TUGAS AKHIR SEMESTER
FONETIK DAN FONOLOGI
PROSES FONOLOGIS PADA BAHASA JAWA KUNO
Dosen Pengampu : Dr. Agus Subiyanto, M. Hum.
Oleh
Aveny Septi Astriani
13020213410033
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGUISTIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
PROSES FONOLOGIS PADA BAHASA JAWA KUNO
Aveny Septi Astriani
Abstract
This paper discusses the phonological processes contained in the data that
there is only pe-an affixation, especially prefix [pe-] as a place marker. The writer
would like to find out what phonological processes contained in BJK. This study
used a qualitative - descriptive approach, it was by describing the analysis results
of BJK phonological processes. The techniques which the writer used were
recording and taping ones. The research results show that there are three processes
in phonological processes contained in BJK on affixation [pa-an], particularly the
prefix [-pa], which is the process of adding a consonant, a consonant vowel
assimilation, and a deletion. The process of adding a nasal consonant [ŋ] occurs
when the vocal sounds of the prefix [pa-] is followed by a morpheme which
begins with the sound of [a, i, u, ə]. In the process of assimilation, [pa] will be
[pam] if the consonant [p, b] and [w] appears before the prefix [- pa]. While [pa]
will be [pan] if the sound [t] appears before the prefix [-pa]. The deletion happens
to the sound [a] in the prefix [-pa] which is deleted after popping sound [o] of the
morpheme which follows.
Keywords: ancient Javanese, phonological processes
PENDAHULUAN
Bahasa yang awalnya menggunakan tulisan kawi ini, kini diubah menjadi
tulisan bahasa jawa biasa, yang disebut Bahasa Jawa Kuno (selanjutnya disingkat
BJK). Hal ini karena tidak banyak orang yang bisa membaca dengan huruf kawi.
Oleh karena itu, BJK mempunyai ejaan cara membacanya pada tulisan bahasa
jawa, yaitu dengan suara panjang [ā], [ī], [ū], [ö], dan pada konsonan kh, gh, ch,
jh, th,dh,ph, dan bh. Bahasa yang menjadi acuan bahasa jawa ini dipakai oleh
masyarakat Jawa sejak abad 1-15 Masehi. BJK banyak mendapatkan pengaruh
tambahan kosakata Sansekerta yang bisa mencapai 45% dari kesulurah kosakata
BJK yang ada (Wedhawati). Selain itu, pada BJK terdapat aturan yang unik, yaitu
adanya hukum sandi (gabungan dua bunyi),misalnya bunyi [a] jika diikuti bunyi
[i] akan menjadi [e] dan masih banyak lagi keunikan lainnya.
Tulisan ini membahas proses fonologis yang terdapat dalam BJK pada
data yang hanya terdapat afiksasi pe-an, khususnya prefiks /pa-/ sebagai pemarkah
tempat. Penulis ingin mengetahui proses fonologis apa saja yang terdapat dalam
BJK dan aturan lain apa yang akan penulis temukan ketika meneliti BJK.
FONOLOGI GENERATIF TRANSFORMASIONAL
Tata Bahasa Generatif Transformasional (TGT) dikenalkan oleh
Chomsky dalam bukunya Syntatic Structure. Bagi Chomsky, kajian linguistik
berkaitan dengan aktivitas mental yang berkaitan dengan probabilitas dan bukan
berangapan dengan data kajian yang tertutup dan selesai hingga dapat dianalisis
dan dideskripsikan secara pasti.
