Download - paragraf barus
Pengertian Paragraf
Paragraf merupakan kumpulan sebuah kalimat yang disusun secara runtut dan terperinci sehingga terbentuklah sebuah susunan yang dikenal dengan satu istilah yaitu paragraf. Pengertian yang berkaitan dengan paragraf sangat banyak, dijelaskan dalam kamus besar bahasa Indonesia tentang pengertian paragraf yaitu bagian bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru
Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum dan bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf tunggal. Dalam fiksi prosa, contohnya; tapi hal ini umum bila paragraf prosa terjadi di tengah atau di akhir. Sebuah paragraf dapat sependek satu kata atau berhalaman-halaman, dan dapat terdiri dari satu atau banyak kalimat. Ketika dialog dikutip dalam fiksi, paragraf baru digunakan setiap kali orang yang dikutip berganti
Apabila dipaparkan secara sistematis maka suatu karangan secara umum merupakan kumpulan dari bab per bab, dalam tiap bab tersebut terdapat beberapa paragraf yang disusun secara sistematis dan konsisten, pada paragraf terdapat kumpulan kalimat-kalimat sebagai pengembangan dari pemaparan satu buah paragraf, dan dalam kalimat tersebut terdapat kumpulan kata-kata yang membangun unsur sebuah kalimat yang efektif dan memenuhi kriteria dalam sebuah kalimat pada tulisan ilmiah. Paragraf juga dapat dikatakan karangan yang paling pendek (singkat). Dengan adanya paragraf kita dapat membedakan di mana suatu ide mulai dan berakhir.
Secara umum definisi paragraf dapat dijabarkan bahwa paragraf merupakan sekumpulan kalimat yang saling terkait satu kalimat dengan lainnya, paragraf merupakan bagian dari suatu bab yang tersusun secara runtut dan terpadu, pada umumnya sebuah paragraf ditandai dengan penulisan pada baris baru dengan penulisan awal hurufnya mengarah ke dalam, dalam sebuah paragraf terdapat kalimat pembuka, kalimat inti, dan kalimat penutup. Adapun dalam sebuah penyusunan paragraf tidak dibenarkan membicarakan/membahas materi yang berseberangan dengan fikus materi yang dibicarakan dalam satu paragraf karena sebuah paragraf merupakan satu kesatuan utuh sebuah pemaparan permasalahan atau materi yang utuh dan terpadu.
Kriteria Paragraf yang Baik
Untuk membuat sebuah paragraf yang baik dan benar menurut ketentuan dan kaidah-kaidah yang berlaku perlu diketahui tiga komponen yang disyaratkan sebagai sebuah paragraf yang baik dan benar. Syarat pembentukan paragraf dimaksud menurut Sabarti Akhadiah, et. al. terdapat tiga unsur yaitu kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan.[6]
a. Kesatuan (Kohesi)
Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi paragraf ialah mengembangkan topik tersebut. Oleh sebab itu, dalam pengembangannya tidak boleh terdapat unsur- unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik. Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam paragraf itu tidak terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topiknya. Semua kalimat terfokus pada topik dan mencegah masuknya hal-hal yang tidak relevan[7]
b. Kepaduan (Koherensi)
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf ialah koherensi atau kepaduan. Urutan pikiran yang teratur, akan memperlihatkan kepaduan. Jadi, kepaduan/koherensi dititikberatkan pada hubungan antar kalimat dengan kalimat.[8] Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antar kalimat.[9] Urutan yang logis tersebut akan terlihat pada pola susunan antar kalimat yang terdapat pada paragraf tersebut.
Kepaduan dalam sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikantiga hal, antara lain; pertama, unsur kebahasaan yang digambarkan antara lain dengan; (1) repetisi atau pengulangan kata kunci, kata ganti, (2) kata transisi atau ungkapan penghubung, (3) paralelisme, (4) pemerincian dan urutan isi paragraf. Kedua, perincian dapat diurutkan secara kronologis (menurut urutan waktu), secara logis (sebab–akibat , akibat-sebab, khusus-umum, umum-khusus), menurut urutan ruang (spasial), menurut proses, dan dapat juga dari sudut pandangan yang satu ke sudut pandangan yang lain
c. Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya suatu paragraf dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan.
Kesimpulan
Paragraf merupakan suatu bagian dari sebuah bab yang berisi kalimat-kalimat di mana antar kalimat tersebut memiliki satu unsur keteraturan, kesesuaian, dan kesamaan konsep, materi, dan permasalahan yang dibahas dalam paragraf tersebut. Tidak jarang pada sebuah penulisan suatu karya ilmiah dalam paragraf masih terdapat ketidaksesuaian antara kalimat satu dengan kalimat lainnya yang pada akhirnya hanya untuk menambah atau mencukupi materi secara kuantitatif (bukan dari kualitas isi karya ilmiah tersebut) sehingga pembahasan materi yang dipaparkan menjadi melebar bahkan tidak sinkron dengan materi pokok yang seharusnya menjadi pokok pemaparan.
