Download - PBL IMUNISASI
Mata Ujian : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Hari / Tanggal Pengambilan Data : Senin/4 Februari 2013 – Rabu/6 Februari
2013
Puskesmas : Kelurahan Kebon Bawang 1
Tempat Ujian : FK Unika Atma Jaya
Tanggal Ujian : Februari 2013
JUDUL TUGAS
EVALUASI KINERJA PROGRAM IMUNISASI DASAR
PUSKESMAS KELURAHAN KEBON BAWANG 1
PERIODE AGUSTUS 2012 – JANUARI 2013
Nama Mahasiswa : Budi Darmawan Tanda Tangan :
N.I.M : 2011-061-078
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nya
evaluasi kinerja program puskesmas ini dapat diselesaikan. Dalam evaluasi ini saya membahas
mengenai “Evaluasi Kinerja Program Imunisasi Dasar Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1
Periode Agustus 2012-Januari 2013.
Evaluasi ini dibuat dalam rangka ujian kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Kedokteran UNIKA Atma Jaya Jakarta. Evaluasi ini tidak dapat
terselesaikan tanpa bantuan dari beberapa pihak terkait, seperti :
Drg. T.Yoviana Yuliani selaku kepala Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1`
Bidan Ariestya F.D selaku penanggung jawab KIA Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang
1
Ibu Lestiana selaku koordinator MTBS/Promkes Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1
Ibu Sugiyah selaku koordinator Tata Usaha Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1
Penulis menyadari bahwa laporan evaluasi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan laporan evaluasi ini
Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki kekurangan
yang ada.
Demikian Evaluasi ini saya buat, semoga dapat bermanfaat untuk memperbaiki kinerja
puskesmas dalam program Imunisasi Dasar selanjutnya sehingga warga Kelurahan Kebon
Bawang 1 mendapatkan pelayanan puskesmas yang lebih optimal.
Jakarta, 6 Februari 2013
i
ii
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI . ii
DAFTAR TABEL iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Evaluasi Program Imunisasi Dasar 2
1.3 Kegiatan Program Imunisasi Dasar 3
BAB II KERANGKA EVALUASI 6
BAB III ANALISA SITUASI 10
3.1 Data Umum 10
3.2 Data Khusus 11
3.3 Metode Pengumpulan Data 12
BAB IV PERUMUSAN MASALAH 16
BAB V PEMBAHASAN DAN PENYELESAIAN MASALAH 17
5.1 Prioritas Masalah 18
5.2 Pohon Masalah 23
5.3 Penyebab Masalah 24
5.4 Penyelesaian Masalah 25
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 30
6.1 Kesimpulan 30
iii
6.2 Saran 30
DAFTAR PUSTAKA 31
LAMPIRAN 1 32
LAMPIRAN 2 36
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Jumlah Posyandu dan Kader di Wilayaha Kebon Bawang 1 11
Tabel 2. Angka Kejadian Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
Usia Balita(0-4 tahun) Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1 Periode
Agustus 2012 – Januari 2013 11
Tabel 3. Jenis data, sumber data, cara pangambilan data, dan variabel 12
Tabel 4. Perumusan masalah 16
Tabel 5. Prioritas Masalah 18
Tabel 6. Skor Besarnya Masalah dilihat dari Kesenjangan terhadap standar 19
Tabel 7. Penyebab Masalah 24
Tabel 8. Hasil imunisasi bayi berusia 1 tahun di Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1
Periode Agustus 2012 – Januari 2013
32
Tabel 9. Cakupan imunisasi di Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1 Periode
Agustus 2012 – Januari 2013 33
Tabel 10. Observasi dengan check list kegiatan imunisasi di Puskesmas Kelurahan
Kebon Bawang 1 36
Table 11. Check list kinerja Puskesmas di lapangan/masyarakat 47
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tingkat Kesejahteraan suatu Negara dapat dinilai dari besarnya angka kematian bayi di
Negara tersebut. Hal ini disebabkan bayi merupakan golongan yang rentat dan memerlukan
asuhan serta perlindungan terhadap penyakit yang mungkin dapat menghambat tumbuh
kembangnya guna terciptanya sumber daya manusia yang prima. Saat ini status Kesehatan anak
di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan, hal ini ditandai dengan masih tingginya angka
kematian bayi. Berdasarkan Survey Kesehatan Indonesia (SKDI) 2007. Angka kematian di
Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan d Negara Asean lainnya serta belum sesuai dengan
target pencapaian MDG’s 2015 yaitu 23 per 1000 kelahiran hidup.1
Salah satu strategi pembangunan kesehatan nasional untuk mewujudkan “Indonesia Sehat
2010” adalah menerapkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan. Pembangunan
kesehatan mengacu kepada konsep “Paradigma Sehat”, yaitu pembangunan kesehatan yang
memberikan prioritas utama pada upaya pelayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan
pencegahan penyakit (preventif) dibandingkan upaya pelayanan penyembuhan (kuratif) dan
pemulihan (rehabilitatif). Menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992,
“Paradigma Sehat” dilaksanakan melalui beberapa kegiatan antara lain pemberantasan penyakit.
Salah satu upaya pemberantasan penyakit menular adalah upaya pengebalan (imunisasi).2
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1059/MENKES/SK/IX/2004, imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit
tersebut tidak akan menderita penyakit tersebut.3
Upaya imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Upaya ini merupakan
upaya kesehatan masyarakat yang terbukti paling cost effective. Mulai tahun 1977, upaya
imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan
penularan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu: tuberkulosis,
difteri, pertusis, tetanus, campak, polio, serta hepatitis B. Perlindungan terhadap penyakit-
penyakit tersebut dilaksanakan melalui program pemberian imunisasi dasar, yaitu imunisasi
BCG, Polio, Hepatitis B, DPT, dan Campak, yang diberikan kepada bayi di bawah usia 1 tahun.4
1
2
Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan di
atas ambang perlindungan. Imunisasi merupakan suatu metode yang terbukti dan terpercaya
dapat mengontrol dan mengeliminasi penyakit-penyakit infeksi yang mengancam nyawa dan
diperkirakan mampu mengurangi angka kematian hingga 2-3 juta kematian setiap tahunnya.
Dengan adanya program imunisasi dasar ini, diharapkan dapat terjadi penurunan angka kesakitan
dan kematian pada bayi karena angka kematian bayi merupakan indikator kesejahteraan suatu
bangsa.4,5
Program Imunisasi di Indonesia memiliki target pada tahun 2014 seluruh desa/kelurahan
mencapai 100% Universal Child Immunisation (UCI) atau 90% dari seluruh bayi di desa atau
kelurahan tersebut memperoleh imunisasi dasar lengkap.6
Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2007 bahwa sekitar 5% kematian balita di
Indonesia adalah akibat Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I). Oleh karena itu
Program Imunisasi Dasar perlu digalakkan lebih lanjut.7
Adapun tujuan program imunisasi ini adalah:
a. Tujuan umum: turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit
yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
b. Tujuan khusus: tercapainya target Universal Child Immunization yaitu cakupan
imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di 100% desa/kelurahan
pada tahun 2010
Menurut laporan Riset Kesehatan Nasional Dasar ( Riskesdas) 2010, bayi yang mendapat
imunisasi dasar lengkap di Indonesia sekitar 53.8%, persentase bayi dengan imunisasi tidak
lengkap adalah 45.3% dan persentase bayi yang tidak pernah mendapat imunisasi adalah 12,7%.
DKI Jakarta memiliki presentase terbesar 53,2% balita di DKI telah mendapat imunisasi dasar
yang lengkap dibandingkan dengan provinsi – provinsi lain yang ada di Indonesia.5
1.2. Tujuan Evaluasi Program Imunisasi Dasar
Tujuan umum:
Mengetahui pelaksanaan dan pencapaian program imunisasi dasar di Puskesmas Kelurahan
Kebon Bawang 1.
3
Tujuan khusus:
1. Mengetahui gambaran pelaksanaan dan pencapaian program imunisasi
2. Menilai masukan, proses, keluaran, dampak, umpan balik, dan lingkungan dari
program imunisasi dasar
3. Mencari hambatan atau masalah yang ada dari program imunisasi
4. Mencari solusi dan saran yang mampu laksana untuk penyelesaian masalah dari
program imunisasi di puskesmas keluarahan Kebon Bawang 1 sehingga mampu
meningkatkan efektivitas dan efisiensi program imunisasi selanjutnya.
