A Match
Guru menyiapkan kartu yang berisi persoalan-permasalahan dan kartu yang
berisi jawabannya. Kemudian, setiap peserta didik mencari dan mendapatkan
sebuah kartu soal dan berusaha menjawabnya. Setiap peserta didik mencari kartu
jawaban yang cocok dengan persoalannya. Peserta didik yang benar mendapat
nilai-reward, kartu dikumpulkan kembali dan dikocok. Untuk babak berikutnya,
pembelajaran dilakukan seperti babak pertama, penyimpulan dan evaluasi,
refleksi.
Dari 12 Tipe-tipe model pembelajaran kooperatif peneliti tertarik
meningkatkan keterampilan mengemukakan pendapat siswa-siswi dengan
menerapkan model pembelajaran tipe NHT. Alasan peneliti ingin meningkatakan
keterampilan mengemukakan pendapat dengan tipe NHT, yakni: (1) model
pembelajaran ini lebih menarik karena siswa-siswi dituntut untuk bekerja sama
dalam kelompok dan bertanggung jawab menjawab pertanyaan yang telah
diberikan sesuai dengan nomor kepala, (2) model pembelajaran NHT telah
terbukti dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa-siswi, sehingga
peneliti ingin meningkatkan keterampilan berbicara lebih khusus keterampilan
mengemukakan pendapat siswa-siswi. Selain itu menurut Priansa (2017: 338)
keunggulan NHT adalah (1) setiap peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2.2.8 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head
Together (NHT)
Numbered head together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah
jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.
Numbered head together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser
Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi
yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pembelajaran tersebut (Trianto, 2009: 82). Numbered head
together (NHT) adalah “Suatu pendekatan yang dikembangkan oleh Spencer
Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi
yang tercakup dalam suatu pemlajaran, dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut” (Majid, 2013: 192).
2.2.9 Tujuan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)
Menurut Priansa (2017: 335) “Tujuan model pembelajaran Numbered
head together (NHT) adalah memperkuat kerja sama antarpeserta didik dan
memastikan bahwa semua peserta didik mampu untuk menyelesaikan tugasnya
secara mandiri”. NHT sangat tepat digunakan untuk mengetahui akuntabilitas
individu dalam diskusi kelompok. NHT memberikan kesempatan yang sama
kepada peserta didik untuk menyampaikan dan berbagi ide di antara peserta
didik sehingga berbagi ide tersebut semakin berkembang di dalam kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Selain tujuan tersebut, tiga tujuan dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT
adalah sebagai berikut ini.
1. Hasil belajar akademik struktural, bertujuan untuk meningkatkan kinerja
peserta didik dalam tugas-tugas akademik.
2. Pengakuan adanya keragaman, bertujuan agar peserta didik dapat menerima
teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.
3. Pengembangan keterampilan sosial, bertujuan untuk mengembangkan
keterampilan sosial peserta didik. Keterampilan yang dimaksud, yaitu
berbagi tugas, aktif bertanya, mengahargai pendapat orang lain, mau
menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
2.2.10 Tahap Pelaksanaan Model Pembelajaran Numbered Head Together
(NHT)
Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered head together
(NHT) terdiri atas sejumlah kegiatan. Menurut Ibrahim (2000) (dalam Priansa,
2017: 336) NHT merujuk pada konsep yang dikembangkan oleh Kagen yang
menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT terdiri atas tiga
langkah, yaitu pembentukan kelompok, diskusi masalah, dan tukar jawaban
antar kelompok. Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh
Ibrahim (2000) menjadi enam langkah berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
1. Langkah 1: Persiapan
Pada tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat
Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai
dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
2. Langkah 2: Pembentukan Kelompok
Pembentukan kelompok diseduaikan dengan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok yang
beranggotakan 3-5 orang. Guru memberikan nomor kepada setiap peserta
didik dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang
dibentuk merupakan pencampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial,
ras, suku, jenis kelamin, dan kemampuan belajar. Selain itu dalam
pembemtukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar
dalam menentukan tiap-tiap kelompok.
3. Langkah 3: Setiap Kelompok Harus Memiliki Buku Paket/ Panduan
Dalam pembentukan kelompok, setiap kelompok harus memiliki buku
paket atau buku panduan agar memudahkan peserta didik dalam
menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
4. Langkah 4: Diskusi Masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap peserta didik
sebagai ahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap peserta
didik berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa
setiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi,
dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
5. Langkah 5: Memangil Nomor Anggota atau Pemberian Jawaban
Pada tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para peserta didik dari setiap
kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan
jawaban kepada siswa di kelas.
6. Langkah 6: Memberikan Simpulan
Guru bersama peserta didik menyimpulkan jawaban akhir dari semua
pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
2.3 Kerangka Berpikir
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia keterampilan mengemukakan pendapat siswa kelas VIII B masih belum
maksimal. Penyebabnya (1) Beberapa siswa-siswi saja yang aktif, kritis dan
berani mengemukakan pendapat saat proses pembelajaran berlangsung, (2)
Adanya perasan minder dan kurangnya pengetahuan terkait pembelajaran, (3)
Proses pembelajaran masih menerapkan pembelajaran tradisional, yakni melalui
metode ceramah, (4) Penerapan model pembelajaran yang digunakan di kelas VIII
SMP Joannes Bosco kurang variatif.
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru perlu dilakukan perbaikan
untuk memecahkan masalah tersebut. Salah satu tidakan perbaikan untuk
mengatasi masalah tersebut melalui penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe numbered heads together (NHT). Pembelajaran kooperatif tipe NHT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
merupakan model yang menuntut siswa untuk bekerja sama dan bertanggung
jawab atas tugas yang diberikan guru. Pelaksanaan penelitian ini melalui 2 siklus,
dengan empat tahap, perencanaan (plan), kedua, tindakan (act) ketiga, observasi
(observe), keempat refleksi (reflect). Sebelum melaksanakan penelitian dilakukan
prasiklus, untuk mengetahui keterampilan mengemukakan pendapat siswa-siswi
sebelum menggunkakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Penerapan
model pembelajaran ini diharapkan mampu meningkatkan keterampilan
mengemukakan pendapat siswa sehingga hasil belajar siswa-siswi dapat
meningkat pula.
Untuk memudahkan pembaca memahami alur penelitian yang dilakukan
dalam penelitian ini, maka peneliti membuat kerangka berpikir berupa skema
kerangka berpikir.
Gambar 2.1: Kerangka Berpikir Keterampilan Mengemukakan Pendapat
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
Rendahnya
keterampilan
mengemukakan
pendapat siswa SMP
Joannes Bosco kelas
VIII B tahun
ajaran2017/2018.
Tipe numberred
head
together(NHT)
Meningkatkan
keterampilan
mengemukakan
pendapat siswa SMP
Joannes Bosco kelas
VIII B tahun ajaran
2017/2018
Model pembelajaran
kooperatif
Masalah yang
dihadapi guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan di atas hipotesis tindakan yang akan diajuhkan dalam
penelitian ini adalah:
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan
keterampilan mengemukakan pendapat siswa SMP Joannes Bosco kelas VIII B
tahun ajaran 2017/2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas atau classroom action
researct. Menurut Kunandar (2008: 46) penelitian tindakan kelas merupakan
Sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku
pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas
dan keadilan tentang: pertama, praktik-praktik kependidikan mereka, kedua
pemahaman mereka tentang praktik-prktik tersebut, dan ketiga situasi di mana
praktik-praktik tersebut dilaksanakan.
Sejalan dengan itu Arikunto dkk (2015: 124) mengatakan penelitian tindakan
kelas yang dilakukan oleh guru dengan tujuan “Memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelasnya”. Berdasarkan definisi penentian tindakan kelas di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu kegiatan
refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan atau guru yang bertujuan
untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas
sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipatif, kolaboratif dan
spiral, yang memiliki untuk penerapan tindakan (observation and evaluation), dan
melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya, sampai dengan perbaikan atau
peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan). Penelitian ini
beranjak dari hasil observasi selama melakukan PPL di SMP Joannes Bosco, dari
hasil observasi peneliti, bahwa keterampilan mengemukakan pendapat, siswa-
siswi kelas VIII B SMP Joannes Bosco masih belum maksimal. Maka dari itu
peneliti ingin melakukan suatu penelitian yang berkaitan dengan cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
meningkatkan keterampilan mengemukakan pendapat siswa melalui model
pembelajaran koperatif tipe Numbered head together (NHT).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Joannes Bosco, jalan
Melati Wetan 51 Yogyakarta 55225. Penelitian ini dilaksanakan pada awal semester
genap yaitu bulan Mei 2018. Penentuan waktu penelitian mengacu pada
terselesainya instrumen dan validasi instrumen.
3.3 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII B SMP Joannes
Bosco, tahun ajaran 2017/2018. Jumlah kelas VIII SMP Joannes Bosco terdiri
dari 5 kelas. Setiap kelas terdiri dari 20-22 siswa. Kelas VIII B berjumlah 21
orang, yang terdiri dari 10 siswa dan 11 siswi.
3.4 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang dilalui peneliti dalam
melakukan penelitian. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang harus
dilaksanakan secara terstruktur. Agar penelitian tindakan kelas dapat berjalan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai, maka peneliti harus melewati 4 langkah yang
saling berkaitan, yakni pertama, perencanaan (plan), kedua, tindakan (act) ketiga,
observasi (observe), keempat refleksi (reflect). Keempat langkah tersebut disebut
dengan siklus. Penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Kemmis dan Mc Taggart pada hakikatnya berupa perangkat atau untaian-
untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan,
tindakan, pengamatan dan refleksi yang keempatnya merupakan satu siklus
(Depdiknas, 1999:21). Adapun alur pelaksanaan PTK digambar sebagai berikut
ini.
Gambar 3.1: Model Kemmis dan Mc Taggart
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui 2 siklus, sebelum masuk ke siklus
I peneliti melaksanakan prasiklus untuk mengetahui sejauh mana keterampilan
mengemukakan pendapat siswa SMP Joannes Bosco tanpa menggunakan model
penelitian kooperatif tipe NHT. Prosedur penelitian ini yakni, (1) prasiklus, (2)
siklus I dan (3) siklus II. Berikut uraian ini uraian setiap siklus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
3.4.1 Prasiklus
Sebelum masuk ke siklus I dilaksanakan prasiklus, untuk mengetahui sejauh
mana kemampuan mengemukakan pendapat siswa-siswi, instrumen yang
dipersiapkan dalam melaksanakan prasiklus yakni rubrik penilaian. Ketika
pembelajaran berlangsung siswa diminta berdiskusi dalam kelompok, siswa-siswi
diminta untuk mengemukakan pendapat dalam kelompok dan diamati oleh
peneliti dan guru mata pelajaran.
Setelah memperoleh data dari kegiatan ini, diketahui berapa orang siswa-
siswi yang berani mengemukakan pendapat dihadapan guru dan berapa orang
yang masih terlihat ragu-ragu bahkan belum berani mengemukakan pendapat
dihadapan guru dan teman-teman. Jika terdapat banyak siswa-siswi yang masih
ragu-ragu bahkan tidak percaya diri dalam mengemukakan pendapat dilakukan
perbaikan melalui siklus I yakni melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT.
3.4.2 Siklus I
Perencanaan adalah “Persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan PTK”
(Kunandar, 2008: 129). Perencanaan ini dilakukan berdasarkan hasil refleksi dan
hasil pembelajaran yang dilakukan saat pra siklus dilaksanakan. Jika diperoleh
hasil yang belum maksimal, dilakukan perbaikan melalui sikus satu, dengan
menerapkan model kooperatif tipe NHT. Ada beberapa persiapan yang dilakukan
peneliti sebelum melaksanakan pengajaran di kelas, antara lain, (1) Membuat
rubrik penilaian, (2) Menyiapkan kamera sebagai alat dokumentasi saat proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
pembelajaran. Peneliti tidak membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
RPP yang digunakan saat pelaksanaan pra siklus adalah, RPP yang digunakan di
SMP Joannes Bosco.
1. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yaitu “Deskripsi tindakan yang akan dilakukan,
skenario kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan dan prosedur tindakan
yang akan diterapkan” (Kunandar, 2008: 129). Pada tahapan pelaksanaan ini,
rencana tindakan yang diwujudkan dalam bentuk RPP dilaksanakan pada
situasi sesungguhnya melalui proses kegiatan belajar mengajar di kelas.
Kegiatan tersebut terdiri dari, membuka pembelajaran, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup. Berikut rincian kegiatan tersebut.
a. Kegiatan Membuka Pembelajaran
Kegiatan membuka pembelajaran terdiri dari beberapa kegiatan antara
lain, (1) doa sebelum pembelajaran, (2) memeriksa kesiapan ruang, alat
pembelajaran, dan media, (3) memeriksa kesiapan siswa, (4) melakukan
kegiatan apresiasi, (5) menyampaikan kompentensi dasar dan rencana
kegiatan.
b. Kegiatan Inti
Secara garis besar rincian kegiatan inti pembelajaran dilakukan
berdasarkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah sebagai berikut
ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
1) Siswa-siswi dikelompokkan menjadi 4-5 kelompok, yang terdiri dari 4-5
siswa-siswi dengan kemampuan heterogen, kemudian dibagikan nomor
NHT kepada siswa-siswi.
2) Siswa-siswi diberi lembar perintah tugas dan lembar kerja siswa (LKS)
sesuai dengan kelompok NHT kemudian disampaikan tata cara siswa-siswi
melakukan kegiatan dalam pembelajaran tersebut.
3) Peneliti menyampaikan materi pembelajaran.
4) Peneliti memberikan tugas kelompok kepada siswa-siswi. Setiap kelompok
diberi kesempatan mendiskusikan permasalahan tersebut.
5) Siswa-siswi dengan anggota kelompoknya bekerja sama sesuai dengan
aturan pembelajaran kooperatif tipe NHT, setiap siswa-siswi dinilai aktivitas
belajarnya. Peneliti selalu mengingatkan jika setiap anggota kelompoknya
harus memahami pekerjaan kelompoknya, karena pemanggilan nomor NHT
secara acak mengharuskan siswa-siswi mempersentasikan pekerjaan
kelompoknya.
6) Persentasi kelompok dilaksanakan dengan cara peneliti memanggil nomor
NHT.
7) Siswa-siswi yang dipanggil nomor NHTnya diberi kesempatan menjawab
pertanyaan. Kegiatan ini dilakukan sampai semua nomor NHT telah
dipanggil.
c. Kegiatan Penutup
1) Peneliti menyimpulkan hasil persentasi dan memberikan kesempatan bagi
siswa-siswi untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
2) Peneliti melakukan evaluasi pembelajaran dengan siswa-siswi melalui
tanya jawab mengenai materi pembelajaran yang telah dipelajari.
3) Peneliti menyimpulkan hasil pembelajaran.
4) Peneliti menutup pelajaran dengan memberi motivasi kepada siswa-siswi
agar lebih giat belajar sehingga tugas belajar berikutnya dapat dikerjakan
dengan baik.
2. Pengamatan atau Observasi
Pengamatan atau observasi, yaitu “Prosedur perekaman data mengenai
proses dan produk dari implementasi tindakan yang dirancang” (Kunandar,
2008: 129). Proses observasi ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Aktivitas observasinya yang dilakukan saat kegiatan diskusi dimulai.
peneliti, guru mata pelajaran dan kedua kerabat peneliti, melakukan
pengamatan terhadap aktivitas siswa-siswi selama kegiatan diskusi
berlangsung. Pengamatan ini dilakukan berdasarkan rubrik penilaian yang telah
dibuat peneliti.
3. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh peneliti, untuk melihat apakah penelitian yang
dilakukan sesuai dengan harapan peneliti, apakah penelitian ini membawa
dampak perbaikan yang dilaksanakan, serta kriteria dan rencana bagi tindakan
siklus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
3.4.3 Siklus II
Apabila siklus I belum terlihat adanya peningkatan hasil belajar yang
diharapkan maka akan dilakukan siklus II. Pada siklus II, tahap pelaksanaan
pembelajaran dilakukan seperti pada siklus I, yakni dari tahap perencanaan
sampai pada tahap refleksi. hanya saja yang berbeda adalah RPP dan materi
yang diajarkan. Siklus berhenti dilaksanakan jika pembelajaran yang dilakukan
sudah sesuai dengan rencana dan telah mampu meningkatkan kemampuan
mengemukakan pendapat siswa-siswi, dimana 90% siswa-siswi telah mampu
mengemukakan pendapat di hadapan guru dan sesama murid lain sehingga
mampu meningkatkan hasil belajar siswa-siswi.
3.5 Indikator Keberhasilan
Sasaran penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan
mengemukakan pendapat siswa kelas VIII B SMP Joannes Bosco tahun ajaran
2017/2018 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Adapun
indikator keberhasilan pembelajaran diharapkan peningkatan keterampilan
mengemukakan pendapat siswa-siswi dari prasiklus, siklus I, sampai pada siklus
II mencapai peningkatan sebesar 20% pada setiap siklus.