Penggunaan paragraf setidaknya dapat mempermudah seorang penulis dalam membuat suatu karya ilmiah baik dalam bentuk sederhana maupun kompleks agar pembahasan suatu pokok permasalahan tidak keluar dari topik yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan adanya paragraf, penulis akan lebih mudah mengkategorikan pokok materi yang akan menjadi pokok pembicaraan pada pemaparan yang dituangkan dalam bentuk paragraf tersebut.
Dalam sebuah paragraf setidaknya terdapat konsistensi pembahasan masalah (topik pembicaraan), dan keterkaitan antar paragraf secara terpadu dan efisien sehingga menghindari adanya materi yang inkonsistensi yang pada akhirnya akan membingungkan pembaca dalam memahami maksud tulisan dalam karya ilmiah tersebut.
Penyusunan dan penulisan suatu karya ilmiah dengan memperhatikan pola pengembangan paragraf akan lebih mudah jika hal ini diperhatikan dan terus dilakukan dalam hal apapun, dengan kata lain sesering mungkin seseorang menyusun dan menulis (tentunya dengan memperhatikan kaidah-kaidah yang berlaku sehubungan dengan paragraf tersebut) suatu karya ilmiah maka akan lebih mudah seseorang tersebut mengerti dan memahami teknik-teknik dan pola penulisan yang baik dan benar sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya.
Daftar Pustaka
Sabarti Akhadiah, dkk. 1993.Materi Pokok BahasaIndonesia. Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud. hal. 171.
Sabarti Akhadiah, dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis. Jakarta: Erlangga. hal. 143
Tim Penyusun. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga. Jakarta
Wikipedia. Paragraf (online) http://id.wikipedia.org/wiki/Paragraf diakses 28 Nopember 2013 jam 22:04
Zainuddin, 1992. Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia .Jakarta: Rhineka Cipta.
[1] Mahasiswa S1 Sistem Informasi, semester 3. STMIK AUB Surakarta. Christian Nathanael (2127100549), Dwi Muchson (2127100532), Hari Harjanto (2127100582), Hafidz Abidul M. (2127100559), Murwanto (2127100572), Slamet Pujiyono (2127100531)
[2]Sabarti Akhadiah, dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis. Jakarta: Erlangga. hal. 143.
[3] Wikipedia. Paragraf (online) http://id.wikipedia.org/wiki/Paragraf diakses 28 Nopember 2013 jam 22:04
[4] Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia – edisi ketiga(Jakarta: 2007), h. 828.
[5] Sabarti Arkadiah, dkk.1988. Op cit, hal.144
[6] Sabarti Arkadiah, dkk.1988. Op cit, hal.144
[7] Sabarti Arkadiah, dkk.1988. Op cit, hal.148
[8] Sabarti Akhadiah, dkk. 1993.Materi Pokok BahasaIndonesia. Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud. hal. 171.
[9] Zainuddin, 1992. Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia .Jakarta: Rhineka Cipta. hal. 46
B. Syarat Paragraf yang Baik
Tidak semua kumpulan kalimat dapat dikatakan sebagai sebuah paragraf, dan tidak
semua paragraf dapat dikatakan sebagai paragraf yang baik. Kumpulan kalimat yang saling
berhubungan dan memenuhi persyaratan tertentu sajalah yang dapat dikatakan sebuah
paragraf. Paragraf yang baik hendaklah memenuhi persyaratan: kesatuan, kepaduan,
kelengkapan, dan urutan.
Paragraf hendaknya hanya memuat satu kalimat topik dan setiap paragraf hendaknya
memiliki unsur kelengkapan, yaitu memiliki beberapa kalimat penjelas yang bisa berupa
fakta-fakta atau contoh-contoh. Selain itu, kalimat-kalimat yang membangun paragraf
tersebut hendaknya benar-benar saling berhubungan. Secara lengkap, syarat paragraf yang
baik adalah sebagai berikut.
1. Kesatuan (Unity)
Anda tentunya pernah mengalami kesulitan tentang cara mengakhiri atau berganti
paragraf ketika mendapat tugas mengarang dari guru Anda. Kesulitan itu terjadi karena Anda
kurang memahami bahwa tulisan Anda telah berganti kalimat topik. Perubahan topik itu
merupakan tanda pergantian paragraf.
