Download - PBL BLOK 9
Nyeri Perut yang Diakibatkan oleh Gangguan Fungsi Pankreas
Mira Nur Indah
102014133 / D 1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat Korespondensi: Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Abstrak
Pankreas adalah organ kelenjar yang terletak di belakang lambung pada perut dan
berfungsi melakukan endokrin serta eksokrin. Sekresi eksokrin (getah pankreas)
dilepaskan ke dalam duodenum dari usus kecil melalui saluran pankreas. Cairan
pankreas sangat penting untuk sistem pencernaan karena mengandung sejumlah
katalis biologis (enzim) yang melakukan pemecahan karbohidrat, lemak, protein
dan komponen lain dari chyme menjadi molekul sederhana yang mudah diserap.
Fungsi internal atau endokrin meliputi sekresi hormon penting, yaitu. somatostatin,
glukagon, insulin dan polipeptida pankreas yang melakukan sejumlah fungsi
penting dalam tubuh.
Kata kunci: Pankreas, Enzim, Sistem pencernaan
Abstract
Pancreas is a glandular organ located behind the stomach in the abdomen and
perform endocrine and exocrine function. Exocrine secretion (pancreatic juice) is
released into the duodenum of the small intestine through the pancreatic duct.
Pancreatic fluid is very important for the digestive system because it contains a
number of biological catalysts (enzyme) that perform the breakdown of
carbohydrates, fats, proteins and other components of chyme into simple molecules
that are easily absorbed. Internal or endocrine function include the secretion of
important hormones, namely. somatostatin, glucagon, insulin and pancreatic
polypeptide that performs a number of important functions in the body.
Key Words: Pancreas, Enzyme, Digestive System
1
Pendahuluan
Sistem pencernaan merupakan salah satu sistem yang paling penting dalam tubuh
kita. Dengan adanya sistem pencernaan, makanan yang masuk dalam tubuh kita
dapat diolah menjadi energi yang berguna bagi kita untuk melakukan kegiatan kita
sehari-hari. Selain itu, sistem pencernaan juga berguna sebagai penghasil nutrisi
bagi tubuh kita yang nantinya akan diberikan ke darah dan diedarkan ke seluruh
tubuh agar proses metabolisme dalam tubuh kita dapat bekerja dengan baik. Salah
satu jenis pencernaan yang dilakukan oleh sistem pencernaan kita adalah
pencernaan lemak. Pencernaan lemak ini sangat berguna sebab lemak merupakan
salah satu penghasil energi terbesar bagi tubuh kita setelah karbohidrat dan protein.
Organ-organ yang berperan dalam sistem pencernaan lemak ini adalah Pankreas,
Hati, Usus halus, dan Kandung empedu. Keempat organ tersebut bekerja secara
berkesinambungan dalam proses pencernaan lemak dalam tubuh manusia.1
Pembahasan
Struktur Makroskopis dan Mikroskopis
1. Pankreas
Pankreas adalah kelenjar panjang yang agak menyempit. Letaknya di belakang usus
duabelas jari dan mengandung sekumpulan sel yang disebut kepulauan Langerhans.
Kepulauan Langerhans ini menghasilkan hormon insulin dan glukagon yang
digunakan untuk mengatur jumlah gula dalam darah. Insulin akan mengubah
kelebihan glukosa darah menjadi glikogen untuk kemudian menyimpannya di dalam
hati dan otot. Suatu saat ketika tubuh membutuhkan tambahan energi, glikogen
yang tersimpan di dalam hati akan diubah oleh glukagon menjadi glukosa yang
dapat digunakan sebagai energi tambahan. Pankreas juga mengandung sel yang
menghasilkan getah pankreas.
Getah pankreas adalah getah pencernaan yang mempunyai peran penting dalam
mengolah tiga kelompok bahan makanan organik utama, yaitu karbohidrat, protein,
dan lemak. Getah pankreas ini terutama terdiri dari air, bikarbonat, dan enzim yang
dapat dibedakan atas enzim tripsin, enzim amilase, serta enzim lipase.1
2
Gambar 1: Pankreas
(Sumber: www. dokter-herbal.com .)
