Download - Obat Antikolinesterase
8/12/2019 Obat Antikolinesterase
http://slidepdf.com/reader/full/obat-antikolinesterase 1/5
Obat Antikolinesterase
Antikolinesterase terdiri dari eserin (fisostigmin), prostigmin (neostigmin),
disospropil-fluorofosfat (DFP), dan insektisida golongan organofosfat.
Antikolinesterase menghambat kerja kolinesterase (dengan mengikat kolinesterase)
dan mengakibatkan perangsangan saraf kolinergik terus menerus karena Ach tidak
dihidrolisis. Dalam golongan ini kita kenal dua kelompok obat yaitu yang
menghambat secara reversible misalnya fisostigmin, prostigmin, piridostigmin dan
edrofonium. Dan menghambat secara ireversibel misalnya gas perang, tabung, sarin,
soman, insektisida organofosfat, parathion, malation, diazinon, tetraetil-pirofosfat
(TEPP), heksaetiltetrafosfat (HETP) dan oktametilpiro-fosfortetramid (OMPA).
a. Mekanisme kerja Hampir semua kerja antikolinesterase dapat diterangkan adanya asetikolin endogen.
Hal ini disebabkan oleh tidak terjadinya hidrolisis asetilkolin yang biasanya terjadi
sangat cepat, karena enzim yang diperlukan diikat dan dihambat oleh
antikolinesterase. Hambatan ini berlangsung beberapa jam utuk antikolinesterase
yang reversible, tetapi yang ireversibel dapat merusak kolinesterase sehingga
diperlukan sisntesis baru dari enzim ini untuk kembalinya transmisi normal. Akibat
hambatan ini asetilkolin tertimbun pada rseptor kolinergik ditempat Ach dilepaskan.
b. Farmakodinamik Efek utama antikolinesterase yang menyangkut terapi terlihat pada pupil, usus dan
sambungan saraf-otot. Efek-efek lain hanya mempunyai arti toksikologi. Mata. Bila fisostigmin (Eserin) atau DFP diteteskan pada konjungtiva bulbi, maka
terlihat suatu perubahan yang nyata pada pupil berupa miosis, hilangnya daya
akomodasi dan hiperemia konjungtiva. Miosis terjadi cepat sekali, dalam beberapa
menit, dan menjadi maksimal setelah setengah jam. Tergantung dari antikolinesterase
yang digunakan, kembalinya ukuran pupil ke normal dapat terjadi dalam beberapa
8/12/2019 Obat Antikolinesterase
http://slidepdf.com/reader/full/obat-antikolinesterase 2/5
jam (fisostigmin) atau beberapa hari sampai seminggu (DFP). Miosis menyebabkan
terbukannya saluran Schlemm, sehingga pengaliran cairan mata lebih mudah, maka
tekanan intraokuler menurun. Terutama bila ada glaukoma. Miosis oleh obat
golongan ini dapat diatasi oleh atropin.
Saluran cerna. Prostigmin paling efektif terhadap saluran cerna. Pada manusia
pemberian prostigmin meningkatkan peristalsis dan kontraksi lambung serta sekresi
asam lambung. Efek muskarinik ini dapat mengatasi inhibisi oleh atropine. Di sini
N.vagus yang mempersarafi lambung harus utuh setelah denervasi, prostagmin tidak
memperlihatkan efek. Perbaikan peristalsis ini merupakan dasar pengobatan
meteorisme dan penggunaan prostigmin pasca bedah.
Sambungan saraf-otot. Antikolinesterase memperlihatkan efek nikotinik terhadap
otot rangka dan asetikolin yang tertimbun pada sambungan saraf-otot menyebabkan
otot rangka dalam keadaan terangsang terus-menerus. Hal ini menimbulkan tremor,
fibrilasi otot, dan dalam keadaan keracunan, kejang-kejang. Bila perangsangan otot
rangka terlau besar misalnya padakeracunan insektisida organofosfat, maka akan
terjadi kelumpuhan akibat depolarisasi menetap (persisten).
Tempat-tempat lain. Pada umunya antikolinerase melaui efek muskarinik,
memperbesar skresi semua kelenjar eksoskrin misalnya kelenjar pada bronkus,
kelenjar air mata, kelenjar keringat, kelenjar liur, dan kelenjar saluran cerna.
Pada otot polos bronkus obat ini menyebabkan konstriksi, sehingga dapat terjadi
suatu keadaan yang menyerupai asma bronkial, sedangkan pada ureter meningkatkan
peristalsis. Pembuluh darah perifer umumnya melebar akibat antikolinesterase,
sebaliknya pembuluh koroner dan paru-parumenyempit. Terhadap jantung efek
langsungnya ialah penimbunan asetilolin endogen dengan akibat bradikardi dan efek
inotropik negative sehingga menyebabkan berkurangnya curah jantung. Hal ini
disertai dengan memanjangnya waktu refrakter dan waktu konduksi.
