PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
TERBIMBING BERBANTUAN VIDEO TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA SMA PADA KONSEP FLUIDA STATIS
(Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 1 Nagrak)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh :
Nurwinda Septiana
NIM : 1112016300003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
i
LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI
Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Berbantuan Video Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA pada Konsep Fluida
Statis” disusun oleh Nurwinda Septiana NIM 1112016300002, Program Studi
Pendidikan Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah
sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai
ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 22 April 2019
Yang mengesahkan,
Pembimbing
Fathiah Alatas, M.Si
NIP. 19830215 200912 2 008
iii
iv
ABSTRAK
Nurwinda Septiana, NIM. 1112016300002. Pengaruh Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing Berbantuan Video terhadap Hasil Belajar Siswa SMA
pada Konsep Fluida Statis. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri
terbimbing berbantuan video terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA pada
konsep fluida statis. Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Nagrak Kabupaten
Sukabumi pada bulan Februari 2019. Dalam penelitian ini yang menjadi kelas
eksperimen yaitu kelas XI IPA 5 berjumlah 33 siswa, sedangkan yang menjadi
kelas kontrol yaitu kelas XI IPA 4 berjumlah 33 siswa. Metode penelitian yang
digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent control group
design. Teknik penentuan sampel berdasarkan teknik purposive sampling.
Instrumen yang digunakan adalah tes objektif tipe pilihan ganda. Data hasil
instrumen tes dianalisis secara kuantitatif, sehingga menghasilkan data berupa
persentase yang dikonversi menjadi data kualitatif. Kesimpulan penelitian: Uji
hipotesis menggunakan Uji-T menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model
pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video terhadap hasil belajar siswa
SMA pada konsep fluida statis. Hasil tersebut didasarkan pada uji hipotesis
menggunakan Uji-T terhadap data posttest. Nilai signifikansi (2-tailed) sebesar
0,005 sedangkan nilai taraf signifikansi sebesar 0,05 atau nilai signifikansi (2-
tailed) < 0,05. Rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen (71,73) lebih tinggi
dibandingkan rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol (64,61). Pembelajaran
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video lebih
unggul dalam meningkatkan jenjang kognitif C1 (mengingat) 82%, C2
(memahami) 74% dan C3 (menerapkan) 79%.
Kata Kunci : Model Pembelajaran, Inkuiri Terbimbing, Video, Hasil Belajar,
Fluida Statis.
v
ABSTRACT
NURWINDA SEPTIANA, NIM 112016300002. Effect of Guided Inquiry
Learning Model Assisted Video on Student Learning Outcomes on Static
Fluid Concepts. Thesis Physics Education Study Program, Department of
Natural Sciences Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training,
Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2019.
This study aims to determine the effect of guided inquiry learning models assisted
by video on learning outcomes of students of class XI IPA on the concept of static
fluid. This research was conducted at SMA 1 Nagrak, Sukabumi Regency in
February 2019. In this study, the experimental class, namely class XI IPA 5,
amounted to 33 students, while those in the control class were class XI IPA 4
totaling 33 students. The research method used was quasi-experimental design
with nonequivalent control group design. The sampling technique is based on
purposive sampling technique. The instrument used is a multiple choice objective
test. The results of the test instrument data were analyzed quantitatively, so as to
produce data in the form of percentages which were converted into qualitative
data. Research conclusion: Hypothesis testing using T-Test shows that there is an
influence of guided inquiry learning model assisted by video on student learning
outcomes in the concept of static fluid. These results are based on hypothesis
testing using the T-Test on posttest data. Significance value (2-tailed) of 0.005
while significance level is 0.05 or significance value (2-tailed) <0.05. The
average student learning outcomes of the experimental class (71.73) were higher
than the average learning outcomes of the control class students (64.61).
Learning using a guided inquiry learning model assisted by video is superior in
increasing the cognitive level of C1 (remembering) 82%, C2 (understanding) 74%
and C3 (applying) 79%.
Keywords: Learning Model, Guided Inquiry, Video, Learning Outcomes, Static
Fluid.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah menciptakan
semesta dengan segala kesempurnaan. Sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurah untuk Baginda Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarganya, para
sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa berada dalam lindungan Allah
SWT. Atas ridho-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Video
Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA pada Konsep Fluida Statis”.
Apresiasi dan terimakasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih yang terdalam penulis
sampaikan kepada kedua orang tua tercinta, Bapak Sugiman (Alm) dan Ibu Suyati
(Almh) yang telah memberikan doa, kasih sayang, motivasi serta dukungan luar
biasa kepada penulis. Selain itu, secara khusus apresiasi dan terima kasih penulis
sampaikan kepada::
1. Ibu Prof. Dr. Amany Lubis, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syaruf Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dwi Nanto, Ph.D., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
5. Ibu Ai Nurlaela, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan, saran, motivasi, serta arahan dalam proses
perkuliahan.
6. Ibu Fathiah Alatas, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, saran, motivasi, serta arahan dalam proses penyusunan skripsi.
vii
7. Ibu Devi Solehat, M.Pd dan Bapak Drs. Hasian Pohan M.Si selaku dosen
penguji 1 dan penguji 2 yang telah bersedia menguji dan memberikan
arahannya kepada penulis.
8. Seluruh dosen, staf, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan ilmu
pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan.
9. Bapak H. Chandra Widhikrama, S.Pd, M.Pd, selaku Kepala SMA Negeri 1
Nagrak Kabupaten Sukabumi yang telah memberikan izin penelitian kepada
penulis.
10. Ibu Anisa Wuri Handayani, S.Pd., selaku guru mata pelajaran fisika yang
telah memberikan bantuannya selama penelitian berlangsung.
11. Dewan guru, staff, karyawan dan para siswa/i SMAN 1 Nagrak yang telah
memberikan bantuan kepada penulis selama penelitian.
12. Keluarga tercinta Pak lik Supadi, M.Pd, Bu Lik Tri Rahayu, S.Pd, Bu Lik
Sumarsi (Almh), dan Kakakku Aji Rachmat Triana, S.Pd, Kedua adikku yang
selalu mendoakan dan mendorong penulis untuk tetap semangat dalam
mengejar dan meraih cita-cita. Kedua adikku Aulia dan Ghaitsa yang tak
bosan-bosannya selalu menyemangati dan menghibur. Skripsi ini saya
persembahkan untuk kalian semua.
13. Muhammad Abdul Jabbar A. Md. Kom, yang selalu menjadi tempat berbagi
cerita, memberikan doa, waktu, pikiran, tenaga, saran dan dukungan kepada
penulis.
14. Sahabat-sahabatku Iik, Yuni, Dian, Tari, Opi, Bang Iswan, dan Inoy yang
telah menemani perjalanan penulis selama penulisan skripsi. Sahabat-sahabat
sebagai tempat berbagi suka dan duka, motivasi serta memberikan bantuan,
dan dukungan kepada penulis.
15. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Fisika 2012 yang selalu memberikan
dukungan, motivasi, dan berbagi ilmu selama penulisan skripsi ini.
16. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini.
viii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini sangat
dinantikan. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi
pembaca dan umumnya bagi penyelenggara khazanah keilmuan di lingkungan
pendidikan.
Jakarta, 22 April 2019
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI ......................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
ABSTRACT ........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….………. xi
DAFTAR TABEL …………………………………………………….…….… xii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………..……... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah........................................................................ 5
D. Rumusan Masalah ........................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Kajian Teori.................................................................................... 7
1. Model Pembelajaran Inkuiri .................................................... 7
2. Media Pembelajaran .............................................................. 19
3. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar ......................................... 27
4. Fluida Statis ........................................................................... 30
B. Hasil Penelitian Relavan ............................................................. 42
C. Kerangka Bepikir ........................................................................ 48
D. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 51
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 51
x
B. Metode dan Desain Penelitian ..................................................... 51
C. Variabel Penelitian ....................................................................... 52
D. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... 52
1. Populasi Penelitian ................................................................ 52
2. Sampel Penelitian .................................................................. 53
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 53
F. Instrumen Tes ............................................................................... 53
G. Teknik Pengujian Instrumen ....................................................... 55
H. Teknik Analisis Data Tes ............................................................. 61
I. Hipotesis Statistik ......................................................................... 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 67
A. Hasil Penelitian ............................................................................ 67
1. Hasil Pretest .......................................................................... 68
2. Hasil Posttest ......................................................................... 69
3. Rekapitulasi Data Hasil Belajar ............................................ 71
4. Hasil Uji Prasyarat ................................................................ 73
5. Hasil Uji Hipotesis ................................................................ 74
B. Pembahasan .................................................................................. 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 80
A. Kesimpulan................................................................................... 80
B. Saran ............................................................................................. 80
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 81
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tekanan dalam berbagai titik ............................................................ 32
Gambar 2.2 Prinsip Pompa Hidrolik ..................................................................... 33
Gambar 2.3 Gaya Apung....................................................................................... 35
Gambar 2.4 Tegangan Permukaan ........................................................................ 38
Gambar 2.5 Peristiwa Kapilaritas ......................................................................... 41
Gambar 2.6 Aplikasi Kapilaritas dalam Kehidupan Sehari-hari ........................... 42
Gambar 2.7 Kerangka Berpikir ............................................................................. 49
Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen............................................................................. 68
Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen............................................................................. 70
Gambar 4.3 Diagram Hasil Belajar Siswa Pretest dan Posttest Berdasarkan
Jenjang Kognitif Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ................ 72
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tingkatan Inkuiri menurut Standard for Science Teacher
Preparation .................................................................................... 10
Tabel 2.2 Tingkatan Inkuiri menurut Alan Colburn ...................................... 10
Tabel 2.3 Kegiatan Inkuiri untuk Meningkatkan Pembelajaran .................... 11
Tabel 2.4 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri ........................... 13
Tabel 2.5 Tahapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Eggen dan
Kauchak) ........................................................................................ 16
Tabel 2.6 Kelebihan Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri ...................... 18
Tabel 2.7 Syarat benda mengapung, tenggelam dan melayang ..................... 37
Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design ........................................... 51
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes .................................................................. 53
Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi Biserial ......................................... 56
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes .................................................. 57
Tabel 3.5 Interpretasi Reliabilitas .................................................................. 58
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes .............................................. 58
Tabel 3.7 Skala Taraf Kesukaran ................................................................... 59
Tabel 3.8 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes ..................................... 59
Tabel 3.9 Klasifikasi Daya Pembeda ............................................................. 59
Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes ........................................ 61
Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .............. 67
Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen ...................................................... 69
Tabel 4.3 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen ...................................................... 71
Tabel 4.4 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen ................................................................... 71
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest dan Posttest Siswa Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen ...................................................... 73
xiii
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Varian Pretest dan Posttest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen ...................................................... 74
Tabel 4.7 Hasil Uji T-Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .................. 75
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Perangkat Pembelajaran ....................................................... 87
1. RPP Kelas Eksperimen .................................................... 88
2. RPP Kelas Kontrol ........................................................... 113
3. LKS Kelas Eksperimen ................................................... 136
4. LKS Kelas Kontrol .......................................................... 162
Lampiran B Instrumen Penelitian .............................................................. 178
1. Instrumen Tes (Sebelum Validasi) .................................. 179
a. Kisi-kisi Instrumen Tes ............................................ 179
b. Instrumen Tes Uji Coba Penelitian ........................... 181
c. Soal Uji Coba Instrumen Tes ....................................... 208
2. Validasi Instrumen Tes ....................................................... 217
a. Kisi-kisi Instrumen Tes ............................................ 224
b. Instrumen Tes Uji Coba Penelitian ........................... 226
c. Soal Uji Coba Instrumen Tes ....................................... 241
Lampiran C Analisis Data Hasil Penelitian ............................................... 246
1. Hasil Pretest .................................................................... 247
2. Hasil Posttest ................................................................... 254
3. Uji Normalitas Hasil Pretest ............................................ 261
4. Uji Normalitas Hasil Posttest .......................................... 262
5. Uji Homogenitas Hasil Pretest ........................................ 263
6. Uji Homogenitas Hasil Posttest ....................................... 264
7. Uji Hipotesis Hasil Pretest .............................................. 264
8. Uji Hipotesis Hasil Posttest ............................................. 265
9. Data Presentase Ranah Kognitif ...................................... 267
Lampiran D Surat-Surat Penelitian ........................................................... 271
1. Lembar Observasi Pendahuluan ...................................... 272
2. Lembar Validasi Soal ...................................................... 275
3. Surat Permohonan Izin Penelitian ................................... 277
xv
4. Surat Keterangan Penelitian ............................................ 278
5. Lembar Uji Referensi ...................................................... 279
6. Daftar Riwayat Hidup ...................................................... 283
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisika merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan alam yang paling
mendasar, karena berhubungan dengan perilaku dan struktur benda.1 Fisika juga
merupakan ilmu yang lahir dan berkembang melalui langkah-langkah observasi,
perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui
eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep.2 Dengan
demikian proses pemahaman awal harus dilakukan sebaik mungkin agar tujuan
dari pembelajaran fisika dapat tercapai. Siswa dapat berperan aktif dan ikut serta
dalam pembelajaran untuk membangun sendiri pengetahuannya. Hal ini sesuai
dengan Piaget yang menyatakan bahwa setiap individu sejak kecil sudah memiliki
kemampuan untuk mengkonstruk pengetahuannya sendiri.3 Oleh karena itu, dalam
mempelajari fisika tidak dapat dengan langsung mentransfer konsep-konsep fisika
kepada siswa, karena siswa akan menyerap pengetahuan dari guru dan sumber
dari buku secara pasif, dengan demikian diperlukan suatu proses pembelajaran
ilmiah yang melibatkan siswa dalam suatu kegiatan pembelajaran yang diikuti
dengan kegiatan eksperimen untuk memahami sendiri konsep yang dipelajarinya
dengan mengutamakan proses, berupa penyelidikan yang melibatkan siswa dalam
proses pemecahan masalah.
Pemahaman konsep merupakan suatu hal yang komplek sebagai penunjang
mempelajari materi fisika. Walaupun fisika penting, sebagaian besar siswa
1 Douglas C.Giancoli, Fisika Jilid I (terjemahan), Terj. Yuhilza Hanum, (Jakarta:
Erlangga, 2001), h. 1. 2 Lia Nurmayani, Aris Doyan, dan Ni Nyoman Sri Putu Verawati, “Pengaruh Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik”, Jurnal Penelitian
Pendidikan IPA (JPPIPA), Vol. 4, No. 2, Juli 2018, h.24. 3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2010), h. 124.
2
memandang fisika sebagai pelajaran yang sulit dan tidak menarik.4 Salah satu
materi dalam pelajaran fisika adalah fluida statis. Materi fisika pada topik fluida
statis merupakan salah satu materi fisika yang sulit, dikarenakan oleh konsep-
konsep yang ada pada materi fluida statis.5 Seperti pada materi tekanan zat cair,
siswa belum pernah melihat secara langsung ketika suatu benda dengan luas
bidang tertentu dalam fluida memiliki tekanan.6 Siswa juga sering mengalami
konsepsi yang salah, salah satunya pada tekanan hidrostatis. Menurut Wijaya,
siswa menganggap tekanan hidrostatis memiliki tekanan yang lebih besar pada
tempat yang sempit, siswa juga percaya bahwa tekanan hidrostatis pada lubang
yang lebih luas maka tekanan hidrostatisnya semakin besar.7 Dari permasalahan
tersebut di mana siswa masih dirasa kurang pemahaman tentang konsep fluida
statis maka siswa akan merasa kesulitan dalam memecahkan masalah pada konsep
tersebut.
Permasalahan seperti di atas juga ditemukan saat studi pendahuluan di
salah satu sekolah di Kabupaten Sukabumi dengan mewawancarai guru dan
beberapa siswa. Di mana sebagian besar siswa beranggapan bahwa fisika itu
adalah pelajaran yang sulit dan tidak menarik, di mana salah satu konsep yang
dianggap sulit yaitu fluida statis. Hal ini didasarkan dari hasil belajar siswa pada
materi fluida statis terbukti masih rendah yaitu nilai rata-rata ulangan harian fluida
statis tahun ajaran 2017/2018 hanya sebesar 20-30% siswa yang mencapai KKM
dengan nilai rata-rata 55, di mana KKM yang digunakan untuk mata pelajaran
fisika yaitu 75. Hal tersebut tidak mengherankan karena metode pembelajaran
yang digunakan oleh guru masih belum cukup untuk memfasilitasi pemahaman
siswa terutama dalam memecahkan permasalahan yang sering ditemui dalam
kehidupan sehari-hari. Selama ini model pembelajaran yang lebih sering
digunakan adalah model pembelajaran langsung dengan metode ceramah, di mana
4 Ahmad Yadaeni, Sentot Kusairi, dan Parno, “Studi Kesulitan Siswa dalam Menguasai
Konsep Fluida Statis”, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA Pascasarjana UM, Vol 1,
2016, h. 59. 5 Ibid,.
6 Maliasih, Sulhadi, dan Nathan Hindaro. “Pengembangan Alat Peraga Kit Hidrostatis
untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Tekanan Zat Cair Pada Siswa SMP”, Unnes Physics
Education Journal, 2015, h. 51. 7 Ahmad Yadaeni, Sentot Kusairi, dan Parno, op. cit., h. 60.
3
di dalam proses pembelajaran mash didominasi oleh peran aktif guru dan siswa
masih kurang aktif, dengan kata lain pembelajaran masih bersifat teacher center
bukan student center.8 Siswa juga jarang mengajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan, bahkan ada siswa yang tidak pernah mengajukan pertayaan dan
menjawab pertanyaan yang diberikan guru karena rendahnya minat siswa dalam
belajar fisika.9 Karena beberapa permasalahan tersebut siswa merasa jenuh, bosan
dan kurang berminta terhadap mata pelajaran fisika.10 Hal ini menyebabkan
pengetahuan yang diperoleh siswa kurang bermakna, maka dari itu dibutuhkan
pembelajaran yang dapat membuat siswa antusias dalam pembelajaran dan
mampu memecahkan masalah yang diberikan oleh guru agar dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
Permasalahan di atas memerlukan solusi terbaik guna memperbaiki
kondisi pembelajaran fisika agar lebih bermakna dan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Berdasarkan pemaparan permasalahan di atas diperlukan model
pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa dalam
membangun pemahaman yang menekankan pada keaktifan siswa dalam belajar.
Penggunaan model pembelajaran yang inovatif dapat memberikan kesempatan
siswa untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Salah satu model pembelajaran
yang dapat digunakan adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan
video.
Inkuiri merupakan suatu proses bagi siswa untuk memecahkan masalah,
merencanakan dan melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data,
serta menarik kesimpulan.11 Pembelajaran inkuiri memiliki ciri-ciri di mana dalam
8 Roni Wahyuni, Hikmawati dan Muhammad Taufik, “Pengaruh Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing dengan Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Fisika Kelas XI IPA
SMAN 2 Mataram Tahun Pelajaran 2016/207”, Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 2016,
Vol II, No. 4 9 Shinta Surya Lasmita dan Sondang R. Manurung, “Pengaruh Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing Berbantuan Animasi Phet terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada
Materi Fluida Statis Kelas XI Semester II SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P”, Jurnal Inpafi, 2016,
Vol. 4, No. 4, h. 2-3. 10
Irma S. M. Tarigan, Rita Juliani, dan Juli Limbong, “Pengaruh Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa”, Jurnal
Pendidikan Fisika, 2018, Vol. 7, No. 1, h. 32. 11
Juniar Afrida, Adlim, dan A. Halim, “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Keterampilan Proses Sains Dan
4
proses pembelajarannya siswa mengkonstruk sendiri pemahamannya dengan
melakukan aktivitas eksperimen, dan penyelidikan (investigasi) terhadap konsep
yang sedang dipelajari. Pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan banyak
arahan kepada siswa yang belum terbiasa menggunakan pembelajaran inkuiri.
Pada model ini terdapat beberapa tahapan, diawali dengan tahap menyajikan
masalah, berhipotesis, merencanakan percobaan, malakukan percobaan,
menganalisis data dan menarik kesimpulan. Pada tahapan penyajian masalah guru
memberikan pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Gormally dkk, bahwa inkuiri terbimbing memberikan
arahan lebih banyak karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan pada tingkat
perkembangan kognitif yang digunakan dalam pemikiran abstrak.12
Model pembelajaran inkuiri mengajak siswa untuk menanya, meminta
keterangan atau penyelidikan sehingga siswa dapat belajar aktif secara mental dan
fisik.13 Dalam pembelajaran dapat terjadi komunikasi dua arah bahkan banyak
arah sehingga siswa berperan aktif dalam pembelajaran. Sehingga peran guru
hanya sebagai fasilitator, di mana siswa menemukan sendiri pemahamannya
sehingga dapat memaksimalkan hasil belajar. Dalam mencari informasi siswa
dapat melakukan suatu penyelidikan terhadap permasalahan yang diangkat.
Informasi yang diperoleh dapat dikumpulkan melalui pengamatan langsung pada
praktikum. Sehingga siswa dapat mengonstruk suatu konsep dan
mengaplikasikannya untuk menyelesaikan suatu pemasalahan yang berhubungan
dengan konsep tersebut. Jika dilihat dari pemaparan di atas aktivitas penyeledikan
dalam praktikum mampu memberikan pengalaman langsung kepada siswa, namun
penggunaan laboratorium di sekolah belum dioptimalkan.
Pembelajaran fisika melalui model pembelajaran inkuiri diharapkan siswa
dapat berperan aktif dalam membangun konsep berdasarkan pengalaman langsung
Minat Siswa Pada Pembelajaran Fluida Statis di SMA Negeri 11 Banda Aceh”, Jurnal Pendidikan
Sains Indonesia, 2015, Vol. 03, No.01, h. 94. 12
C. Gomally, dkk., Lessons Learned About Implementing an Inquiry-Based Curriculum
in a College Biology Laboratory Classroom, Journal of College Science Teaching, 2013, Vol. 40
(3), h. 46. 13
Wahyudin, dkk., “Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunakan
Metode Inkuiri Terbimbing”, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 2014, h. 59.
5
dibantu oleh metode diskusi dan praktikum. Pembelajaran yang bersifat student
center memberikan keleluasaan kepada siswa dalam mengasah bakat dan
kemampuannya dalam belajar. Berdasarkan pemaparan diatas, maka penulis
tertarik untuk mengangkat masalah ini dalam sebuah penelitian yang berjudul
“Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Video
Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Fluida Statis”.
A. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah-
masalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida statis masih rendah.
2. Dalam proses pembelajaran siswa hanya ditekankan pada pemahaman
matematis dan kurang dilibatkan dalam proses .
3. Model pembelajaran yang digunakan guru ialah model pembelajaran
langsung dengan metode ceramah yang bersifat teacher center.
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah pada
penelitian ini yaitu:
1. Konsep fisika yang diteliti adalah Fluida Statis
2. Hasil belajar fisika yang diukur, yakni hasil belajar pada ranah kognitif yang
mengacu pada taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Anderson, yang
meliputi kemampuan mengingat (C1), memahami (C2), dan menerapkan
(C3).
3. Tahapan inkuiri yang digunakan mengikuti tahapan yang diungkapkan oleh
Eggen dan Kauchak, yaitu menyajikan pertanyaan, merumuskan hipotesis,
merancang percobaan, melakukan percobaan, mengumpulkan dan
menganalisis data, dan membuat kesimpulan.
6
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang dan identifikasi masalah dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai yaitu “Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri
terbimbing berbantuan video terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep fluida
statis?”
D. Tujuan Penelitian
Tujuan akhir penelitian ini, yaitu untuk mengetahui pengaruh penerapan
model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video terhadap hasil belajar
siswa SMA pada konsep fluida statis.
E. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat,
diantaranya yaitu:
1. Guru
a) Meningkatkan kualitas dalam pembelajaran fisika khususnya pada materi
fluida statis melalui penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing
berbantuan video.
b) Menimbulkan kepedulian dan perhatian guru fisika terhadap pentingnya
pemilihan model dan media pembelajaran yang tepat.
2. Siswa
a) Meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam mempelajari fisika,
sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
b) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Meningkatkan
aktivitas belajar siswa.
3. Peneliti
a) Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman tentang model
pembelajaran yang bersifat student center.
b) Memberikan informasi ke peneliti lain, dan dapat menjadi referensi dalam
mengembangkan model pembelajaran berbantuan video yang lebih baik
lagi.
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Model Pembelajaran Inkuiri
a. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri
Model pembelajaran merupakan suatu pola atau perencanaan yang
digunakan untuk merencanakan pembelajaran di kelas. Istilah model pembelajaran
memiliki makna lebih luas dibandingkan strategi, metode dan prosedur. Model
pembelajaran mengarahkan pada pembelajaran yang membantu siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran.1 Suatu model pembelajaran memiliki ciri khusus
yang tidak dimiliki oleh strategi pembelajaran yaitu memiliki latar belakang yang
rasional, memiliki landasan pemikiran bagaimana siswa belajar, adanya aktivitas
pendidik yang terstruktur, dan pengaturan lingkungan agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai.2 Model pembelajaran memiliki empat ciri khusus. Ciri-ciri tersebut
adalah:3
1. Istilah model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran
luas dan menyeluruh.
2. Model-model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan
pembelajaran, sintaks dan sifat lingkungan belajarnya.
3. Sintaks dari model pembelajaran adalah pola yang menggambarkan urutan
alur tahap-tahap keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan
serangkaian kegiatan pembelajaran.
4. Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan sistem pengolahan dan
lingkungan belajar yang sedikit berbeda.
1 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2013), Cet 6, h. 22. 2 A. Wahab Jufri, Belajar dan Pembelajaran Sains, (Bandung: 2013), h.89.
3 Trianto, op. cit h.6-8.
8
Kata inkuiri dalam bahasa inggris inquiry, berarti bertanya, pemeriksaan
atau penyelidikan. Inkuiri sebagai proses umum yang dilakukan manusia dalam
mencari dan memahami rangkaian informasi. Informasi, pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat fakta-fakta
tetapi hasil menemukan sendiri.4 Secara umum, inkuiri merupakan proses yang
bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan
pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain
secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang
telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan
alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta
membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya.5 Dari beberapa penjabaran
tersebut, dapat disimpulkan bahwa inkuiri adalah pembelajaran yang melibatkan
siswa secara aktif dalam menemukan pengetahuan atau pemahaman, mulai dari
merumuskan suatu masalah, mengumpulkan data atau informasi, membuat
pertanyaan, membuat hipotesis, melakukan percobaa, menganalisis hasil
percobaan dan membuat kesimpulan.
Pembelajaran inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran
yang berbasis kontekstual di mana siswa diharapkan memiliki keterampilan
berpikir dari hasil menemukan sendiri. Menurut Alan Colburn menyatakan bahwa
inkuiri merupakan suatu pengolahan kelas di mana siswa dilibatkan secara aktif
melalui pemecahan masalah melalui diskusi, berpusat pada siswa dan aktivitas-
aktivitas yang dilakukan oleh siswa.6 Pendapat lain Rutherford dan Ahlgren
menyatakan pengertian inkuiri ilmiah tidak begitu saja diambil dari konteks
penyelidikan tertentu, tetapi inkuiri lebih tepat dikaitkan dengan tahapan-tahapan
yang mengarah pada pengetahuan ilmiah.7 Pembelajaran inkuiri mengajak siswa
untuk secara langsung terlibat proses ilmiah dalam jangka waktu yang relatif
4 Ibid, h. 114.
5 Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam
Kelas: Metode Landasan Teoritik-Praktis dan Penerapannya. (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya,
2010), cet ke-1, hal 104. 6 Alan Colburn, An Inquiry Primer, (California University: Science Scope, 2000), h.42.
7 Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.120.
9
singkat. Inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang
berorientasi pada siswa (student centered approach).8 Sehingga para siswa akan
memiliki peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran guna
mengkontruksi pengetahuannya sendiri.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa,
sehingga siswa dapat berperan aktif dalam menemukan dan memahami konsep
yang dipelajari. Hal ini secara langsung membuat siswa menjadi lebih percaya diri
dengan adanya langkahlangkah inkuiri tersebut.
b. Ciri-ciri Model Pembelajaran Inkuiri
Ada beberapa hal yang menjadi ciri-ciri model pembelajaran inkuiri yaitu
sebagai berikut:9
1) Model pembelajaran menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal
dalam mencari dan menemukan konsep.
2) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri, sehingga siswa diharapkan dapat menumbuhkan
rasa percaya diri.
3) Tujuan pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan
berpikirsecara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan pemikiran
sebagai bagian dari proses mental.
c. Jenis-jenis Model Pembelajaran Inkuiri
Standard for Science Teacher Preparation membedakan tingkatan inkuiri
kedalam 3 tingkatan, seperti pada tabel 2.1 di bawah ini, yaitu:10
8 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 223.
9 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Bandung: Kencana, 2008), h.196-197. 10
National Science Teachers Association, Standard for Science Teacher Preparation,
2016, p. 18, (www.nsta.org).
10
Tabel 2.1 Tingkatan Inkuiri menurut Standard for Science Teacher
Preparation
No. Tingkatan Inkuiri Guru Siswa
1 Discovery/
Structured Inquiry
mengidentifikasi
permasalahan dan proses
mengidentifikasi
alternatif hasil
2 Guide Inquiry mengajukan permasalahan mengidentifikasi dan
menyelesaikan
masalah
3 Open inquiry memaparkan konteks
penyelesaian masalah
mengidentifikasi dan
menyelesaikan
masalah
Menurut Alan Colburn membagi inkuiri menjadi 4 macam seperti pada
tabel 2.2 di bawah ini, yaitu sebagai berikut:11
Tabel 2.2 Tingkatan Inkuiri menurut Alan Colburn
No. Tingkatan Inkuiri Guru Siswa
1 Structured Inquiry Mengarahkan siswa dalam
melakukan percobaan
dengan terlebih dahulu
menentukan parameter dan
prosedur kerja beserta alat
dan bahan
Melakukan
percobaan dengan
menentukan
parameter dan
prosedur kerja beserta
alat dan bahan
2 Guided Inquiry Memberikan suatu tema
permasalahan dan
memberitahukan bahan-bahan
yang dibutuhkan, tetapi tidak
memberikan prosedur kerja
Menuliskan bahan-
bahan yang
dibutuhkan, tetapi
tidak memberikan
prosedur kerja
3 Free Inquiry Memberikan suatu tema
permasalahan
Memformulasikan
suatu permasalahan
dan menentukan
sendiri alat, bahan
dan prosedur kerjanya
11
Alan Colburn, loc. cit.
11
4 Learning Cycle Guru menyediakan
permasalahan sehingga siswa
dapat menemukan konsep
dengan konteks yang berbeda
Menemukan konsep
dengan konteks yang
berbeda
Untuk meningkatkan pembelajaran inkuiri dapat ditimbulkan dengan
kegiatan-kegiatan pada tabel 2.3 di bawah sebagai berikut:12
Tabel 2.3 Kegiatan Inkuiri untuk Meningkatkan Pembelajaran
No. Kegiatan Inkuiri Guru Siswa
1 Membimbing
kegiatan
laboratorium
Memberikan petunjuk yang
luas kepada siswa dan
sebagian besar
perencanaannya dibuat oleh
guru.
Melakukan kegiatan
penyelidikan untuk
menemukan konsep-
konsep atau prinsip-
prinsip yang
ditetapkan guru
2 Modifikasi inkuiri Menyediakan masalah-
masalah dan menyediakan
alat bahan yang diperlukan
untuk memecahkan masalah
secara perseorangan maupun
kelompok. Bantuan yang
diberikan berupa pertanyaan-
pertanyaan
Siswa berpikir dan
menemukan cara
penelitian yang tepat
3 Kebebasan inkuiri Mengundang siswa
melibatkan diri dalam
kegiatan kebebasan inkuiri
kemudian siswa
Mempelajari dan
mengerti tentang
bagaimana
memecahkan suatu
permasalahan dan
memperoleh
pengetahuan cukup
tentang mata
pelajaran tertentu lalu
siswa
mengidentifikasi dan
merumuskan macam-
12
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Rineka Cipta, 2012), Cet.ke- 8, h.77-
79.
12
macam masalah yang
akan dipelajari
4 Inkuiri pendekatan
peranan
Melibatkan siswa dalam
proses pemecahan masalah
yang cara-caranya serupa
dengan cara yang biasa
digunakan oleh ilmuan lalu
siswa diberi permasalahan
dan pertanyaan yang telah
direncanakan dengan teliti,
mengundang siswa dalam
kegiatan merancang
eksperimen, merumuskan
hipotesis, menetapkan
pengawasan dan seterusnya.
Memecahkan masalah
yang cara-caranya
serupa lalu siswa
merancang
eksperimen,
merumuskan
hipotesis, menetapkan
pengawasan dan
seterusnya.
5 Mengundang ke
dalam inkuiri
Menyiapkan proses kegiatan
melibatkan siswa dalam tim-
tim yang terdiri dari 4
anggota untuk memecahkan
masalah, masing-masing
anggota diberi tugas suatu
peran yang berbeda beda
seperti: koordinator tim,
penasihat teknis, merekam
data dan proses penilaian
Memecahkan
masalah, masing-
masing anggota diberi
tugas suatu peran
yang berbeda beda
seperti: koordinator
tim, penasihat teknis,
merekam data dan
proses penilaian
6 Teka-teki
bergambar
Guru memberikan teknik
yang digunakan untuk
motivasi dan mengambil
perhatian siswa dalam diskusi
kelompok kecil untuk
meningkatkan cara berpikir
kritis dan kreatif siswa.
Melakukan diskusi
kelompok
7 Synectics lesson Guru memusatkan pada
keterlibatan siswa dalam
membuat berbagai macam
bentuk kiasan supaya
membuka intelegensinya dan
mengembangkan daya
kreativitasnya
Siswa terlibat dalam
kegiatan dalam
membuat kiasan
untuk membuka
intelegensinya dan
mengembangkan
daya kreativitas
13
8 Kejelasan nilai-
nilai
Guru memberikan evaluasi
untuk mengetahui keuntungan
pendekatan ini terutama
menyangkut sikap, nilai-nilai
dan pembentukan self concept
siswa
Siswa menyelesaikan
evaluasi yang
diberikan oleh guru
d. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang menekankan pada
aktivitas siswa dalam menemukan jawaban dari suatu permasalahan. Hal ini
dikarenakan model pembelajaran inkuiri memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu
pada tabel 2.4 sebagai berikut:
2.4 Tabel Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri
No. Kelebihan13 Kelemahan14
1 Merupakan strategi pembelajaran
yang menekankan kepada
pengembangan aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik siswa
secara seimbang, sehingga
pembelajaran ini lebih bermakna.
Sulitnya mengontrol kegiatan siswa
dalam pembelajaran dan memantau
keberhasilan siswa.
2 Dapat memberi ruang kepada
siswa untuk belajar sesuai dengan
gaya belajar mereka.
Sulit dalam merencanakan
pembelajaran oleh karena terbenturnya
dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3 Dapat melayani kebutuhan siswa
yang memiliki kemampuan di
atas rata-rata.
Membutuhkan waktu yang panjang
untuk mengimplementasikannya.
4 Sesuai dengan pekembangan
psikologi pembelajaran yang
menganggap belajar adalah
proses perubahan tingkah laku
Selama kriteria keberhasilan belajar
ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka
pembelajaran akan sulit
13
Ibid., h.208. 14
Wina Sanjaya, loc.cit.
14
karena adanya pengalaman. diimplementasikan.
Selain itu Selain itu menurut Roestiyah keunggulan dari pembelajaran
inkuiri adalah dapat membentuk dan menggembangkan “self concept” pada diri
siswa, membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses
belajar yang baru, mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja sehingga dapat
bersifat objektif, jujur dan terbuka, mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan
merumuskan hipotesisnya sendiri, memberi kepuasan yang bersifat interinsik,
memberi stimulus siswa untuk belajar, memberikan kebebasan siswa sehingga
lebih mandiri, menghindari caracara belajar yang tradisional dan mengembangkan
bakat atau kecakapan siswa.
2. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
a. Pengertian Model Inkuiri Terbimbing
Model inkuiri terbimbing (Guide Inquiry) merupakan model pembelajaran
dengan tahapan mengacu pada tindakan utama guru yaitu mengajukan
permasalahan, siswa menentukan proses dan penyelesaian masalahnya.15 Sehingga
dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertindak secara aktif mencari
jawaban dari permasalahan yang diberikan oleh guru. Adapun menurut Massialas
inkuiri terbimbing merupakan metode pengajaran yang dapat membuat siswa
bergerak identifikasi masalah, berhipotesis, merumuskan hipotesis, pengumpulan
data, verifikasi hasil dan menarik kesimpulan.16 Model ini merupakan jenis model
yang menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas untuk membantu
siswa. Siswa dituntut untuk mengembangkan cara kerja dalam mencari jawaban
dari pertanyaan yang diberikan oleh guru.17
Kuhlthau, Maniotes, dan Caspari menyatakan bahwa inkuiri terbimbing
adalah inkuiri yang dibimbing oleh guru agar siswa mendapat pemahaman yang
15
Zulfiani, op.cit., h.122. 16
Bakke M. Matthew, dkk., A Study On The Effects of Guided Inquiry Teaching Method
On Students Achievement in Logic, International Researchers, Vol. 2 (1), 2013, 136. 17
Jufri, op.cit., h.98.
15
mendalam dan pandangan pribadi melalui berbagai sumber informasi.18 Pada
inkuiri terbimbing peran guru diubah menjadi pemandu, mereka bekerja sama
dengan siswa dalam mendefinisikan pertanyaan permasalahan dan memberikan
nasehat mengenai prosedur dan pelaksanaan. Siswa harus memiliki pengalaman
sebelumnya untuk dapat bekerja secara independen.19
Pembelajaran inkuiri terbimbing menjadikan guru seorang fasilitator yang
menentukan permasalahan, menyediakan segala sesuatu, fakta-fakta dan meminta
siswa untuk menentukan prosedur kerja, membuat generalisasi dan melaporkan
hasil.20 Adapun komponen-komponen inkuiri terbimbing menurut Igelsurd dan
Leonard terdapat empat macam yaitu pengenalan, bahan, prosedur dan diskusi.21
Keingintahuan akan mengarahkan siswa pada proses inkuiri karena dapat
memunculkan pertanyaan atau masalah serta usaha untuk menemukan jawaban
dari pertanyaan permasalahan. Bertanya adalah cara untuk menciptakan rasa ingin
tahu pada siswa. Oleh karena itu pendidik harus mampu menjadi penanya yang
baik dan bukan sekedar penjawab pertanyaan. Selain itu mereka dapat
memfasilitasi siswa dalam proses pencarian dan perumusan jawaban atas
pertanyaaan yang diberikan. Peranan aktif dari siswa sangat diperlukan agar dapat
terpenuhi tujuan dari pembelajaran tersebut. Aktivitas jasmani dan mental dapat
mendukung siswa dalam belajar. Aktivitas siswa dapat digolongkan ke dalam
beberapa hal seperti berikut ini:22
a. Aktivitas visual, seperti membaca, menulis, melakukan eksperimen dan
demonstrasi.
b. Aktivitas lisan seperti bercerita, membaca sajak, tanya jawab, diskusi dan
menyanyi.
18
Carol C. Kuhlthau, “Guide Inquiry: School Libraries in the 21th Century”, School
Libraries Worldwide, Vol. 16 (1), h. 23. 19
Josef Trna, dkk., “Implementation of Inquiry-Based Scince Education in Science
Teacher Training”, Journal of Education and Instructional Studies in the World, 2012, p. 201. 20
Jufri, op. cit., h. 97. 21
Irinoye, dkk. “Relative Effectiveness of Guided Inquiry and Demontration Methods on
Students Performance in Practical Chemistry in Secondary Schools in Osun State”, Nigeria.
Advances in Social Science Reaserch Journal, Vol. 2 (2). 2014. p. 22. 22
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), h 22.
16
c. Aktivitas mendengarkan, seperti mendengarkan penjelasan guru, ceramah dan
pengarahan.
d. Aktivitas gerak, seperti praktikum, melukis dan menari.
e. Aktivitas menulis, seperti mengarang, membuat makalah, dan menulis
hipotesis.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa inkuiri terbimbing
merupakan pembelajaran yang memberikan siswa kesempatan untuk berperan
aktif dalam mengontruk pemahamannya sendiri, memecahkan masalah dan
menentukan proses penyelesaiannya sendiri yang didapat dari beberapa sumber
informasi. Di mana guru hanya memilih topik atau bahasan, pertanyaan dan
menyediakan materi.
b. Tahapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Berikut tahapan pembelajaran inkuiri berdasarkan kemampuan yang
dinyatakan oleh Eggen dan Kauchak seperti pada tabel 2.5, sebagai berikut:23
Tabel 2.5 Tahapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Eggen dan Kauchak)
No. Kegiatan Inkuiri Guru Siswa
1 Mengajukan
pertanyaan
Guru memberikan suatu
fenomena dan mengajukan
permasalahan.
Siswa mengidentifikasi
masalah dan
mengelompokannya
2 Merumuskan
hipotesis
Guru membimbing siswa
dalam menentukan hipotesis
yang relevan dengan
permasalahan dan
memprioritaskan hipotesis
mana yang menjadi prioritas
penyelidikan
Siswa membentuk
hipotesis terkait
permasalahan yang
diberikan oleh guru
3 Merancang
percobaan
Guru membimbing siswa
mengurutkan langkah-
langkah percobaan
Siswa menentukan
langkah-langkah yang
sesuai dengan hipotesis
yang akan dilakukan
4 Melakukan Guru membimbing siswa Siswa melakukan
23
Trianto, op.cit., h.172.
17
percobaan mendapatkan informasi
melalui percobaan
percobaan
5 Mengumpulkan
dan menganalisis
data
Guru membimbing setiap
kelompok untuk
mengumpulkan dan
menganalisis data
Setiap perwakilan
kelompok
menyampaikan hasil
pengolahan data yang
terkumpul
6 Membuat
Kesimpulan
Guru membimbing setiap
kelompok untuk membuat
kesimpulan
Setiap kelompok
membuat kesimpulan
sementara berdasarkan
data yang diperoleh
c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Adapun kelebihan lain dari pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:24
1) Memberikan kebebasan siswa untuk belajar sendiri. Dapat membentuk dan
mengembangkan “Self Concept” pada peserta didik.
2) Membantu dan menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar
yang baru.
3) Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap
obyektif, jujur dan terbuka.
4) Mendorong siswa untuk berfikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri.
5) Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik.
6) Situasi prose belajar menjadi lebih merangsang.
7) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
8) Memberikan kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
9) Dapat menghindari siswa dari cara-cara belajar yang tradisional.
10) Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
24
Roestiyah N.K. Strategi Belajar Mengajar.(Jakarta: Rineka Cipta,2008). h 76-77.
18
Menurut Sudirman at. all dan Sriyono menyatakan kelebihan kelemahan
model pembelajaran inkuiri pada tabel 2.6, yaitu:
Tabel 2.6. Kelebihan Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri
No. Kelebihan Model Pembelajaran
Inkuiri25
Kelemahan Model Pembelajaran
Inkuiri26
1 Model pembelajaranmenjadi
berubah dari yang bersifat penyajian
informasi oleh guru kepada siswa
sebagai penerima informasi yang
baik tetapi proses mentalnya
berkadar rendah, menjadi pengajaran
yang menekankan kepada proses
pengolah informasi dengan kadar
proses mental yang lebih tinggi atau
lebih banyak.
Guru akan sulit mengontrol
kegiatan dan keberhasilan peserta
didik.
2 Pengajaran berubah dari teacher
centered menjadi student centered.
Guru tidak lagi mendominasi
sepenuhnya kegiatan belajar siswa,
tetapi lebih banyak membimbing dan
memberikan kebebasan kepada
siswa.
Perencanaan pembelajaran dengan
model ini sulit karena terbentur
dengan kebiasaan peserta didik
dalam belajar.
3 Proses belajar meliputi semua aspek
yang menunjang siswa menuju
kepada pembentukan manusia
seutuhnya.
Dalam mengimplementasikannya,
memerlukan waktu yang panjang,
sehingga guru sulit untuk
menyesuaikan dengan waktu yang
25
Sudirman at.all, “Ilmu Pendidikan”. (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1987) h. 169-
171. 26
Sriyono. Dkk, Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA, (Jakarta: Melton Putra, 1992),
hal.123.
19
ditentukan.
4 Metode ini dapat memperkaya dan
memperdalam materi yang dipelajari
sehingga retensinya (tahan lama
dalam ingatan) menjadi lebih baik.
Selama kriteria keberhasilan belajar
ditentukan oleh kemampuan peserta
didik dalam menguasai materi
pelajaran, model pembelajaran
inkuiri akan sulit
diimplementasikan oleh guru.
Inkuiri sebenarnya merupakan prosedur yang biasa dilakukan oleh
ilmuwan dan orang-orang yang memiliki motivasi tinggi dalam upaya memahami
fenomena alam, dengan memperjelas pemahaman, dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Secara umum media merupakan kata jamak dari “medium”, yang berarti
“perantara” atau “pengantar”.27 Kata Media dalam Bahasa Arab disebut wasail
bentuk jama’ dari wasilah yakni sinonim al-wasth yang artinya “tengah”. Kata
“tengah” itu sendiri artinya berada di antara dua sisi, maka disebut juga sebagai
“perantara” atau yang mengantarai kedua sisi tersebut.28 Media adalah alat bantu
apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan
pengajaran.29 Jadi, yang dimaksud dengan media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima.