2. Hati
Hati adalah organ viseral terbesar dan terletak di bawah kerangka iga. Beratnya
1.500g dan pada kondisi hidup berwarna merah tua karena kaya akan persediaan
darah. Hati menerima darah teroksigenasi dari arteri hepatika dan darah yang tidak
teroksigenasi tetapi kaya akan nutrien dari vena porta hepatika. Hati terbagi menjadi
dua lobus yaitu lobus kiri dan lobus kanan.
Lobus kanan hati lebih besar dari lobus kirinya dan memiliki tiga bagian utam yaitu
lobus kanan atas, lobus kaudatus (atas), dan lobus kuadratus (bawah). Terdapat juga
ligamen falsiform yang memisahkan lobus kanan dari lobus kiri. Diantara kedua
lobus terdapat porta hepatis yang merupakan jalur masuk dan keluar pembuluh
darah, saraf dan duktus. Di dalam sel hati terdapat sel kuppfer yang berguna untuk
memfagosit benda asing. Pada hati terdapat seigitiga kiernan yang merupakan
sebuah jaringan interlobularis dimana didalamnya dapat ditemukan duktus biliaris,
arteriol cabang dari arteri hepatika dan venula cabang dari vena porta. Terkadang
didalam segitiga kiernan ini dapat ditemukan adanya pembuluh limfe kecil.1,2
Gambar 2. Anatomi
(Sumber: www.doctorology.net.)
3
3. Kandung Empedu
Kandung empedu berbentuk seperti kantong, organ berongga yang panjangnya
sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya,
melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Kandung empedu
terletak dalam suatu fosa yang menegaskan batas anatomi antara lobus hati kanan
dan kiri. Bagian ekstra hepatik dari kandung empedu ditutupi oleh peritonium.
Kandung empedu ini merupakan kantung yang berisi empedu hasil sekresi dari hati.
Kandung empedu dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh
untuk proses pencernaan.
Kandung empedu mempunyai fundus, korpus, infundibulum dan kolum. Fundus
bentuknya bulat, ujung buntu dari kandung empedu yang sedikit memanjang di atas
tepi hati. Korpus merupakan bagian terbesar dari kandung empedu. Kolum adalah
bagian yang sempit dari kandung empedu yang terletak antara korpus dan daerah
duktus sistika. Infundibulum, yang juga dikenal sebagai kantong Hartmann, adalah
bulbus divertikulum kecil yang terletak pada permukaan inferior dari kandung
kemih, yang secara klinis bermakna karena proksimitasnya terhadap duodenum dan
karena batu dapat terimpaksi ke dalamnya. Duktus sistikus menghubungkan
kandung empedu ke duktus koledokus. Katup spiral dari heister terletak di dalam
duktus sistikus. Mereka terlibat dalam keluar masuknya empedu dari kandung
empedu. Duktus hepatika menyatu untuk membentuk duktus hepatik komunis yang
kemudian menyatu dengan duktus sistikus dari kandung empedu dan keluar dari
hati sebagai duktus empedu komunis. Panjang kantung empedu adalah sekitar 7-10
cm dan berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan karena
warna cairan empedu yang dikandungnya. 2,3
Gambar 3. Kandung Empedu
(Sumber: www.medicatherapy.com. )
4
4. Usus Halus
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di
antara lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua
belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Pada
usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung
empedu.
a. Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak
setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus
dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbus
duodenum dan berakhir di ligamentum Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus
seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar
pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu
dari pankreas dan kantung empedu. Lambung melepaskan makanan ke dalam usus
dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus.
Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang
bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal
kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
b. Usus Kosong (jejunum)
Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua
belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang
seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus
kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus
(vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan
dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Sedikit sulit untuk
membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.
