PENGEMBANGAN VIDEO TUTORIAL PENYELESAIAN SOAL UNTUKMELATIHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
PADA MATERI KELISTRIKAN SMA
(Skripsi)
Oleh:Raras Dwi Putri Septianty
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ABSTRAK
PENGEMBANGAN VIDEO TUTORIAL PENYELESAIAN SOAL UNTUKMELATIHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
PADA MATERI KELISTRIKAN SMA
Oleh
Raras Dwi Putri Septianty
Hasil analisis kebutuhan menunjukkan bahwa SMA YP UNILA Bandar Lampung
tidak pernah menggunakan media pembelajaran berupa video tutorial
penyelesaian soal-soal pada materi fisika khususnya kelistrikan, sehingga
pembelajaran siswa kurang berkesan dan kurang memahami konsep. Tujuan
penelitian pengembangan ini adalah menghasilkan video tutorial penyelesaian
soal pada materi kelistrikan berupa kumpulan tutorial penyelesaian soal-soal yang
melatihkan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi kelistrikan SMA. Model
yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini diadaptasi dari model
ADDIE yang meliputi tahapan: 1) Analyze, 2) Design, 3) Development, 4)
Implementation, 5) Evaluation. Produk yang dikembangkan telah diuji oleh ahli
kelayakan video tutorial mencakup kelayakan desain dan materi dan diuji tingkat
kemenarikan dan kemudahannya. Hasil uji coba menunjukkan bahwa produk yang
dikembangkan sangat layak (skor 3,33); menarik (skor 3,16); sangat mudah
digunakan (skor 3,33) digunakan sebagai media pembelajaran.
Kata kunci : kelistrikan, berpikir kritis, pengembangan, video tutorial
PENGEMBANGAN VIDEO TUTORIAL PENYELESAIAN SOAL UNTUK
MELATIHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
PADA MATERI KELISTRIKAN SMA
Oleh
Raras Dwi Putri Septianty
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Palembang pada tanggal 5 September 1996, sebagai anak
kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Djauhari dan Ibu Agustina.
Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 2001 di TK Sari Teladan
Bandar Lampung. Pada tahun 2002 penulis melanjutkan pendidikan di SD Negeri
1 Beringin Raya. Pada tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikannya di SMP
Negeri 14 Bandar Lampung hingga tahun 2010. Selanjutnya penulis melanjutkan
pendidikan di SMA YP UNILA Bandar Lampung. Pada tahun 2014, penulis
diterima dan terdaftar sebagai mahasiswa regular program studi Pendidikan
Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di
Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN. Sejak SMA, penulis aktif
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yaitu Pencak Silat Merpati Putih. Saat di
bangku kuliah, penulis aktif mengikuti kegiatan UKM tingkat fakultas yaitu
sebagai Bendahara Umum UKM Merpati Putih pada tahun 2016/2017.
Pada tahun 2017, penulis melaksanakan kegiatan KKN-KT (Kuliah Kerja Nyata-
Kependidikan Terintegrasi) di Pekon Basungan, Kecamatan Pagar Dewa dan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMPN 1 Pagar Dewa, Lampung Barat.
MOTTO
“Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari suatuilmu. Niscaya Allah memudahkannya ke jalan menuju
surga”
(HR. Turmudzi)
“Jalani semua aktivitas dalam hidup dengan hati ikhlaskarena Allah”
(Raras Dwi Putri Septianty)
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat-Nya
dan semoga shalawat selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad shalallahu
‘alaihi wasallam. Dengan kerendahan hati, penulis mempersembahkan karya ini
sebagai tanda bakti kasih tulus kepada :
1. Orang tuaku tersayang, Ibu Agustina dan Bapak Djauhari yang telah sepenuh
hati membesarkan, mendidik, mendo’akan, serta memperjuangkan nasib
anak-anaknya. Semoga Allah senantiasa memberikan kesempatan kepadaku
untuk membalasnya, meskipun aku tau, takkan pernah bisa aku membalas
semua yang telah kalian perjuangkan untukku, tapi aku akan berusaha
memberikan yang terbaik dan selalu berusaha membuat kalian bahagia.
2. Kakak dan oomku tersayang, Rastri Pritidina Anjani dan Muhammad Amin
yang telah memberikan doa dan semangatnya untuk keberhasilanku.
3. Para pendidik yang telah mengajarkan banyak hal baik berupa ilmu
pengetahuan maupun ilmu agama.
4. Semua sahabat-sahabatku terbaikku yang begitu tulus memberikan semangat,
dukungan, dan mendampingiku dari awal hingga saat ini dengan segala
kekurangan yang ku miliki.
5. Almamater tercinta Universitas Lampung.
SANWACANA
Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah SWT, karena atas nikmat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di FKIP Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Bapak Drs. Eko Suyanto, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, arahan dan motivasi
dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Wayan Suana, S.Pd., M.Si., selaku Pembimbing Akademik sekaligus
Pembimbing II, atas kesabarannya dalam memberikan bimbingan, arahan,
dan motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.
5. Bapak Drs. Nengah Maharta, M. Si., selaku Pembimbing I yang telah banyak
memberikan saran dan kritik yang bersifat positif, motivasi dan bimbingan
kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.
6. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd., selaku Pembahas yang banyak
memberikan masukan, arahan dan kritik yang bersifat positif dan
membangun.
xi
7. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Fisika Universitas Lampung yang telah
membimbing penulis dalam pembelajaran di Universitas Lampung.
8. Bapak Drs. H. Berchah Pitoewas, M. H., selaku Kepala SMA YP UNILA
Bandar Lampung yang telah memberi izin dan arahan selama penelitian.
9. Sahabat kecil Novita, Sinta, dan Heni, terima kasih telah menemaniku selama
perjalanan kuliah ini.
10. Sahabat seperjuangan Tarissa, Bella, Adila, Jeni, Vinka, Laya, dan Indah,
terima kasih atas kesabaran bersamaku selama perjalanan kuliah ini.
11. Seluruh teman-teman seperjuangan Pendidikan Fisika 2014 kelas A dan kelas
B, terima kasih atas suka dan duka selama ini.
12. Teman KKN sekaligus PPL ku di SMP Negeri 1 Pagar Dewa, Mumun, Erni,
Ratih, Dila, Odi, Devin, Fattah, dan Aji.
13. Kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
Penulis berdoa semoga semua amal dan bantuan yang telah diberikan mendapat
pahala dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Aamiin.
Bandar Lampung, Juni 2018Penulis,
Raras Dwi Putri Septianty
xii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER LUAR.......................................................................................... iABSTRAK ................................................................................................. iiCOVER DALAM ...................................................................................... iiiLEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... ivLEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... vSURAT PERNYATAAN .......................................................................... viRIWAYAT HIDUP ................................................................................... viiMOTTO ..................................................................................................... viiiPERSEMBAHAN...................................................................................... ixSANWACANA .......................................................................................... xDAFTAR ISI.............................................................................................. xiiDAFTAR TABEL ..................................................................................... xivDAFTAR GAMBAR................................................................................. xvDAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5
E. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................. 5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Fisika dengan Video............................................... 7
B. Pembelajaran Tutorial ................................................................... 12
C. Keterampilan Berpikir Kritis ........................................................ 16
xiii
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian ......................................................................... 27
B. Subjek Penelitian Pengembangan ................................................ 28
C. Prosedur Penelitian dan Pengembangan ...................................... 28
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 32
E. Teknik Analisis Data .................................................................... 33
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 36
1. Hasil Uji Ahli Materi .............................................................. 37
2. Hasil Uji Ahli Desain.............................................................. 37
3. Hasil Uji Kemenarikan dan Kemudahan ................................ 42
B. Pembahasan .................................................................................. 43
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ....................................................................................... 48
B. Saran ............................................................................................ 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis ...................................................... 19
2. Skor Penilaian terhadap Pilihan Jawaban .................................................. 34
3. Konversi Skor Penilaian Menjadi Pernyataan Nilai Kualitas .................... 35
4. Rangkuman Saran Perbaikan Ahli Desain ................................................. 38
5. Rangkuman Saran Perbaikan Ahli Materi.................................................. 39
6. Hasil Analisis Uji Ahli Desain dan Materi ................................................ 39
7. Rangkuman Hasil Uji Kemenarikan dan Kemudahan ............................... 42
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Tahapan Model ADDIE ............................................................................. 29
2. Slide Pembuka Video Tutorial ................................................................... 40
3. Slide Indikator dan Materi Esensial ........................................................... 40
4. Slide Soal ................................................................................................... 41
5. Slide untuk Pause Video ............................................................................ 41
6. Slide Penyelesaian Soal.............................................................................. 41
7. Slide Penutup ............................................................................................. 42
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Angket Mengenai Pembelajaran Kelistrikan dan Media Pembelajaran..... 55
2. Daftar Pertanyaan Wawancara terhadap Guru........................................... 57
3. Rekapitulasi Hasil Angket Analisis Kebutuhan terhadap Siswa................ 59
4. Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Fisika.............................. 63
5. Storyboard Video Tutorial Soal Berpikir Kritis......................................... 68
6. Materi Kelistrikan SMA............................................................................. 71
7. Kisi-kisi Soal Berpikir Kritis Listrik Dinamis dan Statis .......................... 101
8. Instrumen Kelayakan Desain Video Tutorial............................................. 117
9. Hasil Uji Kelayakan Desain Video Tutorial .............................................. 121
10. Analisis Hasil Uji Ahli Kelayakan Desain............................................... 127
11. Instrumen Kelayakan Materi Video Tutorial ........................................... 129
12. Hasil Uji Kelayakan Materi Video Tutorial............................................. 133
13. Analisis Hasil Uji Ahli Kelayakan Materi ............................................... 139
14. Angket Respon Video Tutorial Penyelesaian Soal .................................. 141
15. Hasil Angket Respon Siswa..................................................................... 143
16. Analisis Hasil Angket Respon Siswa....................................................... 149
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada abad ke-21, peningkatan kualitas SDM melalui bidang pendidikan
difokuskan pada keterampilan berpikir kritis. Salah satu tujuan utama
pendidikan saat ini di antaranya pengembangan keterampilan berpikir kritis .
