Download - Newsletter Klinis

Transcript

GIZI BURUK

Latar Belakang / PendahuluanGizi buruk masih menjadi permasalahan gizi utama di Indonesia. Gizi buruk meningkatkan risiko kesakitan dan kematian terutama pada balita. Menurut perkiraan WHO, sebanyak 54% penyebab kematian bayi dan balita disebabkan oleh keadaan gizi anak yang buruk. Risiko meninggal dari anak yang bergizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan anak yang normal (World Bank, 2006). Berdasar data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2010, prevalensi gizi buruk berdasar parameter berat badan menurut umur adalah 4,9%, sedang prevalensi balita sangat kurus berdasar parameter berat badan menurut tinggi badan adalah 13,3% (Riskesdas, 2010).

A. DEFINISIGizi Buruk adalah kekurangan gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari hari dibanding kebutuhan dan terjadi dalam jangka waktu yang lama. Gizi buruk diketahui dengan cara pengukuran antropometri yaitu berat badab (BB) menurut tinggi badan (TB) atau umur dibanding dengan standar, dengan atau tanpa tanda tanda klinis (marasmus, kwarshiorkor, dan marasmus-kwarshiorkor). Batas gizi buruk ada balita adalah kurang dari -3,0 SD standar baku WHO (Persagi, 2009). Persatuan Ahli Gizi Indonesia. 2009. Kamus Gizi. Jakarta : Penerbit Buku KompasBayi atau anak yang termasuk gizi buruk adalah yang memiliki satu atau lebih tanda sebagai berikut : (Depkes, 2011, dan Elsayh et al, 2013) Terlihat sangat kurus BB/PB atau BB/TB


Top Related