5
c. Usus Penyerapan (ileum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia, ileum ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah
duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara
7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-
garam empedu. Pada illeum terdapat plaque peyeri didalam lamina propianya yang
merupakan kelompok bangunan khusus. Pada ileum juga terdapat katup ileosekum
yang berfungsi menutup lipatan jaringan pada perbatasan ileum dan sekum jika
kimus pada pada sekum bergerak mundur menuju ileum2,3
Gambar 4. Usus Halus
(Sumber: www.medicatherapy.com. )
5. Usus Besar (Kolon)
Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi
utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari :
Kolon asendens (kanan)
Kolon transversum
Kolon desendens (kiri)
Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum).
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa
bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga
berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk
6
fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan
gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang
bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.2,3
Gambar 5. Usus Besar
(Sumber: www.wandylee.wordpress.com. )
6. Usus Buntu (caecum)
Usus buntu atau caecum (Bahasa Latin: caecus, "buta") dalam istilah anatomi
adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon
menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa
jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan
karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya
digantikan oleh umbai cacing.3
7. Rektum dan anus
Rektum (Bahasa Latin: regere, "meluruskan, mengatur") adalah sebuah ruangan
yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus.
Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum
ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon
desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka
timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum
karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang
menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi,
sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan
7
kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi
dan pengerasan feses akan terjadi. Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa
menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami
kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar
dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian
lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses
dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar - BAB), yang
merupakan fungsi utama anus.2,4
Gambar 6. Rektum dan Anus
(Sumber: www.wandylee.wordpress.com. )
Proses Pencernaan
1. Motilitas
Mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran
pencernaan. Seperti otot polos vaskuler, otot polos di dinding saluran pencernaan
terus menerus berkontraksi dengan kekuatan rendah yang dikenal sebagai tonus.
Tonus penting untuk mempertahankan agar tekanan pada isi saluran pencernaan
tetap serta untuk mencegah dinding saluran pencernaan melebar secara permanen
setelah peregangan.
Terhadap aktivitas tonik yang terus menerus tersebut, terjadi dua dasar motilitas
pencernaan : gerakan propulsif (mendorong) dan gerakan mencampur. Gerakan
propulsif mendorong atau memajukan isi saluran pencernaan ke depan dengan
8
kecepatan yang berbeda-beda, dengan laju propulsif bergantung pada fungsi yang
dilaksanakan oleh setiap region saluran pencernaan.
Gerakan mencampur memiliki fungsi ganda. Pertama, dengan mencampur makanan
dengan getah pencernaan, gerakan tersebut membantu pencernaan makanan. Kedua,
gerakan tersebut mempermudah penyerapan dengan memajankan semua bagian isi
usus ke permukaan penyerapan saluran pencernaan.
2. Sekresi
Sejumlah getah pencernaan disekresikan kedalam lumen pencernaan oleh kelenjar-
kelenjar eksokrin. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan
konstituen organic spesifik yang penting dalam proses pencernaan, seperti enzim,
garam empedu, atau mucus. Sekresi semua getah pencernaan membutuhkan energi,
baik untuk transportasi aktif sebagian bahan mentah ke dalam sel maupun untuk
sintesis produk sekretorik oleh retikulum endoplasma. Sekresi tersebut dikeluarkan
ke dalam lumen saluran pencernaan karena adanya rangsangan saraf atau hormone
yang sesuai. Dalam keadaan normal, sekresi pencernaan direabsorpsi dalam satu
bentuk atau bentuk lain untuk dikembalikan ke darah setelah produk sekresi tersebut
ikut serta dalam proses pencernaan.
3. Pencernaan
Mengacu pada proses penguraian makanan dari yang strukturnya kompleks diubah
menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang
diproduksi di dalam sistem pencernaan. Manusia mengkonsumsi tiga kategori
biokimiawi makanan kaya energy: karbohidrat, protein dan lemak. Molekul-
molekul besar tersebut tidak mampu menembus membran plasma utuh untuk
diserap dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe. Proses
pencernaan menguraikan molekul-molekul makanan besar ini menjadi molekul
nutrient yang lebih kecil yang dapat diserap.