1.3. Kegiatan Program Imunisasi Dasar
Kegiatan program imunisasi dasar untuk bayi di bawah 1 tahun adalah:
Bayi lahir di rumah
o 0 bulan: HB1
o 1 bulan: BCG, Polio 1
o 2 bulan: DPT/HB Combo 1, Polio 2
o 3 bulan: DPT/HB Combo 2, Polio 3
o 4 bulan: DPT/HB Combo 3, Polio 4
o 9 bulan: Campak
Bayi lahir di RS/RB/Bidan Praktek
o 0 bulan: HB1, BCG, Polio 1
o 2 bulan: DPT/HB Combo 1, Polio 2
o 3 bulan: DPT/HB Combo 2, Polio 3
o 4 bulan: DPT/HB Combo 3, Polio 4
o 9 bulan: Campak
4
Alur Pelayanan imunisasi di Puskesmas Alur Pelayanan imunisasi di Posyandu
5
Penyuluhan tentang imunisasi meliputi penyuluhan perorangan dan kelompok.
Penyuluhan perorangan
Alur Penyuluhan perorangan di puskesmasAlur Penyuluhan perorangan di posyandu
Penyuluhan kelompok
Alur Penyuluhan kelompok di puskesmas dan posyandu
6
BAB II
KERANGKA EVALUASI
Kerangka evaluasi yang digunakan puskesmas adalah pendekatan sistem yang
digambarkan dalam skema di bawah ini :
Keterangan:
1. Masukan meliputi:
Tenaga
Sebagai pelaksana program imunisasi:
Dokter umum 1 orang
Bidan 1 orang
Perawat 1 orang
Tenaga kesehatan 1 orang
Dana
Tersedia dana APBN dan APBD untuk perlengkapan pelaksanaan pelayanan
imunisasi berupa vaksin dan peralatan imunisasi
Sarana
a.Medis
- Lemari es, 1 buah
- Mini Freezer, 1 buah
7
4) LINGKUNGAN
6) DAMPAK3) KELUARAN2) PROSES
5) UMPAN BALIK
1) MASUKAN
8
- Vaccine carrier, 3 buah
- Cold box, 1 buah
- Termometer untuk cold chain, 2 buah
- Timbangan bayi, 2 buah
- Alat pengukur tinggi badan, 1 buah
- Sarana medis yang habis pakai meliputi vaksin dan pelarutnya, peralatan suntik,
dropper untuk vaksinasi polio, paracetamol, kapas, dan air hangat
b.Non medis
- Alat transportasi
- Alat administrasi
- Panduan tentang kesehatan bayi dan imunisasi
- KMS
- Buku KIA
- Poster tentang imunisasi
Metode
a. Medis
Buku Pedoman yang berisikan mengenai:
- Metode pengambilan vaksin
- Metode penerimaan vaksin
- Metode pengeluaran vaksin
- Metode penyusunan vaksin
- Metode pemberian imunisasi pada bayi:
- BCG, 0-2 bulan
- Combo 1, Polio 2, 2 bulan
- Combo 2, Polio 3, 3 bulan
- Combo 3, Polio 4, 4 bulan
- Campak, 9 bulan
- Metode petunjuk kontraindikasi imunisasi bagi petugas
b.non medis
Buku Pedoman yang berisikan:
- Metode pengumpulan data
9
- Metode penyuluhan secara individual dan kelompok
- Metode pembinaan posyandu dan kader
- Metode pencatatan dan pelaporan
- Metode pemasangan poster
- Pembagian leaflet
2. Proses meliputi:
Perencanaan
- Terdapat perencanaan kebutuhan vaksin
- Terdapat perencanaan kebutuhan peralatan imunisasi
- Terdapat perencanaan kebutuhan peralatan cold chain
- Terdapat perencanaan pelaksanaan kegiatan imunisasi di Puskesmas
Pengorganisasian
Struktur organisasi jelas dan tertulis
Pembagian tugas jelas
Pelaksanaan
- Terdapat perhitungan kebutuhan vaksin, peralatan imunisasi, dan peralatan cold chain
- Terdapat pemberian imunisasi dasar yang mencakup imunisasi BCG, Polio 1-4,
Combo 1-3 dan Campak
- Terdapat penyuluhan pada masyarakat baik perorangan maupun kelompok
- Terdapat pembinaan dan pengembangan posyandu dan kader setiap bulan
Pencatatan dan pelaporan
- Terdapat buku pencatatan hasil imunisasi harian
- Terdapat formulir laporan bulanan imunisasi
- Terdapat formulir hasil bulanan imunisasi swasta
- Terdapat buku stock vaksin
Pengawasan
Terdapat pengawasan oleh kepala puskesmas secara berkala
3. Keluaran meliputi:
Cakupan dan mutu pelayanan medis dibandingkan dengan target
Drop out dibandingkan dengan target
4. Lingkungan meliputi :
10
Fisik
- Lokasi puskesmas yang mudah dicapai
- Transportasi yang mudah didapat
- Terjalin kerjasama dengan fasilitas kesehatan lain
Non Fisik
- Pendidikan masyarakat yang menunjang pelaksanaan program
- Kondisi social ekonomi masyarakat yang menunjang pelaksanaan program
- Agama masyarakat yang menunjang pelaksanaan program
5. Dampak meliputi:
Penurunan angka morbiditas dan mortalitas akibat penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi
6. Umpan Balik meliputi :
Rapat kerja yang membahas laporan kegiatan dan laporan dari masyarakat atau instansi
lain
Alur pemikiran dalam evaluasi adalah sebagai berikut :
1. Mencari data primer dan sekunder mengenai indikator kegiatan program (keluaran) yang
ditemukan di Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1, kemudian dibandingkan dengan
standar target yang digunakan untuk mendapatkan masalah.
2. Mencari data primer dan sekunder mengenai masukan, proses, umpan balik, dan
lingkungan yang dilaksanakan di Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1, kemudian
dibandingkan dengan standar target yang digunakan untuk mendapatkan penyebab
masalah.
3. Membandingkan data masukan, proses, dan keluaran di Puskesmas Kelurahan Kebon
Bawang 1 mengenai Program Imunisasi dengan standar pelayanan kesehatan di Jakarta
untuk mendapatkan penyebab masalah.
4. Mengurutkan prioritas masalah dengan sistem skoring.
5. Menyimpulkan penyebab masalah utama yang mengakibatkan tidak terpenuhinya target
keluaran/dampak dari segi kinerja puskesmas.
6. Memberikan saran yang mampu dilaksanakan.
BAB III
ANALISA SITUASI
3.1. Data Umum
3.1.1 Data Geografis
Alamat : Jalan Swasembada Barat 7 no 2
Luas wilayah Kelurahan Kebon Bawang adalah 57,57 km2, adapun batas-batas wilayah
Kelurahan Kebon Bawang:
Batas – batas wilayah
Utara : Kali Lagoa Kelurahan Tanjung Priok.
Timur : Jln. Yos Sudarso Kelurahan Rawa Badak Utara.
Selatan : Kabel Tegangan Tinggi Kel. Sungai Bambu.
Barat : Kali Buntu / Jembatan Lagoa Kanal Kel. Sungai Bambu.
3.1.2 Data Dasar & Fasilitas Kesehatan di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon
Bawang I Tahun 2012
Jumlah Penduduk : 64.451 JIWA
Jumlah Balita : 1.591 JIWA
Jumlah Kader aktif: 50 ORANG
RW Siaga : 6 (RW 01, RW 03, RW 07, RW 012, RW 013, RW 015)
Posyandu : 6
Mandiri : 4(RW 01, 03, 013, 015)
Purnam a : 2(RW 07,012)
Madia : -
Pratama : -
RB Swasta : 1
Balai Pengobatan : 1
Bidan Swasta : 5
Praktik Dokter : 2
11
12
3.1.3 Jumlah Bayi di Wilayah Kelurahan Kebon Bawang 1 Tahun 2012
Berdasarkan perhitungan dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2012, jumlah riil bayi
(0-11 bulan) di Kelurahan Kebon Bawang 1 adalah 275 bayi. Angka ini menjadi
target sasaran program imunisasi Kelurahan Kebon Bawang 1 tahun 2012.
3.1.4 Jumlah Posyandu dan Kader di Wilayah Kelurahan Kebon Bawang 1
Tabel 1. Data Jumlah Posyandu dan Kader di Wilayah Kelurahan Kebon Bawang 1
No Nama PosyanduAlamat
(RW)
Jumlah
Pos Kader aktif
1 Mawar 01 1 8
2 Cempaka 03 1 8
3 Kemuning 07 1 8
4 Sakura 12 1 8
5 Wijaya kusuma 13 1 9
6 Bungur 15 1 9
Jumlah 6 50
Sumber data : Laporan Bulan Januari 2013 Kelurahan Kebon Bawang 1
3.2 Data Khusus
1. Angka Kejadian Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Tabel 2. Angka Kejadian Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Usia Balita
(0-4 tahun) Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1 Periode Agustus 2012 – Januari 2013
Jenis Penyakit
Agustus 2012
September 2012
Oktober 2012 Noveber 2012 Desember 2012 Januari 2013
Jumlah pasien %
Jumlah pasien %
Jumlah pasien %
Jumlah Pasien %
Jumlah Pasien %
Jumlah Pasien %
TBC 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%Difteri 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%Pertusis 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
13
Tetanus 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%Hepatitis B
0 0% 0 0% 0 0%0 0% 0 0% 0 0%
Polio 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%Campak 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
Sumber: Formulir LB-1 Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1 periode Agustus 2012– Januari
2013
2. Angka Kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Selama 1 tahun terakhir tidak terdapat laporan kematian penduduk di Puskesmas Kelurahan
Kebon Bawang 1 yang mengalami kematian akibat penyakit – penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi dasar ( TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Polio, dan Campak).