Sebelum penerapan siklus I, diterapkan prasiklus untuk mengetahui
keterampilan mengemukakan pendapat siswa-siswi sebelum menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT, saat melaksanakan prasiklus peneliti,
memprediksi keterampilan mengemukakan pendapat siswa-siswi dapat mencapai
kelulusan 50%, alasan mengapa peneliti memprediksi kelulusan prasiklus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
mencapai target 50%, dikarenakan berdasarkan hasil wawancara dengan guru
mata pelajaran bahwa, 10 siswa-siswi dari 21 siswa-siswi belum mencapai
ketuntasan KKM bahasa indonesia ≥75 artinya sebagian siswa-siswi dalam satu
kelas belum memperoleh nilai 75 ke atas (skala 100). Maka dari itu peneliti
berpikir bahwa hal-hal serupa ini akan terjadi saat dilaksanakan prasiklus. Setelah
penerapan siklus I dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
Diharapkan terjadinya peningkatan 20%, dari jumlah siswa-siswi yang lulus
KKM sebanyak 10 siswa-siswi (50%) menjadi 14 siswa (70%) dalam
keterampilan mengemukakan pendapat pada siklus I. Pada penerapan siklus II
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, diharapkan terjadi
peningkatan 20% dari jumlah siswa-siswi yang lulus KKM sebanyak 14 siswa-
siswi (70%) menjadi 18 siswa-siswi (90 %) dalam keterampilan mengemukakan
pendapat siswa-siswi.
Tabel: 3.1 Indikator Keberhasilan Mengemukakan Pendapat Siswa-siswi
Siklus Jumlah siswa yang lulus Persentase
Prasiklus 10 orang 50%
Siklus I 14 orang 70%
Siklus II 18 orang 90%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti dalam
mengumpulkan data terkait penelitian. Dalam penelitian ini digunakan teknik tes
dan non tes. Tes berupa tes hasil belajar, non tes berupa (1) wawancara, (2)
observasi, (3) dokumentasi. Berikut ini uraian pengumpulan data.
3.6.1 Tes
Tes hasil belajar digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar
siswa-siswi dalam jangka waktu tertentu. Tes digunakan dalam penelitian adalah
tes yang dibuat oleh peneliti berupa tes performa yakni keterampilan
mengemukakan pendapat siswa ketika berdiskusi.
3.6.2 Wawancara
Wawancara digunakan untuk mewawancarai guru mata pelajaran terkait
keterampilan mengemukakan pendapat siswa-siswi sebelum menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT.
3.6.3 Observasi
Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang situasi dan
aktifvitas belajar mengajar dan implementasi model pembelajaran kooperatif
tipe NHT. Observasi yang dilakukan peneliti yaitu observasi terbuka. Observasi
terbuka adalah apabila sang pengamat atau obsever melakukan pengamatan
dengan mengambil kertas dan pensil, kemudian mencatat segala sesuatu yang
terjadi di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
3.6.4 Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data mengenai jumlah siswa-
siswi sebagai dasar untuk menentukan jumlah serta anggota-anggota kelompok
dalam model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Dokumentasi yang dilakukan
dalam penelitian ini berupa Foto-foto yang menggambarkan pelaksanaan
pembelajaran ataupun aktivitas belajar siswa pada saat proses pembelajaran.
3.7 Instrumen/ Perangkat Penelitian
Instrumen PTK adalah, “Semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data tentang semua proses pembelajaran, jadi bukan hanya proses tindakan saja”
(Arikunto dkk, 2015: 85). Alat yang digunakan peneliti untuk menggumpulkan
data berupa Lembar observasi aktivitas guru dan siswa di kelas dan rubrik
penilaian. Pedoman observasi aktivitas guru dan siswa di kelas berisi sejumlah
daftar kegiatan yang disusun berdasarkan RPP. Melalui lembar observasi ini
peneliti atau guru melihat apakah aktivitas dalam kelas dilaksanakan berdasarkan
urutan RPP atau tidak.
Rubrik penilaian memuat aspek-aspek yang menjadi bahan penilaan penulis
terkait keterampilan mengemukakan pendapat siswa-siswi. Pengambilan data
menggunakan rubrik penilaian dilakukan saat siswa-siswi melakukan diskusi
kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
3.8 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah “Tahap sesudah pengumpulan data” (Kunandar, 2008:
127). Untuk menganalisis data diperlukan suatu cara atau metode analisis data
hasil penelitian agar dapat diinterpretasikan sehingga laporan yang dihasilkan
lebih mudah dipahami. Analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara, analisis kuantintatif dan analisis kualitatif.
3.8.1 Data Kuantitatif
Menurut Kunandar (2008: 127) “Analisis kuantitatif, dapat dianalisis
secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik
deskriptif. Misalnya, mencari nilai rerata, persentase keberhasilan belajar, dan
lain-lain”. Hasil angka-angka disajikan dalam bentuk angka-angka yang
kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam suatu uraian. Dalam penelitian
ini penulis mengolah data dengan cara sebagai berikut ini.
1. Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal
Tabel distribusi frekuensi tunggal yaitu “Tabel yang frekuensi data
(variabel)-nya tidak digolong-golongkan (tidak dikelompokkan) tetapi disajikan
satu persatu. Baik saat frekuensi data (variabel)-nya muncul satu kali atau lebih
dari satu kali” (Mundir, 2013: 37).
Tujuan penyajian data menggunakan tabel distribusi frekuensi tunggal
adalah, agar lebih mudah membaca daftar nilai siswa-siswi. Tabel berisi nilai
siswa-siswi (X) dan jumlah siswa-siswi yang memperoleh nilai tersebut (f).
Menyusun nilai mentah menjadi nilai jadi dengan rumus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Rumus menentukan nilai akhir siswa
Nilai akhir = Jumlah skor yang diperoleh siswa X 100
Skor tertinggi
2. Tabel Perhitungan Nilai Rata-Rata dari Data Distribusi Frekuensi Tunggal
Peneliti menggunakan perhitungan mean dari data distribusi frekuensi
tunggal yang seluruh atau sebagian skornya memiliki frekuensi lebih dari satu,
perhitungan rata-rata menggunakan rumus dari (Mundir 2013:51) sebagai
berikut:
¯x= Σ fX
N
Keterangan:
¯x : Mean atau rata-rata hitung yang dicari
Σ fX : Jumlah skor individu setelah dikalikan frekuensi
N : Jumlah subyek
3. Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siswa-siswi
Diagram Batang Perhitungan persentase ketuntasan belajar berdasarkan
nilai KKM bahasa indonesia ≥ 75. Siswa dinyatakan lulus apabila mencapai
nilai 75 ke atas. Penyajian persentase ketuntasan belajar disajikan dengan
diagram batang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Rumus perhitungan persentase:
Jumlah siswa-siswi yang mendapatkan nilai di atas KKM X 100
Jumlah siswa-siswi yang mengikuti pelajaran
4. Uji Paired Samples T-test
Uji paired samples T-test digunakan untuk mengetahui perbedaan pada
setiap siklus. Sebelum melaksanakan uji paired samples T-test dilakukan Uji
normalitas sebagai prasyarat dala melakukan uji t sampel berpasangan. Apabila
model dalam suatu penelitian memiliki data yang berdistribusi normal maka
akan dilakukan uji paired samples T-test. Untuk menguji normalitas data,
peneliti menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Langkah-
langkah uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test menggunakan SPSS
adalah: (1) Membuka SPSS kemudian klik pada bagian variabel view bada
kolom name, ketik lambang tertentu pada baris pertama dan kedua, misalnya
baris pertama X dan baris kedua Y, (2) pada bagian kolom label baris pertama
ketik salah satu yang akan dibandingkan, misalnya pra siklus begitu juga
dengan baris kedua misalnya siklus I, (3) klik data view, copy data nilai akhir
siswa, paste nilai akhir siswa pada kolom pertama dan kedua data view, (4)
lakukan uji distribusi normal dengan cara klik analyze klik nonparametric tests
klik legacy dialog klik 1-simple k-s, (5) Memindahkan data pada tabel satu
persatu ke ruas sebelah kanan, lalu klik Ok, (6) untuk mengetahui data
berdistribusi normal atau tidak pada Asymp.Sig (2-tailed), jika nilai signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
> 0,05, maka nilai residu berdistribusi normal dan sebaliknya jika nilai
signifikan < 0,05 maka nilai residu tidak berdistribusi normal.
Setelah diketahui data berdistribusi normal dilakukan Uji paired samples
T-test. Langkah-langkah Uji paired samples T-test adalah: (1) Membuka SPSS
kemudian klik pada bagian variabel view pada kolom name, ketik lambang
tertentu pada baris pertama dan kedua, misalnya baris pertama X dan baris
kedua Y, (2) pada bagian kolom label baris pertama ketik salah satu yang akan
dibandingkan, misalnya pra siklus begitu juga dengan baris kedua misalnya
siklus I, (3) klik data view, copy data nilai akhir siswa-siswi, paste nilai akhir
siswa-siswi pada kolom pertama dan kedua data view, (4) klik analyze klik
compare means lalu pilih paired sample t-test, (5) memindahkan data pada ruas
kanan, posttest pada variabel 1 dan pretest pada variabel 2, lalu klik ok maka
akan muncul pada jendela output, (6) lihat pada tabel df untuk menentukan t
tabel, (7) untuk mengetahui perbedaan dapat dilihat pada Asymp.Sig (2-tailed).
Dengan demikian dalam uji ini ketentuan yang digunakan adalah sebagai
berikut ini.
1. Taraf signifikan α ˂ 0,05
2. T tabel 2,042, terjadi perbedaan apabila t hitung lebih besar dari pada t
tabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
3.8.2 Data Kualitatif
Kunandar (2008: 127) mengemukakan data kualitatif merupakan:
Data yang berupa informasi berupa kalimat yang memberi gambaran
tentang ekspresi siswa berkaitan dengan tingkat pemahaman terhadap suatu
pembelajaran (kognitif) pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar
yang baru (afektif) aktifitas siswa menggikuti pembelajaran, perhatian,
antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar, dan sejenisnya
dapat dianalisis secara kualitatif.
Analisis kualitatif yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
dengan model interaktif. Analisis ini tediri dari tiga komponen kegiatan yang
saling terkait satu sama lain, kegiatan tersebut yakni: (1) memilih data (reduksi
data), (2) mendeskripsikan data hasil temuan (memaparkan data), (3) menarik
kesimpulan hasil deskripsi.
1. Memilih Data (Reduksi Data)
Proses menyeleksi, menentukan fokus, menyederhanakan, meringkas, dan
mengubah bentuk data mentah yang ada dalam catatan lapangan. Dalam
proses ini peneliti melakukan penajaman, pemfokusan, penyisihan data yang
kurang bermakna dan menatanya sedemikian rupa sehingga kesimpulan
akhir dapat ditarik dan diverifikasi.
2. Mendeskripsikan Data Hasil Temuan (Memaparkan Data)
Proses sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adalnya
penarikan kesimpulan. Setelah mereduksi data, peneliti melakukan
pemaparan hasil reduksi dengan kalimat dan grafik dan tabel.
3. Menarik Kesimpulan Hasil Deskripsi
Setelah mendeskripsikan data, peneliti menyimpulkan hasil penelitian
tentang peningkatan atau perubahan secara bertahap dari setiap siklus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan menggunakan 2 siklus. Sebelum
melaksanakan kedua siklus tersebut, dilaksanakan prasiklus. Berikut rincian
kegiatan saat pelaksanaan penelitian ini.
4.1.1 Prasiklus
Pelaksanaan prasiklus dilaksanakan sebelum masuk pada siklus I dan II.
Prasiklus bertujuan agar diketahui keterampilan mengemukakan pendapat siswa-
siswi sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, melalui
pelaksanaan prasiklus diperoleh data awal keterampilan mengemukakan
pendapat siswa-siswi tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT.
Beberapa hal yang dilakukan sebelum pelaksanaan prasiklus yakni
pertama, merancang Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (lihat
lampiran 1) RPP yang digunakan terkait dengan keterampilan berbicara KD 10.1
Menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi
disertai dengan bukti atau alasan secara lisan. RPP yang digunakan saat
pelaksanaan prasiklus adalah RPP yang dibuat guru mata pelajaran SMP Joannes
Bosco. Tujuan menggunakan RPP SMP Joannes Bosco adalah untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
mengetahui proses pembelajaran yang terjadi di SMP Joannes Bosco. Kedua,
mempersiapkan sarana dan fasilitas sebagai penunjang pembelajaran seperti
menentukan ruangan kelas yang digunakan saat proses pembelajaran
berlangsung, menyediakan kamera untuk mendokumentasikan proses
pembelajaran. Ketiga, membuat rubrik penilaian untuk menilai keterampilan
siswa ketika mengemukakan pendapat (lihat lampiran 3).
Pelaksanaan prasiklus dilaksanakan pada hari Selasa, 8 Mei 2018.
Kegiatan ini dilaksanakan di ruangan Bahasa Indonesia VIII SMP Joannes
Bosco pada jam pelajaran pertama dan kedua pada pukul (07.25-08.55 WIB).
Proses pembelajaran berlangsung selama 80 menit. Dalam penelitian ini peneliti
berkolaborasi dengan guru mata pelajaran. Guru mata pelajaran berperan sebagai
pengajar sekaligus membantu mengamati aktivitas siswa-siswi dalam kelompok
dan peneliti berperan sebagai pengamat. Ada tiga kegiatan yang dilalui saat
proses pembelajaran yakni, (1) kegiatan pendahuluan yang meliputi guru
memberi salam, berdoa dan memberi motivasi kepada siswa-siswi, (2) kegiatan
inti menjelaskan materi pembelajaran, membagi siswa ke dalam dua kelompok
yang beranggotakan 10-11 orang. Dalam kelompok tersebut siswa-siswi diminta
mendiskusikan pertanyaan yang diajuhkan guru. Guru dan peneliti melakukan
penilaian ketika siswa-siswi melakukan diskusi dalam kelompok, pengamatan
dilakukan menggunakan rubrik penilaian yang telah disiapkan. Pengamatan
dilaksanakan saat berlangsungnya diskusi dalam kelompok, Guru mata pelajaran
mengamati aktivitas siswa-siswi kelompok 1 sedangkan peneliti mengamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
aktivitas siswa-siswi kelompok 2. Pengamatan ini untuk mengetahui secara
langsung keterampilan mengemukakan pendapat siswa-siswi dalam kelompok.
Setelah selesai berdiskusi, siswa-siswi diminta melaporkan hasil diskusi
kelompok dihadapan guru dan teman-teman, (3) penutup memberikan umpan
balik terhadap proses dan hasil belajar siswa dan doa penutup.
Gambar 4.1: Suasana Diskusi Kelompok 1 Saat Prasiklus
Setelah pembelajaran selesai dilaksanakan peneliti melakukan refleksi,
Sebelum merefleksikan proses pembelajraran prasiklus, peneliti melakukan
beberapa hal yakni, (1) menyimpulkan hasil observasi yang dilakukan peneliti
dan guru mata pelajaran saat siswa-siswi berdiskusi dalam kelompok, (2)
menghitung perolehan nilai siswa-siswi (3) melakukan diskusi dengan guru
mata pelajaran. Dari ketiga cara tersebut, peneliti dan guru mata pelajaran
menyimpulkan keterampilan mengemukakan pendapat siswa-siswi belum
maksimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yakni, (1) pembagian
kelompok, (2) kurangnya kepercayaan diri siswa-siswi dalam mengemukakan
pendapat, (3) waktu pembelajaran yang disediakan kurang mencukupi untuk
melaporkan semua hasil pekerjaan kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
1. Pembagian Kelompok
Guru membagi kelompok ke dalam dua kelompok, yang beranggotakan 10-
11 orang dalam satu kelompok. Pembagian kelompok dalam jumlah yang
sangat besar ini mengakibatkan beberapa siswi saja yang aktif dalam
mengerjakan tugas kelompok. Sementara itu beberapa siswa terlihat sibuk
bercerita dengan teman lainnya.
2. Kurangnya Kepercayaan Diri Siswa-siswi dalam Mengemukakan Pendapat
Siswa-siswi tertentu saja yang berani mengemukakan pendapat dihadapan
teman-teman kelompok, sedangkan beberapa siswa-siswi masih kurang
percaya diri dalam mengemukakan pendapat dihadapan teman-teman
kelompok. Begitu pula saat melaporkan hasil pekerjaan, siswa-siswi tertentu
saja dalam satu kelompok yang berani melaporkan hasil pekerjaan
kelompok sedangkan sebagian besar anggota kelompok terlihat gugup saat
diberi kesempatan untuk melaporkan hasil pekerjaan kelompok sehingga
siswa-siswi tertentu saja yang berperan aktif ketika melaporkan hasil
pekerjaan kelompok.