4. Penyerapan
Pencernaan diselesaikan dan sebagian besar penyerapan terjadi di usus halus.
Melalui proses penyerapan, satuan-satuan kecil yang dapat diserap yang dihasilkan
dari proses pencernaan tersebut, bersama dengan air, elektrolit dan vitamin,
dipindahkan dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe.5,6
Enzim Pencernaan
9
Pencernaan makanan secara kimiawi terjadi dengan bantuan zat kimia tertentu.
Enzim pencernaan merupakan zat kimia yang berfungsi memecahkan molekul
bahan makanan yang kompleks dan besar menjadi molekul yang lebih sederhana
dan kecil. Molekul yang sederhana ini memungkinkan darah dan cairan getah
bening (limfe) mengangkut ke seluruh sel yang membutuhkan.Secara umum enzim
memiliki sifat : bekerja pada substrat tertentu, memerlukan suhu tertentu dan
keasaman (pH) tertentu pula. Suatu enzim tidak dapat bekerja pada substrat lain.
Molekul enzim juga akan rusak oleh suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.
Demikian pula enzim yang bekerja pada keadaan asam tidak akan bekerja pada
suasana basa dan sebaliknya. Macam-macam enzim pencernaan yaitu :7
a. Enzim ptyalin
Enzim ptialin terdapat di dalam air ludah, dihasilkan oleh kelenjar ludah. Fungsi
enzim ptialin untuk mengubah amilum (zat tepung) menjadi glukosa.
b. Enzim amilase
Enzim amilase dihasilkan oleh kelenjar ludah (parotis) di mulut dan kelenjar
pankreas.
Kerja enzim amilase yaitu :
Amilum sering dikenal dengan sebutan zat tepung atau pati. Amilum merupakan
karbohidrat atau sakarida yang memiliki molekul kompleks. Enzim amilase
memecah molekul amilum ini menjadi sakarida dengan molekul yang lebih
sederhana yaitu maltosa.
c. Enzim maltase
Enzim maltase terdapat di usus dua belas jari, berfungsi memecah molekul maltosa
menjadi molekul glukosa. Glukosa merupakan sakarida sederhana (monosakarida).
Molekul glukosa berukuran kecil dan lebih ringan dari pada maltosa, sehingga darah
dapat mengangkut glukosa untuk dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan.
d. Enzim pepsin
10
Enzim pepsin dihasilkan oleh kelenjar di lambung berupa pepsinogen. Selanjutnya
pepsinogen bereaksi dengan asam lambung menjadi pepsin. Cara kerja enzim
pepsin yaitu :
Enzim pepsin memecah molekul protein yang kompleks menjadi molekul yang
lebih sederhana yaitu pepton. Molekul pepton perlu dipecah lagi agar dapat
diangkut oleh darah.
e. Enzim tripsin
Enzim tripsin dihasilkan oleh kelenjar pancreas dan dialirkan ke dalam usus dua
belas jari (duodenum). Cara kerja enzim tripsin yaitu :
Asam amino memiliki molekul yang lebih sederhana jika dibanding molekul
pepton. Molekul asam amino inilah yang diangkut darah dan dibawa ke seluruh sel
yang membutuhkan. Selanjutnya sel akan merakit kembali asam amino-asam amino
membentuk protein untuk berbagai kebutuhan sel.
f. Enzim renin
Enzim renin dihasilkan oleh kelenjar di dinding lambung. Fungsi enzim renin untuk
mengendapkan kasein dari air susu. Kasein merupakan protein susu, sering disebut
keju. Setelah kasein diendapkan dari air susu maka zat dalam air susu dapat dicerna.
