Download - Penatalaksaan Konstipasi Kronis
KONSTIPASI KRONIS
DEFINISI
Kriteria konstipasi fungsional berdasarkan ROME III:
Terdapat 2 atau lebih gejala berikut:
Berusaha/mengejan keras pada 25% defekasi atau lebih
Feses kental/keras pada 25% defekasi atau lebih
Rasa evakuasi yang inkomplit pada 25% defekasi atau lebih
Rasa obstruksi anorektal pada 25% defekasi atau lebih
Butuh bantuan maneuver manual pada 25% defekasi atau lebih
< 3 pergerakan usus perminggu
tanpa laksatif, feses yang lebih lunak jarang muncul
Kriteria tidak memenuhi untuk diagnosis Irritable Bowel Syndrome
Kriteria berlangsung 3 bulan terakhir, dan gejala sudah mulai muncul >6 bulan sebelum diagnosis ditegakkan.
Kriteria diagnosis Irritable Bowel Syndrome (ROME III)
Nyeri atau rasa tidak nyaman di perut minilal 3 hari/bulan dalam 3 bulan terakhir, dan disertai 2/lebih gejala berikut:
Perbaikan dengan defekasi
Onset berhubungan dengan perbuhan frekuensi defekasi
Onset berhubungan dengan perubahan bentuk feses
ETIOLOGI
John FJ. Review of the Treatment Options for Chronic Constipation. MedGenMed. 2007. 9(2):25.
Farhad FV. Management of Chronic Constipation in The Elderly. The Singapore Family Physician 2009; Vol 3 No.3: 91.
PENATALAKSANAAN
Algoritma Penatalaksanaan Konstipasi Kronis pada Orang Dewasa (Farhad, 2009)
Farhad FV. Management of Chronic Constipation in The Elderly. The Singapore Family Physician 2009; Vol 3 No.3: 91.
Algoritma Penatalaksanaan dan Diagnosis Konstipasi (Hunt and Lacy, 2004)
Hunt R, Lacy B. Diagnosis and management of chronic constipation in the primary care setting. Intern Med World Rep. 2004;1(suppl):3-23
Penatalaksanaan Non Farmakologi
Aktifitas Fisik
Aktifitas fisik yang kurang meningkatkan resiko 2x terjadinya konstipasi. Pasien dengan gaya hidup sedentary, bed rest yang terlalu lama dan imobilitas berhubungan dengan konstipasi.
Bowel Training
Pasien dengan siklus BAB yang normal biasanya defekeasi pada waktu yang sama setiap harinya. Waktu yang terbaik untuk defekasi adalah pagi setelah bangun tidur dan setelah sarapan. Yang paling penting adalah pasien harus mengenali rangsangan jika ingin defekasi, karena jika tidak maka air pada feses akan terus diabsorpsi sehingga semakin sulit untuk lewat.
Posisi Defekasi
Posisi semisquatting, dapat membantu proses defekasi.
Intake Cairan
Intake cairan merupakan kunci dari penatalaksanaan. Pasien sebaiknya mengkonsumsi air minimal 8 gelas/hari. Sebaiknya hinder kopi, the atau alcohol karena memiliki efek diuretic.
Konsumsi Serat
Konsumsi serat lebih merupakan rekomendasi penatalaksanaan awal konstipasi. Serat bisa didapat dari makanan tinggi serat (buah, sayur) atau supplement serat/bulk supplements Psyllium, methylcellulose, polycarbophil, bran). Penelitian terhadap penggunaan serat ini masih terbatas.
Penatalaksanaan Farmakologi
Farhad FV. Management of Chronic Constipation in The Elderly. The Singapore Family Physician 2009; Vol 3 No.3: 91.
Bulk Laxatives
Meningkatkan berat dan senyawa penarik air pada feses, sehingga feses menjadi lebih berat dan meningkatkan propulsi luminal
Contoh: Physillium (Mulax): ½ - 1 sachet (7gr) /200 ml air 1-3x/hari p.c.
Laksatif Osmotik
Merupakan agen hyperosmolar yang dapat meningkatkan sekresi air ke dalam lumen usus dengan aktivitas osmotic. Dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit, seperti hypokalemia, kelebihan natrium mauun cairan dan diare. Hati-hati pada pasien dengan CHF dan CKD dengan hipermagnesemia.
Contoh:
Mg (OH)2 (Laxasium) sirup 400mg/5ml: 2-4 C sebelum tidur.
Lactulose sirup 3.335mg/5ml: awal 15-45 ml/hari, kemudian 10-25ml/hari
Laksatif Stimulansia
Meningkatkan motilitas dan sekresi usus. Dapat menyebabkan keram perut. Direkomendasikan jika laksatif osmotic gagal.
Co: Bisacodyl supp 10mg: 1 supp /hari
Enema
Dapat menginduksi perkgerakan usus dengan adanya distensi rectum dan kolon.
Co: Monobasic Na Phospate, Dibasic Na Phospahte (19g/7g) enema 113ml: 118 ml dosis tunggal
Agen Lainnya
Probiotik: asam laktat yang dihasilkan bakteri probiotik tersebut dapat meningkatkan motilitas usus dan waktu transit
Colchicine dan misoprostol
Tegaserod dan stool softener sudah tidak digunakan lagi.
Agen Novel
Mengaktifkan channel klorida, sehingga akan mensekresikan cairan usus yang kaya akan klorida. Mekanismenya dengan mengaktifkan channel klorida tipe 2 pada permukaan epitel sel.
REFERENSI
Farhad FV. Management of Chronic Constipation in The Elderly. The Singapore Family Physician 2009; Vol 3 No.3: 91.
Hunt R, Lacy B. Diagnosis and management of chronic constipation in the primary care setting. Intern Med World Rep. 2004;1(suppl):3-23