(Lloyd dkk, 2010). Keterampilan berpikir kritis adalah keterampilan berpikir
berupa hasil pemikiran yang reflektif untuk fokus terhadap apa yang
dipercaya dan dilakukan jika dihadapkan pada suatu masalah (Ennis, 2011).
Keterampilan berpikir kritis perlu dilatihkan kepada siswa karena
keterampilan ini tidak dibawa sejak lahir oleh tiap individu. Siswa yang
memiliki keterampilan berpikir kritis akan mampu membuat keputusan dan
mencari informasi sebanyak-banyaknya, serta memberikan pendapatnya
dalam suatu pembelajaran, sehingga akan terciptanya kondisi belajar yang
ideal, karena siswa diberdayakan secara aktif dalam suatu pembelajaran.
Menunjang keterampilan berpikir kritis siswa pada abad 21, tentunya
pembelajaran harus berintegrasi dengan pemanfaatan teknologi dan
komunikasi. Teknologi informasi dan komunikasi yang telah berkembang di
Abad 21 ini sangat memadai untuk dapat membekali, memfasilitasi, serta
memudahkan siswa didalam pembelajaran khususnya pelajaran fisika
2
contohnya digunakan media pembelajaran seperti video yang lebih menarik
minat siswa. Siswa juga dapat mengeksplorasi materi beserta konsep fisika
yang abstrak secara lebih detail, serta dapat mencari contoh soal-soal dan cara
penyelesaiannya. Hal ini dijelaskan pula dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006 yang menyebutkan bahwa cakupan
pembelajaran pada kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi lanjut serta membudayakan
berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. Pemanfaatan teknologi
dalam pembelajaran akan mendukung siswa untuk memiliki keterampilan
berpikir kritis karena siswa difasilitasi untuk mencari informasi sebanyak-
banyaknya.
Setelah dilakukan observasi awal di SMA YP UNILA Bandar Lampung
menunjukkan bahwa guru bidang studi mengenal apa itu kemampuan berpikir
kritis dan telah melatihkannya pada siswa lewat latihan soal materi
kelistrikan. Siswa masih kesulitan dalam mengerjakan soal-soal tersebut
dikarenakan kurangnya penjelasan materi yang ada di dalam buku dan siswa
kesulitan memahami materi saat menyelesaikan soal tersebut sehingga
seluruh siswa menganggap bahwa materi kelistrikan tidak mudah untuk
dipelajari. Sebanyak 53 % siswa memiliki motivasi yang rendah dalam
mempelajari materi kelistrikan. Siswa juga mengalami kendala keterbatasan
waktu untuk mempelajari materi kelistrikan, yang dapat diketahui sebanyak
77 % siswa mengaku mengalami kendala tersebut, ternyata kendala waktu ini
dialami juga oleh guru bidang studi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
telah dilakukan oleh Wicaksono (2013) yang mengatakan bahwa guru dan
3
siswa belum memanfaatkan media pembelajaran dengan optimal. Ia
mengembangkan suatu media tutorial yang berisi materi dan contoh soal
untuk membelajarkan siswa pada konsep listrik. Hasilnya ternyata media
tutorial ini sangat mudah digunakan dan efektif sebagai media pembelajaran.
Media tutorial ini juga dapat berupa video tutorial berisi latihan soal yang
diharapkan mampu membuat siswa memahami materi kelistrikan dan
memiliki kemampuan berpikir kritis dari penyelesaian soal-soal tersebut.
Pembelajaran dengan video ini dapat memberikan informasi dengan cara
yang berbeda kepada siswa, sehingga siswa tidak merasa kesulitan ketika
menyerap informasi tersebut, bahkan pembelajaran dapat menjadi
menyenangkan. Video pembelajaran berupa video tutorial akan memberikan
informasi secara keseluruhan dan dapat melatihkan keterampilan berpikir
siswa. Didukung oleh pernyataan Mestre dalam Clossen (2014: 27) bahwa
“Videos present information in a decidedly different way than more static
combinations of screen shots and text, thus making them great tools for
communicating, especially with nontextual visual learners”. Hal ini berarti
video menampilkan informasi dengan cara yang berbeda yang membuat video
menjadi media yang bagus dalam menyampaikan informasi. Pembelajaran
menggunakan video akan lebih menarik minat siswa dalam belajar. Ternyata
sebanyak 70 % siswa beranggapan bahwa dengan menggunakan video
tutorial pelajaran menjadi lebih mudah dimengerti dikarenakan penjelasannya
didengarkan langsung. Guru belum pernah menggunakan video tutorial,
padahal sekolah dan siswa memiliki fasilitas yang mendukung penggunaan
4
media tersebut, seperti jaringan internet, smartphone, dan komputer, bahkan
90 % siswa memanfaatkan fasilitas tersebut untuk mempelajari materi fisika.
Berdasarkan uraian di atas, penulis mengkaji lebih jauh dalam pengembangan
video tutorial sebagai media belajar khususnya untuk melatihkan
keterampilan berpikir kritis siswa pada materi kelistrikan. Pengembangan
media ini diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan
berpikir kritis peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian pengembangan ini adalah :
1. Bagaimana validitas video tutorial penyelesaian soal untuk melatih
keterampilan berpikir kritis siswa pada materi kelistrikan fisika SMA?
2. Bagaimana tingkat kemudahan dan kemenarikan dari video tutorial
penyelesaian soal untuk melatih keterampilan berpikir kritis siswa pada
materi kelistrikan fisika SMA?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian pada pengembangan ini adalah :
1. Menghasilkan video tutorial berisi latihan-latihan soal secara lengkap dan
teruji kelayakannya sehingga dapat digunakan untuk mempelajari materi
kelistrikan.
2. Menghasilkan video tutorial berisi latihan-latihan soal yang telah teruji
tingkat kemudahan dan kemenarikannya untuk membelajarkan materi
kelistrikan.
5
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian pada pengembangan ini adalah :
a. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk terus
berinovasi dalam mengembangkan media pembelajaran yang efektif dan
efisien.
b. Bagi guru, video tutorial ini dapat dijadikan sebagai tambahan media
pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan proses
pembelajaran fisika.
c. Bagi siswa, video tutorial ini dapat dijadikan sebagai tambahan bahan
pelajaran yang menjelaskan materi kelistrikan dan dapat melatihkan
keterampilan berpikir kritis.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian pengembangan ini adalah:
1. Pengembangan yang dimaksud adalah pembuatan media pembelajaran
berupa video tutorial, mudah dan menarik yang berisi latihan-latihan soal
untuk membelajarkan materi kelistrikan.
2. Latihan soal dibuat berdasarkan indikator-indikator keterampilan berpikir
kritis yang telah dirumuskan berdasarkan empat pendapat ahli, yaitu
memberikan penjelasan sederhana, memberikan penjelasan lebih lanjut,
membangun keterampilan dasar, dan menarik kesimpulan.
3. Karakteristik video pembelajaran yang akan dibuat adalah kejelasan pesan,
berdiri sendiri, user friendly, representasi isi, visualisasi dengan media,
6
menggunakan resolusi yang tinggi, dan dapat digunakan secara klasikal
atau individual.
4. Metode pengembangan yang digunakan diadaptasi dari model
pengembangan ADDIE tetapi hanya sampai tahap pengembangan saja.
5. Video tutorial latihan soal yang dibuat adalah kumpulan cara penyelesaian
soal-soal yang dibuat dengan menyesuaikan kompetensi dasar dan
indikator yang akan dicapai yang dapat digunakan untuk menjelaskan
materi kelistrikan antara lain listrik statis dan listrik dinamis.