Media dapat dijadikan sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar.
Sebagai alat bantu, media memiliki fungsi untuk membantu tercapainya tujuan
pengajaran. Media yang digunakan pada proses pembelajaran akan membantu
27 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Porses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2008), h. 163. 28
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung
Persada, 2010), Cet. ke-3, h.6. 29
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h. 121.
20
siswa menjadi lebih aktif sehingga dapat menghasilkan proses dan hasil belajar
yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran tanpa menggunaka media.30
Menurut Yudhi Munadi, media pembelajaran dapat dipahami sebagai
segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber
secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana
penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.31 Media
pembelajaran dapat diartikan sempit dan luas. Media pembelajaran dalam arti
sempit yaitu hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam
proses pembelajaran. Sedangkan dalam arti luas, media pembelajaran meliputi
seluruh media yang digunakan dalam proses pembelajaran, baik media yang
kompleks seperti media elektronik, maupun media yang sederhana seperti gambar
buatan guru.32
Media pembelajaran terdiri atas dua unsur, yaitu perangkat keras
(hardware) berupa peralatan atau sarana yang digunakan untuk menyajikan pesan
atau informasi kepada siswa dan perangkat lunak (software) berupa pesan yang
akan disampaikan oleh guru kepada siswa.33
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
merupakan segala sesuatu yang dapat membantu guru dalam menyampaikan
materi kepada siswa sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif dan tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Secara umum, fungsi media pembelajaran dibagi menjadi dua, yaitu
sebagai alat bantu dan sarana komunikasi. Media pembelajaran berfungsi sebagai
alat bantu agar dapat memperjelas materi yang disampaikan guru kepada siswa.
30
Ibid., h. 122. 31
Yudhi Munadi, Op. cit., h.7-8. 32 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2013),
Edisi Pertama, Cet. ke-6, h. 234. 33 Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Jogjakarta: Diva Press, 2011),
Cet. ke-1, h. 21.
21
Selain itu, media pembelajaran berfungsi sebagai sarana komunikasi dan interaksi
antara siswa dengan guru, serta interaksi antara siswa dengan media tersebut.34
Media pembelajaran memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:35
1) Sebagai sumber belajar, yakni sebagai segala macam sumber yang ada di luar
diri seseorang dan memudahkan terjadinya proses belajar.
2) Fungsi Semantik, yakni kemampuan sebuah media dalam menambah
perbendaharaan kata yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami
siswa.
3) Fungsi Manipulatif, yakni dapat mengatasi batas-batas ruang dan waktu serta
mengatasi keterbatasan inderawi.
4) Fungsi Psikologis
a) Fungsi anastesi, yakni media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian
(attention) siswa terhadap materi ajar.
b) Fungsi afektif, yakni menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan
atau penolakan siswa terhadap sesuatu.
c) Fungsi kognitif, siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan
memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili
objek-objek yang dihadapi, baik objek itu berupa orang, benda, atau
peristiwa.
d) Fungsi imajinatif, media pembelajaran dapat meningkatkan dan
mengembangkan imajinasi siswa.
e) Fungsi motivasi, media dapat berfungsi sebagai pendorong siswa untuk
melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
5) Fungsi Sosio-kultural, media pembelajaran dapat mengatasi hambatan
sosiokultural antarperserta komunikasi pembelajaran, karena media
pembelajaran memilik kemampuan dalam memberikan rangsangan yang
sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.
34 Dewi Salma dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana,
2007), Edisi Pertama, Cet. ke-2, h. 6-7. 35
Yudhi Munadi, Op. cit, h. 37-48.
22
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa secara garis besar
media pembelajaran berfungsi untuk memperjelas pesan yang disampaikan oleh
guru kepada siswa, mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indera,
memberikan gairah belajar, memungkinan siswa untuk belajar mandiri, dan
memberikan rangsangan yang sama kepada semua siswa.36
c. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Terdapat lima jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran,
yaitu:37
1) Media Visual, media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera
penglihatan yang terdiri atas media yang dapat diproyeksikan dan media yang
tidak dapat diproyeksikan yang biasanya berupa gambar diam atau gambar
bergerak.
2) Media Audio, media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif yang
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa untuk
mempelajari bahan ajar.
3) Media Audio-Visual, media yang merupakan kombinasi audio dan visual
(media pandang-dengar).
4) Kelompook Media Penyaji, Donald T.Tosti dan John R.Ball mengemukakan
bahwa media kelompok penyaji ini dikelompokkan dalam tujuh jenis, yaitu:
a) Kelompok kesatu: grafis, bahan cetak, dan gambar diam
b) Kelompok kedua: media proyeksi diam
c) Kelompok ketiga: media audio
d) Kelompok keempat: media audio-visual diam
e) Kelompok kelima: media gambar hidup/film
f) Kelompok keenam: media televisi
g) Kelompok ketujuh: multimedia
36 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan, dan Penilaian, (Bandung: Wacana Prima, 2009), h. 9. 37 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 143.
23
5) Media objek dan media interaktif berbasis komputer. Media objek merupakan
media tiga dimensi yang menyampaikan informasi tidak dalam bentuk
penyajian, melainkan melalui ciri fisiknya sendiri seperti ukurannya,
bentuknya, beratnya, susunannya, warnanya, fungsinya, dan sebagainya.
Media ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu media objek sebenarnya dan
media objek pengganti. Sementara itu, media interaktif berbasis computer
adalah media yang menuntut siswa untuk berinteraksi selain melihat maupun
mendengarkan.
d. Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran
Media merupakan salah satu sarana yang berguna untuk meningkatkan
kegiatan proses belajar mengajar. Media terdiri atas berbagai macam, karena
beranekaragamnya media tersebut, maka masing-masing media mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, memilih media pembelajaran
perlu dilakukan dengan cermat dan tepat agar dapat digunakan secara maksimal.
Drs. Sudriman dalam Syaiful Bahri mengemukakan beberapa prinsip pemilihan
media pembelajaran yang dibagi dalam tiga ketegori sebagai berikut:38
1) Tujuan pemilihan
Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan
pemilihan yang jelas, misalnya kepada siapa media ini akan disampaikan dan
untuk apa media ini digunakan. Tujuan pemilihan ini berkaitan dengan
kemampuan berbagai media.
2) Karakteristik media pembelajaran
Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari manfaatnya,
cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya. Guru harus dapat
memahami karakteristik yang dilimiliki oleh media yang akan digunakan agar
penggunaan media pembelajaran dapat bervariasi dan sesuai dengan materi
yang akan diajarkan.
3) Alternatif pemilihan media
38
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Op. cit., h. 126-127.
24
Guru harus dapat menentukan pilihan media mana yang akan digunakan
apabila terdapat media yang dapat dibandingkan untuk mengajar konsep yang
sama.
Selain prinsip pemilihan media pembelajaran yang telah diuraikan di atas,
agar media pembelajaran benar-benar digunakan untuk membelajarkan siswa,
maka harus memperhatikan prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran
berikut:39
1) Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran menjadi sorotan utama
dalam pemilihan media, karena media yang digunakan akan menentukan
tercapai dan tidaknya tujuan pembelajaran dengan baik.
2) Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran.
Artinya, media pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan
karakteristik materi yang akan diajarkan, karena setiap materi memiliki
karakteristik yang berbeda satu sama lain.
3) Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi
siswa.
Setiap siswa memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Guru harus
dapat menyesuaikan media pembelajaran yang akan digunakan dengan kondis
siswa.
4) Media yang akan digunakan harus memerhatikan efektivitas dan efisisensi.
Media yang digunakan tidak harus mahal dan bagus, tetapi harus efektif dan
efisien dalam penggunaannya.
5) Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam
mengoperasikannya. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan, karena
gurulah yang akan membimbing siswa untuk menggunakan media tersebut.
4. Media Video
a. Pengertian Media Video
39
Wina Sanjaya, Op. cit.,, h. 173-174.
25
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia video diartikan sebagai rekaman
gambar hidup atau program televisi.40 Dengan kata lain video merupakan
tayangan gambar yang bergerak yang disertai suara. Media video merupakan salah
satu media audio visual yang melibatkan indera pendengaran dan pengelihatan
dalam satu proses.38 Menurut Arief S. Sadiman video digunakan sebagai peralatan
pemain ulang (play back) dari suatu program (rekaman).41 Penyajian video dalam
memudahkan dalam memaparkan informasi, menjelaskan kosep-konsep yang
rumit, mengajarkan keterampilan, memperpanjang waktu dan mempengaruhi
sikap.42 Kemampuan video dalam memanipulasi waktu dapat mengajak siswa
untuk menjelajahi waktu dan tempat. Objek-objek yang terlalu kecil, terlalu besar,
berbahaya dan bahkan tidak dapat dikunjungi dapat disajikan melalui video.
Selain itu media video memiliki tujuan dalam penyampaian pembelajaran.
Adapun hubungan media video dengan tujuan pembelajaran sebagai berikut:43
1) Memberikan pengalaman tak terduga kepada siswa.
2) Memperlihatkan sesuatu yang awalnya tidak bisa dilihat.
3) Menampilkan studi kasus tentang kehidupan sebenarnya yang dapat memicu
diskusi.
4) Menunjukan penggunaan alat atau perkakas.
5) Memberikan pengalaman kepada siswa untuk merasakan suatu keadaan.
b. Kelebihan media video
Media video memiliki beberapa kelebihan dalam penggunaanya.
Kelebihan media video, sebagai berikut:44
1) Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.
2) Video dapat diulangi bila perlu menambah kejelasan.
40 Dendy Sugono, dkk., Kamus Bahasa Indonesia. (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional, 2008), h. 1608. 41
Yuhdi Munadhi, op.cit., h. 56. 42 Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran: Manual dan Digital.
(Bogor: Ghalia Indonesia,2013) h.64. 43 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta: Diva
Press, 2013), h.302. 44
Munadhi, op.cit., h. 127.
26
3) Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat.
4) Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa.
5) Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa.
6) Memperjelas hal-hal abstrak dan memberi gambaran yang lebih realistik
7) Mempengaruhi emosi seseorang.
8) Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan.
9) Semua siswa dapat belajar menggunakan video
10) Menumbuhkan motivasi dan minat dalam belajar.
11) Dengan video penampilan siswa dapat dilihat kembali dan dievaluasi.
Selain itu kelebihan video menurut Arief S. Sadiman sebagai berikut:45
1) Dapat menarik perhatian siswa.
2) Dengan alat perekam pita video, sejumlah besar penonton dapat memperoleh
informasi dari para ahli.
3) Demonstrasi yang sulit dapat dipersiapkan dan direkam sebelumnya sehingga
pada waktu mengajar guru dapat memusatkan perhatian siswa.
4) Menghemat waktu dan rekaman dapat di putar berulang-ulang.
5) Keras lemahnya suara dapat diatur dan disesuaikan.
6) Dapat mengamati objek yang sedang bergerak atau objek yang berbahaya.
7) Video dapat dihentikan untuk diamati dengan seksama.
8) Ruangan tidak perlu digelapkan untuk penyajiannya.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan kelebihan media video
adalah dapat mengatasi keterbatasan jarak dan waktu serta menjelaskan peristiwa
secara jelas sehingga dapat memotivasi siwa dalam proses pembelajaran.
c. Kekurangan Media video
Selain kelebihan yang dimiliki oleh video, media ini pun memiliki
kekurangan sebagai berikut:46
1) Perhatian penonton sulit dikuasai.
45
Sadiman, h. 74-75. 46
Ibid.
27
2) Sifat komunikasi bersifat satu arah dan harus diimbangi dengan pencarian
bentuk umpan balik yang lain.
3) Kurang mampu menampikan detail dari objek yang disajikan secara
sempurna.
4) Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.
5. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil panglamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.47 Menurut Wina
Sanjaya, belajar adalah proses berpikir yang menekankan pada proses pencarian
dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara individu dengan
lingkungan.48 Dalam penelitian-penelitian pendidikan sains mengungkapkan
bahwa belajar sains merupakan suatu proses konstruktif yang menghendaki
partisipasi aktif siswa.49
Menurut Gagne (1984), “belajar adalah suatu proses di mana suatu
organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”.50 Belajar merupakan
suatu proses perubahan tingkah laku individu sebagai akibat pengalamannya
dalam berinteraksi dengan lingkungan.51 Selain itu, belajar adalah tahapan
perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.52
Menurut Hilgard, belajar adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur
latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.
Sehingga belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari
47 Moh. Uzer Usman, op, cit., h. 4
48 Wina sanjaya, op, cit., h. 107
49 Ratna Willis Dahar, Teori-teori belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011),
h.152. 50
Ibid., h.2. 51
Rusman, op. cit.,h. 134. 52
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. 3,
h.68.
28
pengalaman dan latihan.53 Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya
perubahan perilaku pada individu, sehingga perubahan inilah yang merupakan
hasil belajar.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan perubahan tingkah laku yang
diperoleh dari serangkaian pengalaman yang dialami seseorang, sehingga
merubah cara berpikir dan cara berinteraksi dengan orang lain.
b. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah “kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya”.54 Selain itu, hasil belajar merupakan hasil dari
suatu interaksi tindak belajar dan mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar
diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.55
Hasil belajar ini seringkali digunakan untuk mengetahui kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Pada hakikatnya, hasil
belajar adalah perubahan tingkah laku seperti bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik.56 Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan seperti
pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional,
hubungan sosial, jasmani, budi pekerti (etika), sikap, dan lain-lain.57
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah perubahan perilaku, bertambahnya pengetahuan, dan kemampuan
keterampilan yang dimiliki siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar yang
diberikan guru sehingga siswa menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.
Benyamin Bloom, mengklasifikasikan kemampuan hasil belajar kedalam
tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Dalam
53
Wina Sanjaya, op.cit.,h. 112. 54
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), h.22. 55
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 3. 56
Sudjana, op. cit., h. 3. 57
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 38.
29
penelitian ini, penulis hanya akan mengungkapkan hasil belajar ranah kognitif
saja. Kategori-kategori dalam ranah kognitif ini adalah:58
1) Mengingat (Recalling)
Mengingat adalah pengetahuan yang berasal dari ingatan jangka panjang.
Mengingat merupakan kategori paling rendah. Terdapat dua proses kognitif
mengingat, yaitu mengenali dan menggali kembali.
2) Memahami (Understand)
Memahami adalah penyusunan makna dari pesan pembalajaran berupa lisan,
tulisan atau grafik melalui pengajaran, buku atau layar komputer. Siswa dapat
menghubungkan pengetahuan lama dan pengetahuan baru yang mereka
dapatkan. Proses kognitif dalam kategori memahami, meliputi, menafsirkan,
mencontohkan, merangkum, menyimpulkan, mengklasifikasi,
membandingkan dan menjelaskan.
3) Mengaplikasikan (Apply)
Mengaplikasikan adalah kegiatan memecahkan masalah atau soal latihan
dengan langkah-langkah tertentu. Proses kognitif mengaplikasikan
diantaranya, yaitu mengeksekusi dan mengimplementasikan.
4) Menganalisis (Analyze)
Menganalisis merupakan proses pemecahan materi menjadi bagian kecil dan
menentukan hubungan antarbagian serta secara keseluruhannya. Kategori
proses menganalisis meliputi proses kognitif, yaitu membedakan,
mengorganisasi dan mengatribusikan.
5) Mengevaluasi (Evaluate)
Mengevaluasi adalah membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar
yang telah ditentukan. Kategori proses mengevaluasi meliputi proses kognitif,
yaitu memeriksa dan mengkritik.
6) Mencipta (Create)
58
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen (Jakarta: PustakaPelajar, 2010), cet 1, h. 99-133.
30
Mencipta merupakan proses penyusunan elemen-eleman menjadi sebuah
keseluruhan yang saling berhubungan. Kategori proses mencipta meliputi
proses kognitif, yaitu merumuskan, merencanakan dan memproduksi.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang
didapat melalui pengalaman belajar. Hasil belajar mempunyai peran penting
dalam proses pembelajaran. Ketercapaian tujuan-tujuan pembelajaran dapat
tercapai dengan poses penilaian hasil belajar yang dapat memberikan informasi
kepada guru tentang perkembangan siswa.59
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita
bedakan menjadi tiga macam, yaitu:60
1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yaitu keadaan/kondisi jasmani dan
rohani siswa;
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi lingkungan di yang
berada sekitar siswa;
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaitu usaha belajar siswa
berupa strategi dan metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran
materi-materi pelajaran.
6. Fluida Statis
Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Istilah fluida digunakan untuk zat
cair dan gas.61 Secara khusus, fluida didefinisikan sebagai zat yang berdeformasi
(mengalir) terus-menerus selama dipengaruhi suatu tegangan geser.62 Perbedaan
zat cair dengan gas terutama terletak pada kompresibilitasnya. Zat dapat dengan
mudah dideformasi (tetapi tidak mudah dimampatkan) dan dapat dituangkan
59
Rusman, Pembelajaran Tematik Terpadu Teori, Praktik dan Penilaian, (Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada, 2015), cet. 1, h. 67. 60
Muhibbin Syah, op. cit., h. 145-146. 61
Hugh D. Young dan Roger A. Freedman, Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 1,
(Jakarta: Erlangga, 2001), h. 424. 62
Bruce R. Munsun, Donald F. Young dan Theodore H. Okiishi, Mekanika Fluida Edisi
Keempat Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2003), h. 4.
31
kedalam bejana atau dipaksa melalui sebuah tabung. Gas-gas (udara, oksigen, dan
lain-lain) memiliki jarak molekul yang dapat diabaikan, sehingga gas sangat
mudah dideformasi (dan dimampatkan) dan akan mengisi secara penuh volume
suatu bejana di mana gas tersebut ditempatkan.63 Zat cair memiliki volume tetap,
akan tetapi bentuknya berubah sesuai wadahnya, sedangkan gas tidak memiliki
bentuk maupun volume yang tetap. Karena zat cair dan gas tidak mempertahankan
bentuk yang tetap sehingga keduanya memiliki kemampuan untuk mengalir.64
Dalam fluida statis ini membahas mengenai fluida dalam keadaan diam. Untuk
lebih jelasnya, perlu memahami dahulu besaran paling penting dalam fluida statis.
a. Massa Jenis
Salah satu sifat yang penting dari suatu bahan adalah densitas (density)-
nya, didefinisikan sebagai massa persatuan volume.65 Dirumuskan sebagai
berikut:
(2.1)
di mana m adalah massa benda dan V merupakan volumenya. Massa jenis
merupakan sifat khas dari suatu zat murni. Benda-benda yang terbuat dari unsur
murni, seperti emas murni, bisa memiliki berbagai ukuran atau massa, tetapi
massa jenis akan sama untuk seluruhnya.66
b. Tekanan Hidrostatik
Tekanan dalam fisika didefinisikan sebagai gaya persatuan luas, di mana
gaya (F) dipahami bekerja tegak lurus terhadap permukaan luas (A).67 Secara
matematis tekanan dirumuskan dengan persamaan berikut:
(2.2)
Keterangan:
63
Ibid,. 64
Douglas C. Giancoli, Fisika Jilid I Edisi Kelima, (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 324. 65
Young, loc.cit. 66
Giancoli, op.cit., h. 325. 67
Ibid., h. 326.
32
P = Tekanan (Pa)
F = Gaya tekan (N)
A = Luas bidang tekan (m2)
Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang dialami oleh sebuah benda jika
benda tersebut berada pada kedalaman h dari permukaan air di dalam fluida.68
Seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1 tekanan hidrostatik dapat berbeda-beda
tergantung letak suatu titik di dalam air, semakin dalam letak suatu titik di dalam
air, maka semakin besar tekanan hidrostatik pada titik tersebut.
Gambar 2.1. Semakin dalam benda akan mengalami tekanan semakin besar
Pada Gambar 2.1 tekanan di titik B lebih besar daripada tekanan di titik
A, sedangkan tekanan di titik C lebih besar daripada tekanan di titik B. Pada
dasarnya tekanan hidrostatik adalah tidak lain dari tekanan akibat gaya berat
sejumlah air yang berada di atas. Karena massa jenis dari air adalah
. Pada
kedalaman h dasar wadah (seperti gambar di samping) akan mengalami gaya berat
sebesar:
(2.3)
(2.4)
di mana
(2.5)
(2.6)
68
Mohammad Ishaq, Fisika Dasar Edisi 2, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 304.
33
Sehingga didapat tekanan pada kedalaman h adalah:
(2.7)
Keterangan:
massa jenis (kg.m-3
)
tekanan hidrostatik (Pa)
kedalaman benda diukur dari permukaan fluida (m)
percepatan gravitasi (m.s-2
)
Tekanan total dari benda yang mengalami tekanan hidrostatik juga
melibatkan faktor tekanan dari udara di atas air ( ) tersebut, sehingga tekanan
total:
(2.8)
*Perlu diingat bahwa ketinggiaan yang sama setiap titik memiliki tekanan yang
sama, begitupun bentuk bejana tidak perpengruh.
c. Prinsip Pascal
Jika tekanan ditambahkan pada fluida, misalnya dengan sebuah piston
maka tekanan tambahan tersebut akan diteruskan ke semua arah tanpa berkurang.
Sifat ini diamati oleh Blaise Pascal (1623-1662) yang kemudian dirumuskan
dalam Hukum Pascal sebagai berikut:69
“Jika kita melakukan tekanan pada suatu fluida dalam ruang tertutup,
maka tekanan itu akan diteruskan ke semua arah dan sama besar tanpa
berkurang.”
Banyak peralatan yang dibuat berdasarkan Hukum Pascal, diantaranya
pengangkat hidrolik. Perhatikan bejana pada Gambar 2.2, luas penampang kaki
kiri adalah A1 dan luas penampang kaki kanan adalah A2.
69
Ibid., h. 306.
𝑷𝒉 𝑷𝟎 + 𝝆 𝒈 𝒉
34
Gambar 2.2. Prinsip pompa hidrolik
Berdasarkan Gambar 2.2 jika tekanan diberikan oleh gaya F1 oleh piston
sebelah kiri pada bidang seluas A1, maka tekanan tersebut akan diteruskan oleh
fluida ke segala arah termasuk pada piston kedua di sebelah kanan dengan luas
sebesar A2. Karena menurut hukum Pascal tekanan diteruskan ke segala arah tanpa
berkurang sedikitpun, maka:
atau: (2.9)
karena A2>A1, maka F2>F1, sehingga kita akan mendapatkan gaya angkat di A2
lebih besar dari gaya yang diberikan di A1. Ini berarti jika kita memberikan gaya
yang lebih kecil pada luas penampang yang lebih kecil, maka kita akan
mendapatkan gaya angkat yang lebih besar pada luas penampang yang lebih besar
juga. Keuntungan inilah yang dimanfaatkan dalam pompa hidrolik yang
digunakan untuk mengangkat benda-benda seperti mobil.
d. Prinsip Archimedes
Prinsip Archimedes yaitu ketika sebuah benda seluruhnya atau sebagian
dimasukkan ke dalam zat cair, cairan akan memberikan gaya ke atas pada benda
setara dengan berat cairan yang dipindahkan benda.70
70
Young, loc.cit. h. 429.
𝐹2
𝐴2
𝐹1
𝐴1
𝐹2 𝐹1
𝐴2
𝐴1
35
Jika kita mencelupkan sebuah benda ke dalam air maka benda tersebut
akan mengalami gaya yang arahnya ke atas permukaan air. Ketika benda tercelup
ke dalam air, benda tersebut mengalami seuatu gaya yang dinamakan gaya apung
(buoyant force).
gaya apung berat fluida yang dipindahkan
Seperti ditunjukkan pada Gambar 2.3 sebuah benda ketika dicelupkan ke dalam
air, benda tersebut mengalami dua keadaan di mana salah satu permukaannya
tercelup dan permukaan lainnya terapung.
Gambar 2.3. Sebuah benda yang tercelup ke dalam zat cair memiliki dua
buah gaya yaitu gaya apung dan gaya berat
Gaya yang dialami benda pada Gambar 2.3 di atas yaitu gaya apung dan
gaya berat di mana gaya apung selalu mengarah ke atas permukaan air, sedangkan
gaya berat selalu mengarah ke bawah pusat gravitasi.
Gaya apung suatu benda dengan volume V yang sepenuhnya terendam
dalam sutua fluida dengan massa jenis adalah , dan berat benda tersebut
adalah , di mana adalah massa jenis benda. Oleh karena itu, gaya total ke
atas pada benda yang terendam adalah:71
(2.10)
Keterangan:
71
Frederick J. Bueche dan Eugene Hecht, Fisika Universitas Edisi Kesepuluh, (Jakarta:
Erlangga, 2006), h. 104.
36
karena benda di dalam fluida memiliki berat juga, di mana berat benda adalah:
(2.11)
Keterangan:
W = gaya berat benda (N)
m = massa benda (kg)
g = gaya gravitasi benda (m.s-2
)
Hukum Archimedes berbunyi:
“Setiap benda yang terbenam seluruhnya atau sebagian dalam suatu fluida
sama dengan berat volume fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut”.
Dengan kata lain gaya apung pada suatu benda yang dicelupkan dalam
suatu fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda
tersebut”.72
Suatu benda akan tenggelam, melayang dan mengapung hanya ditentukan
oleh massa jenis rata-rata benda dan massa jenis zat cair. Jika massa jenis rata-rata
benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair, benda akan mengapung
dipermukaan zat cair. Jika massa jenis rata-rata benda lebih besar daripada massa
jenis zat cair, benda akan tenggelam di dasar wadah zat cair. Jika massa jenis rata-
rata benda sama dengan massa jenis zat cair, benda akan melayang dalam zat cair
di antara permukaan dan dasar wadah zat cair. Syarat benda tenggelam, melayang
dan mengapung dapat dilihat pada tabel 2.7 di bawah ini!
72
D. Tamara Dirasutisna, Dasar-dasar Fisika Mekanika dan Fisika Fluida, (Jakarta:
Universitas Trisakti, 2010), h 178
37
Tabel 2.7. Syarat benda mengapung, tenggelam dan melayang
Syarat Massa jenis
Perbandingan antara
gaya apung dan gaya
berat
Gambar
Tenggelam
Melayang
Mengapung
Syarat benda yang tercelup pada tabel 2.5 mengalami peristiwa
tenggelam, melayang dan mengapung yang dijelaskan berdasarkan konsep gaya
apung dan berat benda. Pada suatu benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya
dalam zat cair bekerja gaya apung (Fa). Dengan demikian pada benda yang
tercelup dalam air bekerja dua gaya, yaitu gaya apung (Fa) dan gaya berat (w). Di
mana ketika benda tenggelam maka gaya apung benda akan lebih kecil dari gaya
berat benda, sedangkan benda yang melayang gaya apung bendanya akan sama
dengan berat bendanya, dan benda yang mengapung memiliki gaya apung benda
yang lebih besar dari berat bendanya.
e. Tegangan Permukaan
Penjepit kertas dapat diam di atas permukaan air meskipun memiliki
densitas beberapa kali densitas air. Beberapa serangga dapat berjalan di atas
permukaan air, kaki mereka membuat lekukan pada permukaan air tapi tidak
38
masuk ke dalamnya. Fenomena tersebut merupakan contoh tegangan
permukaan.73
Sebuah pipet (penetes obat cair) akan mengeluarkan fluida setetes demi
setetes dan tidak mengalir, sebatang jarum yang diletakan di permukaan air tidak
akan tenggelam dan lalat yang hinggap pada permukaan air pun tidak tenggelam
adalah beberapa gejala tegangan permukaan yang sering kita jumpai.74 Sebagai
contoh, tetesan zat cair cenderung membentuk luas permukaan yang kecil. Seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.4 gaya kohesi yang besar menyebabkan tetesan air
cenderung memperkecil luas permukaannya.
Gambar 2.4. Tetesan air cenderung memperkecil luas permukaannya
Tegangan Permukaan (surface tension) (huruf Yunani “Gamma”) dalam
lapisan didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan permukaan F
dengan panjang d di mana gaya bekerja:75
(2.12)
Dalam hal ini, d = 2l dan,
(2.12)
Tegangan permukaan adalah gaya per satuan panjang. Satuannya dalam
SI adalah Newton per meter (N/m), tetapi satuan cgs, dyne per centimeter
(dyn.cm-1
) lebih sering digunakan:
1 dyn.cm-1
= 10-3
N.m-1
= 1 mN.m-1
Keterangan:
73
Hugh D. Young dan Roger A. Freedman, Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid,
(Jakarta: Erlangga, 2001), h. 431. 74
Mohammad Ishaq, Fisika Dasar Edisi 2, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 320. 75
Ibid,.
39
= tegngan permukaan (N.m-1
)
= gaya (N)
= panjang permukaan benda (m)
f. Viskositas
Viskositas suatu fluida adalah ukuran berapa besar tegangan geser
dibutuhkan untuk menghasilkan laju geser satu. Satuannya adalah satuan tegangan
per satuan laju geser atau Pa.det dalam SI. Satuan SI yang lain adalah N.det.m-2
(atau kg.m-1
.det).76
Viskositas adalah gesekan internal fluida.77
Viskositas adalah ukuran
kekentalan suatu fluida atau juga bisa dikatakan viskositas adalah besaran yang
menunjukkan berapa besar diperlukan suatu gaya (tegangan geser) untuk
menghasilkan pergeseran (regangan geser). Makin kental suatu fluida maka
viskositasnya semakin besar pula.78 Fluida akan mengalami perbedaan, semakin
kental (viscous) fluidanya, semakin besar gaya yang diperlukan. Benda yang
bergerak semakin cepat sampai mencapai kecepatan terminal yang konstan, pada
saat kecepatan terminal tercapai, gaya-gaya yang bekerja pada benda adalah
seimbang.
Devisini viskositas (viscosity) fluida, dinotasikan dengan (eta) sebagai
rasio tegangan geser, F/A, dengan laju regangan:79
∑
+ +
(2.14)
Jika massa jenis benda ( ), massa jenis fluida ( ), dan volume benda ( ), gaya
keatas
76
Hecht, op.cit., h. 112. 77
Freedman, op.cit., h. 443 78
Ishaq, op.cit., h 318. 79
Freedman, op.cit.,h 318.
40
di mana berat benda .
di mana untuk gaya gesek 6 (benda dianggap berbentuk bola)
dengan memasukkan besar ketiga gaya tersebut ke dalam (per.1) kita peroleh:
6 .
6 (2.15)
Kecepatan terminal dalam fluida kental dipeeoleh persamaan:
6
(2.16)
untuk benda berbentuk bola dengan jari-jari r, volume benda
, sehingga:
43 3
6
(2.17)
Kecepatan terminal dalam fluida kental
2
9
2
(2.18)
Keterangan:
= kecepatan benda (m.s-1
)
= gravitasi (10 m.s-2
)
= jari-jari kelereng (m)
= koefisien viskositas fluida (N.s.m-1
)
⍴b = massa jenis kelereng (kg.m-3
)
⍴f = massa jenis fluida (kg.m-3
)
g. Kapilaritas
Peristiwa meresapnya air melalui celah-celah kecil merupakan gejala
kapilaritas. Kapilaritas sendiri disebabkan oleh gaya adanya adhesi dan gaya
41
kohesi. Gaya adhesi adalah gaya tarik-menarik antar molekul yang berbeda
jenisnya, sedangkan gaya kohesi yaitu gaya tarik-menarik antar molekul yang
sama. Untuk lebih memudahkan kalian pada pemahaman gaya adhesi dan gaya
kohesi, perhatikan gambar 2.5 di bawah untuk membedakan antara gaya adhesi
dengan gaya kohesi.
Gambar 2.5. Ketika bidang batas air dan merkuri bertemu dengan permukaan
padat, pertemuan itu umumnya membentuk kurva ke atas atau kurva ke bawah di
dekat permukaan.
Pada gambar 2.5 jika air merkuri dimasukkan ke dalam gelas kaca,
maka permukaan merkuri dalam gelas akan melengkung ke bawah pada bagian
yang menempel di dinding kaca. Jika pada kelengkungan permukaan air merkuri
ditarik garis lurus maka garis ini akan membentuk sudut terhadap dinding
vertikal. Sudut tersebut disebut sudut kontak merkuri dengan dinding kaca sebesar
90o < < 180
o. Jika air yang dimasukan ke dalam tabung kaca, permukaan air di
dalam tabung akan melengkung ke atas pada bagian yang menempel di dinding
kaca. Pada kasus ini gaya kohesi lebih kecil dari gaya adhesi. Jika pada
kelengkungan air ke atas ditarik garis lurus, maka garis ini akan membentuk sudut
terhadap dinding vertikal. Sudut kontak air pada tabung tersebut merupakan
sudut lancip ( < 90o ).
Pada gejala kapilaritas, air dalam pipa kapiler dapat naik karena adanya
adhesi antara partikel air dengan kaca lebih besar daripada kohesi yang dialami
oleh air.
Gejala kapilaritas dapat dirumuskan sebagai berikut:
(2.19)
42
Di mana
, jadi
2 (2.20)
sedangkan , di mana
(2.21)
Jadi untuk persamaan kapilaritas didapat yaitu:
2
(2.22)
Keterangan:
= kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler (m)
= tegangan permukaan (N.m-1
)
= sudut kontak
= jari-jari pipa kapiler (m)
= massa jenis zat cair (kg.m-3
)
Contoh aplikasi dari kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
1) Naiknya air melalui akar
pohon
2) Naiknya minyak melalui sumbu
kompor
2 𝛾 𝑐𝑜𝑠𝜃
𝜌𝑔𝑟
43
Gambar 2.6 aplikasi dari kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Berikut ini adalah beberapa penelitian yang relevan terkait penelitian
yang akan dilaksanakan oleh peniliti, diantaranya sebagai berikut:
1. Lia Nurmayani, Aris Doyan, dan Ni Nyoman Sri Putu Verawati (2018),
melakukan penelitian tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik” dengan populasi
kelas XI MIA SMAN 6 Mataram, sampel siswa kelas XI MIA 1 kelas
eksperimen dan XI MIA 2 kelas kontrol. Jenis penelitian ini adalah quasi
experiment dengan desain penelitian kelompok non-ekuivalen. Pengambilan
sampel menggunakan teknik purposive sampling, menyimpulkan bahwa
model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap hasil belajar
fisika peserta didik. Hasil analisis data menghasilkan signifikansi 0,016. Jika
ditentukan taraf signifikansi sebesar 0,05 maka 0,016 < 0,05. 80
2. Wildah Maulidatul Hosnah, Sudarti, dan Subiki (2017), melakukan penelitian
tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Hasil
Belajar Fisika Di SMA.” metode penelitian menggunakan purposive sampling
area, ddengan populasinya seluruh kelas X semester ganjil tahun 2016/2017,
sampel yang digunakan kelas X2 (kelas eksperimen) dan X1 (kelas control).
Desain penelitian ini adalah post-test only control group design. Berdasarkan
hasil analisis uji komparasi menggunakan Uji Independent Sample T-test (uji
parametrik) dengan bantuan SPSS 22 didapatkan bahwa aktivitas belajar
siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan nilai Sig.(1-tailed)
80
Lia Nurmayani1, Aris Doyan2, dan Ni Nyoman Sri Putu Verawati, “Pengaruh Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik”, Jurnal Penelitian
Pendidikan IPA (JPPIPA), Vol. 4, No. 2, 2018, h. 6.
44
lebih kecil dari α 0.05 yaitu 0.000. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa model inkuiri terbimbing berpengaruh signifikan terhadap aktivitas
belajar fisika siswa di SMA.81
3. Ahmad Yadaeni, Sentot Kusairi dan Parno (2016), melakukan penelitian
tentang “Studi Kesulitan Siswa dalam Menguasai Konsep Fluida Statis.”
Metode yang digunakan adalah survey dengan instrument tes esai tentang
materi fluida statis. Partisipan yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah
satu kelas dnegan jumlah siswa yang terdapat dalam satu kelas yaitu 33 siswa.
Presentase kesulitasn siswa pada bahasan tekanan hidrostatis pada bejana
berhubungan yaitu 39%, untuk bahasan tekanan massa jenis air dan minyak
yaitu 74%, bahasan tekanan hidrostatis pada akuarium yaitu 61%, bahasan
tekanan hidrostatis pada bejana berhubungan yaitu 35%, bahasan hukum
Archimedes yaitu 67% dan bahasan prinsip Pascal yaitu 42%. Persentase
tersebut menunjukkan bahwa siswa masih mengalami kesulitan pada materi
fisika khususnya pada topik tekanan hidrostatis dan prinip pascal. Dari hasil
presentase tersebuut dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasan konsep siswa
dalam menguasai konsep fluida statis tergolong dalam kategori rendah
dengan rerata 49,51% pada skala 0-100.82
4. Roni Wahyuni, Hikmawati, dan Muhammad Taufik (2016), melakukan
penelitian tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan
Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA
SMAN 2 Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017.” Penelitian termasuk
penelitian eksperimen semu, dengan desain penelitian menggunakan pre-test
and post-test control group design. Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan sampel seluruh kelas
XI IPA SMAN 2 Mataram. Sampel untuk kelas eksperimen berjumlah 39
siswa dan kelas control berjumlah 37 siswa. Hasil analisis uji hipotesis pada
81
Wildah Maulidatul Hosnah, Sudarti, dan Subiki, “Pengaruh Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing terhadap Hasil Belajar Fisika Di SMA”, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 6, No.
2, 2017, h. 5. 82
Wildah Maulidatul Hosnah, Sudarti, dan Subiki, “Pengaruh Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing terhadap Hasil Belajar Fisika di SMA”, Jurnal Prosidium Semnas Pendidikan
IPA PAscasarjana UM, 2016, Vol. 1, h. 64.
45
taraf signifikansi 5% diperoleh thitung = 6,27 lebih besar dari ttabel = 1.993. Hal
ini menunjukkan bahwa hasil belajar fisika siswa yang menggunakan model
pembelajaran inkuiri terbimbing degan metode eksperimen memberikan
pengaruh lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional
pada materi elastisitas dan hukum Hooke.83
5. Shinta Surya Lasmita dan Sondang R. Manurung (2016), melakukan
penelitian tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri terbimbing
Berbantuan Animasi Phet terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada
Materi Fluida Statis Kelas XI Semester II SMA Negeri Bantang Kuis T.”
Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan desain two
group pre-test dan posttest. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara
cluster random sampling dengan mengambil dua kelas dari empat kelas yaitu
kelas XI-IPA2 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 34 orang dan kelas
XI-IPA3 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 34 orang. Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 25,82 dan
kelas kontrol adalah 22,38. Setelah pembelajaran selesai diberikan posttest
dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 79,05 dan kelas kontrol 72,08. Dari
hasil uji t diperoleh thitung = 2,55 sedangkan ttabel = 1,67. Karena thitung >
ttabel (2,55>1,67) maka Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan animasi Phet terhadap
aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi fluida statis kelas XI semester II
SMA Negeri Bantang Kuis T.84
6. Irma S. M. Tarigan, Rita Juliani, dan Juli Limbong (2018), melakukan
penelitian tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri terbimbing untuk
Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa”. Jenis penelitian
yang dilakukan adalah quasi experiment dengan rancangan Control Group
83
Roni Wahyuni, Hikmawati, dan Muhammad Taufik, “Pengaruh Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing dengan Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA
SMAN 2 Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017”, Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, Vol. II,
No, 4, 2016, h. 168. 84
Shinta Surya Lasmita dan Sondang R. MAnurung, “Pengaruh Model Pembelajaran
Inkuiri terbimbing Berbantuan Animasi Phet terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada
Materi Fluida Statis Kelas XI Semester II SMA Negeri Bantang Kuis T”, Jurnal Inpafi, 2016, Vol.
4, No. 4, h. 5.
46
Pretest-Posttest Design. Penelitian dilakukan di SMA Swasta Katolik Budi
Murni 2 Medan tahun pelajaran 2016/2017. Populasi dari penelitian adalah
seluruh siswa kelas X. Sampel kelas diambil dengan teknik class random
sampling. Kelas eksperimen dan kelas control, masing-masing berjumlah 37
siswa. Hasil nilai postes kelas eksperimen dan kelas kontrol diuji dengan
menggunakan uji t satu pihak. Uji t satu pihak digunakan untuk mengetahui
perbedaaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, diperoleh
hasil thitung> ttabel yaitu 3,52 > 1,66 yang berarti bahwa ada pengaruh model
pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa.85
7. Ika Siti Nurroyani, Sri Dwiastuti, dan Puguh Karyanto (2015), melakukan
penelitian tentang “Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil
Belajar Biologi Siswa Kelas XI Ipa Sma Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran
2013/2014”. Penelitian ini termasuk eksperimen semu (Quasi Experimental
Research) menggunakan desain penelitian Posttest Only with Nonequivalent
Group Design. Populasi penelitian meliputi seluruh siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2013/2014. Sampel yang digunakan
meliputi kelas XI IPA 1 sebagai kelompok kontrol dan kelas XI IPA 3
sebagai kelompok ekperimen.Teknik yang digunakan untuk menentukan
sampel dalam penelitian adalah cluster sampling. Menyimpulkan bahwa
model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
pokok sistem eksresi, dengan hasil belajar ranah pengetahuan, keterampilan,
dan sikap kelompok eksperimen dengan kontrol adalah berbeda nyata di
mana pada ketiga ranah hasil belajar memiliki nilai thitung lebih besar dari ttabel
dengan signifikansi kurang dari 0,05. Di mana untuk hasil belajar ranah
pengetahuan dengan nilai thitung 2,978, ranah keterampilan 16,509 dan ranah
sikap 3,905 sedangkan nilai ttabel 1,995, keseluruhan nilai thitung > ttabel dengan
keputusan uji-t H0 ditolak dan Ha diterima.86
85
Irma S. M. Tarigan, Rita Juliani, dan Juli Limbong yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa”,
Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 7, No. 1, 2018, h. 5. 86
Ika Siti Nurroyani, Sri Dwiastuti, Puguh Karyanto, “Pengaruh Model Inkuiri
Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Xi Ipa Sma Negeri 2 Sukoharjo Tahun
Pelajaran 2013/2014”, Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 7, No. 2, 2015, h. 100
47
8. Mahesti Kusdiastuti, Ahmad Harjono, Hairunnisyah Sahidu, dan Gunawan
(2016), melakukan penelitian tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Berbantuan Laboratorium Virtual Terhadap Penguasaan Konsep Fisika
Peserta Didik.” Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen
dengan desain pre-test-post-test control group design. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X MA DI Putri Nurul Hakim
Kediri tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 5 kelas. Sedangkan sampel
yang digunakan dipilih dengan menggunakan teknik cluster random
sampling. Sampel untuk kelas control berjumlah 26 siswa dan kelas
eksperimen berjumlah 27 siswa. Untuk perhitungan uji homogenitas dan uji
normalitas sehingga diperoleh bahwa kedua kelas setelah diberi perlakuan
memiliki varians yang homogen dan terdistribusi normal. Setelah mengetahui
homogenitas dan normalitas kedua kelas kemudian dilakukan uji hipotesis
dengan taraf signifikan 5% di mana diperoleh thitung = 3,897 lebih besar dari
ttabel = 2,032. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri
berbantuan laboratorium virtual berpengaruh terhadap penguasaan konsep
fisika peserta didik kelas X MA DI Putri Nurul Hakim Kediri tahun pelajaran
2015/2016.87
9. Nurmayani J.Said, A.J. Patandean dan Muhammad Aqil Rusli (2017),
melakukan penelitian tentang “Peranan Model Pembelajaran Inkuiri
terbimbing terhadap Keterampilan Proses Sains pada Perserta Didik Kelas X
SMA Negeri 2 Polewali.” Penelitian ini adalah penelitian true eksperimen
dengan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X
SMA Negeri 2 Polewali Kabupaten Polewali Mandar tahun ajaran 2015/2016
dan sampel penelitian terdiri terdiri dari dua kelas dipilih secara acak. Teknik
pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling. Dari proses
sampling, terpilih dua kelas yang terdiri atas kelas X1 sebanyak 27 orang
sebagai kelas eksperimen dan kelas X3 sebanyak 30 orang sebagai kelas
kontrol dengan menganggap bahwa populasi homogen. Hasil analisis dengan
87
Mahesti Kusdiastuti1, Ahmad Harjono, Hairunnisyah Sahidu, Gunawan, “Pengaruh
Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Laboratorium Virtual Terhadap Penguasaan Konsep
Fisika Peserta Didik”, Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, Vol. II, No. 3, 2016, h. 121.
48
menggunakan software SPSS tipe 22 di mana diperoleh nilai Mann-Whitney
sebesar 8,500 dan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 di mana karena P
value yang diperoleh sebesar 0,000< α 5 % yang artinya Ho di tolak.
Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian, diperoleh bahwa model
pembelajaran inkuiri terbimbing perpengaruh terhadap keterampilan proses
sains fisika peserta didik.88
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan penjelasan dan berbagai permasalahan yang telah
disampaikan, maka peneliti mencoba menyelesaikan masalah dengan menerapkan
model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video. Penerapan model
inkuiri terbimbing berbantuan video dapat meminimalkan aktivitas guru dan
memaksimalkan aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui penyajian masalah
dan siswa harus memecahkan masalah tersebut dengan cara nya sendiri yang
tentunya dalam bimbingan guru. Guru hanya fasilitator dalam pembelajaran.