3. Angka Kejadian Luar Biasa akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Selama 1 tahun terakhir tidak terdapat laporan kejadian luar biasa di Puskesmas Kelurahan
Kebon Bawang 1 akibat penyakit – penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dasar ( TBC,
Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Polio, dan Campak).
3.3 Metode Pengumpulan Data
1. Periode : 6 bulan yaitu bulan Agustus 2012 – Januari 2013.
2. Sumber data : Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1.
3. Cara pengambilan data : Wawancara, observasi dengan check list dan mengambil
arsip
Tabel 3. Jenis data, sumber data, cara pangambilan data, dan variabel
No. Jenis Data dan Sumber Data Cara Pengambilan
Data
Variabel
A. Data Primer
1 Kepala Puskesmas Kelurahan
Kebon Bawang 1
(drg. Yoviana Y)
Wawancara
(4 Februari 2013)
1. Penjelasan mengenai tenaga
kesehatan dan sumber
pendanaan di Puskesmas
Kelurahan Kebon Bawang 1
2. Pengawasan oleh Kapuskes
2. Penanggung Jawab KIA Wawancara 1. Penjelasan teknis mengenai
14
(Imunisasi) di Puskesmas
Kelurahan Kebon Bawang 1
(Bidan Ariestya)
(4 Februari 2013)
pelaksanaan program imunisasi
dasar dan pihak-pihak yang
terlibat dalam pelaksanaan
imunisasi di Puskesmas
Kelurahan Kebon Bawang 1
2. Penjelasan teknis mengenai cara
pendistribusian vaksin melalui
sistem “cold chain” di
Puskesmas Kelurahan Kebon
Bawang 1.
3. Penjelasan mengenai
pelaksanaan program imunisasi
dasar di posyandu dan
mengenai pihak-pihak yang
terlibat dalam pelaksanaan
imunisasi di posyandu.
4. Penjelasan mengenai fasilitas
pendukung program imunisasi
yang tersedia di Puskesmas
Kelurahan Kebon Bawang 1.
5. Penjelasan mengenai masalah –
masalah yang terjadi dalam
program imunisasi dan upaya
yang sudah dilakukan.
3. Formulir LB 1 periode
Agustus 2012 – Januari 2013
Observasi formulir
LB 1
Jumlah balita (0-4 tahun) yang
menderita penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (TB,
Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis
B, Campak, Polio)
4. Buku registrasi harian KIA
Puskesmas Kelurahan Kebon
Observasi buku
registrasi harian
Jumlah pasien berusia < 12 bulan
yang datang ke Poli KIA Puskesmas
15
Bawang 1 KIA Kelurahan Kebon Bawang 1
5. Buku registrasi harian BPU
Puskesmas Kelurahan Kebon
Bawang 1
Observasi buku
registrasi harian
Jumlah pasien berusia < 12 bulan
yang datang ke BPU Puskesmas
Kelurahan Kebon Bawang 1
6. Laporan bulanan Posyandu di
wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Kebon Bawang 1
Observasi 1. Jumlah pasien berusia < 12
bulan yang datang ke posyandu
di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Kebon Bawang 1
2. Jumlah imunisasi yang
dilakukan di posyandu
7. Status Imunisasi Pasien
Puskesmas Kelurahan Kebon
Bawang 1
Observasi dan
mengambil status
imunisasi bayi
berusia 1 tahun
pada bulan Agustus
2012-Januari 2013
Kelengkapan status imunisasi bayi
berusia 1 tahun yang datang ke
Puskesmas Kelurahan Kebon
Bawang 1 pada bulan Agustus 2012-
Januari 2013
8. Observasi lapangan Observasi dengan
check list
1. Ketersediaan alat
Semprit (0,05 ml, 0,5 ml, 5
ml)
Vaksin imunisasi dasar
(Polio, BCG, Combo,
Campak)
Lemari pendingin dengan
tutup dibuka ke atas dengan
indikator suhu berupa
termometer
Cool box dan cool pack
Kapas dan alkohol
2. Poster, plamfet, brosur
3. Tenaga
4. Metode medis dan non-medis
16
5. Pencatatan dan pelaporan
6. Lingkungan
B. Data Sekunder
1. Laporan kependudukan
Kelurahan Kebon Bawang 1
bulan April 2012
Didapat dari kantor
Kelurahan Kebon
Bawang 1
Sarana kesehatan yang berada
di wilayah kelurahan Kebon
Bawang 1.
2. Data sasaran program
imunisasi dasar Puskesmas
Kelurahan Kebon Bawang 1
tahun 2012
Didapat dari
Puskesmas
Kelurahan Kebon
Bawang 1
Jumlah bayi di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Kebon
Bawang 1
3. Laporan pelaksanaan imunisasi
dasar di Kelurahan Kebon
Bawang 1 periode Agustus
2012 – Januari 2013
Didapat dari
Puskesmas dan
Posyandu
Kelurahan Kebon
Bawang 1
Ketersediaan alat pendukung
program imunisasi dasar
Pelaksanaan program imunisasi
dasar di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Kebon
Bawang 1
Jumlah bayi yang mendapatkan
imunisasi dasar
Jumlah bayi yang datang ke
puskesmas dan posyandu
Jumlah kader dan posyandu
yang terlibat dalam pelaksanaan
program imunisasi di Kelurahan
Kebon Bawang 1
BAB IV
PERUMUSAN MASALAH
Masalah program imunisasi dasar di Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1 adalah sebagai
berikut:
Tabel 4. Perumusan masalah
Cakupan Imunisasi
No. Jenis Imunisasi
Data lapangan
TargetMasalah
1 BCG 100% 100% -2 Polio 1 100% 100% -3 Polio 2 91,9 % 97% +4 Polio 3 83,8% 95% +5 Polio 4 75,7 % 90% +
6 Combo 1 94,6 % 100% +
7 Combo 2 83,8% 95% +
8 Combo 3 83,8% 90% +9 Campak 73% 90% +
Drop Out
1 Drop out 24,24 % <10 % +
Keterangan : Data pendukung keluaran terlampir pada Lampiran 1 (Halaman 33 - 38)
Data yang digunakan dalam menghitung cakupan imunisasi di puskesmas menggunakan
data selama 6 bulan berdasarkan kelengkapan Status Imunisasi bayi berusia 1 tahun yang
datang di Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1
Data yang digunakan dalam menghitung cakupan imunisasi di posyandu menggunakan
data selama 6 bulan berdasarkan hasil laporan pemberian imunisasi dan jumlah bayi
berusia 0-11 bulan yang datang ke posyandu. Penilaian cakupan imunisasi di posyandu
tidak dapat menggunakan kelengkapan status imunisasi bayi berusia 1 tahun yang datang
karena tidak terdapat pencatatan kelengkapan imunisasi masing-masing bayi.
