PEMBELAJARAN DIGITAL/DARING
UWES A. Chaeruman
Sumber: http://flickr.com - licence: free to share and use
membangun karakter siswaabad 21 melalui
Pada dasarnya adalah akumulasi
pengalaman. Pengalaman hidup
membentuk karakter seseorang.
KARAKTER
Keluarga
Sekolah Masayarakat
TRIPUSAT PENDIDIKAN
- Kihajar Dewantara
KARAKTER
dibangun melalui proses
internaslisasi dan
keteladanan.
Keluarga
Sekolah Masayarakat
KARAKTER
keteladanan nilai moral di rumah?
Bagaimana internaslisasi dan
keteladanan nilai moral di sekolah?
Bagaimana internaslisasi dan
keteladanan nilai moral di masyarakat?
MEMBANGUN
KARAKTER ABAD 21
MELALUI PEMBELAJARAN DIGITAL?
Kecakapan Belajar
dan Inovasi
Kecakapan Informasi, Media dan Teknologi
Kecakapan Hidup dan
Karir
• Kreativitas & Inovasi • Berpikir Kritis dan Memecahkan Masalah • Komunikasi & Kolaborasi
• Literasi Informasi • Literasi Media • Literasi Teknologi Informasi
• Luwes & Mampu Beradaptasi • Memiliki inisiatif & Mengarahkan Diri • Memiliki Kemampuan Sosial & Lintas Budaya • Produktif dan Akuntabel
KARAKTER SISWA
ABAD 21
Partnership for the 21st Century Learning http://www.p21.org/storage/documents/1.__p21_framework_2-pager.pdf
Learning to Use ICT vs Using ICT to Learn?
emerging
applying
Integrating
(infusing)
transforming
Level Pemanfaatan ICT menurut UNESCO, 2003
TANTANGAN
PEMBELAJARAN DIGITAL
Emerging
Applying
Integrating
(infusing)
Transforming
Belajar tentang TIK – ICT as object Belajar dengan TIK – ICT as medium
Belajar melalui TIK – ICT as tool
PEMBELAJARAN DIGITAL
ILUSTRASI KASUS
1
2
3
4
MANAKAH
YANG
TERMASUK
SEBAGAI
PEMBELAJA-RAN
MODERN? Sumber: http://flickr.com - license: free to share and use
ILUSTRASI KASUS
1
2
3
4
Pembelajaran MODERN dengan
teknologi sediakala
Pembelajaran MODERN dengan
teknologi modern
Pembelajaran MODERN dengan
teknologi modern
Pembelajaran KUNO dengan
teknologi modern
Sumber: http://flickr.com - licence: free to share and use
Sumber: http://4.bp.blogspot.com - licence: free to share and use
DIMANAPOSISI KITA?
1
2
3
4
MEMBELAJARKAN siswa dengan
teknologi sediakala?
MEMBELAJARKAN siswa dengan
teknologi modern?
MEMBELAJARKAN siswa dengan
teknologi modern?
MENGAJAR siswa dengan
teknologi modern? Sumber: http://flickr.com - licence: free to share and use
Sejatinya, teknologi pembelajaran adalah
bukan tentang teknologi. Tapi, yang paling
penting adalah bagaimana teknologi tersebut
digunakan dengan tepat untuk membuat
siswa belajar.
“
BELAJAR = MENGALAMI
PEMBELAJARAN upaya agar membuat siswa
MENGALAMI.
“
sumber gambar : staticflickr.com – licence: free to share and use
“
sumber gambar : staticflickr.com – licence: free to share and use
Dengan mengintegrasilan TIK dalam
pembelajaran, maka sambil belajar
mata pelajar, secara tidak langsung, juga membangun karakter abad 21
Ketika akan mengajar, apa yang Anda pikirkan?
A. Materi apa yang akan saya ajarkan?
B. Aktivitas belajar apa yang akan saya lakukan?
REFLEKSI DIRI
Intentionality
Content Centrality
Authentic Work
Active inquiry
Construction of Mental
Models
Collaborative Work
6 Atribut
Pembelajaran
Bermakna
- Elaizabeth A. Ashburn, 2006
Intentional
ity Using clearly articulated learning goals
to guide the design of learning tasks
and assessment of learning progress.
use technology
to make intentional learning
- Elaizabeth A. Ashburn, 2006
Sumber: http://flickr.com - license: free to share and use
Content Centrality use technology properly to align
learning goals and tasks with the big
ideas, essential questions, and methods
of inquiry that are central to the
discipline.
- Elaizabeth A. Ashburn, 2006 Sumber: http://flickr.com - license: free to share and use
Authentic Work use technology properly to make
students able to construct multifaceted
learning tasks that represent the
challenges, problems, and thinking
skills required outside the classroom.
- Elaizabeth A. Ashburn, 2006 Sumber: http://flickr.com - license: free to share and use
Active Inqury use technology properly to make
students able to use a disciplined
inquiry process for learning that is built
on students’ own questions and
develops habits of mind that
foster high levels of thinking.