6. Uji ahli dan uji materi produk penelitian pengembangan dilaksanakan
dengan penguji ahli yang merupakan dosen Pendidikan Fisika Universitas
Lampung, serta uji satu lawan satu dengan siswa SMA YP UNILA Bandar
Lampung
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Fisika dengan Video
Pada abad 21, dunia telah memasuki era globalisasi yang dicirikan dengan
adanya pengintegrasian teknologi dalam berbagai bidang sehingga diperlukan
sumber daya manusia yang dapat menguasai IPTEK dan beradaptasi dengan
keadaannya. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi melalui
internet memberi kemudahan dalam mengakses informasi yang dibutuhkan.
Pada abad 21 ini teknologi menyediakan informasi yang tak terbatas.
Tersajinya informasi yang siap guna akan membekali siswa dengan
kemampuan untuk menggali pengetahuan dengan sendirinya. Hal ini
merupakan salah satu pemanfaatan dari teknologi atau literasi teknologi.
Pembelajaran IPA terutama fisika memiliki kontribusi yang cukup besar dalam
perkembangan teknologi di abad 21. Pembelajaran fisika berisi kegiatan
merancang alat, melakukan percobaan secara langsung, dan menerapkan
teknologi dengan melakukan percobaan melalui aplikasi-aplikasi yang telah
tersedia. Kemampuan fisika yang dapat menjelaskan berbagai fenomena dan
berkaitan dengan perkembangan ilmu dan teknologi beserta peralatannya yang
canggih, akan membuat siswa memiliki inisiatif untuk mengakses internet dan
mencari sendiri informasi dari berbagai sumber.
8
Kustandi (2013: 64) mengungkapkan bahwa video merupakan media yang
memberikan informasi secara berbeda karena video akan memaparkan proses,
menjelaskan konsep dan teori yang rumit, mengajarkan keterampilan, dan
mempengaruhi sikap . Berdasarkan pernyataan sebelumnya, media video dirasa
sangat cocok untuk digunakan dalam pembelajaran fisika, dikarenakan dalam
pembelajaran fisika terdapat konsep serta fenomena rumit yang harus dikuasai
oleh siswa. Dalam pembelajaran, tiap siswa memiliki tipe belajar yang
berbeda-beda. De Porter (2003) mengatakan macam-macam tipe belajar siswa
adalah tipe belajar visual, tipe belajar auditori, dan tipe belajar kinestetik. Tipe
belajar visual menitikberatkan pada ketajaman penglihatan siswa. Tipe belajar
auditori menitikberatkan pada pendengaran siswa, dan tipe belajar kinestetik
yang mengharuskan siswa melakukan suatu kegiatan dalam pembelajaran.
Media video ini akan sangat mendukung siswa dengan tipe belajar visual dan
auditori.
Pembelajaran fisika dengan video ini didukung oleh teori-teori pembelajaran.
Teori behaviouristik merupakan teori awal yang melandasi pembelajaran
berbasis TIK, teori ini dipelopori oleh Thorndike (1913), Pavlov (1927), dan
Skinner (1974) yang menyatakan bahwa proses belajar yang disertai dengan
stimulus dari luar akan membuat tingkah laku pada proses tersebut dapat
diamati dengan jelas. Rusman, dkk (2011: 159) lebih lanjut mengatakan
pembelajaran berbasis TIK ini kemudian dilandasi teori psikologi kognitif yang
memandang belajar sebagai proses internal, usaha yang dilakukan selama
proses belajar, kedalaman proses tersebut dan struktur pengetahuan yang
dimiliki oleh siswa. Hal ini terus berkembang, hingga muncul teori menurut
9
Jollife (2001: 21), yaitu konstuktivisme yang mempunyai konsep utama bahwa
peserta didik aktif dan mencari untuk membuat pengertian apa yang ia pahami,
ini berarti belajar membutuhkan untuk fokus pada skenario berbasis masalah,
belajar berbasis proyek, belajar berbasis tim, simulasi, dan penggunaan
teknologi.
Ketiga teori diatas mendukung pembelajaran berbasis TIK, yaitu penggunaan
video tutorial dalam pembelajaran. Menggunakan media video tutorial yang
menyajikan materi secara menarik maka siswa akan mengolah informasi
dengan cepat serta melibatkan proses berpikir yang kompleks. Pemanfaatan
video ini pun membantu siswa dalam mengkontruksi pengetahuannya sendiri
dengan memberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapat dan pemikirannya
sendiri mengenai materi yang dijelaskan dalam video tersebut.
Media video yang telah teruji keefektivitasannya akan membuat pembelajaran
semakin berkualitas. Arsyad (2011: 154-155), keefektifan penyajian materi
melalui media seperti video memerlukan perhatian khusus kepada faktor-faktor
berikut ini :
1. Sajikan konsep-konsep dan gagasan-gagasan satu per satu.2. Gunakan bidang penayangan di layar untuk tujuan tertentu untuk
menyampaikan pesan materi pelajaran.3. Susunlah unsur-unsur gambar dengan pertimbangan bahwa pesan
utama diletakkan di tengah-tengah.4. Pilihlah slide berkualitas baik menurut teknis dan estetis.5. Pilihlah musik yang dapat menyentuh perasaan untuk penyajian, tetapi
perhatikan jangan sampai musik mengatasi narasi.6. Gunakan efek suara asli untuk memberikan bayangan realisme dalam
penyajian.7. Jangan didominasi oleh narasi, biarkan gambar-gambar yang
menyajikan informasi.8. Gunakan lebih dari satu efek suara yang akan membuat penyajian lebih
dinamis.
10
Apabila dirancang dengan baik, media ini akan berperan efektif untuk
menyampaikan informasi dan pengetahuan kepada siswa pada pembelajaran
fisika. Banyak keunggulan program video yang dapat digali agar dapat
memberikan keuntungan yang optimal dalam pembelajaran fisika. Kustandi
(2013: 64), keuntungan apabila menggunakan media video dalam
pembelajaran yaitu :
1. Video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswaketika siswa berdiskusi, membaca, dan praktik.
2. Video dapat menunjukkan objek secara normal yang tidak dapatdilihat, seperti menggambarkan gaya gravitasi pada fenomena buahyang jatuh dari pohon.
3. Mendorong dan meningkatkan motivasi siswa serta menanamkan sikapdan segi afektif lainnya.
4. Video mengandung nilai-nilai positif yang dapat mengundangpemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa.
5. Video dapat menyajikan peristiwa kepada kelompok besar ataukelompok kecil dan kelompok yang heterogen atau perorangan.
Pembelajaran dengan video akan lebih mudah dalam menyampaikan isi pesan
pembelajaran. Materi fisika disampaikan dalam bentuk video pembelajaran
interaktif yang menyajikan fenomena fisika secara visual. Video juga tidak
hanya mendorong segi kognitif siswa tapi juga dapat mendorong segi afektif
dan psikomotorik. Pembelajaran dengan video yang dapat merepresentasikan
fenomena dalam kehidupan sehari-hari, belajar fisika akan lebih menarik dan
lebih efektif. Banyak peserta didik menganggap mata pelajaran fisika
merupakan salah satu bidang IPA yang tergolong sulit dipahami, maka dari itu
dalam pembelajaran fisika diperlukan suatu media yang dapat menunjang
penguasaan konsep fisika, sehingga konsep-konsep fisika yang abstrak
11
menjadi nyata melalui visualisasi statis maupun dengan visualisasi dinamis
(animasi) dengan menggunakan video tutorial.
Riyana (2007: 8-11) mengatakan bahwa untuk menghasilkan video
pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi dan efektivitas
penggunanya maka pengembangan video pembelajaran harus memperhatikan
karakteristik dan kriterianya. Karakteristik video pembelajaran, yaitu:
1. Kejelasan Pesan (Clarity of Massage)
Pesan pembelajaran akan lebih bermakna dan informasi dapat diterima
secara utuh sehingga siswa akan memahami materi yang disampaikan
lewat video dan kemudian informasi tersebut akan diingat oleh siswa
dalam jangka waktu yang panjang.
2. Berdiri Sendiri (Stand Alone).
Video yang dikembangkan tidak bergantung pada bahan ajar lain atau
tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain.
3. Bersahabat/Akrab dengan Pemakainya (User Friendly)
Media video menggunakan bahasa yang sedehana, mudah dimengerti, dan
menggunakan bahasa yang umum. Paparan informasi yang tampil. bersifat
bersahabat karena membantu penggunanya, dalam hal kemudahan
pengguna untuk merespon dan mengakses informasi yang tersedia sesuai
dengan keinginan pengguna.
4. Representasi Isi
Materi harus benar-benar representatif, misalnya materi simulasi atau
demonstrasi. Pada dasarnya materi pelajaran baik sosial maupun sain dapat
dibuat menjadi media video.