3. Waktu Pembelajaran yang Disediakan Kurang Mencukupi untuk
Melaporkan Semua Hasil Pekerjaan Kelompok
Hanya beberapa jawaban dari pertanyaan yang diajuhkan siswa-siswi yang
terjawab. Hal ini dikarenakan waktu pembelajaran yang dirasa kurang
cukup untuk menjawab semua pertanyaan yang diajuhkan guru. Untuk
memperbaiki pembelajaran terkait keterampilan mengemukakan pendapat
siswa-siswi dilakukan perbaikan melalui penerapan siklus I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
4.1.2 Siklus I
Siklus I dilaksanakan agar dapat meningkatkan keterampilan
mengemukakan pendapat siswa-siswi melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT. Siklus I dilaksanakan dalam 4 tahap, yakni (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) refleksi. Berikut akan
diuraikan tahapan siklus I.
1. Tahap Perencanaan
Pada tahapan ini ada beberapa hal yang dilakukan penulis, yakni (1)
merancang RPP (lihat lampiran 4), RPP yang digunakan berkaitan dengan
materi berbicara yakni RPP KD 10.1 menyampaikan persetujuan, sanggahan
dan penolakan pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan secara
lisan, membuat materi pembelajaran (lihat lampiran 5) perintah tugas dan
bahan bacaan (lihat lampiran 6), membuat daftar pembagian kelompok, (2)
mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi aktivitas guru
dan siswa di kelas dan rubrik penilaian (lihat lampiran 3), (3) mempersiapkan
sarana dan fasilitas sebagai penunjang pembelajaran seperti menentukan
ruangan kelas yang digunakan saat proses pembelajaran berlangsung,
menyediakan kamera untuk mendokumentasikan proses pembelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Mei 2018 kegiatan ini
dilaksanakan di ruangan Bahasa Inggris VII SMP Joannes Bosco pada jam
pelajaran pertama dan kedua pukul (07.25-08.55 WIB). Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
berlangsung selama 80 menit. Pelaksanaan siklus I ini dilakukan berkolaborasi
dengan guru mata pelajaran dan 2 mahasiswa. Peneliti berperan sebagai
pengajar sekaligus pengamat dan guru mata pelajaran bersama dua orang
mahasiswa berperan sebagai pengamat.
Ada 3 kegiatan yang dilalui saat proses pembelajaran, yakni (1)
pendahuluan yang terdiri dari beberapa kegiatan yakni, guru memberi salam,
berdoa, presentasi, tanya jawab tentang keadaan siswa, guru menyampaikan
fungsi pembelajaran, Kompetensi Dasar (KD), indikator, tujuan pembelajaran,
dan langkah-langkah NHT, (2) kegiatan inti yang meliputi penjelasan materi,
pembagian kelompok menjadi 4 kelompok yang beranggotakan 5 orang setiap
kelompok, pembagian nomor NHT kepada masing-masing anggota kelompok,
siswa-siswi mendiskusikan jawaban yang tepat dari pertanyaan yang diberikan
guru, guru memanggil nomor tertentu secara acak, semua siswa-siswi yang
mendapatkan nomor urut yang dipanggil guru mengacungkan jari kemudian
menjawab pertanyaan, guru memanggil nomor secara acak sampai semua
jawaban telah terjawab oleh siswa-siswi, (3) penutup kegiatan ini terdiri dari
kesimpulan dan refleksi pembelajaran.
Gambar 4.2: Suasana Diskusi Kelompok Saat Siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
3. Tahap Pengamatan
Tahap pengamatan dilakukan saat siswa-siswi melakukan diskusi
kelompok, pengamatan ini di lakukan oleh peneliti, guru mata pelajaran dan
dua orang kerabat peneliti. Pengamatan ini bertujuan untuk menilai siswa
ketika mengemukakan pendapat saat berdiskusi dalam kelompok dengan
menggunakan rubrik penilaan yang dibuat oleh peneliti. Masing-masing
pengamat bertugas mengamati 1 kelompok.
Sebelum melakukan observasi peneliti, guru mata pelajaran dan 2 orang
kerabat peneliti sepakat bahwa proses diskusi di kelompok 1 akan di amati
oleh (Emelinda Oktaviani Jehamin), kelompok 2 akan diamati oleh guru
mata pelajaran (Ibu Angela Suryoresmi S.Pd.) kelompok 3 akan diamati
oleh peneliti dan kelompok 4 diamati oleh mahasiswa 2 (Oktaviani Reinha
L. Wangge). Sasaran pengamatan yang diamati adalah masing-masing
siswa-siswi dalam kelompok. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui
keterampilan mengemukakan pendapat dari setiap siswa-siswi. Pengamat
langsung menilai keterampilan mengemukakan pendapat siswa-siswi
dengan menggunakan rubrik penilaian.
Selain itu, dilakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa-siswi dalam
kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini dibuat untuk
melihat apakah pembelajaran sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran atau tidak, (lihat lampiran 7). Kondisi pembelajaran saat guru
melaksanakan kegiatan pembelajaran diuraikan berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
a. Saat kegiatan pendahuluan beberapa siswa-siswi masih sibuk sendiri, dan
berbicara dengan teman sebangku, hanya beberapa siswa-siswi yang
menangapi pertanyaan guru, memperhatikan guru ketika menyampaikan
tujuan pembelajaran dan uraian kegiatan yang dilalui siswa-siswi.
b. Saat kegiatan inti, beberapa siswa-siswi masih sibuk sendiri, hanya
beberapa siswa-siswi yang menyimak penjelasan. Semua siswa-siswi
terlibat aktif dalam pelaksanaan diskusi, beberapa siswa-siswi masih
bingung dengan uraian kegiatan NHT.
c. Saat kegiatan penutup, beberapa siswa-siswi mendengarkan kesimpulan
pembelajaran.
4. Tahap Refleksi
Tahap refleksi dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai
dilaksanakan. Ada beberapa hal yang dilakukan peneliti untuk melakukan
refleksi, yakni (1) mengelola nilai mentah menjadi nilai akhir siswa-siswi
dengan membuat tabel, (lihat lampiran 8), (2) melihat hasil observasi aktivitas
siswa-siswi di kelas (lihat lampiran 7), (3) melakukan diskusi bersama guru
mata pelajaran terkait pelaksanaan siklus I.
Dengan demikian, diperoleh tiga data yaitu (1) data nilai keterampilan
mengemukakan pendapat siswa-siswi, (2) kesimpulan dari lembar observasi
siswa-siswi dan guru, (3) hasil diskusi dengan guru mata pelajaran. Dari ketiga
proses refleksi yang dilakukan peneliti, diperoleh beberapa kelemahan dari
pelaksanaan siklus I. Kelemahan tersebut antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
a. Siswa-siswi masih terlihat malu-malu ketika melaporkan hasil diskusi
Setelah diskusi kelompok, guru meminta siswa-siswi melaporkan hasil
diskusi kelompok dengan memanggil nomor NHT. Beberapa siswa-siswi
masih kurang percaya diri, hal ini dapat terlihat dari tingkah siswa-siswi
yang meminta teman kelompoknya untuk menjawab pertanyaan dari guru
yang seharusnya menjadi tanggung jawab siswa-siswi tersebut untuk
menjawab pertanyaan.
b. Kurang memanejemenkan waktu dengan sebaik mungkin
Waktu pembelajaran yang kurang banyak sehingga guru dan siswa-siswi
tidak dapat menyimpulkan secara detail hasil diskusi yang telah
dilakukan.
c. Beberapa siswa-siswi masih kurang serius mengikuti pembelajaran
Saat proses pembelajaran di mulai beberapa siswa-siswi masih sibuk
tertawa dengan teman sebangkunya dan tidak mendengarkan pelajaran.
d. Beberapa kelompok masih binggung dengan perintah tugas yang diberikan
guru.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dijadikan bahan perbaikan pada
pelaksanaan siklus II. Tindakan yang harus dilakukan peneliti untuk dapat
meningkatkan keterampilan mengemukakan pendapat siswa pada siklus II
yakni:
a. Memberikan motivasi kepada siswa-siswi pada awal pembelajaran dan
pada saat pelaporan hasil diskusi kelompok agar siswa-siswi lebih percaya
diri ketika mengemukakan pendapat dihadapan guru dan teman-teman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
b. Memenejemenkan waktu sebaik mungkin sehingga dapat menyimpulkan
hasil pembelajaran.
c. Menegur dengan santun siswa-siswi yang masih sibuk dengan hal-hal yang
tidak berkaitan dengan pembelajaran.
d. Menjelaskan kembali kepada kelompok yang masih bingung dengan
perintah tugas yang diberikan dengan bantuan guru dan 2 kerabat penulis.
4.1.3 Siklus II
Siklus II dilaksanakan agar dapat meningkatkan keterampilan
mengemukakan pendapat siswa-siswi, Beberapa tahapan yang dilalui dalam
siklus I, yakni (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3) tahap
observasi, (4) tahap refleksi. Berikut akan diuraikan secara terperinci.
1. Tahap Perencanaan
Perencanaan kegiatan pada siklus II ini beranjak dari hasil refleksi yang
dilakukan pada siklus I. Ada beberapa hal yang dilakukan untuk memperbaiki
kelemahan pada siklus I antara lain, (1) menyusun RPP, (lihat lampiran 12)
RPP yang digunakan pada siklus II berbeda dengan RPP siklus I, RPP yang
digunakan pada siklus II yakni KD 14.1 Mengomentari kutipan novel remaja
(asli atau terjemahan). Tujuan menggunakan RPP yang berbeda agar materi
pembelajaran yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya tidak diulang lagi
sehingga tidak membuat siswa-siswi bosan, perintah tugas dan teks bacaan,
menyusun materi pembelajaran (lihat lampiran 13), membuat perintah tugas
(lihat lampiran 14), (2) mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
observasi aktivitas guru dan siswa-siswi di kelas dan rubrik penilaian (lihat
lampiran 3), (3) mempersiapkan sarana dan fasilitas sebagai penunjang
pembelajaran seperti menentukan ruangan kelas yang digunakan saat proses
pembelajaran berlangsung, menyediakan kamera untuk mendokumentasikan
proses pembelajaran.
Hal yang membedakan siklus I dan II adalah RPP yang digunakan saat
pembelajaran siklus II menggunakan RPP yang berbeda dengan RPP yang
digunakan pada siklus I. Selain itu bahan bacaan siklus II lebih panjang, dan
untuk mengatasi masalah terkait waktu pembacaan teks, maka diakhir
pembelajaran siklus I dibagikan teks bacaan kepada siswa-siswi dan meminta
siswa-siswi untuk membaca teks tersebut.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 17 Mei 2018 kegiatan ini
dilaksanakan di ruangan Biologi VII SMP Joannes Bosco pada jam pelajaran
ketujuh dan kedelapan pukul (11.45-13.05 WIB). Berdasarkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), ada tiga kegiatan yang dilalui siswa yakni:
(1) pendahuluan, pada kegiatan ini ada beberapa hal yang dilakukan guru
yakni, guru membuka pembelajaran dengan memberikan salam, berdoa,
presensi, guru bertanya tentang pengetahuan siswa-siswi terkait pembelajaran
yang akan dipelajari, siswa-siswi menjawab pertanyaan guru, guru
menyampaikan informasi terkait fungsi, kompetensi dasar, indikator, tujuan,
dan langkah-langkah NHT, (2) kegiatan inti, pada kegiatan ini guru membagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
siswa ke dalam kelompok 4 kelompok secara heterogen yang beranggotakan 5
orang seperti pembagian kelompok pada siklus I. Guru membagikan nomor
NHT kepada masing-masing siswa-siswi, kemudian siswa-siswi diberi
kesempatan untuk berdiskusi dalam kelompok berdasarkan perintah tugas
yang telah diberikan guru, setelah selesai berdiskusi, guru memberikan
penguatan agar siswa-siswi lebih percaya diri untuk mengemukakan pendapat
dihadapan guru dan teman-teman, guru memanggil nomor NHT secara acak,
masing-masing siswa-siswi yang dipanggil nomor NHT-nya angkat tangan dan
segera menjawab pertanyaan, kegiatan ini dilakukan sampai semua pertanyaan
dijawab siswa-siswi, (3) kegiatan penutup, guru bersama siswa-siswi
menyimpulkan hasil pembelajaran dan berdoa penutup.
Gambar 4.3: Suasana Akhir Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
3. Tahap Pengamatan
Kegiatan pengamatan dilakukan pada saat kegiatan inti, yakni saat siswa-
siswi mengemukakan pendapat dalam kelompok dan pengamatan aktivitas
siswa-siswi dan guru di dalam kelas. Penilaian saat mengemukakan pendapat
dalam kelompok dilakukan dengan melihat kemampuan mengemukakan
pendapat setiap siswa-siswi. Kemampuan mengemukakan pendapat siswa-
siswi dinilai menggunakan rubrik penilaan. Sebelum mengemukakan pendapat
peneliti, guru mata pelajaran dan 2 orang kerabat peneliti, sepakat bahwa
pembagian kelompok yang diamati seperti pengamatan yang dilakukan saat
pelaksanaan siklus I.
Selain pengamatan menggunakan rubrik penilaan peneliti melakukan
pengamatan dengan lembar observasi aktivitas siswa-siswi dan guru di kelas
pengamatan aktivitas siswa-siswi selama proses pembelajaran di dalam kelas:
a. Saat kegiatan pendahuluan dimulai beberapa siswa-siswi masih sibuk
sendiri dan berbicara dengan teman sebangku, beberapa siswa-siswi
menyiapkan buku pelajaran.
b. Saat kegiatan inti, beberapa siswa-siswi mendengarkan penjelasan guru,
beberapa siswa-siswi aktif dalam diskusi, semua siswa-siswi antusias saat
melaporkan hasil pekerjaan kelompok.
c. Saat kegiatan penutup, siswa-siswi besemangat menyampaikan
kesimpulan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
4. Tahap Refleksi
Tahap refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tahap tindakan dan
pengamatan. Hasil dari pelaksanaan siklus II ini, keterampilan mengemukakan
pendapat siswa semakin meningkat, antara lain (1) siswa-siswi semakin
percaya diri mengemukakan pendapat dalam kelompok dan saat melaporkan
hasil diskusi kelompok dihadapan teman-teman kelas, guru dan peneliti hal ini
dikarenakan siswa-siswi diberi motivasi untuk berani mengemukakan
pendapat, selain itu siswa-siswi diberi tanggung jawab untuk mengerjakan
tugas tersebut secara bersama, (2) siswa-siswi terlihat serius mengikuti proses
pembelajaran, hal ini dikarenakan peneliti, guru dan 2 kerabat peneliti menegur
dengan santun siswa-siswi yang kurang serius mengikuti pembelajaran, (3)
siswa-siswi sudah memahami perintah tugas yang diberikan, hal ini
dikarenakan peneliti mendatangi kelompok dan menerangkan perintah tugas
kepada kelompok yang belum memahami perintah tugas.
Pelaksanaan siklus II mengalami peningkatan 21%, namun ini tidak
terlepas dari beberapa kendala yang terjadi di dalam kelas, kendala tersebut
adalah pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan pada jam pertama dan
kedelapan yang mengakibatkan beberapa siswa kurang semangat untuk
mendengarkan penjelasan guru.
4.2 Hasil Penelitian
Setelah proses pembelajaran selesai dilakukan, pengelompokan dan
pengaturan data dengan cara mengumpulkan dan mengolah data. Pengolahan data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
tersebut dilakukan dengan cara penyajian data dalam bentuk tabel dan grafik dan
uji paired sampel T-test. Berikut uraian terperinci penyajian data dan uji paired
sample T-test.
4.2.1 Penyajian data Prasiklus dan Siklus I
Penyajian data penelitian dilakukan dengan menghitung jumlah skor nilai
mentah, jumlah dari skor nilai mentah ini diolah lebih lanjut dan disajikan dalam
bentuk tabel dan grafik.
1. Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal
Setelah pelaksanaan pembelajaran selesai dilaksanakan, dilakukan olah
data. Data terkumpul dari hasil diskusi siswa-siswi saat mengemukakan
pendapat dalam kelompok, data yang terkumpul merupakan data mentah (dapat
dilihat pada lampiran 8). Setelah memperoleh data mentah selanjutnya
dijumlahkan nilai akhir siswa-siswi. nilai akhir prasiklus dan siklus I dibuat
dalam bentuk tabel (lihat lampiran 18 ). Nilai akhir siswa-siswi diperoleh
dengan rumus :
Nilai akhir = Jumlah skor yang diperoleh siswa X 100
Skor tertinggi
Untuk memudahkan pembaca membaca daftar nilai siswa-siswi,
disajikan data daftar nilai akhir siswa-siswi dengan menggunakan tabel
distribusi frekuensi tunggal, tabel tersebut seperti berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel 4.1: Distribusi Frekuensi Tunggal Nilai Akhir Prasiklus dan Siklus I
No. Nilai (X) Frekuensi (f)
Prasiklus Siklus I
1. 88 _ 2
2. 84 1 3
3. 80 4 3
4. 76 3 6
5. 72 4 6
6. 68 2 1
7. 64 2 _
8. 60 4 _
9. 56 1 _
Jumlah 21 21
Dari tabel di atas dapat diketahui nilai tertinggi prasiklus sejumlah 84
sedangkan nilai terendah sejumlah 56. Nilai siswa-siswi mengalami
peningkatan pada siklus I, nilai tertinggi sejumlah 88 sedangkan nilai terendah
sejumlah 66.