Muridnya, Morris Halle yang pertama kali menerapkan prinsip generatif
dalam bidang fonologi. (Chomsky dan Halle dalam Luqman, 2010)
mengungkapkan pengertian fonologi sebagai berikut. ".... .an interpretativ
device projects surface representation to photnetic forms". Fonologi adalah
"piranti penafsir" yang menjembatani struktur luar (surface structure) dengan
bentuk fonetisnya. Schane (1992) mengelompokkan proses fonologi ke dalam
empat kelompok besar, yaitu.
a) Asimilasi
Proses asimilasi menurut (Schane, 1992:51) yaitu jika sebuah segmen
mendapat ciri-ciri dari segmen yang berdekatan. Konsonan mungkin
mengambil ciri-ciri dari vokal ataupun dari konsonan lainnya. Begitu pula
yang terjadi pada vokal. Vokal mungkin saja mengambil ciri-ciri dari vokal
lainnya ataupun dari konsonan .
b) Proses Struktur Silabel
Proses struktur silabel mempengaruhi distribusi relatif antara konsonan dan
vokal dalam kata. Proses yang terjadi dalam struktur silabel adalah konsonan
dan vokal dapat dilesapkan atau disisipkan (pelesapan dan penyisipan), dua
segmen dapat berpadu menjadi satu segmen (koalisi), sebuah segmen dapat
mengubah ciri-ciri kelas utama, serta dua segmen dapat saling bertukar tempat
(metatesis).
c) Pelemahan dan Penguatan
Pada pelemahan dan penguatan, proses fonologis yang terjadi adalah sinkope
(vokal yang berdekatan dengan vokal bertekanan akan dilesapkan), apokop
(pemenggalan vokal tak bertekanan di posisi akhir), kontraksi vokal (misalnya
pelemahan vokal tak bertekanan menjadi bunyi pepet), diftongisasi, dan
perubahan vokal
d) Netralisasi
Netralisasi merupakan suatu proses fonologis yang menghilangkan perbedaan
fonologis dalam lingkungan tertentu sehingga syegmen-segmen yang berbeda
(kontras) dalam suatu lingkungan akan mempunai representasi yang sama
dalam lingkungan netralisasi.
DATA DAN METODE PENGUMPULAN/ ANALISIS DATA
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif, yaitu dengan
mendeskripsikan hasil analisis dari proses fonologis BJK. Teknik yang penulis
gunakan adalah teknik pencatatan dan perekaman. Pada teknik pencatatan, penulis
menggunakan kamus Bahasa jawa Kuno cetakan ketiga tahun 2000 yang ditulis
oleh P.J. Zoetmulder bekerjasama dengan S.O. Robson. Penulis meneliti satu
persatu kata yang mengalami penambahan afiks pa-an dari A-Z dan mencatatnya
untuk kemudian dianalisis.
Teknik selanjutnya yaitu teknik perekaman, pada teknik ini penulis merekam
narasumber yang bernama Pak Raden Tumenggung Projo Sumarsono. Beliau
adalah seorang mantan abdi dalem Kraton Jogjakarta. Pak Projo membacakan
tulisan yang telah dibuat dan merekam suara Pak untuk mendapatkan cara
membaca tulisan BJK. Selain itu, penulis juga menggunakan instingnya sebagai
orang jawa untuk mentraksripsikan tulisan orotografis ke dalam tulisan fonetis
dan menggunakan transkripsi IPA (International Phonetic Association) untuk
mendukung dalam menganalisis data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini, penulis hanya akan menguraikan proses fonologis BJK
pada prefiks [pe-] yang terdapat dalam afiks /pe-an/ yang merupakan pemarkah
tempat. Prefiks /pa-/ pada BJK mempunyai beberapa variasi bunyi ketika
mendapatkan penambahan morfem tertentu, yaitu variasi /pa-/ menjadi [paŋ-],
[pam-], [pan-], dan [pa-]. Berikut adalah data dari variasi bunyi prefiks /pa-/.
a. Perubahan dari [pa-] menjadi [paŋ-]
Data 1
abət golongan
rohaniawan paŋabətan timpat tinggal para rohaniawan
abhya:sa latihan paŋabhya:san tempat berlatih
asthana balai pertemuan paŋasthanan tempat
ənah meletakkan paŋənahan tempat di rahim
ənep bersembunyi paŋənepan tempat bersembunyi
igəl menari Paŋigəlan tempat menari
ubhaya persetujuan paŋubhayan tempat persetujuan
udi menguji paŋudyan tempat menguji
ulih apa yang dicapai polihan tempat untuk memperoleh
undəŋ beristirahat paŋundəŋan tempat untuk istirahat
uŋaŋ penonton paŋuŋaŋan tempat untuk penonton
umapa perbandingan paŋupaman
tempat memperoleh
perbandingan
utsawa pesta paŋutsawan tempat ruang pesta
Berdasarkan data tersebut, terdapat perubahan ketika prefiks /pa-/ bertemu
dengan morfem tertentu berubah menjadi [paŋ-]. Environment dari bunyi yang
mengikuti adalah.
