Download - PAJAK PARKIR
Pengertian
Pajak parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan
berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan
kendaraan bermotor. Sedangkan yang dimaksud parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendraan
yang tidak bersifat sementara.
Objek Pajak Parkir
Objek pajak parkir adalah penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan
berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat
penitipan kendaraan bermotor. Klasifikasi tempat parkir di luar badan jalan yang dikenakan Pajak Parkir
adalah :
a. Gedung parkir;
b. Pelataran parkir;
c. Garasi kendaraan bermotor yang memungut bayaran; dan
d. Tempat penitipan kendaraan bermotor.
Bukan Objek Pajak Parkir
a. Penyelenggaraan parkir oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Penyelenggaraan tempat
parkir oleh BUMN tidak dikecualikan sebagai objek pajak parkir.
b. Penyelenggaraan tempat parkir oleh perkantoran yang hanya digunakan untuk karyawannya
sendiri.
c. Penyelenggaraan parkir oleh kedutaan, konsulat, perwakilan Negara asing, dan perwakilan lebaga-
lembaga internasional dengan asas timbal balik. Ketentuan tentang pengecualian pengenaan pajak
parkir bagi perwakilan lembaga – lembaga internasional berpedoman kepada keputusan Menteri
Keuangan.
d. Penyelenggaraan tempat parkir lainnya yang diatur dengan perturan daerah, antara lain
penyelenggaraan tempat parkir di tempat peribadatan an sekolah serta tempat – tempat lainnya
yang diatur lebih lanjut oleh bupati / walikota.
Subjek Pajak dan Wajib Pajak Parkir
Pada pajak parkir, subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang melakukan parkir kendaraan
bermotor. Sedangkan yang menjadi wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan
tempat parkir. Pajak parkir dibayar oleh pengusaha yang menyediakan tempat parkir dengan dipungut
bayaran. Dengan demikian, pada pajak parkir subjek pajak dan wajib pajak tidak sama. Konsumen yang
melakukan parkir merupakan subjek pajak yang membayar (menanggung) pajak sementara pengusaha
yang menyediakan tempat parkir dengan dipungut bayaran bertindak sebagai wajib pajak yang diberi
kewenangan untuk memungut pajak konsumen (subjek pajak).
Dasar Pengenaan Pajak Parkir
Dasar pengenaan pajak parkir adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada
penyelenggara tempat parkir. Jumlah yang seharusnya dibayar termasuk potongan harga parkir dan pakir
cuma-cuma yang diberikan kepada penerima jasa parkir. Dasar pengenaan pajak parkir dapat ditetapkan
dengan peraturan daerah. Sewa/tarif parkir sebgai dasar pengenaan pajak parkir yang dikelola secara
monopoli dapat diatur dengan peraturan daerah.
Tarif Pajak Parkir
Tarif pajak parkir ditetapkan paling tinggi sebesar tiga puluh persen dan ditetapkan dengan peraturan
daerah kabupaten / kota yang bersangkutan.
Perhitungan Pajak Parkir
Pajak Terutang = tarif pajak x dasar pengenaan pajak
= tarif pajak x jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada
penyelenggara tempat parkir
Masa Pajak, Tahun Pajak, Saat Terutang Pajak, dan Wilayah Pemungutan Pajak Parkir
Pada pajak parkir, masa pajak merupakan jangka waktu yang lamanya sama dengan satu bulan takwim
atau jangka waktu lain yang ditetapkan dengan keputusan buapti/walikota. Dalam pengertian masa pajak
bagian dari bulan dihitung dengan satu bulan penuh.
Tahun pajak, yaitu jangka waktu yang lamanya satu tahun takwim kecuali apabila wajib pajak
mengunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwim.
Pajak yang terutang merupakan pajak parkir yang harus dibayar oleh wajib pajak pada suatu saat, dalam
masa pajak, atau dalam tahun pajak menurut ketentuan peraturan daerah tentang pajak parkir yang
ditetapkan oleh pemerintahdaerah kabupaten/kota setempat. Saat pajak terutang dalam masa pajak terjadi
pada saat pelayanan atau pembayaran di tempat parkir.