2. Tabel Perhitungan Nilai Rata-Rata dari Data Distribusi Frekuensi Tunggal
Setelah membuat tabel distribusi frekuensi tunggal, dihitung rata-rata
nilai akhir dengan menggunakan tabel nilai rata-rata dari data distribusi
frekuensi tunggal nilai rata (dilihat di lampiran 10).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Menghitung nilai rata-rata siswa-siswi digunakan rumus:
¯x = Σ fX
N
Keterangan:
¯x : Mean atau rata-rata hitung yang dicari
Σ fX : Jumlah skor individu setelah dikalikan frekuensi
N : Jumlah subyek
Untuk memudahkan pembaca mengetahui perbedaan rata-rata prasiklus dan
siklus I disajikan tabel perbedaan rata-rata prasiklus dan siklus I.
Tabel 4.2: Perbedaan Rata-rata Prasiklus dan Siklus I
Data Jumlah Siswa Mean Peningkatan
Prasiklus 21 70,47619
6,85714 Siklus I 21 77,33333
Dari tabel di atas diketahui rerata keterampilan mengemukakan
pendapat siswa-siswi tahap prasiklus sebesar 70,47619 dan sesudah dilakukan
penelitian tindakan siklus I, keterampilan mengemukakan pendapat mengalami
peningkatan 6,85714, meningkat menjadi 77,33333.
3. Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siswa-siswi
Setelah menghitung nilai akhir dan nilai rata-rata siswa-siswi
selanjutnya peneliti menghitung persentase ketuntasan hasil belajar siswa-siswi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
berdasarkan nilai KKM. Nilai KKM Bahasa Indonesia ≥75. Perhitungan
ketuntasan belajar siswa dapat dihitung dengan rumus:
jumlah siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM X 100
jumlah siswa yang mengikuti pelajaran
Dengan demikian berdasarkan Tabel 4.1 distribusi frekuensi tunggal nilai
akhir prasiklus dan siklus I dapat diketahui pada pra siklus, 8 siswa-siswi
mencapai nilai KKM sedangkan 13 siswa-siswi belum mencapai nilai KKM.
Pada siklus I 14 siswa-siswi mencapai nilai KKM sedangkan 7 siswa-siswi
belum mencapai nilai KKM. persentase ketuntasan belajar siswa-siswi yang
tuntas KKM dapat disajikan di grafik berikut ini.
Gambar 4.4: Grafik Perbedaan Persentase Kelulusan Prasiklus dan Siklus I
Dari gambar di atas terlihat bahwa pada prasiklus, persentase
ketuntasan siswa-siswi mencapai 38,10 % (8) siswa-siswi dinyatakan tuntas
KKM, siklus I meningkat menjadi 66,67% (14) siswa tuntas KKM. Sementara
itu persentase ketidaktuntasan belajar siswa-siswi pada pra siklus 61,90% (13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
siswa-siswi dinyatakan tidak tuntas KKM, Siklus I berkurang menjadi 33,33%
(7) siswa-siswi dinyatakan tidak tuntas KKM.
Berdasarkan data hasil penelitian prasiklus dan siklus I tingkat target dan
capaian keterampilan mengemukakan pendapat dapat disajikan dalam tabel di
bawah ini.
Tabel 4.3: Target dan Capaian Keterampilan Mengemukakan Pendapat Siswa-
siswi Prasiklus dan Siklus I
Siklus Target Capaian
Prasiklus 50% siswa-siswi lulus nilai
KKM Bahasa Indonesia.
38,10% siswa-siswi lulus nilai
KKM Bahasa Indonesia.
Siklus I 70% siswa-siswi lulus nilai
KKM Bahasa Indonesia.
66,67% siswa-siswi lulus nilai
KKM Bahasa Indonesia.
Dari tabel 4.3 diketahui target ketuntasan belajar siswa tahap prasiklus
mencapai (50%), penargetan ini berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan
guru mata pelajaran, penerapan pra siklus mencapai 38,10% (8) siswa-siswi
mencapai ketuntasan belajar. Pencapaian yang tidak sesuai target ini
dikarenakan pembagian kelompok yang anggotanya mencapai 10-11 orang,
kurangnya kepercayaan diri siswa-siswi ketika mengemukakan pendapat,
siswa-siswi lebih banyak sibuk sendiri dan berbicara hal yang tidak berkaitan
dengan pembelajaran.
Target pencapaian siklus I mencapai 70% sedangkan pada penerapan
siklus I ketuntasan nilai siswa mencapai 66,67% (14) siswa mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
ketuntasan, Pencapaian ini hampir mencapai target pencapaian ketuntasan hasil
belajar.
4. Uji Paired Test Sample T-test
Uji paired test sample T-test, dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan antara sebelum dan sesudah dilakukan tindakan dengan
menggunakan pendakatan kooperatif tipe NHT. Sebelum mengolah data
dengan menggunakan uji paired sample t-test dilakukan uji kolmogorov-
smirnov. Untuk mengetahui akapah data yang diujikan normal atau tidak.
Berikut akan disajikan tabel uji kolmogorov-smirnov prasiklus dan siklus I.
Tabel 4.4: Hasil Uji Normalitas Keterampilan Mengemukakan
Pendapat Siswa-siswi Prasiklus dan Siklus I
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Prasiklus Siklus I
N 21 21
Normal Parametersa,b
Mean 70,4762 77,3333
Std. Deviation 8,34038 5,70380
Most Extreme Differences Absolute ,144 ,211
Positive ,134 ,211
Negative -,144 -,127
Test Statistic ,144 ,211
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
,015c
Dari tabel di atas terlihat bahwa Asymp.Sig. (2-tailed) prasiklus ,200c,d
sedangkan Asymp.Sig. (2-tailed) siklus I ,015c.
Asymp.Sig. (2-tailed) pra
siklus dan siklus I lebih besar dari 0,05. Dengan demikian data prasiklus dan
siklus I berdistribusi normal. Langkah kedua yakni melakukan uji daya beda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
dengan menggunakan uji t berpasangan (uji paired test sample T-test). Berikut
akan disajikan hasil analisis uji paired test sample T-test prasiklus dan siklus I.
Tabel 4.5: Paired Samples T-Test Prasiklus dan Siklus I
Paired Differences
T Df
Sig.
(2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
Pra
Siklus -
Siklus I
-
6,85714 4,40779 ,96186
-
8,86354
-
4,85074
-
7,129 20 ,000
Dari tabel di atas diketahui t hitung lebih besar dari t tabel yakni (-7,129)
dan Sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05. Sig. (2-tailed) pada tabel (,000) maka
terdapat perbedaan antara prasiklus dan siklus I.
4.2.2 Analisis Data Siklus I dan Siklus II
Analisis data siklus I dan II dilakukan agar dapat melihat perolehan data
setelah melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT. Peroleh data disajikan dalam bentuk (1) tabel distribusi
frekuensi tunggal, (2) tabel perhitungan nilai rata-rata dari data distribusi
frekuensi tunggal, (3) diagram persentase ketuntasan belajar siswa-siswi. Berikut
ini uraian tabel dan diagram di atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
1. Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal
Tabel 4.6: Distribusi Frekuensi Tunggal Siklus I dan Siklus II.
No. Nilai (X) Frekuensi (f)
Siklus I Siklus II
1. 92 - 1
2. 84 2 3
3. 80 3 1
4. 76 3 6
5. 72 6 8
6. 68 6 1
7. 64 1 1
8. 60 _ _
9. 56 _ _
Jumlah 21
Dari tabel di atas dapat dilihat dari tabel di atas nilai tertinggi siklus I
sejumlah 88 sedangkan nilai terendah 68, nilai tertinggi siklus II sejumlah 92
nilai sedangkan nilai terendah 68.
2. Tabel Perhitungan Nilai Rata-Rata dari Data Distribusi Frekuensi Tunggal
Tabel nilai rata-rata dari data distribusi frekuensi tunggal (tabel dapat
dilihat di lampiran 18). Untuk mengetahui peningkatan rata-rata keterampilan
mengemukakan pendapat siswa-siswi dibuat tabel peningkatan rata-rata nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
akhir siswa-siswi. Berikut disajikan tabel peningkatan nilai rata-rata
keterampilan mengemukakan pendapat siswa-siswi.
Tabel 4.7: Peningkatan Rata-rata Nilai Akhir Siswa Siklus I dan Siklus II.
Data Jumlah Siswa Mean Peningkatan
Siklus I 21 77,33333
2,09524 Siklus II 21 79,42857
Rerata nilai akhir siswa-siswi siklus I 77,33333 atau 77 mengalami
peningkatan pada siklus II menjadi 79,428537 atau 79. Perbedaan rerata antara
siklus I dan siklus II adalah 2,09524.
3. Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siswa-siswi
Siswa dinyatakan lulus apabila mencapai nilai KKM ≥75. Berdasarkan
Tabel 4.7 distribusi frekuensi tunggalsiklus I dan siklus II, diketahui pada
siklus I siswa yang belum mencapai nilai KKM ≥75 sejumlah 7 siswa-siswi,
sedangkan 14 siswa-siswi mencapai nilai KKM. Pada siklus II 2 siswa-siswi
belum mencapai nilai KKM, sedangkan 19 siswa-siswi mencapai nilai KKM.
Berikut disajikan tabel persentase ketuntasan belajar siklus I dan siklus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Gambar 4.5: Perbedaan Persentase Ketuntasan Belajar Siklus I dan Siklus II
Gambar di atas menunjukkan bahwa persentase ketuntasan keterampilan
mengemukakan pendapat dari siklus I menuju siklus II mengalami peningkatan
yakni dari 66,67% (14) siswa-siswi naik menjadi 90,48% atau 19 siswa-siswi
tuntas nilai KKM. Sementara itu, ketidaktuntasan KKM mengalami
pegurangan yakni siklus I 33,33 % (7) siswa-siswi, siklus II berkurang menjadi
9,52% (2) siswa-siswi dinyatakan tidak tuntas KKM.
Tabel 4.8: Target dan Capaian Keterampilan Mengemukakan Pendapat Siswa-
siswi Siklus I dan Siklus II
Siklus Target Capaian
Siklus I (70%) siswa-siswi tuntas
nilai KKM Bahasa Indonesia.
66,67% siswa-siswi tuntas
nilai KKM Bahasa
Indonesia.
Siklus II 90% siswa-siswi tuntas nilai
KKM Bahasa Indonesia
90,48% siswa-siswi tuntas
KKM Bahasa Indonesia.
Tabel 4.8 diketahui target ketuntasan siklus I mencapai 70% sedangkan
pencapaian siklus I mencapai 66,67% (14) siswa-siswi tuntas nilai KKM,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
pencapaian ini hampir mencapai target ketuntasan belajar siswa-siswi. Target
pencapaian siklus II 90%, capaian hasil belajar pada siklus II melebihi target
pencapaian, 90,48% (19) siswa tuntas KKM.
4. Uji Paired Test Sample T-test
Sebelum mengetahui perbedaan rata-rata siklus I dan siklus II dilakukan
uji kolmogorov-smirnov siklus I dan siklus II. Uji kolmogorov-smirnov untuk
mengetahui normalitas data. Data dikatakan berdistribusi normal apabila
Asymp.Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05. Berikut akan disajikan tabel uji
kolmogorov-smirnov.
Tabel 4.9: Hasil Uji Normalitas Keterampilan Mengemukakan Pendapat
siklus I dan Siklus II
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Siklus I Siklus II
N 21 21
Normal Parametersa,b
Mean 77,3333 79,4286
Std. Deviation 5,70380 5,83585
Most Extreme Differences Absolute ,211 ,223
Positive ,211 ,223
Negative -,127 -,183
Test Statistic ,211 ,223
Asymp. Sig. (2-tailed) ,015c ,008
c
Dari tabel di atas terlihat bahwa Asymp.Sig. (2-tailed) pada siklus I dan
siklus II lebih besar dari 0,05. Pada siklus I diketahui Asymp.Sig. (2-tailed)
0,015 sedangkan pada siklus II Asymp.Sig. (2-tailed) 0,008. Dengan demikian
data siklus I dan siklus II berdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Langkah kedua dengan melakukan perhitungan dengan uji paired sample
t-test. Hal ini dilakukan setelah mengetahui data siklus I dan data siklus II
berdistribusi normal. Berikut akan disajikan tabel uji paired sample t-test
adalah sebagai berikut.
Tabel 4.10: Perbedaan Uji Rata-rata Siklus I dan Siklus II
Paired Samples Test
Paired Differences
t Df
Sig.
(2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
Siklus I
- Siklus
II
-
2,09524 2,40634 ,52511
-
3,19059
-
,99988
-
3,990 20 ,001
Dari data di atas dapat diketahui t hitung (-3990) lebih besar dari t tabel
(-2,042) dan Sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, Sig. (2-tailed) siklus I dan
siklus II ,001. Jadi terdapat perbedaan yang signifikan antara siklus Idan siklus
II.
4.3 Pengujian Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara atau suatu dugaan peneliti
tentang tindakan yang dipandang terbaik untuk mengatasi masalah. Namun
demikian, sifatnya masih praduga atau jawaban sementara atas permasalahan
sehingga perlu diuji kebenarannya secara empiris. Hipotesis tindakan dalam
penelitian ini adalah, Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
meningkatkan keterampilan mengemukakan pendapat siswa-siswi SMP Joannes
Bosco kelas VIII B tahun ajaran 2017/2018. Pengujian hipotesis dalam penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan uji paired test sample T-test, dengan
membandingkan t hitung dengan t tabel dan hasil taraf Asymp.Sig. (2-tailed).
Apabila t hitung lebih besar dari t tabel (-2042) dan Sig. (2-tailed) lebih kecil
dari (0,05), maka terdapat pengaruh yang signifikan dan sebaliknya, jika t hitung
lebih kecil dari t tabel (-2042) dan Asymp.Sig. (2-tailed) lebih besar dari (0,05)
maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan. Rumusan hipotesis adalah sebagai
berikut ini.
Ho: tidak ada perbedaan peningkatan keterampilan mengemukakan pendapat
siswa-siswi sebelum dan sesedah pelaksanaan siklus II.
Ha : ada perbedaan peningkatan keterampilan mengemukakan pendapat siswa-
siswi sebelum dan sesedah pelaksanaan siklus II.
Berikut disajikan tabel uji paired sample T-test t tabel, t hitung dan
Asymp.Sig. (2-tailed) prasiklus dan siklus I, siklus I dan siklus II.
Tabel 4.11: Perolehan, T Hitung dan Asymp.Sig. (2-Tailed) Prasiklus dan Siklus
I, Siklus I dan Siklus II
T hitung Asymp.Sig. (2-tailed)
Prasiklus dan siklus I -7,129
,000
Siklus I dan siklus II -3990 0,01
Tabel 4.11 diatas menunjukkan bahwa t hitung (-2,042) lebih besar dari
pada t tabel dan Asymp.Sig. (2-tailed) lebih kecil dari (0,05). Tabel 4.10 tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
memperlihatkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat
disimpulkan ada perbedaan sebelum dan sesudah siklus II.
4.4 Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mengemukakan
pendapat siswa-siswi melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat peningkatan pada setiap siklus. Peningkatan
tersebut akan dibahas secara rinci sebagai berikut ini.
4.4.1 Prasiklus dan Siklus I
Dari data yang diperoleh, penelitian mengalami peningkatan yakni dari pra
siklus menuju siklus I. Nilai tertinggi pra siklus sejumlah 84 dan nilai terendah
sejumlah 64, nilai tertinggi siklus I sejumlah 88, nilai terendah siklus I sejumlah
68. Hasil nilai akhir pra siklus adalah 1.480 mengalami peningkatan menjadi
1.624. Hasil nilai akhir ini diperoleh nilai rata-rata dari setiap siklus, rerata hasil
nilai akir ini mengalami peningkatan yakni rata-rata nilai pra siklus 71 dan rata-
rata siklus I 77. Peningkatan rata-rata ini meningkat sebesar 6,85714.
Peningkatan tersebut diperoleh dari rata-rata siklus I dikurangi rata-rata pra
siklus. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui siswa-siswi dinyatakan tuntas
KKM apabila nilai siswa mencapai ≥75.
Sesuai dengan ketentuan tersebut terlihat bahwa data pra siklus persentase
ketuntasan belajar siswa-siswi adalah 38,10% (8) sedangkan 61,90% (18) siswa-
siswi dinyatakan belum tuntas KKM. Siklus I persentase ketuntasan 33% (7)
siswa-siswi dinyatakan belum tuntas. belajar siswa mencapai 66,67% (14),
sedangkan ketidaktuntasan belajar siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Uji Paired Test Sample T-test digunakan untuk membedakan perbedaan
antara pra siklus dan siklus I. Sebelum melakukan Uji Paired Test Sample T-test
dilakukan uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test.
Pengujian dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test bertujuan agar
mengetahui data yang diuji berdistribusi normal atau tidak, setelah diketahui
data yang akan diujikan berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan Uji
Paired Test Sample T-test. Data dinyatakan berdistribusi normal apabila
Asymp.Sig. (2-tailed) lebih besar dari pada taraf signifikan yang ditetapkan
yakni 0,05.