Siswa dapat membangun sendiri pemahamannya melalui pengamatan-pengamatan
secara aktif selama pembelajaran yang dikemas dalam sebuah percobaan.
Berdasarkan kebutuhan, pembelajaran dibantu oleh video agar dapat
memvisualisasikan konsep Fluida Statis. Diharapkan siswa termotivasi dalam
pembelajaran fisika sehingga dapat berdampak pada hasil belajar siswa yang
meningkat.
88
Nurmayani J.Said, A.J. Patandean dan Muhammad Aqil Rusli yang berjudul “Peranan
Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Keterampilan Proses Sains pada Perserta Didik
Kelas X S Siswa dapat meningkatkan motivasi belajar dan mengembangkan strategi belajar untuk
menyelesaikan masalah.MA Negeri 2 Polewali”, Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika, Vol. 13, No.
3, 2017, h. 7.
49
Adapun gambaran kerangka berpikir dalam penelitian ini yaitu seperti pada
gambar 2.7 berikut:
Gambar 2.7 Kerangka Berpikir
Gambar 2.12 menunjukan kerangka berpikir penelitian ini dimulai pada
pembelajaran fisika guru hanya hanya menekankan siswa pada pemahaman
matematis dan kurang dilibatkan siswa dalam proses pembelajaran di kelas.
Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru pun masih belum cukup untuk
memfasilitasi pemahaman siswa. Selama pembelajaran fluida statis guru tidak
pernah mengadakan pembelajaran yang dapat dihubungkan dengan permasalahan
Peningkatan hasil belajar siswa
Siswa menjadi aktif dalam pembelajaran sehingga dapat mengkonstruk pengetahuannya sendiri
Siswa dapat meningkatkan motivasi belajar dan mengembangkan strategi belajar untuk menyelesaikan masalah
Pemberian perlakuan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video
Hasil belajar siswa yang masih tergolong rendah
Proses pembelajaran kebanyakan menggunakan model pembelajaran langsung dengan metode ceramah yang sifatnya teacher center
Pembelajaran fisika hanya ditekankan pada pemahaman matematis dan siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran
50
dalam kehidupan sehari-hari siswa. Sehingga siswa tidak dapat mengasah
kemampuan memecahkan masalahnya yang mana akhirnya menyebabkan
rendahnya hasil belajar fisika siswa pada konsep fisika, salah satunya yaitu fluida
statis. Hal itulah yang menjadi latar belakang masalah pada penelitian ini. Namun
setelah diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video
melalui penelitian quasi eksperiment terjadi peningkatan hasil belajar fisika siswa
pada konsep fluida statis.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan dan kerangka berpikir yang telah dijelaskan di atas,
maka perumusan hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan adalah:
= Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing
berbantuan video terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep
fluida statis.
= Terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing
berbantuan video terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep
fluida statis.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2018/2019 di
SMA Negeri 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi yang terletak di Jalan Raya No. 16
Cibadak, Nagrak, Sukabumi, Jawa Barat.
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen semu (quasi experiment). Quasi experiment atau eksperimen semu
merupakan metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti melakukan
pengontrolan penuh terhadap variabel dan kondisi eksperimen.1
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada non
equivalent control group design. Pada desain ini, kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol tidak dipilih secara random.2 Kedua kelompok dipilih
berdasarkan pertimbangan tertentu agar kedua kelompok memiliki homogenitas
yang relatif sama. Desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:3
Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design
Kelompok Pretest Perlakuan (X) Posttest
Eksperimen
Kontrol
Keterangan :
O1 = Pretest yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan.
1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2013), h. 77. 2 Ibid, h. 116.
3 Ibid.
52
O2 = Posttest yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol setelah diberikan perlakuan.
X1 = Perlakuan kelompok siswa yang diajarkan dengan menggunakan
model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video
berbantuan video
X2 = Perlakuan kelompok siswa yang diajarkan tanpa menggunakan
model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video
berbantuan video
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah karakteristik yang akan diobservasi dari satuan
pengamatan yang keberadaannya berbeda-beda (berubah-ubah) atau memiliki
gejala yang bervariasi dari satu satuan pengamatan ke satuan pengamatan
lainnya.4 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: variabel bebas
(independent) dan variabel terikat (dependent) sebagai berikut:
1. Variabel bebas (X) : Model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan
video
2. Variabel terikat (Y) : Hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida statis.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.5 Populasi dalam peneltian
ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Nagrak pada semester genap tahun ajaran
2018/2019 dengan populasi targetnya adalah seluruh siswa kelas XI di sekolah
tersebut.
4 Supardi, Aplikasi Statistik dalam Penelitian, (Jakarta Selatan: Change Publication,
2013), h. 22. 5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.
Ineka Cipta, 2013), h. 173.
53
2. Sampel Penelitian
Seluruh siswa kelas XI dipilih dua kelas sebagai sampel yaitu kelas XI
MIPA 4 berjumlah 33 siswa sebagai kelas kontrol dan kelas XI MIPA 5
berjumlah 33 siswa sebagai kelas eksperimen. Teknik pengambilan sampel dalam
peneltian ini menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah
teknik pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian.6
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes. Tes yang
digunakan adalah pretest dan posttest yang bertujuan untuk mengetahui hasil
belajar fisika siswa sebelum dan sesudah pembelajaran.
F. Instrumen Tes
Instrumen penelitian digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
agar lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument tes.
Instrumen tes pada penelitian ini, yaitu tes hasil belajar berupa tes objektif
jenis pilihan ganda yang terdiri dari lima alternatif jawaban. Tes hasil belajar
adalah tes yang digunakan untuk mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai siswa
selama kurun waktu tertentu.7 Soal yang diberikan disusun berdasarkan
kompetensi inti, kompetensi dasar, dan karakteristik konsep fluida statis pada
kurikulum 2013 revisi 2016/2017. Tes diberikan sebelum (pretest) dan sesudah
dilakukan perlakuan (posttest). Berikut kisi-kisi instrumen tes yang digunakan
dalam penelitian ini:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes
No Indikator RPP Indikator Soal Aspek yang Diukur Jumla
h Soal C1 C2 C3 C4
1 Memahami konsep
fluida statis
Membedakan sifat-
sifat fluida 1 2*
2
6 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 254. 7 Ibid, h. 223.
54
2 Menjelaskan
konsep tekanan
hidrostatis pada
kehidupan sehari-
hari
Menjelaskan konsep
dan besaran tekanan
hidrostatis 3* 4
2
3 Mengimplemen-
tasikan konsep
tekanan hidrostatis
pada fluida
Menentukan nilai
tekanan hidrostatis
pada fluida
5*,
6*
2
Menentukan nilai
kedalaman suatu
benda pada konsep
tekanan hidrostatis
7, 8*
2
4 Menjelaskan
konsep hukum
Pascal
Menjelaskan konsep
hukum Pascal 9* 10*
2
5 Mengimplemen-
tasikan konsep
hukum Pasca
Menentukan besar
gaya yang bekerja
pada sebuah
penghisap
berdasarkan Hukum
Pascal
11*,
12
2
Menentukan nilai
gaya minumum dan
maksimum yang
bekerja pada salah
satu penampang
13,
14*
2
Menunjukkan prinsip
Hukum Pascal dalam
kehidupan sehari-
hari
15* 16
2
6 Menjelaskan
konsep Hukum
Archimedes dalam
kehidupan sehari-
hari
Menjelaskan konsep
Hukum Archimedes
dalam kehidupan
sehari-hari
17 18*
2
7 Menganalisis
persamaan Hukum
Archimedes dan
syarat terapung,
melayang dan
tenggelam
Menentukan besar
gaya apung yang
terjadi pada benda di
dalam fluida
19*,
20*
2
Menghitung jumlah
volume benda pada
suatu fluida
21,
22*
2
Menganalisis nilai 23, 2
55
massa jenis zat cair 24*
8 Menunjukkan
konsep Hukum
Archimedes dan
syarat terapung,
melayang dan
tenggelam
Menunjukkan konsep
Hukum Archimedes
dan syarat terapung,
melayang dan
tenggelam
25*
, 26
2
9 Menjelaskan
konsep tegangan
permukaan,
viskositas dan
kapilaritas
Menjelaskan konsep
tegangan permukaan 27 28*
2
Mendeskripsikan
konsep viskositas
dan kapilaritas
29*
, 30
2
10 Menerapkan
persamaan konsep
tegangan
permukaan,
viskositas dan
kapilaritas
Menganalisis nilai
besaran tegangan
permukaan pada
fluida
31*,
32,
33*
3
Menghitung nilai
viskositas suatu
fluida
34*,
35
2
Menghitung nilai
besaran kapilaritas
36*,
37*
2
11 Mendeskripsikan
peristiwa tegangan
permukaan,
viskositas dan
kapilaritas dalam
kehidupan sehari-
hari
Menunjukkan
peristiwa tegangan
permukaan,
viskositas dan
kapilaritas dalam
kehidupan sehari-
hari
38* 39*
, 40
3
Jumlah Soal 7 12 19 - 40
Presentasi Soal (%) 17,5 30 52,5 0 100
*Soal yang valid (25 soal)
Soal yang valid pada pengujian Anates yaitu 24 soal. Hasil perbaikan
dosen terdapat 1 soal yang ditambah yaitu soal nomor 34. Jumlah soal yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 25 soal.
G. Teknik Pengujian Instrumen
Kualitas instrumen ditunjukkan oleh kesahihan dan keajegannya
(reliabilitas) dalam mengungkapkan apa yang akan diukur. Syarat-syarat tes yang
56
baik paling sedikit memiliki: validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya
pembeda.
a. Uji Validitas
Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak
diukur. Kata “valid” dalam Bahasa Indonesia disebut dengan istilah “sahih”.8
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu instrumen. Dalam penelitian ini, uji coba validitas
menggunakan rumus korelasi koefisien biseral. Rumus yang digunakan dapat
dilihat sebagai berikut:9
√
(3.1)
(3.2)
Keterangan :
= Koefisien korelasi biserial
MP = Rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item
yang dicari validitasnya.
Mt = Rerata skor total
St = Standar deviasi dari skor total
P = Proporsi siswa yang menjawab benar
(p =
q = Proporsi siswa yang menjawab salah 1
Nilai dapat diinterpretasikan untuk menentukan validitas butir soal
dengan menggunakan kriteria pada seperti Tabel 3.3 di bawah ini:10
Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi Biserial
Koefisien Korelasi Kriteria Validitas
0,80 < 1,00 Sangat Tinggi
8 Arikunto, Op. cit., h. 80.
9 Arikunto, Op. cit., h. 93.
10 Ibid., h. 89.
57
0,60 < 0,80 Tinggi
0,40 < 0,60 Cukup
0,20 < 0,40 Rendah
0,00 < 0,20 Sangat Rendah
Data rekapitulasi butir soal hasil uji coba instrumen menggunakan
software ANATES Ver. 4.0.9 dapat dilihat pada Tabel 3.4 di bawah ini:
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes
Statistik Butir Soal
Jumlah soal 40
Jumlah siswa 33
Nomor soal yang valid
2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 14, 15, 18, 19,
20, 22, 24, 25, 28, 29, 31, 33, 34, 36,
37, 38, 39
Jumlah soal yang valid 25
Presentase soal yang
valid 62,5 %
Berdasarkan Tabel 3.4, jumlah soal yang valid sebanyak 25 soal dari 40
soal dengan persentase 62,5 %. Hasil uji validasi instrumen tes terdapat pada
lampiran B.2b.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah instrumen tes yang
digunakan pada penelitian ini tetap atau tidak sehingga instrumen tes tersebut
dapat digunakan di berbagai tempat. Reliabilitas yang digunakan untuk menguji
instrumen dalam penelitian ini adalah menggunakan Kuder – Richardson yaitu K-
R 20, dengan rumus:11
1
(3.4)
11
Ibid., h. 115.
58
Keterangan:
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q= 1-p)
Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
N = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
Adapun interpretasi mengenai derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh
terdapat pada Tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5 Interpretasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Koefisien Reliabilitas
0,91 1,00 Sangat tinggi
0,71 0,90 Tinggi
0,41 0,70 Sedang
0,21 0,40 Rendah
< 0,20 Sangat rendah
Hasil uji reliabilitas instrumen tes dengan menggunakan software anates
Ver. 4.0.9 dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut ini:
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes
Statistik Butir Soal
r11 0,81
Kesimpulan Reliabilitas tinggi
Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran B.2b.
c. Uji Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk berusaha
memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa
menjadi putus asa dan tidak semangat untuk mencoba lagi.12 Semakin besar
indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil perhitungan, berarti semakin
12
Ibid, h. 222.
59
mudah soal itu. Taraf kesukaran soal dalam bentuk pilihan ganda dapat dicari
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:13
(3.5)
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = jumlah siswa yang menjawab benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Adapun penentuan kriteria indeks kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel
3.7 berikut:
Tabel 3.7 Skala Taraf Kesukaran
Rentang nilai P Kategori
P < 0,30 Sukar
0,31 ≤ P ≤ 0,30 Sedang
P > 0,70 Mudah
Hasil perhitungan taraf kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada Tabel
3.8 berikut ini.
Tabel 3.8 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes
Kriteria Soal Butir Soal
Jumlah Soal Persentase
Mudah 5 12,5%
Sedang 13 32,5%
Sukar 22 55%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan Tabel 3.8, persentase tertinggi terdapat pada kriteria soal
yang sukar dan persentase terendah terdapat pada kriteria soal mudah. Hasil uji
taraf kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada lampiran B.2b.
13
Ibid., h. 223.
60
d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal ialah kemampuan soal untuk membedakan antara
siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
(berkemampuan rendah). Adapun rumus untuk mencari daya pembeda soal antara
lain sebagai berikut : 14
(3.6)
Keterangan :
D = daya beda soal
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal
dengan benar
= banyaknya peserta kelompok atas
Bb = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal
dengan benar
Jb = banyaknya peserta kelompok bawah
Penentuan kriteria daya beda soal didasarkan pada Tabel 3.9 di bawah ini:15
Tabel 3.9 Klasifikasi Daya Pembeda
Daya pembeda Kriteria Soal
Bernilai negatif
(-) Drop
0,00 ≤ D < 0,20 Buruk
0,20 ≤ D < 0,40 Cukup
0,40 ≤ D < 0,70 Baik
0,71 ≤ D < 1,00 Baik sekali
Hasil uji daya beda instrumen dengan menggunakan software ANATES
Ver. 4.0.9. dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut:
14
Suharsimi, op. cit., h.226 15
Ibid., h. 232
61
Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes
Kriteria Soal Butir Soal
Jumlah Soal Persentase
Drop - -
Buruk 14 35%
Cukup 3 7,5%
Baik 12 30%
Baik Sekali 11 27,5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan Tabel 3.12, persentase soal tertinggi terdapat pada kriteria
soal yang cukup, sedangkan persentase terendah terdapat pada kriteria soal drop
dan sangat baik. Hasil uji daya pembeda instrumen tes dapat dilihat pada lampiran
B.2b.
H. Teknik Analisis Data
Setelah melakukan uji instrumen, selanjutnya dilakukan penelitian. Data-
data yang diperoleh melalui instrumen penelitian, diolah dan dianalisis dengan
maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan menguji
hipotesis penelitian.
Analisis data bertujuan untuk memperoleh makna dari data tes yang telah
terkumpul. Teknik analisis data tes terdiri dari uji prasyarat analisis dan uji
analisis. Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 22.
a. Uji Prasyarat
Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat
dengan tujuan untuk menentukan rumus statistik yang digunakan dalam uji
hipotesis. Uji prasyarat tersebut terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas adalah usaha untuk menentukan apakah data variabel yang
kita miliki mendekati populasi distribusi normal atau tidak.16 Dengan kata lain
16
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 466
62
untuk mengadakan pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data yang akan
dianalisis. Jika data kedua kelompok berdistribusi normal maka dalam menguji
perbedaan dua rata-rata digunakan analisis parametrik (Independent sample t-test).
Jika terdapat data yang berdistribusi tidak normal maka dalam pengujian
perbedaan dua rata-rata digunakan uji non-parametrik.
Uji normalitas yang digunakan adalah Shapiro-Wilk. Uji normalitas
Shapiro-Wilk dengan aplikasi SPSS 22 seperti berikut ini:17
1) Buka lembar kerja atau file → pilih menu Anayze → sub menu Descriptive
Statistic → klik Eksplo.
2) Masukkan variabel terkait pada Dependent List.
3) Pilih → Plots → aktifkan pilihan Normality Plots with test → Continue →
Ok.
4) Kriteria Pengujian:
a) Tolak H0, jika probabilitas ≤ 0,05, distribusi populasi tidak normal.
b) Terima H0, jika probabilitas > 0,05, distribusi populasi normal.
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-
variansi dua buah distribusi atau lebih.18 Uji homogenitas dilakukan untuk
mengetahui apakah kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang sama
(homogen) atau tidak. Perhitungan uji homogenitas (uji Levene) pada software
SPSS 22 melalui langkah-langkah berikut: 19
1) Buka Data view masukkan data yang akan diujikan.
2) Pilih menu Analyze → Compare Means → One-way Anova → sampai
muncul jendela One-way Anova.
3) Masukkan variabel terikat pada Dependent List dan Factor.
4) Pilih Options → Descriptive → Homogenity of variance test → Continue →
Ok.
17
Kadir, Statistika Terapan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h.156-157. 18
Ruseffendi, Statistika Dasar untuk penelitian pendidikan, (Bandung:IKIP Bandung
Press, 1998), hal 294 19
Kadir, op. cit., h. 142-143.
63
5) Kriteria pengujian:
a) Tolak H0, jika probabilitas < 0,05, data tidak homogen.
b) Terima H0, jika probabilitas > 0,05, data homogen.
3) Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan pengujian untuk menjawab rumusan
masalah. Berikut ini kondisi asumsi distribusi dan kehomogenan varians dari data
hasil penelitian serta uji hipotesis yang digunakannya:
1. Data yang berdistribusi normal dan homogen
Untuk data berdistribusi normal dan homogen, pengujian hipotesis
menggunakan statistik parametrik yaitu uji t dengan persamaan sebagai
berikut: 20
√1
+1
(3.7)
dengan
√ 1
+ 1
+ 2
(3.8)
dan
∑
1
(3.9)
Keterangan:
= Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
= Rata-rata hasil belajar kelompok kontrol
= Jumlah sampel kelas x1
= Jumlah sampel kelas x2
= Varian kelas X1
= Varian kelas X2
20
Sudjana, op.cit., h.239.
64
= Hasil hitung distribusi
= Varian gabungan.
jika:
thitung < ttabel = Tolak H0, Terima H1
thitung > ttabel = Terima H0, Tolak H1
Langkah-langkah uji-t menggunakan SPSS 22 sebagai berikut:21
1) Buka lembar kerja SPSS → Variable View → pada bagian Name pertama
tuliskan nilai dan untuk Name kedua tuliskan kelompok → pada bagian
Decimals yang kedua ganti dengan 0 → klik Value hingga muncul Value
Label → pada kotak value isikan 1 dan kotak label isikan Kelompok A → klik
Add → isikan lagi pada kotak Value dengan isian 2 dan kotak Label isikan
kelompok B → klik Add → Ok.
2) Klik Variable View → pada kolom nilai isikan dengan nilai siswa → pada
kolom kelompok isikan 1 untuk nilai kelompok A dan 2 untuk nilai kelompok
B.
3) Klik Analyze → Compare Means → Independent Sample T Test → sampai
muncul kotak dialog Independent Sample T Test.
4) Maukkan variabel nilai ke kotak Test Variable (s) dan masukkan variabel
Kelompok ke kotak groping variable.
5) Klik Define Grouping → pada kolom Group 1 isikan 1 dan kolom Group 2
isikan 2 → Continue → Ok.
6) Kriteria pengujian:
a) H0 diterima dan H1 ditolak, jika Sign (2-tailed) > 0,05
b) H0 ditolak dan H1 diterima , jika Sign (2-tailed) < 0,05
2. Data Berdistribusi Normal dan Heterogen
Data berdistribusi normal dan tidak homogen pengujian hipotesis
menggunakan statistik non parametrik yaitu uji t’ dengan persamaan sebagai
berikut:
21
Kadir, op.cit., h. 162-168.
65
√(
) + (
)
(3.9)
Keterangan:
Kriteria pengujian uji t adalah sebagai berikut:
1) Jika tHitung < ttabel maka H0 diterima danH1 ditolak
2) Jika tHitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima
3. Data Berdistribusi Tidak Normal
Data berdistribusi tidak normal pengujian hipotesis menggunakan statistik
non parametrik yaitu uji Mann-Whitney dengan persamaan sebagai berikut:22
+ + 1
2
(3.10)
+ + 1
2
(3.11)
Keterangan:
22
Kadir, op.cit., h.490-491
= rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
= rata-rata hasil belajar kelompok control
= jumlah sampel kelas x1
= jumlah sampel kelas x2
= varian kelas eksperimen
= varian kelas control
U1 = jumlah peringkat 1 U2 = jumlah peringkat 2
n1 = jumlah sampel 1
n2 = jumlah sampel 2
K1 = jumlah ranling pada sampel 1
K2 = jumlah ranling pada sampel 2
66
Kriteria pengujian uji U sebgai berikut:
Jika U < Utabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima dan jika U > Utabel, maka H0
diterima dan H1 ditolak.
Langkah-langkah uji Mann-Whitney menggunakan aplikasi SPSS 22
sebagai berikut:23
1) Masukkan data pada menu Data View.
2) Pili menu Analyze → Nonparametric Test → Legacy Dialogs → 2
Independent Samples.
3) Pada jendela Two Independent Samples Test, masukkan variabel terikat pada
Test Variable List dan grouping variable → klik Define Group → klik
Continue → kembali ke menu Independent Samples Test → Test Type →
Mann-Whitney U → Ok.
4) Kriteria pengujian:
a) Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
b) Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
I. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang akan diuji pada penelitian ini yaitu:
: Sig (2-tailed) > α (taraf signifikansi 0,05)
: Sig (2-tailed) < α (taraf signifikansi 0,05)
Keterangan :
= Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing
berbantuan video terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep
fluida statis.
= Terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing
berbantuan video terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep
fluida statis.
23
Ibid., h.492-493.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berikut ini merupakan penjabaran hasil penelitian tentang pengaruh model
pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video terhadap hasil belajar fisika
siswa pada konsep fluida statis yang meliputi data hasil pretest dan posttest kelas
kontrol dan kelas eksperimen,
Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Siswa Nilai Pretets Nilai Posttest
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
1 52 32 60 76
2 28 24 48 64
3 36 32 64 76
4 32 36 80 76
5 32 12 76 80
6 8 24 60 68
7 20 40 72 84
8 36 16 68 56
9 44 24 68 48
10 24 32 60 80
11 20 40 60 80
12 32 32 48 88
13 32 24 76 80
14 44 40 76 80
15 32 20 52 84
16 44 20 76 56
17 32 32 72 76
18 24 20 44 72
19 32 20 44 80
20 24 32 72 72
21 32 24 72 72
22 32 48 64 84
23 16 24 56 68
24 16 20 72 60
25 12 28 64 72
26 24 32 52 72
27 32 28 68 56
28 40 44 60 64
29 36 32 64 60
30 32 20 80 68
31 24 28 64 68
32 52 20 72 64
33 28 24 68 84
Nilai
Tertinggi 52 48 80 88
Nilai
Terendah 8 12 44 48
68
1. Hasil Pretest
Hasil pretest yang diperoleh dari siswa kelas XI MIPA 4 sebagai kontrol
dan siswa kelas XI MIPA 5 sebagai kelas eksperimen. Hasil pretest diperoleh
melalui tes tertulis pilihan ganda sebanyak 25 soal. Hasil pretest disajikan dalam
gambar diagram 4.1 berikut:
Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen
Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat perbedaan rentang nilai pretest dari
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada kelas kontrol , perolehan skor siswa
pada rentang nilai 8-14 terdapat 2 siswa sedangkan di kelas eksperimen terdapat 1
siswa. Rentang nilai 15-21 pada kelas kontrol 4 siswa sedangkan kelas
eksperimen 8 siswa. Rentang nilai 22-28 pada kelas kontrol 7 siswa sedangkan
kelas eksperimen 10 siswa. Rentang nilai 29-35 pada kelas kontrol 11 siswa
sedangkan kelas eksperimen 8 siswa. Rentang nilai 36-42 untuk perolehan nilai
pada kelas kontrol dan kelas eksperimen sama-sama terdapat 4 siswa, sedangkan
rentang nilai 43-49 pada kelas kontrol 3 siswa sedangkan kelas eksperimen 2
siswa. Rentang nilai 50-56 pada kelas kontrol 2 siswa sedangkan kelas
eksperimen 0 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa rentang nilai tertinggi di interval
20-35 diperoleh kelas kontrol daripada kelas eksperimen.
0
2
4
6
8
10
12
8 – 14 15 – 21 22 – 28 29 – 35 36 - 42 43 - 49 50 - 56
2
4
7
11
4 3
2 1
8
10
8
4
2
0
Jum
lah
Sis
wa
Rentang Nilai
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
69
Berdasarkan perhitungan statistic, untuk nilai ukuran pemusatan dan
penyebaran kemampuan awal siswa ditunjukan pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Pemusatan dan
Penyebaran Data
Kelas
Kontrol Eksperimen
Nilai Terendah 8,00 12,00
Nilai Tertinggi 52,00 48,00
Mean 30,42 28,00
Median 32,00 28,00
Modus 32,00 32,00
Standar Deviasi 10,29 8,36
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan pemusatan dan penyebaran data dari
hasil pretest kelas kontrol dan eksperimen. Nilai terendah dan nilai tertinggi kelas
kontrol dan kelas eksperimen tidak terdapat perbedaan yang relative besar. Nilai
terendah kelas kontrol 8,00 sedangkan kelas eksperimen yaitu 12,00. Nilai
tertinggi untuk kelas kontrol 52,00 dan kelas eksperimen 48,00. Nilai rata-rata
yang didapat pada kelas kontrol adalah 30,42 sedangkan kelas eksperimen 28,00
itu artinya kelas kontrol memiliki nilai rata-rata lebih unggul daripada kelas
eksperimen. Nilai yang sering muncul (modus) pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen sama yaitu 32,00. Standar deviasi pada kelas kontrol yaitu 10,29
sedangkan kelas eksperimen yaitu 8,36.
2. Hasil Posttest
Hasil posttest diperoleh dari kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah
diberikan perlakuan yang berbeda. Perolehan hasil posttest ini disajikan dalam
Gambar 4.2 berikut:
70
Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Postest Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen
Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat perbedaan rentang nilai postets dari
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada kelas kontrol , perolehan skor siswa
pada rentang nilai 44-49 terdapat 4 siswa sedangkan di kelas eksperimen terdapat
1 siswa. Rentang nilai 50-55 pada kelas kontrol 2 siswa sedangkan kelas
eksperimen 0 siswa. Rentang nilai 56-61 pada kelas kontrol 6 siswa sedangkan
kelas eksperimen 5 siswa. Rentang nilai 62-67 pada kelas kontrol 5 siswa
sedangkan kelas eksperimen 3 siswa. Rentang nilai 68-73 untuk perolehan nilai
pada kelas kontrol sebanyak 10 siswa dan kelas eksperimen 9 siswa, sedangkan
rentang nilai 74-79 pada kelas kontrol dan kelas eksperimen sama-sama terdapat 4
siswa. Rentang nilai 80-85 pada kelas kontrol 2 siswa sedangkan kelas
eksperimen 10 siswa. Rentang nilai 86-91 pada kelas kontrol 0 siswa sedangkan
kelas eksperimen 1 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa rentang nilai tertinggi di
interval 86-91 diperoleh kelas eksperimen daripada kelas kontrol.
Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka diperoleh beberapa
nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai posttest yang ditunjukkan pada
Tabel 4.3 berikut:
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
44 – 49 50 – 55 56 – 61 62 – 67 68 - 73 74 – 79 80 - 85 86 - 91
4
2
6
5
10
4
2
0
1
0
5
3
9
4
10
1
Jum
lah
Sis
wa
Jenjang Ranah Kognitif
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
71
Tabel 4.3 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Pemusatan dan
Penyebaran Data
Kelas
Kontrol Eksperimen
Nilai Terendah 44,00 48,00
Nilai Tertinggi 80,00 88,00
Mean 64,61 71,73
Median 64,00 72,00
Modus 72,00 80,00
Standar Deviasi 10,11 10,07
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, nilai terendah yang diperoleh kelas kontrol
sebesar 44,00, sedangkan di kelas eksperimen sebesar 48,00. Nilai tertinggi
diperoleh kelas eksperimen yaitu sebesar 88,00 dan kelas kontrol sebesar 80,00.
Nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi sebesar 71,73 dibandingkan dengan
kelas kontrol yaitu sebesar 64,61. Nilai median di kelas kontrol sebesar 64,00,
sedangkan di kelas eksperimen sebesar 72,00. Nilai modus kelas kontrol sebesar
72,00, sedangkan kelas eksperimen sebesar 80,00. Standar deviasi yang diperoleh
kelas kontrol sebesar 10,11, sedangkan kelas eksperimen sebesar 10,07.
3. Rekapitulasi Data Hasil Belajar
a. Hasil Pretest dan Posttest
Berdasarkan hasil perhitungan pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas
eksperimen yang terdiri dari masing-masing 33 siswa, rekapitulasi data dilihat
pada Tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen
Pemusatan dan
Penyebaran
Data
Pretest Posttest
Kelas Kelas
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
Nilai Terendah 8,00 12,00 44,00 48,00
Nilai Tertinggi 52,00 48,00 80,00 88,00
Mean 30,42 28,00 64,61 71,73
Median 32,00 28,00 64,00 72,00
Modus 32,00 32,00 72,00 80,00
Standar Deviasi 10,29 8,36 10,11 10,07
72
Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa tedapat peningkatan nilai rata-rata
pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Selisih nilai rata-rata kelas kontrol
pada saat posttest dan pretest sebesar 34,19, sedangkan selisih nilai rata-rata kelas
eksperimen pada saat posttest dan pretest sebesar 43,73. Selisih nilai rata-rata
dalam hal ini yaitu nilai rata-rata posttest dikurangi nilai rata-rata pretest. Dari
data tersebut menunjukkan kelas eksperimen lebih unggul dalam meningkatkan
hasil belajar siswa dibanding kelas kontrol.
b. Kemampuan Kognitif Siswa
Kemampuan kognitif siswa pada materi fluida statis dapat dilihat pada
Gambar 4.3 berikut:
Gambar 4.3 Diagram Hasil Belajar Siswa Pretest dan Posttest Berdasarkan
Jenjang Kognitif Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Berdasarkan Gambar 4.3 menunjukkan hasil belajar siswa secara
keseluruhan pada jenjang kognitif. Jumlah instrument soal pada tiap jenjang
kognitif yaitu C1 sebanyak 4 soal, C2 sebanyak 7 soal, dan C3 sebanyak 14 soal.
Pada saat pretest, persetase terbesar siswa menjawab benar di jenjang kognitif C1
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
C1 C2 C3
39%
29% 33%
78%
66% 70%
38%
28% 29%
82%
74% 79%
Per
sen
tase
(%
)
Jenjang Ranah Kognitif
Pretest kelas kontrol Posttest kelas kontrolPretest kelas eksperimen Posttest kelas eksperimen
73
sebesar 39% di kelas kontrol, sedangkan pada kelas eksperimen di jenjang
kognitif C1 sebesar 38%. Pada saat posttest, siswa yang menjawab benar
mengalami peningkatan, persentase terbesar siswa menjawab di jenjang C1
sebesar 78%, sedangkan kelas eksperimen C1 sebesar 82%.
4. Hasil Uji Prasyarat
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi
normal atau tidak. Uji ini dilakukan terhadap dua buah data, yaitu hasil pretest dan
posttest kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Uji normalitas kedua data
menggunakan rumus Shapiro-wilk melalui softwere SPSS. Berikut merupakan
Tabel 4.5 menggambarkan hasil yang diperoleh.
Tabel 4. 5 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest dan Posttest Siswa Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen
Statistik
Pretest Posttest
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Shapiro-Wilk 0,271 0,133 0,082 0,174
α 0,05 0,05 0,05 0,05
Keputusan Normal Normal Normal Normal
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, terlihat bahwa nilai sig. diambil
berdasarkan tabel uji Shapir-wilk dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05.
Pengambilan keputusan berdasarkan pengujian hipotesis uji normalitas, yakni jika
α 5% 0,05. Nilai sig kelas kontrol pada pretest sebesar 0,271 dan posttest
sebesar 0,082. Nilai sig kelas kontrol pada saat pretest lebih besar dari taraf
signifikansi, sehingga data tersebut berdistribusi normal. Nilai sig kelas kontrol
pada saat posttest lebih besar dari taraf signifikansi, sehingga data tersebut
berdistribusi normal. Nilai sig kelas eksperimen pada saat pretest sebesar 0,133
dan posttest sebesar 0,174. Nilai sig kelas eksperimen pada saat pretest lebih besar
dari taraf signifikansi, sehingga data tersebut berdistribusi normal. Nilai sig kelas
eksperimen pada saat posttest lebih besar dari taraf signifikansi, sehingga data
tersebut berdistribusi normal.
74
b. Hasil Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas
memiliki varians yang homogen atau tidak. Sama halnya dengan uji normalitas,
uji homogenitas juga dilakukan terhadap dua buah data, yaitu hasil pretest dan
posttest kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Uji homogenitas kedua data
menggunakan uji Levene melalui softwere SPSS. Berikut merupakan Tabel 4.6
menggambarkan hasil yang diperoleh.
Tabel 4. 6 Hasil Uji Homogenitas Varian Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen
Statistik
Pretest Posttest
Kelas
Konstrol
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Sig. 0,511 0,950
Uji Leverne’s Sig ≥ 0.05 = Ho diterima
Keputusan Data homogen Data homogen
Nilai sig. diperoleh dari tabel uji Leverne’s pada taraf signifikansi 5% atau
0,05. Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis
homogenitas, yaitu jika 5 5 , maka data dinyatakan homogen.
Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa nilai sig. data pretest dan posttest di atas
0,05 yaitu pretest sebesar 0,511 dan posttest sebesar 0,950 sehingga dapat
disimpulkan varian kedua kelas sama atau homogen.
c. Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa uji normalitas
untuk data nilai pretest dan posttest kelas kontrol berdistribusi normal. Data nilai
pretest dan posttest kelas eksperimen berdistribusi normal. Varian kedua kelas
baik pada pretest maupun posttest sama atau homogen. Oleh karena itu, pengujian
hipotesis pada kedua data dapat dilakukan dengan menggunakan rumus uji t-test
analisis tes statistik parametrik melalui softwere SPSS. Berikut Tabel 4.9
menggambarkan hasil yang diperoleh.
75
Tabel 4. 7 Hasil Uji T-Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Statistik Pretest Posttest
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
N 33 33 33 33
30,42 28,00 64,61 71,73
SD 10,29 8,37 10,11 10,07
T-Test
Sig.(2-tailed) 0,298 0,005
Keputusan Ha ditolak Ha diterima
Berdasarkan Tabel 4.7, terlihat bahwa Sig (2-tailed) hasil pretest sebesar
0,298 lebih besar dibandingkan dengan taraf signifikansi (α) 0,05, sehingga
hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Sehingga dapat
disimpulkan tidak dapat pengaruh antara hasil pretest kelas kontrol maupun kelas
eksperimen. Hasil posttest menyatakan bahwa nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,005
lebih kecil dibandingkan dengan taraf signifikansi (α) 0,05, sehingga hipotesis nol
(Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dapat disimpulkan terdapat
pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video terhadap hasil
belajar fisika siswa.
B. Pembahasan
Berdasarkan data pretest pada kelas kontrol dan eksperimen, nilai rata-rata
kelas kontrol sebesar 30,42 dan nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 28,00
menunjukkan rata-rata hasil belajar yang masih rendah. Hal tersebut karena pada
saat pretest siswa belum mempelajari materi yang akan diteliti. Rata-rata kelas
kontrol lebih tinggi dari rata-rata kelas eksperimen. Oleh sebab itu, kedua kelas
diberikan perlakuan yang berbeda yaitu pada kelas kontrol menggunakan
pembelajaran saintifik dengan metode pembelajaran konvensional, sedangkan
kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing
berbantuan video. Posttest dilakukan setelah kedua kelas diberikan perlakuan.
Nilai rata-rata posttest pada kedua kelas yaitu 64,61 untuk kelas kontrol dan 71,73
untuk kelas eksperimen.
Hasil uji-T pada saat posttest Sig (2-tailed) sebesar 0,005 dapat dilihat
pada Tabel 4.7 lebih kecil dibandingkan dengan taraf signifikansi sebesar 0,05
76
maka terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video.
Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video ditunjukkan
pada hasil posttest kedua kelas. Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video sebesar
71,73 lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan buku
paket biasa sebagai sumber ajar sebesar 64,61. Hal ini didukung oleh penelitian
Roni Wahyuni, Hikmawati dan Muhammad Taufik yang menyatakan bahwa
terdapat pengaruh model pembelajaran dengan metode eksperimen terhadap hasil
belajar fisika siswa.1 Wildah Maulidatul Hosnah, Sudarti dan Subiki menyatakan
dalam kesimpulan penelitiannya bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing
berbantuan video berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar kognitif fisika
siswa.2 Salain itu, model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video
(quided inquiry) sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran fisika.3
Perbedaan peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
disebabkan pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran inkuiri
terbimbing berbantuan video. Penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing
berbantuan video ini dirancang agar peserta didik dapat mengembangkan potensi
dirinya yang mana di dalam pembelajaran harus berorientasi kepada siswa, siswa
juga diberi kesempatan untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi secara
individu maupun berkelompok, di dalam kelas siswa dilatih untuk berinteraksi
dengan kawan sebayanya untuk saling bertukar informasi.
Inkuiri merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematik, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
1 Roni Wahyuni, Hikmawati dan Muhammad Taufik, ”Pengaruh Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing dengan Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Fisika SIswa Kelas XI IPA
SMAN 2 Mataram, Jurnal pendidikan fisika dan teknologi, 2016, Vol. 2, No. 4, h. 168 2 Wildah Maulidatul Hosnah, Sudarti dan Subiki, “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Fisika di SMA, Jurnal Pembelajaran Fisika, 2017, Vol. 6, No.
2, h. 200. 3 Irma S. M. Tarigan, Rita Juliani dan Juli Limbong, “Pengaruh Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa, Jurnal
Pendidikan Fisika, 2018, Vol. 7, No. 1, h. 32.
77
penemuannya dengan penuh percaya diri.4 Model pembelajaran inkuiri terbimbing
berbantuan video menjadi hal baru bagi para siswa, di mana mereka mempelajari
fisika tidak hanya dari segi kajian ilmu fisikanya saja, tetapi juga mereka langsung
membuktikannya dengan melakukan percobaan langsung. Selama ini siswa hanya
belajar fisika melalui buku paket dan materi yang disampaikan oleh guru, di mana
pembelajarannya masih bersifat teacher center bukan student center. Sebenarnya,
pembelajaran bukan hanya terbatas pada peristiwa yang dilakukan oleh guru saja,
melainkan mencangkup semua peristiwa yang mempunyai pengaruh langsung
pada proses belajar manusia.5 Dengan demikian, proses belajar berlangsung
dengan baik, maka pemahaman siswa terkait kosep yang dipelajari akan diterima
dengan mudah, dan hasil belajar yang didapat setiap siswa akan mengalami
peningkatan. Setelah dilakukan penelitian terkait pengguanaan model
pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video, nilai fisika siswa pada konsep
fluida statis meningkat, dan rata-rata nilai siswa pada kelas eksperimen meningkat
menjadi 45%, yang mana nilai KKM yang digunakan yaitu 75. Sedangkan pada
kelas kontrol nilai siswa meningkat 18% yang lulus KKM. Hal ini menunjukkan
bahwa penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video
dapat meningkatkan nilai siswa. Dari hasil observasi awal penelitian di salah satu
sekolah di Kabupaten Sukabumi menyatakan bahwa nilai belajar siswa rata-rata
20-30% yang lulus KKM, sedangkan setelah dilakukan perlakuan terhadap kelas
eksperimen, maka hasil belajar siswa meningkat, dilihat dari nilai siswa yang rata-
rata meningkat di atas KKM, yaitu menjadi 45%.
Peningkatan hasil belajar pada kelas kontrol dan kelas eksperimen juga
dapat dilihat dari persentase nilai rata-rata pretest dan posttest berdasarkan jenjang
kognitif pada gambar 4.3. Jika dilihat dari persentase nilai rata-rata pada saat
posttest yaitu siswa kelas kontrol yang menjawab benar pada jenjang kognitif C1
sebesar 78%, jenjang kognitif C2 sebesar 66%, dan jenjang kognitif C3 sebesar
4 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Grasindo, 2011), h.84.
5 Anashta Verill Vebriana, I Ketut Mahardika dan Subiki, “Model Pembelajran Inkuiri
disertai Lembar Kerja SIswa (LKS) Berbasis Gambar dalam Pembelajaan IPA- Tema Fisika di
SMP”, Jurnal Pendidikan Fisika, 2015, Vol/ 3 No. 4, h. 370.
78
70%. Sedangkan pada kelas eksperimen siswa yang menjawab benar pada jenjang
kognitif C1 sebesar 82%, jenjang kognitif C2 sebesar 74%, dan jenjang kognitif
C3 sebesar 79%. Jika dibandingkan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol,
kelas eksperimen memiliki persentase lebih besar dibandingkan kelas kontrol pada
setiap jenjang C1, C2, dan C3.
Jenjang kognitif C1 (mengingat), kelas eksperimen memperoleh
persentase yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini dikarenakan
penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video mampu
memberikan visualisasi langsung melalui percobaan yang dilakukan setiap
kelompok, sehingga memudahkan siswa untuk mengingat materi pelajaran.
Melalui pembelajaran inkuiri guru memberi bimbingan dan arahan kepada siswa
sehingga siswa dapat melakukan kegiatan penyelidikan.6
Jenjang kognitif C2 (memahami), kelas eksperimen memperoleh
persentase yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini dikarenakan pada
saat pembelajaran kelas eksperimen mendapatkan pemahaman konsep yang jelas
setelah melakukan percobaan terkait konsep yang sedang dipelajari. Selain
meningkatkan hasil belajar pada jenjang kognitif C1 (mengingat) dan C2
(memahami), model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan video juga dapat
meningkatkan hasil belajar pada jenjang kognitif C3 (menerapkan). Peningkatan
ini terjadi karena penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan
video memberi peluang kepada siswa untuk berpartisipasi aktif menemukan
pengalaman lebih bermaksa dan apa yang dipelajari akan lebih mudah diingat. Hal
inilah yang berdampak positif terhadap perolehan hasil belajar siswa.7
Dalam penelitian ini, model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan
video telah memperlihatkan hasil yang lebih baik, sehingga baik untuk diterapkan
di dalam pembelajaran di sekolah. Dengan model inkuiri terbimbing, guru dapat
menciptakan kondisi pembelajaran yang bervariasi dan terencana untuk
memudahkan dalam mengarahkan dan membimbing siswa agar tujuan
6 Nurdyansyah dan Eni Fariyatul Fahyuni, Inovasi Model Pembelajaran Sesuai
Kurikulum 2013, (Sidoarjo: Nizamia Learning Center, 2016), Cet. Ke-1, h. 139-140. 7 Ibid,. h. 140
79
pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Berdasarkan hasil penemuan tersebut,
peneliti menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan
video dapat digunakan sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran yang
dapat diterapkan di kelas guna memberikan suatu inovasi dalam proses
pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kemandirian
siswa agar tercapai hasil belajar yang baik, sehingga proses pembelajaran menjadi
bermakna, bukan hanya sekedar transfer pengetahuan saja.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan
terhadap 33 siswa, hasil uji hipotesis uji t-test dengan taraf signigikasi ( ) = 5% =
0,05. T-test sig. (2-tailed) pretest sebesar 0,298 sehingga siambil keputusan
pengujian hipotesis untuk data pretest yaitu sig. (2-tailed) > 0,05, atau thitung > ttabel
maka Ha ditolak H0 diterima. Sementara nilai sig. (2-tailed) posttest sebesar 0,005
sehingga diambil keputusan pengujian hipotesis untuk data posttest yaitu sig. (2-
tailed) < 0,05, atau thitung < ttabel, maka Ha diterima H0 ditolak. Maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing
berbantuan video terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka sebagai bahan
pertimbangan dan masukan maka peneliti memberikan beberapa saran yaitu:
1. Guru
a) Meningkatnya kualitas dalam pembelajaran fisika khususnya pada materi
fluida statis dapat melalui penerapan model pembelajaran inkuiri
terbimbing berbantuan video.
b) Perancangan waktu dalam pembelajaran model inkuiri terbimbing sangat
dibutuhkan agar terciptanya pembelajaran yang efisien.