12
5. Visualisasi dengan Media
Materi dikemas secara multimedia terdapat didalamnya teks, animasi,
sound, dan video sesuai tuntutan materi. Materi yang disajikan bersifat
aplikatif dan berproses.
6. Menggunakan Kualitas Resolusi yang Tinggi
Tampilan berupa grafis media video dibuat dengan teknologi rakayasa
digital dengan resolusi tinggi tetapi support untuk setiap spech system
komputer.
7. Dapat Digunakan Secara Klasikal atau Individual
Video pembelajaran dapat digunakan oleh para siswa secara individual
dan mandiri, tidak hanya dalam proses pembelajaran di sekolah, tetapi
juga dapat diakses dirumah. Dapat pula digunakan secara klasikal dengan
dipandu oleh guru atau cukup mendengarkan uraian narasi dari narator
yang telah tersedia dalam program.
B. Pembelajaran Tutorial
Tutorial adalah bantuan atau bimbingan belajar oleh seorang tutor kepada
siswa untuk membantu kelancaran proses belajar mandiri siswa tersebur secara
perorangan atau kelompok berkaitan dengan materi ajar. Daryanto (2010: 74)
mendefinisikan tutorial adalah belajar dengan guru pembimbing. Ridwan
(2013: 159) mendefinisikan tutorial adalah terjadinya interaksi dua arah antara
tutor dan siswa. Hamalik (2009: 73), mengatakan bahwa tutorial diartikan
sebagai bimbingan pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan, bantuan,
petunjuk, arahan, dan motivasi agar para siswa belajar secara efisien dan
13
efektif. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa tutorial
adalah suatu bentuk bimbingan belajar untuk membantu dan mengarahkan
siswa dalam belajar secara mandiri sehingga tercipta suatu kondisi belajar yang
efektif dan efisien. Pembelajaran tutorial dapat dilaksanakan menggunakan
media pembelajaran yang berfungsi sebagai tutorial dalam menjelaskan materi,
seperti video pembelajaran berbasis komputer.
Definisi tutorial dalam pembelajaran berbasis komputer sebagaimana
diungkapkan oleh Rusman (2008) adalah pembelajaran khusus dengan
instruktur yang terkualifikasi dengan menggunakan software komputer yang
berisi materi pelajaran yang bertujuan untuk memberikan pemahaman secara
tuntas (mastery learning) kepada siswa mengenai bahan atau materi pelajaran
yang sedang dipelajari. Pembelajaran tutorial berbasis komputer, komputer
berperan sebagai guru sehingga semua interaksi terjadi antara komputer dengan
peserta didik sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan pemantau.
Media video tutorial termasuk ke dalam Computer-Assisted Instruction (CAI).
CAI merupakan pengembangan daripada teknologi informasi terpadu yaitu
komunikasi (interaktif), audio, video, penampilan citra (image) yang dikemas
dengan sebutan teknologi multimedia. Komputer sebagai salah satu produk
teknologi dinilai tepat digunakan sebagai alat bantu pengajaran. Berbagai
macam pendekatan instruksional yang dikemas dalam bentuk program
pengajaran berbantuan komputer atau CAI (Computer-Assisted Instruction)
seperti: tutorial dan drill and practice. Format penyajian pesan dan informasi
tutorial dalam CAI terdiri atas tutorial terprogram dan tutorial intelijen. Arsyad
14
(2011: 57) mendefinisikan tutorial terprogram adalah seperangkat tayangan
baik dinamis ataupun statis yang lebih dulu diprogramkan oleh perancang
pembelajaran, sedangkan tutorial intelijen merupakan seperangkat tayangan
yang telah diprogram oleh intelegensia artifisial.
Zuhairini (2008: 206), mengatakan bahwa drill and practice adalah suatu
metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan melatih siswa terhadap
bahan pelajaran yang sudah diberikan. Sudjana (2011: 86) mengatakan bahwa
teknik drill and practice merupakan satu kegiatan melakukan hal yang sama,
berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk
menyempurnakan suatu ketrampilan agar menjadi permanen. Berdasarkan
pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa teknik drill and practice ini
merupakan suatu teknik untuk melatihkan materi ajar kepada siswa melalui
latihan-latihan secara berulang dan berkelanjutan. Teknik drill and practice ini
mengarahkan siswa melalui latihan-latihan dalam melatih keterampilan, salah
satunya keterampilan berpikir kritis. Latihan yang disajikan berulang-ulang
akan menanamkan keterampilan tersebut kepada siswa. Karakteristik teknik
drill and practice pada pembelajaran berbasis komputer merupakan teknik
yang bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar yang nyata kepada
siswa melalui latihan-latihan soal yang dapat menanamkan keterampilan
berpikir kritis pada siswa.
Video tutorial ini termasuk kedalam jenis tutorial terprogram dengan
menggunakan teknik drill and practice, yaitu secara berurut latihan soal akan
ditayangkan, diikuti dengan penyelesaian soal-soal tersebut yang telah
diprogram oleh guru/perancang. Video tutorial ini meniru sistem tutor yang
15
dilakukan oleh guru atau instruktur. Konsep-konsep fisika disajikan dalam
bentuk teks, gambar, atau grafik yang dilengkapi oleh suara. Kemudian siswa
akan menyerap konsep penyelesaian soal yang telah diberikan. Video tutorial
ini merupakan video berbasis komputer. Video ini menggunakan urutan yang
telah disusun dan tampilan video tersebut telah direkayasa dengan gambar dan
suara (Smaldino dkk, 2011: 323).
Untuk membuat video pembelajaran ini, dibutuhkan software sebagai aplikasi
pembuatan media video tutorial. Aplikasi pembuatan media video tutorial
dapat memanfaatkan software proshow producer dan aplikasi sparkol video
scribe. Software proshow producer merupakan multimedia. Multimedia
merupakan perpaduan antara berbagai media (format file) yang berupa teks,
gambar, (vektor atau bitmop), grafik, sound, animasi, video, interaksi, dan lain-
lain yang telah dikemas menjadi file digital (komputerisasi), digunakan untuk
menyampaikan atau menghantarkan pesan kepada publik (Munir, 2013: 2).
Berdasarkan pendapat di atas bahwa media Proshow Producer merupakan
perpaduan antara berbagai media yang digunakan untuk menyampaikan atau
menghantarkan pesan kepada seseorang (siswa) sehingga sangat membantu
dalam pembuatan video tutorial karena merupakan aplikasi yang cepat dan
efisien. Penggunaan software proshow producer dapat membuat video dengan
lebih cepat, karena pada software ini dilengkapi dengan adanya Wizard
Producer pada Proshow yang memungkinkan proses pembuatan video jadi
lebih cepat (Maharani, 2017). Selain menggunakan software proshow
producer, pembuatan media video tutorial juga dapat menggunakan aplikasi
16
sparkol video scribe. Sparkol videos cribe mampu menyajikan konten
pembelajaran dengan memadukan gambar, suara, dan desain yang menarik
sehingga siswa mampu menikmati proses pembelajaran (Ayu, 2016).
Pembuatan media video tutorial yang dikembangkan akan dibuat menggunakan
aplikasi software proshow producer dan aplikasi sparkol videoscribe, hal ini
karena aplikasi tersebut memiliki kemudahan dalam proses pembuatannya
daripada aplikasi yang lainnya.
C. Keterampilan Berpikir Kritis
Kemampuan berpikir merupakan suatu aktivitas yang menjadi modal siswa
untuk menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada abad
21. Kemampuan berpikir yang menjadi modal siswa pada abad 21 ini terdiri
dari dua jenis, yaitu kemampuan berpikir tingkat tinggi dan kemampuan
berpikir kritis. Kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah kemampuan berpikir
untuk memeriksa, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek situasi dan
masalah (Malik, 2015). Kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah kemampuan
menghubungkan, memanipulasi dan mentransformasi pengetahuan serta
pengalaman yang sudah dimiliki untuk berpikir kritis dan kreatif dalam upaya
menentukan keputusan dan memecahkan masalah pada situasi baru (Rofiah,
2013). Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut, kemampuan berpikir
tingkat tinggi merupakan kemampuan yang dimiliki siswa agar dapat
menghubungkan semua aspek pengetahuan agar dapat digunakan dalam
memecahkan masalah, dan dapat mengevaluasi situasi yang sedang dihadapkan
olehnya.
17
Taksonomi Bloom yang telah direvisi, kemampuan berpikir tingkat tinggi
melibatkan analisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta atau kreativitas
(C6) dianggap berpikir tingkat tinggi (Krathworl & Anderson, 2001). Pada
kemampuan berpikir tingkat tinggi dimiliki agar siswa dapat mentransformasi
pengetahuan dan pengalaman untuk berpikir kritis dalam upaya memecahkan
masalah, sehingga kemampuan berpikir kritis juga harus dimiliki siswa pada
abad 21 ini.