g. Asam khlorida (HCl)
Asam khlorida (HCl) sering dikenal dengan sebutan asam lambung, dihasilkan oleh
kelenjar didalam dinding lambung. Asam khlorida berfungsi untuk membunuh
mikroorganisme tertentu yang masuk bersama-sama makanan. Produksi asam
khlorida yang tidak stabil dan cenderung berlebih, dapat menyebabkan radang
lambung yang sering disebut penyakit ”maag”.
h. Cairan empedu
11
Cairan empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam kantong empedu. Empedu
mengandung zat warna bilirubin dan biliverdin yang menyebabkan kotoran sisa
pencernaan berwarna kekuningan. Empedu berasal dari rombakan sel darah merah
(erithrosit) yang tua atau telah rusak dan tidak digunakan untuk membentuk sel
darah merah yang baru. Fungsi empedu yaitu memecah molekul lemak menjadi
butiran-butiran yang lebih halus sehingga membentuk suatu emulsi. Lemak yang
sudah berwujud emulsi ini selanjutnya akan dicerna menjadi molekul-molekul yang
lebih sederhana lagi.7
i. Enzim lipase
Enzim lipase dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan kemudian dialirkan ke dalam
usus dua belas jari (duodenum). Enzim lipase juga dihasilkan oleh lambung, tetapi
jumlahnya sangat sedikit. Cara kerja enzim lipase yaitu :
Lipid (seperti lemak dan minyak) merupakan senyawa dengan molekul kompleks
yang berukuran besar. Molekul lipid tidak dapat diangkut oleh cairan getah bening,
sehingga perlu dipecah lebih dahulu menjadi molekul yang lebih kecil. Enzim lipase
memecah molekul lipid menjadi asam lemak dan gliserol yang memiliki molekul
lebih sederhana dan lebih kecil. Asam lemak dan gliserol tidak larut dalam air,
maka pengangkutannya dilakukan oleh cairan getah bening (limfe). 7
Mekanisme Nyeri
Nyeri pada daerah abdomen dapat disebabkan oleh banyak faktor. Nyeri dapat
berasal dari organ dalam abdomen termasuk peritonium viseral (nyeri viseral) atau
peritoneum parietal atau dari otot, lapisan dari dinding perut (nyeri somatik). Nyeri
yang timbul bisa disebabkan bermacam-macam faktor seperti apendiksitis, gastritis
dan masih banyak lagi berupa adanya penekanan, peradangan, pendarahan, atau
penyumbatan pada organ maupun bagian abdomen yang bersangkutan.8
Kesimpulan
12
Gangguan pankreas disebabkan sebagian besar karena peradangan atau pembesaran
pankreas. Penyebab lain dari gangguan ini termasuk terlalu sering menggunakan
alkohol dan obat-obatan, merokok, batu empedu, dan luka pada pankreas.
Peradangan pada pankreas dapat menimbulkan rasa nyeri dibagian perut (abdomen).
Daftar Pustaka
1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2005.h.189-192.
2. Watson R. Anatomi dan fisiologi. 10th ed. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2005.h.68-71.
3. Bevelander A, Ramaley JA. Dasar-dasar histologi. Edisi ke-8. Jakarta :
Penerbit Erlangga. 2006.h.45-55.
4. Sherwood L. Fisiologi manusia. 2nd Ed. Jakarta: Penerbit buku kedokteran
ECG; 2001.h.545-55
5. Guyton, Hall JE. Buku saku: fisiologi kedokteran. 11th Ed. Jakarta: Penerbit
buku kedokeran EGC; 2010.h.87-9.
6. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran EGC; 2002.h.55-7.
7. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi ke-27. Jakarta
: EGC. 2009.h.102-4.
8. Doldiyono, Syam AF. Nyeri abdomen akut. Dalam: Buku ajar ilmu penyakit
dalam. Edisi ke-4. Jakarta: Pusat penerbitan departemen ilmu penyakit dalam
fakultas kedokteran universitas indonesia: 2006.h.303-4.
13