17
BAB V
PEMBAHASAN DAN PENYELESAIAN MASALAH
Berdasarkan data keluaran, maka masalah yang didapatkan adalah :
A. Hasil imunisasi Polio 2 tidak mencapai target
B. Hasil imunisasi Polio 3 tidak mencapai target
C. Hasil imunisasi Polio 4 tidak mencapai target
D. Hasil imunisasi Combo 1 tidak mencapai target
E. Hasil imunisasi Combo 2 tidak mencapai target
F. Hasil imunisasi Combo 3 tidak mencapai target
G. Hasil imunisasi Campak tidak mencapai target
H. Drop out imunisasi tidak mencapai target
5.1 Prioritas Masalah
Kriteria parameter :
1. Besarnya masalah dihitung dari kesenjangan antara pencapaian dan target
Skor : 5 = 80 - 100 3 = 40 - 59,9 1 = 0 - 19,9
4 = 60 - 79,9 2 = 20 - 39,9
2. Berat ringannya masalah dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan
Skor : 5 = Berat sekali
3 = Kurang berat
1 = tidak berat
3. Apakah dapat ditanggulangi dengan sumber daya yang ada
Skor : 5 = Dapat ditanggulangi
3 = Kurang dapat ditanggulangi
1 = Tidak dapat ditanggulangi
4. Keuntungan sosial yang diperoleh, apakah menarik masyarakat
Skor : 5 = Banyak menarik masyarakat
3 = Kurang menarik masyarakat
1 = Tidak menarik masyarakat
Jika ragu antara skor 1 dan 3 = 2
Jika ragu antara skor 3 dan 5 = 4
18
19
Tabel 5. Prioritas Masalah
Penjelasan sistem skoring
1. Besarnya masalah dihitung dari kesenjangan antara pencapaian dan target
Rumus yang dipergunakan = G = E – O
E
G = Gap (kesenjangan)
E = Expected (terget yang ingin dicapai)
O = Output (data yang diperoleh di lapangan)
NO PARAMETER A B C D E F G H
1 Besarnya
masalah
1 1 1 1 1 1 1 1
2 Berat
ringannya
akibat yang
ditimbulkan
4 3 2 3 3 2 3 3
3 Apakah dapat
ditanggulangi
dengan
sumber daya
yang tersedia
5 5 5 4 4 4 4 4
4 Keuntungan
sosial yang
diperoleh
4 4 4 3 3 3 3 3
JUMLAH 14 13 12 11 11 11 11 11
20
Tabel 6. Skor Besarnya Masalah Dilihat dari Kesenjangan Terhadap Standar
No. Masalah E O G Skor1 Cakupan Imunisasi Polio 2 97.00% 91.90% 5.10% 12 Cakupan Imunisasi Polio 3 95.00% 83.80% 11.20% 13 Cakupan Imunisasi Polio 4 90.00% 75.70% 14.30% 14 Cakupan Imunisasi
Combo1 100.00% 94.60% 5.40% 15 Cakupan Imunisasi
Combo2 95.00% 83.80% 11.20% 16 Cakupan Imunisasi
Combo3 90.00% 83.80% 6.20% 17 Cakupan Imunisasi
Campak 90.00% 73.00% 17.00% 18 Drop Out 10.00% 24.24% -14.24% 1
2. Berat ringannya masalah terkait akibat yang ditimbulkan
- WHO mengesahkan resolusi untuk menghapus polio sebelum tahun
2000 karena pada saat itu masih terdapat sekitar 350.000 kasus polio di seluruh
dunia. Di Indonesia sendiri dilakukan program imunisasi nasional yang dikenal
dengan nama Pekan Imunisasi Nasional (PIN). Meskipun pada tahun 2000 polio
belum terbasmi, tetapi jumlah kasusnya telah berkurang hingga dibawah 500 di
seluruh dunia.
Virus polio sangat menular terutama melalui perantaraan air dan
kotoran manusia. Tanpa pemberian vaksin polio maka seorang anak sangat
berisiko terkena penyakit poliomielitis yang akan menimbulkan kecacatan
seumur hidup dan tentunya akan menurunkan kualitas hidup seorang anak. Hal
ini dapat menyebabkan munculnya angka kesakitan dan dapat menyebabkan
gagalnya program eradikasi polio yang telah dicanangkan oleh pemerintah.(Skor
4)
Pada imunisasi polio yang pertama, bayi sudah dapat membentuk
antibodi terhadap virus polio, namun antibodi belum terbentuk secara optimal
sehingga masih terdapat kemungkinan terjangkitnya anak tersebut dengan polio
dan pemberian imunisasi polio sebelumnya menjadi tidak bermakna. Oleh karena
itu diperlukan pemberian imunisasi polio ulangan. (Skor 3) Sebagai bagian dari
program eradikasi polio, diperlukan pemberian imunisasi polio tambahan
menjadi empat kali. (Skor 2)
- Cakupan imunisasi Combo yang tidak mencapai target
21
Imunisasi ini dapat mencegah empat penyakit sekaligus, yaitu difteri,
pertusis, tetanus, dan hepatitis B. Penyakit-penyakit tersebut dapat menyebabkan
komplikasi yang berbahaya dan kematian apabila tidak ditangani dengan serius.
Namun, angka kematian dan kesakitan karena keempat penyakit ini lebih rendah
dibandingkan dengan penyakit lain yaitu TBC dan campak. Pemberian imunisasi
awal Combo 1 (DPT 1 dan Hepatitis B-1) bertujuan menghasilkan titer antibodi
awal yang akan dioptimalkan dengan dua kali imunisasi ulangan. (Skor 4)
Imunisasi ulangan bertujuan untuk menghasilkan titer antibodi yang optimal
sehingga dapat memberikan perlindungan maksimal terhadap keempat penyakit
tersebut. (Skor 3) Pemberian imunisasi ulangan terakhir ditujukan untuk
memperpanjang masa kekebalan terhadap keempat tersebut. (Skor 2)
- Cakupan imunisasi Campak yang tidak mencapai target
Campak adalah suatu penyakit infeksi virus yang sangat menular, yang
ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis, dan bercak-bercak merah pada
permukaan kulit. Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah
penderita campak. Pencegahan paling efektif adalah dengan melakukan
imunisasi. Jika tidak diimunisasi, sangat besar sekali kemungkinan seorang bayi
untuk terkena penyakit campak dan memiliki kemungkinan mendapatkan
komplikasi seperti radang paru-paru, infeksi pada telinga, dan radang selaput
otak. Namun demikian penyakit campak dianggap sebagai penyakit yang tidak
terlalu menakutkan dibandingkan penyakit lainnya karena jika seorang anak
terkena campak dan sembuh, maka dapat memberikan kekebalan alamiah seumur
hidupnya terhadap penyakit tersebut tanpa harus diberikan imunisasi. (Skor 3)
- Drop-out rate masing-masing kelurahan yang tidak mencapai target
Salah satu indikator tercapainya target imunisasi puskesmas adalah
angka drop-out rate sebesar kurang dari 10%. Lebih besarnya penyimpangan di
atas angka yang telah ditetapkan menunjukkan tidak optimalnya perlindungan
dasar yang didapatkan sebagian besar anak. Banyaknya bayi yang tidak
menyelesaikan imunisasi dasar secara lengkap sesuai aturan akan menyebabkan
angka kesakitan dan kematian akibat PD3I (penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisi) tetap tinggi atau bahkan mengalami peningkatan. (Skor 3).
22
3. Ketersediaan sumber daya untuk menanggulangi masalah
- Pemberian imunisasi Polio baik di puskesmas maupun di posyandu sangat mudah
untuk dilakukan yaitu dengan meneteskan vaksin kedalam mulut bayi. Tindakan
ini dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun kader.(Skor 5)
- Imunisasi lain seperti kombo,maupun campak, dapat dilakukan oleh petugas
kesehatan di puskesmas atau posyandu dan tidak memerlukan keahlian khusus
seperti BCG karena metode pemberian imunisasinya yang relatif lebih mudah.
Disamping itu, efek samping pemberiannnya juga jarang terlihat sehingga
petugas imunisasi lebih berani melakukan imunisasi tersebut. (Skor 4) Namun
dalam hal ketersediaan petugas kesehatan yang sangat terbatas untuk menjangkau
semua posyandu, maka hal ini diberi skor 4.
- Kurangnya sumber daya seperti sarana promosi kesehatan berupa poster, pamflet
atau leaflet menyebabkan kurangnya motivasi masyarakat untuk melakukan
imunisasi ulangan sehingga mempengaruhi pula tingginya drop-out rate program
imunisasi dasar. Namun terdapat individual counseling mengenai jadwal
imunisasi dan waktu kunjungan berikutnya, yang dilakukan oleh petugas
imunisasi terhadap orang tua atau wali bayi yang mengantar. (Skor 4).
4. Keuntungan sosial yang diperoleh
- Pemberian imunisasi polio memberikan keuntungan sosial yang cukup tinggi
dikarenakan dapat mencegah penyakit polio, dapat menghindarkan anak
mengalami kelumpuhan permanen yang dapat mengganggu aktivitas dan fungsi
sosial sehari-hari, mengurangi kesempatan kerja di bidang-bidang tertentu, serta
menimbulkan rasa malu dan mengganggu psikis karena kecacatan yang dialami
penderitanya. Tingginya angka cakupan imunisasi polio juga turut mendukung
program eradikasi polio yang dicanangkan pemerintah agar rakyat Indonesia
benar-benar sudah terbebas dari penyakit polio. (Skor 4)
- Pemberian imunisasi Combo memberikan keuntungan sosial yang cukup tinggi
karena dapat mencegah empat penyakit yakni difteri , pertusis, tetanus, dan
hepatitis B. Dengan dilakukan pemberian vaksin ini, akan membuat bayi menjadi
lebih sehat,dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga karena menurunkan biaya
pengobatan yang akan dipkeluarkan jika terkena penyakit yang dapat dicegah
oleh imunisasi Combo. (Skor 3)
23
- Pemberian imunisasi campak memberikan keuntungan sosial yang cukup tinggi
karena dapat mencegah penyakit campak dan komplikasi penyakit tersebut.