Paragraf yang mengandung banyak kalimat topik dapat mengaburkan maksud sehingga
dapat membingungkan para pembaca. Apabila ada sebuah paragraf yang memiliki dua
kalimat topik, paragraf tersebut dapat dikatakan tidak memiliki unsur kesatuan. Paragraf
harus memperlihatkan suatu maksud dengan jelas, yang biasanya didukung oleh sebuah
kalimat topik atau kalimat utama, seperti tampak pada contoh paragraf di bawah ini!
Di masa kecil, Bung Hatta berkembang seperti anak-anak biasa, tetapi ia kurang memiliki
sahabat bermain. Hal itu disebabkan tetangga-tetangga Bung Hatta tidak mempunyai anak
seusianya dan di keluarganya sendiri Hatta merupakan satu-satunya anak lelaki. Kadang-
kadang Bung Hatta bermain sendiri dengan cara membuat miniatur lapangan bola, sedangkan
pemain-pemainnya dibuat dari gabus yang dibebani dengan timah. Bola dibuatnya dari manik
bundar. Hatta memainkan sendiri permainan sepak bola itu dengan asyiknya.
Bung Hatta termasuk orang hemat. Setiap kali diberi uang belanja orang tuanya, yang
pada waktu itu sebenggol, ia selalu menabungnya. Caranya, uang logam itu disusunnya
sepuluh-sepuluh dan disimpan di atas mejanya. Jadi, setiap orang yang mengambil atau
mengusiknya, Hatta selalu tahu. Namun, kalau orang meminta dengan baik dan Hatta
menganggap perlu diberi, tak segan-segan ia akan memberikan apa yang dimilikinya.
2. Kepaduan (coherence)
Paragraf yang baik harus memperlihatkan hubungan antarkalimat yang erat. Paragraf
yang dibangun dari kalimat-kalimat yang loncat-loncat berarti paragraf tersebut tidak koheren
atau tidak padu. Apabila tidak ada kepaduan (koherensi), loncatan-loncatan pikiran, urutan
waktu dan fakta yang tidak teratur akan terjadi sehingga menyimpang dari kalimat topik.
Selanjutnya, bagaimana cara menciptakan kepaduan antarkalimat dalam sebuah paragraf?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, masih ingatkan Anda ketika Anda masih kecil
menyanyikan lagu Bangun Tidur? Secara lengkap, apabila ditulis dalam sebuah paragraf akan
berbunyi sebagai berikut.
Bangun tidur kuterus mandi (1). Tidak lupa menggosok gigi (2). Habis mandi kutolong
ibu (3). Membersihkan tempat tidurku (4).
Paragraf di atas dibangun atas empat kalimat. Kalimat pertama sampai keempat saling
berhubungan karena adanya urut-urutan waktu dan tempat. Waktu menggosok gigi dilakukan
sebelum mandi, dan setelah mandi membantu ibu di kamar tidur untuk membersihkan tempat
tidur.
Uraian di atas merupakan salah satu cara agar kalimat yang disusun dalam sebuah
paragraf padu. Cara yang dapat Anda lakukan agar kalimat-kalimat dalam paragraf yang
Anda susun padu adalah dengan (1) mengulang kata atau kelompok kata yang sebelumnya
sudah disebutkan dengan kata atau kelompok kata yang sama atau dengan sinonimnya, dan
(2) menggunakan kata penunjuk itu, ini, tersebut, atau dengan kata di atas, dan (3)
membangun urut-urutan ide. Perhatikan contoh berikut!
Saya merasa stres ketika mendapat tugas mengarang. Saya bingung untuk memulainya.
Selain itu, saya sering berhenti ketika mengarang karena kehabisan ide. Kehabisan ide
tersebut terjadi karena saya kurang memiliki wawasan yang cukup tentang apa yang saya
tulis.
3. Kelengkapan (completeness)
Paragraf dikatakan lengkap apabila dibangun atas beberapa kalimat penjelas yang cukup
untuk menunjang kejelasan kalimat topik. Paragraf dikatakan tidak lengkap apabila hanya
dikembangkan dan diperluas dengan pengulangan-pengulangan, atau kurang memiliki
kalimat penjelas yang memadai. Dengan demikian, paragraf yang mengandung unsur
kelengkapan selalu dibangun atas beberapa kalimat, bukan satu atau dua kalimat. Paragraf
yang hanya memiliki satu atau dua kalimat dapat membuat pembaca merasa kesulitan
memahami makna detil dalam paragraf.
4. Urutan (orderly)
Urutan ini berhubungan dengan kalimat-kalimat yang membangun paragraf hendaknya
memiliki urut-urutan ide secara logis. Syarat ini mirip dengan kepaduan. Hanya saja, untuk
urutan, kalimat yang membangun paragraf hendaknya memiliki keruntunan.