Hasil dari Kolmogorov-Smirnov Test adalah data pra siklus dan siklus I
berdistribusi normal karena Asymp.Sig. (2-tailed) lebih besar dari pada taraf
signifikan, Asymp.Sig. (2-tailed) pra siklus ,200c,d
, Asymp.Sig. (2-tailed) siklus
I, 015c
. Data tersebut menunjukkan bahwa Asymp.Sig. (2-tailed) pra siklus dan
siklus I lebih besar dari pada 0,05. Hasil yang diperoleh menunjukkan data
berdistribusi normal.
Setelah mengetahui data pra siklus dan siklus I berdistribusi normal maka,
selanjutnya peneliti melakukan Uji Paired Test Sample T-test, hasil analisis
dikatakan ada perbedaan antara prasiklus dan siklus I apabila t hitung lebih besar
dari t tabel (2,042) dan Asymp.Sig. (2-tailed) lebih kecil dari (0,05). Dari tabel
Uji Paired Test Sample T-test, t hitung lebih besar dari t tabel, t hitung adalah -
7,129, Asymp.Sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05 Asymp.Sig. (2-tailed) adalah
0,000. Hipotesis hasil uji test paired sample T-test menunjukkan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
signifikan antara pra siklus dan siklus I. Perbedaan yang dimaksud adalah
terjadinya peningkatan keterampilan mengemukakan pendapat siswa-siswi.
4.4.2 Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan perolehan nilai siswa pada siklus I dan II. Penelitian
mengalami peningkatan. Hasil nilai akhir siklus I yakni 1.628, siklus II
meningkat menjadi 1.668. Rerata dari hasil nilai akhir siklus I adalah 77,33333
atau 77 dan pada siklus II meningkat menjadi 79,42857 atau 79. Peningkatan
rata-rata ini meningkat sebesar 2,09524. Peningkatan tersebut diperoleh dari
rata-rata siklus II dikurangi rata-rata siklus I. Berdasarkan tabel, 4.6, yakni tabel
distribusi frekuensi tunggal siklus Idan siklus II, nilai tertinggi siklus I 88, nilai
tertinggi siklus II 92 sedangkan nilai terendah siklus I dan siklus II adalah 68.
Peningkatan ini juga dapat dilihat pada hasil persentase ketuntasan nilai
siswa-siswi, nilai ketuntasan berdasarkan nilai KKM bahasa indonesia. nilai
KKM bahasa indonesia ≥75. Siswa-siswi dinyatakan tuntas, apabila memperoleh
nilai 75 ke atas. Pada siklus I ketuntasan belajar siswa mencapai 66,67% (14)
siswa tuntas, dan 33,33% (7) siswa belum tuntas. Persentase ketuntasan belajar
siswa-siswi mengalami peningkatan pada siklus II, yakni 90,48% (19) siswa-
siswi tuntas KKM, ketidaktuntasan siklus II 9,52% (2) siswa-siswi belum
mencapai nilai KKM.
Dengan demikian tindakan pra siklus ke siklus I terjadi peningkatan
setelah dilakukan penerapan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT. Selanjutnya peneliti melakukan uji beda rata-rata dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
menggunakan uji paired test sample t-test, pengujian ini digunakan untuk
membedakan perbedaan antara siklus I dan siklus II. Sebelum melakukan uji
paired test sample t-test dilakukan uji normalitas dengan menggunakan
kolmogorov-smirnov test. Pengujian dengan menggunakan kolmogorov-smirnov
test bertujuan agar mengetahui data yang diuji berdistribusi normal atau tidak,
setelah diketahui data yang diperoleh berdistribusi normal, maka peneliti
melanjutkan melakukan uji paired test sample t-test.
Hasil dari kolmogorov-smirnov test adalah data siklus I dan siklus II
berdistribusi normal karena Asymp.Sig. (2-tailed) lebih besar dari pada taraf
signifikan yang ditetapkan yakni 0,05. Asymp.Sig. (2-tailed) siklus I ,015c,d
lebih besar dari pada taraf signifikasi sedangkan, Asymp.Sig. (2-tailed) siklus II
,008c .
Setelah mengetahui data siklus I dan siklus I berdistribusi normal maka,
selanjutnya peneliti melakukan Uji Paired Test Sample T-test, hasil analisis
dikatakan ada perbedaan antara siklus I dan siklus II apabila t hitung lebih besar
dari t tabel (2,042) dan Asymp.Sig. (2-tailed) lebih kecil dari (0,05). Dari tabel
Uji Paired Test Sample T-test, t hitung lebih besar dari t tabel, t hitung adalah -
3,990, Asymp.Sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05 Asymp.Sig. (2-tailed) adalah
0,001. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis tindakan ho ditolak dan ha
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara
pra siklus dan siklus I. Perbedaan yang dimaksud adalah terjadinya peningkatan
keterampilan mengemukakan pendapat siswa-siswi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Karina,Widya Utami (2009) yang menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan keterampilan mengemukakan pendapat siswa-siswi. Pada aspek
mengemukakan pendapat siswa-siswi diperoleh hasil seluruh siswa-siswi
mencapai ketuntasan belajar. Hasil perolehan pra test dari 39 siswa-siswi, 19
siswa-siswi tuntas KKM sedangkan siklus I 24 siswa-siswi dinyatakan tuntas
KKM.
Model NHT memberi kesempatan yang sama kepada peserta didik untuk
menyampaikan dan berbagi ide di antara peserta didik sehingga ide tersebut
semakin berkembang di dalam kelompok. Menurut Priansa (2017: 335), salah
satu tujuan dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah, Pengembangan
keterampilan sosial, yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial
peserta didik. Keterampilan yang dimaksud, yaitu berbagi tugas, aktif bertanya,
mengahargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja
dalam kelompok dan sebagainya. Melalui pengembangan keterampilan sosial
sikap menghargai pendapat orang lain dan berani menjelaskan ide atau pendapat
dapat dimiliki dalam diri siswa, maka dari itu dapat disimpulkan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan keterampilan
mengemukakan pendapat siswa-siswi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi data Bab IV, keterampilan mengemukakan pendapat
siswa-siswi SMP Joannes Bosco Tahun Ajaran 2017/2018 dapat ditingkatkan
melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Peningkatan ini dapat dilihat
dari hasil perolehan nilai siswa-siswi, rata-rata nilai siswa-siswi, nilai tertinggi
siswa-siswi, dan persentase ketuntasan siswa-siswi pada pra siklus menunju siklus
I dan dari siklus I ke siklus II. Perolehan nilai siswa-siswi dari prasiklus adalah
1.480 siklus I 1.624, dan siklus II 1.668. Dengan jumlah rata-rata yang juga
mengalami peningkatan, rata-rata pra siklus 70,47619 siklus I 77,33333, dan
siklus II 79,42857. Selain itu Nilai tertinggi prasiklus sejumlah 84 nilai terendah
sejumlah 56, nilai tertinggi siklus I 88, sedangkan nilai tertinggi siklus II 92 nilai
terendah siklus I dan siklus II 68.
Dari perolehan nilai siswa-siswi, rata-rata nilai siswa-siswi dan jumlah nilai
tertinggi dan nilai terendah diperoleh Persentase ketuntasan nilai siswa-siswi
berdasarkan nilai KKM bahasa Indonesia yakni ≥75. Persentase ketuntasan pra
siklus 38% atau 8 siswa-siswi yang tuntas, siswa yang tidak tuntas 62% atau 13
siswa-siswi. Persentase ketuntasan siswa-siswi mengalami peningkatan pada
siklus I menjadi 67% atau 14 siswa-siswi yang tuntas dan ketidaktuntasan siswa-
siswi mengalami pengurangan menjadi 33% atau 7 siswa-siswi yang tidak tuntas
KKM. Persentase ketuntasan nilai siswa dari siklus I menuju siklus II meningkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
menjadi 91% atau 19 orang tuntas KKM dan 9% atau 2 orang tidak tuntas
KKM.
Uji Paired Test Sample T-test dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-
rata setiap siklus. Sebelum mengetahui perbedaan setiap siklus dengan
menggunakan Uji Paired Test Sample T-test, dilakukan uji normalitas data dengan
mengunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Dari data yang diujikan
diperoleh hasil data prasiklus, siklus I, dan siklus II berdistribusi normal. Setelah
dilakukan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dilakukan uji Uji Paired Test
Sample T-test. Hasil uji parametrik menunjukkan ada perbedaaan yang signifikan
pra siklus menuju siklus I dan siklus I menuju siklus II. Perbedaan itu dapat
dilihat t hitung lebih besar dari pada t tabel (2,042) dan lebih kecil dari
Asymp.Sig. (2-tailed) (0,05), t hitung pra siklus dan siklus I (-7,129), t hitung
siklus I dan siklus II (-3,990) t hitung lebih besar dari t tabel (-2,042). Asymp.Sig.
(2-tailed) pra siklus dan siklus I (,000), siklus I dan siklus II (,001), Asymp.Sig.
(2-tailed) setiap siklus lebih kecil dari (0,05). Hipotesis tindakan memperlihatkan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkn ada
perbedaan sebelum dan sesudah siklus II. Jadi, dari data yang diperoleh dapat
disimpulkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan
keterampilan mengemukakan pendapat siswa SMP Joannes Bosco kelas VII B
Tahun Ajaran 2017/2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
5.2 Implikasi
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi guru di kelas, diketahui bahwa
keterampilan mengemukakan pendapat siswa-siswi belum maksimal, hal ini
dikarenakan siswa-siswi masih kurang percaya diri dalam mengemukakan
pendapat, adanya perasaan takut, dan tidak terbiasa berbicara dihadapan orang
banyak. Hal ini berdasarkan hasil observasi sebelum melakukan penelitian dan
wawancara terhadap guru mata pelajaran. Dari permasalahan yang dihadapi guru,
penulis menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Hasil penelitian ini memberikan beberapa implikasi, antara lain: (1)
meningkatkan keterampilan mengemukakan pendapat siswa, (2) meningkatkan
kepercayaan diri siswa-siswi dalam berbicara (3) meningkatkan ketuntasan belajar
siswa-siswi.
5.3 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, saran peneliti adalah sebagai
berikut ini.
1. Bagi Guru
Pembelajaran Bahasa Indonesia hendaknya diterapkan dengan
menggunakan model pembelajran yang bervariasi dan lebih menarik, agar
dapat meningkatkan minat belajar siswa. Salah satu model pembelajaran
adalah model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat NHT
meningkatkan keterampilan mengemukakan pendapat siswa. Oleh karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
itu, guru diharapkan mampu menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT, untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan membangkitkan
minat belajar siswa.
2. Bagi Pihak Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu contoh, untuk
meningkatkan keterampilan mengemukakan pendapat siswa, sehingga dapat
meningkatkan mutu pendidikan sekolah.
3. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk penelitian
sejenis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum.
Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Arsjad, Maigar G dan Mukti U.S. 1988. Pembinaan Kemampuan Berbicara
Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Huda, Miftahul. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktural dan Model
Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistika. Jakarta: Bumi
Aksara.
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaan Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013 ).Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Mainudin, Yurmaini. Metode Diskusi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mundir, 2013. Statistik Pendidikan Pengantar Analisis Data untuk Penulisan
Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nurgiantoro, Burhan. 2011. Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Bahasa.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Anggota Ikapi.
Pusat Bahasa Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi ketiga).
Jakarta: Balai Pustaka.
Parera, Jos Daniel. 1988. Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta: Erlangga.
Priansa, Donni Juni. 2017. Pengembangan Strategi dan Model Pembelajaran
Inovatif, Kreatif, dan Prestatif dalam Memahami Peserta Didik. Bandung:
CV Pustaka Setia.
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisma
Guru. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, Wina. 2008. Stratrtegi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tarigan, Hendri Guntur. 1985: Berbicara: Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta :
Kencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Prasiklus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 2
Daftar Nilai Mentah Prasiklus Keterampilan Mengemukakan Pendapat
Siswa Kelas VIII B SMP Joannes Bosco Tahun Ajaran 2017/2018
Nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM ) ≥75
NO. NAMA SISWA Aspek yang Dinilai
Tot
al
Sko
r
Nilai
Akhir
Suara
(lafal
intona
si dan
tempo)
Isi
pend
apat
atau
gaga
san
Penal
aran
pend
apat
atau
gagas
an
Gest
ure
dan
mimi
k
Sikap
mengh
argai
dan
bekerj
a sama
dalam
kelom
pok
1 Agnes Suci Merpati 3 4 3 3 5 18 72
2 Aloysius Andrew Dwi
Pramana
3 4 2 4 5 18 72
3 Aulia Swastika Santoso 3 4 3 4 4 18 72
4 Bacillius Agung
Eriyanto Putra
3 3 3 3 2 14 56
5 Bella Olivia Sunandar 4 4 3 4 4 19 76
6 Cresensia Andisa
Mayang Nadindra
4 4 2 2 4 16 64
7 Cristina Reza Arista
Susena
4 4 3 4 5 20 80
8 Fellisa Angelia 5 5 2 3 4 19 76
9 Fransiskus Alderino
Angga Nugraha
3 3 3 3 3 15 60
10 Gregorius Agung
Saputra
3 3 3 3 3 15 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
11 Ignasia Gemma Sandi
Elvareta
5 5 3 3 5 21 84
12 Nabila Mienerve
Chairunissa Adhitya
Putri
5 5 2 3 5 20 80
13 Rafael Ananda Aldy
Mahendra
3 4 3 3 3 16 64
14 Sabina Lintang Kemala 4 5 2 4 5 20 80
15 Samuel Lease Molucass
Christ Tahitu
3 3 3 3 3 15 60
16 Theresia Adeline Dina
Criska
4 4 2 3 5 18 72
17 Valentinus Mahendra
Pradana
3 4 2 3 5 17 68
18 Vincentio Rexel
Sultandhani
3 4 2 3 5 17 68
19 Yemima Naomi Wiranta 3 5 3 4 5 20 80
20 Jenifer Renata Angelia 3 5 3 5 3 19 76
21 Ryan Sachio Heuw 3 4 2 3 3 15 60
Jumlah Nilai Akhir Siswa 1.480
Nilai Tertinggi 84
Nilai Terendah 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 3
Instrumen Penilaian Unjuk Kerja dan Rubrik Penskoran Keterampilan
Mengemukakan Pendapat Melalui Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Kelas VIII B dan D SMP Joannes Bosco Tahun Ajaran
2017/2018
Instrumen Penilaian Unjuk Kerja
No. Aspek yang dinilai Skor hasil penilaian Skor
butir 5 4 3 2 1
1. Suara (lafal, Intonasi,tempo,
tekanan)
2. Isi pendapat atau gagasan
3. Penalaran pendapat atau gagasan
4. Gesture dan mimik
5. Sikap menghargai dan bekerja
sama dalam kelompok
Jumlah
Rubrik Penskoran
N
o.
Aspek yang
dinilai
Hasil Penilaian
5 4 3 2 1
1. Suara (lafal,
Intonasi,tem
po)
Jika memenuhi 5
kriteria:
1. Penyebutan lafal
jelas
2. Intonasi sesuai
dengan tanda baca
3. Tempo tidak terlalu
cepat dan tidak
terlalu lambat
4. Nada suara tenang
Jika
hanya 4
kriteria
yang
dilakuk
an
secara
benar.
Jika
hanya 3
kriteria
yang
dilakuk
an
secara
benar.
Jika
hanya 2
kriteria
yang
dilakuk
an
secara
benar.
Jika
hanya 1
kriteria
yang
dilakuk
an
secara
benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
dan perlahan
5. Volume suara
dapat didengar oleh
semua peserta.
2. Isi pendapat
atau
gagasan
Jika memenuhi 5
kriteria:
1. Pendapat sesuai
dengan topik
2. Pendapat didukung
fakta
3. Pendapat didukung
dengan alasan yang
logis
4. Pendapat disertai
contoh
5. Pendapat disertai
dengan sumber
referensi.
Jika
hanya 4
kriteria
yang
dilakuk
an
secara
benar.
Jika
hanya 3
kriteria
yang
dilakuk
an
secara
benar.
Jika
hanya 2
kriteria
yang
dilakuk
an
secara
benar.
Jika
hanya 1
kriteria
yang
dilakuk
an
secara
benar.
3. Penalaran
pendapat
atau
gagasan
Jika memenuhi 5
kriteria:
1. Pendapat yang
dikemukakan
terdiri dari latar
belakang
2. Pendapat yang
dikemukakan
terdiri dari isi
3. Pendapat yang
dikemukakan
terdiri dari penutup
4. Pendapat yang
dikemukakan berisi
kesimpulan yang
logis.
5. Pendapat
disampaikan
dengan sangat jelas
dan teratur.
Jika
hanya 4
kriteria
yang
dilakuk
an
secara
benar.
Jika
hanya 3
kriteria
yang
dilakuk
an
secara
benar.
Jika
hanya 2
kriteria
yang
dilakuk
an
secara
benar.
Jika
hanya 1
kriteria
yang
dilakuk
an
secara
benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
4. Gesture dan
mimik
Jika memenuhi 4
kriteria:
1. Menggunakan
gerak tubuh
secukupnya.