Salah satu kemampuan berpikir yang sangat penting untuk dilatihkan kepada
siswa adalah kemampuan berpikir kritis. Berpikir kritis adalah berpikir logis
dan reflektif yang dipusatkan pada keputusan apa yang diyakini atau dikerjakan
(Ennis, 1985). Berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif
dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai
dan dilakukan (Hassoubah, 2002: 85).
Berpikir kritis adalah suatu aktivitas kognitif yang berkaitan dengan
penggunaan nalar dan logika seseorang dalam melakukan aktivitas yang telah
diyakini dan dipercayai oleh dirinya sendiri bahwa hal tersebut benar untuk
dilakukan. Berpikir kritis merupakan berpikir untuk menyelidiki secara
sistematis proses berpikir itu sendiri (Johnson, 2009: 48). Keterampilan
berpikir kritis adalah keterampilan berpikir berupa hasil pemikiran yang
reflektif untuk fokus terhadap apa yang dipercaya dan dilakukan jika
dihadapkan pada suatu masalah (Ennis, 2011).
18
Berdasarkan pemaparan definisi diatas dapat diketahui bahwa berpikir kritis
adalah proses siswa berpikir reflektif dalam menganalisis, membuat keputusan
serta menemukan solusi untuk masalah yang dihadapi dengan cara-cara yang
dipercayai olehnya. Berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat
esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek
kehidupan lainnya. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis ini
diharapkan sebagai agen perubahan dan jawaban atas tantangan abad ke-21
yang mampu membawa pendidikan di Indonesia ke arah masa depan yang
lebih baik.
Ciri-ciri berpikir kritis analitis dalam Mulyanto (2008), merinci 12 aspeksebagai berikut:
a. Mampu menangkap arti suatu pertanyaan.b. Mampu menilai kerancuan (ambiguity) dalam jalur penalaran.c. Mampu menilai apakah pertanyaan-pertanyaan yang terungkap
bertentangan satu sama lain.d. Mampu menilai apakah keputusan atau kesimpulan sudah waktunya
untuk diambil.e. Mampu menilai apakah suatu pernyataan sudah cukup jelas dan
spesifik untuk diungkapkan.f. Mampu menilai apakah ada aplikasi prinsip-prinsip tertentu dalam
suatu pernyataan.g. Mampu menilai apakah suatu pernyataan dari suatu pengamatan
dapat diandalkan.h. Mampu menilai apakah kesimpulan indukstif dari suatu fenomena
dapat diakui kebenarannya.i. Mampu menilai apakah suatu masalah sudah teridentifikasi.j. Mampu menilai apakah suatu pernyataan itu asumsi atau bukan.k. Mampu menilai apakah suatu perumusan definisi sudah memadai.l. Mampu menilai pernyataan-pernyataan yang diungkapkan oleh para
ahli, baik setuju maupun tidak setuju, dengan didasari argumentasi.
Ennis dalam Sapriya (2015) mengatakan bahwa pada kemampuan berpikir
kritis terdapat beberapa indikator-indikator yang merupakan keterampilan dari
berpikir kritis. Indikator keterampilan berpikir kritis menurut Ennis dalam
Sapriya (2015) dapat dilihat pada Tabel 1.
19
Tabel 1. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis
No Kelompok Indikator Sub Indikator1. Memberikan
penjelasanSederhana
MemfokuskanPertanyaan
Mengidentifikasi ataumerumuskan pertanyaan
Mengidentifikasi ataumerumuskan kriteriauntukmempertimbangkankemungkinan jawaban
Menjaga kondisi berpikirMenganalisisArgumen
Mengidentifikasikesimpulan
Mengidentifikasikalimat-kalimatpertanyaan
Mengidentifikasikalimat- kalimat bukanpertanyaan
Mengidentifikasi danmenangani suatuketidaktepatan
Melihat struktur darisuatu argumen
Membuat ringkasanBertanya danmenjawabpertanyaan
Memberikan penjelasansederhana
Menyebutkan contoh
2. Membangunketerampilandasar
Mempertimbangkanapakah sumberdapat dipercayaatau tidak
Mempertimbangkankeahlian
Mempertimbangkankemenarikan konflik
Mempertimbangkankesesuaian sumber
Mempertimbangkanpenggunaan proseduryang tepat
Mempertimbangkanrisiko untuk reputasi
Kemampuan untukmemberikan alasan
Mengobservasi danmempertimbangkanlaporan observasi
Melibatkan sedikitdugaan
Menggunakan waktuyang singkat antara
20
observasi dan laporan Melaporkan hasil
observasi Merekam hasil observasi Menggunakan bukti-
bukti yang benar Menggunakan akses
yang baik Menggunakan teknologi Mempertanggungjawabk
an hasil observasi3. Menyimpulk
anMendeduksi danmempertimbangkanhasil deduksi
Siklus logika Euler Mengkondisikan logika Menyatakan tafsiran
Menginduksi danmempertimbangkanhasil induksi
Mengemukakan hal yangumum
Mengemukakankesimpulandan hipotesis
Merancang eksperimen Menarik kesimpulan
sesuai fakta Menarik kesimpulan dari
hasil menyelidikiMembuat danmenentukan hasilpertimbangan
Membuat danmenentukanhasil pertimbanganberdasarkan latarbelakangfakta-fakta
Membuat danmenentukanhasil pertimbanganberdasarkan akibat
Membuat danmenentukanhasil pertimbanganberdasarkan penerapanfakta
Membuat danmenentukanhasil pertimbangan
4. Memberikanpenjelasanlanjut
Mendefinisikanistilah danmempertimbangkansuatu definisi
Membuat bentuk definisi Strategi membuat
definisi Bertindak dengan Memberikan penjelasan
No Kelompok Indikator Sub Indikator
21
lanjut Mengidentifikasi dan
menanganiketidakbenaranyang disengaja
Membuat isi definisiMengidentifikasiasumsi-asumsi
Penjelasan bukanpernyataan
Mengkontruksi argumen5. Mengatur
strategi dantaktik
Menentukan suatuTindakan
Mengungkap masalah Memilih kriteria untuk Mempertimbangkan
solusiyang mungkin
Merumuskan solusialternatif
Menentukan tindakansementara
Mengulang kembali Mengamati
penerapannyaBerinteraksi denganorang lain
Menggunakan argumen Menggunakan strategi
logika Menggunakan strategi
retorika Menunjukkan posisi,
orasi, atau tulisan
Berikut ini beberapa keterampilan yang harus ditekankan dalam berpikir kritis
serta memecahkan masalah menurut Jensen dalam Nurhayati (2014) :
1) Mengumpulkan informasi dan memanfaatkan sumber daya; 2)
Mengembangkan fleksibilitas dalam bentuk dan gaya; 3) Meramalkan; 4)
Mengajukan pertanyaan bermutu tinggi; 5) Mempertimbangkan bukti sebelum
menarik kesimpulan; 6) Menggunakan metafor dan model; 7) Menganalisis
dan meramalkan informasi; 8) Mengkonseptualisasikan strategi (misalnya
pemetaan pikiran, mendaftarkan pro dan kontra, membuat bagan); 9)
Bertransaksi secara produktif dengan ambiguitas, perbedaan, dan kebaruan; 10)
No Kelompok Indikator Sub Indikator
22
Menghasilkan kemungkinan dan probabilitas (misalnya brainstroming,
formula, survei, sebab dan akibat); 11) Mengembangkan keterampilan debat
dan diskusi; 12) Mengidentifikasi kesalahan, kesenjangan, dan ketidaklogisan;
13) Memeriksa pendekatan alternatif (misalnya, pergeseran bingkai rujukan,
pemikiran luar kotak); 14) Mengembangkan strategi pengujian hipotesis; 15)
Menganalisis risiko; 16) Mengembangkan objektivitas; 17) Mendeteksi
generalisasi dan pola (misalnya, mengidentifikasi dan mengorganisasikan
informasi, menterjemahkan informasi, melintasi aplikasi); 18) Mengurutkan
peristiwa.
Indikator berpikir kritis menurut Kowiyah (2012), yaitu : 1)
Menginterpretasikan, yaitu mengkategorikan dan mengklasifikasi; 2)
Menganalisis, menguji dan mengidentifikasi; 3) Mengevaluasi, yaitu
mempertimbangkan dan menyimpulkan 4) Menarik kesimpulan, yaitu
menyaksikan data dan menjelaskan kesimpulan; 5) Penjelasan, yaitu
menuliskan hasil dan menghadirkan argumen; 6) Kemandirian. Yaitu
melakukan koreksi dan melakukan pengujian
Wade dalam Siska (2014) menyatakan bahwa indikator keterampilan berpikir
kritis adalah : 1) Kegiatan merumuskan pertanyaan; 2) Membatasi pertanyaan;
3) Menguji data-data; 4) Menganalisis berbagai pendapat ; 5) Menghindari
pertimbangan yang sangat emosional; 6) Menghindari penyederhanaan
berlebihan; 7) Mempertimbangkan berbagai interpretasi; 8) Mentoleransi
ambiguitas
23
Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai indikator berpikir kritis diatas, maka
indikator keterampilan berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian di
rumuskan dengan cara menganalisis indikator-indikator berdasarkan pendapat
dari Ennis (2015), Jensen (2011), Kowiyah (2012), dan Wade (2011) yang
memiliki kesamaan, yaitu :
1. Memberikan penjelasan sederhana dengan cara merumuskan pertanyaan,
dan menghadirkan argumen.