Dengan dilakukan pemberian vaksin ini, akan membuat bayi menjadi lebih
sehat,dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga karena menurunkan biaya
pengobatan yang akan dikeluarkan jika terkena penyakit yang dapat dicegah oleh
imunisasi campak. (Skor 3)
- Rendahnya drop-out rate akan menunjukkan tingginya perlindungan terhadap
berbagai penyakit sehingga mengurangi morbiditas PD3I dan pada akhirnya akan
berdampak pada penurunan angka kematian bayi. Rendahnya angka drop out
juga menandakan bahwa tingkat kesadaran ibu untuk membawa anaknya kembali
diimunisasi sudah tinggi sehingga hal tersebut akan mencerminkan dan
menanamkan suatu pola hidup dan perilaku kesehatan yang baik di masyarakat
terutama perilaku pencegahan terhadap PD3I. (Skor 3)
Masalah yang diprioritaskan :
1. Cakupan imunisasi Polio 2 di yang tidak memenuhi target
2. Cakupan imunisasi Polio 3 di yang tidak memenuhi target
Keterangan Pohon Masalah : Cakupan imunisasi yang tidak memenuhi target
Masalah yang menyebabkan target tidak terpenuhi
Penyelesaian masalah
Pelayanan imunisasi tidak optimal
Cakupan Imunisasi Polio 2 dan 3 tidak memenuhi target
Promosi imunisasi kurang
Penyuluhan kelompok tidak rutin dilakukan
Penyuluhan perorangan tidak optimal
Suasana posyandu yang tidak tertib
Tidak ada jadwal penyuluhan yang tetap
Ibu dan anak tidak datang ke posyandu
Kader posyandu sering mengubah jadwal imunisasi
.
Jadwal posyandu tidak menetap (tidak sesuai rencana)
Petugas tidak memberikan vaksin pada bayi sakit
Pengetahuan petugas mengenai kontraindikasi yang tepat masih kurang
Pengaturan tempat posyandu yang tidak optimal
Menciptakan suasana posyandu yang tertib
Mengatur jadwal penyuluhan kelompok dan petugas cadangan
Bekerjasama dengan kader dan mahasiswa FKUAJ membuat poster dan leaflet
Pelatihan mengenai kontraindikasi yang benar
Membuat jadwal permanen posyandu dan bekerja sama dengan pihak lain dalam sosialisai perubahan jadwal
Petugas tidak berani mengambil resiko dengan memberi vaksin pada bayi yang sakit
Kegiatan imunisasi tidak rutin dilakukan
Terbatasnya alat peraga
Jumlah poster dan leaflet di posyandu yang kurang
Tidak terdapat petugas yang membuat alat promosi (poster)
Peran serta masyarakat yang kurang
Toma dan Toma belum terlibat
Sosialisasi diutamakan untuk kader
Melibatkan peran Toga dan Toma dalam setiap kegiatan
24
5.2 Pohon Masalah
Tidak terdapat penyuluhan tentang jadwal imunisasi bayi pada ibu hamil yang datang saat ANC
Petugas memiliki banyak pekerjaan dan kesulitan membagi waktu
.
25
5.3 Penyebab Masalah
Tabel 7. Penyebab Masalah
Masalah Penyebab masalah
Cakupan Imunisasi Polio 2
dan 3 yang tidak sesuai
target
Proses :
Penyuluhan dilakukan namun kurang
Optimal
Jadwal Pelayanan Posyandu yang tidak menentu
Penyuluhan tentang manfaat dan jadwal imunisasi
bayi pada ibu hamil masih kurang dilakukan
Pelatihan Kader tidak sesuai standar
Peran serta masyarakat yang kurang
Input :
Kontraindikasi terlalu luas
Jumlah poster dan pembagian leaflet sebagai
sarana promosi masih kurang
26
5.4 Penyelesaian Masalah
1. Menciptakan suasana posyandu yang tertib
Terkadang posyandu sangat ramai dan keinginan ibu yang membawa anaknya
untuk mendapatkan pelayanan secepat mungkin menyebabkan kondisi yang tidak tertib
sehingga membuat pelayanan tidak efektif.
Pelaksana (Who) Kader posyandu, tenaga medis, mahasiswa kedokteran UNIKA
Atma Jaya.
Waktu (When) Setiap ada posyandu (sebulan sekali)
Tempat (Where) Balai posyandu sesuai pos masing – masing
Materi (What) Kegiatan posyandu
Sasaran (Who) Ibu dan anak yang datang ke posyandu
Tujuan (Why) Meningkatkan promosi perorangan kepada ibu yang datang ke
posyandu supaya lebih efektif.
Cara ( How ) Mengatur jalur masuk dan keluar posyandu
Semua petugas bersikap tegas dalam pelayanan
Menghindari masuknya peserta posyandu secara
bergerombol.
Peserta posyandu diminta untuk antri dalam
mendapatkan pelayanan
Meletakkan 5 meja untuk penimbangan, pendaftaran,
pengisian KMS, penyuluhan dan pelayanan kesehatan
diletakkan tidak berhimpitan.
Sistem pencatatan kader posyandu yang sistematis dan
mudah dipahami, agar pada saat pelaksanaan posyandu
tidak saling tumpang tindih.
Penyuluhan kepada ibu yang anaknya akan diimunisasi,
dilakukan sebelum anak di imunisasi untuk mencegah ibu
yang kurang konsentrasi akibat anaknya menangis dan
27
ingin cepat pulang.
2. Membuat jadwal tetap kegiatan posyandu
Jadwal yang tidak Konsisten akan membuat warga bingung sehingga warga
tidak datang dalam pelayanan posyandu karena ketidakpastian, ketidaktahuan ataupun
karena berhalangan.
Pelaksana (Who) Bidan Puskesmas dengan kader dari masing-masing wilayah
Waktu (When) Setiap bulan, minimal 1x
Tempat (Where) Puskesmas atau tempat Posyandu dilakukan
Materi (What) Penetapan tanggal pelayanan posyandu akan dilakukan.
Sasaran (Who) Wanita hamil, ibu yang membawa anaknya untuk imunisasi /
ditimbang dan pasangan/ keluarga atau orangtua yang
memiliki bayi
Tujuan (Why) Meningkatkan cakupan imunisasi dasar
Cara ( How ) Mengadakan rapat antara Bidan Puskesmas dengan Kader
tiap wilayah
3. Memperbaiki efektivitas promosi imunisasi dengan sarana dan lintas sektoral yang
tersedia.
Penyuluhan perorangan sering kali tidak optimal saat pelayanan pemberian
imunisasi baik di posyandu maupun di puskesmas, karena ibu sering kali tidak
konsentrasi karena anaknya menangis setelah diimunisasi ataupun ingin cepat pulang,
hendaknya pemberian edukasi dan promosi terhadap ibu dilakukan sebelum anaknya
disuntik sehingga ibu lebih bisa fokus mendengarkan kader yang sedang menjelaskan.
Bekerja sama dengan sektor lain seperti Balai Pengobatan Swasta, mahasiswa
fakultas kedokteran, akademi kebidanan untuk mengadakan penyuluhan kelompok yang
rutin dan terjadwal, dimana sasarannya lebih luas seperti ibu hamil saat ANC dan
28
masyarakat lainnya di balai pengobatan, poli KIA, rumah bersalin, dan Posyandu.
Dengan demikian ibu-ibu yang datang bukan untuk imunisasi dapat dijangkau, sebagai
bekal untuk anaknya kelak.
Selain itu dengan membuat jadwal rutinitas penyuluhan secara tertulis dapat
meningkatkan efektivitas promosi dalam hal imunisasi.
Pelaksana (Who) Bidan Puskesmas dapat bekerjasama dengan mahasiswa
Fakultas Kedokteran, kader Posyandu
Waktu (When) Setiap bulan, minimal 1x
Tempat (Where) Puskesmas, tempat Posyandu dilakukan
Materi (What) Akibat yang ditimbulkan bila tidak diimunisasi, siapa saja yang
diimunisasi, kapan diimunisasi, imunisasi jenis apa saja, dimana
dapat dilakukan imunisasi
Sasaran (Who) wanita hamil, ibu yang membawa anaknya untuk imunisasi /
ditimbang dan pasangan/ keluarga atau orangtua yang membawa
bayinya berobat di balai pengobatan umum, para ibu yang datang
ke Posyandu
Tujuan (Why) Meningkatkan cakupan imunisasi dasar
Cara ( How ) Penyusunan jadwal penyuluhan yang tetap dan rutin.
Memberi pengetahuan kepada penyelenggara apabila
dianggap perlu oleh pihak yang lebih menguasai materi dan
membuat prosedur standar berisi materi yang sesuai.
4. Bekerja sama dengan pihak lain dalam mensosialisasikan jadwal kegiatan posyandu
Seringkali posyandu mengalami perubahan hari dari jadwal yang sudah
ditetapkan sebelumnya. Sosialisasi jadwal posyandu yang mengalami perubahan ini
hanya diumumkan dari mulut ke mulut, oleh karena itu lebih baik kader bekerja sama
dengan beberapa pihak diwilayah setempat seperti bekerja sama dengan tokoh agama
maupun tokoh masyarakat dalam pemberitahuan perubahan jadwal kegiatan posyandu,
sehingga cakupan akan lebih luas..