8/12/2019 Obat Antikolinesterase
http://slidepdf.com/reader/full/obat-antikolinesterase 3/5
c. Farmakokinetik Fisostigmin mudah diserap melalui saluran cerna, tempat suntikan maupun melaui
selaput lendir lainya. Seperti atropin, fisostigmin dalam obat tetes mata dapat
menyebabkan obat sistemik. Hal ini dapat dicegah dengan menekan sudut medial
mata dimana terdapat kanalis lakrimalis. Prostigmin dapat diserap secara baik pada
pemberian parenteral, sedangkan pada pemberian oral diperlukan dosis 30 kali lebih
besar dan penyerapannya tidak teratur. Efek hipersalivasi baru tampak 1-1 ½ jam
setelah pemberian oral 15-20 mg.
d. Sediaan dan posologi Fisostigmin salisilat (eserin salisilat) tersedia sebagai obat tetes mata, oral dan
parenteral. Prostigmin bromida (Neostigmin bromida)tersedia untuk pemakian oral
(15mg per tablet) dan neostigmin metilsulfat untuk suntikan, dalam ampul 0,5 dan
1,0 mg/ml.Pridostigmin bromida (Mestinon bromida) sebagai tablet 60 mg dan
juga ampul 0,5 mg/ml. Edrofonium klorida ( Tensilon klorida), dalam ampul 10
mg/ml, dapat dipakai untuk antagonis kurareatau diagnosis miastenia
gravis. Diisopropilfluorofosfat (DFP) atau isoflurorattersedia sebagai larutan dalam
minyak untuk pemberian parenteral dan sebagai obat tetes mata (0,1 % larutan dalam
air). e. Indikasi
1. Antonio otot polos Prostigmin terutama berguna untuk keadaan atoni otot polos saluran cerna
dan kandung kemih yang sering terjadi pada pasca bedah atau keadaan toksik.
Pemberian sebaiknya secara SK atau IM. Prostigmin yang diberikan sebelum
pengambilan X-foto abdomen juga bermanfaat untuk menghilangkan bayangan gas
dalam usus.
8/12/2019 Obat Antikolinesterase
http://slidepdf.com/reader/full/obat-antikolinesterase 4/5
2. Sebagai miotika Fisostigmin dan DFP secara local digunakan dalam oftalmologi untuk
menyempitkan pupil, terutama setelah pemberian atropin pada funduskopi. Dilatasi
pupil oleh atropin berlangsung berhari-har dan menggangu penglihaan bila tidak
diantagonis dengan eserin. Dalam hal ini DFP merupakan miotik yang kuat.
Perlekatan iris dengan lensa kadang-kadang terjadi akibat peradangan dalam hal ini
atropin dan fisostigmin digunakan berganti-ganti untuk mencegah timbulnya
perlengketan tersebut.
3. Diagnosis dan pengobatan miastenia gravis Miastenia gavis ditandai dengan kelemhan otot yang ekstrim. Gejala penyakit
ini adalah berkurangnya produksi asetilkolin pada sambungan saraf-otot atau dapat
ditandai juga dengan peninggian ambang rangsangan. Setelah pemberian 1,5 mg
prostigmin SK kelemahan otot rangka diperbaiki sedemikian rupa sehingga dapat
dianggap sebagai suatu tes diagnostik. Untuk diagnosis digunakan 2 mg androfonium,
disusul 8 mg 45 detik kemudian bila dosis pertama tidak mempan. Prostigmin dan
piridostigmin merupakan kolinergik yang sering digunakan untuk mengobati
miastenia gravis. Pengobatan dimulai dengan 7,5 mg prostigmin atau 30 mg
prodiatigmin biasanya 3 kali sehari. Bila diragukan apakah efek kolinergik sudah
cukup apa belum, dapat diuji dengan pemberian endrofonium, bila terjadi perbaikan
berarti dosis perlu ditambah.
4. Penyakit Alzheimer Dosis yang diberiakn pada penyakit Alzheimer yaitu 3 kali sehari 25-50 mg
diawali dengan 50 mg/hari dan ditingkatkan sampai 150 mg/hari dalam 4 minggu.
Efek samping mual dan efek kolinergik perofer lainnya tidak menibulkan masalah,
mungkin karena dosis dinaikan secra bertaha dalam 4 minggu. Obat ini meningkatkan
enzim aminotransferase dan dikhawatirkan bersifat hepatotoksisk. Karena itu
8/12/2019 Obat Antikolinesterase
http://slidepdf.com/reader/full/obat-antikolinesterase 5/5
dianjurkan melakukan uji fungsi hati setiap 2 minggu dalam 3 bulan pertama dan
setiap bulan setelahnya.