2. Menggunakan
gerak tubuh yang
pantas dan sopan.
3. Gerak tubuh yang
digunakan dapat
diterima baik oleh
peserta
4. Tidak kaku
5. Mimik kadang
senyum dan
kadang serius.
Jika
hanya 4
kriteria
yang
dilakuk
an
secara
benar.
Jika
hanya 3
kriteria
yang
dilakuk
an
secara
benar.
.Jika
hanya 2
kriteria
yang
dilakuk
an
secara
benar.
Jika
hanya 1
kriteria
yang
dilakuk
an
secara
benar.
5. Sikap
(menghargai
dan bekerja
sama dalam
kelompok)
Jika memenuhi 5
kriteria:
1. Mengahargai
pendapat teman
2. Mendengarkan
pendapat teman
3. Mendukungpenda
pat teman
4. Menerima
pendapat teman
5. Bekerja sama
dengan semua
anggota
kelompok.
Jika
hanya
3-4
kriteria
yang
dilakuk
an
secara
benar.
Jika
hanya 2
kriteria
yang
dilakuk
an
secara
benar.
Jika
hanya 1
kriteria
yang
dilakuk
an
secara
benar.
Bekerja
secara
individ
u.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 5
Materi Pembelajaran Menyampaikan Persetujuan, Sanggahan, Dan
Penolakan Pendapat Dalam Diskusi
Pengertian diskusi : proses bertukar pikiran mengenai suatu topik atau
pokok permasalahan yang dimelibatkan dua orang atau sekelompok orang yang
bertujuan untuk memecahkan suatu pokok permasalahan atau suatu topik. Dalam
diskusi ada beberapa hal yang sering terjadi, yakni menyetujui pendapat teman
kelompok, menyanggah pendapat teman kelompok dan menolah pendapat teman
hingga akhirnya mencapai keputusan dan kesimpulan bersama
1. Cara Menyampaikan Persetujuan
Persetujuan dalam diskusi, artinya peserta yang satu memiliki pendapat yang
sama dengan peserta yang lain. Persamaan pendapat diperbolehkan sepanjang
disertai dengan bukti atau alasan. Bukti atau alasan itulah yang menguatkan
pendapat sebelumnya sehingga peserta yang lain akan semakin setuju.
Persetujuan terhadap pendapat orang lain di antaranya dapat dikemukakan
dengan cara sebagai berikut.
1) Saya sependapat dengan Saudara karena pada dasarnya ....
2) Saya setuju dengan pendapat ... sebab ....
3) Menurut saya pendapat Saudara benar sebab ....
2. Cara Menyampaikan Sanggahan
Sanggahan dalam diskusi, artinya peserta yang satu memiliki pendapat yang
berbeda dengan peserta yang lain (pemrasaran). Perbedaan pendapat ini sangat
diharapkan dalam kegiatan diskusi karena adanya tinjauan dari sudut pandang
lain. Namun, yang harus diperhatikan adalah harus adanya bukti (alasan). Bukti
(alasan) inilah yang menjadi bahan pertimbangan utama saat merumuskan
simpulan diskusi. Sanggahan harus disampaikan dengan cara yang baik dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
bahasa yang santun agar pemrasaran tidak tersinggung dengan adanya
perbedaan pendapat yang disampaikan.
Sanggahan di antaranya dapat dikemukakan dengan cara sebagai berikut.
1) Pendapatmu sebenarnya baik, tetapi ….
2) Saya sangat memahami pendapat Saudara, tetapi ….
3) Saya setuju dengan pendapat Saudara dengan catatan ….
3. Cara Menyampaikan Penolakan Pendapat
Penolakan dalam diskusi, artinya menolak pendapat yang disampaikan orang
lain (pemrasaran). Menolak pendapat boleh dilakukan, sepanjang pendapat
yang diajukan orang lain itu memang dirasakan tidak rasional dan sukar
diterima oleh akal. Yang harus diingat adalah penolakan terhadap pendapat
orang lain harus mempertimbangkan perasaan orang yang mengajukan
pendapat. Penolakan pendapat juga harus disertai dengan alasan yang masuk
akal. Penolakan di antaranya dapat dikemukakan dengan cara sebagai berikut.
1) Maaf, saya punya pendapat yang berbeda dengan Saudara.Menurut saya ….
2) Maaf, saya tidak setuju dengan pendapat Saudara. Menurut saya.....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 6
Perintah Tugas dan Bahan Bacaan Siklus I
Standar kompetensi VIII/ 2 : 10.Mengemukakan pikiran, perasaan dan
informasi melalui kegiatan diskusi dan
protokoler.
Kompetensi dasar :10.2 Menyampaikan persetujuan,
sanggahan, dan penolakan pendapat dalam
diskusi disertai dengan bukti atau alasan
secara lisan.
Indikator :
1. Mampu memberikan contoh cara
menyampaikan persetujuan, sanggahan,
dan penolakan pendapat.
2. Mampu menyatakan persetujuan,
sanggahan, dan penolakan pendapat
dalam diskusi disertai bukti atau alasan
secara lisan.
Tugas Otentik berupa :
1. Indikator pertama:
Siswa diminta memberikan contoh
cara menyampaikan persetujuan,
sanggahan, dan penolakan pendapat
secara lisan.
Siswa diberi tugas untuk berdiskusi
dalam kelompok yang telah dibagikan
guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Siswa diminta menjawab pertanyaan
terkait dengan teks yang telah
diberikan guru.
2. Indikator kedua:
Siswa diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusi
berisi persetujuan, sangahan, dan
penolakan pendapat disertai bukti
atau alasan secara lisan.
Perintah tugas peserta didik untuk indikator pertama dan kedua!
Lakukan diskusi kelompok untuk menjawab pertanyaan terkait bacaan berjudul
“E-book vs Buku Cetak”. Kemukakan pendapatmu dalam kelompok yang
telah dibagikan, diskusikanlah mengenai bacaan tersebut, simak pembagian
nomor NHT yang akan dibagikan guru. Setelah selesai berdiskusi setiap siswa
yang mendapat nomor NHT yang sama dipersilakan menjawab pertanyaan
yang diajuhkan guru sesuai dengan nomor pertanyaan. Lakukan kegiatan ini
sampai semua pertanyaan telah terjawab!
E-book Vs Buku Cetak
E-book adalah evolusi dari buku cetak yang biasa kita baca sehari-hari.
Dibandingkan dengan pendahulunya, e-book menawarkan berbagai manfaat
yang memudahkan kita menimba ilmu dan menambah wawasan. E-book
adalah buku elektronik yang bisa disimpan dengan mudah di perangkat
elektronik kita. Kapasitas memori sebesar 1 GB sekalipun bisa memuat ratusan
e-book. Jika kita punya ratusan buku cetak, sudah pasti kita butuh rak buku
yang cukup besar untuk menyimpannya.Ada banyak kelebihan e-book yang
tidak dimiliki buku cetak. Buku elektronik adalah bagian dari gaya hidup
modern yang didukung perangkat elektronik. Di Amerika Serikat, kehadiran e-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
book semakin menggeser buku cetak. Berikut ini adalah berbagai kemudahan
yang bisa kita nikmati.
1. E-book Praktis dan Mudah Dibawa
Jika Anda ingin membaca buku dimanapun Anda berada, Anda cukup
menyalakan perangkat elektronik Anda (entah itu smartphone, tablet, atau e-
book reader). Selama Anda memegang perangkat elektronik itu, Anda bisa
membawa ratusan bahkan ribuan buku elektronik dengan mudah. E-book
adalah buku digital sehingga tidak memerlukan wadah penyimpanan dalam
bentuk fisik.
2. E-book Lebih Murah
Jika Anda ingin memiliki koleksi e-book, cukup kunjungi Google.com dan
carilah e-book apapun yang Anda sukai. Kebanyakan e-book di internet adalah
gratis sehingga Anda bisa mengunduhnya sesuka hati. Jika e-book tersebut
tidak gratis, harganya masih lebih murah daripada versi cetaknya. Meskipun
ada e-book berbayar di internet, e-book gratis sudah lebih dari cukup untuk
menimba ilmu. Sebaliknya, semua buku cetak yang ada di toko buku pasti
berbayar.
3. E-book Ramah Lingkungan
Buku cetak bisa menghabiskan banyak sekali pohon yang kita perlukan untuk
menjaga keseimbangan kehidupan di bumi ini. Jika semua pohon habis
ditebang untuk membuat buku cetak, tentunya kita sendiri akan merugi.
Sebaliknya, e-book tidak memerlukan pohon karena bentukya digital. E-book
bisa disalin sebanyak yang Anda suka hanya dengan mengklik tombol
“copy”di perangkat elektronik. Sementara itu, pencetak buku membutuhkan
ratusan lembar kertas hanya untuk membuat satu salinan buku. Meskipun buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
cetak tidak secanggih e-book, masih banyak manfaat yang bisa kita nikmati.
Faktanya, buku cetak juga masih diminati banyak orang. Toko buku yang
menawarkan buku cetak juga masih sering dikunjungi. Mungkin, kita masih
belum siap untuk menerima kehadiran e-book sebagai solusi baru yang lebih
ramah lingkungan.
1. Buku Cetak Tidak Membutuhkan Perangkat Elektronik
Tidak semua orang mempunyai perangkat elektronik canggih yang bisa mereka
gunakan untuk membaca buku elektronik. Selain itu, harganya juga relatif
mahal bagi mayoritas warga Indonesia dengan penghasilan pas-pasan. Selain
itu, harga e-book reader juga masih cukup mahal bagi mereka yang tidak
terlalu gemar membaca. Ketidakmampuan untuk membeli perangkat tersebut
membuat orang lebih memilih menggunakan buku cetak untuk belajar atau
mendapatkan ilmu baru.
2. Buku Cetak Tidak Membaut Mata Cepat Lelah
Jika Anda menatap layar perangkat elektronik Anda, mata Anda bisa cepat
lelah. Ketika membaca e-book, Anda harus menatap layar tersebut selama
berjam-jam. Cara ini bisa membuat mata lelah dan konsentrasi membaca pun
berkurang. Buku cetak masih nyaman untuk dibaca, dan kita juga masih
terbiasa membaca dengan cara seperti ini.Jadi, buku manakah yang akan Anda
pilih? Setiap pilihan mempunyai keuntungan dan kerugian tersendiri. Namun,
kemungkinan besar e-book akan menyingkirkan buku cetak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Jawablah Pertanyaan Berikut !!
1. Apakah kamu setuju, jika buku di perpustakaan sekolah hanya
menggunakan E-book, dan tidak menggunakan buku cetak? Jelaskan
pendapatmu, disertai bukti dan alasan!
2. Apakah kamu setuju jika proses pembelajaran di dalam kelas bersumber
dari E-book, dan tidak lagi menggunakan buku cetak? Jelaskan
pendapatmu, disertai dengan alasan!
3. Belajar dengan menggunakan buku cetak dapat menjamin kesehatan mata
dan lebih lengkap dibandingkan belajar dengan menggunakan e-book.
Apakah Anda setuju atau tidak setuju dengan pernyataan ini? Jelaskan
alasannya!
4. Kehadiran E-book dapat membuat penerbit buku memperoleh kerugian
karena tidak ada yang akan membeli buku tersebut dan memilih untuk
mendownload buku tersebut melalui internet! Apakah kamu setuju dengan
pendapat demikian?
5. Apakah kamu setuju jika seluruh perpustakaan di Indonesia bersumber
dari buku cetak dan dilengkapi oleh e-book? Jelaskan alasanmu!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 7
Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa di Kelas Siklus I
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/semester : VIII/ B
Jumlah siswa : 21
Tanggal : Selasa, 15 Mei 2018
A. Kegiatan yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas
No. Aspek yang diamati 0 1 2
A. Pra Pembelajaran
1. Memeriksa kesiapan ruangan, alat pembelajaran dan
media
√
2. Memeriksa kesiapan siswa √
B. Kegiatan pendahuluan
1. Guru memberi salam kepada peserta didik dilanjutkan
dengan berdoa bersama.
√
2. Guru melakukan kegiatan appersepsi (mengajikan
pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari).
√
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai
√
4. Guru menyampaikan uraian kegiatan pembelajaran
yang dilalui siswa
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
C. Kegiatan inti
Eksplorasi
1. Guru menjelaskan mata pembelajaran sesuai dengan
sumber pembelajaran.
√
2. Guru menggunakan beragam pendekatan NHT √
3. Guru menfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta
didik serta antara peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya.
√
4. Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran.
√
5. Guru menfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta
didik serta antara peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya.
√
Elaborasi
1. Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil secara
heterogen (jenis kelamin dan kemampuan akademik).
√
2. Guru memfasilitasi peserta didik melalui pemberian
tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan
gagasan baru, baik secara lisan maupun tertulis.
√
3. Guru memberikan kesempatan untuk berpikir,
menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak
tanpa rasa takut.
√
Komfirmasi
1. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Catatan tambahan :
Guru belum menggunakan waktu sesuai dengan yang ditentukan di RPP, sehingga
guru tidak sempat menyimpulkan hasil pembelajaran.
dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, terhadap
keberhasilan peserta didik.
2. Guru berfungsi sebagai nara sumber dan fasilitator
dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang
menghadapi kesulitan dengan menggunakan bahasa
yang baku dan benar.
√
3. Guru memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi
untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah
dilakukan.
√
D. Penutup
1. Guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau
sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
√
2. Guru mengakiri pembelajaran dengan salam. √
Kegiatan secara umum √
1. Sajitataan isi materi pembelajaran terorganisasi dengan
tepat (mudah ke sulit, sederhana ke kompleks, dsb)
√
2. Guru menerapkan kegiatan NHT secara terstruktur
sesuai dengan RPP.
√
3. Penggunaan waktu sesuai yang direncanakan √
4. Menggunakan bahasa yang santun, komunikatif, baik
dan benar
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
B. Kegiatan yang dilakukan siswa di dalam kelas
No. Aspek yang diamati 0 1 2
A. Pra Pembelajaran
1. Siswa mempersiapkan diri untuk mengikuti
pembelajaran
√
B. Kegiatan pendahuluan
1. Siswa yang menanggapi salam dari guru dan berdoa
Bersama
√
2. Siswa yang memperhatikan apersepsi dan termotivasi
untuk mulai belajar
√
3. Siswa yang menanggapi pertanyaan guru √
4.
Siswa memperhatikan guru dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran
√
5 Siswa memperhatikan guru dalam menyampaikan
uraian kegiatan yang akan dilalui siswa.
√
C. Kegiatan inti
Eksplorasi
1. Siswa menyimak penjelasan dari guru √
2. Siswa memperhatikan contoh dari materi yang
dijelaskan guru
√
3. Siswa ikut terlibat dalam menjawab pertanyaan √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
berkaitan dengan contoh materi yang diberikan guru.
Elaborasi
1. Siswa yang mengikuti perintah guru saat pembagian
kelompok dengan teratur.
√
2. Siswa menyimak nomor NHT yang dibagikan guru
kepada masing-masing anggota kelompok.
√
3. Siswa bekerja kelompok mendiskusikan/berpikir
bersama dan menyatukan pendapat yang paling tepat,
√
4. Siswa yang berdikusi sesuai dengan lembar diskusi
siswa yang diberikan guru.
√
5. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan
bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama”
(bekerja bersama, ikut menjawab, mengerjakan
bersama-sama)
√
6. Siswa mengacungkan jari saat guru memangil nomor
NHT pada masing-masing kelompok.
√
6. Siswa yang mengemukakan pendapatnya saat kelompok
lain menyampaikan hasil diskusinya
√
Komfirmasi
1. Siswa menanyakan materi yang belum dipahami kepada
guru
√
2. Siswa menulis refleksi pembelajaran
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
D. Penutup
1. Guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau
sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
√
Kegiatan secara umum
1. Siswa memperhatikan pembelajaran dengan saksama √
2. Siswa memahami prosedur diskusi dan melaksanakan
proses kegiatan pembelajaran NHT sesuai dengan
prosedur.
√
3. Menggunakan bahasa yang santun, komunikatif, baik
dan benar saat mengemukakan pendapat.
√
Catatan tambahan : Beberapa siswa masih sibuk sendiri, dan berbicara dengan
teman sebangku, hanya beberapa siswa yang menangapi pertanyaan guru,
memperhatikan guru ketika menyampaikan tujuan pembelajaran dan uraian
kegiatan yang dilalui siswa. Saat kegiatan inti, beberapa siswa laki-laki masih
sibuk sendiri, hanya beberapa siswa yang menyimak penjelasan. Semua siswa
terlibat aktif dalam pelaksanaan diskusi, beberapa siswa masih bingung dengan
uraian kegiatan NHT. Saat kegiatan penutup, beberapa siswa mendengarkan
kesimpulan pembelajaran.
Keterangan :
0 : Tidak dilakukan.
1 : Melakukan tetapi tidak maksimal.