Pelaksana (Who) Kader posyandu bekerja sama dengan petugas kelurahan, RW,
29
dan pihak lain seperti tokoh agama.
Waktu (When) Minimal dua hari sebelumnya dari jadwal yang mengalami
perubahan dan dilakukan setiap hari
Tempat (Where) Masing – masing RW
Materi (What) Menginformasikan hari posyandu yang mengalami perubahan
dan pelayanan kesehatan yang akan dilakukan
Sasaran (Who) Semua ibu yang memiliki balita di tiap – tiap RW
Tujuan (Why) Meningkatkan jumlah peserta posyandu yang akan membawa
dampak peningkatan cakupan imunisasi
Cara ( How ) Kader posyandu memberikan pengumuman perubahan
jadwal dua hari sebelum jadwal posyandu yang baru setiap
hari dengan pengeras suara masjid.
Kader posyandu melakukan “door to door” pengumuman
jadwal posyandu yang mengalami perubahan.
5. Pemberian pengetahuan mengenai kontraindikasi yang tepat
Kurangnya pengetahuan petugas mengenai kontraindikasi imunisasi yang benar
dapat meningkatkan missed opportunity sehingga menurunkan cakupan. Dengan
kontraindikasi yang salah, imunisasi yang semestinya dapat diberikan menjadi tertunda
dan akibatnya cakupan imunisasi menjadi berkurang.
Hal ini dapat diatasi dengan mengadakan pelatihan dan pemberian update
pengetahuan kepada petugas imunisasi mengenai materi imunisasi dengan lebih jelas oleh pihak
yang menguasai materi dan dipercaya oleh petugas.
Pelaksana (Who) Petugas yang menguasai imunisasi dari Suku Dinas Kesehatan
Waktu (When) Setiap satu tahun sekali
Tempat (Where) Puskesmas kecamatan atau Sudin
Materi (What) Informasi mengenai cara penyuntikan, kontraindikasi, cara
penyimpan vaksin
Sasaran (Who) Petugas Imunisasi di Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1,
petugas yang turun untuk imunisasi di Posyandu
Tujuan (Why) Menurunkan angka missed oportunity sehingga meningkatkan
30
cakupan imunisasi
Cara ( How ) Menyiapkan materi mengenai imunisasi dan
kontraindikasinya
Petugas yang menguasai imunisasi dari Suku Dinas
Kesehatan memberikan pelatihan atau pengetahuan kepada
penanggung jawab imunisasi di Puskesmas Kelurahan
Kebon Bawang 1
Alat bantu dapat berupa buku panduan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi kinerja imunisasi dasar Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1
periode Agustus 2012 – Januari 2013 didapatkan kinerja Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1
dalam menjalankan program imunisasi sudah terlaksana secara keseluruhan. Namun masih
terdapat beberapa masalah yang belum mencapai target yaitu, hasil imunisasi polio 2, polio 3,
polio 4, combo 1, combo 2, combo 3, campak, dan drop out . Pada pembahasan ini masalah yang
diprioritaskan adalah cakupan imunisasi Polio 2 dan Polio 3 di Puskesmas Kelurahan Kebon
Bawang 1 yang belum mencapai target.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, ternyata akar permasalahan belum tercapainya target
tersebut disebabkan oleh promosi imunisasi yang kurang optimal, pengetahuan petugas yang
mengenai kontraindikasi yang tepat masih kurang, keaktifan kader yang masih kurang, serta
jadwal posyandu yang berubah-ubah.
6.2 Saran
Sebagai pemecahan masalah-masalah yang ada, dapat dilakukan penyelesaian yang mampu
laksana, berupa penetapan jadwal posyandu, penetapan jadwal penyuluhan kelompok tiap bulan
serta petugas yang membawakannya, kerja sama lintas sektoral medis maupun non medis dengan
mengadakan penyuluhan bersama, penyuluhan mengenai manfaat dan jadwal imunisasi bayi
pada ibu hamil, sosialisasi perubahan jadwal posyandu yang lebih efektif, dan memberikan
pelatihan mengenai kontraindikasi imunisasi yang tepat kepada petugas.
Diharapkan dengan saran-saran tersebut, kinerja Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1
dalam melaksanakan program imunisasi semakin meningkat dan dapat mencapai target UCI
2014.
31
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-
KIA). Jakarta: Departemen Kesehatan RI;2009.
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1611/MENKES/SK/IX/2005
tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 482/MENKES/SK/IV/2010
tentang Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional Universal Child Immunization 2010-
2014
4. Harjadi A. Kebijakan Program Imunisasi Propinsi DKI Jakarta: DInas Kesehatan Propinsi
DKI Jakarta;2000
5. Laporan Nasioal Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)2010.[terhubung berkala].
http://muslimpinang.files.wordpress.com/2010/04/dsbs-kepri.pdf. [5 Februari 2013]
6. Departemen Kesehatan. Program Imunisasi di Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan;
2003.
7. Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta. Kebijakan Program Imunisasi Propinsi DKI
Jakarta. Jakarta : Dinas Kesehatan propinsi DKI Jakarta 2000.
32
33
LAMPIRAN 1
DATA PENDUKUNG KELUARAN
Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1
Tabel 8. Hasil imunisasi bayi berusia 1 tahun di Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1 pada Periode Agustus 2012-Januari 2013
NO NAMA Tanggal Lahir
Usia Pemberian Imunisasi (Dalam Bulan)
BCGPOLIO COMBO
Campak1 2 3 4 1 2 3
1 Ahmad rizal 27/9/2011 2 2 3 4 5 3 4 5 122 Afla Kasya 1/9/2011 1 2 3 2 3 5 3 Dicra Natania 2/9/2011 1 5 5 4 Sacita Rabita Putri 22/9/2011 2 2 3 7 5 3 7 10 5 Fatan Ramadhan 9/8/2011 1 1 2 3 5 2 3 5 96 Wawra Rahmadhisa
Aruna 6/9/2011 1 1 2 3 6 2 3 4 97 Afida 19/9/2011 2 2 3 4 2 4 6 108 Zahira Rahmadilah 25/8/2011 1 2 3 4 6 2 4 6 109 Guntur Ahad Muharam 27/12/2011 1 0 1 3 5 2 3 5 910 Rizka 6/12/2011 1 2 11 Naila 28/11/2011 5 5 6 7 8 6 7 8 1012 Raja Ta Melano 14/12/2011 1 1 2 3 5 2 3 5 913 Ismatul Munawaroh 24/12/2011 3 3 4 4 14 Salman Hifarizy 17/11/2011 4 4 9 9 15 Zahfa Aliyah Putri 15/12/2011 1 1 3 4 5 3 4 5 16 Safa Putri Ayu 18/1/2012 1 1 2 3 5 2 3 5 1117 M. Kanza Haekd 25/12/2011 1 1 2 3 5 2 3 5 18 Hafiy Tsarif Rafiusyan 29/1/2012 2 2 3 4 5 3 4 5 1119 Edn Roqi Rasta Puri 28/12/11 2 2 3 4 5 3 4 5 920 Sifa Mustika Silviana 1/12/2011 1 1 2 4 2 4 21 Haliza Pramudias 8/1/2012 2 2 3 4 5 3 4 5 1022 Astrialya 27/11/2011 1 1 2 3 5 1 2 4 923 Mario Balqis Aulia
Borneo 24/1/2012 1 1 2 3 4 2 3 4 1024 Riska 6/12/2011 1 2 3 4 9 2 3 4 925 Jason Spencer Jushu 9/1/2012 5 5 6 7 8 6 7 9 926 Angga Ardiansyah
Pratama 30/12/11 2 2 4 6 2 3 5 6 927 M. Wildon 28/11/2011 1 1 2 4 5 2 3 5 1028 Naila 14/11/2011 1 1 2 4 5 2 3 5 10
34
29 M. Hafiz 10/12/2011 2 1 2 3 4 1 2 3 930 Zafalia Putri 18/12/2011 1 1 2 3 4 2 3 4 931 Raka Atallah 30/10/2011 2 3 5 10 11 3 4 5 1133 Okta Vahmy Mustaka 11/10/2011 2 2 4 5 7 4 6 8 1034 M Raafi 20/10/2011 1 1 2 4 5 2 4 6 35 Haikal fikri 17/10/2011 1 1
DROP OUT 0 0 3 6 9 2 6 6 10
PRESENTASE 0.0% 0.0% 8.1% 16.2% 24.3% 5.4% 16.2% 16.2% 27.0%
CAKUPAN 100.0% 100.0% 91.9% 83.8% 75.7% 94.6% 83.8% 83.8% 73.0%
Tabel 9. Cakupan imunisasi di Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1
Periode Agustus 2012-Januari 2013
No. ImunisasiHasil
ImunisasiCakupan Imunisasi
Usia Ideal Imunisasi
Jumlah Bayi yang
diimunisasi sesuai Usia
Ideal
Cakupan Imunisasi
sesuai Usia Ideal
1 BCG 35 100.00% 0-2 bulan 31 88.57%
2 Polio 1 34 100.00% 0-2 bulan 28 82.35%
3 Polio 2 30 91.9% 2-3 bulan 23 76.67%
4 Polio 3 27 83.8% 3-4 bulan 21 77.78%
5 Polio 4 20 75.7% 4-5 bulan 13 65.00%
6 Combo 1 31 94.6% 2-3 bulan 25 80.65%7 Combo 2 27 83.8% 3-4 bulan 22 81.48%8 Combo 3 27 83.8% 4-5 bulan 21 77.78%
9 Campak 23 73% 9-10 bulan 19 82.61%
Perhitungan:
1. Cakupan imunisasi BCG
35
Polio 1
Polio 2
Polio 3
Polio 4
Combo 1
Combo 2
Combo 3
Campak
2. Drop out (Combo 1 – Campak)
Drop Out Puskesmas : 33 - 25
36
33
= 24,24 %
LAMPIRAN 2
DATA PENDUKUNG PEMBAHASAN MASALAH
37
1. Wawancara dengan Penanggung Jawab Program Imunisasi Dasar di Puskesmas
Kelurahan Kebon Bawang 1
Narasumber : Bd. Ariestya F.D. (penanggung jawab program imunisasi di Puskesmas Kelurahan
Kebon Bawang 1).