2. Siswa
a) Pembelajaran dengan kelompok dapat mengajarkan siswa dalam masalah
dan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
3. Peneliti
a) Perancangan model pembelajaran yang digunakan mempengaruhi
kegiatan pembelajaran yang bersifat student center.
b) Penelitian ini dapat dikembangkan dengan konsep fisika yang berbeda.
81
DAFTAR PUSTAKA
Akdon, dan Riduwan dan. Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika. Bandung:
Alfabeta, Cet. VI, 2013
Amri, Sofan dan Ahmadi, Iif Khoiru. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif
dalam Kelas: Metode Landasan Teoritik-Praktis dan Penerapannya.
Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2010.
Anderson, Lorin W, dan David R. Krathwohl. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Jakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
PT. Ineka Cipta, 2013.
Association, National Science Teachers. Standard for Science Teacher
Preparation, Revised, 2003.
C. Gomally, dkk. “Lessons Learned About Implementing an Inquiry-Based
Curriculum in a College Biology Laboratory Classroom”. Journal of
College Science Teaching,2011.
C. Kuhlthau, Carol “Guide Inquiry: School Libraries in the 21th Century”. School
Libraries Worldwide, 2007.
C.Giancoli, Douglas. Fisika Jilid I (terjemahan), Terj. Yuhilza Hanum. Jakarta:
Erlangga, 2001.
Colburn, Alan. An Inquiry Primer. California University: Science Scope, 2000.
D. Syaiful Bahri dan Z. Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta,
2010.
D. Young, Hugh, dan Freedman, Roger A. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh
Jilid. Jakarta: Erlangga, 2001.
Dahar, Ratna Willis. Teori-teori belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga,
2011.
Dimyati, dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
82
Dirasutisna, D. Tamara. Dasar-dasar Fisika Mekanika dan Fisika Fluida. Jakarta:
Universitas Trisakti, 2010.
Google Translate Online. 2019. Juga dapat diakses pada
https://www.google.com/search?q=google+translate&oq=goo&chromo.
Gulo, W. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Grasindo, 2011.
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
Hosnah, Wildah Maulidatul, dkk. “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing terhadap Hasil Belajar Fisika di SMA”. Jurnal Pembelajaran
Fisika, 2017
Indriana, Dina. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta: Diva Press,
2011.
Irinoye, dkk. “Relative Effectiveness of Guided Inquiry and Demontration
Methods on Students Performance in Practical Chemistry in Secondary
Schools in Osun State”. Nigeria. Advances in Social Science Reaserch
Journal, 2014.
Ishaq, Mohammad. Fisika Dasar Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.
Josef Trna, dkk. “Implementation of Inquiry-Based Scince Education in Science
Teacher Training”. Journal of Education and Instructional Studies in the
World, 2012
Jufri, A. Wahab. Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka Cipta,
2013.
K. Cecep dan S. Bambang. Media Pembelajaran: Manual dan Digital. Bogor:
Ghalia Indonesia, 2013.
Kadir. Statistika Terapan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2015.
KBBI Kamus Bahasa Indonesia (KBBI) Online. 2019. Juga dapat diakses pada
http://kbbi.web.id/stroke.
Lasmita, Shinta Surya dan Manurung, Sondang R. “Pengaruh Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Animasi Phet terhadap
Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Fluida Statis Kelas XI
Semester II SMA Negeri Bantang Kuis T”. Jurnal Inpafi, 2016.
83
M. Matthew, Bakke, dkk. “A Study On The Effects of Guided Inquiry Teaching
Method On Students Achievement in Logic”. International Researchers,
2013.
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013.
Maliasih, dkk. “Pengembangan Alat Peraga Kit Hidrostatis untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Tekanan Zat Cair Pada Siswa SMP”. Skripsi pada
Universitas Negeri Semarang: 2015. Tidak dipublikasi.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Bar. Jakarta: Gaung
Persada, 2010.
N.K, Roestiyah. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Nurdyansyah dan Fahyuni, Eni Fariyatul Fahyun. Inovasi Model Pembelajaran
Sesuai Kurikulum 2013.
Nurmayani, Lia, dkk. “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik”. Jurnal Penelitian Pendidikan
IPA (JPPIPA), 2018.
Prastowo, Andi . Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:
Diva Press, 2013.
Ruseffendi. Statistika Dasar untuk penelitian pendidikan. (Bandung: IKIP
Bandung Press, 1998.
Rusman. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta, 2013.
Rusman. Pembelajaran Tematik Terpadu Teor: Praktik dan Penilaian. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2015.
S. Dewi dan S. Eveline. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2007.
S. Rudi dan R. Cepi. Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: Wacana Prima, 2009.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta: Kencana, 2010.
Sriyono. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992.
84
Sudirman at.all, “Ilmu Pendidikan”. (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1987)
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2013.
Sugono, Dendy dkk., Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010.
Sundayana, Rostina. Statistik Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2014.
Supardi. Aplikasi Statistik dalam Penelitian. Jakarta Selatan: Change Publication,
2013.
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.
Tarigan, Irma S. M, dkk. “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa”. Jurnal
Pendidikan Fisika, 2018.
Tarigan, Juniar Afrida, dkk, “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis
Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Keterampilan
Proses Sains Dan Minat Siswa Pada Pembelajaran Fluida Statis di SMA
Negeri 11 Banda Aceh”. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia. 2015.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2013.
Usman, Husaini dan R. Purnomo. Pengantar Statistika. Jakarta: PT Bumi Aksara,
2008.
Usman, Moh. Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013.
Verill Vebriana, Anashta, dkk, “Model Pembelajran Inkuiri disertai Lembar Kerja
Siswa (LKS) Berbasis Gambar dalam Pembelajaran IPA- Tema Fisika di
SMP”. Jurnal Pendidikan Fisika, 2015.
85
W. A. Lorin dan R. K. David. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen, Jakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
W. D. Ratna. Teori-teori belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga, 2011.
Wahyudin, dkk. “Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia
Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing”. Jurnal Pendidikan Fisika
Indonesia, 2014.
Wahyuni, Roni, dkk. “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan
Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA
SMAN 2 Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017”. Jurnal Pendidikan Fisika
dan Teknologi, 2016.
Yadaeni, Ahmad, dkk. “Studi Kesulitan Siswa dalam Menguasai Konsep Fluida
Statis”. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA Pascasarjana UM.
2016.
Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta, 2009.
87
LAMPIRAN A
Perangkat Pembelajaran
1. RPP Kelas Eksperimen
2. RPP Kelas Kontrol
3. LKS Kelas Eksperimen
4. LKS Kelas Kontrol
88
Lampiran A.1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Nagrak
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : X / Semester 1
Materi Pokok : Fluida Statis
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan ke- : 1
A. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, procedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.3 Menerapkan hukum-hukum fluida statik dalam kehidupan sehari-hari.
4.3 Merancang dan melakukan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida statik, berikut
presentasi hasil percobaan dan pemanfaatannya.
C. Indikator
1. Mendeskripsikan konsep fluida statis
2. Mendeskripsikan konsep tekanan hidrostatis pada kehidupan sehari-hari
3. Mengimplementasikan konsep tekanan hidrostatis pada fluida
4. Mendeskripsikan konsep hukum Pascal
5. Mengimplementasikan konsep dan besaran hukum Pascal pada kehidupan sehari-hari
89
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai proses pembelajaran (mendiskusikan pemecahan masalah tentang tekanan
hidrostatis serta prinsip Pascal dari berbagai fakta) siswa diharapkan mampu:
1. Mendeskripsikan konsep fluida statis
2. Mendskripsikan konsep tekanan hidrostatis pada kehidupan sehari-hari
3. Mengimplemen-tasikan konsep tekanan hidrostatis pada fluida
4. Mendeskripsikan konsep hukum Pascal
5. Mengimplementasikan konsep dan besaran hukum Pascal pada kehidupan sehari-hari
E. Materi Ajar
1. Tekanan Hidrostatik
Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang dialami oleh sebuah benda jika benda tersebut
berada pada kedalaman h dari permukaan air di dalam fluida.132
Seperti ditunjukkan pada Gambar
1, tekanan hidrostatik dapat berbeda-beda tergantung letak suatu titik di dalam air, semakin dalam
letak suatu titik di dalam air, maka semakin besar tekanan hidrostatik pada titik tersebut.
Gambar 1. Semakin dalam benda akan mengalami tekanan semakin besar
Pada Gambar 1, tekanan di titik B lebih besar daripada tekanan di titik A, sedangkan
tekanan di titik C lebih besar daripada tekanan di titik B. Pada dasarnya tekanan hidrostatik adalah
tidak lain dari tekanan akibat gaya berat sejumlah air yang berada di atas. Karena massa jenis dari
air adalah
. Pada kedalaman h dasar wadah (seperti gambar di samping) akan mengalami
gaya berat sebesar:
di mana
Sehingga didapat tekanan pada kedalaman h adalah:
132 Mohammad Ishaq, Fisika Dasar Edisi 2, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 304.
90
Keterangan:
massa jenis (kg.m-3
)
tekanan hidrostatik (Pa)
kedalaman benda diukur dari permukaan fluida (m)
percepatan gravitasi (m.s-2
)
Tekanan total dari benda yang mengalami tekanan hidrostatik juga melibatkan faktor
tekanan dari udara di atas air ( ) tersebut, sehingga tekanan total:
+
1. Hukum Pascal
Jika tekanan ditambahkan pada fluida, misalnya dengan sebuah piston maka tekanan
tambahan tersebut akan diteruskan semua arah tanpa berkurang. Sifat ini diamati oleh Blaise Pascal
(1623-1662) yang kemudian dirumuskan dalam Hukum Pascal sebagai berikut:133
“Jika kita melakukan tekanan pada suatu fluida dalam ruang tertutup, maka tekanan itu
akan diteruskan ke semua arah dan sama besar tanpa berkurang.”
Banyak peralatan yang dibuat menggunakan konsep Hukum Pascal, diantaranya
pengangkat hidrolik. Perhatikan bejana pada Gambar 2, luas penampang kaki kiri adalah A1 dan
luas penampang kaki kanan adalah A2.
Gambar 2. Prinsip pompa hidrolik
Berdasarkan Gambar 2, jika tekanan diberikan oleh gaya F1 oleh piston sebelah kiri pada
bidang seluas A1, maka tekanan tersebut akan diteruskan oleh fluida ke segala arah termasuk pada
piston kedua di sebelah kanan dengan luas sebesar A2. Karena menurut hukum Pascal tekanan
diteruskan ke segala arah tanpa berkurang sedikitpun, maka:
atau:
karena A2>A1, maka F2>F1, sehingga kita akan mendapatkan gaya angkat di A2 lebih besar dari
gaya yang diberikan di A1. Ini berarti jika kita memberikan gaya yang lebih kecil pada luas
penampang yang lebih kecil, maka kita akan mendapatkan gaya angkat yang lebih besar pada luas
133 Ibid., h. 306.
91
penampang yang lebih besar juga. Keuntungan inilah yang dimanfaatkan dalam pompa hidrolik
yang digunakan untuk mengangkat benda-benda seperti mobil.
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Inkuiri Terbimbing
Metode : Diskusi Kelompok, Eksperimen, Ceramah
G. Media Pembelajaran
Media : Laptop, proyektor, papan tulis, power point, Alat Peraga Fluida statis
H. Sumber Referensi
Ghurri Ainul. 2014. Dasar-Dasar Mekanika Fluida. Bali: Jurusan Tenik Mesin Universitas
Udayana.
Ishaq Mohammad. 2007. Fisika Dasar Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Giancoli Douglas C. 2014. Fisika Edisi Ketujuh Jidik 1. Jakarta: Erlangga.
Kanginan Marthen. 2013. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
92
I. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan Tujuan Meminta ketua kelas untuk meyiapkan dan
berdoa
Mengecek kehadiran siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Memperhatikan guru 5 menit
Apersepsi dan
Motivasi Menggali pengetahuan awal siswa dengan
memberikan pertanyaan “Pernahkah kalian
berenang di kolam renang dengan kedalaman 1-2
meter ataupun menyelam ke dasar laut dengan
kedalaman lebih dari 5 meter? Apakah kalian
merasakan terdapat perbedaan pada kedua
kegiatan tersebut?”
Memuji siswa yang menjawab pertanyaan dan
meluruskan jawaban
Membentuk kelompok dan membagikan LKS
Menjawab pertanyan yang diajukan
oleh guru
Memperhatikan guru
Mengikuti arahan guru
5 menit
Inti Fase 1:
Merumuskan
masalah
Guru menunjukkan sebuah permasalahan dengan
cara menayangkan video terkait fenomena yang
berhubungan dengan materi yang akan diajarkan
Siswa mengkaji masalah yang
diberikan guru dan merumuskan
masalah yang tersedia pada kolom
LKS
5 menit
Fase 2 : Membuat
hipotesis/hipotesa Guru membimbing siswa dalam membuat
hipotesis/hipotesa/ dugaan sementara terhadap
permasalahan
Siswa membuat hipotesis/hipotesa/
dugaan sementara pada LKS
10 menit
Fase 3 :
Merancang Guru meminta siswa untuk menyiapkan Siswa menyiapkan alat yang akan 5 menit
93
percobaan percobaan yang akan dilakukan digunakan dalam percobaan
Fase 4 :
Melakukan
percobaan
Guru membimbing siswa dalam melakukan
percobaan
Siswa melakukan percobaan 20 menit
Fase 5 :
Mengumpulkan
data dan
menganalisis data
Guru membimbing siswa menganalisis fakta-
fakta yang ada
Guru membimbing siswa dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan pada LKS
Siswa menganalisis informasi yang
didapat dan menjawab pertanyaan
pada LKS
Siswa berdiskusi menjawab
pertanyaan di LKS
10 menit
Fase 6:
Kesimpulan
(generalisasi)
Guru menginstruksikan murid untuk menarik
sebuah kesimpulan dari pengamatan yang telah
dilakukan
Guru mengajak siswa untuk mempresentasikan
kesimpulan yang didapat dari pengamatan yang
dilakukan
Siswa membuat kesimpulan dari
beberapa pengamatan
Perwakilan dari kelompok
mengungkapkan kesimpulan yang
telah didiskusikan
15 menit
Akhir Penarikan
kesimpulan Guru meluruskan pendapat yang telah
dikemukakan oleh masing-masing kelompok
dengan menyampaikan kesimpulan yang
sebenarnya
Guru menyajikan video
Menyimak penjelasan yang
disampaikan guru
Siswa menyimak video yang
ditampilkan
10 menit
Evaluasi Guru memberikan soal evaluasi terkait konsep
tekanan hidrostatis dan Hukum Pascal
Memberikan penghargaan kepada kelompok
terbaik
Memberitahu materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya
Mengakhiri pembelajaran dengan mengucap
hamdalah dan salam
Siswa mengerjakan soal
Memberikan applause kepada
kelompok tersebut
Mempelajari materi tersebut.
Mengucap hamdalah dan
menjawab salam
10 menit
94
J. Penilaian
Penilaian tes tertulis (kognitif)
Tes tertulis di ambil dari soal evaluasi sebanyak 3 butir soal pilihan ganda. (terlampir)
Sukabumi, Februari 2019
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti
Anisa Wuri H, S.Pd Nurwinda Septiana
NIP. NIM. 1112016300002
95
INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF
Fluida Statis Pertemuan 1
Jawablah pertanyaan ini!
No. Soal Jawaban Skor
1 Perhatikan gambar dibawah ini!
Tekanan hidrostatis yang paling besar berada di
titik….
A. P
B. Q
C. R
D. S
E. T
Jawaban: E
Suatu titik pada kedalaman yang
paling dalam memiliki tekanan
hidrostatis yang paling besar
2 Perhatikan faktor-faktor berikut:
1. Luas permukaan badan ikan
2. Massa jenis air
3. Massa ikan
4. Kedalaman ikan dari permukaan air
Seekor ikan berenang di akuarium yang berisi air.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar tekanan
yang dirasakan ikan ditunjukkan oleh nomor….
A. 1, 2, dan 3
B. 1, 3 dan 4
C. 1 dan 2
D. 2 dan 4
E. 4 saja
Jawaban : D
Tekanan yang dirasakan oleh
ikan adalah tekanan hidrostatis.
Faktor- faktor yang
memepengaruhi tekanan
hidrostatis yaitu:
1. Massa jenis fluida
2. Kedalaman
3. Gaya gravitasi
3 Sebuah dongkrak hidrolik dengan penampang yang
berdiameter 3 cm dan 120 cm. Gaya minimum
yang harus dikerjakan pada penampang kecil
dongkrak tersebut untuk mengangkat mobil yang
beratnya 8000 N adalah……..
A. 0,2 N
B. 5 N
C. 60 N
D. 128 N
E. e. 200 N
Jawaban : B
Diketahui :
d1 = 3 cm = 3x10-2
m
d2 = 120 cm = 1,2x10-1
m
F2 = 8000 N
Ditanya : F1 = ....?
Penyelesaian :
8 3 1
1 2 1
72 1
144 1
5
Penilaian:
3 1
96
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Nagrak
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI / 1
Materi Pokok : Fluida Statis
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan ke- : 2
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, gotong
royong, kerjasama, toleran, damai, santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan
humaniora dengan wawasaan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesusai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan arnah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.3 Menerapkan hukum-hukum fluida statik dalam kehidupan sehari-hari.
4.3 Merancang dan melakukan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida statik, berikut
presentasi hasil percobaan dan pemanfaatannya.
C. Indikator
1. Mendeskripsikan konsep Hukum Archimedes salam kehidupan sehari-hari
2. Mengimplementasikan persamaan Hukum Archimedes dan syarat terapung, melayang dan
tenggelam
3. Meuunjukkan konsep Hukum Archimedes dan syarat benda terapung, melayang dan
tenggelam dalam kehidupan sehari-hari
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai proses pembelajaran (mendiskusikan pemecahan masalah tentang
karakteristik fluida, tekanan hidrostatis serta prinsip Pascal dari berbagai fakta) siswa diharapkan
mampu:
97
1. Mendeskripsikan konsep Hukum Archimedes salam kehidupan sehari-hari
2. Mengimplemen-tasikan persamaan Hukum Archimedes dan syarat terapung, melayang dan
tenggelam
3. Meuunjukkan konsep Hukum Archimedes dan syarat benda terapung, melayang dan tenggelam
dalam kehidupan sehari-hari
E. Materi Ajar
1. Hukum Archimedes
Jika kita mencelupkan sebuah benda ke dalam air maka benda tersebut akan mengalami
gaya yang arahnya ke atas permukaan air. Ketika benda tercelup ke dalam air, benda tersebut
mengalami seuatu gaya yang dinamakan gaya apung (buoyant force). Seperti ditunjukkan pada
Gambar 1, sebuah benda ketika dicelupkan ke dalam air, benda tersebut mengalami dua keadaan
di mana salah satu permukaannya tercelup dan permukaan lainnya terapung.
Gambar 1. Sebuah benda yang tercelup ke dalam zat cair memiliki dua buah gaya yaitu gaya apung dan
gaya berat
Gaya yang dialami benda pada Gambar 1, di atas yaitu gaya apung dan gaya berat di mana
gaya apung selalu mengarah ke atas permukaan air, sedangkan gaya berat selalu mengarah ke
bawah pusat gravitasi.
Gaya apung sebanding dengan berat benda yang dicelupkan dalam air dengan persamaan
yaitu:134
dengan:
karena benda di dalam fluida memiliki berat juga, di mana berat benda adalah:
134 Mohammad Ishaq, Fisika Dasar Edisi 2, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 308.
98
dengan:
W = gaya berat benda (N)
m = massa benda (kg)
g = gaya gravitasi benda (m/s2)
Hukum Archimedes berbunyi:
“Setiap benda yang terbenam seluruhnya atau sebagian dalam suatu fluida sama dengan
berat volume fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut”. Dengan kata lain gaya apung
pada suatu benda yang dicelupkan dalam suatu fluida sama dengan berat fluida yang
dipindahkan oleh benda tersebut”.135
2. Mengapung, Tenggelam, dan Melayang
Suatu benda akan mengapung, tenggelam dan melayang hanya ditentukan oleh massa jenis
rata-rata benda dan massa jenis zat cair. Jika massa jenis rata-rata benda lebih kecil daripada massa
jenis zat cair, benda akan mengapung dipermukaan zat cair. Jika massa jenis rata-rata benda lebih
besar daripada massa jenis zat cair, benda akan tenggelam di dasar wadah zat cair. Jika massa jenis
rata-rata benda sama dengan massa jenis zat cair, benda akan melayang dalam zat cair di antara
permukaan dan dasar wadah zat cair seperti pada tabel 2.1 di bawah ini!
Tabel 2.1 Syarat benda mengapung, tenggelam dan melayang
Syarat Massa jenis
Perbandingan antara
gaya apung dan gaya
berat
Gambar
Tenggelam
Melayang
Mengapung
Peristiwa mengapung, tenggelam dan melayang dapat dijelaskan berdasarkan
konsep gaya apung dan berat benda. Pada suatu benda yang tercelup sebagian atau
135
D. Tamara Dirasutisna, Dasar-dasar Fisika Mekanika dan Fisika Fluida, (Jakarta: Universitas
Trisakti, 2010), h 178
99
seluruhnya dalam zat cair bekerja gaya apung (Fa). Dengan demikian pada benda yang
tercelup dalam air bekerja dua gaya, yaitu gaya apung (Fa) dan gaya berat (w).
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Inkuiri Terbimbing
Metode : Diskusi Kelompok, Eksperimen, Ceramah
G. Media dan Sumber Pembelajaran
Media : Laptop, proyektor, papan tulis, power point, Alat Peraga Fluida statis
H. Sumber Referensi
Ghurri Ainul. 2014. Dasar-Dasar Mekanika Fluida. Bali: Jurusan Tenik Mesin
Universitas Udayana.
Ishaq Mohammad. 2007. Fisika Dasar Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Giancoli Douglas C. 2014. Fisika Edisi Ketujuh Jidik 1. Jakarta: Erlangga.
Kanginan Marthen. 2013. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
100
I. Langkah-langkah Pembelajaran
Tahap Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan Tujuan Meminta ketua kelas untuk meyiapkan dan
berdoa
Mengecek kehadiran siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Memperhatikan guru 5 menit
Apersepsi dan
Motivasi Menggali pengetahuan awal siswa dengan
memberikan pertanyaan “mengapa kayu dapat
mengapung di air?”
Memuji siswa yang menjawab pertanyaan dan
meluruskan jawaban
Menjawab pertanyan yang
diajukan oleh guru
Memperhatikan guru
5 menit
Inti Fase 1:
Merumuskan
masalah
Guru menunjukkan sebuah permasalahan
dengan cara menayangkan video terkait
fenomena yang berhubungan dengan materi
yang akan diajarkan
Siswa mengkaji masalah yang
diberikan guru dan merumuskan
masalah yang tersedia pada kolom
LKS
5 menit
Fase 2 : Membuat
hipotesis/hipotesa Guru membimbing siswa dalam membuat
hipotesis/hipotesa/ dugaan sementara terhadap
permasalahan
Siswa membuat
hipotesis/hipotesa/ dugaan
sementara pada LKS
10 menit
Fase 3 :
Merancang
percobaan
Guru meminta siswa untuk menyiapkan
percobaan yang akan dilakukan
Siswa menyiapkan alat yang akan
digunakan dalam percobaan
5 menit
Fase 4 :
Melakukan
percobaan
Guru membimbing siswa dalam melakukan
percobaan
Siswa melakukan percobaan 20 menit
Fase 5 :
Mengumpulkan
data dan
Guru membimbing siswa menganalisis fakta-
fakta yang ada
Guru membimbing siswa dalam menjawab
Siswa menganalisis informasi
yang didapat dan menjawab
pertanyaan pada LKS
10 menit
101
menganalisis data pertanyaan-pertanyaan pada LKS Siswa berdiskusi menjawab
pertanyaan di LKS
Fase 6:
Kesimpulan
(generalisasi)
Guru menginstruksikan murid untuk menarik
sebuah kesimpulan dari pengamatan yang telah
dilakukan
Guru mengajak siswa untuk mempresentasikan
kesimpulan yang didapat dari pengamatan yang
dilakukan
Siswa membuat kesimpulan dari
beberapa pengamatan
Perwakilan dari kelompok
mengungkapkan kesimpulan yang
telah didiskusikan
15 menit
Akhir Penarikan
kesimpulan Guru meluruskan pendapat yang telah
dikemukakan oleh masing-masing kelompok
dengan menyampaikan kesimpulan yang
sebenarnya
Guru menyajikan video
Menyimak penjelasan yang
disampaikan guru
Siswa menyimak video yang
ditampilkan
10 menit
Evaluasi Guru memberikan soal evaluasi terkait konsep
Hukum Archimedes
Memberikan penghargaan kepada kelompok
terbaik
Memberitahu materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya
Mengakhiri pembelajaran dengan mengucap
hamdalah dan salam
Siswa mengerjakan soal
Memberikan applause kepada
kelompok tersebut
Mempelajari materi tersebut.
Mengucap hamdalah dan
menjawab salam
10 menit
Penilaian
Penilaian tes tertulis (kognitif)
Tes tertulis di ambil dari soal evaluasi sebanyak 3 butir soal pilihan ganda. (terlampir)
102
Sukabumi, Februari 2019
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti
Anisa Wuri H, S.Pd Nurwinda Septiana
NIP. NIM. 1112016300002
103
INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF
Fluida Statis Pertemuan 1
Jawablah pertanyaan ini!
Penilaian:
3 1
No. Soal Jawaban Skor
1. Massa jenis air laut 1025 kg/m3 ,
berapakah volume batu yang tercelup
ke dalam air laut jika berat air laut
yang dipindahkan oleh batu sebesar 4
Newton ?
a. 4,1x10-4
m3
b. 3,98x10-4
m3
b. 3,65x10-4
m3
c. 3,56x10-3
m3
d. 2,1x10-3
m3
Jawaban : B
Diketahui :
ρ air laut 1025 kg/m3
W air laut = 2 N
g = 9.8 m/s2
Jawab :
Berat air laut :
W = m.g
Gaya apung :
Fa ρ . g. V
Di mana berat air yang tumpah sama dengan
gaya apung batu sehingga dapat ditulis
W = Fa
W ρ.g.V
4 = 1025(9,8) V
4 = 10.045.v
V = 4 / 10.045
V = 3.98 x 10-4
m3
2. Sebuah benda terapung pada suatu zat
cair dengan 2/3 bagian benda itu
tercelup. Bila massa jenis benda
0,5g/cm3 maka massa jenis zat cair
adalah
a. 900 kg.m-3
b. 800 kg.m-3
c. 750 kg.m-3
d. 400 kg.m-3
e. 320 kg.m-3
Jawaban : C
Diketahui : V =
Vb
ρ = 0,5 g.cm-3
= 500 kg.m-3
Ditanya : ρ = ?
ρ . V = ρb . Vb
ρ =
=
= 750 kg.m-3
3. Berapakah massa jenis gabus jika 25
% voume gabus tercelup ke dalam air
dan massa jenis air 1 gram/cm3 ?
a. 0,75 gram/cm3
b. 0,50 gram/cm3
c. 0,40 gram/cm3
d. 0,25 gram/cm3
e. 0,15 gram/cm3
Jawaban : D
Diketahui : ρa = 1 gr/cm3
Vbf = 0.75 Vb
Ditanya : ρb = ?
ρb =
ρb =
= 0,25 gram/cm
3
104
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Untuk Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Nagrak
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI / 1
Materi Pokok : Fluida Statis
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan ke- : 3
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, gotong
royong, kerjasama, toleran, damai, santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan
humaniora dengan wawasaan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesusai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan arnah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.3 Menerapkan hukum-hukum fluida statik dalam kehidupan sehari-hari.
4.3 Merancang dan melakukan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida statik, berikut
presentasi hasil percobaan dan pemanfaatannya.
C. Indikator
1. Menjelaskan konsep tegangan permukaan, kapilaritas dan viskositas
2. Menerapkan persamaan konsep tegangan permukaan, kapilaritas dan viskositas
3. Mendeskripsikan peristiwa tegangan permukaan, kapilaritas dan viskositas dalam
kehidupan sehari-hari.
105
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai proses pembelajaran (mendiskusikan pemecahan masalah tentang
karakteristik fluida, tekanan hidrostatis serta prinsip Pascal dari berbagai fakta) siswa diharapkan
mampu:
1. Menjelaskan konsep tegangan permukaan, kapilaritas dan viskositas
2. Menerapkan persamaan konsep tegangan permukaan, kapilaritas dan viskositas
3. Mendeskripsikan peristiwa tegangan permukaan, kapilaritas dan viskositas dalam
kehidupan sehari-hari.
E. Materi Ajar
1. Tegangan Permukaan
Sebuah pipet (penetes obat cair) akan mengeluarkan fluida setetes demi setetes dan tidak
mengalir, sebatang jarum yang diletakan di permukaan air tidak akan tenggelam dan lalat yang
hinggap pada permukaan air pun tidak tenggelam adalah beberapa gejala tegangan permukaan
yang sering kita jumpai.136
Sebagai contoh, tetesan zat cair cenderung membentuk luas permukaan
yang kecil. Seperti ditunjukkan pada Gambar 1, gaya kohesi yang besar menyebabkan tetesan air
cenderung memperkecil luas permukaannya.
Gambar 1. Tetesan air cenderung memperkecil luas permukaannya
Pada gambar di atas, tetesan air tersebut mengalami tegangan permukaan ( ) didefinisikan
sebagai gaya per satuan panjang garis pada permukaan, secara matematis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Untuk cairan yang terkurung di dalam aparatus kawat merupakan selembar selaput tipis yang
memiliki permukaan atas dan permukaan bawah. Maka, panjang (keliling) permukaan akan
bertambah besar adalah 2 dan tegangan permukaannya menjadi:
2
Keterangan:
= tegngan permukaan (N/m)
136 Mohammad Ishaq, Fisika Dasar Edisi 2, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 320.
106
= gaya (N)
= panjang permukaan benda (m)
2. Viskositas
Viskositas adalah ukuran kekentalan suatu fluida atau juga bisa dikatakan viskositas adalah
besaran yang menunjukkan berapa besar diperlukan suatu gaya (tegangan geser) untuk
menghasilkan pergeseran (regangan geser). Makin kental suatu fluida maka viskositasnya semakin
besar pula.137
Fluida akan mengalami perbedaan, semakin kental (viscous) fluidanya, semakin besar gaya
yang diperlukan. Benda yang bergerak semakin cepat sampai mencapai kecepatan terminal yang
konstan, pada saat kecepatan terminal tercapai, gaya-gaya yang bekerja pada benda adalah
seimbang.
∑
+ +
(pers.1)
Jika massa jenis benda ( ), massa jenis fluida ( ), dan volume benda ( ), gaya keatas
di mana berat benda .
diman untuk gaya gesek 6 (benda dianggap berbentuk bola)
dengan memasukkan besar ketiga gaya tersebut ke dalam (per.1) kita peroleh:
6 .
6
Kecepatan terminal dalam fluida kental dipeeoleh persamaan:
6
untuk benda berbentuk bola dengan jari-jari r, volume benda
, sehingga:
43
6
137 Ibid,. h 318.
107
Kecepatan terminal dalam fluida kental
2
9
Keterangan:
= kecepatan benda (m/s)
= gravitasi (10 m/s2)
= jari-jari kelereng (m)
= koefisien viskositas fluida (N.s.m-1
)
⍴b = massa jenis kelereng (kg.m-3
)
⍴f = massa jenis fluida (kg.m-3
)
3. Kapilaritas
Peristiwa meresapnya air melalui celah-celah kecil merupakan gejala kapilaritas.
Kapilaritas sendiri disebabkan oleh adanya adhesi dan kohesi. Adhesi adalah gaya tarik-menarik
antar molekul yang berbeda jenisnya, sedangkan kohesi yaitu gaya tarik-menarik antar molekul
yang sama.
Pada gejala kapilaritas, air dalam pipa kapiler dapat naik karena adanya adhesi antara
partikel air dengan kaca lebih besar daripada kohesi yang dialami oleh air.
Gejala kapilaritas dapat dirumuskan sebagai berikut:
di mana
, jadi
2
sedangkan , di mana
Jadi untuk persamaan kapilaritas didapat yaitu:
2
2
2
di mana:
= kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler (m)
= tegangan permukaan (N.m-1
)
= sudut kontak
= jari-jari pipa kapiler (m)
108
= massa jenis zat cair (kg.m-3
)
Contoh aplikasi dari kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
1) Naiknya air melalui akar pohon
2) Naiknya minyak mealui sumbu
kompor
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan: Saintifik
Model : Inkuiri Terbimbing
Metode : Diskusi Kelompok, Eksperimen, Ceramah
G. Media dan Sumber Pembelajaran
Media : Laptop, proyektor, papan tulis, power point, Alat Peraga Fluida statis
H. Sumber Referensi
Ghurri Ainul. 2014. Dasar-Dasar Mekanika Fluida. Bali: Jurusan Tenik Mesin Universitas
Udayana.
Ishaq Mohammad. 2007. Fisika Dasar Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Giancoli Douglas C. 2014. Fisika Edisi Ketujuh Jidik 1. Jakarta: Erlangga.
Kanginan Marthen. 2013. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
109
I. Langkah-langkah Pembelajaran
Tahap Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan Tujuan Meminta ketua kelas untuk meyiapkan dan
berdoa
Mengecek kehadiran siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Memperhatikan guru 5 menit
Apersepsi dan
Motivasi Menggali pengetahuan awal siswa dengan
memberikan pertanyaan “Mengapa nyamuk
dan laba-laba dapat berjalan di atas air”
Memuji siswa yang menjawab pertanyaan
dan meluruskan jawaban
Menjawab pertanyan yang
diajukan oleh guru
Memperhatikan guru
5 menit
Inti Fase 1:
Merumuskan
masalah
Guru menunjukkan sebuah permasalahan
dengan cara menayangkan video terkait
fenomena yang berhubungan dengan materi
yang akan diajarkan
Siswa mengkaji masalah yang
diberikan guru dan merumuskan
masalah yang tersedia pada
kolom LKS
5 menit
Fase 2 : Membuat
hipotesis/hipotesa Guru membimbing siswa dalam membuat
hipotesis/hipotesa/ dugaan sementara
terhadap permasalahan
Siswa membuat
hipotesis/hipotesa/ dugaan
sementara pada LKS
10 menit
Fase 3 :
Merancang
percobaan
Guru meminta siswa untuk menyiapkan
percobaan yang akan dilakukan
Siswa menyiapkan alat yang
akan digunakan dalam
percobaan
5 menit
Fase 4 :
Melakukan
percobaan
Guru membimbing siswa dalam melakukan
percobaan
Siswa melakukan percobaan 20 menit
Fase 5 :
Mengumpulkan
data dan
Guru membimbing siswa menganalisis fakta-
fakta yang ada
Guru membimbing siswa dalam menjawab
Siswa menganalisis informasi
yang didapat dan menjawab
pertanyaan pada LKS
10 menit
110
menganalisis data pertanyaan-pertanyaan pada LKS Siswa berdiskusi menjawab
pertanyaan di LKS
Fase 6:
Kesimpulan
(generalisasi)
Guru menginstruksikan murid untuk menarik
sebuah kesimpulan dari pengamatan yang
telah dilakukan
Guru mengajak siswa untuk
mempresentasikan kesimpulan yang didapat
dari pengamatan yang dilakukan
Siswa membuat kesimpulan
dari beberapa pengamatan
Perwakilan dari kelompok
mengungkapkan kesimpulan
yang telah didiskusikan
15 menit
Akhir Penarikan
kesimpulan Guru meluruskan pendapat yang telah
dikemukakan oleh masing-masing kelompok
dengan menyampaikan kesimpulan yang
sebenarnya
Guru menyajikan video
Menyimak penjelasan yang
disampaikan guru
Siswa menyimak video yang
ditampilkan
10 menit
Evaluasi Guru memberikan soal evaluasi terkait materi
tegangan permukaan, kapilaritas dan
viskositas
Memberikan penghargaan kepada kelompok
terbaik
Mengakhiri pembelajaran dengan mengucap
hamdalah dan salam
Siswa mengerjakan soal
Memberikan applause kepada
kelompok tersebut
Mengucap hamdalah dan
menjawab salam
10 enit
J. Penilaian
Penilaian tes tertulis (kognitif)
Tes tertulis di ambil dari soal evaluasi sebanyak 3 butir soal pilihan ganda. (terlampir)
111
Sukabumi, Februari 2019
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti
Anisa Wuri H, S.Pd Nurwinda Septiana
NIP. NIM. 1112016300002
112
INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF
Fluida Statis Pertemuan 3
Jawablah pertanyaan ini!
Penilaian:
3 1
No Soal Jawaban Skor
1. Sebuah kelereng dengan jari-jari 0,5
cm jatuh ke dalam bak berisi oli yang
memiliki koefisien viskositas 120×10-3
N.s/m2. Tentukan besar gesekan yang
dialami kelereng jika bergerak dengan
kelajuan 5 m/s!
a. 1,8x10-2
N
b. 1,6x10-2
N
c. 1,2x10-2
N
d. 2,0x10-3
N
e. 1,8x10-3
N
Jawaban : a
Diketahui: r = 0,5 cm = 5 × 10-3
m
η 120 × 10-3
N.s/m2 ν 5 m/s
Ditanya: Ff =..... ?
Penyelesaian :
Ff 6πγηv
Ff 6π (5 × 10-3
)(120 × 10-3
)(5)
Ff = 1,8x10
-2 N
2. Sebuah bola kaca berjari-jari 1 cm.
dijatuhkan dalam sejenis minyak (ρ
750 kg/m3) jika kecepatan
maksimumnya 0,025 m/s dan massa
jenis kaca 2 x 103 kg/m3. Maka
koefisien viskositasnya adalah
a. 0,2 kg/ms
b. 0,5 kg/ms
c. 0,111 kg/ms
d. 1 kg/ms
e. 1,2 kg/ms
Jawaban : C
Diketahui r = 1 cm = 1x10-2
m
ρf = ρminyak = 750 kg/m3
ρb = ρkaca = 2x103 kg/m3 = 2000
kg/m3
VT = 0,025 m/s
g = 10 m/s2
Ditanya ɳ = ?
ɳ =
=
=
ɳ = 0,111 kg/ms
3. Berapakah kecepatan maksimum dari
tetes air hujan yang berjari-jari 0,5
mm yang jatuh di udara, (ρ udara =
1,29 kg/m3) dengan ɳ = 1,8 x 10
-5
kg/ms dan g = 9,8 m/s2
Jawaban :
Diketahui r = 0,5 mm = 5 x 10-4
m
ρf ρudara 1,29 kg/m3
ρb ρair 1000 kg/m3
ɳ = 1,8 x 10-5
kg/ms
g = 10 m/s2
Ditanya VT = ?
Pembahasan
VT =
=
=
= 1,54x10-3
m/s
113
Lampiran A.2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Kontrol
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Nagrak
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : X / Semester 1
Materi Pokok : Fluida Statis
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan ke- : 1
A. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, procedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.3 Menerapkan hukum-hukum fluida statik dalam kehidupan sehari-hari.
4.3 Merancang dan melakukan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida statik, berikut
presentasi hasil percobaan dan pemanfaatannya.
C. Indikator
1. Mendeskripsikan konsep fluida statis
2. Mendeskripsikan konsep tekanan hidrostatis pada kehidupan sehari-hari
3. Mengimplementasikan konsep tekanan hidrostatis pada fluida
4. Mendeskripsikan konsep hukum Pascal
5. Mengimplementasikan konsep dan besaran hukum Pascal pada kehidupan sehari-hari
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai proses pembelajaran (mendiskusikan pemecahan masalah tentang tekanan
hidrostatis serta prinsip Pascal dari berbagai fakta) siswa diharapkan mampu:
1. Mendeskripsikan konsep fluida statis
2. Mendskripsikan konsep tekanan hidrostatis pada kehidupan sehari-hari
3. Mengimplemen-tasikan konsep tekanan hidrostatis pada fluida
4. Mendeskripsikan konsep hukum Pascal
114
5. Mengimplementasikan konsep dan besaran hukum Pascal pada kehidupan sehari-hari
E. Materi Ajar
1. Tekanan Hidrostatik
Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang dialami oleh sebuah benda jika benda tersebut
berada pada kedalaman h dari permukaan air di dalam fluida.138
Seperti ditunjukkan pada Gambar
1, tekanan hidrostatik dapat berbeda-beda tergantung letak suatu titik di dalam air, semakin dalam
letak suatu titik di dalam air, maka semakin besar tekanan hidrostatik pada titik tersebut.
Gambar 1. Semakin dalam benda akan mengalami tekanan semakin besar
Pada Gambar 1, tekanan di titik B lebih besar daripada tekanan di titik A, sedangkan
tekanan di titik C lebih besar daripada tekanan di titik B. Pada dasarnya tekanan hidrostatik adalah
tidak lain dari tekanan akibat gaya berat sejumlah air yang berada di atas. Karena massa jenis dari
air adalah
. Pada kedalaman h dasar wadah (seperti gambar di samping) akan mengalami
gaya berat sebesar:
di mana
Sehingga didapat tekanan pada kedalaman h adalah:
dengan:
massa jenis (kg.m-3
)
tekanan hidrostatik (Pa)
kedalaman benda diukur dari permukaan fluida (m)
percepatan gravitasi (m.s-2
)
Tekanan total dari benda yang mengalami tekanan hidrostatik juga melibatkan faktor
tekanan dari udara di atas air ( ) tersebut, sehingga tekanan total:
+
138 Mohammad Ishaq, Fisika Dasar Edisi 2, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 304.
115
2. Hukum Pascal
Jika tekanan ditambahkan pada fluida, misalnya dengan sebuah piston maka tekanan
tambahan tersebut akan diteruskan semua arah tanpa berkurang. Sifat ini diamati oleh Blaise Pascal
(1623-1662) yang kemudian dirumuskan dalam Hukum Pascal sebagai berikut:139
“Jika kita melakukan tekanan pada suatu fluida dalam ruang tertutup, maka tekanan itu
akan diteruskan ke semua arah dan sama besar tanpa berkurang.”
Banyak peralatan yang dibuat menggunakan konsep Hukum Pascal, diantaranya
pengangkat hidrolik. Perhatikan bejana pada Gambar 2, luas penampang kaki kiri adalah A1 dan
luas penampang kaki kanan adalah A2.
Gambar 2. Prinsip pompa hidrolik
Berdasarkan Gambar 2, jika tekanan diberikan oleh gaya F1 oleh piston sebelah kiri pada
bidang seluas A1, maka tekanan tersebut akan diteruskan oleh fluida ke segala arah termasuk pada
piston kedua di sebelah kanan dengan luas sebesar A2. Karena menurut hukum Pascal tekanan
diteruskan ke segala arah tanpa berkurang sedikitpun, maka:
atau:
karena A2>A1, maka F2>F1, sehingga kita akan mendapatkan gaya angkat di A2 lebih besar dari
gaya yang diberikan di A1. Ini berarti jika kita memberikan gaya yang lebih kecil pada luas
penampang yang lebih kecil, maka kita akan mendapatkan gaya angkat yang lebih besar pada luas
penampang yang lebih besar juga. Keuntungan inilah yang dimanfaatkan dalam pompa hidrolik
yang digunakan untuk mengangkat benda-benda seperti mobil.
F. Metode Pembelajaran
Metode : Ceramah, demonstrasi, diskusi kelompok, dan tanya jawab
G. Media Pembelajaran
Media : Buku, alat tulis, spidol, papan tulis, LKS
139 Ibid., h. 306.
116
H. Sumber Referensi
Ghurri Ainul. 2014. Dasar-Dasar Mekanika Fluida. Bali: Jurusan Tenik Mesin Universitas
Udayana.
Ishaq Mohammad. 2007. Fisika Dasar Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Giancoli Douglas C. 2014. Fisika Edisi Ketujuh Jidik 1. Jakarta: Erlangga.
Kanginan Marthen. 2013. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
117
I. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan Tujuan Meminta ketua kelas untuk meyiapkan dan
berdoa
Mengecek kehadiran siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Memperhatikan guru 5 menit
Apersepsi dan
Motivasi
Menggali pengetahuan awal siswa dengan
memberikan pertanyaan “Pernahkah kalian
berenang di kolam renang dengan kedalaman
1-2 meter ataupun menyelam ke dasar laut
dengan kedalaman lebih dari 5 meter? Apakah
kalian merasakan terdapat perbedaan pada
kedua kegiatan tersebut?”
Memuji siswa yang menjawab pertanyaan dan
meluruskan jawaban
Membentuk kelompok dan membagikan LKS
Menjawab pertanyan yang diajukan
oleh guru
Memperhatikan guru
Mengikuti arahan guru
5 menit
Inti Mengamati Guru memberikan LKS kepada masing-masing
kelompol siswa
Guru membimbing siswa menggali
pengetahuan dasar tentang fluida statis
Guru mendemonstrasikan percobaan terkait
dengan konsep tekanan hidrostatis dan prinsip
pascal
Siswa mengamati dan melakukan
percobaan demonstrasi kemudian
berdiskusi dengan kelompok
Siswa mencatat hal-hal penting
5 menit
Menanya Guru membimbing siswa kait konsep yang
masih belum dipahami.