2 : Melakukan dengan maksimal seperti ketentuan yang diharapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 8
Daftar Nilai Mentah Siklus I Keterampilan Mengemukakan Pendapat
Siswa Kelas VIII B SMP Joannes Bosco Tahun Ajaran 2017/2018
Nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM ) ≥75
No. Nama Siswa
Aspek yang dinilai
Total
Skor
Nilai
Akhir
Suara (lafal,
intonasidan
tempo)
Isi
pen
dapa
t
atau
gaga
san
Pena
laran
pend
apat
atau
gaga
san
Ges
ture
dan
mi
mik
Sikap
meng
harga
i dan
beker
ja
sama
dalam
kelo
mpok
1 Agnes Suci Merpati 4 4 3 3 5 19 76
2 Aloysius Andrew
Dwi Pramana 4 4 2 4 5 19 76
3 Aulia Swastika
Santoso 4 4 3 4 5 20 80
4 Bacillius Agung
Eriyanto Putra 3 4 3 3 5 18 72
5 Bella Olivia
Sunandar 5 4 3 4 4 20 80
6 Cresensia Andisa
Mayang Nadindra 4 4 3 3 4 18 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
7 Cristina Reza
Arista Susena 4 4 3 5 5 21 84
8 Fellisa Angelia 5 5 3 3 5 21 84
9
Fransiskus
Alderino Angga
Nugraha
4 3 3 4 5 19 76
10 Gregorius Agung
Saputra 4 4 3 3 4 18 72
11 Ignasia Gemma
Sandi Elvareta 5 5 3 4 5 22 88
12 Nabila Mienerve
Chairunissa
Adhitya Putri
5 5 3 4 5 22 88
13 Rafael Ananda
Aldy Mahendra
3 4 3 3 5 18 72
14 Sabina Lintang
Kemala
4 5 3 4 5 21 84
15 Samuel Lease
Molucass Christ
Tahitu
4 3 3 3 5 18 72
16 Theresia Adeline
Dina Criska
4 4 2 4 5 19 76
17 Valentinus
Mahendra Pradana
3 4 3 3 5 18 72
18 Vincentio Rexel
Sultandhani
4 4 3 3 5 19 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
19 Yemima Naomi
Wiranta
3 5 3 4 5 20 80
20 Jenifer Renata
Angelia
3 5 3 5 3 19 76
21 Ryan Sachio Heuw 3 4 3 3 4 15 68
Jumlah Nilai Akhir siswa 1.624
Nilai Tertinggi 88
Nilai Terendah 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 9
Tabel Perbandingan Rata-Rata Frekuensi Nilai Tunggal Pra Siklus dan
Siklus I
No. Nilai (X) Frekuensi (f)
Pra Siklus
fX Frekuensi (f)
Siklus I
fX
1. 88 _ - 2 176
2. 84 1 84 3 252
3. 80 4 320 3 240
4. 76 3 228 6 456
5. 72 4 288 6 432
6. 68 2 136 1 68
7. 64 2 128 _ _
8. 60 4 240 _ _
9. 56 1 56 _ _
Jumlah 21 1.480 21 1.624
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 10
Hasil Uji Normalitas Data Prasiklus dan Siklus I
Regression
Notes
Output Created 21-JUL-2018 19:23:56
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File 21
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics are based on cases with no
missing values for any variable used.
Syntax REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R
ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT y
/METHOD=ENTER x
/SAVE RESID.
Resources Processor Time 00:00:00,03
Elapsed Time 00:00:00,02
Memory Required 2400 bytes
Additional Memory
Required for Residual Plots 0 bytes
Variables Created or
Modified
RES_1 Unstandardized Residual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 Pra Siklusb . Enter
a. Dependent Variable: Siklus I
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,869a ,755 ,742 2,89705
a. Predictors: (Constant), Pra Siklus
b. Dependent Variable: Siklus I
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 491,201 1 491,201 58,526 ,000b
Residual 159,465 19 8,393
Total 650,667 20
a. Dependent Variable: Siklus I
b. Predictors: (Constant), Pra Siklus
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 35,457 5,510 6,435 ,000
Pra Siklus ,594 ,078 ,869 7,650 ,000
a. Dependent Variable: Siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 68,7317 85,3691 77,3333 4,95581 21
Residual -4,61555 5,00767 ,00000 2,82370 21
Std. Predicted Value -1,736 1,621 ,000 1,000 21
Std. Residual -1,593 1,729 ,000 ,975 21
a. Dependent Variable: Siklus I
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
VAR00001
N 21
Normal Parametersa,b
Mean 70,4762
Std. Deviation 8,34038
Most Extreme Differences Absolute ,144
Positive ,134
Negative -,144
Test Statistic ,144
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pra Siklus Siklus I
N 21 21
Normal Parametersa,b
Mean 70,4762 77,3333
Std. Deviation 8,34038 5,70380
Most Extreme Differences Absolute ,144 ,211
Positive ,134 ,211
Negative -,144 -,127
Test Statistic ,144 ,211
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
,015c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 11
Hasil Uji Paired Sampel T-test Prasiklus dan Siklus I
T-Test
Notes
Output Created 21-JUL-2018 23:53:24
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File 21
Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics for each analysis are based
on the cases with no missing or out-of-
range data for any variable in the
analysis.
Syntax T-TEST PAIRS=Pra WITH Siklus
(PAIRED)
/CRITERIA=CI(.9500)
/MISSING=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00,00
Elapsed Time 00:00:00,05
[DataSet0]
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pra Siklus 70,4762 21 8,34038 1,82002
Siklus I 77,3333 21 5,70380 1,24467
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Pra Siklus & Siklus I 21 ,869 ,000
Paired Samples Test
Paired Differences
T df
Sig. (2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
Pra Siklus -
Siklus I
-
6,85714 4,40779 ,96186 -8,86354 -4,85074
-
7,129 20 ,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 12
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Lampiran 13
Bahan Pelajaran Siklus II
Materi Pembelajaran Mengomentari Kutipan Novel Remaja
Pengertian novel: novel merupakan karya fiksi yang dibangun oleh unsur-
unsur pembangun, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Novel juga diartikan
sebagai suatu karangan berbentuk prosa yang mengandung rangkaian cerita
kehidupan seseorang dengan orang lain di sekelilingnya dengan menonjolkan
watak dan sifat pelaku. Novel terdiri dari 2 unsur penbangun yakni, unsur
instrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur instrinsik merupakan unsur-unsur yang
membangun karya sastra itu sendiri. Unsur ekstrinsik merupakan unsur-unsur
yang ada di luar karya sastra yang secara tidak langsung mempengaruhi bangunan
atau sistem organisme karyasastra.
Pengertian dari mengomentari adalah memberikan komentar atau
tanggapan . Mengomentari kutipan novel berarti memberikan komentar terhadap
kutipan novel yang disajikan.
Masalah yang perlu dikomentari dalam sebuah novel meliputi, Unsur intrinsik dan
unsur ekstrinsik.
Unsur instrinsik tersebut antara lain.
1. Tema
Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan
yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantik dan yang menyangkut
persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan. (Hartoko & Rahmanto, 1986:
142) dalam Nurgiyantoro (2010: 68).
2. Alur (Plot)
Menurut pendapat Stanton (1965: 14) dalam Nurgiyantoro (2010 : 113) alur
adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
dihubungkan secara sebab-akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau
menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.
3. Sudut pandang
sudut pandang di sini adalah kedudukan atau posisi pengarang dalam cerita
tersebut. Dengan kata lain posisi pengarang menempatkan dirinya dalam cerita
tersebut. Apakah ia ikut terlibat langsung dalam cerita itu atau hanya sebagai
pengamat yang berdiri di luar cerita
4. Tokoh
Abrams (1981: 20) dalam Nurgiyantoro (2010: 165) mengemukakan tokoh cerita
(character) adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau
drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan
kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang
dilakukan dalam tindakan.
5. Latar
Menurut Abrams (1981: 175) dalam Nurgiyantoro (2010: 214), Latar atau
setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian
tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-
peristiwa yang diceritakan.
6. Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah alat atau sarana utama pengarang untuk melukiskan,
menggambarkan, dan menghidupkan cerita secara estetika. Gaya bahasa juga
dapat diartikan sebagai cara pengarang mengungkapkan ceritanya melalui
bahasa yang digunakan dalam cerita untuk memunculkan nilai keindahan.
Contohnya gaya bahasa personifikasi yang digunakan untuk mendeskripsikan
benda-benda mati dengan cara memberikan sifat-sifat seperti manusia atau
mengubah benda mati menjadi benda yang seolah-olah hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
7. Amanat
Amanat adalah pesan moral yang disampaikan seorang pengarang melalui cerita.
Amanat juga disebut sebagai pesan yang mendasari cerita yang ingin
disampaikan pengarang kepada para pembaca.
Unsur ekstrinsik tersebut meliputi :
1. Biografi pengarang: bahwa karya seorang pengarang tidak akan lepas dari
pengarangnya. Karya-karya tersebut dapat ditelusuri melalui biografinya.
2. Psikologis (proses kreatif) adalah aktivitas psikologis pengarang pada waktu
menciptakan karyanya terutama dalam penciptaan tokoh dan wataknya.
3. Sosiologis (kemasyarakatan) sosial budaya masyarakat diasumsikan bahwa
cerita rekaan adalah potret atau cermin kehidupan masyarakat yaitu, profesi
atau intuisi, problem hubungan sosial, adat istiadat antarhubungan manusia
satu dengan lainnya, dan sebagainya.
Kemudian yang dimaksud mengomentari novel dengan alasan yang logis
adalah , Memberikan komentar terhadap kutipan novel dengan alasan yang
masuk akal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Lampiran 14
Perintah Tugas dan Bahan Bacaan Siklus II
Standar kompetensi VIII/2: 14. Mengapresiasi kutipan novel remaja (asli
atau terjemahan) melalui kegiatan
diskusi.
Kompetensi dasar : 14.2 Mengomentari kutipan novel remaja (asli
atau terjemahan).
Indikator :
1. Mampu mendata masalah-masalah yang
perlu dikomentari.
2. Mampu mengomentari novel dengan
alasan yang logis.
Tugas Otentik berupa :
Indikator pertama:
Siswa diminta membaca resensi novel
remaja yang diberikan guru dalam
kelompok yang telah dibagi.
Siswa diminta menentukan unsur intrinsik
dan ekstrinsik dari resensi novel yang
telah dibaca.
Siswa diminta menulis kelebihan dan
kekurangan serta bahasa yang digunakan
dalam novel yang telah dibaca.
Indikator kedua:
Siswa diminta untuk memberikan
komentar terkait novel yang telah dibaca
(masukan atau saran ) dengan alasan yang
logis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Siswa diminta untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompok dihadapan guru
dan teman-teman.
Perintah tugas peserta didik untuk indikator pertama dan kedua !
Lakukan diskusi kelompok untuk menjawab pertanyaan terkait sinopsis
novel berjudul “Pulang” karangan Tere Liye. Kemukakan pendapatmu di dalam
kelompok tersebut tentang sinopsis novel tersebut, simak pembagian nomor NHT
yang akan dibagikan guru. Setelah selesai berdiskusi setiap siswa yang mendapat
nomor NHT yang sama dipersilakan menjawab pertanyaan yang diajuhkan guru
sesuai dengan nomor pertanyaan. Lakukan kegiatan ini sampai semua pertanyaan
telah terjawab!
Pulang
Karya Tere Liye
Sejauh apapun kaki melangkah, sepanjang apapun jalanan yang
terlampaui, maka satu hal yang akan menjadi tujuan terakhir, satu hal yang amat
dirindukan, yakni pulang. Karena segala lelah, pedih dan bahkan rasa sakit bisa
terpulihkan dengan pulang. Bujang adalah, anak Samad dan Midah. Seorang
bocah berusia lima belas tahun yang tumbuh di pedalaman Sumatera. Tak
bersekolah, namun sang ibu kerap mengajarinya membaca, berhitung, dan belajar
agama. Meskipun khusus belajar agama, semua dilakukan dengan sembunyi-
sembunyi tanpa sepengatahuan Samad, bapaknya yang telah lama menjauh dari
ajaran agama akibat kejadian pedih dimasa lalu.
Suatu hari, Bujang dibawa oleh seseorang yang dipanggil oleh Samad
dengan panggilan Tauke Muda untuk kemudian dijadikannya sebagai anak
angkat. Tauke Muda adalah pimpinan keluarga Tong, penguasa shadow
economy, anak dari Tauke Besar yang setelah Tauke Besar, ayah nya meninggal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
maka dialah yang kemudian bergelar sebagai Tauke Besar. Saat cinta Samad dan
Midah tak direstui keluarga Midah, Samad memutuskan untuk menjadi bagian
dari keluarga Tong, menjadi tukang pukul kepercayaan keluarga yang menguasai
hampir seluruh wilayah kota provinsi, dan saat Samad memutuskan untuk
berhenti sebagai Tukang pukul dikeluarga tersebut lantaran merasa telah gagal
melindungi keluarga Tong saat penyerbuan yang hanya menyisakan Tauke Besar
dan anaknya Tauke Muda, maka Samad pun berjanji akan mengirimkan anak laki-
lakinya untuk menggantikannya menjadi bagian dari keluarga Tong. Meski
dengan restu Midah yang amat sulit didapat, namun akhirnya Midah mengizinkan.
“Mamak akan mengizinkan kau pergi, Bujang. Meski itu sama saja
dengan merobek separuh hati Mamak. Pergilah, anakku, temukan masa
depanmu. Sungguh, besok lusa kau akan pulang. Jika tidak ke pangkuan
Mamak, kau akan pulang pada hakikat sejati yang ada di dalam dirimu.
Pulang....
Maka hari itu, ikutlah Bujang ke kota provinsi bersama Tauke Besar
setelah malam sebelumnya Bujang telah membuktikan bahwa dia adalah bocah
lima belas tahun yang sama sekali tidak memiliki perasaan takut terhadap apapun,
termasuk terhadap babi raksasa yang berhasil dia lumpuhkan saat berburu di hutan
bersama Tauke Besar dan rombongan. Semenjak saat itu, dia mendapat julukna Si
Babi Hutan.
Kini tibalah Bujang disebuah rumah besar nan mewah disertai banyak
bangunan dan ratusan orang didalamnya, yang kebanyakan adalah para tukang
pukul dan pelayan. Adalah Basyir, yang usianya lebih tua satu tahu
dari Bujang yang menjadi teman pertamanya, yang banyak bercerita kepada
Bujang tentang keluarga Tong. Ada dua orang kepercayaan Tauke Besar di rumah
itu yaitu Kopong si kepala Tukang Pukul dan Mansur si kepala keuangan yang
kemudian digantikan oleh Parwez setelah dia meninggal.
Suatu hari Bujang dikenalkan dengan Frans si Amerika yang kemudian
menjadi gurunya di sekolah, home schooling tepatnya. Meski Bujang mati-matian
membujuk Tauke untuk menjadikannya tukang pukul seperti yang lain, namun
Tauke tak pernah mengizinkan. Bujang dipaksa untuk tetap sekolah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
memukuli banyak buku bersama Frans, bukan memukuli orang. Akhirnya Kopong
berinisiatif meminta izin kepada Tauke untuk membiarkan Bujang berlatih fisik
dengannya. Setelah cukup lama berfikir akhirnya Tauke setuju. Maka sejak saat
itu bertambahlah kesibukan Bujang selain belajar dengan Frans si Amerika, yakni
latihan berkelahi dengan Kopong, berlatih jurus ninja dengan Guru Bushi dan
bahkan berlatih bersama penembak jitu Salonga. Hingga akhirnya dia lulus dari
universitas ternama di luar negeri dengan dua gelar master sekaligus. Bujang
benar-benar tumbuh menjadi pemuda yang sangat cerdas dan tangguh. Tentu saja
harus seperti itu, karena kelak dia akan menjadi penerus Tauke Besar, pemimpin
keluarga penguasa shadow economy yang kini telah sukses melebarkan sayapnya
di Ibu Kota.
Tauke Besar amat bangga dengan seluruh prestasi dan kemampuan yang
dimiliki anak angkatnya itu. Kini si Babi Hutan telah menjadi orang berpengaruh
yang kerap menyelesaikan masalah tingkat tinggi yang dihadapi keluarga Tong,
termasuk saat keluarga Tong harus bermasalah dengan keluarga Lin,
penguasa shadow economy di Makau yang telah mencuri salah satu penemuan
tercanggih dibidang kesehatan milik keluarga Tong. Melalui keputusan Master
Dragon, pimpinan seluruh penguasa shadow economy akhirnya terjadilah
pertemuan antara si Babi Hutan sebagai
perwakilan dari keluarga Tong dengan keluarga Lin. Dengan tangan dinginnya,
serta dengan bantuan cucu kembar kake Bushi Yuki dan Kiko, serta anak dari
Frans si Amerika yaitu White akhirnya si Babi Hutan berhasil melumpuhkan
pimpinan keluarga Lin untuk kemudian merebut kembali apa yang seharusnya
menjadi milik keluarga Tong.
Penyerbuan demi penyerbuan, serangan demi serangan, telah dihadapi oleh
keluarga Tong. Begitu banyak keluarga Tong yang gugur demi mempertahankan
harga diri dan kehormatan keluarga. Serangan datang dari berbagai pihak,
termasuk dari keluarga sendiri yang selama ini kerap dikhawatirkan.