[pa]->[paŋ]/#_[a]
#_[i]
#_[ə]
#_[u]
Jadi, bunyi [pa-] akan direpresentasikan menjadi bunyi [paŋ] jika muncul sebelum
bunyi [a,i,u,ə].
b. Perubahan bunyi dari [pa-] menjadi [pam-]
Data 2
bharana perhiasan pamamaranan tempat berhias
pinton pertunjukan Pamintonan tempat pertunjukan
panjara kurungan pamanjaran tempat sesuatu dikurung
plesat melompat pamlesatan tempat bertolak
pöm menyimpan pamöman tempat menyimpan
pəndəm kuburan paməndəman tempat mengubur
puja pemujaan pamujan tempat pemujaan
pet mengambil Pametan tempat mengambil
wanantən penatu pamalantənan tempat penantu
wantiŋ banting pamantiŋan tempat dibantingkan/dilemparkan
wəgil sementara paməgilan tempat tinggal semantara
wica:ra perbincangan pamica:ran tempat untuk perbincangan
wiŋkis
kain yang
disingsingkan pamiŋkisan tempat sesuatu diletakkan terbuka
wiyasa hawa nafsu pamiyasan tempat (hawa nafsu) dibangkitkan
wulik mencari pamulikan tempat untuk mencari
wursita menyambut pamursitan tempat untuk menyambut
Terdapat perubahan ketika prefiks /pa-/ bertemu dengan morfem tertentu
berubah menjadi [pam-] pada data 2, sehingga environmement dari data tersebut
adalah :
Jadi, bunyi [pa-] akan direpresentasikan menjadi bunyi [pam] jika muncul
sebelum bunyi bilabial [b,p] dan semivokal [w].
c. Perubahan [pa] menjadi [pan]
Data 3
tadah makan Panadahan tempat makan
tambaŋ tali panambaŋan tempat berpisah
temu bertemu panemuan tempat yang ditemukan
ton pandangan panonan
tempat seseorang memandandang
sesuatu
taŋkil menghadap Panaŋkilan tempat menghadap
Pada data 3, terdapat perubahan bunyi ketika prefiks /pa-/ bertemu dengan
morfem tertentu berubah menjadi [pan-], sehingga environmement dari data
tersebut adalah :
[pa]->[pan]/ #_[t]
Jadi, bunyi [pa-] akan direpresentasikan menjadi bunyi [pan] jika muncul sebelum
bunyi alveolar [t].
[pa]-> [pam]/#_[b]
#_[p]
#_[w]
d. Perubahan [pa] menjadi [pa]
Data 4
celeŋ babi paceleŋan tempat memelihara babi
dagaŋ dagang padagaŋan tempat perdagangan
dələŋ
ikan air
tawar padəlagan tempat untuk memelihara dələng
döm sunyi padöman tempat beristirahat
diwahara yang dipuja padiwaharan tempat pemujaan
dhupa dupa (sesaji) padhupan tempat meletakkan dupa (sesaji)
gaway bekerja Pagawayan tempat bekerja
gəlar luas Pagəlaran tempat yang luas
homa sesaji Pahoman tempat sesaji
hethöt bersembunyi Pahəthötan tempat bersembunyi
jabuŋ nama ikan pajabuŋan tempat untuk menangkap ikan
karuŋ babi hutan pakaruŋan tempat memelihara babi hutan
kəjəp tidur pakəjəpan tempat tidur
laga perkelahian palagan tempat perang
liman gajah palimanan kandang gajah
lugu perang palugon medan perang
rahup cuci muka parahupan tempat cuci muka
saji disajikan pasajen tempat sesuatu disiapkan
sənöt sembunyi pasənötan tempat persembunyian
siwo bermain pasiwon tempat untuk bermain
śuci suci paśucyan tempat untuk menyucikan diri
sumur sumur pasumuran tempat sumur
timbun bersusun patimbunan tempat yang bersusun
tuduh petunjuk patuduhan tempat yang bisa ditunjukkan
yajna berkurban Payajnan tempat berkurban
mandyaŋ
mandi dan
cuci pamandyaŋan tempat untuk mandi dan cuci
Perubahan bunyi pada data 4 terjadi ketika prefiks /pa-/ bertemu dengan
morfem tertentu tetap menjadi [pa-] dengan environmement sebagai berikut.