2. Memberikan penjelasan lebih lanjut dengan cara mengidentifikasi asumsi,
dan mengidentifikasi kesalahan dan ketidaklogisan dari suatu informasi
yang diterima.
3. Membangun keterampilan dasar dengan cara mempertimbangkan berbagai
solusi yang tepat, mengidentifikasi atau merumuskan kriteria untuk
mempertimbangkan kemungkinan jawaban, dan memberikan alasan yang
tepat.
4. Menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki dan mengemukakan hipotesis.
Berpikir kritis adalah kegiatan menganalisis gagasan agar lebih sempurna
dengan cara mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya kearah yang
lebih spesifik. Proses ini akan membuat siswa menganalisis informasi yang
diperoleh dari hasil pencariannya dari berbagai sumber. Orang yang berpikir
kritis akan mengevaluasi dan kemudian menyimpulkan suatu hal berdasarkan
fakta untuk membuat keputusan, sedangkan pada pembelajaran fisika, lebih
menekankan pemberian pengalaman langsung pada siswa untuk
mengembangkan kompetensi yang harus dicapai, agar kemudian siswa mampu
menganalisis fenomena sekitar secara alamiah. Pembelajaran fisika
24
mengarahkan siswa untuk mencari tahu informasi sebanyak-banyaknya
sehingga dapat membantu dalam memahami ilmu yang lebih mendasar tentang
fenomena alam.
.Santoso (2007: 160) menyatakan bahwa jika siswa belajar melalui pengalaman
langsung dan kondisi nyata maka akan menghasilkan pengetahuan yang mudah
diingat dan bertahan lama. Koes (2003: 3) mengatakan bahwa pembelajaran
fisika adalah pembelajaran yang harus melibatkan siswa untuk aktif
berinteraksi dengan objek konkret, kemudian proses pembelajaran akan lebih
bermakna dan siswa akan memiliki kemampuan berpikir kritis dalam
pembelajaran.
Kemampuan berpikir kritis merupakan perpaduan dari kemampuan-
kemampuan para ilmuwan atau peneliti ketika melakukan penelitian ilmiah.
Kemampuan ini kemudian akan menjadi penggerak dari penemuan dan
pengembangan fakta-fakta dan konsep yang didapatkan dari pembelajaran
fisika yang berisi kegiatan untuk menemukan persamaan-persamaan melalui
fenomena alam. Kemampuan berpikir kritis ini juga dapat menjadi wadah
untuk penumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai. Hal ini sesuai dengan
pendapat Semiawan, bahwa semua tindakan atau gerakan dalam proses belajar
akan menciptakan kondisi belajar yang membuat siswa aktif (Hamalik, 2003:
149).
Penguasaan materi sains (fisika) memerlukan keterampilan berpikir dasar dan
kompleks, termasuk juga berpikir kritis (Costa, 1985). Seperti yang telah
disebutkan sebelumnya bahwa berpikir kritis adalah berpikir logis dan reflektif
25
yang dipusatkan pada keputusan apa yang diyakini atau dikerjakan (Ennis,
1985). Pembelajaran fisika memerlukan keterampilan berpikir kritis karena
ilmu fisika merupakan ilmu yang rasional dan diperlukan berpikir logis pada
tiap pores pembelajarannya.
Hamid dalam Suryono (2012: 12) mengungkapkan bahwa ciri daripembelajaran fisika, adalah:
1) Proses pembelajaran fisika yang terdiri dari eksplorasi dan ekperimanberguna untuk menemukan teori-teori dan konsep serta menjelaskanfenomena yang ada di alam, serta untuk menimbulkan reaksi, ataujawaban yang dapat dipahami dan diterima secara objektif, jujur danrasional pada peserta didik.
2) Pada hakikatnya mengajar fisika merupakan suatu usaha untuk memilihstrategi mengajar yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan,agar peserta didik dapat melakukan proses eksplorasi dan menggaliinformasi sebanyak-banyaknya untuk menemukan konsep, prinsip, danfenomena alam serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3) Hakikatnya, hasil belajar fisika merupakan kesadaran peserta didikuntuk memperoleh konsep fisika melalui eksplorasi dan eksperimen,serta kesadaran peserta didik untuk menerapkan pengetahuannya untukmemecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya sehari-hari.
Berdasarkan di atas, pembelajaran fisika dipandang sebagai suatu proses untuk
mengembangkan kemampuan siswa memahami konsep, prinsip maupun
hukum-hukum fisika. Pembelajaran fisika menuntut siswa untuk memahami
konsep tersebut kemudian siswa akan mampu memecahkan masalah didalam
lingkungan sekolah maupun kehidupan sehari-hari sehingga dibutuhkan
kemampuan berpikir kritis dalam proses pembelajarannya. Kemampuan
berpikir kritis digunakan pada proses pembelajaran fisika agar siswa
memperoleh pengetahuan fisika yang lebih bersifat fungsional dan tidak hanya
nominal. Jika siswa mempunyai kemampuan berpikir kritis yang diperlukan
dalam pemecahan masalah siswa akan mampu menerapkan pengetahuan yang
26
telah dipelajari untuk memecahkan soal-soal fisika yang dihadapi. Jika dalam
pembelajaran fisika siswa diharapkan mampu menerapkan ide-ide agar dapat
memecahkan masalah, maka mereka harus berlatih menerapkannya dalam
situasi yang benar-benar baru. Para siswa akan dapat belajar berpikir kritis,
menganalisis informasi, mengkomunikasikan ide-ide ilmiah, membuat
argumentasi logis, bekerja sebagai anggota tim maupun memperoleh
keterampilan-keterampilan lain yang dikehendaki ketika mereka berlatih
melakukannya dalam berbagai macam konteks seperti menemukan suatu
persamaan melalui percobaan secara berkelompok.
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau
research and development. Metode penelitian ini digunakan untuk
menghasilkan produk dan teruji kefektifan dari produk tersebut (Sugiyono,
2012: 407). Sebagaimana pula yang dikatakan oleh Borg and Gall (Sugiyono,
2012: 9) bahwa penelitian dan pengembangan (research and development)
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau
memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan
pembelajaran. Berdasarkan pendapat kedua ahli di atas, secara sederhana
research and development dapat didefinisikan sebagai suatu metode
penelitian yang berlangsung secara sistematis untuk memperbaiki serta
menyempurnakan suatu produk dan kemudian akan menghasilkan suatu
produk baru yang telah tervalidasi.
Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan media pembelajaran berupa
video tutorial penyelesaian soal untuk melatihkan keterampilan berpikir
kritis pada materi kelistrikan SMA. Video tutorial yang dikembangkan berisi
latihan-latihan soal yang disajikan dengan teks, gambar, baik diam atau
bergerak, animasi interaktif serta berisi cara penyelesaian dan kunci
28
jawabannya. Latihan soal yang dibuat dalam bentuk video tutorial ini
bertujuan untuk mengembangkan serta melatih keterampilan berpikir kritis
pada siswa SMA, sehingga soal-soal yang diberikan pun memiliki tingkat
kesulitan yang sesuai untuk melatih keterampilan berpikir kritis siswa.
B. Subjek Penelitian Pengembangan
Penelitian pendahuluan pengembangan ini dilaksanakan pada tahun ajaran
2016/2017 di SMA YP UNILA Bandar Lampung. Subjek dalam penelitian
ini adalah para ahli yang menguji kevalidan video tutorial latihan soal materi
kelistrikan, yaitu dosen pendidikan fisika Universitas Lampung, dan siswa
kelas XII SMA YP UNILA Bandar Lampung sebagai pengguna yang menilai
tingkat kemudahan dan kemenarikan video tutorial tersebut. Obyek penelitian
pengembangan ini adalah video tutorial latihan soal pada materi kelistrikan.
C. Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE. Pada penelitian
ini dikembangkan video tutorial latihan soal untuk melatih kemampuan
berpikir kritis siswa. Pengembangan video tutorial ini terdiri dari lima tahap,
yaitu analisis (analyze), perancangan (design), pengembangan
(development), implementasi (implementation), dan evaluasi (evaluation)
(Tegeh dan Kirna, 2010). Tahapan pengembangan produk dapat dilihat pada
Gambar 1.