Jika siswa pasif maka dilakukan Tanya jawab
Siswa diharapkan bertanya terkait
konsep yang dijelaskan
10
menit
118
Mengumpulkan
informasai
Guru menginstruksikan kepada setiap
kelompok untuk berdiskusi dan mengerjakan
LKS
Siswa berdiskusi dan mengerjakan
LKS
5 menit
Mengasosiasi Guru membimbing siswa untuk mengolah
informasi
Guru meminta siswa untuk membandingkan
hasil data dari percobaan sesuai LKS
Siswa mengolah informasi
Siswa menelaah dan mendiskusikan
hasil percobaan dari demonstrasi
20
menit
Mengumpulkan data
dan menganalisis
data
Guru membimbing siswa menganalisis fakta-
fakta yang ada
Guru membimbing siswa dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan pada LKS
Siswa menganalisis informasi yang
didapat dan menjawab pertanyaan
pada LKS
Siswa berdiskusi menjawab
pertanyaan di LKS
10
menit
Mengkomunikasikan Guru menginstruksikan murid untuk menarik
sebuah kesimpulan dari pengamatan yang telah
dilakukan
Guru mengajak siswa untuk mempresentasikan
kesimpulan yang didapat dari pengamatan yang
dilakukan
Siswa membuat kesimpulan dari
beberapa pengamatan
Perwakilan dari kelompok
mengungkapkan kesimpulan yang
telah didiskusikan
10
menit
Akhir Penarikan
kesimpulan
Guru meluruskan pendapat yang telah
dikemukakan oleh masing-masing kelompok
dengan menyampaikan kesimpulan yang
sebenarnya
Menyimak penjelasan yang
disampaikan guru
10
menit
Evaluasi Guru memberikan soal evaluasi terkait konsep
tekanan hidrostatis dan Hukum Pascal
Memberikan penghargaan kepada kelompok
terbaik
Memberitahu materi yang akan dipelajari pada
Siswa mengerjakan soal
Memberikan applause kepada
kelompok tersebut
Mempelajari materi tersebut.
Mengucap hamdalah dan
15
menit
119
pertemuan selanjutnya
Mengakhiri pembelajaran dengan mengucap
hamdalah dan salam
menjawab salam
J. Penilaian
Penilaian tes tertulis (kognitif)
Tes tertulis di ambil dari soal evaluasi sebanyak 3 butir soal pilihan ganda. (terlampir)
Sukabumi, Februari 2019
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti
Anisa Wuri H, S.Pd Nurwinda Septiana
NIP. NIM. 1112016300002
120
INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF
Fluida Statis Pertemuan 1
Jawablah pertanyaan bawah ini!
No. Soal Jawaban Skor
1 Perhatikan gambar dibawah ini!
Tekanan hidrostatis yang paling besar berada di titik…. D. P
E. Q F. R
D. S
E. T
Jawaban: E
Suatu titik pada kedalaman yang paling dalam memiliki
tekanan hidrostatis yang paling besar
2 Perhatikan faktor-faktor berikut: 1. Luas permukaan badan ikan
2. Massa jenis air 3. Massa ikan 4. Kedalaman ikan dari permukaan air
Seekor ikan berenang di akuarium yang berisi air. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar tekanan
yang dirasakan ikan ditunjukkan oleh nomor…. D. 1, 2, dan 3 E. 1, 3 dan 4
F. 1 dan 2
D. 2 dan 4 E. 4 saja
Jawaban : D
Tekanan yang dirasakan oleh ikan adalah tekanan hidrostatis. Faktor- faktor yang
memepengaruhi tekanan hidrostatis yaitu:
1. Massa jenis fluida 2. Kedalaman 3. Gaya gravitasi
3 Sebuah dongkrak hidrolik dengan penampang yang
berdiameter 3 cm dan 120 cm. Gaya minimum yang harus dikerjakan pada penampang kecil dongkrak tersebut untuk mengangkat mobil yang beratnya
8000 N adalah…….. F. 0,2 N G. 5 N
H. 60 N I. 128 N
J. e. 200 N
Jawaban : B
Diketahui :
d1 = 3 cm = 3x10-2
m
d2 = 120 cm = 1,2x10-1
m
F2 = 8000 N
Ditanya : F1 = ....?
Penyelesaian :
8 3 1
1 2 1
72 1
144 1
5
Penilaian:
3 1
121
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Kontrol
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Nagrak
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI / 1
Materi Pokok : Fluida Statis
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan ke- : 2
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, gotong
royong, kerjasama, toleran, damai, santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan
humaniora dengan wawasaan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesusai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan arnah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.3 Menerapkan hukum-hukum fluida statik dalam kehidupan sehari-hari.
4.3 Merancang dan melakukan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida statik, berikut
presentasi hasil percobaan dan pemanfaatannya.
C. Indikator
1. Mendeskripsikan konsep Hukum Archimedes salam kehidupan sehari-hari
2. Mengimplementasikan persamaan Hukum Archimedes dan syarat terapung, melayang dan
tenggelam
3. Meuunjukkan konsep Hukum Archimedes dan syarat benda terapung, melayang dan
tenggelam dalam kehidupan sehari-hari
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai proses pembelajaran (mendiskusikan pemecahan masalah tentang
karakteristik fluida, tekanan hidrostatis serta prinsip Pascal dari berbagai fakta) siswa diharapkan
mampu:
1. Mendeskripsikan konsep Hukum Archimedes salam kehidupan sehari-hari
2. Mengimplemen-tasikan persamaan Hukum Archimedes dan syarat terapung, melayang dan
tenggelam
122
3. Meuunjukkan konsep Hukum Archimedes dan syarat benda terapung, melayang dan
tenggelam dalam kehidupan sehari-hari
E. Materi Ajar
1. Hukum Archimedes
Jika kita mencelupkan sebuah benda ke dalam air maka benda tersebut akan mengalami
gaya yang arahnya ke atas permukaan air. Ketika benda tercelup ke dalam air, benda tersebut
mengalami seuatu gaya yang dinamakan gaya apung (buoyant force). Seperti ditunjukkan pada
Gambar 1, sebuah benda ketika dicelupkan ke dalam air, benda tersebut mengalami dua keadaan
di mana salah satu permukaannya tercelup dan permukaan lainnya terapung.
Gambar 1. Sebuah benda yang tercelup ke dalam zat cair memiliki dua buah gaya yaitu gaya apung dan
gaya berat
Gaya yang dialami benda pada Gambar 1, di atas yaitu gaya apung dan gaya berat di mana
gaya apung selalu mengarah ke atas permukaan air, sedangkan gaya berat selalu mengarah ke
bawah pusat gravitasi.
Gaya apung sebanding dengan berat benda yang dicelupkan dalam air dengan persamaan
yaitu:140
dengan:
karena benda di dalam fluida memiliki berat juga, di mana berat benda adalah:
dengan:
W = gaya berat benda (N)
m = massa benda (kg)
g = gaya gravitasi benda (m/s2)
Hukum Archimedes berbunyi:
“Setiap benda yang terbenam seluruhnya atau sebagian dalam suatu fluida sama dengan
berat volume fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut”. Dengan kata lain gaya apung
140 Mohammad Ishaq, Fisika Dasar Edisi 2, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 308.
123
pada suatu benda yang dicelupkan dalam suatu fluida sama dengan berat fluida yang
dipindahkan oleh benda tersebut”.141
2. Mengapung, Tenggelam, dan Melayang
Suatu benda akan mengapung, tenggelam dan melayang hanya ditentukan oleh massa jenis
rata-rata benda dan massa jenis zat cair. Jika massa jenis rata-rata benda lebih kecil daripada massa
jenis zat cair, benda akan mengapung dipermukaan zat cair. Jika massa jenis rata-rata benda lebih
besar daripada massa jenis zat cair, benda akan tenggelam di dasar wadah zat cair. Jika massa jenis
rata-rata benda sama dengan massa jenis zat cair, benda akan melayang dalam zat cair di antara
permukaan dan dasar wadah zat cair.
Tabel 1. Syarat benda mengapung, tenggelam dan melayang
syarat mengapung
syarat tenggelam
syarat melayang
Gambar. 2: A. mengapung, B. melayang, dan C. tenggelam
Peristiwa mengapung, tenggelam dan melayang dapat dijelaskan berdasarkan konsep gaya
apung dan berat benda. Pada suatu benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya dalam zat
cair bekerja gaya apung (Fa). Dengan demikian pada benda yang tercelup dalam air bekerja
dua gaya, yaitu gaya apung (Fa) dan gaya berat (w).
F. Metode Pembelajaran
Metode : Ceramah, demonstrasi, diskusi kelompok, dan tanya jawab
G. Media Pembelajaran
Media : Buku, alat tulis, spidol, papan tulis, LKS
H. Sumber Referensi
Ghurri Ainul. 2014. Dasar-Dasar Mekanika Fluida. Bali: Jurusan Tenik Mesin
Universitas Udayana.
Ishaq Mohammad. 2007. Fisika Dasar Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Giancoli Douglas C. 2014. Fisika Edisi Ketujuh Jidik 1. Jakarta: Erlangga.
Kanginan Marthen. 2013. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
141
D. Tamara Dirasutisna, Dasar-dasar Fisika Mekanika dan Fisika Fluida, (Jakarta: Universitas
Trisakti, 2010), h 178
124
I. Langkah-langkah Pembelajaran
Tahap Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan Tujuan Meminta ketua kelas untuk meyiapkan dan
berdoa
Mengecek kehadiran siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Memperhatikan guru 5 menit
Apersepsi dan
Motivasi
Menggali pengetahuan awal siswa dengan
memberikan pertanyaan “mengapa kayu dapat
mengapung di air?”
Memuji siswa yang menjawab pertanyaan dan
meluruskan jawaban
Membentuk kelompok dan membagikan LKS
Menjawab pertanyan yang
diajukan oleh guru
Memperhatikan guru
Mengikuti arahan guru
5 menit
Inti Mengamati Guru memberikan LKS kepada masing-masing
kelompol siswa
Guru membimbing siswa menggali
pengetahuan dasar tentang fluida statis
Guru mendemonstrasikan percobaan terkait
dengan konsep Hukum Archimedes
Siswa mengamati dan melakukan
percobaan demonstrasi kemudian
berdiskusi dengan kelompok
Siswa mencatat hal-hal penting
5 menit
Menanya Guru membimbing siswa kait konsep yang
masih belum dipahami.
Jika siswa pasif maka dilakukan Tanya jawab
Siswa diharapkan bertanya terkait
konsep yang dijelaskan
10 menit
Mengumpulkan
informasai
Guru menginstruksikan kepada setiap
kelompok untuk berdiskusi dan mengerjakan
LKS
Siswa berdiskusi dan
mengerjakan LKS
5 menit
125
Mengasosiasi Guru membimbing siswa untuk mengolah
informasi
Guru meminta siswa untuk membandingkan
hasil data dari percobaan sesuai LKS
Siswa mengolah informasi
Siswa menelaah dan
mendiskusikan hasil percobaan
dari demonstrasi
20 menit
Mengumpulkan data
dan menganalisis
data
Guru membimbing siswa menganalisis fakta-
fakta yang ada
Guru membimbing siswa dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan pada LKS
Siswa menganalisis informasi
yang didapat dan menjawab
pertanyaan pada LKS
Siswa berdiskusi menjawab
pertanyaan di LKS
10 menit
Mengkomunikasikan Guru menginstruksikan murid untuk menarik
sebuah kesimpulan dari pengamatan yang telah
dilakukan
Guru mengajak siswa untuk mempresentasikan
kesimpulan yang didapat dari pengamatan
yang dilakukan
Siswa membuat kesimpulan dari
beberapa pengamatan
Perwakilan dari kelompok
mengungkapkan kesimpulan
yang telah didiskusikan
10 menit
Akhir Penarikan
kesimpulan
Guru meluruskan pendapat yang telah
dikemukakan oleh masing-masing kelompok
dengan menyampaikan kesimpulan yang
sebenarnya
Menyimak penjelasan yang
disampaikan guru
10 menit
Evaluasi Guru memberikan soal evaluasi terkait konsep
Hukum Archimedes
Memberikan penghargaan kepada kelompok
terbaik
Memberitahu materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya
Mengakhiri pembelajaran dengan mengucap
hamdalah dan salam
Siswa mengerjakan soal
Memberikan applause kepada
kelompok tersebut
Mempelajari materi tersebut.
Mengucap hamdalah dan
menjawab salam
15 menit
126
J. Penilaian
Penilaian tes tertulis (kognitif)
Tes tertulis di ambil dari soal evaluasi sebanyak 3 butir soal pilihan ganda. (terlampir)
Sukabumi, Februari 2019
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti
Anisa Wuri H, S.Pd Nurwinda Septiana
NIP. NIM. 1112016300002
127
INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF
Fluida Statis Pertemuan 1
Jawablah pertanyaan ini!
Penilaian:
3 1
No. Soal Jawaban Skor
1. Massa jenis air laut 1025 kg/m3 ,
berapakah volume batu yang tercelup
ke dalam air laut jika berat air laut
yang dipindahkan oleh batu sebesar 4
Newton ?
a. 4,1x10-4
m3
b. 3,98x10-4
m3
b. 3,65x10-4
m3
c. 3,56x10-3
m3
d. 2,1x10-3
m3
Jawaban : B
Diketahui :
ρ air laut 1025 kg/m3
W air laut = 2 N
g = 9.8 m/s2
Jawab :
Berat air laut :
W = m.g
Gaya apung :
Fa ρ . g. V
Di mana berat air yang tumpah sama dengan
gaya apung batu sehingga dapat ditulis
W = Fa
W ρ.g.V
4 = 1025(9,8) V
4 = 10.045.v
V = 4 / 10.045
V = 3.98 x 10-4
m3
2. Sebuah benda terapung pada suatu zat
cair dengan 2/3 bagian benda itu
tercelup. Bila massa jenis benda
0,5g/cm3 maka massa jenis zat cair
adalah
a. 900 kg.m-3
b. 800 kg.m-3
c. 750 kg.m-3
d. 400 kg.m-3
e. 320 kg.m-3
Jawaban : C
Diketahui : V =
Vb
ρ = 0,5 g.cm-3
= 500 kg.m-3
Ditanya : ρ = ?
ρ . V = ρb . Vb
ρ =
=
= 750 kg.m-3
3. Berapakah massa jenis gabus jika 25
% voume gabus tercelup ke dalam air
dan massa jenis air 1 gram/cm3 ?
f. 0,75 gram/cm3
g. 0,50 gram/cm3
h. 0,40 gram/cm3
i. 0,25 gram/cm3
j. 0,15 gram/cm3
Jawaban : D
Diketahui : ρa = 1 gr/cm3
Vbf = 0.75 Vb
Ditanya : ρb = ?
ρb =
ρb =
= 0,25 gram/cm
3
128
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Kontrol
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Nagrak
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI / 1
Materi Pokok : Fluida Statis
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan ke- : 3
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, gotong
royong, kerjasama, toleran, damai, santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan
humaniora dengan wawasaan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesusai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan arnah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.3 Menerapkan hukum-hukum fluida statik dalam kehidupan sehari-hari.
4.3 Merancang dan melakukan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida statik, berikut
presentasi hasil percobaan dan pemanfaatannya.
C. Indikator
1. Menjelaskan konsep tegangan permukaan, kapilaritas dan viskositas
2. Menerapkan persamaan konsep tegangan permukaan, kapilaritas dan viskositas
3. Mendeskripsikan peristiwa tegangan permukaan, kapilaritas dan viskositas dalam
kehidupan sehari-hari.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai proses pembelajaran (mendiskusikan pemecahan masalah tentang
karakteristik fluida, tekanan hidrostatis serta prinsip Pascal dari berbagai fakta) siswa diharapkan
mampu:
1. Menjelaskan konsep tegangan permukaan, kapilaritas dan viskositas
2. Menerapkan persamaan konsep tegangan permukaan, kapilaritas dan viskositas
129
3. Mendeskripsikan peristiwa tegangan permukaan, kapilaritas dan viskositas dalam kehidupan
sehari-hari.
E. Materi Ajar
1. Tegangan Permukaan
Sebuah pipet (penetes obat cair) akan mengeluarkan fluida setetes demi setetes dan tidak
mengalir, sebatang jarum yang diletakan di permukaan air tidak akan tenggelam dan lalat yang
hinggap pada permukaan air pun tidak tenggelam adalah beberapa gejala tegangan permukaan
yang sering kita jumpai.142
Sebagai contoh, tetesan zat cair cenderung membentuk luas permukaan
yang kecil. Seperti ditunjukkan pada Gambar 1, gaya kohesi yang besar menyebabkan tetesan air
cenderung memperkecil luas permukaannya.
Gambar 1. Tetesan air cenderung memperkecil luas permukaannya
Pada gambar di atas, tetesan air tersebut mengalami tegangan permukaan ( ) didefinisikan
sebagai gaya per satuan panjang garis pada permukaan, secara matematis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Untuk cairan yang terkurung di dalam aparatus kawat merupakan selembar selaput tipis
yang memiliki permukaan atas dan permukaan bawah. Maka, panjang (keliling) permukaan akan
bertambah besar adalah 2 dan tegangan permukaannya menjadi:
2
Keterangan:
= tegngan permukaan (N/m)
= gaya (N)
= panjang permukaan benda (m)
2. Viskositas
Viskositas adalah ukuran kekentalan suatu fluida atau juga bisa dikatakan viskositas adalah
besaran yang menunjukkan berapa besar diperlukan suatu gaya (tegangan geser) untuk
menghasilkan pergeseran (regangan geser). Makin kental suatu fluida maka viskositasnya semakin
besar pula.143
Fluida akan mengalami perbedaan, semakin kental (viscous) fluidanya, semakin besar gaya
yang diperlukan. Benda yang bergerak semakin cepat sampai mencapai kecepatan terminal yang
142 Mohammad Ishaq, Fisika Dasar Edisi 2, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 320. 143 Ibid,. h 318.
130
konstan, pada saat kecepatan terminal tercapai, gaya-gaya yang bekerja pada benda adalah
seimbang.
∑
+ +
(pers.1)
Jika massa jenis benda ( ), massa jenis fluida ( ), dan volume benda ( ), gaya keatas
di mana berat benda .
diman untuk gaya gesek 6 (benda dianggap berbentuk bola)
dengan memasukkan besar ketiga gaya tersebut ke dalam (per.1) kita peroleh:
6 .
6
Kecepatan terminal dalam fluida kental dipeeoleh persamaan:
6
untuk benda berbentuk bola dengan jari-jari r, volume benda
, sehingga:
43
6
Kecepatan terminal dalam fluida kental
2
9
Keterangan:
= kecepatan benda (m.s-1
)
= gravitasi (10 m.s-2
)
= jari-jari kelereng (m)
= koefisien viskositas fluida (N.s.m-1
)
⍴b = massa jenis kelereng (kg.m-3
)
⍴f = massa jenis fluida (kg.m-3
)
3. Kapilaritas
Peristiwa meresapnya air melalui celah-celah kecil merupakan gejala kapilaritas.
Kapilaritas sendiri disebabkan oleh adanya adhesi dan kohesi. Adhesi adalah gaya tarik-menarik
antar molekul yang berbeda jenisnya, sedangkan kohesi yaitu gaya tarik-menarik antar molekul
yang sama.
Pada gejala kapilaritas, air dalam pipa kapiler dapat naik karena adanya adhesi antara
partikel air dengan kaca lebih besar daripada kohesi yang dialami oleh air.
Gejala kapilaritas dapat dirumuskan sebagai berikut:
Di mana
, jadi
131
2
sedangkan , di mana
Jadi untuk persamaan kapilaritas didapat yaitu:
2
2
2
di mana:
= kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler (m)
= tegangan permukaan (N.m-1
)
= sudut kontak
= jari-jari pipa kapiler (m)
= massa jenis zat cair (kg.m-3
)
Contoh aplikasi dari kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
1) Naiknya air melalui akar pohon
2) Naiknya minyak mealui sumbu
kompor
F. Metode Pembelajaran
Metode : Ceramah, demonstrasi, diskusi kelompok, dan tanya jawab
G. Media Pembelajaran
Media : Buku, alat tulis, spidol, papan tulis, LKS
F. Sumber Referensi
Ghurri Ainul. 2014. Dasar-Dasar Mekanika Fluida. Bali: Jurusan Tenik Mesin Universitas
Udayana.
Ishaq Mohammad. 2007. Fisika Dasar Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Giancoli Douglas C. 2014. Fisika Edisi Ketujuh Jidik 1. Jakarta: Erlangga.
Kanginan Marthen. 2013. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
132
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Tahap Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan Tujuan Meminta ketua kelas untuk meyiapkan dan
berdoa
Mengecek kehadiran siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Memperhatikan guru 5 menit
Apersepsi dan
Motivasi
Menggali pengetahuan awal siswa dengan
memberikan pertanyaan “Mengapa nyamuk
dan laba-laba dapat berjalan di atas air”
Memuji siswa yang menjawab pertanyaan dan
meluruskan jawaban
Membentuk kelompok dan membagikan LKS
Menjawab pertanyan yang
diajukan oleh guru
Memperhatikan guru
Mengikuti arahan guru
5 menit
Inti Mengamati Guru memberikan LKS kepada masing-masing
kelompol siswa
Guru membimbing siswa menggali
pengetahuan dasar tentang fluida statis
Guru mendemonstrasikan percobaan terkait
dengan konsep Tegangan permukaan,
Viskositas dan Kapilaritas
Siswa mengamati dan melakukan
percobaan demonstrasi kemudian
berdiskusi dengan kelompok
Siswa mencatat hal-hal penting
5 menit
Menanya Guru membimbing siswa kait konsep yang
masih belum dipahami.
Jika siswa pasif maka dilakukan Tanya jawab
Siswa diharapkan bertanya terkait
konsep yang dijelaskan
10 menit
Mengumpulkan
informasai
Guru menginstruksikan kepada setiap
kelompok untuk berdiskusi dan mengerjakan
Siswa berdiskusi dan
mengerjakan LKS
5 menit
133
LKS
Mengasosiasi Guru membimbing siswa untuk mengolah
informasi
Guru meminta siswa untuk membandingkan
hasil data dari percobaan sesuai LKS
Siswa mengolah informasi
Siswa menelaah dan
mendiskusikan hasil percobaan
dari demonstrasi
20 menit
Mengumpulkan data
dan menganalisis
data
Guru membimbing siswa menganalisis fakta-
fakta yang ada
Guru membimbing siswa dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan pada LKS
Siswa menganalisis informasi
yang didapat dan menjawab
pertanyaan pada LKS
Siswa berdiskusi menjawab
pertanyaan di LKS
10 menit
Mengkomunikasikan Guru menginstruksikan murid untuk menarik
sebuah kesimpulan dari pengamatan yang telah
dilakukan
Guru mengajak siswa untuk mempresentasikan
kesimpulan yang didapat dari pengamatan
yang dilakukan
Siswa membuat kesimpulan dari
beberapa pengamatan
Perwakilan dari kelompok
mengungkapkan kesimpulan
yang telah didiskusikan
10 menit
Akhir Penarikan
kesimpulan
Guru meluruskan pendapat yang telah
dikemukakan oleh masing-masing kelompok
dengan menyampaikan kesimpulan yang
sebenarnya
Menyimak penjelasan yang
disampaikan guru
10 menit
Evaluasi Guru memberikan soal evaluasi terkait konsep
Tegangan permukaan, Viskositas dan
Kapilaritas
Memberikan penghargaan kepada kelompok
terbaik
Mengakhiri pembelajaran dengan mengucap
hamdalah dan salam
Siswa mengerjakan soal
Memberikan applause kepada
kelompok tersebut
Mempelajari materi tersebut.
Mengucap hamdalah dan
menjawab salam
15 menit
134
H. Penilaian
Penilaian tes tertulis (kognitif)
Tes tertulis di ambil dari soal evaluasi sebanyak 3 butir soal pilihan ganda. (terlampir)
Sukabumi, Februari 2019
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti
____________________ Nurwinda Septiana
NIP. NIM. 1112016300002
135
INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF
Fluida Statis Pertemuan 3
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
Penilaian:
3 1
No Soal Jawaban Skor
1. Sebuah kelereng dengan jari-jari 0,5
cm jatuh ke dalam bak berisi oli yang
memiliki koefisien viskositas 120×10-3
N.s/m2. Maka besar gesekan yang
dialami kelereng jika bergerak dengan
kelajuan 5 m/s adalah ….
a. 1,8x10-2
N
b. 1,6x10-2
N
c. 1,2x10-2
N
d. 2,0x10-3
N
e. 1,8x10-3
N
Jawaban : a
Diketahui: r = 0,5 cm = 5 × 10-3
m
η 120 × 10-3
N.s/m2 ν 5 m/s
Ditanya: Ff =..... ?
Penyelesaian :
Ff 6πγηv
Ff 6π (5 × 10-3
)(120 × 10-3
)(5)
Ff = 1,8x10
-2 N
2. Sebuah bola kaca berjari-jari 1 cm.
dijatuhkan dalam sejenis minyak (ρ
750 kg/m3) jika kecepatan
maksimumnya 0,025 m/s dan massa
jenis kaca 2 x 103 kg/m3. Maka
koefisien viskositasnya adalah ….
a. 0,2 kg/ms
b. 0,5 kg/ms
c. 0,111 kg/ms
d. 1 kg/ms
e. 1,2 kg/ms
Jawaban : C
Diketahui r = 1 cm = 1x10-2
m
ρf = ρminyak = 750 kg/m3
ρb = ρkaca = 2x103 kg/m3 = 2000
kg/m3
VT = 0,025 m/s
g = 10 m/s2
Ditanya ɳ = ?
ɳ =
=
=
ɳ = 0,111 kg/ms
3. Air hujan turun dengan kecepatan
maksimum dari tetes air hujan yang
berjari-jari 0,5 mm yang jatuh di
udara, (ρ udara 1,29 kg/m3) dengan
ɳ = 1,8 x 10-5
kg/ms dan g = 9,8 m/s2 .
Maka berapa kecepatan maksimum
dari tetes air hujan
Jawaban :
Diketahui r = 0,5 mm = 5 x 10-4
m
ρf ρudara 1,29 kg/m3
ρb ρair 1000 kg/m3
ɳ = 1,8 x 10-5
kg/ms
g = 10 m/s2
Ditanya VT = ?
Pembahasan
VT =
=
=
= 1,54x10-3
m/s
136
Lampiran A.3
Kelas : ....................................
Kelompok : ....................................
Anggota :
....................................
....................................
....................................
....................................
...................................
....................................
3.4 Merancang dan melakukan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida statis, berikut
presentasi hasil percobaan dan pemanfaatannya.
1. Siswa dapat menentukan hubungan kedalaman air dengan besar tekanan hidrostatis.
2. Siswa dapat memformulasikan persamaan tekanan hidrostatis dan prinsip pascal.
Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang dialami oleh sebuah benda jika benda tersebut
berada pada kedalaman h dari permukaan air di dalam fluida.144
Seperti ditunjukkan pada
Gambar 1, tekanan hidrostatik dapat berbeda-beda tergantung letak suatu titik di dalam air,
semakin dalam letak suatu titik di dalam air, maka semakin besar tekanan hidrostatik pada titik
tersebut.
144 Mohammad Ishaq, Fisika Dasar Edisi 2, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 304.
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)
LKS 1
Sub bahasan : Tekanan Hidrostatis dan Prinsip Pascal
Alokasi waktu : 90 menit
Kelas : XI IPA
137
Gambar 1. Semakin dalam benda akan mengalami tekanan semakin besar
Pada Gambar 1, tekanan di titik B lebih besar daripada tekanan di titik A, sedangkan
tekanan di titik C lebih besar daripada tekanan di titik B. Pada dasarnya tekanan hidrostatik
adalah tidak lain dari tekanan akibat gaya berat sejumlah air yang berada di atas. Karena massa
jenis dari air adalah
. Pada kedalaman h dasar wadah (seperti gambar di samping) akan
mengalami gaya berat sebesar:
dimana
Sehingga didapat tekanan pada kedalaman h adalah:
dengan:
massa jenis (kg.m-3
)
tekanan hidrostatik (Pa)
kedalaman benda diukur dari permukaan fluida (m)
percepatan gravitasi (m.s-2
)
Tekanan total dari benda yang mengalami tekanan hidrostatik juga melibatkan faktor
tekanan dari udara di atas air ( ) tersebut, sehingga tekanan total:
Jika tekanan ditambahkan pada fluida, misalnya dengan sebuah piston maka tekanan
tambahan tersebut akan diteruskan ke semua arah tanpa berkurang. Sifat ini diamati oleh Blaise
Pascal (1623-1662) yang kemudian dirumuskan dalam Hukum Pascal sebagai berikut:145
145 Ibid., h. 306.
𝑷𝒉 𝑷𝟎 + 𝝆 𝒈 𝒉
𝑷𝒉 𝝆 𝒈 𝒉
138
“Jika kita melakukan tekanan pada suatu fluida dalam ruang tertutup, maka tekanan itu
akan diteruskan ke semua arah dan sama besar tanpa berkurang.”
Banyak peralatan yang dibuat berdasarkan Hukum Pascal, diantaranya pengangkat
hidrolik. Perhatikan bejana pada Gambar 2, luas penampang kaki kiri adalah A1 dan luas
penampang kaki kanan adalah A2.
Gambar 2. Prinsip pompa hidrolik
Berdasarkan Gambar 2, jika tekanan diberikan oleh gaya F1 oleh piston sebelah kiri pada
bidang seluas A1, maka tekanan tersebut akan diteruskan oleh fluida ke segala arah termasuk
pada piston kedua di sebelah kanan dengan luas sebesar A2. Karena menurut hukum Pascal
tekanan diteruskan ke segala arah tanpa berkurang sedikitpun, maka:
atau:
karena A2>A1, maka F2>F1, sehingga kita akan mendapatkan gaya angkat di A2 lebih besar dari
gaya yang diberikan di A1. Ini berarti jika kita memberikan gaya yang lebih kecil pada luas
penampang yang lebih kecil, maka kita akan mendapatkan gaya angkat yang lebih besar pada
luas penampang yang lebih besar juga. Keuntungan inilah yang dimanfaatkan dalam pompa
hidrolik yang digunakan untuk mengangkat benda-benda seperti mobil.
1. Amatilah fenomena dari video 1 dan 2 yang ditampilkan!
Sebelum kita memulai percobaan, mari kita fokus pada tayangan yang ditampilkan oleh guru!
Ingat! Pandangan kalian hanya terfokus pada video yang disajikan!
Setelah video selesai ditayangkan, barulah kalian fokus kembali pada LKS yang telah
dibagikan.
Berdasarkan fenomena yang telah disajikan, tentunya kalian semua mulai bertanya-tanya
terkait video yang ditayangkan tersebut. Maka dari itu buatlah rumusan masalah yang dapat
diajukan terkait fenomena yang terjadi dalam video yang telah ditayangkan!
𝐹 𝐴
𝐹 𝐴
𝐹 𝐹 𝐴
𝐴
139
Berdasarkan perumusan masalah yang telah kalian buat sebelumnya bersama dengan kelompok
masing-masing, buatlah hipotesis yang dapat menjawab permasalahan yang telah kalian rumus-
kan!
Alat dan Bahan
Percobaan 1 (Tekanan Hidrostatik)
1. Alat peraga tekanan hidrostatis
2. Air berwarna
3. Corong bentuk tabung
4. Wadah segitiga
Pernahkah kalian berenang di kolam renang dengan kedalaman 1-2 meter atau menyelam ke
dasar laut dengan kedalaman lebih dari 5 meter? Apakah kalian merasakan terdapat
perbedaan pada kedua kegiatan tersebut?
Untuk dapat memecahkan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan tersebut di
atas, terlebih dahulu kamu harus melakukan eksperimen (mengamati, mengukur dan
mencatat gejala/peristiwa yang terjadi). Lakukan tahapan percobaan berikut dengan tepat
untuk mengumpulkan data dan membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah dibuat!
Video 1 (Tekanan Hidrostatis):
Video 2 (Hukum Pascal):
Video 1 (Tekanan Hidrostatis):
Video 2 (Hukum Pascal):
140
Langkah-langkah percobaan:
Percobaan 1:
1. Siapkan alat dan bahan!
2. Rangkai alat peraga sesuai gambar di samping!
3. Masukkan air ke dalam selang hingga masing-masing
memiliki ketinggian air yang sama
4. Isi air juga ke dalam wadah yang berbentuk prisma hingga
mencapai angka 15 cm
5. Setelah alat dan bahan selesai di rakit, lakukan prosedur
percobaan
6. Masukkan corong ke dalam air di dalam wadah prisma
sedalam 4 cm, 8 cm, 12 cm dan 15 cm dari permukaan air
7. Amati apa yang terjadi, lalu catat hasil pengamatan pada tabel
percobaan 1 di bawah!
8. Ulangi langkah 3-7 dengan mengganti air menjadi oli, dan
catat kenaikan oli dalam selang!
Percobaan 1.
No.
Kedalaman Corong
dari Permukaan
Cairan (cm)
Kenaikan fluida di dalam selang (cm Tekanan
Hidrostatik (Pa)
Air
( Oli
( Phair Pholi
1 4
2 8
3 12
4 15
Setelah kalian selesai melakukan percobaan terkait konsep Tekanan Hidrostatis, kerjakan
beberapa pertanyaan di bawah ini dengan teman kelompokmu untuk menggali pemahaman
kalian!
Pertanyaan :
1. Dari percobaan di atas, bagaimana kenaikkan fluida ketika kedalaman corong di buat berbeda?
Jelaskan!
...........................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..............................
...........................................................................................................................................................
2. Dari dua jenis zat cair yang digunakan, adakah perbedaan ketinggian air dan oli? Mengapa
demikian?
...........................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..............................
............................................................................................................................. ..............................
141
3. Bagaimanakah hubungan antara kedalaman air dengan tekanan hidrostatis dari percobaan
tersebut?
............................................................................................................................. ..............................
...........................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..............................
4. Perhatikan gambar di bawah ini!
Pada dasar kolam air dideteksi menggunakan alat
ukur tekanan hidrostatis yang menunjukkan angka 2
bar (200.000 Pa). Hitung berapakah kedalaman
kolam air tersebut! ( 1
............................................................................................................................. ..............................
...........................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..............................
.............................................................................................................................................. .............
...........................................................................................................................................................
5. Diberikan data seperti pada tabel di bawah ini:
No.
Kedalaman Corong
dari Permukaan
Cairan (cm)
Kenaikan fluida di dalam selang (cm)
Air
( Oli
( 1 5 1 2,2
2 8 1,6 3
Hitunglah masing-masing tekanan Hidrostatis untuk air dan oli dari data di atas!
............................................................................................................................. ..............................
..................................................................................................................................................... ......
...........................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..............................
...........................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..............................
Pernahkah kalian datang atau melihat tempat cuci mobil, dimana terdapat mobil yang
sedang diangkat menggunakan piston?
Pernahkah kalian melihat mobil yang ban nya bocor, lalu untuk mengganti ban tersebut
mobil diangkat menggunakan dongkrak? Apabila pernah, mungkin kalian bertanya-tanya
mengapa hal tersebut dapat terjadi.
Untuk dapat memecahkan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan tersebut di
atas, kamu harus melakukan eksperimen (mengamati, mengukur dan mencatat
gejala/peristiwa yang terjadi). Lakukan tahapan percobaan berikut dengan tepat untuk
mengumpulkan data dan membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah dibuat!
Percobaan 2 (Hukum Pascal)
Alat dan bahan
1. Alat peraga Hukum Pascal
2. Air berwarna
3. Beban (Batu)
4. Neraca/ timbangan
5. Double tipe
142
Langkah Percobaan 2:
1. Siapkan alat dan bahan
2. Rangkailah alat peraga seperti pada gambar di samping!
3. Pasang piston pada suntikan kecil dan piston pada suntikan besar, lalu
pasang dudukan wadah untuk menyimpan beban yanng akan diukur
4. Masukkan batu A ke dalam wadah pada piston kecil
5. Amati apa yang terjadi, lalu catat hasil pengamatan pada tabel
percobaan 2 di bawah!
6. Ulangi langkah 4-5 dengan menggunakan batu B, C, D dan E
Tabel hasil percobaan 2
Benda
Massa di bagian atas
piston kecil (mk)
(d = 1,6 cm)
Massa di bagian atas
piston besar (mb)
(d = 2 cm)
Gaya pada
piston kecil
(Fk)
Gaya pada
piston besar
(Fb)
1
2
3
4
5
Setelah kalian selesai melakukan percobaan terkait Prinsip Pascal, kerjakan beberapa
pertanyaan di bawah ini dengan teman kelompokmu untuk menggali pemahaman kalian!
Pertanyaan:
1. Dari data di atas, gaya yang dihasilkan pada piston kecil dan piston besar mengapa berbeda,
ketika massa benda di buat berbeda-beda ?
...........................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..............................
............................................................................................................................. ..............................
...........................................................................................................................................................
2. Bagaimanakah gaya yang dihasilkan jika massa batu yang diberikan besarnya sama pada
suntikan besar dan suntikan kecil?
...........................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..............................
................................................................................................................................................... ........
3. Perhatikan gambar di bawah ini!
143
Gambar di atas menunjukkan sebuah tabung U yang berisikan zat cair dan diberi pengisap (berat
dan gesekan diabaikan). Hitunglah berat beban F2 yang harus diberikan agar pengisap tetap
seimbang!
............................................................................................................................. ..............................
............................................................................................................................. ..............................
...........................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..............................
4. Risma memiliki massa 50 kg memakai sepatu hak tinggi dengan luas permukaan 1 cm2.
Hitunglah tekanan yang bekerja pada lantai yang diinjak oleh Risma !
............................................................................................................................. ..............................
............................................................................................................................. ..............................
...........................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..............................
Dari percobaan 1 dan 2 yang telah dilakukan, buatlah kesimpulan!
Percobaan 1:
............................................................................................................................. ..............................
...........................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..............................
............................................................................................................................. ..............................
Percobaan 2:
...........................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..............................
..................................................................................................................................................... ......
...........................................................................................................................................................
“Tak ada orang yang akan sukses jika tidak siap menghadapi dan
menanggulangi kesulitan-kesulitan dan mempersiapkan diri memikul
tanggung jawab”
144
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)
LKS 2
Sub bahasan : Hukum Archimedes
Alokasi waktu : 90 menit
Kelas : XI IPA
Kelas : ....................................
Kelompok : ....................................
Anggota :
....................................
....................................
....................................
....................................
...................................
....................................
3.4 Merancang dan melakukan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida statis, berikut
presentasi hasil percobaan dan pemanfaatannya.
1. Siswa dapat memformulasikan persamaan gaya apung
2. Siswa dapat menghitung massa jenis zat cair menggunakan hukum Archimedes
Jika kita mencelupkan sebuah benda ke dalam air maka benda tersebut akan mengalami gaya
yang arahnya ke atas permukaan air. Ketika benda tercelup ke dalam air, benda tersebut mengalami
seuatu gaya yang dinamakan gaya apung (buoyant force). Seperti ditunjukkan pada Gambar 1,
sebuah benda ketika dicelupkan ke dalam air, benda tersebut mengalami dua keadaan di mana salah
satu permukaannya tercelup dan permukaan lainnya terapung.
Gambar 1. Sebuah benda yang tercelup ke dalam zat cair memiliki dua buah gaya
yaitu gaya apung dan gaya berat
Gaya yang dialami benda pada Gambar 1 di atas yaitu gaya apung dan gaya berat dimana
gaya apung selalu mengarah ke atas permukaan air, sedangkan gaya berat selalu mengarah ke
145
bawah pusat gravitasi.
Gaya apung sebanding dengan berat benda yang dicelupkan dalam air dengan persamaan
yaitu:146
dengan:
karena benda di dalam fluida memiliki berat juga, dimana berat benda adalah:
dengan:
W = gaya berat benda (N)
m = massa benda (kg)
g = gaya gravitasi benda (m/s2)
Hukum Archimedes berbunyi:
“Setiap benda yang terbenam seluruhnya atau sebagian dalam suatu fluida sama dengan
berat volume fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut”. Dengan kata lain gaya apung
pada suatu benda yang dicelupkan dalam suatu fluida sama dengan berat fluida yang
dipindahkan oleh benda tersebut”.147
Suatu benda akan mengapung, tenggelam dan melayang hanya ditentukan oleh massa jenis
rata-rata benda dan massa jenis zat cair. Jika massa jenis rata-rata benda lebih kecil daripada massa
jenis zat cair, benda akan mengapung dipermukaan zat cair. Jika massa jenis rata-rata benda lebih
besar daripada massa jenis zat cair, benda akan tenggelam di dasar wadah zat cair. Jika massa jenis
rata-rata benda sama dengan massa jenis zat cair, benda akan melayang dalam zat cair di antara
permukaan dan dasar wadah zat cair.
Tabel 1. Syarat benda mengapung, tenggelam dan melayang syarat mengapung
syarat tenggelam
syarat melayang
146 Mohammad Ishaq, Fisika Dasar Edisi 2, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 308. 147
D. Tamara Dirasutisna, Dasar-dasar Fisika Mekanika dan Fisika Fluida, (Jakarta: Universitas Trisakti,
2010), h 178
𝑊 𝑚 𝑔
𝑊 𝜌𝑏 𝑉𝑏 𝑔
146
Gambar. 2: A. mengapung, B. melayang, dan C. tenggelam
Benda yang tercelup pada Gambar 2 mengalami peristiwa mengapung, tenggelam dan
melayang yang dijelaskan berdasarkan konsep gaya apung dan berat benda. Pada suatu benda yang
tercelup sebagian atau seluruhnya dalam zat cair bekerja gaya apung (Fa). Dengan demikian pada
benda yang tercelup dalam air bekerja dua gaya, yaitu gaya apung (Fa) dan gaya berat (w).
1. Amatilah fenomena dari video 1 dan 2 yang ditampilkan!
Sebelum kita memulai percobaan, mari kita fokus pada tayangan yang ditampilkan oleh guru!
Ingat! Pandangan kalian hanya terfokus pada video yang disajikan!
Setelah video selesai ditayangkan, barulah kalian fokus kembali pada LKS yang telah
dibagikan.
Berdasarkan fenomena yang telah disajikan, tentunya kalian semua mulai bertanya-tanya
terkait video yang ditayangkan tersebut. Maka dari itu buatlah rumusan masalah yang dapat
diajukan terkait fenomena yang terjadi dalam video yang telah ditayangkan!
Video 1 (Hukum Archimedes):
Video 2 (Peristiwa benda tenggelam, melayang, terapung):
147
Berdasarkan perumusan masalah yang telah kalian buat sebelumnya bersama dengan kelompok
masing-masing, buatlah hipotesis yang dapat diajukan!
Alat dan Bahan
Percobaan 1 (Hukum Archimedes)
1. Alat peraga Hukum Archimedes
2. Gelas ukur
3. Benda
4. Air
5. Timbangan digital
Untuk dapat memecahkan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan tersebut di
atas, terlebih dahulu kamu harus melakukan eksperimen (mengamati, mengukur dan
mencatat gejala/peristiwa yang terjadi). Lakukan tahapan percobaan berikut dengan tepat
untuk mengumpulkan data dan membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah dibuat!
Langkah-langkah percobaan:
Percobaan 1:
1. Siapkan alat dan bahan
2. Rangkailah alat peraga seperti pada gambar di samping!
3. Isilah wadah dengan air sampai batas skala 15 cm
4. Ukurlah berat benda di udara (wu) yang akan digunakan dalam
percobaan, timbanglah terlebih dahulu menggunakan timbangan
gantung digital dan tulis hasilnya.
5. Lakukan percobaan menggunakan benda yang berbeda yang telah di
sediakan! 6. Amati dan catat hasil percobaan pada tabel percobaan di bawah!
Video 1 (Hukum Archimedes):
Video 2 (Peristiwa benda tenggelam, melayang, terapung):
148
Percobaan 1.
Benda
Berat
benda
di
udara
(wu)
Berat
benda di
dalam air
(wa)
Gaya
angkat
fluida
FA =
wu- wa
Volume
air
mula-
mula
(V0)
Volume
Akhir
(VA)
Volume
air yang
tumpah
Massa air yg
dipindahkan
(mair = va ⍴air)
Berat air yang
dipindahkan
(wo=mair.g)
1
2
3
4
Setelah kalian selesai melakukan percobaan terkait konsep Hukum Archimedes, kerjakan
beberapa pertanyaan di bawah ini dengan teman kelompokmu untuk menggali pemahaman
kalian!
Pertanyaan :
1. Dari hasil percobaan, bagaimana perbedaan berat benda di udara dan berat benda di dalam air?
Jelaskan!
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ...............................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ...............................
2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi gaya apung (gaya Archimedes)! Jelaskan secara
matematisnya!
............................................................................................................................. ...............................
................................................................................................................................... .........................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ...............................
3. Diberikan data seperti pada tabel di bawah ini:
Benda wudara wair Vo VA
A 0,7 N 0,3 N 300 mL 280 mL
B 0,75 N 0,4 N 300 mL 280 mL
C 1,1 N 0,5 N 300 mL 276 mL
Dari data di atas, tentukanlah nilai gaya apung (FA) dari setiap benda tersebut!
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ...............................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
149
4. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar di samping menunjukkan beban 6 N yang
digantungkan pada timbangan gantung digital. Berat beban
tersebut ketika dimasukkan ke dalam air menjadi 4 N.
Maka tentukan besar gaya apung yang bekerja pada beban
tersebut!
...............................................................................................
...............................................................................................
...............................................................................................
...............................................................................................
...............................................................................................
...............................................................................................
5. Perhatikan gambar di bawah ini!
Jika sebuah benda dengan massa jenis 0,6 g/cm3 dimasukkan ke dalam air dan volume benda
yang terapung adalah 40 cm3, maka hitunglah volume benda tersebut!
............................................................................................................................. ...............................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ...............................
............................................................................................................................. ...............................
Percobaan 2: (Tenggelam, Melayang dan Terapung)
Alat dan Bahan
1. Alat peraga Hukum Archimedes
2. Air
3. Garam
4. Telur ayam
Langkah-langkah percobaan:
Percobaan 2:
1. Siapkan alat dan bahan!
2. Isi masing-masing wadah dengan air seperti pada gambar di
hingga mencapai angka 15 cm dari dasar wadah!
3. Masukkan telur ke dalam masing-masing gelas
4. Pada gelas pertama tidak dimasukkan garam, gelas kedua
masukkan garam sebanyak 3 sendok makan, gelas kedua
sebanyak 6 sendok makan, gelas ketiga 9 sendok makan.
Lalu aduk garam tersebut!
5. Amati apa yang terjadi, lalu catat hasil percobaannya pada
tabel percobaan di bawah!
150
Tabel hasil Percobaan 2
Wadah
ke-
Banyaknya
garam
Peristiwa
yang terjadi
Syarat yang terjadi
1 -
2 3 sendok makan
3 6 sendok makan
4 9 sendok makan
*peristiwa yang terjadi: tenggelam, melayang atau mengapung
Setelah kalian selesai melakukan percobaan terkait Syarat benda melayang, mengapung dan
tenggelam, kerjakan beberapa pertanyaan di bawah ini dengan teman kelompokmu untuk
menggali pemahaman kalian!
Pertanyaan:
1. Coba anda bandingkan antara keempat gelas yang terisi telur? Adakah perbedaan? Mengapa
demikian?
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ...............................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ...............................
2. Benda A dan B mempunyai volume yang sama dimasukkan ke dalam gelas yang berisi fluida,
gelas A ditambahkan beberapa sendok garam, dan gelas B tidak sama sekali. Hasil percobaan
dari kedua benda tersebut seperti pada gambar di bawah!
(A) (B)
Jelaskan hubungan yang benar dari percobaan tersebut!
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
3. Diberikan data seperti tabel di bawah ini:
Benda Massa benda
(gram)
Massa jenis benda
(g/cm3)
A 310 2,7
B 250 0,6
C 200 0,8
D 150 1,0
E 100 1,3
Benda yang terdapat pada tabel tersebut di masukkan ke dalam bejana yang berisi air dengan
massa jenis air 1,0 g/cm3. Identifikasi data di atas dan kelompokkan hasil hasilnya ke dalam
syarat suatu benda mengalami proses melayang, tenggelam atau mengapung! Berikan
alasannya!
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
151
............................................................................................................................. ...............................
............................................................................................................................................................
Dari percobaan 1 dan 2 yang telah dilakukan, buatlah kesimpulan!
Percobaan 1:
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ...............................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
Percobaan 2:
............................................................................................................................. ...............................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ...............................
............................................................................................................................. ...............................
“Tak ada orang yang akan sukses jika tidak siap menghadapi dan menanggulangi kesulitan-kesulitan dan mempersiapkan diri memikul
tanggung jawab”
152
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)
LKS 3
Sub bahasan : Tegangan Permukaan dan Viskositas
Alokasi waktu : 90 menit
Kelas : XI IPA
Kelas : ....................................
Kelompok : ....................................
Anggota :
....................................
....................................
....................................
....................................
...................................
....................................
3.4 Merancang dan melakukan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida statik, berikut
presentasi hasil percobaan dan pemanfaatannya.
1. Siswa dapat memformulasikan persamaan tegangan permukaan dan menyebutkan peristiwa
tegangan permukaan pada kehidupan sehari-hari
2. Siswa dapat menentukan koefisien viskositas zat cair melalui percobaan
Sebuah pipet (penetes obat cair) akan mengeluarkan fluida setetes demi setetes dan tidak
mengalir, sebatang jarum yang diletakan di permukaan air tidak akan tenggelam dan lalat yang
hinggap pada permukaan air pun tidak tenggelam adalah beberapa gejala tegangan permukaan yang
sering kita jumpai.148
Sebagai contoh, tetesan zat cair cenderung membentuk luas permukaan yang
kecil. Seperti ditunjukkan pada Gambar 1, gaya kohesi yang besar menyebabkan tetesan air
cenderung memperkecil luas permukaannya.
148 Mohammad Ishaq, Fisika Dasar Edisi 2, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 320.
153
Gambar 1. Tetesan air cenderung memperkecil luas permukaannya
Pada gambar di atas, tetesan air tersebut mengalami tegangan permukaan ( ) didefinisikan
sebagai gaya per satuan panjang garis pada permukaan, secara matematis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Untuk cairan yang terkurung di dalam aparatus kawat merupakan selembar selaput tipis yang
memiliki permukaan atas dan permukaan bawah. Maka, panjang (keliling) permukaan akan
bertambah besar adalah 2 dan tegangan permukaannya menjadi:
Keterangan:
= tegngan permukaan (N/m)
= gaya (N)
= panjang permukaan benda (m)
Viskositas adalah ukuran kekentalan suatu fluida atau juga bisa dikatakan viskositas
adalah besaran yang menunjukkan berapa besar diperlukan suatu gaya (tegangan geser)
untuk menghasilkan pergeseran (regangan geser). Makin kental suatu fluida maka
viskositasnya semakin besar pula.149
Fluida akan mengalami perbedaan, semakin kental (viscous) fluidanya, semakin besar
gaya yang diperlukan. Benda yang bergerak semakin cepat sampai mencapai kecepatan
terminal yang konstan, pada saat kecepatan terminal tercapai, gaya-gaya yang bekerja pada
benda adalah seimbang.
∑
+ +
(pers.1)
Jika massa jenis benda ( ), massa jenis fluida ( ), dan volume benda ( ), gaya keatas
dimana berat benda .
dimana untuk gaya gesek 6 (benda dianggap berbentuk bola)
dengan memasukkan besar ketiga gaya tersebut ke dalam (per.1) kita peroleh:
6 .
6
149 Ibid,. h 318.
𝛾 𝐹
𝑑
𝛾 𝐹
2𝑙
154
Kecepatan terminal dalam fluida kental diperoleh persamaan:
untuk benda berbentuk bola dengan jari-jari r, volume benda
, sehingga:
Kecepatan terminal dalam fluida kental
Keterangan:
= kecepatan benda (m/s)
= gravitasi (10 m/s2)
= jari-jari kelereng (m)
= koefisien viskositas fluida (N.s.m-1
)
⍴b = massa jenis kelereng (kg.m-3
)
⍴f = massa jenis fluida (kg.m-3
)
Peristiwa meresapnya air melalui celah-celah kecil merupakan gejala kapilaritas.
Kapilaritas sendiri disebabkan oleh gaya adanya adhesi dan gaya kohesi. Gaya adhesi adalah
gaya tarik-menarik antar molekul yang berbeda jenisnya, sedangkan gaya kohesi yaitu gaya
tarik-menarik antar molekul yang sama. Untuk lebih memudahkan kalian pada pemahaman
gaya adhesi dan gaya kohesi, perhatikan gambar 2 di bawah untuk membedakan antara gaya
adhesi dengan gaya kohesi.
Gambar 2 Ketika bidang batas air dan merkuri bertemu dengan permukaan padat, pertemuan itu
umumnya membentuk kurva ke atas atau kurva ke bawah di dekat permukaan.
Pada gambar 2, jika sebuah benda berbentuk tube dimasukkan ke dalam wadah yang
berisi air, maka permukaan air dalam tube akan melengkung ke atas pada bagian yang
𝑣𝑇 𝑔 𝑉𝑏 𝜌𝑏 𝜌𝑓
6 𝜋 𝜂 𝑟 𝑣
𝑣𝑇 𝑔
43𝜋𝑟 𝜌𝑏 𝜌𝑓
6 𝜋 𝜂 𝑟 𝑣
𝑣𝑇 2
9
𝑔 𝑟
𝜂 𝜌𝑏 𝜌𝑓
155
menempel di dinding kaca. Jika pada kelengkungan permukaan air ditarik garis lurus maka
garis ini akan membentuk sudut terhadap dinding vertikal. Sudut kontak air pada tabung
tersebut merupakan sudut lancip ( < 90o ). Sedangkan pada mercury yang dimasukan ke
dalam tabung kaca, permukaan air di dalam tabung akan melengkung ke bawah pada bagian
yang menempel di dinding kaca. Pada kasus ini gaya kohesi lebih besar dari gaya adhesi. Jika
pada kelengkungan air ke bawah ditarik garis lurus, maka garis ini akan membentuk sudut
terhadap dinding vertikal. Sudut tersebut disebut sudut kontak raksa dengan dinding kaca
sebesar 90o < < 180
o.
Pada gejala kapilaritas, air dalam pipa kapiler dapat naik karena adanya adhesi antara
partikel air dengan kaca lebih besar daripada kohesi yang dialami oleh air.
Gejala kapilaritas dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dimana
, jadi
2
sedangkan , dimana
Jadi untuk persamaan kapilaritas didapat yaitu:
2
2
dimana:
= kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler (m)
= tegangan permukaan (N.m-1
)
= sudut kontak
= jari-jari pipa kapiler (m)
= massa jenis zat cair (kg.m-3
)
Contoh aplikasi dari kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
3) Naiknya air melalui akar pohon
4) Naiknya minyak melalui sumbu
kompor
2 𝛾 𝑐𝑜𝑠𝜃
𝜌𝑔𝑟
156
Amatilah fenomena dari video 1 dan 2 yang ditampilkan!
Sebelum kita memulai percobaan, mari kita fokus pada tayangan yang ditampilkan oleh guru!
Ingat! Pandangan kalian hanya terfokus pada video yang disajikan!
Setelah video selesai ditayangkan, barulah kalian fokus kembali pada LKS yang telah
dibagikan.
Berdasarkan fenomena yang telah disajikan, tentunya kalian semua mulai bertanya-tanya
terkait video yang ditayangkan tersebut. Maka dari itu buatlah rumusan masalah yang dapat
diajukan terkait fenomena yang terjadi dalam video yang telah ditayangkan!
Berdasarkan perumusan masalah yang telah kalian buat sebelumnya bersama dengan kelompok
masing-masing, buatlah hipotesis yang dapat diajukan!
Video 1 (Tegangan Permukaan):
Video 2 (Viskositas):
Video 3 (Kapilaritas):
Video 1 (Tegangan Permukaan):
Video 2 (Viskositas):
157
Alat dan Bahan
Percobaan 1 (Tegangan Permukaan)
1. Alat peraga tegangan permukaan
2. Korek api batang
3. Silet
4. Klip kertas
5. Koin alumium
6. Sabun batang
7. Air
Untuk dapat memecahkan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan tersebut di
atas, terlebih dahulu kamu harus melakukan eksperimen (mengamati, mengukur dan
mencatat gejala/peristiwa yang terjadi). Lakukan tahapan percobaan berikut dengan tepat
untuk mengumpulkan data dan membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah dibuat!
Langkah-langkah percobaan:
Percobaan 1:
1. Siapkan alat dan bahan
2. Siapkan dua wadah yang berisi air dan air detergen
3. Letakkan korek api di atas permukaan air secara perlahan-
lahan seperti pada gambar di samping
4. Amatilah apa yang terjadi, lalu catat hasil pengamatan pada
tabel percobaan 1 di bawah!
5. Lakukan percobaan 3-4 dengan menggunakan benda yang
berbeda 6. Amati kembali, lalu catat hasil pengamatannya!
Percobaan 1.
No. Benda Keadaan silet (tenggelam/ mengapung)
Air Biasa Air detergen
1 Korek api
2 Silet
3 Klip kertas
4 Koin alumunium
Video 3 (Kapilaritas):
158
Setelah kalian selesai melakukan percobaan terkait konsep Tegangan Permukaan, kerjakan
beberapa pertanyaan di bawah ini dengan teman kelompokmu untuk menggali pemahaman
kalian!
Pertanyaan :
1. Dari hasil percobaan di atas, benda dalam keadaan seperti apa yang dapat melayang? Mengapa
demikian?
............................................................................................................................. ..............................
...........................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..............................
......................................................................................................................................................... ..
2. Bagaimana keadaan benda ketika dimasukkan ke dalam cairan sunlight? Mengapa dapat terjadi
demikian?
........................................................................................................................................................ ...
............................................................................................................................. ..............................
............................................................................................................................. ..............................
..........................................................................................................................................................
3. Jarum sepanjang 6 cm terapung di permukaan air. Jika massa jarum sebesar 1,2 g dan
percepatan gravitasi bumi g = 9,8 m/s2, maka hitunglah tegangan permukaan air tersebut?
............................................................................................................................. ..............................
...........................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..............................
...........................................................................................................................................................
Percobaan 2 (Viskositas)
Alat dan Bahan
1. Alat peraga viskositas
2. Air
3. Detergen cair (Sunlight)
4. Oli
5. Kelereng
6. Stopwatch
Langkah-langkah percobaan:
Percobaan 2:
1. Siapkan alat dan bahan
2. Rangkailah alat peraga seperti gambar di samping
3. Isilah wadah masing-masing dengan zat cair yang berbeda-beda
(minyak sayur, oli dan air) hingga ketinggian 15 cm
4. Masukkan kelereng kedalam masing-masing wadah, kemudian
catat waktu yang diperlukan kelereng tersebut untuk sampai ke
dasar wadah menggunakan stopwatch
5. Ulangi langkah 4 sebanyak 3 kali pengulangan
6. Amati, lalu catat hasil pengamatannya pada tabel percobaan 2
159
Tabel hasil percobaan 2
Jenis fluida Waktu (s)
v (m/s) F (N) 1 2 3 Rata-rata
Air
Oli
Sunlight *
*
Setelah kalian selesai melakukan percobaan terkait konsep Viskositas, kerjakan beberapa
pertanyaan di bawah ini dengan teman kelompokmu untuk menggali pemahaman kalian!
Pertanyaan
1. Pada fluida manakah kelereng lebih cepat sampai ke dasar wadah? Mengapa demikian?
............................................................................................................................. ..............................
............................................................................................................................. ..............................
...........................................................................................................................................................
2. Bagaimana hubungan antara kecepatan kelereng saat melaju menuju permukaan dasar wadah
dengan gaya gesek ?
...........................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..............................
...........................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ...............................
3. Perhatikan gambar di bawah ini!
Jika sebuah kelereng dengan massa jenisnya 2,2 g/cm3 dan diameter 1 cm jatuh
kedalam minyak yang memiliki massa jenis 0,82 g/cm3 dan koefisien
viskositasnya 1,5 Pa.s. Berapa kecepatan termal dari kelereng tersebut?
(g = 10 m/s2)
....................................................................................................................................
.........................................................................................................................
............................................................................................................................. .............................
...........................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..............................
Percobaan 3 (Kapilaritas)
Alat dan bahan
1. Alat peraga Kapilaritas
2. Air berwarna
3. 4 buah kertas yang dibentuk seperti sedotan dengan diameter berbeda
4. Wadah prisma dan pisin kecil
160
Langkah Percobaan 3:
1. Siapkan alat dan bahan
2. Rangkailah alat peraga seperti pada gambar di
samping!
3. Celupkan secara bersamaan 4 buah kertas yang
dibentuk seperti sedotan dengan diameter berbeda
4. Amati apa yang terjadi, lalu catat hasil pengamatan
pada tabel percobaan 3
Tabel hasil percobaan 3
Kertas d (cm) r (cm) h (cm)
A 0,5
B 1,0
C 1,5
D 2,0
Setelah kalian selesai melakukan percobaan terkait konsep Kapilaritas, kerjakan beberapa
pertanyaan di bawah ini dengan teman kelompokmu untuk menggali pemahaman kalian!
Pertanyaan:
1. Dari hasil percobaan di atas, dari ke empat kertas manakah yang lebih cepat meresap air?
Mengapa demikian?
............................................................................................................................. ..............................
...........................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..............................
............................................................................................................................. ..............................
2. Adakah hubungan dari diameter kertas yang dibuat berbeda dengan ketinggian fluida? Jelaskan!
............................................................................................................................. ..............................
...........................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..............................
...........................................................................................................................................................
3. Diberikan data seperti pada tabel di bawah ini!
Kertas r (m) (N/m)
A 0,01 0,5 600
B 0,05 0,5 00
Benda yang terdapat pada tabel tersebut di masukkan ke dalam wadah yang berisi air dengan
=1000 kg/m3, dan g = 10 m/s. Dari data di atas, tentukan nilai kenaikan air dalam tabung !
.............................................................................................................................................. .............
...........................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..............................
...........................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..............................
.................................................................................................................................. .........................
161
Dari percobaan 1, 2 dan 3 yang telah dilakukan, buatlah kesimpulan berdasarkan penyelidikan yang
telah dilakukan!
Percobaan 1:
............................................................................................................................. ..............................
...........................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..............................
Percobaan 2:
................................................................................................................................. ..........................
...........................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..............................
...........................................................................................................................................................
Percobaan 3:
............................................................................................................................. ..............................
............................................................................................................................. ..............................
...........................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..............................
“Tak ada orang yang akan sukses jika tidak siap menghadapi dan
menanggulangi kesulitan-kesulitan dan mempersiapkan diri memikul
tanggung jawab”
162
Lampiran A.4
LEMBAR KERJA SISWA
(Kelas Kontrol)
Sub bahasan : Tekanan Hidrostatis dan Prinsip Pascal
Alokasi waktu : 90 menit
Kelas : XI IPA
Kelas : ....................................
Kelompok : ....................................
Anggota : .................................... ....................................
.................................... ....................................
.................................... ....................................
.................................... ....................................
Kompetensi Dasar:
3.4 Merancang dan melakukan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida statis, berikut
presentasi hasil percobaan dan pemanfaatannya
Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat menentukan hubungan kedalaman air dengan besar tekanan hidrostatis.
2. Siswa dapat memformulasikan persamaan tekanan hidrostatis dan prinsip pascal.
Dasar Teori:
1. Tekanan Hidrostatis
Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang dialami oleh sebuah benda jika benda tersebut berada
pada kedalaman h dari permukaan air di dalam fluida.150
Seperti ditunjukkan pada Gambar 1, tekanan
hidrostatik dapat berbeda-beda tergantung letak suatu titik di dalam air, semakin dalam letak suatu titik
di dalam air, maka semakin besar tekanan hidrostatik pada titik tersebut.
Gambar 1. Semakin dalam benda akan mengalami tekanan semakin besar
Pada Gambar 1, tekanan di titik B lebih besar daripada tekanan di titik A, sedangkan tekanan
di titik C lebih besar daripada tekanan di titik B. Pada dasarnya tekanan hidrostatik adalah tidak lain dari
150 Mohammad Ishaq, Fisika Dasar Edisi 2, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 304.
163
tekanan akibat gaya berat sejumlah air yang berada di atas. Karena massa jenis dari air adalah
.
Pada kedalaman h dasar wadah (seperti gambar di samping) akan mengalami gaya berat sebesar:
dimana
Sehingga didapat tekanan pada kedalaman h adalah:
dengan:
massa jenis (kg.m-3
)
tekanan hidrostatik (Pa)
kedalaman benda diukur dari permukaan fluida (m)
percepatan gravitasi (m.s-2
)
Tekanan total dari benda yang mengalami tekanan hidrostatik juga melibatkan faktor tekanan
dari udara di atas air ( ) tersebut, sehingga tekanan total:
+
2. Prinsip Pascal
Jika tekanan ditambahkan pada fluida, misalnya dengan sebuah piston maka tekanan tambahan
tersebut akan diteruskan ke semua arah tanpa berkurang. Sifat ini diamati oleh Blaise Pascal (1623-
1662) yang kemudian dirumuskan dalam Hukum Pascal sebagai berikut:151
“Jika kita melakukan tekanan pada suatu fluida dalam ruang tertutup, maka tekanan itu akan
diteruskan ke semua arah dan sama besar tanpa berkurang.”
Banyak peralatan yang dibuat berdasarkan Hukum Pascal, diantaranya pengangkat hidrolik.
Perhatikan bejana pada Gambar 2, luas penampang kaki kiri adalah A1 dan luas penampang kaki kanan
adalah A2.
151 Ibid., h. 306.
164
Gambar 2. Prinsip pompa hidrolik
Berdasarkan Gambar 2, jika tekanan diberikan oleh gaya F1 oleh piston sebelah kiri pada bidang seluas
A1, maka tekanan tersebut akan diteruskan oleh fluida ke segala arah termasuk pada piston kedua di
sebelah kanan dengan luas sebesar A2. Karena menurut hukum Pascal tekanan diteruskan ke segala arah
tanpa berkurang sedikitpun, maka:
atau:
2
2
1
1
2 1
2
1
karena A2>A1, maka F2>F1, sehingga kita akan mendapatkan gaya angkat di A2 lebih besar dari gaya
yang diberikan di A1. Ini berarti jika kita memberikan gaya yang lebih kecil pada luas penampang yang
lebih kecil, maka kita akan mendapatkan gaya angkat yang lebih besar pada luas penampang yang lebih
besar juga. Keuntungan inilah yang dimanfaatkan dalam pompa hidrolik yang digunakan untuk
mengangkat benda-benda seperti mobil.
Percobaan 1
Pertanyaan :
1. Dari percobaan di atas, bagaimana kenaikkan fluida ketika kedalaman corong di buat berbeda?
Jelaskan!
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
2. Dari dua jenis zat cair yang digunakan, adakah perbedaan ketinggian air dan oli? Mengapa demikian?
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
3. Bagaimanakah hubungan antara kedalaman air dengan tekanan hidrostatis dari percobaan tersebut?
165
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
4. Perhatikan gambar di bawah ini!
Pada dasar kolam air dideteksi menggunakan alat ukur
tekanan hidrostatis yang menunjukkan angka 2 bar (200.000 Pa). Hitung berapakah kedalaman kolam air tersebut!
( 1 .................................................................................................... ....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
5. Diberikan data seperti pada tabel di bawah ini:
No.
Kedalaman Corong
dari Permukaan
Cairan (cm)
Kenaikan fluida di dalam selang (cm)
Air
( Oli
( 1 5 1 2,2
2 8 1,6 3
Hitunglah masing-masing tekanan Hidrostatis untuk air dan oli dari data di atas! .......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
Percobaan 2
Pertanyaan:
1. Dari data di atas, gaya yang dihasilkan pada piston kecil dan piston besar mengapa berbeda, ketika
massa benda di buat berbeda-beda ?
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
2. Bagaimanakah gaya yang dihasilkan jika massa batu yang diberikan besarnya sama pada suntikan
besar dan suntikan kecil? .......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
166
3. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar di atas menunjukkan sebuah tabung U yang berisikan zat cair dan diberi pengisap (berat dan gesekan diabaikan). Hitunglah berat beban F2 yang harus diberikan agar pengisap tetap seimbang!
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
4. Perhatikan gambar di bawah ini!
Risma memiliki massa 50 kg memakai sepatu hak
tinggi dengan luas permukaan 1 cm2. Hitunglah tekanan
yang bekerja pada lantai yang diinjak oleh Risma ! ..........................................................................................
..........................................................................................
..........................................................................................
..........................................................................................
..........................................................................................
Dari percobaan 1 dan 2 yang telah dilakukan, buatlah kesimpulan!
Percobaan 1:
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
Percobaan 2:
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
167
LEMBAR KERJA SISWA
(Kelas Kontrol)
Sub bahasan : Hukum Archimedes
Alokasi waktu : 90 menit
Kelas : XI IPA
Kelas : ....................................
Kelompok : ....................................
Anggota : .................................... ....................................
.................................... ....................................
.................................... ....................................
.................................... ....................................
Kompetensi Dasar:
3.4 Merancang dan melakukan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida statis, berikut
presentasi hasil percobaan dan pemanfaatannya
Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat memformulasikan persamaan gaya apung
2. Siswa dapat menghitung massa jenis zat cair menggunakan hukum Archimedes
Dasar Teori:
Hukum Archimedes
Jika kita mencelupkan sebuah benda ke dalam air maka benda tersebut akan mengalami gaya
yang arahnya ke atas permukaan air. Ketika benda tercelup ke dalam air, benda tersebut mengalami
seuatu gaya yang dinamakan gaya apung (buoyant force). Seperti ditunjukkan pada Gambar 1,
sebuah benda ketika dicelupkan ke dalam air, benda tersebut mengalami dua keadaan di mana
salah satu permukaannya tercelup dan permukaan lainnya terapung.
Gambar 1. Sebuah benda yang tercelup ke dalam zat cair memiliki dua buah gaya
yaitu gaya apung dan gaya berat
Gaya yang dialami benda pada Gambar 1 di atas yaitu gaya apung dan gaya berat dimana
gaya apung selalu mengarah ke atas permukaan air, sedangkan gaya berat selalu mengarah ke
bawah pusat gravitasi.
168
Gaya apung sebanding dengan berat benda yang dicelupkan dalam air dengan persamaan yaitu:152
dengan:
karena benda di dalam fluida memiliki berat juga, dimana berat benda adalah:
dengan:
W = gaya berat benda (N)
m = massa benda (kg)
g = gaya gravitasi benda (m/s2)
Hukum Archimedes berbunyi:
“Setiap benda yang terbenam seluruhnya atau sebagian dalam suatu fluida sama dengan
berat volume fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut”. Dengan kata lain gaya apung pada
suatu benda yang dicelupkan dalam suatu fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh
benda tersebut”.153
Syarat Mengapung, Tenggelam dan Melayang
Suatu benda akan tenggelam, melayang dan mengapung hanya ditentukan oleh massa jenis
rata-rata benda dan massa jenis zat cair. Jika massa jenis rata-rata benda lebih kecil daripada massa
jenis zat cair, benda akan mengapung dipermukaan zat cair. Jika massa jenis rata-rata benda lebih
besar daripada massa jenis zat cair, benda akan tenggelam di dasar wadah zat cair. Jika massa jenis
rata-rata benda sama dengan massa jenis zat cair, benda akan melayang dalam zat cair di antara
permukaan dan dasar wadah zat cair. Syarat benda tenggelam, melayang dan mengapung dapat
dilihat pada tabel di bawah ini!
Tabel 1. Syarat benda mengapung, tenggelam dan melayang
Syarat Massa
jenis
Perbandingan antara
gaya apung dan gaya
berat
Gambar
Tenggelam
Melayang
Mengapung
Syarat benda yang tercelup pada tabel 1, mengalami peristiwa tenggelam, melayang dan
mengapung yang dijelaskan berdasarkan konsep gaya apung dan berat benda. Pada suatu benda
152 Mohammad Ishaq, Fisika Dasar Edisi 2, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 308.
153 D. Tamara Dirasutisna, Dasar-dasar Fisika Mekanika dan Fisika Fluida, (Jakarta: Universitas Trisakti,
2010), h 178
169
yang tercelup sebagian atau seluruhnya dalam zat cair bekerja gaya apung (Fa). Dengan demikian
pada benda yang tercelup dalam air bekerja dua gaya, yaitu gaya apung (Fa) dan gaya berat (w).
Dimana ketika benda tenggelam maka gaya apung benda akan lebih kecil dari gaya berat benda,
sedangkan benda yang melayang gaya apung bendanya akan sama dengan berat bendanya, dan
benda yang mengapung memiliki gaya apung benda yang lebih besar dari berat bendanya.
Percobaan 1
Pertanyaan :
1. Dari hasil percobaan, bagaimana perbedaan berat benda di udara dan berat benda di dalam air?
Jelaskan!
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi gaya apung (gaya Archimedes)! Jelaskan secara
matematisnya!
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
3. Diberikan data seperti pada tabel di bawah ini:
Benda wudara wair Vo VA
A 0,7 N 0,3 N 300 mL 280 mL
B 0,75 N 0,4 N 300 mL 280 mL
C 1,1 N 0,5 N 300 mL 276 mL
Dari data di atas, tentukanlah nilai gaya apung (FA) dari setiap benda tersebut!
.......................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
4. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar di samping menunjukkan beban 6 N yang
digantungkan pada timbangan gantung digital. Berat beban tersebut ketika dimasukkan ke dalam air menjadi 4
N. Maka tentukan besar gaya apung yang bekerja pada beban tersebut!
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
170
5. Perhatikan gambar di bawah ini!
Jika sebuah benda dengan massa jenis 0,6 g/cm3 dimasukkan ke dalam
air dan volume benda yang terapung adalah 40 cm3, maka hitunglah
volume benda tersebut!
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
Percobaan 2
Pertanyaan:
1. Coba anda bandingkan antara keempat gelas yang terisi telur? Adakah perbedaan? Mengapa
demikian?
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
2. Benda A dan B mempunyai volume yang sama dimasukkan ke dalam gelas yang berisi fluida, gelas A ditambahkan beberapa sendok garam, dan gelas B tidak sama sekali. Hasil percobaan dari kedua
benda tersebut seperti pada gambar di bawah!
(B) (B)
Jelaskan hubungan yang benar dari percobaan tersebut! ..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
3. Diberikan data seperti tabel di bawah ini:
Benda Massa benda
(gram)
Massa jenis
benda (g/cm3)
A 310 2,7
B 250 0,6
C 200 0,8
D 150 1,0
E 100 1,3
Benda yang terdapat pada tabel tersebut di masukkan ke dalam bejana yang berisi air dengan massa jenis air 1,0 g/cm
3. Identifikasi data di atas dan kelompokkan hasil hasilnya ke dalam syarat suatu
benda mengalami proses melayang, tenggelam atau mengapung! Berikan alasannya!
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
171
Dari percobaan 1 dan 2 yang telah dilakukan, buatlah kesimpulan!
Percobaan 1:
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
Percobaan 2:
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
172
LEMBAR KERJA SISWA
(Kelas Kontrol)
Sub bahasan : Tegangan Permukaan dan Viskositas
Alokasi waktu : 90 menit
Kelas : XI IPA
Kelas : ....................................
Kelompok : ....................................
Anggota : .................................... ....................................
.................................... ....................................
.................................... ....................................
.................................... ....................................
Kompetensi Dasar:
3.4 Merancang dan melakukan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida statis, berikut
presentasi hasil percobaan dan pemanfaatannya
Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat memformulasikan persamaan tegangan permukaan dan menyebutkan peristiwa
tegangan permukaan pada kehidupan sehari-hari
2. Siswa dapat menentukan koefisien viskositas zat cair melalui percobaan
Dasar Teori:
1. Tegangan Permukaan
Sebuah pipet (penetes obat cair) akan mengeluarkan fluida setetes demi setetes dan tidak mengalir,
sebatang jarum yang diletakan di permukaan air tidak akan tenggelam dan lalat yang hinggap pada
permukaan air pun tidak tenggelam adalah beberapa gejala tegangan permukaan yang sering kita
jumpai.154
Sebagai contoh, tetesan zat cair cenderung membentuk luas permukaan yang kecil. Seperti
ditunjukkan pada Gambar 1, gaya kohesi yang besar menyebabkan tetesan air cenderung memperkecil
luas permukaannya.
Gambar 1. Tetesan air cenderung memperkecil luas permukaannya
Pada gambar di atas, tetesan air tersebut mengalami tegangan permukaan ( ) didefinisikan sebagai gaya
per satuan panjang garis pada permukaan, secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
154 Mohammad Ishaq, Fisika Dasar Edisi 2, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 320.
173
Gambar 1. Semakin dalam benda akan mengalami tekanan semakin besar
Untuk cairan yang terkurung di dalam aparatus kawat merupakan selembar selaput tipis yang memiliki
permukaan atas dan permukaan bawah. Maka, panjang (keliling) permukaan akan bertambah besar
adalah 2 dan tegangan permukaannya menjadi:
2
Keterangan:
= tegngan permukaan (N/m)
= gaya (N)
= panjang permukaan benda (m)
2. Viskositas
Viskositas adalah ukuran kekentalan suatu fluida atau juga bisa dikatakan viskositas adalah
besaran yang menunjukkan berapa besar diperlukan suatu gaya (tegangan geser) untuk menghasilkan
pergeseran (regangan geser). Makin kental suatu fluida maka viskositasnya semakin besar pula.155
Fluida akan mengalami perbedaan, semakin kental (viscous) fluidanya, semakin besar gaya yang
diperlukan. Benda yang bergerak semakin cepat sampai mencapai kecepatan terminal yang konstan,
pada saat kecepatan terminal tercapai, gaya-gaya yang bekerja pada benda adalah seimbang.
∑
+ +
(pers.1)
Jika massa jenis benda ( ), massa jenis fluida ( ), dan volume benda ( ), gaya keatas
dimana berat benda .
dimana untuk gaya gesek 6 (benda dianggap berbentuk bola)
dengan memasukkan besar ketiga gaya tersebut ke dalam (per.1) kita peroleh:
6 .
6
Kecepatan terminal dalam fluida kental dipeeoleh persamaan:
155 Ibid,. h 318.
174
6
untuk benda berbentuk bola dengan jari-jari r, volume benda
, sehingga:
43
6
Kecepatan terminal dalam fluida kental
2
9
Keterangan:
= kecepatan benda (m/s)
= gravitasi (10 m/s2)
= jari-jari kelereng (m)
= koefisien viskositas fluida (N.s.m-1
)
⍴b = massa jenis kelereng (kg.m-3
)
⍴f = massa jenis fluida (kg.m-3
)
3. Kapilaritas
Peristiwa meresapnya air melalui celah-celah kecil merupakan gejala kapilaritas. Kapilaritas
sendiri disebabkan oleh gaya adanya adhesi dan gaya kohesi. Gaya adhesi adalah gaya tarik-menarik
antar molekul yang berbeda jenisnya, sedangkan gaya kohesi yaitu gaya tarik-menarik antar molekul
yang sama. Untuk lebih memudahkan kalian pada pemahaman gaya adhesi dan gaya kohesi,
perhatikan gambar 2 di bawah untuk membedakan antara gaya adhesi dengan gaya kohesi.
Gambar 2 Ketika bidang batas air dan merkuri bertemu dengan permukaan padat, pertemuan itu umumnya
membentuk kurva ke atas atau kurva ke bawah di dekat permukaan.
Pada gambar 2, jika sebuah benda berbentuk tube dimasukkan ke dalam wadah yang berisi
air, maka permukaan air dalam tube akan melengkung ke atas pada bagian yang menempel di
dinding kaca. Jika pada kelengkungan permukaan air ditarik garis lurus maka garis ini akan
membentuk sudut terhadap dinding vertikal. Sudut kontak air pada tabung tersebut merupakan
sudut lancip ( < 90o ). Sedangkan pada mercury yang dimasukan ke dalam tabung kaca,
permukaan air di dalam tabung akan melengkung ke bawah pada bagian yang menempel di dinding
kaca. Pada kasus ini gaya kohesi lebih besar dari gaya adhesi. Jika pada kelengkungan air ke bawah
175
ditarik garis lurus, maka garis ini akan membentuk sudut terhadap dinding vertikal. Sudut
tersebut disebut sudut kontak raksa dengan dinding kaca sebesar 90o < < 180
o.
Pada gejala kapilaritas, air dalam pipa kapiler dapat naik karena adanya adhesi antara partikel air
dengan kaca lebih besar daripada kohesi yang dialami oleh air.
Gejala kapilaritas dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dimana
, jadi
2
sedangkan , dimana
Jadi untuk persamaan kapilaritas didapat yaitu:
2
2
2
dimana:
= kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler (m)
= tegangan permukaan (N.m-1
)
= sudut kontak
= jari-jari pipa kapiler (m)
= massa jenis zat cair (kg.m-3
)
Percoban 1:
Pertanyaan :
1. Dari hasil percobaan di atas, benda dalam keadaan seperti apa yang dapat melayang? Mengapa
demikian?
......................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
2. Bagaimana keadaan benda ketika dimasukkan ke dalam cairan sunlight? Mengapa dapat terjadi demikian?
......................................................................................................................................................................
176
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
3. Jarum sepanjang 6 cm terapung di permukaan air. Jika massa jarum sebesar 1,2 g dan percepatan gravitasi bumi g = 9,8 m/s
2, maka hitunglah tegangan permukaan air tersebut?
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
Percobaan 2
Pertanyaan:
1. Pada fluida manakah kelereng lebih cepat sampai ke dasar wadah? Mengapa demikian?
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
2. Bagaimana hubungan antara kecepatan kelereng saat melaju menuju permukaan dasar wadah dengan
gaya gesek ? .......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
3. Perhatikan gambar di bawah ini!
Jika sebuah kelereng dengan massa jenisnya 2,2 g/cm3 dan diameter 1 cm jatuh kedalam minyak yang
memiliki massa jenis 0,82 g/cm3 dan koefisien viskositasnya 1,5 Pa.s. Berapa kecepatan termal dari
kelereng tersebut? (g = 10 m/s2)
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
Percobaan 3
Pertanyaan:
1. Dari hasil percobaan di atas, dari ke empat kertas manakah yang lebih cepat meresap air?
Mengapa demikian?
......................................................................................................................................................................
177
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
2. Adakah hubungan dari diameter kertas yang dibuat berbeda dengan ketinggian fluida? Jelaskan! ................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
3. Diberikan data seperti pada tabel di bawah ini!
Kertas r (m) (N/m)
A 0,01 0,5 600
B 0,05 0,5 00
Benda yang terdapat pada tabel tersebut di masukkan ke dalam wadah yang berisi air dengan
=1000 kg/m3, dan g = 10 m/s. Dari data di atas, tentukan nilai kenaikan air dalam tabung !
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
Dari percobaan 1 dan 2 yang telah dilakukan, buatlah kesimpulan!
Percobaan 1: .......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
Percobaan 2: .......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
178
LAMPIRAN B
Instrumen Penelitian
1. Instrumen Tes (Sebelum Validasi)
a. Kisi-kisi Instrumen Tes
b. Instrumen Tes Uji Coba Penelitian
c. Soal Uji Coba Instrumen Tes
2. Validasi Instrumen Tes
a. Kisi-kisi Instrumen Tes
b. Instrumen Tes
c. Soal Instrumen Tes Penelitian
179
Lampiran B.1a
KISI-KISI INSTRUMEN TES
Sekolah : SMA Negeri 1 Nagrak Kab. Sukabumi
Materi Pokok : Fluida Statis
Jumlah Soal : 40 soal
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Kompetensi Dasar : 3.3. Menerapkan hukum-hukum fluida statik dalam kehidupan sehari-
hari
No Indikator RPP Indikator Soal Aspek yang Diukur Jumlah
Soal C1 C2 C3 C4
1 Memahami
konsep fluida
statis
Membedakan sifat-sifat
fluida 1 2*
2
2 Menjelaskan
konsep tekanan
hidrostatis pada
kehidupan sehari-
hari
Menjelaskan konsep dan
besaran tekanan hidrostatis
3* 4
2
3 Mengimplemen-
tasikan konsep
tekanan
hidrostatis pada
fluida
Menentukan nilai tekanan
hidrostatis pada fluida 5*,6*
2
Menentukan nilai
kedalaman suatu benda
pada konsep tekanan
hidrostatis
7,8*
2
4 Menjelaskan
konsep hukum
Pascal
Menjelaskan konsep
hukum Pascal 9* 10*
2
5 Mengimplemen-
tasikan konsep
hukum Pasca
Menentukan besar gaya
yang bekerja pada sebuah
penghisap berdasarkan
Hukum Pascal
11*,
12
2
Menentukan nilai gaya
minumum dan maksimum
yang bekerja pada salah
satu penampang
13,
14*
2
Menunjukkan prinsip
Hukum Pascal dalam
kehidupan sehari-hari
15* 16
2
6 Menjelaskan
konsep Hukum
Archimedes
dalam kehidupan
sehari-hari
Menjelaskan konsep
Hukum Archimedes dalam
kehidupan sehari-hari 17 18*
2
180
7 Menganalisis
persamaan
Hukum
Archimedes dan
syarat terapung,
melayang dan
tenggelam
Menentukan besar gaya
apung yang terjadi pada
benda di dalam fluida
19*,
20*
2
Menghitung jumlah
volume benda pada suatu
fluida
21,
22*
2
Menganalisis nilai massa
jenis zat cair 24* 23* 2
8 Menunjukkan
konsep Hukum
Archimedes dan
syarat terapung,
melayang dan
tenggelam
Menunjukkan konsep
Hukum Archimedes dan
syarat terapung, melayang
dan tenggelam
25*,
26
2
9 Menjelaskan
konsep tegangan
permukaan,
viskositas dan
kapilaritas
Menjelaskan konsep
tegangan permukaan 27 28*
2
Mendeskripsikan konsep
viskositas dan kapilaritas 29*,
30
2
10 Menerapkan
persamaan konsep
tegangan
permukaan,
viskositas dan
kapilaritas
Menganalisis nilai besaran
tegangan permukaan pada
fluida
31*,
32 33* 3
Menghitung nilai viskositas
suatu fluida
34*,
35
2
Menghitung nilai besaran
kapilaritas
36*,
37*
2
11 Mendeskripsikan
peristiwa
tegangan
permukaan,
viskositas dan
kapilaritas dalam
kehidupan sehari-
hari
Menunjukkan peristiwa
tegangan permukaan,
viskositas dan kapilaritas
dalam kehidupan sehari-
hari 38*
39*,
40
3
Jumlah Soal 7 12 19 2 40
Presentasi Soal 17,5
% 30%
47,5
%
5% 100%
181
Lampiran B.1b
INSTRUMEN TES SEBELUM VALIDASI
Sekolah : MA Negeri Kota Sukabumi
Materi Pokok : Fluida Statis
Jumlah Soal : 40 soal
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
INDIKATOR
RPP
INDIKATOR
SOAL SOAL JAWABAN
ASPEK
KOGNITIF
Mendeskripsikan
konsep fluida
statis
Membedakan
sifat-sifat fluida
1. Zat di bawah ini yang tidak termasuk ke dalam,
fluida adalah….
A. gas
B. air
C. oli
D. pasir
E. alkohol
Jawaban: D
Fluida adalah zat yang dapat mengalir.
Istilah fluida digunakan untuk zat cair dan
gas.
C1
2. Amati pernyataan yang berkaitan dengan fluida
statis di bawah ini!
1) Ketinggian fluida dari permukaan
2) Laju aliran fluida
3) Percepatan gravitasi
4) Kerapatan fluida
Tekanan fluida pada suatu tempat bergantung
pada pernyataan nomor….
A. 1 dan 2
Jawaban: E
Tekanan fluida pada suatu tempat
bergantung pada:
1) Ketinggian fluida dari permukaan
2) Percepatan gravitasi
3) Kerapatan fluida
C2
182
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 1, 2 dan 3
E. 1, 3 dan 4
Mendskripsikan
konsep tekanan
hidrostatis pada
kehidupan
sehari-hari
Menjelaskan
konsep dan
besaran tekanan
hidrostatis
3. Perhatikan gambar di bawah ini!
Pada suatu bejana seperti gambar di atas
memenuhi persamaan . Pertanyaan
tersebut sesuai dengan prinsip ....
A. Pascal
B. Stokes
C. Bernoulli
D. Archimedes
E. Tekanan Hidrostatis
Jawaban : E
Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang
dialami oleh sebuah benda jika benda
tersebut berada pada kedalaman h dari
permukaan air di dalam fluida .
C1
4. Perhatikan gambar di bawah ini!
Tekanan hidrostatis paling besar terletak pada
gambar ....
Jawaban: E
Besarnya tekanan hidrostatis bergantung
pada kedalamannya, semakin dalam
kedalaman benda pada suatu fluida, maka
benda tersebut akan mengalami tekanan
hidrostatis yang semakin besar juga.
C2
h
183
A. P
B. Q
C. R
D. S
E. T
Mengimplemen-
tasikan konsep
tekanan
hidrostatis pada
fluida
Menentukan nilai
tekanan
hidrostatis pada
fluida
5. Perhatikan gambar di bawah ini!
Kolam renang yang dalamnya 2,4 m berisi penuh
air dengan 1 kg/m3 dan g = 10 m/s
2.
Tekanan hidrostatis suatu titik yang berada 20 cm
di atas dasar kolam adalah .....
A. 10 kPa
B. 15 kPa
C. 22 kPa
D. 30 kPa
E. 32 kPa
1 1 2 4 2
1 1 2 2
1 22
22 22
Jawaban: C
Diketahui :
hk = 2,4 cm
= 1000 kg/m3
g = 10 m/s
2
hh= 20 cm = 0,2 m
Ditanya : Ph = ... ?
Jawab :
C3
184
6. Perhatikan gambar di bawah ini!
Seekor ikan berada di akuarium dengan
percepatan gravitasi 10 m/s2, tekanan hidrostatis
yang diterima ikan tersebut adalah....
A. 6000 Pa
B. 8000 Pa
C. 9000 Pa
D. 10000 Pa
E. 14000 Pa
1 1 8
8
Jawaban: B
Diketahui :
h = 140 cm – 60 cm =80 cm=0,8 m
= 1000 kg/m3
g = 10 m/s
2
Ditanya : Ph = ... ?
Jawab :
C3
185
Menentukan nilai
kedalaman suatu
benda pada
konsep tekanan
hidrostatis
7. Gambar di bawah ini melukiskan dua buah
tabung kaca yang berisi zat cair:
Dua buah tabung A dan B yang besarnya sama
diisi penuh zat cair, perbandingan massa jenis zat
cair pada tabung A dan tabung B tersebut adalah
4:5. Maka titik pada tabung A yang mempunyai
tekanan sama besar dengan tekanan titik B pada
tabung B adalah .... (g = 10 m/s2).
A. K
B. L
C. M
D. N
E. O
4 1 5 1 8
4 4
4
4
Jawaban: C
Diketahui :
4 5
g = 10 m/s2 = 100 cm/s
2
= 8 cm
Ditanya : pada titik = ... ?
Jawab :
1 cm
Jadi, titik tepat 10 cm yang terletak
pada titik M.
C3
8. Perhatikan gambar di bawah ini!
Jawaban: A
Diketahui :
2 2 Pa
1 kg/m2
g = 10 m/s2
Ditanya : = ... ?
C3
186
Seorang penyelam menyelam ke dasar kolam
dengan kedalaman h membawa alat pengukur
tekanan hidrostatis, alat tersebut menunjukkan
angka 2 bar (200.000 Pa), maka kedalaman
kolam tersebut adalah ....
A. 20 m
B. 40 m
C. 50 m
D. 70 m
E. 80 m
2 1 1
2 1
2
1
2
Jawab :
Mendeskripsikan
konsep prinsip
Pascal
Mendeskripsikan
konsep prinsip
Pascal
9. Tekanan yang diberikan zat cair akan diteruskan
sama besar ke segala arah merupakan pernyataan
dari....
A. Boyle
B. Archimedes
C. Prinsip Pascal
D. Utama Hidrostatis
E. Kekekalan energi mekanik
Jawaban: C
Prinsip Pascal yaitu tekanan yang
diberikan zat cair akan diteruskan sama
besar ke segala arah.
C1
10. Perhatikan gambar di bawah ini!
Jawaban: E
Tekanan yang dialami oleh ikan bergantung
terhadap
1. Massa jenis fluida (air)
2. Percepatan gravitasi
3. Kedalaman ikan dari permukaan
C2
187
Seekor ikan berenang di dalam akuarium. Besar
tekanan yang dirasakan ikan akan bergantung
dari:
1) Berat ikan
2) Massa ikan
3) Massa jenis air
4) Kedalaman posisi ikan dari permukaan
Dari pernyataan tersebut, yang benar adalah....
A. 1 dan 2
B. 1 dan 4
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
E. 3 dan 4
Jadi yang sesuai yaitu 3 dan 4
Mengimplemen-
tasikan konsep
hukum Pascal
Menentukan
besar gaya yang
bekerja pada
sebuah
penghisap
berdasarkan
Hukum Pascal
11. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah pompa hidrolik memiliki perbandingan
diameter penghisap 1:4. Jika penghisap besar
dimuati mobil dengan berat 16000 N, maka agar
seimbang pada penghisap kecil harus diberi gaya
1
16
4
Jawaban: A
Diketahui :
d1 : d2= 1:40
= 16000 N
Ditanya : = ... ?
Jawab :
C3
188
sebesar....
A. 10 N
B. 20 N
C. 25 N
D. 30 N
E. 40 N
4 16
16 16
16
16
1 N
12. Gambar berikut menunjukan sebuah tabung U
yang berisikan zat cair dan diberi pengisap (berat
dan gesekan diabaikan). Agar pengisap tetap
seimbang maka berat beban F2 yang harus
diberikan ialah…
5 4 1
5 1
4
Jawaban: B
Diketahui :
F1 = 5N
= 50 cm2 = 5x10
-3 m
2
= 400 cm2 = 4x10
-2 m
2
Ditanya : = ... ?
Jawab :
C3
𝐴 =400cm2
F1 = 5N F2
𝐴 =50 cm2
189
A. 15 N
B. 40 N
C. 60 N
D. 120 N
E. 240 N
Menentukan nilai
gaya minumum
dan maksimum
yang bekerja
pada salah satu
penampang
13. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah dongkrak hidrolik dengan penampang
yang berdiameter 3 cm dan 120 cm. Gaya
minimum yang harus dikerjakan pada
penampang kecil dongkrak tersebut untuk
mengangkat mobil yang beratnya 8000 N
adalah....
A. 0,5 N
B. 1 N
C. 2 N
D. 3,5 N
3 1
16
1 2 1
1 44 1 16 9 1
1 44 1 144 1
144 1
1 44 1
Jawaban: B
Diketahui :
d1 = 3 cm = 3x10-2
m
= 120 cm = 1,2x10
-2 m
= 8000 N
Ditanya : = ... ?
Jawab :
1 N
C3
190
E. 6 N
14. Perhatikan gambar di bawah ini!
Luas penampang dongkrk hidrolik masing-
masing 0,04 m2 dan 0,1 m
2. Jika gaya masukan
adalah 5 N, maka gaya keluaran maksimum
adalah...
A. 10,5 N
B. 11,5 N
C. 12,5 N
D. 13,5 N
E. 14,5 N
5
4
1
5 1 4
5
4
Jawaban: C
Diketahui :
A1 = 0,04 m2
= 0,1 m2
= 5 N
Ditanya : = ... ?
Jawab :
12 5 N
C3
Menerapkan
prinsip Hukum
Pascal dalam
kehidupan
sehari-hari
15. Perhatikan gambar di bawah ini! Jawaban: B
Contoh aplikasi hukum Pascal:
1. Dongkrak hidrolik
2. Pompa hidrolik ban sepeda
3. Mesin hidrolik pengangkat mobil
4. Rem piringan
C1
191
Sebuah pompa hidrolik membuat massa besar
bisa diangkat dengan gaya-gaya kecil sebagai
hasil dari prinsip....
A. Joule
B. Pascal
C. Newton
D. Bernoulli
E. Archimedes
5. Mesin pengepres hidrolik
16. Di bawah ini merupakan alat yang menggunakan
prinsip hukum Pascal di dalam kehidupan sehari-
hari, kecuali adalah ....
A.
D.
B. E.
Jawaban: B
Contoh aplikasi hukum Pascal:
1. Mesin hidrolik pengangkat mobil
2. Dongkrak hidrolik
3. Rem piringan
4. Mesin pengepres hidrolik
5. Pompa hidrolik
C2
192
C.
Mendeskripsikan
konsep Hukum
Archimedes
dalam kehidupan
sehari-hari
Mendeskripsi-
kan konsep
Hukum
Archimedes
dalam kehidupan
sehari-hari
17. Gaya apung yang bekerja pada suatu benda yang
dicelupkan ke dalam suatu fluida sama dengan
berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut,
adalah definisi dari hukum….
A. Stokes
B. Pascal
C. Bernoulli
D. Archimedes
E. Utama Hidrostatis
Jawaban: D
Hukum Archimedes adalah gaya apung
yang bekerja pada suatu benda yang
dicelupkan ke dalam suatu fluida sama
dengan berat fluida yang dipindahkan oleh
benda tersebut
C1
18. Gaya apung ke atas sebuah benda dalam fluida
sebanding dengann:
(1) Volume benda
(2) Massa benda
(3) Massa jenis benda
(4) Kerapatan benda
Jawaban: B
Hukum Archimedes dirumuskan dengan:
C2
193
Pernyataan di atas yang benar ialah…
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (1) dan (4)
D. (2) dan (3)
E. (2) dan (4)
Mengimplemen-
tasikan
persamaan
Hukum
Archimedes dan
syarat terapung,
melayang dan
tenggelam
Menentukan
besar gaya apung
yang terjadi pada
benda di dalam
fluida
19. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah telur dengan volume 40 cm
3, dicelupkan
seluruhnya kedalam air, maka akan mendapat
gaya tekan ke atas sebesar…..
( = 1000 kg/m3)
A. 0,4 N
B. 2,5 N
C. 4 N
D. 25 N
E. 40 N
Jawaban: A
Diketahui :
V = 40 cm3 = 4 x 10
-5 m
3
= 1000 kg/m3
Ditanya : FA…. ?
Penyelesaian :
FA =
FA = 1000.10. 4 x 10-5
= 0,4 N
C3
20. Gambar dibawah ini menunjukkan 6 N batu yang
di gantungkan pada neraca pegas sebelum
dimasukkan ke dalam air. Berat batu tersebut
ketika dimasukkan kedalam air menjadi 4 N.
Jawaban: A
Diketahui :
Wu = 6 N
C3
194
Besar gaya apung yang bekerja pada batu tersebut
adalah….
A. 2 N
B. 4 N
C. 5 N
D. 8 N
E. 10 N
Wa = 4 N
Ditanya : FA =…. ?
Penyelesaian :
FA = Wu - Wa
FA = 6 4
FA = 2 N
Menghitung
jumlah volume
benda pada suatu
fluida
21. Di dalam sebuah gelas berisi air (⍴air = 1 g/cm3)
yang terapung sebuah es (⍴es = 0,9 g/cm3) seperti
pada gambar di bawah ini!
Jika volume es yang muncul di permukaan air 50
Jawaban: E
Diketahui:
⍴air = 1 g/cm3
⍴es = 0,9 g/cm3
Ves = 50 cm3
Ditanyakan: Vtotal = ....?
Jawab:
W = Fa
⍴es .g. Vtotal =⍴air . g . V
0,9 .g. Vtotal =1 . g . (Vtotal
- 50)
C3
195
cm3, maka volume es seluruhnya ialah ....
A. 45 cm3
B. 50 cm3
C. 90 cm3
D. 95 cm3
E. 500 cm3
0,9 . Vtotal - Vtotal = -50
-0,1 Vtotal = -50
Vtotal =
Vtotal = 500
22. Sebuah batu tercelup ke dalam air laut, jika berat
air laut yang dipindahkan oleh batu sebesar 10,3
N dan massa jenis air laut 1030 kg/m3, maka
volume batu yang tercelup tersebut adalah....
A. 300 m3
B. 500 m3
C. 800 m3
D. 1000 m3
E. 1300 m3
Jawaban: D
Diketahui:
⍴air laut = 1030 kg/m3
Wair laut = 10,3 N
g = 10 m/s2
Ditanyakan: V = ....?
Jawab:
Berat air laut
W = m.g
Gaya apung:
Fa = ⍴ g V
Dimana berat air yang tumpah sama dengan
gaya apung batu, sehingga dapat
ditulis:
W = Fa
W = ⍴ g V
10,3 = 1030 . 10 V
10,3 = 10300 V
V = 10300/10,3
C3
196
V = 1000 m3
Menentukan nilai
massa jenis zat
cair
23. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah batu berbobot 150 N, ketika terendam
sepenuhnya di bawah air, berat semu batu
tersebut 102 N. Jika volume air yang tumpah oleh
batu tersebut 4800 cm3 dan percepatan gravitasi
10 m/s2, maka besar densitas (massa jenis) air
adalah....
A. 500 kg/m3
B. 1000 kg/m3
C. 2000 kg/m3
D. 3000 kg/m3
E. 5000 kg/m3
15 1 2
48
48 48 1 1
48
48 1
Jawaban: B
Diketahui :
Wu = 150 N
= 102 N
= 4800 cm3 = 48x10
-4 m
3
10 m/s2
Ditanya : = ... ?
Jawab :
Cari terlebih dahulu nilai dari gaya apung
Masukkan persamaan
untuk mencari nilai massa jenis cairan
1 kg/m3
C4
24. Sebuah benda terapung pada suatu zat cair dengan
2/3 bagian benda itu tercelup. Bila massa jenis
benda 0,5 kg/m3, maka massa jenis zat cair adalah
....
Jawaban: C
Diketahui :
C3
197
A. 900 kg/m3
B. 800 kg/m3
C. 750 kg/m3
D. 400 kg/m3
E. 320 kg/m3
5 23
75 3
V =
Vb
⍴ = 500 kg/m3
Ditanya : = ... ?
Jawab :
⍴.V = ⍴b . Vb
198
Menunjukkan
konsep Hukum
Archimedes dan
syarat terapung,
melayang dan
tenggelam
Menunjukkan
konsep Hukum
Archimedes dan
syarat terapung,
melayang dan
tenggelam
25. Perhatikan gambar dibawah ini!
Mainan yang terdapat pada gelas tersebut dapat
terapung karena memenuhi persyaratan….
A.
B.
C.
D.
E.
Jawaban: C
Syarat benda terapung dalam fluida ialah
Fa > W atau massa jenis benda yang
dimasukkan ke dalam fluida lebih kecil dari
massa jenis zat cairnya ( )
C2
26. Telur yang dicelupkan ke dalam fluida tersebut
dalam keadaan melayang. Pernyataan yang benar
untuk peristiwa di bawah ini ialah....
Jawaban: B
Syarat benda melayang ialah massa jenis
benda yang dimasukkan ke dalam air harus
sama dengan massa jenis zat cairnya
C2
199
A. massa jenis telur yang dimasukkan ke dalam
fluida tidak sama dengan massa jenis zat
cairnya
B. massa jenis telur yang dimasukkan ke dalam
air sama dengan massa jenis zat cairnya
C. massa jenis telur yang dimasukkan ke dalam
fluida lebih kecil dari massa jenis zat cairnya
D. massa jenis telur yang dimasukkan ke dalam
air lebih besar daripada massa jenis zat
cairnya
E. semua jawaban salah
Menjelaskan
konsep tegangan
permukaan,
viskositas dan
Menjelaskan
konsep tegangan
permukaan
27. Kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang, sehingga permukaannya seperti
ditutupi oleh suatu lapisan elastis merupakan
pengertian....
Jawaban: E
C1
200
kapilaritas A. Viskositas
B. Hukum Pascal
C. Hukum Archimedes
D. Tekanan Hidrostatis
E. Tegangan permukaan zat cair
28. Perhatikan gambar di bawah ini!
Jarum dapat terapung pada permukaan air
karena….
A. massa jenis jarum lebih kecil dari pada air
B. massa jenis jarum lebih besar dari pada air
C. berat jenis jarum sama dengan berat jenis air
D. gaya apung Archimedes yang menunjukkan
gaya adhesi lebih besar daripada gaya kohesi
jarum
E. tegangan permukaan air yang menunjukkan
gaya kohesi lebih besar daripada gaya adhesi
jarum
Jawaban: E C2
Mendeskripsikan
konsep viskositas
29. Berikut ini pernyataan yang tidak benar tentang
viskositas adalah ....
Jawaban: E C2
201
dan kapilaritas
A. kekentalan suatu fluida
B. gesekan antara satu lapisan dengan lapisan
lain dalam fluida
C. lapisan fluida kental bergerak dengan
kecepatan yang tidak seluruhnya sama
D. dalam fluida kental diperlukan gaya untuk
menggeser satu lapisan fluida terhadap yang
lain
E. suatu benda yang dijatuhkan dalam fluida
yang viskositasnya tinggi, maka geraknya
tidak akan terhambat oleh gaya gesek fluida
30. Naik turunnya suatu cairan dalam pipa kapiler
bergantung pada:
(1) Massa jenis fluida
(2) Jari-jari pipa kapiler
(3) Tegangan permukaan fluida
(4) Sudut kontak permukaan fluida
Pernyataan yang benar ialah ....
A. (1), (2), (3), dan (4)
B. (1), (2) dan (3)
C. (1), (2) dan (4)
D. (1), (3) dan (4)
E. (2), (3) dan (4)
Jawaban: E
Kenaikan permukaan fluida dalam pipa
kapiler dirumuskan :
, berdasarkan persamaan
tersebut kenaikkan permukaan fluida (h)
dipengaruhi oleh tegangan permukaan ( , sudut kontak ( ), massa jenis fluida ( ),
percepatan gravitasi (g), dan jari-jari pipa
kapiler ( ).
C2
Menerapkan
persamaan
konsep tegangan
Menghitung nilai
besaran tegangan
permukaan pada
31. Perhatikan gambar di bawah ini! Jawaban: C
Diketahui:
C3
202
permukaan,
viskositas dan
kapilaritas
fluida
Sebuah kawat U memiliki panjang 10 cm
ditempatkan secara horizontal di permukaan air
sabun dan ditarik perlahan dengan gaya 0,02 N
untuk menjaga kawat agar tetap seimbang, maka
tegangan permukaan air tersebut adalah....
A. 0,001 N/m
B. 0,01 N/m
C. 0,1 N/m
D. 1 N/m
E. 10 N/m
1 1
2
2
2
2 1
Ditanyakan: = ....?
Jawab:
1 N/m
32. Sebuah kawat yang panjangnya 50 cm berada di
permukaan air dengan panjangnya sejajar dengan
permukaan. Koefisien tegangan permukaan air
ialah 0,073 N/m. Gaya tambahan di luar berat
kawat yang diperlukan untuk menarik kawat
ialah ....
A. 0,036 N
B. 0,043 N
C. 0,073 N
D. 0,089 N
5 5
73
2
2
2 5 73
Jawaban: C
Diketahui:
Ditanyakan: F = ....?
Jawab:
C3
203
E. 0,099 N 73
33. Berikut ini besar gaya tegangan permukaan (F)
dan panjang permukaan gaya yang bekerja (d).
Jarum F (N) d (cm)
P 8 4
Q 20 4
R 20 5
Berdasarkan table di atas, jika air diberi sabun,
maka urutan jarum yang tenggelam terlebih
dahulu ke dalam air adalah….
A. P-Q-R
B. P-R-Q
C. Q-P-R
D. Q-R-P
E. R-P-Q
Jawaban: B
Jarum F (N) d (cm) (N/m)
P 8 4 200
Q 20 4 500
R 20 5 400
Ketika air diberi sabun maka tegangan
permukaan akan semakin kecil sehingga
jarum pun akan tenggelam. Urutan jarum
yang akan tenggelam dapat dilihat dari
besarnya gaya tegangan permukaan, maka
semakin kecil gayanya semakin cepat pula
tenggelam
C4
Menghitung nilai
viskositas suatu
fluida
34. Perhatikan gambar di bawah ini!
Bola pejal di masukkan ke dalam wadah yang
berisi gliserin, dengan massa jenis
786 dengan jari-jari 1 cm dan massa
jenis gliserin 522 , dengan
koefisien viskositas gliserin Pa.s, maka
786
522
1 41
2
9
Jawaban: C
Diketahui:
r = 1 cm = 10-2
m
Ditanyakan: v = ....?
Jawab:
C3
204
kecepatan terminal bola pejal tersebut adalah ....
A. 0,1 m/s
B. 0,2 m/s
C. 0,4 m/s
D. 0,6 m/s
E. 0,7 m/s
2 1 1
9 1 41 786 522
2 1 1
12 69 264
2 1
12 69 264
416 1 4
35. Bola bulat kecil berjari-jari 5 mm dilemparkan ke
dalam sumur air yang memiliki massa jenis 1000
kg/m3 dan bergerak dengan kecepatan terminal
0,1 m/s dengan koefisien viskositas 0,01 Pa.s,
dengan demikian maka nilai massa jenis bola
tersebut adalah....
A. 1000 kg/m3
B. 1010 kg/m3
C. 1018 kg/m3
D. 1025 kg/m3
E. 1030 kg/m3
1
1
1
1 2
9
1 2 5 1 1
9 1 1
1 5 1
9 1 1
1 1 55 1 1
1 1
55 1
1 1 8 1
1 18
Jawaban: C
Diketahui:
r = 5 mm = 5x10-3
m
Ditanyakan: = ....?
Jawab:
C3
205
18 + 1 1 18
Menghitung nilai
besaran
kapilaritas
36. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah bola besi dengan jari-jari 0,4 cm
dimasukkan ke dalam air secara vertikal dengan
sudut kotaknya 60o, jika tegangan permukaan air
adalah 4 N/m, maka kenaikan air pada wadah
tersebut adalah....
A. 0,1 m
B. 0,5 m
C. 1,0 m
D. 1,5 m
E. 2,0 m
1 1
4 4 1
4
6
2
2 4 6
1 4 1 1
8
12
4
Jawaban: A
Diketahui:
Ditanyakan: = ....?
Jawab:
1 m
C3
37. Perhatikan gejala kapilaritas seperti pada gambar
di bawah ini!
1 1
1 1 1
5 1
4 1
6
Jawaban: A
Diketahui:
Ditanyakan: = ....?
C3
206
Jika diameter pipa 1 mm, massa jenis air 1x103
kg/m3, nilai h sebesar 4 cm, dan sudut kontak air
dengan pipa kapiler ( ) 60o, maka besar tegangan
permukaan air adalah ....
A. 0,2 N/m
B. 0,4 N/m
C. 0,6 N/m
D. 0,8 N/m
E. 1,0 N/m
2
2
4 1 1 5 1 1
2 6
4 1 1 5 1 1
212
4 1 5
1
2 1 2
Jawab:
Mendeskripsikan
peristiwa
tegangan
permukaan,
viskositas dan
kapilaritas dalam
kehidupan
sehari-hari
Menunjukkan
peristiwa
tegangan
permukaan,
viskositas dan
kapilaritas dalam
kehidupan
sehari-hari
38. Perhatikan gambar di bawah ini!
Silet dapat hinggap di atas permukaan air, hal ini
disebabkan adanya ....
A. Adhesi
B. Kohesi
C. Meniskus
D. Kapilaritas
E. Tegangan permukaan air
Jawaban: C
C1
207
39. Fenomena-fenomena dalam kehidupan sehari-
hari yang merupakan konsep viskositas adalah ....
A. Dongkrak hidrolik
B. Prinsip kapal selam
C. Tingkat kekentalan oli pelumas
D. Serangga berjalan diatas permukaan air
E. Butiran embun di atas daun menyerupai bola
Jawaban: C C2
40. Perhatikan gambar di bawah ini!
Fenomena naiknya minyak tanah melalui sumbu
kompor merupakan contoh peristiwa….
A. Adhesi
B. Kohesi
C. Meniskus
D. Kapilaritas
E. Tegangan permukaan air
Jawaban: D C2
208
Soal Instrumen Tes
Nama : Hari/ Tanggal :
Kelas : Mata Pelajaran :
Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda (X) pada pilihan ganda A, B,
C, D, dan E!
1. Zat di bawah ini yang tidak termasuk ke
dalam, fluida adalah….
A. gas
B. air
C. oli
D. pasir
E. alkohol
2. Amati pernyataan yang berkaitan dengan
fluida statis di bawah ini!
1) Ketinggian fluida dari permukaan
2) Luas penampang bidang
3) Percepatan gravitasi
4) Kerapatan fluida
Tekanan fluida pada suatu tempat
bergantung pada pernyataan nomor….
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 1, 2 dan 3
E. 1, 3 dan 4
5. Perhatikan gambar di bawah ini!
Pada suatu bejana seperti gambar di atas
memenuhi persamaan .
Pertanyaan tersebut sesuai dengan hukum
....
A. Pascal
B. Stokes
C. Bernoulli
D. Archimedes
E. Tekanan Hidrostatis
6. Perhatikan gambar di bawah ini!
Tekanan hidrostatis paling besar terletak
pada gambar ....
A. P
B. Q
C. R
D. S
E. T
7. Perhatikan gambar di bawah ini!
Kolam renang yang dalamnya 2,4 m berisi
penuh air dengan 1 kg/m3 dan g
= 10 m/s2. Tekanan hidrostatis suatu titik
yang berada 20 cm di atas dasar kolam
adalah .....
A. 10 kPa
B. 15 kPa
C. 22 kPa
D. 30 kPa
E. 32 kPa
h
209
8. Perhatikan gambar di bawah ini!
Seekor ikan berada di akuarium dengan
percepatan gravitasi 10 m/s2, tekanan
hidrostatis yang diterima ikan tersebut
adalah....
A. 6000 Pa
B. 8000 Pa
C. 9000 Pa
D. 10000 Pa
E. 14000 Pa
7. Gambar di bawah ini melukiskan dua
buah tabung kaca yang berisi zat cair:
Dua buah tabung A dan B yang besarnya
sama diisi penuh zat cair, perbandingan
massa jenis zat cair pada tabung A dan
tabung B tersebut adalah 4:5. Maka titik
pada tabung A yang mempunyai tekanan
sama besar dengan tekanan titik B pada
tabung B adalah .... (g = 10 m/s2).
A. K
B. L
C. M
D. N
E. O
8. Perhatikan gambar di bawah ini!
Pada sebuah dasar kolam air dideteksi
oleh alat pengukur tekanan hidrostatis
menunjukkan angka 2 bar (200.000 Pa),
maka kedalaman kolam tersebut adalah ....
A. 20 m
B. 40 m
C. 50 m
D. 70 m
E. 80 m
9. Tekanan yang diberikan zat cair akan
diteruskan sama besar ke segala arah
merupakan pernyataan dari....
A. Boyle
B. Archimedes
C. Prinsip Pascal
D. Utama Hidrostatis
E. Kekekalan energi mekanik
10. Perhatikan gambar di bawah ini!
Seekor ikan berenang di dalam akuarium.
Besar tekanan yang dirasakan ikan akan
bergantung dari:
5) Berat ikan
6) Massa ikan
7) Massa jenis air
8) Kedalaman posisi ikan dari permukaan
Dari pernyataan tersebut, yang benar
adalah....
A. 1 dan 2
B. 1 dan 4
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
E. 3 dan 4
11. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah pompa hidrolik memiliki
perbandingan diameter penghisap 1:4.
Jika penghisap besar dimuati mobil
dengan berat 16000 N, maka agar
seimbang pada penghisap kecil harus
diberi gaya sebesar....
210
A. 10 N
B. 20 N
C. 25 N
D. 30 N
E. 40 N
12. Gambar berikut menunjukan sebuah
tabung U yang berisikan zat cair dan
diberi pengisap (berat dan gesekan
diabaikan). Agar pengisap tetap seimbang
maka berat beban F2 yang harus diberikan
ialah…
A. 15 N
B. 40 N
C. 60 N
D. 120 N
E. 240 N
13. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah dongkrak hidrolik dengan
penampang yang berdiameter 3 cm dan
120 cm. Gaya minimum yang harus
dikerjakan pada penampang kecil
dongkrak tersebut untuk mengangkat
mobil yang beratnya 8000 N adalah....
A. 0,5 N
B. 1 N
C. 2 N
D. 3,5 N
E. 6 N
14. Perhatikan gambar di bawah ini!
Luas penampang dongkrak hidrolik
masing-masing 0,04 m2 dan 0,1 m
2. Jika
gaya masukan adalah 5 N, maka gaya
keluaran maksimum adalah...
A. 10,5 N
B. 11,5 N
C. 12,5 N
D. 13,5 N
E. 14,5 N
15. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah pompa hidrolik membuat massa
besar bisa diangkat dengan gaya-gaya
kecil sebagai hasil dari prinsip....
A. Joule
B. Pascal
C. Newton
D. Bernoulli
E. Archimedes
16. Di bawah ini merupakan alat yang
menggunakan prinsip hukum Pascal di
dalam kehidupan sehari-hari, kecuali
adalah .... A.
D.
B.
E.
211
C.
17. Gaya apung ke atas sebuah benda dalam
fluida sebanding dengann:
(1) Volume benda
(2) Massa benda
(3) Massa jenis benda
(4) Kerapatan benda
Pernyataan di atas yang benar ialah…
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (1) dan (4)
D. (2) dan (3)
E. (2) dan (4)
18. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah telur dengan volume 40 cm
3,
dicelupkan seluruhnya kedalam air, maka
akan mendapat gaya tekan ke atas
sebesar…..
( = 1000 kg/m3)
A. 0,4 N
B. 2,5 N
C. 4,0 N
D. 25 N
E. 40 N
19. Gambar dibawah ini menunjukkan 6 N
batu yang di gantungkan pada neraca
pegas sebelum dimasukkan ke dalam air.
Berat batu tersebut ketika dimasukkan
kedalam air menjadi 4 N.
Besar gaya apung yang bekerja pada batu
tersebut adalah….
A. 2 N
B. 4 N
C. 5 N
D. 8 N
E. 10 N
20. Gaya apung yang bekerja pada suatu
benda yang dicelupkan ke dalam suatu
fluida sama dengan berat fluida yang
dipindahkan oleh benda tersebut, adalah
definisi dari hukum….
A. Stokes
B. Pascal
C. Bernoulli
D. Archimedes
E. Utama Hidrostatis
21. Di dalam sebuah gelas berisi air (⍴air = 1
g/cm3)
yang terapung sebuah es (⍴es = 0,9
g/cm3) seperti pada gambar di bawah ini!
Jika volume es yang muncul di
permukaan air 50 cm3, maka volume es
seluruhnya ialah ....
A. 45 cm3
B. 50 cm3
C. 90 cm3
D. 95 cm3
E. 500 cm3
22. Sebuah batu tercelup ke dalam air laut,
jika berat air laut yang dipindahkan oleh
batu sebesar 10,3 N dan massa jenis air
212
laut 1030 kg/m3, maka volume batu yang
tercelup tersebut adalah....
A. 300 m3
B. 500 m3
C. 800 m3
D. 1000 m3
E. 1300 m3
23. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah batu berbobot 150 N, ketika
terendam sepenuhnya di bawah air, berat
semu batu tersebut 102 N. Jika volume air
yang tumpah oleh batu tersebut 4800 cm3
dan percepatan gravitasi 10 m/s2, maka
besar densitas (massa jenis) air adalah....
A. 500 kg/m3
B. 1000 kg/m3
C. 2000 kg/m3
D. 3000 kg/m3
E. 5000 kg/m3
24. Sebuah benda terapung pada suatu zat cair
dengan 2/3 bagian benda itu tercelup. Bila
massa jenis benda 0,5 kg/m3, maka massa
jenis zat cair adalah ....
A. 900 kg/m3
B. 800 kg/m3
C. 750 kg/m3
D. 400 kg/m3
E. 320 kg/m3
25. Perhatikan gambar dibawah ini!
Mainan yang terdapat pada gelas tersebut
dapat terapung karena memenuhi
persyaratan….
A.
B.
C.
D.
E.
26. Telur yang dicelupkan ke dalam fluida
tersebut dalam keadaan melayang.
Pernyataan yang benar untuk peristiwa di
bawah ini ialah....
A. massa jenis telur yang dimasukkan ke
dalam fluida tidak sama dengan massa
jenis zat cairnya
B. massa jenis telur yang dimasukkan ke
dalam air sama dengan massa jenis zat
cairnya
C. massa jenis telur yang dimasukkan ke
dalam fluida lebih kecil dari massa
jenis zat cairnya
D. massa jenis telur yang dimasukkan ke
dalam air lebih besar daripada massa
jenis zat cairnya
E. semua jawaban salah
27. Kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang, sehingga permukaannya
seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis
merupakan pengertian....
A. Viskositas
B. Hukum Pascal
C. Hukum Archimedes
213
D. Tekanan Hidrostatis
E. Tegangan permukaan zat cair
28. Perhatikan gambar di bawah ini!
Jarum dapat terapung pada permukaan air
karena….
A. massa jenis jarum lebih kecil dari
pada air
B. massa jenis jarum lebih besar dari
pada air
C. berat jenis jarum sama dengan berat
jenis air
D. gaya apung Archimedes yang
menunjukkan gaya adhesi lebih besar
daripada gaya kohesi jarum
E. tegangan permukaan air yang
menunjukkan gaya kohesi lebih besar
daripada gaya adhesi jarum
29. Berikut ini pernyataan yang tidak benar
tentang viskositas adalah ....
A. kekentalan suatu fluida
B. gesekan antara satu lapisan dengan
lapisan lain dalam fluida
C. lapisan fluida kental bergerak dengan
kecepatan yang tidak seluruhnya sama
D. dalam fluida kental diperlukan gaya
untuk menggeser satu lapisan fluida
terhadap yang lain
E. suatu benda yang dijatuhkan dalam
fluida yang viskositasnya tinggi, maka
geraknya tidak akan terhambat oleh
gaya gesek fluida
30. Naik turunnya suatu cairan dalam pipa
kapiler bergantung pada:
(1) Massa jenis fluida
(2) Jari-jari pipa kapiler
(3) Tegangan permukaan fluida
(4) Sudut kontak permukaan fluida
Pernyataan yang benar ialah ....
A. (1), (2), (3), dan (4)
B. (1), (2) dan (3)
C. (1), (2) dan (4)
D. (1), (3) dan (4)
E. (2), (3) dan (4)
31. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah kawat U memiliki panjang 10 cm
ditempatkan secara horizontal di
permukaan air sabun dan ditarik perlahan
dengan gaya 0,02 N untuk menjaga kawat
agar tetap seimbang, maka tegangan
permukaan air tersebut adalah....
A. 0,001 N/m
B. 0,01 N/m
C. 0,1 N/m
D. 1 N/m
E. 10 N/m
32. Sebuah kawat yang panjangnya 50 cm
berada di permukaan air dengan
panjangnya sejajar dengan permukaan.
Koefisien tegangan permukaan air ialah
0,073 N/m. Gaya tambahan di luar berat
kawat yang diperlukan untuk menarik
kawat ialah ....
A. 0,036 N
B. 0,043 N
C. 0,073 N
D. 0,089 N
E. 0,099 N
33. Berikut ini besar gaya tegangan
permukaan (F) dan panjang permukaan
gaya yang bekerja (d).
Jarum F (N) d (cm)
P 10 10
Q 20 5
R 20 1
Berdasarkan table di atas, jika air diberi
sabun, maka urutan jarum yang tenggelam
terlebih dahulu ke dalam air adalah….
A. P-Q-R
B. P-R-Q
C. Q-P-R
D. Q-R-P
214
E. R-P-Q
34. Perhatikan gambar di bawah ini!
Bola pejal di masukkan ke dalam wadah
yang berisi gliserin, dengan massa jenis
786 dengan jari-jari 1 cm
dan massa jenis gliserin
522 , dengan koefisien viskositas
gliserin Pa.s, maka kecepatan terminal
bola pejal tersebut adalah ....
A. 0,1 m/s
B. 0,2 m/s
C. 0,4 m/s
D. 0,6 m/s
E. 0,7 m/s
35. Bola bulat kecil berjari-jari 5 mm
dilemparkan ke dalam sumur air yang
memiliki massa jenis 1000 kg/m3 dan
bergerak dengan kecepatan terminal 0,1
m/s dengan koefisien viskositas 0,01 Pa.s,
dengan demikian maka nilai massa jenis
bola tersebut adalah....
A. 1000 kg/m3
B. 1010 kg/m3
C. 1018 kg/m3
D. 1025 kg/m3
E. 1030 kg/m3
36. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah bola besi dengan jari-jari 0,4 cm
dimasukkan ke dalam air secara vertikal
dengan sudut kotaknya 60o, jika tegangan
permukaan air adalah 4 N/m, maka
kenaikan air pada wadah tersebut
adalah....
A. 0,1 m
B. 0,5 m
C. 1,0 m
D. 1,5 m
E. 2,0 m
37. Perhatikan gejala kapilaritas seperti pada
gambar di bawah ini!
Jika diameter pipa 1 mm, massa jenis air
1x103 kg/m
3, nilai h sebesar 4 cm, dan
sudut kontak air dengan pipa kapiler ( )
60o, maka besar tegangan permukaan air
adalah ....
A. 0,2 N/m
B. 0,4 N/m
C. 0,6 N/m
D. 0,8 N/m
E. 1,0 N/m
38. Perhatikan gambar di bawah ini!
Silet dapat hinggap di atas permukaan air,
hal ini disebabkan adanya ....
A. Adhesi
B. Kohesi
C. Meniskus
D. Kapilaritas
E. Tegangan permukaan air
39. Fenomena-fenomena dalam kehidupan
sehari-hari yang merupakan konsep
viskositas adalah ....
A. Dongkrak hidrolik
B. Prinsip kapal selam
C. Tingkat kekentalan oli pelumas
D. Serangga berjalan diatas permukaan
air
E. Butiran embun di atas daun
menyerupai bola
215
40. Perhatikan gambar di bawah ini!
Fenomena naiknya minyak tanah melalui
sumbu kompor merupakan contoh peristiwa….
A. Adhesi
B. Kohesi
C. Meniskus
D. Kapilaritas
E. Tegangan permukaan air
216
LEMBAR JAWABAN
INSTRUMEN TES
Nama : …………………………...
Kelas : …………………………...
____________________________________________________________________________
Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D, atau E di kolom jawaban yang paling benar
di bawah ini!
No A B C D E
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
No A B C D E
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
No A B C D E
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
217
Lampiran B.2
Validasi Instrumen Tes
218
219
220
221
222
REKAPITULASI HASIL UJI COBA INSTRUMEN
Rata-rata : 13.83
Simpang Baku : 6.66
Korelasi XY : 0.85
Reliabilitas Tes : 0.92
Butir Soal : 40
Jumlah Subyek : 69
No Validitas (Korelasi) Taraf Kesukaran Daya Pembeda
Kesimpulan Indeks Kategori Indeks Kategori Indeks Kategori
1 0.26 Rendah 0.83 Mudah 0.26 Cukup -
(tidak digunakan)
2 0.65 Tinggi 0.36 Sedang 0.74 Baik Sekali Sangat Signifikan
(digunakan)
3 0.49 Cukup 0.36 Sedang 0.53 Baik Sangat Signifikan
(digunakan)
4 0.09 Sangat rendah 0.96 Mudah 0.05 Buruk -
(tidak digunakan)
5 0.67 Tinggi 0.35 Sedang 0.74 Baik Sekali Sangat Signifikan
(digunakan)
6 0.37 Rendah 0.71 Mudah 0.42 Baik Signifikan
(digunakan)
7 -0.13 Drop 0.06 Sukar -0.05 Buruk -
(tidak digunakan)
8 0.37 Rendah 0.22 Sukar 0.42 Baik Signifikan
(digunakan)
9 0.44 Cukup 0.61 Sedang 0.53 Baik Sangat Signifikan
(digunakan)
10 0.51 Cukup 0.35 Sedang 0.53 Baik Sangat Signifikan
(digunakan)
11 0.36 Cukup 0.22 Sukar 0.42 Baik Signifikan
(digunakan)
12 -0.49 Drop 0.26 Sukar -0.16 Buruk -
(tidak digunakan)
13 -0.02 Drop 0.25 Sukar 0.00 Buruk -
(tidak digunakan)
14 0.83 Sangat Tinggi 0.26 Sukar 0.89 Baik Sekali Sangat Signifikan
(digunakan)
15 0.41 Cukup 0.74 Mudah 0.47 Baik Sangat Signifikan
(digunakan)
16 0.01 Sangat rendah 0.44 Sedang 0.11 Buruk -
(tidak digunakan)
17 0.01 Sangat rendah 0.39 Sedang 0.05 Buruk -
(tidak digunakan)
18 0.43 Cukup 0.67 Sedang 0.53 Baik Sangat Signifikan
(digunakan)
19 0.36 Rendah 0.39 Sedang 0.47 Baik Signifikan
(digunakan)
20 0.31 Rendah 0.33 Sedang 0.32 Cukup Signifikan
(digunakan)
21 0.19 Rendah 0.07 Sukar 0.11 Buruk -
(tidak digunakan)
22 0.45 Cukup 0.29 Sukar 0.53 Baik Sangat Signifikan
(digunakan)
23 0.48 Cukup 0.30 Sukar 0.53 Baik Sangat Signifikan
(digunakan)
24 0.85 Sangat Tinggi 0.30 Sukar 0.95 Baik Sekali Sangat Signifikan
(digunakan)
25 0.83 Sangat Tinggi 0.28 Sukar 0.89 Baik Sekali Sangat Signifikan
(digunakan)
223
26 -0.00 Drop 0.25 Sukar -0.05 Buruk -
(tidak digunakan)
27 0.17 Sangat Rendah 0.04 Sukar 0.05 Buruk -
(tidak digunakan)
28 0.32 Rendah 0.22 Sukar 0.32 Cukup Signifikan
(digunakan)
29 0.57 Cukup 0.36 Sedang 0.74 Baik Sekali Sangat Signifikan
(digunakan)
30 -0.10 Drop 0.03 Sukar 0.00 Buruk -
(tidak digunakan)
31 0.72 Tinggi 0.26 Sukar 0.79 Baik Sekali Sangat Signifikan
(digunakan)
32 0.07 Sangat Rendah 0.06 Sukar 0.05 Buruk -
(tidak digunakan)
33 0.39 Cukup 0.26 Sukar 0.42 Baik Signifikan
(digunakan)
34 0.71 Tinggi 0.32 Sedang 0.84 Baik Sekali Sangat Signifikan
(digunakan)
35 0.13 Sangat rendah 0.23 Sukar 0.11 Buruk -
(tidak digunakan)
36 0.85 Sangat Tinggi 0.32 Sedang 0.95 Baik Sekali Sangat Signifikan
(digunakan)
37 0.00 Sangat rendah 0.01 Sukar 0.00 Buruk -
(tidak digunakan)
38 0.67 Tinggi 0.30 Sukar 0.79 Baik Sekali Sangat Signifikan
(digunakan)
39 0.80 Tinggi 0.30 Sukar 0.89 Baik Sekali Sangat Signifikan
(digunakan)
40 0.16 Sangat rendah 0.87 Mudah 0.16 Buruk -
(tidak digunakan)
224
Lampiran B.2a
KISI-KISI INSTRUMEN TES
(Setelah Validasi)
Sekolah : SMA Negeri 1 Nagrak Kab. Sukabumi
Materi Pokok : Fluida Statis
Jumlah Soal : 40 soal
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Kompetensi Dasar : 3.3. Menerapkan hukum-hukum fluida statik dalam kehidupan sehari-hari
No Indikator RPP Indikator Soal Aspek yang Diukur Jumlah
Soal C1 C2 C3 C4
1 Memahami
konsep fluida
statis
Membedakan sifat-sifat
fluida 1
1
2 Menjelaskan
konsep tekanan
hidrostatis pada
kehidupan sehari-
hari
Menjelaskan konsep dan
besaran tekanan hidrostatis
2
1
3 Mengimplemen-
tasikan konsep
tekanan
hidrostatis pada
fluida
Menentukan nilai tekanan
hidrostatis pada fluida 3,4
2
Menentukan nilai
kedalaman suatu benda
pada konsep tekanan
hidrostatis
5
1
4 Menjelaskan
konsep hukum
Pascal
Menjelaskan konsep
hukum Pascal 6 7
2
5 Mengimplemen-
tasikan konsep
hukum Pasca
Menentukan besar gaya
yang bekerja pada sebuah
penghisap berdasarkan
Hukum Pascal
8
1
Menentukan nilai gaya
minumum dan maksimum
yang bekerja pada salah
satu penampang
9
1
Menunjukkan prinsip
Hukum Pascal dalam
kehidupan sehari-hari
10
1
6 Menjelaskan
konsep Hukum
Archimedes
dalam kehidupan
sehari-hari
Menjelaskan konsep
Hukum Archimedes dalam
kehidupan sehari-hari 11
1
7 Menganalisis
persamaan
Hukum
Archimedes dan
Menentukan besar gaya
apung yang terjadi pada
benda di dalam fluida
12,13
2
Menghitung jumlah 14 1
225
syarat terapung,
melayang dan
tenggelam
volume benda pada suatu
fluida
Menganalisis nilai massa
jenis zat cair 15 1
8 Menunjukkan
konsep Hukum
Archimedes dan
syarat terapung,
melayang dan
tenggelam
Menunjukkan konsep
Hukum Archimedes dan
syarat terapung, melayang
dan tenggelam 16
1
9 Menjelaskan
konsep tegangan
permukaan,
viskositas dan
kapilaritas
Menjelaskan konsep
tegangan permukaan 17
1
Mendeskripsikan konsep
viskositas dan kapilaritas 18
1
10 Menerapkan
persamaan konsep
tegangan
permukaan,
viskositas dan
kapilaritas
Menganalisis nilai besaran
tegangan permukaan pada
fluida
19,
20 2
Menghitung nilai viskositas
suatu fluida 21
1
Menghitung nilai besaran
kapilaritas 22,23
2
11 Mendeskripsikan
peristiwa
tegangan
permukaan,
viskositas dan
kapilaritas dalam
kehidupan sehari-
hari
Menunjukkan peristiwa
tegangan permukaan,
viskositas dan kapilaritas
dalam kehidupan sehari-
hari 24 25
2
Jumlah Soal 4 7 12 - 40
Presentasi Soal 16% 28% 56% 0% 100%
226
Lampiran B.2b
INSTRUMEN TES SETELAH VALIDASI
Sekolah : SMA Negeri 1 Nagrak Kab. Sukabumi
Materi Pokok : Fluida Statis
Jumlah Soal : 25 soal
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
INDIKATOR
RPP
INDIKATOR
SOAL SOAL JAWABAN
ASPEK
KOGNITIF
Mendeskripsikan
konsep fluida
statis
Membedakan
sifat-sifat fluida
1. Amati pernyataan yang berkaitan dengan fluida statis di
bawah ini!
1) Ketinggian fluida dari permukaan
2) Laju aliran fluida
3) Percepatan gravitasi
4) Kerapatan fluida
Tekanan fluida pada suatu tempat bergantung pada
pernyataan nomor….
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 1, 2 dan 3
E. 1, 3 dan 4
Jawaban: E
Tekanan fluida pada suatu tempat bergantung
pada:
1) Ketinggian fluida dari permukaan
2) Percepatan gravitasi
3) Kerapatan fluida
C2
2. Perhatikan gambar di bawah ini!
Pada suatu bejana seperti gambar di atas memenuhi
Jawaban : E
Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang
dialami oleh sebuah benda jika benda tersebut
berada pada kedalaman h dari permukaan air di
dalam fluida .
C1
h
227
persamaan . Pertanyaan tersebut sesuai
dengan prinsip ....
A. Pascal
B. Stokes
C. Bernoulli
D. Archimedes
E. Tekanan Hidrostatis
Mendskripsikan
konsep tekanan
hidrostatis pada
kehidupan sehari-
hari
Menjelaskan
konsep dan
besaran tekanan
hidrostatis
3. Perhatikan gambar di bawah ini!
Kolam renang yang dalamnya 2,4 m berisi penuh air
dengan 1 kg/m3 dan g = 10 m/s
2. Tekanan
hidrostatis suatu titik yang berada 20 cm di atas dasar
kolam adalah .....
A. 10 kPa
B. 15 kPa
C. 22 kPa
D. 30 kPa
E. 32 kPa
1 1 2 4 2
1 1 2 2
1 22
22 22
Jawaban: C
Diketahui :
hk = 2,4 cm
= 1000 kg/m3
g = 10 m/s
2
hh= 20 cm = 0,2 m
Ditanya : Ph = ... ?
Jawab :
C3
4. Perhatikan gambar di bawah ini! Jawaban: B C3
228
Seekor ikan berada di akuarium dengan percepatan
gravitasi 10 m/s2, tekanan hidrostatis yang diterima ikan
tersebut adalah....
A. 6000 Pa
B. 8000 Pa
C. 9000 Pa
D. 10000 Pa
E. 14000 Pa
1 1 8
8
Diketahui :
h = 140 cm – 60 cm =80 cm=0,8 m
= 1000 kg/m3
g = 10 m/s
2
Ditanya : Ph = ... ?
Jawab :
Mengimplemen-
tasikan konsep
tekanan hidrostatis
pada fluida
Menentukan nilai
tekanan
hidrostatis pada
fluida
5. Perhatikan gambar di bawah ini!
Seorang penyelam menyelam ke dasar kolam dengan
kedalaman h membawa alat pengukur tekanan
hidrostatis, alat tersebut menunjukkan angka 2 bar
(200.000 Pa), maka kedalaman kolam tersebut adalah
....
A. 20 m
B. 40 m
C. 50 m
2 1 1
2 1
2
1
2
Jawaban: A
Diketahui :
2 2 Pa
1 kg/m2
g = 10 m/s2
Ditanya : = ... ?
Jawab :
C3
229
D. 70 m
E. 80 m
Menentukan nilai
kedalaman suatu
benda pada
konsep tekanan
hidrostatis
6. Tekanan yang diberikan zat cair akan diteruskan sama
besar ke segala arah merupakan pernyataan dari....
A. Boyle
B. Archimedes
C. Prinsip Pascal
D. Utama Hidrostatis
E. Kekekalan energi mekanik
2
2
1
1
Jawaban: C
Prinsip Pascal yaitu tekanan yang
diberikan zat cair akan diteruskan sama besar ke
segala arah.
C1
7. Perhatikan gambar di bawah ini!
Seekor ikan berenang di dalam akuarium. Besar tekanan
yang dirasakan ikan akan bergantung dari:
1) Berat ikan
2) Massa ikan
3) Massa jenis air
4) Kedalaman posisi ikan dari permukaan
Dari pernyataan tersebut, yang benar adalah....
A. 1 dan 2
B. 1 dan 4
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
E. 3 dan 4
Jawaban: E
Tekanan yang dialami oleh ikan bergantung
terhadap
1. Massa jenis fluida (air)
2. Percepatan gravitasi
3. Kedalaman ikan dari permukaan
Jadi yang sesuai yaitu 3 dan 4
C2
230
Mendeskripsikan
konsep prinsip
Pascal
Mendeskripsikan
konsep prinsip
Pascal
8. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah pompa hidrolik memiliki perbandingan
diameter penghisap 1:4. Jika penghisap besar dimuati
mobil dengan berat 16000 N, maka agar seimbang pada
penghisap kecil harus diberi gaya sebesar....
A. 10 N
B. 20 N
C. 25 N
D. 30 N
E. 40 N
1
16
4
4 16
16 16
16
16
Jawaban: A
Diketahui :
d1 : d2= 1:40
= 16000 N
Ditanya : = ... ?
Jawab :
1 N
C3
9. Perhatikan gambar di bawah ini!
Luas penampang dongkrk hidrolik masing-masing 0,04
5
4
1
5 1 4
Jawaban: C
Diketahui :
A1 = 0,04 m2
= 0,1 m2
= 5 N
Ditanya : = ... ?
Jawab :
C3
231
m2 dan 0,1 m
2. Jika gaya masukan adalah 5 N, maka
gaya keluaran maksimum adalah...
A. 10,5 N
B. 11,5 N
C. 12,5 N
D. 13,5 N
E. 14,5 N
5
4
12 5 N
Menentukan nilai
gaya minumum
dan maksimum
yang bekerja
pada salah satu
penampang
10. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah pompa hidrolik membuat massa besar bisa
diangkat dengan gaya-gaya kecil sebagai hasil dari
prinsip....
A. Joule
B. Pascal
C. Newton
D. Bernoulli
E. Archimedes
Jawaban: B
Contoh aplikasi hukum Pascal:
1. Dongkrak hidrolik
2. Pompa hidrolik ban sepeda
3. Mesin hidrolik pengangkat mobil
4. Rem piringan
5. Mesin pengepres hidrolik
C1
Mendeskripsikan
konsep Hukum
Archimedes dalam
kehidupan sehari-
hari
Mendeskripsi-
kan konsep
Hukum
Archimedes
dalam kehidupan
sehari-hari
11. Perhatikan gambar di bawah ini! Jawaban: A
Diketahui :
V = 40 cm3
= 4 x 10-5
m3
= 1000 kg/m3
Ditanya : FA…. ?
Penyelesaian :
C3
232
Sebuah telur dengan volume 40 cm
3, dicelupkan
seluruhnya kedalam air, maka akan mendapat gaya tekan
ke atas sebesar…..
( = 1000 kg/m3)
A. 0,4 N
B. 2,5 N
C. 4 N
D. 25 N
E. 40 N
FA =
FA = 1000.10. 4 x 10-5
= 0,4 N
12. Gambar dibawah ini menunjukkan 6 N batu yang di
gantungkan pada neraca pegas sebelum dimasukkan ke
dalam air. Berat batu tersebut ketika dimasukkan
kedalam air menjadi 4 N.
Besar gaya apung yang bekerja pada batu tersebut
adalah….
A. 2 N
Jawaban: A
Diketahui :
Wu = 6 N
Wa = 4 N
Ditanya : FA =…. ?
Penyelesaian :
FA = Wu - Wa
FA = 6 4
FA = 2 N
C3
233
B. 4 N
C. 5 N
D. 8 N
E. 10 N
Mengimplemen-
tasikan persamaan
Hukum
Archimedes dan
syarat terapung,
melayang dan
tenggelam
Menentukan
besar gaya apung
yang terjadi pada
benda di dalam
fluida
13. Di dalam sebuah gelas berisi air (⍴air = 1 g/cm3)
yang
terapung sebuah es (⍴es = 0,9 g/cm3) seperti pada
gambar di bawah ini!
Jika volume es yang muncul di permukaan air 50 cm
3,
maka volume es seluruhnya ialah ....
A. 45 cm3
B. 50 cm3
C. 90 cm3
D. 95 cm3
E. 500 cm3
Jawaban: E
Diketahui:
⍴air = 1 g/cm3
⍴es = 0,9 g/cm3
Ves = 50 cm3
Ditanyakan: Vtotal = ....?
Jawab:
W = Fa
⍴es .g. Vtotal =⍴air . g . V
0,9 .g. Vtotal =1 . g . (Vtotal
- 50)
0,9 . Vtotal - Vtotal = -50
-0,1 Vtotal = -50
Vtotal =
Vtotal = 500
C3
14. Sebuah batu tercelup ke dalam air laut, jika berat air
laut yang dipindahkan oleh batu sebesar 10,3 N dan
massa jenis air laut 1030 kg/m3, maka volume batu yang
tercelup tersebut adalah....
A. 300 m3
B. 500 m3
C. 800 m3
D. 1000 m3
Jawaban: D
Diketahui:
⍴air laut = 1030 kg/m3
Wair laut = 10,3 N
g = 10 m/s2
Ditanyakan: V = ....?
Jawab:
C3
234
E. 1300 m3 Berat air laut
W = m.g
Gaya apung:
Fa = ⍴ g V
Dimana berat air yang tumpah sama dengan
gaya apung batu, sehingga dapat ditulis:
W = Fa
W = ⍴ g V
10,3 = 1030 . 10 V
10,3 = 10300 V
V = 10300/10,3
V = 1000 m3
Menunjukkan
konsep Hukum
Archimedes dan
syarat terapung,
melayang dan
tenggelam
Menunjukkan
konsep Hukum
Archimedes dan
syarat terapung,
melayang dan
tenggelam
15. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah batu berbobot 150 N, ketika terendam
sepenuhnya di bawah air, berat semu batu tersebut 102
N. Jika volume air yang tumpah oleh batu tersebut 4800
cm3 dan percepatan gravitasi 10 m/s
2, maka besar
densitas (massa jenis) air adalah....
A. 500 kg/m3
B. 1000 kg/m3
C. 2000 kg/m3
D. 3000 kg/m3
E. 5000 kg/m3
15 1 2
48
48 48 1 1
48
48 1
Jawaban: B
Diketahui :
Wu = 150 N
= 102 N
= 4800 cm3 = 48x10
-4 m
3
10 m/s2
Ditanya : = ... ?
Jawab :
Cari terlebih dahulu nilai dari gaya apung
C3
235
1 kg/m3
16. Perhatikan gambar dibawah ini!
Mainan yang terdapat pada gelas tersebut dapat
terapung karena memenuhi persyaratan….
A.
B.
C.
D.
E.
Jawaban: C
Syarat benda terapung dalam fluida ialah Fa >
W atau massa jenis benda yang dimasukkan ke
dalam fluida lebih kecil dari massa jenis zat
cairnya ( )
C2
Menjelaskan
konsep tegangan
permukaan,
viskositas dan
kapilaritas
Mendeskripsikan
konsep viskositas
dan kapilaritas
17. Perhatikan gambar di bawah ini!
Jarum dapat terapung pada permukaan air karena….
A. massa jenis jarum lebih kecil dari pada air
B. massa jenis jarum lebih besar dari pada air
Jawaban: E C2
236
C. berat jenis jarum sama dengan berat jenis air
D. gaya apung Archimedes yang menunjukkan gaya
adhesi lebih besar daripada gaya kohesi jarum
E. tegangan permukaan air yang menunjukkan gaya
kohesi lebih besar daripada gaya adhesi jarum
18. Berikut ini pernyataan yang tidak benar tentang
viskositas adalah ....
A. kekentalan suatu fluida
B. gesekan antara satu lapisan dengan lapisan lain
dalam fluida
C. lapisan fluida kental bergerak dengan kecepatan
yang tidak seluruhnya sama
D. dalam fluida kental diperlukan gaya untuk
menggeser satu lapisan fluida terhadap yang lain
E. suatu benda yang dijatuhkan dalam fluida yang
viskositasnya tinggi, maka geraknya tidak akan
terhambat oleh gaya gesek fluida
Jawaban: E C2
237
Menerapkan
persamaan konsep
tegangan
permukaan,
viskositas dan
kapilaritas
Menghitung nilai
besaran tegangan
permukaan pada
fluida
19. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah kawat U memiliki panjang 10 cm ditempatkan
secara horizontal di permukaan air sabun dan ditarik
perlahan dengan gaya 0,02 N untuk menjaga kawat agar
tetap seimbang, maka tegangan permukaan air tersebut
adalah....
A. 0,001 N/m
B. 0,01 N/m
C. 0,1 N/m
D. 1 N/m
E. 10 N/m
1 1
2
2
2
2 1
Jawaban: C
Diketahui:
Ditanyakan: = ....?
Jawab:
1 N/m
C3
20. Berikut ini besar gaya tegangan permukaan (F) dan
panjang permukaan gaya yang bekerja (d).
Jarum F (N) d (cm)
P 8 4
Q 20 4
R 20 5
Berdasarkan table di atas, jika air diberi sabun, maka
urutan jarum yang tenggelam terlebih dahulu ke dalam
air adalah….
A. P-Q-R
B. P-R-Q
C. Q-P-R
Jawaban: B
Jarum F (N) d (cm) (N/m)
P 8 4 200
Q 20 4 500
R 20 5 400
Ketika air diberi sabun maka tegangan
permukaan akan semakin kecil sehingga jarum
pun akan tenggelam. Urutan jarum yang akan
tenggelam dapat dilihat dari besarnya gaya
tegangan permukaan, maka semakin kecil
C3
238
D. Q-R-P
E. R-P-Q
gayanya semakin cepat pula tenggelam
21. Perhatikan gambar di bawah ini!
Bola pejal di masukkan ke dalam wadah yang berisi
gliserin, dengan massa jenis 786 dengan
jari-jari 1 cm dan massa jenis gliserin
522 , dengan koefisien viskositas gliserin
Pa.s, maka kecepatan terminal bola pejal tersebut adalah
....
A. 0,1 m/s
B. 0,2 m/s
C. 0,4 m/s
D. 0,6 m/s
E. 0,7 m/s
786
522
1 41
2
9
2 1 1
9 1 41 786 522
2 1 1
12 69 264
2 1
12 69 264
416 1 4
Jawaban: C
Diketahui:
r = 1 cm = 10-2
m
Ditanyakan: v = ....?
Jawab:
C3
Menghitung nilai
viskositas suatu
fluida
22. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah bola besi dengan jari-jari 0,4 cm dimasukkan ke
dalam air secara vertikal dengan sudut kotaknya 60o,
1 1
4 4 1
4
6
Jawaban: A
Diketahui:
Ditanyakan: = ....?
Jawab:
C3
239
jika tegangan permukaan air adalah 4 N/m, maka
kenaikan air pada wadah tersebut adalah....
A. 0,1 m
B. 0,5 m
C. 1,0 m
D. 1,5 m
E. 2,0 m
2
2 4 6
1 4 1 1
8
12
4
1 m
Menghitung nilai
besaran
kapilaritas
23. Perhatikan gejala kapilaritas seperti pada gambar di
bawah ini!
Jika diameter pipa 1 mm, massa jenis air 1x10
3 kg/m
3,
nilai h sebesar 4 cm, dan sudut kontak air dengan pipa
kapiler ( ) 60o, maka besar tegangan permukaan air
adalah ....
A. 0,2 N/m
B. 0,4 N/m
C. 0,6 N/m
D. 0,8 N/m
E. 1,0 N/m
1 1
1 1 1
5 1
4 1
6
2
2
4 1 1 5 1 1
2 6
4 1 1 5 1 1
212
4 1 5
1
2 1 2
Jawaban: A
Diketahui:
Ditanyakan: = ....?
Jawab:
C3
Mendeskripsikan
peristiwa tegangan
permukaan,
Menunjukkan
peristiwa
tegangan
24. Perhatikan gambar di bawah ini! Jawaban: C
C1
240
viskositas dan
kapilaritas dalam
kehidupan sehari-
hari
permukaan,
viskositas dan
kapilaritas dalam
kehidupan
sehari-hari
Silet dapat hinggap di atas permukaan air, hal ini
disebabkan adanya ....
A. Adhesi
B. Kohesi
C. Meniskus
D. Kapilaritas
E. Tegangan permukaan air
25. Fenomena-fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang
merupakan konsep viskositas adalah ....
A. Dongkrak hidrolik
B. Prinsip kapal selam
C. Tingkat kekentalan oli pelumas
D. Serangga berjalan diatas permukaan air
F. Butiran embun di atas daun menyerupai bola
Jawaban: C C2
241
Lampiran B.2c
Soal Instrumen Tes Penelitian
Nama : Hari/ Tanggal :
Kelas : Mata Pelajaran : Fisika
Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda (X) pada pilihan ganda A, B,
C, D, dan E!
1. Amati pernyataan yang berkaitan dengan
fluida statis di bawah ini!
1) Ketinggian fluida dari permukaan
2) Luas penampang bidang
3) Percepatan gravitasi
4) Kerapatan fluida
Tekanan fluida pada suatu tempat
bergantung pada pernyataan nomor….
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 1, 2 dan 3
E. 1, 3 dan 4
2. Perhatikan gambar di bawah ini!
Pada suatu bejana seperti gambar di atas
memenuhi persamaan .
Pertanyaan tersebut sesuai dengan hukum
....
A. Pascal
B. Stokes
C. Bernoulli
D. Archimedes
E. Tekanan Hidrostatis
3. Perhatikan gambar di bawah ini!
Kolam renang yang dalamnya 2,4 m berisi
penuh air dengan 1 kg/m3 dan g
= 10 m/s2. Tekanan hidrostatis suatu titik
yang berada 20 cm di atas dasar kolam
adalah .....
A. 10 kPa
B. 15 kPa
C. 22 kPa
D. 30 kPa
E. 32 kPa
4. Perhatikan gambar di bawah ini!
Seekor ikan berada di akuarium dengan
percepatan gravitasi 10 m/s2, tekanan
hidrostatis yang diterima ikan tersebut
adalah....
A. 6000 Pa
B. 8000 Pa
C. 9000 Pa
h
242
D. 10000 Pa
E. 14000 Pa
5. Perhatikan gambar di bawah ini!
Pada sebuah dasar kolam air dideteksi
oleh alat pengukur tekanan hidrostatis
menunjukkan angka 2 bar (200.000 Pa),
maka kedalaman kolam tersebut adalah ....
A. 20 m
B. 40 m
C. 50 m
D. 70 m
E. 80 m
6. Tekanan yang diberikan zat cair akan
diteruskan sama besar ke segala arah
merupakan pernyataan dari....
A. Boyle
B. Archimedes
C. Prinsip Pascal
D. Utama Hidrostatis
E. Kekekalan energi mekanik
7. Perhatikan gambar di bawah ini!
Seekor ikan berenang di dalam akuarium.
Besar tekanan yang dirasakan ikan akan
bergantung dari:
1) Berat ikan
2) Massa ikan
3) Massa jenis air
4) Kedalaman posisi ikan dari
permukaan
Dari pernyataan tersebut, yang benar
adalah....
A. 1 dan 2
B. 1 dan 4
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
E. 3 dan 4
8. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah pompa hidrolik memiliki
perbandingan diameter penghisap 1:4.
Jika penghisap besar dimuati mobil
dengan berat 16000 N, maka agar
seimbang pada penghisap kecil harus
diberi gaya sebesar....
A. 10 N
B. 20 N
C. 25 N
D. 30 N
E. 40 N
9. Perhatikan gambar di bawah ini!
Luas penampang dongkrak hidrolik
masing-masing 0,04 m2 dan 0,1 m
2. Jika
gaya masukan adalah 5 N, maka gaya
keluaran maksimum adalah...
A. 10,5 N
B. 11,5 N
C. 12,5 N
D. 13,5 N
E. 14,5 N
10. Perhatikan gambar di bawah ini!
243
Sebuah pompa hidrolik membuat massa
besar bisa diangkat dengan gaya-gaya
kecil sebagai hasil dari prinsip....
A. Joule
B. Pascal
C. Newton
D. Bernoulli
E. Archimedes
11. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah telur dengan volume 40 cm
3,
dicelupkan seluruhnya kedalam air, maka
akan mendapat gaya tekan ke atas
sebesar…..
( = 1000 kg/m3)
A. 0,4 N
B. 2,5 N
C. 4,0 N
D. 25 N
E. 40 N
12. Gambar dibawah ini menunjukkan 6 N
batu yang di gantungkan pada neraca
pegas sebelum dimasukkan ke dalam air.
Berat batu tersebut ketika dimasukkan
kedalam air menjadi 4 N.
Besar gaya apung yang bekerja pada batu
tersebut adalah….
A. 2 N
B. 4 N
C. 5 N
D. 8 N
E. 10 N
13. Di dalam sebuah gelas berisi air (⍴air = 1
g/cm3)
yang terapung sebuah es (⍴es = 0,9
g/cm3) seperti pada gambar di bawah ini!
Jika volume es yang muncul di
permukaan air 50 cm3, maka volume es
seluruhnya ialah ....
A. 45 cm3
B. 50 cm3
C. 90 cm3
D. 95 cm3
E. 500 cm3
14. Sebuah batu tercelup ke dalam air laut,
jika berat air laut yang dipindahkan oleh
batu sebesar 10,3 N dan massa jenis air
laut 1030 kg/m3, maka volume batu yang
tercelup tersebut adalah....
A. 300 m3
B. 500 m3
C. 800 m3
D. 1000 m3
E. 1300 m3
15. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah batu berbobot 150 N, ketika
terendam sepenuhnya di bawah air, berat
semu batu tersebut 102 N. Jika volume air
yang tumpah oleh batu tersebut 4800 cm3
dan percepatan gravitasi 10 m/s2, maka
besar densitas (massa jenis) air adalah....
A. 500 kg/m3
B. 1000 kg/m3
C. 2000 kg/m3
D. 3000 kg/m3
E. 5000 kg/m3
244
16. Perhatikan gambar dibawah ini!
Mainan yang terdapat pada gelas tersebut
dapat terapung karena memenuhi
persyaratan….
A.
B.
C.
D.
E.
17. Perhatikan gambar di bawah ini!
Jarum dapat terapung pada permukaan air
karena….
A. massa jenis jarum lebih kecil dari
pada air
B. massa jenis jarum lebih besar dari
pada air
C. berat jenis jarum sama dengan berat
jenis air
D. gaya apung Archimedes yang
menunjukkan gaya adhesi lebih besar
daripada gaya kohesi jarum
E. tegangan permukaan air yang
menunjukkan gaya kohesi lebih besar
daripada gaya adhesi jarum
18. Berikut ini pernyataan yang tidak benar
tentang viskositas adalah ....
A. kekentalan suatu fluida
B. gesekan antara satu lapisan dengan
lapisan lain dalam fluida
C. lapisan fluida kental bergerak dengan
kecepatan yang tidak seluruhnya sama
D. dalam fluida kental diperlukan gaya
untuk menggeser satu lapisan fluida
terhadap yang lain
E. suatu benda yang dijatuhkan dalam
fluida yang viskositasnya tinggi, maka
geraknya tidak akan terhambat oleh
gaya gesek fluida
19. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah kawat U memiliki panjang 10 cm
ditempatkan secara horizontal di
permukaan air sabun dan ditarik perlahan
dengan gaya 0,02 N untuk menjaga kawat
agar tetap seimbang, maka tegangan
permukaan air tersebut adalah....
A. 0,001 N/m
B. 0,01 N/m
C. 0,1 N/m
D. 1 N/m
E. 10 N/m
20. Berikut ini besar gaya tegangan
permukaan (F) dan panjang permukaan
gaya yang bekerja (d).
Jarum F (N) d (cm)
P 10 10
Q 20 5
R 20 1
Berdasarkan table di atas, jika air diberi
sabun, maka urutan jarum yang tenggelam
terlebih dahulu ke dalam air adalah….
A. P-Q-R
B. P-R-Q
C. Q-P-R
D. Q-R-P
E. R-P-Q
245
21. Perhatikan gambar di bawah ini!
Bola pejal di masukkan ke dalam wadah
yang berisi gliserin, dengan massa jenis
786 dengan jari-jari 1 cm
dan massa jenis gliserin
522 , dengan koefisien viskositas
gliserin Pa.s, maka kecepatan terminal
bola pejal tersebut adalah ....
A. 0,1 m/s
B. 0,2 m/s
C. 0,4 m/s
D. 0,6 m/s
E. 0,7 m/s
22. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebuah bola besi dengan jari-jari 0,4 cm
dimasukkan ke dalam air secara vertikal
dengan sudut kotaknya 60o, jika tegangan
permukaan air adalah 4 N/m, maka
kenaikan air pada wadah tersebut
adalah....
A. 0,1 m
B. 0,5 m
C. 1,0 m
D. 1,5 m
E. 2,0 m
23. Perhatikan gejala kapilaritas seperti pada
gambar di bawah ini!
Jika diameter pipa 1 mm, massa jenis air
1x103 kg/m
3, nilai h sebesar 4 cm, dan
sudut kontak air dengan pipa kapiler ( )
60o, maka besar tegangan permukaan air
adalah ....
A. 0,2 N/m
B. 0,4 N/m
C. 0,6 N/m
D. 0,8 N/m
E. 1,0 N/m
24. Perhatikan gambar di bawah ini!
Silet dapat hinggap di atas permukaan air,
hal ini disebabkan adanya ....
A. Adhesi
B. Kohesi
C. Meniskus
D. Kapilaritas
E. Tegangan permukaan air
25. Fenomena-fenomena dalam kehidupan
sehari-hari yang merupakan konsep
viskositas adalah ....
A. Dongkrak hidrolik
B. Prinsip kapal selam
C. Tingkat kekentalan oli pelumas
D. Serangga berjalan diatas permukaan
air
E. Butiran embun di atas daun
menyerupai bola
246
LAMPIRAN C
Instrumen Penelitian
1. Hasil Pretest
2. Hasil Posttest
3. Uji Normalitas Hasil Pretest
4. Uji Normalitas Hasil Posttest
5. Uji Homogenitas Hasil Pretest
6. Uji Homogenitas Hasil Posttest
7. Uji Hipotesis Hasil Pretest
8. Uji Hipotesis Hasil Posttest
9. Data Presentase Ranah Kognitif
247
Lampiran C.1
Data Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Siswa
Nilai Pretets
Kontrol Eksperimen
1 52 32
2 28 24
3 36 32
4 32 36
5 32 12
6 8 24
7 20 40
8 36 16
9 44 24
10 24 32
11 20 40
12 32 32
13 32 24
14 44 40
15 32 20
16 44 20
17 32 32
18 24 20
19 32 20
20 24 32
21 32 24
22 32 48
23 16 24
24 16 20
25 12 28
26 24 32
27 32 28
28 40 44
29 36 32
30 32 20
31 24 28
32 52 20
33 28 24
Nilai Tertinggi 52 48
Nilai Terendah 8 12
248
Data Pretest Kelas Kontrol
Perolehan Nilai terendah hingga tertinggi berdasarkan hasil pretest yang didapat dari kelas
kontrol adalah sebagai berikut:
8 12 16 16 20 20 24 24 24 24
24 28 28 32 32 32 32 32 32 32
32 32 32 32 36 36 36 40 44 44
44 52 52
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu:
a. Banyak data (N) = 33
b. Nilai terbesar (Xmaks) = 52
c. Nilai terkecil (Xmin) = 8
d. Jangkauan (J) = Xmaks - Xmin
= 52 – 8
= 44
e. Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 33
= 1 + 5,01
= 6,01 6
f. Panjang kelas (P) =
=
7 3 7
Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol
Interval Frekuensi
(fi)
Batas
kelas
Titik
Tengah
(xi)
xi2 fi . xi fi . xi
2
8 – 14 2 7,5 11 121 22 242
15 – 21 4 14,5 18 324 72 1296
22 – 28 7 21,5 25 625 175 4375
29 – 35 11 28,5 32 1024 352 11264
36 - 42 4 35,5 39 1521 156 6084
43 - 49 3 42,5 46 2116 138 6348
50 - 56 2 49,5 53 2809 106 5618
Jumlah 33 8540 1021 35227
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa nilai yaitu:
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu:
a. Rata-rata (
= ∑
∑
=
= 30,94 31
249
b. Median (Me)
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini :
+ (
12
)
keterangan:
= tapi bawah kelas median = 28,5
n = jumlah seluruh frekuensi = 33
Fm = frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 13
fm = frekuensi kelas median = 11
P = panjang kelas = 7
Maka:
+ (
12
)
28 5 + (
12 33 13
11 7)
28 5 + (16 5 13
11 7)
28 5 + 2 23
3 73 31
c. Modus (MO)
Nilai modus ditentukan dengan rumus statistik berikut ini :
+ (
+ )
Keterangan:
= tepi bawah kelas modus = 28,5
= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya = 4
= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahya = 7
p = panjang kelas = 7
Maka:
+ (
+ )
28 5 + (4
4 + 7 7)
28 5 + (4
11 7)
28 5 + 2 54 31 4 31
250
d. Standar Deviasi (S)
Nilai standar deviasi dapat ditentukan dengan rumus statistik berikut ini:
√ ∑
∑
1
√33 35227 1 21
33 33 1
√1162491 1 42441
33 32
√12 5
1 56
√113 68
1 66
251
Data Pretest Kelas Eksperimen
Perolehan Nilai terendah hingga tertinggi berdasarkan hasil postest yang didapat dari kelas
kontrol adalah sebagai berikut:
12 16 20 20 20 20 20 20 20 24
24 24 24 24 24 24 28 28 28 32
32 32 32 32 32 32 32 36 40 40
40 44 48
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu:
a. Banyak data (N) = 33
b. Nilai terbesar (Xmaks) = 48
c. Nilai terkecil (Xmin) = 12
d. Jangkauan (J) = 48 – 12 = 36
e. Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 33
= 1 + 5,01
= 6,01 6
f. Panjang kelas (P) =
=
= 6
Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Eksperimen
Interval Frekuensi
(fi)
Batas
kelas
atas
Titik
Tengah
(xi)
xi2 fi . xi fi . xi
2
12 – 17 2 11,5 14,5 210,25 29 420,5
18 – 23 7 17,5 20,5 420,25 143,5 2941,75
24 – 29 10 23,5 26,5 702,25 265 7022,5
30 – 35 8 29,5 32,5 1056,25 260 84,50
36 - 41 4 35,5 38,5 1482,25 154 59,29
42 - 47 1 41,5 44,5 1980,25 44,5 1980,25
48 - 53 1 47,5 50,5 2550,25 50,5 2550,25
Jumlah 33 8401,75 946,5 29294,25
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa nilai yaitu:
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu:
a. Rata-rata (
= ∑
∑
= 946 5
= 28,68
b. Median (Me)
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini :
252
+ (
12
)
keterangan:
= tapi bawah kelas median = 23,5
n = jumlah seluruh frekuensi = 33
Fm = frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 9
fm = frekuensi kelas median = 10
P = panjang kelas = 6
Maka:
+ (
12
)
23 5 + (
12 33 9
1 2)
23 5 + (16 5 9
1 2)
23 5 + 1 5
35 25
c. Modus (MO)
Nilai modus ditentukan dengan rumus statistik berikut ini :
+ (
+ )
Keterangan:
= tepi bawah kelas modus = 23,5
= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya = 3
= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahya = 2
p = panjang kelas = 6
Maka:
+ (
+ )
23 5 + (3
3 + 2 2)
23 5 + (3
5 2)
23 5 + 1 2 28 2
d. Standar Deviasi (S)
Nilai standar deviasi dapat ditentukan dengan rumus statistik berikut ini:
√ ∑
∑
1
253
√33 29294 25 946 5
33 33 1
√96671 25 895862 25
33 32
√7 848
1 56
√67 9
8 19 8
254
Lampiran C.2
Data Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
No Nilai Posttest
Kontrol Eksperimen
1 60 76
2 48 64
3 64 76
4 80 76
5 76 80
6 60 68
7 72 84
8 68 56
9 68 48
10 60 80
11 60 80
12 48 88
13 76 80
14 76 80
15 52 84
16 76 56
17 72 76
18 44 72
19 44 80
20 72 72
21 72 72
22 64 84
23 56 68
24 72 60
25 64 72
26 52 72
27 68 56
28 60 64
29 64 60
30 80 68
31 64 68
32 72 64
33 68 84
Nilai Tertinggi 80 88
Nilai Terendah 44 48
255
Hasil Posttest Kelas Kontrol
Perolehan Nilai terendah hingga tertinggi berdasarkan hasil posttest yang didapat
dari kelas kontrol adalah sebagai berikut:
44 44 48 48 52 52 56 60 60 60
60 60 64 64 64 64 64 68 68 68
68 72 72 72 72 72 72 76 76 76
76 80 80
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu:
a. Banyak data (N) = 33
b. Nilai terbesar (Xmaks) = 80
c. Nilai terkecil (Xmin) = 44
d. Jangkauan (J) = Xmaks - Xmin
= 80 – 44
= 36
e. Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 33
= 1 + 5,01
= 6,01 6
f. Panjang kelas (P) =
=
6
Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Postest Kelas Kontrol
Interval Frekuensi
(fi)
Batas
kelas
Titik
Tengah
(xi)
xi2 fi . xi fi . xi
2
44 – 49 4 43,5 46,5 2162,25 186 8649
50 – 55 2 49,5 52,5 2756,25 105 5512,5
56 – 61 6 55,5 58,5 3422,25 351 20533,5
62 – 67 5 61,5 25,8 665,64 129 3328,2
68 - 73 10 67,5 70,5 4970,25 705 49702,5
74 – 79 4 73,5 76,5 5852,25 306 23409
80 - 85 2 79,5 82,5 6806,25 165 13612,5
Jumlah 33 412,8 26635,14 1947 124747,20
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa nilai yaitu:
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu:
a. Rata-rata (
= ∑
∑
=
= 59
256
b. Median (Me)
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini :
+ (
12
)
keterangan:
= tapi bawah kelas median = 61,5
n = jumlah seluruh frekuensi = 33
Fm = frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 12
fm = frekuensi kelas median = 5
P = panjang kelas = 6
Maka:
+ (
12
)
61 5 + (
12 33 12
5 2)
61 5 + (16 5 12
5 2)
61 5 + 1 8
29 52
c. Modus (MO)
Nilai modus ditentukan dengan rumus statistik berikut ini :
+ (
+ )
Keterangan:
= tepi bawah kelas modus = 61,5
= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya = -1
= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahya = -5
p = panjang kelas ( interval kelas ) = 6
Maka:
+ (
+ )
61 5 + ( 1
5 + 1 2)
61 5 + 167 2 61 5 + 33 61 83
257
d. Standar Deviasi (S)
Nilai standar deviasi dapat ditentukan dengan rumus statistik berikut ini:
√ ∑
∑
1
√33 124747 2 1947
33 33 1
√4116657 65 379 8 9
33 32
√325848 65
1 56
√3 8 6
17 57
258
Data Postest Kelas Eksperimen
Perolehan Nilai terendah hingga tertinggi berdasarkan hasil postest yang didapat dari kelas
kontrol adalah sebagai berikut:
48 56 56 56 60 60 64 64 64 68
68 68 68 72 72 72 72 72 76 76
76 76 80 80 80 80 80 80 84 84
84 84 88
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu:
a. Banyak data (N) = 33
b. Nilai terbesar (Xmaks) = 88
c. Nilai terkecil (Xmin) = 48
d. Jangkauan (J) = 88 – 48 = 40
e. Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 33
= 1 + 5,01
= 6,01 6
f. Panjang kelas (P) =
=
= 6 67 7
Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Postest Kelas Eksperimen
Interval Frekuensi
(fi)
Batas
kelas
atas
Titik
Tengah
(xi)
xi2 fi . xi fi . xi
2
48 – 54 1 47,5 51 2601 51 2601
55 – 61 5 54,5 54 2916 270 14580
62 – 68 7 61,5 65 4225 455 29575
69 – 75 5 68,5 72 5184 360 25920
76 - 81 10 75,5 79 6241 790 62410
82 - 89 5 81,5 85 7225 425 36125
Jumlah 33 28392 2351 171211
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa nilai yaitu:
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu:
a. Rata-rata (
= ∑
∑
=
259
= 71,24
b. Median (Me)
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini :
+ (
12
)
keterangan:
= tapi bawah kelas median = 68,5
n = jumlah seluruh frekuensi = 33
Fm = frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 13
fm = frekuensi kelas median = 5
P = panjang kelas = 7
Maka:
+ (
12
)
68 5 + (
12 33 13
5 2)
68 5 + (16 5 13
5 2)
68 5 + 1 4
69 9
c. Modus (MO)
Nilai modus ditentukan dengan rumus statistik berikut ini :
+ (
+ )
Keterangan:
= tepi bawah kelas modus = 68,5
= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya = -2
= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahya = -5
P = panjang kelas = 7
Maka:
+ (
+ )
68 5 + ( 2
2 + 5 2)
260
68 5 + 29 2
68 5 + 58 69 8
d. Standar Deviasi (S)
Nilai standar deviasi dapat ditentukan dengan rumus statistik berikut ini:
√ ∑
∑
1
√33 171211 2351
33 33 1
√3572 25 55272 1
33 32
√122762
1 56
√11 63
3 41
261
Lampiran C.3
Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
Descriptives
Hasil Belajar Kelas Statistic Std. Error
Kelas Kontrol
Mean 30.4242 1.79173
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 26.7746
Upper Bound 34.0739
5% Trimmed Mean 30.3838
Median 32.0000
Variance 105.939
Std. Deviation 10.29269
Minimum 8.00
Maximum 52.00
Range 44.00
Interquartile Range 12.00
Skewness .057 .409
Kurtosis .169 .798
Tests of Normality
Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kelas Kontrol .167 33 .020 .961 33 .271
a. Lilliefors Significance Correction
Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
Descriptives
Kelas Statistic Std. Error
Nilai Pretest Kelas
Eksperimen
Mean 28.0000 1.45644
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 25.0333
Upper Bound 30.9667
5% Trimmed Mean 27.7778
Median 28.0000
Variance 70.000
Std. Deviation 8.36660
Minimum 12.00
Maximum 48.00
262
Range 36.00
Interquartile Range 12.00
Skewness .480 .409
Kurtosis -.144 .798
Tests of Normality
Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Skor Pretest Kelas Eksperimen .169 33 .018 .950 33 .133
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran C.4
Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
Descriptives
Hasil Belajar Kelas Statistic Std. Error
Kelas Kontrol
Mean 64.6061 1.75914
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 61.0228
Upper Bound 68.1893
5% Trimmed Mean 64.8956
Median 64.0000
Variance 102.121
Std. Deviation 10.10550
Minimum 44.00
Maximum 80.00
Range 36.00
Interquartile Range 12.00
Skewness -.516 .409
Kurtosis -.523 .798
Tests of Normality
Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Nilai Posttest .131 33 .159 .943 33 .082 .131
a. Lilliefors Significance Correction
263
Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
Descriptives
Kelas Statistic Std. Error
Nilai Postest Kelas Eksperimen
Mean 71.7576 1.73152
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 68.2306
Upper Bound 75.2846
5% Trimmed Mean 72.0875
Median 72.0000
Variance 98.939
Std. Deviation 9.94683
Minimum 48.00
Maximum 88.00
Range 40.00
Interquartile Range 16.00
Skewness -.498 .409
Kurtosis -.446 .798
Tests of Normality
Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Skor Postest Kelas Eksperimen .130 33 .173 .954 33 .174
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran C.5
Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic
df1 df2 Sig.
Skor Pretest .437 1 64 .511
264
ANOVA
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Skor Pretest
Between Groups 96.970 1 96.970 1.102 .298
Within Groups 5630.061 64 87.970
Total 5727.030 65
Lampiran C.6
Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic
df1 df2 Sig.
Skor Postest .004 1 64 .950
ANOVA
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Skor Postest
Between Groups 843.879 1 843.879 8.394 .005
Within Groups 6433.939 64 100.530
Total 7277.818 65
Lampiran C.7
Uji Hipotesis Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Uji Paired Sampel T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Pair 1 Skor Pretest 29.2121 66 9.38659 1.15541
Skor Posttest 68.1818 66 10.58142 1.30248
265
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Skor Pretest & Skor
Posttest 66 .208 .093
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-
tailed) Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Pair 1 Skor Pretest - Skor
Posttest -38.96970 12.59667 1.55054 -42.06634 -35.87305 -25.133 65 .000
Uji Independent Sample T-Test
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error
Mean
Skor Pretest Kelas Eksperimen 33 28.0000 8.36660 1.45644
Kelas Kontrol 33 30.4242 10.29269 1.79173
Lampiran C.8
Uji Hipotesis Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Uji Independent Sample T-Test
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error
Mean
Skor Posttest Kelas Eksperimen 33 71.7576 9.94683 1.73152
Kelas Kontrol 33 64.6061 10.10550 1.75914
266
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Differen
ce
Std.
Error
Differen
ce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Skor
Pretest
Equal variances
assumed .437 .511 -1.050 64 .298 -2.42424 2.30900 -7.03701 2.18852
Equal variances
not assumed -1.050 61.436 .298 -2.42424 2.30900 -7.04072 2.19223
Skor
Posttest
Equal variances
assumed .004 .950 2.897 64 .005 7.15152 2.46835 2.22042 12.08261
Equal variances
not assumed 2.897 63.984 .005 7.15152 2.46835 2.22040 12.08263
267
DATA PERSENTASE RANAH KOGNITIF
HASIL PRETEST KELAS KONTROL
Siswa
Jenjang Kognitif
C1 C2 C3
2 6 10 24 1 7 11 16 17 18 25 3 4 5 8 9 12 13 14 15 19 20 21 22 23
1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1
2 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
3 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
4 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1
5 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
7 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0
8 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1
9 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1
10 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
12 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0
13 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
14 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0
15 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1
16 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1
17 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
19 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
20 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1
21 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
22 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0
23 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
24 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
25 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
26 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
27 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0
28 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0
29 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0
30 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0
31 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
32 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1
33 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1
11 15 12 13 12 6 11 4 12 11 11 6 14 16 3 10 6 16 5 8 5 7 11 6 19
51 67 132
39% 29% 33%
268
DATA PERSENTASE RANAH KOGNITIF
HASIL POSTTEST KELAS KONTROL
Siswa
Jenjang Kognitif
C1 C2 C3
2 6 10 24 1 7 11 16 17 18 25 3 4 5 8 9 12 13 14 15 19 20 21 22 23
1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1
2 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1
3 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
4 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1
5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1
6 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
7 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
8 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1
9 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
10 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1
11 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1
12 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1
13 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1
15 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1
16 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1
17 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1
18 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1
19 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0
20 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1
21 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1
22 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0
23 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1
24 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
25 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1
26 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0
27 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1
28 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1
29 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0
30 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
31 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1
32 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
33 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1
25 23 27 28 27 16 23 19 24 22 21 16 22 20 18 17 19 25 15 17 20 19 19 23 28
103 152 278
78% 66% 70%
269
DATA PERSENTASE RANAH KOGNITIF
HASIL PRETEST KELAS EKSPERIMEN
Siswa
Jenjang Kognitif
C1 C2 C3
2 6 10 24 1 7 11 16 17 18 25 3 4 5 8 9 12 13 14 15 19 20 21 22 23
1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0
2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0
3 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0
4 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
6 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0
7 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1
8 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0
9 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0
10 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
12 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
13 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0
14 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1
15 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0
16 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
17 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
19 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1
21 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0
22 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0
23 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0
24 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
25 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
26 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0
27 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1
28 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0
29 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0
30 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0
31 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0
32 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0
33 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1
9 15 13 13 18 3 11 6 11 8 8 4 8 13 4 5 7 15 5 3 20 6 6 14 6
50 66 116
38% 28% 29%
270
DATA PERSENTASE RANAH KOGNITIF
HASIL POSTTEST KELAS EKSPERIMEN
Siswa
Jenjang Kognitif
C1 C2 C3
2 6 10 24 1 7 11 16 17 18 25 3 4 5 8 9 12 13 14 15 19 20 21 22 23
1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1
2 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0
3 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1
4 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1
6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1
7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1
8 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1
9 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1
11 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1
13 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
14 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1
15 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
16 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1
17 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1
18 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1
19 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1
21 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1
23 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1
24 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1
25 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1
27 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1
28 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1
29 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1
30 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1
31 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1
32 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
33 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1
25 25 28 30 30 25 24 18 26 25 23 25 25 25 23 21 21 26 18 17 22 21 20 18 31
51 67 107
39% 29% 27%
271
LAMPIRAN D
Surat-Surat Penelitian
1. Lembar Observasi Pendahuluan
2. Lembar Validasi Soal
3. Surat Permohonan Izin Penelitian
4. Surat Keterangan Penelitian
5. Lembar Uji Referensi
6. Daftar Riwayat Hidup
272
Lampiran D.1
273
274
275
Lampiran D.2
276
277
Lampiran D.3
278
Lampiran D.4
279
Lampiran D.5
280
281
282
283
284
285
286
287
288
289
Lampiran D.6
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NURWINDA SEPTIANA. Anak kedua dari dua bersaudara
pasangan Drs. Sugiman (Alm) dan Suyati (Almh). Lahir di
Sukabumi pada tanggal 13 September 1994 dan bertempat
tinggal di Negalasari Cibadak, RT 02 RW 024, Kecamatan
Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh penulis
diantaranya SD Negeri 05 Cibadak lulus pada tahun 2006, SMP Negeri 02
Cibadak lulus pada tahun 2009. Selanjutnya penulis melanjutkan sekolah di MA
Negeri Sukabumi dan lulus pada tahun 2012. Penulis tercatat sebagai mahasiswa
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Program
Studi Pendidikan Fisika pada tahun 2012 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN-Undangan).
290