Waktu : 5 Februari 2013
Penyelenggaraan posyandu dilakukan setiap 1 bulan sekali per RW yang dilakukan secara
bergiliran menurut jadwal. Tempat penyelenggaraan posyandu berbeda-beda, ada yang
menggunakan balai RW ada pula yang menggunakan teras atau halaman rumah kader posyandu.
Waktu penyelenggaraan posyandu: pukul 09.00 – 12.00 WIB. Yang mengikuti kegiatan posyandu
ini adalah kader posyandu serta pembina dari puskesmas kelurahan Kebon Bawang 1 yaitu Bidan
Ariestya. Pertemuan dengan kader dilakukan sekali sebulan untuk membahas kegiatan serta teknis
pelaksanaan posyandu dan follow up kegiatan posyandu. Kader Posyandu kelurahan Kebon Bawang
1 adalah ibu-ibu dengan usia antara 30-60 tahun dengan pekerjaan yang bervariasi yaitu guru TK
dan sekolah dasar, karyawan, ibu rumah tangga, dan penjual makanan.
Kegiatan posyandu yang dilakukan dalam pelayanan imunisasi adalah pemberian imunisasi
dasar dan pendataan bayi serta balita sesuai wilayah kerja posyandu. Semua vaksinasi dilakukan oleh
tenaga kesehatan, sedangkan kader hanya bertugas dalam pencatatan dan pelaporan.
38
2. Check list kegiatan imunisasi di Puskesmas
Tabel 10. Observasi dengan check list kegiatan imunisasi di Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1
PROSES
NO VARIABEL TOLAK UKUR HASIL M
1 Perencanaan a. Terdapat Perencanaan Kebutuhan Vaksin
- Menghitung Jumlah Sasaran Imunisasi
Σ Sasaran Imunisasi
= CBR x Σ Penduduk
= 2.5% x Σ Penduduk
- Menentukan Target Cakupan Imunisasi
- Menghitung Indeks Pemakaian (IP) Vaksin
IP Vaksin = Σ suntikan dicapai tahun lalu
Σ vaksin terpakai tahun lalu
- Menghitung Jumlah Kebutuhan Vaksin
Σ Vaksin =Σ Kontak
IP tahun lalu
Σ Kontak = Σ Sasaran x Target
a. Perencanaan kebutuhan vaksin ada
-
b. Terdapat Perencanaan Kebutuhan Peralatan Imunisasi
- Alat Suntik.Kebutuhan alat suntik
b. Perencanaan kebutuhan peralatan imunisasi ada
-
39
= Σ Sasaran x Target cakupan
c. Terdapat Perencanaan Kebutuhan Peralatan Cold Chain
- Berdasarkan kebutuhan dan daya tahan dari sarana penyimpanan dan pembawa vaksin.
c. Perencanaan kebutuhan peralatan cold chain ada
-
d. Terdapat Perencanaan Pelaksanaan Kegiatan Imunisasi di Puskesmas
- Terdapat Rencana Kerja Puskesmas :
Unit pelayanan yang melayani imunisasi Penyusunan Jadwal Pelayanan:
Posyandu : Setiap bulan
Puskesmas : Setiap minggu
Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan: Penyuluhan
- Perorangan Setiap kali pelayanan. Materi: Pengertian imunisasi Manfaat imunisasi Imunisasi yang harus diberikan Akibat imunisasi yang tidak diberikan / tidak lengkap
(Drop Out) Waktu pemberian imunisasi Efek samping yang mungkin terjadi dan cara
penanggulangannya.- Kelompok Setiap bulan
Isi penyuluhan sama dengan penyuluhan perorangan
Pembinaan peran serta masyarakat- Pembinaan dan pengembangan Posyandu dan kader.- Pembinaan Posyandu oleh Tenaga Kesehatan : setiap bulan
d. Perencanaan pelaksanaan kegiatan imunisasi ada
Puskesmas : 1 x seminggu ( Selasa)
Posyandu : setiap bulan, di setiap RW.
Ada
Ada
Ada
-
-
2 Pengorganisasian
a. Struktur organisasi
Ada dan tertulis Ada dan tertulis
+
40
b. Pembagian tugas
Jelas dan dilaksanakan dengan baik Ada
3 Pelaksanaan a. Ada penghitungan kebutuhan vaksin, peralatan imunisasi dan peralatan cold chain
Terdapat perencanaan dan perhitungan kebutuhan vaksin dan peralatan
-
b. Ada pemberian imunisasi dasar yang mencakup imunisasi BCG, DPT-HB combo1, DPT-HB combo 2, DPT-HB combo3, Polio 1, Polio 2, Polio 3, Polio 4, dan Campak
- di Puskesmas: setiap minggu (Selasa)
- di Posyandu : sebulan sekali
Ada, namun di posyandu sering terjadi kemunduran jadwal atau jadwal yang tidak pasti
+
c. Ada penyuluhan perorangan dan kelompok Ada, namun tidak rutin +
d. Ada pembinaan dan pengembangan Posyandu
dan kader setiap bulan
Ada, namun tidak rutin +
4 Pencatatan dan Pelaporan
a. Ada buku pencatatan hasil imunisasi harian Ada -
b. Ada formulir laporan bulanan imunisasi Ada -
c. Ada formulir hasil bulanan imunisasi swasta Ada -
d. Ada buku stock vaksin Ada -
5 Pengawasan oleh kepala puskesmas secara berkala Ada
MASUKAN
NO VARIABEL TOLAK UKUR HASIL M
41
1 Tenaga Sebagai pelaksana program imunisasi:
Dokter umum 1 orang Bidan 1 orang Tenaga kesehatan 1 orang
Bekerja selama 6 hari:
Senin – Kamis jam 07.30 – 16.00 WIB (8,5 jam/hari)
Jumat jam 07.30-16.30 (jam kerja 9 jam)
Sabtu: bergiliran tiap 2 minggu, jam 7.30-12.00 (jam kerja 4,5 jam)
1 orang
1 orang
1 orang
Ya
-
2 Dana APBN , APBD II
Berupa vaksin dan peralatan imunisasi
Ada dan mencukupi
-
3 Sarana
a. Medis
# Inventaris Peralatan cold chain berfungsi dengan baik, terdiri dari :
Lemari es 1 buahMini Freezer 1 buah
Vaccine carrier 3-5 buahCold box 1 buahTermometer untuk cold chain 1 buah
1 buah
1 buah
3 buah
1 buah
2 buah
-
#Yang habis dipakai a. Vaksin dan pelarutnya lengkap, baik dan mencukupi
(BCG, DPT-HB combo, POLIO, CAMPAK)
Ada dan mencukupi -
b. Peralatan suntik baik dan mencukupi
Disposable syringe: 5 cc, 3 cc, 1 cc
Ada dan mencukupi
5 cc, 3cc, 0,5 cc, 0,05 cc.
-
42
c. Dropper untuk vaksinasi polio ada, dan mencukupi. Ada dan mencukupi -
d. Paracetamol ada, baik, dan cukup Ada dan mencukupi -
e. Kapas dan air hangat matang. Ada dan mencukupi -
b. Non-medis
# Inventaris a. Alat penyuluhan ada dan baik.
b. Alat transportasi ada dan baik.
c. Alat administrasi ada dan baik.