29
Gambar 1. Tahapan Model ADDIE (Anglada, 2007).
1. Tahap Analisis
Tahap analisis yang dilakukan, yaitu menganalisis adanya kebutuhan
media pembelajaran menggunakan video tutorial keterampilan berpikir
kritis materi kelistrikan SMA. Analisis kebutuhan dilakukan dengan
menggunakan instrumen angket kepada siswa dan wawancara kepada
guru. Data angket pada siswa untuk mengetahui fasilitas penunjang yang
dimiliki siswa, kemudian pembelajaran fisika yang diterapkan di sekolah,
media pembelajaran yang sudah digunakan, serta kendala dalam
pembelajaran. Wawancara yang dilakukan dengan guru untuk mengetahui
kemampuan guru dalam membelajarkan materi kelistrikan, metode yang
digunakan oleh guru dan pencapaian hasil belajar pada siswa. Analisis
kebutuhan ini dilaksanakan di SMA YP UNILA Bandar Lampung.
Analyze
Implement Evaluate Design
Develop
30
2. Tahap Desain
Setelah data analisis kebutuhan diidentifikasi, tahap berikutnya adalah
mendesain video tutorial kemampuan berpikir kritis materi kelistrikan
SMA. Kegiatan yang dilakukan pada mendesain video tutorial sesuai
dengan prosedur Arikunto (2010: 209), yaitu :
a. Perencanaan, meliputi menentukan indikator berpikir kritis yang akan
digunakan.
b. Penulisan butir soal. Soal yang dibuat berdasarkan indikator berpikir
kritis.
c. Membuat animasi tiruan menggunakan aplikasi adobe photoshop dan
video scribe kemudian disesuaikan dengan soal materi kelistrikan agar
semakin menarik kemudian menambahkan sound pada video.
d. Memproduksi atau membuat tampilan butir soal dan penyelesaiannya
dengan aplikasi video proshow producer.
Video tutorial yang dibuat akan diawali dengan halaman pembuka dan
halaman penutup. Halaman selanjutnya ditampilkan butir soal yang
pertama kemudian akan muncul tutorial penyelesaian soal tersebut,
sampai dengan butir soal yang terakhir. Video tutorial yang dihasilkan
dilengkapi dengan animasi dan audio yang akan semakin membuat video
ini menarik.
31
3. Tahap Pengembangan
Tahap pengembangan ini dilakukan pembuatan dan penggabungan konten
produk yang sudah dirancang pada tahap desain. Produk yang telah
dirancang direalisasikan sehingga akan menjadi media pembelajaran
berupa video tutorial. Sebelum produk diimplementasikan, produk akan
diuji kelayakannya yang meliputi uji ahli dan uji satu lawan satu. Uji ahli
akan melibatkan para ahli dalam bidangnya untuk menguji produk dari
segi validasi instrumen soal, serta kelayakan dari segi desain.
Dilaksanakan uji validasi soal dan uji desain, peneliti melibatkan dua
orang ahli untuk menguji validasi soal dan desain video yang merupakan
dosen Pendidikan Fisika Universitas Lampung yang ahli dalam
bidangnya.
Setelah dilakukan uji ahli, kemudian dilakukan uji satu lawan satu yang
akan melibatkan siswa kelas XII SMA YP UNILA Bandar Lampung
untuk mengetahui tingkat kemudahan dan kemenarikan dari produk.
Produk yang dihasilkan sudah teruji validitas, kemudahan, dan
kemenarikannya. Pengembangan produk video tutorial ini hanya
dilakukan sampai tahap pengembangan saja.
4. Tahap Implementasi
Pada tahap ini produk yang teruji kelayakannya diimplementasikan pada
situasi yang nyata, yaitu di kelas dalam kegiatan pembelajaran. Hal-hal
yang perlu disiapkan untuk mengimplementasi produk ini antara lain
32
jadwal kelas, penyiapan ruang kelas, alat dan media, serta menyiapkan
peserta didik secara fisik dan mental (Gafur, 2012: 40). Kegiatan
implementasi ini akan memunculkan dampak baru yang diakibatkan oleh
produk tersebut dan dampak ini sangat membantu dalam mengevaluasi
produk. Pada penelitian ini, produk yang telah dihasilkan tidak diterapkan
dalam kegiatan pembelajaran.
5. Tahap Evaluasi
Tahap selanjutnya adalah tahap evaluasi. Evaluasi adalah serangkaian
kegiatan yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan program
pendidikan (Arikunto, 2003). Evaluasi dilakukan untuk mengetahui
tingkat tercapainya tujuan pembelajaran. Evaluasi yang terjadi pada setiap
empat tahap di atas dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk
kebutuhan revisi. Misalnya, pada tahap pengembangan dilakukan evaluasi
formatif, yaitu review ahli dan siswa untuk memberikan saran dan
masukan terhadap produk yang dibuat.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian pengembangan ini diperoleh melalui wawancara dan
menggunakan instrumen angket (kuisioner). Wawancara dan angket
digunakan dalam analisis kebutuhan guru dan siswa dalam proses
pembelajaran. Analisis kebutuhan ini didapatkan dengan cara mengetahui
fasilitas yang disediakan di sekolah, mengetahui media dan metode yang
digunakan dalam belajar materi kelistrikan, persentase penggunaan
33
komputer dan internet oleh siswa, kemudian kendala yang dihadapi saat
belajar, serta kemampuan guru dalam menggunakan metode dan media dan
memberikan latihan soal kepada siswa pada materi kelistrikan. Hasil dari
wawancara dan angket ini kemudian dijadikan landasan dalam menyusun
latar belakang permasalahannya serta gambaran dari analisis kebutuhan
sekolah.
Setelah data hasil analisis kebutuhan terpenuhi, kemudian menggunakan
instrumen angket yang terdiri dari dua macam, yaitu instrumen angket uji
ahli dan instrumen angket uji satu lawan satu. Instrumen ini digunakan
untuk mengumpulkan data tentang kelayakan produk berdasarkan materi
dan kesesuaian desain pada produk yang dikembangkan dan data tentang
tingkat kemudahan dan kemenarikan produk.
E. Teknik Analisis Data
Data hasil analisis kebutuhan yang diperoleh dari wawancara dengan guru
mata pelajaran dan angket yang diberikan pada siswa digunakan untuk
menyusun latar belakang dan mengetahui tingkat keterbutuhan program
pengembangan. Data hasil identifikasi kebutuhan ini kemudian digunakan
untuk menentukan spesifikasi produk yang mungkin dikembangkan.
Analisis data berdasarkan instrumen uji ahli materi dan desain dilakukan
untuk menilai kelayakan produk yang dihasilkan sebagai media pembelajaran.
Instrumen angket yang disediakan untuk uji ahli memiliki 4 pilihan jawaban
sesuai dengan konten pertanyaan, yaitu: “1” berarti “Tidak Valid”, “2” berarti
34
“Kurang Valid”, “3” berarti “Valid”, “4” berarti “Sangat Valid”. Pilihan
jawaban ini juga digunakan untuk menganalisis hasil data angket tentang
tingkat kemudahan dan kemenarikan yang dilakukan siswa. Masing-masing
pilihan jawaban memiliki skor berbeda yang mengartikan tingkat kesesuaian
produk bagi pengguna. Skor penilaian dari tiap pilihan jawaban ini dapat
dilihat dalam Tabel 2.
Tabel 2. Skor Penilaian terhadap Pilihan Jawaban dalam Suyanto danSartinem (2009: 227)
Penilaian instrumen total dilakukan dari jumlah skor yang diperoleh
kemudian dibagi dengan jumlah total skor tertinggi kemudian hasilnya
dikalikan dengan banyaknya pilihan jawaban. Instrumen yang digunakan
memiliki 4 pilihan jawaban, sehingga skor penilaian total dapat dicari
dengan menggunakan rumus:
Skor Penilaian = ∑Skor instrumen∑Nilai total skor tertinggi 4Hasil dari skor penilaian tersebut kemudian dicari rata-ratanya dari sejumlah
penguji ahli dan penguji satu lawan satu dan dikonversikan ke pernyataan
penilaian untuk menentukan kualitas dan tingkat kemanfaatan produk yang
dihasilkan berdasarkan pendapat pengguna. Pengkonversian skor menjadi
pernyataan penilaian ini dapat dilihat dalam Tabel 3.