[pa]->[pa]/#_[c] #_[l]
#_[d] #_[p]
#_[g] #_[r]
#_[h] #_[s]
#_[j]
#_[k]
Jadi, bunyi [pa] akan direpresentasikan menjadi bunyi [pa] jika muncul
dimana saja (elsewhere).
Berdasarkan penjelasan mengenai keempat data tersebut, bunyi
[paŋ,pam,pan, pa] adalah alofon dari fonem /pa/. Hal ini karena bunyi [pa]
mempunyai distribusi paling luas diantara bunyi yang lain. Selain itu, environment
dari keempat variasi bunyi tersebut saling melengkapi, sehingga penulis
menyimpulkan bahwa /pa/ adalah fonem seperti bagan berikut.
Perubahan bunyi seperti penjelasan sebelumnya merupakan proses
fonologis. Proses fonologis yang terdapat dalam BJK prefiks /pa-/ ada tiga, yaitu
penambahan konsonan, asimilasi dan pelesapan. Berikut adalah penjelasannya.
Proses Penambahan Konsonan [ŋ]
Pada BJK, terdapat proses penambahan konsonan [ŋ], yaitu pada proses
perubahan prefiks [pa] menjadi [paŋ] seperti data 1 pada penjelasan sebelumnya.
/Pa- + abət + -an/ [paŋabətan] timpat tinggal para
rohaniawan
/Pa- + abhya:sa + -an/ [paŋabhya:san] tempat berlatih
/Pa- + asthana + -an/ [paŋasthanan] tempat
/Pa- + ənah + -an/ [paŋənahan] tempat di rahim
/Pa- + ənep + -an/ [paŋənepan] tempat bersembunyi
/Pa- + igəl + -an/ [Paŋigəlan] tempat menari
/Pa- + ubhaya + -an/ [paŋubhayan] tempat persetujuan
/Pa- + udi + -an/ [paŋudyan] tempat menguji
/Pa- +
ulih
+ -an/
[polihan]
tempat untuk
memperoleh
/Pa- + undəŋ + -an/ [paŋundəŋan] tempat untuk istirahat
/Pa- + uŋaŋ + -an/ [paŋuŋaŋan] tempat untuk penonton
/Pa- + utsawa + -an/ [paŋutsawan] tempat ruang pesta
Data tersebut menunjukkan bahwa penambahan nasal [ŋ] terjadi pada saat
bunyi vokal dari prefiks /pa-/ diikuti oleh morfem pangkal yang diawali dengan
bunyi vokal [a,i,u,ə]. Proses penambahan [ŋ] ini dapat digambarkan dalam kaidah
fonologi berikut ini
Ø [ŋ] / X [a] - + [a]
+sil
+sil
Ø +nas -ting -ting
-kor / X +ren + +ren
-ant +bel +bel
-bul -bul
Ø [ŋ] / X [a] - + [i]
+sil +sil
Ø +nas -ting +ting
-kor / X +ren + -ren
-ant +bel -bul
-bul +bel
Ø [ŋ] / X [a] - + [u]
Ø +nas -ting +ting
-kor / X +ren + -ren
-ant +bel +bul
-bul +bel
Ø [ŋ] / X [a] - + [ə]
+sil +sil
Ø +nas -ting -ting
-kor / X +ren + -ren
-ant +bel -bul
-bul
* X adalah bagian dari prefiks.
Penulis menulis kaidah satu persatu vokal [a], [i], [u], [ə] karena memang
penulis menemukan kata di Kamus BJK seperti itu adanya, tidak ada morfem
yang diawali dengan bunyi vokal [e] atau [o] pada kata yang mengalami
penambahan prefiks /pa-/. Jadi, penulis tidak mengumpulkan bunyi [a], [i], [u], [ə]
menjadi [vokal] pada kaidah, sehingga pada penulisan distingtif fiture pun
demikian.
Sesuai dengan kaidah yang telah dipaparkan, dapat dipahami bahwa
konsonan [ŋ] ([+nas, -kor, -ant]) akan ditambahkan bila bunyi vokal [a] ([+sil, -
ting, +ren, +bel, -bul]) pada prefiks /pa-/ diiukuti oleh morfem pangkal yaŋ
berawalan vokal [a, i, u ə].
Proses Asimilasi Konsonan Vokal
Selain proses penambahan konsonan, perubahan bunyi juga disertai
dengan proses asimilasi. Pada bagian sebelumnya, penulis telah memilih [pa]
sebagai fonem dari alofon [paŋ], [pam], dan [pan] karena distribusi [pa] yang
paling luas, sehingga [pa] dipilih sebagai bentuk dasar dari prefiks pemarkah
tempat. Perubahan bentuk dasar /pa/ menjadi [pam] atau [pan] terjadi karena
proses asimilasi, seperti terlihat pada data berikut
/Pa- + bharana + -an/ pamamaranan tempat berhias
/Pa- + pinton + -an/ Pamintonan tempat pertunjukan
/Pa- + panjara + -an/ pamanjaran tempat sesuatu dikurung
/Pa- + plesat + -an/ pamlesatan tempat bertolak
/Pa- + pöm + -an/ pamöman tempat menyimpan
/Pa- + pəndəm + -an/ paməndəman tempat mengubur
/Pa- + puja + -an/ pamujan tempat pemujaan
/Pa- + pet + -an/ Pametan tempat mengambil
/Pa- + wanantən + -an/ pamalantənan tempat penantu
/Pa- +
wantiŋ
+ -an/
pamantiŋan
tempat
dibantingkan/dilemparkan
/Pa- + wəgil + -an/ paməgilan tempat tinggal semantara
/Pa- +
wica:ra
+ -an/
pamica:ran
tempat untuk
perbincangan
/Pa- +
wiŋkis
+ -an/
pamiŋkisan
tempat sesuatu diletakkan
terbuka
/Pa- + wiyasa + -an/ pamiyasan tempat (hawa nafsu)
dibangkitkan
/Pa- + wulik + -an/ pamulikan tempat untuk mencari
/Pa- + wursita + -an/ pamursitan tempat untuk menyambut
Data tersebut menunjukkan bahwa bilabial plosif [p,b] dan semivokal [w]
akan berubah menjadi nasal bilabial [m] setelah proses penambahan prefiks /pa-/.
Hal ini terjadi karena konsonan [p,b,w] mendapatkan ciri-ciri dari vocal [a] yang
mendahuluinya. Proses asimilasi ini dapat digambarkan dalam kaidah fonologi
berikut ini.
[b/p] [m]/ X[a]-_#
-son +nas +sil
+ant -cor / X -ting _#
-cor +ant +ren
-cont +bel
-bul
[w] [m]/ X[a]-_#
-cons +nas +sil
+son -cor / X -ting _#
+bel +ant +ren
+bul +bel
-bul
Sesuai dengan kaidah yang telah dipaparkan, dapat dipahami bahwa bunyi
bilabial [b,p] ( [-son, +ant, -cor, -cont]) dan semivokal [w] ([-sons, +son, +bel,
+bul]) akan berubah menjadi konsonan nasal bilabial [m] ([+nas, -kor, +ant]) jika
muncul setelah prefiks dengan awalan vokal [a] ([+sil, -ting, +ren, +bel, -bul]) .