- Elaizabeth A. Ashburn, 2006 Sumber: http://flickr.com - license: free to share and use
CONSTRUCTION
OF MENTAL MODELS
use technology properly to make
students able to embed the articulation
of cognitive models of content within
the learning tasks.
- Elaizabeth A. Ashburn, 2006 Sumber: http://flickr.com - license: free to share and use
Claborative Work use technology properly to make
students able to work together adds
value to achieving the learning
outcomes.
- Elaizabeth A. Ashburn, 2006 Sumber: http://flickr.com - license: free to share and use
TERIMA
KASIH
LAMPIRAN
Tujuan:
Siswa kelas 3 SD, dapat membedakan zat cair, padat, dan gas
Aktifitas Pembelajaran:
• Diluar ruang kelas, siswa dibagi dalam tiga kelompok. Klp 1 berpegangan erat, Klp 2 cukup merapat, Klp 3 renggang.
• Salah seorang siswa diminta menerjang kelompok-kelompok tersebut.
• Semua kelompok, duduk berkumpul dan mendiskusikan apa yang terjadi.
• Setiap kelompok diminta mengambil apa saja yang bisa di bawa dari sekitar luar sekolah.
• Kemudian diminta mengklasifikasikan mana yang kategori padat, cair dan gas.
• Siswa kembali ke kelas, dilanjutkan dengan diskusi dan penjelasan mendalam dari guru.
Kasus Ilustratif 1:
Pembelajaran efektif, kontekstual dan menyenangkan, walau tanpa TIK
Tujuan:
Siswa kelas 3 SD, dapat membedakan zat cair, padat, dan gas
Aktifitas Pembelajaran:
• Diluar ruang kelas, siswa dibagi dalam tiga kelompok. Klp 1 berpegangan erat, Klp 2 cukup merapat, Klp 3 renggang.
• Salah seorang siswa diminta menerjang kelompok-kelompok tersebut.
• Semua kelompok, duduk berkumpul dan mendiskusikan apa yang terjadi.
• Setiap kelompok diminta mengambil gambar apa saja dengan cara memotret menggunakan kamera handphone.
• Gambar hasil pemotretan ditayangkan melalui LCD projector, kemudian siswa secara kelompok mengklasifikasikan kedalam kategori cair, padat dan gas.
• dilanjutkan dengan diskusi dan penjelasan mendalam dari guru.
Kasus Ilustratif 2:
Pembelajaran efektif, kontekstual dan menyenangkan dengan TIK
Tujuan:
• Siswa, dapat membandingkan teori penciptaan alam semesta antara yang satu dengan lainnya.
Aktifitas Pembelajaran:
• Siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil.
• Setiap kelompok diminta untuk membahas salah satu teori dari buku yang telah disediakan.
• Setiap kelompok, diminta menyajikan hasil bahasannya secara kreatif dengan menggunakan slide presentasi (misal Power Point, MSWord, dll) atau dengan cara lain, misal menggunakan gambar di karton, atau disajikan dalam bentuk lagu.
• Setiap kelompok mempresentasikan dan dibahas bersama.
Kasus Ilustratif 3:
Pembelajaran efektif, kontekstual dan menyenangkan dengan TIK + menghasilkan prakarsa dan karya otentik
Tujuan:
• Siswa, dapat membandingkan teori penciptaan alam semesta antara yang satu dengan lainnya.
Aktifitas Pembelajaran:
• Guru menjelaskan konsep penciptaan alam semesta menurut beberapa pakar.
• Penjelasan dilakukan menggunakan sekitar 40 slide presentasi via LCD projector, dilengkapi dengan animasi yang indah, kombinasi teks dan gambar.
• Dilanjutkan dengan tanya jawab dan kesimpulan.
• Diakhiri dengan memberikan pekerjaan rumah.
Kasus Ilustratif 4:
Pembelajaran tak efektif, tak kontekstual dan kurang menyenangkan walau dengan TIK. Apalagi menghasilkan prakarsa dan karya otentik
Agar siswa mampu menulis monolog “aspect of love” dalam bentuk puisi, guru meminta siswanya secara individu membuka http://iearn.org. Siswa kemudian diminta untuk memilih salah satu proyek membuat puisi terkait dengan “aspek kasih sayang” tersebut dan mengikuti prosedur yang disarankan. Siswa menulis puisi secara kreatif dalam bentuk MS Word atau MS Powerpoint. Siswa merekam pembacaan puisi masing-masing menggunakan handphone. Kemudian mengirimkan puisinya dan videonyake http://iearn.org dan kanal youtube untuk mendapatkan umpan balik dari siswa lain di seluruh dunia. Hasil kerja, plus umpan balik dari siswa lain di seluruh dunia dijadikan sebagai portfolio siswa tersebut sebagai salah satu bahan penilaian oleh guru tersebut.
CONTOH PEMBELAJARAN ABAD 21
Sumber: Hasil Pelatihan ICT-based Lesson Development, Chiang Mai, Thailand, 2006