Pajak parkir yang terutang dipungut di wilayah kabupaten/kota tempat penyelenggaraan parkir di luar
badan jalan berlokasi. Hal ini terkait dengan kewenangan pemerintah kabupaten/kota yang hanya terbatas
atas setiap tempat parkir di luar badan jalan yang memungut bayaran yang berlokasi dan terdaftar dalam
lingkup wilayah administrasinya.
CARA PEMUNGUTAN, PENETAPAN PAJAK PARKIR
1. Cara pemungutan
Pemungutan pajak tidak dapat diborongkan atau diserahkan kepada pihak ketiga. Namun
dimungkinkan adanya kerjasama dengan pihak ketiga dalam proses pemungutan pajak, antara
lain pencetakan formulir perpajakan, pengiriman sura-surat kepada wajib pajak, atau
penghimpunan data objek dan subjek pajak. Kegiatan yang tidak dapat diserahkan kepada
pihak ketga adalah perhitungan besarnya pajak terutang, pengawasan penyetoran pajak, dan
penagihan pajak.
2. Penetapan pajak
Setiap wajib pajak yang membayar sendiri pajaknya wajib menghitung, memperhitungkan,
membayar, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang dengan menggunaka STPD.
Ketentuan ini menunjukkan pada dasarnya merupakan sistem self assesement.
Walaupun demikian, dalam pemungutan pajak dimungkinkan penetapan pajak ridak
diserahkan sepenuhnya kepada wajib pajak, tetapi ditetapkan oleh kepala daerah. Terhadap
wajib pajak yang pajaknya ditetapkan oleh bupayi/walikota, jumlah pajak trutang ditetapkan
dengan menerbitkan SKPD. Wajib pajak tetap memasukkan SPTPD, tetapi tanpa perhitungan
pajak. Umumnya SPTPD dimasukkan bersamaan dengan pendataan yang dilakukan oleh
petugas Dinas Pendapatan Daerah kabupaten/kota atau petugas lain yang ditunjuk.
PEMBAYARAN DAN PENAGIHAN PAJAK PARKIR
1. Pembayaran pajak parkir
Pajak parkir terutang dilunasi dalam jangka waktu yang ditentukan dalam peraturan
daerah, misalnya selambat-lambatnya pada tanggal 15 bulan berukutnya dari masa pajak yang
setelah berakhirnya masa pajak. Apabila kepada wajib pajak diterbitkan SKPDKB,
SKPDKBT, SKPDN, Surat Keputusan Pembetulan, Surat keputusan Keberatan, DAN Putusan
Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, pajak yang
dimaksud harus dilunasi paling lambat 1 bulan sejak tanggal diterbitkan.
Pembayaran pajak dilakukan ke kas daerah, bank, atau tempat lain yang ditunjuk oleh
walikota/bupati sesuai waktu yang ditentukan SPTPD, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, dan
SPTD. Pebayaran pajak dilakukan dengan menggunakan SSPT (Surat Setoran Pajak).
Pembayaran harus dilakukan sekaligus lunas
2. Penagihan pajak parkir
Apabila pajak yang terutang tidak dilunasi setelaj jatuh tempo pembayaran maka
bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk akan melakukan penagihan pajak. Penagihan pajak
dilakukan terhadap pajak terutang dalam SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat
Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang menyebabkan
jumlah pajak yang harus dibayar bertambah. Penagihan pajak dilakukan terlebih dahulu
memberikan surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yag sejenis.
Apabila jumlah pajak yang terutang yang masih harus dibayar tidak dilunasi dalam
jangka waktu yang ditentukan dalam surat teguran akan ditagi dengan Surat Paksa. Tindakan
penagihan yang dilakkan dengan surat paksa dapat dilanjutkan dengan tindakan penyitaan,
pelelangan, pencegahan, dan penyanderaan apabila wajib pajak tetap tidak mau melunasi
utang pajak sebagaimana mestinya.