Asimilasi konsonan vokal juga terjadi pada variasi bunyi dari [pa] menjadi
[pan], seperti pada tabel di bawah ini.
/Pa- + tadah + -an/ Panadahan tempat makan
/Pa- + tambaŋ + -an/ panambaŋan tempat berpisah
/Pa- + temu + -an/ panemuan tempat yang ditemukan
/Pa- +
ton
+ -an/
panonan
tempat seseorang
memandandang sesuatu
/Pa- + taŋkil + -an/ Panaŋkilan tempat menghadap
Data tersebut menunjukkan bahwa bunyi alveolar [t] akan berubah
menjadi nasal [n] setelah proses penambahan prefiks /pa-/. Hal ini terjadi karena
konsonan [t] mendapatkan ciri-ciri dari vocal [a] yang mendahuluinya. Proses
asimilasi ini dapat digambarkan dalam kaidah fonologi berikut ini.
[t] [n]/ X[a]-_#
-son +nas +sil
-cont +cor / X -ting _#
+ant +ant +ren
+cor +bel
-voi -bul
Sesuai dengan kaidah yang telah dipaparkan, dapat dipahami bahwa bunyi
alveolar [t] ( [-son, -cont, +ant, +cor, -voi]) akan berubah menjadi konsonan nasal
bilabial [m] ([+nas, -kor, +ant]) jika muncul setelah prefiks dengan awalan vokal
[a] ([+sil, -ting, +ren, +bel, -bul]) .
Pelesapan
Proses pelesapan juga terjadi pada BJK, khususnya kata yang mengalami
prefiks /pa-/. Berdasarkan pencarian penulis pada Kamus BJK, penulis
menemukan satu kata yang mengalami pelesapan. Berikut kaidah proses
pelesapan prefiks /pa-/ pada BJK.
Data 5
/pa-+osadha +an/ [posadhan] tempat seseorang mencari obat
Pelesapan terjadi pada vokal [a] pada prefiks /pa-/ yang dilesapkan setelah
muncul bunyi vokal [o] dari morfem yang mengikutinya. Proses pelesapan ini
dapat digambarkan dalam kaidah fonologi berikut ini.
X[a] Ø/ [o] _#
X +sil Ø / +sil _#
-ting +bul
+ren +bel
+bel -ting
-bul -low
*X adalah bagian dari prefiks.
Sesuai dengan kaidah yang telah dipaparkan, dapat dipahami bahwa bunyi
vokal [a] ( +sil, -ting, +ren, +bel, -bul]) akan dilesapkan setelah muncul bunyi
vokal [o] ([+sil, +bul, +bel, -ting, -low]).
SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, ada beberapa simpulan dari
penelitian ini, yaitu.
a. Ada tiga proses dalam proses fonologis yang terdapat di BJK pada afiksasi
[pa-an], khususnya prefiks /pa-/ sebagai pemarkah tempat, yaitu proses
penambahan konsonan, asimilasi konsonan vokal, dan pelesapan.
b. Proses penambahan konsonan nasal [ŋ] terjadi pada saat bunyi vokal dari
prefiks /pa-/ diikuti oleh morfem pangkal yang diawali dengan bunyi vokal
[a,i,u,ə].
c. Pada proses asimilasi, [pa] akan menjadi [pam] jika konsonan bilabial plosif
[p,b] dan semivokal [w] muncul sebelum prefiks /pa-/. Sedangkan [pa] akan
menjadi [pan] jika konsonan alveolar [t] muncul sebelum prefiks /pa-/.
d. Pelesapan terjadi pada vokal [a] pada prefiks /pa-/ yang dilesapkan setelah
muncul bunyi vokal [o] dari morfem yang mengikutinya
DAFTAR PUSTAKA
Lukman, Muhammad. 2010. Fonologi Generatif. Pascasarjana Universitas Negeri
Malang.
Odden, David. 2005. Introducing Phonology. Cambridge: CUP
Schane, Sanford A. 1973. Generative Phonology. Prentice Hall. New Jersey :
Englewood Cliffs.