Saat usia Tauke Besar semakin senja, saat dia hanya bisa duduk dan
berbaring ditempat tidur. Adalah Basyir si Kepala tukang pukul yang
menggantikan Kopong setelah kematiannya, yang menjadi salah satu orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
kepercayaan dikeluarga Tong akhirnya menusuk dari belakang. Sebuah
pengkhianatan besar akibat dendam dimasa lalu yang selama bertahun-tahun
disembunyikan. Pertempuran sengitpun pecah, tak bisa dihindari. Terlebih yang
melakukannya berasal dari dalam keluarga sendiri. Dengan segenap
kemampuannya si Babi Hutan berusaha melawan namun akhirnya terdesak.
Beruntung, pertahanan di rumah tauke begitu ketat. Hingga saat terdesak , secara
otomatis, hanya dengan sebuah tombol, tempat tidur yang diatasnya terdapat
Tauke Besar, Bujang dan Parwez, menghilang menuju lorong yang amat jauh,
hingga akhirnya bermuara di sebuah pekarang rumah seseoeang, halaman
pesantern milik Tuanku Imam, kakak dari Midah. Namun sayang, akibat serangan
itu, nyawa Tauke tak tertolong. Kini si Babi Hutan telah kehilangan semua orang
yang dikasihinya, Mamak dan Bapaknya beberapa tahun silam dan kini Tauke.
Jika selama ini si Babi Hutan sama sekali tidak memiliki rasa takut, maka
kematian tiga orang yang sangat dia cintai dalam hidupnya telah menjadi
ketakutan yang amat besar baginya.
Kini hanya Agam, nama asli dari Bujang si Babi Hutan dan Parwezlah
yang tersisa. Sementara waktu mereka tinggal disana sembari Bujang menyusun
rencana. Meski awalnya Bujang hampir menyerah namun berkat nasehat dari
Tuanku Imam, Bujang bangkit kembali. Dan berkat Tuanku Imam juga lah
Bujang akhirnya kembali pulang, kembali percaya pada Tuhan.
"Sungguh, sejauh apapun kehidupan menyesatkan, segelap apapun hitamnya
jalan yang kutempuh, Tuhan selalu memanggil kami untuk pulang."
Berkat kepercayaan itulah Bujang memutuskan untuk melawan Basyir.
Dia menghubungi White, Yuki, Kiko serta Salonga. Dan pada akhirnya hanya
kesetiaanlah yang bisa memanggil mereka kembali.
"Hanya kesetiaan pada prinsiplah yang akan memanggil kesetiaan-
kesetiaan terbaik lainnya."
Akhirnya setelah melalui pertempuran yang amat sengit, akhirnya Bujang
bisa merebut kembali kekuasaannya dan berhasil mengalahkan Basyir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Setelah pertempuran itu, dia pulang ke kampung halaman halaman, dia
pulang menemui Bapak dan Mamaknya yang telah terkubur bersama dengan
kenangan di pedalaman Sumatera.
"Hidup ini adalah perjalanan panjang dan tidak selalu mulus. Pada
hari ke berapa dan pada jam ke berapa, kita tidak pernah tau, rasa sakit apa
yang harus kita lalui. Kita tidak tau, kapan hidup akan mebanting kita dalam
sekali, membuat terduduk, untuk kemudian memaksa kita mengambil
keputusan. Satu - dua keputusan itu membuat bangga, sedangkan sisanya lebih
banyak menghasilkan penyesalan..."
Jawablah Pertanyaan Berikut !!
1. Sebut dan jelaskan tema dan tokoh dalam novel tersebut!
2. Jelaskan kelebihan, dalam novel tersebut!
3. Jelaskan kelemahan dalam novel tersebut!
4. Berikan saran yang mendukung bagi pengarang untuk mempermaiki
kekurangan dalam novel tersebut!
5. Apa pesan moral dari novel tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Lampiran 15
Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa di Kelas Siklus I
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/semester : VIII/ B
Jumlah siswa : 21
Tanggal : Kamis 17 Mei 2018
A. Kegiatan yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas
No. Aspek yang diamati 0 1 2
A. Pra Pembelajaran
1. Memeriksa kesiapan ruangan, alat pembelajaran dan
media
√
2. Memeriksa kesiapan siswa √
B. Kegiatan pendahuluan
1. Guru memberi salam kepada peserta didik dilanjutkan
dengan berdoa bersama.
√
2. Guru melakukan kegiatan appersepsi (mengajikan
pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari).
√
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai.
√
4. Guru menyampaikan uraian kegiatan pembelajaran √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
yang dilalui siswa.
C. Kegiatan inti
Eksplorasi
1. Guru menjelaskan mata pembelajaran sesuai dengan
sumber pembelajaran.
√
2. Guru menggunakan beragam pendekatan NHT √
3. Guru menfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta
didik serta antara peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya.
√
4. Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran.
√
5. Guru menfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta
didik serta antara peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya.
√
Elaborasi
1. Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil secara
heterogen (jenis kelamin dan kemampuan akademik).
√
2. Guru memfasilitasi peserta didik melalui pemberian
tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan
gagasan baru, baik secara lisan maupun tertulis.
√
3. Guru memberikan kesempatan untuk berpikir,
menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak
tanpa rasa takut.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Komfirmasi
1. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan
dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, terhadap
keberhasilan peserta didik.
√
2. Guru berfungsi sebagai nara sumber dan fasilitator
dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang
menghadapi kesulitan dengan menggunakan bahasa
yang baku dan benar.
√
3. Guru memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi
untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah
dilakukan.
√
D. Penutup
1. Guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau
sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
√
2. Guru mengakiri pembelajaran dengan salam. √
Kegiatan secara umum √
1. Sajitataan isi materi pembelajaran terorganisasi dengan
tepat (mudah ke sulit, sederhana ke kompleks, dsb)
√
2. Guru menerapkan kegiatan NHT secara terstruktur
sesuai dengan RPP.
√
3. Penggunaan waktu sesuai yang direncanakan √
4. Menggunakan bahasa yang santun, komunikatif, baik
dan benar
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Catatan tambahan :
Hampir semua kegiata telah dilakukan guru dengan sangat baik.
B. Kegiatan yang dilakukan siswa di dalam kelas
No. Aspek yang diamati 0 1 2
A. Pra Pembelajaran
1. Siswa mempersiapkan diri untuk mengikuti
pembelajaran
√
B. Kegiatan pendahuluan
1. Siswa yang menanggapi salam dari guru dan berdoa
bersama
√
2. Siswa yang memperhatikan apersepsi dan termotivasi
untuk mulai belajar
√
3. Siswa yang menanggapi pertanyaan guru √
4. Siswa yang memperhatikan guru dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran
√
5 Siswa memperhatikan guru dalam menyampaikan
uraian kegiatan yang akan dilalui siswa.
√
C. Kegiatan inti
Eksplorasi
1. Siswa menyimak penjelasan dari guru √
2. Siswa memperhatikan contoh dari materi yang √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
dijelaskan guru
3. Siswa ikut terlibat dalam menjawab pertanyaan
berkaitan dengan contoh materi yang diberikan guru.
√
Elaborasi
1. Siswa yang mengikuti perintah guru saat pembagian
kelompok dengan teratur.
√
2. Siswa menyimak nomor NHT yang dibagikan guru
kepada masing-masing anggota kelompok.
√
3. Siswa bekerja kelompok mendiskusikan/berpikir
bersama dan menyatukan pendapat yang paling tepat,
√
4. Siswa yang berdikusi sesuai dengan lembar diskusi
siswa yang diberikan guru.
√
5. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa
mereka “sehidup sepenanggungan bersama” (bekerja
bersama, ikut menjawab, mengerjakan bersama-sama)
√
6. Siswa mengacungkan jari saat guru memangil nomor
NHT pada masing-masing kelompok.
√
6. Siswa yang mengemukakan pendapatnya saat kelompok
lain menyampaikan hasil diskusinya
√
Komfirmasi
1. Siswa menanyakan materi yang belum dipahami kepada
guru
√
2. Siswa menulis refleksi pembelajaran √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
D. Penutup
1. Guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau
sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
√
Kegiatan secara umum
1. Siswa memperhatikan pembelajaran dengan saksama √
2. Siswa memahami prosedur diskusi dan melaksanakan
proses kegiatan pembelajaran NHT sesuai dengan
prosedur.
√
3. Menggunakan bahasa yang santun, komunikatif, baik
dan benar saat mengemukakan pendapat.
√
Catatan tambahan : Beberapa siswa masih sibuk sendiri dan berbicara dengan
teman sebangku, beberapa siswa menyiapkan buku pelajaran.Saat kegiatan inti,
beberapa siswa mendengarkan penjelasan guru, beberapa siswa aktif dalam
diskusi, semua siswa antusias saat melaporkan hasil pekerjaan kelompok,siswa
besemangat menyampaikan kesimpulan pembelajaran.
Keterangan :
0 : Tidak dilakukan.
1 : Melakukan tetapi tidak maksimal.
2 : Melakukan dengan maksimal seperti ketentuan yang diharapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Lampiran 16
Daftar Nilai Mentah Siklus II Keterampilan Mengemukakan Pendapat
Siswa Kelas VIII B SMP Joannes Bosco Tahun Ajaran 2017/2018
Nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM ) ≥75
NO. NAMA SISWA
Aspek yang Dinilai
Total
Skor
Nilai
Akhir
Suara
(lafal intonasi
dan tempo)
Isi
pend
apat
atau
gaga
san
Penal
aran
pend
apat
atau
gaga
san
Ges
ture
dan
mi
mik
Sikap
meng
hargai
dan
bekerj
a
sama
dalam
kelom
pok
1 Agnes Suci Merpati 4 4 3 4 5 20 80
2 Aloysius Andrew
Dwi Pramana
4 4 2 4 5 19 76
3 Aulia Swastika
Santoso
3 4 3 4 5 19 76
4 Bacillius Agung
Eriyanto Putra
4 4 3 3 5 19 76
5 Bella Olivia
Sunandar
5 4 3 4 4 20 80
6 Cresensia Andisa 4 4 3 3 5 19 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Mayang Nadindra
7 Cristina Reza Arista
Susena
4 4 3 5 5 21 84
8 Fellisa Angelia 5 5 4 3 5 22 88
9 Fransiskus Alderino
Angga Nugraha
4 3 3 4 4 18 72
10 Gregorius Agung
Saputra
4 4 3 3 5 19 76
11 Ignasia Gemma
Sandi Elvareta
5 5 3 4 5 22 88
12 Nabila Mienerve
Chairunissa Adhitya
Putri
5 5 3 4 5 22 88
13 Rafael Ananda Aldy
Mahendra
3 4 3 3 5 18 72
14 Sabina Lintang
Kemala
4 5 4 5 5 23 92
15 Samuel Lease
Molucass Christ
Tahitu
4 4 3 3 5 19 76
16 Theresia Adeline
Dina Criska
4 4 2 4 5 19 76
17 Valentinus Mahendra
Pradana
4 4 3 3 5 19 76
18 Vincentio Rexel
Sultandhani
4 4 3 3 5 19 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
19 Yemima Naomi
Wiranta
3 5 3 4 5 20 80
20 Jenifer Renata
Angelia
4 5 3 5 3 20 80
21 Ryan Sachio Heuw 3 4 3 3 4 15 68
Jumlah Nilai Akhir Siswa 1.656
Nilai Tertinggi 92
Nilai Terendah 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Lampiran 17
Daftar Nilai Akhir Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
NO. NAMA SISWA Pra siklus Siklus I Siklus II
1 Agnes Suci Merpati 72 76 80
2 Aloysius Andrew Dwi Pramana 72 76 76
3 Aulia Swastika Santoso 72 80 80
4 Bacillius Agung Eriyanto Putra 56 72 76
5 Bella Olivia Sunandar 76 80 80
6 Cresensia Andisa Mayang Nadindra 64 72 76
7 Cristina Reza Arista Susena 80 84 84
8 Fellisa Angelia 76 84 88
9 Fransiskus Alderino Angga Nugraha 60 76 76
10 Gregorius Agung Saputra 60 72 76
11 Ignasia Gemma Sandi Elvareta 84 88 88
12 Nabila Mienerve Chairunissa Adhitya Putri 80 88 88
13 Rafael Ananda Aldy Mahendra 64 72 72
14 Sabina Lintang Kemala 80 84 92
15 Samuel Lease Molucass Christ Tahitu 60 72 76
16 Theresia Adeline Dina Criska 72 76 80
17 Valentinus Mahendra Pradana 68 72 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
18 Vincentio Rexel Sultandhani 68 76 76
19 Yemima Naomi Wiranta 80 80 80
20 Jenifer Renata Angelia 76 76 80
21 Ryan Sachio Heuw 60 68 68
Jumlah Nilai Akhir 1.480 1.624 1.668
Jumlah siswa yang belum tuntas 13 Siswa 7 Siswa 2 Siswa
Jumlah siswa yang tuntas 8 14 19
Nilai tertinggi 84 88 92
Nilai terendah 56 68 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Lampiran 18
Tabel Perbandingan Rata-Rata Frekuensi Nilai Tunggal Siklus I dan
Siklus II
No. Nilai (X) Frekuensi (f)
siklus I
fX Frekuensi (f)
Siklus II
fX
1. 88 2 176 1 88
2. 84 3 252 3 252
3. 80 3 240 1 80
4. 76 6 456 6 456
5. 72 6 432 8 576
6. 68 1 68 1 68
7. 64 _ _ 1 64
8. 60 _ _ _
9. 56 _ _ _
Jumlah 21 1.624 21 1.656
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Lampiran 19
Hasil Uji Normalitas Data Siklus I dan Siklus I
Notes
Output Created 04-NOV-2018 21:09:37
Comments
Input Active Dataset DataSet3
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File 21
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics are based on cases with no
missing values for any variable used.
Syntax REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R
ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT y
/METHOD=ENTER x
/METHOD=ENTER x
/SAVE RESID.
Resources Processor Time 00:00:00,05
Elapsed Time 00:00:01,99
Memory Required 2640 bytes
Additional Memory
Required for Residual Plots 0 bytes
Variables Created or
Modified
RES_1 Unstandardized Residual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 Siklus Ib . Enter
a. Dependent Variable: Siklus II
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,913a ,834 ,825 2,43885
a. Predictors: (Constant), Siklus I
b. Dependent Variable: Siklus II
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 568,131 1 568,131 95,517 ,000b
Residual 113,012 19 5,948
Total 681,143 20
a. Dependent Variable: Siklus II
b. Predictors: (Constant), Siklus I
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 7,166 7,413 ,967 ,346
Siklus I ,934 ,096 ,913 9,773 ,000
a. Dependent Variable: Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 70,7073 89,3958 79,4286 5,32978 21
Residual -2,70726 6,34192 ,00000 2,37710 21
Std. Predicted Value -1,636 1,870 ,000 1,000 21
Std. Residual -1,110 2,600 ,000 ,975 21
a. Dependent Variable: Siklus II
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Siklus I Siklus II
N 21 21
Normal Parametersa,b
Mean 77,3333 79,4286
Std. Deviation 5,70380 5,83585
Most Extreme Differences Absolute ,211 ,223
Positive ,211 ,223
Negative -,127 -,183
Test Statistic ,211 ,223
Asymp. Sig. (2-tailed) ,015c ,008
c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Lampiran 20
Hasil Uji Paired Sampel T-test Siklus I dan Siklus I
T-Test
Notes
Output Created 02-AUG-2018 17:31:57
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File 21
Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics for each analysis are based
on the cases with no missing or out-of-
range data for any variable in the
analysis.
Syntax T-TEST PAIRS=SiklusI WITH SiklusII
(PAIRED)
/CRITERIA=CI(.9500)
/MISSING=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00,03
Elapsed Time 00:00:00,06
[DataSet0]
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Siklus I 77,3333 21 5,70380 1,24467
Siklus II 79,4286 21 5,83585 1,27349
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Siklus I & Siklus II 21 ,913 ,000
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
Siklus I -
Siklus II
-
2,09524 2,40634 ,52511 -3,19059 -,99988
-
3,990 20 ,001
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Lampiran 21
Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Lampiran 22
Keterangan Izin Penelitian dari Pihak Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
Maria Yosefina Elsi Jehaduk, lahir di Wamena, Papua
22 Desember 1996. Mengenyam pendidikan di SDK
Waemedu Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur pada
tahun 2002-2008, kemudian ia melanjutkan studinya di
SMP ST. Klaus Kuwu Curu Ruteng Nusa Tenggara
Timur pada tahun 2008-2011. Sekolah Menengah Atas
ditempuhnya pada tahun 2011-2014 di SMAK ST.
Ignatius Loyola Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur dan
melanjutkan studinya pada Program S1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia di
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta pada tahun 2014 dan menamatkan
studinya pada tahun 2018 dengan menyelesaikan tugas akhirnya berjudul
“Peningkatan Keterampilan Mengemukakan Pendapat Melalui Penerapan
Numbered Heads Together (NHT) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII
B SMP Joannes Bosco Tahun Ajaran 2017/2018”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI