PENGARUH METODE PRAKTIKUM TERHADAP KEMAMPUAN
REPRESENTASI DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PESERTA
DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 26 BANDARLAMPUNG
PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
(Skripsi)
Oleh:
RITA FOORANTIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2020
iii
ABSTRAK
PENGARUH METODE PRAKTIKUM TERHADAP KEMAMPUAN
REPRESENTASI DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PESERTA
DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 26 BANDARLAMPUNG
PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
Oleh
RITA FOORANTIKA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode praktikum
terhadap kemampuan representasi dan hasil belajar kognitif peserta didik pada
materi pokok “Klasifikasi Makhluk Hidup”. Penelitian ini telah dilaksanakan di
SMP Negeri 26 Bandarlampung dengan metode quasi experiment, rancangan
penelitian Non-equivalent pretest-posttest control group design. Data dalam
penelitian ini berupa data kuantitatif berupa tes kemampuan representasi dan hasil
belajar kognitif sebanyak delapan soal uraian dengan materi pokok klasifikasi
makhluk hidup yang diperoleh dari pretest dan posttest. Data kuantitatif dalam
penelitian ini dianalisis menggunakan uji Independent t-test dengan taraf
signifikansi α = 0,05. Uji prasyarat berupa uji normalitas dan uji homogenitas dari
nilai pretest dan posttest. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
sedangkan uji homogenitas menggunakan uji Levene’s Test of Equality of Error
Variances. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
iii
dari penggunaan metode Praktikum terhadap kemampuan representasi dengan nilai
signifikansi 0,000 (p<0,05). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan dari penggunaan metode Praktikum terhadap hasil belajar
kognitif dengan nilai signifikansi 0,001 (p<0,05).
Kata Kunci: Metode Praktikum, Kemampuan Representasi, Hasil Belajar Kognitif
PENGARUH METODE PRAKTIKUM TERHADAP KEMAMPUAN
REPRESENTASI DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PESERTA
DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 26 BANDARLAMPUNG
PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
Oleh
RITA FOORANTIKA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2020
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandarlampung pada tanggal 1
Februari 1996, sebagai anak keempat dari lima
bersaudara pasangan Bapak Drs. M. Nasri Saleh dengan
Ibu Mulyati. Penulis beralamat di Jalan Purnawirawan
III No. 41 Gunung Terang, Langkapura,
Bandarlampung. Penulis mengawali pendidikan formal
Taman Kanak-kanak (TK) Dwi Karsa (2000-2001),
Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1 Langkapura (2002-2008), Sekolah Menengah
Pertama (SMP) di SMP Negeri 26 Bandarlampung (2008-2011), Sekolah
Menengah Atas (SMA) di SMA Perintis 2 Bandarlampung (2011-2014). Pada
tahun 2015, penulis terdaftar sebagai mahasiswi Pendidikan Biologi Jurusan
Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1
Batanghari dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Desa Banarjoyo,
Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur (Tahun 2018). Pada masa
akhir kuliah, peneliti melaksanakan penelitian di SMP Negeri 26 Bandarlampung
untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada tahun 2020.
MOTTO
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(QS. Al Insyirah : 5)
“Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kamu meminta agar
disegerakan (datang)nya”
(QS. An-Nahl : 1)
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi robbil‘alamin, segala puji bagi Allah SWT., Rabb semesta alam
atas segala kemudahan, limpahan rahmat, rezeki dan karunia yang Engkau
berikan kepadaku selama ini.
Teriring doa, rasa syukur dan segala kerendahan hati dengan segala cinta
dan kasih sayang kupersembahkan karya ini sebagai tanda baktiku untuk
orang-orang yang sangat berharga dan istimewa dalam hidupku:
Papaku (Drs. M. Nasri Saleh) dan Mamaku (Mulyati)
Papa dan Mama terimakasih atas segala cinta dan kasih sayang yang telah
kalian lakukan dengan selalu memberikan yang terbaik untukku selama ini.
Terimakasih atas segala doa dan semangat yang selalu kalian
sampaikan untuk memperkuat jalanku dalam
menggapai impian dan cita-citaku.
Keluargaku
Kakak-kakakku Nadzron Juni Wata A.Md.Pjk., Riya Adlaila S.Si., Tri Apri Yana
dan Adikku Rosa Finisia, terimakasih atas semangat, motivasi, doa serta kasih
sayang ketika aku berada dalam kesulitan, selalu membimbingku dan
manasihatiku ketika aku mengeluh.
Para Pendidik Para Guruku dan Dosenku terimakasih atas nasihat, kesabaran, ilmu,
bimbingan, arahan dan waktu yang telah diberikan sehingga aku
dapat menjadi pribadi yang selalu belajar untuk memberikan
yang terbaik dalam mewujudkan impian serta cita-citaku
Almamater tercinta, Universitas Lampung
xii
SANWACANA
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga
skripsi ini dapat penulis selesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan
MIPA FKIP Universitas Lampung. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Metode
Praktikum terhadap Kemampuan Representasi dan Hasil Belajar Kognitif Peserta
Didik Kelas VII SMP Negeri 26 Bandarlampung pada Materi Klasifikasi Makhluk
Hidup”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
2. Dr. Undang Rosidin, M.Pd., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas
Lampung;
3. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi sekaligus selaku Pembahas yang telah memberikan nasihat,
bimbingan dan motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini;
4. Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed., selaku Pembimbing I yang telah
memberikan nasihat, bimbingan dan motivasi dalam proses penyelesaian
skripsi ini;
xii
5. Dr. Dewi Lengkana, M.Sc., selaku Pembimbing II yang telah memberikan
nasihat, bimbingan dan motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini;
6. Seluruh Dosen serta Staff Program Studi Pendidikan Biologi, terimakasih atas
segala saran, motivasi dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis;
7. Kepala sekolah, seluruh dewan guru, staf, dan peserta didik di SMP Negeri 26
Bandarlampung, yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian
berlangsung;
8. Sahabat seperjuanganku Ita, Ulfa, Zahra, Dini, Danar, Tia, Delis, Putri dan
Marfu’ah. Terimakasih atas segala kebaikan, dukungan, semangat, kasih
sayang, dan kenangan yang telah kalian torehkan dalam cerita perkuliahanku
yang indah ini.
9. Rekan-rekan Pendidikan Biologi angkatan 2015 yang telah menemani masa
studiku dan selalu memberikan semangat dalam menempuh studi;
10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna
bagi kita semua. Amin.
Bandarlampung, 13 Maret 2020
Penulis
Rita Foorantika
NPM 1513024038
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xviii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Metode Penelitian ........................................................................... 10
B. Kemampuan Representasi .............................................................. 13
C. Hasil Belajar Kognitif .................................................................... 17
D. Analisis Materi ............................................................................... 20
E. Kerangka Pikir ............................................................................... 27
F. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 30
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 31
B. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................... 31
C. Desain Penelitian ............................................................................ 32
D. Prosedur Penelitian ......................................................................... 32
E. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data ...................................... 34
F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 36
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .............................................................................. 41
B. Pembahasan ................................................................................... 47
xiv
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ........................................................................................ 57
B. Saran .............................................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Desain Pretest-Posttest Kelompok Non-ekuivalen .................................. 32
2. Rubrik Penilaian Kemampuan Representasi .......................................... 35
3. Interpretasi N-gain Aspek Kuantitatif .................................................... 36
4. Interpretasi Nilai “r” Product Moment ................................................... 37
5. Interpretasi Reliabilitas ......................................................................... 38
6. Daftar Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes
Kemampuan Representasi dan Hasil Belajar Kognitif............................ 39
7. Hasil Uji Statistik Data Kemampuan Representasi ................................ 41
8. Hasil Uji Statistik Data Hasil Belajar Kognitif ....................................... 46
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. (a) Struktur umum Bakteri (b) Oscillatoria dan (c) Leptospira .............. 21
2. (a) Euglena sp. (b) Amoeba ................................................................... 22
3. (a) Saccharomyces cerevisiae (b) Rhizopus sp.
(c) Aleuria aurantia .............................................................................. 23
4. (a) Polytrichum commune (b) Marchantia polymorpha
(c) Anthoceros sp. ................................................................................. 24
5. (a) Pinus merkusi (b) Euphoria longana (c) Limnocharis flava .............. 25
6. (a) Mollusca (b) Arthropoda (c) Echinodermata .................................... 26
7. (a) Thunnus albacares (b) Flectonotus pygmaeus
(c) Tropidolaemus wagleri (d) Dromaius novaehollandiae
(e) Propithecus verreauxi coquereli ...................................................... 27
8. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat ........................ 29
9. Diagram kerangka pikir ......................................................................... 29
10. Presentase Dinamika Perubahan Nilai N-gain
Kemampuan Representasi Kelas Eksperimen dan Kontrol ..................... 43
11. Rekapitulasi Kenaikan Level Kemampuan Representasi
Pada Soal No. 3 ..................................................................................... 43
12. Rekapitulasi Kenaikan Level Kemampuan Representasi
Pada Soal No. 4 ..................................................................................... 44
13. Rekapitulasi Kenaikan Level Kemampuan Representasi
Pada Soal No. 5 ..................................................................................... 44
14. Rekapitulasi Kenaikan Level Kemampuan Representasi
Pada Soal No. 8 ..................................................................................... 45
15. Presentase Peningkatan Perubahan Nilai N-gain
Hasil Belajar Kognitif Kelas Eksperimen dan Kontrol ........................... 47
16. Jawaban Soal Nomor 3 Level 1 ............................................................. 50
17. Jawaban Soal Nomor 3 Level 2 ............................................................. 51
18. Jawaban Soal Nomor 3 Level 3 ............................................................. 51
19. Jawaban Soal Nomor 3 Level 4 ............................................................. 52
20. Jawaban Soal Nomor 3 Level 5 ............................................................. 53
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus .................................................................................................. 65
2. RPP Kelas Eksperimen .......................................................................... 67
3. RPP Kelas Kontrol ................................................................................ 76
4. LKPD Kelas Eksperimen ...................................................................... 84
5. LKPD Kelas Kontrol ............................................................................. 97
6. Kisi-kisi Instrumen Soal ........................................................................ 106
7. Soal Kemampuan Representasi dan Hasil Belajar Kognitif .................... 107
8. Rubrik Penilaian ................................................................................... 109
9. Hasil Validitas dan Reabilitas Instrumen Kemampuan Representasi ...... 114
10. Hasil Validitas dan Reabilitas Instrumen Hasil Belajar Kognitif ............ 115
11. Daftar Hasil Perhitungan Validitas dan Reabilitas pada Instrumen
Tes Kemampuan Representasi ............................................................... 116
12. Daftar Hasil Perhitungan Validitas dan Reabilitas pada Instrumen
Tes Hasil Belajar Kognitif ..................................................................... 117
13. Hasil Pencapaian Kemampuan Representasi Kelas Eksperimen ............. 118
14. Hasil Pencapaian Kemampuan Representasi Kelas Kontrol ................... 119
15. Hasil Pencapaian Hasil Belajar Kognitif Kelas Eksperimen ................... 120
16. Hasil Pencapaian Hasil Belajar Kognitif Kelas Kontrol ......................... 121
17. Daftar Kenaikan Level Kemampuan Representasi Kelas Eksperimen .... 122
18. Daftar Kenaikan Level Kemampuan Representasi Kelas Kontrol .......... 123
19. Hasil Uji Analisis Normalitas Kemampuan Representasi ....................... 124
20. Hasil Uji Analisis Homogenitas Kemampuan Representasi ................... 124
21. Hasil Uji Analisis Normalitas Hasil Belajar Kognitif ............................. 125
22. Hasil Uji Analisis Homogenitas Hasil Belajar Kognitif ......................... 125
23. Hasil Uji Independent t-test Kemampuan Representasi .......................... 126
24. Hasil Uji Independent t-test Hasil Belajar Kognitif ................................. 126
25. Penilaian LKPD Kelas Eksperimen ....................................................... 127
26. Penilaian LKPD Kelas Kontrol ............................................................. 128
27. Foto Hasil Jawaban Peserta Didik Kelas Eksperimen ............................ 130
28. Foto Hasil Jawaban Peserta Didik Kelas Kontrol ................................... 131
29. Foto-foto Penelitian ............................................................................... 132
30. Surat Penelitian ..................................................................................... 134
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan suatu kualitas pendidikan dilakukan dalam rangka memperbaiki
sistem pembelajaran di suatu bangsa. Pendidikan menentukan tingkat
kemajuan suatu bangsa dengan mengembangkan kemampuan dan membentuk
kemajuan bangsa yang bermartabat untuk mengembangkan potensi bangsa itu
sendiri. Pendidikan memegang peranan penting dan strategis dalam
menghasilkan sumber daya manusia berkualitas yang akan membangun bangsa
dan negara. Pentingnya peran pendidikan secara eksplisit tercermin dalam
Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang No. 20 tahun 2003, bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Permendikbud No.
20, 2003).
Sistem pendidikan di Indonesia selalu memperbaiki kinerjanya, dibuktikan
dengan adanya berbagai kebijakan, antara lain kebijakan sertifikasi guru dan
dosen, bantuan operasional sekolah, pemberian block grant dan menetapkan
standar nasional yang dituangkan dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar
2
Nasional Pendidikan. Standar pendidikan meliputi standar isi, proses,
ketenagaan, sarana dan prasarana, pengelolaan, evaluasi, pembiayaan dan
kompetensi lulusan. Adanya standar nasional tersebut, maka arah peningkatan
kualitas pendidikan Indonesia menjadi lebih jelas (Raharjo, 2012:514).
Seiring dengan karakteristik dan perkembangan sains, dewasa ini minat dan
perhatian terhadap kegiatan laboratorium sebagai sarana pengajaran sains telah
berkembang, khususnya di sekolah-sekolah menengah. Hal ini terlihat dalam
kurikulum yang dikembangkan saat ini, dimana kegiatan praktikum merupakan
salah satu alternatif untuk memberikan pengalaman belajar kepada peserta
didik. Melalui kegiatan praktikum, peserta didik dilatih untuk mengamati,
memahami, mengklasifikasikan, dan menyimpulkan suatu fakta atau
serangkaian fakta dibawah bimbingan pendidik secara penuh yang dapat
membantu peserta didik berfikir sesuai dengan langkah-langkah yang ditempuh
dalam metode ilmiah (Zahrah, 2017:118).
Metode pembelajaran eksperimen (praktikum) dan kegiatan langsung dapat
menjadi inspirasi yang membantu peserta didik mengembangkan pemahaman
konseptual ilmiah dan keterampilan ilmiah. Keterampilan ilmiah perlu
dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman
pembelajaran. Melalui pengalaman langsung seseorang dapat menghayati
proses atau kegiatan yang sedang dilakukan (Permendikbud No. 58, 2014).
Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan ilmiah membawa peserta didik
terlibat langsung dalam kegiatan langsung. Pengalaman secara langsung dan
pembiasaan sikap kerjasama dan menghargai pendapat orang lain inilah yang
membawa perubahan sikap ke arah yang lebih baik.
3
Fitriyana (2013:134) mengemukakan bahwa melalui kegiatan praktikum,
peserta didik akan melihat sendiri peristiwa yang telah dipelajari melalui teori,
sehingga akan memberikan kesan yang lebih mendalam dalam pikirannya.
Adanya kegiatan praktikum di ruangan maupun luar ruangan dapat
memudahkan peserta didik dalam memvisualisasikan imajinasi menjadi nyata.
Oleh karena itu, belajar bukan berupa penguasaan pengetahuan, tetapi juga
kecakapan dan keterampilan dalam melihat, menganalisis, memecahkan
masalah, membuat rencana dan mengadakan pembagian kerja, serta kreativitas
dalam menghasilkan suatu produk yang berkaitan dengan pembelajaran (Aeni,
2017:9).
Kegiatan memvisualisasikan imajinasi merupakan bentuk pemahaman peserta
didik dalam merepresentasikan suatu konsep pembelajaran. Visualisasi adalah
pusat dari belajar, terutama dalam sains, dimana peserta didik harus belajar
menavigasi jenis representasi. Oleh karena itu, dikatakan bahwa peserta didik,
khususnya peserta didik sains harus menjadi metakognitif dalam hal
visualisasi, bahwa mereka harus menunjukkan kemampuan metavisual mereka.
Para peserta didik harus memahami sifat dan pentingnya jenis representasi
dalam pengembangan subjek yang mereka pilih. Mereka juga harus
mengembangkan kapasitas untuk memproduksi, menguji, dan mengevaluasi,
baik fenomena maupun penjelasan jenis representasi (Gilbert, 2005:9-12).
Visualisasi berkaitan dengan representasi eksternal, dimana tampilan
informasinya sistematis dan terfokus dalam bentuk gambar, bagan, diagram,
tabel, dan sejenisnya. Kinerja visualisasi membutuhkan metavisualisasi yang
melibatkan kemampuan peserta didik untuk memperoleh, memantau,
4
mengintegrasikan, dan memperluas pengetahuan dengan representasi (Gilbert,
2008:4-5). Seseorang dengan kemampuan metavisual di bidang sains akan
memiliki serangkaian pengetahuan dan keterampilan sehubungan dengan
prinsip khusus yang terkait dengan jenis representasi yang digunakan bersama
dengan keterampilan yang lebih umum (Gilbert, 2005:18).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMP Negeri 26 Bandar
Lampung pada semester genap tahun ajaran 2018/2019 diperoleh bahwa
kegiatan pembelajaran yang dilakukan masih jarang disertai dengan kegiatan
praktikum, tetapi pendidik tetap berusaha untuk mengajak peserta didik aktif
ke dalam kegiatan pembelajaran dengan diskusi. Pendidik melakukan tanya
jawab sebagai bentuk interaksi antara pendidik dengan peserta didik, tetapi
kegiatan itu hanya berlangsung satu arah saja yaitu pendidik bertanya dan
peserta didik menjawab. Di dalam pembelajaran materi IPA, peserta didik
belum banyak menggunakan representasi dalam menjelaskan suatu konsep
yang didapatkan, sehingga peserta didik hanya fokus menghapal bukan
memahami materi pembelajaran. Hal ini berpengaruh terhadap hasil belajar
kognitif peserta didik, dimana dalam menjawab pertanyaan peserta didik tidak
dapat menginterpretasikan pemikirannya.
Seringkali peserta didik tidak tahu apa yang akan terjadi saat belajar, mengapa
sesuatu harus dipelajari, dan bagaimana pembelajaran itu akan dinilai. Hal
tersebut merupakan penyedia informasi dasar yang dapat membantu mengatasi
masalahnya (Gilbert, 2000:204). Ada banyak cara untuk mengklasifikasikan
representasi. Representasi dapat dikategorikan berdasarkan karakteristik yang
berbeda, seperti saluran indera (auditori dan visual), modalitas (teks dan
5
grafik), tingkat abstraksi (konkret dan ikonik), dimensi (dua dan tiga dimensi),
dan jenis informasi yang disajikan (kualitatif dan kuantitatif) (Ainsworth,
2004:244). Kemampuan representasi merupakan penggambaran yang berguna
untuk memberikan informasi yang konkret dan efisien karena informasi
spesifik sulit untuk dibaca (Ainswort, 2006:185). Di dalam materi Klasifikasi
Makhluk Hidup, pembelajaran menggunakan multi representasi digunakan
dengan tujuan agar peserta didik dapat menampilkan pemahammannya dalam
berbagai bentuk representasi eksternal seperti gambar, diagram, model 2 atau 3
dimensi dan simbol.
Metode pembelajaran Praktikum diyakini tepat untuk digunakan karena materi
Klasifikasi Makhluk Hidup merupakan materi yang objeknya nyata dan sangat
dekat dengan peserta didik. Peserta didik dapat mengobservasi fenomena yang
berkaitan dengan Klasifikasi Makhluk Hidup secara langsung. Hal ini
didasarkan pada penelitian bahwa metode pembelajaran Praktikum merupakan
salah satu metode pembelajaran yang didesain untuk membantu peserta didik
dalam memahami penjelasan ilmiah, belajar cara menghasilkan bukti ilmiah,
dan merefleksikan pengetahuan ilmiah kepada peserta didik untuk
mengembangkan metode mereka sendiri dalam memperoleh data, melakukan
investigasi, menggunakan data untuk menjawab pertanyaan penyelidikan,
menulis, dan berpikir lebih reflektif.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Metode Praktikum Terhadap Kemampuan
Representasi dan Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri
26 Bandar Lampung Pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup”.
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi latar belakang masalah sebagaimana yang telah
diungkapkan diatas, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh Metode Praktikum terhadap kemampuan
representasi peserta didik kelas VII semester ganjil SMP Negeri 26 Bandar
Lampung pada pembelajaran IPA Biologi materi Klasifikasi Makhluk
Hidup?
2. Apakah terdapat pengaruh Metode Praktikum terhadap hasil belajar kognitif
IPA peserta didik kelas VII semester ganjil SMP Negeri 26 Bandar
Lampung pada pembelajaran IPA Biologi materi Klasifikasi Makhluk
Hidup?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan:
1. Pengaruh Metode Praktikum terhadap kemampuan representasi peserta
didik kelas VII semester ganjil SMP Negeri 26 Bandar Lampung pada
pembelajaran IPA Biologi materi Klasifikasi Makhluk Hidup.
2. Pengaruh Metode Praktikum terhadap hasil belajar kognitif IPA peserta
didik kelas VII semester ganjil SMP Negeri 26 Bandar Lampung pada
pembelajaran IPA Biologi materi Klasifikasi Makhluk Hidup.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperolah dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Peneliti
7
Menambah pengetahuan dan pengalaman mengajar yang dapat dijadikan
bekal untuk menjadi seorang pendidik yang profesional dengan
menerapkan suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan representasi dan hasil belajar kognitif peserta didik.
2. Bagi Pendidik
Memberikan alternatif metode pembelajaran yang berfokus pada
keterampilan berpikir peserta didik sehingga dapat menjadi salah satu cara
untuk meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik.
3. Bagi Peserta Didik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman langsung
dalam pembelajaran yang dapat memotivasi peserta didik untuk
meningkatkan kemampuan representasi dan hasil belajar kognitif dalam
bidang IPA.
4. Bagi Sekolah
Memberikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan proses
pembelajaran IPA di sekolah dengan menerapkan metode Praktikum untuk
meningkatkan kemampuan representasi dan hasil belajar kognitif peserta
didik.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam menyusun
rancangan penelitian yang lebih baik lagi.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:
8
1. Metode praktikum adalah cara penyajian pelajaran, di mana peserta didik
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu
yang dipelajari (Nunuk dan Leo, 2012:63). Dalam proses pembelajaran
peserta didik akan melakukan praktikum yang berkaitan dengan materi
pokok Klasifikasi Makhluk Hidup.
2. Kemampuan representasi yang dimaksud dalam penelitian ini berupa bentuk
penggambaran yang berguna untuk memberikan informasi yang konkret dan
efisien karena informasi spesifik sulit untuk dibaca oleh peserta didik
dengan tujuan agar peserta didik dapat menampilkan pemahamannya dalam
berbagai bentuk representasi eksternal seperti tabel, grafik, gambar, ikonik
atau simbolik.
3. Hasil belajar kognitif yang dimaksud dalam penelitian ini berupa
kemampuan yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum selama jangka waktu
tertentu dengan menjawab soal uraian yang menyangkut materi pokok
Klasifikasi Makhluk Hidup. Indikator soal dikembangkan berdasarkan
Taksonomi Bloom yang direvisi oleh Anderson & Karthwohl (2001: 66-88)
yaitu mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis
(C4), menilai (C5), dan menciptakan (C6).
4. Materi pokok dalam penelitian ini yaitu Klasifikasi Makhluk Hidup di kelas
VII semester ganjil yang terdapat dalam KD 3.2 Mengklasifikasikan
makhluk hidup dan benda berdasarkan karakteristik yang diamati, dan KD
4.2 Menyajikan hasil pengklasifikasian makhluk hidup dan benda di
lingkungan sekitar berdasarkan karakteristik yang diamati. Materi ini
meliputi ciri-ciri makhluk hidup dan klasifikasi makhluk hidup.
9
5. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh peserta didik kelas VII SMP
Negeri 26 Bandar Lampung tahun ajaran 2019/2020 yang berjumlah 213
peserta didik yang dibagi kedalam 7 kelas. Sampel dalam penelitian ini
terdiri dari 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang tiap kelas
beranggotakan 30 peserta didik.
6. Instrumen soal tes yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 8 soal
uraian. Soal nomor 3, 4, 5 dan 8 digunakan untuk mengukur kemampuan
representasi peserta didik dan soal nomor 1, 2, 6 dan 7 digunakan untuk
mengukur hasil belajar kognitif peserta didik.
10
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Metode Praktikum
Praktikum merupakan kegiatan belajar di mana peserta didik diberi kesempatan
untuk mempraktikkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang
diperoleh di kelas (Gafur, 2012:88). Dalam pencapaian suatu proses
pembelajaran dibutuhkan metode pembelajaran yang mendukung dalam
menyampaikan suatu materi kepada peserta didik. Jadi, metode pembelajaran
dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan salah satu
contohnya adalah metode praktikum (Nunuk dan Leo, 2012:7). Menurut Sagala
(2010:220) metode praktikum adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana
peserta didik melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan
sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Metode praktikum
adalah metode dimana para peserta didik menggunakan benda atau alat
kemudian diperagakan, dengan harapan anak didik menjadi jelas dan mudah
sekaligus dapat mempraktikkan materi yang dimaksud (Pupuh dan Sobry,
2007:64). Praktikum merupakan suatu metode yang dapat dilaksanakan di
laboratorium maupun di lapangan. Kegiatan praktikum tersebut adalah dalam
rangka pelaksanaan kurikulum. Hamalik menyebutkan beberapa manfaat dari
pelaksanaan praktikum yaitu sebagai beikut:
11
1. Praktikum bertujuan memberikan kesempatan kepada para peserta didik
untuk mempraktikkan teori, konsep, prinsip-prinsip yang telah dipelajari
selama proses belajar di kelas.
2. Praktikum memberikan pengalaman praktik kepada peserta didik sebagai
usaha untuk meningkatkan kualifikasi kejujurannya yang tidak mungkin
diperoleh melalui tatap muka di kelas.
3. Praktikum juga bermanfaat sebagai kesempatan untuk melakukan survey
dan evaluasi atau uji coba dengan maksud untuk mencobakan suatu teori
baru dalam situasi dan kondisi aktual.
4. Membantu peserta didik melalui dan meneliti suatu masalah, membuktikan
suatu teori atau hukum berdasarkan data dan informasi yang diperoleh
selama praktik itu (Astri dan Zainuddin, 2008:32).
Metode praktikum adalah cara penyajian pelajaran, di mana peserta didik
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu
yang dipelajari. Dalam proses belajar-mengajar dengan metode praktikum
peserta didik diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan
sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan
dan menarik kesimpulan sendiri mengenai objek, keadaan, atau proses sesuatu.
Dengan demikian, melalui metode praktikum peserta didik dituntut mencari
untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, dan menarik kesimpulan yang
dialami (Nunuk dan Leo, 2012:62-63).
Pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum dapat meningkatkan
pemahaman peserta didik pada konsep sains, minat dan motivasi peserta didik,
keterampilan sains yang berhubungan dengan kemampuan peserta didik dalam
12
memecahkan masalah, berpikir kritis, serta pemahaman peserta didik pada hal-
hal yang berhubungan dengan fenomena alam (Jonathan dan Justin, 2010:110).
Pada prinsipnya, metode praktikum dapat membawa peserta didik pada
kejadian-kejadian alam serta dapat mengembangkan pemahaman peserta didik
dengan membangun pengetahuan tentang alam secara lebih mantap (Jonathan
dan Justin, 2010:132).
Jonathan dan Justin (2010:151-152) menyatakan bahwa untuk mengetahui
pemahaman dan kemampuan peserta didik dalam mengkonstruksikan
pengetahuan, maka menuliskan hasil praktikum dalam sebuah laporan
merupakan hal penting karena dapat menunjukkan adanya pengetahuan yang
muncul pada peserta didik serta mengevaluasi pengetahuan baru yang telah
didapatkan. Terdapat 3 (tiga) macam manfaat yang diperoleh peserta didik
dalam menuliskan hasil pengamatan mereka dalam bentuk laporan praktikum
yaitu:
1. Dengan membuat laporan, peserta didik mendapatkan kesempatan untuk
memformulasikan gagasan mereka tentang konsep yang diperoleh untuk
selanjutnya disintesis menjadi teori-teori yang lebih kompleks.
2. Dengan membuat laporan praktikum, peserta didik lebih memiliki
keberanian untuk menjelaskan tentang penemuan, membangun kesimpulan
dari data yang didapatkan, dan mengembangkan pemahaman mereka
tentang mekanisme dari fenomena yang mereka selidiki.
3. Dengan membuat laporan praktikum, peserta didik juga dapat memberikan
refleksi mereka tentang nilai-nilai yang telah mereka dapatkan yang
berguna bagi hidup mereka.
13
Menurut Sagala (2010:220) menyatakan bahwa metode eksperimen
mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode
eksperimen diantaranya sebagai berikut:
1. Dapat membuat peserta didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima fakta dari
pendidik atau buku.
2. Dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksploratoris tentang
sains dan teknologi, suatu sikap dari seseorang ilmuwan.
3. Metode ini didukung oleh asas-asas didaktik modern.
Selain kelebihan, metode eksperimen juga memiliki beberapa kekurangan
diantaranya yaitu:
1. Pelaksanaan metode ini sering memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan
bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan murah,
2. Setiap eksperimen tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena
mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan
kemampuan atau pengendalian,
3. Sangat menuntut penguasaan perkembangan materi, fasilitas peralatan, dan
bahan yang mutakhir.
B. Kemampuan Representasi
Representasi adalah sesuatu yang melambangkan atau singkatan dari objek dan
atau proses (Rosengrant, 2007:149). Representasi merupakan salah satu dasar
dari kognisi tingkat lanjut. Teori tentang evolusi pikiran yang tidak lengkap
tanpa penjelasan bagaimana kognisi menjadi representasional. Representasi
adalah istilah yang digunakan oleh banyak penulis berbeda untuk menunjukkan
14
banyak hal yang berbeda (Arnold, 2015:74). Ada banyak cara untuk
mengklasifikasikan representasi. Biasanya, representasi dibahas dalam hal fitur
seperti modalitasnya (teks atau grafik), abstrak (ikonik atau simbolis), saluran
indera (pendengaran atau visual), dimensi (2D atau 3D) atau dinamisme (statis
atau dinamis) (Ainsworth, 2004:244). Kemampuan representasi merupakan
penggambaran yang berguna untuk memberikan informasi yang konkret dan
efisien karena informasi spesifik yang sulit untuk dibaca (Ainswort, 2006:185).
Dalam materi klasifikasi makhluk hidup, pembelajaran menggunakan multi
representasi digunakan dengan tujuan agar peserta didik dapat menampilkan
pemahamannya dalam berbagai bentuk representasi eksternal. Kegiatan
pembelajaran dapat terjadi jika peserta didik dapat merespon stimulus yang
diberikan dalam pembelajaran.
Representasi digunakan tidak hanya untuk membantu peserta didik
memecahkan masalah tetapi juga untuk mengevaluasi pekerjaan mereka
(Rosengrant, 2007:151). Menyajikan informasi dalam berbagai representasi
bermanfaat bagi peserta didik untuk secara aktif memproses informasi.
Informasi yang disajikan peserta didik bukan berfokus pada gambar dan teks
saja, tetapi pada penggambaran representasi (ikonik) dan deskriptif (simbolik),
dimana hasil yang bukan representasi dapat terintegrasi sebagai pelengkap
sehingga dapat berkomunikasi satu sama lain. Terdapat banyak bukti yang
menunjukkan keuntungan bahwa representasi eksternal mendukung
pemahaman dalam pembelajaran. Banyak penelitian telah menunjukkan
bahwa, mencocokkan jenis representasi dengan tuntutan situasi pembelajaran
15
dapat secara signifikan meningkatkan kinerja dan pemahaman peserta didik
(Ainswort, 2006:184-185).
Banyak representasi seperti model-model, persamaan matematis, grafik,
diagram, gambar dan simulasi ditunjukkan dalam bentuk verbal, visual, dan
mode operasional tindakan. Penggunaan representasi dan metode pembelajaran
yang berbeda dapat mempermudah peserta didik memahami konsep sains yang
sulit. Peserta didik disarankan familiar dengan penggunaan visual dalam
representasi eksternal dan mampu menghubungkan representasi eksternal
dengan ide yang direpresentasikan. Dengan demikian, akan terjadi proses
pembelajaran bermakna ketika peserta didik menginterpretasikan suatu
representasi dalam pembelajaran (Lengkana, 2018:17).
Representasi digunakan oleh peserta didik untuk membantu mereka memahami
situasi masalah dan untuk mengevaluasi hasil. Representasi dalam pernyataan
masalah bisa memiliki efek berbeda pada kinerja peserta didik (Rosengrant,
2007:152). Peserta didik mungkin perlu memahami cara memilih representasi
yang sesuai. Dalam beberapa situasi, peserta didik memilih representasi yang
mereka anggap paling tepat, sehingga mereka harus mempertimbangkan
faktor-faktor seperti representasi dan karakteristik tugas serta preferensi
individu. Peserta didik perlu memahami bagaimana membangun representasi
yang tepat. Dalam banyak situasi peserta didik dapat membangun atau bahkan
menciptakan representasi daripada menafsirkan representasi yang disajikan
(Ainswort, 2006:186).
16
Kombinasi representasi yang saling melengkapi dan saling membatasi
memungkinkan peserta didik untuk memahami materi dari perspektif yang
berbeda dengan berbagai strategi, dan karena itu dapat memiliki efek sinergis
pada pembangunan pengetahuan selanjutnya (Seufert, 2003:228). Stenning dan
Oberlander (1995) berpendapat bahwa teks memungkinkan ekspresi
ambiguitas sedemikian rupa sehingga grafis tidak dapat mudah
mengakomodasinya. Kurangnya ekspresi ini yang membuat diagram lebih
efektif untuk mengungkapkan informasi abstrak dalam menentukan
memecahkan masalah. Dengan demikian, representasi merupakan
penggambaran yang berguna untuk memberikan informasi yang konkret dan
efisien karena informasi spesifik sulit untuk dibaca (Ainswort, 2006:185).
Banyak representasi dapat mendukung pembelajaran dengan memungkinkan
untuk proses komputasi atau informasi. Representasi dapat digunakan sehingga
satu representasi membatasi interpretasi lain. Representasi juga dapat
mendukung konstruksi abstrak peserta didik dalam memahami dan
mengidentifikasi suatu kalimat (Ainsworth, 2004:248). Gambar yang
dihasilkan peserta didik didefinisikan sebagai strategi di mana peserta didik
melibatkan gambar sebagai konstruksi representasi untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Menggambar dianggap proses yang strategis karena cocok
dengan beberapa dimensi di mana strategi tersebut didefinisikan bahwa gambar
yang dihasilkan peserta didik diarahkan pada tujuan, berfungsi untuk mengatur
pengetahuan, dan ketika disesuaikan dengan tugas dapat meningkatkan
pembelajaran (Van Meter, 2005:286). Beberapa kalimat representasi dapat
17
memberikan manfaat unik ketika seseorang mempelajari ide-ide baru yang
kompleks (Ainsworth, 2004:248).
Berbagai bentuk representasi dapat mendorong peserta didik untuk
menggunakan strategi lebih efektif. MERs mendorong peserta didik untuk
mencoba lebih dari satu strategi untuk menyelesaikan masalah (Ainswort,
2006:187). Lingkungan belajar peserta didik yang menggunakan beberapa
representasi eksternal (MERs) di harapkan dapat memperoleh manfaat dari
jenis representasi yang digunakan dan akhirnya mencapai pemahaman yang
lebih dalam tentang subjek yang diajarkan. MERs biasanya digunakan dalam
simulasi pembelajaran, dimana sebagian besar lingkungan mengeksploitasi
kemampuan MERs untuk membatasi penafsiran yang tidak dikenal dengan
memberikan representasi konkret (Van Labeke, 2001:314-316). Penelitian awal
tentang pembelajaran dengan MERs berkonsentrasi pada cara-cara yang
menyajikan gambar bersama teks sehingga dapat meningkatkan ingatan
pembaca akan pemahaman teks (Ainswort, 2006:187).
C. Hasil Belajar Kognitif
Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar adalah
realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas
yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat
dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,
keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik (Sukmadinata, 2007:102-
103). Hasil belajar erat kaitannya dengan ranah kognitif. Ranah kognitif adalah
ranah yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental
18
yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi
yakni evaluasi (Uno, 2008:139).
Dalam suatu proses pembelajaran erat kaitannya dengan ukuran dalam
pencapaian keberhasilan peserta didik yang diperoleh selama proses
pembelajaran yang ditunjukan oleh tingginya hasil belajar peserta didik.
Menurut Arifin (2011:12) menyatakan bahwa “Hasil belajar meliputi
pembentukan watak peserta didik yaitu sikap (spiritual dan sosial),
pengetahuan dan keterampilan”. Hasil belajar adalah kemampuan yang dapat
diistilahkan dengan kata kompetensi yang berasal dari bahasa Inggris, menurut
Yamin (2010:126) menyatakan bahwa kompetensi yaitu kemampuan dasar
yang dapat dilakukan oleh peserta didik pada tahap pengetahuan, sikap, dan
keterampilan sebagai dasar dalam melakukan proses pembelajaran dan
penilaian.
Menurut Suprijono (2010:5) menyatakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Sedangkan
Purwanto (2011:54) mengemukakan bahwa “hasil belajar adalah hasil yang
dicapai dari proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang
merupakan gambaran hasil dari tujuan-tujuan yang harus dicapai dalam suatu
pembelajaran”. Hampir sebagian besar dari kegiatan atau perilaku yang
diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Sebenarnya hampir seluruh
perkembangan atau kemajuan hasil karya juga merupakan hasil belajar, sebab
proses belajar tidak hanya berlangsung di sekolah tetapi juga ditempat kerja
dan di masyarakat (Sukmadinata, 2007:103). Hasil belajar yang dikaji dalam
penelitian ini adalah hasil belajar kognitif yang terdiri dari enam jenis perilaku
19
yaitu ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Menurut
Sudjana (2010:22) hasil belajar kognitif adalah kemampuan yang dimiliki
peserta didik setelah menerima pengalaman belajar.
Menurut Dimyati (1989:84-87) hasil belajar kognitif yang diperoleh peserta
didik juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain, diantaranya adalah: (1) Faktor
internal, berupa dorongan yang berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri;
(2) Faktor eksternal, berupa sarana prasarana, situasi lingkungan keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Dalam mencapai hasil belajar kognitif yang
memuaskan dapat diperoleh dengan mengelola kedua faktor ini dengan baik.
Hasil belajar kognitif meliputi ingatan, mengembangkan intelektual, dan
keterampilan intelektual. Ranah ini lebih dikenal dengan Taksonomi Bloom
yang telah direvisi oleh Anderson dan Krathwohl (2001:67-68) yang membagi
kemampuan kognitif menjadi 6 tingkatan yaitu mengingat (C1), memahami
(C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4), menilai (C5) dan menciptakan
(C6).
Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan
sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Dengan demikian tugas
pendidik dalam kegiatan ini adalah merancang instrumen yang dapat
mengumpulkan data tentang keberhasilan peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran (Sanjaya, 2009:13). Evaluasi proses belajar dan hasil belajar
harus dilakukan dalam sebuah pembelajaran. Evaluasi merupakan pengukuran
ketercapaian program pendidikan, perencanaan termasuk pelaksanaannya,
peningkatan kompetensi pendidik, pengelolaan pendidikan secara keseluruhan
(Majid, 2009:185). Evaluasi pembelajaran pada materi Klasifikasi Makhluk
20
Hidup di SMP Negeri 26 Bandar Lampung dilakukan dengan cara memberikan
ujian harian tes esai setelah pembelajaran mengenai materi Klasifikasi
Makhluk Hidup berakhir.
D. Analisis Materi
Materi pokok dalam penelitian ini yaitu Klasifikasi Makhluk Hidup di kelas
VII semester ganjil yang terdapat dalam KD 3.2 Mengklasifikasikan makhluk
hidup dan benda berdasarkan karakteristik yang diamati, dan KD 4.2
Menyajikan hasil pengklasifikasian makhluk hidup dan benda di lingkungan
sekitar berdasarkan karakteristik yang diamati. Pembelajaran materi klasifikasi
makhluk hidup di SMP seharusnya dibelajarkan dengan menggunakan metode
Praktikum yang mampu memberikan pengalaman belajar peserta didik
sehingga dapat mengembangkan pemahaman konseptual ilmiah dan
keterampilan ilmiah peserta didik.
Makhluk hidup memiliki ciri yang berbeda dengan benda mati. Makhluk hidup
bernapas, bergerak, memerlukan nutrisi, beradaptasi terhadap lingkungannya,
tumbuh dan berkembang, melakukan aktivitas metabolisme, peka terhadap
rangsang, dan memiliki sifat-sifat biologi lainnya. Sedangkan, benda mati tidak
memiliki sifat-sifat biologi. Makhluk hidup di bumi sangat banyak jumlahnya
dan beraneka ragam baik bentuk, corak, ukuran, anatomi, fisiologi, maupun
perilakunya. Untuk memudahkan dalam mempelajari makhluk hidup, para
pakar melakukan penggolongan yang disebut dengan klasifikasi. Klasifikasi
makhluk hidup adalah suatu cara penggolongan atau pengelompokan makhluk
hidup yang dilakukan secara sistematis yang didasarkan pada persamaan dan
perbedaan ciri-ciri atau sifat dari makhluk hidup tersebut (Djumhana, 2007:24).
21
Klasifikasi bertujuan untuk menyerderhanakan obyek studi itu pada hakekatnya
tidak lain daripada mencari keseragaman dalam keanekaragaman
(Tjitrosoepomo, 1993:5). Saat ini, sistem klasifikasi yang diterima secara luas
oleh para ahli biologi adalah rancangan Robert H. Whittaker pada tahun 1969
yang mengelompokkan organisme menjadi lima dunia (Monera, Protista,
Fungi, Plantae dam Animalia) berdasarkan tingkat organisme, kondisi inti sel,
dan nutrisinya (Djumhana, 2007:24). Kelima Kingdom tersebut adalah:
1. Monera
Kerajaan monera merupakan mikroorganisme prokariotik yang memiliki
nukleus tetapi tidak memiliki membran nucleus contohnya ialah Bakteri dan
Ganggang hijau-biru. Bakteri adalah organisme bersel tunggal dengan
dinding sel yang kuat dan tidak memiliki klorofil sedangkan ganggang
hijau-biru mengandung klorofil dan bersifat fotosintesis (Keeton, 1980:13-
14). Sebagian besar prokariota bersifat uniseluler dan memiliki diameter
dalam kisaran 1-5 m dengan keanekaragaman bentuk sel dengan tiga
bentuk yang paling umum yaitu bulat (kokus), batang (basilus) dan heliks
(spiral) (Campbell, 2003:106). Contoh bakteri dan ganggang hijau-biru
dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. (a) Struktur umum Bakteri (dikutip dari Fried, 2009:379) (b)
Oscillatoria dan (c) Leptospira (dikutip dari Campbell,
2004:569)
(a) (b) (c)
22
2. Protista
Kerajaan Protista adalah eukariota yang sebagian besar uniseluler dan
beberapa multiseluler atau kolonial. Protista memiliki sel yang mengandung
nukleus yang terikat membran dan struktur membran intraseluler lainnya
dan sebagian bersifat motil. Protista ada yang mirip tumbuhan dan mirip
hewan. Protista mirip tumbuhan contohnya ialah euglenoida, dinoflagellata,
diatom, ganggang kuning-hijau, dan ganggang emas-coklat memiliki
klorofil dan bersifat fotosintesis. Protista mirip hewan, kelompok ini
kekurangan klorofil dan tidak berfotosintesis yang dikenal sebagai Protozoa.
Protozoa merupakan hewan bersel satu, yang beberapa bergerak dengan
mendorong diri mereka dengan gerakan cambuk seperti rambut panjang
dengan struktur yang dikenal sebagai flagella (Keeton, 1980:14-15). Contoh
Protista mirip tumbuhan dan hewan dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. (a) Euglena sp. (b) Amoeba (dikutip dari Campbell, 2004:579-
581)
3. Fungi
Kerajaan Fungi selnya memiliki dinding sel yang terbentuk dari kitin, tetapi
tidak dapat memproduksi makanan mereka sendiri sehingga bergantung
sepenuhnya pada penyerapan molekul nutrisi dari organisme hidup lainnya
atau sisa-sisa organisme yang mati. Beberapa Fungi uniseluler (khamir),
tetapi sebagian besar multiseluler (kapang roti, jamur payung, braket jamur)
(a) (b)
23
(Keeton, 1980:19). Tubuh Fungi terdiri dari unit-unit yang disebut hifae
(tunggal, hifa). Hifa adalah benang halus yang merupakan bagian dari
dinding tubuler yang mengelilingi membran plasma dan stoplasma. Hifa
membentuk suatu hamparan anyaman yang disebut miselium (jamak,
miselia). Sebagian besar Fungi adalah organisme multiseluler dengan hifa
yang dibagi menjadi sel-sel oleh dinding yang bersilangan atau septa
(tunggal, septum) (Campbell, 2003:186-187). Contoh Fungi dapat dilihat
pada Gambar 3.
Gambar 3. (a) Saccharomyces cerevisiae (b) Rhizopus sp. (c) Aleuria
aurantia (dikutip dari Campbell, 2004:640-643)
4. Plantae
Tumbuhan merupakan eukariota multiseluler yang autotrof fotosintetik. Sel-
sel tumbuhan memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa, dan tumbuhan
menyimpan kelebihan karbohidratnya dalam bentuk pati. Pada sebagian
besar tumbuhan, pertukaran karbon dioksida dan oksigen antara atmosfer
dan bagian dalam yang berfotosintetik terjadi melalui stomata (mulut daun),
yaitu pori mikroskopik pada permukaan daun. Adaptasi darat struktur
tumbuhan dilengkapi dengan adaptasi kimiawi. Sebagai contoh, bagian
tumbuhan yang berada di atas permukaan tanah pada sebagian besar
tumbuhan, seperti daun, memiliki suatu lapisan berlilin yang disebut
(a) (b) (c)
24
kutikula (cuticle) yang membantu mencegah terjadinya kehilangan air
secara berlebihan (Campbell, 2003:153-154).
Hingga saat ini, tumbuhan nonvaskuler (lumut daun, lumut hati dan lumut
tanduk) dikelompokkan bersama dalam satu divisi tunggal, Bryophyta.
Tumbuhan Bryophyta memerlukan air untuk bereproduksi, sebagian besar
tidak memiliki jaringan pembuluh untuk membawa air dari tanah ke bagian
tumbuhan yang berada di atas permukaan tanah (Campbell, 2003:159).
Contoh tumbuhan Bryophyta dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. (a) Polytrichum commune (b) Marchantia polymorpha (c)
Anthoceros sp. (dikutip dari Campbell, 2004:608)
Tubuh sebagian besar tumbuhan vaskuler berdiferensiasi menjadi sistem
akar di bawah permukaan tanah yang menyerap air dan mineral, dan sistem
tunas batang dan daun di atas permukaan tanah sebagai tempat fotosintesis
berlangsung. Kedua jaringan penghantar sistem pembuluh adalah xylem
atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh tapis (Campbell, 2003:162).
Kelompok tumbuhan vaskuler dibagi lagi menjadi tumbukan vaskuler tak
berbiji (Pakis), tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae), dan tumbuhan
berbiji tertutup (Angiospermae) (Keeton, 1980:17).
Gymnospermae (istilah tersebut berarti “biji telanjang/terbuka”) tidak
memiliki ruangan pembungkus (ovarium) tempat biji angiospermae
(a) (b) (c)
25
berkembang (Campbell, 2003:173). Beberapa Gymnospermae yang umum
adalah pinus dan cemara, semua ini berbentuk kerucut dan memiliki daun
seperti jarum, meskipun tidak semua Gymnospermae memiliki hal yang
sama (Keeton, 1980:18).
Angiospermae, atau tumbuhan berbiji tertutup, sejauh ini merupakan
tumbuhan yang paling beraneka ragam dan secara geografis paling tersebar
luas. Angiospermae dibagi menjadi dua kelas yang masing-masing diberi
nama menurut jumlah daun lembaga yang dimiliki anggota-anggotanya
yaitu tumbuhan biji tunggal (monokotil) yang anggota-anggotanya
mempunyai biji dengan lembaga yang hanya memiliki satu daun lembaga
dan tumbuhan biji belah (dikotil) yang anggota-anggotanya mempunyai biji
dengan lembaga yang hanya memiliki dua daun lembaga (Tjitrosoepomo,
1993:90). Pada Angiospermae umumnya terdapat bunga yang sirkular, dan
jumlah tiap-tiap lingkaran berbeda-beda, biasanya pada tumbuhan dikotil 5,
4, atau 2 contohnya dan pada monokotil 3 atau pelipatan bilangan-bilangan
tersebut (Tjitrosoepomo, 1993:34). Contoh tumbuhan vaskuler dapat dilihat
pada Gambar 5.
Gambar 5. (a) Pinus merkusi (b) Euphoria longana (c) Limnocharis flava
(Sumber: Dokumen pribadi peneliti)
(b) (a) (c)
26
5. Animalia
Hewan adalah eukariot multiseluler, heterotrofik. Dari sekian banyak
karakteristik yang membedakan hewan dari tumbuhan dan fungi yaitu cara
utama nutrisi bagi hewan adalah menelan makanan partikulat; kebanyakan
tumbuhan, sebaliknya, bergantung pada fotosintesis, dan sebagian besar
fungi pada penyerapan (Keeton, 1980:19). Sel-sel hewan tidak memiliki
dinding sel yang menyokong tubuh dengan kuat seperti tumbuhan dan fungi.
Tubuh multiseluler hewan dipertahankan tetap utuh oleh protein struktural
(kolagen), jaringan hewan memiliki jenis persambungan (junction)
interseluler, hewan memiliki dua jenis jaringan yang bertanggung jawab atas
penghantaran implus dan pergerakan (jaringan saraf dan jaringan otot)
(Campbell, 2003:202). Kelompok hewan dibedakan menjadi dua, yaitu
hewan tidak bertulang belakang (Avertebrata) dan hewan bertulang
belakang (Vertebrata). Hewan tidak bertulang belakang dikelompokkan
menjadi delapan kelompok yaitu Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes,
Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda dan Echinodermata.
Hewan vertebrata dikelompokkan menjadi lima kelompok, yaitu Pisces,
Amphibi, Reptilia, Aves, dan Mamalia (Keeton, 1980:20-23). Contoh
kelompok hewan Avertebrata dan Vertebrata dapat dilihat pada Gambar 7.
dan Gambar 8.
Gambar 6. (a) Mollusca (b) Arthropoda (c) Echinodermata (dikutip dari
Campbell, 2004:668-669)
(c) (b) (a)
27
Gambar 7. (a) Thunnus albacares (b) Flectonotus pygmaeus (c)
Tropidolaemus wagleri (d) Dromaius novaehollandiae (e)
Propithecus verreauxi coquereli (dikutip dari Campbell,
2004:708-726)
Tingkatan-tingkatan pada klasifikasi disebut takson. Takson tertinggi adalah
Kingdom dan takson terendah adalah spesies. Contohnya manusia adalah
spesies, kucing merupakan spesies lain, dan begitu juga yang lainnya seperti
apel dan kelapa. Urutan takson dari yang tertinggi hingga terendah yaitu
Kingdom, Divisi/Phylum, Class, Ordo, Familia, Genus, Spesies. Anggota
dalam satu spesies memiliki kemiripan yang tinggi dibandingkan dengan
anggota spesies lainnya. Anggota dalam satu spesies dapat melakukan
perkawinan dengan sesamanya, tetapi tidak dengan spesies lainnya. Setiap
spesies juga memiliki nama yang spesifik (Keeton, 1980:10).
E. Kerangka Pikir
Hasil belajar yang tinggi menjadi acuan dalam pendidikan di Indonesia, dalam
pembelajaran sangat dibutuhkan suatu strategi pembelajaran yang dapat
(a)
(d) (e)
(b)
(c)
28
meningkatkan kemampuan representasi dan hasil belajar kognitif peserta didik.
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan
representasi dan hasil belajar kognitif adalah dengan metode pembelajaran
Praktikum. Pembelajaran dengan menggunakan metode Praktikum
mengutamakan keterlibatan peserta didik secara aktif dalam kegiatan
penyelidikan, berargumentasi dan bekerja sama dalam kelompok. Selama
kegiatan pembelajaran berlangsung, pendidik tidak mendominasi kegiatan yang
ada di kelas, melainkan peserta didik yang aktif. Selama proses pembelajaran
dengan metode pembelajaran Praktikum peserta didik harus mampu
menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan sumber daya yang disediakan
untuk dapat bekerjasama di dalam suatu kelompok untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada. Keterlibatan peserta didik secara langsung selama
pembelajaran berlangsung akan membuat materi yang diterima menjadi lebih
mudah dipahami dan diingat oleh peserta didik. Dengan kegiatan praktikum,
peserta didik dapat mempelajari IPA khususnya Biologi melalui pengamatan
langsung gejala-gejala maupun proses Biologi sehingga dapat menemukan dan
memecahkan berbagai masalah baru melalui metode ilmiah. Oleh karena itu,
metode pembelajaran Praktikum diyakini dapat meningkatkan kemampuan
representasi dan hasil belajar kognitif peserta didik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode praktikum
terhadap kemampuan representasi dan hasil belajar kognitif peserta didik.
Variabel bebas pada penelitian ini adalah metode praktikum, sedangkan
variabel terikatnya adalah kemampuan representasi dan hasil belajar kognitif.
Hubungan antara kedua variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut:
29
Keterangan:
X = Metode Paktikum
Y1 = Kemampuan representasi
Y2 = Hasil belajar kognitif
Gambar 8. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat
Untuk mengetahui lebih jelasnya pengaruh metode pembelajaran praktikum
terhadap kemampuan representasi dan hasil belajar kognitif pada materi
Klasifikasi Makhluk Hidup dapat digambarkan melalui diagram kerangka pikir
sebagai berikut:
Gambar 9. Diagram kerangka pikir
X
Y1
Materi Klasifikasi Makhluk
Hidup
Metode
Praktikum
Mendukung
menyampaikan suatu
materi kepada peserta
didik berdasarkan fakta
yang diamati.
- Obyeknya nyata
- Dekat dengan peserta
didik
- Jenisnya bervariasi
- Dapat digambarkan
- Mudah untuk memahami konsep klasifikasi makhluk
hidup
- Lebih mudah untuk menggolongkan makhluk hidup
berdasarkan pengamatan ciri-ciri
- Mendapatkan pengetahuan baru dalam pembelajaran IPA
- Pembelajaran menjadi lebih bermakna
- Mengamati obyek secara langsung
- Menggambarkan obyek sesuai fakta yang diamati
Kemampuan representasi Hasil belajar kognitif
Y2
30
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Hipotesis Pertama
H0 : Tidak ada pengaruh penggunaan metode praktikum terhadap
kemampuan representasi peserta didik.
H1 : Ada pengaruh penggunaan metode praktikum terhadap kemampuan
representasi peserta didik.
2. Hipotesis Kedua
H0 : Tidak ada pengaruh penggunaan metode praktikum terhadap hasil
belajar kognitif peserta didik.
H1 : Ada pengaruh penggunaan metode praktikum terhadap hasil belajar
kognitif peserta didik.
31
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 26 Bandar Lampung yang
beralamatkan di Jl. R. Imba Kusuma Gg. Siswa No. 81 Kemiling Permai,
Kemiling, Kota Bandar Lampung (35153). Waktu pelaksanaan penelitian ini
dilakukan pada semester ganjil pada tanggal 16 September 2019 sampai
dengan 3 Oktober 2019 tahun ajaran 2019/2020.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII SMP
Negeri 26 Bandar Lampung tahun ajaran 2019/2020 yang berjumlah 213 orang
peserta didik yang terbagi kedalam 7 kelas. Pada penelitian ini, sampel dicuplik
dengan menggunakan teknik random sampling yaitu peneliti mengacak kelas
dari populasi peserta didik kelas VII SMP Negeri 26 Bandar Lampung yang
terbagi ke dalam 7 kelas tersebut. Random sampling adalah cara penentuan
sampel dalam unit populasi yang akan diacak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2010:57). Adapun hasilnya, pada penelitian
ini sampel yang digunakan ialah kelas VII A dan VII B yang masing-masing
kelas berjumlah 30 orang perserta didik. Kelas VII A digunakan sebagai kelas
eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran menggunakan metode
32
pembelajaran praktikum, sedangkan kelas VII B sebagai kelas kontrol yang
diberi perlakuan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran diskusi.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi experimental
design). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non-
equivalent pretest-posttest control group design. Berdasarkan rancangan di atas
maka gambaran desain penelitiannya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Desain Pretest-Posttest Kelompok Non-ekuivalen
Kelompok Pretest Variabel Bebas Posttest
E O1 X O2
C O3 - O4
Keterangan:
E = Kelompok eksperimen
C = Kelompok kontrol
X = Perlakuan dikelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran
Praktikum
O1,3 = Pretest
O2,4 = Posttest
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan
dan tahap akhir. Adapun langkah-langkah dari ketiga tahap tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan selama tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Membuat surat izin observasi ke sekolah-sekolah yang dipilih untuk
meninjau keadaan sekolah apakah sesuai untuk melaksanakan penelitian.
b. Membuat surat izin studi penelitian pendahuluan untuk ke sekolah yang
telah dipilih.
33
c. Mengobservasi sekolah tempat dilaksanakannya penelitian untuk
mendapatkan informasi yang berkaitan untuk mendukung pelaksanaan
penelitian.
d. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol,
dimana kelas eksperimen akan diberikan perlakuan dengan metode
pembelajaran menggunakan metode praktikum sedangkan kelas kontrol
menggunakan metode pembelajaran diskusi.
e. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
f. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretest dan posttest soal
kemampuan representasi dan hasil belajar kognitif.
g. Melakukan uji validasi instrumen penelitian kepada peserta didik.
h. Menganalisis hasil uji validitas dan uji realibilitas instrumen.
i. Melakukan revisi instrumen penelitian yang tidak valid dan reliabel.
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi:
a. Memberikan pretest yang terkait mengenai materi klasifikasi makhluk
hidup sebelum diberi perlakuan (treatment).
b. Memberikan perlakuan yaitu dengan cara menerapkan metode Praktikum
pada pembelajaran.
c. Memberikan test akhir (posttest) untuk mengukur peningkatan
kemampuan representasi dan hasil belajar kognitif peserta didik setelah
diberi perlakuan (treatment).
34
3. Tahap Akhir
Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir ini meliputi:
1. Mengolah data hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) instrumen
kemampuan representasi dan hasil belajar kognitif peserta didik.
2. Membandingkan hasil analisis data tes peserta didik sebelum diberi
perlakuan dan setelah diberi perlakuan untuk menentukan apakah
terdapat perbedaan antara pembelajaran menggunakan metode
pembelajaran Praktikum dengan tanpa metode pembelajaran Praktikum.
3. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari
menganalisis data penelitian.
E. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jenis Data Penelitian
Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data peningkatan kemampuan
representasi dan hasil belajar kognitif peserta didik pada materi Klasifikasi
Makhluk Hidup yang diperoleh dari nilai pretest dan posttest.
2. Teknik Pengambilan Data
a. Tes Hasil Belajar Kognitif
Data tes dalam penelitian ini merupakan tes tertulis pretest dan posttest
untuk mengukur aspek kognitif peserta didik. Pertanyaan tes dibuat
berdasarkan kedalaman dan keluasan materi yang disesuaikan dengan
materi IPA kelas VII tahun ajaran 2019/2020 yang dijabarkan ke dalam
KD 3.2 yaitu Mengklasifikasikan makhluk hidup dan benda berdasarkan
karakteristik yang diamati.
35
Teknik penskoran nilai pretest dan posttest sebagai berikut:
S = 𝑅
𝑁 x 100
Keterangan: S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor dari
item atau soal yang dijawab benar; N = Jumlah skor
maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008: 112).
b. Tes Kemampuan Representasi
Data tes yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan representasi
peserta didik menggunakan soal tes uraian pretest dan posttest. Untuk
mengevaluasi kemampuan representasi peserta didik, digunakan rubrik
dengan 5 tingkat pensekoran mengacu pada Hwang, (2007:197) pada
Tabel 2.
Tabel 2. Rubrik Penilaian Kemampuan Representasi
Skor Kriteria
5
Jawaban benar, penjelasan tepat dan elemen representasi
seperti gambar, ikon, simbol, label, grafik, atau tabel benar
dan lengkap
4
Jawaban benar, penjelasan tepat dan elemen representasi
seperti gambar, ikon, simbol, label, grafik, atau tabel kurang
benar dan kurang lengkap
3
Jawaban benar, penjelasan kurang tepat dan elemen
representasi seperti gambar, ikon, simbol, label, grafik, atau
tabel benar dan lengkap
2
Jawaban kurang benar, penjelasan kurang tepat dan elemen
representasi seperti gambar, ikon, simbol, label, grafik, atau
tabel kurang benar dan kurang lengkap
1
Jawaban tidak benar, penjelasan tidak tepat dan elemen
representasi seperti gambar, ikon, simbol, label, grafik, atau
tabel tidak benar dan tidak lengkap
Sumber: dimodifikasi dari Hwang, (2007:197)
Teknik penskoran nilai pretest dan posttest sebagai berikut:
S = 𝑅
𝑁 x 100
Keterangan: S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor dari
item atau soal yang dijawab benar; N = Jumlah skor
maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008: 112).
36
F. Teknik Analisis Data
Data pada penelitian ini berupa data kemampuan representasi dan hasil belajar
kognitif yang diperoleh dari nilai rata-rata pretest, posttest dan N-gain. Analisis
untuk mendapatkan N-gain dihitung menggunakan rumus Meltzer dalam Hake
(2005:1) yaitu:
N-gain =�̅� 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠𝑡 − �̅� 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑥 − �̅�
Tabel 3. Interpretasi N-gain Aspek Kuantitatif
Gain Interpretasi
g > 0.7 Tinggi
0.3≤ g ≤0.7 Sedang
g <0.3 Rendah
Analisis untuk menghitung persentase dinamika perubahan N-gain berdasarkan
pendapat Arikunto (2008:251) yaitu:
P = 𝐹
𝑁 × 100 %
Keterangan:
P = Angka persentase
F = Frekuensi peserta didik tertentu
N = Jumlah seluruh peserta didik
1. Uji Instrumen Tes
a. Validitas Tes
Menurut Sudaryono (2012:138) menyatakan bahwa validitas atau
kesahihan berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana ketetapan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Dengan kata lain, validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan
sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu
instrumen pengukuran dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila
37
alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya. Validitas tes dihitung
menggunakan rumus korelasi “r” Product Moment. Jika r hitung > r tabel
dengan α = 0.05 maka alat ukur tersebut dinyatakan valid, sebaliknya jika
r hitung < r tabel maka alat ukur tersebut tidak valid. Menurut Arikunto
(2006:276) menyatakan bahwa kriteria kevalidan tiap item pada
instrumen dibagi menjadi lima yang dinyatakan pada Tabel 4.
Tabel 4. Interpretasi Nilai “r” Product Moment
Koefisien Validitas( rxy) Interpretasi
0.81<rxy≤ 1.00 Sangat Tinggi
0.61<rxy≤0.80 Tinggi
0.41<rxy≤ 0.60 Cukup
0.21<rxy≤ 0.40 Rendah
0.00 <rxy≤ 0.20 Sangat Rendah
b. Reliabilitas Tes
Reliabilitas selain berarti ketelitian dalam melakukan pengukuran juga
dapat diartikan sebagai ketelitian alat ukur yang digunakan dalam teknik
pengumpulan data (Fathoni, 2011:125). Reliabilitas merupakan indeks
yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur (kategorisasi) dapat
dipercaya atau diandalkan bila dipakai lebih dari satu kali untuk
mengukur gejala yang sama (Bungin, 2011:216).
Reliabilitas instrumen diuji dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach
sebagai berikut:
𝑟11 = (𝑘
(𝑘−1)) (1 −
∑ 𝜎𝑏2
𝜎𝑡2 )
Keterangan:
𝑟11 = Koefisien Reliabilitas
∑ 𝜎𝑏2 = Jumlah varians butir
𝜎𝑡2 = Variansi total
k = Banyaknya butir pertanyaan
38
Interpretasi dengan rumus Alpha Cronbach adalah apabila rhitung > rtabel,
maka alat ukur tersebut reliabel dan juga sebaliknya, jika rhitung < rtabel
maka alat ukur tidak reliabel (Arikunto, 2006:196). Menurut Sujianto
(2009:97) menyatakan bahwa instrumen dinyatakan reliabel jika
mempunyai nilai koefisien alpha, maka digunakan ukuran kemantapan
alpha yang diinterpretasikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Interpretasi Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Interpretasi
0.81− 1.00 Sangat Tinggi
0.61− 0.80 Tinggi
0.41− 0.60 Cukup
0.21− 0.40 Rendah
0.00 − 0.20 Sangat Rendah
2. Hasil Uji Instrumen Tes
Instrumen tes hasil belajar kognitif dan kemampuan representasi diuji
cobakan pada peserta didik kelas VIII C di SMP Negeri 26 Bandar
Lampung yang berjumlah 25 peserta didik. Berdasarkan hasil uji instrumen
tes pretest dan posttest yang telah dilakukan, dari 14 butir soal yang terbagi
menjadi 7 butir soal hasil belajar kognitif dan 7 butir soal kemampuan
representasi diperoleh 11 butir soal valid dan reliabel yang baik. Akan tetapi
peneliti hanya menggunakan 8 butir soal yang akan digunakan dalam
penelitian, soal hasil belajar kognitif yang digunakan adalah nomor 1, 2, 7
dan 10 sedangkan untuk soal kemampuan representasi yang digunakan
adalah nomor 3, 4, 6 dan 11.
39
Tabel 6. Daftar Hasil Perhitungan Validitas Dan Reliabilitas Instrumen
Tes Hasil Belajar Kognitif Dan Kemampuan Representasi No
Soal Keterangan
Validitas Reliabilitas Keputusan
Rhitung Kriteria Nilai Kriteria
1
Hasil Belajar
Kognitif
0.542 Cukup
0.614 Reliabel
(Tinggi)
Digunakan
2 0.574 Cukup Digunakan
5 0.328 Tidak Valid Dibuang
7 0.664 Tinggi Digunakan
8 0.596 Cukup Dibuang
10 0.558 Cukup Digunakan
12 0.334 Tidak Valid Dibuang
3
Kemampuan
Representasi
0.474 Cukup
0.826
Reliabel
(Sangat
Tinggi)
Digunakan
4 0.417 Cukup Digunakan
6 0.763 Tinggi Digunakan
9 0.741 Tinggi Dibuang
11 0.797 Tinggi Digunakan
13 0.757 Tinggi Dibuang
14 0.878 Sangat
Tinggi
Dibuang
3. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang dambil
dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas populasi
harus dipenuhi dengan syarat untuk menentukan perhitungan yang akan
dilakukan pada uji hipotesis. Data yang diuji yaitu data kelas eksperimen
dan data kelas kontrol (Suregar, 2013:159). Uji normalitas pada
penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria uji
taraf signifikansi 0.05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika
signifikansi lebih besar dari 5% atau 0.05 (Santoso, 2010:46).
b. Uji Homogenitas
Data diuji homogenitasnya untuk mengetahui variasi populasi data yang
diuji sama (homogen) atau tidak. Dalam penelitian ini uji homogenitas
dilakukan dengan menggunakan uji Levene’s Test of Equality of Error
Variances dengan taraf signifikansi 5% atau ∝ = 0.05. Kriteria
40
pengujiannya adalah jika nilai Z > 0.05 maka dapat diartikan data
berdistribusi homogen, dan sebaliknya jika nilai Z < 0.05 maka data tidak
berdistribusi homogen (Arikunto, 2006:324).
4. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini, uji hipotesis menggunakan Independent t-test.
Independent t-test digunakan untuk menguji signifikansi beda rata-rata dua
kelompok. Untuk derajat kebebasan dari t-test adalah db = N-2 dengan taraf
signifikansi α = 0.05. Kriteria pengujiannya adalah jika thitung > ttabel berarti
H0 ditolak, dan jika thitung < ttabel berarti H0 diterima (Priyanto, 2013:40). Uji
ini juga digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat (Sugiyono, 2010:257).
57
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan di antaranya yaitu
sebagai berikut:
1. Penggunaan metode praktikum berpengaruh signifikan terhadap
kemampuan representasi peserta didik pada materi Klasifikasi Makhluk
Hidup dengan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05).
2. Penggunaan metode praktikum berpengaruh signifikan terhadap hasil
belajar kognitif peserta didik pada materi Klasifikasi Makhluk Hidup
dengan nilai signifikansi 0,001 (p<0,05).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis menyarankan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Metode praktikum dapat digunakan oleh pendidik IPA dalam pembelajaran
IPA Biologi untuk mempermudah peserta didik dalam memahami suatu
konsep abstark.
2. Pendidik perlu memperhitungkan waktu bagi peserta didik untuk menjawab
tipe soal representasi misalnya untuk menjawab tipe soal dengan jawaban
gambar diberikan waktu menjawab selama 3 menit.
58
3. Pendidik dapat memperkenalkan representasi dalam pembelajaran
Klasifikasi Makhluk Hidup yang dilakukan di sekolah.
4. Penggunaan tipe soal yang mengarahkan jawaban peserta didik
menggunakan elemen representasi dapat digunakan pendidik IPA agar
pemahaman konsep dapat bertahan lama dalam ingatan peserta didik.
59
DAFTAR PUSTAKA
Aeni, A. Q., Saptorini, dan Kasmadi I. S. 2017. Keefektifan Pembelajaran
Praktikum Berbasis Guided inquiry Terhadap Keterampilan Laboratorium
Siswa. CiE (Chemistry in Education). 6(1):9 hlm.
Ainsworth, S., Van Labeke, N. 2004. Multiple Forms of Dynamic Representation.
Learning and Instruction. 14(3):244-248 hlm.
Ainsworth, S. 2006. DeFT: A Conceptual Framework for Considering Learning
With Multiple Representations. Learning and Instruction. 16(3):184-187
hlm.
Anderson, L. W., Krathwohl, D. R., Airasian, P. W., Chruishank, K. A., Mayer,
R.E., Pintrich, P. R., Raths, J., dan Wittarock, M. 2001. A Taxonomy for
Learning, Teaching, and Assessing (A Revision of Bloom’s Taxonomy of
Educational Objectives). Abridge Edition. David McKay Company. New
York. 67-68 hlm.
Arifin, Z. 2011. Evaluasi Pembelajaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 12
hlm.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.
Jakarta. 196-324 hlm.
Arikunto, S. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.
Jakarta. 251 hlm.
Arnold, S., Suzuki, R., Arita, T. 2015. Selection for Representation in Higher-
Order Adaptation. Minds & Machines. 25:74 hlm.
Astri N. dan Zainuddi M. 2008. Pengaruh Pemakaian Metode Praktikum
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi. Jurnal
Pendidikan Matematika Dan Sains. 3(1):32 hlm.
Bruner, J. S. 1964. The course of cognitive growth. American Psychologist.
19(1):2 hlm.
Bungin, B. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta. 216 hlm.
60
Campbell, N. A., Reece, J. B., Mitchell, L. G. 2003. Biologi Jilid 2 Edisi Kelima.
Erlangga. Jakarta. 106-202 hlm.
Campbell, N. A., Reece, J. B., Mitchell, L. G. 2004. Campbell Biology 9th Edition.
Pearson. San Francisco. 569-726 hlm.
Djumhana, N. 2007. Bahan Ajar Biologi Untuk Kelas X. Universitas Pendidikan
Indonesia. Bandung. 24 hlm.
Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
84-87 hlm.
Fathoni, A. 2011. Metodologi Peneltian & Teknik Penyusunan Skripsi. Rineka
Cipta. Jakarta. 125 hlm.
Fitriyana, D. N. 2013. Pengaruh Pembelajaran Kimia Dengan Metode Student
Team Achievement Division (STAD) yang Dilengkapi Eksperimen
Laboratorium Riil dan Virtual Terhadap Prestasi Belajar pada Materi Pokok
Koloid Ditinjau dari Kemampuan Memori Siswa Kelas XI IA SMA N 8
Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). 2(3):
134 hlm.
Fried, G., Hademenos, G. 2009. Biology 3th Edition. Mc Graw Hill. New York.
379 hlm.
Gafur, Abdul. 2012. Desain Pembelajaran: Konsep, Model, dan Aplikasinya
Dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran. Ombak. Yogyakarta. 88
hlm.
Gilbert, J. K., C. J. Boulter and M. Rutherford. 2000. Developing Models in
Science Education. Kluwer Academic Publishers. Netherlands. 204 hlm.
Gilbert, J. K. 2005. Visualization in Science Education. Springer. Dordrecht,
Netherlands. 9-18 hlm.
Gilbert, J. K. 2008. Visualization: Theory and Practice in Science Education.
Springer. Dordrecht, Netherlands. 4-5 hlm.
Hake, R. R. 2005. The Physics Education Reform: A Possible Model for Higher
Education. National Teaching and Learning Forum. 15(1):1 hlm.
Hasnunidah, N. 2017. Metodologi Penelitian Pendidikan. Media Akademi.
Yogyakarta. 79 hlm.
Hutagaol, K. 2013. Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan
Representasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama. Infinity Journal.
2(1):92 hlm.
61
Hwang W. Y., Chen N. S., Dung J. J., & Yang Y. L. 2007. Multiple
Representation Skills and Creativity Effects on Mathematical Problem
Solving using a Multimedia Whiteboard. System Educational Technology &
Society. 10(2): 197 hlm.
Jonathan dan Justin. 2010. Good Practice in Science Teaching. Mc Graw Hill:
Open University Press. 110-152 hlm.
Keeton, W. T. 1980. Biological Science 3th Edition. W. W. Norton & Company.
Canada. 10-23 hlm.
Lengkana, D. 2018. Pengembangan Program Pembelajaran Anatomi dan
Fisiologi Tubuh Manusia Berbasis Multi Representasi Untuk Meningkatkan
Kemampuan Representasi dan Interelasinya Dengan Keterampilan Generic
Sains Calon Guru Biologi. Disertasi. Bandung. Universitas Pendidikan
Indonesia. 17 hlm.
Majid. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung. 185
hlm.
Malik, A., Utami, S. N., Mulhayatiah, D. 2015. Model Praktikum Concrete-
Representational-Abstract (CRA) Untuk Meningkatkan Keterampilan
Proses Sains Siswa. Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA UPI. 5 hlm.
Nunuk S. dan Leo A. 2012. Strategi Belajar-Mengajar. Ombak. Yogyakarta. 7-63
hlm.
Permendikbud. 2003. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Kemendikbud. Jakarta.
Permendikbud. 2014. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Kemendikbud. Jakarta.
Priyanto, D. 2013. Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate dengan SPSS.
Gava Media. Yogyakarta. 40 hlm.
Pupuh F. dan M. Sobry S. 2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman
Konsep Umum dan Konsep Islami. Refika Aditama. Bandung. 64 hlm.
Purwanto, N. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja
Rosdakarya. Bandung. 112 hlm.
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 54 hlm.
Raharjo, S. B. 2012. Evaluasi Trend Kualitas Pendidikan di Indonesia. Jurnal
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. 16(2):514 hlm.
62
Rosengrant, D., Etkina, E. dan Van Heuvelen, A. 2007. An Overview of Recent
Research on Multiple. Physics Education Research Conference. New
Jersey. 149-152 hlm.
Sagala, S. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung. 220 hlm.
Sanjaya, W. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana.
Jakarta. 13 hlm.
Santoso, S. 2010. Statistik Multivart. Elex Media Komputindo. Jakarta. 46 hlm.
Seufert, T. 2003. Supporting Coherence Formation in Learning from Multiple
Representations. Learning and Instruction. 13(2):228 hlm.
Sudaryono. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Graha Ilmu. Yogyakarta.
138 hlm.
Sudjana, N. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja
Rosdakarya. Bandung. 22 hlm.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Alfabeta. Bandung. 57-257 hlm.
Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. 61 hlm.
Sujianto, A. E. 2009. Aplikasi Statistik dengan SPSS. Prestasi Pustaka. Jakarta. 97
hlm.
Sukmadinata, N. S. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. PT Remaja
Rosdakarya. Bandung. 102-103 hlm.
Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Pustaka
Belajar. Yogyakarta. 5 hlm.
Suregar, S. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perhitungan Manual
dan SPSS. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. 159 hlm.
Tjitrosoepomo, G. 1993. Taksonomi Umum (Dasar-dasar Taksonomi Tumbuhan).
Gajah Mada University Press. Yogyakarta. 5-90 hlm.
Uno, H. B. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar
yang Kreatif dan Efektif. Bumi Aksara. Jakarta. 139 hlm.
Van Labeke, N. and Ainsworth, S. 2001. Applying the DeFT Framework to the
Design of Multi-Representational Instructional Simulations. AIED'01 –
Artificial Intelligence in Education. San Antonio, Texas. 314-316 hlm.
63
Van Meter, P. and Garner, J. 2005. The Promise and Practice of Learner-
Generated Drawing: Literature Review and Synthesis. Educational
Psychology Review. 17(4):286 hlm.
Wulandari, V., Masjhudi dan Balqis. 2014. Penerapan Pembelajaran Berbasis
Praktikum untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan
Konsep Siswa Kelas XI IPA 1 di SMA Muhammadiyah 1 Malang. Jurnal
Pendidikan Sains. 3(1):7 hlm.
Yamin, M. dan Maisah. 2010. Standarisasi Kinerja Guru. Persada Press. Jakarta.
126 hlm.
Yuliana, I dan Hastiana, Y. 2019. Peningkatan Kemampuan Kognitif Siswa
Melalui Metode Praktikum dengan Media Powerpoint Interaktif. Jurnal
Penelitian Pendidikan Biologi. 3(1): 22 hlm.
Zahrah, F., Abdul H., dan M. Hasan. 2017. Penerapan Praktikum Dengan Model
Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Laju Reaksi Di SMA Negeri 1
Lembah Selawah. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia. 5(2):117-188 hlm.