Tidak ada
Ada, dalam keadaan baik
Ada, dalam keadaan baik
+
# Yang habis dipakai a. KMS dan buku KIA ada dan mencukupi
b. Poster ada dan mencukupi
Buku KIA ada dan mencukupi
Ada
-
+
4 Metode Terdapat buku pedoman mengenai:
a. Medis a. Metode Pengambilan Vaksin, yaitu :
1. Persiapkan alat pengangkut pembawa vaksin (Cold box, Vaccine carrier).
2. Cold pack disiapkan dalam jumlah cukup.3. Jumlah vaksin yang terdapat di dalam cold box/ vaccine carrier harus
sama dengan yang tertulis pada surat tanda terima.4. Termometer dimasukkan dalam cold box.
Selama perjalanan pulang ke puskesmas cold box/ vaccine carrier harus terlindung dari sinar matahari langsung
Ada dan sesuai -
b. Metode Penerimaan Vaksin, yaitu :
1. Lihat dan cata suhu pada waktu diterima
Ada dan sesuai -
43
2. Khusus dalam menerima vaksin bakterial, DPT, bila terdapat keraguan pernah beku lakukan shake test / uji kocok.
3. Hitung jumlah vial per antigen.4. Segera masukan ke tempat penyimpanan (mini freezer).5. Catat dalam buku stock vaksin:
Tanggal menerima vaksin, jenis, jumlah Vaksin, No. Batch dan tanggal kadaluarsa
c. Metode Penyimpanan Vaksin , yaitu:
- Vaksin harus disimpan pada suhu yang sesuai selama periode waktu penyimpanan yang telah ditentukan untuk masing-masing tingkat. Untuk tingkat Puskesmas dengan atau tanpa listrik sampai satu bulan dengan suhu 2-8°C.
- Semua vaksin harus dihindarkan dari sinar matahari langsung.- Vaksin DPT/HB combo tidak boleh membeku.- Kulkas penyimpanan harus diperiksa dan dicatat suhunya sehari 2 kali,
yaitu pagi sewaktu mengambil vaksin dan siang / sore sewaktu mengembalikan vaksin.
- Susunan vaksin dalam lemari es harus diatur.
ada dan sesuai. Tidak ada vaksin yang pernah beku. Tempat penyimpanan vaksin pun terhindar dari sinar matahari langsung.
-
d. Metode Pengeluaran Vaksin, yaitu :
- Setiap pengeluaran vaksin harus dilakukan pencatatan
Sesuai -
e. Metode Penyusunan Vaksin , yaitu :
Dalam Vaccine carrier1. Letakkan 1 cold pack untuk setiap dinding dalam vaccine carrier,2. Masukan vaksin , pelarut , termometer di tengah, 3. Bila sudah ada cold pack, taruh sebuah kantong plastik yang telah
diisi es di atas vaksin,4. Tutup rapat – rapat.
Ada dan sesuai -
44
f. Metode Pemberian Vaksin, yaitu :
A. BCG: diberikan 1 kali ; dosis : 0,05 cc ; Intra cutan di daerah insersio M. Deltoideus.
B. DPT-Hepatitis B Combo: diberikan 3 kali ; dosis : 0.5 cc ; Intra Muskular pada paha bagian luar ; interval minimal 4 minggu.
C. Polio: diberikan 4 kali ; dosis : 2 tetes per oral interval minimal 4 minggu.
D. Campak: diberikan 1 kali ; dosis : 0.5 cc ; Sub cutan pada lengan atas diberikan pada usia 9 bulan
Ada dan sesuai -
g. Metode pengujian kelayakan vaksin:
misalnya : Shake Test dan VVM.
Ada, dengan patokan VVM -
h. Metode petunjuk kontra indikasi imunisasi bagi petugas imunisasi, yaitu :
Keadaan-keadaan yang merupakan kontra indikasi imunisasi, yaitu :
Kekurangan gizi berat. Demam > 38°C. Riwayat kejang demam. ISPA dengan ronkhi. Diare dengan dehidrasi. Luka di kulit yang menyeluruh.
Ada dan sesuai -
b. Non Medis Terdapat buku pedoman mengenai:
a. Metode Pengumpulan Data Ada -
b. Metode Penyuluhan secara individual, dan kelompok Ada penyuluhan perorangan, namun tidak ada utk penyuluhan kelompok
+
c. Metode Pembinaan posyandu dan kader Ada -
d. Metode Pencatatan dan Pelaporan yaitu :
- Buku Pencatatan Hasil Imunisasi Harian
Ada -
45
- Formulir Laporan Bulanan Imunisasi
- Formulir Hasil Bulanan Imunisasi Swasta
- Buku Stock Vaksin
e. Pemasangan Poster
- Puskesmas : 1 buah
- Posyandu : 1 buah
- Kantor kelurahan : 1 buah
Berisi tentang manfaat, jadwal pemberian, dan efek samping dari imunisasi
Ada, namun jumlahnya kurang yaitu:
- Puskesmas: 1 buah- Posyandu : 1 buah- Kantor kelurahan tidak
ada
+
f. Pembagian Leaflet
Berisi tentang manfaat, jadwal pemberian, dan efek samping dari imunisasi. Diberikan untuk masing-masing keluarga di daerah tersebut pada saat dilaksanakan penyuluhan kelompok
Tidak ada +
UMPAN BALIK
NO VARIABEL TOLAK UKUR HASIL M
1 Rapat kerja membahas laporan kegiatan
Dilaksanakan 1x sebulan Ada, di Puskesmas kecamatan -
2 Rapat kerja membahas laporan dari masyarakat / instansi lain
Dilaksanakan sesuai keperluan Ada, di Puskesmas kecamatan -
LINGKUNGAN
NO VARIABEL TOLAK UKUR HASIL M
46
1 Lingkungan Fisik
a. Lokasi Mudah dicapai baik dengan berjalan kaki atau dengan kendaraan (roda dua maupun roda empat) serta jauh dari tempat yang berbau, ramai.
Sesuai -
b. Transportasi Mudah didapat, cepat dan murah Sesuai -
c. Fasilitas kesehatan lain
Ada dan terjalin kerjasama yang baik Sesuai -
2 Lingkungan Non Fisik
a. Pendidikan Menunjang pelaksanaan program Menunjang pelaksanaan program -
b. Sosial ekonomi Menunjang pelaksanaan program Menunjang pelaksanaan program -
c. Agama Menunjang pelaksanaan program Menunjang pelaksanaan program -
d. Adat istiadat Menunjang pelaksanaan program Menunjang pelaksanaan program -
3. Check list kinerja Puskesmas di lapangan/masyarakat
Tabel 11. Check list kinerja Puskesmas di lapangan/masyarakat
No Keterangan (berdasarkan Pedoman umum Revitalisai Posyandu, Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah ,2001)
Kondisi Lapangan M
1. PELATIHAN KADER
Menyusun rencana kegiatan imunisasi Cara menghitung sasaran Cara menyiapkan pelayanan, pencatatan dan pelaporan Cara penyuluhan
Pelatihan kader tidak rutin dilakukan, pelatihan diutamakan dalam hal pencatatan dan pelaporan, tidak ada pelatihan mengenai cara menghitung sasaran ataupun cara memberikan penyuluhan
+
47
2. PELAYANAN
a. Pelayanan pada hari buka Melakukan pelayanan imunisasi dasar lengkap Pemantauan terhadap tanda tanda lumpuh layu Penyuluhan imunisasi
b. Pelayanan kunjungan rumah Menyampaikan undangan agar berkunjung ke Posyandu Mengadakan pemutahiran data jumlah bayi dan balita Pemantauan status imunisasi dan tanda lumpuh layu
Bidan dari puskesmas selalu mengikuti kegiatan Posyandu dan melaksanakan pelayanan imunisasi dasar.
Tidak ada penyuluhan kelompok hanya penyuluhan perseorangan dari bidan
Terdapat pelayanan kunjungan rumah kepada bayi dan balita yang telat berkunjung
Undangan ke Posyandu disampaikan dari Puskesmas dan Kader.
Pemantauan jumlah bayi dan balita
+
3. MENINGKATKAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN MEMBANGUN KEMITRAAN
Pemberian penghargaan kepada kader yang kinerjanya baik Pemberian bantuan pembiayaan untuk penyelenggaraan Posyandu yang
bersumber dari dana masyarakat Kemitraan antara beberapa Posyandu yang diselenggarakan oleh
organisasi kemasyarakatan
Tidak ada
Tidak ada
Terdapat Ikakes ( Ikatan Kader Kesehatan )
+
4. PENGOPTIMALISASIAN KEGIATAN POSYANDU
Sarana dan prasarana yang lengkap seperti kartu KMS, spuit, vaksin Ada, dibawa dari Puskesmas
-
5. PENGORGANISASIAN
Terdapat pemimpin / penanggungjawab Posyandu Terdapat kader 4 – 5 orang Terdapat petugas administrasi
Ada Ada Ada
-
48