Pilihan Jawaban Skor
Sangat Valid/Menarik/Mudah/Bermanfaat 4Valid/Menarik/Mudah/Bermanfaat 3Kurang Valid/Menarik/Mudah/Bermanfaat 2Tidak Valid/Menarik/Mudah/Bermanfaat 1
35
Tabel 3. Konversi Skor Penilaian Menjadi Pernyataan Nilai Kualitas dalamSuyanto dan Sartinem (2009: 327)
Skor Penilaian Rerata Skor Klasifikasi
4 3,26 - 4,00 Sangat valid/Menarik/Mudah/Bermanfaat3 2,51 – 3,25 Valid/Menarik/Mudah/Bermanfaat2 1,76 – 2,50 Kurang Valid/Menarik/Mudah/Bermanfaat1 1,01 – 1,75 Tidak Valid/Menarik/Mudah/Bermanfaat
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Produk video tutorial penyelesaian soal untuk melatihkan keterampilan
berpikir kritis siswa sangat layak (skor 3,37) digunakan dalam proses
pembelajaran
2. Dihasilkan video tutorial penyelesaian soal untuk melatihkan
keterampilan berpikir kritis siswa sebagai media pembelajaran dengan
kriteria menarik (skor 3,16) dan sangat mudah digunakan (skor 3,33)
B. Saran
Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan, maka penulis menyarankan
sebagai berikut :
1. Hendaknya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui tingkat
kefektifan dari produk video tutorial penyelesaian soal untuk melatihkan
keterampilan berpikir kritis siswa pada materi kelistrikan SMA.
2. Ukuran kapasitas video sebaiknya diubah menjadi lebih kecil agar bisa
digunakan di smartphone (bagi sekolah yang tidak memiliki fasilitas
multimedia) atau media lain yang tidak mendukung ukuran file yang besar
49
3. Pembelajaran dengan menggunakan video tutorial penyelesaian soal dapat
dijadikan salah satu alternatif bagi guru di sekolah dalam upaya
meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa
4. Bagi peneliti lain harapannya muncul ide-ide kreatif sehingga muncul
video tutorial penyelesaian soal untuk materi fisika lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. 2001. A Taxonomy of Learning,Teaching, and Asessing: A revision of Bloom’s Taxonomy ofEducational Objectives. Newyork: Longman.
Anglada, D. 2007. An Introduction to Instructional Design: Utilizing a BasicDesign Model. (Online). (http://www.pace.edu/ctlt/newsletter, diaksestanggal 10 November 2017).
Arikunto, S. 2003. Evaluasi Program Pendidikan.. Jakarta: Bumi Aksara.
__________. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ayu, D. 2016. Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan SparkolVideoscribe dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada MataPelajaran IPA Materi Cahaya Kelas VIII di SMP Negeri 01 KerjoTahun Ajaran 2015/2016. (Skripsi). Universitas Negeri Semarang.
Clossen, A. S. 2014. Accessibility, Universal Design, and Human-CenteredDesign in Video Tutorials. Jurnal Research & Practice. Vol 2, No 1,pp. 27.
De Porter, B. 2003. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman danMenyenangkan. Bandung: Kaifa.
Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama.
Ennis, R. H. 2011. The nature of critical thinking: an outline of criticalthinking disposition and abilities. (Online).(http://faculty.education.illinois.edu/rhennis/documents/TheNatureofCriticalThingking_5711_000.pdf, diakses tanggal 14 November 2017).
Ennis, R.H. 1985. Goals for A Critical Thinking in Curriculum. DevelopingMinds A Resource Book for Teaching Thinking. Virginia: Associationfor Suopervisions and Curriculum Development (ASCD). Vol 65, Pp.28.
Gafur, A. 2012. Desain Pembelajaran: Konsep, Model, dan Aplikasinyadalam Perencanaan Pelaksaan Pembelajaran. Yogyakarta: PenerbitOmbak.
Giancoli, D. C. 2001. Fisika Jilid I dan II (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Hamalik, O. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara.
__________. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan PendekatanSistem. Jakarta: Bumi Aksara.
__________. 2003. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar BerdasarkanCBSA. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Hassoubah, Z. I. 2002. Mengasah Pikiran Kreatif dan Kritis.Jakarta: Nuansa.
Ishaq, M. 2007. Fisika Dasar. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Johnson, E. B. 2009. Contextual Teaching and Learning: MenjadikanKegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan Dan Bermakna. Bandung:Mizan Learning Center.
Jollife, A. & Steven, R. 2001. The Online Learning Handbook: Developingand Using Web Based Learning. London: Kogan Page Limited.
Kanginan, M. 2013. Fisika untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Koes, S. 2003. Strategi Pembelajaran. Malang: Jurusan Fisika FP MIPA UM.
Komalasari, K. 2011. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi.Bandung: Refika Aditama.
Kowiyah, K. 2012. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis padapembelajaran matematika berbasis masalah. Jurnal Edukasi. Vol 3. No5. Hal 15.
Kustandi, C. & Sujtipto, B. 2013. Media Pembelajaran Manual dan DigitalEdisi Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia.
Llyod, M. & Bahr, N. 2010. Thinking critically about critical thinking inhigher education. International Journal for The Scholarship ofTeaching and Learning. Vol 4, No 2, hal 1-16.
Maharani, D. 2017. Rendering Video Advertising dengan Adobe After Effectsdan Photoshop. Jurnal Manajemen Informatika dan Teknik Komputer.Vol 2, No 2, hal 109-111.
Maharta, N. 1997. Belajar Fisika Sistematis I. Bandung: Conerps ScienceBandung.
Malik, A., Putri, A., & Utami. 2015. Deskripsi kebutuhan hots asessment padapelajaran fisika dengan metode inkuiri terbimbing. Prosiding SeminarNasional Fisika.
Mulyanto, A. 2008. Pembiasaan Berpikir Kritis dengan PembiasaanMembaca Kritis. Bandung: Artikel pendidikan.
Munadi, Y. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Refrensi (Gunung PersadaPress Group).
Munir. 2013. Multimedia dan Konsep Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung:Alfabeta.
Nurhayati. 2014. Peningkatan Pembelajaran Berpikir Kritis Siswa dalamPembelajaran IPS Melalui Pendekatan SAVI Model PembelajaranBerbasis Masalah Kelas VIII SMP Negeri 3 GODEAN. (Skripsi).Universitas Negeri Yogyakarta.
Pemerintah Republik Indonesia. 2006. Peraturan Menteri PendidikanNasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk SatuanPendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Redhana, I. W., & Liliasari. 2008. Program Pembelajaran KeterampilanBerpikir Kritis pada Topik Laju Reaksi untuk Siswa SMA. JurnalForum Kependidikan. Vol 27, No 2, Hal:103-112.
Ridwan, A. S. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Riyana, C. 2007. Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta: P3AI UPI.
Rofiah, E., Aminah, N.S., & Ekawati, E.Y. 2013. Penyusunan Instrumen TesKemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika pada Siswa SMP. JurnalPendidikan Fisika. Vol. 1. No 2. Hal 17-22.
Rusman. 2008. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. (Online). (http://style-lecture.blogspot.com/2012/09/pembelajaran-kooperatif-model-jigsaw.html, diakses tanggal 17 Juli 2018).
Rusman, Kurniawan, D., & Riyana, C. 2011. Pembelajaran BerbasisTeknologi Informasi dan Komunikasi Mengembangkan ProfesionalitasGuru. Jakarta: Rajawali Pers.
Santoso, A. B. 2007. Pendekatan dan Model Pembelajaran BerbasisKompetensi. Semarang: UNNES.
Sapriya, Sadjarudin, & Susilawati. 2015. Pendidikan IPS. Bandung: RemajaRosdakarya.
Siska, S. 2014. Pengaruh Penerapan Strategi Learning Cycle TerhadapKemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP Negeri 18Pekanbaru. (Skripsi). Universitas Islam Negeri Sultan Syarif KasimRiau.
Smaldino, S. E., Lowther, D. L., & Russel, J.D. 2011. Intructional and MediaFor Learning. Jakarta: Kencana.
Sudjana, N. 2011. Dasar-Dasar Proses Belajar dan Mengajar. Bandung:Sinar Baru.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sukirman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta:Pedagogia.
Suryono. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suyanto, E. & Sartinem. 2009. Pengembangan contoh lembar kerja fisikasiswa dengan latar penuntasan bekal awal ajar tugas studi pustaka danketerampilan proses untuk SMA Negeri 3 Bandarlampung. ProsidingSeminar Nasional Pendidikan 2009.
Tegeh, I. M., & Kirna. 2010. Metode Penenlitian Pengembangan Pendidikan.Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Wagner, T. 2010. Overcoming The Global Achievement Gap (online).Cambridge: Harvard University.
Wati, R., Rusmansyah, & Sholahuddin. 2014. Meningkatkan KemampuanBerfikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 2 SMA PGRI 4Banjarmasin pada Konsep Sistem Koloid melalui Model ProblemBased Learning. Jurnal Inovasi Pendidikan Sains. Vol 5. No 2. Hal. 20-31.
Wicaksono, B. A. 2013. Pengembangan Media Tutorial Berbasis MultimediaInteraktif pada Materi Listrik Dinamis. (Skripsi). Universitas Lampung.
Zuhairini & Ghofir, A . 2008. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya:Usaha Nasional.